Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi menggunakan instrumen SF-36:kajian faktor usia dan tingkat penghasilan di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY.
ABSTRAK
Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Status kesehatan yang buruk menunjukkan kualitas hidup yang buruk. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup adalah umur, pendidikan, penghasilan dan jenis kelamin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi perbedaan usia dan tingkat penghasilan dari kualitas hidup di responden hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Responden dalam penelitian ini adalah penduduk usia 40-75 tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling dan dilakukan di tiga dukuh di Kecamatan Kalasan, yaitu Padukuhan Jetis, Padukuhan Pundung, Padukuhan Grumbulgede, dan Padukuhan Dhuri. Analisis data dilakukan dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan untuk masing-masing delapan domain kualitas hidup SF-36 dengan tingkat pendapatan dan faktor usia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kualitas hidup dengan kelompok usia pada aspek fungsi fisik (p<0,05) dan peranan fisik (p<0,05). Variabel tingkat penghasilan mempengaruhi
kualitas hidup pada aspek peran fisik (p<0,05) dan peran emosi (p<0,05). Nilai p dengan taraf kepercayaan 95%.
(2)
ABSTRACT
Hypertension is a condition of an increasing in systolic blood pressure more than 140 mmHg and diastolic blood pressure more than 90 mmHg. Low health status indicates low quality of life.Factors that may affect the quality of life are age, education, income and gender. The purpose of this study was to evaluate differences in age and income level of the quality of life in hypertensive respondents in Kalasan District, Sleman. This type of research is an observational study with
cross-sectional approach. Respondents in this study is the population aged around 40-75 years. Sampling was done by cluster random sampling and conducted in three
hamlets in Kalasan District, namely Padukuhan Jetis, Padukuhan Pundung, and Padukuhan Grumbulgede. Data analysis was performed with the Kolmogorov-Smirnov normality test, followed by t test independent for each of the eight domains SF-36 quality of life with the income level and age. The results showed that there is a relationship between the quality of life by age groups on aspects of physical function (p <0.05) and physical role (p <0.05). Variable income levels affect the
quality of life in the aspect of physical role (p<0.05) and the role of emotions (p <0.05).The p-value of with a level of 95%.
(3)
EVALUASI KUALITAS HIDUP RESPONDEN HIPERTENSI MENGGUNAKAN INSTRUMEN SF-36 : KAJIAN FAKTOR USIA DAN TINGKAT PENGHASILAN DI KECAMATAN KALASAN, SLEMAN, DIY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Fransisca Melani NIM : 128114002
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
i
EVALUASI KUALITAS HIDUP RESPONDEN HIPERTENSI MENGGUNAKAN INSTRUMEN SF-36 : KAJIAN FAKTOR USIA DAN TINGKAT PENGHASILAN DI KECAMATAN KALASAN, SLEMAN, DIY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh : Fransisca Melani NIM : 128114002
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
(6)
(7)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Keluargamu adalah alasan bagi kerja
kerasmu,maka janganlah sampai engkau
menelantarkan mereka karena kerja kerasmu.
Kupersembahkan karya kecil ini untuk Yesus Kristus dan Bunda Maria Mama, Papa, dan Kakak Sahabat serta almamaterku
(8)
(9)
vi PRAKATA
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dan Bunda Maria, karena kebaikanNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
Penulisan skripsi ini berjudul EVALUASI KUALITAS HIDUP RESPONDEN
HIPERTENSI MENGGUNAKAN INSTRUMEN SF-36: KAJIAN FAKTOR USIA DAN TINGKAT PENGHASILAN DI KECAMATAN KALASAN, SLEMAN, DIY. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Aris Widayati, M.Si., Ph. D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. selaku Ketua Jurusan dan Wakil Ketua Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing utama dan Dita Maria Virginia, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing pendamping, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Dr. Fenty, M.Kes., Sp. Pk., Phebe Hendra, M.Si., Ph. D., Apt. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji, memberikan saran dan kritik terhadap skripsi ini.
5. Seluruh dosen di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah dengan sabar dan tulus memberikan ilmu serta mengajarkan integritas seorang akademisi kepada penulis.
6. Seluruh civitas akademika Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah sudi membantu penulis selama kuliah di Fakultas Farmasi USD.
(10)
vii
7. Orang Tuaku tercinta dan tersayang, Aloysius Urip Suroso, A.Md.Pd. dan Emiliana Sarjilah, S.Pd.Aud., yang selalu memberikan semangat, dorongan, cinta, kasih sayang dan doa.
8. Kakakku tersayang Maria Melati, S.H. untuk semangat, dukungan dan doanya. 9. Sahabat-sahabatku : Yovitha Mayang Sari Setiarno, Violetta Jesmile, Dewi,
dan Indah atas semangat, dan dukungannya, semoga persahabatan kita akan tetap bertahan selamanya.
10.Seluruh teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala dukungan dan bantuan yang diberikan. 11.Trisna Hasrat, Bonifasia Anna, dan Fransisca Ratih selaku teman seperjuangan
dalam penyusunan skripsi atas segala dukungan dan kerjasama selama penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.
12.Untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis selama ini, terima kasih.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, baik dalam kalimat maupun isinya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki dan menyempurnakan penulisan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang hukum dan semua pihak yang telah membacanya.
(11)
(12)
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v
PRAKATA ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAK... xii
ABSTRACT... ... xiii
1. Pendahuluan ... 1
2. Metode ... 3
2.1Jenis dan Desain Penelitian ... 3
2.2Permohonan Ijin dan Kerjasama ... 3
2.3Pembuatan Informed Consent ... 3
2.4Validitas dan Reiabilitas Instrumen Penelitian ... 4
2.5Penetapan dan seleksi calon responden ... 4
2.6Pengukuran tekanan darah... 5
2.7Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan... 5
2.8Penjelasan Hasil Pemeriksaan... 5
2.9Pengelompokan Data Dan Analisis Data ... 6
3. Hasil dan Pembahasan ... 6
4. Kesimpulan ... 15
DAFTAR PUSTAKA ………. ... 16
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 18
(13)
x
DAFTAR TABEL
Tabel I. Profil Responden di Kecamatan Kalasan ... 7 Tabel II. Karakteristik dan Distribusi Data Responden
di Kecamatan Kalasan ... 8 Tabel III. Distribusi Data Skor SF-36 Responden di Kecamatan Kalasan ... 8 Tabel IV. Perbedaan TDS, TDD, Pulse, dan BMI
pada Usia 60-75 Tahun dan 40-59 Tahun ... 9 Tabel V. Perbedaan TDS, TDD, Pulse, dan BMI
pada Usia 60-75 Tahun dan 40-59 Tahun ... 10 Tabel VI.Perbedaan Faktor Usia Terhadap Nilai
Skor Kualitas Hidup SF-36 ... 11 Tabel VII. Perbedaan Faktor Tingkat Penghasilan Terhadap Nilai
(14)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek dan
Informed Consent... 19
Lampiran 2. Pedoman Wawancara... 22
Lampiran 3. Ethical Clearance... 24
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian... 25
Lampiran 5. Validitas dan Reliabilitas Alat... 26
Lampiran 6. Kuisioner SF-36... 28
Lampiran 7. Cara Mengskoring SF-36... 33
Lampiran 8. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Spygmomanometer dan Raksa... 34
Lampiran 9. Validitas dan Reliabilitas Kuisioner SF-36... 37
Lampiran 10. Spss Profil Responden di Kecamatan Kalasan... 39
Lampiran 11. Spss Uji Normalitas Kolmogorv Karakterisrik dan Distribusi Data Responden di Kecamatan Kalasan... 40
Lampiran 12. Spss Uji Normalitas Kolmogorv Distribusi Data Skor SF-36 Responden di Kecamatan Kalasan... 40
Lampiran 13. Spss Tabel IV. Perbedaan Tekanan Darah Sistolik, Tekanan Darah Diastolik, Pulse, dan BMI pada Usia 60-75 tahun dan 40-59 tahun... 41
Lampiran 14. Spss Tabel V. Perbedaan Tekanan Darah Sistolik, Tekanan Darah Diastolik, Pulse, BMI dan Usia pada ≤UMR dan >UMR... 42
Lampiran 15. Spss Tabel VI. Perbedaan Faktor Usia Terhadap Nilai Skor Kualitas Hidup SF-36... 43
Lampiran 16. Spss Tabel VII. Perbedaan Faktor Tingkat Penghasilan Terhadap Nilai Skor Kualitas Hidup SF-36... 45
Lampiran 17. Uji Besar Sampel... 47
(15)
xii ABSTRAK
Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Status kesehatan yang buruk menunjukkan kualitas hidup yang buruk. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup adalah umur, pendidikan, penghasilan dan jenis kelamin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi perbedaan usia dan tingkat penghasilan dari kualitas hidup di responden hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Responden dalam penelitian ini adalah penduduk usia 40-75 tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling dan dilakukan di tiga dukuh di Kecamatan Kalasan, yaitu Padukuhan Jetis, Padukuhan Pundung, Padukuhan Grumbulgede, dan Padukuhan Dhuri. Analisis data dilakukan dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan untuk masing-masing delapan domain kualitas hidup SF-36 dengan tingkat pendapatan dan faktor usia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kualitas hidup dengan kelompok usia pada aspek fungsi fisik (p<0,05) dan peranan fisik (p<0,05). Variabel tingkat penghasilan mempengaruhi kualitas hidup pada aspek peran fisik (p<0,05) dan peran emosi (p<0,05). Nilai p dengan taraf kepercayaan 95%.
(16)
xiii
ABSTRACT
Hypertension is a condition of an increasing in systolic blood pressure more than 140 mmHg and diastolic blood pressure more than 90 mmHg. Low health status indicates low quality of life. Factors that may affect the quality of life are age, education, income and gender. The purpose of this study was to evaluate differences in age and income level of the quality of life in hypertensive respondents in Kalasan District, Sleman. This type of research is an observational study with
cross-sectional approach. Respondents in this study is the population aged around 40-75 years. Sampling was done by cluster random sampling and conducted in three
hamlets in Kalasan District, namely Padukuhan Jetis, Padukuhan Pundung, and Padukuhan Grumbulgede. Data analysis was performed with the Kolmogorov-Smirnov normality test, followed by t test independent for each of the eight domains SF-36 quality of life with the income level and age. The results showed that there is a relationship between the quality of life by age groups on aspects of physical function (p <0.05) and physical role (p <0.05). Variable income levels affect the
quality of life in the aspect of physical role (p <0.05) and the role of emotions (p <0.05).The p-value of with a level of 95%.
(17)
1 1. Pendahuluan
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kementrian kesehatan tahun 2013, hipertensi merupakan suatu keadaan adanya peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Data departemen kesehatan tahun 2008 menyebutkan pravalensi di Indonesia sebesar 31,7%. Prevalensi hipertensi tertinggi diduduki oleh kelompok umur diatas 75 tahun sebanyak 63,8%, rentang umur 65-74 tahun sebesar 57,6%, rentang umur 55-64 tahun sebesar 45,9%, rentang umur 45-54 tahun 35,6%, rentang umur 35-44 tahun sebesar 24,8% (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Prevalensi hipertensi, tingkat kesadaran hipertensi, terapi hipertensi dan pengendalian tekanan darah responden uisa 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta masing-masing adalah 357 responden, 25,8%, 12,8% dan 1,1% (Pratiwi, 2015).
European Society of Hypertension (ESH) dan European Society of Cardiology (ESC) (2013) mengklasifikasikan tekanan darah yaitu kategori normal dengan tekanan darah sistolik 120-129 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-84 mmHg, kategori hipertensi kelas 1 tekanan sistolik 140-159 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-99 mmHg, kategori hipertensi kelas 2 tekanan sistolik 160-179 mmHg dan tekanan darah diatolik 100-109 mmHg, kategori hipertensi kelas 3 tekanan darah sistolik ≥180 dan tekanan darah diastolik ≥110 (Mancia et al., 2013).
Faktor risiko hipertensi dapat dipengaruhi faktor usia dan faktor ekonomi yaitu penghasilan (Carvalhoet al., 2012). Semakin tua seseorang semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur antara 40-60 mempunyai risiko terkena hipertensi, disebabkan arteri kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya seiring bertambahnya usia (Kumar, 2010). Hasil penelitian Abed dan Abu-Haddaf (2013) menunjukkan bahwa dari 75,8% penderita hipertensi adalah subyek dengan pendapatan rendah dan 15% penderita hipertensi dengan pendapatan tinggi. Penghasilan lebih tinggi akan lebih mudah melakukan terapi hipertensi secara rutin khususnya terapi farmakologi dan mudah untuk memeriksa kesehatannya pada sarana tenaga kesehatan.Penelitian Pratiwi (2015) menunjukkan adanya pengaruh
(18)
2
terhadap kesadaran dan terapi hipertensi pada kelompok responden yang berpenghasilan rendah.
Penelitian Hayes et al. (2008) diketahui bahwa 30% responden yang menderita hipertensi cenderung menyebutkan bahwa dirinya memiliki status kesehatan yang buruk dibandingkan dengan yang tidak hipertensi. Kualitas hidup mendeskripsikan istilah yang merujuk pada emosional, sosial dan kesejahteraan fisik seseorang, juga kemampuan mereka untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari (Donald, 2009). Pada responden lansia dengan hipertensi memiliki kualitas hidup yang buruk lebih banyak dibandingakan dengan kualitas hidup normotensif. Pengukuran kualitas hidup dapat menggunakan instrumen kualitas hidup 36-item short-form and Health Survey (SF-36). SF-36 merupakan salah satu instrumen pengukuran kualitas hidup yang dipakai secara luas untuk berbagai macam penyakit. Hasil yang didapatkan dari kuesioner SF-36 merupakan nilai skor kualitas hidup (Silitonga, 2007). Short Form-36 sebuah kuesioner survei yang mengukur 8 kriteria kesehatan yaitu fungsi fisik, keterbatasan peran karena kesehatan fisik, tubuh sakit, persepsi kesehatan secara umum, vitalitas, fungsi sosial, peran keterbatasan karena masalah emosional, dan kesehatan psikis. Pengukuran ini menghasilkan nilai skala untuk masing-masing delapan kriteria kesehatan dan dua ukuran ringkasan kesehatan fisik dan psikis. Kuesioner SF-36 memiliki skor yang berkisar antara 0-100, dengan nilai 100 sebagai kualitas hidup terbaik. Delapan domain kualitas hidup SF-36 dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok yaitu ringkasan kualitas hidup fisik (Komponen Fisik Ringkasan (PCS)) yang terdiri dari fungsi fisik, peran fisik, nyeri, kesehatan umum dan kualitas hidup emosional (Ringkasan Komponen Mental (MCS)) yaitu energi, fungsi sosial, peran emosi dan kesehatan mental (Carvhlo et al. 2013).
Prevalensi hipertensi di Indonesia tinggi dan hipertensi dapat mempengaruhi kualitas hidup maka perlu adanya penelitian mengenai evaluasi perbedaan kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun dengan perbedaan usia dan tingkat penghasilan.Penelitian dilakukan di Kabupaten Sleman di 3 Padukuhan yaitu Padukuhan Jetis, Padukuhan Pundung, dan Padukuhan Grumbulgede. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat evaluasi
(19)
3
kualitas hidup Kecamatan Kalasan oleh pemerintah Kabupaten Sleman dan masukan bagi instansi kesehatan masyarakat setempat terkait dengan kualitas hidup responden hipertensi, serta untuk menjadi informasi terkait perbedaan faktor usia dan tingkat penghasilan terhadap kualitas hidup pada responden hipertensi bagi masyarakat.
2. Metode
2.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik, dengan rancangan cross-sectional. Teknik penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling. Purposive sampling digunakan pemilihan Kabupaten Sleman, Kecamatan Kalasan, Desa Selomartani dan Tirtomartani, serta penentuan padukuhan yaitu Padukuhan Jetis, Padukuhan Pundung, dan Padukuhan Grumbulgede.
2.2 Permohonan Ijin dan Kerjasama
Permohonan ijin ditujukan kepada Bapeda kemudian melakukan permohonan ijin kepada kepala Desa Tirtomartani dan Selomartani, selanjutnya permohonan ijin juga ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada YogyakartaRef: KE/FK/251/EC/2016 untuk memperoleh ethical clearance. Ethical clearance bertujuan untuk memenuhi etika penelitian, karena dalam penelitian menggunakan tekanan darah manusia dan hasil penelitian dapat dipublikasi.
2.3 Pembuatan Informed Consent
Pembuatan informed consent harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Peneliti menjelaskan secara isngkat mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian. Responden diminta untuk mengisi informed consent secara lengkap dan benar mengenai nama, alamat, umur, dan menandatanganinya. Tujuan dari pembuatan informed consent yaitu karena dalam penelitian ini menggunakan responden manusia maka untuk menjamin kerahasiaan hasil dari penelitian yang nantinya akan di publishkasikan.
(20)
4
2.4 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah panduan wawancara dan kuisioner SF-36 (Short-Form-36) yang telah dilakukan validasi dengan metode konvergen dan deskriminan.Validasi konvergen memperlihatkan bahwa semua item pertanyaan menghasilkan nilai ≤0,40 dan uji validitas diskriminan menunjukkan setiap pertanyaan pada masing-masing domain yang diujikan menghasilkan nilai yang lebih besar dibandingkan nilai pada domain lain (Rachmawati,2014). Uji reliabilitas instrument SF-36 menggunakan nilai cronbach alpha yang mempresentasikan bahwa kuisioner tersebut reliable dan dilakukan oleh Professional Judgement. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah sphygmomanometer digital yang telah dilakukan validasi dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas spygmomanometer dilakukan kalibrasi, yaitu dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan tekanan darah probandus menggunakan spygmomanometer digital dan spygmomanometer raksa pada tiga probandus yaitu probandus tekanan darah rendah, probandus tekanan darah tinggi dan probandus tekanan darah normal. Hasil pengukuran yang diperoleh dilakukan uji t berpasangan dengan taraf kepercayaan 95% dengan tujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan bermakna pada hasil pengukuran. Hasil valid jika terdapat perbedaan bermakna atau nilai p yang diperoleh ≥0,05. Uji reliabilitas dilakukan percobaan pada tiga probandus yaitu tekanan darah normal, tekanan darah rendah dan tekanan darah tinggi masing-masing sebanyak 3 kali pengukuran, dengan jarak waktu 5 menit setiap pengukuran.
2.5 Penetapan dan Seleksi Calon Responden
Pemilihan responden hipertensi penelitian ini menggunakan teknik cluster random, responden hipertensi yang memiliki usia 40-75 tahun di Padukuhan Jetis, Padukuhan Pundung, dan Padukuhan Grumbulgede di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Dilakukan melalui 2 kriteria, yaitu kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah semua penduduk yang berusia 40 -75 tahun dan memiliki tekanan darah ≥ 140 mmHg/ ≥ 90 mmHg. Sedangkan
(21)
5
kriteria eksklusi Kriteria eksklusi adalah responden yang tidak bersedia mengisi informed consent dan diwawancarai. Penetapan calon seleksi dilakukan dengan cara door to door. Pada penelitian ini digunakan 200 responden.
Perhitungan besar sample untuk t test menggunakan aplikasi power and size sample dengan nilai alpha 0,05 yang berarti tingkat kepercayaan 95% dengan kesalahan 5%, power 0.8, standard deviation 10, delta sebesar 50 dan nilai m sebesar 1 sehingga membutuhkan besar sampel sebanyak 2 orang. Sehingga membutuhkan 4 orang untuk 2 kelompok yaitu kelompok usia dan kelompok tingkat penghasilan.
2.6 Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah untuk responden yang telah menandatangani informed consent, dilakukan pada bagian lengan kiri atas diletakkan pada meja dan dalam posisi duduk tegak. Pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebanyak 2 kali berturut–turut, dan masing-masing pengukuran diberikan jeda selama 2 menit. Jika hasil pengukuran kedua berbeda ≥10 mmHg dibanding pengukuran pertama, maka dilakukan pengukuran ketiga. Dua data pengukuran dengan selisih terkecil dengan pengukuran terakhir dihitung reratanya sebagai hasil ukur tensi.
2.7 Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
Responden yng sudah menandatangani informed consent akan diukur tinggi badan dengan cara berdiri tegak pada tiang kemudian diukur dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan. Responden diukur berat badan dengan alat timbangan berat badan. Alat yang digunakan telah dilakukan kalibrasi dari Badan Metrologi, tujuan kalibrasi unutk meningkatkan keamanan dan keakurasian informasi mengenai hasil pengukuran yang dilakukan.
2.8 Penjelasan Hasil Pemeriksaan
Peneliti menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan pengukuran tekanan darah kepada responden secara langsung. Penjelasan hasil pemeriksaan disertai dengan penggalian beberapa informasi dari responden melalui wawancara. Informasi yang didapat dari responden akan dikelompokkan sebagai data analisis.
(22)
6 2.9 Pengelompokan Data dan Analisis Data
Pengelompokan data dilakukan dengan kategorisasi data sejenis, yakni menyusun dan menggolongkannya dalam kategori-kategori kemudian dilakukan interpretasi data. Data akan dikumpulkan dari hasil nilai SF-36 kemudian diolah dengan komputer. Data yang diperoleh akan dianalisis terlebih dahulu dengan uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, karena sampel yang dibutuhkan >50 responden. Data akan dilanjutkan dengan t-test tidak berpasangan, untuk melihat perbedaan rerata skor nilai kualitas hidup (SF- 36) responden penderita hipertensi pada dua kelompok usia dan tingkat penghasilan.
3 Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini mengambil subyek uji sebesar 205 responden hipertensi. Subyek eksklusi sebanyak 160 orang terkait dengan tekanan darah rendah, tekanan darah normal dan subyek yang menolak. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi perbedaan kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen kualitas hidup SF-36 terhadap faktor usia dan tingkat penghasilan. Penelitian ini melakukan uji validasi kuisioner SF-36, hasil analisis validasi kuisioner SF-36, menunjukkan bahwa nilai setiap item ≥0,4 berarti kuisioner valid. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai Cronbach Alphadomain fungsi fisikα=0,769,peran fisik α=0,833, peran emosional α=0,850, fungsi sosial α=0,812, nyeri α=0,874, energi α=0,759, kesehatan mentalα=0,760, dan kesehatan umum α=0,760. Suatu variabel dikatakan variabel jika nilai Cronbach Alpha >0,6 sehingga dapat disimpulkan instrumen penelitian ini reliabel untuk digunakan (Gani et al., 2015). Pada penelitian ini dilakukan uji validasi alat pengukuran tekanan darah dan nilai validasi alat p>0,05 hal ini dapat diartikan tidak ada perbedaan antara menggunakan alat pengukuran tekanan darah raksa dengan pengukuran tekanan darah digital, sehingga penelitian ini menggunakan alat pengukuran tekanan darah digital.
(23)
7
Tabel I. Profil Responden di Kecamatan Kalasan
Variabel n responden Presentase (%) p
Umur 40-59 60-75 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Body Mass Index (BMI) >25 kg/m2
≤25 kg/m2 Tingkat Pendidikan ≤SMP >SMP Tingkat Penghasilan ≤UMR >UMR 140 65 95 110 111 94 138 67 134 71 68,3 31,7 46,3 53,7 54,1 45,9 67,3 32,7 65,4 34,6 <0,01* 0,23 0,29 <0,01* <0,01* *berbeda bermakna
Pada Tabel I, rentang usia 40-59 tahun sebesar 140 orang (68,3%) lebih banyak dibandingkan dengan responden dengan usia 60-75 tahun, nilai p<0,01 berarti ada perbedaan proporsi antara kelompok responden berusia 40-59 dan kelompok responden usia 60-75 tahun. Hal ini dapat disebabkan pada saat pengambilan data di Kecamatan Kalasan lebih banyak ditemukan kelompok responden usia 40-59 tahun dibanding kelompok usia 60-75 tahun. Dilihat dari faktor tingkat pendidikan, proporsi terbanyak yakni responden dengan tingkat pendidikan ≤SMP sebanyak 138 orang (65,4%), nilai p<0,01. Tingkat penghasilan responden penelitian lebih banyak responden yang memiliki penghasilan ≤UMR dibandingkan dengan >UMR yaitu 134 orang (65,4%), nilai p<0,01. Faktor Body Mass Index (BMI) dan jenis kelamin memiliki proporsi yang tidak berbeda dengan nilai p masing-masing 0,23 dan 0,29. Nilai P diuji menggunakan statistik chi square nonparametric untuk melihat tidak ada perbedaan atau ada perbedaan proporsi antara dua kelompok variabel.
(24)
8
Tabel II. Karakterisrik dan Distribusi Data Responden di Kecamatan Kalasan
Keterangan: *p>0,05=terdistribusi normal
Tabel II menggunakan uji statistik Kolmogorov-smirnov, hasil tabel diatas
memiliki nilai p>0,05 pada karakteristik usia, tekanan darah diastolik (mmHg), denyut nadi dan BMI, artinya bahwa karakteristik tersebut terdistribusi normal. Data yang tidak terdistribusi normal yaitu karakteristik tekanan darah sistolikdengan nilai p<0,05. Rata-rata tekanan darah sistolik masyarakat di Kecamatan Kalasan yaitu 160,5±17,3, sebagian besar responden tergolong hipertensi kelas II (Mancia et al, 2013). Rata-rata BMI pada responden Kecamatan Kalasasn 25,7 kg/m2 hal ini menunjukkan sebagian besar responden di Kecamatan Kalasasn memiliki kelebihan berat badan.
Tabel III. Distribusi Data Skor SF-36 Responden di Kecamatan Kalasan
*p<0,05 tidak terdistribusi normal
Berdasarkan tabel III setiap domain kualitas hidup memiliki nilai p<0,05 artinya bahwa setiap domain kualitas hidup tidak terdistribusi normal, namun berdasarkan teorema limit pusat menyatakan bahwa apabila suatu populasi tidak terdistribusi normal, untuk sampel cukup besar (n>30), kurva distribusi sampling akan berpusat pada nilai parameter populasi dan akan memiliki sifat distribusi normal (Gani et al. 2015; Gunawan, 2009). Pada penelitian memiliki jumlah responden yang besar lebih dari 30 responden, sehingga data yang diperoleh dan
Karakteristik Mean ± SD Nilai p Usia (tahun)
Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Tekanan Darah Diastolik (mmHg)
Denyut Nadi Body Mass Index (kg/m2)
54,2±9,4 160,5±17,3 91,6±11,3 82,9±11,9 25,7±4,3 0,63* 0,00 0,39* 0,16* 0,67*
Domain Mean ± SD Nilai p
Fungsi Fisik Peran Fisik Nyeri Kesehatan Umum Energi Fungsi Sosial Peran Emosi Kesehatan Mental 91,1±14,6 52,5±42,9 58,7±17,8 62,6±9,4 73,1±14,7 75,3±20,7 52,8±42,5 81,5±14,3 <0,01* <0,01* <0,01* <0,01* <0,01* <0,01* <0,01* <0,01*
(25)
9
telah dilakukan uji normalitas dapat dikatakan terdistribusi normal sehingga data dapat dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan untuk melihat kebermaknaan antar kelompok yaitu antara usia, jenis kelamin, body mass index dan faktor sosioekonomi terhadap skor tiap domainSF-36.
Hasil rata-rata skor responden di Kecamatan Kalasan domain fungsi fisik yaitu 91,3±14,3, merupakan rata-rata skor tertinggi pada domain fungsi fisik dibandingkan rata-rata skor domain lainnya. Hasil rata-rata skor domain peran fisik responden di Kecamatan Kalasan yaitu 52,0±42,8, merupakan rata-rata skor terendah pada domain peran fisik dibandingkan dengan skor domain fungsi fisik, nyeri, kesehatan umum, energi, fungsi sosial, dan kesehatan mental.
Tabel IV. Perbedaan Tekanan Darah Sistolik, Tekanan Darah Diastolik, Pulse, dan BMI pada Usia 60-75 tahun dan 40-59 tahun.
Usia Nilai p 60-75 tahun Mean±SD 40-59 Mean±SD Tekanan Darah Sistolik (mmHg)
Tekanan Darah Diastolik (mmHg) Pulse
BMI (kg/m2)
165,1±17,7 88,1±10,4 81,3±12,7 24,7±4,1 158,3±16,7 93,3±11,3 83,3±11,4 26,1±4,4 <0,01* <0,05* 0,22 <0,05* *p<0,05 berbeda signifikan
Data pada tabel IV didapat dengan menggunakan uji t tidak berpasangan antara usia 60-75 tahun dan usia 40-59 tahun terhadap tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, pulse, dan BMI. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan rerata tekanan darah sistolik pada responden usia 60-75 tahun dan kelompok responden usia 40-59 tahun. Responden usia 60-75 memiliki tekanan darah sistolik lebih tinggi dibandingkan dengan responden usia 40-59 tahun, hal ini disebabkan karena adanya pengaruh peningkatan usia terhadap perubahan secara fisiologi, seperti peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik (Pratiwi, 2015). Tekanan darah diastolik pada responden usia 60-75 lebih rendah dibandingkan responden pada usia 40-59 tahun. Responden usia 60-75 memiliki rata-rata tekanan darah sistolik 165,1±17,7 yang merupakan hipertensi stage 2 sedangkan responden usia 40-59 memiliki rata-rata tekanan darah sistolik 158,3±16,7 yang merupakan hipertensi stage 1 (Manciaet al. 2013).
(26)
10
Pada karakteristik BMI terhadap variabel usia, responden usia 60-75 tahun memiliki BMI lebih rendah dibandingkan dengan responden usia 40-59 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Mungreiphy, Kapoor dan Sinha (2011) menunjukkan bahwa kelompok usia ≥ 50 tahun memiliki BMI yang lebih rendah dibandingkan kelompok umur <50 tahun. Penelitian Rawing (2015) menunjukkan adanya perbedaan rerata BMI pada kelompok umur 60-75 tahun dan kelompok responden 40-59 tahun, kelompok responden usia 60-75 yaitu rata-rata BMI 22,5±4,2 sedangkan responden 40-59 yaitu rata-rata BMI 24,0±3,9 dengan nilai p<0,05, berarti responden usia 40-59 memiliki BMI lebih tinggi dibandingkan responden usia 60-75 tahun, disebabkan oleh perubahan yang cukup besar pada komposisi tubuh.
Tabel V. Perbedaan Tekanan Darah Sistolik, Tekanan Darah Diastolik, Pulse, BMI dan Usia pada ≤UMR dan >UMR.
UMR p ≤UMR Mean±SD >UMR Mean±SD Umur
Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik Pulse BMI 54,3±9,8 161,5±17,6 91,3±11,3 82,1±11,7 25,5±4,5 53,9±8,7 158,5±16,4 92,4±11,2 84,3±12,2 24,5±4,0 0,78 0,23 0,51 0,22 0,11 Pada tabel V tidak ada perbedaan antara variabel penghasilan terhadap usia, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, pulse, dan BMI yaitu nilai p>0,05.Responden dengan ≤UMR lebih banyak memiliki rata-rata umur 54,3 tahun dibandingkan dengan responden >UMR. Penelitian Pratiwi, 2015 menunjukkan adanya pengaruh tingkat penghasilan terhadap usia, dan BMI. Pada penelitian ini tidak ada pengaruh antara tingkat penghasilan terhadap umur, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, denyut nadi dan BMI.
(27)
11
Tabel VI. Perbedaan Faktor Usia Terhadap Nilai Skor Kualitas Hidup SF-36
Domain Usia Nilai p 60-75 tahun Mean±SD 40-59 tahun Mean±SD Fungsi Fisik Peran Fisik Nyeri Kesehatan Umum Energi Fungsi Sosial Peran Emosi Kesehatan Mental
Komponen Kesehatan Fisik Komponen Kesehatan Mental
84,0±19,4 38,4±43,5 57,0±16,8 61,5±8,9 71,2±14,9 75,9±22,7 51,7±42,9 80,2±16,6 241,2±63,6 279,0±70,3 94,3±10,3 59,1±41,1 59,1±18,9 63,2±9,6 73,9±14,5 75,2±19,6 53,5±42,4 82,1±13,1 276,3±56,8 284,6±61,5 <0,01* <0,05* 0,35 0,24 0,21 0,82 0,78 0,39 <0,01* 0,56 * p<0,05 = berbeda signifikan
Data pada Tabel VI didapat dengan menggunakan statistik uji t tidak berpasangan antara responden usia 40-59 tahun dan responden usia 60-75 tahun terhadap delapan domain SF-36. Total rata-rata skor komponen kesehatan fisik responden usia 40-59 tahun lebih tinggi dibandingkan responden usia 60-75 tahun, nilai p<0,05.Hasil penelitian Carvhlo et al. (2013) responden hipertensi usia <60 tahun memiliki rata-rata skor komponen kesehatan fisik 264,4±79,3 lebih tinggi dibandingkan responden hipertensi usia >60 tahun 256,6±87,6, hal ini disebabkan selama proses penuaan, kesehatan semakin memburuk sebagai akibat dari perubahan fisiologis dan fungsional, individu lebih rentan terhadap penyakit kronis yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan perubahan pada aspek fisik dan peran fisik. Penelitian ini ada perbedaan antara skor total komponen kesehatan fisik yang disebabkan perbedaan antararata-rata domain fungsi fisik dan rata-rata domain peran fisik terhadap responden usia 40-59 tahun dan responden usia 60-75 tahun.Rata-rata domain fungsi fisik berusia 40-59 tahun lebih baik dibandingkan responden berusia 60-75 tahun, hal ini dapat disebabkan peningkatan usia responden cenderung memiliki keterbatasan dalam fungsi fisik dan kesehatan fisik menjadi menurun. Penelitian Dewiet al. (2013) kualitas hidup lansia hipertensi ≥60 tahun memiliki kesehatan fisik yang buruk, hal ini disebabkan setelah memasuki masa lansia akan mengalami penurunan kesehatan fisik sehingga responden cenderung tidak beraktivitas.Rata-rata domainperan fisik berusia 60-75
(28)
12
tahun lebih buruk dibandingkan responden berusia 40-59, hal ini dapat disebabkan ketika kesehatan fisik responden usia 60-75 memburuk maka responden cenderung tidak melakukan aktivitas.Pada domain nyeri dan kesehatan umumpenelitian ini memiliki nilai p>0,05, berarti tidak ada perbedaan antara rerata skor domain nyeri dan domain kesehatan umum terhadap responden usia 40-59 tahun dan responden 60-75 tahun. Pada domain kesehatan umum tidak ada perbedaan antara usia 40-59 tahun dan responden 60-75 tahun, hal ini dapat disebabkan responden masih memperhatikan kesehatan responden dan mengontrol kesehatan responden.
Teori Sugiharto (2007) menyatakan setelah memasuki lansia akan lebih mudah terkena penyakit terutama hipertensi, lansia akan mengalami penurunan fungsi fisik, fungsi kognitifdan psikomotorik menyebabkan lansia tidak mau bersosialisasi dengan orang-orang sekitarnya karena merasakan kondisinya semakin menurun dan mental mulai menurun. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas hidup psikososial lansia menurun (Kartinahet al. (2008)). Pada penelitian Dewiet al.(2012) bahwa kualitas hidup hipertensi pada usia ≥ 60 tahun aspek sosial lansia lebih baik dibandingkan dengan pasien normotensif, hal ini disebabkan responden hipertensi pada lansia walaupun responden hipertensi mengalami penurunan kesehatan fisik, respondenmasih bersosialisasi dengan baik terhadap keluarga dan tetangga. Penelitian Carvhlo et al., 2013 menunjukkan adanya perbedaan antara usia <60 tahun dan >60 tahun terhadap kualitas hidup pada komponen kesehatan mental, yaitu responden usia <60 tahun memiliki komponen kesehatan mental lebih buruk dibandingkan dengan responden usia >60 tahun. Penelitian ini menunjukkan total rata-rata skor komponen kesehatan mental responden usia 40-59 tahun dan responden usia 60-75 tahun memiliki nilai p>0,05, berarti tidak ada perbedaan antara rata-rata total skor komponen kesehatan mental terhadap responden usia 40-59 tahun dan responden usia 60-75 tahun. Domain fungsi sosial, peran emosi, energi dan kesehatan mental memiliki nilai p>0,05 artinya tidak ada perbedaan antara rerata domain fungsi sosial, peran emosi, energi dan kesehatan mental responden usia 40-59 tahun dan responden usia 60-75 tahun. Penelitian ini berbeda dengan teori, peningkatan usia akan mempengaruhi penurunan kesehatan fisikyang menyebabkan responden tidak mau bersosialisasi
(29)
13
dengan lingkungan sekitar, dan emosi responden tidak stabil. Penelitian ini menujukkan bahwa responden usia 40-59 dan 60-75 ketika mengalami penurunan kesehatan fisik responden masih bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, dan emosi responden masih dikontrol.
Tabel VII. Perbedaan faktor penghasilan terhadap nilai skor kualitas hidup SF-36.
Ket : p<0,05*berbeda bermakna
Pengelompokan penghasilan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Yogyakarta tahun 2014. Berdasarkan tabel VII didapat dengan menggunakan uji statistik t tidak berpasangan. Nilai p menunjukkan bahwa berkemaknaan antara rata-rata setiap domain fungsi fisik, peran fisik,nyeri, kesehatan umum, energi, fungsi sosial, peran emosi, dankesehatan mentalterhadap responden yang memiliki tingkat penghasilan ≤UMR dan >UMR. Pada tabel V menunjukan bahwa responden ≤UMR dan >UMR tidak mempengaruhi usia, tekanan darah diastolik, tekanan darah sistolik dan BMI, namun pada uji statistik kualitas hidup SF-36 mempengaruhi tingkat penghasilan.
Pada tabel VII hasil uji statistik menunjukkan total skor komponen kesehatan fisik responden penghasilan ≤UMR lebih rendah dibandingkan dengan responden penghasilan >UMR, p<0,05.Penelitian Carvalho et al. (2013) menunjukkan nilai skor rata-rata komponen kesehatan mental responden penghasilan rendah memiliki rata-rata skor lebih buruk dibandingkan responden yang berpenghasilan tinggi, hal ini dapat disebabkan responden yang memiliki
Domain Penghasilan Nilai p ≤UMR Mean±SD >UMR Mean±SD Fungsi Fisik Peran Fisik Nyeri Kesehatan Umum Energi Fungsi Sosial Peran Emosi Kesehatan Mental
Komponen Kesehatan Fisik Komponen Kesehatan Mental
89,7±16,0 44,0±42,9 57,8±15,8 62,1±9,4 72,2±15,0 75,6±21,9 48,2±43,7 80,6±14,6 252,9±60,5 276,4±67,4 93,8±11,0 70,0±37,4 59,7±22,1 63,9±9,4 74,8±13,9 75,1±18,1 61,9±38,8 83,3±13,6 288,4±54,6 294,9±56,4 <0,05* <0,01* 0,33 0,20 0,23 0,44 <0,05* 0,43 <0,05* <0,05*
(30)
14
penghasilan rendah cenderung memiliki emosi yang tidak stabil karena tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Komponen kesehatan fisik pada responden penghasilan tinggi memiliki rata-rata skor lebih baik dibandingkan pada skor komponen kesehatan fisik responden penghasilan rendah, disebabkan penghasilan yang tinggi lebih mudah untuk melakukan pengobatan ketika kesehatan fisik responden mulai menurun sehingga responden dapat menjalankan aktivitas dengan baik. Pada penelitian ini total skor komponen kesehatan mental responden penghasilan ≤UMRlebih rendah dibandingkan dengan responden penghasilan >UMR, nilai p<0,05. Perbedaan terdapat pada domain peran emosi yang merupakan bagian dari total komponen kesehatan mental, responden penghasilan ≤UMR memiliki rata-rata skor lebih rendah dibandingkan dengan responden >UMR, hal ini dapat disebabkan responden penghasilan rendah lebih mudah stressketika menjelang akhir bulan sehingga emosi cenderung tidak stabil, hal ini disebabkan kondisi keuangan yang tidak stabil dan saat keadaan kesehatan memburuk dan emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan responden tidak melakukan aktivitas (Asfiana, 2015). Pada total komponen kesehatan fisik terdapat perbedaan pada domain fungsi fisik dan peran fisik dengan nilai p<0,05. Responden penghasilan rendah memiliki skor SF-36 rata-rata lebih rendah pada domain fungsi fisik dibandingkan dengan responden berpenghasilan tinggi. Pada domain peran fisik responden penghasilan rendah memiliki rata-rata skor SF-36 lebih rendah dibandingkan dengan responden penghasilan tinggi.
Pada penelitian ini domain nyeri, kesehatan umum, energi, fungsi sosial, dan kesehatan mental memiliki nilai p>0,05 artinya tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok tingkat penghasilan ≤UMR dan >UMR. Pada domain fungsi sosial tidak ada perbedaan antara penghasilan rendah dan tinggi sesuai dengan penelitian Ha et al. (2014), hal ini dapat disebabkan ketika penurunan kesehatan fisik pada responden penghasilan rendah dan penghasilan tinggi, responden masih aktif untuk mengikuti kegiatan sosial. Pada domain kesehatan mental responden lebih menjaga mental ketika tidak stabil karena masalah yang dihadapi terutama responden penghasilan rendah masih dapat menjaga mental agar tidak semakin memburuk
(31)
15
ketika emosi tidak stabil karena masalah yang dihadapi, misalnya masalah keuangan.
4 Kesimpulan
4.1 Evaluasi Kualitas Hidup Responden Hipertensi Berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman berdasarkan kajian faktor usia dan tingkat penghasilan, responden kelompok uisa 40-59 tahun dan 60-75 tahun dipengaruhi oleh komponen kesehatan fisik pada domain fungsi fisik nilai p<0,05 dan peran fisik nilai p<0,05. Tingkat penghasilan dipengaruhi oleh komponen kesehatan fisik pada domain peran fisik nilai p<0,05, fungsi fisik p<0,05 dan komponen kesehatan mental pada domain peran emosi nilai p<0,05.
4.2 Responden usia 40-59 tahun di Kecamatan kalasan memiliki nilai SF-36 fungsi fisik dan peran fisik lebih baik dibandingkan dengan responden usia 60-75 tahun. Responden penghasilan tinggi di Kecamatan Kalasan memiliki nilai SF-36 peran fisik, fungsi fisik dan peran emosi lebih baik dibandingkan dengan responden penghasilan rendah.
(32)
16
Daftar pustaka
Asfiana W.N., 2015, Hubungan Tingkat Penghasilan dengan Tingkat Stres Kepala Keluarga Penduduk Dukuh Klile Desa Karangsem Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Abed, Y., Abu-Haddaf, S., 2013, Risk Factor of Hypertension UNRWA Primary Health Care Center in Gaza Governorates, International Scholary Research Notice Epidemiology, pp. 1-9.
Carvalho, Siquira, B.L., Sousa, Jardim., 2013, The Influence of Hypertension on Quality of Life, Sociedade Brasileira De Cardiologia, pp. 164-174. Dewi, R. P., Sudhana, W. I., 2013, Gambaran Kualitas Hidup Pada Lansia dengan Normotensi dan Hipertensi di Wilayah kerja Puskesman Gianyar I Periode November 2013, Jurnal Fakutas Kedokteran Udaya, pp. 1-3.
Donald, A., 2009, What Is Quality Of Life?, Hayward Group Ltd, http://www.medicine.ox.ac.uk/bandolier/painres/download/whatis/Wh atisQOL.pdf, diakses tanggal 20 Oktober 2015.
Gani, I., Amalia, S., 2015, Alat Analisis Data: Aplikasi Statistik untuk Penelitian Bidang Ekonomi dan Sosial, Penerbit Andi, Yogyakarta, p. 167.
Gunawan, E., 2009, Teknik Statistik, Edisi ke 9, Erlangga, Yogyakarta, pp. 335-336.
Ha T.N., Duy T.H., Khanal W., 2014, Quality of Life Among People Living with Hypertension in a Rural Vietnam Community, Journal BioMed Central, pp. 2-9.
Hayes D.K., Denny C.H., Keenan N.L., Croft J.B., Greenlund K.J., 2008, Health-related quality of life hypertension status, awareness, treatment, and control: National Health & Nutrition Examination Survey,Journal Hypertens, pp. 641-647.
John E. Ware, Jr., Ph.D., 1993, SF-36 Health Survey: Manual and Interpretation Guide, The Health Institue New England Medical Center, pp. 6-21.
Kartinah, Sudaryanto, A., 2008, Masalah Psikososial pada Lanjut Usia, Berita Ilmu Keperawatan, pp.93-96.
(33)
17
Kementerian Kesehatan RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar, Badan Peneliitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, pp. 88-90.
Kumar, V., Abbas, A., Fausto, N., 2010, Hypertensive Vascular Disease. Dalam: Roben and Cotran Phatologic Basis of Disease, 9th Edition, Philadelpia: Elsevier Saunders, pp.489-492.
Malekzadeh, M. M., Etemadi, A., Kamangar, F., Khademi, H., Golozar, A., Islami, F., et al., 2013, Prevalence, Awareness, and Risk Factors of Hypertension in A Large Cohort of Irianian Adult Population, J Hypertens, pp. 1364-1371.
Mancia, G., Fagard, R., Narkiewicz, K, dan Zanchetti, A., 2013, The Task Force for the management of arterial hypertension of the European Society of Hypertension (ESH) and of the European Society of Cardiology (ESC), ESH/ESC Guidelines for the management of arteial hypertension, JournalEurheartj,p. 1286.
Pratiwi, A. K., 2016, Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darash Responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (Kajian usia dan Tingkat Penghasilan),Skripsi, Universitas Sanata Dharma, pp. 47-56.
Peraturan Daerah Provinsi Yogyakarta, 2014, Upah Minimum Kabupaten /Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta , Yogyakarta, pp. 1-3.
Rachmawati, Y., Dyah, A.P., 2014, Validasi Kuisioner SF-36 Versi Indonesia Terhadap Pasien Hipertensi Di Puskesmas Yogyakarta, Jurnal Pharmacy, Yogyakarta, Fakultas Farmasi Universitas Ahmads Dahlan Yogyakarta, pp. 14-25.
Rawing, G., 2016, Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darash Responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta.Skripsi, Universitas Sanata Dharma, pp. 46-47.
Sugiharto, A., 2007, Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat. Universitas Diponegoro Semarang.
Silitonga, R., 2007, Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Penderita Penyakit Parkinson Di Poliklinik Saraf RS dr. Kariadi.Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.
(34)
18
(35)
19
Lampiran 1. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek dan Informed Consent
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK
Kami dari Tim peneliti yang diketuai oleh Bonifasia Anna Carissa Widyasti dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma akan melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen SF-36 (Kajian Faktor Risiko Kesehatan dan Sosio-Ekonomi di Kabupaten Sleman)”. Penelitian ini bertujuan untuk
1. Mengevaluasi besar skor (SF-36) kualitas hidup hipertensi usia 40-75 di Kacamatan Kalasan, Sleman.
2. Mengevaluasi perbedaan faktor risiko kesehatan dan sosio-ekonomi terhadap perbedaan kualitas hidup responden hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman.
Pembimbing Tim peneliti adalah Dr. Rita Suhadi, MSi., Apt, dan Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt. Penelitian ini membutuhkan sekitar 200 responden penelitian. Waktu penelitian diperkirakan 30 menit untuk masing-masing responden.
1. Kesukarelaan untuk ikut penelitian
Responden penelitian dibebaskan untuk memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila responden penelitian sudah memutuskan untuk ikut, responden penelitian juga bebas untuk mengundurkan diri/ berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau pun sanksi apapun.
2. Prosedur Penelitian
Apabila Responden penelitian bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, Responden penelitian diminta menandatangani lembar persetujuan ini. Prosedur selanjutnya adalah:
a. Responden penelitian akan diwawancarai berdasarkan panduan wawancara dan kuisioner SF-36 yang sudah disediakan.
b. Responden penelitian akan diukur berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah.
(36)
20 3. Kewajiban subyek penelitian
Sebagai subyek penelitian anda berkewajiban mengikuti aturan atau petunjuk penelitian seperti yang tertulis di atas. Bila ada yang belum jelas, responden penelitian bisa bertanya lebih lanjut kepada peneliti.
4. Manfaat
Keuntungan langsung yang responden penelitian dapatkan adalah memperoleh pemeriksaan tekanan darah.
5. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas responden penelitian akan dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti.
6. Kompensasi
Responden penelitian akan mendapatkan souvenir sebagai tanda terimakasih atas kerelaan untuk ikut serta dalam penelitian ini
7. Informasi Tambahan
Bapak/ ibu/ saudara responden penelitian diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu membutuhkan penjelasan lebih lanjut, Bapak/ ibu/ saudara dapat menghubungi Bonifasia Anna Carissa Widyasti pada 085743139996. Bapak/ ibu/ saudara juga dapat menanyakan tentang penelitian kepada Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM (Telp. 9017225 dari lingkungan UGM) atau 0274-7134955 dari luar, atau email:
(37)
21
(38)
22
(39)
(40)
24
(41)
25
(42)
26
(43)
(44)
28
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
33 Lampiran 7. Cara Mengskoring SF-36
Skoring SF-36
Tata cara pengskoring SF-36 yaitu :
1. Menjawab pertanyaan pada kuisioner SF-36 dan memberi nilai pada setiap jawaban berdasarkan final value pada guideline SF-36.
2. Hasil nilai final value pada setiap jawaban dari responden dijumlahkan berdasarkan domain.
3. Setelah mendapatkan hasil yang telah dijumlahkan data pada jawaban responden di hitung dengan rumus transformed scale untuk mendapatkan nilai kualitas hidup.
Tabel Skoring setiap domain:
Rumus Transforming Scale :
Hasil akhir yang diperoleh adalah berupa nilai skor yang telah ditransformasikan yaitu antara 0-100.
(50)
34
Lampiran 8. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Spygmomanometer dan Raksa Uji Validitas Spygmomanometer 1 pada Probandus dengan Tekanan Darah Rendah
Spygmomanometer Pengukuran
I II III
Digital 1 Sistolik (mmHg) 106 113 106
Diastolik (mmHg) 66 65 65
Raksa Sistolik (mmHg) 106 100 101
Diastolik (mmHg) 60 63 62
p sistolik : 0,254 p diastolik : 0,074
Uji Validitas Spygmomanometer 1 pada Probandus dengan Tekanan Darah Normal
Spygmomanometer Pengukuran
I II III
Digital 1 Sistolik (mmHg) 126 122 120
Diastolik (mmHg) 83 72 78
Raksa Sistolik (mmHg) 122 122 122
Diastolik (mmHg) 86 86 82
p sistolik : 0,742 p diastolik : 0,184
Uji Validitas Spygmomanometer 1 pada Probandus dengan Tekanan Darah Tinggi
Spygmomanometer Pengukuran
I II III
Digital 1 Sistolik (mmHg) 154 163 162
Diastolik (mmHg) 92 93 98
Raksa Sistolik (mmHg) 150 152 152
Diastolik (mmHg) 100 97 96
p sistolik : 0,062 p diastolik : 0,370
(51)
35
Uji Validitas Spygmomanometer 2 pada Probandus dengan Tekanan Darah Rendah
Spygmomanometer Pengukuran
I II III
Digital 2 Sistolik (mmHg) 112 112 111
Diastolik (mmHg) 80 75 75
Raksa Sistolik (mmHg) 111 106 110
Diastolik (mmHg) 80 90 90
p sistolik : 0,251 p diastolik : 0,184
Uji Validitas Spygmomanometer 2 pada Probandus dengan Tekanan Darah Normal
Spygmomanometer Pengukuran
I II III
Digital 2 Sistolik (mmHg) 124 122 120
Diastolik (mmHg) 80 75 76
Raksa Sistolik (mmHg) 126 122 122
Diastolik (mmHg) 85 85 81
p sistolik : 0,184 p diastolik : 0,057
Uji Validitas Spygmomanometer 2 pada Probandus dengan Tekanan Darah Tinggi
Spygmomanometer Pengukuran
I II III
Digital 2 Sistolik (mmHg) 177 181 182
Diastolik (mmHg) 108 110 110
Raksa Sistolik (mmHg) 180 178 181
Diastolik (mmHg) 110 110 109
p sistolik : 0,868 p diastolik : 0,742
(52)
36
Lampiran Uji Validitas Alat Spygmomanometer dan Raksa
Uji Reliabilitas Spygmomanometer Digital 1 pada Probandus
Probandus Spygmomanometer
Digital 1
Hasil
Pengukuran Mean SD CV
(%)
1 2 3
1 2 3 Sistolik (mmHg) Distolik (mmHg) Sistolik (mmHg) Distolik (mmHg) Sistolik (mmHg) Distolik (mmHg) 154 92 126 83 106 66 163 93 122 72 113 65 162 98 120 78 106 65 159,66 94,33 122 81 108,33 65,33 4,93 3,21 3,05 2,64 4,04 0,57 4,02 2,62 2,49 2,16 3,29 0,471
Uji Reliabilitas Spygmomanometer Digital 2 pada Probandus
Probandus Spygmomanometer
Digital 1
Hasil
Pengukuran Mean SD CV
(%)
1 2 3
1 2 3 Sistolik (mmHg) Distolik (mmHg) Sistolik (mmHg) Distolik (mmHg) Sistolik (mmHg) Distolik (mmHg) 177 108 124 80 112 80 181 110 122 75 112 75 182 110 120 76 111 75 180 109,33 122 77 111,66 76,66 2,64 1,15 2 2,64 0,57 2,88 2,16 0,94 1,63 2,16 0,47 2,35
(53)
37
Lampiran 9. Validitas dan Reliabilitas Kuisioner SF-36
ITEM FUNGSI FISIK
PERAN
FISIK NYERI
KESEHATAN
UMUM ENERGI
FUNGSI
SOSIAL EMOSI
KESEHATAN MENTAL
Item_3a .737 .303 .190 .355 .291 .230 .209 .176
Item_3b .749 .182 .165 .259 .213 .199 .284 .149
Item_3c .748 .292 .177 .222 .222 .252 .261 .221
Item_3d .728 .235 .126 .166 .211 .183 .251 .196
Item_3e .725 .279 .084 .152 .090 .213 .250 .115
Item_3f .695 .269 .208 .154 .283 .125 .203 .207
Item_3g .760 .369 .314 .312 .178 .193 .269 .119
Item_3h .820 .286 .280 .255 .218 .291 .268 .162
Item_3i .732 .261 .232 .242 .171 .260 .218 .144
Item_3j .545 .126 .153 .180 .132 .209 .075 .113
Item_4a .251 .828 .120 .119 .008 .082 .402 .057
Item_4b .233 .872 .218 .123 .093 .230 .489 .136
Item_4c .394 .878 .209 .140 .197 .274 .440 .223
Item_4d .398 .882 .240 .207 .227 .294 .397 .211
Item_7 .219 .235 .854 .148 .199 .303 .167 .328
Item_8 .247 .161 .877 .233 .330 .405 .160 .400
Item_1 .212 .117 .237 .600 .238 .144 .017 .175
Item_11a .171 .165 .159 .598 .219 .141 .071 .165
Item_11b .158 .095 .071 .538 .137 .148 .085 .127
Item_11c .020 .006 -.057 .385 -.037 -.020 -.114 -.107
Item_11d .303 .025 .121 .530 .221 .149 -.008 .265
Item_9a .213 .118 .133 .221 .706 .190 .024 .311
Item_9e .261 .118 .220 .169 .738 .219 .075 .355
Item_9g .117 .088 .224 .190 .625 .382 .189 .536
Item_9i .168 .067 .261 .253 .566 .310 .005 .377
Item_6 .256 .271 .240 .182 .259 .757 .233 .271
Item_10 .193 .126 .392 .165 .356 .790 .092 .352
Item_5a .235 .397 .102 .014 .016 .088 .897 .124
Item_5b .257 .466 .164 .019 .053 .206 .905 .182
Item_5c .347 .426 .224 .065 .210 .243 .776 .326
Item_9b .156 .143 .231 .188 .324 .247 .126 .609
Item_9c .172 .153 .292 .114 .455 .376 .199 .693
Item_9d .098 .056 .276 .221 .328 .170 .116 .671
Item_9f .243 .164 .310 .039 .433 .390 .216 .676
(54)
38 Lampiran Reliabilitas Kuisioner SF-36
Aspek Cronbach Alpha
Fungsi fisik 0,769
Peran Fisik 0,833
Nyeri 0,874
Kesehatan umum 0,689
Energi 0,759
Fungsi Sosial 0,812
Peran Emosi 0,850
(55)
39
Lampiran 10. Spss Profil Responden di Kecamatan Kalasan
CC_PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ≤SMP 138 67.3 67.3 67.3
>SMP 67 32.7 32.7 100.0
Total 205 100.0 100.0
cc_penghasilan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ≤UMR 67 32.7 32.7 32.7
>umr 138 67.3 67.3 100.0
Total 205 100.0 100.0
CC_BMI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ≥ 25 111 54.1 54.1 54.1
< 25 94 45.9 45.9 100.0
Total 205 100.0 100.0
C_UMUR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 60-75 140 68.3 68.3 68.3
40-59 65 31.7 31.7 100.0
(56)
40 C_Gender
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid LAKI-LAKI 95 46.3 46.3 46.3
PEREMPUAN 110 53.7 53.7 100.0
Total 205 100.0 100.0
Lampiran 11. Spss Uji Normalitas Kolmogorv Karakterisrik dan Distribusi Data Responden di Kecamatan Kalasan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Umur SBP DBP Pulse BMI
N 205 205 205 205 205
Normal Parametersa Mean 54.22 160.507 91.69 82.93 25.21
Std. Deviation 9.453 17.3026 11.313 11.930 4.414
Most Extreme Differences Absolute .092 .151 .063 .079 .091
Positive .092 .151 .063 .079 .091
Negative -.069 -.113 -.050 -.042 -.042
Kolmogorov-Smirnov Z 1.315 2.158 .903 1.128 1.302
Asymp. Sig. (2-tailed) .063 .000 .389 .157 .067
a. Test distribution is Normal.
Lampiran 12. Spss Uji Normalitas Kolmogorv Distribusi Data Skor SF-36
(57)
41
Lampiran 13. Spss Tabel IV. Perbedaan Tekanan Darah Sistolik, Tekanan Darah
Diastolik, Pulse, dan BMI pada Usia 60-75 tahun dan 40-59 tahun.
Group Statistics C_UMU
R N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
SBP 1 140 158.34 16.737 1.415
2 65 165.17 17.706 2.196
DBP 1 140 93.36 11.358 .960
2 65 88.11 10.424 1.293
Pulse 1 140 83.65 11.481 .970
2 65 81.37 12.796 1.587
BMI 1 140 25.69 4.466 .377
(58)
42
Lampiran 14. Spss Tabel V. Perbedaan Tekanan Darah Sistolik, Tekanan Darah
Diastolik, Pulse, BMI dan Usia pada ≤UMR dan >UMR. Group Statistics
ccc_pe nghasil
an N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
SBP <umr 134 161.560 17.6893 1.5281
>umr 71 158.521 16.4871 1.9567
DBP <umr 134 91.313 11.3650 .9818
>umr 71 92.408 11.2587 1.3362
Pulse <umr 134 82.19 11.760 1.016
>umr 71 84.31 12.206 1.449
BMI <umr 134 25.57 4.550 .393
(59)
43
Lampiran 15. Spss Tabel VI. Perbedaan Faktor Usia Terhadap Nilai Skor Kualitas Hidup SF-36.
Group Statistics
cc_umur N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PF 40-59 65 84.08 19.423 2.409
60-75 140 94.39 10.362 .876
RP 40-59 65 38.46 43.543 5.401
60-75 140 59.11 41.141 3.477
BP 40-59 65 57.03 16.869 2.092
60-75 140 59.53 18.285 1.545
GH 40-59 65 61.54 8.943 1.109
60-75 140 63.20 9.614 .812
VI 40-59 65 71.23 14.922 1.851
60-75 140 73.98 14.584 1.233
SF 40-59 65 75.77 22.900 2.840
60-75 140 75.04 19.749 1.669
RE 40-59 65 51.68 42.939 5.326
60-75 140 53.44 42.463 3.589
MH 40-59 65 80.29 16.639 2.064
60-75 140 82.16 13.196 1.115
PCS 40-59 65 241.22 62.689 7.776
60-75 140 276.34 56.843 4.804
MCS 40-59 65 279.00 70.307 8.721
(60)
(61)
45
Lampiran 16. Spss Tabel VII. Perbedaan Faktor Tingkat Penghasilan Terhadap Nilai Skor Kualitas Hidup SF-36.
Group Statistics cc_pen
ghasila
n N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PF <umr 134 89.70 16.080 1.389
>umr 71 93.80 11.099 1.317
RP <umr 134 43.28 42.828 3.700
>umr 71 70.07 37.469 4.447
BP <umr 134 57.78 15.880 1.372
>umr 71 60.55 21.066 2.500
GH <umr 134 62.05 9.411 .813
>umr 71 63.85 9.380 1.113
VI <umr 134 72.20 15.075 1.302
>umr 71 74.82 13.942 1.655
SF <umr 134 75.43 22.035 1.904
>umr 71 74.99 18.210 2.161
RE <umr 134 48.15 43.760 3.780
>umr 71 61.80 38.810 4.606
MH <umr 134 80.66 14.690 1.269
>umr 71 83.30 13.657 1.621
PCS <umr 134 252.91 60.573 5.233
>umr 71 288.41 54.634 6.484
MCS <umr 134 276.45 67.488 5.830
(62)
(63)
47 Lampiran 18. Uji Besar Sampel
(64)
48 Lampiran 19. Skor Kuisioner SF-36 Versi II
Nomor Pertanyaan Kode Nilai Nilai Akhir
1 1 5,0
2 4,4
3 3,4
4 2,0
5 1,0
2 1 5
2 4
3 3
4 2
5 1
3a, 3b, 3c, 3d, 3e, 3f, 3g, 3h, 3i, 3j
1 1
2 2
3 3
4a, 4b, 4c, 4d 1 1
2 2
5a, 5b, 5c 1 1
2 2
6 1 5
2 4
3 3
4 2
5 1
7 1 6,0
2 5,4
3 4,2
4 3,1
5 2,2
6 1,0
8 1 6,0
2 4,75
3 3,5
4 2,25
5 1,0
9b, 9c, 9f, 9g, 9i 1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
9a, 9d, 9e, 9h 1 6
(65)
49
3 4
4 3
5 2
6 1
10 1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
11a, 11c 1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
11b, 11d 1 5
2 4
3 3
4 2
(66)
50
Biografi Penulis
Penulis bernama Lengkap Fransisca Melani, lahir di Biak, Papua pada tanggal 23 September 1994. Penulis merupakan anak bungsu perempuan dikeluarga dari pasangan suami istri Bapak A. Urip dan Ibu Emiliana Sarjilah. Penulis menempuh pendidikan formal di TK Sukaria (1998-2000), SD Santo Yoseph II Biak (2000-2006), SMP Negeri I Biak (2006-2009), SMA Katolik Yossudarso Biak (2009-2012), dan pada tahun 2012 meneruskan pendidikan di Program Studi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis juga mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan diantaranya Divisi Keamanan Panitia PPnEC 2012, dan Divisi Humas Kerukunan JKMK 2013/2015.
(1)
45
Lampiran 16. Spss Tabel VII. Perbedaan Faktor Tingkat Penghasilan Terhadap Nilai Skor Kualitas Hidup SF-36.
Group Statistics cc_pen
ghasila
n N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PF <umr 134 89.70 16.080 1.389
>umr 71 93.80 11.099 1.317
RP <umr 134 43.28 42.828 3.700
>umr 71 70.07 37.469 4.447
BP <umr 134 57.78 15.880 1.372
>umr 71 60.55 21.066 2.500
GH <umr 134 62.05 9.411 .813
>umr 71 63.85 9.380 1.113
VI <umr 134 72.20 15.075 1.302
>umr 71 74.82 13.942 1.655
SF <umr 134 75.43 22.035 1.904
>umr 71 74.99 18.210 2.161
RE <umr 134 48.15 43.760 3.780
>umr 71 61.80 38.810 4.606
MH <umr 134 80.66 14.690 1.269
>umr 71 83.30 13.657 1.621
PCS <umr 134 252.91 60.573 5.233
>umr 71 288.41 54.634 6.484
MCS <umr 134 276.45 67.488 5.830
(2)
(3)
47 Lampiran 18. Uji Besar Sampel
(4)
48 Lampiran 19. Skor Kuisioner SF-36 Versi II
Nomor Pertanyaan Kode Nilai Nilai Akhir
1 1 5,0
2 4,4
3 3,4
4 2,0
5 1,0
2 1 5
2 4
3 3
4 2
5 1
3a, 3b, 3c, 3d, 3e, 3f, 3g, 3h, 3i, 3j
1 1
2 2
3 3
4a, 4b, 4c, 4d 1 1
2 2
5a, 5b, 5c 1 1
2 2
6 1 5
2 4
3 3
4 2
5 1
7 1 6,0
2 5,4
3 4,2
4 3,1
5 2,2
6 1,0
8 1 6,0
2 4,75
3 3,5
4 2,25
5 1,0
9b, 9c, 9f, 9g, 9i 1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
9a, 9d, 9e, 9h 1 6
(5)
49
3 4
4 3
5 2
6 1
10 1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
11a, 11c 1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
11b, 11d 1 5
2 4
3 3
4 2
(6)
50
Biografi Penulis
Penulis bernama Lengkap Fransisca Melani, lahir di Biak, Papua pada tanggal 23 September 1994. Penulis merupakan anak bungsu perempuan dikeluarga dari pasangan suami istri Bapak A. Urip dan Ibu Emiliana Sarjilah. Penulis menempuh pendidikan formal di TK Sukaria (1998-2000), SD Santo Yoseph II Biak (2000-2006), SMP Negeri I Biak (2006-2009), SMA Katolik Yossudarso Biak (2009-2012), dan pada tahun 2012 meneruskan pendidikan di Program Studi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis juga mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan diantaranya Divisi Keamanan Panitia PPnEC 2012, dan Divisi Humas Kerukunan JKMK 2013/2015.