PENGARUH METODE PEMETAAN PIKIRAN MIND MAPPING TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH PROBLEM SOLVING SKILL ANAK TAMAN KANAK-KANAK.
PENGARUH METODE PEMETAAN PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH
(PROBLEM SOLVING SKILL) ANAK TAMAN KANAK-KANAK
(Penelitian Kuasi Eksperimen di RA Baitul Huda Kelas B Kec. Baleendah Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
oleh
Lina Riska Siti Fatimah 0805562
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
(2)
PENGARUH METODE PEMETAAN PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH
(PROBLEM SOLVING SKILL) ANAK TAMAN KANAK-KANAK (Penelitian Kuasi Eksperimen di RA Baitul Huda Kelas B Kec. Baleendah
Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)
Oleh
Lina Riska Siti Fatimah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas
Ilmu Pendidikan
© Lina Riska Siti Fatimah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
PENGARUH METODE PEMETAAN PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH
(PROBLEM SOLVING SKILL) ANAK TAMAN KANAK-KANAK (Penelitian Kuasi Eksperimen di RA Baitul Huda Kelas B Kec. Baleendah
Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013) Oleh:
Lina Riska Siti Fatimah 0805562
Disetujui dan disahkan oleh: Penguji I
Dra. Masitoh, M.Pd
Penguji II
Dr. Aan Listiana, M.Pd NIP. 19480626 198011 2 011 NIP. 19720803 200112 2 001
Penguji III
Rita Mariyana, M.Pd
Penguji IV
I Gusti Komang Arya Prasetya, M. Hum NIP. 19780308 200112 2 001 NIP. 19770312 200812 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
(4)
PENGARUH METODE PEMETAAN PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING SKILL) ANAK TAMAN KANAK-KANAK
(Penelitian Kuasi Eksperimen di RA Baitul Huda Kelas B Kec. Baleendah Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)
oleh: Lina Riska Siti Fatimah (0805562)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan umum rendahnya keterampilan pemecahan masalah sains anak. Penelitian ini dilaksanakan di RA Baitul Huda, oleh karena itu diperlukan stimulasi yang dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak, salah satunya dengan menggunakan metode pemetaan pikiran (mind mapping). Metode mind mapping merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak. Tujuan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui pengaruh metode pemetaan pikiran terhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak TK kelompok B. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok eksperimen yang mendapatkan treatment berupa metode pemetaan pikiran dan kelompok kontrol yang melakukan pembelajaran konveksional. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis independen t test dengan populasi dari seluruh kelas (B3 dan B4) berjumlah 40 anak dan sampel dari kelompok eksperimen 13 anak perempuan dan 7 anak laki-laki sedangkan jumlah sampel kelompok kontrol 11 anak perempuan dan 9 anak laki-laki. Setelah diberikan treatment pada kelompok eksperimen yang berupa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan mind mapping. Berdasarkan hasil pre test, kondisi awal keterampilan pemecahan masalah sains anak di RA Baitul Huda masih termasuk ke dalam kategori rendah. Hasil penelitian menunjukan peningkatan 60% - 90% dari setiap anak pada kelompok eksperimen. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu: mind mapping dapat memberikan pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak TK. Adapun rekomendasi bagi para guru TK yaitu: metode mind mapping adalah salah satu metode yang dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak TK, mind mapping memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan mind mapping yaitu anak dapat memetakan isi pemikirannya dengan cara yang unik, karena mind mapping memiliki unsur gambar, simbol, warna, dan kata sehingga catatan akan lebih indah sehingga menyerupai karya seni. Adapun kekurangan mind mapping yaitu anak akan sulit mengikuti pembelajaran jika anak belum terbiasa menggunakan metode mind mapping.
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan……….……….……
Abstrak………..……….
Kata Pengantar………..
Daftar Isi……….
Daftar Tabel………...
Daftar Grafik………..
Daftar Gambar... Daftar Lampiran...
BAB I Pendahuluan………...
A. Latar Belakang Penelitian……… B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………... C. Tujuan Penelitian………. D. Manfaat / Signifikasi Penelitian………... E. Struktur Penulisan Skripsi………...
BAB II Landasan Teori………
A. Keterampilan Pemecahkan Masalah Sains pada Anak TK………… 1. Pengertian Keterampilan Pemecahan Masalah Sains Anak TK... 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Pemecahan
Masalah Sains pada Anak TK………... 3. Tujuan Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah Sains
pada Anak TK………...
4. Kriteria Bahan Pembelajaran dalam Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah Sains Anak TK……… 5. Langkah-langkah Meningkatkan Keterampilan Pemecahan
Masalah Sains Anak TK………... 6. Peran Guru dalam Meningkatkan Keterampilan Pemecahan
Masalah pada Anak TK………
i ii iii vii ix xi xii xiii 1 1 1 7 8 8 10 11 11 11 14 15 17 18
(6)
2. Langkah-langkah Metode Pemetaan Pikiran……… 3. Manfaat Metode Pemetaan Pikiran………... 4. Kelemahan Metode Pemetaan Pikiran………..
BAB III Metode Penelitian………
A. Metode dan Desain Penelitian……….. 1. Metode Penelitian……….. 2. Desain Penelitian………... B. Variabel Penelitian……… 1. Variabel Bebas. ………... 2. Variabel Terikat ………... C. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian………...
1. Lokasi Penelitian……… 2. Populasi Penelitian………. 3. Sampel Penelitian……….. D. Definisi Oprasional………... 1. Keterampilan Pemecahan Masalah Sains Anak TK……….. 2. Metode Pemetaan Pikiran……….. E. Instrumen Penelitian………. 1. Kisi-kisi Instrumen……… 2. Uji Coba Instrumen……… F. Uji Normalitas Analisis... G. Prosedur Penelitian………... H. Teknik Pengumpulan Data……… I. Prosedur Pelaksanaan Pre Test dan Post Test... J. Pelaksanaan Treatment... K. Hipotesis Penelitian………..
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan………..
A. Hasil Penelitian……….
B. Pembahasan………..
BAB V Simpulan dan Rekomendasi………....
……… ……….. 21 25 28 31 33 33 33 34 35 35 35 35 35 36 36 37 37 37 39 40 45 47 49 51 54 55 58 60 60 85
(7)
B. Rekomendasi……….………
Daftar Pustaka………..
Lampiran-lampiran Riwayat Hidup
96 97 100
(8)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Anak adalah seorang makhluk sosial, sama halnya dengan orang dewasa
yang membutuhkan orang lain untuk membantu mengembangkan kemampuan
yang dimilikinya, karena pada dasarnya anak adalah pribadi yang masih bersih
dan peka terhadap stimulasi yang berasal dari lingkungan di sekitarnya. Orang
dewasa memiliki tugas untuk bisa memberikan stimulasi yang baik agar anak
dapat berkembang dan bertumbuh sesuai dengan fungsi dan tugas
perkembangannya. Adapun yang dibutuhkan seorang anak yaitu dimengerti dan
diberikan apa yang dibutuhkan olehnya seperti asah, asih dan asuh. Salah satu
bagian kecil yang dibutuhkan oleh anak yaitu pendidikan.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat
mendasar. Hal ini dikarenakan anak merupakan masa emas (golden age) yang
apabila pada masa tersebut anak diberikan stimulasi yang tepat akan menjadi
modal penting bagi perkembangannya untuk kehidupan selanjutnya, karena
golden age merupakan masa peka bagi anak yang sudah mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi yang dimilikinya. Masa
peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap
merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa
untuk mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosi, konsep
(9)
membutuhkan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhannya agar pertumbuhan dan
perkembangannya tercapai secara optimal, dalam hal ini pendidikan anak usia dini
(PAUD) memiliki fungsi untuk mengembangkan seluruh potensi kecerdasan yang
dimilikinya, mengembangkan kemampuan dasarnya dan penanaman nilai-nilai
dasar kehidupan anak selanjutnya (Kurikulum TK, 2004).
Hal tersebut didukung oleh pernyataan yang tertuang Permen Standar
PAUD Formal dan Nonformal, (2009):
“Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki standar yang merupakan bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan PAUD. Standar PAUD terdiri atas empat kelompok, yaitu: (1). Standar tingkat pencapaian perkembangan; (2). Standar pendidikan dan tenaga kependidikan; (3). Standar isi, proses dan penilaian; dan (4). Standar sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan”.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini (PAUD), guru
sering menggunakan metode pembelajaran di antaranya yaitu: metode bermain,
metode karya wisata, metode bercakap-cakap, metode demontrasi, metode proyek,
metode bercerita, dan metode pemberian tugas (Moeslichatoen, 2004). Salah satu
metode yang jarang digunakan oleh para guru TK yaitu metode pemetaan pikiran.
Metode pemetaan pikiran adalah salah satu metode pembelajaran untuk Sekolah
Dasar (SD) akan tetapi peneliti bermaksud untuk mengujicobakannya di TK
karena metode pemetaan pikiran dapat diterapkan pada anak TK.
Penelitian tentang peningkatan kreativitas anak melalui penerapan peta
pikiran (mind map) di TK, memang belum banyak dan belum menunjukan hasil
(10)
dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kreativitas anak kelompok B di
TK Samiaji II, hal ini terbukti dan terlihat dari hasil observasi yang menunjukan
peningkatan kreativitas anak yang cukup pesat setelah menggunakan peta pikiran
(mind map), dan berdasarkan hasil penelitian Setyawati, (2011) di TK
Laboratorium Percontohan UPI kelas B1 tahun ajaran 2010-2011 yang
menyatakan bahwa “kemampuan membaca dini anak setelah dilakukan penerapan teknik membaca melalui metode mind mapping mengalami peningkatan yang
signifikan khususnya pada kemampuan membedakan gambar dan tulisan, dan
kemampuan menghafal huruf. Kemampuan membedakan gambar dan tulisan anak
meningkat karena anak tidak ragu lagi dalam menyebutkan gambar sebagai
gambar dan tulisan yang tepat. Kemampuan menghafal huruf anak juga meningkat
secara signifikan seperti anak mampu menghafal huruf, terutama huruf vokal dan
anak dapat menyebutkan kata-kata lain yang diawali dengan huruf vokal dengan
benar dalam bentuk mind mapping sederhana.
Metode pemetaan pikiran menurut Buzan (Hakim, 2010) yaitu suatu
teknik grafik yang menyediakan kata kunci universal seperti gambar, kata, angka,
dan warna dalam suatu cara yang unik. Sementara itu DePorter dan Hernacki
(Zone, 2010) mengungkapkan bahwa pemetaan pikiran yaitu catatan yang
menggunakan suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang
digunakan untuk belajar dan merencanakan suatu kegiatan agar mudah untuk
mengingatnya.
Makna metode pemetaan pikiran yang tersirat dari uraian tersebut yaitu
(11)
utama yang menjadi pusat pemikiran anak yang di dalamnya terdapat gambar,
tulisan dengan menggunakan permainan warna sehingga anak lebih mudah untuk
mengingat pembelajaran atau kegiatan yang telah dilakukannya.
Metode pemetaan pikiran menurut Buzan (Saleh, 2008) ini sangat tepat
bila diberikan pada anak sejak dini karena metode pemetaan pikiran dapat melatih
anak untuk mengingat, mencatat, memahami, berimajinasi, dan meningkatkan
minat anak untuk belajar
Pada masa kini banyak anak-anak yang mengalami kejenuhan dalam
belajar khususnya pada anak SD yang jenuh dengan belajar membaca, menulis
dan berhitung. Hal tersebut dikarenakan anak memiliki tekanan dari orangtua
yang mengharuskan anak bisa membaca, menulis, dan berhitung dengan tidak
adanya metode belajar yang bervariasi, belajar hanya ditempat tertentu, suasana
belajar monoton, dan kurangnya aktivitas hiburan pada saat belajar. Sebenarnya
hal tersebut akan memicu kelemahan anak dalam meningkatkan minat belajar,
mengingat, memahami, mencatat, berimajinasi, berkonsentrasi dan kreatif yang
akan menjadi sebuah penyebab permasalahan kegiatan belajar pada anak
dikemudian hari. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Cross (Junaedi, 2010)
dalam bukunya The Psychology of Learning, keletihan anak dapat dikategorikan
menjadi tiga macam, yakni: 1) keletihan indera anak; 2) keletihan fisik anak; 3)
keletihan mental anak.
Untuk permasalahan yang telah dipaparkan di atas, peneliti bermaksud
(12)
TK melalui penggunaan metode pemetaan pikiran. Adapun definisi dari
keterampilan pemecahan masalah anak menurut (Setiasih, 2010) yaitu
keterampilan proses ilmiah yang perlu dikembangkan pada anak TK, karena
melalui keterampilan ini anak dapat mengembangkan rasa ingin tahu, belajar
bekerja secara cermat dan teliti, dan melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi
anak, karena dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada anak
harus melalui prinsip dan cara belajar anak. Menurut Mu’Qodin (Mix, 2010) keterampilan pemecahan masalah anak merupakan suatu keterampilan yang
dimiliki anak meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi,
mengidentifikasi masalah untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian anak
mempertimbangkan alternatif tersebut untuk meraih hasil yang akan dicapai
secara tepat. Menurut Amien (Nugraha, 2008:5) sains merupakan ilmu dalam
bidang alamiah dengan ruang lingkup zat dan energi, baik yang terdapat pada
mahluk hidup maupun tak hidup, lebih banyak mendiskusikan tentang alam
seperti fisika, kimia, dan biologi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan pemecahan masalah sains pada anak yaitu kemampuan yang dimiliki
anak untuk memecahkan permasalahan mengenai sains seperti keterampilan
memecahkan permasalahan manusia, tumbuhan, hewan dan benda-benda dengan
cara anak mengumpulkan masalah, mecari jalan keluar dari masalah sehingga
anak dapat mengambil keputusan secara cermat dan teliti untuk mendapatkan
hasil secara tepat yang bertujuan agar anak tidak cepat-cepat dalam mengambil
(13)
Melalui observasi ke beberapa TK peneliti memilih salah satu dari sekian
TK yang sudah diobservasi oleh peneliti. Peneliti memilih sekolah yang akan
dijadikan penelitian yaitu RA Baitul Huda yang berada di Jl. H. Mulia Mekar Sari
Rt 02 Rw 09 Telp. 022-5955020 Kelurahan Wargamekar Kecamatan Baleendah
Kabupaten Bandung. RA Baitul Huda dijadikan subjek penelitian dikarenakan
untuk melihat ada atau tidaknya suatu pengaruh dari metode pemetaan pikiran
dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak.
Adapun langkah-langkah dalam meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah sains di TK diantaranya yaitu: pertama, guru memberikan permasalahan
yang dapat dipecahkan oleh anak secara sederhana dengan sebuah permainan,
seperti: pada tema “AKU” yang mengharuskan anak-anak mencari tahu mengenai
angota tubuhnya dan mengenai kebutuhannya seperti; makanan, minum, pakaian,
rumah dll, dengan permainan mencari harta karun gambar-gambar dan kata
mengenai angota tubuh dan kebutuhannya kemudian anak menyusun gambar
tersebut sehingga berbentuk pemetaan pikirannya, kedua, jika anak sudah paham
dengan pemetaan pikiran maka sebaiknya anak diberikan kesempatan untuk
memecahkan permasalahan sains yang sederhana secara individu dengan
menempelkan gambar-gambar dan kata secara individu samapai tersusun seperti
pemetaan pikirannya, dan yang ketiga, jika anak sudah paham dan bisa
menggunakan metode pemetaan pikiran untuk kegitan belajar maka anak belajar
menggambar, menulis, mewarnai dan memberikan simbol pada pemetaan pikiran
(14)
sebelumnya menjadi pembelajaran untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya saat ini.
Berdasarkan latar belakang di atas, melalui penerapan metode pemetaan
pikiran peneliti bermaksud untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh terhadap
keterampilan pemecahan masalah sains anak di RA Baitul Huda. Penelitian
dilakukan di kelas B3 yang akan menjadi kelompok eksperimen dan kelas B4
menjadi kelompok kontrol. Melalui uraian di atas, maka peneliti mengangkat
judul “Pengaruh Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Terhadap
Keterampilan Pemecahan Masalah (Problem Solving Skill) Anak Taman
Kanak-Kanak” tahun pelajaran 2012-2013.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan awal keterampilan pemecahan masalah sains anak
kelas B di RA Baitul Huda sebelum diterapkan metode pemetaan pikiran?
2. Bagaimana kemampuan akhir keterampilan pemecahan masalah sains anak
kelas B di RA Baitul Huda pada kelompok eksperimen sesudah diterapkan
metode pemetaan pikiran?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode pemetaan
pikiran terhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak kelas B RA
(15)
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah:
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk megetahui pengaruh metode
pemetaan pikiran terhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak kelas B di
RA Baitul Huda.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. Mengetahui kemampuan awal keterampilan pemecahan masalah sains anak
kelas B di RA Baitul Huda sebelum diterapkan metode pemetaan pikiran.
b. Mengetahui kemampuan akhir keterampilan pemecahan masalah sains anak
kelas B di RA Baitul Huda pada kelompok eksperimen sesudah diterapkan
metode pemetaan pikiran.
c. Mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode
pemetaan pikiran terhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak kelas
B di RA Baitul Huda.
D. Manfaat / Signifikasi Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta
(16)
metode pemetaan pikiran terhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak
TK.
2. Manfaat Secara Praktis
Adapun manfaat secara praktis dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman dan wawasan pribadi dalam melakukan
penelitian pendidikan, khususnya tentang pengaruh metode pemetaan pikiran
terhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak TK.
b. Bagi Guru
Dengan penggunaan metode pemetaan pikiran guru diharapkan dapat
menggunakan metode ini sebagai salah satu rujukan untuk proses pembelajaran di
kelas.
c. Bagi Lembaga Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi positif kepada lembaga
penyelenggara pendidikan, khususnya lembaga di RA Baitul Huda dalam rangka
meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak melalui penggunaan
metode pemetaan pikiran.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya
mengenai pengaruh metode pemetaan pikiran terhadap keterampilan pemecahan
(17)
E. Struktur Penulisan Skripsi
Berikut dibawah ini adalah gambaran secara umum dari bab awal sampai
dengan bab akhir dari skripsi ini:
1. BAB I Pendahuluan
Pada bab ini peneliti menguraikan tentang: Latar Belakang, Identifikasi dan
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur
Penulisan Skripsi
2. BAB II Landasan Teori
Pada bab ini menguraikan tentang: teori keterampilan pemecahan masalah
sains dan teori metode pemetaan pikiran anak taman kanak-kanak
3. BAB III Metode Penelitian
Pada bab ini mengemukakan tentang : metode dan desain penelitian; variabel
penelitian; lokasi, populasi dan sampel penelitian; definisi oprasional;
instrumen penelitian; prosedur penelitian; teknik pengumpulan penelitian;
analisis penelitian dan hipotesis penelitian
4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini mengemukakan tentang: Pengolahan dan Analisis Data,
Pembahasan Data dan Analisis Temuan
5. BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi, pada bab ini mengemukakan tentang :
kesimpulan yang akan diambil dan saran atau rekomendasi yang diberikan
(18)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian memiliki peranan yang sangat penting di dalam proses
penelitian karena metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti
dalam merancang, melaksanakan, mengelola data sampai dengan menarik
kesimpulan mengenai masalah penelitian tertentu dalam mengumpulkan data
penelitiannya sehingga penelitian berjalan secara sisitematis dan akurat.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuasi
eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini dilaksanakan karena peneliti
membentuk kelas melalui random terhadap anak,
Metode kuasi eksperimen ini digunakan untuk memperoleh informasi
terhadap suatu pengaruh metode pemetaan pikiran terhadap keterampilan
pemecahan masalah sains pada anak. Metode kuasi eksperimen ini terdiri dari dua
buah kelompok, yaitu kelompok eksperimen (B3) yang diberikan metode
pemetaan pikiran (treatment) dan kelompok kontrol (B4) diberikan pembelajaran
seperti biasa yang sering digunakan di sekolah akan tetapi isi materi pembelajaran
(19)
2. Desain Penelitian
Desain penelitian pada hakekatnya merupakan suatu strategi untuk
mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman
atau penuntun peneliti dalam proses penelitian.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuasi eksperimen. Kuasi
eksperimen menurut Nursalam, (Kuntjojo, 2009:48) yaitu penelitian yang
berupaya untuk mengungkap hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tetapi pemilihan dua kelompok
tersebut tidak dilakukan secara acak melainkan ada secara alami. Adapun pola
desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kontrol group pre test
dan post test dengan menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol tanpa
penugasan rendoom. Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Subjek Pre-test Treatment Post-test
B3 (Eksperimen) O1 X O2
B4 (Kontrol) O1 - O2
(Nursalam, (Kuntjojo, 2009:48).
Keterangan:
B1 : Kelompok Eksperimen
B2 : Kelompok Kontrol (pembanding)
O1 : Pre-Test
O2 : Post Test
(20)
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat pengaruh dari suatu treatment,
maka dalam penelitian ini ditetapkan dua variabel, yaitu variabel bebas yaitu
metode pemetaan pikiran dan variabel terikat yaitu keterampilan pemecahan
masalah sains pada anak.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pemetaan pikiran.
Dalam penelitian ini, metode pemetaan pikiran sebagai variabel bebas merupakan
treatment yang akan diberikan kepada subjek penelitian.
2. Variabel Terikat
Variabel dependen/variabel tergantung yaitu variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan
pemecahan masalah sains pada anak.
C. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Lokasi, populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RA Baitul Huda yang berada di Kampung
Pasir Leutik Desa Ciheulang Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. RA
Baitul Huda memiliki 7 ruang kelas yaitu kober (30 anak), A1 (16 anak), A2 16
(21)
2. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh anak yang ada pada kelas B3
dan B4 di RA Baitul Huda dengan jumlah 40 anak.
3. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian untuk kelompok eksperimen sebanyak 20 anak
dan kelompok kontrol (pembanding) sebanyak 20 anak. Berikut rincian sampel
penelitian di RA Baitul Huda:
Tabel 3.2
Sampel RA Baitul Huda
RA Baitul Huda
Kelas Eksperimen Kontrol
Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
B3 13 7
B4 11 9
Total 20 20
40
Penelitian ini dilakukan untuk mengujikan model pembelajaran yang
dirancang oleh peneliti. Proses pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti yang
dibantu oleh guru bantu. Guru bantu tersebut memiliki kesamaan yang relatif
sama dengan peneliti, untuk pelaksanaan proses pembelajaran di lapangan,
peneliti menjadi guru kelas di kelompok eksperimen (menggunakan mind
mapping) dan guru bantu menjadi guru kelas di kelompok kontrol (tidak menggunakan mind mapping).
(22)
Profil kedua guru TK yang dimaksud dapat dilihat pada tabel 3.3 Sebagai
berikut:
Tabel 3.3
Profil Guru RA Baitul Huda yang Terlibat dalam Penelitian
Aspek Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
Usia 21 22
Latar Belakang Pendidikan
Menuju Jenjang SI UPI Menuju Jenjang SI UPI
D. Definisi Oprasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Keterampilan Pemecahan Masalah Sains Anak TK
Menurut Gega (1977) untuk membantu menumbuhkan keterampilan
pemecahan masalah sains anak dibutuhkan sedikitnya 4 keterampilan proses sains
yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran, yaitu: mengamati,
mengukur, mengkomunikasikan, dan membuat kesimpulan.
Mengacu pada pendapat Gega di atas maka yang dimaksud variabel
keterampilan pemecahan masalah sains dalam penelitian ini adalah keterampilan
mengamati, mengukur, mengkomunikasikan dan membuat kesimpulan mengenai
masalah sains.
2. Metode Pemetaan Pikiran
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan metode pemetaan pikiran
Menurut Buzan, (2011) yaitu cara mencatat kreatif, efektif, dan inovatif yang
berupa grafik, simbol, kata, gambar, dan garis penyambung yang sesuai dengan
(23)
utama dengan menggunakan warna-warna untuk menghidupan pemetaan pikiran
yang dibuat oleh anak.
Buzan (Saleh, 2008) menyatakan langkah-langkah dalam menggunakan
metode pemetaan pikiran sebagai berikut: guru menyiapkan kertas dan
spidol/crayon yang bermacam-macam warna, anak menuliskan ide utama di
tengah kertas dengan singkat, anak membuat beberapa cabang yang berasal dari
ide utama, anak mengembangkan cabang yang berasal dari ide utama yang dapat
menjelaskannya, dan anak menggunakan warna-warna untuk membuat pemetaan
pikiran.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode pemetaan
pikiran yaitu suatu diagram yang terstruktur secara menarik yang memiliki ciri
catatan yang bergambar, bersimbol, berwarna, tidak memiliki kata yang panjang
dan memiliki cabang yang saling berhubungan dari ide utama ke cabang-cabang
selanjutnya. Penerapan metode pemetaan pikiran di TK yaitu dengan cara guru
memperkenalkan terlebih dahulu metode pemetaan pikiran dengan cara yang
pertama, melalui gambar, kedua, anak dan kelompoknya membuat pemetaan pikiran dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks, dan ketiga, anak
membuat sendiri pemetaan pikiran sederhana sampai dengan yang kompleks.
Bahan-bahan yang akan digunakan guru dan anak untuk meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah sains anak melalui metode pemetaan pikiran
yaitu warna, gambar, dan alat-alat yang menunjang kegiatan belajar mengajar
(24)
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi:
Pedoman observasi (pengamatan) yang digunakan untuk memperoleh data
mengenai aktivitas anak selama penelitian berlangsung yang bertujuan untuk
memperoleh informasi dengan cara peneliti terlibat langsung dengan kegiatan
yang dilakukan pada saat itu juga sehingga untuk menilai kegiatan anak peneliti
menggunakan cara membubuhkan tanda ceklis pada lembar observasi.
Berikut dibawah ini peneliti akan memaparkan teknik penelitian yang akan
dilakukan, yaitu sebagai berikut: Pengamatan (observasi) dilakukan selama proses
penelitian pre test, post test dan treatmen pada kelompok eksperimen berupa
(mind mapping) dan kelompok kontrol menggunakan metode konveksional.
Format pengamatan ini dirancang untuk mengetahui pengaruh metode pemetaan
pikiran terhadap keterampilan pemecahan masalah sains pada anak RA Baitul
Huda.
Setelah dilakukan penilaian dari hasil observasi, maka data tersebut akan
dianalisis dengan menggunakan skor, kemudian hasil skor tersebut dipaparkan
dalam angka-angka kualitatif.
Melalui kegiatan observasi, peneliti dapat melihat langsung penerapan
metode pemetaan pikiran untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah
sains pada anak kelompok B di RA Baitul Huda, kemudian mencatatnya sesuai
dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Instrumen penelitian ini di dalamnya terdiri dari beberapa aspek
(25)
skala penilaian. Hasil skala penilaian yang diperoleh dari observasi terhadap
keterampilan pemecahan masalah sains pada anak yang dijadikan skor angka.
Adapun Instrumen penelitian disusun dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Mengkaji variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi sub penelitian,
sehingga indikator dapat diukur. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel,
yaitu variabel bebas dan variabel terkait
b. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pemetaan pikiran
c. Menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan untuk mengukur variabel
dan indikatornya sehingga variabel terikat dalam penelitian ini adalah
keterampilan pemecahan masalah sains pada anak.
1. Kisi-kisi Instrumen
Di bawah ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan dalam menyusun
pedoman observasi dengan skala penilaian, yaitu:
a. Menetapkan tujuan pembelajaran dan indikator keterampilan pemecahan
masalah sains anak
b. Menggunakan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya
c. Melaksanakan penelitian dan menggunakan instrumen dalam melaksanakan
(26)
Adapun kisi-kisi instrumen dan instrumen penelitian keterampilan
pemecahan masalah sains pada anak adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Tabel Kisi-kisi Instrumen
Variabel Aspek Indikator Item
Teknik Pengu-mpulan data Sumber Data Keterampilan Pemecahan Masalah Sains Anak Keterampilan Mengamati Menggunakan panca inderanya secara tepat, membedakan dan
mengelompokan benda-benda sesuai dengan warna, bentuk dan ukurannya
1-6 Tes Anak
Keterampilan Mengukur
Menggunakan alat bantu pengukuran
7-10 Tes Anak
Keterampilan Mengkomuni -kasikan
Mengemukakan ide atau gagasan dengan
menggunakan kalimat sederhana
11-15 Tes Anak
Keterampilan membuat kesimpulan
Menarik kesimpulan
16-18 Tes Anak
Tabel 3.5
Instrumen Keterampilan Pemecahan Masalah Sains Anak
Aspek Item M T.
M
Keterampilan Mengamati
1. Membedakan rasa manis, asam dan pahit (susu, jus jeruk dan kopi) 2. Membedakan jenis
aroma (Mangga, jeruk dan salak)
(27)
Penilaian dalam penelitian ini menggunakan alat observasi berupa daftar
ceklis yang merupakan sejumlah pernyataan terpilih oleh peneliti atau responden
yang kemudian peneliti membubuhkan tanda ceklis pada tempat yang telah
disediakan.
Instrumen keterampilan pemecahan masalah sains anak dalam penelitian
ini menggunakan teknik skala Guttman dengan jenis pengukuran skala 0-1. Skala
Guttman merupakan skala pengukuran dengan data yang diperoleh dapat berupa 3. Membedakan tekstur
kasar dan halus (mangga, salak, melon dan apel) 4. Mengelompokan benda
sesuai dengan warna (merah, hijau dan biru) 5. Mengelompokan benda
sesuai dengan bentuk (baju, celana rok)
Keterampilan Mengukur
6. Membedakan panjang dan pendek (sedotan) 7. Membedakan suhu
hangat dan suhu dingin dengan menggunakan tangannya
8. Membandingkan banyak dan sedikit dengan menggunakan tangannya 9. Menunjukan perbedaan berat dan ringan dengan menggunakan tangannya Keterampilan
Mengkomuni-kasikan
10.Menyampaikan hasil pengamatannya secara urut
Keterampilan membuat kesimpulan
11.Menyampaikan pendapat secara sederhana
12.Menarik kesimpulan dari pengalamannya
(28)
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala nilai dengan
menggunakan kategori nilai 1 dan 0. Adapun rincian penilaian adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.6
Kriteria Penilaian Keterampilan
Pernyataan Keterampilan Pemecahan Masalah
Sains
Kriteria Penilaian Keterampilan
1 0
Muncul Tidak Muncul
2. Uji Coba Instrumen a. Validitas Item
Untuk mengukur keterampilan pemecahan masalah sains anak diperlukan
berupa pedoman observasi yang digunakan untuk mengetahui apakah pedoman
observasi itu mempunyai validitas dan reliabilitas yang tepat, maka pedoman
observasi harus diujicobakan terlebih dahulu sebelum digunakan. Menghitung
validitas bertujuan untuk mengukur sejauhmana ketepatan subjek penelitian yang
dilakukan.
Penilaian validitas dilakukan dengan membandingkan atau
mengkorelasikan antara hal yang dinilai dengan kriteriumnya. Adapun
langkah-langkah perhitungan validitas adalah sebagai berikut:
a) Untuk menguji validitas instrumen ini digunakan rumus korelasi point
biserial (r pbis) Ireene, 1993: 359-360) dan (Glass and Stanley, 1970:
169-170) dalam (Setiasih, 2010:114)
rpbis=
(29)
Keterangan:
: rata-rata skor anak yang memperoleh skor 1
: rata-rata skor total
ADt : simpangan baku skor total
p : proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban anak
q : 1-p
b) Proses pengambilan keputusan
Penentuan keputusan item diterima (valid) atau tidak valid didasarkan
pada uji hipotesa dengan kriteria sebagai berikut: jika r hitung positif dan r hitung
= > 0,3 maka butir item valid, dan jika r hitung negatif dan r hitung < 0,3 maka
butir item tidak valid. Dalam hal ini setelah instrumen disesuaikan dengan aspek
keterampilan pemecahan masalah sains anak yang berlandasan dengan teori
tertentu, maka selanjutnya peneliti berkonsultasi pada dosen untuk judgment item.
Uji coba tes keterampilan pemecahan masalah sains anak ini dilakukan pada RA
Yapi Alhusaeni yang berada di Kp. Lebak Biru Rt. 03/011 Ds. Ciheulang Kec.
Ciparay Kab. Bandung dengan jumlah anak sebanyak 30 anak yang memiliki
kemampuan relatif sama dengan anak-anak yang akan dijadikan sampel
(30)
Berikut disajikan hasil rekapitulasi uji validitas keterampilan pemecahan
masalah sains anak dengan menggunakan program Microsoft Exel 2007, dapat
dilihat pada tabel 3.7
Tabel 3.7
Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Keterampilan Pemecahan Masalah Sains
Anak Taman Kanak-Kanak
No. Item r pbis Validitas
1. 0,24 In Valid
2. 0,6 Valid
3. 0,51 Valid
4. 0,63 Valid
5. 0,66 Valid
6. 0,6 Valid
7. 0,51 Valid
8. 0,57 Valid
9. 0,45 Valid
10. 0,42 Valid
11. 0,21 In Valid
12. 0,18 In Valid
13. 0,27 In Valid
14. 0,3 Valid
15. 0,24 In Valid
16. 0,33 Valid
17. 0,27 In Valid
18. 0,54 Valid
Setelah perhitungan validitas dilakukan, diketahui yang memenuhi kriteria
validitas butir item yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 16, dan 18 sedangkan
butir item yang memiliki kriteria tidak valid yaitu nomor 1, 11, 12, 13, 15, dan 17
sehingga item yang tidak valid di anggap tidak dipergunakan lagi (hapus).
Berdasarkan Tabel 3.7 di atas diperoleh 12 item yang valid dan 6 item
yang tidak valid. Secara lebih rinci penyebaran item yang valid dan tidak valid
(31)
Tabel 3.8
Rincian Validitas Item
No. Aspek Item Valid Invalid
1. Keterampilan Mengamati 2, 3, 4, 5, dan 6 1 2. Keterampilan Mengukur 7, 8, 9, dan 10 - 3. Keterampilan
Mengkomunikasikan
14 dan 15 11, 12. 13,15
4. Keterampilan membuat kesimpulan
16 dan 18 17
Item yang valid berarti item tersebut dapat mengukur apa yang akan
diukur dan item tidak valid artinya item tersebut tidak digunakan lagi dalam
memperoleh data penelitian karena item tersebut tidak dapat mengukur item yang
seharusnya diukur.
b. Reliabilitas Item
Reliabilitas adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat
ukur, meskipun dipakai secara berulang-ulang pada subjek yang sama atau
berbeda. Sehingga suatu instrumen dikatakan reliabel jika mampu mengukur hasil
secara konsisten.
Dalam penelitian ini adapun rumus KR-20 untuk menghitung reliabilitas
instrumen untuk mengetahui koefisiensi reliabilitas sebagai berikut (terdapat
dalam lampiran):
Dengan keterangan:
k : jumlah butir soal
(32)
Berikut hasil reliabilitas yang perhitungannya menggunakan rumus
KR-20. Rincian tabel 3.9 hasil reliabilitas dapat dilihat pada tebel di bawah ini, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 3.9
Hasil Reliabilitas Item
rhitung thitung ttabel Keterangan 0,760 2,302 5,130 Reliabilitas Tinggi
Adapun titik tolak ukur koefisiensi reliabilitas yang digunakan dalam
penelitian yang disesuaikan dengan item penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.10
Reliabilitas Keterampilan Pemecahan Masalah Sains Anak
Interval Tingkat Hubungan
10-12 Sangat Baik
7-9 Baik
4-6 Cukup
1-3 Kurang
Merujuk pada tabel di atas dapat dikategorikan item penelitian dari sangat
baik sampai dengan kurang. Sehingga keterampilan pemecahan masalah sains
anak dapat terukur dengan tepat.
F. Uji Normalitas Analisis
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Chi Square (χ2) Test, terhadap masing-masing kelompok data yakni data hasil tes/observasi
keterampilan pemecahan masalah sains anak sebelum pembelajaran dan sesudah
pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan hipotesis;
(33)
H1 : data tidak berdistribusi normal
Kesimpulan diambil berdasarkan kriteria sebagaimana berikut;
H0 diterima jika χ2hitung < χ2tabel α(0,05) → data berdistibusi normal H1 diterima jika χ2hitung > χ2tabelα(0,05) → data tidak berdistibusi normal
Uji normalitas yang akan digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan Chi-Square (X²), yaitu:
(Bluman,2001:518)
Keterangan :
ײ : Chi-Square
O : Frekuensi hasil pengamatan
E : frekuensi yang diharapkan
Hasil perhitungan uji normalitas untuk masing-masing variabel penelitian,
tampak pada tabel 3.11 berikut:
Tabel 3.11
Hasil Uji Normalitas Data Hasil Penelitian
No Variabel χ2hitung χ2tabel Keterangan
1. Pre Test Eksperimen 1.221 4.391 Normal 2. Post test Eksperimen 4.491 4.492 Normal 3. Pre Test Kontrol 2.259 4.991 Normal 4. Post test Kontrol 2,748 4,645 Normal
Berdasarkan tabel di atas, kita dapat melihat bahwa umumnya data hasil
penelitian berdistribusi normal karena nilai χ2
hitung dari masing-masing kelompok
data lebih kecil daripada χ2 X² = ∑(O-E)2
(34)
a. Menentukan hipotesis
Membuat Ho dan Ha terlebih dahulu.
Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara metode mind mapping
terhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak
Ho: μD ≤ 0
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara metode mind mapping terhadap
keterampilan pemecahan masalah sains anak
Ha: μD ≥ 0
Hipotesis akan di uji pada α = 0,05
b. Penskoran
Penskoran dilakukan dari hasil tes lisan dengan bantuan instrumen
yang dijadikan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu
skor 1 untuk ya dan skor 0 untuk tidak. Perhitungan data dilakukan dengan
sampel independen menggunakan uji kelompok dengan bantuan Microsoft
Excel 2007.
G. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian dengan
menggunakan metode kuasi eksperimen ini yaitu:
1. Menentukan kelas yang akan digunakan sebagai kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol
(35)
3. Mengadakan treatment, yaitu melaksanakan metode pemetaan pikiran pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak menggunakan metode
pemetaan pikiran
4. Mengadakan post test pada kelas eksperimen dan kelompok kontrol
5. Mengolah dan menganalisa data hasil penelitian dengan menggunakan
metode skor
Sebelum penelitian dilaksanakan, kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol diberikan pre test yang memiliki tujuan untuk melihat sejauhmana
keterampilan pemecahan masalah sains anak untuk memperoleh data awal
masing kelompok. Setelah itu, pada akhir kegiatan penelitian
masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan jenis tes yang
sama pada saat post test yang sebelumnya diberikan pada saat pengambilan data
awal.
Dalam proses belajar mengajar masing-masing kelompok mendapatkan
perlakuan yang sama, seperti berikut:
1. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pre test dan post test
diwaktu yang sama
2. Kelompok eksperimen diberikan treatment berupa pemetaan pikiran dan
kelompok kontrol tidak menggunakan pemetaan pikiran
3. Jumlah item tes yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol ketika tes sama
(36)
H. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan observasi
secara langsung untuk mengungkap keterampilan pemecahan masalah sains pada
anak. Dalam teknik ini peneliti mengadakan penlitian secara lansung terhadap
anak untuk memperoleh data yang diperlukan dalam situasi sebenarnya atau
situasi buatan (khusus diadakan).
Teknik pengumpulan data sangat penting dilaksanakan dalam penelitian
karena data yang diperoleh dari lapangan melalui instrumen penelitian diolah dan
dianalisa untuk digunakan dalam menjawab pertanyaan dalam item penelitian.
Instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dapat digunakan dalam
mengumpulkan data keterampilan pemecahan masalah sains anak.
Data yang dikumpulkan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan
keterampilan pemecahan masalah sains di RA Baitul Huda kelas B3 dan B4
melalui pre test dan post test. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa
data hasil ujicoba, data pre test, treatment dan post test yang berisi penilaian dari
indikator-indikator keterampilan pemecahan masalah sains anak.
I. Prosedur Pelaksanaan Pre Test dan Post Test di RA Baitul Huda 1. Pelaksanaan Pre Test
Pelaksanaan pre test dilaksanakan selama dua hari di RA Baitul Huda
yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan waktu
yang relatif sama. Pelaksanaan hari pertama pre test untuk kelompok eksperimen
(37)
dengan alokasi waktu 180 menit dengan alat peraga yang sama untuk
pengambilan data pre test. Alat peraga yang digunakan untuk kegiatan pre test
dihari pertama bagi setiap kelompok yaitu: air minum ((kopi (hangat:pahit), jus
jeruk (dingin:asam), susu (normal:manis)) dan karton yang berisi bentuk pakaian
(baju, celana dan rok) yang berwarna-warni.
Jumlah anak pada kelompok eksperimen yaitu 20 anak, akan tetapi ada
satu anak yang tidak hadir dikarenakan sakit sehingga pelaksanaan pre test hanya
diikuti 19 anak. Sedangkan jumlah anak pada kelompok kontrol yaitu 20 anak dan
ketika pelaksanaan pre test berlangsung sebagian besar anak-anak dapat hadir,
sehingga pelaksanaan pre test pada kelompok kontrol dapat diikuti oleh 20 anak
sesuai dengan jumlahnya kelompoknya.
Untuk pelaksanaan pre test dihari kedua yaitu pada hari selasa tanggal 20
November 2012 dengan alokasi waktu 180 menit dengan alat peraga yang sama
untuk pengambilan data pre test dari kelompok eksperimen dan kelomopok
kontrol. Alat peraga yang digunakan untuk kegiatan pre test dihari kedua bagi
setiap kelompok yaitu: piring-mangkuk (untuk mengukur berat-ringan), sedotan
(untuk mengukur panjang-pendek), sendok (untuk mengukur banyak-sedikit),
untuk mengamati aroma (jeruk, salak dan mangga)), dan untuk mengamati tekstur
kasar halus (salak, melon, mangga dan apel).
Jumlah anak saat pre test di hari kedua pada kelompok eksperimen yaitu
20 anak dan kelompok kontrol yaitu 20 anak sehingga anak-anak dalam penelitian
(38)
sebagai berikut: Prosedur pelaksanaan pre test pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol relatif sama. Karena, pelaksanaan di dalam kelas yaitu: seluruh
anak dipangil saceara individu untuk pelaksanaan pre test dan guru memberikan
pertanyaan yang sama pada setiap anak sesuai dengan item penelitian yang
dijadikan acuan. Pertanyaan tersebut yaitu seperti berikut ini:
1. Apa rasa air ini? “guru menyuapi air tersebut pada anak secara bergantian” seperti: guru menyuapi susu lalu kopi dan jus jeruk
2. Bagaimana suhu air ini? “guru meminta anak untuk menyentuh gelas plastik, sehingga anak dapat mengukur setiap suhu dalam gelas tersebut” 3. Bagaimana bentuk pakaian ini? “guru meminta anak untuk melihat pada
karton bentuk-bentuk pakaian, sehingga anak dapat
membedakan/mengetahui bentuk pakaian tersebut”
4. Apa warna baju ini? “guru meminta pada anak menunjukan warna baju yang
berwarna merah, hijau dan biru. Sehingga anak dapat memilih warna baju
yang sesuai dengan yang ditanyakan kepadanya”
5. Mana yang berat dan mana yang ringan? “guru meminta anak untuk memegang piring dan mangkuk dengan menggunakan tangannya dalam
mengamati perbedaan berat-ringan, sehingga anak terstimulasi dengan
media yang diberikan untuk diukurnya”
6. Mana yang panjang dan mana yang pendek? “guru meminta anak untuk mengukur sedotan yang ukuran panjangnya berbeda sedikit, sehingga anak
(39)
7. Bagaimana tekstur buah ini? “guru meminta anak untuk memegang/menyentuh buah yang bertekstur kasar dan halus, seperti:
mangga, salak, apel dan melon kecil. Sehingga anak dapat lebih merasakan
tekstur buah-buah tersebut secara nyata”
8. Aroma/harum buah apakah ini? “guru meminta anak untuk menutup
matanya pada saat tes tebak aroma (mangga, jeruk dan salak), sehingga anak
dapat melatih indra penciumannya”
9. Mana yang lebih banyak dan mana yang sedikit? “guru meminta anak untuk membedakan sendok plastik kecil untuk membedakan banyak dan sedikt” 10. *** untuk item: Menyampaikan hasil pengamatannya secara urut,
Menyampaikan pendapat secara sederhana, dan Menarik kesimpulan dari
pengalamannya (guru selalu bertanya pada seluruh anak setelah kegiatan
berlangsung, seperti: ”tadi kita sudah melakukan kegiatan apa?... Coba
siapa yang berani untuk berbicara kedepan?...”. Sehingga diharapkan anak dapat terlatih dalam mengungukapkan isi pengetahuannya
Jika anak sudah melaksanakan pre test maka anak belajar baca buku/iqro
didampingi oleh guru yang lain untuk menunggu teman-teman lain yang sedang
melakukan pre test sehingga waktu anak tidak terbuang sia-sia.
2. Pelaksanaan Post Test
Pelaksanaan post test di hari pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal
(40)
relatif sama dengan pelaksanaan pre test yang telah diberikan sebelumnya. Akan
tetapi sebelum pelaksanaan post test dilaksanakan, kelompok eksperimen
mendapat treatment berupa mind mapping dan kelompok kontrol hanya
menngunakan metode tarik garis yang diberikan selama 4 hari berturut-turut dari
tanggal 26 November s/d 29 November 2012.
Keterampilan sains anak lebih meningkat dibandingkan saat pre test di
lakukan. Akan tetapi kemampuan dan keterampilan anak sangat beragam sehingga
saat post test ada anak yang mengalami peningkatan, tidak ada peningkatan dan
bahkan ada anak yang menurun dalam memperoleh skor.
J. Pelaksanaan Treatment
Pada kelompok eksperimen proses pemberian treatment pada kelompok
eksperimen berjalan dengan baik, walaupun terkadang anak-anak sering tidak
sabaran dalam membuat mind mapping secara bersama. Bahkan, ada beberapa
anak yang ingin berkali-kali maju kedepan untuk membuat mind mapping dan ada
pula anak yang mengeluarkan ide baru saat mencatat dengan metode mind
mapping. Saat pembuatan mind mapping secara individu anak-anak sangat antusias dalam membuat mind mapping, seperti anak-anak semangat dalam
menggambar, mewarnai, membuat simbol, dan menulis. Dikarenakan metode ini
menggunakan berbagai warna maka anak-anak tertarik pada pembelajaran ini
sehingga belajar berjalan seperti bermain warna dan gambar saja, akan tetapi
(41)
Sedangkan treatment yang diberikan pada kelompok kontrol berjalan
sangat baik pula karena anak sudah mengetahui dan terbiasa dengan pembelajaran
menarik garis yang sesuai dengan pasangannya. Walaupun anak-anak sering
menggunakan metode menarik garis ini, akan tetapi tidak mengurangi semangat
anak dalam belajar. Treatment pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
diberikan pada waktu yang sama dengan materi yang sama pula.
Pelasanaan perlakuan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran yang berlangsung di RA Baitul Huda. Kelas B 3 menjadi kelompok
eksperimen dan kelompok B4 menjadi kelompok kontrol. Pelaksanaan treatment
yang akan dilaksanakn di kelas tersebut terlebih dahulu dikonsultasikan kepada
guru kelas kelas B3 dan B4. Dengan cara ini peneliti dan guru kelas dapat
berkerjasama agar proses pembelajaran berjalan secara tepat dan kondusif
sehingga penelitian berlangsung secara natural dan tampak seperti pembelajaran
biasa.
Pelaksanaan penelitian dilakukan selama empat kali pertemuan. Sebelum
peneliti memberikan treatment yang berupa metode mind mapping peneliti
mengambil data pre test terlebih dahulu kemudian peneliti mengambil data post
test baik terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di RA Baitul Huda. Setiap pertemuan berlangsung selama 180 menit yang terdiri atas kegiatan
pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Untuk pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, terlebih dahulu peneliti peneliti menyiapkan model pembelajaran,
(42)
Tema yang digunakan dalam penelitian yaitu “KEBUTUHAN KU”
pemilihan tema ini berdasarkan dengan kebutuhan keterampilan pemecahan
masalah sains anak yang tak luput dari kegiatan sehari-hari anak. Tema kebutuhan
ku adalah salah satu tema yang diberikan pada anak di sekolah yang ada dalam
kurikulum TK. Secara garis besar kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara
mengobservasi anak secara langsung.
Perbedaan prosedur pelaksanaan treatment dengan menggunakan metode
mind mapping dan pembelajaran yang tidak menggunakan metode mind mapping dapat dilihat pada tabel 3.12
Tabel 3.12
Perbedaan treatment berupa metode mind mapping dan pembelajaran yang tidak menggunakan mind mapping
Kegiatan Pembelajaran
Metode
Mind Mapping
Pembelajaran Biasa
Pengemasan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dirancang secara terpusat dengan pengembangan bahasa, kognitif, fisik-motorik, seni, keterampilan, moral, sosial, emosi, dan kemandirian
Materi pembelajaran dirancang secara terpadu dengan pengembangan bahasa, kognitif, fisik-motorik, seni, keterampilan, moral, sosial, emosi, dan kemandirian
Proses Belajar Kegiatan belajar dirancang oleh peneliti untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak yang berbentuk mind mapping sesuai dengan sub tema yang akan di bahas dalam kelas. Sehingga anak dapat melihat sumber belajar dengan berbagai bagian, seperti: gambar, kata, simbol, cabang dan
Kegiatan belajar dirancang sendiri oleh
guru dengan
menggunakan metode yang biasa digunakan sehari-hari disekolah sehingga anak belajar sesuai dengan yang telah ditentukan guru
(43)
Evaluasi Setiap anak mengeluarkan
pendapatnya ke dalam mind mapping dan guru memberi umpan balik terhadap seluruh kegiatan belajar
Guru mengajukan pertanyaan tentang subtema yang dibahas sebelumnya
K. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, pembelajaran yang menggunakan metode pemetaan
pikiran untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak di TK
merupakan metode pembalajaran yang dibandingkan dengan pembelajaran biasa.
Hipotesis nol ( ) pada penelitian yang dilakukan terhadap pengaruh metode
pemetaan pikiran untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains
anak tersebut dirumuskan sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam keterampilan pemecahan
masalah sains anak TK antara kelompok yang mendapatkan pembelajaran biasa
dan pembelajaran pemetaan pikiran (mind mapping).
: =
Sedangkan hipotesis kerja ( ) yang dikemukakan untuk mencari perbedaan yang
ada antara keefektifan pembelajaran yang menggunakan metode pemetaan pikiran
(mind mapping) terhadap keterampilan pemecahan masalah sains anak TK adalah sebagai berikut:
(44)
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan dalam keterampilan pemecahan masalah
sains anak antara kelompok yang mengunakan metode pemetaan pikiran dengan
kelompok yang mengunakan pembelajaran biasa
(45)
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada uraian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis data pre test diketahui bahwa kemampuan awal
keterampilan pemecahan masalah sains anak kelas B di RA Baitul Huda
sebelum diterapkan metode pemetaan pikiran kurang terampil dalam
memecahkan permasalahan sains seperti dalam mengamati, mengukur,
mengkomunikasikan, dan menyimpulkan hasil temuannya masih rendah.
2. Berdasarkan hasil analisis data post test diketahui bahwa kemampuan akhir
keterampilan pemecahan masalah sains anak kelas B di RA Baitul Huda
sesudah diterapkan metode pemetaan pikiran lebih terampil dan meningkat
dalam memecahkan permasalahan sains seperti dalam mengamati, mengukur,
mengkomunikasikan, dan menyimpulkan hasil temuannya.
3. Berdasarkan hasil analisis data post test terdapat pengaruh yang signifikan
dari penerapan metode pemetaan pikiran (mind mapping) terhadap
keterampilan pemecahan masalah sains anak kelas B di RA Baitul Huda
sehingga anak dapat memetakan dan menuangkan isi pemikirannya ke dalam
mind mapping. Adapun pengaruh yang didapatkan yaitu anak dapat
(46)
mengkomunikasikan, menyimpulkan hasil temuannya ke dalam bentuk mind
mapping.
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan penelitian di atas, diajukan beberapa rekomendasi
untuk beberapa pihak sebagai berikut:
1. Bagi Guru Taman Kanak-kanak
a. Terdapat banyak metode pembelajaran, sekiranya guru
mampu memvariasikan metode untuk meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah sains. Namun hal yang perlu diingat adalah metode apapun yang
akan digunakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
anak. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah sains anak adalah metode mind mapping
yaitu metode pemetaan pikiran anak yang menggunakan kata kunci, gambar,
simbol, dan menggunakan bermacam warna agar anak tertarik untuk belajar
dengan menggunakan metode ini.
b. Untuk mengatasi kendala yang dirasakan guru dalam meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah sains, maka guru hendaknya perlu dibekali
pemahaman bahwa meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains
tidak identik dengan eksperimen yang mahal akan tetapi hal-hal kecil dapat
dijadikan media dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains
(47)
c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode mind mapping dapat
meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak pada kelompok B
3 dan B 4. Oleh karena itu, metode ini dapat dijadikan salah satu pilihan
dalam pembelajaran keterampilan pemecahan masalah sains yang
menyenangkan.
2. Bagi Orang Tua
Dapat dijadikan sebagai masukan pembelajaran di rumah dengan strategi
untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains yang menyenangkan
bagi anak agar termotivasi untuk belajar.
3. Bagi Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
a. Sekolah seharusnya dapat memfasilitasi pembelajaran khususnya
meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains dengan media dan
sumber belajar yang memadai untuk mendukung proses belajar dan mengajar.
b. Agar anak dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains
dengan tepat, seharusnya para guru diberikan kesempatan untuk memperoleh
pelatihan tentang metode untuk meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah sains yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak, karena
keterampilan pemecahan masalah sains anak berpengaruh terhadap
(48)
4. Bagi Peniliti Selanjutnya
a. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengangkat permasalahan tentang
keterampilan pemecahan masalah sains, akan tetapi menggunakan metode
yang berbeda sehingga dapat memberikan temuan-temuan dan wawasan baru
mengenai pembelajaran dini di TK.
b. Peneliti lain dapat memanfaatkan metode ini dengan memvariasikan aktivitas
yang berbeda, yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan dan
lingkungan anak, sebab metode mind mapping menggunakan bermacam
(49)
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Buzzan, T. (2006). Mind Maps at Work Cara Cermelang Menjadi Bintang di Tempat Kerja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, anggota IKAPI.
Faruqi, I, M. (2009). “Penggunaan Graf dalam Mind-Mapping serta Kegunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari”. Makalah Program Studi Teknik Informatika ITB, Bandung.
Hamsah. (2003). Definisi Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. [Online]. Tersedia: http://amirhamzahtwinsboy.blogspot.com/2012/09/definisi-pendidikan-menurut-uu-no-20.html. [10 Desember 2012].
Hakim. (2010). Aplikasi Real-time Buzan Mind Map Dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Penanganan Limbah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. [Online]. Tersedia: Aplikasi%20Real time%20Buzan%20Mind%20Map%20«%20Tentang%20GURU. [04 Desember 2011]
Junaedi. (2010). The Psikology of Learning. [Online]. Tersedia: http://jujunjunaedi86.blogspot.com/2010/04/lupa-dan-kejenuhan-dalam-belajar.html. [10 Desember 2012]
Komariah, D. (2008). Penerapan Mind Mapping untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep pembentukan tanak dan srtuktur bumi (PTK d kls V sdn psirkaliki 3 cimahi utara. Skripsi Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.
Kunjojo. (2009). Metodelogi Penelitian. Kediri: -
Kurikulum Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Atfal. (2004). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
(50)
arch/Clips_and_Briefs/Research_brief_14_-_Problem_Solving.pdf. [21 November 2012];
Maryati. (2010). Penerapan Metode Problem Solving untuk Mengembangkan Kemampuan Siswa Memberikan Kesimpulan. Skripsi Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung : tidak diterbitkan.
Mix. (2010). Definisi Problem Solving. [Online]. Tersedia: http://antonwashere.blog.com/2010/03/02/problem-solving/. [03 November 2011].
Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. IKIP Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Akademik.
Nikita. (2010). Gambar Mind Mapping. [Online]. Tersedia: http://www.xomreviews.com/tabloid-nakita.com. [23 Oktober 2012]
Nugraha, A. (2010). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung: JILSI Foundation
Nur. (2011). Pembelajaran Berbasis Masalah Seperti Apa yang Dapat Dipilih Guru untuk Memfasilitasi Berkembangnya Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif?. [Online]. Tersedia: http://forumberpikirindrisfriend.blogspot.com/2011_11_01_archive.html. [10 desember 2012]
Permen Standar PAUD Formal dan Nonformal. (2009). Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan
Ruseffendi. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kemampuannya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Taristo
Saleh, A. (2008). Kreatif Mengajar dengan Mind Map. Bandung: Tinta Emas Publishing.
Salmijah. (2010). Penerapan Problem Solving pada Materi Perubahan dan Penampakan Bumi Sekolah Dasar Negeri Tugu Kecamatan Cimangis Kota Depok. Skripsi Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung : tidak diterbitkan.
(51)
Semiawan. (1985). Pendekatan Keterampilan Proses. [Online] http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0904570_chapter2.pdf . [10 Desember 2012]
Setiasih, O. (2010). Model Pembelajaran Proyek Berbasis Lingkungan Perkembangan untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah. Desertasi Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung : tidak diterbitkan.
Setyawati, L. (2011). Penerapan Teknik Membaca Melalui Mind Map Dalam Pembelajaran Membaca Dini Pada Anak Usia Dini. Program Studi Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung : tidak diterbitkan.
Stevidriyanti, A. (2010). Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Penerapan Peta Pikiran (Mind Map) di Taman Kanak-kanak. Skripsi Program Pendidikan Guru Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak, Jurusan pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.
Syaban. (2008). Langkah-langkah Pemecahan Masalah. [Online]. Tersedia: http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mat_043602_chapter2.pdf. [04 Desember 2011].
Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: IKAPI.
Wahudin. (2009). Keterampilian Pemecahan Masalah. [Online]. Tersedia:
http://tugino230171.wordpress.com/2011/01/09/model-pembelajaran-keterampilan-pemecahan-masalah-sosial-social-problem-solving/. [04 Desember 2011].
Zone, K. (2010). Mind Mapping Geografi. [Online]. Tersedia: Aplikasi% %20Zone%20Mind%20Map%20«%20Tentang%20Anak. [04 Desember 2011]
(1)
mengkomunikasikan, menyimpulkan hasil temuannya ke dalam bentuk mind mapping.
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan penelitian di atas, diajukan beberapa rekomendasi untuk beberapa pihak sebagai berikut:
1. Bagi Guru Taman Kanak-kanak
a. Terdapat banyak metode pembelajaran, sekiranya guru mampu memvariasikan metode untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains. Namun hal yang perlu diingat adalah metode apapun yang akan digunakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik anak. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak adalah metode mind mapping
yaitu metode pemetaan pikiran anak yang menggunakan kata kunci, gambar, simbol, dan menggunakan bermacam warna agar anak tertarik untuk belajar dengan menggunakan metode ini.
b. Untuk mengatasi kendala yang dirasakan guru dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains, maka guru hendaknya perlu dibekali pemahaman bahwa meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains tidak identik dengan eksperimen yang mahal akan tetapi hal-hal kecil dapat dijadikan media dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains untuk anak seperti dengan menggunakan metode pemetaan pikiran.
(2)
c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode mind mapping dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains anak pada kelompok B 3 dan B 4. Oleh karena itu, metode ini dapat dijadikan salah satu pilihan dalam pembelajaran keterampilan pemecahan masalah sains yang menyenangkan.
2. Bagi Orang Tua
Dapat dijadikan sebagai masukan pembelajaran di rumah dengan strategi untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains yang menyenangkan bagi anak agar termotivasi untuk belajar.
3. Bagi Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
a. Sekolah seharusnya dapat memfasilitasi pembelajaran khususnya meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains dengan media dan sumber belajar yang memadai untuk mendukung proses belajar dan mengajar. b. Agar anak dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains dengan tepat, seharusnya para guru diberikan kesempatan untuk memperoleh pelatihan tentang metode untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sains yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak, karena keterampilan pemecahan masalah sains anak berpengaruh terhadap keterampilan pemecahan masalah sains tingkat berikutnya.
(3)
4. Bagi Peniliti Selanjutnya
a. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengangkat permasalahan tentang keterampilan pemecahan masalah sains, akan tetapi menggunakan metode yang berbeda sehingga dapat memberikan temuan-temuan dan wawasan baru mengenai pembelajaran dini di TK.
b. Peneliti lain dapat memanfaatkan metode ini dengan memvariasikan aktivitas yang berbeda, yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan dan lingkungan anak, sebab metode mind mapping menggunakan bermacam kegiatan seperti menulis, mewrnai, menggambar dan membuat simbol.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Buzzan, T. (2006). Mind Maps at Work Cara Cermelang Menjadi Bintang di Tempat Kerja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, anggota IKAPI.
Faruqi, I, M. (2009). “Penggunaan Graf dalam Mind-Mapping serta Kegunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari”. Makalah Program Studi Teknik Informatika ITB, Bandung.
Hamsah. (2003). Definisi Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang
SISDIKNAS. [Online]. Tersedia:
http://amirhamzahtwinsboy.blogspot.com/2012/09/definisi-pendidikan-menurut-uu-no-20.html. [10 Desember 2012].
Hakim. (2010). Aplikasi Real-time Buzan Mind Map Dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Penanganan Limbah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. [Online]. Tersedia: Aplikasi%20Real
time%20Buzan%20Mind%20Map%20«%20Tentang%20GURU. [04 Desember 2011]
Junaedi. (2010). The Psikology of Learning. [Online]. Tersedia: http://jujunjunaedi86.blogspot.com/2010/04/lupa-dan-kejenuhan-dalam-belajar.html. [10 Desember 2012]
Komariah, D. (2008). Penerapan Mind Mapping untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep pembentukan tanak dan srtuktur bumi (PTK d kls V sdn psirkaliki 3 cimahi utara. Skripsi Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.
Kunjojo. (2009). Metodelogi Penelitian. Kediri: -
Kurikulum Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Atfal. (2004). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Lappan dan Phillips. (1998). Why Is Teaching With Problem Solving Important to Student Learning. [Online]. Tersedia:
(5)
arch/Clips_and_Briefs/Research_brief_14_-_Problem_Solving.pdf. [21 November 2012];
Maryati. (2010). Penerapan Metode Problem Solving untuk Mengembangkan Kemampuan Siswa Memberikan Kesimpulan. Skripsi Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung : tidak diterbitkan. Mix. (2010). Definisi Problem Solving. [Online]. Tersedia:
http://antonwashere.blog.com/2010/03/02/problem-solving/. [03 November 2011].
Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. IKIP Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Akademik.
Nikita. (2010). Gambar Mind Mapping. [Online]. Tersedia: http://www.xomreviews.com/tabloid-nakita.com. [23 Oktober 2012]
Nugraha, A. (2010). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung: JILSI Foundation
Nur. (2011). Pembelajaran Berbasis Masalah Seperti Apa yang Dapat Dipilih Guru untuk Memfasilitasi Berkembangnya Kemampuan Berpikir Kritis dan
Kreatif?. [Online]. Tersedia:
http://forumberpikirindrisfriend.blogspot.com/2011_11_01_archive.html. [10 desember 2012]
Permen Standar PAUD Formal dan Nonformal. (2009). Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan
Ruseffendi. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kemampuannya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Taristo
Saleh, A. (2008). Kreatif Mengajar dengan Mind Map. Bandung: Tinta Emas Publishing.
Salmijah. (2010). Penerapan Problem Solving pada Materi Perubahan dan Penampakan Bumi Sekolah Dasar Negeri Tugu Kecamatan Cimangis Kota Depok. Skripsi Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung : tidak diterbitkan.
(6)
Semiawan. (1985). Pendekatan Keterampilan Proses. [Online] http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0904570_chapter2.pdf . [10 Desember 2012]
Setiasih, O. (2010). Model Pembelajaran Proyek Berbasis Lingkungan Perkembangan untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah. Desertasi Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung : tidak diterbitkan.
Setyawati, L. (2011). Penerapan Teknik Membaca Melalui Mind Map Dalam Pembelajaran Membaca Dini Pada Anak Usia Dini. Program Studi Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung : tidak diterbitkan.
Stevidriyanti, A. (2010). Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Penerapan Peta Pikiran (Mind Map) di Taman Kanak-kanak. Skripsi Program Pendidikan Guru Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak, Jurusan pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.
Syaban. (2008). Langkah-langkah Pemecahan Masalah. [Online]. Tersedia: http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mat_043602_chapter2.pdf. [04 Desember 2011].
Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: IKAPI.
Wahudin. (2009). Keterampilian Pemecahan Masalah. [Online]. Tersedia:
http://tugino230171.wordpress.com/2011/01/09/model-pembelajaran-keterampilan-pemecahan-masalah-sosial-social-problem-solving/. [04 Desember 2011].
Zone, K. (2010). Mind Mapping Geografi. [Online]. Tersedia: Aplikasi% %20Zone%20Mind%20Map%20«%20Tentang%20Anak. [04 Desember 2011]