STUDI MAKROINVERTEBRATA AKUATIK PADA SAWAH ORGANIK DAN ANORGANIK DI DESA LUBUK BAYAS KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

(1)

STUDI MAKROINVERTEBRATA AKUATIK PADA SAWAH ORGANIK DAN ANORGANIK DI DESA LUBUK BAYAS KECAMATAN

PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Oleh :

Safrizal Dalimunthe NIM 4103220037 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

i

Judul Skripsi:

Nama Mabasiswa Nim

Program Studi Jurusan

FMIP A UNIMED

: Studi Makroinvertebrata Akuatik pada Sawab Orgaoik dan Sawab Anorganik di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

: Safrizal Dalimunthe : 4103220037

: Biologi : Biologi

Menyetujui:

Dosen Pembimbing Skripsi

Syarifuddin, M.Sc.,Ph.D NIP. 19591122198601 I 001

Mengetahui:

Jurusan Biologi Ketua,

Drs. Tri Harsono, M.Si NIP.196512311990031018


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah S.W.T Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan usaha sebaik-baiknya.

Skripsi yang berjudul “Studi Makroinvertebrat Akuatik pada Sawah Organik dan Anorgnik di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai” disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains di Jurusan Biologi Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Proses pengerjaan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan terima kasih yang tuluh dan hormat kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayah B. Balimunthe dan Ibu D. Rambe, selaku orang tua yang baik dan bertanggung jawab dalam mendidik penulis, membiayai serta mendo’akan penulis.

2. Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph,D selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar M.Si, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si, selaku Ketua Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Melva Silitonga, M. Si, selaku Ketua Program Studi Biologi Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Skrisi yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu serta memberikan bimbingan berbagai ilmu kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Msadiana Sinambela, M.Si, Ibu Dra. M. Sipayung, M.Si, Ibu Riwayati, M.Si, selaku Dosen Penguji. Terima kasih atas saran dan kritikan kepada penulis untuk perbaikan dalam penyusunan skripsi ini dan terima kasih untuk waktunya.


(4)

vi

8. Bapak Drs. Hudson Sidabutar, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis. Terima kasih atas perhatian yang telah bapak berikan selama penulis menjalani perkuliahan di Universitas Negeri Medan.

9. Seluruh staff pengajar Jurusan Biologi Unimed yang telah banyak memberikan ilmu dan pelajaran serta pengajaran softskill selama menjalani perkuliahan. Penulis minta maaf pada semua dosen jika ada kesalahan selama perkuliahan.

10. Saudara kandung penulis Khalik, Yusuf, Yakuf, Rudi, Hengki dan Deliani yang banyak memberikan dukungan berupa moral, do’a serta materi selama menjalani perkuliahan.

11. Sahabat terbaik Astrid Siska Pratiwi yang memberikan banyak dukungan semangat dan terima kasih atas kerja samanya dalam proses penyusunan skripsi masing-masing, maaf kalau penulis banyak salah.

12. Seluruh teman-teman mahasiswa biologi stambuk 2009, 2010,2011,2012 dan 2013 yang banyak memberikan dukungan dan do’a dalam upaya penyelesaian skripsi ini.

13. Seluruh teman sekelas di Nondik 2010, terima kasih atas dukungan dan kerja samanya selama menjalani perkuliahan dari masa PAMB sampai smester akhir.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan atau kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangan berterima kasih dan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dalam perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya khususnya bagi Jurusan Biologi Unimed. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak.

Medan, April 2014

Safrizal Dalimunthe 4103220037


(5)

Daftar Isi

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar v

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Batasan Massalah 3

1.4 Rumusan Masalah 4

1.5 Tujuan Penelitian 4

1.6 Manfaat Penelitian 5

BAB II. TINJAUAN TOERI

2.1 Ekosistem Sawah 6

2.2 Makroinvertebrata 6

2.3 Fungsi Ekologis Makroinvertebrata 8

2.4 Makroinvertebrata Sebagai Indikator Pencemaran 9

2.5 Pestisida 10

2.6 Dampak pestisida terhadap sawah 11

2.7 Pertanian Organik 12

2.8 Pertanian Non-Organik (Konvensional) 12 2.9 Faktor-Faktor Fisika Kimia Perairan 13 2.9.1 Disolved Oxigen (DO) Oksigen Terlarut 14

2.9.2 Derajat Keasaman pH 14

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 16

3.2 Populasi dan Sampel 16


(6)

viii

3.4. Desain Penelitian 17

3.5 Teknik Pengumpulan Data 18

3.5.1 Metode Sampling 18

3.6 Prosedur Kerja 19

3.6.1 Prosedur Kerja di Lapangan 19 3.6.2 Prosedur Kerja di Laboratorium 20

3.7 Teknik Analisis Data 21

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 23

4.2 Pembahasan 36

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 58

5.2 Saran 59

DAFTAR PUSTAKA 60


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Makroinvetebrata di Danau Toba 8

Tabel 2.2 Nilai DO terhadap Derajat Pencemaran 13

Tabel 2.2 Pengaruh nilai pH Terhadap Biota Penghuninya 16

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Kadar DO dan pH sawah 23

Tabel 4.2 Hasil Identifikasi 23


(8)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Gambaran titik-titik pengambilan sampel 18

Gambar 3.2 Ilustrasi balok kubus (50 x 50 25) 19

Gambar 4.1 Kelimpahan makroinvertertebrata 26

Gambar 4.2 Kelimpahan makroinvertebrata pada usia padi yang berbeda 27

Gambar 4.3 Kepadatan makroinvertebrata 27

Gambar 4.4 Kepadatan makroinvertebrata pada usia padi yang berbeda 28

Gambar 4.5 Kekayaan jenis makroinvertebrata 29

Gambar 4.6 Kepadatan makroinvertebrata pada usia padi yang berbeda 30

Gambar 4.7 Indeks keanekaragaman makroinvertebrata 30

Gambar 4.8 Indeks keanekaragaman pada usia padi yang berbeda 31 Gambar 4.9 Indeks dominansi makroinvertebrata 32

Gambar 4.10 Ideks dominansi pada usia padi yang berbeda 33 Gambar 4.11 Indeks keseragaman makroinvertebrata 33

Gambar 4.12 Kemerataan makroinveerebrata pada usia padi yang berbeda 34


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar jenis-jenis makroinvertebrata 63

Lampiran 2 Data jenis dan jumlah makroinvertebrata 68

Lampiran 3 Perhitungan 75

Lampiran 4 Analisis SPSS 80


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Makroinvetebrata di Danau Toba 8

Tabel 2.2 Nilai DO terhadap Derajat Pencemaran 13

Tabel 2.2 Pengaruh nilai pH Terhadap Biota Penghuninya 16

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Kadar DO dan pH sawah 23

Tabel 4.2 Hasil Identifikasi 23


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Gambaran titik-titik pengambilan sampel 18

Gambar 3.2 Ilustrasi balok kubus (50 x 50 25) 19

Gambar 4.1 Kelimpahan makroinvertertebrata 26

Gambar 4.2 Kelimpahan makroinvertebrata pada usia padi yang berbeda 27

Gambar 4.3 Kepadatan makroinvertebrata 27

Gambar 4.4 Kepadatan makroinvertebrata pada usia padi yang berbeda 28

Gambar 4.5 Kekayaan jenis makroinvertebrata 29

Gambar 4.6 Kepadatan makroinvertebrata pada usia padi yang berbeda 30

Gambar 4.7 Indeks keanekaragaman makroinvertebrata 30

Gambar 4.8 Indeks keanekaragaman pada usia padi yang berbeda 31 Gambar 4.9 Indeks dominansi makroinvertebrata 32

Gambar 4.10 Ideks dominansi pada usia padi yang berbeda 33 Gambar 4.11 Indeks keseragaman makroinvertebrata 33

Gambar 4.12 Kemerataan makroinveerebrata pada usia padi yang berbeda 34


(12)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar jenis-jenis makroinvertebrata 63

Lampiran 2 Data jenis dan jumlah makroinvertebrata 68

Lampiran 3 Perhitungan 75

Lampiran 4 Analisis Program SPSS 80


(13)

1 1.1. Latar Belakang Masalah

Kondisi sekarang, pemanfaatan pestisida, herbisida dan pupuk kimia sangat umum digunakan dalam usaha mempertahankan hasil pertanian di sawah khususnya. Dengan maksud untuk melindungi persawahan dari hama, gulma dan untuk menambahakan unsur-unsur kimia yang dibutuhkan padi secara cepat. Karena hama hanya didefinisikan dalam kaitannya dengan kerugian ekonomi yang mereupakan konsep abstrak buatan manusia yang tidak memiliki arti ekologis sama sekali (Desmukh, 1992) dan gulma merupakan tumbuhan yang salah tempat, suatu tumbuhan yang mengganggu (interfering) kehendak manusia yang menggunakan lahan dan bernilai negatif sehingga harus di berantas (Hardjosuwarno, 2001). Pengendalian hasil tanam yang dilakukan petani ini merupakan upaya untuk menjaga kestabilan hasil panen untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Menurut Susanto (2000) bahwa pertumbuhan manusia (kelompok) akan menyebabkan sumberdaya makin terbatas. Sehingga padi atau beras sampai sekarang masih berperan sebagai pangan utama (khususnya Indonesia) dan bahkan sebagai perekonomian sebagian besar penduduk pedesaan.

Petani cenderung melakukan usaha apa saja yang bisa mendongkrak hasil pertaniaannya, termasuk menggunakan pupuk kimia (sintetis) dan pestisida sintesis untuk mengurangi kerugian akibat hama padi dan herbisida untuk mengurangi persaingan interspesies antar padi dengan gulma sawah. Selain berbahaya bagi kesehatan manusia, pestisida dapat mempunyai dampak buruk bagi lingkungan. Pestisida yang ditemukan dalam berbagai medium lingkungan hanya sedikit sekali, namun kadar ini mungkin akan lebih tinggi bila pestisida terus bertahan di lingkungan disebut residu (Afryanto, 2008).

Pendekatan ini, zat kimia yang lebih dikenal dengan insektisida untuk mengendalikan populasi serangga hama. dengan mempertimbangkan efek samping baik itu terhadap predator, parasitoid dan lingkungan (Manurung, 2012). Karena usaha peningkatan produksi kebutuhan pokok tersebut tidak lepas dari kendala hama


(14)

2 maupun gulma (Prasetiyo, 2002). Petani konvensional menggunakan pupuk dan insektisida sintetis untuk penanganan yang cepat terhadap hama dan gulma pengganggu, para petani umumnya sadar bahwa prilaku mereka merupakan tindakan yang tidak sehat namun ini merupakan langkah tepat untuk menghindari kerugian produksi mereka. Penggunaan pestisida dalam pengendalian hama tidak senantiasa bermakna dapat menurunkan populasi serangga hama, malahan yang sebaliknya dapat saja terjadi, yakni justru menyebabkan peledakan populasi serangga hama (Manurung, 2012).

Dampak nyata buruknya komposisi pestisida dan insektisida yang mengandung bahan-bahan toksik menyebabkan timbulnya masalah – masalah yang kompleks baik dari segi kesehatan manusia yaitu senyawa karsinogenik (pemicu kanker dan penyakit lainnya) atau perusak saraf, tanaman, maupun tanah, yang tercemar akibat pengunaan pestisida secara berlebihan. Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat dan sebagainya (Sofia, 2001). Disamping kerugian di atas masih ada kerugian yang ditimbulkan oleh insektisida dan herbisida sintesis adalah bukan hanya gulma atau hama yang mati, bahkan yang bukan hama pun ikut mati dan dirugikan misalnya predator alami juga dapat dirugikan (Bacco, 2005).

Akumulasi pencemaran zat kimia beracun dan pestisida tersebut tertimbun pada lumpur sawah dari paparan langsung air sawah dari zat kimia yang dimasukkan malalui penyemprotan atau penaburan. Pada sawah terdapat hewan-hewan avertebrata akuatik yang menempati air dan lumpur yang sangat rentan terpapar oleh akumulasi racun karena habitatnya di air dan lumpur yang berada pada bagian bawah lapisan ekosistem sawah. Dampak pemupukan pada sawah non-organik mungkin berpengaruh pada komposisi hewan invertebrata air bila dibandingkan dengan sawah organik yang tidak dimasukkan pencemar berupa racun kimia. sehingga perlu dilakukan penelitian untuk melihat ada tidaknya pengaruh pemupukan dan penyemprotan dari hasil pengamatan makroinvertebrata nantinya.


(15)

3 biasanya hanya jumlah dan keanekaragamannnya yang dijadikan parameter pencemaran. Penelitian makroinvertebrata di sawah organik belum penulis temukan yang ada baru di sawah konvensional saja sehingga penelitian ini penting kiranya untuk dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan petani (kondisi sawah) terhadap komposisi makroinvertebrata khususnya di Sematera Utara.

Pada penelitian yang telah dilakukan Wufai (2011) tentang komposisi makroinvertebrata pada sawah di Kasmir, India. Sawah yang umum di India yaitu sawah konvensional. Hasil yang diperoleh adalah ada 3 filum yaitu Annelida, Arthropoda dan Molluska. Adapapun jenis Annelida yaitu Allolobophora rosea, Branchiura sowerbyi, Hirudo sp, Lumbricus terrestris dan Tubifex tubifex, dari filum Arthropoda yaitu Chironomous larva sedangkan dari filum Molluska yaitu Bithynia tentaculata. Kim, H.J, et al (2009), mereka mendapatkan hasil pada sawah organik ditemukan 28 spesies dari 22 famili dari 12 ordo. Sedangkan pada sawah non-organik ditemukan 25 spesies dari 22 famili dari 10 ordo di Korea. Penelitian yang mengkaji perbedaan komposisi komunitas makroinvertebrata pada sawah organik dan anorganik di Indonesia belum penulis temukan khususnya di Sumatera. Berdasarkan latar belakang di atas saya memilih judul penelitian “Studi Makroinvertebrata Akuatik pada Sawah Organik dan Anorganik di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai".

1.2. Identifikasi Masalah

Sawah organik dalam penelitian ini merupakan sawah yang mendapat perlakuan dari petani dengan mengandalkan bahan-bahan organik sebagai sumber nutrisi padi dan perlindungan dari hama sedangkan pada sawah anorganik di Desa Lubuk Bayas mendapatkan perlakuan pemberian pupuk Urea dalam mempertahankan hasil panen padi, untuk menjaga dari serangan hama pertanian ini mengandalkan insektisida alami.


(16)

4 Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini adalah bagaiman pengaruh perlakuan petani yang berbeda (sawah organik dan sawah anorganik) terhadap kelimpahan, kepadatan, kekayaan jenis, keanekaragaman, keseragaman dan dominansi makroinvertebrata serta bagaimana pengaruh terhadap sifat kimia persawahan di lokasi penelitian.

1.3. Batasan Masalah

Studi ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat dan mengetahui kelimpahan, kepadatan, kekayaan jenis, keanekaragaman, keseragaman dan dominansi di organik dan non-organik. Agar permasalahan tidak meluas maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada keberadaan dan jumlah makroinvertebrata yang disampling untuk nantinya diolah untuk kelimpahan, kepadatan, kekayaan jenis, keanekaragaman, keseragaman dan dominansi serta mmengatahui pengaruh sawah yang berbeda terhadap sifat kimia di sawah organik dan sawah non-organik (pH dan DO) di desa Lubuk Bayas Kecamatan Sei Buluh Kabupaten Serdang Bedagai.

1.4. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah kelimpahan dan kepadatan makroinvertebrata pada sawah organik dan anorganik, pada usia padi yang berbeda serta bagaimana pengaruh jenis sawah dan usia padi terhadap kelimpahan dan kepadatan. 2. Bagaimanakah kekayaan jenis (jumlah spesies) dan indeks keanekaragaman

makroinvertebrata pada sawah organik dan sawah, pada usia padi yang berbeda serta bagaimana pengaruh jenis sawah dan usia padi terhadap kekayaan jenis dan keanekaragaman.

3. Bagaimanakah keseragaman dan dominansi makroinvertebrata pada sawah organik dan anorganik, pada usia padi yang berbeda serta bagaimana pengaruh jenis sawah dan usia padi terhadap keseragaman dan dominansi. 4. Bagaimanakah faktor fisika-kimia pada sawah organik dan anorganik yang


(17)

5 1. Untuk mengetahui kelimpahan dan kepadatan makroinvertebrata pada sawah organik dan anorganik pada usia padi yang berbeda serta mengetahui pengaruh jenis sawah dan usia padi terhadap kelimpahan dan kepadatan. 2. Untuk mengetahui kekayaan jenis (jumlah spesies) dan indeks

keanekaragaman makroinvertebrata pada sawah organik dan sawah anorganik pada usia padi yang berbeda serta pengaruh jenis sawah dan usia padi terhadap kekayaan jenis dan indeks keanekaragaman.

3. Untuk mengetahui keseragaman dan dominansi makroinvertebrata pada sawah organik dan anorganik pada usia padi yang berbeda serta pengaruh jenis sawah dan usia padi terhadap keseragaman dan dominansi.

4. Untuk mengetahui faktor fisika-kimia pada sawah organik dan anorganik yang mendapat perlakuan yang berbeda.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Menjadi bekal dasar bagi penulis dalam mendalami ilmu ekologi sebagai calon ilmuan Biologi.

2. Sebagai sumber informasi dan referensi bagi masyarakat luas tentang jenis-jenis makroinvertebrata pada sawah organik dan anorganik dan jenis-jenis-jenis-jenis makroinvertebrata apa yang umum ditemukan di sawah.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi para petani dan masyarakat luas untuk memilih dan melakukan teknik bertani yang sehat.

4. Sebagai bahan masukan bagi instansi pemerintah khususnya bidang pertanian. 5. Sebagai informasi pendukung bagi peneliti lain yang berehubungan dengan


(18)

58 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan terhadap Studi Makroinvertebrata Aquatik pada Sawah Organik dan Non-organik di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Seradang Bedagai, maka dapat diambil disimpulkan:

1. Kelimpahan makroinvertebrata pada sawah organik 28,03 ± 10,122 individu (� ± SB) lebih tinggi dibandingkan sawah anorganik 16,50 ± (� ± SB). Kepadatan pada sawah organik 5,89 ± 8,85 individu/m2 (� ± SB) juga lebih tinggi dibandingkan pada sawah anorganik 3,62 ± 7,88 individu/m2 (� ± SB). Jenis sawah berpengaruh signifikan terhadap kelimpahan (F=472,611 ; P=0,0001) bgitu juga dengan kepadatan (F=22,390 ; P=0,0001).

2. Kekayaan jenis makroinvertebrata pada sawah organik 10,74 ± 2,73 jenis (� ± SB) lebih tinggi dibanding pada sawah anorganik 6,88 ± 2,23 jenis (� ± SB). Indeks keanekaragaman makroinvertebrata pada sawah organik 2,10 ± 0,28 (� ± SB) juga lebih tinggi dibandingkan sawah anorganik 1,60 ± 0,40 (� ± SB). Jenis sawah berpengaruh signifikan terhadap kekayaan jenis (F=728,55 ; P=0,0001) begitu juga dengan indeks keanekaragaman (F=430,122 ; P=0,0001).

3. Indeks dominansi makroinvertebrata pada sawah organik 0,15 ± 0,05 (� ± SB) lebih rendah dibanding sawah anorganik 0,26 ± 0,11 (� ± SB). Indeks kesergaman makroinvertebrat pada sawah organi 0,8563 ± 0,81 (� ± SB) sama dengan anorganik 0,8563 ± 0,87 (� ± SB). Jenis sawah berpengaruh terhadap indeks dominansi (F=413,885; P=0,0001), tetapi indeks keseragaman tidak (F =0,001 ; P = 0,981) . 4. DO pada persawahan organik 4,7 ± 0,20 mg/l lebih rendah dibanding anorganik 5,6 ± 0,13 mg/l namun keduanya bersifat asam. Simpangan baku DO pada sawah organik lebih rendah dibandingkan organik. pH pada persawahan organik 5,3 ± 0,17 lebih rendah dibanding anorganik 5,7 ± 0,39 namun keduanya bersifat asam. Simpangan baku pH pada sawah organik lebih rendah dibandingkan organik.


(19)

59 1.Perlu adanya penelitian lanjutan yang lebih khusus dan mendalam tentang jenis-jenis makroinvertebrata pada sawah organik dan anorganik berdasarkan umur padi.

2.Perlu penelitian lanjutan lebih mendalam untuk mengkaji pengruh faktor fisika-kimia serta substrat persawahan lebih fokus terhadap kehadiran jenis makroinvertebrata pada tiap sawah.


(20)

60 DAFTAR PUSTAKA

(Angriawan, 2013). oksigen terlarut, fak ilmu klautan .unpad.

Afryanto, (2008), Kajian Keracunan Pestisida pada Petani Penyemprot Cabe di Kecamatan Bendungan Semarang, Thesis, UNDIP, Semarang

Anwar. (2011). Struktur Komunitas Plankton sebagai Bioindikator Kualitas

Ardi, (2002), Pemanfaatan Makrozoobentos Sebagai Indikator Kualitas Perairan Pesisir, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Bacco, D., (2005), Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Pangan : Konsepsi dan Implementasi, Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tanhunan Komda Sul-sel, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan

Biodiversitas. ISSN: 1412-033X Volume 7, Nomor 4 Oktober 2006 Halaman: 354-360 Komunitas Makrozoobentos pada Kawasan Budidaya Tambak di Pesisir Malakosa Parigi-Moutong, Sulawesi Tengah Countries. Bangkok. P. 233. Borror, Donal J, et al. (1992). Pengenalan Pelajaran Serangga .Gadjah MadaUniversity.

Yogyakarta.

Cummins, K.W. 1975. Macroinvertebrates. Hal. 170. In Whitton, B.A (Ed). River Ecology. Blackwell Scientific Publication. Oxford

Desmukh, I., (1992), Ekologi dan Biologi Tropika, Yayasan

Edmonson, W.T. (1959), Fresh Water Biology, John Willey and Sons. New York. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Efrizal, T., (2008), Struktur Komunitas Makrozoobentos Perairan Sungai Sail Pekanbaru, Jurnal of Environtmental Science, UNRI

Fadli, N., (2012), Keragaman makrozoobenthos di perairan Kuala Gigieng Perairan di Telaga Namberen. Skripsi. Yogyakarta: FMIPA Universitas

Fitriana, Y.R. (2005). Keanekargaman dan Kelimpahan Makroozoobentos di Hutan Mangrove Hasil Rehabilitasi Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali. Jurnal

Haddy, S., (1994), Study Evaluasi Ekologi Penggunaan Pestisida pada Pertanian


(21)

61 Hardjowigeno, (2004), Morfologi dan Klasifikasi Tanah Sawah, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanah dan, Bogor

Harminto, S., (2003), Taksonomi Avertebrata, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta

Hawkes, H.A. 1979. Invertebrates as indicators of river water quality. Hal. 2(1- http://pupukdsp.com/index.php/Pupuk-Tanaman/Penyebab-Tanah-Masam-pH-rendah.html 13.3.1423.00s

Irmawan, R. N. (2010). Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Estuaria Kuala Sugihan Provinsi Sumatra Selatan. Program Studi Kelautan FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatra Selatan

John Wiley &Sons. Chichester Water Quality With Reference to Community Diversity Development

Jonathan. (1975). Ecosystem, Energy, Population. Philadelphia

Kemas, et al, (2005), Biologi Tanah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Kurnia, U., Teknologi Pengendalian Pencemaran Lahan Sawah, Kabupaten Aceh Besar, Depik, 1(1): 45-52, April 2012, ISSN 2089-7790

Kuswandi, D., (2012), Silde Share (Pertanian Konvensional), Press, Yogyakarta. Lee et al. (1978). Benthic Macroinvertebrate and Fish as Biological Indicator of Water

Quality With Reference to Community Diversity Development. New York Leviton, J. S. 1982. Marine Biology. Prentice Hall Inc. New Jersey. USA. 526 p.

Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta : Kanisius.

Magurran AE. (1987). Ecologycal Diversity and Its Measurement. New Jersey: Princeton University Press.

Manurung, B., (2012), Entomologi, Unimed, Medan Manurung, B., (2013), Ekologi Hewan, Unimed, Medan

Mariana, R., (2007), Toksikologi Pestisida dan Penanganan Akibat Keracunan Pestisida, Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3, Puslitbang Biomedis dan Farmasi


(22)

62 Michael, E. (1985), Competitive Advantage : Creating and Sustaining Superior

Performance, New York Free Press.

Michael, P., (1994), Metode Ekologi Untuk Penyidikan Ladang dan Laboratorium, UI-press, Jakarta

Muhaimin, H., (2013), Distribusi Makrozoobentos pada Sedimen Bar (Pasir Penghalang di Intertidal Pantai di Desa Mappakaloppo Kabupaten Takalar, Skripsi, Univ.Hasanuddin, Makassar

Muhammad, N., (1989), Ekologi Hewan Tanah, Bumi Aksara, Jakarta Negeri Yogyakarta.

Nybaken, J W, (1992), Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis, Pt Gramedia, Jakarta

Obor Indonesia, Jakarta

Odum, E. P. ((1971). Fundamentals of Ecology. W.B. Sounders Company Ltd.

________.(1993), Dasar-dasar Ekologi. Dialihbahasakan oleh Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

________ .(1983). Basic Ecology. Saunders College Publ. Holt Saunder. Tokyo. ________ .(1994). Dasar Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Gadjah Mada University

38). In James, A. and L. Evison (Ed). Biological indicators of water quality. Philadelphia.

Petrus dan Pirzan, (2007) Macrozoobenthos Community at the Pond Culture Area in Malakosa Coastal, Parigi-Moutong, Central of Sulawesi

Pirzan, A. M. (2005). Keragaman ikan, krustasea, dan moluska menunjang usaha perikanan budidaya dan sero di perairan Pesisir Tongketongke-Sinjai, Sulawesi Selatan. Laporan Hasil Penelitian Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. 12 hal (in proces).

Pirzan, A.M. (2005). Potensi Lahan Budidaya Tambak dan Laut di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia.

Pradhan, B., R. Bajracharya dan L. Rajbhandari. (2005). Water quality classification model in the Hindu Kush-Himalayan Region: The Bagmati River in Kathmandu Valley, Nepal. Submitted to ICIMOD. Joint Collaboration of MENRIS and WHEM Program. Department of Community Medicine &


(23)

63 Pranomo, P., (2004), Kajian Penggunaan Bahan Organik pada Padi Sawah,

Agrosains 6 (1): 11-14, 2004

Prasetyo, Y., (2002), Budidaya Padi Sawah TOT (Tanpa Olah Tanah), Kanisius, Yogyakarta

Prastowo, P., (2012), Ekologi Hewan, Unimed, Medan

Rosmelina, D., (2009), Studi keanekakragaman Makrozoobentos di Aliran Sungai Padang Tebing Tinggi, Skripsi, USU

Ross, et al, (1982), Entomology Fourth Edition, Singapura

Sa’id, E.G., (1994), Dampak Negatif Pestisida, Sebuah Catatan bagi Kita Semua. Agrotek, Vol. 2(1). IPB, Bogor

Sastrawijaya,(1991) ,Pencemaran Lingkungan Hidup, Rineke Cipta, Jakarta

Sinaga, L., (2009), Keanekaragaman Makrozoobenthos Sebagai Indikator Kualitas Perairan Danau Toba, Tesis, USU

Soemarno, M., (2010), Ekosisitem Sawah, pslp-ppsub-2010

Sofia, D., (2001), Pengaruh Pestisida dalam Lingkungan Pertanian, USU Sudarmo, S., (1991). Pestisida. Penerbit Kanisius, Yogyakarta,

Suhardianto, et al.,(2007), Ketahanan Pangan Keluarga Penghasil Beras Organik,Jurnal Gizi dan Pangan, Vol :2 No 3, IPB, Bogor

Susanto, P., (2000), Pengantar Ekologi Hewan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Suwondo, et al, (2004). Kualitas Biologi Perairan Sungai Senapelan, Sago dan Sail di Kota Pekanbaru Berdasarkan Bioindikator Plankton dan Bentos. Jurnal Biogenesis. 1(1):15-20

Syam, M., (2008), Padi Organik dan Tuntutan Peningkatan Produksi Beras, IRRI Liaison Scientist untuk Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, Iptek Tanaman Pangan Vol. 3 No. 1 – 2008


(24)

64 Widaningsih, D.,(2005), Dampak Pemakaian Pestisida Pada Serangga di Ekosistem

Pertanian Lahan Pertanian Sawah, Desa Telagasari, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Tesis, UI

Widodo, J. (1997). Biodiversitas sumber daya perikanan laut peranannya dalam pengelolaan terpadu wilayah pantai, dalam hal. 136 - 141 : Mallawa, A., R. Syam, N. Naamin, S. Nurhakim, E. S. Kartamihardja, A. Poernomo, dan Rachmansyah (Eds). Prosiding Simposium Perikanan Indonesia II, Ujung Pandang 2-3 Desember 1997.

Wilhm, J. L., and T.C. Doris. (1986). Biologycal Parameter for water quality Criteria. Bio. Science: 18.

Wufai dan Bhat, (2011), Macrozoobentihic Taxocoenosis in a Cultivator’s Rice Field of North West Kasmir, Journal of Energy and Envirintment, 2(3): 244-249 (http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/bab10%20SUPERORDO%20%20HEMIP

TEROIDEA%20edited%20fin.htm)

(http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/bab11%20SUPERORDO%20NEUROPT EROIDEA%20edited%20fin.htm)


(25)

Sumatera Utara pada tanggal 6 juli 1991, merupakan anak kelima dari 7 bersaudara. Penulis lahir dari pasangan orang tua terkasih Ibunda D. Rambe dan Ayah B. Dalimunthe. Pada tahun 1998, penulis masuk Sekolah Dasar Negeri 147580 Aek Pisang Kecamatan Saipar Dolok Hole (sekarang Kecamatan Aek Bilah) dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun itu juga penulis melanjutkan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 17 Medan dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjukan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri 21 Medan dan meluluskannya pada tahun 2010. Dengan jalur SNMPTN pada tahun 2010 penulis diterima di Universitas Negeri Medan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Biologi Jurusan Biologi.

Selama perkuliahan penulis merupakan anggota Fostibi (Forum Studi Islam Biologi) dan perneh mengikuti seleksi Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Negeri Medan namun tidak dilanjutkan. Selama masa pembelajaran di Biologi penulis pernah menjadi asissten dosen: Morfologi Tumbuhan tahun 2011 dan Ekologi Hewan pada 2012 dan 2013. Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di Resort Sei Betung, Halaban, Besitang rekomendasi dari OIC (Orangutan Information Centre) pada tahun 2013.

Dengan ilmu dan pengalaman serta bimbingan dari Bpk. Syarifuddin, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi, penulis menyusun skripsi dengan judul “Studi Makroinvertebrata Akuatik pada Sawah Organik dan Anorganik di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai”


(1)

DAFTAR PUSTAKA (Angriawan, 2013). oksigen terlarut, fak ilmu klautan .unpad.

Afryanto, (2008), Kajian Keracunan Pestisida pada Petani Penyemprot Cabe di Kecamatan Bendungan Semarang, Thesis, UNDIP, Semarang

Anwar. (2011). Struktur Komunitas Plankton sebagai Bioindikator Kualitas

Ardi, (2002), Pemanfaatan Makrozoobentos Sebagai Indikator Kualitas Perairan Pesisir, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Bacco, D., (2005), Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Pangan : Konsepsi dan Implementasi, Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tanhunan Komda Sul-sel, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan

Biodiversitas. ISSN: 1412-033X Volume 7, Nomor 4 Oktober 2006 Halaman: 354-360 Komunitas Makrozoobentos pada Kawasan Budidaya Tambak di Pesisir Malakosa Parigi-Moutong, Sulawesi Tengah Countries. Bangkok. P. 233. Borror, Donal J, et al. (1992). Pengenalan Pelajaran Serangga .Gadjah MadaUniversity.

Yogyakarta.

Cummins, K.W. 1975. Macroinvertebrates. Hal. 170. In Whitton, B.A (Ed). River Ecology. Blackwell Scientific Publication. Oxford

Desmukh, I., (1992), Ekologi dan Biologi Tropika, Yayasan

Edmonson, W.T. (1959), Fresh Water Biology, John Willey and Sons. New York. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Efrizal, T., (2008), Struktur Komunitas Makrozoobentos Perairan Sungai Sail Pekanbaru, Jurnal of Environtmental Science, UNRI

Fadli, N., (2012), Keragaman makrozoobenthos di perairan Kuala Gigieng Perairan di Telaga Namberen. Skripsi. Yogyakarta: FMIPA Universitas

Fitriana, Y.R. (2005). Keanekargaman dan Kelimpahan Makroozoobentos di Hutan Mangrove Hasil Rehabilitasi Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali. Jurnal Haddy, S., (1994), Study Evaluasi Ekologi Penggunaan Pestisida pada Pertanian


(2)

Hardjosuwarno, S., (2001), Ekologi Gulma,Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta

Hardjowigeno, (2004), Morfologi dan Klasifikasi Tanah Sawah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan, Bogor

Harminto, S., (2003), Taksonomi Avertebrata, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta

Hawkes, H.A. 1979. Invertebrates as indicators of river water quality. Hal. 2(1- http://pupukdsp.com/index.php/Pupuk-Tanaman/Penyebab-Tanah-Masam-pH-rendah.html 13.3.1423.00s

Irmawan, R. N. (2010). Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Estuaria Kuala Sugihan Provinsi Sumatra Selatan. Program Studi Kelautan FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatra Selatan

John Wiley &Sons. Chichester Water Quality With Reference to Community Diversity Development

Jonathan. (1975). Ecosystem, Energy, Population. Philadelphia

Kemas, et al, (2005), Biologi Tanah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Kurnia, U., Teknologi Pengendalian Pencemaran Lahan Sawah, Kabupaten Aceh Besar, Depik, 1(1): 45-52, April 2012, ISSN 2089-7790

Kuswandi, D., (2012), Silde Share (Pertanian Konvensional), Press, Yogyakarta. Lee et al. (1978). Benthic Macroinvertebrate and Fish as Biological Indicator of Water

Quality With Reference to Community Diversity Development. New York Leviton, J. S. 1982. Marine Biology. Prentice Hall Inc. New Jersey. USA. 526 p.

Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta : Kanisius.

Magurran AE. (1987). Ecologycal Diversity and Its Measurement. New Jersey: Princeton University Press.

Manurung, B., (2012), Entomologi, Unimed, Medan Manurung, B., (2013), Ekologi Hewan, Unimed, Medan

Mariana, R., (2007), Toksikologi Pestisida dan Penanganan Akibat Keracunan Pestisida, Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3, Puslitbang Biomedis dan Farmasi


(3)

Michael, E. (1985), Competitive Advantage : Creating and Sustaining Superior Performance, New York Free Press.

Michael, P., (1994), Metode Ekologi Untuk Penyidikan Ladang dan Laboratorium, UI-press, Jakarta

Muhaimin, H., (2013), Distribusi Makrozoobentos pada Sedimen Bar (Pasir Penghalang di Intertidal Pantai di Desa Mappakaloppo Kabupaten Takalar, Skripsi, Univ.Hasanuddin, Makassar

Muhammad, N., (1989), Ekologi Hewan Tanah, Bumi Aksara, Jakarta Negeri Yogyakarta.

Nybaken, J W, (1992), Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis, Pt Gramedia, Jakarta

Obor Indonesia, Jakarta

Odum, E. P. ((1971). Fundamentals of Ecology. W.B. Sounders Company Ltd.

________.(1993), Dasar-dasar Ekologi. Dialihbahasakan oleh Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

________ .(1983). Basic Ecology. Saunders College Publ. Holt Saunder. Tokyo. ________ .(1994). Dasar Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Gadjah Mada University

38). In James, A. and L. Evison (Ed). Biological indicators of water quality. Philadelphia.

Petrus dan Pirzan, (2007) Macrozoobenthos Community at the Pond Culture Area in Malakosa Coastal, Parigi-Moutong, Central of Sulawesi

Pirzan, A. M. (2005). Keragaman ikan, krustasea, dan moluska menunjang usaha perikanan budidaya dan sero di perairan Pesisir Tongketongke-Sinjai, Sulawesi Selatan. Laporan Hasil Penelitian Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. 12 hal (in proces).

Pirzan, A.M. (2005). Potensi Lahan Budidaya Tambak dan Laut di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia.

Pradhan, B., R. Bajracharya dan L. Rajbhandari. (2005). Water quality classification model in the Hindu Kush-Himalayan Region: The Bagmati River in Kathmandu Valley, Nepal. Submitted to ICIMOD. Joint Collaboration of MENRIS and WHEM Program. Department of Community Medicine &


(4)

Family Health Institute of Medicine, Tribhuvan University Kathmandu, Nepal.

Pranomo, P., (2004), Kajian Penggunaan Bahan Organik pada Padi Sawah, Agrosains 6 (1): 11-14, 2004

Prasetyo, Y., (2002), Budidaya Padi Sawah TOT (Tanpa Olah Tanah), Kanisius, Yogyakarta

Prastowo, P., (2012), Ekologi Hewan, Unimed, Medan

Rosmelina, D., (2009), Studi keanekakragaman Makrozoobentos di Aliran Sungai Padang Tebing Tinggi, Skripsi, USU

Ross, et al, (1982), Entomology Fourth Edition, Singapura

Sa’id, E.G., (1994), Dampak Negatif Pestisida, Sebuah Catatan bagi Kita Semua. Agrotek, Vol. 2(1). IPB, Bogor

Sastrawijaya,(1991) ,Pencemaran Lingkungan Hidup, Rineke Cipta, Jakarta

Sinaga, L., (2009), Keanekaragaman Makrozoobenthos Sebagai Indikator Kualitas Perairan Danau Toba, Tesis, USU

Soemarno, M., (2010), Ekosisitem Sawah, pslp-ppsub-2010

Sofia, D., (2001), Pengaruh Pestisida dalam Lingkungan Pertanian, USU Sudarmo, S., (1991). Pestisida. Penerbit Kanisius, Yogyakarta,

Suhardianto, et al.,(2007), Ketahanan Pangan Keluarga Penghasil Beras Organik,Jurnal Gizi dan Pangan, Vol :2 No 3, IPB, Bogor

Susanto, P., (2000), Pengantar Ekologi Hewan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Suwondo, et al, (2004). Kualitas Biologi Perairan Sungai Senapelan, Sago dan Sail di Kota Pekanbaru Berdasarkan Bioindikator Plankton dan Bentos. Jurnal Biogenesis. 1(1):15-20

Syam, M., (2008), Padi Organik dan Tuntutan Peningkatan Produksi Beras, IRRI Liaison Scientist untuk Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, Iptek Tanaman Pangan Vol. 3 No. 1 – 2008


(5)

Widaningsih, D.,(2005), Dampak Pemakaian Pestisida Pada Serangga di Ekosistem Pertanian Lahan Pertanian Sawah, Desa Telagasari, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Tesis, UI

Widodo, J. (1997). Biodiversitas sumber daya perikanan laut peranannya dalam pengelolaan terpadu wilayah pantai, dalam hal. 136 - 141 : Mallawa, A., R. Syam, N. Naamin, S. Nurhakim, E. S. Kartamihardja, A. Poernomo, dan Rachmansyah (Eds). Prosiding Simposium Perikanan Indonesia II, Ujung Pandang 2-3 Desember 1997.

Wilhm, J. L., and T.C. Doris. (1986). Biologycal Parameter for water quality Criteria. Bio. Science: 18.

Wufai dan Bhat, (2011), Macrozoobentihic Taxocoenosis in a Cultivator’s Rice Field of North West Kasmir, Journal of Energy and Envirintment, 2(3): 244-249 (http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/bab10%20SUPERORDO%20%20HEMIP

TEROIDEA%20edited%20fin.htm)

(http://web.ipb.ac.id/~phidayat/entomologi/bab11%20SUPERORDO%20NEUROPT EROIDEA%20edited%20fin.htm)


(6)

RIWAYAT HIDUP

Safrizal Dalimunthe dilahirkan di Desa Aek Pisang, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada tanggal 6 juli 1991, merupakan anak kelima dari 7 bersaudara. Penulis lahir dari pasangan orang tua terkasih Ibunda D. Rambe dan Ayah B. Dalimunthe. Pada tahun 1998, penulis masuk Sekolah Dasar Negeri 147580 Aek Pisang Kecamatan Saipar Dolok Hole (sekarang Kecamatan Aek Bilah) dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun itu juga penulis melanjutkan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 17 Medan dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjukan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri 21 Medan dan meluluskannya pada tahun 2010. Dengan jalur SNMPTN pada tahun 2010 penulis diterima di Universitas Negeri Medan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Biologi Jurusan Biologi.

Selama perkuliahan penulis merupakan anggota Fostibi (Forum Studi Islam Biologi) dan perneh mengikuti seleksi Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Negeri Medan namun tidak dilanjutkan. Selama masa pembelajaran di Biologi penulis pernah menjadi asissten dosen: Morfologi Tumbuhan tahun 2011 dan Ekologi Hewan pada 2012 dan 2013. Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di Resort Sei Betung, Halaban, Besitang rekomendasi dari OIC (Orangutan Information Centre) pada tahun 2013.

Dengan ilmu dan pengalaman serta bimbingan dari Bpk. Syarifuddin, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi, penulis menyusun skripsi dengan judul “Studi Makroinvertebrata Akuatik pada Sawah Organik dan Anorganik di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai”