PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS.

(1)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI

METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-2 SMPN 43 Bandung ) SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari

SyaratuntukMemperolehGelarSarjanadalamBidangPendidikan IPS Program StudiPendidikan IPS

Oleh : MIA JULFI

1105129

PROGRAM PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-2 SMPN 43 Bandung )

Oleh :

Mia Julfi

1105129

Skripsi yang diajukan untuk salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Mia Julfi 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2015


(3)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh maupun sebagian,

Dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

MIA JULFI 1105129

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELAUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM

PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-2 SMPN 43 Bandung )

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd. NIP. 19620718 1986012001

Pembimbing II

Drs. Asep Mulyadi, M.Pd. NIP. 19620902 199001 1001

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan IPS

Dr. Nana Supriatna, M.Ed. NIP. 19611014 1986011 001


(4)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 ABSTRAK

PenelitianiniberjudulPeningkatanKeterampilanKomunikasiSiswaMelaluiMeto deInkuiriBerbasisPengalamanSosialdalamPembelajaran

IPS.Berawaldaripermasalahan yang penulistemukandariobservasi yang dilakukanpadabeberapa kali pertemuandalamrentanwaktubulanJanuaritahun 2015.Indikatorpermasalahan yang ditemuiadalahpembelajaran yang tampakpasifditunjukandenganketidakberaniansiswamengajukanpertanyaan,

mengemukakanpendapatdanmenghargai orang lain. Melihatpermasalahan yang

akanditelitiberkaitandengan proses pembelajaran,

makapenulismelakukanpenelitianmemilihpenelitiantindakankelasdengandesainpenelit ianKemmisdan Taggart, yang meliputibeberapatahapanyaitu, rencana yang diawalidenganmelakukanobservasiawalsebelumpenelitiandilaksanakan,

persiapanbahan ajar, rencanapembelajaran, metodepembelajaran,

subjekpenelitianserta instrument penelitian.

Tindakanpadapenelitiandilakukansatutindakanpadasetiapsiklusnya yang dilaksanakanpadaduapertemuan.kemudiandalamtahapobservasipenulismengamatihasi lataudampakdaritindakan yang dilaksanakanterhadapsiswa. Selanjutnyapadatahapakhirdilakukanrefleksi,

dimanapadatahapinipenulismelakukankegiatanmengkaji, melihat, danmempertimbangkanhasilataudampakdaritindakan yang dilihatdariberbagaikriteria.Alternatifpemecahanmasalah yang dipilihyaitupeningkatanketerampilankomunikasisiswamelaluimetodeinkuiriberbasispe ngalamansosial.Hal

inidikatakanberhasildenganmelihatperkembanganindikatorketerampilankomunikasiya itusiswamampumenghargailawanbicara, mampumemberikanpertanyaan yang relevan, mampumenyampaikanpemahamansecaralisan,

mampumemberikanmasukanterhadappemahaman orang lain,

mampumemberikanpemahaman yang

jelasdanmudahdimengerti.Seluruhaspekinimengalamipeningkatanbaik,darisiklusperta mahinggasiklusketiga.Hal

initerbuktipadasikluspertamapencapaianketerampilankomunikasisiswaberkualifikasic ukup,

kemudianpadasikluskeduamemperolehkualifikasibaiknamunpenulismasihmelihatindi

kasi yang

perludikembangkansehinggadilanjutkansiklusketiga.Padasiklusketigadiperolehbahwa

perolehannilai rata-rata

siswaterlihatprogresifdansudahmencapaikategoribaik.Kesimpulannya,

denganmenggunakanmetodeinkuiriberbasispengalamansosialketerampilankomunikasi siswakelas VIII-2 SMPN 43 Bandung dapatmeningkatdenganbaik.Penulis penyimpulkan bahwamenggunaanmetodeinkuiriberbasispembelajaran IPS mampudenganbaikmeningkatkanketerampilankomunikasisiswakelas VIII-2 SMPN


(5)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 43 Bandung, sebagai bahan masukan atau rekomendasi bagibeberapapihak yang ditunjukankepadasiswa, guru, sekolah,penulis danpeneliti selanjutnya, keterampilankomunikasiharusterusditingkatkatdengan cara membiasakan untuk berani mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan dan tidak ragu-ragu dalam menyampaikan pemahaman sesuai informasi dan pengetahuan yang sudah mereka pahami melalui metode inkuiri berbasis pengalaman sosial yang diguankan dalam pembelajaran IPS sehingga pembelajaran diharapkan lebih aktif dan bermakna serta mampu memberikan motivasi untuk penelitian selanjutnya.

Kata Kunci : Metode Inkuiri Berbasis Pengalaman Sosial, Keterampilan Komunikasi ABSTRACT

This study is entitled “The improvement of Student Communication Skills through Inquiry Method based on Social Experience in Learning Social Science”. It started from the problem which the writer found from conducted observation in several meetings in January 2015. The indicators of the problems found is the passive learning preference showed by the students which do not have enough confidence to propose questions, stating opinions, and to respect others. Seeing the problems is related to the learning process, the researcher chose to conduct the classroom action research using Kemmis and Taggart’s research design which covers number of steps; the plan started by conduction an early observation before the research, learning material preparation, lesson planning, learning method, research subject and research instrument preparation. In the research, it is conducted one action in every cycle in which conducted in two meetings. After that, in observation stage, the researcher observed the result of the action conducted to the students. Next, on the last stage, whereas on this stage, the researcher review, relook, and consider the result of the actions seen based on various criteria. The chosen of alternative of the problem salvation is to increase the students communication skills through inquiry method social experience based. It resulted succeed considering the indicators development of communication skills which the students are able to respect other speaker, to propose relevant questions, to deliver their understanding orally, to give input towards others’ understanding, to give understandable statement. All of aspects have through positive improvement, starting from the first cycle through the third cycle. It is proven on the first cycle, the success in first cycle in students’ communication skills is qualified as enough, then on the second cycle, reached the qualification good but researcher still see an indication which still need development on the third cycle. At the third cycle, it is conceived that the students’ average score is seen progressive and already reached the qualification good. The conclusion is, by using inquiry social communication skills based method, the students of class VIII-2, 43 Bandung State Junior High School can be improved. The researcher concluded that by using the using social learning inquiry based, able to improve the students’ communication in class VIII-2, 43 Bandung State Junior High School as for input or recommendation for students,


(6)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 teachers, schools, researcher and future researchers. The communication skills still needs improvement with making the students forming habits of delivering opinions, proposing questions and delivering understanding based on the information and knowledge they have learned though social learning inquiry based method in social science undoubtedly, as it will result in more active and meaningful learning, also gives motivation for further studies.


(7)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A.LatarBelakangPenelitian ... 1

B.RumusanMasalahPenelitian ... 8

C.TujuanPenelitian ... 9

D.ManfaatPenelitian ... 9

E. StrukturOrganisasiPenelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran ... 12

1. Pengertian Belajar ... 12

2. Prinsip Belajar ... 14

3. Tujuan Belajar ... 16

4. Pengertian Pembelajaran ... 17

5. Ciri-Ciri Pembelajaran ... 18


(8)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015

1.PengertianIlmu Pengetahuan Sosial ... 19

2.Tujuan Pembelajaran IPS ... 21

3.Karakteristik Pembelajaran IPS ... 22

C.Tinjauan Tentang Keterampilan Komunikasi... 24

1.Pengertian Keterampilan Komunikasi ... 24

2.Tujuan dan Fungsi Komunikasi ... 27

D.Tinjauan Tentang Metode Inkuiri 29 1. Pengertian Metode Inkuiri ... 29

2. Tujuan dan Manfaat Metode Inkuiri ... 30

3. Prinsip-Prinsip Metode Inkuiri ... 32

4. Langkah-langkah Metode Inkuiri ... 33

5. Kelebihan Metode Inkuiri ... 35

E. Keterkaitan Metode Inkuiri Berbasis Pengalaman Sosial dalam Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A.LokasidanSubjekPenelitian ... 42

1. Lokasi Penelitian ... 42

2. Subjek Penelitin ... 42

B.DesainPenelitian ... 43

C.Metode Penelitian ... 47

D.InstrumenPenelitian ... 49

1. LembarObservasi ... 49

2. PedomanWawancara ... 50

3. Studi Dokumentasi ... 54

E.TeknikPengumpulan Data ... 54

1. Observasi ... 54


(9)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015

3. Studi Dokumentasi ... 55

4. CatatanLapangan ... 55

G.TeknikPengolahan dan Analisis Data ... 56

1. Analisis Data Kualitatif ... 56

2. Validitas Data ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DeskripsiSubjekPenelitian ... 58

1. Profil Kelasa ... 58

B. DeskripsiPraPenelitian ... 60

1. Kondisi AwalPembelajaran IPS Pra Penelitian ... 60

2. Rancana Penelitian ... 62

C.Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaa Siklus Pertama ... 64

1. Perencanaan Siklus Pertaama ... 64

2. Pelaksanaan Siklus pertama ... 65

3. Deskripsi Hasil Observasi Siklus Pertama ... 72

4. Refleksi Pelaksanaan Siklus Pertama ... 78

D.Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaa Siklus Kedua ... 79

1. Perencanaan Siklus Kedua ... 79

2. Pelaksanaan Siklus Kedua... 81

3. Deskripsi Hasil Observasi Siklus Kedua... 86

4. Refleksi Pelaksanaan Siklus Kedua ... 94

E. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaa Siklus Ketiga ... 96

1. Perencanaan Siklus Ketiga ... 96

2. Pelaksanaan Siklus Ketiga ... 97

3. Deskripsi Hasil Observasi Siklus Ketiga ... 102

4. Refleksi Pelaksanaan Siklus Ketiga ... 111


(10)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015

1. Pembahasan Hasil Siklus PTK ... 112

2. Pembahasan Hasil Catatan Lapangan ... 117

3. Pembahasan Hasil Wawancara ... 120

G. Kendala dan Upaya Penelitian ... 123

H. Refleksi Hasil Penelitian ... 124

I. Analisis Hasil Penelitian ... 126

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 135

B.Saran ... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 142 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desai PenelitianTindakan Model Kemmisdan Taggart 43

Gambar 4.9 Diagram SkorPeningkatanKeterampilanKomunikasi Siswa 116


(12)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 DAFTAR TABEL

Tabel2.1 KajianPrinsipBelajar 15

Tabel2.2 KajianCiri-ciriPembelajaran 19

Tabel2.3 KajianTujuanInkuiri 31

Tabel3.2 PemetaanTindakandalamSiklus 44

Tabel 3.3 LembarObservasiKeterampilanKomunikasi 50

Tabel 3.4 PedomanWawancaraUntukSiswa 51

Tabel 3.5 PedomanWawancaraUntuk Guru 52

Tabel 4.1 Daftarsiswakelas VIII-2 SMPN 43 Bandung 59


(13)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 Tabel 4.3 PresentasePerkembanganIndikatorKeterampilanKomunikasi 77

Tabel 4.4 Format PenilaianKeterampilanKomunikasisiswaSiklusKedua 89

Tabel 4.5 PresentasePerkembanganIndikatorKeterampilanKomunikasi 94

Tabel 4.6 Format PenilaianKeterampilanKomunikasisiswaSiklusKetiga 105

Tabel 4.7 PresentasePerkembanganIndikatorKeterampilanKomunikasi110


(14)

1

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia pada hakikatnya sebagai makhluk yang sempurna yang memiliki dimensi akal dan potensi. Hal ini tertuang dalam Alquran surat Attin ayat 4 Allah berfirman “sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” dari ayat tersebut penulis dapat memahaami bahawa dengan karunia akal pikiran yang diberikan Allah sejatinya manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Berpikir memberi kemungkinan untuk memperoleh pengetahuan, dalam tahapan selanjutnya pengetahuan itu dapat menjadi pondasi penting bagi kegiatan berpikir yang lebih mendalam dan dapat menunjang pengembangan potensi diri.

Sebagai subjek yang memiiliki potensi-potensi lahir batin, manusia pada hakikatnya dapat merasakan dan berkarya. Kemampuan manusia untuk menggunakan akal untuk memahami lingkungannya merupakan potensi dasar yang memungkinkan manusia melakukan perubahan. Dalam melakukan perubahan tersebut manusia memerlukan suatu proses yang disebut pendidikan, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 :

pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terancana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari tujuan pendidikan tersebut penulis dapat memahami bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang terstruktur dan sistematis melalui pembelajaran yang melibatkan guru sebagai pasilitator, siswa sebagai subjek pendidikan dan lingkungan belajar sebagai sarana pengembangan potensi siswa. Berbicara tentang potensi peserta didik merupakan subjek pendidikan yang memiliki potensi yang dikembangkan melaui proses penidikan hal ini diharapkan melalui proses pembelajaran peserta didik memiliki kekuatan spritual kegamaan,


(15)

2

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat dan negara.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional melalui lembaga pendidikan formal dalam hal ini adalah sekolah. Sekolah merupakan wahana bagi pengembangan siswa secara optimal. Sebagai mana yang dijelaskan oleh Djahri (1985, hlm. 4) menyatakan bahwa, ”sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan tempat belajar di mana anak akan berusaha membina, mengembangkan dan menyempurnakan potensi dirinya serta dunia kehidupan dan masa depannya”. Dengan demikian sekolah merupakan tempat di mana peserta didik mampu mengembangkan kemampuannya secara optimal dengan mengikuti program pengajaran. Dalam proses pengajaran guru memiliki peran yang sangat penting sebagai pasilitator peserta didik untuk mendapat pengetahuan.

Sekolah merupakan tempat dimana terjadinya suatu proses pendidikan yang meliputi belajar dan pembelajaran. Dalam suatu ruang kelas peserta didik sebagai subjek pendidikan melakukan proses belajar. Dimana belajar merupakan aktifitas yang disengaja yang dilakukan individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar peserta didik yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, peserta didik yang tadinya tidak dapat mengembangkan potensi menjadi dapat mengembangkan pontesi, menurut Gagne (dalam Ruhimat 2009, hlm. 116) belajar adalah, “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakukanya sebagai akibat dari pengalamanterdapat tiga unsur pokok dalam belajar yaitu proses, prubahan prilaku dan pengalaman”.

Dari pendapat tersebut penulis dapat memahami bahwa belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang yang belajar akan menglamai perubahan prilaku sebagi bagian dari pengalamannya. Di ruang kelas inilah peserta didik melakukan proses belajar namun perlu digaris bawahi bahwa tidak semua proses belajar dilakukan diluar kelas melainkan bisa dilakukan dimanapun termasuk lingkungan siswa.

Selain melakukan proses belajar peserta didik dalam ruangan kelas (lingkungan sekolah) melakukan proses pembelajaran yang melibatkan seorang


(16)

3

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 guru atau pendidik untuk membelajarkan peserta didik yang belajar pada

pendidikan formal atau sekolah. Menurut pemahaman penulis kegiatan pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan mengajar yang mengabaikan kegiatan belajar akan tetapi kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dengan pola-pola pembelajaran yang bervariasi melalui penggunaan mata pelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila guru sebagai fasilitator dapat turut serta membantu mengembangkan potensi peserta didik melalui pengembangan mata pelajaran, artinya dalam hal ini guru tidak hanya menjadi informator dan transformator tetapi juga menjadi fasilitator pengembangan potensi peserta didik.

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam upaya membangun potensi peserta didik. Pada mata pelajara IPS tidak hanya berisi materi-materi yang hanya bisa dipelajari pada saat belajar, tetapi banyak materi yang diperlukan oleh peserta didik dalam kehidupan sosialnya, seperti mengenal konsep-konsep di mana didalamnya berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Menurut Sumaatmaja (dalam Komalasari 2011, hlm.7) :

Mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap positif terhadap perbaikan terhadap segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri ataupun yang menimpa masyarakat.

Berdasarkan pendapat Sumaatmaja tersebut penulis dapat memahami bahwa terdapat tiga poin penting dalam pembelajaran IPS yaitu. Satu,peserta didik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi suatu keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupan peserta didik. Kedua, peserta didik diharapkan dapat terstimulus untuk lebih peka terhadap masalah-masalah sosial sebab mata pelajaran IPS bersifat dinamis sehingga sumber belajar yang digunakan berkaitan lingkungan sosial masyarakat. Ketiga, setelah peserta didik peka diharapkan siswa dapat turut andil mengembangkan potensi dirinya untuk mengatasi permasalahan sosial yang ia temui dengan demikian melalui mata pelajaran IPS peserta didik


(17)

4

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman, pengembangan potensi dan

pengembangan keterampilan diri serta perubahan sikap.

Mata pelajaran IPS memiliki tujuan yang tertera dalam KTSP Tahun 2006, yaitu sebagai berikut :

1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan

2. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa ingi tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 3. memiliki komitmen, kedasadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusian

4. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekrja sama dan berkopetensi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional, maupun global.

Berdasarkan beberapa tujuan IPS diatas, penulis dapat memahami bahwa salah satu tujuan akhir IPS adalah siswa memiliki kemampuan berkomunikasi. Menurut Hovland (dalam Onong 2013, hlm. 10), “komunikasi dipahami sebagai suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas

penyampaian informasi serta pembentuk pendapat dan sikap”. Dengan demikian

jika dikaitkan dengan pembelajaran IPS penulis memahami bahwa dalam suatu proses pembelajaran pada hakikatnya peserta didik dihadapkan pada satu lingkungan yang dinamis dimana sebagai mahkluk sosial dan subjek pendidikan peserta didik diharapkan mampu berinteraksi dengan lingkungan pembelajarannya dalan proses belajar.

Dengan karateristik pembelajaran IPS yang menggunakan sumber belajar yang dinamis tentu didalamnya peserta didik melakukan proses berpengetahuan serta berpengelaman dalam kegiatan inkuiri. Dari kegiatan tersebut peserta didik akan memperoleh bermacam infomasi pengetahuan kemudian mengasosiasinya hinggga mengkomunikasikannya, sehingga hasil belajar dan berpengalam dapat terealisasi. Dengan alasan tersebut penulis berpandangan bahwa keterampilan komunikasi dalam pembelajaran IPS sangat penting sebagai sarana mencapai tujuan pembelajaran.


(18)

5

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 Dalam suatu proses pembelajaran peserta didik secara tidak langsung

mengalamiproses interaksi yaitu anatara peserta didik dan guru, peserta didik dan sumber belajar peserta didik dengan media pembelajaran dan peserta didik dengan lingkungan belajar. Dalam proses interaksi tersebut terjadi transpormasi informasi-informasi simbolik dan kongkrit yang berkaitan dengan materi pembelajaran untuk menjadi sebuah pengalaman belajar oleh karena itu dari proses tersebut penulis semakin meyakini bahwa akan pentingnya keterampilan komunikasi dimiliki oleh peserta didik sebab hal itu dapat menunjang proses berpengalaman belajar, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Komala(2009. hlm, 73) mengemukakan bahwa komunikasi adalah,“suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungan dengan 1) membangun hubungan antara sesama, 2) melaui pertukaran informasi, 3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, 4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu”.

Dari pengertian komunikasi diatas peneliti dapat memahmi bahwa komunikasi merupakan proses yang penting dalam pembelajaran. Sebab dalam suatu proses pembelajaran melibatkan anatra peserta didik, guru dan lingkungan belajar termasuk didalamnya media dan sumber belajar yang saling berhubungan melalui proses pkomunikasi guna menunjang terciptanya pengalaman belajar yang bermakana.

Selain hal-hal diatas terdapat aspek lain yang memiliki peran penting dalam menunjang terciptanya komunikasi dalam pengalaman belajar yaitu mata pelajaran. Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda salah satunya mata pelajaran IPS.Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang melibatkan dinamika masyarakat sebagai sumber uatama, hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam Puskur (2006, hlm. 7),“Mata pelajaran IPS memiliki tujuan mengebangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap masalah yang terjadi sehari-hari”.

Dari pendapat diatas peneliti dapat memahami bahwa dinamika masyarakat merupakan sumber uatama dalam pembelajaran IPS, oleh karena itu seiring dengan berjalannya waktu akan terjadi pergerakan suatu kondisi


(19)

6

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 dimasyarakat yang menghasilkan fenomena yang berbeda-beda oleh karena itu

dalam pembelajaran IPS siswa secara tidak langsung dituntut untuk dapat mengembangkanpotensi dalam menginternalisasi, mengasosiasi, merekomendasikan pengalaman, dan mengkomunikasikan suatu kondisi dimasyarakat yang menjadi sumber belajaran uatama dalam pembelajaran IPS.

Dengan mengetahui akan pentingnya komunikasi dalam pembelajaran IPS peserta didik diharapkan mampu mengembangkan keterampilan komunikasi dalam pengalaman belajarnya yang mencakup. Pertama, proses berpengetahuan dalam fase ini peserta didik mendapatkan berbagai macam pengetahuan dari berbagai materi yang dipelajari berupa konsep dan informasi. Kedua, memproses pengetahuan yang berupa konsep dan informasi yang ditunjang dengan fakta yang diproleh dari lingkungan siswa sebagai sumber belajar.

Ketiga, mengkomunikasikan pengetahuan yang telah diolah pada fase sebelumnya dalam bentuk pendapat dan diaplikasikasikan dalam bentuk sikap. Dengan demikian dari proses tersebut pembelajaran IPS dapat teraplikasi dengan penuh makna karena didalamnya melibatkan proses yang menunjang keterampilan komunikasi yang meliputi berpengetahuan berpengalaman dan mengkomunikasikan serta mengaplikasikannya dengan sikap.

Namun menurut pandangan penulis jika kita melihat kondisi yang terjadi saat ini dalam lingkungan pendidikan secara umum peserta didik cenderung kurang mampu mengkomunikasikan hasil pengalaman belajarnya sehingga dalam pembelajaran kurang bermakna dan monoton. Kemudian dalam pembelajaran IPS saat ini notabennya peserta didik menganggap bahwa pembelajaran IPS itu pernuh dengan hafalan, teori, dan tidak menarik hal ini disebabkan dalam pembelajaran IPS cenderung menggunakan pola pembelajaran yang konfensional sehingga peserta didik tidak diarahkan kepada hal yang kontekstual akibatnya peserta didik kurang mengalami pengalaman belajaran yang bermakna serta keterampilan komunikasinya kurang terstimulus.

Secara khusus, berdasarkan hasil observasi di SMPN 43 Bandung kelas VIII-2, pada tanggal 29 Januari 2015 terlihat adanya indikasi yaitu kondisi kelas yang pasif dalam pembelajaran IPS. Pertama, terlihat masih banyak peserta didik yang tidak memperhatikan guru saat menjelaskan materi hal ini menujukan bahwa


(20)

7

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 peserta didik belum mampu menyimak ketika ada seseorang yang berbicara

dihadapannya. Kedua,setelah guru menjelaskan materi IPS yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi dilingkungan masyarakat dan guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapat, masih banyak peserta didik yang belum mampu menjelaskan mengenai peristiwa yang terjadi dimasyarakat padahal peristiwa dimasyarakat sering mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, masih banyak peserta didik yang ragu-ragu dalam mengemukakan pendapat atau gagasannya karena merasa tidak percaya diri dengan pengetahuan yang dimiliki. Keempat,terlihat ketika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang sedang dipelajari masih banyak peserta didik yang belum mampu mengemukakan pertanyaan kepada guru.

Berdasarkan indikasi-indikasi yang penulis temui, penulis beranggapan bahwa dengan melihat karakteristik pembelajaran IPS yang mengacu kepada dinamika masyarakat sebagai sumber belajar maka hal ini dapat menjadi salah satu stimulus untuk meninkatkan ketertarikan peserta didik terhadap suatu pengetahuan yang bersumber langsung dari pengalaman sosial dan hal ini akan mempermudah peserta didik dalam mengolah dan mengasosiasi pengetahuan yang peserta didik peroleh dalam sebuah pengalaman belajar yang bernakna, setelah terciptanya hal tersebut siswa akan lebih terstimulus untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam pembelajaran IPS. Dari anggapan dasar tersebut penulis merekomendasikan salah satu solusi yang dirasa tepat untuk memperbaiki indikasi yang muncul seperti yang dipaparkan sebelumnya yaitu dengan menggunakan metode inkuiri yang berbasis pengalaman sosial.

Inkuiri menurut Rusman (2012, hlm. 194) adalah, “suatu hasil menemukan sendiri nilai kepuasan lebih tinggi dibanding dengan hasil pemberian”. Pernyataan tersebut memiliki keterkaitan jika dihubungkan dengan pendekatan pembelajaran, karena hasil pembelajaran merupakan hasil kreativitas dan temuan peserta didik dilingkungan sosialnya yang mereka peroleh sendiri sehingga akan lebih mudah diingat dan dipahami. Hal ini sejalan dengan Trianto (2009, hlm. 114) yang menyatakan bahwa,“pengetahuan dan keterampilan yang


(21)

8

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 diperoleh siswa bukan hasil mengingat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan

sendiri”.

Metode inkuri yang berbasis penamalam sosial yang dikembangkah dalam pembelajaran IPS secara tidak langsung peserta didik akan lebih memperoleh pengalaman yang bermakna dibandingkan belajar secara konfensional. Dengan terciptanya hal tersebut secara tidak langsung dapat menstimulus keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran IPS.

Dari dasar pemikiran tersebut peneliti bermaksud untuk menetapkan pembelajaran IPS berbasis pengalaman sosial melalui metode inkuri guna meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dengan melakukan penelitian tindakan kelas di SMP Negeri 43 Bandung kelas VIII-2 tahun ajaran 2014-2015 semester genap dengan judul “PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS”.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian kali ini penulis merasa perlu untuk merumuskan permasalahan agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan secara umum yang menadi inti permasalahan dalam penelitia ini adalah “Bagaima meningkatkan keterampilan komunikasi siwswa melaui metode inkuri berbasi pengalaman sosial?”dari rumusan tersebut penulis rinci mejadi lima sub rumusan yaitu :

1. Bagaimana persiapan yang dilakukan guru dalam mengembangkan metode inkuiri berbasis pengalaman sosialuntuk meningkatkan kteerampilan komunikasi siswa dalam pemebelajaran IPS dikelas VIII-2 SMPN 43 Bandung?

2. Bagaimana pelaksanaan metode inkuiri berbasis pengalaman sosialuntuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran IPS dikelas VIII-2 SMPN 43 Bandung?


(22)

9

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 3. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam

meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran IPS dikelas VIII-2 SMPN 43 Bandung?

4. Bagaimana hasil penggunaan metode inkuIri berbasis pengalaman sosial dalam peningkatan komunikasi siswa?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian, yang secara umum adalah untuk memperoleh gambaran secara faktual dan aktual mengenai penerapan metode inkuri berbasis pengalaman sosial dalam meningkatkan kemampuan komunikasis siswa. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui perencanaan yang dilakukan seorang guru dalam menerapkan metode inkuiri berbasis pengalaman sosial untuk meningkatkan ketermpilan komunikasi siswa dalam dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-2 SMPN 43 Bandung.

2. Mengetahui pelaksanaan proses belajar mengajar IPS ketika guru menerapkan metode inkuiri berbasis pengalaan sosialdalam meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-2 SMPN 43 Bandung.

3. Mengetahui apa yang menjadi faktor penghambat dan cara mengatasi masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan inkuiri berbasi pengalaman sosial untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dalam pemebelajaran IPS di kelas VIII-2 SMPN 43 Bandung.

4. Mengetahui hasil penggunaan metode inkuiri berbasis pengalaman sosial dalam peningkatan komunikasi siswa


(23)

10

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini di antaranya :

1. Manfaat teoritis :

Peneiti berharap dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan wawasan bagi peneliti mengenai peningkatan keterampilan komunikasi peserta didik melalui metode inkuiri berbasis pengalaman sosial untuk dijadikan modal oleh peneliti maupun sekolah dalam mengatasi masalah rendahnya keterampilan kmunikasi pada siswa. Serta diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran pemikiran dalam pengembangan keilmuan dalam bidang pendidikan Ilmu Pengetahuan sosial serta sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis : a. Bagi Guru

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran bervariasi yang dapat dikembangkan oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dan partisipatif dalam pembelajaran IPS.

b. Bagi Siswa

Dengan menggunakan metode inkuiri berbasis pengalaman sosial diharapkan dapat meningkatkan keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran, dapat meningkatkan pembelajaran kreatif dan inovatif dalam pembelajaran IPS dan mampu mengubah paradigman mengenai pembelajaran IPS yang monoton dan pemahaman konsep IPS yang cukup sulit.

c. Komponen terkait (Sekolah)

Hasil penelitian tidakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dapat memperbaiki proses belajar mengajar IPS agar tidak monoton dan dapat meningkatkan keterampilan komunikasis siswa serta bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khususunya dalam pembelajaran IPS di SMPN 43 Bandung.


(24)

11

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 E. Struktur Organisasi Penelitian

Sistematika penulisan dalam menysun skripsi ini akan dipaparkan melalui penejlasan berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini peneliti memaparkan mengenai perihal latar belakang penelitian, rumusan-rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka, membahas kajian pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang diambil dari rumusan masalah yang dibahas. Kajian pustaka yang peneliti kaji yaitu mengenai peningkatan keterampilan komunikasi siswa melalui pendekatan inkuri berbasis pengalaman sosial dalam pembelajaran IPS.

BAB III METODE PENELITIAN

Membahas mengenai tahapan-tahapan penelitian yang akan dilaksanakan. Metode penelitian ini berisi mengenai pendekatan dan metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, prosedur dan tahap persiapan penelitian, prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK), teknik pengumpulan data, analisis data dan validasi data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bahasan mengenai hasil penelitian yang dilakukan peneliti berdasarkan data nyata dan informasi yang berasal dari sumber-sumber literatur dan kapibilitas dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.


(25)

12

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 Membahas mengenai kesimpulan dan penelitian secara keseluruhan dan saran

yang akan diajukan oleh penelitian selanjutnya agar tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan peneliti sebelumnya.


(26)

42

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilaksanakan. Menurut Nasution (2009, hlm. 49), “lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu, perilaku, tempat, dan kegiatan yang dapat diobservasi”. Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMPN 43 Bandung. Beberapa pertimbangan mengapa melaksanakan penelitian di SMPN 43 Bandung adalah sebagai berikut :

1) Lokasi SMPN 43 Bandung yang strategis sehingga memudahkan peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

2) Adanya keterbukaan dari pihak sekolah terutaman guru mata pelajaran IPS terhadap penelitian yang akan dilaksanakan.

3) Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh gambaran bahwa kels VIII-2 SMPN 43 Bandung memiliki masalah dalam hal rendahnya keterampilan komunikasi dalam pembelajaran IPS.

2. Subjek Penelitian

Nasution (2003, hlm. 32) mengemukakan, “subjek penelitian adalah sumber penelitian yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposif dan bertalian dengan purfose atau tujuan tertentu.”. dari pendapat tersebut penulis bemahami bahwa dalam penelitian kualitatif subjek penelitiannya adalah pihak- pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih sesuai dengan tujuannya.

Dalam penelitian ini, yang menejadi subjek penelitian adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa kelas VIII-2 di SMPN 43 Bandung tahun ajaran 2014/2015, dengan jumlah keseluruhan siswa sebanyak 33 orang. Dipilihnya


(27)

43

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 kelas ini sebagai subjek penelitian karena kelas ini memiliki masalah rendahnya

kemampuan komunikasi dalam pebelajaran IPS.

B.Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah model Kemmis dan Taggart. Guru dilibatkan dalam proses penelitian kelasnya, terutama aspek aksi dan refleksi terhadap proses pembelajaran di kelas. Desain Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desai Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart

Sumber : Dokumen Penulis

Dalam peneltian mengenai peningkatan keterampilan komunikasi siswa melalui meode inkuri berbasis pengalaman sosial, penliti menggunakan model Kemmis dan Taggart. Hal ini karena model tersebut merupakan langkah yang efektif dan ideal dalam penelitian yang akan dilakukan. Adapun tahap-tahapnya, pada bagian awal yaitu identifikasi masalah, permasalahan penelitian difokuskan kepada keterampilan komunikasi siswa yang kurang terbentuk di dalam kelas. Keputusan ini timbul dari pengamatan tahap awal yang menunjukan bahwa

PERENCANAAN II PELAKSANAAN II

OBSERVASI I REFLEKSI I

IDENTIFIKASI MASALAH

PERENCANAAN I PELAKSANAAN I

dst

OBSERVASI II REFLEKSI II


(28)

44

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 kegiatan belajar mengajar di kelas masih menunjukan kurangnya keterampilan

komunikasi siswa.

Selanjutnya pada tahap perencanaan, fokus permaslahan diputuskan pada menyusun strategi agar siswa memiliki keterampilan komunikasi melalui kegiatan inkuiri. Pada tahap tindakan, mulai dilakukan kegiatan inkuiri berbasis pengalaman sosial. Rancangan secara umum penerapan inkuiri pada pembelajaran IPS pada penelitian ini disesuaikan dengan desain diatas. Dimana, pelaksanaan dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari satu tindakan dalam dua pertemuan, pada pertemuan pertama dilakukan pemberian materi dan pengarahan untuk melakukan jegiatan inkuiri berbasis pengalaman sosial kemudian pertemuan kedua siswa mengkimunikasikan hasil kegiatan inkuirinya. Walaupun dilaksanakan dua petemuan, kedua pertemua tersebut merupakan kesatuan tindakan yang telah disusun secara sistematis. Maksud peneliti menjadikan tindakan dalam dua pertemuan yaitu untuk mempermudah penerapan metode inkuiri berbasis pengalaman sosial agar lebih optimal. Berikut peneliti klasifikasikan proses pelaksanaan tindakan yang dikemas dalam dua pertemuan.

Tabel 3.2 Pemetaan Tindakan dalam Siklus

Pertemuan Kegiatan Keterangan

Pertama

a. Guru menjeaskan materi pembelajaran IPS

b. Pengelompokan siswa (hanya disiklus pertama)

c. Guru mengarahkan siswa merumuskan masalah. Pada tahap ini guru mengemukakan permasalahan untuk di inkuiri (ditemukan) melalui cerita, gambar dan sebagainya. Kemudian mengajukan pertanyaan kearah

Tindakan dalam satu siklus (satu siklus dilakukan satu tidakan yang terdiri dari dua pertemuan)


(29)

45

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 mencari, merumuskan dan

memperjelas permasalahan dari cerita dan gambar.

d. Setelah diperoleh permasalahan yang akan dibahas, siswa akan diminta untuk megumpulkan data melalui observasi atau melakukan ditugaskan untuk melakukan pengamatan terhadap permasalahan yang siswa peroleh sebagai bahan inkuiri untuk mencari solusi dari masalah tersebut. Selain itu guru menugaskan siswa untuk nenganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, laporan, dan karya lainnya.

Kedua

a. Setelah menganalisis permasalahan yang telah ditugaskan. Siswa menyajikan hasil karyanya untuk di presentasikan kepada teman sekelas dan guru.

b. Setelah dipresentasikan, guru bersama siswa membahas hasil temuan yang diperoleh siswa melalui observasi untuk dicari kesimpulan dalam menentuka solusi dari masalah yang telah dirmuskan dalam tahap awal.

c. Guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil pengalaman belajar


(30)

46

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 keterampilan komunikasi siswa

Sedangkan dalam tahap refleksi, kita bisa ketahui letak permasalahan sehingga pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam bentuk menyesuaikan dengan hasil refleksi yang di temukan pada pertemuan sebelumnya.

Dengan demikian dalam siklus penelitian tindakan kelas, seorang guru mesti merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan merefleksi. Siklus ini selalu berulang minimal dua siklus. Di dalam siklus pertama sangat dimungkinkan muncul permasalahan baru ataupun permasalahan lama yang belum terpecahkan, sehingga perlu adanya siklus kedua melalui pertimbangan hasil refleksi pada siklus pertama dan seterusnya siklus ini di ulang dan di perbaiki sehingga tujuan dari penelitian tindakatan kelas tersebut tercapai.

Secara rinci Kemmis dan Taggart (dalam Wiraatmadja, 2012, hlm. 66) menjelaskan tahap-tahap peneltian tindakan yang dilakukannya. Pada gambar di atas 1) kotak Plan yakni kegiatan pada tahap perencanaan, 2) pada kotak Act mulai dilakukan tindakan dalam proses pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini, 3) pada kotak Observe siswa dan guru memulai pengamatan pada tugasnya masing-masing, dan 4) pada kotak Reflect melakukan refleksi, dan menyusun perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

1) Rencana (Planning)

Pada tahap awal peneliti melakukan perencanaan berupa rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Kemudian rencana dilakukan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada observasi awal sebelum penelitian dilaksanakan. Pada tahap ini segala keperluan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dipersiapkan mulai dari bahan ajar, rencana pembelajaran, metode pembelajaran, subjek penelitian serta instrument penelitian.


(31)

47

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 Pada tahap kedua ini penulis memahami bahwa setelah proses planning,

peneliti melakukan tindakan sebagai upaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat peneliti sebelumnya bahwa pelaksanaan tindakan merupakan proses kegiatan pembelajaran kelas sebagai realisasi dari perencanaan yang telah di susun sebelumnya

3) Observasi (Observation)

Dalam tahap observasi peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Peneliti memahami bahwa tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yang bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan pembelajaran menggunakan metode inkuri berbasis pengalaman sosial dapat berjalan sesuai dengan harapan yang ingin dicapai yaitu peningkatan keterampilan komunikasi.

4) Refleksi (Reflection)

Pada tahap akhir dilakukan refleksi, dimana penulis memahami bahwa pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilihat dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru mitra melihat segala kekurangan dan kelebihan dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, kemudian dicari solusi untuk memperbaiki kelemahannya. Sehingga kelemahan yang terdapat pada siklus ini akan diperbaiki pada siklus selanjutnya.

C.Metode Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian dengan menggunakan teknik dan alat tertentu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Menurut Ebbutt (dalam Wiraatmadja, 2012, hlm. 12) penelitian tindakan kelas yaitu :


(32)

48

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 Penelitian tindakan kelas adalah tindakan kajian sistematis dari upaya

perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil tindakan-tindakan tersebut.

Dari pendapat di atas penulis memahami bahwa penelitian tindakan kelas pada prosesnya merupakan suatu penelitian berulang atau siklus yang pada tiap siklusnya terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini merupakan satu jenis penelitian terhadap penelitian dikelas, yang dimaksudkan untuk mengkaji dan memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan yang terjadi, dan dialami oleh guru, berhubungan dengan situasi kelas yang pelaksanaannya bersifat kontekstual dan sangat bergantung pada realita sosial di kelas.

Hal ini sejalan dengan Elliot, 1982 (dalam Sanjaya 2011, hlm. 44) yang menyatakan “bahwa penelitian tindakan sebagai kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkan”.

Dari pendapat di atas penulis memahami, penelitian tindakan kelas merupakan cara yang dilakukan oleh sekelompok guru agar dapat mengorganisasikan praktek pembelajaran dikelas, dan sekaligus belajar dari pengalaman guru itu sendiri. Guru dapat mencoba hal baru atau suatu gagasan baru dalam proses pembelajaran dikelas. Penelitian tindakan kelas oleh guru dapat merupakan reflektif dalam berpikir dan bertindak seorang guru sekaligus menjadi pengalaman dan selalu mempertimbangkan bentuk pengetahuan yang akan diajarkan.

Penelitian tindakan kelas ini berlangsung secara sistematis adapun Langkah-Langkah PTK yang digunakan peneliti sebagai berikut:

a. Menentukan model pembelajaran yang digunakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode inkuiri berbasis pengalaman sosial untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dalam pembelajaran IPS


(33)

49

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 b. Menyusuri tindakan dan langkah-langkah yang akan dilakukan sesuai

masalah yang dikaji

c. Melakukan koordinasi dengan orang-orang yang akan terlibat dalam PTK dalam hal ini guru mitra dan dosen pembimbing untuk menyusun program kegiatan penelitian

d. Menyiapakan segala sesuatu untuk mendukung proses penelitian ini seperti lembar observasi, pedoman wawancara dan alat pendukung untuk dokumentasi.

Dalam langkah-langkah tersebut memudahkan peneliti pada saat proses penelitian berlangsung, selain itu penelitian tindakan kelas juga membantu meningkatkan kualitasa dalam pembelajaran, memperbaiki kinerja pendidik, mendorong guru untuk memiliki sikap professional, daapat mengurangi sikap jenuh dalam proses pembelajaran, dan dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.

D.Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen sebagai alat pengumpulan data dilapangan. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas yaitu :

1. Lembar observasi

Arikunto (2010, hlm. 199) mengemukakan, “bahwa observasi atau disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegitan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra”.

Dalam penelitian ini lembar observasi yang digunakan peneliti adalah perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS menggunakan metode inkuiri berbasis pengalaman sosial untuk meningkatkan keteramilan komunikasi siswa.


(34)

50

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 Tabel 3.3 Lembar Observasi Keterampilan Komunikasi

PEDOMAN PENILAIAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI

No Aspek yang diamati Indikator Skala Nilai

B C K

1. Mampu menghargai lawan bicara

a. Tidak melakukan kegiatan yang menganggu lawan bicara

b. Menyimak pembicaraan lawan bicara

c. Menerima semua ide-ide baru yang diberikan lawan bicara

2. Mampu memberikan pertanyaan yang relevan

a. Menggunakan bahasa yang sopan

b. Mampu memberikan pertanyaan yang sesuai dengan pemahaman lawan bicara.

c. Mampu memberikan pertanyaan dengan jelas tidak berbelit-belit

3. Mampu

menyampaikan pemahaman secara lisan

a. Menggunakan bahasa yang sopan

b. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami c. Mempresentasikan dengan baik dan benar

4. Mampu memberikan masukan terhadap pemahaman orang lain

a. Mampu memberikan gagasan dengan bahasa yang baik

b. Memberikan masukan yang sesuai

c. Mampu memberikan masukan positif yang membangun terhadap orang lain

5. Mampu memberikan pemahaman yang jelas dan mudah dimengerti

a. Menggunakan artikulasi dan intonasi yang jelas b. Menjelaskan pemahaman dengan kata-kata

sendiri

a. c. Mampu menjelaskan dan dapat dipahami oleh orang lain


(35)

51

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 K : Hanya memenuhi satu inikator

2. Pedoman wawancara

Arikunto (2010, hlm. 198) mengemukakan bahwa, “Interview atau yang sering disebut dengan wawancara atau kuisioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer)”.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman wawancara untuk mengetahui pendapat siswa dan guru mengenai pembelajaran IPS dengan menggunakan metode inkuiri berbasis pengalaman sosial siswa. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang dibuat oleh peneliti.

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Untuk Siswa

Narasumber :

No Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pendapat kamu belajar IPS dengan mengkaji permasalahan secara langsung dilingkungan sekitarmu ?

2. Apakah ada perbedaan pengalaman belajar yang kamu rasakan jika dibandingkan dengan pembelajaran IPS yang biasa kamu terima? 3. Bagaimana menurut pendapamu

terkait antusias teman-teman dikelas saat pembelajaran IPS?

4. Apa yang dapat kamu rasakan setelah kamu melakukan


(36)

52

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 pembelajaran IPS dengan

pengamatan secara langsung dibandingkan dengan pembelajaran yang biasa kalian lakukan dikelas? 5. Apakah setelah pengamatan secara

langsung dapat memudahkanmu dalam memperoleh informasi dan gagasan baru ?

6. Apakah setelah melakukan

pengamatan secara langsung kamu dapat menyampaikan informasi yang diperoleh kepada teman-temanmu? 7. Apakah setelah mepresentasikan

hasil temuanmu dilapangan kamu dapat memberikan masukan terhadap pemehaman temanmu?

8. Apakah ketika kamu presentasi, kamu dapat menjelaskan

pemahamanmu kepada teman-teman?

9. Apakah ketika temanmu presentasi kamu bisa mengajukan sebuah pertanyaan terkait materi yang dipresentasikan ?

10. Menurut pendapatmu apakah saat orang lain presntasi kita harus menghargainya ? jelaskan !

11. Apa kesan kamu setelah melakukan pembelajaran IPS dengan


(37)

53

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Untuk Guru

Narasumber :

No Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Apa dengan metode yang digunakan oleh ibu selama ini mampu membuat siswa aktif dalam bertanya dan memberikan pendapat saat pembelajaran?

2. Apa yang menjadi kesulitan ibu saat ibu mengajar mata pelajaran IPS?

3. Apa ibu pernah menerapkan metode inikuiri dalam pembeljaran IPS?

4. Bagaimana pendapat ibu tentang cara mengarahkan siswa untuk dapat memecahkan masalah dalam pembelajaran IPS?

5. Menurut ibu apakah dengan menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran IPS dapat memudahkan siswa dalam menemukan sebuah informasi baru? 6. Apakah menggunakan metode inkuri dapat

memudahkan siswa dalam memahami informasi dan gagasan baru ?

7. Apakah dengan metode inkuri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan sebuah pemahaman atau gagasan secara lisan ?

8. Bagaimana agar pembelajaran IPS dapat menyenangkan dan mampu meningkatkan keterampilan komunikasi siswa ?


(38)

54

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 9. Apa harapan ibu terhadap metode inkuiri pada

pembeljaran IPS?

3. Studi dokumentasi

Menurut Arikunto (2010, hlm 201), “di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, catatan harian, dan sebagainya”.

Dari pendapat diatas peneliti dapat memahami bahwa studi dokumentasi adalah kegaitan mencatat atau merekam suatu kejadian yang sudah lampau yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan karya bentuk. Dokumentasi bertujuan untuk mengungkap fakta atau kenyataan pada saat pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan setiap kejadian yang terjadi selama penelitian.

E.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan yang harus dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Pengambilan data yang dilakukan melalui :

1. Observasi

Observasi pengamatan menurut Sanjaya (2011, hlm.86), “merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatat dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diteliti”. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan yang sedang berlangsung, seperti cara guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuri, kegiatan pembelajaran dikelas, dan keterampilan siswa dalam berkomunikasi. Adapun observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah kegiatan observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya.

Alat yang digunakan untuk mengamati aktifitas tersebut diisi dengan tanda check list pada kolom yang disediakan peneliti dan mengisi keterangan dari


(39)

55

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 penilaian yang dipilih. Pada waktu pelaksanaan observasi, peneliti tinggal

memberi tanda cek bila perilaku tersebut ditunjukan oleh siswa atau guru yang sedang diamati.

2. Wawancara

Menurut Wiraatmaja (2012, hlm.117) “wawancara adalah pertanyaan -pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan mengenai hal-hal yang dianggap perlu”. Wawancara dalam penelitian ini diajukan kepada guru dan siswa untuk mengetahui perkembangan tindakan yang telah dilaksakan dalam pembelajaran. Selain itu dilakukan untuk mengetahui tanggapan atau pendapat dari guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial dan siswa kelas VIII.2 terhadap penggunaan pendekatan inkuiri berbasis pengalaman sosial dalam meningkatkan keterampilan komunikasi siswa. Wawancara ini akan dilakkan setelah dilaksanaknnya tindakan pada pembelajaran di kelas.

3. Studi dokumentasi

Menurut Sugiono (dalam Fuadz 2009), “studi dokumentasi merupakan pelengkap dari pengunaan metode wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif. Bahkan kreabilitas penelitian kualitatif akan semakin tinggi jika menggunakan studi dokumentasi dalam penelitian kualitatifnya”.

Dari pendapat diatas penulis memhamai bahwa studi dokumentasi merupakan kegiatan mencatat atau merekam suatu kejdian yang sudah lampau yang dinyatakan dalam bentuk lisan dan karya bentuk. Dokumentasi bertujuan untuk mengungkap fakta atau kenyataan pada saat pelaksanaan tindakan.

4. Catatan Lapangan

Menurut Sanjaya (2009, hlm. 98), “catatan lapangan atau harian merupakan instrumen untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan yang dilakukan guru”. Dalam penelitian ini catatan lapangan digunakan untuk mengamati hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran menggunakan


(40)

56

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 metode inkuri, menunjang pengambilan data lain yang menunjang, mencatat hasil

refleksi dan evaluasi

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Analisis data kualitatif

Teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2008, hlm. 246) mencakup tiga kegiatan bersamaan yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan :

a. Reduksi data

Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2008, hlm. 246) berpendapat bahwa, “reduksi data bertujuan untuk mempermudah terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum dan mengklasifikasi sesuai masalah yang akan diteliti”. Peneliti memahami bahwa dalam penelitian ini aspek yang akan direduksi adalah perningkatan kemampuan komunikasi siswa.

b. Display data

Menurur Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2008, hlm. 246) display data merupakan “Penyajian data berupa tes naratif, matriks, grafik untuk melihat gambaran data yang diperoleh secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu kemudian di klasifikasikan”. Dalam penelitian ini penulis memahami bahwa penyajian data yang disusun secar singkat, jelas, terperinci dan menyeluruhakan memudahkan dalam memahami gambaran terhadap aspek yang diteliti.

c. Penarikan kesimpulan

Langkah ketiga, Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2008, hlm. 246) menungkapkan yaitu, “kesimpulan dilakukan peneliti dengan maksud mencari makna, penjelasan yang dikaukan terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting”.


(41)

57

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 Dari pendapat diatas penulis memahami bahwa kesimpulan merupakan

hal penting dalam mencari penjelasan dan makna yang tepat, agar memperoleh kesimpulan yang tepat maka kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi selama penelitian berlangusng.

2. Validitas data

Validitas data digunakan untuk membuktikan apa yang telah diamati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada, maka peneliti melakukan validitas data tahap validitas dilakukan melalui :

a. Member-chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narsumber, apakan keterangan atau informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarannya (Wiraatmadja 2012, hlm. 168).

b. Audi trail, yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian berdasarkan prosedur dan metode pengumpulan data dengan mengkorformasikan buku-buku temuan yang diperiksa dan dicek kesahihannya kepada sumber data pertama guru dan siswa (Nasution dalam Eva 2010, hlm. 94) .

c. Expert opinion, merupakan penggunaan istitilah yang jika dimasukan kedalam Bahasa Indonesia merupakan pendapat para ahli. Pendapat para ahli ini dilakukan dengan cara pengecekan data terakhir terhadap validnya temuan peneliti pada pakar profesional. Kegiatan ini dilakukan melalui proses konsultasi kepda pembimbing sampai validitas data yang diperoleh agar dapat dipertangung jawabkan (Wiraatmadja 2005, hlm. 168).


(42)

135

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Padabab Viniberisikansimpulandan saran yang telahdilakukanoleh penulis, terhadap pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang dilaksanakan. Berdasarkan dari hasil perencanaan, pelaksanaan,hasil keterampilan komunikasi,kendala dan upaya yang dihadapi, pada siklus pertama, kedua, danketiga. Adapunsimpulannyaadalahsebagaiberikut.

A. Simpulan

Persiapan yang dilakukan guru

dalammengembangkanmetodeinkuiriberbasispengalamansosialuntukmeningkatkan keterampilankomunikasisiswadalampemebelajaran IPS dikelas VIII-2 SMPN 43 Bandung.Guru melakukan observasi dimana hasil observasi tersebut menunjukan

Pertama,terlihatmasihbanyaksiswa yang tidakmemperhatikan guru

saatmenjelaskanmaterihalinimenujukanbahwasiswabelummampumenyimakketikaada seseorang yang berbicaradihadapannya. Kedua,setelah guru menjelaskanmateri IPS yang berkaitandenganperistiwa yang terjadidilingkunganmasyarakatdan guru memberikesempatankepadasiswauntukmengemukakanpendapat, masihbanyaksiswa

yang belummampumenjelaskanmengenaiperistiwa yang

terjadidimasyarakatpadahalperistiwadimasyarakatseringmerekajumpaidalamkehidupa

nsehari-hari.Ketiga,masihbanyaksiswa yang

ragu-ragudalammengemukakanpendapatataugagasannyakarenamerasatidakpercayadirideng anpengetahuan yang dimiliki. Keempat,terlihatketika guru memberikankesempatankepadasiswauntukbertanyamengenaimateri yang

sedangdipelajarimasihbanyaksiswa yang

belummampumengemukakanpertanyaankepada guru.Dari hasil observasi tersebut bahwa siswa kelas VIII-2 SMPN 43 Bandung terindikasi kurang dalam berketerampilan komunikasi.


(43)

136

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 Kemudian guru melakukan perencanaandalammendesainpembelajaran IPS menggunakanmetodeinkuiri berbasis pengalaman sosialdi kelas VIII-2 SMPN 43 Bandung. Diawali dengan guru sebegai penelitiberdiskusiterlebihdahuludengan guru

mitrasebagai pengajar yang sudah berpengalaman

untukmenyusunRencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP) yang memacu siswa untuk meningkatkan keterampilan komunikasi.Selanjutnya, penelitimembuatinstrumen yang dijadikansebagaialatpengumpulan data hasilpenelitian,yaitulembarobservasisiswa, lembarwawancara, catatanlapangan, dandokumentasiselama proses penelitianberlangsung. Selain itu, guru mengunakan lembar observasi kegiatan siswa. Pada pelaksanaan siklus pertama, pembelajaran dengan mengunakan metode inkuiri berbasis pengalaman sosial, guru membagisiswakedalam 5 kelompok, kemudian guru menjelaskan materi dan kemungkinan permasalahan yang muncul di lingkungan sosial siswa. Selanjutnyasiswaakandiarahkanuntukmengemukakanpermasalahanuntuk di inkuiri (ditemukan) melaluicerita, informasigambardansebagainya. Kemudianmengajukanpertanyaankearahmencari,

merumuskandanmemperjelaspermasalahandariinformasidangambar.Setelahdiperoleh permasalahan yang akandibahas, siswaakandimintauntukmegumpulkan data melaluiobservasiataupengamatansebagaibahaninkuiriuntukdicarisolusidalammengatas imasalah yang sedangdibahasdalampembelajaran.

Tahapselanjutnyasiswaakanmenganalisishasildari data yang diperolehmelaluiobservasi. Dalam proses analisis, siswamendapatkanarahandari guru dalammelakukananalisis yang membandingkan data yang diperolehdenganberbagaisumberinformasibaikdaribukumaupun media masa. Setelah data dianalisis, kemudiansiswamenyajikanhasilnyamelaluiberbagai media baiktulisan, gambar,

dankaryalainnya.Setelahmenganalisishasilpengamatankemudiansiswadiharuskanmen yajikanhasiltemuannyauntuk di presentasikankepadatemansekelasdan guru.Selanjutnya guru bersamasiswamembahashasiltemuan yang


(44)

137

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 diperolehsiswamelaluiobservasiuntukdicarikesimpulandalammenentukasolusidarimas

alah yang telahdirumuskandalamtahapawal.

Pada pertemuan kedua penulis melakukan pengamatan menggunakan lembar observasi keterampilan komunikasi siswa untuk mengetahui peningkatan keterampilan komunikasi siswa. Dari hasil observasi pada siklus pertama peneliti dengan guru mitra menyimpulkan bahwa siswa belum memenuhi kriteria keterampilan komunukasi, yaitu memperoleh nilai dengan kategori cukup. Oleh karena itu peneliti dan guru mitra merencanakan untuk melakukan siklus kedua. Pada siklus kedua, penulis melakukan pembelajaran menggunaka metode yang sama yaitu inkuiri berbasis pengalaman sosial tetapi dengan materi dan permasalahan yang berbeda. Kemudian pada pertemuan kedua disiklus ini, guru melakukan pengamatan mengunakan lembar observasi keterampilan komunikasis siswa yang sama dengan siklus pertama. Dari hasil observasi pada siklus kedua, penulis dan guru mitra menyimpulkan bahwa ketercapaian kriteria penilaian keterampilan komunikasi mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu memperoleh nilai dengan kategori baik.

Setelah dilakukan beberapa kali siklus, penulis dan guru mitra merencanakan kembali untuk melakukan siklus ketiga. Karena, penulis dan guru mitra ingin melihat secara konsisten hasil dari keterampilan komunikasi siswa, selanjutnya dilakukan siklus ketiga untuk melihat peningkatan keterampilan komunikasi siswa dan penyempurnakan dari siklus kedua. Pelaksanaan siklus ketiga dilakukan sama seperti siklus sebelumnya, dimana pada siklus ini diperoleh hasil observasi keterampilan komunikasis, siswa sudah mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan pada siklus sebelumnya, terlihat pada kesiapan siswa yang lebih optimal, keatifan siswa yang lebih baik, penghagaan siswa terhadap orang lain, siswasudahterlihat

memahamimetodeinkuriberbasispengalaman social,

siswasudahmulaipahamhakikatdariketerampilankomunikasi dan siswasudahmulaidisiplindalammengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hasil tersebut peneliti dan guru mitra memutuskan untuk tidak melanjutkan siklus karena


(1)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 paparan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa menggunaan metode inkuiri berbasis pembelajaran IPS mampu dengan baik meningkatkan keterampilan komunikasi siswa di kelas VIII-2 SMPN 43 Bandung

Berangkat dari hasil penelitian diatas, pada dasarnya untuk memperoleh hasil tersebut tidak terlepas dari kendala yang dihadapi peneliti. Upaya yang dilakukanuntukmengatasikendaladalammeningkatkanketerampilankomunikasisiswad alampembelajaran IPS dikelas VIII-2 SMPN 43 Bandung.Adapunkendala-kendala yang penelitirasakanpadasaatmelakukanpenelitanadalahsebagaiberikut:

1. Siswasulituntukdikondisikan, merekabelumbisamenghargaiketika guru sudahmasukkedalamkelassiswalebihasikdengankegiatannyamasing-masing. 2. Siswa memiliki tingkat kecerdasan dan keteramoilan komunikasi yang

berbeda 3. Guru

sulitdalammerencanakanpembelajaranolehkarenaterbenturdengankebiasaansis wadalambelajar.

4. Siswabelummemahamimetodeinkurisebelumnya,

sehinggasiswamengalamikebingungandalampelaksaanpembelajaranmengguna kanmetodeinkuriberbasispengalansosial.

5. Guru sulitmengontrolkegiatansiswaterutamasaat proses menemukansendiri, siswamemperolehpengetahuanpengalamansecaralansungdenganmelakukanobs ervasidiluarkelas.

6. Kadang-kadangdalammengimplemantasikannyamemerlukanwaktu yang panjangsehinggasering guru sulituntukmenyesuaikannyadenganwaktu yang telahditentukan.

Adapunupaya-upaya yang dilakukan guru dalammenanganihambatan-hambatanpadasaatpenelitianyaitu:

1. Guru

harustegasdalammenghadapisiswadanmemahamikaraktersertamenganalsiswal ebihdalam.


(2)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 2. Guru harus melakukan pendekatan lebih mendalam agar lebih mengetahui

karakter siswa

3. Guru harusmerencanakanpembelajarandenganmetodeinkuiri yang lebihmenyenangkan,menarikdanbermakna agar dapatditerimadenganbaikolehsiswa.

4. Guru

menjelaskansecaraberulangdenganjelaspadaawalpembelajarandenganmenggun akanmetodeinkuiriberbasispengalamansosial.

5. Guru melakukanpengawasanlangsungketikasiswaobservasi, memastikantempat yang siswakunjungimerupakantempat yang amandanmelakukanteruskomunikasiselamasiswamelakukanobservasi

6. Guru menggunakanwaktutambahandiluar jam belajardisekolahdalammenjalankan proses inkuiri berbasis pengalaman sosial.

B. Saran

Adapunhasilpenelitianpeningkatkanketerampilan komunikasi siswa denganmenggunakanmetodeinkuiri berbasis pengalaman sosial dalampembelajaran IPS, sebagai bahan masukan atau rekomendasi dalam mempertimbangkan hasil temuan dilapangan mau secara teoritis. berikutbeberapa hal yang menjadi masukan atau rekomendasibagibeberapapihak yang terkait di dalampenelitian yang ditunjukankepadasiswa, guru, sekolah,penulisdanpeneliti selanjutnyaadalahsebagaiberikut:

Bagi siswa, keterampilan komunikasi harus terus ditingkatkan dengan cara membiasakan untuk berani mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan dan tidak ragu-ragu dalam menyampaikan pemahaman sesuai informasi dan pengetahuanyang sudah mereka pahami melalui metode inkuiri berbasis pengalaman sosial yang diguankan dalam pembelajaran IPS. Sehingga pembelajaran diharapkan lebih aktif dan bermakna.


(3)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 Bagi guru, metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang bisa menjadi sebuah alternatif solusi bagi pembelajaran IPS di kelas. Guru harus senantiasa membimbing dan memfasilitasi siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus memahami langkah-langkah inkuiri dan mampu menghubungkan materi IPS dengan permasalahan yang sering terjadi di lingkungan sosial siswa, sehingga siswa akan lebih memahami materi secara utuh dengan menemukan sendiri sebuah informasi melalui pengalaman sosial.

Bagi sekolah, penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan metode inkuiri berbasis pengalaman sosial, terbukti telah meningkatkan keterampilan komunikasi siswa. Maka dari itu sekolah harus mendukung untuk memfasilitasi dan memperbaiki fasilitas yang sudah ada. Sehingga guru akan lebih mudah menyampaikan materi dalam pembelajran IPS. Selain itu, sekolah harus lebih mendukung kegiatan yang dilaksanakan diluar sekolah selama itu berdampak positif bagi siswa.

Bagi peneliti selanjutnya, metode inkuiri dapat dilakukan kembalipada penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan fokus permasalahan yang berbeda, seperti meningkatkan pemahaman konsep siswa untuk penelitian menggunakan metode inkuiri berbasis pengalaman sosial pada penelitian selanjuttnya.


(4)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 DAFTAR PUSTAKA

Agus Mulyana, dkk. (2010). Inovasi Pembelajaran IPS: Implementasi

Pembelajaran Ips Dalam Mengahadapi Tantangan Global. Bandung:

Rizqi Press.

Arikunto, Suharsimi dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arikunto, S (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Pancakarya.

Arikunto, s (2010) Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asep herry dkk, (2008) Tahapan-Tahapan Pembelajaran Inkuiri.jakarta: PT Sarana Panca Karya.

Darsono. (2012). Evaluasi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas RI (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu, Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2003). Kurikulum: pedoman prses belajar mengajar. Jakarta: Depdikbud.

Darsono. (2012). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendi Onong. (2013). Ilmu Komunikasi (teori dan praktek). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hasan, S.H. (2006). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hamid Hasan, Dkk. (2010). Inovasi Pembelajran IPS: Implementasi

Pembelajaran Ips dalam Mengahadapi Tantangan Global. Bandung:

Rizqi Press.


(5)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 Komalasari, kokom (2010) Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: PT. Reflika Aditama.

Komalasari, Kokom. (2011) Pembelajaran Kontekstual konsep. Bandung: PT. Refika Aditama.

Kunandar. (2007). Guru profesional. Edisi revisi. Jakarta: Rajawali Press.

Komala Lukiati. (2009). Ilmu Komunikasi Perspektif dan Konteks. Bandung. Widya Padjajaran.

Mulyasa, H.E (2011). Praktik penelitian tidakan kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. (2012). Penelitian tindakan sekolah. bandung : PT Remaja Rosdakarya Maleong, L. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT

Rosdakarya.

Munthe, B. (2008). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Insan. Nasution, s. (2003). Metode penelitian naturalistik kualitatif. Bandung Tarsito. Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik. Jakarta: Sinar Grafika.

Ridwan Efendi, dkk.(2010). IPS: Implementasi Pembelajaran IPS dalam

Mengahadapi Tantangan Global. Bandung: Rizqi Press.

Sapriya, (2009). Pendidikan IPS. Bandung : Alfabeta.

Sapriya, dkk. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek. Sanjaya, Wina (2011). Penelitian tindakan kelas.Jakarta: Kencana Prenada.

Onong Uchjana. (2013). Ilmu Komunukasi Teori dan Praktek. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto.(2009). Evaluasi hasil belajar. Yogjakarta: Pustaka Belajar.

Puskur. (2006). Model Pengebagan Silabus Mata Pelajaran Dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu Sekolah Menengah Pertama(SMP) Madrasah Tsanawiyah (MTs). Jakarta : Depdiknas.


(6)

Mia Julfi, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI METODE INKUIRI BERBASIS PENGALAMAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 5048/ UN.40.2.7/ PL/ 2015 Rohim Syauuful. (2009). Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ruhimat, Toto. (2009). Kurikulum Pembelajaran. Jurusan Kurikulum Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.

Suyadi. (2012). Strategi pembelajaran pendidikan karakter. Bandung : pt remaja rosdakarya.

Sanjaya, wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Surya, H Muhamad (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani Quraisy Divisi Buku Umum.

Sugandi, Achmad, dkk. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: Ikip Press Suyono, Harianto. (2012) .Belajar dan Pembelajaran. Bandung. PT. Remaja

Rosdakarya.

Santoso, Edi, Setiansah, Mite. (2010). Teori Komunikasi. Jogyakarta. Graha ilmu. Tobroni Mohamad & Mustofa Arif .2013. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta

Ar.Ruz Media.

Wiraatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wahab, Abdul Azis. (2012). Metode dan Model-model Mengajar Ilmu