Penggunaan Kanjou Hyougen dalam Bahasa Jepang pada Drama "Ichi Rittoru No Namida" : Kajian Pragmatik.

(1)

xxvii

作中

感情表現分析

語用論

マイケ

教大学

文学部

日本文学科


(2)

xxviii

. 序論

人間 他者 言語 通 意思疎通 行う 言語 人々 感情 気

持 伝え Schacter 感情 伝え

方 通 あ 表情 身振 言語表現 あ 言語 感情表現 必 在 日本語 感情表現 あ 例え 嬉 い 悲 い 驚 あ 感情表現 直接的 暗黙的 話 手 気持 伝え

日常会話 中 感情表現 見 暗黙的 会話 理解 研究 語用論 使う 語用論 言語 そ 使わ

場面 状況 関連 理論的 扱う 語用論 いえ 寺村 語用論 全 会話 意味 文脈 通 説 研究 タ 日本 マ 一 ッ 涙 使う

研究 目的

. マ 一 ッ 涙 会話 中 様々 感情表現 説

. マ 一 ッ 涙 会話 中 感情表現 様々 含意

. マ 一 ッ 涙 会話 中 感情表現 様々 前提


(3)

xxix

. 本論

集 タ 分析 日本語 感情表現 会話 中 あ 感情形容詞 感情動詞 言葉 使い 会話 感情表現 言葉 会話 含意 会話 前提 説

. 感情形容詞

亜也 い

潮香 亜也! 忘 物! 亜也 え ?

潮香 受験票 亜也 あ !

潮香 そそ い

瑞生 誰 似

第一話 -

会話 主人子 亜也 そ 時 高校入試 受 予定 あ 日本社会 高校入試 大 あ 日本 高校入試 水準 高い そ 亜也 入試 遅刻 い 急 亜也 母親 潮香 大 亜也 忘 物 注意 そ 忘 物 亜也 受験 票 あ

会話 中 感情形容詞 そそ い あ そそ い 意味 何 時 あ 注意 い 小 い あ 気 い いう意味 あ 話 手 潮香 聞 手 亜也 第 者 言


(4)

xxx

感情形容詞 言葉 会話 含意 潮香 亜也 叱 叱 目 的 亜也 同 失敗 い 他 含意 可能性 潮香 亜也 注意

う一度持 物 確認 伝え う い

含意 タイプ 規約 含 conventional implicature タイプ

そそ い 言葉 前提 亜也 性格 日常生活 う あ 潮香 性格 いい母親 あ 家族 関係

大 人 あ 特 子 関係 あ 潮香

亜也 性格 知 い 前提 タイプ 在 関 前提

existensialpressuposition タイプ 潮香 そそ い

言葉 亜也 あ 性格 情報 理解

. ~ ~ 語尾 付 感情動詞

水野 結局何 聞 帰 い う限界

い う ?亜也 今一人 い う

潮香 亜也 何 気 始 分 ...

あ 子傷 い

第 話 ―

エ ソ い 亜也 自分 身体 あ 病気 脊髄小脳

変性症 情報 う知 い 亜也 誰 話

い 医師 水野 そ 病気 治 い 言 潮香 水野 そ 治 い病気 言わ い 欲 い 頼 そ 理由 亜也


(5)

xxxi

そ 時彼女 日常生活 楽 亜也 少 心配 い 思 い あ 会話 水野 池内家 訪問 潮香 一緒 亜也 何 いい方法 い 相談 そ 不安 気持 表情 見

会話 中 感情動詞 言葉 い あ 元 言葉 あ そ 言葉 意味 心 不安 痛 感 い 言う意味 あ そ 言葉 話 手 水野 言い 聞 手 潮香

第 者 意図 人 気持 亜也 第 者 気持 伝え

含意 タイプ 会話 含 conversational implicature

タイプ あ

会話中 水野 言 感情動詞 含意 亜也 両親 亜也 病気

入院 そ い 言う目的 あ

そ 方法 亜也 病気 あ 早 進 い あ そ 亜 也 自分 心 準備 信 い

水野 会話文 中 あ 前提 亜也 そ 自分 身体 あ 病気 情報 少 知 い い 同 日 水野 亜也 そ 病

気 話 亜也 水野 感 亜也

精神状態 悪化 前 あ 前 話 亜也 水野 会い そ 少 話 会 時 水野 亜也 気持 少 感 亜也 う病気 知 い い い 分 い気持 感 前 提 タ イ プ 非 実 的 前 提


(6)

xxxii

nonfactivepresupposition タイプ 水野 亜也 気持

分 い

. ~ ~ 語尾 付 い感情動詞

水野 う 間 病気 進行 い 嬢

自由 動 時間 限 限 時間 有意義 過

母 嬢 病気 認 必要

潮香 娘 治 い病気 言わ そ 簡単

納得 認 い

第 話 ―

前 話 亜也 母 潮香 病院 人間 ック 行 う 誘 人間 ック 結果 亜也 病気 治 い病気 知 い

話 場所 病院 あ 潮香 医者 水野 セ ン ン 相談 結局 人 話 話題 変わ 水野 一番大

池内家 う 亜也 病気 早 受 入 い あ

会話 あ 感情動詞 言葉 認 い あ 会話 文脈 そ 言葉 意味 そ 状態 受 入 い 言う意味 あ そ 言葉 話 手 あ 潮香 第一人者 感情 自分 感情 伝え

会話中 潮香 言 感情表現 含意 潮香 亜也 病気受 入 い 他 含意 可能性 潮香 ショック 気持 あ


(7)

xxxiii

子 命 助 い 含 意 タ イ プ 会 話 含

conversational implicature タイプ あ

潮香 言 文 前提 亜也 病気 う 亜也 亡 い そ 前提 強 潮香 表情 泣 我慢 潮香 悲 気持 見え 前提 タイプ 語彙的前提

lexical presupposition タイプ そ 会話 前提 感情表現

言葉 未来 状態 う考え

. ~ サ変他動詞 感情動詞

瑞生 亜也 前 母 電話 ? 亜也 うう

瑞生 電話 あ ケ 心配 う

亜也 う 分 瑞生 う

第 話 -

会話 状態 夜 時 い 亜也 部屋 中 あ エ ソ い 亜也 父 瑞生 亜也 飲 薬 飲

注意 そ 瑞生 亜也 母親 へ行 聞い 亜 也 知 続い 亜也 妹 亜湖 瑞生 母 多分知

い男 浮気 い 言 そ 瑞生 亜湖 無駄

話 怒 気持 言

会話 中 感情動詞 言葉 心配 あ 心配 意味 相手 状態 気 気持 あ いう意味 あ そ


(8)

xxxiv

言葉 話 手 あ 瑞生 第一人者 母 第 者 気持 亜也 第 者 伝え

会話 あ 含意 瑞生 言 感情表現 暗黙的意味 あ 瑞生 亜也 電話 う 言う 瑞生 妻 状態 心配 気持

あ 他 可能性 亜湖 話 瑞生 い い

そ 外 う暗 瑞生 不安 気持 見え 含意 タ

イプ 会話 含 conversational implicature タイプ あ

会話 中 あ 前提 母 亜也 怪我 早 直 欲 い 他 前提 可能性 母 心配 亜也 怪我 大 い

い 治 い 可能性 あ 前提 タイプ

在 関 前提 existential presupposition タイプ 亜也 怪

我 情報 あ 他 人 気持 亜也 伝え

. 結論

.感情表現 タイプ あ 一 目 感情形容詞 あ 感情形 容詞 話 手 気持 形容詞 相手 伝え 目 感情

動詞 あ 感情動詞 分 一 目 ~

~ 語尾 付 感情動詞 あ そ 感情動詞 言葉 話 手 相手 第 者 第 者 感 気持 伝え


(9)

xxxv

あ 目 サ変他動詞 感情表現 あ 目

目 タイプ 感情形容詞 う 話者 気持 相手 簡 単 伝え

. マ 一 ッ 涙 中 前提 タイプ あ 一

目 規約 含 conventional implicature 語 そ 自体

持 内容 あ 真理条件的意味 超えい 内容 指

目 会話 含 conversational implicature 文 通

内容 超え 言外 内容 指

. マ 一 ッ 涙 中 前提 タイプ 四 あ 一

目 在 関 前提 existential presupposition 情報

正 い 在 言う意味 タイプ あ 目 実

関 前提 factive presupposition 正 い情報 動詞

断 タ イ プ あ 目 語 彙 的 前 提

lexical presupposition 会話 話 中 あ 暗黙的言葉

説 タイプ あ 最後 非- 実的前提 nonfactive


(10)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Metode dan Teknik Penelitian ... 8

1.4.1 Metode Penelitian ... 8

1.4.2 Teknik Penelitian ... 9

1.5 Organisasi Penulisan Skripsi ... 9

BAB IIKAJIAN TEORI ... 11

2.1 Pragmatik (語用論) ... 11

2.2 Implikatur (含意) ... 12

2.3 Presuposisi/Praanggapan (前提) ... 16

2.4 Affective Expression (感情表現) ... 19

BAB III PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN DALAM BAHASA JEPANG PADA DRAMA “ICHI RITTORU NO NAMIDA”: KAJIAN PRAGMATIK ... 26


(11)

viii

3.2 Kanjou Hyougen Berdasarkan Verba (感情動詞) ... 36

3.2.1 Perubahan Sufiks ~ dan ~ ... 36

3.2.2 Verba dengan Makna Emosi ... 44

3.2.3 Verba yang Tergolong Sahen Tadoushi (サ変他動詞) ... 57

BAB 4 SIMPULAN ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN DATA ... ix

SINOPSIS ... xxvii


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya di masyarakat. Untuk kepentingan interaksi sosial, dibutuhkanlah suatu alat atau media komunikasi yang disebut bahasa. Menurut Keraf (1997:1), bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang berupa sistem simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Selanjutnya Jakobson dalam Muhammad (2004:31) menambahkan bahwa fungsi utama sebuah bahasa terbagi menjadi 6 bagian, yaitu referensial, emotif, konotatif, fatis, puitis, dan metalingual. Berdasarkan teori Jakobson tersebut, salah satu fungsi bahasa adalah emotif yang dapat mengekspresikan perasaan pembicara secara langsung ataupun secara tersirat melalui ucapan yang diutarakan kepada lawan bicara. Dengan demikian fungsi emotif dalam bahasa berhubungan erat dengan emosi atau perasaan manusia. Emosi itu sendiri menurut Schacter (2011:310) adalah:

Positive or negative experience that is associated with a particular pattern of physiological activity.

Pengalaman perasaan positif atau negatif yang berhubungan dengan aktivitas psikologi dengan pola tertentu.

Dari teori tersebut dapat dipahami bahwa manusia memiliki emosi, yaitu perasaan positif ataupun negatif yang dapat dirasakan pada saat-saat tertentu berdasarkan kondisi psikologi orang tersebut. Emosi perasaan tersebut bisa berupa


(13)

2

kemarahan, kebahagiaan, kebingungan, kesedihan, dan lain-lain. Emosi perasaan tersebut ada yang dapat diungkapkan atau diindentifikasikan melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan penggunaan bahasa, tetapi ada juga emosi perasaan yang tidak teridentifikasi melalui ekspresi wajah, namun masih bisa diidentifikasi melalui gerakan tubuh atau penggunaan bahasa saja.

Semua bahasa di dunia memiliki ungkapan-ungkapan yang disebut ekspresi perasaan. Dalam bahasa Inggris, ekspresi perasaan disebut juga affective expression, atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi ekspresi afektif. Menurut Plutchik (2002:95), pada umumnya ungkapan-ungkapan emosi tersebut digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk mengekspresikan perasaan pembicara secara langsung atau mengekspresikan perasaan pembicara yang tersirat dari kata-kata yang diucapkannya. Ekspresi-ekspresi afektif ini lebih terasa maknanya apabila diucapkan secara lisan dan membantu proses komunikasi menjadi lebih variatif dan memberikan makna emosi ke dalam sebuah percakapan yang sedang dilakukan.

Dari sekian banyak bahasa yang ada di dunia ini, bahasa Jepang tergolong sebagai salah satu bahasa yang memiliki banyak ekspresi afektif. Dalam bahasa Jepang, ekspresi afektif disebut dengan kanjou hyougen (感情表現). Menurut Teramura (1982:139), kanjou hyougen didefinisikan sebagai berikut:

感情 表現 動的 象 客観的 描写 物 性状規定 中間

位置す 述べ い

kanjou no hyougen wa, douteki jishou no kyakkantekina byousha to jibutsu no seijou kitei to no chuukan ni ichi suru to nobete iru.


(14)

3

Ekspresi perasaan adalah penilaian penggambaran hal tentang kegiatan gerak secara objektif yang berada di antara kekharakteristikan dari perasaan. Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa dalam bahasa Jepang, yang tergolong dalam kanjou hyougen adalah hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan perasaan manusia yang dapat dinilai secara objektif. Kemudian Teramura mendeskripsikan lebih spesifik mengenai hal-hal apa saja yang tergolong dalam kanjou hyougen:

日本語 感情表現 ,述語 動詞 あ も ,形容詞 あ も

分類 例え , 驚く,失望す ,喜ぶ,悲しむ

悲しい,怖い,恐 しい,嘆 わしい いう区別 あ 主

動詞表現 ,顔 赤 む ,微笑む 表情 変化 う 外

面的観察 可能 あ こ ,外界 動的 象を客観的 描く機

能を果たし,感情形容詞 ,そ 反対 側面 あ 対象 一般的属

性を規定す 考え

Nihongo no kanjou hyougen wa, jutsugo ga doushi de aru mono to, keiyoushi de aru mono no futatsu ni bunrui dekiru. Tatoeba, ‘odoroku, shitsubou suru, yorokobu, kanashimu’ to ‘kanashii, kowai, osoroshii, nagekawashi’ to iu kubetsu de aru. Omo ni doushi hyougen wa, kao ga akaramu toka, hohoemu nado hyoujou no henka no youna gaimenteki kansatsu ga kanou de aru koto kara, gaikai no douteki jishou wo kyakkanteki ni kaku kinou wo hatashi, kanjou keiyoushi wa, sono hantai no sokumen de aru taishou no ippanteki zokusei wo kitei suru to kangaerareu. Ekspresi perasaan dalam bahasa Jepang dikategorikan menjadi dua, yaitu kata predikat yang tergolong verba (kata kerja) dan adjektiva (kata sifat). Contohnya dapat dibedakan menjadi, 驚く,失望す ,喜ぶ,悲しむ

dan 悲しい,怖い,恐 しい,嘆 わしい . Terutama pada ekspresi

verba, contohnya seperti 顔 赤 む, atau 微笑む, dan lainnya, yang menimbulkan perubahan ekspresi pada wajah, di luar lingkup dari pernggambaran hal tentang kegiatan gerak yang mampu dipahami sesuai dengan dugaan, sedangkan adjektiva perasaan dapat dipahami sebagai hal yang mengatur konteks secara umum dalam suatu objek secara berlawanan. Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa kanjou hyougen dikategorikan kembali menjadi dua bagian, yaitu kata predikat berdasarkan verba


(15)

4

dan adjektiva. Dalam kategori verba, kanjou hyougen dapat dilihat oleh orang lain dan dapat dipahami dengan mudah secara objektif atau ekspresi perasaan seseorang dapat langsung diidentifikasi oleh orang lain melalui kata-kata yang diucapkan. Kemudian dalam kategori adjektiva, kanjou hyougen dirasakan secara subjektif atau penilaian orang lain terhadap pelaku ekspresi perasaan dapat berbeda-beda, karena perasaan pelaku kanjou hyougen hanya dapat dimengerti oleh dirinya sendiri. Berikut ini merupakan contoh kalimat yang mewakili kanjou hyougen melalui kategori adjektiva dan verba:

(1) 私 あ た 知 合え 嬉しい す

Watashi wa anata to shiriaete ureshii desu. Saya senang bisa berkenalan dengan anda.

(2) 私 そ 結果 した

Watashi, sono kekka ni gakkarishita. Saya kecewa dengan hasil tersebut.

(Teramura, 1982:147)

Pada contoh kalimat (1), kata ureshii (嬉しい) tergolong dalam jenis kata adjektiva yang memiliki arti senang atau gembira. Pada kalimat tersebut unsur kanjou hyougen yang dapat diidentifikasi adalah adanya perasaan senang yang diungkapan oleh penutur kepada lawan tuturnya dikarenakan sang penutur bisa berkenalan dengan lawan tutur. Sementara dalam contoh kalimat (2), kata gakkarishita ( した) tergolong dalam jenis kata verba yang memiliki arti kecewa. Pada kalimat (2), penutur mengungkapkan ekspresi emosinya melalui kalimat yang diucapkannya dan yang menjadi inti dari ujaran tersebut adalah verba gakkarishita yang mengungkapan sebuah pernyataan emosi kekecewaan


(16)

5

sang penutur terhadap sebuah hasil dari sebuah kegiatan yang ia kategorikan sebagai hal yang kurang memuaskan hasilnya.

Seperti yang diungkapan Plutchik sebelumnya, bahwa ekspresi perasaan dapat memiliki makna eksplisit maupun implisit. Dalam percakapan yang mengandung kata bermakna eksplisit, maka maksud pelaku kanjou hyougen dalam percakapan dapat dipahami dengan mudah, sedangkan dalam percakapan yang mengandung kata bermakna implisit, maksud dari pelaku kanjou hyougen hanya dapat dipahami apabila percakapan dilihat berdasarkan konteks atau situasi percakapan. Oleh karena itu, pada penelitian mengenai kanjou hyougen ini akan menggunakan kajian pragmatik. Pragmatik menurut Trosborg (1995:5) pandangan bahasa sebagai tindakan telah menjadi konsep di dalam apa yang saat ini dipahami sebagai linguistik pragmatik. Leech dalam Trosborg (1995:5-6) mengungkapkan bahwa pragmatik terkait dengan “bagaimana bahasa digunakan dalam

komunikasi”. Beliau mendefinisikan pragmatik sebagai sebuah studi tentang

makna di dalam komunikasi yang berhubungan dengan situasi percakapan. Dalam bahasa Jepang, pragmatik disebut juga dengan goyouron (語用論). Goyouron menurut Hayashi (1990:171) adalah:

言語 そ 使わ 場面 状況 関連を理論的 扱う 語用

論 言え

Gengo to sore ga tsukawareru bamen, joukyou to ni kanren wo rironteki ni atsukau no ga goyouron to ieru.

Yang disebut dengan pragmatik adalah ilmu yang secara teoritis menghubungkan bahasa dengan adegan atau situasi yang digunakan oleh bahasa tersebut.


(17)

6

Dapat dipahami dari teori di atas bahwa ilmu pragmatik tidak hanya sebatas mengerti sebuah kalimat yang telah diucapkan, tetapi memahami apa yang terjadi dan apa yang telah diucapkan maupun kondisi di sekeliling pelaku bahasa (termasuk gerak tubuh dan ekspresi wajah). Melalui hal tersebut makna percakapan dapat dipahami secara menyeluruh sesuai dengan konteks apa yang ingin diungkapkan oleh pelaku bahasa.

Kemudian Fashold (1990:155) mengungkapkan bahwa melalui kajian ilmu pragmatik, kalimat yang diucapkan oleh manusia dimungkinkan memiliki makna implisit dalam percakapan tidak langsung. Percakapan tidak langsung yang dimaksudkan adalah percakapan yang tidak mengungkapkan inti atau topik percakapan secara langsung. Begitu juga dengan kanjou hyougen yang diungkapan oleh Teramura, bahwa ekspresi afektif tersebut dapat diungkapkan secara objektif, tergantung konteks percakapan dan situasi. Dan karena analisis kanjou hyougen dalam bahasa Jepang ini berdasarkan konteks dan situasi pembicaraan, maka dari itu proses penganalisaan percakapan tersebut akan menggunakan kajian pragmatik.

Berdasarkan penjabaran teori dasar yang telah dituliskan di atas, peneliti merasa tertarik untuk menganalisis fenomena kanjou hyougen dalam bahasa Jepang karena sifatnya yang tidak bisa dipisahkan dengan konteks pembicaraan dan menjadikannya sebuah fenomena kebahasaan yang unik. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui kapan digunakan, apa syarat penggunaannya, dan bagaimana femonema kanjou hyougen ini digunakan oleh masyarakat Jepang dalam kehidupan sehari-hari. Sebelumnya, penelitian tentang kanjou hyougen belum pernah dilakukan dalam ruang lingkup Universitas Kristen Maranatha,


(18)

7

sehingga penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat membantu pembelajar bahasa Jepang untuk mampu memahami penggunaan kanjou hyougen di dalam percakapan bahasa Jepang.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan pokok-pokok permasalahan yang telah diidentifikasikan dari fenomena yang terjadi di lapangan, berikut ini akan dirumuskan dan dibatasi permasalahan yang akan dijawab, dianalisis, dan dipecahkan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Kanjou hyougen (感情表現) apa sajakah yang terdapat pada drama “Ichi Rittoru no Namida” ( 一 ット 涙 )?

2. Implikatur apa saja yang terkandung dalam kanjou hyougen (感情表現) pada drama “Ichi Rittoru no Namida” ( 一 ット 涙 )?

3. Praanggapan apa saja yang terkandung dalam kanjou hyougen (感情表

現) pada drama “Ichi Rittoru no Namida” ( 一 ット 涙 )? 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, berikut ini akan dikemukakan garis-garis besar hasil pokok yang ingin dicapai dalam penelitian setelah masalah dibahas, dipecahkan, dan dijawab sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kanjou hyougen (感 情 表 現) yang terdapat pada drama “Ichi Rittoru no Namida” ( 一 ット 涙 ).


(19)

8

2. Mendeskripsikan implikatur yang terkandung dalam kanjou hyougen (感情表現) pada drama “Ichi Rittoru no Namida” ( 一 ット 涙 ). 3. Mendeskripsikan praanggapan yang terkandung dalam kanjou hyougen (感情表現) pada drama “Ichi Rittoru no Namida” ( 一 ット 涙 ).

1.4 Metode dan Teknik Penelitian

Dalam setiap penelitian digunakan cara kerja dan teknik kerja. Cara kerja disebut sebagai metode penelitian, sedangkan alat kerja disebut sebagai teknik penelitian. Metode penelitian ialah cara kerja yang ditempuh untuk menganalisis, membahas, menguji, dan memecahkan permasalahan. Teknik penelitian adalah alat kerja yang digunakan untuk mengumpulkan data, baik data primer maupun data sekunder.

1.4.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang diaplikasikan dan digunakan untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan dalam penelitian ini merupakan kompilasi metode penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai atau diperoleh. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskripif.

Menurut Sugiyono (2004:169) analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Melalui


(20)

9

penggunaan metode ini, penelitian ilmiah bersifat empiritikal (mengacu pada fakta).

1.4.2 Teknik Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan alat kerja atau teknik penelitian baik untuk memperoleh data. Menurut Sudaryanto (1993:5-8), terdapat tiga tahapan teknik penelitian yang efektif yang akan digunakan oleh penulis untuk digunakan dalam penyusunan skripsi ini, yaitu:

1. Tahap penyediaan data-data yang berhubungan dengan topik atau wacana dalam skripsi,

2. Tahap analisis data yang merupakan penanganan dari masalah yang ada di dalam data,

3. Tahap penyajian hasil analisis data sebagai hasil akhir dan jawaban dari rumusan masalah.

Dikarenakan data utama yang akan digunakan dalam skripsi ini berbentuk film drama Jepang dengan judul “Ichi Rittoru no Namida” ( 一 ット 涙 ), maka akan digunakan teknik montase sebagai teknik analisis untuk film. Montase merupakan istilah umum yang digunakan dalam bidang perfilman yang berarti memilah, memotong, dan menyambung (pengambilan) gambar atau percakapan sehingga menjadi satu keutuhan cerita (Minderop, 2005:105).

1.5 Organisasi Penulisan Skripsi

Dalam penyusunan skripsi dilakukan secara bersistem, berstruktur, runtun, dan urut, serta disusun sedemikian rupa sehingga memiliki alur yang kronologis.


(21)

10

Berikut ini akan dikemukakan organ-organ, bab demi bab, subbab demi subbab, dan pasal-pasal yang tercantum dalam skripsi ini, yaitu sebagai berikut.

Dalam bab I, yaitu bab Pendahuluan disajikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik penelitian, dan sistematika penyajian. Dalam bab II, yaitu bab Kajian Teori, dijabarkan dan dikomentari dan aspek-aspek keilmuan yang dikemukakan para ahli.

Dalam bab III, yaitu bab Analisis Kanjou Hyougen pada bahasa Jepang yang terdapat pada drama “Ichi Rittoru no Namida” ( 一 ット 涙 ). Pada bab ini akan dikemukakan alternatif jawaban persoalan yang dapat ditempuh, interpretasi terhadap data dan permasalahan, agrumen yang disetari fakta dan bukti yang memadai, serta solusi atau jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan. Dalam bab IV, yaitu bab Simpulan dikemukakan penegasan terhadap jawaban persoalan yang diperoleh setelah masalah diteliti dan diselidiki. Bagian ini merupakan bagian penutup skripsi yang disajikan secara singkat karena berfungsi untuk mengakhiri tulisan.

Sistematika dalam skripsi ini dibuat untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi skripsi ini tentang penggunaan kanjou hyougen dalam bahasa


(22)

64 BAB 4 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dalam menganalisa data kanjou hyougen pada drama “Ichi Rittoru no Namida”, maka dapat diperoleh kesimpulan sesuai tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Terdapat dua jenis kanjou hyougen yang terdapat pada drama Ichi Rittoru no Namida” berdasarkan jenis katanya atau dalam bahasa Jepang disebut dengan hinshibunrui (品 詞 分 類). Jenis pertama yaitu kanjou hyougen berdasarkan adjektiva atau disebut dengan kanjou keiyoushi (感情形容詞). Kanjou keiyoushi mengacu kepada pengungkapan perasaan penutur melalui tuturan berdasarkan apa yang ia rasakan. Jenis kedua adalah yaitu kanjou hyougen berdasarkan verba atau disebut dengan kanjou doushi (感情動詞). Kanjou doushi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu (1) kanjou doushi berdasarkan perubahan sufiks ~ む dan ~ がる pada verba, (2) verba dengan makna emosi, dan (3) verba yang tergolong dalam sahen tadoushi (サ変他動詞). Untuk jenis verba yang terjadi perubahan pada sufiks ~む dan ~ が る, tuturan lebih diarahkan kepada apa yang penutur rasakan mengenai perasaan atau emosi lawan bicara (orang kedua) atau orang lain (orang ketiga). Untuk jenis verba yang mengandung makna emosi dan verba yang tergolong dalam sahen tadoushi, perasaan dari penutur lebih mudah


(23)

65

untuk dipahami, karena makna verba yang mengandung arti emosi perasaan dapat langsung dipahami tanpa perlu mengucapkan topik pembicaraan. 2. Adanya dua implikatur dalam drama “Ichi Rittoru no Namida”, yaitu (1)

conventional implicature sebanyak 20 data (data nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 14, 15, 17, 18, 21, 22, 23, 25, 27, 28, dan 29) yang makna dari percakapan dapat langsung dipahami artinya oleh lawan tutur dari arti kata secara harafiah. Ungkapan kanjou hyougen yang yang tergolong dalam drama ini ditandai dengan diungkapannya secara langsung ungkapan kanjou hyougen dan lawan tutur meresponnya sesuai dengan tema percakapan. Kemudian, (2) conversational implicature sebanyak 10 data (data nomor 3, 8, 11, 13, 16, 19, 20, 24, 26, dan 30) yang makna dari percakapan baru dapat dipahami apabila dilihat berdasarkan konteks percakapannya dan pelaku komunikasi membutuhkan prinsip kerjasama agar memiliki pemahaman makna percakapan yang sama ketika berkomunikasi. Pada conversational implicature dalam drama ini biasanya ditandai dengan lesapnya subjek atau objek dalam percakapan.

3. Terdapat empat jenis praanggapan dalam drama “Ichi Rittoru no Namida”, yaitu (1) praanggapan eksistensial sebanyak 3 data (data nomor 1, 19, dan 27) yang mengasumsikan kepemilikan atau keeksistensian dari sebuah pernyataan, (2) praanggapan faktual sebanyak 7 data (data nomor 2, 5, 7, 9, 12, 14, dan 17) yang menunjukkan fakta dari sebuah informasi yang ada melalui verba, (3) praanggapan leksikal sebanyak 15 data (data nomor 3, 4, 6, 10, 13, 15, 16, 18, 21, 22, 23, 26, 28, 29, dan 30) yang penginterpretasikan makna tersirat dari sebuah ujaran, dan (4) praanggapan


(24)

66

nonfaktual sebanyak 5 data (data nomor 8, 11, 20, 24, dan 25) yang menunjukkan adanya keambiguan dari sebuah informasi atau informasi yang diterima dianggap sebagai informasi yang tidak benar.


(25)

67

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Brown, Gillian dan George Yule. (1996). Analisis Wacana. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Fasold, Ralph. (1990). Sociolinguistic of Language. London: Basil Blackwell Inc. Grice, Herbert Paul. (2004). Logic and Conversation. London: University College

London for Pragmatic Theory Online Course.

Hayashi, Dai. (1990). Kyoushi Kyouiku Handobukku (教師教育ハンドブック). Japan: Taishukan Shoten.

Huang, Yan. (2007). Pragmatics. Oxford: Oxford University Press. Izuru, Shinmura. (1991). Koujien (広辞苑). Tokyo: Iwanami Shoten.

Keraf, Gorys. (1997). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Nusa Indah: Flores.

Levinson, Stephen C. (1993). Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press.

Minderop, A. (2005). Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta: Yayasan Obor. Muhammad. (2004). Belajar Micro Linguistic. Yogyakarta: Liebe Book Press. Mujiyono, Wiryationo. (1996). Implikatur Percakapan Anak Usia Sekolah Dasar.

Malang: IKIP Malang.

Nurgiyantoro, Burhan. (2002). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Parera, Jos Daniel. (2004). Teori Semantik Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Plutchik, Robert. (2002). Emotion and Life: Perspectives from Psychology, Biology, and Evolution. Washington, DC: American Psychological Association.

Rahadi, Kunjana. (2005). Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Richards, Jack dkk. (1995). Longman Dictionary of Applied Linguistic. London: Longman Group UK Limited.


(26)

68

Rohmadi, Muhammad. (2004). Pragmatik: Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media

Schacter, Daniel L. (2011). Psychology Second Edition. New York: Worth Publishers.

Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana Universitas Press.

Sugiyono. (2004). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suyono. (1990). Pragmatik Dasar-dasar dan Pengajaran. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh.

Takahashi, T. & L.M. Beebe. (2009). Cross-linguistic Influence in the Speech Act of Correction. Oxford: Oxford University Press.

Takayuki, Tomita. (1993). Bunpou no Kiso Chishiki to Sono Oshiekata (文法の基 礎知識とその教え方). Japan: Bojinsha.

Teramura, Teruyo. (1982). Nihongo no Shintakusu to Imi I (日本語のシンタクス と意味I). Tokyo: Kurashio Shuppan.

Trosborg, Anna. (1995). Interlanguage Pragmatics: Requests, Complaints, and Apologies. Berlin: Walter de Gruyer & Co.

Wierzbicka, Anna. (1999). Emotion across Languages and Cultures: Diversity and Universals. Cambridge: Cambridge University Press.

Yule, George. (1996). The Study of Language. Cambridge: University Press.

Artikel Jurnal:

_______. (2009). Nihongo no Kanjou Hyougen (日本語の感情表現). Sānjiāng xuéyuàn rìyǔ zhuānyè bìyè lùnwén (Sanjiang University Majoring in Japanese Thesis 三 江 学 院 日语 专 业 毕 业 论文). 11 Maret 2015.

http://www.sju.js.cn/picture/article/23/a869e24b-2c55-4a0f-a25a-bfa7c74e5f59/2f09339831a74eb09e49dffc53bd7f06.doc

Tamahashi, Yoshie. (2009). Hatsuwa Koui to Hojodoushi ‘May’ to ‘Can’ no Kanren ni Tsuite (発話行為と補助動詞 May と Can の関連について). Aichi Shukutoku Daigaku Bunka Sozou Gakubu Tagen Bunka Senkou. 4 Maret 2015. http://www2.aasa.ac.jp/faculty/tagen/thesis/2003/005228/


(1)

10

Berikut ini akan dikemukakan organ-organ, bab demi bab, subbab demi subbab, dan pasal-pasal yang tercantum dalam skripsi ini, yaitu sebagai berikut.

Dalam bab I, yaitu bab Pendahuluan disajikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik penelitian, dan sistematika penyajian. Dalam bab II, yaitu bab Kajian Teori, dijabarkan dan dikomentari dan aspek-aspek keilmuan yang dikemukakan para ahli.

Dalam bab III, yaitu bab Analisis Kanjou Hyougen pada bahasa Jepang yang terdapat pada drama “Ichi Rittoru no Namida” ( 一 ット 涙 ). Pada bab ini akan dikemukakan alternatif jawaban persoalan yang dapat ditempuh, interpretasi terhadap data dan permasalahan, agrumen yang disetari fakta dan bukti yang memadai, serta solusi atau jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan. Dalam bab IV, yaitu bab Simpulan dikemukakan penegasan terhadap jawaban persoalan yang diperoleh setelah masalah diteliti dan diselidiki. Bagian ini merupakan bagian penutup skripsi yang disajikan secara singkat karena berfungsi untuk mengakhiri tulisan.

Sistematika dalam skripsi ini dibuat untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi skripsi ini tentang penggunaan kanjou hyougen dalam bahasa Jepang pada drama “Ichi Rittoru no Namida” ( 一 ット 涙 ).


(2)

64 BAB 4 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dalam menganalisa data kanjou hyougen pada drama “Ichi Rittoru no Namida”, maka dapat diperoleh kesimpulan sesuai tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Terdapat dua jenis kanjou hyougen yang terdapat pada drama Ichi Rittoru no Namida” berdasarkan jenis katanya atau dalam bahasa Jepang disebut dengan hinshibunrui (品 詞 分 類). Jenis pertama yaitu kanjou hyougen berdasarkan adjektiva atau disebut dengan kanjou keiyoushi (感情形容詞). Kanjou keiyoushi mengacu kepada pengungkapan perasaan penutur melalui tuturan berdasarkan apa yang ia rasakan. Jenis kedua adalah yaitu kanjou hyougen berdasarkan verba atau disebut dengan kanjou doushi (感情動詞). Kanjou doushi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu (1) kanjou doushi berdasarkan perubahan sufiks ~ む dan ~ がる pada verba, (2) verba dengan makna emosi, dan (3) verba yang tergolong dalam sahen tadoushi (サ変他動詞). Untuk jenis verba yang terjadi perubahan pada sufiks ~む dan ~ が る, tuturan lebih diarahkan kepada apa yang penutur rasakan mengenai perasaan atau emosi lawan bicara (orang kedua) atau orang lain (orang ketiga). Untuk jenis verba yang mengandung makna emosi dan verba yang tergolong dalam sahen tadoushi, perasaan dari penutur lebih mudah


(3)

65

untuk dipahami, karena makna verba yang mengandung arti emosi perasaan dapat langsung dipahami tanpa perlu mengucapkan topik pembicaraan. 2. Adanya dua implikatur dalam drama “Ichi Rittoru no Namida”, yaitu (1)

conventional implicature sebanyak 20 data (data nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 14, 15, 17, 18, 21, 22, 23, 25, 27, 28, dan 29) yang makna dari percakapan dapat langsung dipahami artinya oleh lawan tutur dari arti kata secara harafiah. Ungkapan kanjou hyougen yang yang tergolong dalam drama ini ditandai dengan diungkapannya secara langsung ungkapan kanjou hyougen dan lawan tutur meresponnya sesuai dengan tema percakapan. Kemudian, (2) conversational implicature sebanyak 10 data (data nomor 3, 8, 11, 13, 16, 19, 20, 24, 26, dan 30) yang makna dari percakapan baru dapat dipahami apabila dilihat berdasarkan konteks percakapannya dan pelaku komunikasi membutuhkan prinsip kerjasama agar memiliki pemahaman makna percakapan yang sama ketika berkomunikasi. Pada conversational implicature dalam drama ini biasanya ditandai dengan lesapnya subjek atau objek dalam percakapan.

3. Terdapat empat jenis praanggapan dalam drama “Ichi Rittoru no Namida”, yaitu (1) praanggapan eksistensial sebanyak 3 data (data nomor 1, 19, dan 27) yang mengasumsikan kepemilikan atau keeksistensian dari sebuah pernyataan, (2) praanggapan faktual sebanyak 7 data (data nomor 2, 5, 7, 9, 12, 14, dan 17) yang menunjukkan fakta dari sebuah informasi yang ada melalui verba, (3) praanggapan leksikal sebanyak 15 data (data nomor 3, 4, 6, 10, 13, 15, 16, 18, 21, 22, 23, 26, 28, 29, dan 30) yang penginterpretasikan makna tersirat dari sebuah ujaran, dan (4) praanggapan


(4)

66

nonfaktual sebanyak 5 data (data nomor 8, 11, 20, 24, dan 25) yang menunjukkan adanya keambiguan dari sebuah informasi atau informasi yang diterima dianggap sebagai informasi yang tidak benar.


(5)

67

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Brown, Gillian dan George Yule. (1996). Analisis Wacana. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Fasold, Ralph. (1990). Sociolinguistic of Language. London: Basil Blackwell Inc. Grice, Herbert Paul. (2004). Logic and Conversation. London: University College

London for Pragmatic Theory Online Course.

Hayashi, Dai. (1990). Kyoushi Kyouiku Handobukku (教師教育ハンドブック). Japan: Taishukan Shoten.

Huang, Yan. (2007). Pragmatics. Oxford: Oxford University Press. Izuru, Shinmura. (1991). Koujien (広辞苑). Tokyo: Iwanami Shoten.

Keraf, Gorys. (1997). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Nusa Indah: Flores.

Levinson, Stephen C. (1993). Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press.

Minderop, A. (2005). Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta: Yayasan Obor. Muhammad. (2004). Belajar Micro Linguistic. Yogyakarta: Liebe Book Press. Mujiyono, Wiryationo. (1996). Implikatur Percakapan Anak Usia Sekolah Dasar.

Malang: IKIP Malang.

Nurgiyantoro, Burhan. (2002). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Parera, Jos Daniel. (2004). Teori Semantik Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Plutchik, Robert. (2002). Emotion and Life: Perspectives from Psychology, Biology, and Evolution. Washington, DC: American Psychological Association.

Rahadi, Kunjana. (2005). Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Richards, Jack dkk. (1995). Longman Dictionary of Applied Linguistic. London: Longman Group UK Limited.


(6)

68

Rohmadi, Muhammad. (2004). Pragmatik: Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media

Schacter, Daniel L. (2011). Psychology Second Edition. New York: Worth Publishers.

Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana Universitas Press.

Sugiyono. (2004). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suyono. (1990). Pragmatik Dasar-dasar dan Pengajaran. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh.

Takahashi, T. & L.M. Beebe. (2009). Cross-linguistic Influence in the Speech Act of Correction. Oxford: Oxford University Press.

Takayuki, Tomita. (1993). Bunpou no Kiso Chishiki to Sono Oshiekata (文法の基 礎知識とその教え方). Japan: Bojinsha.

Teramura, Teruyo. (1982). Nihongo no Shintakusu to Imi I (日本語のシンタクス と意味I). Tokyo: Kurashio Shuppan.

Trosborg, Anna. (1995). Interlanguage Pragmatics: Requests, Complaints, and Apologies. Berlin: Walter de Gruyer & Co.

Wierzbicka, Anna. (1999). Emotion across Languages and Cultures: Diversity and Universals. Cambridge: Cambridge University Press.

Yule, George. (1996). The Study of Language. Cambridge: University Press.

Artikel Jurnal:

_______. (2009). Nihongo no Kanjou Hyougen (日本語の感情表現). Sānjiāng xuéyuàn rìyǔ zhuānyè bìyè lùnwén (Sanjiang University Majoring in Japanese Thesis 三 江 学 院 日语 专 业 毕 业 论文). 11 Maret 2015.

http://www.sju.js.cn/picture/article/23/a869e24b-2c55-4a0f-a25a-bfa7c74e5f59/2f09339831a74eb09e49dffc53bd7f06.doc

Tamahashi, Yoshie. (2009). Hatsuwa Koui to Hojodoushi ‘May’ to ‘Can’ no Kanren ni Tsuite (発話行為と補助動詞 May と Can の関連について). Aichi Shukutoku Daigaku Bunka Sozou Gakubu Tagen Bunka Senkou. 4 Maret 2015. http://www2.aasa.ac.jp/faculty/tagen/thesis/2003/005228/