PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Strategi Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Dengan Media Charta Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pokok Materi
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER
(NHT) DENGAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA POKOK MATERI EKOSISTEM KELAS
VII A SMP N 2 GATAK SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2011/2012
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Biologi
Diajukan Oleh :
ERI KHARISMA ADI
A.420 080 080
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER
(NHT) DENGAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA POKOK MATERI EKOSISTEM KELAS
VII A SMP N 2 GATAK SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2011/2012
Eri Kharisma Adi, A420080080, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 54
halaman.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Biologi
siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Numbered Head Together dan
media pembelajaran Charta pada materi ekosistem siswa kelas VII A SMP Negeri
2 Gatak Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi
dengan penerapan strategi pembelajaran Numbered Head Together dan media
pembelajaran Charta yang dilakukan dalam dua siklus. Penelitian diukur dengan
dua aspek yaitu kognitif dan afektif pada setiap siklusnya. Hasil penelitian yang
diperoleh menunjukkan bahwa persentase ketuntasan siswa pada siklus I (aspek
kognitif meningkat dari observasi awal sebesar 30% menjadi 75%, dan aspek
afektif sebesar 73,75%). Persentase ketuntasan siswa pada siklus II (aspek
kognitif sebesar 82,5%, dan aspek afektif sebesar 97,5%). Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran Charta dapat
meningkatkan hasil belajar biologi pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak
Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012.
Kata kunci: Metode Pembelajaran Numbered Head Together, Charta, Hasil belajar.
∗ Staf Pengajar Program Studi Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhamadiyah Surakarta.
1
tepat tidak akan meningkatkan hasil
belajar
siswa.
Setiap
strategi
mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Strategi tersebut juga
harus disesuaikan dengan kondisi dari
sekolah tempat mengajar, sehingga
strategi yang diterapkan dapat berjalan
dengan lancar. Selain itu pemilihan
strategi juga disesuaikan dengan materi
yang akan diajarkan. Sehingga guru
harus
tepat
memilih
strategi
pembelajaran. Terdapat banyak strategi
yang dapat diterapkan oleh guru, salah
satunya strategi Numbered Head
Together (NHT).
Strategi
Numbered
Head
Together (NHT) termasuk salah satu
tipe dari pembelajaran kooperatif.
Metode ini, siswa dalam satu kelas
dibagi menjadi beberapa kelompok.
Setiap anggota kelompok diberi nomor.
Pemberian nomor dari tiap anggota
kelompok tadi, bertujuan jika guru
ingin mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman
siswa,
tinggal
menyebutkan salah satu nomor. Setiap
anak dengan nomor tersebut harus
dapat menyampaikan aspirasi dari
kelompoknya, sehingga tanggung
jawab dari masing-masing anggota
kelompok sangat diperlukan dalam
metode ini. Setiap apa yang diputuskan
dalam kelompok tersebut harus
diketahui oleh masing-masing anggota,
sehingga tidak ada yang dirugikan satu
sama lain. Pembelajaran kooperatif
termasuk metode Numbered Head
Together ini sesuai bila digunakan
untuk mengajar kelas yang siswanya
cukup banyak. Adanya pengelompokan
PENDAHULUAN
Perbaikan pendidikan antara lain
ditempuh melalui perbaikan dengan
model pembelajaran yang digunakan
oleh
guru.
Penggunaan
model
pembelajaran yang tepat
dapat
meningkatkan efektifitas dalam proses
belajar mengajar. Kenyataan di
lapangan banyak dijumpai gaya
mengajar yang kurang bervariasi dan
belum memanfaatkan kemampuan
secara maksimal. Banyaknya model
yang ada, seorang guru dituntut dapat
memilih model pembelajaran yang
paling baik, setiap model memiliki
spesifikasi
masing-masing.
Suatu
model pembelajaran tertentu mungkin
efektif
juga
digunakan
untuk
menyampaikan topik lain.
Hasil
observasi
proses
pembelajaran yang telah dilakukan di
kelas VII A SMP N 2 Gatak Sukoharjo
adalah guru masih menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab.
Selain itu permasalahan yang timbul
dari siswa yaitu 1) siswa kurang
memperhatikan selama pembelajaran.
Hal ini ditujukkan apabila guru
menerangkan di depan sebagian anak
ada yang berbicra sendiri, 2) siswa
pasif pada waktu pembelajaran, 3)
partisipasi siswa kurang menyeluruh,
hal ini ditunjukkan bahwa yang sering
merespon pertanyaan hanya tertentu
saja, 4) siswa tidak bisa menjawab
ketika diberikan pertanyaan oleh guru.
Oleh karena itu untuk mengatasi
permasalahan di atas diperlukan adanya
strategipembelajaran.
Penerapan
strategi pembelajaran yang kurang
2
bidang apapun sehingga kesalahan
persepsi dapat dihindari.
Pokok
materi
ekosistem
merupakan pokok materi kelas VII
SMP. Materi ekosistem meliputi satuan
makhluk hidup dalam ekosistem,
macam-macam ekosistem, komponenkomponen ekosistem interaksi dalam
ekosistem, arus energi dan siklus, dan
pola interaksi organisme. Dengan
menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif Numbered Head Together
dengan media Charta dapat mengatasi
kesulitan siswa dalam memahami
pokok materi ekosistem dan mampu
mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran. Suasana di kelas akan
menjadi
menarik
sehingga
pembelajaran tidak monoton hanya dari
guru dan siswa tidak mengalami
kebosanan.
Menurut Selly (2009), metode
pembelajaran kooperatif tipe NHT
(Numbered Head Together) pada
pokok Meteri Ekosistem dapat
meningkatkan proses dan hasil belajar
Biologi siswa kelas VII SMP Negeri 2
Sidoharjo tahun ajaran 2008/2009.
Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah diuraikan maka
penulis ingin melakukan penilitian
dengan judul “Penerapan Strategi
Pembelajaran
Numbered Head
Together (NHT) Dengan Media Charta
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pokok Materi Ekosistem Kelas
VII A SMP N 2 Gatak Sukoharjo
Tahun Ajaran 2011/2012”.
ini, selain siswa mendapat penjelasan
dari guru, juga mendapat penjelasan
dari teman sekelompok yang lebih
memahami, sehingga kendala siswa
yang cukup banyak dapat diatasi
dengan metode kelompok seperti
Numbered Head Together.
Pembelajaran merupakan proses
kumunikasi antara guru dan siswa.
Kadang-kadang
dalam
proses
pembelajaran
terjadi
kegagalan
komunikasi. Artinya, materi pelajaran
yang disampaikan guru tidak dapat
diterima oleh siswa secara optimal,
tidak seluruh materi pelajaran dapat
dipahami dengan baik oleh siswa.
Media merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari proses belajar
mengajar karena media pembelajaran
dapat
mengatasi
keterbatasan
pengalaman yang dimiliki oleh para
peserta didik. Salah satu media yang
digunakan adalah media gambar
(Charta). Media gambar dipilih karena
gambar
secara
tidak
langsung
mempermudah siswa belajar dalam
upaya memahami materi pelajaran.
Selain itu, media pembelajara dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan
atau bahan pembelajaran, sehingga
dapat merangsang perhatian, minat,
pikiran, dan perasaan siswa dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Selain harganya yang murah,
gambar juga dapat dikreasikan dan
didapatkan dengan mudah serta dapat
membantu guru dalam pengajaran di
kelas. Media gambar (Charta) juga
dapat dijadikan sebagai alat untuk
memperjelas suatu permasalahan dalam
3
bersama guru mata pelajaran
biologi dengan mengamati interaksi
siswa selama pembelajaran biologi.
b. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk
mengumpulkan data yang telah ada
di sekolah antara lain data sekolah
dan identitas siswa seperti nama
siswa, nomor induk siswa.
c. Tes
Tes
ini
digunakan
untuk
mendapatkan hasil belajar siswa
yang diajar dengan menggunakan
strategi Numbered Head Together.
5. Validitas Dan Reliabilitas Alat
Evaluasi
Agar dalam penelitian tindakan
kelas data yang diperoleh valid maka
dilakukan uji instrumen. Uji instrumen
meliputi:
a. Uji Validitas
Validitas berhubungan erat dengan
ketepatan alat penelitian terhadap
aspek yang dinilai sehingga benarbenar mampu menilai apa yang
seharusnya
dinilai.
Untuk
menghitung validitas butir soal
digunakan rumus:
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa pokok materi
ekosistem, ditinjau dalam dua aspek
antara lain :
1. Hasil belajar siswa dalam aspek
kognitif
berhubungan
dengan
kemampuan berfikir, termasuk
didalamnya kemampuan menghafal,
memahami,
mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis, dan
kemampuan mengevaluasi terhadap
materi yang diberikan guru.
2. Hasil belajar siswa dalam aspek
afektif mencakup sikap atau
perilaku
siswa
dalam
hal
penerimaan,
merespon,
dan
menghargai terhadap materi dan
permasalahan yang diberikan guru.
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan
di SMP N 2 Gatak Sukoharjo.
2. Waktu Penelitian dilaksanakan pada
bulan November 2011 sampai April
2012.
3. Variable Penelitian
1. Variable bebas
Variable bebas dalam penelitian ini
adalah
pembelajaran
dengan
strategi Numbered Head Together.
2. Variable terikat
Variable terikat dalam penelitian ini
adalah hasil belajar siswa kelas VII
A SMP N 2 Gatak Sukoharjo tahun
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik ini digunakan untuk
mengamati siswa pada saat
pembelajaran
biologi.
Teknik
observasi dilakukan oleh peneliti
rxy =
∑
∑
∑
∑
∑
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara x
dan y
N = banyaknya subyek
∑x = jumlah skor tiap item
∑y = jumlah skor total item
Kriteria uji validitas:
Jika rxy > r tabel, maka soal
tersebut valid
Jika rxy < r tabel, maka soal
tersebut tidak valid
4
∑
∑
b. Uji Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya.
Suatu tes dikatakan mempunyai
taraf reliabilitas yang tinggi jika tes
tersebut digunakan pada obyek
yang lain dapat memberikan hasil
yang tetap atau relatif sama.
Menghitung reliabilitas instrumen
dilakukan uji reliabilitas dengan
rumus K-R 20 (Arikunto, 2010:
231) sebagai berikut:
r11 =
penyajian
data
dan
penarikan
kesimpulan.
Reduksi data adalah kegiatan
penulisan data, penyederhanaan data
dan catatan hasil lapangan. Penyajian
data dilakukan untuk pemahaman
terhadap sekumpulan informasi yang
memberi
kemungkinan
adanya
penarikan kesimpulan. Penarikan
kesimpulan merupakan pengambilan
inti dari penyajian data yang telah
terorganisasikan
dalam
bentuk
pernyataan atau kalimat singkat, padat
dan bermakna yang dilakukan secara
betahap untuk memperoleh tingkat
kepercayaan yang tinggi.
Data yang diperoleh dari siklus I
sampai siklus II yaitu: nilai awal post
test I dan post test II dengan lembar
penilaian diolah secara kuantitatif.
Perbandingan nilai rata-rata kelas
antara nilai awal post test I dan post
test II digunakan untuk mengetahui
adanya peningkatan nilai belajar
siswa. Apabila nilai rata-rata kelas
pada post test II lebih besar dari nilai
post test I, maka ada peningkatan hasil
belajar Biologi pada siswa kelas VII A
SMP N 2 Gatak Sukoharjo tahun
ajaran 2011/2012 pada materi
ekosistem dengan penerapan metode
pembelajaran
Numbered
Head
Together dan media pembelajaran
Charta.
∑
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Vt = varians total
p = proporsi subjek
yang
menjawab benar
q = proporsi subjek
yang
menjawab salah (q = 1 – p)
Kriteria reliabilitas:
0,00 ≤ r11 < 0,20 reliabilitas sangat
rendah
0,20 ≤ r11 < 0,40 reliabilitas rendah
0,40 ≤ r11 < 0,60 reliabilitas cukup
0,60 ≤ r11 < 0,80 reliabilitas tinggi
0,80 ≤ r11 < 1,00 reliabilitas sangat
tinggi
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
dengan
menggunakan
deskriptif
kualitatif,
yaitu
dengan
cara
menganalisis data perkembangan
siswa dari siklus I sampai siklus II.
Teknik analisis ini dilakukan melalui
tiga tahap, yaitu: reduksi data,
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Excel. Item yang digunakan untuk
memperoleh data dari responden
adalah item yang valid dan item
yang tidak valid diperbaiki. Nilai
dari masing-masing item soal tes
dibandingkan
dengan
nilai
koefisien tebel pada N: 38 dan
taraf signifikasi 5% sebesar 0,32.
Ringkasan analisis validitas soal
disajikan
pada
tabel
2.
1. Hasil Analisis Validitas Dan
Reliabilitas Instrumen
a. Validitas Tes
Uji validitas digunakan untuk
mengetahui valid tidaknya suatu
instrument dengan menggunakan
rumus korelasi product moment.
Uji validitas ini dilakukan di kelas
VII A SMP Negeri 1 Penawangan.
Perhitungan data ini menggunakan
Tabel 2. Hasil uji validitas instrumen.
Hasil Uji
Validitas
1. Tidak valid
2. Valid
Nomor Butir Soal
Jumlah
Keterangan
1, 9, 11, 16, 21, 23, 27, 29,
33, 38, 49
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12,
13, 14, 15, 17, 18, 19, 20,
22, 24, 25, 26, 28, 30, 31,
32, 34, 35, 36, 37, 39, 40,
41, 42, 43, 44, 45, 46, 47,
48, 50
11
Diperbaiki
39
Digunakan
b.Reliabilitas Tes
r11>0,80. Hasil analisis reliabilitas
Metode yang digunakan dalam
tes dapat disajikan pada tabel
reliabilitas tes (r11) adalah KR-20
3.Tabel
dan dikatakan reliabel apabila
Tabel 3. Hasil Analisis Reliabilitas Tes
Sumber
S2
71,40
N
50
∑
8,90
r11
1,01
Keterangan:
n
S2
∑
r11
= Jumlah butir soal
= Standar deviasi tes
= Jumlah hasil perkalian (p dan q)
= Reliabilitas tes
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai r11 (reliabilitas) sebesar
1,01, maka dapat disimpulkan bahwa soal dinyatakan reliabel
berkriteria sangat tinggi.
6
tuntas dengan persentase 25%, dan
Berdasarkan hasil analisis aspek
didapat nilai rerata kelas 76,2
kognitif siklus I diperoleh nilai
Sedangkan, hasil penilaian kognitif
siswa yang mencapai ketuntasan
pra siklus didapat rerata kelas
sebanyak
30
siswa
dengan
66,88.
persentase 75%, 10 siswa belum
Tabel 5. Hasil analisis aspek kognitif siklus I siswa kelas VII A SMP
Negeri 2 Gatak Sukoharjo dengan penerapan metode pembelajaran
Numbered Head Together dan media pembelajaran Charta.
Keterangan
Nilai
Frekuensi
F(x)
56
60
64
68
72
76
80
84
88
92
96
Jumlah
Rerata
2
3
4
1
5
6
7
5
3
3
1
40
-
112
180
256
68
360
456
560
420
264
276
96
3048
76,2
Belum
tuntas
2
3
4
1
%
Tuntas
%
5
6
7
5
3
3
1
30
12,5
15
17,5
12,5
7,5
7,5
2,5
75
5
7,5
10
2,5
10
25
dan peneliti telah ditentukan hasil
Penilaian afektif siswa untuk
belajar siswa aspek afektif dengan
memberikan informasi tentang
KKM yaitu nilai 3 (baik). Analisis
sikap dan keaktifan siswa selama
aspek afektif siswa disajikan pada
pembelajaran. Hasil dari kolaborasi
table6.
antara guru bidang studi Biologi
Tabel 6. Hasil analisis masing-masing parameter aspek afektif siklus I
siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo penerapan metode
pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran
Charta.
Parameter aspek afektif
Nilai
(x)
1
2
3
4
∑
tuntas
Penuh
Perhatian
(%)
F
tuntas
20
20
50
50
40
100
Bekerjasama
F
(%)
tuntas
8
32
32
Kedisiplinan
F
(%)
tuntas
20
80
16
6
18
40
15
45
80
24
60
7
Berinisiatif
F
9
9
22
(%)
tuntas
22,5
22,5
55
22
55
Rerata
prosentase
(%)
5,63
20,63
50
23,75
100
baik) sebesar 23,75%. Nilai 1 dan 2
Berdasarkan hasil analisis
merupakan kriteria yang belum
rerata semua parameter aspek
tuntas dengan jumlah persentase
afektif siklus I (tabel 7), dapat
26,26%, sedangkan nilai 3 dan 4
disimpulkan bahwa nilai 1 (kurang
merupakan kriteria yang tuntas
baik) sebesar 5,63%, nilai 2 (cukup
dengan jumlah persentase 73,75%.
baik) sebesar 20,63%, nilai 3 (baik)
sebesar 50%, dan nilai 4 (sangat
Tabel 7. Hasil analisis rerata semua parameter aspek afektif siklus I siswa
kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo penerapan metode
pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran
Charta.
Nilai
Keterangan
1
2
3
4
Jumlah
Kurang baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
Hasil analisis rerata nilai
Tuntas (%)
Belum tuntas (%)
5,63
20,63
50
23,75
73,75
26,26
persentase 82,5%, 5 siswa belum
Berdasarkan hasil analisis aspek
tuntas dengan persentase 12,5%,
kognitif siklus II diperoleh nilai
dan didapat nilai rerata kelas 80,9.
siswa yang mencapai ketuntasan
sebanyak
35
siswa
dengan
Tabel 9. Hasil analisis aspek kognitif siklus II siswa kelas VII A SMP
Negeri 2 Gatak Sukoharjo dengan penerapan metode Numbered Head
Together dan media pembelajaran Charta.
Keterangan
Nilai
64
68
72
76
80
84
88
92
96
Jumlah
Rerata
Frekuensi
F(x)
2
3
2
7
8
8
4
3
3
40
-
128
204
144
532
640
672
352
276
288
3236
80,9
Belum
tuntas
2
3
5
-
8
%
Tuntas
%
5
7,5
12,5
-
2
7
8
8
4
3
3
35
-
5
17,5
20
20
10
7,5
7,5
82,5
-
pembelajaran.
Analisis
aspek
Penilaian aspek afektif siswa
afektif siswa disajikan pada tabel
yang dilakukan pada siklus II untuk
10.
mengetahui perubahan pada sikap
dan keaktifan siswa selama
Tabel 10. Hasil analisis masing-masing parameter aspek afektif siklus II
siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo penerapan metode
pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran
Charta.
Parameter aspek afektif
Nilai
(x)
1
2
3
4
∑
tuntas
Penuh
Perhatian
(%)
F
tuntas
Bekerjasama
F
Kedisiplinan
(%)
tuntas
F
(%)
tuntas
Berinisiatif
F
40
100
28
12
70
30
20
20
50
50
1
2
32
4
40
100
40
100
40
100
36
(%)
tuntas
2,5
5
80
10
90
Rerata
persentase
(%)
0,63
1,25
50
47,5
99,38
(sangat baik) sebesar 47,5%. Nilai
Berdasarkan hasil analisis rerata
1 dan 2 merupakan kriteria yang
semua parameter aspek afektif
belum tuntas dengan jumlah
siklus
II
(tabel
),
dapat
persentase 1,88%, sedangkan nilai
disimpulkan bahwa nilai 1 (kurang
3 dan 4 merupakan kriteria yang
baik) sebesar 0,63%, nilai 2
tuntas dengan jumlah persentase
(cukup baik) sebesar 1,25%, nilai
97,5%.
3 (baik) sebesar 50%, dan nilai 4
Tabel 11. Hasil analisis rerata semua parameter aspek afektif siklus II
siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo dengan
penerapan metode pembelajaran Numbered Head Together
dan media pembelajaran Charta.
Nilai
Keterangan
1
2
3
4
Jumlah
Kurang baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
Hasil analisis rerata nilai
Tuntas (%)
Belum tuntas (%)
0,63
1,25
50
47,5
97,5
1,88
9
Hasil analisis penilaian siswa
aspek kognitif dan afektif pada pra
siklus, siklus I dan
II dapat
disimpulkan pada tabel 12.
Tabel 12. Rekapitulasi hasil analisis aspek kognitif dan afektif siswa kelas
VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo.
No
I.
II.
Aspek yang diukur
Kognitif
Nilai rerata kelas
Tuntas %
Afektif
1. Penuh Perhatian
2. Bekerja sama
3. Kedisiplinan
4. Berinisiatif
Tuntas %
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
66,88
30%
76,2
75%
80,9
82,5%
100%
80%
60%
55%
73,75%
100%
100%
100%
90%
97,5%
PEMBAHASAN PENELITIAN
Berdasarkan tujuan dari penelitian
ini,
penilaian
hasil
belajar
siswa
meliputi dua aspek, yaitu aspek kognitif
dan afektif. Aspek kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual siswa
yang terdiri dari enam aspek, yaitu
pengetahuan,
pemahaman,
materi yang disampaikan oleh guru,
sedangkan aspek afektif meliputi sikap
dan tingkah laku siswa pada saat
pembelajaran yang terdiri dari lima
aspek, yakni penerimaan, jawaban atau
penilaian,
organisasi,
dan
internalisasi (Sudjana 2010). Penilaian
aspek kognitif diukur dari hasil post test
yang diberikan setelah siswa belajar
materi
ekosistem
dengan
metode
pembelajaran Numbered Head Together
dan
media
pembelajaran
pengamatan terhadap sikap dan tingkah
laku siswa pada saat pembelajaran
dengan
Charta,
indikator-
bekerja sama, penuh perhatian, dan
berinisiatif.
Hasil belajar aspek kognitif siswa
sebelum dilakukan tindakan didapat
nilai rerata kelas 66,88. Setelah metode
pembelajaran Numbered Head Together
dan
media
pembelajaran
Charta
diterapkan pada materi ekosistem, nilai
rerata kelas terjadi peningkatan. Nilai
rerata kelas pada siklus I sebesar 76,2
terdapat 30 siswa yang tuntas dengan
persentase 75% dan 10 siswa yang
belum tuntas dengan persentase 25%,
sedangkan pada siklus II didapat nilai
rerata kelas sebesar 80,9 terdapat 35
siswa yang tuntas dengan persentase
10
menggunakan
indikator sikap, seperti kedisiplinan,
aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi terhadap
reaksi,
sedangkan aspek afektif diukur dengan
82,5% dan 5 siswa belum tuntas dengan
seluruh parameter meningkat menjadi
persentase 12,5%.
97,5%.
Penggunaan media pembelajaran
Hasil belajar aspek afektif siswa
persentase
charta (gambar) adalah media yang
ketuntasan 73,75%. Pembelajaran siklus
menfokuskan pada objek yang dibuat,
I aspek afektif dengan parameter penuh
ditunjukkan dan diaprisiasikan oleh
perhatian sudah baik dengan persentase
siswa,
ketuntasan 100%, parameter bekerja
mengembangkan
sama
dengan
konseptual tentang bahasa visual yang
persentase ketuntasan 80%, namun
memunkinkan mereka mereka menjadi
beberapa siswa masih terlihat pasif
literat secara visual terhadap sistem
dalam berdiskusi, kedisiplinan siswa
simbol dan komunikasi visual yang
sudah
digunakan
pada
siklus
I
sudah
didapat
cukup
baik
baik
dengan
persentase
diharapkan
(Joedi,
siswa
perseptual
2009).
dapat
dan
Melalui
ketuntasan 60%, dan inisiatif siswa
gambar siswa terlibat pengalaman untuk
dalam mengikuti pembelajaran masih
mengungkapkan pengalaman pribadi,
kurang, siswa kurang aktif bertanya dan
pertimbangan estetika dan kesadaran
malas meresum materi sehingga didapat
kritis
persentase ketuntasan 55%, sedangkan
Berdasarkan
hasil
penelitian
menggunakan
metode
hasil belajar siswa aspek afektif pada
dengan
siklus II dalam hal penuh perhatian
pembelajaran Numbered Head Together
sudah sangat baik dengan persentase
dan media pembelajaran Charta materi
ketuntasan 100%, bekerja sama siswa
ekosistem pada siswa kelas VII A SMP
dalam diskusi kelompok sangat baik
Negeri 2 Gatak Sukoharjo tahun ajaran
dengan persentase ketuntasan 100%,
2011/2012 dapat meningkatkan hasil
kedisiplinan
meningkat
belajar siswa dalam aspek kognitif, dan
terbukti tidak ada siswa yang terlambat
afektif dan telah mencapai target 80%
masuk
persentase
yang artinya siswa telah mencapai
ketuntasan 100%, dan inisiatif siswa
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dalam mengikuti pembelajaran sudah
dengan nilai aspek kognitif 70, aspek
baik dengan persentase ketuntasan 90%.
afektif nilai 3 dengan kriteria baik.
Hasil analisis persentase ketuntasan
Penerapan metode Numbered Head
siswa
kelas
juga
dengan
11
Together dapat membangkitkan jiwa
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas,
berkerja sama diantara para siswa serta
yang
selanjutnya diajukan beberapa saran
menyenangkan. Hal ini sesuai dengan
yang dapat dijadikan pertimbangan
tuntutan dalam kurikulum tingkat satuan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa,
pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan
yaitu:
proses pembelajaran mengikuti standar
1. Kepada
guru
biologi
perlu
memperbanyak
pengetahuannya
mengenai variasi model dan media
pembelajaran.
Hal
ini
akan
membantu
guru
untuk
dapat
meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran.
2. Terhadap siswa hendaknya dapat
lebih aktif, mempunyai motivasi
untuk belajar agar hasil pembelajaran
dapat maksimal dan sesuai dengan
harapan.
3. Kepada sekolah dapat menyediakan
media pembelajaran yang memadai
demi kelancaran dan terlaksananya
proses pembelajara.
mampu
menciptakan
kondisi
kompetensi, yaitu: berpusat pada siswa,
mengembangkan
keingintahuan
dan
imajinasi, memiliki semangat mandiri,
bekerjasama, kompetensi, menciptakan
kondisi
yang
menyenangkan,
mengembangkan beragam kemampuan
dan
pengalaman
belajar.
Dalam
kegiatan-kegiatan yang menyenangkan
siswa merasa lebih termotivasi untuk
belajar dan berpikir.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data
dan pembahasan yang telah dilakukan
penulis, maka penelitian
ini dapat
disimpulkan :
Penerapan strategi pembelajaran
Numbered Head Together dan media
pembelajaran
Charta
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo
materi ekosistem pada aspek kognitif
dan afektif.
.
12
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe NHT (Number Head
Together) Pada Siswa Kelas
VII SMP Negeri 2 Sidoharjo
Tahun
Pelajaran
2008/2009.Skripsi.
Universitas Muhammadiyah
surakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Zainal.
2011.
Evaluasi
Pembelajaran
Prinsip,
Teknik, Prosedur. Bandung :
PT
Remaja
Rosdakarya
Offset.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom
Action
Research
Car).
Jakarta: Bumi Aksara.
A.
Nurhadi.
Suhaenah
Suparno.
2001.
Membangun
Kompetensi
Belajar. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen
Pendidikan
Nasional.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil
Belajar. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Rochiati wiriaatmadja. 2006. Metode
Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Hilda Karlin dan Margaretha. 2002.
Implementasi
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
II.
Bandung : Bina Media
Informasi.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan
Makna
Pembelajaran.
Bandung : CV Alfabeta.
Indri, Melati. 2007. Modul Warga
Belajar IPA. Solo: CV
Deriko.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Joedi, ST. 2009. Ilmu pendidikan Dan
Antariksa.
Yogjakarta:
Kanisius.
Sudjana N dan Rivai. 2001. Media
Pengajaran. Bandung. Sinar
baru Algensindo.
Jogiyanto. 2006. Filosofi, Pendekatan,
dan penerapan Pembelajaran
Metode Kasus untuk Dosen
dan Mahasiswa. Yogjakarta:
CV. Andi Offset.
Trianto.
Kusumah, Wijaya. 2010. Penelitian
Tindakan Kelas edisi 2.
Jakarta: PT Indeks.
Lie,
Meilan,
Anita.
2008.
Cooperative
Learning. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Selly. 2009. Peningkatan
Proses Dan Hasil Belajar
Biologi Pada pokok Materi
Ekosistem Dengan Model
13
2004. Kurikulum 2004
Pertanyaan dan Jawaban.
Jakarta
:
Gramedia
Widiasarana Indonesia.
2007.
Model-model
Pembelajaran
Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta : Prestasi Pustaka.
(NHT) DENGAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA POKOK MATERI EKOSISTEM KELAS
VII A SMP N 2 GATAK SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2011/2012
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Biologi
Diajukan Oleh :
ERI KHARISMA ADI
A.420 080 080
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER
(NHT) DENGAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA POKOK MATERI EKOSISTEM KELAS
VII A SMP N 2 GATAK SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2011/2012
Eri Kharisma Adi, A420080080, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 54
halaman.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Biologi
siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Numbered Head Together dan
media pembelajaran Charta pada materi ekosistem siswa kelas VII A SMP Negeri
2 Gatak Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi
dengan penerapan strategi pembelajaran Numbered Head Together dan media
pembelajaran Charta yang dilakukan dalam dua siklus. Penelitian diukur dengan
dua aspek yaitu kognitif dan afektif pada setiap siklusnya. Hasil penelitian yang
diperoleh menunjukkan bahwa persentase ketuntasan siswa pada siklus I (aspek
kognitif meningkat dari observasi awal sebesar 30% menjadi 75%, dan aspek
afektif sebesar 73,75%). Persentase ketuntasan siswa pada siklus II (aspek
kognitif sebesar 82,5%, dan aspek afektif sebesar 97,5%). Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran Charta dapat
meningkatkan hasil belajar biologi pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak
Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012.
Kata kunci: Metode Pembelajaran Numbered Head Together, Charta, Hasil belajar.
∗ Staf Pengajar Program Studi Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhamadiyah Surakarta.
1
tepat tidak akan meningkatkan hasil
belajar
siswa.
Setiap
strategi
mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Strategi tersebut juga
harus disesuaikan dengan kondisi dari
sekolah tempat mengajar, sehingga
strategi yang diterapkan dapat berjalan
dengan lancar. Selain itu pemilihan
strategi juga disesuaikan dengan materi
yang akan diajarkan. Sehingga guru
harus
tepat
memilih
strategi
pembelajaran. Terdapat banyak strategi
yang dapat diterapkan oleh guru, salah
satunya strategi Numbered Head
Together (NHT).
Strategi
Numbered
Head
Together (NHT) termasuk salah satu
tipe dari pembelajaran kooperatif.
Metode ini, siswa dalam satu kelas
dibagi menjadi beberapa kelompok.
Setiap anggota kelompok diberi nomor.
Pemberian nomor dari tiap anggota
kelompok tadi, bertujuan jika guru
ingin mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman
siswa,
tinggal
menyebutkan salah satu nomor. Setiap
anak dengan nomor tersebut harus
dapat menyampaikan aspirasi dari
kelompoknya, sehingga tanggung
jawab dari masing-masing anggota
kelompok sangat diperlukan dalam
metode ini. Setiap apa yang diputuskan
dalam kelompok tersebut harus
diketahui oleh masing-masing anggota,
sehingga tidak ada yang dirugikan satu
sama lain. Pembelajaran kooperatif
termasuk metode Numbered Head
Together ini sesuai bila digunakan
untuk mengajar kelas yang siswanya
cukup banyak. Adanya pengelompokan
PENDAHULUAN
Perbaikan pendidikan antara lain
ditempuh melalui perbaikan dengan
model pembelajaran yang digunakan
oleh
guru.
Penggunaan
model
pembelajaran yang tepat
dapat
meningkatkan efektifitas dalam proses
belajar mengajar. Kenyataan di
lapangan banyak dijumpai gaya
mengajar yang kurang bervariasi dan
belum memanfaatkan kemampuan
secara maksimal. Banyaknya model
yang ada, seorang guru dituntut dapat
memilih model pembelajaran yang
paling baik, setiap model memiliki
spesifikasi
masing-masing.
Suatu
model pembelajaran tertentu mungkin
efektif
juga
digunakan
untuk
menyampaikan topik lain.
Hasil
observasi
proses
pembelajaran yang telah dilakukan di
kelas VII A SMP N 2 Gatak Sukoharjo
adalah guru masih menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab.
Selain itu permasalahan yang timbul
dari siswa yaitu 1) siswa kurang
memperhatikan selama pembelajaran.
Hal ini ditujukkan apabila guru
menerangkan di depan sebagian anak
ada yang berbicra sendiri, 2) siswa
pasif pada waktu pembelajaran, 3)
partisipasi siswa kurang menyeluruh,
hal ini ditunjukkan bahwa yang sering
merespon pertanyaan hanya tertentu
saja, 4) siswa tidak bisa menjawab
ketika diberikan pertanyaan oleh guru.
Oleh karena itu untuk mengatasi
permasalahan di atas diperlukan adanya
strategipembelajaran.
Penerapan
strategi pembelajaran yang kurang
2
bidang apapun sehingga kesalahan
persepsi dapat dihindari.
Pokok
materi
ekosistem
merupakan pokok materi kelas VII
SMP. Materi ekosistem meliputi satuan
makhluk hidup dalam ekosistem,
macam-macam ekosistem, komponenkomponen ekosistem interaksi dalam
ekosistem, arus energi dan siklus, dan
pola interaksi organisme. Dengan
menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif Numbered Head Together
dengan media Charta dapat mengatasi
kesulitan siswa dalam memahami
pokok materi ekosistem dan mampu
mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran. Suasana di kelas akan
menjadi
menarik
sehingga
pembelajaran tidak monoton hanya dari
guru dan siswa tidak mengalami
kebosanan.
Menurut Selly (2009), metode
pembelajaran kooperatif tipe NHT
(Numbered Head Together) pada
pokok Meteri Ekosistem dapat
meningkatkan proses dan hasil belajar
Biologi siswa kelas VII SMP Negeri 2
Sidoharjo tahun ajaran 2008/2009.
Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah diuraikan maka
penulis ingin melakukan penilitian
dengan judul “Penerapan Strategi
Pembelajaran
Numbered Head
Together (NHT) Dengan Media Charta
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pokok Materi Ekosistem Kelas
VII A SMP N 2 Gatak Sukoharjo
Tahun Ajaran 2011/2012”.
ini, selain siswa mendapat penjelasan
dari guru, juga mendapat penjelasan
dari teman sekelompok yang lebih
memahami, sehingga kendala siswa
yang cukup banyak dapat diatasi
dengan metode kelompok seperti
Numbered Head Together.
Pembelajaran merupakan proses
kumunikasi antara guru dan siswa.
Kadang-kadang
dalam
proses
pembelajaran
terjadi
kegagalan
komunikasi. Artinya, materi pelajaran
yang disampaikan guru tidak dapat
diterima oleh siswa secara optimal,
tidak seluruh materi pelajaran dapat
dipahami dengan baik oleh siswa.
Media merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari proses belajar
mengajar karena media pembelajaran
dapat
mengatasi
keterbatasan
pengalaman yang dimiliki oleh para
peserta didik. Salah satu media yang
digunakan adalah media gambar
(Charta). Media gambar dipilih karena
gambar
secara
tidak
langsung
mempermudah siswa belajar dalam
upaya memahami materi pelajaran.
Selain itu, media pembelajara dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan
atau bahan pembelajaran, sehingga
dapat merangsang perhatian, minat,
pikiran, dan perasaan siswa dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Selain harganya yang murah,
gambar juga dapat dikreasikan dan
didapatkan dengan mudah serta dapat
membantu guru dalam pengajaran di
kelas. Media gambar (Charta) juga
dapat dijadikan sebagai alat untuk
memperjelas suatu permasalahan dalam
3
bersama guru mata pelajaran
biologi dengan mengamati interaksi
siswa selama pembelajaran biologi.
b. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk
mengumpulkan data yang telah ada
di sekolah antara lain data sekolah
dan identitas siswa seperti nama
siswa, nomor induk siswa.
c. Tes
Tes
ini
digunakan
untuk
mendapatkan hasil belajar siswa
yang diajar dengan menggunakan
strategi Numbered Head Together.
5. Validitas Dan Reliabilitas Alat
Evaluasi
Agar dalam penelitian tindakan
kelas data yang diperoleh valid maka
dilakukan uji instrumen. Uji instrumen
meliputi:
a. Uji Validitas
Validitas berhubungan erat dengan
ketepatan alat penelitian terhadap
aspek yang dinilai sehingga benarbenar mampu menilai apa yang
seharusnya
dinilai.
Untuk
menghitung validitas butir soal
digunakan rumus:
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa pokok materi
ekosistem, ditinjau dalam dua aspek
antara lain :
1. Hasil belajar siswa dalam aspek
kognitif
berhubungan
dengan
kemampuan berfikir, termasuk
didalamnya kemampuan menghafal,
memahami,
mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis, dan
kemampuan mengevaluasi terhadap
materi yang diberikan guru.
2. Hasil belajar siswa dalam aspek
afektif mencakup sikap atau
perilaku
siswa
dalam
hal
penerimaan,
merespon,
dan
menghargai terhadap materi dan
permasalahan yang diberikan guru.
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan
di SMP N 2 Gatak Sukoharjo.
2. Waktu Penelitian dilaksanakan pada
bulan November 2011 sampai April
2012.
3. Variable Penelitian
1. Variable bebas
Variable bebas dalam penelitian ini
adalah
pembelajaran
dengan
strategi Numbered Head Together.
2. Variable terikat
Variable terikat dalam penelitian ini
adalah hasil belajar siswa kelas VII
A SMP N 2 Gatak Sukoharjo tahun
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik ini digunakan untuk
mengamati siswa pada saat
pembelajaran
biologi.
Teknik
observasi dilakukan oleh peneliti
rxy =
∑
∑
∑
∑
∑
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara x
dan y
N = banyaknya subyek
∑x = jumlah skor tiap item
∑y = jumlah skor total item
Kriteria uji validitas:
Jika rxy > r tabel, maka soal
tersebut valid
Jika rxy < r tabel, maka soal
tersebut tidak valid
4
∑
∑
b. Uji Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya.
Suatu tes dikatakan mempunyai
taraf reliabilitas yang tinggi jika tes
tersebut digunakan pada obyek
yang lain dapat memberikan hasil
yang tetap atau relatif sama.
Menghitung reliabilitas instrumen
dilakukan uji reliabilitas dengan
rumus K-R 20 (Arikunto, 2010:
231) sebagai berikut:
r11 =
penyajian
data
dan
penarikan
kesimpulan.
Reduksi data adalah kegiatan
penulisan data, penyederhanaan data
dan catatan hasil lapangan. Penyajian
data dilakukan untuk pemahaman
terhadap sekumpulan informasi yang
memberi
kemungkinan
adanya
penarikan kesimpulan. Penarikan
kesimpulan merupakan pengambilan
inti dari penyajian data yang telah
terorganisasikan
dalam
bentuk
pernyataan atau kalimat singkat, padat
dan bermakna yang dilakukan secara
betahap untuk memperoleh tingkat
kepercayaan yang tinggi.
Data yang diperoleh dari siklus I
sampai siklus II yaitu: nilai awal post
test I dan post test II dengan lembar
penilaian diolah secara kuantitatif.
Perbandingan nilai rata-rata kelas
antara nilai awal post test I dan post
test II digunakan untuk mengetahui
adanya peningkatan nilai belajar
siswa. Apabila nilai rata-rata kelas
pada post test II lebih besar dari nilai
post test I, maka ada peningkatan hasil
belajar Biologi pada siswa kelas VII A
SMP N 2 Gatak Sukoharjo tahun
ajaran 2011/2012 pada materi
ekosistem dengan penerapan metode
pembelajaran
Numbered
Head
Together dan media pembelajaran
Charta.
∑
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Vt = varians total
p = proporsi subjek
yang
menjawab benar
q = proporsi subjek
yang
menjawab salah (q = 1 – p)
Kriteria reliabilitas:
0,00 ≤ r11 < 0,20 reliabilitas sangat
rendah
0,20 ≤ r11 < 0,40 reliabilitas rendah
0,40 ≤ r11 < 0,60 reliabilitas cukup
0,60 ≤ r11 < 0,80 reliabilitas tinggi
0,80 ≤ r11 < 1,00 reliabilitas sangat
tinggi
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
dengan
menggunakan
deskriptif
kualitatif,
yaitu
dengan
cara
menganalisis data perkembangan
siswa dari siklus I sampai siklus II.
Teknik analisis ini dilakukan melalui
tiga tahap, yaitu: reduksi data,
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Excel. Item yang digunakan untuk
memperoleh data dari responden
adalah item yang valid dan item
yang tidak valid diperbaiki. Nilai
dari masing-masing item soal tes
dibandingkan
dengan
nilai
koefisien tebel pada N: 38 dan
taraf signifikasi 5% sebesar 0,32.
Ringkasan analisis validitas soal
disajikan
pada
tabel
2.
1. Hasil Analisis Validitas Dan
Reliabilitas Instrumen
a. Validitas Tes
Uji validitas digunakan untuk
mengetahui valid tidaknya suatu
instrument dengan menggunakan
rumus korelasi product moment.
Uji validitas ini dilakukan di kelas
VII A SMP Negeri 1 Penawangan.
Perhitungan data ini menggunakan
Tabel 2. Hasil uji validitas instrumen.
Hasil Uji
Validitas
1. Tidak valid
2. Valid
Nomor Butir Soal
Jumlah
Keterangan
1, 9, 11, 16, 21, 23, 27, 29,
33, 38, 49
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12,
13, 14, 15, 17, 18, 19, 20,
22, 24, 25, 26, 28, 30, 31,
32, 34, 35, 36, 37, 39, 40,
41, 42, 43, 44, 45, 46, 47,
48, 50
11
Diperbaiki
39
Digunakan
b.Reliabilitas Tes
r11>0,80. Hasil analisis reliabilitas
Metode yang digunakan dalam
tes dapat disajikan pada tabel
reliabilitas tes (r11) adalah KR-20
3.Tabel
dan dikatakan reliabel apabila
Tabel 3. Hasil Analisis Reliabilitas Tes
Sumber
S2
71,40
N
50
∑
8,90
r11
1,01
Keterangan:
n
S2
∑
r11
= Jumlah butir soal
= Standar deviasi tes
= Jumlah hasil perkalian (p dan q)
= Reliabilitas tes
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai r11 (reliabilitas) sebesar
1,01, maka dapat disimpulkan bahwa soal dinyatakan reliabel
berkriteria sangat tinggi.
6
tuntas dengan persentase 25%, dan
Berdasarkan hasil analisis aspek
didapat nilai rerata kelas 76,2
kognitif siklus I diperoleh nilai
Sedangkan, hasil penilaian kognitif
siswa yang mencapai ketuntasan
pra siklus didapat rerata kelas
sebanyak
30
siswa
dengan
66,88.
persentase 75%, 10 siswa belum
Tabel 5. Hasil analisis aspek kognitif siklus I siswa kelas VII A SMP
Negeri 2 Gatak Sukoharjo dengan penerapan metode pembelajaran
Numbered Head Together dan media pembelajaran Charta.
Keterangan
Nilai
Frekuensi
F(x)
56
60
64
68
72
76
80
84
88
92
96
Jumlah
Rerata
2
3
4
1
5
6
7
5
3
3
1
40
-
112
180
256
68
360
456
560
420
264
276
96
3048
76,2
Belum
tuntas
2
3
4
1
%
Tuntas
%
5
6
7
5
3
3
1
30
12,5
15
17,5
12,5
7,5
7,5
2,5
75
5
7,5
10
2,5
10
25
dan peneliti telah ditentukan hasil
Penilaian afektif siswa untuk
belajar siswa aspek afektif dengan
memberikan informasi tentang
KKM yaitu nilai 3 (baik). Analisis
sikap dan keaktifan siswa selama
aspek afektif siswa disajikan pada
pembelajaran. Hasil dari kolaborasi
table6.
antara guru bidang studi Biologi
Tabel 6. Hasil analisis masing-masing parameter aspek afektif siklus I
siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo penerapan metode
pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran
Charta.
Parameter aspek afektif
Nilai
(x)
1
2
3
4
∑
tuntas
Penuh
Perhatian
(%)
F
tuntas
20
20
50
50
40
100
Bekerjasama
F
(%)
tuntas
8
32
32
Kedisiplinan
F
(%)
tuntas
20
80
16
6
18
40
15
45
80
24
60
7
Berinisiatif
F
9
9
22
(%)
tuntas
22,5
22,5
55
22
55
Rerata
prosentase
(%)
5,63
20,63
50
23,75
100
baik) sebesar 23,75%. Nilai 1 dan 2
Berdasarkan hasil analisis
merupakan kriteria yang belum
rerata semua parameter aspek
tuntas dengan jumlah persentase
afektif siklus I (tabel 7), dapat
26,26%, sedangkan nilai 3 dan 4
disimpulkan bahwa nilai 1 (kurang
merupakan kriteria yang tuntas
baik) sebesar 5,63%, nilai 2 (cukup
dengan jumlah persentase 73,75%.
baik) sebesar 20,63%, nilai 3 (baik)
sebesar 50%, dan nilai 4 (sangat
Tabel 7. Hasil analisis rerata semua parameter aspek afektif siklus I siswa
kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo penerapan metode
pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran
Charta.
Nilai
Keterangan
1
2
3
4
Jumlah
Kurang baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
Hasil analisis rerata nilai
Tuntas (%)
Belum tuntas (%)
5,63
20,63
50
23,75
73,75
26,26
persentase 82,5%, 5 siswa belum
Berdasarkan hasil analisis aspek
tuntas dengan persentase 12,5%,
kognitif siklus II diperoleh nilai
dan didapat nilai rerata kelas 80,9.
siswa yang mencapai ketuntasan
sebanyak
35
siswa
dengan
Tabel 9. Hasil analisis aspek kognitif siklus II siswa kelas VII A SMP
Negeri 2 Gatak Sukoharjo dengan penerapan metode Numbered Head
Together dan media pembelajaran Charta.
Keterangan
Nilai
64
68
72
76
80
84
88
92
96
Jumlah
Rerata
Frekuensi
F(x)
2
3
2
7
8
8
4
3
3
40
-
128
204
144
532
640
672
352
276
288
3236
80,9
Belum
tuntas
2
3
5
-
8
%
Tuntas
%
5
7,5
12,5
-
2
7
8
8
4
3
3
35
-
5
17,5
20
20
10
7,5
7,5
82,5
-
pembelajaran.
Analisis
aspek
Penilaian aspek afektif siswa
afektif siswa disajikan pada tabel
yang dilakukan pada siklus II untuk
10.
mengetahui perubahan pada sikap
dan keaktifan siswa selama
Tabel 10. Hasil analisis masing-masing parameter aspek afektif siklus II
siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo penerapan metode
pembelajaran Numbered Head Together dan media pembelajaran
Charta.
Parameter aspek afektif
Nilai
(x)
1
2
3
4
∑
tuntas
Penuh
Perhatian
(%)
F
tuntas
Bekerjasama
F
Kedisiplinan
(%)
tuntas
F
(%)
tuntas
Berinisiatif
F
40
100
28
12
70
30
20
20
50
50
1
2
32
4
40
100
40
100
40
100
36
(%)
tuntas
2,5
5
80
10
90
Rerata
persentase
(%)
0,63
1,25
50
47,5
99,38
(sangat baik) sebesar 47,5%. Nilai
Berdasarkan hasil analisis rerata
1 dan 2 merupakan kriteria yang
semua parameter aspek afektif
belum tuntas dengan jumlah
siklus
II
(tabel
),
dapat
persentase 1,88%, sedangkan nilai
disimpulkan bahwa nilai 1 (kurang
3 dan 4 merupakan kriteria yang
baik) sebesar 0,63%, nilai 2
tuntas dengan jumlah persentase
(cukup baik) sebesar 1,25%, nilai
97,5%.
3 (baik) sebesar 50%, dan nilai 4
Tabel 11. Hasil analisis rerata semua parameter aspek afektif siklus II
siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo dengan
penerapan metode pembelajaran Numbered Head Together
dan media pembelajaran Charta.
Nilai
Keterangan
1
2
3
4
Jumlah
Kurang baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
Hasil analisis rerata nilai
Tuntas (%)
Belum tuntas (%)
0,63
1,25
50
47,5
97,5
1,88
9
Hasil analisis penilaian siswa
aspek kognitif dan afektif pada pra
siklus, siklus I dan
II dapat
disimpulkan pada tabel 12.
Tabel 12. Rekapitulasi hasil analisis aspek kognitif dan afektif siswa kelas
VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo.
No
I.
II.
Aspek yang diukur
Kognitif
Nilai rerata kelas
Tuntas %
Afektif
1. Penuh Perhatian
2. Bekerja sama
3. Kedisiplinan
4. Berinisiatif
Tuntas %
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
66,88
30%
76,2
75%
80,9
82,5%
100%
80%
60%
55%
73,75%
100%
100%
100%
90%
97,5%
PEMBAHASAN PENELITIAN
Berdasarkan tujuan dari penelitian
ini,
penilaian
hasil
belajar
siswa
meliputi dua aspek, yaitu aspek kognitif
dan afektif. Aspek kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual siswa
yang terdiri dari enam aspek, yaitu
pengetahuan,
pemahaman,
materi yang disampaikan oleh guru,
sedangkan aspek afektif meliputi sikap
dan tingkah laku siswa pada saat
pembelajaran yang terdiri dari lima
aspek, yakni penerimaan, jawaban atau
penilaian,
organisasi,
dan
internalisasi (Sudjana 2010). Penilaian
aspek kognitif diukur dari hasil post test
yang diberikan setelah siswa belajar
materi
ekosistem
dengan
metode
pembelajaran Numbered Head Together
dan
media
pembelajaran
pengamatan terhadap sikap dan tingkah
laku siswa pada saat pembelajaran
dengan
Charta,
indikator-
bekerja sama, penuh perhatian, dan
berinisiatif.
Hasil belajar aspek kognitif siswa
sebelum dilakukan tindakan didapat
nilai rerata kelas 66,88. Setelah metode
pembelajaran Numbered Head Together
dan
media
pembelajaran
Charta
diterapkan pada materi ekosistem, nilai
rerata kelas terjadi peningkatan. Nilai
rerata kelas pada siklus I sebesar 76,2
terdapat 30 siswa yang tuntas dengan
persentase 75% dan 10 siswa yang
belum tuntas dengan persentase 25%,
sedangkan pada siklus II didapat nilai
rerata kelas sebesar 80,9 terdapat 35
siswa yang tuntas dengan persentase
10
menggunakan
indikator sikap, seperti kedisiplinan,
aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi terhadap
reaksi,
sedangkan aspek afektif diukur dengan
82,5% dan 5 siswa belum tuntas dengan
seluruh parameter meningkat menjadi
persentase 12,5%.
97,5%.
Penggunaan media pembelajaran
Hasil belajar aspek afektif siswa
persentase
charta (gambar) adalah media yang
ketuntasan 73,75%. Pembelajaran siklus
menfokuskan pada objek yang dibuat,
I aspek afektif dengan parameter penuh
ditunjukkan dan diaprisiasikan oleh
perhatian sudah baik dengan persentase
siswa,
ketuntasan 100%, parameter bekerja
mengembangkan
sama
dengan
konseptual tentang bahasa visual yang
persentase ketuntasan 80%, namun
memunkinkan mereka mereka menjadi
beberapa siswa masih terlihat pasif
literat secara visual terhadap sistem
dalam berdiskusi, kedisiplinan siswa
simbol dan komunikasi visual yang
sudah
digunakan
pada
siklus
I
sudah
didapat
cukup
baik
baik
dengan
persentase
diharapkan
(Joedi,
siswa
perseptual
2009).
dapat
dan
Melalui
ketuntasan 60%, dan inisiatif siswa
gambar siswa terlibat pengalaman untuk
dalam mengikuti pembelajaran masih
mengungkapkan pengalaman pribadi,
kurang, siswa kurang aktif bertanya dan
pertimbangan estetika dan kesadaran
malas meresum materi sehingga didapat
kritis
persentase ketuntasan 55%, sedangkan
Berdasarkan
hasil
penelitian
menggunakan
metode
hasil belajar siswa aspek afektif pada
dengan
siklus II dalam hal penuh perhatian
pembelajaran Numbered Head Together
sudah sangat baik dengan persentase
dan media pembelajaran Charta materi
ketuntasan 100%, bekerja sama siswa
ekosistem pada siswa kelas VII A SMP
dalam diskusi kelompok sangat baik
Negeri 2 Gatak Sukoharjo tahun ajaran
dengan persentase ketuntasan 100%,
2011/2012 dapat meningkatkan hasil
kedisiplinan
meningkat
belajar siswa dalam aspek kognitif, dan
terbukti tidak ada siswa yang terlambat
afektif dan telah mencapai target 80%
masuk
persentase
yang artinya siswa telah mencapai
ketuntasan 100%, dan inisiatif siswa
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dalam mengikuti pembelajaran sudah
dengan nilai aspek kognitif 70, aspek
baik dengan persentase ketuntasan 90%.
afektif nilai 3 dengan kriteria baik.
Hasil analisis persentase ketuntasan
Penerapan metode Numbered Head
siswa
kelas
juga
dengan
11
Together dapat membangkitkan jiwa
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas,
berkerja sama diantara para siswa serta
yang
selanjutnya diajukan beberapa saran
menyenangkan. Hal ini sesuai dengan
yang dapat dijadikan pertimbangan
tuntutan dalam kurikulum tingkat satuan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa,
pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan
yaitu:
proses pembelajaran mengikuti standar
1. Kepada
guru
biologi
perlu
memperbanyak
pengetahuannya
mengenai variasi model dan media
pembelajaran.
Hal
ini
akan
membantu
guru
untuk
dapat
meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran.
2. Terhadap siswa hendaknya dapat
lebih aktif, mempunyai motivasi
untuk belajar agar hasil pembelajaran
dapat maksimal dan sesuai dengan
harapan.
3. Kepada sekolah dapat menyediakan
media pembelajaran yang memadai
demi kelancaran dan terlaksananya
proses pembelajara.
mampu
menciptakan
kondisi
kompetensi, yaitu: berpusat pada siswa,
mengembangkan
keingintahuan
dan
imajinasi, memiliki semangat mandiri,
bekerjasama, kompetensi, menciptakan
kondisi
yang
menyenangkan,
mengembangkan beragam kemampuan
dan
pengalaman
belajar.
Dalam
kegiatan-kegiatan yang menyenangkan
siswa merasa lebih termotivasi untuk
belajar dan berpikir.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data
dan pembahasan yang telah dilakukan
penulis, maka penelitian
ini dapat
disimpulkan :
Penerapan strategi pembelajaran
Numbered Head Together dan media
pembelajaran
Charta
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VII A SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo
materi ekosistem pada aspek kognitif
dan afektif.
.
12
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe NHT (Number Head
Together) Pada Siswa Kelas
VII SMP Negeri 2 Sidoharjo
Tahun
Pelajaran
2008/2009.Skripsi.
Universitas Muhammadiyah
surakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Zainal.
2011.
Evaluasi
Pembelajaran
Prinsip,
Teknik, Prosedur. Bandung :
PT
Remaja
Rosdakarya
Offset.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom
Action
Research
Car).
Jakarta: Bumi Aksara.
A.
Nurhadi.
Suhaenah
Suparno.
2001.
Membangun
Kompetensi
Belajar. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen
Pendidikan
Nasional.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil
Belajar. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Rochiati wiriaatmadja. 2006. Metode
Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Hilda Karlin dan Margaretha. 2002.
Implementasi
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
II.
Bandung : Bina Media
Informasi.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan
Makna
Pembelajaran.
Bandung : CV Alfabeta.
Indri, Melati. 2007. Modul Warga
Belajar IPA. Solo: CV
Deriko.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Joedi, ST. 2009. Ilmu pendidikan Dan
Antariksa.
Yogjakarta:
Kanisius.
Sudjana N dan Rivai. 2001. Media
Pengajaran. Bandung. Sinar
baru Algensindo.
Jogiyanto. 2006. Filosofi, Pendekatan,
dan penerapan Pembelajaran
Metode Kasus untuk Dosen
dan Mahasiswa. Yogjakarta:
CV. Andi Offset.
Trianto.
Kusumah, Wijaya. 2010. Penelitian
Tindakan Kelas edisi 2.
Jakarta: PT Indeks.
Lie,
Meilan,
Anita.
2008.
Cooperative
Learning. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Selly. 2009. Peningkatan
Proses Dan Hasil Belajar
Biologi Pada pokok Materi
Ekosistem Dengan Model
13
2004. Kurikulum 2004
Pertanyaan dan Jawaban.
Jakarta
:
Gramedia
Widiasarana Indonesia.
2007.
Model-model
Pembelajaran
Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta : Prestasi Pustaka.