Planar Kromatografi.

(1)

PLANAR KROMATOGRAFI

KARYA ILMIAH YANG TIDAK DI PUBLIKASIKAN IYAN SOPYAN, M.Si, Apt

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTS FARMASI

JATINAGOR

2010


(2)

I. Pendahuluan

Kromatografi merupakan suatu metode umum yang sudah biasa digunakan dalam laboratorium baik untuk kepentingan analisis kualitatif ataupun kuantitatif walau ada beberapa asumsi bahwa untuk keperluan kuantitatif metode planar kromatografi kurang representatif namun dengan perkembangan penemuan dan pengembangan instumentasi, metode kromatografi planar juga cukup representatif untuk keperluan kuantitatif bahkan tidak hanya terbatas pada bahan atau material yang sederhana akan tetapi pada materi yang lebih komplek misalnya suatu cairan biologis dari serum manusia.

Pada dasarnya yang kromatografi planar adalah suatu instrumen yang terdiri dari dua komponen yang penting yang pertama adalah fase diam (stationary phase) dan fase gerak (mobile phase) modifikasi pada dua komponen inilah yang mendasari perkembangan instumen dari planar kromatografi sehingga menghasilkan pemisahan yang diharapkan lebih baik, selain pada sistem deteksinya dengan perkembangan pada instrumen detektornya yang sangat variatif, yang disesuaikan dengan keperluan analisis dan akurasi hasil.

Planar kromatografi merupakan suatu hal yang diperoleh dari fenomena pemisahan suatu pigmen warna dari suatu klorofil yang di lakukan oleh Tsweet dimana Tswet mengunakan kolom yang didalamnya dimasukan suatu fase diam yang berupa kalsium karbonat yang disimpan diatasnya suatu ekstrak dari pigment klorofil yang kemudian dielusi dengan suatu pelarut organik, sehingga dihasilkan pemisahan dari pigmen-pigmen tertentu yang terelusi tidak bersamaan, sementara kertas original dari Tsweet berada di Rusia yang dipublikasikan pada tahun 1906, dan di review oleh Ettre.


(3)

Prinsip pemisahan pada kromatografi sendiri bisa terjadi secara adsorbsi atau partisi. Fase gerak pada planar kromatografi pada dasarnya merupakan suatu sistem pelarut atau cair walaupun kadang bisa menggunakan gas, dan umumnya analit adalah analit yang akan dianalisis dengan metode planar kromatografi merupakan molekul yang tidak mengaup dan stabil di udara terbuka, sementara fase diam (solid phase) bisa berupa suatu padatan atau suatu larutan yang ditempelkan pada suatu penunjang. Modifikasi dari fase solid ini sangat menentukan sekali terhadap efisiensi pemisahan dan merupakan modifikasi yang paling banyak dilakukan dalam perkembangan instrumen yang termasuk didalamnya HPTLC (high perfomance thin layer chromatograpy) sementara kromatografi elektroforesis merupakan modifikasi yang dilakukan karena sifat dari analit atau sampel yang akan di uji dan disini akan lebih melibatkan instumen lain karena berhubungan dengan muatan listrik(elektroda), ukuran molekul atau BM atau sistem polarisasi dari analit.

I. Pembagian Instrumentasi pada Planar Kromatografi a. Kertas Kromatografi (Paper chromatography)

Kromatografi ini adalah suatu metode pemisahan yang didasarkan atas perbedaan mobolitas dalam suatu fase stasioner yang diberikan. Jika ada substansi campuran, kromatografi dalam memungkinkan pemisahan dari substansi tersebut. Sebagai contoh, tinta, yang biasanya disusun atas beberapa pewarna, denga kromatografi planar kita dapat memisahkannya dan kemudian menganalisis dan mengidentifikasi nya. Kromatografi juga digunakan untuk memperoleh kadar murni dari substanasi. Ada banyak metode dari kromatografi. Diantarnya kromatografi kertas,


(4)

kromatografi, liquid kromatografi, dan kromatografi kolom. Biasanya campuran dari senyawa dapat dipisahkan dimasukan ke dalam suatu pelarut. Jenis larutan pengembang dan fase diam dapat dipilih dalam kisaran yang lebar dari kemungkinannya. biasanya, pilihan ini membuat disesuaikan dengan molekul yang akan dipisahkan. Disesuaikan dengan keadaan, yang dapat memanfaatkan perbedaan ukuran molekul, afinitas kimia terhadap penunjang, derajat ionisasi pH, solubilitas dalam air, dan lain-lain. Percobaan ini untuk di rumah atau sekolah dimana kita dapat menggunakan pelarut dan penunjang yang mudah diperoleh. Test pipa sering digunakan untuk memuat uap pelarut, manjaga kertas dari kekeringan dan tidak yang tidak membahayakan penguji. (Chamberlain J, 1995)

Kromatografi Kertas dan kromatografi lapis tipis. Juga dapat menghitung harga dari Rf dari masing-masing yang disolasi(dengan referensi terhadap garis pencil, Rf = jarak pidah dari solut dibagi jarak tempuh dari larutan pengembang). Dalam uji ini, campuran diperiksa harus dalam konsentrasi tinggi. Kita dapat menyiapkan campuran sesuai dengan experimen pendahuluan. Potong kertas filter sedikit sehingga kita dapat mamasukan dalam tube uji tanpa menyentuh dinding (sedikit lebih lebar dari dasar), dengan pananda garis pencil mendatar 25 mm, (1 inch) dari dasar jalur. Tempatkan beberapa tetes dari campuran pada garis ini dan biarkan kering. Tempatkan beberapa tetes lain sebelumnya dan biarkan kering. Ulangi tindakan ini untuk mendapat banyak, spot yang sangat pekat. Dengan sebuah pin, pastikan jalur dibawah tube. Letakan beberapa senimeter dari larutan pengembang dalam tube. membutuhkan cukup sehingga larutan pengembang kira-kira setengah antara dasar dari kertas dan 25 mm (1 inch) penanda pada kertas. Masukan lempeng pada tube. Bagian yang lebih kecil


(5)

dari lembar harus masuk kedalam larutan pengembang tanpa penyentuhan bagian bawah tube. garis pencil dan spot harus dibuat kira-kira 1 cm diatas permukaan larutan pengembang. Untuk aksi kapiler, larutan pengembang akan diabsorbsi oleh serat dari kertas dan, ketika sampai spot, ini akan mulai membawa substansi yang ada dalam campuran. Sesuai dengan karakteristik mereka, substansi ini akan berjalan lebih cepat atau lebih lambat diantara serat dari selulosa dan yang lebih cepat akan mengisi sisi utama dari yang lebih lambat dan memperlihatkan sebagai pemisahan pita pada kertas. Pindahkan lambaran sebelum solvent menjangkau ujungnya, dengan sebuah pencil, cepat tandai posisi yang dicapai oleh larutan pengembang dan biarkan kering. Berikut urutan uji pertama yang dapat dilakukan: 1. - campuran = tinta hitam, larutan pengembang = air, penunjang = filter kertas. akan baik jika kertas murni selulosa, lain kali dapat dicoba kertas jenis kertas lain seperti 2 – campuran dua tinta yang berbeda , jus tomat, jus kacang, jus turnip merah, jus cabe merah, extrak daun , dll. 3 - gunakan pertama alkohol dan kemudia aseton sebagai larutan pengembang. perhatikan karena larutan pengembang ini akan terbakar, dan aseton juga toxic, sehingga percobaan ini dilakukan diluar atau dalam kotak. larutan pengembang harus dapat melarutkan komponen dari campuran. Sebagai contoh, air tidak tersedia untuk substansi lemak, melainkan gunakan aseton. Orang banyak menggunakan substansi sebagai suatu larutan pengembang. Kita akan menemukan beberapa daftar dalam daftar dibawah ini. Seperti yang disebut dalam percobaan sebelumnya, variasi campuran harus disiapkan dalam air. Kemudian keringkan dan larutkan dalam sedikit pelarut. Campuran dibutuhkan sangat pekat agar memungkinkan. 4 – gunakan lempeng untuk penunjang kromatografi lapis tipis..5 – buat uji lain menggunakan lempeng


(6)

untuk TLC harus dibuat sendiri. Uintuk sekup ini gunakan serbuk alumina, kalsium karbonat, silika gel, magnesium silikat, dll. Untuk menggabungkan bahan penunjang dari suatu serbuk, gunakan suatu agen pengikat seperti kanji, plaster, gelatin, gum arabikum, dll. Sebagai penunjang atau gunakan bahan gelas, aluminum, atau keping plastik. Atau gunakan juga lembar asetat seperti kemudian gunakan. Gambar lengkap suatu rangkaian kromatografi kertas dapat dilihat dibawah ini :

Gambar. 1. kiri tradisional, kanan automatic sampler

b. Kromatografi Lapis Tipis (TLC)

Kromatografi lapis tipis (TLC) sama dengan kromatografi kertas, tidak mahal dan sederhana serta mudah menjalankannya, dibandingkan dengan kromatografi kertas lebih cepat, untuk kromatogarafi kertas perlu beberapa jam sedangkan dengan kromatografi TLC cukup dengan beberapa menit, dan menjadikan metode ini sangat populer dilaboratorium.


(7)

Medium pemisahannya merupakan lapisan setebal 0.1-0.3 mm yang merupakan zat padat absorben yang dilekatkan pada penunjang seperti pelat seng atau kaca, plastik, alumunium, lempeng berukuran lazim berukuran 20X5 cm zat padat yang digunakan biasanya berupa alumina, silika gel atau selulosa. Dulu peneliti menyiapkan lempeng sendiri dengan menyalut kaca dengan suspensi air dari zat padat tersebut. yang biasanya mangandung zat pengikat seperti plester paris dan kemudian mengeringkannya dalam oven, dan kemudian setelah kering lempeng-lempeng alumunium, kaca atau plastik tersebut dapat dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diminati, dan ini biasa digunakan oleh peneliti-peneliti di laboratorium sekarang ini.

Umumnya campuran zat organik ditotolkan ke salah satu sisi lempeng dalam bentuk larutan, biasanya beberapa mikroliter yang mengandung beberapa mikrogram dari analit, dengan menggunakan siring atau pipet kaca kecil, noda analit dikeringkan kemudian di celupkan pada suatu chamber yang mengandung larutan pengembang dengan komposisi tertentu, kemudian di biarkan beberapa menit sampai larutan pengembang tersebut telah mencapai batas area pengembangan, setelah itu dikeringkan dan siap untuk dianalisis untuk keperluan kualitatif dan kuantitatif, terkadang di gunakan pengembangan dua dimensi yaitu secara vertikal dan kemudian secara horizontal hal ini dimaksudkan untuk pemisahan suatu spot yang mungkin diduga masih belum murni. rangkaian lengkap dari suatu TLC dapat dilihat pada gambar dibawah ini :


(8)

Gambar. 2

http://www.CAMAG.com

c. HPTLC

High perferpomance thin layer chromatography (HPTLC) adalah suatu metode kromatografi yang merupakan pegembangan dari TLC, hal yang dikembangkan adalah fase diam atau stationary phase dari dari instrumen, yang diharapkan menghasilkan daya pisah yang lebih baik dari TLC baik dilihat dari hasil, efisiensi waktu dan biaya.

HPTLC dari sisi peralatan tidak terlalu jauh berbeda dengan TLC hanya biasanya pada fase diam ukuran pori dari fase penyerap lebih kecil sehingga diharapkan terjadi pemisahan yang lebih baik karena terjadi interaksi antara analit dengan absorbent pada permukaan yang lebih luas, kemudian ukuran dari lempeng lebih kecil karena menggunakan suatu absorbent dengan pori yang lebih kecil hal ini akan berpengaruh terhadap waktu pengembangan yang memungkinkan lebih pendek atau singkat.

Dari profil hasil kromatogram yang diperoleh dari HPTLC lebih baik dari TLC karena pada HPTLC, HETP atau efisiensi dari teori keping lebih baik dari pada TLC hal ini disebabkan permukaan dari absorbent ukuran porinya lebih kecil dari absorben0 dari TLC sehingga permukaan interaksi analit dengan stationary fase lebih luas. HPTLC mempunyai beberapa kelebihan di banding dengan TLC dalam hal:

 Tebal, keseragaman manghasilkan garis dasar stabil dalam densitometry

 Jarak pengembangan dan waktu lebih singkat

 Pita difusi rendah manghasilkan keterpaduan pita sampel

Mikrosample (nanograms dan picogram) dapat dianalisis


(9)

(Day. R.A, et,. al. 1997)

d. Kromatografi Elektroforesis Kertas

Elektroforesis teknik pemisahan lain, yang didasarkan pada perbedaan kemampuan pergerakan dari suatu ion (molekul yang bermuatan) dalam suatu media yang berada dalam medan listrik. Ion bergerak dengan lambat atau cepat sesuai dengan muatan, ukuran, bentuk, dan lain-lain. Sesuai dengan teknik yang digunakan, perlalatan terdiri dari dua kotak besar yang mengandung suatu elektrolit, penunjang (filter kertas, lapisan selulose asetat, gel poliacrilamide, atau pipa kapiler), sumber listrik DC dan dua elektrode. Elektroforesis secara luas digunakan untuk memisahkan substansi seperti asam amino, protein, rantai DNA, dan lain-lain. Seperti pada kasus kromatografi, orang menggunakan perbedaan penunjang dan larutan pengembang sesuai dengan substansi yang akan dipisahkan dan tekhnik yang digunakan (Sherma Joseph, 2004). Percobaan pada elektroforesis kertas, tempatkan dua baskom kecil beberapa cm (1 inch) secara terpisah. Masukan kedalam baskom suatu elektrolit dibuat dari sendok, dari tabel garam dan yang lainnya dari baking soda dalam 300 ml(1 1/2 cups) dari air. Letakan lempeng gelas pada dua baskom dan padanya letakan sebuah alur kertas filter rendamkan dalam elektrolit. lajur ini harus di celupkan dengan masing-masing ujung dalam larutan elektrolit dalam baskom untuk melengkapi aliran elektrik. Dengan sebuah pencil, gambar sebuah garis melintang kertas filter dan tempatkan sedikit teteskan sampel padanya. Tutup kertas dengan lempeng gelas kedua. masukan elektroda kedalam larutan elektrolit dari tiap baskom dan masukan 45V dalam arus searah (dari 4 sampai 8 Volt per cm). sehingga nantinya akan di dapatkan suatu spot-spot pemisahan pada kedua ujung kertas elektroforesis masing-masing zat yang dapat dipisahkan


(10)

berdasarkan muatan listriknya atau polaritasnya dan ukuran dari BMnya. Gambaran sederhana dari kromatografi elektroforesis dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


(11)

II. Instrumentasi Utama pada Kromatografi Planar a. Fase Diam/Stationary Phase/Sorbent 1. Kromatografi Kertas

Pada kromatografi kertas dapat digunakan sebagian fase diam adalah kertas, kertas yang digunakan mulai dari kertas selulosa biasa atau kertas dengan spesifikasi Whatman dengan berbagai ukuran atau nomor; berikut dapat dilihat gambar kertas yang digunakan sebagai fase diam :

Gambar. 4 Paper for Chromatography

2. Fase Diam/Sorbent TLC dan HPTLC

Unsur yang dipandang penting pada lempeng: Format, penunjang, lapisan, dan pengikat: lempeng Precoated TLC dengan penunjang suatu gelas tersedia dalam format yang banyak, yang berukuran 20 cm × 20 cm bisanya dipandang sebagai standar untuk TLC awal. Pelat Gelas sangat kuat dan dapat dikembangkan secara vertikal dan horizontal tanpa bergoyang, kemudian pemastian ketetapan gerakan dari fase gerak pada lempeng. Mereka benar inert ketika digunakan dengan semua larutan pengembang dan derivating


(12)

agent dan sebab itu dapat diaplikasikan secara universal. Pemisahan optimum (migration) jarak pada lempeng TLC adalah 12–15 cm. Jika hanya sedikit sampel yang akan dipisahkan pada waktu lempengnya sama, format yang lebih kecil seperti 10 cm × 20 cm atau 5 cm × 20 cm (20 cm dalam pengembangan secara langsung), yang juga memungkinkan perpindahan jarak optimum, terjadi. Jika efisiensi pemisahan optimum sesungguhnya kurang penting (sebagai contoh, jika sample mangandung hanya satu atau sangat banyak komponen), Jarak pengembangan dapat dikurangi sampai kira-kira 8 cm dan lempeng format 20 cm × 10 cm (atau lempeng fraksional sekecil 2.5 cm × 10 cm) mungkin kurang.

Gambar. 5 Silika gel untuk TLC

lempeng Thin-layer chromatography (TLC) untuk diadsorbsi, partisi, dan teknik ion exchange enam pilihan media dengan gelas, polyester, dan dasar aluminum. Lapisan adsorbent silica-based dalam Sigma-Aldrich lempeng TLC dipadukan dengan suatu pengikat polymeric; lempeng silica gel yang lebih murni dipadukan pada suatu pengikat gypsum (CaSO4/polimer). Atau dengan mengunakan lempeng silika gel yang biasa di gunakan :


(13)

Gambar. 6 lempeng silika gel untuk HPTLC (lebih kecil dari TLC) (WWW.LUMEX.RU)

Spesifikasi dari masing-masing sorbent :

Silika gel - untuk pemisahan polarisasi lamah sampai kuat

High purity silika gel -asam washed untuk pemisahan dari aflatoxins

Sellulosa - untuk kromatografi partisi

Sellulosa PEI - untuk pemisahan dari anion lemah (amino acids, peptides)

Aluminum oxida – alumina dasar, untuk pemisahan hormone and antibiotika

Chiral silika - untuk pemisahan dari isomer optis aktif melalui pertukaran ligan


(14)

Dibawah ini daftar beberapa spesifikasi sorbent yang dapat digunakan sebagai fase stationary yang sekarang biasa digunakan :

Tabel. 3 Cat. No. Ordering information layer thickness[ µm] size[c m] quantit y /pack 034.50 35

HPTLC lempengs cellulose F 100 10x10 25 034.50

36

HPTLC lempengs cellulose F 100 20x10 50 034.57

87

HPTLC lempengs cellulose (without F) 100 10x10 25 034.57

86

HPTLC lempengs cellulose (without F) 100 20x10 25 034.56

31

HPTLC lempengs silica gel 60 (without F)

200 10x10 25 034.56

33

HPTLC lempengs silica gel 60 (without F)

200 10x10 100 034.56

41

HPTLC lempengs silica gel 60 (without F)

200 20x10 50 034.37

48

HPTLC lempengs silica gel 60 (without F), concentration zone

200 10x10 25 034.37 HPTLC lempengs silica gel 60 (without 200 20x10 50


(15)

49 F), concentration zone 034.56

28

HPTLC lempengs silica gel 60 F 254 200 10x10 25 034.56

29

HPTLC lempengs silica gel 60 F 254 200 10x10 100 034.55

64

HPTLC lempengs silica gel 60 F 254 GLP

200 10x10 25 034.56

42

HPTLC lempengs silica gel 60 F 254 200 20x10 50 034.17

64

HPTLC lempengs silica gel 60 F 254, extra thin layer

100 20x10 25 034.37

27

HPTLC lempengs silica gel 60 F 254, concentration zone

200 10x10 25 034.37

28

HPTLC lempengs silica gel 60 F 254, concentration zone

200 20x10 50 034.56

13

HPTLC lempengs silica gel 60 F 254 GLP

200 20x10 25 034.15

52

HPTLC lempengs silica gel WR 60 F 254s

200 20x10 25 034.54

45

HPTLC lempengs LiChrospher® Si 60 F 254s

180 20x10 25 034.55

47

HPTLC aluminium sheets silica gel 60 (without F)

200 20x20 25 034.55

48

HPTLC aluminium sheets silica gel 60 F 254

200 20x20 25 034.55

43

HPTLC aluminium sheets silica gel 60 F 254s, RAMAN

200 10x10 25 034.55

86

HPTLC aluminium sheets LiChrospher® Si 60 F 254s

100 20x20 25 034.37

26


(16)

034.37 25

HPTLC lempengs RP-8 F 254s 200 10x10 25 034.42

96

HPTLC lempengs RP-18 W (without F) 200 20x10 25 034.31

24

HPTLC lempengs RP-18 W F 254s

200 10x10 25 034.37

24

HPTLC lempengs RP-18 F 254s

200 10x10 25 034.64

64

HPTLC lempengs CN F 254s 200 10x10 25 034.25

71

HPTLC lempengs CN F 254s 200 20x10 25 034.25

72

HPTLC lempengs NH2 (without F) 200 20x10 25 034.31

92

HPTLC lempengs NH2 F 254s 200 20x10 25 034.56

47

HPTLC lempengs NH2 F 254s 200 10x10 25 034.26

68

HPTLC lempengs Diol F 254 200 10x10 25 034.56

36

HPTLC lempengs MERCK Diol F 254 200 20x10 25 034.56

07

UTLC silica gel 60 w/o F 254 10 6x3.6 25

(WWW.LUMEX.RU.com)

Secara umum bentuk dan ukuran dari pelat HPTLC lebih kecil dari pelat TLC ini bisa sampai menjadi sepertiga dari Lempengf TLC hal ini lebih simple namun memang relatif sedikit lebih mahal. Cara membaca kode pada fase diam/solid


(17)

SILICA GEL 60 G F SILICA GEL 60 G F254254 • Adalah Silica Gel dengan : • Ukuran pori : 60 Å

• G = CaSO4.½ H2O sebagai binder/gypsum

• F = bahan fluorescen / fosforescen yg ditambahkan • 254 = dituliskan sesudah F atau UV utk

menandakan panjang gelombang eksitasi bahan fluorescent atau fosforescen yang

ditambahkan (Snyder, et al, 1997) b. Chamber / Ruang Pengembang

Pada dasarnya chamber atau tempat untuk pengembangan dari kromatografi planar tidak terlalu spesifik untuk masing-masing jenis kromatografi, yang membedakan chamber yang digunakan adalah ukuran dari chamber, dimana ukuran dapat disesuaikan dengan kebutuhan:

Bahan dari chamber pisa dari kaca atau bahkan dari plastik yang kedap air, biasanya bentuknya bisa bulat seperti toples atau kotak seperti gambar di bawah ini :


(18)

Gambar. 7 Glass Chamber

atau bahkan dalam suatu plastik seperti gambar dibawah ini :


(19)

Untuk kromatografi elektroforesis dalam chamber di bagi dua bagian yang kedalam masing-masing chamber dimasukan satu ujung dari kertas dan pada masing-masing chamber dihubungkankan dengan suatu muatan listrik yang berbeda yaitu muatan positif dan negatif, sehingga akan terjadi pemisahan, pada kedua chamber tersebut dimasukan suatu suatu larutan elektrolit agar bisa menghantarkan muatan pada kertas sebagai fase diam dan larutan elektrolit disini sekaligus bertindak sebagai fase gerak dari proses kromatografi. (Suherman, M. Mulja. 1995)

IV. Instrumen Pendukung / Tambahan a. Sprayer

Sprayer atu penyemprot bercak noda dari spot yang dihasilkan tidak terlalu bervariasi dari metode planar kromatografi mulai dari alat yang sederhana atau alat yang sudah kompleks dapat digunakan dengan baik pada penampakan noda dari spot yang sudah diperoleh dengan sebelumnya memasukan suatu pereaksi penderivatisasi agar spot memendarkan cahaya, berikut gambar dari sprayer mulai dari yang sederhana sampai dengan keluaran terbaru:


(20)

Gambar. 8 Sprayer

Berikut beberapa derivating agent yang bisa di gunakan :


(21)

a. Scaner

Scaner merupakan suatu alat yang dimaksudkan untuk memperjelas suatu spot pada saat mengamati, bisanya pada alat ini disertai dengan lampu baik itu lampu UV atau yang lainya yang dapat memendarkan cahaya dari spot-spot analit setelah disemprot dengan larutan penampak noda (derivating agent), berikut beberapa gambar alat scaner :

Gambar.9 UV Scaner 254 nm dan 366 nm

b. Detektor

Detektor yang bisa di gunakan pada analisis kromatografi planar adalah adalah detektor photon, diamana sifat dari analit dapat dibuat atau di derivatisasi dengan senyawa yang membuat senyawa tersebut berflourisensi dan dapat di deteksi atau di scanning dengan detektor yang sesuai.

Detektor yang umum digunakan dalah detektor UV atau flourisensi detektor berikut gambar dari beberapa detektor yang terkait erat dengan kromatografi planar: beberpa UV detektor yang bisa digunakan dalam deteksi spot hasil kromatogram dari planar kromatografi.


(22)

2. Germanium Photodiodes 3. InGaAs Photodiodes

4. Extended InGaAs Photodiodes

Prinsip kerjanya secara umum adalah lempeng yang terdapat spot didalamnya dikenai sinar dan nanti akan berflourisensi kemudian flourisensinya akan ditangkap oleh detektor kemudian intensitasnya akan terukur dan akan sebanding dengan kadarnya.

Gambar. 10 UV- detektor 254 nm dan 366 nm

C. Alat Penderivatisasi

Alat ini dilmaksudkan untuk membuat senyawa yang terdapat pada spot dapat terdeteksi yaitu dengan cara derivatisasi selain dengan cara disemprotkan dengan sprayer bisanya alat ini di gunakan untuk fosforscent dan ini mengandung fosforscent anorganik yaitu spot yang terbentuk di celupkan pada media yang mengandung zat penderivasi.


(23)

Gambar. 11 Derivating tool

D. Spray Cabinet

Alat ini untuk sebagai ruang untuk menyemprot spot dengan zat penampak noda/zat penderivatisasi

Gambar. 12 Spray Kabinet

E. Lempeng heater

Alat ini untuk memanaskan lempeng sebelum dipakai atau untuk mengaktifkan dengan cara menguapkan uap air yang dikandungnya selain dengan menggunakan oven biasa:

Gambar. 13 Plate

F. Lempeng Coater

Alat ini dapat di gunakan jika kita akan membuat sendiri lapisan penyerap yang akan dilapiskan pada penunjang kaca atau plastik atau alumunium. Alumunium/plastik


(24)

Gambar. 14 Coater Plate

G. Pipet sampel/drods/Penetes Sampel

Adalah suatu kapiler dengan ukuran tertentu yang berguna untuk meneteskan sampel pada lempeng atau fase diam, berikut dapat dilihat alah satunya ;

Gambar. 15 Droper/Penetes Sampel

IV. Aplikasi.

Penggunaan dari kromatografi planar secara umum dapat kelompokan untuk dua keperluan yang pertama adalah untuk keperluan kualitatif dan kuantitatif. Keperluan secara kualitatif biasanya menggunakan parameter dari Rf (Range Factor) dimana nilai ini dihasilkan dari perbandingan antara jarak tempuh relatif dari spot-spot tertentu terhadap jarak tempuh dari larutan pengembang atau larutan pengembang. Yang merupakan angka


(25)

relatif dan dibandingkan dengan Rf standard pada kondisi yang sama (instrument, pengembang dan deteksi) jika sama maka dapat ditentukan dengan zat tertentu atau di scanning sehingga menghasilkan suatu kromatogram yang dapat di bandingkan dengan standard. Jika spot yang dihasilkan masing bertumpuk atau masih lebih dari satu spot atau berekor ini menandakan masih belum murni, jika ini terjadi maka dapat dilakukan pengembangan dua arah dengan arah tegak lurus (900) sehingga yang spot yang menumpuk terpisahkan dengan baik. Hal ini apat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar. 16

Cara perhitungan dari range factor (Rf) dapat diamati pada gambar dibawah ini :


(26)

Gambar. 17

Untuk keperluan analisis kuantitatif maka spot tersebut setelah positif dengan scan maka dapat di analisis oleh spectrofotodensitometry maka akan dihasilkan kromatogram sama dengan HPLC yang manunjukan puncak dengan luas daerah AUC yang dapat di integrasikan sehingga dapat dihitung terhadap kurva baku,


(27)

Gambar 18 . Kromatogram dari planar Kromatografi (Snyder, et al, 1997)

VI. Kesimpulan

Kromatografi planar merupakan kronmatografi yang sangat praktis dan mudah untuk dipraktekan, kromatografi ini meliputi : kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis (KLT), atau high performance thin layer kromatografi (HPTLC) dan kromatografi elektroforesis, masing-masing kromatografi ini mempunyai kelebihan dan kekurangan yang dapat berupa efisiensi (biaya dan waktu), dan hasil dari kromatogram,

Kromatografi ini juga dibedakan juga berdasarkan fungsi pemisahan terhadap subastansinya, apakah itu sederhana atau lebih komplek misalkan elektroforesis lebih difokuskan atau digunakan untuk suatu substansi yang mempunyai polaritas atau muatan misalnya asam amino dalam serum dan lain-lain.

Untuk keperluan analisis baik kuantitatif atau kualitatatif metode ini dapat digunakan seiring dengan perkembangan instrumentasi sampai dengan sekarang ini. Secara umum alat kromatografi planar dapat dikelompokan menjadi bebrrapoa bagian yang penting antara lain:

1. fase diam (stationary phase) 2. ruang pengembang (chamber)

3. penyemprot penampak Noda (sprayer) 4. drops penetes sampel (micro pipet) 5. scaner (panampak spot)


(28)

yang masing-masing dapat dikembangkan sehingga kromatografi planar juga dapat representatif untuk keperluan analisis kuantitatif, selain metode-metode pemisahan lain.

Pustaka

1. Chamberlain J, 1995, The Analysis Drugs in Biological Fluids, Second Edition, CRC press, NewYork, P 105-117.. 2. Day. R.A, and Underwood, A.L. 1996. Analisis Kimia

Kuantitatif, Edisi kelima, Erlangga press, Jakarta. P 551-554

3. Sherma Joseph, 2004, Planar Chromatography. Department of Chemistry, Lafayette College, Easton,


(29)

Pennsylvania 18042, Analytical Chemistry, Vol. 76, No. 12, June 15,

4. Snyder, R.L., Kirkland, J.J., and Glajch, J.L., 1997, Practical HPLC method development, 2nd edition, p.686-697, John Wiley & Son, Inc., New York

5. Suherman, M. Mulja. 1995. Analisis Instrument. Airlangga University Press, Surabaya, P 223-234.

6. http://www.CAMAG.com 7. http://www. titan.iwu.edu/ 8. WWW.LUMEX.RU


(1)

Gambar. 14 Coater Plate

G. Pipet sampel/drods/Penetes Sampel

Adalah suatu kapiler dengan ukuran tertentu yang berguna untuk meneteskan sampel pada lempeng atau fase diam, berikut dapat dilihat alah satunya ;

Gambar. 15 Droper/Penetes Sampel

IV. Aplikasi.

Penggunaan dari kromatografi planar secara umum dapat


(2)

relatif dan dibandingkan dengan Rf standard pada kondisi yang sama (instrument, pengembang dan deteksi) jika sama maka dapat ditentukan dengan zat tertentu atau di scanning sehingga menghasilkan suatu kromatogram yang dapat di bandingkan dengan standard. Jika spot yang dihasilkan masing bertumpuk atau masih lebih dari satu spot atau berekor ini menandakan masih belum murni, jika ini terjadi maka dapat dilakukan pengembangan dua arah dengan arah tegak lurus (900) sehingga yang spot yang menumpuk terpisahkan dengan baik. Hal ini apat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar. 16

Cara perhitungan dari range factor (Rf) dapat diamati pada gambar dibawah ini :


(3)

Gambar. 17

Untuk keperluan analisis kuantitatif maka spot tersebut setelah positif dengan scan maka dapat di analisis oleh spectrofotodensitometry maka akan dihasilkan kromatogram sama dengan HPLC yang manunjukan puncak dengan luas daerah AUC yang dapat di integrasikan sehingga dapat dihitung terhadap kurva baku,


(4)

Gambar 18 . Kromatogram dari planar Kromatografi (Snyder, et al, 1997)

VI. Kesimpulan

Kromatografi planar merupakan kronmatografi yang sangat praktis dan mudah untuk dipraktekan, kromatografi ini meliputi : kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis (KLT), atau high performance thin layer kromatografi (HPTLC) dan kromatografi elektroforesis, masing-masing kromatografi ini mempunyai kelebihan dan kekurangan yang dapat berupa efisiensi (biaya dan waktu), dan hasil dari kromatogram,

Kromatografi ini juga dibedakan juga berdasarkan fungsi pemisahan terhadap subastansinya, apakah itu sederhana atau lebih komplek misalkan elektroforesis lebih difokuskan atau digunakan untuk suatu substansi yang mempunyai polaritas atau muatan misalnya asam amino dalam serum dan lain-lain.

Untuk keperluan analisis baik kuantitatif atau kualitatatif metode ini dapat digunakan seiring dengan perkembangan instrumentasi sampai dengan sekarang ini. Secara umum alat kromatografi planar dapat dikelompokan menjadi bebrrapoa bagian yang penting antara lain:

1. fase diam (stationary phase) 2. ruang pengembang (chamber)

3. penyemprot penampak Noda (sprayer) 4. drops penetes sampel (micro pipet) 5. scaner (panampak spot)


(5)

yang masing-masing dapat dikembangkan sehingga kromatografi planar juga dapat representatif untuk keperluan analisis kuantitatif, selain metode-metode pemisahan lain.

Pustaka

1. Chamberlain J, 1995, The Analysis Drugs in Biological Fluids, Second Edition, CRC press, NewYork, P 105-117..


(6)

Pennsylvania 18042, Analytical Chemistry, Vol. 76, No. 12, June 15,

4. Snyder, R.L., Kirkland, J.J., and Glajch, J.L., 1997, Practical HPLC method development, 2nd edition, p.686-697, John Wiley & Son, Inc., New York

5. Suherman, M. Mulja. 1995. Analisis Instrument. Airlangga University Press, Surabaya, P 223-234.

6. http://www.CAMAG.com 7. http://www. titan.iwu.edu/ 8. WWW.LUMEX.RU