PENGARUH KEMAMPUAN INTERPERSONAL GURU DAN PENGELOLAAN KELAS TERHADAP KEBERHASILAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK NEGERI 1 CIMAHI.
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Bidang Studi Pendidikan Teknologi Kejuruan
Oleh :
SRI WINDARWATI
NIM 1102270
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
(2)
Oleh :
SRI WINDARWATI
NIM : 1102270
Sebuah tesisi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Teknologi Kejuruan
Sri Windarwati 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
April 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Tesis isi tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
(3)
Nama : Sri Windarwati NIM: 1102270
(4)
Pembimbing II
Dr. Sudiani. M.Pd. NIP. 196306281988031002
Mengetahui, KetuaProgram Studi
Dr.H. Dadang Hidayat M. M.Pd. NIP. 194904271976031
(5)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
proes belajar mengajar pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cimahi Sri Windarwati (1102270)
Kemampuan interpersonal dimaknai sebagai kemampuan untuk melakukan komunikasi secara efektif yang meliputi kemampuan untuk memulai suatu hubungan interpersonal, kemampuan membuka diri, kemampuan untuk memberikan bersikap asertif, empati serta kemampuan mengelola dan mengatasi konflik dengan orang lain.
Pengelolaan kelas adalah segala daya upaya guru dalam menciptakan suasana/lingkungan belajar mengajar yang efektif sehingga kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuannya serta siswa dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya melalui pengoptimalan seluruh sumber daya yang ada melalui tahapan atau proses pembelajaran. Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.
Tujuan penelitian ini adalah apakah sikap guru atau kemampuan interpersonal guru terutama dalam mengelola kelas khususnya pada mata pelajaran produktif berpengaruh terhadap hasil belajar siswapada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cimahi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif. Dari hasil penelitian diperoleh data nilai t hitung ( secara parsial terdapat pengaruh signifikan Kemampuan Interpersonal Guru (X1) dan Kemampuan Pengelolaan Kelas (X2), terhadap
Keberhasilan Proses Belajar (Y).Hasil dari perhitungan koefisien determinasi dapat menunjukkan bahwa variabel Kemampuan Interpersonal Guru dan kemampuan pengelolaan kelas berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar sebesar 25.6 %, sedangkan sisanya 74.4 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel Kemampuan Interpersonal Guru dan kemampuan pengelolaan kelas.
(6)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...i
LEMBAR PERNYATAAN...ii
ABSTRAK...iii
KATA PENGANTAR...iv
UCAPAN TERIMA KASIH...v
DAFTAR ISI...vii
DAFTAR TABEL...x
DAFTAR GAMBAR...xi
Bab I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang...1
B. Identifikasi Masalah...6
C. Rumusan dan Batasan Masalah...6
D. Tujuan Penelitian...7
E. Manfaat Penelitian...8
F. Struktur Organisasi Tesis...8
Bab II KAJIAN PUSTAKA...10
A. Konsep Pendidikan...10
1. Pengertian Pendidikan...10
2. Fungsi Pendidikan...11
3. Tujuan Pendidikan...12
B. Konsep Pendidikan Teknologi Kejuruan...13
C. Kemampuan Interpersonal Guru...20
1. Kemampuan Interpersonal...20
2. Kompetensi Interpersonal...23
3. Aspek-aspek kompetensi interpersonal...23
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi interpersonal...25
5. Guru dan kemampuan interpersonal...26
5.1. Komunikasi Interpersonal...31
5.2. Proses komunikasi interpersonal...32
5.3. Tujuan komunikasi interpersonal...32
5.4. Hubungan interpersonal...34
(7)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Konsep Pengelolaan kelas...38
1. Pengertian pengelolaan kelas...38
2. Tujuan pengelolaan kelas...39
3. Pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan kelas...43
4. Prinsip-prinsip pengelolaan kelas...44
5. Aspek-aspek pengelolaan kelas...46
6. Guru sebagai pengelola kelas...52
E. Konsep Keberhasilan Belajar...54
F. Hasil Penelitian yang Relevan...62
G. Kerangka Pemikiran...64
H. Hipotesis...66
BAB III METODE PENELITIAN...67
A. Lokasi dan Subjek Populasi...67
B. Desain Penelitian...68
C. Metode Penelitian...69
D. Definisi Operasional...70
E. Pengembangan Instrumen Penelitian...72
1. Instrumen Pengumpul Data...72
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian...74
a. Uji Validitas dengan Korelasi Product Moment...76
b. Uji Reabilitas...79
F. Teknik Pengumpulan Data...82
G. Teknik Analisis Data...82
a. Sebaran Frekuensi...82
1. Uji Normalitas Data...82
2. Uji Homogenitas...87
b. Analisis Regresi dan Korelasi...87
1. Persamaan Regresi...88
2. Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi...89
3. Koefisien Korelasi...92
4. Uji Hipotesis Statistik...93
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...97
A. Pengolahan Data Hasil Penelitian...97
1. Sebaran Frekuensi...97
a. Sebaran Frekuensi Variabel Kemampuan Interpersonal Guru (X1)...98
(8)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengelolaan Kelas (X2)...101
c. Sebaran Frekuensi Variabel Keberhasilan Proses Belajar (Y)...105
2. Analisis Regresi...109
A. AnalisiRegresivariabel Kemampuan Interpersonal Guru (X1)...109
B. AnalisiRegresivariabel Kemampuan Pengelolaan Kelas(X2)...113
C. AnalisiRegresivariabel Kemampuan Interpersonal Guru (X1) danvariabelKemampuan Pengelolaan Kelas (X2)...116
B. Pembahasan Hasil Penelitian...120
1. Pengaruhkemampuan interpersonal guru terhadap keberhasilan proses belajar mengajar pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cimahi...120
2. Pengaruh kemampuanpengelolaan kelas terhadapkeberhasilan belajar siswa pada mata pelajaranproduktif di SMK Negeri 1 Cimahi...124
3. Pengaruhkemampuan interpersonal guru dankemampuan pengelolaan kelas terhadap keberhasilan proses belajar mengajar pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cimahi...128
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...131
A. Kesimpulan...131
B. Saran...134
DAFTAR PUSTAKA...135 LAMPIRAN
(9)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
3.1. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Kemampuan Interpersonal Guru (X1)...74
3.2. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Pengelolaan Kelas (X2)...75
3.3. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Keberhasilan Belajar Mengajar pada Mata Pelajaran Produktif (Y)...75
3.4. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Interpersonal Guru (X1)...78
3.5. Tabel Interpretasi Nilai r...81
3.6. Deskripsi Kemampuan Interpersonal Guru...84
3.7. Deskripsi Pengelolaan Kelas...85
3.8. Deskripsi Keberhasilan Proses Belajar Mengajar...86
3.9. Varians Homegenitas...87
3.10. Contoh Hasil Perhitungan Analisis Varians Untuk Uji Independensi Variabel Y terhadap Variabel X...91
3.11. Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi...92
4.1. Statistik Deskriptif Kemampuan Interpersonal Guru...98
4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Interpersonal Guru...99
4.3. Distribusi Frekuensi dan Prosentase Variabel Variabel Kemampuan Interpe rsonal Guru...100
4.4. Statistik Deskriptif Kemampuan Pengelolaan Kelas...102
4.5. Distribusi Frekuensi Variabel Pengelolaan Kelas...103
4.6. Distribusi Frekuensi dan Prosentase Variabel Kemampuan Pengelolaan Kelas...102
4.7. Statistik Deskriptif Keberhasilan Proses Belajar...106
4.8. Distribusi Frekuensi Variabel Keberhasilan Proses Belajar Mengajar....107
4.9. Distribusi Frekuensi Variabel Keberhasilan Proses Belajar Mengajar....107
4.10. Analisis Korelasi Uji Normalitas Variabel Kemampuan Interpersonal Guru (X1)...110
(10)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.11. Uji Linieritas Variabel Kemampuan Interpersonal Guru (X1)...111
4.12. Uji regresi Variabel Kemampuan Interpersonal Guru (X1)...111
4.13. Analisis Korelasi Variabel Kemampuan Pengelolaan Kelas (X2)...113
4.14. Uji Linieritas Variabel Kemampuan Pengelolaan Kelas (X2)...114
4.15. Uji regresi Variabel Kemampuan Pengelolaan Kelas (X2)...114
4.16. Analisis Korelasi Variabel Kemampuan Interpersonal Guru (X1) dan Kemampuan Pengelolaan Kelas (X2)...116
4.17. Uji Linieritas Variabel Kemampuan Interpersonal Guru (X1) dan Variabel Kemampuan Pengelolaan Kelas...117
4.18. Uji Regresi Variabel Kemampuan Interpersonal Guru (X1) dan Variabel Kemampuan Pengelolaan Kelas (X2)...118
DAFTAR GAMBAR NO. Halaman 2.1. Piramida Ketenagakerjaan di Indonesia...15
(11)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
(12)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan adalah fitrahnya manusia sebagai makhluk yang berakal dan beradab, dengan pendidikan manusia dapat membangun dirinya menjadi manusia seutuhnya. Khususnya dalam menyiapkan diri menjadi sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pengelolaan sumber daya alam, melestarikannya dan menggunakannya sebagai modal pembangunan bangsa dan Negara.
Pendidikan mempunyai fungsi strategis dan peranan yang amat penting, sebab tanpa pendidikan kepribadian manusia sebagai subjek pembangunan belum dapat memberikan jaminan untuk mewujudkan cita-cita pembangunan. System, pendidikan yang diselenggarakan di Negara kita terdiri dari beberapa tingkatan dan unsur yang saling berkaitan satu sama lainnya, dari tingkat dasar, menengah, dan tingkat tinggi yang menjadi hierarki atau jenjang yang harus diikuti. Masing-masing jenjang pendidikan tersebut memiliki komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya dalam mewujudkan tujuan yang telah direncanakan.
Adapun komponen-komponen tersebut menurut Tirtorahardjo,U. dan Sula L (1994:85 ) yaitu : (1) Murid sebagai raw input, (2) Guru dan tenaga kependidikan lainnya, (3) Administrasi, (4) Kurikulum, (5) Keuangan, (6) Sarana, (7) Politik, (8) Ekonomi, (9) Sosial budaya, (10) Keamanan, dan (11) Kependidikan sebagai environmental input.
Setiap komponen tersebut saling berinteraksi selama proses pendidikan berlangsung, untuk menghasilkan perubahan perilaku siswa sebagai output pendidikan. Semua komponen tersebut akan selalu ada pada semua jenjang
(13)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan dan memiliki peranan masing-masing dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Pendidikan Menengah Kejuruan adalah suatu program yang dirancang secara spesifik dengan tujuan menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang memiliki keahlian tertentu, melaksanakan tugas secara professional, serta siap untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Empat konsep yang melandasi eksistensi penyelenggaraan Pendidikan Menengah kejuruan yaitu : (1) asumsi tentang anak didik, (2) konteks sosial, (3) dimensi ekonomi, dan (4) konteks ketenagakerjaan.
Khususnya pada konteks asumsi anak didik, pendidikan menengah kejuruan merupakan upaya menyediakan stimulus berupa pengalaman belajar dan interaksi dengan dunia luar diri anak didik, serta berupaya membantu mereka mengembangkan diri dan potensinya. Pengalaman yang disediakan bagi anak didik tersebut, haruis direncanakan baik oleh si anak didik sendiri maupun oleh sekolah melalui guru.
Guru menjadi ujung tombak pendidikan terutama pada pendidikan menengah kejuruan, Guru dalam pengertian sistem pendidikan Indonesia adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (pasal 1 ayat 1 UU no. 14 Tahun 2005),
Proses belajar mengajar di lakukan guru baik didalam kelas maupun diluar kelas menjadi kunci terjadinya pendidikan sehingga kemampuan guru terutama dalam pengkondisian kelas haruslah tepat dan maksimal. Dalam pendidikan menengah kejuruan proses pembelajaran haruslah di rencanakan dan dilaksanakan sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan kejuruan yang mengahsilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang utuh dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Maka kemampuan guru secara profesional sangatlah menentukan,
(14)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
salah satu kemampuan guru sebagai guru profesional yaitu kemampuan interpersonal.
Sukses pembangunan mutu pendidikan tergantung pada dua faktor; yaitu faktor konvensional-mekanis ( paradigma lama : input- proses-output ) dan faktor inkonvensional (paradigma baru : yaitu pembangunan proses kultural ). Sukses pendidikan tidak hanya bergantung pada keberadaan fisik, peraturan/ sistem, guru, sarana pendukung lainnya (gedung, laboratorium, perpustakaan, internet) namun juga pada bagaimana kultur sekolah dibangun. Guru harus mampu menjadi pembangun kultur sekolah melalui sistem dan praktik komunikasi internal-eksternal yang dibangun/dilakukan bersama siswa dan mitra kerjanya. Komunikasi guru harus produktif sehingga mampu membangun kedekatan guru-siswa- mitranya, mampu menjembatani persoalan kebutuhan siswa dan kompetensi siswa yang perlu dimaksimalkan sehingga sungguh berdaya, mampu membangun komunikasi merata, adil, berkualitas, mampu menciptakan wibawa diri walaupun dekat dengan siswa. Kondisi komunikasi demikian akan menjadikan guru disegani, dicari, dan dihormati. Inilah esensi komunikasi guru-siswa yang mampu membangun kualitas pembelajaran sebagai dasar pembangunan mutu pendidikan. Guru memiliki peranan yang sangat strategis dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Guru mengemban tugas dan fungsi yang tidak terbatas hanya mengajar semata, tetapi juga melatih dan mendidik peserta didik. Melalui peranan yang dijalankannya itu, guru diharapkan mampu mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik. Sehingga dicapai hasil belajar yang bermutu, dan tercapainya tujuan pendidikan yang berkualitas.
Menurut S. Nasution (2006: 194), bermacam-macam media yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan siswa. Pada umumnya gurulah sumber utamanya yang memberikan stimulus kepada siswa agar belajar, akan tetapi di samping guru masih ada lagi berbagai macam media lainnya seperti benda-benda,
(15)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
demonstrasi, model, bahasa tertulis, gambar-gambar, film, dan televisi, mesin belajar (teaching machine).
Begitu pentingnya peranan guru tersebut, kedudukannya tidak dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun oleh komputer yang paling modern sekalipun. Masih banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan motivasi, dan lain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut.
Pada kenyataannya di lapangan khususnya di SMK Negeri 1 Cimahi atau umumnya di SMK negeri lainnya, diakui atau tidak, masih, banyak guru yang belum melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tuntutan profesi yang sesungguhnya. Guru masih memiliki kecenderungan menempatkan diri pada posisi sebagai pengajar semata, dan mengabaikan tugasnya dalam mendidik dan melatih peserta didik. Guru terkesan melaksanakan tugasnya secara asal-asalan, tidak mengikuti rambu-rambu proses pembelajaran yang sebenarnya. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, terbatas hanya untuk menggugurkan kewajiban. Keadaan ini menggambarkan belum semua guru dapat melaksanakan syarat-syarat profesi keguruan dengan baik, dan belum semua guru dapat menjalankan kode etik keguruannya.
Pada kondisi di lapangan khususnya di SMK Negeri 1 Cimahi atau umumnya di SMK negeri di wilayah kota Cimahi. Masalah pengkondisian telah menjadi masalah pokok, hal ini terlihat dari sebagian siswa yang masih belum bisa mengkondisikan dirinya untuk dapat mengikuti pembelajaran di SMK dengan semaksimal mungkin sehingga masih terlihat siswa yang asal-asalan dalam mengikuti pembelajaran.
Sikap partisipasi siswa dalam mengikuti KBM dan juga antusias siswa yang kurang, terlihat dari intensitas keaktifan siswa ketika KBM berlangsung siswa masih malu-malu dalam bertanya karena kemungkinan guru kurang peduli terhadap siswa yang kurang mengerti dikarenakan kurangnya komunikasi antara
(16)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa dan guru. Saat guru sedang mrnerangkan materi ada siswa yang malah mengobrol sendiri, ada yang mencoret-coret buku tulisnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan materi yang sedang diajarkan oleh gurunya.
Selain itu terdapat salah satu siswa yang melamun sambil melihat atap dinding kelas. Guru sendiri terlihat tidak memperdulikan sikap siswa dan hanya sesekali guru mengingatkan agar siswa tidak ramai sendiri langsung melanjutkan kembali pembelajaran.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa perhatian dan antusias siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah serta siswa yang masih belum menyelesaikan pekerjaan rumahnya dengan berbagai alasan yang berbeda-beda. Pada kasus yang berbeda, di saat guru mencoba melakukan sebuah kompetisi dengan membagi kelas menjadi kelompok, siswa terlihat malas-malasan mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru sampai guru kelas harus turun tangan agar siswa mampu membentuk kelompok.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran pun masih terlihat rendah dilihat pada saat diskusi kelompok berjalan. Juga ketuntasan dalam pengerjaan tugas baik tersetruktur maupun tidak terstruktur yang pada akhirnya nilai akhir atau hasil akhir dari proses belajar mengajar tidak optimal dengan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimal.
Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara iptimal. Di dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilakasanakan.
(17)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasanan dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan, mengembangkan hubungan guru dengan siswa dan membuat aturan kelompok yang produktif.
Djamaroh (2006:173) menyebutkan “ Masalah yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Aspek yang sering didiskusikan oleh penulis profesional dan pengajar adalah juga pengelolaan kelas”. Pengelolaan kelas adalah tugas utama yang harus diperhatikan oleh guru meskipun tidak ada satu pendekatan yang dikatakan paling baik. Sebagian besar guru kurang mampu membedakan masalah pengajaran dan masalah pengelolaan harus diatasi dengan cara pengelolaan.
Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental dan emosional siswa.
Berdasarkan uraian di atas, perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai “Pengaruh kemampuan interpersonal guru dan pengelolaan kelas terhadap kebarhasilan proses belajar mengajar pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cimahi.
B.Identifikasi Masalah
Masalah yang muncul berkenaan dengan pencapaian tujuan dan hasil dari kegiatan belajar mengajar di kelas terutama pada mata pelajaran produktif yang
(18)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bersinggungan dengan kemampuan interpersonal guru dalam mengelola kelas adalah :
1. Kemampuan interpersonal guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa masih belum terlaksana dengan baik.
2. Pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cimahi masih belum terlaksana dengan baik sehingga menjadi kendala dalam mencapai hasil belajar yang maksimal.
3. Keberhasilan belajar siswa mata pelajaran produktif masih kurang dari harapan sehingga ada nilai yang dikatrol untuk mencapai KKM.
C. Rumusan dan Batasan Masalah
Luasnya lingkup permasalahan di atas, maka perlu sekiranya peneliti membatasi agar tidak terjadi ketidak jelasan masalah yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka batasan masalah yang peneliti lakukan adalah pada:
1. Kemampuan Interpersonal guru yang dapat mempengaruhi pembentukan situasi dan pengelolaan kelas agar mendukung kelancaran PBM pada mata pelajaran produktif di SMK negeri 1 Cimahi
2. Pengelolaan Kelas yang dapat mempengaruhi keberhasilan PBM sehingga memberikan dampak pada pencapaian hasil belajar yang optimal khususnya pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cimahi
3. Pengaruh kemampuan interpersonal guru dalam pencapaian hasil belajar yang optimal pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cimahi.
Permasalahan dirumuskan sebagai berikut “Seberapa besar pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Produktif ?“. Penelitian ini dilakukan pada guru-guru produktif di SMKN 1 Cimahi.
(19)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka rumusan masalah dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh kemampuan interpersonal guru terhadap keberhasilan proses belajar mengajar pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cimahi ?
2. Seberapa besar pengaruh pengelolaan kelas terhadap keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cimahi ?
3. Seberapa besar pengaruh kemampuan interpersonal guru dan pengelolaan kelas terhadap keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cimahi ?
D. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini yaitu mengkaji seberapa besar pengaruh kemampuan interpersonal guru dalam pengelolaan kelas terhadap tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal dalam mata pelajaran produktif. Tujuan umum ini dirinci menjadi beberapa tujuan khusus yang dirumuskan sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kemampuan interpersonal guru terhadap keberhasilan proses belajar mengajar pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cimahi.
2) Untuk mengetahui berapa besar pengaruh pengelolaan kelas terhadap keberhasilan proses belajar mengajar pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cimahi.
3) Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh kemampuan interpersonal guru dan pengelolaan kelas terhadap keberhasilan proses belajar mengajar pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cimahi.
(20)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi dan manfaat kepada berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut :
1. Manfaat Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan masukan bagi dunia pendidikan khususnya dalam pencapaian tujuan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan secara umum.
2. Manfaat secara Praktis
a. Bagi Kepala SMK khususnya dalam bidang pengembangan SDM guru bahwa kemampuan interpersonal guru harus diasah dan ditingkatkan demi terciptanya PBM yang Optimal.
b. Bagi Guru adalah sebagai masukan bahwa kemampuan interpersonal akan sangat membantu di dalam melaksanakan tugasnya selaku guru professional.
c. Bagi Siswa adalah untuk meningkatkan motivasi, antusias dan respek terhadap pelajaran sehingga dapat melaksanakan pembelajarannya secara optimal untuk mencapai hasil belajar yang optimal pula.
d. Bagi sekolah adalah meningkatkan kualitas proses pendidikan yang terjadi di sekolah.
F. Struktur Organisasi Tesis
Untuk memudahkan dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut rencana penulis untuk membuat rangka penulisan penelitian yang akan diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN. Bab ini mengemukakan latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah judul dan struktur organisasi.
(21)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bab ini berisi tentang dasar-dasar teori umum yang dipakai pada pembahasan dan analisis masalah. Teori diambil dari literatur yang berkaitan dengan pembahasan masalah, pembahasan mengenai teori yang mendasari, asumsi dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini berisi tentang metode penelitian, variabel penelitian, paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, pengujian instrumen dan teknik pengolahan data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini berisi mengenai penjelasan deskripsi data, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini berisi hasil penelitian yang disampaikan dan sekaligus di berikan saran-saran yang diperlukan.
(22)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian dilaksanakan. Dalam penelitian ini peneliti mengambil tempat di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 (SMKN 1) Cimahi yang beralamat di Jl. Mahar Martanegara No. 48 Cimahi.
2. Populasi Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oeh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2007:117).“Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”
(Suharsimi Arikunto, 2006:130).Tedjo Narsoyo (2007:5) mendefinisikan populasi sebagai “kelompok obyek dengan ukurannya tak terhingga
(infinite), yang karakteristiknya dikaji atau diuji melalui sampling”.
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang mempunyai kaitan dengan masalah yang diteliti. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah guru produktif SMKN 1 Cimahi sebanyak 106 guru produktif.
3. Sampel Penelitian
Riduwan (2004:56) mengutip pendapat pendapat Arikunto
(23)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat
mewakili seluruh populasi”. Tedjo Narsoyo (2007:5) mendefinisikan sampel sebagai ”contoh yang diambil secara acak untuk mewakili populasi dari mana sampel itu diambil”. Sedangkan Riduwan (2004:56) yang
mengutip pendapat Sugiyono (1997:57) memberikan pengertian bahwa :
”Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
”Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya.
Teknik pengambilan sampel
Besarnya ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini, ditentukan berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto (1997:94), bahwa apabila populasi cukup homogen, datanya di bawah 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya apabila jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%, atau lebih, peneliti mengambil sampel lebih dari 20% dari jumlah populasi 106 orang guru produktif. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 40 guru.
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini ada tiga variabel yang diteliti (1) Variabel bebas atau independen variabel, terdiri atas dua buah, yakni Interpersonal guru (X1) dan Pengelolaan Kelas (X2) dan variabel terikat atau dependen variabel, yakni
(24)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Produktif (Y). Kedua Variabel bebas (X1) dan (X2) dihubungkan dengan variabel terikat (Y) dengan pola hubungan:
1) Hubungan antara variabel X1 dengan variabel Y 2) Hubungan antara variabel X2 dengan variabel Y dan
3) Hubungan antara variabel X1 dan Variabel X2 secara bersama-sama dengan variabel Y
Ketiga pola hubungan antar variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Alur Hubungan Antar Variabel X1, X2, dan Y
Keterangan:
X1 = Interpersonal Guru X2 = Pengelolaan Kelas
Y = Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Produktif
Interpersonal Guru
Pengelolalaan Kelas
Keberhasilan Proses
Belajar Mengajar
Mata Pelajaran
Produktif
rx1y
rx1x2y
2
rx2y
(25)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini, data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan angket. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian ini (Riduwan, 2004 :275 mengutip pernyataan Effendi, 2003:3).
Penelitian dilakukan secara meluas dan berusaha mencari hasil yang segera dapat dipergunakan untuk suatu tindakan yang sifatnya deskriptif yaitu melukiskan hal-hal yang mengandung fakta-fakta, klasifikasi dan pengukuran yang akan diukur adalah fakta yang fungsinya merumuskan dan melukiskan apa yang terjadi (Ali, 1997:5). Sedangkan tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1988:63).
Berdasarkan pengertian pakar di atas, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa metode deskriptif cocok untuk digunakan dalam penelitian ini karena sesuai dengan maksud dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran tentang Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Produktif.
D. Definisi Operasional
Secara operasional variabel perlu didefinisikan yang bertujuan untuk menjelaskan makna variabel penelitian. Singarimbun (1987:23) memberikan pengertian definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberikan petunjuk bagaimana variabel diukur sesuai dengan judul penelitian yaitu :
(26)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengaruh kemampuan interpersonal guru dan pengelolaan kelas terhadap keberhasilan proses belajar mengajar mata pelajaran produktif (Studi deskriptif terhadap guru produktif di SMKN 1 Cimahi). Variabel pada penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu pengaruh kemampuan interpersonal guru (X1), Pengeloalan Kelas (X2) serta satu variabel terikat keberhasilan proses belajar mengajar mata pelajaran produktif (Y).
1. Kemampuan Interpersonal Guru
Kemampuan interpersonal menurut Spitzberg & Cupach (dalam
Muhamad) Lukman 2000:10) adalah “kemampuan seorang individu untuk melakukan komunkasi yang efektif”. Kemampuan ini ditandai oleh adanya
karakteristik-karakteristik psikologis tertentu yang sangat mendukung dalam menciptakan dan membina hubungan antar pribadi yang baik dan memuaskan.
Sedangkan kemampuan interpersonal menurut Buhrmester, dkk (1988 ;
991) adalah : “ kecakapan yang dimiliki seorang untuk memahami
berbagai situasi sosial dimanapun berada serta bagaimana tersebut menampilkan tingkah laku yang sesuai dengan harapan orang lain yang merupakan interaksi dari individu dengan individu lain. Kekurang mampuan dalam hal membina hubungan interpersonal berakibat terganggunya kehidupan sosial seseorang. Seperti malu, menarik diri, berpisah atau putus hubungan dengan seseorang yang pada akhirnya menyebabkan kesepian.
Kemampuan yang dimiliki oleh guru yang berkenaan dengan kemampuan untuk memahami kondisi kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri, kekuatan dan kelemahan diri sendiri, kemampuan memotivasi diri sendiri, serta kemampuan mendisipilinkan diri. Guru berkecerdasan interpersonal
(27)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
biasanya sangat menghargai nilai/aturan- aturan, etika (sopan santun ), moral, dan kepribadian sesama
2. Pengelolaan Kelas
Berbagai definisi tentang pengelolaan kelas yang dapat diterima oleh para ahli pendidikan, yaitu:
Pengelolaan kelas di definisikan sebagai:
a. Perangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan. b. Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan
interpersonal yang baik da iklim sosio emosional kelas yang positif. c. Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan
organisasi kelas yang efektif.
Dari ketiga definisi di atas, masing-masing mempunyai asumsi yang berbeda-beda. Para ahli menggabungkan ketiga dimensi itu menjadi definisi yang bersifat pluralistik, yaitu bahwa pengelolaan kelas sebagai seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan, menghubungkan interpersonal dan iklim sosio emosional yang positif serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
3. Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Produktif
Dikemukakan oleh Nana Sudjana (1989:5) bahwa belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar mengajar tersebut dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
(28)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Instrumen Pengumpul Data
Data yang digunakan adalah data yang berhubungan dengan kemampuan interpersonal guru dalam pengelolaan kelas terhadap keberhasilan proses belajar mengajar pada mata pelajaran produktif di SMKN 1 Cimahi. Instrumen yang digunakan adalah angket dan observasi di lapangan.
Pada penelitian ini angket yang digunakan adalah angket tertutup melalui angket dengan jawaban yang telah disediakan sehingga responden dapat memilih salah satu jawaban yang ada.
Arikunto Suharsimi (2006:151) mengemukakan bahwa angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Pemilihan teknik pengumpulan data dengan angket, didasarkan pada alasan bahwa: a) responden memiliki waktu yang cukup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang cepat.
Melalui teknik angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pernyataan yang diajukan dalam angket tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel Kemampuan Interpersonal Guru, Pengelolaan Kelas, Keberhasilan Proses Belajar mengajar, merupakan materi pokok yang dijabarkan menjadi sejumlah pernyataan dalam angket. Dalam penelitian ini, alat pengumpul data yang digunakan untuk mengungkap data tentang variabel Kemampuan Interpersonal Guru, Pengelolaan Kelas,
(29)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keberhasilan Proses Belajar Mengajar adalah dengan menggunakan angket melalui teknik skala likert dengan lima kategori pilihan jawaban.
Sedangkan instrumen yang dipergunakan berupa daftar angket bentuk check list yaitu sebuah daftar di mana responden tinggal membubuhkan tanda check list pada kolom yang sesuai. Untuk analisis secara kuantitatif, maka alternatif jawaban tersebut diberi skor dari nilai 1 sampai 5 sebagai berikut :
Ada lima alternatif jawaban untuk variabel Kemampuan Interpersonal Guru, Pengelolaan Kelas, Keberhasilan Proses Belajar Mengajar yaitu :
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Kurang Setuju (KS) 4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
Masing-masing jawaban diberi bobot nilai 5-4-3-2-1 untuk pernyataan positif dan 1-2-3-4-5 untuk pernyataan yang negatif. Bobot nilai tersebut langsung dijadikan skor untuk setiap responden yang memberikan jawaban terhadap masing-masing pernyataan, sehingga apabila skor-skor tersebut dijumlahkan maka akan diperoleh skor total.
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi disusun untuk mempermudah peneliti menyusun instrumen dalam mengumpulkan data. Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya (independen) terdiri dari kemampuan Interpersonal Guru (X1), Pengelolaan Kelas (X2).
(30)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel terikat atau dependen (Y) adalah Keberhasilan Proses Belajar Mengajar.
Agar lebih jelasnya, berikut ini disajikan bentuk kisi-kisi instrumen penelitian untuk mengukur Kemampuan Interpersonal Guru, Pengelolaan Kelas, Keberhasilan Proses Belajar Mengajar ditunjukkan pada Tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Kemampuan Interpersonal Guru (X1)
Tabel 3.2
Kisi-kisi uji coba instrumen Pengelolaan Kelas (X2)
VARIABEL ASPEK YANG
DIAMATI INDIKATOR NO ITEM
Kemampuan Interpersonal Guru (X1)
Kemampuan Interpersonal
1. Memberikan salam sapa 1,2,3
2. Memberikan semangat 4,5,6,7
3. Mengarahkan siswa dalam
membimbing 8,9,10,11,12
4. Mengatasi masalah di kelas 13,14,15,16,17
5. Membangun sikap saling
percaya 18,19,20,21
6. Memberikan kesempatan
siswa untuk mengemukakan pendapat
22,23,24,25,26
7. Menghargai pendapat siswa 27,28,29
8. Memahami keadaan siswa 30,31
9. Mengetahui perkembangan
belajar siswa 32,33,34
10. Mengambil keputusan 37,38,39,40
11. Mendukung ide-ide siswa 41,42
12. Memberikan keteladan kepada
siswa 43,44
13. Meemahami kode etik guru 45,46
(31)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3
Kisi-kisi uji coba instrumen Keberhasilan Belajar Mengajar pada Mata Pelajaran Produktif (Y)
VARIABEL ASPEK YANG DIAMATI
INDIKATOR NO
ITEM
Pengelolaan Kelas (X2)
Perencanaan pengajaran
1. Merumuskan tujuan pembelajaran 1,2
2. Membuat bahan pembelajaran 3,4
3. Menentukan metode pembelajaran 5,6
4. Menentukan evaluasi pembelajaran 7,8
Pengorganisasian kelas
1. Mengatur siswa dalam kelas 9,10,11
2. Mengatur ruangan alat dan media
pembelajaran
12,13,14, 15
3. Mengatur keberhasilan kelas 16,17
Pembinaan disiplin kelas
1. Mengontrol dan mengkoreksi siswa 18,19,20
2. Memberikan hadiah 21,22
3. Memberikan hukuman 23,24,25
Memotifasi kelas
1. Memberikan harapan 26,27,28,
29,30
2. Menganalisa hasil belajar 31,32,33
VARIABEL ASPEK YANG DIAMATI INDIKATOR NO ITEM Keberhasilan Proses Belajar Mengajar (Y) Kognitif
1. Melakukan pengamatan 1,2 2. Memahami materi pelajaran 3,4 3. Menjelaskan materi pelajaran 5 4. Mencari sumber materi pelajaran 6 5. Menganalisis materi pelajaran 7,8,9 6. Melaksanakan evaluasi 12,13 Afektif 7. Mengikuti kegiatan pembelajaran 14,15 8. Menyelesaikan tugas 16,17
(32)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Selanjutnya angket lengkap dapat dilihat pada lampiran 1.
3. Uji Coba Instrumen
Sutrisno Hadi (1995:166) menjelaskan tujuan diadakannya uji coba alat ukur adalah
1. Untuk memperoleh keyakinan tentang alat ukur 2. Untuk menentukan alokasi waktu yang paling layak
3. Untuk menemukan kelemahan-kelemahan dalam petunjuk atau administrasi
Uji coba item instrumen penelitian dilakukan dua macam, yaitu uji validitas dan uji reabilitas. Uji coba dilaksanakan pada bulan November 2013 dengan menggunakan sampel sebanyak 20 guru.
Data yang telah didapat hasil uji coba kemudian dianalisis untuk mengetahui kualitas dari alat ukur tersebut. Hasil pengujian validitas untuk variabel Kemampuan Interpersonal Guru (X1), Pengelolaan kelas (X2), dan Keberhasilan Belajar Mengajar (Y) dengan menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 19 for windows dan microsoft excel.
a. Uji Validitas dengan Korelasi Product Moment
9. Memperhatikan materi pelajaran
dengan seksama 18,19
10. Menyerap materi pelajaran 20,21,22 11. Berinteraksi dengan rekan dan guru 23,24,25
Psikomotor
12. Keterampilan Bergerak/Bertindak 26,27 13. Mengikuti proses pembelajaran
(33)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji validitas adalah ketepatan dari suatu instrumen atau alat pengukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa
yang seharusnya di ukur. “Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika
hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memilki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriteria” (Suharsimi Arikunto, 2007:69).
Uji Validitas angket dihitung dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment (Pearson), yaitu:
2 2
2 2
) ( ) ( ) )( ( i i i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X n r keterangan :
rxy = koefisien korelasi
n = jumlah responden uji coba X = skor tiap item
Y = skor seluruh item responden uji coba
Uji signifikansi terhadap validitas dilakukan dengan menggunakan uji-t, yaitu : ) 1 ( ) 2 ( 2 xy xy hit r n r t
dengan kriteria : Jika thitung > ttabel (alpha=5%, derajat kebebasa = n-2), maka
butir item valid dan signifikan. Selanjutnya hasil uji t disajikan pada lampiran 2.
1) Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Interpersonal Guru (X1) Variabel terdiri dari 48 item pertanyaan. Instrumen tersebut telah diuji cobakan ke 20 orang guru. Hasil uji coba instrumen penelitian variabel Kemampuan Interpersonal Guru diperoleh kesimpulan bahwa dari 48 item pernyataan yang diuji coba, dinyatakan valid sebanyak 41 item,
(34)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yaitu pernyataan nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48 (digunakan), sedangkan yang dinyatakan tidak valid dan tidak signifikan sebanyak 7 item yaitu no 1, 9, 16, 27, 34, 38, 42 tidak digunakan, karena sudah terwakli oleh item pernyataan yang lainnya. Kisi-kisi instrumen penelitian hasil uji validitas dapat di lihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Interpersonal Guru (X1)
VARIABEL ASPEK YANG
DIAMATI INDIKATOR NO ITEM
Kemampuan Interpersonal Guru (X1)
Kemampuan Interpersonal
1. Memberikan salam sapa 2,3 2. Memberikan semangat 4,5,6,7 3. Mengarahkan siswa dalam
membimbing 8,10,11,12
4. Mengatasi masalah di kelas 13,14,15,16,17 5. Membangun sikap saling
percaya 18,19,20,21
6. Memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat
22,23,24,25,26 7. Menghargai pendapat siswa 28,29
8. Memahami keadaan siswa 30,31 9. Mengetahui perkembangan
belajar siswa 32,33
10. Mengambil keputusan 37,39,40 11. Mendukung ide-ide siswa 41 12. Memberikan keteladanan
kepada siswa 43,44
13. Memahami kode etik guru 45,46 14. Memberikan partisipasi 47,48
(35)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Hasil Uji Validitas Instrumen Pengelolaan Kelas (X2)
Variabel ini terdiri dari 33 item pernyataan. Instrumen tersebut telah diuji cobakan kepada 20 orang guru. Hasil uji coba instrumen penelitian variabel Pengelolaan Kelas diperoleh kesimpulan bahwa dari 33 item pernyataan yang diuji coba, dinyatakan valid dan signifikan sebanyak 33 item, yaitu pernyataan item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33 (digunakanHasil Uji Validitas Instrumen Keberhasilan Proses Belajar Mengajar pada Mata Pelajaran Produktif (Y).
3) Hasil Uji Validitas Instrumen Keberhasilan Proses Belajar Mengajar (Y)
Variabel ini terdiri dari item pernyataan. Instrumen tersebut telah diuji cobakan kepada 20 orang guru. Hasil uji coba instrumen penelitian variabel Pengelolaan Kelas diperoleh kesimpulan bahwa dari 30 item pernyataan yang diuji coba, dinyatakan valid dan signifikan sebanyak 30 item sehingga item tersebut digunakan semua. Kisi-kisi setelah uji validitas dilampirkan pada lampiran 3.
b. Uji Realiabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2007 : 364) bahwa: ”Dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data
(36)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rumus alpha (r11) digunakan untuk pengujian reliabilitas. Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1) Menghitung jumlah total varians dari setiap itemnya. Adapun rumus untuk menghitung jumlah varians dari setiap item itu adalah :
=
N N
x x
2
2
(Suharsimi Arikunto, 2007:110)
Dimana :
b² = harga varians tiap item
∑X² = Jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap item
(∑X²) = Kuadrat skor seluruh responden dari setiap butirnya N = Jumlah responden
2) Menghitung varians total
=
N N
x x
2
2
Dimana :
t² = harga varians setiap total
∑Y² = jumlah kuadrat skor total
(∑Y²) = kuadrat dari jumlah skor total N = jumlah responden
(37)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
11
1
21
n t
k
r
k
Dimana :
k = banyaknya butir soal
∑ ² = jumlah varians tiap item ² = varians total
Harga r11 ini dikonsultasikan dengan 6 kriteria penafsiran yang mengartikan indek korelasi tersebut adalah :
3.5. Tabel Interpretasi Nilai r
(M Ngalimi Purwanto M.P, 1994 : 144)
1) Hasil Uji Reliabilitas Kemampuan Interpersonal Guru (X1) dengan menggunakan SPSS 19 .
r = 1,00 sempurna
0,91 ≤ r < 1,00 sangat tinggi
0,71 ≤ r < 0,90 tinggi
0,41 ≤ r < 0,70 sedang
0,21 ≤ r < 0,40 rendah
(38)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data hasil perhitungan dengan SPSS 19 didapat Reliabilitas sebesar 0.956 ini menandakan indek korelasi Kemampuan Interpersonal Guru dapat dikategorikan sangat tinggi.
2) Hasil Uji Reliabilitas Pengelolaan Kelas (X2) dengan menggunakan SPSS 19 .
Data hasil perhitungan didapat Reliabilitas sebesar 0.942 dapat diartikan bahwa indek korelasi Persepsi siswa terhadap Pendidikan Teknologi Kejuruan dapat dikategorikan sangat tinggi.
3) Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Keberhasilan Belajar Mengajar dengan menggunakan SPSS 19 .
Data hasil perhitungan didapat reliabilitas sebesar 0.976 dapat diartikan bahwa indek korelasi Keberhasilan Proses Belajar Mengajar pada Mata Pelajaran Produktif dikategorikan sangat tinggi.
Hasil perhitungan uji reliabilitas disajikan pada lampiran 2. F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan. oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang dikumpulkan, maka dalam penelitian ini digunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu metode dokumentasi dan angket.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, yaitu: statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
(39)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Statistik deskriptif juga dapat dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan anlisis regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel/populasi.
Penggunaan statistik dalam pengolahan data berkisar pada teknik-teknik statistik, antara lain : sebaran frekuensi, analisis regresi dan korelasi, serta uji hipotesis
a. Sebaran Frekuensi
Hasil dari penyebaran angket diperoleh data nominal yang menghasilkan data dalam bentuk kategori jawaban yang bisa dihitung jumlahnya dan dilukiskan dalam tabel frekuensi jawaban. Data interval dalam bentuk skor-skor hasil pengukuran dapat dibuat kategori skor sehingga dapat dibuat dalam bentuk tabel distribusi skor.
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data, apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik.
Uji normalitas distribusi frekuensi dari tiap variabel dilakukan dengan uji chi-kuadrat. sesuatu dengan ketentuannya, kriteria normalitas menurut uji chi-kuadrat adalah sebagai berikut :
(1) Menentukan skor terbesar dan skor terkecil dari setiap variabel
(2) Mencari rentang nilai (R) dengan cara mengurangkan skor terbesar dikurangi skor terkecil
r = skor maksimum – skor minimum
(3) Mencari banyak kelas (BK) dengan menggunakan rumus : BK = 1 + 3,3 log n (rumus sturgest)
(40)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(4) Mencari nilai Panjang Kelas (r) dengan menggunakan rumus : R
r = BK
(5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong (6) Mencari rata-rata Mean dengan rumus :
(M) =
( .i i)
i
f X f
(7) Mencari Simpangan baku (SD)
SD = ( 1)
) . (
. 2 2
n n X f X f
n i i i i
= 10.398
(8) Harga baku (Zscore) = Batas kelas – M
S Pada interval pertama ;
Z1 =
x M
SD
Dari tabel Z, diperoleh nilai peluangnya
Z2 =
x M
SD
Dari tabel Z, diperoleh nilai peluangnya (9) Luas interval (L) = Z2– Z1
(Luas interval untuk interval kelas lainnya dihitung dengan cara yang sama.)
(10) Frekuensi yang diharapkan (Ei) = n x L
(41)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (11) Nilai Chi Kuadrat (2) = i
i i
E E O )2
(
kriteria normalitas menurut uji chi-kuadrat adalah sebagai berikut : 1). Jika 2hitung > 2tabel , maka variasi data tidak berdistribusi normal
2). Jika 2hitung < 2tabel, maka variasi data berdistribusi normal
a. Hasil Uji Normalitas Variabel Kemampuan Interpersonal Guru
Hasil perhitungan pengujian normalitas kemampuan interpersonal guru dengan menggunakan Chi-Square diperoleh data deskrpsi kemampuan interpersonal guru sebagai berikut :
Uji Homogen
3.6. Deskripsi
Kemampuan Interpersonal Guru
Mean 170,525
Standard Error 14,872
Median 168,500
Mode 164,000
Standard Deviation 14,872 Sample Variance 221,179
Kurtosis -0,923
Skewness 0,240
Range 52,00
Minimum 146,00
Maximum 198,00
Sum 6821,00
Count 40
3.6. Tabel Deskripsi Kemampuan Interpersonal Guru
Tabel 3.6. diperoleh data sebagai berikut : Jumlah responden 40 orang mempunyai rata-rata 170,525, median 168,500, standar deviasi 14,876 yang
(42)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempunyai nilai minimum 146 dan nilai maksimum 198, diperoleh toal skor 6821 dan Chi-Kuadrat 8.115 berdasarkan kriteria :
hitung = 8.115 dan 2tabel (0.95%4) = 9,448
Hasil perhitungan hitung < 2 tabel , maka data tersebut dapat dikatakan
berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran.
b. Hasil Uji Normalitas Variabel Pengelolaan Kelas
Hasil perhitungan pengujian normalitas pengelolaan kelas dengan menggunakan Chi-Square diperoleh data deskripsi sebagai berikut :
3.7. Deskripsi
Pengelolaan Kelas
Mean 134,650
Standard Error 12,677
Median 130,500
Mode 131,000
Standard Deviation 12,677 Sample Variance 160,695
Kurtosis 0,044
Skewness 0,474
Range 58,00
Minimum 104,00
Maximum 162,00
Sum 5386,00
Count 40
Tabel. 3.7. Deskripsi Pengelolaan Kelas
Tabel 3.7 diperoleh data sebagai berikut : Jumlah responden 40 orang mempunyai rata-rata 134.650, median 130.500, standar deviasi 12.677 yang
(43)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempunyai nilai minimum 104.00 dan nilai maksimum 162.00, diperoleh total skor 5386.00 dan Chi-Kuadrat 8.909, berdasarkan kriteria :
hitung = 8.909 dan 2tabel (0.95%4) = 9,448
Hasil perhitungan bahwa, hitung < 2 tabel ,maka data tersebut dapat dikatakan
berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran. c. Hasil Uji Normalitas Variabel Keberhasilan Proses Belajar Mengajar
Hasil perhitungan pengujian normalitas kemantapan pengambilan keputusan dengan menggunakan Chi-Square diperoleh data deskripsi sebagai berikut :
3.8. Deskripsi
Keberhasilan Proses Belajar Mengajar
Mean 123,025
Standard Error 13,738
Median 119,500
Mode 119,000
Standard Deviation 13,738 Sample Variance 188,738
Kurtosis -1,067
Skewness 0,179
Range 49,00
Minimum 101,00
Maximum 150,00
Sum 4921,00
Count 40
Tabel 3.8. Deskripsi
Keberhasilan Proses Belajar Mengajar
Tabel 3.8 diperoleh data sebagai berikut : Jumlah responden 40 orang mempunyai rata-rata 123.025, median 119.500, standar deviasi 13.738 yang mempunyai nilai
(44)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
minimum 101 dan nilai maksimum 150, diperoleh total skor 4921.00 dan Chi-Kuadrat 9.170, berdasarkan kriteria :
hitung = 9.170 dan 2tabel (0.95%4) = 9,448
Hasil perhitungan bahwa, hitung < 2 tabel ,maka data tersebut dapat dikatakan
berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran. 2). Uji Homogenitas
Perhitungan uji homogenitas dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode, pada penelitian ini Uji homogenitas dihitung menggunakan levene statistic. Cara menafsirkan uji levene ini adalah, jika nilai Levene statistic > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variasi data adalah homogen. Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Levene statistic 6,320 yang berarti > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variasi variabel bebas penelitian adalah homogen.
Test of Homogeneity of Variances VarX1X2
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
6.320 1 78 .014
Tabel 3.9. Tabel Varians Homogenitas
b. Analisis Regresi dan Korelasi
Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam analisis regresi, variabel yang mempengaruhi disebut Independent Variable (variabel bebas) dan variabel yang dipengaruhi disebut Dependent Variable (variabel terikat). Jika dalam persamaan regresi hanya terdapat satu variabel
(45)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 2 2 ) ( ) )( ( ) )( ( X X n XY X X Y
2 2 ) ( ) )( ( X X n Y X XY nbebas dan satu variabel terikat, maka disebut sebagai persamaan regresi sederhana, sedangkan jika variabel bebasnya lebih dari satu, maka disebut sebagai persamaan regresi berganda.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu kemampuan interpersonal guru (X1) dan pengelolaan kelas (X2) dan satu variabel terikat yaitu keberhasilan belajar mengajar pada mata pelajaran produktif.
1) Persamaan Regresi
Analisis Regresi Sederhana : digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat atau dengan kata lain untuk mengetahui seberapa jauh perubahan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat. Dalam analisis regresi sederhana, pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dibuat persamaan sebagai berikut :
Y = a + b X.
Keterangan : Y : Variabel terikat (Dependent Variable); X : Variabel bebas (Independent Variable); a : Konstanta; dan
b : Koefisien Regresi.
Untuk mencari persamaan garis regresi dapat digunakan berbagai pendekatan (rumus), sehingga nilai konstanta (a) dan nilai koefisien regresi (b) dapat dicari dengan metode sebagai berikut :
a =
(46)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Riduwan 2008 : 145)
Selanjutnya persamaan tersebut diuji keberartian (signifikan) arah koefisien dengan menggunakan bantuan SPSS versi 19.
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen ( X1, X2 ) dengan variabel dependen
(Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y’ = a + b1X1+ b2X2
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) X1 dan X2 = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
Dengan langkah mencari nilai
b1 dengan rumus (∑X2 2 ) (∑X1) –((∑X1 X2) (∑X2 Y) b2 dengan rumus (∑X1 2 ) (∑X2Y) –((∑X1 X2) (∑X1 Y)
2) Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi
(47)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada analisis regresi mengharuskan adanya hubungan fungsional antara X dan Y, pada populasi, yang linier. Dipenuhi atau tidaknya persyaratan linieritas dapat dilihat dengan melukiskan diagram pencarnya pada bidang bilangan. Kalau titik-titik pada diagram pencar itu terkumpul disepanjang garis lurus, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan fungsional antara X dan Y adalah linier. Cara lain untuk melihat linearitas tersebut ialah dengan menggambarkan diagram pencar
antara residu versus Ŷ. Jika diagram pencar tersebut tidak berpola, maka kesimpulannya bahwa hubungan fungsionalnya linier (Budiyono, 2009: 261).
Perhitungan Analisa Variansi untuk uji Independen Variabel Y terhadap X
(a). Menghitung Jumlah Kuadrat Total JK(T) =
Y2(b) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi a
JK (a) = n
Y
2) (
(c) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi b terhadap a JK(b/a) =
Xn Y XYb ( )( )
(d) Menghitung Jumlah Kuadrat Residu dengan rumus JKres = JK(T) – JK(a) – JK (b/a)
(e) Menghitung Jumlah Kuadrat Kekeliruan JK(E) =
nYY
2
2 ( )
(48)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (f) Menghitung Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
JK(TC) = JKres– JK(E)
(g) Menghitung Rata-rata Jumlah Kuadrat RJKb/a = S2reg = JK(b/a)
(h) Menghitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Residu
RJK = S2res = n2
JKres
(i) Menghitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Kekeliruan
RJKE = S2E = n k
E JK
) (
(j) Menghitung Rata-rata Jumlah Tuna cocok
S2TC = 2
) ( n TC JK
(k) Menghitung nilai uji F untuk Uji Independensi Regresi
F=
2
2
S reg S res
(l) Menghitung nilai uji F untuk Uji Linieritas Regresi
F= 2 2 TC E S S Tabel 3.10
Contoh Hasil Perhitungan Analisis Varians Untuk Uji Independensi Variabel Y terhadap Variabel X
Sumber Variasi df JK RJK F
Total n 2 2 -
Regresi (a) I 2/n 2/n -
Regresi (b/a) I Jkreg = JK
(b/a)
S2 reg = JK (b/a)
(49)
Sri Windarwati, 2014
Pengaruh Kemampuan Interpersonal Guru dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Produktif di SMKN 1 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
S2 res
Residu N - 2 Jres =
å(Y-Y)2
S2 res = å(Y-Y)2
n-2
Tuna cocok((TC)
k-2 JK (TC) S2TC =
JK(TC) k-2
S2TC S2E
Kekeliruan n - k JK (E) S2E = JK(E)
n-k
(a) Dari perhitungan analisa varians untuk uji independen dalam menentukan hubungan fungsional untuk variabel Y dengan variabel X diperoleh :
Jika Fhitung > Ftabel, maka variabel Y signifikan atas variabel X.
(b) Untuk Uji linearitas regresi diperoleh Fhitung = ……… dan Ftabel = ……… , Kriteria linieritas apabila Fhitung Ftabel. Hasil perhitungan
menunjukkan:
Fhitung Ftabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model
regresi ini adalah linier.
3) Koefisien Korelasi
Analisis Korelasi merupakan suatu analisis untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara dua variabel. Tingkat hubungan tersebut dapat dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu mempunyai hubungan positif, mempunyai hubungan negatif dan tidak mempunyai hubungan.
(1)
dengan siswa lebih baik lagi agar hasil yang didapat dari hasil belajar dapat menghasilkan nilai yang maksimal.
2. Mengingat terdapat pengaruh yang sangat erat antara pengelolaan kelas dengan keberhasilan proses belajar belajar maka perlu adanya perhatian yang lebih baik dalam mengelola kelas agar siswa dapat lebih mengembangkan potensi dirinya misalnya melakukan diskusi di kelas, mendemontrasikan hasil karya, membiasakan untuk bersikap asertif, demokrasi.
3. Mengingat hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak faktor lain yang dimungkinkan memiliki peran terhadap terbentuknya kemampuan interpersonal guru dan penglelolaan kelas terhadap keberhasilan proses belajar mengajar maka diharapkan kepada peneliti berikut disarankan untuk memilih faktor-faktor lain.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Admaja Dwi Herlambang,(2013) Konsep Technical and Vocational Education and Training (TVET) dan Perspektifnya pada Pendidikan di Indonesia ~ Education Heroes
Ali, Moh. (1997). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Tarsito.
Anonymous, (2009), Undang-Undang No 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Arikunto, Suharsimi. (1988). Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta : Rajawali Pers.
_________. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
_________. (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta
_________. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: PT Rineka Cipta.
_________. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (6 th ed). Jakarta: PT Rineka Cipta
Aw, Suranto.(2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Buhrmester, D., Furman, W., Wittenberg, M.T., & Reis, D. (1988). Five Domain of Interpersonal Competence in eer Relationship. Journal of Personality and Social Psycology.
Dage, N.L.& Berliner,D.(1979). Educational Psychology. Second Edition, Chicago: Rand Mc. Nally
(3)
De Vito, J. A. (1999). The International Communication Book, 7 th ad. New York, Harper Collins College
__________. (2002). Komunikasi Antar Manusia , Jakarta : Profesional Books Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Asdiahasatya. Dirto Hadisusanto. (1995), Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNYU Djamarah, Syaeful Bahri. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Elsayed-Elkhouly, Sayed M (2001). Core Competency as a Competitive Advantage in Service Operations Management: A omparative Study. Source: global Competitiveness American Society for Competitiveness. http//www.accessmyalibbarary.com/com-com/browse JJ_G07
Fadli Rozaq, (2013). Hubungan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dan Siswa Dengan Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Otomotif Di SMK Muhammadiyah 4 Klaten Tengah Tahun Ajaran 2012/2013.
GBHN. (1999). Garis-garis Besar Haluan negara. Bandung: Citra Umbara Handfield, R. (2006). Faith in the Moral Integrity of Others
http://www.careersuperstar.com/interpersonal_competence/
http://www.findarticles.com/p/articles/mi_m0FCR/is_2_39/ai_n14703156/pg_7 http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=9183
Jalaluddin, Rahmat.(1996). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
__________. (1998). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosda karya.
Jerving, J. (2001). Managing Through Motivation. e-book: a Summary of M35. Managing Condensed from Management Enrichment Training
(4)
Motivation,published by CUNA,s Center for Profesional.www.cuna.org
Junior, B.H. (1997). Strategic Leadership Development: An Operation Domain plication. A Research Paper Presented To The Research Department Air Command and Staff College. In Partial Fulfillment of the
Graduation Requirements of ACSC.
McGaha, V. & Fitzpatrick, J. (2005). Personal and social contributor s to dropout risk for undergraduate students. College Student Journal, June, 2005. Mohammad Surya, (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Yogyakarta:
Pustaka Bani Quraisy.
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan belajar Mengajar. Bandung. Remaja Rosdakarya
Mulyana. (2005). Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana
Narsojo Reksoatmodjo, T. (2007). Statistika I Untuk Psikologi dan Pendidikan. Cimahi : Unjani.
Nana Sudjana. (1989). Penialaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Nazir, Moh. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan Rineka Cipta. Jakarta
Pidarta , Made. (1990). Perencanaan Pendidikan Partisipatori: Dengan Pendekatan Sistem. Jakarta: Rineka Cipta.
_________. (2007). Landasan Kependidikan, Jakarta : Rineka Cipta.
Rachmat, Jalaluddin.(1996). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ranayuni, Desti and Machyudin, Agung and Khairil, Buldani (2010), Hubungan Komunikasi Interpersonal Guru Dengan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMA Idhata Kota Bengkulu. Undergraduated Thesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIB : tidak diterbitkan.
(5)
Reynold, Angus and Marquardt, Michael, (1994). The Global Learning Organization: Gaining Competiive Advantage Through Continuous Learning. Burr Ridge, Illinois: Irwan
Riduwan. (2004). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.
Sanjaya, Wina (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
________ (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta: Kencana.
Sardiman AM. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajawaliPers
Semiawan,Conny. (1990) Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan siswa dalam belajar. Jakarta: Gramedia.1990.
Sears, D.O., Freedman, J. L., & Peplau, L.A. (1991). Psikologi Sosial. Terjemahan M. Adiyanto & S. Soekresno. Jakarta: Airlangga
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi, (1987), Metode Penelitian Survei, LP3E. Slavin, Robert E. (2008), Cooperative Learning: Theory, Research and Practice, diterjemahkan oleh Nurulita Yusron, Cooperative Learning: Teori, Risetdan Praktik, Bandung: Nusa Media
Soekanto, S. (1982). Remaja dan Masalah-Masalahnya. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Sudarwan Danim. (2002). Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan.Bandung: Pustaka Setia.
Sudirman, dkk. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Penerbit: CV. Alfabeta _______. (2009), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta
(6)
Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D) Bandung: Alfabeta
Sukardjo dan Komarudin Ukim. (2010). Landasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 2010.
Syaiful Bahri Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
S. Nasution. (2006). Kurikulum dan Pengajaran, Bumi Aksara
Stephenmarks. (2006). Interpersonal Competence.
http://www.stephenmarks.com/interpersonal-competence.htm
Tirtorahardjo,U. dan Sula L. (1994), Pengantar Ilmu Pendidikan, Direktorat jendral PendidikanTinggi, Jakarta
Undang-undang Dasar Negara Republik indonesia Tahun 1945
Undang-undang No. 20 Tahun 2003: Sistem Pendidikan Nasional: Depdiknas Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen Wragg, E.C. (1996). PengelolaanKelas (EdisiTerjemahanoleh Anwar Jasin).