ANALISIS PENGGUNAAN MAMONAKU, SUGU, SASSOKU, TADACHINI SEBAGAI SINONIM.

(1)

ANALISIS PENGGUNAAN MAMONAKU, SUGU, SASSOKU, TADACHINI SEBAGAI SINONIM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh : Anneu Suryani NIM : 0900352

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

ANALISIS PENGGUNAAN MAMONAKU, SUGU, SASSOKU,

TADACHINI SEBAGAI SINONIM

Oleh

Anneu Suryani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Anneu Suryani 2014

UniversitasPendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisis Penggunaan Mamonaku, Sugu, Sassoku, Tadachini sebagai Sinonim

Nama : Anneu Suryani NIM : 0900352

NO.SK : 170/UN40.3.5.3/DT/2013

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Susi Widianti, S.Pd.,M.Pd.,M.A. Juju Juangsih, M.Pd. NIP. 197312032003122001 NIP.197308302008122002

Mengetahui:

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Dra.Neneng Sutjiati, M.Hum NIP.196011081986012001


(4)

Analisis Penggunaan Mamonaku, Sugu, Sassoku, Tadachini Sebagai Sinonim Anneu Suryani

0900352 ABSTRAK

Dalam bahasa Jepang terdapat berbagai macam kelas kata sama seperti halnya bahasa yang lain, diantaranya yaitu verba, nomina, adjektiva, adverbia dan lain sebagainya. Masing-masing dari kelas kata tersebut tentunya memiliki fungsi dan peranan yang penting demi terciptanya komunikasi yang lancar dan alamiah. Penelitian ini mengkaji salah satu jenis kelas kata yaitu adverbia, atau dalam bahasa Jepang dikenal dengan fukushi. Fukushi yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah jikan kankei nofukushi atau adverbia yang berhubungan dengan waktu diantaranya adalah mamonaku, sugu, sassoku, tadachini. Keempat objek tersebut memiliki kesamaan yaitu jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki makna “segera”. Untuk mamonaku, muncul makna lain yaitu “sebentarlagi”, “tidak lama lagi”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Dengan metode tersebut dapat kita ketahui persamaan, perbedaan, kondisi atau situasi seperti apakah penggunaannya, dan apakah keempat objek tersebut dapat saling menggantikan dalam satu kalimat yang sama.

Hasilnya menunjukkan bahwa keempat fukushi tersebut memiliki kesamaan yaitu padanan kata dalam bahasa Indonesia adalah “segera”, dan untuk mamonaku muncul padanan lain yaitu “sebentar lagi”, “tidak lama lagi”. Perbedaannya terdapat pada subjek, predikat, serta situasi penggunaannya. Subjek yang mengikuti mamonaku dapat berupa orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Hal ini serupa dengan subjek yang mengikuti sugu maupun tadachini. Tetapi subjek yang mengikuti sassoku hanya orang pertama dan ketiga saja. Kemudian perbedaan dari keempat objek tersebut dilihat dari predikat yang mengikutinya, predikat yang mengikuti mamonaku dapat berupa doushi (kata kerja), i-keiyoushi(adjektiva-i), na-keiyoushi (adjektiva-na), dan meishi(kata benda), begitupun dengan predikat yang mengikuti sugu. Untuk sassoku predikat yang mengikutinya hanya berupa doushi (kata kerja) saja. Sedangkan tadachini, predikat yang mengikutinya adalah doushi (kata kerja), i-keiyoushi(adjektiva-i), na-keiyoushi (adjektiva-na).

Dilihat dari situasi penggunaannya, mamonaku biasa dipakai dalam kalimat-kalimat yang bersifat pemberitahuan, bisa kita dengar di stasiun kereta api, atau bisa kita lihat di televisi, atau media massa yang lainnya. Sugu digunakan pada kalimat-kalimat yang menyatakan harapan, keinginan, perintah, larangan.


(5)

atau harapan kita, kemudian keinginan atau harapan tersebut segera kita wujudkan dalam bentuk sebuah tindakan.Tadachini digunakan untuk menggambarkan kejadian-kejadian yang bersifat darurat atau urgent.

Baik mamonaku dan sugu dapat saling menggantikan, hanya saja nuansanya akan terasa berbeda, begitupun dengan sugu dan sassoku. Akan tetapi pada kalimat yang bersubjek orang kedua, sassoku tidak dapat menggantikan posisi sugu. Pada sassoku dan tadachini dapat saling menggantikan namun nuansa nya akan berbeda, dan hanya pada kalimat-kalimat tertentu sassoku dapat menggantikan posisi tadachini. Kemudian sugu dan tadachini pada beberapa jenis kalimat dapat saling menggantikan, tetapi pada kalimat yang menggambarkan letak sebuah benda atau tempat yang jaraknya berdekatan, tadachini tidak dapat menggantikan sugu.


(6)

Analyswas the usage of Mamonaku, Sugu, Sassoku, Tadachini as synonym

Anneu Suryani 0900352

ABSTRACT

In Japanese, there weresome word classes which were similar like other languages such as verbal, nominal, adjectival, adverbial, and etc. Each of these word classes certainly had its own rule and function which was significant to establish a smooth and scientific communication. The research analyzed one of word classes which was adverbial or in Japanese known as fukushi. Fukushi that became focus in the research werejikan kankei nofukushi or adverbial which was connected with time; mamonaku, sugu, sassoku, tadachini. These four objects had similarities, if we translated them into Indonesian the meaning was „soon‟. For mamonaku, there was another meaning „momentarily‟, „no longer‟. The method used in this research was analysis descriptive. By using this method, we were able to know what the similarities, differences of these objects were, how the usage of these objects based on condition or situation and were these objects interchangeable if we put them in the same sentence.

The result showed that the four fukushihad similarities in the meaning which was „soon‟ while for mamonaku, it had other meaning, such as „momentarily‟ and „no longer‟. The differences placed on the subject, predicate and the situation when the object used.

Subject following mamonaku can be first person, second person and third person. It was similar with sugu and tadachini. Meanwhile, subject following sassoku only first person and third person. The fourth differences of the object were viewed from the predicate that follows it, predicate following mamonaku wasdoushi (verb),


(7)

i-mewashi(noun), as well as with predicate following sugu. For sassoku the predicate was only doushi (verb) saja. While tadachini, the predicate following it wasdoushi (verb), i-keiyoushi i), na-keiyoushi (adjectival-na).

Judging from the situation of its usage, mamonaku commonly used in sentences which gave information or announcement, we usually hear it in the train station, or information from television, and other media. Sugu used in sentences that express hope, desire, command, prohibition. Sassoku used when others had given permission of our desires or our expectations, then the desire or hope that soon we realized in the form of an action. Tadachini used to describe events that were emergency or urgent.

Both mamonaku and Sugu were interchangeable, it‟s just going to feel different nuance, as well as with sugu and sassoku. However, in a sentence with second subject, sassoku couldn‟t replace sugu. Sassoku and tadachiniwere interchangeable but its nuances would be different, and only on certain sentences sassoku could replace tadachini . Then Sugu and tadachini on some types of sentences were interchangeable, but in sentences that described the location of an object or place which was close, tadachini couldn‟t replace Sugu .


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Definisi Operasional... 6

1.6 Metodologi Penelitian ... 7

1.7 Objek Penelitian ... 8

1.8 Sumber Data ... 8

1.9 Instrumen Penelitian... 8

1.10 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Linguistik ... 11


(9)

2.3 Objek Kajian Semantik ... 13

2.4 Sinonim dan Permasalahannya ... 14

2.5 Pengertian Fukushi ... 16

2.5.1 Jenis-Jenis Fukushi ... 17

2.5.2 Fungsi Fukushi ... 18

2.6 Penggunaan Fukushi Mamonaku, Sugu, Sassoku, Tadachini ... 30

2.7 Penelitian Terdahulu ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Metode Penelitian... 38

3.2 Instrumen dan Sumber Data ... 39

3.3 Teknik Pengolahan Data ... 50

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Penggunaan Fukushi Mamonaku, Sugu, Sassoku, Tadachini sebagai sinonim ... 52

4.2 Analisis Pasangan Kata Mamonaku, Sugu, Sassoku, Tadachini ... 64

4.4.1 Mamonaku Vs Sugu ... 64

4.4.2 Sugu Vs Sassoku ... 65

4.4.3 Sassoku Vs Tadachini... 68

4.4.4 Sugu Vs Tadachini ... 70

4.3 Persamaan Fukushi Mamonaku, Sugu, Sassoku, Tadachini sebagai sinonim ... 72


(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 76 5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

2.7 Penelitian Terdahulu ... 37

3.2 Instrumen dan Sumber Data ... 39

4.3 Persamaan Mamonaku, Sugu, Sassoku, Tadachini Sebagai Sinonim ... 72


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia seperti halnya air, karena dengan bahasa lah kita dapat berinteraksi dengan manusia lainnya. Menurut Syamsuddin (1986:2) bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, juga sebagai alat untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Dengan dasar pemikiran seperti itu maka jelaslah penting bagi kita sebagai manusia untuk mempelajari bahasa. Baik itu bahasa ibu, maupun bahasa asing.

Dalam bahasa apapun kita akan mengenal kelas kata. Adapun jenis-jenisnya seperti kata kerja atau yang dikenal dengan verba, benda atau nomina, numeralia atau kata bilangan, adjektiva, adverbia, dan lain sebagainya. Masing-masing kelas kata tersebut memilki fungsi dan perananan yang sangat penting demi terciptanya sebuah komunikasi yang lancar dan alamiah. Meskipun telah memahami berbagai macam kelas kata, kita pasti tidak akan luput dari kekeliruan yang membuat terhambatnya sebuah komunikasi. Bagi pembelajar bahasa, terutama pembelajar bahasa asing kerap kali dibuat bingung dengan banyaknya kata yang memiliki arti yang sama (sinonim) ketika diterjemahkan ke dalam bahasa ibu. Hal ini kemudian menjadi masalah yang mempengaruhi para pembelajar untuk bisa memahami bahasa asing yang sedang mereka dalami. Dan karena kesalahan tersebut bisa saja terjadi kesalahpahaman.

Begitu pun halnya dengan para pembelajar bahasa Jepang yang kerap kali dipusingkan dengan hal tersebut. Semua ini dikarenakan banyaknya kata-kata dalam bahasa Jepang ketika diterjemahkan kedalam bahasa ibu (dalam hal ini bahasa Indonesia) mengandung makna yang sama. Karena itu para pembelajar


(13)

2

bahasa Jepang sering terjebak dalam kesalahan penggunaan kata-kata tersebut. Semua ini diakibatkan karena ketidak pahaman pembelajar terhadap kata-kata yang memiliki makna yang sama dalam bahasa ibu, sehingga ketika membuka kamus bahasa Indonesia-Jepang, lalu menemukan kata yang bermakna sama pembelajar akan memilih salah satunya tanpa mengetahui benar tidaknya penggunaannya di dalam sebuah kalimat.

Kekeliruan seperti ini terjadi dalam berbagai kelas kata, termasuk kelas kata adverbia. Adverbia (Fukushi) adalah kata-kata yang menerangkan verba, adjektiva, dan adverbia yang lainnya, tidak dapat berubah, dan berfungsi menyatakan keadaan atau derajat suatu aktivitas, suasana, atau perasaan pembicara (Matsuoka, 2000 : 344 dalam Sujianto). Selain itu adverbia (fukushi) pun dapat menerangkan nomina.

Contoh kalimat ber-adverbia:

1) コンサート も 始 。(Hitoko,S et.al, 2010:62)

Konser akan segera dimulai.

2) そ はす 終わ す。(http://ejje.weblio.jp) Itu akan segera berakhir.

3) テ ン ト を は っ た さ っ そ 森 へ 水 を 出 た 。 (Haruhiko:356)

Setelah memasang tenda,(dia)segera pergi ke hutan untuk mengumpulkan air.

4) 直ち 出発す 。(Haruhiko:356) Segera berangkat (departure)


(14)

3

Dilihat dari contoh diatas dapat kita pahami bahwa adverbia (fukushi) memiliki peranan besar. Banyak dari kata-kata yang termasuk kelas kata ini memiliki arti yang sama. dan membuat para pembelajar merasa kebingungan dan merasa kesulitan dalam penggunaannya dikarenakan ketidaktahuan pembelajar yang diakibatkan oleh kurangnya referensi atau kurang jelasnya penjelasan dari pengajar, tidak adanya penjelasan yang rinci dalam buku pelajaran dan kamus yang digunakan, atau masih sulitnya buku-buku tentang kata-kata sinonim yang beredar di Indonesia, dan lain sebagainya.

Jika kita melihat kembali contoh di atas, adverbia(fukushi) yang digunakan dalam kalimat tersebut sepintas memiliki makna yang sama jika kita menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Namun jika ditelaah dari kontekstual kalimat pastilah terdapat perbedaan yang nantinya dapat menjadi petunjuk bagi pembelajar untuk menghindari kesalahan penggunaan fukushi, terutama fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini.

Keempat fukushi tersebut kerap muncul dalam buku-buku pelajaran yang digunakan oleh para pembelajar, dan dalam nichijyou nihonggo(bahasa Jepang sehari hari). Jika para pembelajar nantinya berhadapan langsung dengan para penutur asli, tetapi tidak mengetahui penggunaan dari keempat fukushi tersebut, maka akan menjadi masalah yang berujung pada kesalahpahaman, sehingga permasalahan tersebut harus ditindak lanjuti dengan penelaahan penggunaan keempat fukushi tersebut sesuai dengan makna dan kalimat yang umumnya digunakan.

Maka, berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengangkat masalah tentang penggunaan fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini dan mengadakan penelitian dengan judul:

“ANALISIS PENGGUNAAN MAMONAKU, SUGU, SASSOKU, TADACHINI SEBAGAI SINONIM” .


(15)

4

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Dalam situasi seperti

apakah penggunaan mamonaku, sugu, sassoku dan tadachini?

Secara lebih khusus, perumusan masalah yang akan diteliti terdapat dalam beberapa pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimanakah penggunaan Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini dalam sebuah kalimat?

2. Dapatkah fungsi Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini saling menggantikan dalam sebuah kalimat?

3. Apakah persamaan makna Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini? 4. Apakah perbedaan makna Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini?

Agar permasalahan yang ditinjau tidak terlalu luas,maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu dengan hanya meneliti keempat fukushi tersebut dari sudut semantik (makna) dan sintaksis (gramatikal) yang berdasarkan pada konteks penggunaannya pada data dalam konteks bahasa Jepang. Adapun literatur yang digunakan berupa buku-buku pelajaran, lirik lagu, kamus, karya ilmiah, contoh-contoh kalima dari internet, dan lain sebagainya.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pada kondisi seperti apakah penggunaan Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini.


(16)

5

2. Mengetahui apakah fungsi Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat.

3. Mengetahui tentang persamaan makna Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini.

4. Mengetahui tentang perbedaan makna Mamonaku, Sugu, Sassoku, dan Tadachini.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan membahas makna dari keempat fukushi di atas dari sudut semantik (makna) dan sintaksis (gramatikal) dan berdasarkan pada data dalam konteks bahasa Jepang.

Hasil dari penelitian ini berupa pendeskripsian masing-masing kata, pola kalimat dan situasi penggunaannya. Dengan demikian hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan terutama di bidang linguistik, mengurangi kesalahan para pembelajar dalam pemakaian kata-kata yang bersinonim dan dapat menjawab kebingungan pembelajar terhadap penggunaan fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini. Bagi pengajar dan calon peneliti hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi (terutama bagi calon peneliti) yang relevan dalam penelitian di masa yang akan datang. Dan bagi penulis sendiri diharapkan penelitian ini menjadi jawaban atas permasalahan yang dialami oleh penulis sendiri, selain itu juga sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.


(17)

6

1.5 Definisi Operasional

Dalam upaya menghindari adanya penafsiran berbeda terhadap fokus penelitian, berikut ini dikemukakan definisi operasional yang akan digunakan dalam menjelaskan berbagai permasalahan yang akan dikaji yaitu sebagai berikut: 1. Analisis

Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti penyelidikan terhadap sebuah peristiwa atau kejadian (karangan,perbuatan,dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab,duduk perkaranya,dsb) 2. Penggunaan

Penggunaan berasal dari kata guna. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti proses,cara,menggunakan sesuatu.

3. Fukushi

(Matsuoka,2000 : 344 dalam Sujianto) Fukushi adalah kata-kata yang menerangkan verba, adjektiva, dan adverbia yang lainnya, tidak dapat berubah,dan berfungsi menyatakan keadaan atau derajat suatu aktivitas, suasana, atau perasaan pembicara.

Adapun fukushi yang menjadi objek penelitian ini adalah: a. Mamonaku

Memiliki arti “segera” dalam Bahasa Indonesia. Namun di dalam penggunaannya dalam kalimat Bahasa Jepang, mamonaku menggambarkan suatu kejadian yang tidak lama lagi akan terjadi, atau suatu perbuatan yang tidak lama lagi akan dilakukan. Dengan kata lain masih terdapat rentan waktu hingga suatu kejadian ataupun perbuatan terlaksana.


(18)

7

b. Sugu

Dalam Bahasa Indonesia pun dipadankan dengan kata “segera”. Tetapi

dalam penggunaannya dalam kalimat Bahasa Jepang, sugu menggambarkan suatu kejadian akan terjadi atau perbuatan akan dilaksanakan tanpa adanya rentan waktu.

c. Sassoku

Sama seperti sugu, sassoku pun dipadankan dengan kata “segera” dalam Bahasa Indonesia, dan dalam kalimat bahasa Jepang menggambarkan suatu kejadian akan terjadi atau perbuatan akan dilaksanakan tanpa adanya rentan waktu.

d. Tadachini

Sama seperti sugu dan sassoku, tadachini pun memiliki padanan

kata ”segera” dalam Bahasa Indonesia, dan dan dalam kalimat Bahasa

Jepang menggambarkan suatu kejadian akan terjadi atau perbuatan akan dilaksanakan tanpa adanya rentan waktu.

4. Sinonim

(Tokugawa,1970:3 dalam Wulandari) menyebutkan bahwa sinonim merupakan kata-kata yang mengandung makna pusat yang sama namun berbeda dalam nilai rasa. Atau bisa dikatakan sinonim adalah kata-kata yang mempunyai denotasi yang sama namun berbeda dalam konotasi. Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai arti yang sama atau mirip.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu penelitian yang memberikan gambaran realitas pada objek yang diteliti. Karena data-data yang dihasilkan berupa data-data hasil dari analisis


(19)

8

dan pengkajian penulis maka metode ini dirasakan cocok untuk digunakan dalam penelitian ini.

Untuk analisis digunakan teknik subtitusi (pergantian) agar dapat diketahui bisa tidaknya suatu kata digunakan pada suatu kalimat tertentu. Teknik subtitusi adalah salah satu teknik analisis berupa penggantian unsur satuan lingual pada data. Unsur yang diganti adalah unsur yang menjadi bahan analisis. Dengan teknik ini pada akhirnya bisa diketahui mengapa suatu kata bisa digunakan pada sebuah kalimat sedangkan sinonimnya tidak bisa. Dengan demikian akan diperoleh tentang kejelasan perbedaan dan persamaan makna dari kata tersebut.

1.7 Objek Penelitian

Objek penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang mengandung fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini yang diambil dari berbagai sumber yang dianggap relevan.

1.8 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data jitsurei dan sakurei. Jitsurei adalah contoh penggunaan yang berupa kalimat dalam teks konkret seperti dalam tulisan ilmiah, surat kabar, novel-novel, dan sebagainya. Sedangkan sakurei adalah contoh penggunaan yang dibuat oleh peneliti sendiri yang tingkat kebenarannya diterima oleh umum (penutur asli). (Sutedi 2011:4).

1.9 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan hal penting dalam sebuah penelitian. Yang dimaksud dengan instrumen penelitian adalah segala alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki, suatu permasalahan dalam penelitian dengan tujuan memecahkan permasalahan- permasalahan tersebut


(20)

9

secara objektif. Dalam penelitian ini instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dan studi literatur.

1.10 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik dokumentasi. Arikunto (2002:135) mengatakan “Dokumentasi asal katanya

dokumen, yang berarti barang-barang yang tertulis”. Dalam melaksanakan teknik dokumentasi, menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, surat kabar, dokumen dan lain sebagainya.

Untuk pengolahan data akan dipakai teknik pengolahan data kualitatif dengan melalui tiga langkah kerja yakni :

1. Mengumpulkan data

Data – data penelitian diperoleh dari berbagai macam sumber yang dianggap relevan dalam membantu pemecahan masalah penelitian ini. Misalnya data yang bersumber dari buku pelajaran, kamus, jurnal, surat kabar, dialog dalam acara televisi atau sebuah film. Data tersebut termasuk dalam data konkrit (jitsurei)

Selain itu data – data penelitian pun diperoleh dari data hasil buatan penulis sendiri dengan catatan sebelum dimasukan sebagai data penelitian, data hasil buatan penulis tersebut diperiksa kebenarannya terlebih dahulu (sakurei). 2. Melakukan analisis

Setelah data – data yang dibutuhkan telah tersedia, kemudian dilakukan analisis terhadap data – data tersebut.Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk mencari persamaan dan perbedaan dari setiap objek penelitian ini. Mula

– mula dilakukan dengan cara pengelompokkan data sesuai dengan objek yang diteliti, kemudian data tersebut diteliti satu persatu, kemudian data – data


(21)

10

tersebut dibandingkan satu sama lainnya, lalu salah satu bagian dari data tersebut digantikan satu sama lainnya.

3. Membuat generalisasi (menyimpulkan)

Setelah melakukan analisis terhadap data – data penelitian, langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data.Dengan tujuan kesimpulan tersebut merupakan jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini.


(22)

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Metode Penelitian

Menurut Santoso, dalam Rahman (2008), ciri- ciri penelitian ilmiah adalah sistematis, logis dan empiris. Berdasarkan hal tersebut penelitian dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu: pendekatan rasional - empiris (deduktif / kuantitatif) dan pendekatan empiris - rasional (induktif / kualitatif). Pendekatan empiris – rasional berawal dari data – data empiris yang telah ada, kemudian dilakukan rasionalisasi atau teoritisasi guna menjabarkan data empiris tersebut.Selain itu pendekatan empiris – rasional memiliki kelebihan sekaligus kelemahan, diantaranya:

a. Data tidak dipersiapkan secara khusus untuk mengambil keputusan tertentu, sehingga tidak ada jaminan tentang validitas dan reabilitas yang optimal dari data yang digunakan.

b. Tidak terarah pada kesimpulan tertentu dan dapat melebar.

c. Rasionalisasi atas data empiris yang ada dapat mendalam, karena terbatasi pada paradigma teori tertentu, dengan demikian temuan bukan “sekadar” verifikasi teori tertentu, tetapi dapat menemukan “sesuatu” yang baru.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.Metode analisis deskriptif digunakan untuk menjabarkan fenomena yang terjadi secara aktual dan faktual. Beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan pengertian analisis deskriptif diantaranya:

a. Iqbal Hasan (2001:7) menjelaskan bahwa statistik deskriptif adalah bagian dari statistika yang mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistika deskriptif hanya


(23)

39

berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan. Dengan kata statistika deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan. Penarikan kesimpulan pada statistika deskriptif (jika ada) hanya ditujukan pada kumpulan data yang ada.

b. Bambang Suryoatmono (2004:18) menyatakan Statistika deskriptif adalah statistika yang menggunakan data pada suatu kelompok untuk menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu saja

c. Menurut Sugiyono (2004:169) Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Dari beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis deskriptif ini memiliki sifat untuk menjabarkan, menggambarkan, menjelaskan secara nyata supaya dapat dipahami mengenai fenomena yang saat itu sedang terjadi.

3.2 Instrumen dan Sumber Data

Data – data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa jitsurei. Jitsurei ialah data yang merupakan data kualitatif berupa contoh kalimat yang diambil dari berbagai situs internet, drama Jepang, maupun data- data yang dipublikasikan.

Adapun sumber – sumber data tersebut adalah sebagai berikut: a. Buku teks Nihongo Sou Matome N2

No. Contoh Kalimat Sumber

1 そ 始 う! 日 語総 N2


(24)

40

2

う 夏休 ! 夏

休 計画 立 ?

日 語総 N2

読解(p:33) 3

早 以前 数回 わ

通知 成2X

度 会費 期限 3月 6ヵ

月 納

日 語総 N2

読解(p:42)

4

そ 木 数 植え い

寄 休

う いい場所

日 語総 N2

読解(p:67)

5 …..

星 ョ ン 思い

今度 答え

日 語総 N2

読解(p:71)

6

...そ カム ネ ラ 忘

返事 ...

日 語総 N2

読解(p:71)

7

開店 時間 駐車場

い い 止 帰宅

日 語総 N2

読解(p:74) 8

次 日曜日 開店 う

一度行

日 語総 N2

読解(p:74) 9

う 逃 通報

助 い

日 語総 N2

読解(p:82)

10

...そういう音 聞 え そ

そ 逃 一番

日 語総 N2

読解(p:101)

11 障子 破 う 思え 破 日 語総 N2

読解(p:110) 12

コンサ 始 日 語総 N2

語彙(p:62) 13

家 帰 客 来 日 語総 N2

語彙(p:62) 14

直 出発 う いい 日 語総 N2

語彙(p:62) 15

注文 品 そ 送 日 語総 N2

語彙(p:71) b. Buku Teks Nihongo Shuuchuu Toreeningu


(25)

41

1 新潟県 湯沢 いう 宿

民宿 キ 場

そ い 滑

日 語集中

ン (p:114)

2

A: 知

B: い 客 そ 送

日 語集中

ン (p:119)

3

... そ 心配 食事 始

消え い

日 語集中

ン (p:139) c. Buku Teks Nihongo Nama Chuukei (Shochuu Kyuuhen)

No. Contoh Kalimat Sumber

1 先約 あ 今 無理 日 語生中継 初中

編1 (p:13) 2

客: 落

店員: 持

日 語生中継 初中

編1 (p:30)

3

店長 面接 日 語生中継 初中

編1 (p:50) 4

い い 着 日 語生中継 初中

編1 (p:70) 5

友人A: .

今 乗 タ い 来

わ い

日 語生中継 初中

編1 (p:71)

6 A:

使 人 片付 い い

B:今 片付

日 語生中継 初中

編1 (p:80)

d. Buku Teks Nihongo Nama Chuukei (Chuujou Kyuuhen)

No. Contoh Kalimat Sumber

1 今 え い 困 日 語生中継 中~

編 (p:66) 2

申 訳 い あ 時

間後 渡 う い

次第 電話

日 語生中継 中~


(26)

42

e. Buku Teks Joukyuu Dokkai

No. Contoh Kalimat Sumber

1 キ 実

食 物 硬い

気 い

読解2(p:21)

2

ヵ月ぶ 帰国 米飯 刺身

通 抜 感激

読解2(p:21)

3

朝食 済 早 仕事 取 読解2(p:31)

f. Buku Teks Nihongo Nouryoku Shiken (Kanzen Kouryaku)

No. Contoh Kalimat Sumber

1 多 場合 前 あ

前 い場合 あ 能

力試験 前 い 多

出題

日 語能力試験 完

全攻略 N2(p:154)

2

父 村 役場 相談

対応 う

日 語能力試験 完

全攻略 N2(p:158)

3

絵 場合 そ 絵 何

判断 う う

日 語能力試験 完

全攻略 N2(p:191) 4

絵 中 文字 書 い

あ わ 思い

日 語能力試験 完

全攻略 N2(p:191)

5

早 4月 入社 新

人 何 大 教え い

い う

日 語能力試験 完

全攻略 N2(p:242)

g. Tsukaikata no wakaru ruigo reikai jiten


(27)

43

1 列車 間 発車い Tsukaikata no wakaru

ruigo reikai jiten, 1994:969

2 検査 う いい Tsukaikata no wakaru

ruigo reikai jiten,1994:955 3

酒 飲 顔 赤 Tsukaikata no wakaru

ruigo reikai jiten,1994:955 h. The Handbook of Japanese Adjectives and Adverbs

No. Contoh Kalimat Sumber

1 ボ 早 新 い

コン ュ タ 買い

The Handbook of Japanese Adjectives and Adverbs, 2002:140

2 品物 早 届 い The Handbook of

Japanese Adjectives and Adverbs, 2002:140

i. Nihon Go Gakushuu Tsukaiwake Jiten / Effective Japanese Usage Guide

No. Contoh Kalimat Sumber

1 彼 事務所 来 早 仕事 取

Nihon Go Gakushuu Tsukaiwake Jiten / Effective Japanese Usage

Guide,1994:329


(28)

44

Tsukaiwake Jiten/Effective Japanese Usage Guide,1994:329 j. Shougaku Kokugo Jiten

No. Contoh Kalimat Sumber

1 い Shougaku Kokugo

Jiten, 1989:458

2 左 学校 Shougaku Kokugo

Jiten, 1989:458

3 ン そ 森 水

Shougaku Kokugo Jiten, 1989:356

4 妹 い 間 Shougaku Kokugo

Jiten, 1989:858

5 直 出発 Shougaku Kokugo

Jiten, 1989:541 k. Ruigo Dai Jiten

No. Contoh Kalimat Sumber

1 間 発車い Rui go dai jiten, 2002:


(29)

45

2 復員 祖父 戦後間 亡 Rui go dai jiten, 2002:

1149

3 病人 様子 い 直

来 い

Rui go dai jiten, 2002: 1304

4 会 う直 始

待 い

Rui go dai jiten, 2002: 1304

5 明日 朝 会議 出席

う 直 出発

Rui go dai jiten, 2002: 1304

6 連絡 あ い 直 Rui go dai jiten, 2002:

1304

7 喫茶店 入 早 買

開い

Rui go dai jiten, 2002: 1304

8 言葉 甘え 早 参 Rui go dai jiten, 2002:

1306

9 早 用件 う い

Rui go dai jiten, 2002: 1306

l. Ruigigo Tsukaiwake Jiten

No. Contoh Kalimat Sumber

1 突然 地震 起 いう

ュ 飛 交

Ruigigo Tsukaiwake Jiten, 1998:78


(30)

46

Jiten, 1998:78

3 準備 始

Ruigigo Tsukaiwake Jiten, 1998:420

4 注文あ う い 早

サンプ 送 い

Ruigigo Tsukaiwake Jiten, 1998:422

5 緊急事態発生 関係部署 直 出

Ruigigo Tsukaiwake Jiten, 1998:422

6 薬 飲 痛 治 Ruigigo Tsukaiwake

Jiten, 1998:422 m. Contoh kalimat dari internet

No. Contoh Kalimat Sumber

1 私 間 そ 彼

http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ 間

2

間 湖 出 http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ 間

3

あ 間 寝

時間 ?

http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ 間

4

彼女 間 来

http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ 間

5

彼 間 事務所

戻 来

http://ejje.weblio.jp/sentence/content/

間 /2

6 彼 間 良

http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ 間

7

あ 間 元気

http://ejje.weblio.jp/sentence/content/


(31)

47

8 私 う 38 歳 http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ /5

9

あ 怒 http://ejje.weblio.jp/sentence/content

/6

10

彼 逃 http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ /5

11

ejje.weblio.jp/sentence/content/ /3

12

戻 http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ /5

13

近いあ http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ /5

14 http://ejje.weblio.jp/sentence/content/

/5

15 う 冬 http://ejje.weblio.jp/sentence/content//5

16 私 そ 早 購入 http://ejje.weblio.jp/sentence/content 早

17

早 彼 返 事 書 い

http://ejje.weblio.jp/sentence/content 早

18 私 早 彼 連絡 http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ 早

19 彼 早 日 集合予

定場所 移動

http://ejje.weblio.jp/sentence/content 早 /3

20

早 そ


(32)

48

聞 い

21 早 足 い品 調え http://ejje.weblio.jp/sentence/content 早 /3

22 私 仕事 直

http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ 直

23

あ そ 直

日 出荷 い http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ 直

24 直 人会 方

良い

http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ 直

25 彼女 仕事 終わ

直 事務所 出

http://ejje.weblio.jp/sentence/content/

直 /2

26 彼 直 行動 移 http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ 直

27 彼 直 手 返事

書い

http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ 直

28 質素 生活水

準 直 明

ejje.weblio.jp/sentence/content/直 /2

29

直 明

http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ 直


(33)

49

n. Drama Jepang

No. Contoh Kalimat Sumber

1

彩矢: あ早 取 決 い

模合 金田一:え ? う ?

彩矢: , 万 う 私 金

田一 万円 模合

万円 いい ?

Priceless ~ Aru wake nedarou, n namon!

2

彩矢:あ い

電機 沢渡わ 部長 電話 あ

話 あ 来 いそう

金田一:追加発注い う い

……….

Priceless ~ Aru wake nedarou, n namon!

3

統一郎:例 件 。

財前:例 件? ネ 魔法瓶

ぶ いう?

統一郎:直 実行 移

い。

Priceless ~ Aru wake nedarou, n namon!

Instrumen yang digunakan adalah berupa format data dan studi literatur, dan data merupakan data kualitatif berupa contoh kalimat yang diambil dari berbagai


(34)

50

situs internet, drama Jepang, dan data – data yang dipublikasikan (jitsurei).

3.3 Teknik Pengolahan Data

Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik subtitusi(pergantian). Substitusi adalah penggantian satuan lingual tertentu yang telah disebut dengan satuan lingual yang lain. Dilihat dari segi satuan lingualnya, substitusi dapat dibedakan menjadi substitusi nominal, verbal, frasal, dan klausal.Sudaryanto dalam Rachman(2008), teknik substitusi/pergantian adalah verba itu sendiri yang menjadi alat, misalnya diperoleh data X dan Y, maka setelah disubstitusi akan diperoleh hasil Y1 dan Y2. Kedua teknik tersebut digunakan dengan maksud untuk memperoleh penjelasan apakah kata yang bersinonim tersebut dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat dan juga untuk mengetahui dalam konteks kalimat seperti apakah kata bersinonim tersebut dapat digunakan sedangkan kata yang lainnya tidak bisa digunakan.

Adapun langkah – langkah kongkrit yang ditempuh dalam penelitian ini adalah:

1. Pengumpulan data

Data – data dalam penelitian ini diambil dari sumber data representatif seperti buku, situs internet, drama Jepang, maupun yang lainnya. Dari data – data tersebut akan dikumpulkan jitsurei (contoh konkrit)dari setiap objek pada penelitian ini yaitu kalimat – kalimat yang terdapat fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini., kemudian di teliti semaksimal mungkin. 2. Setelah data – data berupa jitsurei mengenai fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini terhimpun, dilanjutkan dengan mengklasifikasikan data tersebut. Misalnya diklasifikasikan berdasarkan subjek, predikat, objek, partikel bahkan situasinya. Kemudian menjelaskan tentang makna yang dimiliki oleh keempat objek tersebut, dan dilanjutkan dengan membandingkan masing – masing makna yang dimiliki oleh keempat objek tersebut sebagai sinonim. Proses ini ditempuh dengan cara


(35)

51

menyajikan makna dari setiap fukushi, apakah fukushi tersebut dapat disubtitusi dengan fukushi yang lainnya atau tidak. Selain itu unsur yang dianalisis dapat berupa distribusinya, kelazimannya, nilai rasa yang disampaikannya, makna dasar dan makna perluasannya, serta ragam bahasanya, misalnya apakah bahasa lisan atau bahasa tulisan, apakah bahasa formal, semi formal atau bahasa akrab. (Sutedi,2003:123)

3. Membuat kesimpulan / Generalisasi

Generalisasi merupakan penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.

Pada tahap ini akan ditemukan kesimpulan yang jelas mengenai fukushi-x yang memiliki makna:(1)...(2)..(3)..,dst, kemudian persamaan dengan fukushi-y yaitu dalam hal: (1)..(2)..(3)..,dst, dan begitu juga sebaliknya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para pembelajar bahasa Jepang supaya dapat mengurangi kesalahan – kesalahan yang terjadi pada pemakaian keempat fukushi tersebut.


(36)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini. Tidak hanya itu penelitian ini pun bertujuan untuk mengetahui penggunaan daripada keempat fukushi yang menjadi objek penelitian ini, dilihat dari situasi atau nuansa pada saat sebuah kalimat yang mengandung keempat fukushi tersebut diucapkan. Selain itu dilihat dari subjek, predikat yang mengikutinya.

1. Adapun penggunaan fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini ini adalah sebagai berikut:

a. Mamonaku, biasanya digunakan pada kalimat – kalimat yang bersifat pemberitahuan, misalnya pemberitahuan di stasiun kereta api, televisi, dsb

b. Sugu, digunakan pada kalimat yang menggambarkan harapan, permohonan, perintah, larangan.

c. Sassoku, digunakan ketika adanya izin dari orang lain terhadap keinginan atau harapan pembicara.

d. Tadachini, digunakan untuk menggambarkan situasi yang darurat.

2. Hasil dari subtitusi antara fukushi mamonaku, sugu, sassoku, tadachini adalah sebagai berikut:

a. Mamonaku vs Sugu

Mamonaku dan sugu dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat, hanya saja nuansa yang ditinggalkan terasa berbeda.


(37)

76

Untuk kalimat pemberitahuan yang bersifat publik penggunaan mamonaku terasa lebih tepat karena memang lazimnya seperti itu, misalnya pemberitahuan di stasiun kereta.

b. Sugu vs Sassoku

Kedua fukushi tersebut dapat saling menggantikan, hanya saja nuansanya akan berbeda. Pada kalimat yang bersubjek orang ke dua, posisi sugu tidak dapat digantikan oleh sassoku.

c. Sassoku vs Tadachini

Baik sassoku maupun tadachini bisa saling menggantikan, tetapi nuansa nya akan terasa berbeda. Posisi tadachini tidak bisa digantikan oleh sassoku pada kalimat yang ber-adjektiva i, adjektiva-na, karena sassoku hanya digunakan pada kalimat yang memiliki verba saja.

d. Sugu vs Tadachini

Kedua fukushi tersebut dapat saling menggantikan, tetapi nuansa yang dirasakan berbeda. Selain itu sugu memiliki kekhasan yaitu untuk menggambarkan letak suatu benda yang jaraknya dekat. Pada situasi ini tadachini tidak bisa menggantikan sugu.

3. Adapun persamaan dan perbedaan dari fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini ini adalah sebagai berikut:

a. Baik fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata “segera”. Untuk mamonaku muncul padanan lain dalam bahasa indonesia yaitu “tidak lama lagi”.

b. Dilihat dari subjek yang mengikutinya fukushi mamonaku, sugu, dan tadachini dapat berupa kata ganti orang pertama, orang kedua,


(38)

77

orang ketiga, ini tidak berlaku bagi fukushi sassoku, subjek yang mengikutinya kata ganti orang pertama, orang ketiga saja .

4. Sebagai perbedaannya adalah sebagai berikut:

a. Jika dilihat dari predikat yang mengikutinya pada fukushi mamonaku dan sugu predikat yang dapat mengikutinya dapat berupa verba, adjektiva-i, adjektiva-na, dan nomina, berbeda dengan sassoku predikat yang mengikutinya berupa verba, sedangkan tadachini predikat yang mengikutinya berupa verba, adjektiva-i, adjektiva-na.

b. Dilihat dari nuansa atau situasi dalam penggunaannya, fukushi mamonaku menggambarkan sebuah kejadian yang akan terjadi dalam waktu yang singkat sama seperti halnya dengan fukushi sugu, dan menggambarkan kejadian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang namun masih membutuhkan waktu yang lama untuk sampai pada terjadinya sebuah kejadian, dan adanya keyakinan yang kuat bahwa waktu sampai terjadinya kejadian tersebut terasa singkat. Fukushi sugu selain menggambarkan kejadian yang akan terjadi dalam waktu yang singkat, juga menggambarkan aktivitas yang dilakukan tanpa adanya keragu-raguan dan dalam waktu yang singkat, juga menggambarkan sebuah aktivitas yang dilakukan tepat pada waktunya. Selain itu juga fukushi sugu ialah dapat menggambarkan letak sebuah tempat atau benda yang jaraknya berdekatan. Fukushi sassoku pun dapat menggambarkan adanya aktivitas yang dilakukan tanpa adanya keragu-raguan dan dalam waktu yang singkat, juga menggambarkan aktivitas yang dilakukan tepat pada waktunya, tetapi jika dibandingkan dengan fukushi sugu, sassoku menggambarkan waktu yang sangat singkat. Dan dalam penggunaannya fukushi sassoku menggambarkan sebuah tindakan yang dilakukan untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Sama seperti fukushi sugu dan sassoku, fukushi tadachini pun menggambarkan sebuah aktivitas yang dilakukan tanpa adanya


(39)

78

keragu-raguan dan dalam waktu yang singkat, menggambarkan tindakan yang dilakukan untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Dan yang menjadi ciri khas dari fukushi tadachini ini ialah menggambarkan situasi yang darurat, dan juga menggambarkan tindakan atau aktivitas yang dilakukan tanpa adanya campur tangan pihak lain.

B. Saran

Penelitian mengenai fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini ini masih memiliki banyak kekurangan. Meskipun memang dalam penelitian ini dibahas mengenai keempat fukushi tersebut, namun pembahasan yang lebih ditekankan dalam penelitian ini adalah fukushi sugu, sassoku, dan tadachini. Karena banyaknya kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, peneliti berharap di masa yang akan datang peneliti lain dapat meneliti lebih dalam mengenai mamonaku, dan kemudian membandingkannya dengan mou sugu yang memiliki padanan kata “tidak lama lagi” dalam bahasa Indonesia. Ataupun lebih dalam meneliti sassoku dibandingkan dengan tadachini.


(40)

Daftar Pustaka

Asmara,C.(2011).Analisis Makna Verba Hirogaru dan Hiromaru Sebagai Sinonim. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak

diterbitkan. Chaer,A.(2007).Linguistik Umum (Cetakan Ketiga). Jakarta: Rineka

Cipta.

Chunkui,T.dan Izahara,S.(1998).Ruigigo Tsukai Wake Jiten.Jepang: Kenkyuusha

Fusako,B.dkk.(2006).Nihonggo Nama Chuukei (Shokyuu Kyuuhen 1). Jepang: Kuroshio Shuppan

Fusako,S & Atsumi,M.(2004).Nihonggo Nama Chuukei (Chuujyou Kyuuhen). Jepang: Kuroshio Shuppan

Haruhiko,K.(1989).Shougaku Kokugo Jiten.Jepang: Gakushuu Kenkyuusha.

Hitoko,S.dan Matsumoto,N.(2010).Nihongo So-Matome.Jepang: Ask Shuppan.

Intercultural Institute of Japan.(2011).Nihongo Nouryoku Shiken ͞Kanzen Kouryaku͟N2. Japan: Natsume Shuppan

Indoneshia Kyouiku Daigaku, Nihongo Kyouiku Gakka.(2012).Jokyuu Dokkai 2. Buku teks pada Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Keiko,H.dan Ranko,E.(2003).Nihongo Shuuchuu Toreeningu. Jepang:Alc Lestari,S.(2013).Analisis Adjektiva Taisetsuna, Daijina, Jyuuyouna, dan


(41)

tidak diterbitkan.

Masayoshi,H.dan Kakuko,S.(1994).Nihongo Gakushuu Tsukai Wake Jiten (Cetakan Pertama).Jepang: Kodansha.

Nurmansyah,I.(2011).Analisis Kitto dan Kanarazu sebagai Fukushi dalam Bahasa Jepang.Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Parera,J.D.(2004).Teori Semantik(Cetakan Kedua).Jakarta: Erlangga Priceless~あるわ ねぇ ろ、ん もん!~.(2012).Jepang: Fuji TV Rachman,S.(2008).Analisis Verba Nozomu dan Negau Sebagai Sinonim.

Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rohaeni.E.(2010).Analisis Fukushi yang Terdapat dalam Buku Shokyu Nihongo.Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sudjianto dan Ahmad,D.(2009).Pengantar Linguistik Bahasa Jepang (Cetakan Ketiga).Jakarta: Kesaint Blanc.

Sutedi,D.(2004).Dasar – dasar Linguistik Bahasa Jepang (Cetakan Kedua). Bandung: Humaniora

Sutedi,D.(2011).Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang (Cetakan Kedua).Bandung: Humaniora Utama Press.

Taeko Kamiya.(2002).The Handbook of Japanese Adjectives and Adverbs.Tokyo: Kodansha

Takeshi,S.(2002).Ruigo Dai Jiten.Jepang: Kodansha

Tomomi,S et al.(2008).Kono Kotoba Gaikokujin Ni Dou Setsumei Suru.Jepang: Ask Publishing.


(42)

Tsukaikata No Wakaru Ruigo Reikai Jiten.(1994).Jepang: Shougakukan.

Wulandari.(2010).Analisis Makna Tsurai dan Kurushii sebagai Sinonim.Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Yoshio,N.(2002).Fukushi Teki No Hyougen Shosou.Jepang: Kuroshio Shuppan.

Ejjeweblio.(2013).[Online].Tersedia:http://ejje.weblio.jp/sentence/conten t/間も [10 Mei 2013]

Ejjeweblio.(2013).[Online].Tersedia:http://ejje.weblio.jp/sentence/conten t/す [10 Mei 2013]

Ejjeweblio.(2013).[Online].Tersedia:http://ejje.weblio.jp/sentence/conten t/早 [10 Mei 2013]

Ejjeweblio.(2013).[Online].Tersedia:http://ejje.weblio.jp/sentence/conten t/直 [10 Mei 2013]

Kotobank.直 とは.[Online].Tersedia:http://kotobank.jp/word/直 [14 Juni 2012]

Kotobank.意味論.[Online].Tersedia:http://kotobank.jp/word/意味論[4 Januari 2014]

Sulipan.Penelitian Deskriptif Analitis.[Online].

Tersedia:http://goeroendeso.files.wordpress.com/2009/01/penelitia n-deskriptif-analitis.doc [15 Juni 2012]

Yahoo!Japan.知恵袋.[Online].Tersedia:

detail.chiebukuro.yahoo.co.jp/qa/question_detail/q1412265229 [2 Januari 2014]


(1)

76

Anneu Suryani, 2014

Analisis Penggunaan Mamonaku, Sugu, Sassoku, Tadachini Sebagai Sinonim

Untuk kalimat pemberitahuan yang bersifat publik penggunaan mamonaku terasa lebih tepat karena memang lazimnya seperti itu, misalnya pemberitahuan di stasiun kereta.

b. Sugu vs Sassoku

Kedua fukushi tersebut dapat saling menggantikan, hanya saja nuansanya akan berbeda. Pada kalimat yang bersubjek orang ke dua, posisi sugu tidak dapat digantikan oleh sassoku.

c. Sassoku vs Tadachini

Baik sassoku maupun tadachini bisa saling menggantikan, tetapi nuansa nya akan terasa berbeda. Posisi tadachini tidak bisa digantikan oleh sassoku pada kalimat yang ber-adjektiva i, adjektiva-na, karena sassoku hanya digunakan pada kalimat yang memiliki verba saja.

d. Sugu vs Tadachini

Kedua fukushi tersebut dapat saling menggantikan, tetapi nuansa yang dirasakan berbeda. Selain itu sugu memiliki kekhasan yaitu untuk menggambarkan letak suatu benda yang jaraknya dekat. Pada situasi ini tadachini tidak bisa menggantikan sugu.

3. Adapun persamaan dan perbedaan dari fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini ini adalah sebagai berikut:

a. Baik fukushi mamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata “segera”. Untuk mamonaku muncul padanan lain dalam bahasa indonesia yaitu “tidak lama lagi”.

b. Dilihat dari subjek yang mengikutinya fukushi mamonaku, sugu, dan tadachini dapat berupa kata ganti orang pertama, orang kedua,


(2)

77

Anneu Suryani, 2014

Analisis Penggunaan Mamonaku, Sugu, Sassoku, Tadachini Sebagai Sinonim

orang ketiga, ini tidak berlaku bagi fukushi sassoku, subjek yang mengikutinya kata ganti orang pertama, orang ketiga saja .

4. Sebagai perbedaannya adalah sebagai berikut:

a. Jika dilihat dari predikat yang mengikutinya pada fukushi mamonaku dan sugu predikat yang dapat mengikutinya dapat berupa verba, adjektiva-i, adjektiva-na, dan nomina, berbeda dengan sassoku predikat yang mengikutinya berupa verba, sedangkan tadachini predikat yang mengikutinya berupa verba, adjektiva-i, adjektiva-na.

b. Dilihat dari nuansa atau situasi dalam penggunaannya, fukushi mamonaku menggambarkan sebuah kejadian yang akan terjadi dalam waktu yang singkat sama seperti halnya dengan fukushisugu, dan menggambarkan kejadian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang namun masih membutuhkan waktu yang lama untuk sampai pada terjadinya sebuah kejadian, dan adanya keyakinan yang kuat bahwa waktu sampai terjadinya kejadian tersebut terasa singkat. Fukushi sugu selain menggambarkan kejadian yang akan terjadi dalam waktu yang singkat, juga menggambarkan aktivitas yang dilakukan tanpa adanya keragu-raguan dan dalam waktu yang singkat, juga menggambarkan sebuah aktivitas yang dilakukan tepat pada waktunya. Selain itu juga fukushi sugu ialah dapat menggambarkan letak sebuah tempat atau benda yang jaraknya berdekatan. Fukushi sassoku pun dapat menggambarkan adanya aktivitas yang dilakukan tanpa adanya keragu-raguan dan dalam waktu yang singkat, juga menggambarkan aktivitas yang dilakukan tepat pada waktunya, tetapi jika dibandingkan dengan fukushisugu, sassoku menggambarkan waktu yang sangat singkat. Dan dalam penggunaannya fukushi sassoku menggambarkan sebuah tindakan yang dilakukan untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Sama seperti fukushi sugu dan sassoku, fukushi tadachini pun menggambarkan sebuah aktivitas yang dilakukan tanpa adanya


(3)

78

Anneu Suryani, 2014

Analisis Penggunaan Mamonaku, Sugu, Sassoku, Tadachini Sebagai Sinonim

keragu-raguan dan dalam waktu yang singkat, menggambarkan tindakan yang dilakukan untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Dan yang menjadi ciri khas dari fukushi tadachini ini ialah menggambarkan situasi yang darurat, dan juga menggambarkan tindakan atau aktivitas yang dilakukan tanpa adanya campur tangan pihak lain.

B. Saran

Penelitian mengenai fukushimamonaku, sugu, sassoku, dan tadachini ini masih memiliki banyak kekurangan. Meskipun memang dalam penelitian ini dibahas mengenai keempat fukushi tersebut, namun pembahasan yang lebih ditekankan dalam penelitian ini adalah fukushi sugu, sassoku, dan tadachini. Karena banyaknya kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, peneliti berharap di masa yang akan datang peneliti lain dapat meneliti lebih dalam mengenai mamonaku, dan kemudian membandingkannya dengan mou sugu yang memiliki padanan kata “tidak lama lagi” dalam bahasa Indonesia. Ataupun lebih dalam meneliti sassoku dibandingkan dengan tadachini.


(4)

Anneu Suryani, 2014

Analisis Penggunaan Mamonaku, Sugu, Sassoku, Tadachini Sebagai Sinonim Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Asmara,C.(2011).Analisis Makna Verba Hirogaru dan Hiromaru Sebagai Sinonim. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak

diterbitkan. Chaer,A.(2007).Linguistik Umum (Cetakan Ketiga). Jakarta: Rineka

Cipta.

Chunkui,T.dan Izahara,S.(1998).Ruigigo Tsukai Wake Jiten.Jepang: Kenkyuusha

Fusako,B.dkk.(2006).Nihonggo Nama Chuukei (Shokyuu Kyuuhen 1). Jepang: Kuroshio Shuppan

Fusako,S & Atsumi,M.(2004).Nihonggo Nama Chuukei (Chuujyou Kyuuhen). Jepang: Kuroshio Shuppan

Haruhiko,K.(1989).Shougaku Kokugo Jiten.Jepang: Gakushuu Kenkyuusha.

Hitoko,S.dan Matsumoto,N.(2010).Nihongo So-Matome.Jepang: Ask Shuppan.

Intercultural Institute of Japan.(2011).Nihongo Nouryoku Shiken ͞Kanzen Kouryaku͟N2. Japan: Natsume Shuppan

Indoneshia Kyouiku Daigaku, Nihongo Kyouiku Gakka.(2012).Jokyuu Dokkai 2. Buku teks pada Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Keiko,H.dan Ranko,E.(2003).Nihongo Shuuchuu Toreeningu. Jepang:Alc Lestari,S.(2013).Analisis Adjektiva Taisetsuna, Daijina, Jyuuyouna, dan


(5)

Anneu Suryani, 2014

Analisis Penggunaan Mamonaku, Sugu, Sassoku, Tadachini Sebagai Sinonim Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak diterbitkan.

Masayoshi,H.dan Kakuko,S.(1994).Nihongo Gakushuu Tsukai Wake Jiten (Cetakan Pertama).Jepang: Kodansha.

Nurmansyah,I.(2011).Analisis Kitto dan Kanarazu sebagai Fukushi dalam Bahasa Jepang.Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Parera,J.D.(2004).Teori Semantik(Cetakan Kedua).Jakarta: Erlangga Priceless~あるわ ねぇ ろ、ん もん!~.(2012).Jepang: Fuji TV Rachman,S.(2008).Analisis Verba Nozomu dan Negau Sebagai Sinonim.

Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rohaeni.E.(2010).Analisis Fukushi yang Terdapat dalam Buku Shokyu Nihongo.Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Sudjianto dan Ahmad,D.(2009).Pengantar Linguistik Bahasa Jepang

(Cetakan Ketiga).Jakarta: Kesaint Blanc.

Sutedi,D.(2004).Dasar – dasar Linguistik Bahasa Jepang (Cetakan Kedua). Bandung: Humaniora

Sutedi,D.(2011).Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang (Cetakan Kedua).Bandung: Humaniora Utama Press.

Taeko Kamiya.(2002).The Handbook of Japanese Adjectives and Adverbs.Tokyo: Kodansha

Takeshi,S.(2002).Ruigo Dai Jiten.Jepang: Kodansha

Tomomi,S et al.(2008).Kono Kotoba Gaikokujin Ni Dou Setsumei Suru.Jepang: Ask Publishing.


(6)

Anneu Suryani, 2014

Analisis Penggunaan Mamonaku, Sugu, Sassoku, Tadachini Sebagai Sinonim Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tsukaikata No Wakaru Ruigo Reikai Jiten.(1994).Jepang: Shougakukan. Wulandari.(2010).Analisis Makna Tsurai dan Kurushii sebagai

Sinonim.Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Yoshio,N.(2002).Fukushi Teki No Hyougen Shosou.Jepang: Kuroshio

Shuppan.

Ejjeweblio.(2013).[Online].Tersedia:http://ejje.weblio.jp/sentence/conten t/間も [10 Mei 2013]

Ejjeweblio.(2013).[Online].Tersedia:http://ejje.weblio.jp/sentence/conten t/す [10 Mei 2013]

Ejjeweblio.(2013).[Online].Tersedia:http://ejje.weblio.jp/sentence/conten t/早 [10 Mei 2013]

Ejjeweblio.(2013).[Online].Tersedia:http://ejje.weblio.jp/sentence/conten t/直 [10 Mei 2013]

Kotobank.直 とは.[Online].Tersedia:http://kotobank.jp/word/直 [14 Juni 2012]

Kotobank.意味論.[Online].Tersedia:http://kotobank.jp/word/意味論[4 Januari 2014]

Sulipan.Penelitian Deskriptif Analitis.[Online].

Tersedia:http://goeroendeso.files.wordpress.com/2009/01/penelitia n-deskriptif-analitis.doc [15 Juni 2012]

Yahoo!Japan.知恵袋.[Online].Tersedia:

detail.chiebukuro.yahoo.co.jp/qa/question_detail/q1412265229 [2 Januari 2014]