ANALISIS PENGGUNAAN FUKUSHI TOTEMO, TAIHEN, DAN HIJOUNI SEBAGAI SINONIM.

(1)

ANALISIS FUKUSHI TOTEMO, TAIHEN, DAN HIJYOUNI SEBAGAI SINONIM

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

oleh

DESSYNIA DAMAYANTI PUTRI 1102738

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


(2)

ANALISIS FUKUUSHI TOTEMO, TAIHEN DAN HIJYOUNI SEBAGAI SINONIM

Oleh

Dessynia Damayanti Putri 1102738

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas

Pendidikan Bahasa dan Sastra

© Dessynia Damayanti Putri 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

DESSYNIA DAMAYANTI PUTRI

ANALISIS FUKUSHI TOTEMO,TAIHEN DAN HIJYOUNI SEBAGAI SINONIM

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Drs. H. Ahmad Dahidi, M. A NIP. 195802281983031004

Pembimbing II

Juju Juangsih, S.Pd, M.Pd NIP. 197308302008122000

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

Dr. Herniwati, S.Pd., M.Hum NIP.197206021996032001


(4)

i

ANALISIS PENGGUNAAN FUKUSHI TOTEMO, TAIHEN, DAN HIJOUNI SEBAGAI SINONIM

Dessynia Damayanti Putri 1102738

ABSTRAK

Seperti dalam bahasa asing lainnya, dalam bahasa jepang terdapat sinonim atau dikenal dengan istilah Ruigigo. Ruigigo tersebut ada dalam berbagai kelas kata diantaranya verba, nomina, adjektiva, adverbial dan lain sebagainya. Penelitian ini mengkaji sinonim dalam salah satu kelas kata yaitu adverbial, atau dalam bahasa jepang dikenal dengan istilah Fukushi. Sinonim dari kelas kata fukushi yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah teido no fukushi atau adverbia yang berhubungan dengan derajat diantaranya adalah totemo, taihen, dan hijouni. Ketiga adverbia tersebut memiliki kesamaan jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki makna “sangat”.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari fukushi totemo, taihen, dan hijouni, serta untuk mengetahui apakah ketiganya bisa saling menggantikan dalam sebuah kalimat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripstif analitis. Dengan metode tersebut dapat diketahui persamaan, perbedaan, kondisi atau situasi seperti apakah penggunaan, fungsi dapat saling menggantikan dari ketiga objek penelitian tersebut.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga fukushi tersebut memiliki kesamaan yaitu padanan kata dalam bahasa Indonesia adalah “sangat”, untuk taihen dan hijouni muncul padanan kata yang lain yaitu “benar-benar”. Perbedaannya terdapat pada situasi penggunaannya. Selain itu, totemo dan taihen dapat saling menggantikan dalam situasi tertentu, sedangkan hijouni tidak dapat digantikan oleh yang lainnya.


(5)

ii

ANALYSIS ADVERB TOTEMO, TAIHEN, AND HIJYOUNI’S USAGE AS SYNONYM Dessynia Damayanti Putri

1102738

ABSTRACT

Like others language, Japanese has synonym known as Ruigigo. Ruigigo itself spread in classification of word like noun, verbs, adjective, etcetera. This reseaech analyze Ruigigo in adverb word, in Japanese known as Fukushi. Synonym from “fukushi” in this research focused on “teido no fukushi” or adverb that linked with degree. That is totemo, taihen, and hijyouni. Translated to Indonesia this kind of adverb have the same meaning. That is “sangat” Purpose of this research is to find the equal and difference of totemo, taihen, and hijyouni and to know opportunity to replace each other in Japanese sentence. This research used analitycal descriptive method. With this method, from three object “totemo, taihen, and hijyouni”, it can find the the answer of the problem above.Result of this research proof that the three of this fukushi have the same meaning with Indonesia “sangat”. For taihen and hijyouni there’s another meaning come out, that is “benar-benar”. The difference depend on situation. Beside of that, totemo and taihen replaceable depend on situation as well. But, hijyouni unreplaceable with other objects.


(6)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...xiii

UCAPAN TERIMAKASIH...xiv

DAFTAR ISI ...xvi

DAFTAR TABEL...xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... . xix

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Masalah Penelitian ...4

1. Identifikasi Masalah ...4

2. Batasan Masalah...5

3. Perumusan Masalah Penelitian ...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...5

1. Tujuan Penelitian ...5

2. Manfaat Penelitian ...6

D. Sistematika Penulisan...7

BAB II LANDASAN TEORITIS ...8

A. Kajian Semantik ...8

B. Fukushi ...10

C. Sinonim ...14

D. Penelitian Terdahulu ...18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...33

A. Metode Penelitian...33

B. Objek Penelitian ...34

C. Instrumen Penelitian...35

D. Teknik Pengumpulan Data ...35

E. Teknik Analisis Data ...35

BAB IV ANALISIS DATA ...38

A. Struktur atau Pola Kalimat Totemo, Taihen, Hijyouni ...38

B. Subjek dari Fukushi Totemo, Taihen, Hijyouni ...51


(7)

D. Makna Kata Totemo, Taihen, Hijyouni ...64

E. Analisis Pasangan Kata Fukushi Totemo, Taihen, Hijyouni ...76

BAB V KESIMPULAN...80

A. Simpulan ...80

B. Saran ...83

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Huruf Kanji dari Fukushi Totemo, Taihen, dan Hijyouni. 38

Tabel 4.2

Penggunaan Pola atau Struktur Kalimat dari Fukushi

Totemo, Taihen, dan Hijyouni. 50

Tabel 4.3

Penggunaan Subjek pada kalimat Totemo, Taihen, dan

Hijyouni. 58

Tabel 4.4

Penggunaan Predikat dari Fukushi Totemo, Taihen, dan

Hijyouni. 63

Tabel 4.5

Perbandingan hasil penelitian terdahulu dengan hasil penelitian kali ini mengenai fukushi totemo, taihen, dan hijyouni


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SK Dekan


(10)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perbedaan budaya antara suatu negara tentu saja menghasilkan suatu cara komunikasi yang berbeda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain. Salah satu alat komunikasi yang paling dibutuhkan yaitu bahasa. Bahasa Jepang merupakan bahasa yang unik karena memiliki huruf yang beragam yaitu huruf hiragana, katakana dan kanji. Tidak hanya itu, bahasa Jepang pun memiliki keunikan lain seperti intonasi, bunyi, pola kalimat, dan sebagainya.

Dalam penggunaan bahasa Jepang, banyak pembelajar bahasa Jepang yang sering kali mengalami kesalahpahaman dalam pemahaman suatu makna, salah satu penyebab terjadinya kesalahpahaman tersebut terletak pada kurangnya kemampuan pembelajar bahasa Jepang dalam memahami dengan baik suatu unsur bahasa yaitu kata.

Dalam bahasa Jepang tidak sedikit terdapat beberapa kata yang memiliki bunyi ucapan yang berbeda namun memiliki arti yang sama jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia namun bila kata-kata tersebut diteliti lebih lanjut ternyata memiliki perbedaan-perbedaan dalam hal penggunaannya dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia, kata-kata yang memiliki makna yang sangat mirip disebut juga dengan sinonim. Sedangkan dalam bahasa Jepang, disebut juga ruigigo. Hal ini lah merupakan salah satu kendala atau kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang , karena kesalahan atau kekurangan akan pemahaman suatu kata akan berakibat fatal bagi pembelajar apabila digunakan untuk berkomunikasi dengan orang Jepang langsung. Maka dari itu penelitian mengenai sinonim sangat penting untuk dilakukan agar kesalahan penggunaan kata dalam sebuah kalimat dapat diminimalisir.


(11)

2

Kekeliruan atau kesalahan seperti itu terjadi dalam berbagai kelas kata, termasuk kelas kata adverbial atau Fukushi. Sebagai pembelajar bahasa Jepang, penulis sering sekali menemukan ruigigo dari kelas fukushi khususnya yaitu totemo, taihen, dan hijyouni dalam buku serta proses pembelajaran bahasa Jepang yang apabila diartikan dalam bahasa Indonesia ketiganya memiliki arti sangat. Berikut ini merupakan contoh penggunaan dari kosa kata totemo, taihen, dan hijyouni:

(1). あ 先生 大変お世話 ました (Mulya, 2013:32)

Saya sangat berterimakasih pada guru itu atas bantuannya.

(2). 銀座 ステーキを食べ う 思ったが 高い や た

(Mulya, 2013:32)

Saya bermaksud makan steak di Ginza, tetapi tidak jadi karena sangat mahal

(3). こ お 寺 奈 良 時 代 建 れ た 非 常 貴 重 建 物 す

(Mulya, 2013:32)

Kuil ini merupakan bangunan yang sangat berharga yang dibangun pada zaman Nara

Dilihat dari contoh di atas, adverbial atau fukushi yang digunakan memiliki makna yang sama jika kita menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia dan hal ini pun membuat para pembelajar bahasa Jepang merasa kesulitan dalam penggunannya secara tepat dikarenakan ketidak tahuan yang diakibatkan oleh kurangnya referensi atau kurang tersedianya penjelasan yang rinci dalam buku pelajaran atau kamus yang digunakan, serta masih sulitnya buku buku mengenai sinonim bahasa Jepang yang beredar di Indonesia.


(12)

3

Fukushi yang digunakan dalam contoh kalimat di atas jika ditelaah dari kontekstual kalimat pastilah terdapat perbedaan yang nantinya dapat menjadi petunjuk bagi pembelajar untuk menggunaan fukushi totemo, taihen, dan hijyouni secara tepat.

Namun sampai saat ini hanya terdapat penelitian terdahulu mengenai makna fukushi kiwamete, sukoburu, goku dan hanahada yang juga merupakan sinonim dengan arti sangat. Terdapat juga penelitian terdahulu dari beberapa ahli mengenai fukushi totemo, taihen, dan hijyouni. Masayoshi dan Kakuko dalam Effective Japanese Usage Guide memaparkan makna dari fukushi totemo, taihen, dan hijyouni, yaitu sebagai berikut :

1. Totemo

 Menunjukan atau mengekspresikan penilaian dari si pembicara;  Banyak digunakan sebagai bahasa lisan;

 Dapat diikuti oleh bentuk negatif. 2. Taihen

 Ungkapan yang lebih sopan dan formal;

 Mengandung makna hal yang penting atau serius. 3. Hijyouni

 Ungkapan yang lebih sopan dan formal;

 mengandung makna berbeda dari hal yang terjadi biasanya biasanya. Masayoshi dan Kakugo hanya memaparkan mengenai situasi penggunaan dan makna yang dikandungnya namun tidak disertai dengan penjelasan yang lebih detail mengenai persamaan ketiganya dan apakah ketiganya memiliki probablitas untuk saling menggantikan. Berangkat dari hal tersebut, selain ketiga fukushi tersebut banyak ditemukan dalam proses belajar bahasa jepang serta sering digunakan oleh para pembelajar baik secara lisan maupun secara tulisan dan jika para pembelajar nantinya akan menggunakan fukushi tersebut secara langsung dalam berkomunikasi dengan penutur asli, tetapi tidak mengetahui penggunaannya, maka akan terjadi kesalahpahaman. Penulis juga bermaksud


(13)

4

untuk lebih menindaklanjuti penelitian yang telah dilakukan oleh penelitia terdahulu. Oleh karena itu, penulis mengangkat masalah penelitian yang berjudul, “ANALISIS FUKUSHI TOTEMO, TAIHEN, DAN HIJYOUNI SEBAGAI SINONIM”.

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

a. Dalam bahasa Jepang terdapat kata yang memiliki bunyi ucapan yang berbeda namun memiliki arti yang sama jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Jepang disebut dengan ruigigo. Hal ini pun merupakan salah satu kendala atau kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang.

b. para pembelajar bahasa Jepang merasa kesulitan dalam penggunaan kosa kata bersinonim secara tepat dikarenakan ketidaktahuan yang diakibatkan oleh kurangnya referensi atau penjelasan yang rinci dalam buku pelajaran atau kamus yang digunakan, serta masih sulitnya buku buku mengenai sinonim bahasa Jepang yang beredar di Indonesia

c. Dalam kelas kata adverbia atau Fukushi terdapat cukup banyak kata yang memiliki arti yang sama, diantaranya yaitu totemo, taihen, dan hijyouni yang ketiganya memiliki arti yang sama yaitu sangat dan juga sering terdapat di buku pembelajaran bahasa Jepang. Namun belum terdapatnya penelitian terdahulu yang membahas makna dari ketiga fukushi tersebut,


(14)

5

2. Batasan Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut :

a. Penelitian ini hanya meneliti persamaan dari fukushi totemo, taihen, dan hijyouni dari segi penggunaannya.

b. Penelitian ini hanya meneliti perbedaan dari fukushi totemo, taihen, dan hijyouni dari segi penggunaannya.

c. Penelitian ini hanya meneliti apakah ketiga fukushi tersebut dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat.

3. Perumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Apakah persamaan dari fukushi totemo, taihen, dan hijyouni dari segi penggunaannya ?

b. Apakah perbedaan dari fukushi totemo, taihen, dan hijyouni dari segi penggunaannya ?

c. Apakah ketiga fukushi tersebut dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a. Untuk mengetahui persamaan dari fukushi totemo, taihen, dan hijyouni dari segi penggunaannya.


(15)

6

b. Untuk mengetahui perbedaan dari fukushi totemo, taihen, dan hijyouni dari segi penggunaannya .

c. Untuk mengetahui kemungkinan ketiga fukushi tersebut dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini yaitu dapat bermanfaat dalam dunia pengajaran dan pembelajaran bahasa Jepang pada umumnya, khususnya berkaitan dengan kata bersinonim dalam bahasa Jepang atau disebut ruigigo..

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut : a. Bagi penulis, dapat lebih memperdalam wawasan mengenai penggunaan

sinonim, khususnya dalam penggunaan totemo, taihen, dan hijyouni. b. Bagi pendidik, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam pengajaran

kata bersinonim, khususnya mengenai fukushi totemo, taihen, dan hijyouni. c. Bagi mahasiswa, dapat meningkatkan pemahaman dalam penggunaan

fukushi totemo, taihen, dan hijyouni, sehingga diharapkan dapat mengurangi bahkan menghindari kesalahan dalam penggunaannya.


(16)

7

D. Sistematika Penulisan

Secara garis besar uraian sistematika penulisan skripsi yang akan disusun oleh penulis adalah sebagai berikut

BAB I Pendahuluan, pada bab ini di dalamnya diuraikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah penenelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II Landasan Teoritis, pada bab ini penulis menjelaskan mengenai landasan teori yang berkaitan dengan penelitian. Khususnya menjelaskan mengenai fukushi totemo, taihen, dan hijyouni. BAB III Metodologi Penelitian, pada bab ini menjabarkan lebih rinci mengenai metode dan teknik penelitian seperti metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data, serta populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian. BAB IV Analisis Data dan Pembahasan, pada bab ini penulis menguraikan hasil penelitian dan analisis tentang variabel yang diteliti, yaitu mengenai fukushi totemo, taihen, dan hijyouni sebagai sinonim . BAB V Kesimpulan dan Saran, pada bab ini penulis mengemukakan penafsiran berupa kesimpulan terhadap semua hasil analisis data penelitian yang telah diperoleh dan implikasi atau rekomendasi yang ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan.


(17)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dengan adanya suatu proses penelitian, maka manusia dapat memecahkan masalah yang terjadi di lingkungannya, Penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya (Wirartha, 2006,hlm.67)

Dalam melakukan suatu penelitian, tentu saja diperlukan metode yang sesuai agar dapat tercapainya tujuan dari penelitian tersebut. Dalam kegiatan penelitian, metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan (Sutedi, 2011,hlm.53). Dengan adanya metode, akan mempermudah prosesnya penelitian sehingga akan berjalan dengan efektif dan efisien.

Sesuai dengan masalah yang akan diteliti, maka dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analisis. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosuder ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sutedi, 2011,hlm.58). Sedangkan Metode deskriptif analitik, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara


(18)

34

seperti dalam tulisan ilmiah, surat kabar, novel-novel dan sebagainya. (Sutedi, 2011, hlm. 144).

Adapun kelemahan dan kelebihan dari kedua jenis data tersebut. Kelebihan jitsurei antara lain, pertama, kita bisa menemukan contoh pemakaian yang terkadang tidak terpikirkan dalam benak kita, sehingga usaha untuk mencari jitsurei sebanyak-banyaknya sangat diperlukan. Kedua, analisis yang berdasarkan pada jitsurei bisa lebih akurat. Kelemahan jitsurei yaitu pertama, ada kalanya contoh tersebut menyimpang dari biasanya misalnya dalam karya sastra, seperti puisi atau syair lagu , termasuk terjemahannya. Oleh karena itu peneliti harus jeli dalam memilih jitsurei yang pantas dijadikan untuk data penelitian. (Sutedi, 2011,hlm.144).

Maka dengan metode ini, tidak hanya akan dijabarkan mengenai totemo, taihen, dan hijyouni, tetapi juga akan diperbandingkan dan dianalisis penguunaannya secara mendalam untuk mengetahui persamaan dan perbedaan yang terdapat di ketiga kata tersebut serta probablitas ketiga kata tersebut untuk saling menggantikan posisi masing masing di sebuah kalimat.

B. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah fukushi totemo, taihen, dan hijouni. Ketiga fukushi tersebut apabila dipadankan dengan bahasa Indonesia akan memiliki arti yang sama, yaitu sama sama berarti sangat. Namun, belum diketahui secara lebih jelas perbedaan dan persamaan dari penggunaan ketiga fukushi tersebut. Penelitian ini akan memusatkan pada penggunaan ketiganya dalam kalimat, bagaimana perbedaan dan persamaan dari ketiganya serta probablitas bagi kedua ataupun ketiganya untuk sapat saling menggantikan posisi yang lain dalam suatu kalimat.


(19)

35

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulka atau menyediakan berbagai data yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mendukung kegiatan penelitian ini antara lain :

1. Effective Japanase Usage Guide 2. Ruigigo Daijiten

3. Ruigigo Tsukai Wake Jiten 4. Gendai Fukushi Youhou Jiten 5. http://www.aozora.gr.jp/

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif, yaitu pengumpulan data yang berbentuk kalimat bukan berupa angka-angka dan tidak perlu diolah dengan menggunakan metode statistik. Kenudian teknik yang digunakan yaitu :

a. Studi Literatur

Ditujukan untuk mengumpulkan, meneliti dan mempelajari data data dan keterangan yang dibutuhkan berkaitan dengan tema penelitian yaitu totemo, taihen, dan hijyouni. Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu berupa contoh kalimat yang dianggap relevan.


(20)

36

memang berbeda, serta menyisihkan pada kelompok lain data yang, serupa tetapi tak sama. Dalam rangka pengklasifikasian dan pengelompokkan data tentu didasarkan pada apa yang menjadi tujuan penelitian (Manshun, 2011:253).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik permutasi (pertukaran) atau teknik subsitusi (pergantian). Digunakannya teknik ini bertujuan untuk dapat membedakan makna dari suatu kata dengan melakukan pertukaran kata-kata yang dijadikan sebagai objek penelitian ini dalam suatu kalimat, sehingga dapat diketahui apakah kata-kata tersebut dapat saling menggantikan atau tidak dalam sebuah kalimat serta dapat mengetahui dalam konteks kalimat seperti apakah kata-kata tersebut bisa saling menggantikan atau tidak bisa saling menggantikan. Dengan begitu akan diketahuinya persamaan dan perbedaan dari kata-kata tersebut

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Tahap Penyediaan Data

a. Mengumpulkan data-data yang berasal dari buku-buku sebagai referensi seperti, kamus, buku pelajaran, serta website yang membahas tentang fukushi totemo, taihen, dan hijouni.

b. Mencari hasil penelitian terdahulu mengenai makna-makna yang terkandung dalam fukushi totemo, taihen, dan hijouni.

c. Mengumpulkan contoh-contoh kalimat jitsurei maupun sakurei yang mengandung fukushi totemo, taihen, dan hijouni.

d. Memilih kalimat yang akan digunakan dengan membuang yang dirasa tidak perlu.


(21)

37

2. Tahap Analisis Data

a. Dari data-data yang telah terkumpul akan diklasifikasikan terlebih dahulu dalam beberapa kelompok yang dilakukan menurut pertimbangan penulis.

b. Data-data tersebut akan dianalisis dari segi struktur, makna serta penggunaannya dalam kalimat.

c. Mencari persamaan dan perbedaan dari fukushi tersebut baik dari segi struktur maupun makna.

d. Melakukan teknik subsitusi untuk mengetahui apakah fukushi tersebut dapat saling menggantikan atau tidak dalam suatu kalimat.

3. Generalisasi

Pada tahap ini diambilah kesimpulan berdasarkan data hasil analisis yang diperoleh dari jitsurei dan sakurei. Pada tahap ini, diharapkan dapat memperoleh kesimpulan yang jelas sehingga hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi dalam penggunaan fukushi tersebut.


(22)

78

BAB V KESIMPULAN

A. SIMPULAN

Penelitian Fukushi totemo, taihen, dan hijouni sebagai sinonim yang telah penulis selesaikan merupakan objek kajian semantik relasi makna yang termasuk pada jenis ruigi-kankei karena adanya kesamaan makna antara totemo, taihen, dan hijouni. Selain itu, ketiga fukushi tersebut merupakan sinonim yang termasuk dalam Shisateki Tokuchou yaitu kata yang sepadan atau mirip dalam arti, namun memiliki beberapa perbedaan.

Berikut ini terdapat perbedaan kanji dari ketiga fukushi tersebut dapat dilihat tabel dibawah ini :

No Kata Hiragana Kanji Keterangan

1. Totemo とても

迚も Fukushi

2. Taihen たいへ 大変 Keiyoudoushi

3. Hijouni ひじょうに 非常に Fukushi

Tabel 4.1

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan mengenai Fukushi totemo, taihen, dan hijouni sebagai sinonim terdapat persamaan mengenai struktur kalimat, subjek , dan predikat dari ketiganya. Hal ini seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini :

a. Berdasarkan pada jitsurei atau contoh kalimat yang telah ditemukan, ketiga fukushi totemo, taihen, dan hijyouni memiliki pola kalimat yang sama seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.


(23)

79

Penggunaan pola atau struktur kalimat dari ketiga fukushi

totemo, taihen dan hijouni.

No Pola Kalimat

Totemo (とても)

Taihen (大変)

Hijouni (非常に) 1.

主語 は/が~

(Subjek) wa ~   

2.

に~

(Keterangan) ni ~   

3.

各語 ~

(Objek) o ~   

4.

動詞 て形、~

(Verba) bentuk te ~   

Tabel 4.2

b. Berdasarkan jitsurei atau contoh kalimat yang telah ditemukan, ketiga fukushi totemo, taihen, dan hijyouni memiliki subjek kalimat yang sama seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.

Penggunaan subjek kalimat dari ketiga fukushi totemo, taihen dan hijouni.

No

Subjek

Totemo

とても

Taihen 大変

Hijouni 非常に

1. Orang Pertama   


(24)

80

5. Nomina   

Tabel 4.3

c. Berdasarkan jitsurei atau contoh kalimat yang telah ditemukan, ketiga fukushi totemo, taihen, dan hijyouni memiliki predikat yang sama seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.

Penggunaan predikat dari ketiga fukushi totemo, taihen dan

hijouni.

No Predikat

Totemo (とても)

Taihen (大変)

Hijouni (非常に) 1.

~ 形容詞

~ (Kata sifat-i)   

2.

~ 形容動詞

~ (Kata sifat-na)   

3.

~ 動詞

~ (Kata kerja/Verba)   

4.

~ 副詞

~ (Kata keterangan)   

5.

~ 名詞

~ (Kata Benda)   

Tabel 4.4

Adapun penggunaan fukushi totemo, taihen, dan hijouni adalah sebagai berikut :

1. Totemo, biasanya digunakan dalam ragam percakapan serta digunakan dalam situasi atau keadaan yang biasa atau nonformal. Totemo juga memiliki tingkat kesopanan yang lebih rendah daripada taihen dan hijouni.

2. Taihen, biasanya digunakan dalam situasi atau keadaan yang penting atau saat terjadi masalah yang serius. Taihen memiliki tingkat kesopanan yang lebih tinggi dari totemo.


(25)

81

3. Hijouni, biasanya digunakan dalam ragam tulisan seperti Koran, laporan, karya ilmiah, dapat juga digunakan dalam ungkapan yang resmi atau formal. Hijouni memiliki tingkat kesopanan yang lebih tinggi dari taihen dan totemo.

Selain itu, berikut adalah hasil subtitusi antara fukushi totemo, taihen dan hijouni adalah sebagai berikut :

1. Totemo vs Taihen

Totemo dan taihen dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat dalam situasi tertentu, hanya saja terdapat tingkat kesopanan yang berbeda selain itu, dalam situasi yang penting atau terjadi masalah yang serius lazimnya menggunakan fukushi taihen.

2. Totemo vs Hijouni

Totemo dan hijouni tidak dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat. Hal ini dikarenakan bahwa totemo biasa digunakan dalam ragam lisan atau percakapan dan digunakan dalam situasi yang biasa atau nonformal, sedangkan hijouni biasa digunakan dalam ragam tulisan dan digunakan dalam situasi yang berbeda dari biasanya serta hanya dapat digunakan dalam ungkapan atau pernyataan formal.

3. Taihen vs Hijouni

Taihen dan hijouni dapat saling menggantikan hanya dalam ungkapan atau pernyataan formal. Namun dalam ragam tulis atau situasi yang terjadi berbeda dari biasanya hanya dapat menggunakan fukushi hijouni.

B. SARAN

Dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan, untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dibahas lebih lanjut lagi mengenai penggunaan dan fungsi


(26)

82

persamaan, perbedaan, dan penggunaannya dari fukushi totemo, taihen, dan hijyouni.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad dan Abdullah, A.(2013). Linguistik Umum. Jakarta: ERLANGGA Alwasilah, A. C.(1993). Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.

Aminuddin.(2008). SEMANTIK (Pengantar Studi Tentang Makna). Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Asmara, C.(2011). Analisis Makna Verba Hirogaru dan Hiromaru Sebagai Sinonim. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Chaer, A.(2007). Linguistik Umum. Jakarta: RINEKA CIPTA.

.(2009). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: RINEKA CIPTA. Gumbira, N. R.(2012). Analisis Makna Verba Omou dan Kangaeru Sebagai Sinonim.

Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hida dan Asada, Hideko. (1991).Gendai Fukushi Youhou Jiten. Tokyo: Tokyodou. Kamiya, Taeko.().The Handbook of Jaoanese Adjectives and Adverb.Tokyo :

Kondansha

Manshun.(2011). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.

Matsuraa. Nihongo Indoneshia-go Jiten. Tokyo: Sango Univ Press.

Masayoshi dan Kakuko, S.(1994). Effective Japanese Usage Guide. Tokyo: Kondasha Internasional.


(28)

Poerwadarminta, MJS.(1984). Kamus Besar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ratna, N. K.(2007). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rohaeni.E.(2010).Analisis Fukushi yang Terdapat dalam Buku Shokyu Nihongo.Skripsi pada FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Satou, Norimasa.(1994).Tsukaikata no Wakaru Ruigo Rikai Jiten.Tokyo: Shogakukan Shiang, Tjhin Thian.(2002).Kiat Sukses Ujian Kemampuan Bahasa Jepang Metode

Gakushudo 2.Jakarta: Gakushudo

Shibata dan Yamada.(2002).Ruigigo Daijiten.Tokyo: Kondansha.

Sudjianto dan Dahidi, A.(2012). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang (Cetakan keempat). Jakarta: Kesaint Blanc.

Sutedi, D.(2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang (Cetakan Kedua). Bandung: Humaniora.

.(2011). Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Taniguchi, G.(1999). Kamus Standar Bahasa Jepang-Indonesia. Jakarta: DIAN RAKYAT.

Tarigan, H. G.(1993). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Wirartha, I M.(2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.

Wulandari.(2010).Analisis Makna Tsurai dan Kurushii sebagai Sinoniim.Skripsi pada FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Ejjeweblio.(2015).[Online].Tersedia:http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ と ても [10 Juli 2015]


(29)

Ejjeweblio.(2015).[Online].Tersedia:http://ejje.weblio.jp/sentence/content/大 変[10 Juli 2015]

Ejjeweblio.(2015).[Online].Tersedia:http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ 非 常に [10 Juli 2015]


(1)

80

5. Nomina   

Tabel 4.3

c. Berdasarkan jitsurei atau contoh kalimat yang telah ditemukan, ketiga fukushi totemo, taihen, dan hijyouni memiliki predikat yang sama seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.

Penggunaan predikat dari ketiga fukushi totemo, taihen dan hijouni.

No Predikat

Totemo (とても)

Taihen (大変)

Hijouni (非常に) 1.

~ 形容詞

~ (Kata sifat-i)   

2.

~ 形容動詞

~ (Kata sifat-na)   

3.

~ 動詞

~ (Kata kerja/Verba)   

4.

~ 副詞

~ (Kata keterangan)   

5.

~ 名詞

~ (Kata Benda)   

Tabel 4.4

Adapun penggunaan fukushi totemo, taihen, dan hijouni adalah sebagai berikut :

1. Totemo, biasanya digunakan dalam ragam percakapan serta digunakan dalam situasi atau keadaan yang biasa atau nonformal. Totemo juga memiliki tingkat kesopanan yang lebih rendah daripada taihen dan hijouni.

2. Taihen, biasanya digunakan dalam situasi atau keadaan yang penting atau saat terjadi masalah yang serius. Taihen memiliki tingkat kesopanan yang lebih


(2)

81

3. Hijouni, biasanya digunakan dalam ragam tulisan seperti Koran, laporan, karya ilmiah, dapat juga digunakan dalam ungkapan yang resmi atau formal. Hijouni memiliki tingkat kesopanan yang lebih tinggi dari taihen dan totemo.

Selain itu, berikut adalah hasil subtitusi antara fukushi totemo, taihen dan hijouni adalah sebagai berikut :

1. Totemo vs Taihen

Totemo dan taihen dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat dalam situasi tertentu, hanya saja terdapat tingkat kesopanan yang berbeda selain itu, dalam situasi yang penting atau terjadi masalah yang serius lazimnya menggunakan fukushi taihen.

2. Totemo vs Hijouni

Totemo dan hijouni tidak dapat saling menggantikan dalam sebuah kalimat. Hal ini dikarenakan bahwa totemo biasa digunakan dalam ragam lisan atau percakapan dan digunakan dalam situasi yang biasa atau nonformal, sedangkan hijouni biasa digunakan dalam ragam tulisan dan digunakan dalam situasi yang berbeda dari biasanya serta hanya dapat digunakan dalam ungkapan atau pernyataan formal.

3. Taihen vs Hijouni

Taihen dan hijouni dapat saling menggantikan hanya dalam ungkapan atau pernyataan formal. Namun dalam ragam tulis atau situasi yang terjadi berbeda dari biasanya hanya dapat menggunakan fukushi hijouni.

B. SARAN

Dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan, untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dibahas lebih lanjut lagi mengenai penggunaan dan fungsi dari fukushi totemo, taihen, dan hijyouni dengan lebih banyak menggunakan contoh kalimat berpedoman pada buku baik novel maupun buku pengetahuan lainnya. Selain itu, agar lebih aplikatif sebaiknya diteliti juga mengenai kemampuan para pembelajar bahasa jepang dalam memahami mengenai


(3)

82

persamaan, perbedaan, dan penggunaannya dari fukushi totemo, taihen, dan hijyouni.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad dan Abdullah, A.(2013). Linguistik Umum. Jakarta: ERLANGGA Alwasilah, A. C.(1993). Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.

Aminuddin.(2008). SEMANTIK (Pengantar Studi Tentang Makna). Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Asmara, C.(2011). Analisis Makna Verba Hirogaru dan Hiromaru Sebagai Sinonim. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Chaer, A.(2007). Linguistik Umum. Jakarta: RINEKA CIPTA.

.(2009). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: RINEKA CIPTA. Gumbira, N. R.(2012). Analisis Makna Verba Omou dan Kangaeru Sebagai Sinonim.

Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hida dan Asada, Hideko. (1991).Gendai Fukushi Youhou Jiten. Tokyo: Tokyodou. Kamiya, Taeko.().The Handbook of Jaoanese Adjectives and Adverb.Tokyo :

Kondansha

Manshun.(2011). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.

Matsuraa. Nihongo Indoneshia-go Jiten. Tokyo: Sango Univ Press.

Masayoshi dan Kakuko, S.(1994). Effective Japanese Usage Guide. Tokyo: Kondasha Internasional.

Mulya, K.(2013). FUKUSHI Dalam Bahasa Jepang. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nikelas, S.(1988). Pengantar Linguistik Untuk Guru Bahasa. Jakarta: Tut Wuri Handayani.

Nurmansyah,I.(2011).Analisis Kitto dan Kanarazu sebagai Fukushi dalam Bahasa Jepang.Skripsi pada FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbirtkan.


(5)

Poerwadarminta, MJS.(1984). Kamus Besar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ratna, N. K.(2007). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rohaeni.E.(2010).Analisis Fukushi yang Terdapat dalam Buku Shokyu Nihongo.Skripsi pada FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Satou, Norimasa.(1994).Tsukaikata no Wakaru Ruigo Rikai Jiten.Tokyo: Shogakukan Shiang, Tjhin Thian.(2002).Kiat Sukses Ujian Kemampuan Bahasa Jepang Metode

Gakushudo 2.Jakarta: Gakushudo

Shibata dan Yamada.(2002).Ruigigo Daijiten.Tokyo: Kondansha.

Sudjianto dan Dahidi, A.(2012). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang (Cetakan keempat). Jakarta: Kesaint Blanc.

Sutedi, D.(2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang (Cetakan Kedua). Bandung: Humaniora.

.(2011). Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Taniguchi, G.(1999). Kamus Standar Bahasa Jepang-Indonesia. Jakarta: DIAN RAKYAT.

Tarigan, H. G.(1993). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Wirartha, I M.(2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.

Wulandari.(2010).Analisis Makna Tsurai dan Kurushii sebagai Sinoniim.Skripsi pada FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Ejjeweblio.(2015).[Online].Tersedia:http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ と ても [10 Juli 2015]


(6)

Ejjeweblio.(2015).[Online].Tersedia:http://ejje.weblio.jp/sentence/content/大 変[10 Juli 2015]

Ejjeweblio.(2015).[Online].Tersedia:http://ejje.weblio.jp/sentence/content/ 非 常に [10 Juli 2015]