IMPLIKASI PEMBATALAN KEPAILITAN TERHADAP KEDUDUKAN BANK SEBAGAI KREDITOR SEPARATIS YANG MEMEGANG HAK TANGGUNGAN DITINJAU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN K.

IMPLIKASI PEMBATALAN KEPAILITAN TERHADAP KEDUDUKAN
BANK SEBAGAI KREDITOR SEPARATIS YANG MEMEGANG HAK
TANGGUNGAN DITINJAU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.
37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN
KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

Dinne Gatari Chairandi
110110080195
ABSTRAK

Kasus pembatalan kepailitan terjadi antara PT. Bank Bukopin,
selaku Pemohon Pailit sebagai kreditor yang merasa dirugikan, oleh PT.
Altra Excis Investama selaku Termohon Pailit sebagai debitor.
Mengajukan permohonan pailit di Pengadilan Niaga yang dikabulkan dan
dibatalkan di tingkat kasasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui implikasi pembatalan kepailitan terhadap kedudukan bank
sebagai kreditor separatis yang memegang Hak Tanggungan dan
tindakan hukum apa yang dilakukan oleh bank sebagai kreditor separatis
yang memegang hak tanggungan setelah pembatalan pailit.
Metode penelitian yang digunakan dalam kasus ini adalah deskriptif
analitis dengan pendekatan yuridis normatif, yang menggambarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama Undang-Undang
Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Pembayaran
Kewajiban Utang, dikaitkan dengan teori-teori hukum dalam pelaksanaan
yang menyangkut permasalahan yang diteliti. Pengumpulan data untuk
penulisan ini adalah melaui studi kepustakaan terhadap bahan-bahan
hukum yang relevan.
Berdasarkan hasil analisis, implikasi pembatalan kepailitan
terhadap kedudukan bank sebagai kreditor separatis yang memegang
Hak Tanggungan ditinjau berdasarkan Undang-Undang No.37 Tahun
2004 Tentang Kepailitan dalam kasus ini adalah kembalinya kedudukan
bank kekeadaan semula selain itu hakim MA tidak memberikan
perlindungan hukum karena tidak mempertimbangkan ketentuan dalam
Pasal 45 UU Kepailitan dan PKPU oleh karena proses pembayaran yang
dilakukan PT. Altra Excis Investama kepada Bank Muamalat dilakukan
pada saat proses pemeriksaan perkara kepailitan. Tindakan hukum yang
dilakukan oleh bank setelah pembatalan pailit yaitu dengan mengeksekusi
jaminan hak tanggungan yang telah ada padanya melalui Gugatan ke
Pengadilan Negeri.

iv


Dokumen yang terkait

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Perlindungan Hukum Terhadap Bank Sebagai Kreditor Pemegang Hak Tanggungan Dalam Penangguhan Eksekusi Jaminan Berkaitan Dengan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan

5 56 124

Kedudukan Kreditor Separatis Ditinjau Dari Undang-Undang Kepailitan Dikaitkan Dengan Objek Hak Tanggungan

0 15 132

Kedudukan Kreditor Separatis Ditinjau dari Undang Undang Kepailitan Dikaitkan dengan Objek Hak...

0 13 3

HAK KREDITOR DALAM MELAKSANAKAN EKSEKUSI SEBAGAI PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DAN UNDANG-UNDAN.

0 0 1

Hak Suara Kreditor Separatis Dalam Proses Pengajuan Upaya Perdamaian Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 3

Hak Suara Kreditor Separatis Dalam Proses Pengajuan Upaya Perdamaian Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 32

Hak Suara Kreditor Separatis Dalam Proses Pengajuan Upaya Perdamaian Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 1 32

Hak Suara Kreditor Separatis Dalam Proses Pengajuan Upaya Perdamaian Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 1 7

HAK SUARA KREDITOR SEPARATIS DALAM PROSES PENGAJUAN UPAYA PERDAMAIAN MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG TESIS

0 0 17