PENGGUNAAN MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung).
PENGGUNAAN MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
HENI WINARTO NIM 1000899
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
HENI WINARTO 1000899
PENGGUNAAN MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)
Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I
Dr. ErlinaWiyanarti, M.Pd NIP. 19620718 198601 2 001
Pembimbing II
Drs. Tarunasena Ma’mur, M.Pd NIP. 19080828 199802 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI
Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP. 19570408 198403 1 003
(3)
PENGGUNAAN MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)
Oleh Heni Winarto
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Heni Winarto (2014) Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(4)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penalitian ... 8
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9
BAB II MEDIA TIME LINE UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH ... 10
A. Media Pembelajaran ... 10
B. Fungsi dan Manfaat Media Time Line Dalam Pembelajaran Sejarah .... 16
C. Berpikir Kesejarahan ... 22
D. Berpikir Kronologis ... 24
E. Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah ... 28
F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Lokasi dan Subjek ... 32
B. Desain Penelitian ... 33
(5)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Fokus Penelitian ... 39
E. Instrumen Penelitian ... 45
F. Teknik Pengumpulan Data ... 47
G. Validasi Data ... 49
H. Teknik Validasi Data ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Deskripsi Hasil Penelitian Penggunaan Media Time Line untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 53
1. Gambaran Umum Sekolah ... 53
2. Kondisi Guru dan Siswa di SMA Negeri 15 Bandung ... 69
3. Deskripsi Pembelajaran Sebelum Dilakukan Tindakan ... 72
4. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Penggunaan Media Time Line untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 73
B. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penggunaan Media Time Line untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 145
1. Data Hasil Wawancara ... 145
2. Data Hasil Perencanaan Penggunaan Media Time Line untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 150
3. Deskripsi Hasil Jurnal Kesan Siswa ... 151
4. Data Hasil Penilaian Kemampuan Berpikir Kronologis ... 151
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 158
A. Simpulan ... 158
B. Rekomendasi ... 160 DAFTAR PUSTAKA
(6)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
2.1 Dimensi Keterampilan Berpikir Kronologis ... 27
3.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis Sisiwa ... 44
4.1 Keadaan Sarana/Prasarana Sekolah ... 58
4.2 Keadaan Guru Mata Pelajaran ... 60
4.3 Daftar Guru Pengajar ... 64
4.4 Daftar Nama Siswa ... 75
4.5 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kronologis Tindakan I ... 85
4.6 Rubrik Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis ... 88
4.7 Perolehan Skor Siklus I ... 91
4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tindakan I ... 93
4.9 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kronologis Kelompok Tindakan II ... 103
4.10 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kronologis Tindakan II ... 104
4.11 Rubrik Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis ... 107
4.12 Perolehan Skor Siklus II ... 109
4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tindakan II ... 111
4.14 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kronologis Kelompok Tindakan III ... 119
4.15 Rubrik Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis ... 122
(7)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.17 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tindakan III... 126
4.18 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kronologis Tindakan IV ... 135
4.19 Rubrik Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis ... 138
4.20 Perolehan Skor Siklus IV ... 140
4.21 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tindakan IV ... 142
4.22 Perolehan Skor Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa ... 152
DAFTAR GAMBAR 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 13
3.1 Siklus PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart ... 33
4.1 Struktur Organisasi Sekolah ... 62
4.2 Denah SMA Negeri 15 Bandung ... 68
4.3 Guru Memaparkan Tentang Pengaruh Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ... 78
4.4 Time Line Kerajaan Singasari ... 81
4.5 Hasil Penugasan Siswa ... 83
4.6 Siswa Sedang Melakukan Diskusi kelompok ... 100
4.7 Guru Sedang Mengamati Siswa Berdiskusi ... 101
4.8 Kelompok 2 Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusi ... 101
4-9 Siswa Mengisi Kolom Teka-Teki Silang ... 117
4.10 Siswa Mengisi TTS yang Hampir Terisi Penuh ... 117
4.11 Guru Sedang Memaparkan Materi ... 132
4.12 Siswa Sedang Menjawab Pertanyaan Dari Teman Sekelasnya ... 133
4.13 Guru dan Siswa Melingkarkan Tangannya Sebagai Tanda Jawaban Siswa Benar ... 133
(8)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.14 Grafik Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa ... 155 4.15 Diagram Persentase Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa
(9)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung)”. Penelitian ini dilatarbelakangi dari keresahan penulis terhadap lemahnya kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah. Hal ini tentu tidak sesuai dengan kurikulum 2013 yang mengedepankan pendekatan ilmiah sebagai bagian penting dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran sejarah. Berangkat dari latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa. Untuk mewujudkannya, peneliti menggunakan media
Time Line sebagai alat bantu untuk menumbuhkan kemampuan berpikir
kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan mengadopsi model Kemmis & Mc. Taggart. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan terdiri dari perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Penelitian ini dilakukan di kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa, studi dokumentasi, wawancara, serta jurnal kesan siswa. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, setelah digunakan media Time Line dalam pembelajaran sejarah menunjukkan adanya perubahan yang positif dari kemampuan berpikir kronologis siswa. Perubahan positif tersebut terlihat dari adanya peningkatan kemampuan berpikir kronologis siswa antara lain, kemampuan siswa dalam memahami konsep waktu, membaca Time Line, membedakan masa lalu, masa kini dan masa datang, mengurutkan peristiwa, menghubungkan sebab-akibat dalam peristiwa sejarah, serta kemampuan merekonstruksi peristiwa sejarah dengan bantuan media Time Line. Berdasarkan uraian tersebut, kegiatan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media Time Line mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa. Penggunaan media Time Line yang dikombinasikan dengan gambar dan konsep sejarah membuat pembelajaran lebih menarik dan mudah dipahami. Penggunaan media Time Line dengan metode pembelajaran dan permainan juga membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. Siswa terbiasa untuk belajar dengan mengurutkan pemahamannya tentang peristiwa sejarah dalam konsep waktu tertentu sehingga pemahaman sejarah dapat terbentuk dengan baik dan terarah. Semua faktor keterkaitan antara media Time Line dengan kemampuan berpikir kronologis siswa, memberikan kontribusi dalam perbaikan kegiatan pembelajaran. Bagi pihak sekolah, penelitian ini membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Guru dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan media dan metode yang lebih bervariasi sehingga bisa mengembangkan ide kreatif guru dalam pembelajaran sejarah. Dalam proses pembelajaran, siswa menjadi terbiasa untuk memahami pembelajaran secara kronologis, sehingga tercipta suasana pembelajaran yang kondusif, pemahaman sejarah yang baik serta tercapainya
(10)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Berbagai pihak mampu mengembangkan dan mengoptimalkan penggunaan media Time Line untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta penerapan kurikulum di sekolah khususnya dalam pembelajaran sejarah.
ABSTRACT
This scientific paper having entitle “Using Time Line Media to Increase
Chronological Mind Ability in The Historic Learning ( Research of Class Action
in Class X MIA 1 Senior High School 15 Bandung).” This research have
backgrounded from writer’s restlessness about weakness of student’s chronological mind ability in the historic learning. Of course, this case disappropiate with curriculum 2013 which foremost scientific approach as a important thing of learning especially in the historic learning.This research have
purposed to increasestudents’s chronological mind ability. To realize that, the writer used Time Line media to support student’s chronological mind ability in
the historic learning.In this research, researcher used the method of Class Action Research with adopted Kemmis & Mc. Taggart’s Models. The programs which had done such as planning, acting, observing, and reflecting.This research had done in Class X MIA 1 Senior High School 15 Bandung. The collecting data techniques which had done used observe paper for teachers and students,
documentation study, interview, and the journal of student’s testimony. Based on
output from field, after used Time Line media in the historic learning, it showed a positive alteration from student’s chronological mind ability, such as student’s ability to understand time concept, read Time Line, differentiated past time, this time and future time, chronolized events, related cause-effect in the historic events, and have ability to reconstructed the historic events with support instrument of Time Line media. Based on that explanations, history learning with
Time Line media can increase student’s chronological mind ability. Using Time
Line media which collaborate picture and histori cconcept make learning more
interesting and it’s easily understood by students. Using Time Line media with learning and games methods also can make learning situation to be fun.The students usually study with chronolizetheir comprehension about the historic events in a specific time concept so that the comprehension of history canform
with good and suitable. All of factors between Time Line media and student’s
chronological mind abilitygive contribution in improvement of learning activities.This research help a side of schools to get a purpose of learning. The teachers can improve learning activities with more variaties media and method so
that it also can improve teacher’s creative ideas in the historiclearning. In learning
activities, students usually understand a chronological learning so that it can create a condusive learning situation, a good comprehension of history, and the target of leraning can be reached. A various side can improve and optimalizeTime Line media to increase learning quality and curriculum applications especially at school in history learning.
(11)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Melalui pendidikan, manusia mendapatkan pembelajaran secara kognitif, afektif dan psikomotor yang kemudian berguna bagi dirinya, bangsa dan negara. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa
pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuataan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan bagian dari proses pendidikan yang di dalamnya siswa mengikuti sebuah proses pembelajaran.
Pembelajaran di sekolah pada dasarnya bukan hanya sekedar memberikan materi ajar tanpa adanya suatu tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran itu sendiri. Begitupun dengan pembelajaran sejarah, pembelajaran sejarah di sekolah memiliki peranan penting terutama dalam pembentukan karakter individu dan bangsa. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini, di mana pembentukan karakter menjadi hal yang penting untuk pembentukan kepribadian siswa.
Kurikulum 2013 menitikberatkan pada pendekatan ilmiah (Scientific Approach). Pendekatan tersebut memiliki kriteria, antara lain :
(12)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik
dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya (Tim Instruktur PLPG, 2013:39-40).
Dilihat dari karakteristiknya, kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan ilmiah lebih berorientasi pada pembelajaran yang sifatnya logis dan rasional. Hal ini tentu menjadi bahan perhatian bagi guru, terutama guru dalam rumpun mata pelajaran sosial untuk mengemas pembelajaran sehingga sesuai dengan kurikulum yang berlaku tanpa mengesampingkan kaidah dan karakteristik dari mata pelajaran yang diajarkannya.
Begitupun dengan mata pelajaran sejarah, yang merupakan mata pelajaran yang termasuk ke dalam rumpun ilmu sosial. Sejarah merupakan mata pelajaran yang di dalamnya menjelaskan peristiwa masa lampau yang dikonstruksi berdasarkan peninggalan-peninggalan atau jejak masa lampau yang ditemui. Peninggalan-peninggalan tersebutlah yang kemudian menjadi landasan ilmiah dalam menjelaskan pembelajaran
(13)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sejarah, di mana konsep, teori, fakta, ruang dan waktu menjadi bagian penting di dalamnya.
Wiyanarti dalam Satria (2012:1) menyebutkan bahwa „Pendidikan sejarah di era global dewasa ini dituntut kontribusinya untuk dapat lebih menumbuhkan kesadaran sejarah dalam upaya membangun kepribadian dan sikap mental siswa. Kesadaran sejarah berkaitan dengan upaya untuk mengaktualisasikan diri dalam keterhubungan waktu yang bergerak dari masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Kesadaran sejarah dapat ditumbuhkan dengan cara lebih menekankan proses pembelajaran kepada pengembangan keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir bisa dikembangkan melalui pembelajaran sejarah yang mengajarkan siswa tentang peristiwa sejarah di lihat dari berbagai aspek. Hal ini sesuai dengan tujuan instruksional pembelajaran sejarah di sekolah menengah atas yang menyebutkan bahwa
Siswa harus mendapatkan pengetahuan tentang istilah, konsep, fakta, peristiwa, simbol, gagasan, perjanjian, problem, tren, kepribadian, kronologi, generalisasi dan lain-lain yang berkaitan dengan pendidikan sejarah (Kochhar, 2008:51).
Berdasarkan uraian di atas, konsep waktu menjadi lingkup yang penting dalam pembelajaran sejarah. Dengan memahami konsep waktu yang benar, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kronologis dalam pembelajaran sejarah yang merupakan bagian dari berpikir kesejarahan. Berpikir kronologis menjadi tingkat berpikir yang mendasari pemahaman kesejarahan. Konsep waktu yang tersusun secara kronologis merupakan hal yang mendasar dalam pembelajaran sejarah. Pendapat tersebut sejalan dengan Kochhar (2008:3) bahwa “waktu merupakan unsur
(14)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
esensial dalam sejarah. Sejarah berkaitan dengan rangkaian peristiwa, dan setiap peristiwa terjadi dalam lingkup waktu tertentu”.
Merujuk pernyataan di atas, kemampuan berpikir kronologis merupakan salah satu aspek penting dalam kemampuan berpikir kesejarahan. Untuk itu, peneliti lebih memfokuskan permasalahan dalam konsep waktu, yaitu bagaimana siswa mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis dengan pemahaman mengenai konsep waktu yang benar. Urutan waktu menjadi bagian yang penting dalam pembelajaran sejarah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa. Namun, seringkali waktu (tanggal, tahun) umumnya dianggap tidak terlalu penting dan kemudian dilupakan. Bagaimana siswa mengingat gagasan-gagasan dasar dan tanggal-tanggal bersejarah serta mengembangkan konsep waktu merupakan pokok permasalahan yang penting dalam pembelajaran sejarah. Urutan peristiwa secara kronologis merupakan hal yang penting dalam pembelajaran sejarah. Urutan waktu dan peristiwa secara kronologis merupakan dasar dalam pengetahuan sejarah untuk menghindari kekeliruan dalam memahami peristiwa sejarah. Hal ini sejalan dengan pendapat yang mengemukakan bahwa
Urutan peristiwa secara kronologis dalam masa lampau adalah fundamental dalam setiap pengetahuan sejarah...sehubungan dengan itu, hal yang senantiasa perlu dihindari ialah anakronisma yang mengacaubalaukan urutan peristiwa (Kartodirjo, 1993:33-34).
Mengacu pendapat di atas, kekeliruan dalam menafsirkan peristiwa sejarah dapat terjadi karena rendahnya kemampuan berpikir kronologis siswa dalam memahami suatu peristiwa sejarah. Rendahnya kemampuan berpikir kronologis dapat terjadi karena pengabaian urutan waktu dalam pembelajaran sejarah. Berpikir kronologis akan tumbuh apabila siswa terus berlatih untuk menghubungkan peristiwa sejarah berdasarkan urutan waktu
(15)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang sistematik dengan bantuan metode, media dan pengajaran yang mendukung.
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas X MIA 1 terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif. Permasalahan tersebut antara lain :
1. Selama proses belajar-mengajar sejarah berlangsung, peran guru dan sumber belajar seperti buku paket dan lembar kerja siswa (LKS) sangat dominan sehingga pembelajaran lebih ke arah Teacher center . Guru menerangkan materi pembelajaran berdasarkan buku paket dan LKS tersebut (buku paket Sejarah Indonesia terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia) dan siswa menyimak apa yang disampaikan guru.
2. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat kurang memahami konsep-konsep dalam pembelajaran sejarah. Hal ini terlihat dari sering terjadinya kekeliruan dalam konsep, baik dalam penyebutan, pengartian dan penempatan konsep berdasarkan urutan waktu dan peristiwanya.
3. Masalah yang paling menonjol dalam pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 adalah lemahnya kemampuan siswa dalam mengingat hal-hal yang sifatnya faktual, seperti tempat, waktu, kronologi peristiwa dan tokoh. Hal ini terlihat ketika guru melakukan tanya jawab seputar hal-hal yang bersifat faktual, siswa cenderung mengalami kesulitan untuk menjawab, terutama pertanyaan dalam lingkup waktu. Hal tersebut tentu menjadi masalah yang harus diatasi, mengingat konsep ruang dan waktu merupakan komponen penting dalam pembelajaran sejarah. Peneliti melihat kemampuan mengingat siswa terutama dalam konsep waktu perlu untuk diperbaiki sebagai dasar dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis.
(16)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 tersebut, maka perlu adanya upaya untuk memperbaiki masalah tersebut sehingga pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 dapat berlangsung dengan baik dan tujuan pembelajaran pun tercapai. Untuk mengatasi masalah tersebut guru bisa menggunakan berbagai alternatif perbaikan baik secara teknis berupa variasi metode pengajaran sejarah maupun memperbaiki melalui sarana pembelajaran guna mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik. Melihat dari permasalahan yang terjadi di kelas, serta faktor lainnya, penggunaan media sebagai alat perbaikan pembelajaran dirasa sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Hal ini berdasarkan pada kurangnya penggunaan media pembelajaran sejarah di kelas. Siswa sendiri mengungkapkan kesulitannya mengingat hal-hal yang bersifat faktual dalam pembelajaran sejarah. Guru telah berupaya untuk mengubah metode yang digunakan dalam pembelajaran dan menyajikan pembelajaran secara menarik dengan sesekali diselingi humor, namun rupanya belum sepenuhnya bisa memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas X MIA 1. Untuk itu alternatif yang bisa membantu dalam perbaikan pembelajaran itu sendiri adalah dengan penggunaan media yang relevan dalam pembelajaran sejarah di kelas.
Media Time Line dapat dikembangkan sebagai salah satu upaya dalam mengatasi masalah yang timbul dalam pengembangan pembelajaran sejarah dan pengarahan untuk mencapai tujuan pembelajaran di kelas serta untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa agar dapat merekonstruksi sejarah yang terjadi pada masa lampau dengan bantuan media Time Line. Hal ini yang kemudian menarik untuk dikaji. Selain itu, peneliti juga mendapatkan gambaran bagaiamana penggunaan media Time Line dalam pembelajaran sejarah berdasarkan hasil penelitian sebelumnya
(17)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dilaksanakan pada tahu 1999 dengan judul, Pengembangan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa Melalui Model Garis Waktu (Wiyanarti : 2000), sehingga dapat memberikan gambaran kepada peneliti mengenai media Time Line yang akan dikembangkan sebagai upaya menumbuhkan kemampuan bepikir kronologis siswa.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di sekolah serta kajian pustaka yang dilakukan oleh penelti, untuk itu peneliti mengambil judul “Penggunaan Media Time Line Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung) ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan kondisi yang ditemui di kelas serta pengkajian pustaka yang dilakukan oleh peneliti, peneliti merasa perlu adanya upaya untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah.
Sehubungan dengan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan masalah yang peneliti buat adalah “Bagaimana penggunaan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung?”.
Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan penelitian yang dikembangkan antara lain :
1. Bagaimana merencanakan penggunaan media Time Line dalam pembelajaran sejarah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung?
(18)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimana tahapan pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung? 3. Bagaimana menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
dengan menggunakan media Time Line di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung?
4. Bagaimana upaya guru mengatasi kendala yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang dikemukakan di atas, secara umum adalah untuk memperoleh gambaran penggunaan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 SMA Negeri 15 Bandung. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengkaji perencanaan penggunaan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung.
2. Mengkaji pelaksanaan dari pengunaan media time untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung.
3. Menganalisis hasil dari penggunaan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung.
(19)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Menemukan solusi dalam mengatasi kendala yang dihadapi ketika menerapkan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa di kelas X MIA 1 SMAN 15 Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini di antaranya : 1. Manfaat bagi peneliti
Memberikan pengetahuan dan ilmu baru dalam penggunaan media time line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah.
2. Manfaat bagi sekolah
Membantu pencapaian tujuan pendidikan dan terlaksananya kurikulum dalam pembelajaran di sekolah. Serta menjadikan perbandingan untuk perbaikan bagi pembelajaran di sekolah.
3. Manfaat bagi guru
Memberikan informasi baru mengenai media ajar yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran sejarah di kelas serta memberikan gambaran dan motivasi kepada guru untuk memperluas dan mengembangkan ide kreatif guru dalam pembelajaran sejarah di sekolah.
4. Manfaat bagi siswa
Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sejarah dengan mengajak siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis melalui penggunaan media Time Line sehingga pembelajaran sejarah menjadi sebuah kegiatan belajar mengajar yang menarik dan memotivasi siswa.
(20)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi dalam penelitian ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdapat latar belakang masalah yang berisi keresahan peneliti terhadap kondisi yang ditemukan di kelas, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta struktur organisasi penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan kajian pustaka sebagai landasan teoritis dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk di dalamnya komponen berupa lokasi dan subjek penelitian, desain dan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian dan pengembangannya, teknik pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri atas pengolahan data dan pembahasan atau analisis temuan. Bab ini memaparkan hasil penelitian yang didasarkan atas data yang diperoleh selama penelitian dilakukan.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dan saran atau rekomendasi peneliti untuk perbaikan dalam penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar berbagai referensi. Baik referensi berupa sumber buku, artikel, maupun sumber internet yang digunakan oleh penulis sebagai sumber rujukan tertulis dalam penelitian.
(21)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN
(22)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi yang dijadikan objek penelitian adalah SMA Negeri 15 Bandung yang beralamat di Jln. Sarimanis I No 1 – Sarijadi Bandung. Populasi dan sampel totalnya adalah kelas X MIA 1 dengan guru mitra Bapak Drs. Yus Rustiadin beliau merupakan salah satu guru sejarah di SMA Negeri 15 Bandung. Kelas X MIA 1 sendiri berjumlah 35 siswa, dengan jumlah siswa 12 laki-laki dan 23 perempuan. Alasan pemilihan lokasi dan subjek penelitian tersebut adalah karena lokasi SMA Negeri 15 Bandung yang tidak terlalu jauh dan mudah dijangkau oleh peneliti. Selain itu, peneliti juga telah beberapa kali berkunjung ke sekolah tersebut untuk melakukan observasi untuk memenuhi tugas selama perkuliahan. Untuk itu, peneliti tidak terlalu mengalami kesulitan ketika meminta kolaborasi kepada guru untuk menjadi mitra dalam penelitian. Pemilihan kelas X MIA 1 adalah karena ketika beberapa kali melakukan pengamatan terhadap beberapa kelas, masalah yang ditemukan di kelas tersebut sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
permasalahan yang muncul di kelas X MIA 1 adalah lemahnya kemampuan mengingat terhadap hal-hal yang bersifat faktual khususnya dalam konsep waktu. Untuk itu, peneliti merasa media Time Line dapat membantu upaya perbaikan dan menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Pemilihan kelas IPA sendiri didasarkan pada waktu pembelajaran sejarah yang relatif lebih singkat jika dibandingkan dengan kelas IPS. Mengingat media Time Line yang digunakan dalam penelitian dapat membantu efektifitas pembelajaran sejarah sehingga penggunaannya akan lebih terasa optimal di kelas IPA.
(23)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian model Kemmis dan Mc.Taggart. Di mana dalam penelitian ini setidaknya terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan tahapan refleksi. Berikut ini merupakan gambar dari desain model Kemmis dan Mc.Taggart :
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart (di adaptasi dari Wiriaatmadja, 2007:66)
Desain penelitian model Kemmis dan Mc.Taggart dipilih karena model ini lebih sederhana dibandingkan dengan model atau desain penelitian
(24)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tindakan kelas lainnya. Dalam model Kemmis dan Mc.Taggart, memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga mereka menyatukan dua komponen yaitu pelaksanaan dan pengamatan sebagai satu ke satuan (Arikunto, 2010:131). Hasil dari pengamatan ini kemudian dijadikan dasar dalam tahap selanjutnya, yaitu refleksi. Sehingga dengan menggunakan model ini, maka pelaksanaan setiap tahapan dalam penelitian tidak semua komponen tahapannya dilakukan secara terpisah satu sama lain, akan tetapi ada komponen tahapan penelitian tindakan yang dapat dilakukan secara bersamaan sebagaimana dijelaskan di atas. Dengan demikian hal ini bisa kemudian mendorong terhadap efektifitas waktu dalam pelaksanaan tindakan. Tahapan-tahapan siklus yang dikembangkan oleh peneliti dalam siklus I diantara sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan serangkaian tindakan terencana untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Dalam tahap perencanaan hal yang harus ada adalah mengenai penjelasan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih menekankan pada sifat-sifat strategik yang mampu menjawab tantangan yang muncul dalam proses belajar mengajar dan mengenal rintangan yang sebenarnya. Dalam tahap inipun sebaiknya penelitian dilakukan dalam bentuk kolaborasi dengan prinsip pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang melakukan tindakan (Arikunto, 2010:138) .
Pada tahap ini peneliti akan menyusun serangkaian rencana kegiatan dan tindakan yang akan dilakukan bersama guru mitra untuk
(25)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisa masalah yang didapatkan. Pada penelitian ini rencana yang disusun adalah:
1) Meminta kesediaan guru untuk menjadi kolaborator peneliti dalam penelitian yang akan dilaksanakan.
2) Menyusun kesepakatan dengan kolaborator mengenai waktu penelitian.
3) Mendiskusikan dan menentukan materi pembelajaran yang akan dipaparkan dengan media Time Line.
4) Melakukan kajian pustaka dari berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian dan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5) Menyusun silabus dan rencana pengajaran yang akan digunakan saat proses pembelajaran.
6) Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam PBM sehingga dapat mengukur tumbuhnya kemampuan berpikir kronologis siswa.
7) Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan dengan kolaborator peneliti.
8) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari diskusi balikan yang telah dilakukan dengan mitra peneliti.
9) Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh pada penelitian.
2. Pelaksanaan
Tahapan selanjutnya adalah tahap pelaksanaan atau tindakan. Tahap pelaksanaan ini merupakan tataran praktis di kelas setelah
(26)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan perencanaan. Pada tahap pelaksanaan, tindakan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini antara lain :
1) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan, yaitu tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana pelaksanaan pengajaran yang telah disusun.
2) Mengoptimalkan penggunaan media Time Line dalam proses pembelajaran.
3) Mengoptimalkan instrument penelitian yang telah disusun untuk dapat melihat peningkatan kemampuan berpikir kronologis siswa.
4) Melakukan diskusi balikan dengan mitra penelitian.
5) Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi balikan.
6) Melaksanakan pengolahan data yang telah diperoleh dari tahap pelaksanaan tindakan.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mendokumentasikan hal-hal yang terlihat dari penerapaan atau pelaksanaan tindakan yang diberikan kepada siswa. Pengamatan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan secara berkesinambungan untuk melihat adanya perubahan dari pelaksanaan tindakan yang diberikan kepada siswa. Pada kegiatan pengamatan atau observasi ini, peneliti melakukan :
(27)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Pengamatan mengenai kesesuaian penggunaan media Time Line dengan pokok bahasan yang berlangsung.
3) Pengamatan kesesuaian penggunaan media Time Line dengan kaidah-kaidah teoritis yang digunakan.
4) Mengamati kemampuan siswa dalam berpikir kronologis.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk melihat hal-hal yang kurang atau belum berhasil dilaksanakan dengan baik dalam pelaksanaan tindakan pada siklus sebelumnya serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tindakan untuk kemudian dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Tahapan yang dilakukan oleh peneliti dengan mitra adalah Merencanakan kembali hal-hal yang dinilai kurang dalam tindakan maupun siklus pertama untuk kemudian diperbaiki dalam tindakan atau siklus selanjutnya. Pada kegiatan ini peneliti melakukan:
1) Mengidentifikasi hal-hal yang kurang atau belum terlaksana ketika pelaksanaan tindakan pada siklus sebelumnya.
2) Diskusi balikan dengan kolaborator maupun mitra dan siswa setelah tindakan dilakukan.
3) Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada hakikatnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan upaya perbaikan yang dilakukan guru dalam pembelajaran dikelas. Sepeti dikemukakan Hopkins dalam Hasan, dkk
(28)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2011:72) PTK sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas mengajarnya atau kualitas mengajar teman sejawat atau menguji asumsi-asumsi dari teori-teori pendidikan dalam prakteknya di kelas.
Upaya perbaikan mengatasi permasalahan dalam pembelajaran di kelas tentunya harus didukung berbagai aspek. Selain guru, komponen sekolah lainnya juga turut serta dalam upaya perbaikan pembelajaran tersebut. Dukungan dari berbagai komponen sekolah mampu menjadikan perbaikan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sukmadinata (2012:140) yang mengemukakan bahwa :
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencarian sistemik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor) dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.
Upaya dalam perbaikan dalam pembelajaran bersifat reflektif yang didalamnya guru melihat berbagai gejala yang muncul dalam pembelajaran dan berupaya untuk mengatasinya. Sifatnya yang reflektif membuat PTK mampu mengamati permasalahan di kelas dengan lebih baik. Pengamatan yang dilakukan terus menerus dalam upaya peningkatan tersebut menjadikan guru lebih banyak memahami tentang kondisi kelas diajarnya.
Selain itu Arikunto (2010:135) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan
(29)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa keunggulan sebagaimana disebutkan oleh Arikunto (2010:132) bahwa :
Keunggulan penelitian tindakan karena guru diikut sertakan dalam penelitian sebagai subjek yang melakukan tindakan, yang diamati, sekaligus yang diminta untuk merefleksikan hasil pengalaman selama melakukan tindakan, sehingga lama kelamaan akan timbul suatu kebiasaan untuk mengevaluasi diri (self evaluation).
Keuntungan lainnya adalah bahwa dengan tumbuhnya budaya meneliti pada guru dari pelaksanaan PTK yang berkesinambungan adalah kalangan guru semakin diberdayakan mengambil prakarsa professional yang semakin mandiri, percaya diri, dan makin berani mengambil resiko dalam mencobakan hal-hal yang baru (inovasi) yang akan memberikan perbaikan serta peningkatan.
Pengetahuan yang dibangunnya dari pengalaman semakin banyak dan menjadi suatu teori, yaitu teori tentang praktik pembelajaran yang dilaksanaka di kelasnya. Lebih jauh lagi dapat diharapkan bahwa guru akan menjadi terbiasa berkolaborasi dengan peneliti yang mungkin berdampak pada keberanian menyusun tindakan kelas, mengembangkan kurikulum dari bawah, dan menjadikan guru bersifat mandiri.
D. Fokus Penelitian 1. Media Time Line
Time Line memiliki karakteristik yang bisa dipertimbangkan untuk menunjang pembelajaran sejarah di kelas. Karakteristik Time Line menurut Wiyanarti, (2000:71) tersebut antara lain :
(30)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertama penampilan fisik Time Line yang sederhana dan mudah dibuat serta tidak mahal. Kedua Time Line bisa membantu memahami konsep waktu yang abstrak menjadi konkrit dan ketiga bentuk fisik Time Line pararel yang bisa memudahkan guru untuk menyajikan kaji banding lintas wilayah atara sejarah di satu tempat dengan tempat lainnya dalam periode yang sama.
Karakteristik media Time Line menurut Wiyanarti (2000:71) merupakan salah satu keunggulan dari media Time Line yang belum banyak dioptimalkan penggunaannya dalam pembelajaran sejarah di sekolah. Penggunaan media Time Line dengan bentuk dan bahan pembuatan yang sederhana dapat membantu guru mengoptimalkan pembelajaran sejarah di kelas. Selain itu, media Time Line dapat membantu mengefektifkan dalam penyampaian materi pembelajaran yang luas. Rentang waktu peristiwa sejarah yang lingkupnya luas dan berlangsung lama , dapat disajikan lebih singkat dan spesfik dengan bantuan media Time Line.
Time Line (garis waktu) merupakan alat sederhana yang bisa dibuat dalam berbagai bentuk untuk mempermudah pemahaman sejarah. Hal ini dikemukakan oleh Kochhar, (2008:407)
Garis waktu dapat menjadi penuntun dalam mempelajari “berapa lama sebelum” dan “berapa lama setelah” suatu peristiwa terjadi. Konsep ruangnya juga melibatkan konsep urutan dan jarak. Waktu diwakili dengan garis horizontal atau vertikal dan peristiwa-peristiwanya dicantumkan pada garis tersebut berdasarkan tanggal kejadiannya.
Garis waktu yang dibuat dalam bentuk garis vertikal maupun horizontal mempermudah guru maupun siswa dalam pembelajaran sejarah sehingga peristiwa dan konsep sejarah tersusun secara
(31)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kronologis. Garis waktu berbentuk horizontal dapat membantu penyampaian materi pembelajaran sejarah dalam lingkup satu waktu tertentu yang mewakili satu peristiwa sejarah. Sementara itu, garis waktu berbentuk vertikal dapat mewakili beberapa peristiwa sejarah yang terjadi dalam satu waktu. Garis waktu vertikal dapat membantu guru menyampaikan materi dengan cara komparasi yaitu membandingkan peristiwa sejarah yang terjadi di tempat yang berbeda dalam satu waktu, sehingga guru bisa menjelaskan adanya keterkaitan antara peristiwa yang terjadi.
Kochhar, (2008:407-409) juga mengungkapkan beberapa jenis Time Line (garis waktu) yang bisa digunakan oleh guru dalam pembelajaran sejarah di kelas,
Garis waktu ada beberapa jenis, garis waktu progresif dan regresif, garis waktu bergambar dan garis waktu komparatif. Dalam garis waktu progresif, rentetan peristiwanya berurutan dari masa lalu ke masa sekarang, sesuai dengan waktu terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut. Dalam garis waktu regresif, urutan peristiwanya dari masa sekarang ke masa lalu, jadi bergerak mundur...Garis waktu dapat disajikan secara bergambar agar lebih menarik. Peristiwa-peristiwa dan tokoh-tokoh sejarah pada garis waktu dapat disajikan melalui gambar atau simbol...Garis waktu komparatif peristiwa-peristiwa yang terjadi di negara-negara yang berbeda diletakkan berdampingan sehingga orang dapat membandingkan satu dengan yang lainnya.
Jenis Time Line (garis waktu) yang dipaparkan oleh Kochar (2008:407-409) merupakan jenis media Time Line yang bisa dibuat dan dikembangkan guru dalam pembelajaran di kelas. Jenis garis waktu progresif merupakan yang sering digunakan dalam pembelajaran sejarah, karena rentetan peristiwa digambarkan dalam bentuk garis lurus yang di dalamnya mengurutkan peristiwa dari masa
(32)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lalu hingga masa sekarang. Selain itu, guru juga bisa mengembangkan jenis garis waktu regresif menggambarkan rentetan peristiwa dalam garis lurus yang di dalamnya peristiwa tersebut diurutkan secara mundur yaitu berangkat dari waktu kini ke masa lampau. Jenis garis waktu regresif jarang digunakan, karena guru harus memiliki keterampilan khusus di mana penyampaian materi dikaitkan dengan kondisi kekinian dan bergerak mundur menuju peristiwa di masa lalu.
Jenis garis waktu selanjutnya adalah garis waktu bergambar. Garis waktu bergambar dapat disajikan lebih menarik karena guru bisa mengembangkan garis waktu tersebut dengan gambar dan simbol yang mendukung materi yang sedang disampaikan. Dengan garis waktu ini, guru bisa mengembangkan kreativitasnya dalam membuat media pembelajaran.
Jenis garis waktu yang terakhir adalah garis waktu komparatif. Garis waktu komparatif mampu mengembangkan kemampuan berpikir kronologis yang lebih tinggi. Garis waktu komparatif juga umumnya digunakan pada tingkat sekolah menengah ke atas. Garis waktu ini dapat menggambarkan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi dalam lingkup wilayah yang berbeda pada satu waktu yang sama. Melalui garis waktu tersebut, guru dan siswa dapat menemukan keterkaitan antara peristiwa sejarah yang terjadi di tempat yang berbeda dalam satu waktu.
Dari berbagai jenis media Time Line (garis waktu) di atas, peneliti lebih menspesifikasikan media Time Line yang digunakan adalah jenis garis waktu progresif dengan menggunakan gambar, simbol, dan konsep sejarah yang mewakili peristiwa dalam kurun waktu tertentu.
(33)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan beberapa definisi mengenai media Time Line di atas, dapat dipahami bahwa, media Time Line merupakan media pembelajaran yang digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara peristiwa secara kronologis dan interval waktu secara relatif. Media Time Line dapat menyajikan secara sistematis mengenai konsep waktu dalam suatu peristiwa dari awal terjadi hingga akhir secara berurutan.
Jenis dari media Time Line yang digunakan di sini adalah media Time Line (garis waktu) progresif di mana peristiwa-peristiwa sejarah diurutkan dalam garis vertikal maupun horizontal dengan urutan yang kronologis. Garis tersebut dibagi menjadi unit-unit yang sama yang masing-masing dapat berjarak satuan cm atau disesuaikan dengan periodisasi peristiwa yang terjadi. Setiap unit yang telah ditandai dalam garis waktu mewakili jumlah pasti, misalnya lima, sepuluh, lima puluh dan seterusnya. Dalam garis waktu tersebut ditambahkan pula gambar, simbol serta konsep sejarah yang mewakili peristiwa tersebut sehingga media Time Line terlihat lebih menarik.
2. Berpikir Kronologis
Menurut Ma‟mur (2008:201) berpikir kronologis merupakan bagian dari berpikir kesejarahan yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kesejarahan.
Chronological Thinking (berpikir kronologis), yaitu membangun tahap awal dari pengertian atas waktu (masa lalu, sekarang dan masa datang), untuk dapat mengidentifikasi urutan waktu atas setiap kejadian, mengukur waktu kalender, menginterpretasikan dan menyusun garis waktu, serta menjelaskan konsep kesinambungan sejarah dan perubahannya (Ma‟mur, 2008:201).
(34)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pendapat di atas berpikir kronologis berarti kemampuan untuk merekonstruksi pemahaman sejarah dan membedakan tentang waktu masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, mengurutkan peristiwa yang terjadi dan dapat menyusunnya dalam garis waktu untuk kemudian menginterpretasikannya sesuai urutannya (kronologis). Berpikir kronologis dapat membantu memahami konsep sejarah yang berkaitan dan saling mempengaruhi dalam perubahan dan perkembangannya.
Berpikir kronologis dapat membantu menghindari adanya kekeliruan dalam menafsirkan peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah yang diurutkan dalam urutan yang kronologis membantu mengembangkan kemampuan berpikir kronologis sebagai bagian dari berpikir kesejarahan.
Hal tersebut sejalan dengan Drake dalam Wiriaatmadja (2011:113) berpendapat bahwa „berpikir kronologis merupakan “jantung-nya” dalam berpikir kesejarahan‟. Berpikir kronologis menjadi dasar bagi pemahaman kesejarahan dimana jika dasar pemahaman sejarah tersebut sudah baik, maka akan membantu memahami sejarah ditingkat berpikir kesejarahan yang lebih tinggi.
Berpikir kronologis mencakup kemampuan mengidentifikasi waktu masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang serta struktur waktu dalam peristiwa sejarah yang kemudian disusun secara kronologis. Susunan temporal tersebut membantu dalam mengukur dan memperhitungkan waktu dalam satu periodisasi sejarah sehingga mampu merekonstruksi peristiwa sejarah pada satu waktu dengan baik.
Keterampilan menyusun waktu dapat disajikan dalam bentuk Time Line (garis waktu) yang bisa divariasikan dengan konsep, simbol dan gambar yang berkaitan dengan peristiwa sejarah. Hal tersebut
(35)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadikan pembelajaran sejarah dalam upaya menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis menjadi menarik dan menyenangkan.
Berdasarkan beberapa pengertian berpikir kronologis di atas, dapat dipahami bahwa berpikir kronologis merupakan proses pemahaman mengenai suatu peristiwa yang tersusun secara sistematis dan runtut berdasarkan urutan waktu dan konsep yang sistematis.
Selanjutnya Drake dalam Wiriaatmadja (2011:113-114) mengemukakan sedikitnya ada tujuh kemampuan siswa yang dituntut dalam berpikir kronologis antara lain, terampil membedakan antara masa lampau, kini dan masa depan, terampil mengidentifikasi struktur temporal dalam menyusun cerita sejarah dari sebuah cerita sejarah atau kisah, terampil menyusun tatanan temporal dalam menyusun cerita kesejarahan tentang mereka sendiri, terampil mengukur dan memperhitungkan kalender waktu, terampil menginterpretasikan data dan mampu menyajikan dalam bentuk garis waktu, terampil mengkonstruksi kembali pola-pola rangkaian dan durasi (lamanya), terampil membandingkan model-model alternatif untuk periodisasi.
Pada penelitian ini, peneliti memilih beberapa indikator yang telah disebutkan di atas di antaranya terampil membedakan antara masa lampau, kini dan masa depan, terampil mengidentifikasi struktur temporal dalam menyusun cerita sejarah dari sebuah cerita sejarah atau kisah. Indikator tersebut kemudian dikembangkan oleh peneliti untuk mengukur kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
Tabel 3.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kronologis Siswa
(36)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek Indikator
Kemampuan berpikir kronologis
1. Kemampuan memahami konsep waktu 2. Kemampuan membaca Time Line
3. Kemampuan membedakan masa lalu, masa kini dan masa datang
4. Kemampuan mengurutkan peristiwa sejarah 5. Kemampuan menghubungkan antara sebab dan
akibat dalam peristiwa sejarah
6. Kemampuan merekonstruksi peristiwa sejarah
Berpikir kronologis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana siswa mampu mengurutkan peristiwa secara kronologis dengan bantuan media yang telah disediakan guru berupa media Time Line sehingga siswa bisa berpikir secara kronologis dalam memandang setiap peristiwa sejarah dan mengurangi anakronisma serta kekeliruan dalam memahami dan merekonstruksi peristiwa sejarah dalam rentang waktu tertentu.
Dalam tahapannya, siswa mampu memahami konsep waktu, mampu membaca Time Line, membedakan susunan temporal berupa masa lalu, masa kini dan masa datang, mengurutkan peristiwa sejarah secara kronologis, menemukan keterhubungan (sebab-akibat) antar peristiwa serta mampu merekonstruksi sejarah berdasarkan alat bantu berupa media Time Line .
(37)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini adalah data mengenai kemampuan berpikir kronologis siswa. Untuk mengumpulkan data tersebut, diperlukan adanya perangkat-perangkat penelitian. Perangkat-perangkat penelitian yang digunakan untuk memperoleh data di kelas antara lain :
1. Lembar Panduan Observasi
Sebelum melakukan observasi, peneliti mempersiapkan lembar panduan observasi untuk memudahkan dalam pengambilan data di kelas. Menurut Kurniawati, (2006:41) bahwa
lembar panduan observasi merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan siswa baik pada pra-penelitian maupun selama pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran.
Data yang akan diambil adalah mengenai kemampuan berpikir kronologis berupa kemampuan siswa mengidentifikasi struktur waktu (masa lalu, masa kini dan masa datang), kemampuan siswa mengurutkan peristiwa sejarah secara kronologis dan kemampuan siswa merekonstruksi peristiwa sejarah berdasarkan waktu.
Aktivitas guru diamati oleh peneliti mitra sedangkan aktivitas siswa diamati oleh peneliti utama. Dengan demikian dapat diketahui jelas kekurangan dan kelebihan yang terjadi dalam proses belajar mengajar dikelas. Data yang diambil berbentuk catatan lapangan dan check list, karena observasi dilakukan selama pelaksanaan tindakan dan sifatnya insidental sehingga pemilihan bentuk instrumen catatan lapangan dan check list diharapkan mampu menghimpun data yang ingin diperoleh. Lembar panduan observasi dalam bentuk check list (terlampir).
(38)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebelum melaksanakan wawancara, peneliti harus menyiapkan instrumen wawancara berupa pedoman wawancara. Menurut Sukmadinata (2012:216) menyatakan bahwa “pedoman wawancara berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh responden”. Pertanyaan tersebut telah disiapkan peneliti sebelum melakukan wawancara sehingga wawancara dapat berlangsung terarah. Lembar panduan wawancara dalam bentuk pertanyaan (terlampir).
3. Lembar Panduan Studi Dokumenter
lembar panduan dokumenter digunakan untuk memperoleh data berdasarkan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan di kelas. Data tersebut berupa hasil tes, catatan dan tugas yang diberikan guru setelah pelaksanaan tindakan. Lembar ini digunakan untuk menghimpun hasil pembelajaran berupa arsip maupun catatan yang didokumentasikan untuk kemudian menjadi informasi yang dapat diolah dan dibandingkan dengan instrumen lain.
4. Jurnal Kesan Siswa
Menurut Tamam (2007:42) “jurnal kesan adalah catatan harian yang diisi oleh siswa pada akhir pembelajaran, yang berisi tentang kesan siswa setelah pembelajaran”. Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kesan siswa terhadap pembelajaran. Selain itu jurnal kesan siswa juga memberikan informasi yang dapat menjadi tambahan dalam mengukur kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah yang didalamnya siswa bisa mengungkapkan kesulitannya selama pembelajaran sehingga guru bisa memperbaiki pembelajaran berikutnya serta memperoleh gambaran mengenai perasaan serta kesan siswa selama proses pembelajaran
(39)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan menggunakan media Time Line. Format jurnal kesan siswa (terlampir).
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, studi dokumenter dan jurnal kesan siswa. Ketiga teknik ini dipilih untuk membantu peneliti dalam proses penghimpunan dan pengumpulan data. Ketiga teknik tersebut sebagaimana dipaparkan, antara lain :
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan untuk mengumpulkan dan memperoleh data dan informasi yang diinginkan dalam penelitian. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2012:220) yakni,
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar...dan sebagainya. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif.
Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara partisipatif di mana pengamat ikut serta dalam kegiatan penelitian. Kelebihan dari observasi ini sendiri adalah individu-individu atau objek penelitian yang diamati tidak mengetahui bahwa mereka sedang diobservasi sehingga situasi dan pelaksanaan tindakan terlihat wajar dan alami. Selain itu, peneliti juga bisa mengamati lebih menyeluruh gejala-gejala yang nampak pada objek penelitian sehingga data yang diperoleh bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Peneliti harus
(40)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempunyai keterampilan karena pada pelaksanaannya, observasi partisipatif dilakukan besamaan dengan tahap pelaksanaan. Dalam hal ini, peneliti memiliki dua peran, yakni sebagai pengamat dan pelaksana yang ikut serta dalam kegiatan.
2. Wawancara
Wawancara menurut Hopkins dalam Wiraatmadja (2007: 117) adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain, sehingga data yang didapatkan akan maksimal. Wawancara digunakan untuk mendapatkan data secara kualitatif yang diperoleh untuk bahan analisis pada tahap selanjutnya, terutama untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses belajar mengajar. Teknik ini dipilih karena peneliti dapat secara langsung melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai proses pembelajaran yang berlangsung sehingga peneliti dapat memperoleh informasi dari hasil wawancara tersebut.
3. Studi Dokumenter
Menurut Sukmadinata (2012:221) mengemukakan bahwa “studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik”.
Dalam penelitian ini studi dokumenter dikumpulkan dalam bentuk dokumen-dokumen berupa hasil tes, tugas serta catatan siswa yang di dalamnya terdapat informasi mengenai perkembangan kemampuan berpikir kronologis dengan bantuan media Time Line. Teknik ini dipilih karena dapat membantu penghimpunan dan pengelolaan data secara nyata dalam bentuk dokumen-dokumen yang bisa dijadikan sumber informasi dalam pengolahan data kuantitatif.
(41)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jurnal kesan siswa dipergunakan untuk mengetahui kesan siswa selama pembelajaran berlangsung serta untuk menambah informasi mengenai data yang dperlukan dalam penelitian khususnya data atau informasi mengenai kemampuan berpikir kronologis siswa.
Hal ini sejalan dengan pendapat Hagwood (2012:66) “membuat jurnal harian dari observasi, peristiwa-peristiwa, orang-orang, struktur (urutan peristiwa), waktu, dan lingkungan dapat membantu daya ingat”. Teknik ini dipilih karena mampu menyalurkan perasaan siswa selama pembelajaran dalam bentuk tulisan sehingga siswa lebih leluasa dan jujur dalam mengungkapkan kesan, dan mampu membantu daya ingat siswa dalam pembelajaran serta kesulitan yang dihadapinya selama proses pembelajaran berlangsung terutama kesulitan dalam pengurutan peristiwa pada waktu tertentu.
G. Validasi Data
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan berupa pengolahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang terkumpul melalui observasi selama pelaksanaan penelitian kemudian dianalisis. Melalui prioses analisis tersebut data mentah yang diperoleh selama observasi diolah menjadi data penelitian. Proses analisis dilakukan secara terus-menerus untuk melihat peningkatan dan perubahan yang terjadi dari tindakan selama pelaksanaan pembelajaran.
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil observasi berupa catatan lapangan, hasil wawancara dan jurnal kesan siswa. Data-data kualitatif yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.
(42)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Miles dan Huberman (1992: 16) “analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi”.
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, sementara penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dan penarikan kesimpulan merupakan sebagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diveriikasi selama penelitian berlangsung.
Tiga hal utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penrikan kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang berhubungan pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum dalam analisis data kualitatif.
Dalam penelitian kualitatif, angka cenderung untuk dibaikan. Ini terjadi karena inti penelitian kualitatif adalah menjangkau sesuatu yang lebih dari sekedar penghitungan melainkan juga kualitas. Akan tetapi, terjadi banyak penghitungan pada saat dibuat penentuan kualitas. Jadi dalam penelitian kualitatif juga diperlukan penghitungan. Miles dan Huberman (1992:391) menyatakan bahwa
ada tiga alasan yang kuat mengapa kita mempergunakan angka yakni,untuk melihat dengan cepat apa yang telah anda peroleh dalam data yang begitu banyak., untuk menguji suatu dugaan atau hipotesis, dan menjaga agar anda tetap jujur secara analitis, menghindari bias.
Pengolahan data kuantitatif diperoleh berdasarkan hasil observasi berupa check list serta hasil studi dokumenter. Data-data kuantitaif yang telah terkumpul kemudian diolah dengan memberikan kode atau coding scheme (pengkodean).
(1)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sejarah sesuai dengan urutan waktunya. Hal ini mengakibatkan pemahaman sejarah yang dibangun siswa menjadi tidak sistematis. Kendala selanjutnya yaitu siswa belum mampu menghubungkan dan merekonstruksi kembali peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu. Umumnya siswa belum mampu memaparkan peristiwa sejarah dengan bahasanya sendiri serta belum terlihat adanya keterhubungan antar peristiwa. Kendala-kendala tersebut menjadikan guru berupaya untuk memperbaiki pembelajaran dengan cara menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Dari berbagai kendala yang dihadapi, guru berupaya menemukan solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Solusi yang dilakukan diantaranya dengan menggunakan media Time Line yang divariasikan dengan gambar dan konsep sejarah serta mengkombinasikan penggunaan media Time Line
dengan berbagai metode pembelajaran dan permainan dalam pembelajaran sejarah. Dengan adanya gambar dan konsep sejarah dalam media Time Line, siswa lebih tertarik dalam pembelajaran serta menumbuhkan daya ingat tentang konsep waktu yang lebih lama. Selain itu, dengan adanya penerapan metode pembelajaran dan permainan dalam pembelajaran membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
B. Rekomendasi
Penggunaan media Time Line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa dalam pembelajaran sejarah merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah. Peneliti melihat perlu adanya perubahan dalam pola berpikir siswa dalam pemahaman kesejarahan yang baik harus dibangun sedini mungkin agar pembelajaran sejarah menjadi pembelajaran yang bermakna.
(2)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini pada dasarnya dilakukan semaksimal mungkin, akan tetapi belum dapat dikatakan sempurna. Ada hal-hal yang masih harus diperhatikan lagi oleh pihak-pihak terkait dan peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan media Time Line, sehingga peneliti mencoba memberikan beberapa saran, yaitu:
Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru dalam penggunaan media pembelajaran khususnya penggunaan media Time Line dalam pembelajaran sejarah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa. Penelitian ini juga dapat menjadi rujukan bagi penelitian lainnya dalam upaya mengembangkan media Time Line untuk pembelajaran.
Bagi sekolah, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran sejarah juga dalam pembelajaran yang lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif bagi pembelajaran sejarah di sekolah.
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi baru bagi guru dalam mengembangkan media pembelajaran, terutama dalam kegiatan belajar mengajar sejarah di kelas. Penggunaan media Time Line dapat dikembangkan dengan lebih baik dan lebih kreatif lagi oleh guru melalui berbagai upaya perbaikan yang disesuaikan dengan karakter siswa dan karakter kelas, sehingga media ini dapat menjadi salah media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sejarah.
Dengan penggunaan media Time Line siswa diharapkan dapat terbiasa melatih dirinya untuk berpikir kronologis dalam pembelajaran, khususnya pemelajaran sejarah sehingga pemahaman yang terbangun dari pembelajaran dapat tersusun secara utuh dan sistematis serta lebih bermakna. Pembelajaran sejarah dengan media Time Line mampu
(3)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadikan siswa tidak hanya sekedar tahu hal-hal yang bersifat faktual tetapi juga diharapkan mampu memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran sejarah.
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan kontribusi bagi pendidikan agar mampu mengembangkan dan mengoptimalkan penggunaan media Time Line untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam pembelajaran sejarah sebagai bagian dari pelaksanaan kurikulum dan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Demikian kesimpulan dan saran yang dibuat oleh peneliti. Semoga penelitian ini dapat memberikan banyak manfaat bagi berbagai pihak, baik peneliti, guru, siswa, sekolah dan pendidikan di Indonesia.
(4)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Edisi Revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta.
Dalyono, M. (2007) Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Hagwood, S. (2012). Rahasia melejitkan daya ingat otak hanya dalam 7 hari.Yogyakarta : Think
Hamalik, O. (2001) Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hasan, H, dkk. (2011) Buku ajar penelitian pendidikan sejarah. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Kartodirjo, S. (1993) Pendekatan ilmu sosial dalam metodologi sejarah.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Kochhar, S. K. (2008) Pembelajarah sejarah. Jakarta : Grasindo.
Ma’mur, T. (2008). Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah melalui Historical Thinking. Bandung : Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI.
Milles, M dan Huberman, A. (1992). Analisis data kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia Press
Sadiman, A dkk. (1996) Media pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sjamsuddin, H. (2008). Pembelajaran sejarah : refleksi dan prospek.
(5)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sudjana, N dan Rivai, A. (2005) Media pengajaran. Bandung : Sinar baru Algesindo.
Sugiyono. (2009) Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Sukmadinata, S. (2012) Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wiriaatmadja, R. (2007) Metode penelitian tindakan kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wiriaatmadja, R. dkk. (2011) Sastra dalam pembelajaran sejarah.
Bandung : Jurdik Sejarah UPI Press.
Jurnal
Wiyanarti, E. (2000) Mengemas masa lampau ke dalam kelas : sebuah model garis waktu dalam pembelajaran sejarah. Historia Jurnal Pendidikan Sejarah, 1 (2), hlm. 68-76.
Selain Buku dan Artikel Jurnal
Arif, M. (2008) Model pembelajaran sejarah berbasis hiperteks untuk meningkatkan pemahaman konsep sejarah dan keterampilan berpikir kesejarahan. Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Kurniawati, D. (2006) Penggunaan media puzzle dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas XII IPS 1 Cipocok Jaya Kabupaten Serang). Skripsi, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia.
Putri, D. W. (2012) Penerapan metode snowball throwing dalam mengembangkan kemampuan berpikir sejarah siswa ( penelitian tindakan kelas di XG SMAN 14 Bandung). Skripsi, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia.
(6)
Heni Winarto, 2014
Penggunaan media tim e line untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kronologis siswa
Dalam pembelajaran sejarah (penelitian tindakan kelas di kelas x mia 1 sma negeri 15 bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Satria, M. R. (2012) Penerapan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran sejarah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa (penelitian tindakan kelas di kelas x-2 sma negeri 6 bandung).
Skripsi, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia.
Tamam, B. (2007) Pengembangan pola ”pembelajaran berbasis masalah”
dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa (penelitian tindakan kelas di SMP Labschool UPI). Skripsi, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung : UPI Press.
Tim Instruktur PLPG. (2013) Implementasi kurikulum 2013. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumber Internet
Ma’mur, T. Upaya Meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah melalui historical thinking. [online]. Tersedia di http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/19680828199 8021TARUNASENA/artikel/Makalah_Historical_Thinking . [Diakses 2 Oktober 2013].