KEKERASAN RUMAH TANGGA DALAM FILM TELEVISI SINEMA INDOSIAR Kekerasan Rumah Tangga Dalam Film Televisi Sinema Indosiar (Analisis Isi Kekerasan dalam Rumah Tangga Dalam Film Televisi Sinema Indosiar Periode 27 Mei Hingga 2 Juni 2014).

KEKERASAN RUMAH TANGGA DALAM FILM TELEVISI
SINEMA INDOSIAR

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Guna Mencapai Gelar S-1 Ilmu Komunikasi

Oleh :
Ratna Setyaningrum
L100100086

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

2

ii

KEKERASAN RUMAH TANGGA DALAM FILM TELEVISI SINEMA INDOSIAR

(Analisis Isi Kekerasan dalam Rumah Tangga Dalam FTV Sinema Indosiar Periode 27
Mei hingga 2 Juni 2014)

Ratna Setyaningrum (ratnasetya13@yahoo.com)
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK
Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga di Indonesia masih menjadi sebuah fenomena
yang menarik untuk diperbincangkan. Sebagai cermin dari situasi kehidupan masyarakat,
media kerap menampilkan tayangan-tayangan yang bercerita seputar kehidupan manusia
sehari-hari. Film Televisi (FTV) merupakan salah satu produk dari media massa yang juga
kerap menayangakan adegan kekerasan khususnya Kekerasan dalam Rumah Tangga (KdRT)
yang justru tidak mendidik dan sarat akan hal negatif.
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menghitung frekuensi kecenderungan adegan
KdRT, penggunaan tata kamera, serta perbandingan antara pelaku dan korban dalam
melakukan adegan KdRT pada Sinema Indosiar periode 27 Mei hingga 2 Juni 2014.
Menggunakan metode analisis isi, yakni suatu teknik riset untuk mendefinisikan isi
komunikasi yang nyata secara objektif, sistematik dan kuantitatif.

Hasil penelitian, adegan KdRT yang sering muncul ialah kekerasan secara psikis yakni
sebesar 85,1% atau sebanyak 97 variabel. Dengan bentuk kekerasan yang paling sering
muncul ialah bentakan atau membentak yakni sebesar 31,6%. Dalam penayangannya,
penggunaan tata kamera yang paling sering muncul ialah Close Up, yakni sebesar 34,2% atau
sebanyak 39 variabel. Kemudian pelaku yang paling sering melakukan tindak KdRT ialah
Istri yakni sebesar 55,3% atau sebanyak 63 variabel, dan korban yang paling sering muncul
juga didominasi oleh istri yakni sebesar 37,7% atau sebanyak 43 variabel.
Kata kunci : Analisis isi, film televisi, kekerasan dalam rumah tangga

3iii

DOMESTIC VIOLANCE IN INDOSIAR CINEMAS OF FILM TELEVISION
(Content Analize in Domestic Violance in Indosiar Cinema of Film Television, in
Periode 27 May until 2 June 2014)

Ratna Setyaningrum (ratnasetya13@yahoo.com)
Communication Socience Studies Program
Faculty of Communication and Information
Muhammadiyah University of Surakarta
ABSTRACT

Case of Domestic Violance in Indonesia still be an interesting phenomena to be discussed. As
A mirror of situatipn social life, media often to shows the impressions that tell abaut daily
live. Film Television (FTV) is one the product of the mass media that they are often showing
of domestic violence scanes. That is consist of negative educations.
The porpuse of this research is to calculate culate the frequency of trend domestic
violence scane. That used the sistem of camera, and the comparison between the perpetrator
with the victim in the conduct of domestic violence in Indoisar Cinemas period on May 27 to
June 2, 2014. Use the content analyze method, dismethod technique is to difine the content of
real communications in objective, systematic, and kuantitatif.
The result is the scane of domestic violence is which often arises is psychological
violence amounted 85.1% or as much as 97 variables. In this case, the most frequent of
violence arises is a growl or snarl that is equal to 31.6% . In broadcast, the use of camera
system most frequently arises is a Close Up, amounting to 34.2% or as much as 39 variables.
Key words : Content analysis, film television, domestic violence.

4iv

yang sering menayangkan FTV dengan tema

A. PENDAHULUAN

Kekerasan dalam Rumah Tangga (KdRT)

kehidupan sehari-hari atau terkadang juga

merupakan suatu fenomena universal yang

berkisah tentang percintan. FTV Sinema

hingga

Indosiar

saat

ini

masih

hangat


untuk

secara

terus

menerus

selalu

dibicarakan. Tindak KdRT dari tahun

menampilkan

ketahun masih saja mengalami peningkatan

kehidupan rumah tangga yang jika dilihat

meskipun


Undang-

lebih seksama juda terdapat unsur-unsur

Undang No. 23 Tahun 2004 Tentang

kekerasan terutama kekerasan dalam rumah

Penghapusan

tangga didalamnya. Baik kekerasan dalam

telah

disahkannya

Kekerasan

dalam


Rumah

Tangga (PKdRT).

tentang

Seperti kekerasan fisik maupun kekerasan

sosial yang ada di masyarakat saat ini,
berusaha

judul

bentuk ringan hingga kekerasan berat.

Sebagai cermin dari kehidupan realita

media

tema-tema


sebuah

Menurut Undang-Undang Nomor 23

tayangan yang berkisah tentang kehidupan

tahun 2004 pasal 1 poin 1, menjelaskan

masyarakat yang ada disekitar kita. banyak

bahwa kekerasan dalam Rumah Tangga

sekali tayangan-tayangan televisi maupun

(KdRT)

film

terhadap seseorang, terutama perempuan


layar

memberikan

psikis.

lebar

yang

terkadang

merupakan

suatu

perbuatan

menggunakan kisah masyarakat sehari-hari,


yang

seperti halnya pada sinetron maupun film

kesengsaraan baik secara fisik, psikis,

televisi.

seksual maupun penelantaran rumah tangga

mengakibatkan

penderitaan

atau

Di Indosiar telah tayang Film Televisi

serta perbuatan pemaksaan, perampasan


(FTV) Sinema Indosiar yang setiap hari

kemerdekaan secara melawan hukum dalam

pukul 8.00 WIB dan 12.00 WIB yang terdiri

lingkup rumah tangga (UU PKdRT, 2004:

dari Sinema Pagi dan Sinema Pintu Taubat,

3).

yang menarik dalam tayangan tersebut

Tindak KdRT terjadi karena terjadi

adalah hampir disemua judul yang ada

ketidakseimbangan antara suami dan istri

mengisahkan

rumah

dimana suami memiliki kekuasaan dan hak

konflik,

yang lebih tinggi dibandingkan perempuan.

perselingkuhan dan juga masalah-masalah

Dalam kehidupan sehari-hari biasanya yang

rumah tangga lainnya. Tidak seperti SCTV

sering menjadi korban dari tindak KdRT

yang selalu menayangkan FTV dengan

adalah perempuan, dimana budaya patriarki

cerita tentang kehidupan anak muda atau

masih sangat mendominasi.

tangga

yang

tentang kehidupan
penuh

dengan

tentang kehidupan percintaan. TransTV dan

Sebagai media massa harusnya televisi

Trans7 yang sering menayangkan FTV

mampu

dengan tema-tema mistis, MNC dan RCTI

yang layak untuk ditonton karena salah satu
51

memberikan

tayangan-tayangan

fungsi dari media massa ialah untuk

yang lainnya, dimana media massa memiliki

memberikan

kekuatan

informasi

serta

mampu

mengedukasi penontonnya.

maka

peneliti

ini

tidak

tertarik

untuk

Sebagai media yang memiliki sifat audio

berfokus

visual atau gabungan dari media dengar dan

pada

media gambar, televisi menjadi salah satu

pembedahan aspek dampak atau efek dari

media yang cukup pupuler di kalangan

tayangan tersebut. Namun penelitian ini

masyarakat. Apalagi dengan akses yang

lebih menfokuskan pada segala bentuk

cukup mudah

Kekerasan dalam Rumah Tangga (KdRT)
baik

secara

fisik

maupun

satu

Mengukur

tayangan

program

frekuensi

. Film Televisi (FTV) merupakan salah
satu produk dari media massa yang hadir

acara.

sebagai alternatif bagi pemirsa yang mulai

adegan-adegan

bosan dengan berbagai program-program

kekerasan dalam rumah tangga (KdRT)

yang ada. FTV sendiri merupakan salah satu

yang sering muncul dan mendominasi dalam

program televisi yang diproduksi untuk

tayangan FTV Sinema Indosiar serta melihat

dikonsumsi atau dinikmati oleh pemirsa

perbandingan pelaku KdRT dalam FTV
tersebut.

Penggunaan

Sinema

televisi (Mabruri, 2013: 8).

Indosiar

Cerita yang dihadirkan dalam FTV

sebagai obyek penelitian, dikarenakan dalam
tayangan
menampilkan

hiburan

ini

adegan-adegan

membuat televisi memiliki

tempat tersendiri dimata khalayaknya.

kekerasan

psikologis dan yang ditampilkan media
dalam

untuk

(Darwanto, 2007: 33).

meneliti isi tayangan Sinema Indosiar.
Penelitian

pengaruh

mempengaruhi setiap khalayak penonton

Berdasarkan latar belakang permasalahan
tersebut,

dan

terkadang merupakan cermin dari kehidupan

cenderung

masyarakat yang ada di sekitar kita. Namun

kekerasan

dalam penayangannya terkadang dibumbui

terutama Kekerasan dalam Rumah Tangga

dengan berbagai adegan kekerasan yang

(KdRT) hampir disetiap episodenya yang

justru

akan memberikan dampak buruk bagi

memberikan

efek

negatif

bagi

khalayak penonton.

pemirsanya terutama anak-anak dan remaja.

Kekerasan dianggap sebagai salah satu

B. LANDASAN TEORI

formula dalam dunia tontonan yang tentunya

Dalam menjalankan fungsinya, media

digunakan

untuk

menarik

minat

para

massa tidak hanya berfungsi sebagai sumber

khalayak. Kekerasan atau violence dalam

informas atau sumber berita semata. Namun

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

media massa memiliki fungsi sebagai sarana

memiliki arti membawa kekuatan, paksaan

untuk menyampaikan nilai dan warisan

dan

sosial budaya dari satu generasi kegenerasi

Kekerasan dalam media massa menjadi
26

tekanan

(Windhu,

1992:62-63).

suatu budaya yang tujuan utamanya ialah

diperhatikan dalam pembuatan sebuah karya

untuk mengejar ratting program tinggi.

film, terutama teknik-teknik sinematografi

Penayangan

seperti tatacahaya serta teknik pengambilan

kekerasan

sangat

jarang

mempertimbangkan aspek pendidikan, etis

gambar.

maupun efek traumatis bagi pemontonnya

secara literal berarti menulis gerakan. Menulis

(Haryatmoko, 2008:121-122).

juga dapat berarti berkomunikasi, bagaimana

Sinematografi

(Cinematography)

Francois Chripaz mendefinisikan kekerasa

kita mengkomunikasikan gerakan agar bisa

sebagai sebuah kekuatan yang sedemikuan

dimengerti oleh orang lain, bukan hanya diri

rupa dan tanpa aturan, yang memukul dan

kita

melukai badan maupun jiwa, kekerasan juga

bertanggung jawab atas kualitas gambar

mematikan, entah dengan menghancurkan

secara teknik. (Zeembry, 2006: 137).

sendiri.

dasar kehidupan, atau dengan memisahkan

merupakan suatu metode untuk mempelajari

2008:120).

dan

Salah satu tindak kekerasan yang cukup

pesan

tayangan Kekerasan dalam Rumah Tangga

surat,

Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKdRT)

1.

setiap perbuatan yang dilakukan kepada

berakibat

timbulnya

kesengsaraan

atau

232).

dalam

Analisis

isi

peraturan,

undang-undang,

musik,

C. METODE PENELITIAN

dalam Rumah Tangga (KdRT) merupakan

yang

2010:

(Barelson

teater dan sebagainya (Rakhmat, 2005: 89).

pasal 1 poin 1 menjelaskan bahwa Kelerasan

perempuan,

tampak

puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, pidato,

Penghapusan

terutama

secara

komunikasi yang berupa surat kabar, buku,

dalam FTV. Menurut Undang- Undang No.

seseorang

komunikasi

digunakan untuk menganalisis semua bentuk

acara televisi seperti dalam sinetron ataupun

tentang

yang

Kriyantono,

(KdRT). Adegan ini sering muncul dalam

2004

menganalisis

sistematik, objektif dan kuantitatif terhadap

sering muncul dalam tayangan televisi ialah

Tahun

sinematografer

Barelson menjelaskan, analisis isi

orang dari kehidupan (Francois Chripaz,

23

Seorang

Jenis Penelitian
Penelitian

pendekatan

ini

kuantitatif.

menggunakan
Untuk

jenis

penderitaan baik secara fisik, psikis, seksual

penelitian yang digunakan ialah dekriptif

dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk

kuantitatif.

ancaman

2.

untuk

melakukan

perbuatan,

Analisis Isi

pemaksaan atau perampasan kemerdekaan

Analisis isi sebagai suatu teknik riset

secara melawan hukum dalam lingkup rumah

untuk mendefinisikan isi komunikasi

tangga (UU PKdRT, 2004: 3).

yang nyata secara objektif, sistematik dan
kuantitatif.

Untuk menghasilkan karya film yang
baik, ada beberapa elemen penting yang harus
37

Menurut Holsti (1969) analisis isi
merupakan

teknik

membuat

inferensi-inferensi

dilakukan

secara

penelitian

objektif

pengkoding

untuk
D. HASIL

juga

Kekerasan

3. Reliabilitas
digunakan

hingga 2 Juni 2014
Berdasarkan hasil koding yang

ukur yang kita pakai akan menghasilkan

telah dilakukan oleh peneliti dan telah

temuan yang sama berapa kali pun

disajikan dalam tabel dari perhitungan

dipakai. Tes reliabilitas dilakukan oleh

masing-masing FTV Sinema Indosiar

dua koder, yakni peneliti sendiri dan

periode 27 Mei hingga 2 Juni 2014.

pengkoder lain yang dijadikan sebagai
perhitungan

Frekuensi kemunculan variable

data

Kekerasan

penelitian sehingga kebenarannya tetap

untuk

menggunakan

rumus

Rumah

Tangga

ialah pada FTV Sinema Pagi “ Sakit

mendapatkan

Rasanya Nggak Dihargai” dan Sinema

keakuratan hasil dalam penelitian ini,
peneliti

dalam

(KdRT) yang paling banyak terjadi

tidak berubah.
Kemudian

Rumah

Sinema Indosiar Periode 27 Mei

juga untuk mengetahui sejauh mana alat

hasil

dalam

Tangga (KdRT) dalam FTV

untuk

meguji kebenaran yang telah diperoleh,

perbandingan

DAN

A. Frekuensi kemunculan Variable

pesan (Holsti dalam Eriyanto, 2011:15).

reliabilitas

PENELITIAN

PEMBAHASAN

identifikasi sistematis dari karakteristik

Uji

periset.

(Eriyanto, 2011 : 239).

yang

dan

dan

Pintu Taubat “Aku Lahir Untuk

Holsti

Menyelamatkan Ibuku” yakni masing-

untuk menghitung data yang sudah

masing sebanyak 23 Variabel atau

dipilih oleh dua pengkoder.

sebanyak 20,2% dari keseluruhan
variabel

Kekerasan dalam Rumah

Tangga (KdRT) dalam tujuh FTV
Keterangan :

Sinema Indosiar yang menjadi sampel

CR

= Coeficients Reliability

M

= Jumlah pernyataan yang
disetujui

oleh

yakni

variabel.

Kekerasan

114

psikis

lebih

yang lainnya, yakni sebanyak 97
variabel

atau

sebanyak

85,1%,

kemudian kekerasan secara ekonomi

N1,N2 = Jumlah pernaytaan yang
kode

sejumlah

mendominasi dibandingkan dengan

pengkoding

dan periset

diberikan

penelitian

sebanyak 11 variabel atau sebanyak

oleh

9,6%, dan yang terakhir kekerasan
48

fisik yakni 6 variabel atau 5,3%.

dari kekerasan tingkat ringan hingga

Dimana

berat.

kekerasan psikis yakni

membentak merupakan adegan yang

B. Frekuensi

sering dimunculkan dengan persentase

kamera

sebanyak 31,6% atau sejumlah 36

hingga 2 Juni 2014

Frekuensi Kemunculan Variabel

Penggunaan tata kamera yang

KdRT pada FTV Sinema Indosiar

paling sering digunakan ialah Close

Periode 27 Mei hingga 2 Juni 2014

Up, yakni sebesar 43% atau sejumlah

Jumlah

Jumlah Per Variabel dan persentase (%)

Keseluruhan

Judul FTV

49 Variabel dari 114 total variabel.

Variabel
kekerasan

Kekerasan

Kekerasan

Kekerasan

Fisik

Psikis

Seksual

Ekonomi

Diagram 1.1

dan Persentase

Persentase Penggunaan Tata Kamera

(%)

Nggak Dihargai

17

4

23 (20,2%)

Medium Full Medium
0%
Full Shot Shot Long
Extreeme Extreeme Close Up
2,6%
Close UP
4,4% Shot
0%
Medium
1,8%
8,8% Close Up
Shot
Medium Close Up
17,5%

Kisah nyata :
Istriku larang
23

Aku Hajikan

23 (20,2%)

Emak
Aku Bukan
Suami yang

3

kemunculan

Sinema Indosiar periode 27 Mei
Tabel 1.1

2

pada

tata

variabel KdRT dalam FTV

variabel.

Sakit Rasanya

penggunaan

16

3

Medium Shot

22 (19,3%)

Medium Full Shot

Sempurna
Aku Lahir
Untuk

11

Mengelamatkan

2

13 (11,4%)

Medium
Close Up
21,9%

Ibuku
Aku Menikahi
Kembaran

Close
Up
43%

Full Shot

Medium Long Shot
Long Shot

Extreeme Long Shot
1

10

1

12 (10,5%)

10

1

11 (9,6%)

Istriku
Suamiku
Dikuasai

Teknik close up ialah teknik

Pacarnya
Aku Malu
Dengan

10

10 (8,8%)

penggambilan gambar dimana kamera

114 (100%)

berada didekat atau terlihat dekat

Kerjaan Istriku
Jumlah

6

97

11

Berdasarkan pada hasil temuan

dengan subjek. Teknik close up sering

tersebut membuktikan bahwa adengan

digunakan untuk memperjelas ekspresi

kekerasan masih sering dimunculkan

subjek. Seperti dalam FTV Sinema

dalam

Indosiar, untuk mendukung setiap

dunia

pertelevisian

di

adegan didalamnya.

Indonesia. Seperti pada FTV Sinema
Indosiar periode 27 Mei hingga 2 Juni

C. Perbandingan

2014 adegan kekerasan khususnya

Korban

adengan Kekerasan dalam Rumah

Pelaku

Tindak

dan

Kekerasan

dalam Rumah Tangga (KdRT)

Tangga (KdRT) masih sering muncul,

pada FTV Sinema Indosiar
95

periode 27 Mei hingga 2 Juni

Anggota
Keluarga
Lain
17,5%

20014
Sesuai dengan hasil kodung yang

Indosiar,

didapatkan

maka

perhitungan

Suami
Istri

telah dilakukan terhadap 7 judul FTV
Sinema

Suami
32,5%

Anak
12,3%

telah

Anak
Istri
37,7%

frekuensi

kemunculan pelaku dalam melakukan
tindak

Kekerasan

dalam

Korban yang paling banyak ialah istri

Rumah

yakni sebesar 37,7% atau sebanyak 43

Tangga.

variabel, kemudian disusul

Diagram 1.2

suami

Pelaku tindak KdRT pada FTV Sinema

sebesar 32,5% atau sebanyak 37

Indosiar periode 27 Mei hingga 2 Juni 2014

variabel, anggota keluarga lain sebesar

0%
Istri
56,1%

Anggora
Keluarga
Lain
4,4% Suami

17,5% atau sebanyak 20 variabel dan

Suami

yang terakhir adalah anak dengan
Istri

persentase

39,5%

sebesar

12,3%

atau

sebanyak 14 variabel.

Anak

Dari kedua diagram tersebut yakni
Anggota
keluarga lain

diagram 1.2 dan diagram 1.3 dapart
ditemukan temuan yang menarik.

Dari hasil temuan diatas menunjukkan

Dimana perempuan paling banyak

bahwa dalam FTV Sinema Indoisar

ditampilkan

periode 27 Mei hingga 2 Juni 2014,

korban dari kekerasan dala rumah

perempuan (istri) justru paling banyak

tangga. Dimana persentase sebagai

bertindak sebagai pelaku KdRT yakni

pelaku sebesar 56,1% atau sebanyak

sebesar 56,1% atau sebanyak 64

64

variabel dari totao 114 variabel.

sebesar 37,7% atau sebanyak 43

Kemudian suami sebasar 39,5% atau

variabel.

variabel

sebagai

dan

pelaku

sebagai

serta

korban

sebesar 45 variabel dan sisanya 4,4%

Perempuan (istri) yang bertindak

atau sebanyak 5 variabel dilakukan

sebagai pelaku KdRT justru bertolak

oleh anggota keluarga lain.

belakang dengan apa yang terjadi

Diagram 1.3

dalam masyarakat kita selama ini,

Korban tindak KdRT pada FTV Sinema

dimana budaya patriarki masih sangat

Indosiar periode 27 Mei hingga 2 Juni 2014

mendominasi.

perempuan

(istri)

menjadi sosok yang lemah, butuh
perlindungan yang memiliki posisi
610

dibawah

laki-laki

sehingga

lebih

Penyiaran Indonesia (KPI) telah

sering menjadi korban KdRT. Namun

mengeluarkan

dalam

Indosiar,

secara tertulis untuk beberapa

sebagai

stasiun televisi di Indonesia, dan

sosok yang kuat, memiliki sifat arogan

salah satunya adalah Indosiar.

yang lebih memiliki kekuasaan atau

Berdasarkan

status yang lebih tinggi yang bisa

1093/K/KPI/05/14 program siaran

mengontrol laki-laki, bahkan ada juga

FTV Sinema Indosiar mendapat

yang digambarkan sebagai perempuan

sangsi

agresif yang senang mengganggu

tertulis

karena

melanggar

rumah tangga orang lain. dengan sifat-

Pedoman

Perilaku

Penyiaran

sifat yang kuat tersebut kemudian

Komisi

Penyiaran

Indonesia

membuat laki-laki menjadi korban

Tahun

Kekerasan dalam Rumah Tangga.

(http://www.kpi.go.id/index.php/li

FTV

perempuan

Kemudian

Sinema
digambarkan

perempuan

sebagai

surat

teguran

surat

nomor

administratif

teguran

2012

hat-sanksi/32073-teguran-tertulis-

korban kekerasan lebih ditampilkan

program-siaran-aku-ditinggal-

sebagai perempuan baik-baik, seorang

anak-istri-karena-ibu-indosiar.

ibu rumah tangga, wanita solehah

diakses pada Kamis 4 Februari

yang selalu sabar dan taat pada agama

2015

serta suami.

Berdasarkan surat teguran yang

18.45

WIB).

dikeluarkan KPI tersebut, KPI

D. KESIMPULAN DAN SARAN

meminta dalam jangka waktu

a. Kesimpulan
Berdasarkan
telah

jam

,

dilakukan,

penelitian
maka

yang

tujuh hari semenjak tanggal surat

peneliti

itu dikeluarkan untuk membenahi

menarik kesimpulan :

program FTV Sinema Indosiar

1. Pada data yang ada di Bab III

yang

sarat

akan

kekerasan.

bahwa pada Film Televisi (FTV)

Namun faktanya, meskipun tujuh

Sinema Indosiar periode 27 Mei

hari

hingga 2 Juni 2014 terdapat

dikeluarkan, adegan kekerasan

adegan Kekerasan dalam Rumah

yang ada pada setiap FTV Sinema

Tangga (KdRT). Tindak KdRT

Indosiar masih saja dimunculkan.

masih sangat banyak ditampilkan

Hal ini membuktikan bahwa KPI

dalam setiap judul FTV Sinema

kurang tegas dalam mengambil

Indosiar.

keputusan.

Padahal,

sebelumnya

pada tanggal 20 Mei 2014 Komisi

setelah

surat

Meskipun

teguran

telah

menerima surat teguran dari KPI
711

nyatanya FTV Sinema Indosiar

Close Up

masih saja menampilkan tindak

atau sejumlah 39 variabel dari 114

kekersan.

total variabel yang ada. Teknik ini

Tindak

KdRT

didominasi

yang

oleh

yakni sebesar 34,2%

digunakan

adegan

untuk

ekspresi

memperjelas

subjek,

untuk

kekerasan secara psikis yakni

mendukung setiap adegan yang

sebesar 85,1% atau sebanyak 97

ada

variabel. Kemudian kekerasan

Indosiar.

secara psikis sebesar 9,6% atau

didalam

3. Pelaku

yang

FTV

Sinema

paling

sering

sebanyak 11 variabel, dan yang

melakukan adegan KdRT ialah

terakhir kekerasan secara fisik

Isrti yakni sebesar 56,1% atau

yakni

sebanyak

sebesar

5,3%

atau

64

variabel,

suami

sebanyak 6 variabel. Dengan

sebesar 395% atau sejumlah 45

bentuk kekerasan yang paling

variabel

sering

kekerasan yang dilakukan oleh

muncul

ialah

bentakan/membentak

sebesar

31,6%.

anggota

Membentak

digambarkan

sisanya

keluarga

4,4%

lain seperti

mertua, ipar, maupun orang yang

sikap

tinggal dalam rumah tersebut.

berusaha

Korban yang paling banyak ialah

menasehati/memberi tahu namun

istri yakni sebesar 37,7% atau

dengan nada yang tinggi. Dalam

sebanyak 43 variabel, kemudian

FTV

masih

disusul suami sebesar 32,5% atau

ditampilkan,

sebanyak 37 variabel, anggota

membentak merupakan tindak

keluarga lain sebesar 17,5% atau

kekerasan

yang

sebanyak 20 variabel dan yang

karenanya dianggap biasa karena

terakhir anak dengan persentase

itu merupakan sebuah ekspresi

sebesar 12,3% atau sebanyak 14

kekesalan

variabel.

Perempuan

seseorang yang terkadang dalam

pelaku

lebih

film digunakan untuk menarik

ditampilkan sebagai sosok yang

minat

agresif,

pelaku

dengan

dan

yang

ini

sangat

membentak
sering

atau

ringan

atau

kemarahan

menarik

emosi

penontonnya.
2. Dalam

egois,

sebagai
cenderung

kasar

serta

terkadang memiliki status yang
penayangannya,

lebih tinggi dibandingkan laki-

penggunaan tata kamera yang

laki.

paling sering digunakan ialah

sebagai korban lebih ditampilkan
12
8

Kemudian

perempuan

sebagai perempuan baik-baik, ibu

Penyiaran dan Standar Program Siaran

rumah tangga, perempuan solehah

(P3 dan SPS) Komisi Penyiaran

yang taat terhadap agama dan

Indonesia tahun 2012.
4. Lembaga Media Watch

suami.

Untuk Lembaga Media Watch

b. Saran
1. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

di Indonesia diharapkan lebih aktif

KPI diharapkan mampu bersikap
tegas

dalam

memberikan

lagi dalam memberikan informasi

sangsi

kepada masayarakat tentang acara-

terhadap stasiun-stasiun televisi yang

acara yang layak dan tidak layak

masih menayangkan acara-acara yang

ditonton oleh masyarakat. Sehingga

tidak layak, contohnya seperti acara

masyarakat

yang mengandung unsur kekerasan.

memilih mana acara yang baik atau

2. Masyarakat

dapat

dengan

mudah

acara yang layak untuk mereka tonton.

Masyarakat

diharapkan

lebih

Kemudian lebih banyak didirikan

bijaksana dalam memilih acara yang

Lembaga Media Watch di Indonesia

ada pada tayangan televisi sehingga

sehingga

tidak

acara-acara yang ditayangkan di media

menimbulkan

setelah

efek

menontonnya.

negatif

Masyarakat

dapat

lebih

mengontrol

televisi kita.

harus aktif dan mau melaporkan

5. Penelitian selanjutnya

kepada KPI acara-acara yang dirasa

Untuk para peneliti selanjutnya

cukup mengganggu dan tidak layak

yang

untuk ditonton.

mengembangkan penelitian ini secara

3. Production House (PH) “Mega Karya

diharapkan

dapat

lebih luas dan mendalam, tidak hanya

Film”

berhenti atau terpatok pada penelitian

Untuk PH Mega Karya Film

ini

saja.

Misalkan

dengan

seyogyanya harus lebih bijak dalam

menggunakan

memproduksi Film Televisi (FTV)

analisis resepsi maupun teori-teori

yang

yang

lebih

bermutu.

Harus

lainnya.

analisis

Seperti

semiotika,

dengan

mementingkan nilai edukasi serta

menggunakan male gaze teori untuk

informasi bagi khalayak penontonnya.

mengungkap bagaimana perempuan

Tidak menggunakan efek dramatisasi

direpresentasikan dalam FTV Sinema

yang berlebihan,

Indosiar.

mampu

yang dihawatirkan

mempengaruhi

masyarakat

untuk melakukan hal yang serupa.
Mematuhi

Pedoman

DAFTAR PUSTAKA

Perilaku
913

Darwanto. 2007. Televisi Sebagai Media
Pendidikan.

Yogyakarta

Windhu, I.Marsana.1992. Kekuasaan dan

:Pustaka

Kekerasan Menurut Johan Galtun.

Pelajar.

Yogyakarta : Kanisius.
Zeembry,

Eriyanto. 2011. Analisis Isi: Pengantar
metodologi

2006.

12

Jurus

Pamungkas

Animasi Kartun Dengan Flash 8.

untuk Penelitian Ilmu

Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta: Kencana.

Komisi

Penyiaran

Tertulus

Haryatmoko. 2007. Etika Komunikasi :

Indonesia.

Program

Teguran

Siaran

FTV

Sinema Pagi “Aku Ditinggal Anak

manipulasi media, kekerasan, dan

Istri

pornografi. Yogyakarta : Yogyakarta

Karena

Ibu”

(http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-

Kanisius.

sanksi/32073-teguran-tertulis-programKriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis

siaran-aku-ditinggal-anak-istri-karena-

Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.

ibu-indosiar. , diakses pada Kamis 4
Februari 2015 jam 18.45 WIB).

Mabruri, Anton. 2013. Manajemen Produksi
Program Acara TV “Format Acara
Drama”. Jakarta : Gramedia.
Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Retorika Modern
Pendekatan Praktis. Bandung: Remaja
Rodaskarya.
Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2004

Tentang

Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Lembaran Negara RI Tahun 2004
Nomor

4419.

http://jatim.kemenkumham.go.id/attach
ments/article/686/uu-no-23-2004-pkdrtindonesia.pdf. Diunduh pada 10 Juni
2014, jam 04.50 WIB.

14
10

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor Penyebab Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Dampaknya Terhadap Korban” (Studi Kasus Pada 3 Orang Korban KDRT yang Ditangani oleh Yayasan Pusaka Indonesia dan PKPA).

6 93 106

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Rumah Tangga Di Dusun V Desa Sambi Rejo Di Dusun V Desa Sambi Rejo Kec. Stabat Kab. Langkat Tahun 2008

0 41 50

Tahapan Forgiveness Pada Istri Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

3 84 134

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan Budaya Hukum (Suatu Tinjauan Antropologis)

0 32 6

Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Rumah Tangga

1 44 101

Advokasi Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Oleh Yayasan Pusaka Indonesia

1 63 179

KEKERASAN RUMAH TANGGA DALAM FILM TELEVISI SINEMA INDOSIAR Kekerasan Rumah Tangga Dalam Film Televisi Sinema Indosiar (Analisis Isi Kekerasan dalam Rumah Tangga Dalam Film Televisi Sinema Indosiar Periode 27 Mei Hingga 2 Juni 2014).

0 2 19

PENDAHULUAN Kekerasan Rumah Tangga Dalam Film Televisi Sinema Indosiar (Analisis Isi Kekerasan dalam Rumah Tangga Dalam Film Televisi Sinema Indosiar Periode 27 Mei Hingga 2 Juni 2014).

0 17 47

RECEPTION ANALYSIS” IBU RUMAH TANGGA DALAM MENONOTON FILM TELEVISI “SINEMA PINTU TAUBAT SIANG” DI TELEVISI INDOSIAR ( Studi Deskriptif Kualitatif Analisis Resepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap Tayangan Kekerasan Di Film Televisi ).

0 0 6

“RECEPTION ANALYSIS” IBU RUMAH TANGGA DALAM MENONTON FILM TELEVISI “SINEMA PINTU TAUBAT SIANG” DI TELEVISI INDOSIAR ( Studi Deskriptif Kualitatif Analisis Resepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap Tayangan Kekerasan Di Film Televisi ).

10 52 119