PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

Pendidikan Biologi
Volume 4, Nomor 3
Halaman 1-15

September 2012

PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES
DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF SISWA
THE INFLUENCE OF APPLICATION SOCRATIC CIRCLES METHOD WITH
IMAGES MEDIA TOWARD STUDENT’S CREATIVE THINKING SKILL
Ihda Nuria Afidah1), Slamet Santosa 2), Meti Indrowati3)
1)

Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]
3)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: [email protected]

2)


ABSTRACT - This research aims to ascertain whether or not the application Socratic
Circles method with images media affects the student’s creative thinking skill.This
research is considered quasi-experiment research. The research was designed using
Posttest-Only Control Group Design by applying Socratic Circles method with images
media in experimental group and lectures methods, discussions, and presentations in
control group. The population of this research were all strudents in X grade of SMA
Negeri 2 Boyolali in academic year 2011/ 2012. The sample of this research was
established by Cluster Random Sampling, in order to obtain class X-3 as experimental
group and class X-2 as control group. The data was collected by using tests,
documentation and observation form. The hypothesis was analized by using t-test. The
conclusion of this research is that the application of Socratic Circles method with
images media affects the student’s creative thinking skill.
Key words: Socratic Circles method, Images Media, Creative Thinking Skill
tinggi,

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan
satu

kebutuhan


yang

penting

kreatif,

terampil,

memahami

salah

berbagai budaya, mampu berkomunikasi

bagi

dan mampu belajar sepanjang hayat (life-

manusia, dengan menempuh pendidikan


long learning).

yang baik, manusia dapat menjadi

Pendidikan

akan

selalu

berpikir.

Proses

mandiri karena dapat memperoleh solusi

melibatkan

bagi setiap masalah yang ditemuinya


berpikir ditentukan oleh banyak hal,

dalam kehidupan sehari-hari. Thrilling

salah

and Hood (1999) dan Nursito (2000)

berpikir

menyatakan bahwa pada abad ke-21

menjelaskan bahwa lulusan sekolah

diperlukan sumber daya manusia dengan

sampai perguruan tinggi, di samping

kualitas tinggi yang memiliki keahlian,


memiliki

mampu bekerja sama, berpikir tingkat

(vocasional skills), juga harus memiliki

proses

satunya

adalah

manusia.

kemampuan

Arnyana

kemampuan


(2006)

vokasional

2 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 3, hal 1-15
kecakapan berpikir (thinking skills).

mengembangkan kemampuan berpikir

Berpikir

merupakan

siswa adalah Socratic Circles.

untuk

memperoleh


proses

kognitif

Socratic Circles atau Socratic

pengetahuan.

merupakan

suatu

metode

Kemampuan berpikir manusia berda-

Seminar

sarkan prosesnya dapat digolongkan


pengajaran

menjadi dua jenis, yaitu kemampuan

deretan

berpikir dasar dan kemampuan berpikir

mendorong siswa berpikir analitis dan

tingkat tinggi (Liliasari, 2011). Proses

kritis, dari serangkaian pertanyaan itu

kemampuan

diharapkan

berpikir


tingkat

tinggi

dengan

menggunakan

pertanyaan

yang

peserta

dapat

didik

mampu


diantaranya meliputi kemampuan ber-

menemukan jawabannya, atas dasar

pikir kritis dan kreatif. Kemampuan

kecerdasan dan kemampuannya sendiri.

berpikir baik kemampuan berpikir kritis

Socratic

maupun berpikir kreatif merupakan hal

pembelajaran dilaksanakan dengan cara

penting dan sangat diperlukan peserta

dialog atau seminar (Copeland, 2005)


didik untuk menghadapi persoalan hidup

Socratic Circles akan mendorong peserta

di masa yang akan datang.

didik berpikir divergen (Kenner, 2009)

Aspek-aspek

kemampuan

Circles

dalam

proses

dan aktif melibatkan siswa dalam proses

berpikir kreatif meliputi fluency (berpikir

pembelajaran

lancar),

Copeland (2005) menjelaskan bahwa

flexibility

originality

(berpikir

(berpikir

luwes),

orisinal)

dan

proses

(Peterson,

penyelidikan

2009a).

bersama

dalam

terperinci)

Socratic Circles akan membantu siswa

(Munandar, 2009; Hawadi, dkk, 2001).

mengembangkan kebiasaan berpikir dan

Rendah atau tingginya keterampilan

analisis yang mengarah pada pening-

berpikir kreatif siswa disebabkan oleh

katan kemampuan berpikir siswa.

elaboration

(berpikir

Penerapan

banyak faktor, salah satunya adalah
sistem

pendidikan.

Sugiarto

(2011)

berpengaruh

metode

terhadap

Socratic

kemampuan

menjelaskan bahwa sistem pendidikan

berpikir kritis siswa (Noviasari, 2011).

yang baik adalah sistem pendidikan yang

Ong and Borich (2006) mengemukakan

tetap

bahwa

memberikan

ruang

bagi

banyak

bagian-bagian

kete-

pengembangan kreativitas anak. Salah

rampilan penting untuk berpikir kritis

satu

yang

yang penting untuk berpikir kreatif.

memberikan banyak kesempatan untuk

Kemampuan berpikir kritis dan berpikir

metode

pembelajaran

Ihda Nuria Afidah – Pengaruh Penerapan Metode Socratic Circles Disertai 3
kreatif akan saling menunjang satu

METODOLOGI PENELITIAN

dengan yang lainnya dalam upaya

Penelitian dilaksanakan di SMA

menyelesesaikan suatu masalah dengan

Negeri 2 Boyolali pada semester genap

demikian kemampuan berpikir kreatif

tahun pelajaran 2011/ 2012. Penelitian

dapat dikembangkan pada lingkungan

ini merupakan kuasi eksperimen dengan

yang

design penelitian Posttest-Only Control

sama

seperti

mengembangkan

Group Design. Populasi dalam penelitian

kemampuan berpikir kritis.
Media pembelajaran diperlukan

ini adalah seluruh siswa kelas X

oleh guru agar pembelajaran berjalan

semester II SMA Negeri 2 Boyolali

efektif dan efisien (Sutjiono, 2005).

tahun pelajaran 2011/ 2012. Teknik

Mengingat pada materi pokok bahasan

pengambilan sampel dengan cluster

pengaruh aktivitas manusia terhadap

random

perubahan dan pencemaran lingkungan,

kelompok secara acak diperoleh kelas

permasalahan pada materi tersebut tidak

X-2 sebagai kelompok kontrol dan kelas

dapat dibawa ke kelas sehingga guru

X-3

memerlukan media yang tepat untuk

Kelompok kontrol berjumlah 31 siswa

memberikan

menggunakan

gambaran

yang

nyata

sampling.

sebagai

Hasil

kelompok

metode

pemilihan

eksperimen.

pembelajaran

kepada siswa mengenai permasalahan

ceramah disertai diskusi dan presentasi.

yang akan dibahas. Pemilihan media

Kelompok eksperimen berjumlah 32

gambar pada materi pokok bahasan

siswa menggunakan metode Socratic

pengaruh aktivitas manusia terhadap

Circles disertai media gambar. Variabel

perubahan dan pencemaran lingkungan

bebas berupa metode Socratic Circles

ini dimaksudkan untuk lebih mende-

disertai media gambar dan variabel

katkan siswa pada permasalahan yang

terikat

ada di sekitar mereka.

kreatif siswa.

berupa

kemampuan

berpikir

Penelitian ini bertujuan untuk

Teknik pengumpulan data yang

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

digunakan dalam penelitian ini meliputi

penerapan

tes, dokumentasi dan observasi. Teknik

disertai

metode
media

Socratic

gambar

Circles

terhadap

kemampuan berpikir kreatif siswa.

tes

digunakan

kemampuan

untuk

berpikir

mengukur

kreatif

siswa.

Bentuk tes dalam penelitian ini berupa
soal uraian. Teknik dokumentasi dalam

4 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 3, hal 1-15
penelitian ini berupa daftar nilai hasil

berpikir kreatif

ulangan semester gasal kelas X tahun

dingkan dengan nilai kritis ttabel(0,050;61)

pelajaran 2011/ 2012 mata pelajaran

yaitu 4,205 > 1,999 dan nilai Sig. 0,000 <

biologi

yang

0,050. Berdasarkan hasil tersebut maka

keseimbangan.

dapat diambil keputusan bahwa H0

Teknik observasi dalam penelitian ini

ditolak, yang berarti penerapan metode

digunakan untuk melihat keterlaksanaan

Socratic Circles disertai media gambar

metode yang diterapkan di kelas.

berpengaruh

sebagai

digunakan

data

untuk

uji

awal

Tes uji coba dilakukan untuk

lebih besar diban-

terhadap

kemampuan

berpikir kreatif siswa. Hal ini karena

mengetahui validitas dan reliabilitas

siswa

instrument penelitian. Selain dilakukan

Socratic Circles disertai media gambar

uji coba, instrumen juga divalidasi oleh

diberi kesempatan lebih banyak untuk

ahli. Analisis data pada penelitian ini

mengungkapkan

menggunakan

Siswa

uji

t.

Uji

prasyarat

pada

lebih

pembelajaran

metode

gagasan-gagasannya.
aktif

dalam

proses

yang

pembelajaran dan lebih banyak gagasan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

baru atau pengembangan gagasan yang

dan uji homogenitas yang menggunakan

sudah ada.

meliputi

uji

normalitas

uji Levene’s.

Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa bisa disebabkan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
penerapan
disertai

analisis

metode
media

pengaruh

Socratic

gambar

Circles

terhadap

kemampuan berpikir kreatif siswa.
Tabel 1. Hasil analisis pengaruh metode
Socratic Circles disertai media
gambar terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif siswa

karena dalam proses pembelajaran siswa
kurang

diberi

kesempatan

untuk

mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif mereka. Kemampuan berpikir
kreatif siswa bisa dikembangkan dengan
cara memberikan kesempatan kepada
siswa
macam

untuk

mengajukan

pertanyaan

dan

berbagai
menjawab

pertanyaan dengan sejumlah jawaban
dalam proses pembelajaran. Perlakuan
tersebut akan mendorong siswa untuk
Tabel 1. menunjukkan bahwa
harga koefisien thitung

kemampuan

menghasilkan banyak gagasan mengenai

Ihda Nuria Afidah – Pengaruh Penerapan Metode Socratic Circles Disertai 5
suatu masalah dan lancar mengung-

yang

sama

kapkan gagasannya.

kemampuan

seperti

mengembangkan

berpikir

kritis.

Hasil

Circles

penelitian Ismaimuza (2010) menun-

dominan dengan penggunaan pertanyaan

jukkan bahwa kemampuan berpikir kritis

dalam proses pembelajaran, pertanyaan-

dan kreatif siswa dapat ditingkatkan

pertanyaan itulah akan membantu siswa

dengan

untuk menemukan dan membangun

dengan penerapan pembelajaran berbasis

konsep pengetahuannya sendiri sesuai

masalah dengan strategi konflik kognitif.

Metode

Socratic

strategi

pembelajaran

Ambarwati

dengan kemampuannya. Proses tanya-

(2011)

yaitu

menam-

jawab dalam metode Socratic Circles

bahkan bahwa peningkatan kemampuan

dapat memperdalam pengetahuan siswa

berpikir kritis dan kreatif siswa diperoleh

dan mendorong peserta didik berpikir

dari pembelajaran dengan Langsung-Tak

divergen.

dalam

Langsung. Budiman (2011) menyatakan

bahwa

bahwa terdapat hubungan positif yang

penerapan metode Socrates (Socratic

cukup signifikan antara kemampuan

Noviasari

penelitiannya

Method)

(2011)

menyatakan

berpengaruh

lebih

baik

berpikir kritis dan kreatif siswa pada

terhadap kemampuan berpikir kritis

pembelajaran

siswa. Perterson (2009b) menyatakan

berbantuan program Cabri 3D. Hidayat

bahwa metode Socratic memungkinkan

(2011), hasil penelitiannya menyatakan

peserta

keputusan

bahwa terdapat asosiasi yang signifikan

secara kritis fakta yang terkait dengan

antara kualifikasi kemampuan berpikir

situasi.

mengung-

kritis dan kreatif matematik siswa dan

kapkan bahwa metode Socratic menjadi

asosiasinya termasuk kategori cukup

sarana efektif dalam memupuk kemam-

kuat. Zimmerman (2004) menyatakan

puan berpikir kritis.

bahwa berpikir kritis dan berpikir kreatif

didik

mengambil

Peterson

(2009a)

Kemampuan berpikir kritis dan

dapat

berbasis

ditingkatkan

pada

kreatif mempunyai hubungan yang erat.

pembelajaran yang sama.

Kemampuan berpikir kritis dan kreatif

Socratic

Circles

masalah

kegiatan

merupakan

saling menunjang satu dengan yang

metode pembelajaran yang berpusat

lainnya dalam upaya menyelesesaikan

pada siswa (Copeland, 2005). Metode

masalah. Kemampuan berpikir kreatif

Socratic Circles melibatkan siswa secara

dapat dikembangkan pada lingkungan

aktif untuk memahami konsep pada

6 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 3, hal 1-15
materi

pengaruh

aktivitas

manusia

Circles

mendorong

siswa

berpikir

terhadap perubahan dan pencemaran

divergen. Berpikir divergen merupakan

lingkungan,

salah satu penerjemahan berpikir kreatif

dan

terbukti

mampu

mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif

siswa.

Kemampuan

kreatif

mempunyai

(Arnyana, 2006).
Proses

berpikir

pembelajaran

metode

aspek,

Socratic Circles disertai media gambar

yaitu: fluency, flexibility, originality dan

diawali dengan mengorientasi siswa

elaboration (Munandar, 2009). Tahapan

pada masalah dengan menggunakan

pelaksanaan

beberapa

pembelajaran

metode

objek nyata berupa penggunaan sampel

menurut

Copeland

air tercemar, air tidak tercemar, zat

(2005) dan Frankenfield (2009) yaitu

kimia sebagai polutan dan ikan air tawar.

menentukan topik materi pokok bahasan

Penggunaan

apa

dan

pengorientasian siswa terhadap masalah

mengorientasi siswa kepada masalah.

bertujuan untuk memberikan gambaran

Mengorganisasikan siswa untuk belajar,

permasalahan yang nyata atau dekat

kemudian membantu mengkondisikan

dengan kehidupan sehari-hari siswa.

siswa

penyelidikan

Redhana, dkk (2009) menjelaskan bahwa

penyelidikan

pembelajaran Socratic dimulai dengan

selanjutnya

masalah, dan mampu mengembangkan

Socratic

Circles

yang

akan

untuk

bersama.
mandiri

dipelajari

proses

Membantu
dan

kelompok

sampel

tersebut

dalam

menganalisis dan mengevalusi proses

ide-ide

penyelidikan bersama dan kinerja siswa

membimbing

untuk

pemahaman konsep. Sari dan Nasikh

melakukan

proses

perbaikan.

siswa

serta
siswa

efektif

untuk

mengembangkan

Tahap selanjutnya adalah pengulangan

(2009)

dari tahap penyelidikan, menganalisis

belajaran berbasis masalah dirancang

dan mengevaluasi. Pengulangan tahap

untuk

penyelidikan bersama, menganalisis dan

mengembangkan kemampuan berpikir,

mengevaluasi

ketrampilan

ini

(diskusi-feedback)

dapat disesuaikan dengan kebutuhan
atau sesuai materi pokok bahasan.
Copeland

(2005),

Seitz

menambahkan

membantu

bahwa

siswa

menemukan

dan

pem-

dalam

me-

mecahkan masalah.
Media gambar yang digunakan

(2005),

dalam proses pembelajaran Socratic

Frankenfield (2009) dan Kenner (2009)

Circles selain bertujuan untuk menarik

menyatakan bahwa penerapan Socratic

perhatian dan membangkitkan semangat

Ihda Nuria Afidah – Pengaruh Penerapan Metode Socratic Circles Disertai 7
siswa juga berfungsi untuk memudahkan

tanyaan awal untuk memancing siswa

komunikasi yang sulit dibayangkan oleh

berpikir. Pertanyaan yang diajukan oleh

siswa terhadap suatu konsep atau materi,

guru bersifat open-ended atau terbuka,

sehingga

ber-

dimana pertanyaan tersebut memiliki

langsung efektif. Hal ini sangat penting

beberapa jawaban dan tidak mempunyai

karena

jawaban benar yang mutlak. Rustaman,

proses

pembelajaran

masalah-masalah

yang

(2005)

menyatakan

bahwa

diorientasikan di awal pembelajaran

dkk

merupakan starting point atau titik awal

pertanyaan yang diberikan guru kepada

bagi siswa untuk membangun proses

siswa akan mendorong siswa melatih

pengetahuan

kemampuaan berpikir sehingga mampu

dan

mengintegrasikan

pengetahuan baru dengan pengetahuan

menemukan

yang dimiliki sebelumnya. Hal ini sesuai

materi pencemaran lingkungan. Hmelo-

dengan yang dinyatakan Sumalee, et al

Silver and Barrows (2006) menyatakan

(2012)

yang

bahwa guru menggunakan pertanyaan

digunakan dalam pembelajaran baik

untuk membimbing siswa berpikir dan

berupa teks, visual, audio, animasi,

penggunaan

maupun video merupakan suatu bentuk

dapat melibatkan semua siswa untuk

pengaksesan

informasi

berpikir.

dihubungkan

dengan

bahwa

media-media

yang

dapat

konsep

terutama

pertanyaan

pada

open-ended

sumber-sumber

Tahap pengorientasian siswa

pengetahuan. Media mendukung siswa

pada masalah ini akan mengakomodasi

dalam proses membangun pengetahuan

siswa untuk menyampaikan gagasan atau

karena informasi yang ada dalam media

ide

dapat membantu siswa.

mengembangkan kemampuan berpikir

Kegiatan

guru

pada

tahap

kreatif

dan

pada

kegiatan

aspek

ini

berpikir

akan

lancar

pertama yaitu menayangkan gambar

(fluency) dan berpikir luwes (flexibility).

tentang

Aspek fluency merupakan kemampuan

berbagai

macam

aktivitas
dan

siswa untuk mengemukakan beberapa

kerusakan lingkungan. Tahap selan-

gagasan atau ide dengan lancar yang

jutnya yaitu mengajukan pertanya-an

ditandai dengan perilaku siswa yang

awal. Guru mengajukan pertanyaan yang

mampu mengajukan berbagai macam

berhubungan dengan gambar yang sudah

pertanyaan, menjawab dengan sejumlah

ditayangkan. Guru memberikan per-

jawaban bila ada pertanyaan. Aspek

manusia

terhadap

perubahan

8 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 3, hal 1-15
merupakan

flexibility

kemampuan

proses penyelidikan bersama. Tahap

menghasilkan gagasan yang bervariasi

keempat

yaitu

proses

dan ditandai dengan perilaku siswa yang

mandiri dalam kelompok. Bereiter (Chin

mampu memberikan berbagai macam

and Chia, 2004) menyatakan bahwa

penafsiran masalah.

belajar

dalam

penyelidikan

kelompok

yang

Tahap kedua yaitu mengorga-

berkolaborasi akan menjadikan siswa

nisasikan siswa untuk belajar. Aktivitas

merasa terlibat untuk mengkonstruk

guru adalah membantu siswa mengatur

konsep (pengetahuan). Fadllan (2010)

tugas belajar. Tugas belajar tersebut

menambahkan bahwa kontribusi setiap

meliputi menganalisa teks dan membuat

anggota

catatan pada teks serta mendorong siswa

penyelidikan

mengumpulkan informasi yang sesuai.

informasi melalui bahan ajar yang

Taylor (Mulyasa, 2004) menyatakan

tersedia. Menurut Rustaman, dkk (2005)

bahwa cara yang dapat dilakukan dalam

kelebihan metode diskusi antara lain

menciptakan lingkungan belajar yaitu

merangsang keberanian dan kreativitas

menciptakan

anak.

siswa bertukar pikiran dengan teman.

Menyediakan sumber untuk menyusun

Kelebihan yang lain yaitu menerima dan

gagasan

menghargai

kreativitas

dan

mendorong

kebiasaan

kelompok

dalam

dapat

pendapat

kegiatan

memperkaya

orang

lain.

menyusun implikasi ide. Tahap ini

Kegiatan diskusi akan melatih siswa

dilakukan

untuk

belajar bertangung jawab terhadap hasil

pemahaman

siswa

sebelum
dalam

mempersiapkan
tentang

pemikiran bersama.

pemahaman

Socratic Circles memberikan

kelompok.Berpikir

ruang bagi siswa untuk berkolaborasi

memperdalam
diskusi

materi

kemampuan

dalam menyelidiki permasalahan tentang

mengemukakan pendapat dan berpikir

pengaruh aktivitas manusia terhadap

analitis. Yeo (2008) menyatakan bahwa

perubahan dan pencemaran lingkungan

bekerja

siswa

secara bersama-sama. Pengorganisasian

mengungkapkan gagasan dan menga-

ini dapat diwujudkan dalam kelompok-

nalisis masalah.

kelompok belajar dan patner kerja.

bersama

meningkatkan

mandiri

mendorong

Tahap ketiga adalah pemben-

Kelompok tersebut terjadi interaksi antar

tukan kelompok. Pada tahap ini guru

anggota

kelompok

seperti

membantu mengkondisikan siswa untuk

bertukar

pendapat,

saling

saling
berbagi

Ihda Nuria Afidah – Pengaruh Penerapan Metode Socratic Circles Disertai 9
menyumbangkan

dilaksanakan oleh setiap siswa bersama

gagasan atau ide untuk menyelesaikan

patner kerja mereka. Kegiatan ini siswa

masalah. Widowati (2008) menyebutkan

akan tahu kelebihan dan kekurangan

bahwa berpikir kreatif akan mudah

mereka

diwujudkan dalam lingkaran belajar

berlangsung. Kegiatan guru pada tahap

yang

ini sebagai fasilitator yang membimbing

pengetahuan

secara

dan

langsung

peluang bagi

siswa

memberikan

untuk

berpikir

saat

proses

takut

dilakukan.

malu.

Siswa

dapat

pembelajaran

siswa untuk melakukan refleksi atas

terbuka dan fleksibel tanpa ada rasa
atau

proses

penyelidikan

yang

telah

Tahap keenam dan ketujuh

memberikan jawaban yang bervariatif.
Jawaban yang dikemukakan oleh siswa

merupakan

tidak hanya terkait dengan konsep

keempat dan kelima. Pengulangan tahap

mengenai pencemaran lingkungan akan

ini menjadikan pembelajaran Socratic

tetapi

Circles

siswa

mampu

memberikan

pengulangan

dominan

dari

dengan

tahap

proses

jawaban bersifat normatif. Kelompok

penyelidikan bersama berupa diskusi

yang terbentuk membahas permasalahan

(tanya-jawab),

tentang

mengevaluasi

pengaruh

aktivitas

manusia

menganalisis
(feedback).

Novianti

terhadap perubahan dan pencemaran

(2011)

serta upaya melestarikan lingkungan.

meningkatkan

Guru

dapat

siswa, guru di kelas harus menemukan

memancing siswa dengan memberikan

cara untuk menyatukan kesempatan-

pertanyaan-pertanyaan

memacu

kesempatan dalam rangka meningkatkan

anggota kelompok untuk mengeluarkan

kemampuan berpikir. Proses penye-

gagasan. Gagasan yang dikemukakan

lidikan

anggota satu dapat berbeda dengan

Socratic

anggota yang lainnya karena setiap

kelompok

individu memiliki sudut pandang yang

circles) untuk memecahkan satu topik

berbeda terhadap penyelesaian masalah

masalah pengaruh aktivitas manusia

pencemaran lingkungan.

terhadap perubahan dan pencemaran

sebagai

fasilitator

yang

Tahap kelima yaitu feedback

menyatakan

dan

kemampuan

bersama

lingkungan.

bahwa

pada

Circles

lingkaran

berpikir

pembelajaran

yang

dilakukan

dalam

Penyelidikan
kegiatan

untuk

siswa

(inner

bersama

atau menganalisis dan mengevaluasi

merupakan

dalam

proses penyelidikan bersama. Feedback

membangun konsep pengetahuan sendiri

10 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 3, hal 1-15
(konstruktivisme).

Penyelidikan

yang

atau brainstorming yang terjadi di dalam

dilakukan siswa bertujuan agar siswa

sebuah

sepenuhnya memahami dimensi-dimensi

menyatakan

dari situasi permasalahan yang dihadapi.

storming yang dilakukan baik dalam

Keadaan

siswa

lingkup kelas maupun kelompok dapat

berpikir lebih kreatif dalam menemukan

membangun kelancaran mengungkapkan

solusi-solusi permasalahan yang lebih

banyak

masuk akal dan lebih mudah untuk

kemampuan melihat topik dari sudut

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

pandang

Derri and Pachta (2007) menambahkan

Savery (2006) menambahkan bahwa

bahwa penggunaan pertanyaan dapat

pendefinisian

membantu siswa mengoptimalkan proses

penemuan alternatif solusi dengan kerja

berpikirnya, tetapi dengan pertanyaan

kelompok dapat memunculkan kemam-

yang berbeda-beda. Tahap ini para

puan penting dimana salah satunya

peserta seminar akan mengungkapkan

adalah kreativitas.

kemungkinan-kemungkinan yang dapat

Gagasan

tersebut

mendorong

kelompok.
bahwa

gagasan

yang

Shively

(2011)

kegiatan

brain-

(fluency)

berbeda

(flexibility).

permasalahan

yang

dan

hingga

diungkapkan

terjadi dan menyarankan solusi alternatif

setiap individu saat proses penyelidikan

untuk

memecahkan

bersama merupakan gagasan mereka

sedang

dibahas.

masalah
Fauziah

yang
(2011)

sendiri,

sehingga

gagasan

tersebut

menyatakan bahwa aspek berpikir kreatif

merupakan ide setiap individu yang

yang paling banyak dikembangkan guru

berbeda dengan peserta seminar yang

adalah kelancaran melalui metode tanya-

lain. Hal ini mencerminkan kemampuan

jawab.

berpikir
Aktivitas penyelidikan bersama

orisinal

berkembang

(originality)

melalui

siswa

pengungkapan

(diskusi) dan feedback yang dilakukan

gagasan-gagasan lewat kegiatan tanya-

oleh setiap anggota dalam kelompok

jawab dalam seminar. Kebaruan tidak

diskusi dapat mengembangkan kemam-

mutlak pada sesuatu yang harus benar-

puan berpikir lancar

(fluency) dan

benar baru yang sebelumnya belum

kemampuan berpikir luwes (flexibility).

pernah ada melainkan dapat berbeda dari

Keduanya merupakan aspek dari berpikir

yang lain. Munandar (2009) menyatakan

kreatif. Munandar (2009) mengung-

bahwa siswa yang berpikir orisinal ialah

kapkan bahwa dalam sumbang saran

siswa yang dapat memberikan jawaban

Ihda Nuria Afidah – Pengaruh Penerapan Metode Socratic Circles Disertai 11
yang tidak lazim. Vigotsky (Ibrahim,

pembelajaran

2004) mengemukakan bahwa interaksi

merangsang

sosial dengan teman lain membantu

timalkan kemampuan berpikir mereka

terbentuknya ide baru dan memperkaya

khususnya dalam hal memecahkan suatu

perkembangan intelektual seseorang.

permasalahan

Kegiatan
seminar

tanya-jawab
juga

Socratic

seperti
siswa

itu

kurang

untuk

dan

mengop-

kurang

mampu

dalam

memperluas pemahaman suatu konsep

dapat

pembelajaran.

Banyak

siswa

tidak

mengela-

memperhatikan proses kegiatan diskusi

borasi (elaboration). Aspek elaboration

dan presentasi sehingga pelaksanaan

merupakan

pembelajaran berjalan kurang efektif.

meningkatkan

kemampuan

salah

kemampuan

satu

aspek

berpikir

Kemampuan

merinci

dari

Siswa akan mengangkat tangan

kreatif.
(elaboration)

dan

bertanya

kepada

guru

tentang

merupakan kemampuan memecahkan

alternatif untuk menanggulangi pen-

masalah dengan melakukan langkah

cemaran di akhir pembelajaran. Guru

terperinci. Langkah kerja menyelesaikan

tidak langsung menjawab pertanyaan

masalah harus jelas dan ada langkah

tersebut tetapi memberi kesempatan

alternatif. Kemampuan merinci sebagai

pada siswa lain untuk menanggapi

bagian

dari

aspek

meningkat.

Bybee,

menyatakan

bahwa

berpikir

kreatif

pertanyaan tersebut. Hal ini tidak sesuai

et

(2006)

dengan pendapat Wenno (2008) yang

al

fase

elaborasi

menyatakan

bahwa

proses

menekankan aplikasi dan transfer ide

kreatif

mengembangkan pemahaman siswa.

menemukan suatu cara baru untuk

Proses

pembelajaran

pada

diperlukan

berpikir

Proses

pembelajaran

ceramah disertai diskusi dan presentasi.

antara

Pertemuan pertama guru menyampaikan

kelompok

konsep

penjelasan

di

dan

perbedaan

yang

dengan

Kelompok

manusia

terhadap

pencemaran
ceramah.

pengaruh

perubahan

lingkungan
Pertemuan

aktivitas

kedua

siswa

untuk

memecahkan suatu permasalahan.

kelompok kontrol menggunakan metode

materi

siswa

peluang

kelompok

biologi

eksperimen

kontrol

dan

berdasarkan

atas

menunjukkan

cukup

signifikan.

eksperimen

mendapat

lebih

banyak

untuk

melakukan kegiatan diskusi kembali

mengembangkan kemampuan berpikir

dilanjutkan dengan presentasi. Kegiatan

kreatif dibandingkan dengan kelompok

12 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 3, hal 1-15
kontrol.

Aktivitas

siswa

kelompok

meningkatkan

kemampuan

berpikir

kontrol cenderung pasif karena proses

kreatif siswa. Tahapan-tahapan metode

pembelajaran yang digunakan kurang

Socratic Circles dapat meningkatkan

memberikan kesempatan kepada siswa

berpikir kreatif siswa dan kemandirian

untuk menyampaikan gagasan.

belajar (self-directed) dengan mendo-

Berdasarkan hasil tes kemam-

rong siswa untuk memiliki kecakapan

puan berpikir kreatif, nilai yang tertinggi

berpikir, aktif mengemukakan gagasan,

pada kelompok eksperimen adalah pada

berkolaborasi

aspek fluency, dikarenakan aspek ini

menghasilkan ide-ide yang cemerlang.

mendapat

Penerapan

pengulangan

pada

setiap

tahapan pembelajaran Socratic Circles.

dalam

Metode

dalam

metode

proses

kelompok

Socratic

dan

Circles

pembelajaran

akan

Circles

mampu

membekali siswa agar siap menghadapi

kemampuan

berpikir

masalah dengan kemampuan berpikir

kreatif karena keduanya memiliki aspek

kreatif yang dimiliki. Metode Socratic

yang saling berkaitan. Hal ini dapat

Circles disertai media gambar terbukti

dilihat pada tahapan-tahapan metode

mampu meningkatkan

Socratic Circles yang mengacu pada

berpikir kreatif siswa.

aspek berpikir kreatif seperti berpikir

KESIMPULAN

Socratic

meningkatkan

lancar (fluency) dan berpikir luwes

Berdasarkan

hasil

kemampuan

penelitian

(flexibility) yang dikembangkan pada

dapat disimpulkan bahwa penerapan

setiap tahap proses pembelajaran metode

metode Socratic Circles disertai media

Socratic Circles. Aspek berpikir orisinal

gambar

(originality) dan berpikir memerinci

kemampuan berpikir kreatif siswa kelas

(elaboration) dikembangkan pada tahap

X SMA Negeri 2 Boyolali tahun

proses penyelidikan bersama (diskusi)

pelajaran 2011/ 2012.

dan

DAFTAR PUSTAKA

feedback

(menganalisis

dan

mengevaluasi).
Berdasarkan

hasil

penelitian

dan beberapa penelitian yang relevan
menunjukkan bahwa penerapan metode
Socratic Circles disertai media gambar

dalam

pembelajaran

biologi

dapat

berpengaruh

terhadap

Ambarwati, D. 2011. Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan
Kreatif melalui Pendekatan
Pembelajaran Langsung dan
Tak
Langsung.
Thesis,
Universitas
Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Arnyana, I. B. P. 2006. Pengaruh
Penerapan
Strategi

Ihda Nuria Afidah – Pengaruh Penerapan Metode Socratic Circles Disertai 13
Pembelajaran Inovatif Pada
Pelajaran Biologi Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa SMA. Jurnal Pendidikan
dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja. No.3 Th. XXXIX
Juli 2006, 496-515.
Budiman, H. 2011. Peningkatan
Kemampuan Berpikir Kritis dan
Kreatif
Matematis
Siswa
melalui
Pendekatan
Pembelajaran
Berbasis
Masalah Berbantuan Program
CABRI 3D. Thesis, Universitas
Pendidikan
Indonesia,
Bandung.
Bybee, R. W., Taylor, J. A., Gardner, A.,
Scotter, V. P., Powell, J. C.,
Westbrook, A., and Landes, N.
2006. The BSCS 5E Intructional
Model:
Origins
and
Effectiveness.
Colorado
Springs: Office of Science
Education National Institutes of
Health.
Chin,

C, and Chia, L. 2004.
Implementing Project Work in
Biology through Problem-based
Learning. Journal of Biological
Education. 38 (2), 69-75.

Copeland, M. 2005. Socratic Circles:
Fostering Critical and Creative
Thingking in Middle ang High
School.
Portland,
ME:
Stenhouse Publishers.
Derri, V. and Pacta, M. 2007. Motor
Skills and Concepts Acquisition
and Retention: A Comparison
Between Two Styles of
Teaching. International Journal
of Sport Science. ISSN: 18853137, Volume 3, 37-47.
Fadllan,

A.
2010.
Strategi
Pengembangan
Science
Generic Skills (SGS) Calon
Guru Fisika melalui Model

Pembelajaran
Group
Investigation pada Mata Kuliah
Praktikum. Skripsi, Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo,
Surabaya.

Fauziah,

Y. N. 2011. Analisis
Kemampuan
Guru
dalam
Mengembangakan
Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa Sekolah Dasar Kelas V
pada
Pembelajaran
Ilmu
Pengetahuan Alam. Jurnal ISSN
1412-565X, Edisi Khusus No. 2,
Agustus 2011, 98-106.

Frankenfield, K. 2009. Engaging
Students with Socratic Circles.
Department of English JCCC
Fall 2009 in-service August 12
& 14, 2009, 1-5.
Hawadi, R.A., Wihardjo, R. S. D., dan
Wiyono, M. 2001. Kreativitas.
Jakarta: Grasindo.
Hidayat.

W. 2011. Menigkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan
Kreatif
Matematik
Siswa
Melalui
Pembelajaran
Kooperatif
Think-Talk-Write
(TTW). Thesis, Universitas
Pendidikan
Indonesia,
Bandung.

Hmelo-Silver and Barrows. 2006. Goals
and Strategies of a Problembased Learning Facilitator.
Interdisciplinary Journal of
Problem-based Learning, 1(1),
21-39.
Ibrahim, M. 2004. Kumpulan Makalah
Pengenalan
Strategi
Pembelajaran
Biologi
di
Perguruan Tinggi. Pekanbaru:
Universitas Riau.
Ismaimuza, D. 2010. Kemampuan
Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Siswa SMP melalui
Pembelajaran
Berbasis

14 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 3, hal 1-15
Masalah
dengan
Strategi
Konflik Kognitif. Disertasi,
Universitas
Pendidikan
Indonesia, Bandung.

Kenner, R. 2009. Food, Inc: Discussion
Guide. US: Participant Media.
Liliasari. 2011. Peningkatan Kualitas
Guru
Sains
Melalui
Pengembangan Keterampilan
Berpikir
Tingkat
Tinggi.
Seminar
Nasional
Pasca
Sarjana . Bandung: UPI.
Mulyasa, E. 2004. Implementasi
Kurikulum
2004-Panduan
Pembelajaran KBK. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
Munandar, U. 2009. Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Novianti, D. E. 2011. Tugas-Tugas
Inovatif untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan
Kreatif. Jurnal Pendidikan
STKIP PGRI Lamongan Tahun
VI No. 12 Agustus 2011 ISSN :
1829-6432, 1-7.
Noviasari, V. 2011. Pengaruh Metode
Socrates (Socratic Method)
dalam Pembelajaran Fisika
pada Materi Pokok Cahaya
Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa di SMP Negeri 6
Surabaya. Skripsi, UNESA,
Surabaya.
Nursito. 2000. Menggali Kreativitas.
Yogyakarta: PT. Mitra Gama
Widya.
Ong, A. C. and Borich, G. D. 2006.
Teaching
Strategies
That
Promote Thinking: Models and
Curriculum
Appoaches.
Singapore:
Mc
Graw-Hill
Education.

Peterson, E. 2009a. Teaching To Think:
Applying The Socratic Method
Outside The Law School
Setting. Journal of College
Teaching
and
LearningUniversity of Detroit Mercy,
6(5), 83-88.
Peterson, E. 2009b. Socratic ProblemSolving in The Business Word.
American Journal of Business
Education-University of Detroit
Mercy, 2(5), 101-106.
Redhana, I. W., Sudiatmika, I. A. R., dan
Artawan,
I.
K.
2009.
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran Berbasis Masalah
dan Pertanyaan Socratic Untuk
Meningkatkan
Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa SMP.
Jurnal
Pendidikan
dan
Pengajaran. Jilid 42, Nomor 3,
Oktober 2009, 151-159.
Rustaman, N. Y., Dirdjosoemarto, S.,
Ahmad,
Y.,
Suroso
A.,
Yudianto, Rochintaniawati D.,
Nurjhani, M., dan Subekti, R.,
2005.
Strategi
Belajar
Mengajar Biologi. Bandung:
UPI & JICA IMSTEP.
Sari, N. F. dan Nasikh. 2009. Efektivitas
Penerapan
Pembelajaran
Berbasis Masalah dan Teknik
Peta
Konsep
dalam
Meningkatkan Proses dan Hasil
Belajar
Mata
Pelajaran
Ekonomi Siswa Kelas X6
SMAN 2 Malang Semester
Genap Tahun Ajaran 20062007. JPE-Volume 2 Nomor 1
2009, 53-73.
Savery, J. R. 2006. Overview of
Problem-based
Learning:
Definitions and Distinctions.
Interdisciplinary Journal of
Problem-based Learning. 1(1),
9-20.

Ihda Nuria Afidah – Pengaruh Penerapan Metode Socratic Circles Disertai 15
Seitz, I. 2005. Socratic Circles: Fostering
Critical and Creative Thingking
in Middle and High School.
Journal of Adolescent and Adult
Literacy Sept 2005, 49(1), 8687.
Shively, C.H. 2011. Grow Creativity.
Learning & Leading with
Technology. 38 (7),10-15.
Sugiarto, I. 2011. Yang Lupa Diajarkan
Oleh Sekolah Mengoptimalkan
Daya Kerja Otak dengan
Berpikir Holistik dan Kreatif.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Sumalee, C., Charuni, S., and Issara,K.
2012. The Learner’s Creative
Thinking
Learning
with
Learning
Innovation
to
Encourage Human Thinking.
European Journal of Social
Sciences, 28 (2), 213-218.
Sutjiono, T. W. A. 2005. Pendayagunaan
Media Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Penabur. No.4/
Th.IV/ Juli 2005, 76-84.
Trilling,

B. and Hood, P. 1999.
Learning,
Technilogy,
and
Education Reform in the
Kowledge Age. Educational
Technology. Mei-Juni, 1-25.

Wenno, I. H. 2008. Strategi Belajar
Mengajar
Sains
Berbasis
Kontekstual. Yogyakarta: Into
Media.
Widowati, A. 2008. Inovasi dalam CAI:
Creative Thinking melalui
Software
Mind
Mapping.
Seminar UNY. Yogyakarta:
UNY.
Yeo, J. W. 2008. Incorporating Thinking
Tools to Enhance Facilitation of
Problem-Based
Learning.
Creative Studies Graduate

Student Master’s
paper 127.

Projects,

Zimmerman, A. 2004. Critical and
Creative
Thinking
Course
Activities. NACTA Journal;
Dec 2004, 48(4), 84.