ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA : Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung.

(1)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA

(Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

REITA MAYANG PUSPITA

1104791

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA

(Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung)

Oleh:

Reita Mayang Puspita

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©2015 Reita Mayang Puspita

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Analisis Perbedaan Tingkat Profesionalisme Auditor Wanita dan Auditor Pria (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung)beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang

tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini,

atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian naskah ini.

Bandung, Juli 2015

Yang membuat pernyataan,


(4)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, serta hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Perbedaan Tingkat Profesionalisme Auditor Wanita dan Auditor Pria (Studi Kasus pada

Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

Dalam skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada dan jika terdapat pembahasan yang kurang tepat. Penulis senantiasa menerima kritik dan juga saran guna memperbaiki skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandung, Juli 2015


(6)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur dan terima kasih yang paling utama penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa membimbing penulis melalui petunjuk-petunjuk-Nya sehingga penulis selalu diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyusun skripsi ini. Dengan segenap rasa cinta dan hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada ayahanda tercinta (Alm) Ir. Juwarmanto dan ibunda tercinta Lia Lesmanawati yang selalu menjadi inspirasi dan penyemangat, terimakasih atas cinta kasih, doa tulus yang tak henti-hentinya dipanjatkan, dukungan dan segala pengorbanan yang tak tergantikan oleh apapun untuk penulis.

Penulis juga menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Indah Fitriani, SE, M.Ak, Ak selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta selalu sabar dan senantiasa selalu memberikan kemudahan dalam proses bimbingan.

Dengan segala kerendahan hati, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Furqon, M.A. Ph. D selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Bapak Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.

3. Bapak Dr. H. Nono Supriatna, M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi

4. Bapak Toni Heryana, S.Pd, MM, Bapak Dr. Budi S. Purnomo, SE, MM, M.Si dan Bapak Denny Andriana, SE, MBA, Ak, CMA selaku dosen penguji


(7)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Bapak Dr. H. Memen Kustiawan, SE, M.Si, Ak, CA selaku dosen penguji sekaligus dosen pembimbing akademik

6. Seluruh dosen program studi Akuntansi maupun dosen di luar program studi Akuntansi

7. Bapak Rizki Hidayat selaku staf administrasi serta seluruh staf akademik dan aset FPEB yang telah membantu berbagai proses administratif

8. Auditor pada kantor akuntan publik di Kota Bandung yang telah membantu penulis dalam mengisi data angket/kuisioner

9. Adik-adikku tersayang, Muhammad Bagas Abiyogo dan Naufal Yudha Nugroho yang selalu memberikan keceriaan, dukungan dan doa yang tulus kepada penulis

10. Redina Rizky sepupu tersayang yang selalu setia kapanpun mendengarkan keluh kesah penulis, terimakasih atas waktu, doa serta dukungannya

11. Sahabat-sahabat terbaik yang penulis sayangi, Megha Andalawestyas, Anita Khairunnisa, Mery Oktarina, Emma Latifah, Kharisma Ramadhani, Fuzna Isnaeniah, Ilham Hambali Nugraha, Herdiana, Tomy Surya Permana, Ahmad Zakki Fathi Fuadi, Prasdian Priski Pramudia, Nada Arina Raspati dan Febrianti Dwi, terimakasih untuk semua kebersamaan, keceriaan, bantuan, dukungan serta doa yang dipanjatkan untuk keberhasilan penulis

12. Semua teman-teman Akuntansi angkatan 2011. Terimakasih untuk semua kebersamaan yang telah kita lewati selama kurang lebih 4 tahun ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua orang pada umumnya dan penulis khususnya.


(8)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(9)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA

(Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung)

Oleh

Reita Mayang Puspita

Pembimbing : Indah Fitriani, SE, M.Ak, Ak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria pada kantor akuntan publik di kota Bandung serta untuk menganalisis perbedaan tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria pada kantor akuntan publik di kota Bandung. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari 38 auditor yang terdiri dari auditor wanita dan auditor pria pada 14 kantor akuntan publik di Kota Bandung. Analisis yang digunakan adalah analisis statistik Independent sample t test untuk menguji hipotesis dan menganalisa apakah terdapat perbedaan tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria pada kantor akuntan publik di kota Bandung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria pada kantor akuntan publik di Kota Bandung secara keseluruhan memiliki perbedaan. Perbedaan ini menunjukkan bahwa auditor pria memiliki tingkat profesionalisme yang lebih baik daripada auditor wanita. Perbedaan tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria terdapat pada dimensi; kompetensi dan kecermatan profesional, kerahasiaan dan perilaku profesional. Sedangkan untuk dimensi integritas dan objektivitas tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria.


(10)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

VARIANCE ANALYSIS ON THE LEVEL OF WOMEN AND MEN AUDITOR PROFESSIONALISM

(Study Case on Kantor Akuntan Publik in Bandung City)

Author:

Reita Mayang Puspita

Supervisor : Indah Fitriani, SE, M.Ak, Ak

This study aims to determine how the level of auditor professionalism on women and men auditors in public accounting firms in the city of Bandung as well as to analyze the differences in the level of auditor professionalism on women and men auditors in public accounting firms in the city of Bandung. The data used is primary data obtained from the 38 auditors consisting of women and men auditors on 14 public accounting firm in Bandung. The analysis used is Independent sample t test statistical analysis to test hypotheses and analyze whether there are differences in the level of auditor professionalism on women and men auditors in public accounting firms in Bandung. The results showed that the level of auditor professionalism on women and men auditor at a public accounting firm in Bandung is completely different. This difference indicates that the men auditor has a better level of professionalism than women auditor. Differences in the level of auditor professionalism on women and men are the dimensions of the auditor; competence and due professional care, confidentiality and professional behavior. While for the integrity dimensions and objectivity is not a significant difference to the level of auditor professionalism on women and men auditors.


(11)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH LEMBAR PENGESAHAN

HAK CIPTA ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian. ... 8

1.4Kegunaan Penelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 10

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik ... 10

2.1.2 Auditor ... 11

2.1.2.1 Pengertian Auditor ... 11

2.1.1.2 Tanggung Jawab Auditor ... 11

2.1.1.3 Jenis-Jenis Auditor ... 14

2.1.3 Profesi dan Profesional ... 15

2.1.3.1 Pengertian Profesi dan Profesional ... 15

2.1.3.2 Ciri-Ciri Profesi ... 16


(12)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.4.1 Pengertian Profesionalisme ... 19

2.1.4.2 Konsep Profesionalisme ... 19

2.1.5 Gender ... 21

2.1.6 Kedudukan Wanita dan Pria di Dunia Kerja ... 23

2.2 Penelitian Terdahulu ... 25

2.3 Kerangka Pemikiran ... 27

2.4 Hipotesis ... 29

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Objek Penelitian ... 31

3.2 Metode Penelitian ... 31

3.2.1 Desain Penelitian ... 31

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 32

3.2.3 Populasi dan Sampel ... 34

3.2.3.1 Populasi ... 34

3.2.3.2 Sampel. ... 36

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.2.4.1 Interpretasi Data ... 39

3.2.5 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 40

3.2.5.1 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval ... 40

3.2.5.2 Pengujian Instrumen Penelitian ... 40

3.2.5.2.1 Uji Validitas ... 40

3.2.5.2 .2 Uji Realibilitas ... 41

3.2.5.3 Uji Normalitas Data ... 42

3.2.5.4 Uji Homogenitas Varians ... 43

3.2.6.3 Pengujian Hipotesis ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Hasil Penelitian ... 45

4.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian ... 45

4.1.1.1 Sejarah Singkat Akuntan ... 45

4.1.1.2 Profil Kantor Akuntan Publik ... 46


(13)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.2 Deskripsi dan Data Variabel Penelitian ... 54

4.1.2.1 Method of Successive Interval (MSI) ... 54

4.1.2.2 Pengujian Validitas Instrumen ... 56

4.1.2.3 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 57

4.1.2.4 Deskripsi Tingkat Profesionalisme Auditor Wanita dan Auditor Pria ... 58

4.1.3 Analisis Data ... 64

4.1.3.1 Uji Normalitas Data ... 64

4.1.3.2 Uji Homogenitas Varians ... 64

4.1.3.3 Pengujian Hipotesis Menggunakan Independent Sample t-test ... 65

4.1.3.3.1 Uji Hipotesis Perbedaan Tingkat Profesionalisme Auditor Wanita dan Auditor Pria... 65

4.2 Pembahasan ... 70

4.2.1 Tingkat Profesionalisme Auditor Wanita dan Auditor Pria ... 71

4.2.2 Perbedaan Tingkat Profesionalisme Auditor Wanita dan Auditor Pria ... . 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 75

5.1 Simpulan ... 75

5.2 Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA


(14)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kasus Pembekuan AP dan KAP ... 1

Tabel 1.2 Daftar Kantor Akuntan Publik di Indonesia ... 3

Tabel 2.1 Perbedaan Gender dan Seks ... 23

Tabel 2.2 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu ... 25

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 33

Tabel 3.2 Daftar Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung ... 35

Tabel 3.3 Daftar Sampel 14 Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung ... 36

Tabel 3.4 Pemberian Nilai Jawaban Untuk Skor Pernyataan Positif ... 38

Tabel 3.5 Pemberian Nilai Jawaban Untuk Skor Pernyataan Negatif ... 38

Tabel 3.6 Interpretasi Skor ... 39

Tabel 4.1 Daftar Kantor Akuntan Publik yang Menerima Kuisioner ... 47

Tabel 4.2 Daftar Kuisioner yang Disebar dan Diterima ... 48

Tabel 4.3 Demografi Responden... 54

Tabel 4.4 Hasil Metode Suksesif Interval ... 55

Tabel 4.5 Pengujian Validitas Instrumen ... 56

Tabel 4.6 Interpretasi Skor ... 59

Tabel 4.7 Uji Normalitas Data-Shapiro Wilk ... 64

Tabel 4.8 Uji Homogenitas Varians Berdasarkan Gender Tabel 4.9 Uji Hipotesis Tingkat Profesionalisme Auditor Wanita dan Auditor Pria Secara Keseluruhan ... 66

Tabel 4.10 Uji Hipotesis Tingkat Profesionalisme Auditor Wanita dan Auditor Pria Berkaitan dengan Dimensi Integritas ... 66

Tabel 4.11 Uji Hipotesis Tingkat Profesionalisme Auditor Wanita dan Auditor Pria Berkaitan dengan Dimensi Objektivitas ... 67 Tabel 4.12 Uji Hipotesis Tingkat Profesionalisme Auditor Wanita dan Auditor


(15)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pria Berkaitan dengan Dimensi Kompetensi dan Kecermatan

Profesional ... 68 Tabel 4.13 Uji Hipotesis Tingkat Profesionalisme Auditor Wanita dan Auditor

Pria Berkaitan dengan Dimensi Kerahasiaan ... 69 Tabel 4.14 Uji Hipotesis Tingkat Profesionalisme Auditor Wanita dan Auditor

Pria Berkaitan dengan Dimensi Perilaku Profesional... 70 Tabel 4.15 Hasil Independent Sample t-test Perbedaan Tingkat Profesionalisme

Auditor Wanita dan Auditor Pria... 72 Tabel 4.16 Hasil Independent Sample t-test Setiap Dimensi ... 72


(16)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 29 Gambar 4.1 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 58


(17)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Profesi auditor dituntut untuk menjunjung tinggi profesionalisme dalam pelaksanaan audit agar dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Menurut Sukrisno Agoes (2012) untuk mengukur tingkat profesionalisme adalah dengan mengacu kepada kode etik. Dalam dunia perekonomian Indonesia sampai hari ini masih ditemukan pelanggaran-pelanggaran kode etik yang menunjukkan kurangnya tingkat profesionalisme seorang auditor. Namun langkah yang baik telah diambil oleh Departemen Keuangan dalam mengatasi hal tersebut. Menteri Keuangan Indonesia periode 2005-2010, Sri Mulyani Indrawati menetapkan pemberian sanksi pembekuan izin usaha kepada akuntan publik (AP) dan kantor akuntan publik (KAP). Penetapan sanksi pembekuan izin usaha ini berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik (Aditia Maruli, 2009). Berikut adalah beberapa kasus pembekuan izin usaha kepada akuntan publik (AP) dan kantor akuntan publik (KAP) di kota Bandung:

Tabel 1.1

Kasus Pembekuan AP dan KAP

Tahun/No KAP Kasus

KMK Nomor: 1140/KM.1/2009

tanggal 4

September 2009

AP Drs. Dadi Muchidin

Dikenakan sanksi pembekuan selama tiga bulan karena KAP Drs. Dadi Muchidin telah dibekukan, sehingga sesuai dengan ketentuan Pasal 71 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan bahwa izin AP Pemimpin KAP dibekukan apabila izin usaha KAP dibekukan.

KMK Nomor: 1103/KM. 1/2009 tanggal 4

KAP Drs. Dadi Muchidin

Dikenakan sanksi pembekuan selama tiga bulan karena KAP tersebut telah dikenakan sanksi peringatan sebanyak 3


(18)

2

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

September 2009 (tiga) kali dalam jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan terakhir dan sampai saat ini, KAP Drs. Dadi Muchidin masih melakukan pelanggaran berikutnya yaitu tidak menyampaikan laporan tahunan KAP tahun takwin 2008

KMK Nomor: 7040KM.1/2008

tanggal 22

Oktober 2008

KAP Sugiono Paulus, SE., Ak., MBA

Dikenakan sanksi pembekuan selama 6 bulan, terhitung sejak tanggal 16 Oktober 2008 dan berakhir pada tanggal 15 April 2009 akibat melakukan pelanggaran terhadap SPAP. Namun kembali aktif pada bulan Juni 2009 dengan ketentuan harus memenuhi standar auditing (SA) – Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Peraturan Mentri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan public

KMK Nomor

877/KM.1/2008 17 Desember 2008

KAP. Drs. Atang Djaelani

Dikenakan sanksi pembekukan selama 3 bulan, karena KAP tersebut telah dikenai sanksi peringatan sebanyak tiga kali dalam jangka waktu 48 bulan terakhir dan masih melakukan pelanggaran berikutnya yaitu tidak menyampaikan laporan kegiatan usaha dan laporan keuangan KAP tahun takwim 2004 dan tahun takwim 2007 Sumber: antaranews.com

Melihat beberapa kasus pembekuan izin usaha akuntan publik (AP) dan kantor akuntan publik (KAP) di kota Bandung, yang telah disebutkan dan dijelaskan di tabel 1.1 maka akuntan publik (AP) dan kantor akuntan publik (KAP) harus menjaga dan mengembangkan kompetensi serta profesionalisme auditor karena dalam peraturan UU RI No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, menyatakan bahwa jasa akuntan publik merupakan jasa yang digunakan dalam


(19)

3

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengambilan keputusan ekonomi dan berpengaruh secara luas dalam era globalisasi yang memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian nasional yang sehat dan efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan.

Untuk mengukur tingkat profesionalisme auditor dengan kode etik terbaru seperti yang tercantum dalam SPAP Tahun 2013 SA Seksi 200 Paragraf A-15 yang terdiri dari lima dimensi adalah sebagai berikut: (1) Integritas, (2) Objektivitas, (3) Kompetensi dan Kecermatan Profesional, (4) Kerahasiaan dan (5) Perilaku Profesional. Lima indikator tersebut akan dipakai dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat profesionalisme auditor di kantor akuntan publik.

Lehman dan Trisnaningsih (Dalam Tuban Dirijah Herawati dan Sari Atmini, 2010) mengatakan bahwa profesi auditor tidak terlepas dari diskriminasi gender. Auditor wanita merupakan subjek bias negatif karena adanya anggapan bahwa profesi auditor merupakan stereotype pria. Adanya stereotype maskulin tersebut merupakan faktor kunci keberhasilan dari kantor akuntan publik itu sendiri. Sejalan dengan itu Eaghly dan Trisnaningsih (Dalam Tuban Dirijah Herawati dan Sari Atmini, 2010) juga mengatakan bahwa dalam lingkungan pekerjaan, apabila terjadi permasalahan, pegawai pria mungkin akan merasa tertantang untuk menghadapinya dibandingkan untuk menghindarinya. Sebaliknya pegawai wanita akan cenderung untuk menghindari konsekuensi konflik dibanding pegawai pria. Meskipun dalam banyak situasi wanita lebih banyak melakukan kerjasama dengan dibandingkan pria, tetapi apabila akan ada resiko yang timbul, pria cenderung lebih banyak membantu dibanding wanita.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2014 diketahui terdapat 470 KAP yang tersebar di Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2

Daftar Kantor Akuntan Publik di Indonesia

No Lokasi Jumlah

1 Jakarta 236


(20)

4

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Bogor 2

4 Depok 6

5 Tangerang 12

6 Balikpapan 1

7 Aceh 3

8 Lampung 3

9 Bandung 29

10 Banjarmasin 2

11 Batam 4

12 Bengkulu 3

13 Cirebon 2

14 Denpasar 8

15 Jambi 1

16 Jayapura 1

17 Kendari 1

18 Makassar 8

19 Malang 8

20 Manado 3

21 Medan 13

22 Padang 8

23 Palangkaraya 1

24 Palembang 8

25 Palu 1

26 Pekanbaru 8

27 Pontianak 3

28 Purwokerto 1

29 Semarang 18

30 Surabaya 45

31 Surakarta 3

32 Yogyakarta 10


(21)

5

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari daftar di atas, diketahui Bandung memiliki jumlah kantor akuntan publik terbanyak ketiga di Indonesia. Setelah dilakukan analisa dan penghitungan, fakta menarik menunjukkan bahwa pada kantor akuntan publik di kota Bandung terdapat pimpinan wanita yang sangat sedikit. Hanya 2 orang wanita yang menjadi pimpinan kantor akuntan publik di kota Bandung, yaitu kantor akuntan publik Dra. Yati Ruhiyati dan kantor akuntan publik Roebiandini & Rekan. Padahal jumlah kantor akuntan publik di kota Bandung adalah sebanyak 29.

Menurut Venny Yusnita Tan dan Wirawan E.D. Radianto / Vierly Ananta (2013), hal ini memperlihatkan adanya keterlibatan profesi wanita sebagai auditor namun hanya sedikit yang mencapai posisi tinggi, sehingga diketahui bahwa adanya konstruksi nilai sosial yang berbeda mengakibatkan kondisi yang berbeda pula dalam kesempatan, prestasi, dan kualifikasi antara wanita dan pria.

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia periode 2009-2014, Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan data Badan Pusat Statistik pada 2010 menyatakan jumlah penduduk wanita hampir seimbang dengan penduduk pria. Dikutip dari data Badan Pusat Statistik yang menyebutkan jumlah penduduk wanita sebanyak 118.010.413 orang atau 49,66%. Sedangkan penduduk pria mencapai 50,34% atau setara dengan 119.630.913 jiwa. Meski jumlahnya hampir setara, namun saat ini masih ada kesenjangan gender dan kurang terpenuhinya hak-hak bagi wanita (Ukky Primartantyo, 2013).

Sosiolog Universitas Indonesia, Imam Prasodjo mengungkapkan bahwa meski terdapat kemajuan dalam bidang kebijakan kesetaraan gender di Indonesia, perkembangannya masih lambat (Glo, 2010). Namun kesadaran kaum wanita akan kesetaraan gender semakin meningkat seraya dengan menuntut hak yang sama dengan pria, dibuktikan dengan nama-nama akuntan wanita yang semakin menghiasi blantika keprofesian tanah air. Tak sekedar eksis, namun mewarnai kancah keprofesian dengan kerja-kerja besar yang melahirkan sukses nyata. Akuntan wanita tak sekedar menjadi pelengkap, juga telah menjadi aktor utama dengan berdiri di pucuk kepempimpinan organisasi, institusi, dan perusahaan-perusahaan nasional, bahkan berskala global. Kiprah Rosita Uli Sinaga yang dengan modal passion dan ketekunan, telah menduduki tampuk kepemimpinan DSAK-IAI, menjadi partner pada salah satu big four kantor akuntan publik


(22)

6

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

internasional, serta tercatat sebagai Dosen Akuntansi Universitas Indonesia. Ada pun Prof. Ilya Avianti yang tak hanya memberikan sumbangsih di dunia akademis, tapi juga telah memberikan warna di ranah akuntansi sektor publik dengan kiprahnya sebagai auditor BPK-RI. Di tubuh DPN 2010-2014, Dr. Khomsiyah adalah satu-satunya anggota DPN IAI terpilih yang mewakili perempuan. Selain itu Ketua IAPI Tia Adityasih,SE,M.Ak, Ketua Dewan Standar Profesi IAPI Kusumaningsih Angkawidjaja, Ketua Departemen Akuntansi UI Dr.Dwi Martani, Dekan Fakultas Ekonomi Dr. Wiwik Utami, dan Ketua IAI Wilayah kalimantan Selatan Rawintan E. Binti. Nama-nama tersebut tak hadir semata sebagai backup system, tapi justru sebagai decision making yang menentukan kemana biduk akan berlabuh (Afandi Mansyur, 2012).

Perkembangan kesetaraan gender diperkuat dengan salah satu arah kebijakan dan strategi pembangunan kesetaraan gender tahun 2015-2019 yaitu peningkatan pemahaman dan komitmen terkait dengan pentingnya pengintegrasian perspektif gender dalam berbagai tahapan, proses, dan bidang pembangunan, baik di tingkat nasional maupun di daerah antara lain; pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, politik, ekonomi, lingkungan hidup dan hukum (Hendy Fitriandoyo, 2014).

Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat baik wanita maupun pria bahwa profesi auditor bukanlah profesi yang diperuntukkan khusus untuk pria, karena berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Carolline Pudjowibowo dalam penelitiannya yang berjudul Perbedaan Motivasi, Kepuasan Kerja, Keinginan Berpindah Kerja dan Persepsi Diskriminasi Antara Auditor Pria dan Auditor Wanita yang dilakukan di Kantor Akuntan Publik (KAP) Kota Semarang (2013), menyatakan bahwa tidak ada pebedaan tingkat motivasi antara auditor pria dan wanita, tingkat kepuasan kerja auditor pria lebih tinggi daripada auditor wanita, tidak ada perbedaan tingkat keinginan berpindah kerja antara auditor pria dan wanita dan tidak ada perbedaan tingkat persepsi diskriminasi antara auditor pria dan wanita.

Penelitian lain oleh Surya Andika Primadani dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Perbedaan Gender Terhadap Tingkat Profesionalisme Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Malang (2013), menyatakan profesionalisme


(23)

7

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi syarat utama bagi orang yang ingin bekerja sebagai auditor eksternal baik wanita dan pria di kantor akuntan publik dan gambaran seseorang yang profesional dalam profesi dicerminkan dalam lima dimensi, yaitu pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama profesi. Maka hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat profesionalisme antara auditor wanita dan auditor pria pada Kantor Akuntan Publik di Kota Malang. Hasil penelitaian yang berbeda dinyatakan oleh Susanni Wanganjaya dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Gender dan Hirarki Jabatan terhadap Profesionalisme Auditor pada Kantor Akuntan Publik (2012). Hasil pengujian hipotesis dan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat perbedaan tingkat profesionalisme auditor kantor akuntan publik jika dilihat dari perbedaan gender. Sedangkan hirarki jabatan pada kantor akuntan publik di Bandung tidak mempengaruhi tingkat profesionalisme auditor pada kantor akuntan publik tersebut.

Dari fenomena yang telah penulis paparkan di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian pada auditor di 29 kantor akuntan publik di kota Bandung. Jumlah kantor akuntan publik yang dinilai sesuai, dengan penyebaran yang lebih merata untuk ukuran kota besar, sehingga dapat lebih mengefektifkan serta mengefisienkan waktu penelitian. Dan berdasarkan penelitian terdahulu dengan mengangkat topik perbedaan motivasi auditor, penulis menggantinya dengan perbedaan tingkat profesionalisme auditor. Pun dengan penelitian terdahulu lainnya yang mengangkat kesamaan topik namun hasil penelitian yang berbeda menjadi hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu judul dari penelitian ini adalah “Analisis Perbedaan Tingkat Profesionalisme Auditor Wanita dan Auditor Pria (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di kota Bandung)”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria pada kantor akuntan publik di kota Bandung?


(24)

8

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana perbedaan tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria pada kantor akuntan publik di kota Bandung?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sehingga memperoleh informasi serta mengetahui perbedaan tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria pada kantor akuntan publik di kota Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria pada kantor akuntan publik di kota Bandung

2. Mengetahui perbedaan tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria pada kantor akuntan publik di kota Bandung

1.4Kegunaan Peneltian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoritis dan secara praktis bagi penulis maupun pihak-pihak yang membaca dan pihak-pihak lain yang terkait.

1. Secara Teoritis

Dari aspek akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai perbedaan tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria pada kantor akuntan publik di kota Bandung. Sehingga dapat menjadi bahan pembelajaran dan acuan bagi mahasiswa/i yang akan melakukan penelitian pada bidang yang sama.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam penulisan karya ilmiah serta sebagai bahan penelitian mengenai perbedaan tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria pada kantor akuntan publik di kota Bandung. b. Bagi Kantor Akuntan Publik di kota Bandung, hasil penelitian ini


(25)

9

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikemudian hari agar kegiatan pada kantor akuntan publik di kota Bandung dapat berjalan lebih baik.

c. Bagi Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dijadikan sebagai bahan referensi dalam penelitian selanjutnya terkait dengan analisis perbedaan tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria.


(26)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:58) objek penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja (dapat berupa atribut seseorang atau objek) yang ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2012: 56) menyatakan bahwa pengertian objek penelitian adalah adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai.

Dari pengertian yang dijabarkan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian adalah sesuatu yang dapat berbentuk atribut seseorang atau objek, yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda dan ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun dalam penelitan ini, yang menjadi objek penelitian adalah profesionalisme auditor wanita dan auditor pria. Subjek penelitian ini adalah auditor pada kantor akuntan publik di Kota Bandung.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Arfan Ikhsan (2008:88) mendefinisikan desain penelitian merupakan rencana yang disusun secara struktural dari penyelidikan yang digambarkan untuk memperoleh jawaban tentang pertanyaan penelitian. Dalam pengertian luas, desain penelitian dapat diartikan sebagai keseluruhan proses perancangan dan pelaksanaan penelitian, sedangkan dalam arti yang sempit, desain penelitian merupakan prosedur pengumpulan dan analisis data, yang artinya menguraikan tentang metode pengumpulan dan analisis data apa saja yang digunakan menjelaskan penelitian.


(27)

32

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sugiyono (2011: 147) pengertian metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah penelitian komparatif. Menurut Sugiyono (2011:54) komparatif bersifat membandingkan keberadaan suatu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau pada waktu yang berbeda. Maka dari itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif. Melalui metode ini, maka dapat diperoleh perbedaan mengenai tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria pada kantor akuntan publik di Kota Bandung.

3.2.2 Operasional Variabel

Definisi variable menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2012:61) adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai. Variabel diartikan sebagai kontruk-kontruk atau sifat-sifat yang diteliti. Sejalan dengan itu menurut Budiyono (2009:4-5) dapat dikatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang menggolongkan anggota-anggota kelompok ke dalam beberapa golongan. Selain itu dikatakan bahwa variabel adalah suatu sifat yang dapat dimiliki bermacam nilai (harga). Apabila suatu variabel hanya mempunyai satu nilai saja, maka variabel tersebut disebut konstanta.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka variabel pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor wanita dan auditor pria.


(28)

33

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala Item No

Profesionalisme Auditor Sukrisno Agoes

(2012)

Sukrisno Agoes menyatakan bahwa dalam mengukur tingkat

profesionalisme

adalah dengan

menggunakan kode etik. Kode etik yang digunakan adalah

yang telah

berkembang dan terbaru yaitu berpacu pada SPAP Tahun 2013 SA Seksi 200 Paragraf A-15. - Integritas - Objektivitas - Kompetensi dan kecermatan profesional - Kerahasiaan

- Perilaku

- Tegas - Jujur

- Tidak terjadi bias - Tidak terjadi

konflik kepentingan - Tidak di bawah

pengaruh orang lain - Mengembangkan Pengetahuan dan keterampilan profesional secara berkelanjutan - Bekerja secara

tekun - Mengikuti

standar-standar profesional dan teknik yang berlaku

- Menjaga kerahasiaan informasi - Patuh pada

Ordinal 1,2 3,4 5 6,7 8,9 10,11,12, 13,14 15,16,17 18 19,20, 21 22,23


(29)

34

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Profesioal hukum dan perundang-undangan - Menghindari

tindakan yang dapat

mendiskreditkan profesi.

24,25

3.2.3 Populasi dan Sampel 3.2.3.1 Populasi

Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2012:115) populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Ditambahkan oleh Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2012:119) tahap pertama yang dapat dilakukan dalam pemilihan sampel adalah mengidentifikasi populasi target, yaitu populasi spesifik yang relevan dengan tujuan atau masalah penelitian.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dan yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah auditor pada 29 kantor akuntan publik di Kota Bandung yang berjumlah 294.

Tabel 3.2

Daftar Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung

No. Nama KAP Jumlah Auditor

1 KAP. Abu Bakar Usman & Rekan 6


(30)

35

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Cabang)

3 KAP. AF. Rachman & Soetjipto WS 5

4 KAP Asep Rianita Manshur & Suharyono (Cabang)

10

5 KAP Drs. Atang Djaelani 2

6 KAP. Drs Dadi Muchidin 8

7 KAP. Djoemarma, Wahyudin & Rekan 6

8 KAP. Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali (Cabang)

17

9 KAP. Ekamasni, Bustaman & Rekan 6

10 KAP. Drs. Gunawan Sudrajat 5

11 KAP. H.E.R Suhardjadinata, Dr, Ak, MM 25

12 KAP. Heliantono & Rekan 6

13 KAP Drs. Jajat Marjat 6

14 KAP. Jojo Sunarjo, Ruchiat, & Arifin 10

15 KAP. Drs. Joseph Munthe, Ms. Ak 11

16 KAP. Karel, Widyarta 4

17 KAP. Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 15

18 KAP. La Midjan & Rekan 9

19 KAP. Moch Zainuddin & Sukmadi 15

20 KAP. Peddy HF. Dasuki 10

21 KAP. Drs. R. Hidayat Effendy 7

22 KAP. Risman dan Arifin 7

23 KAP. Roebiandini & Rekan 25

24 KAP. Drs. Ronald Haryanto 7

25 KAP. Sabar & Rekan, CPA 10

26 KAP. Sanusi, Supardi & Soegiharto 12

27 KAP. Sugiono Paulus, SE., Ak., MBA 5

28 KAP. Tb. Hasanuddin & Rekan 20

29 KAP. Dra. Yati Ruhiyati 5

Jumlah 294


(31)

36

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.3.2 Sampel

Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2012:115) sampel merupakan bagian dari elemen-elemen populasi. Sama halnya menurut Sugiyono (2011:62) definisi sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Adapun menurut Suharsimi Arikunto (2010:174) jika hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila dalam penelitian bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.

Dalam penelitian ini menggunakan probability sampling, dengan teknik simple random sampling. Menurut Riduwan dan Engkos (2012:41) simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut, dan dilakukan apabila anggota populasi homogen (sejenis). Namun setelah dilakukan pra penelitian, dari 29 kantor akuntan publik di Kota Bandung, hanya 14 kantor akuntan publik di Kota Bandung yang bersedia menerima kuisioner. Oleh karena itu sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Daftar Sampel 14 Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung

No. Nama KAP Kuisioner yang

disebar 1. KAP. Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry

(Cabang)

3

2. KAP. AF. Rachman & Soetjipto WS 5

3. KAP Asep Rianita Manshur & Suharyono (Cabang)

2

4. KAP. Djoemarma, Wahyudin & Rekan 5

5. KAP. Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali (Cabang)


(32)

37

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. KAP. Drs. Gunawan Sudrajat 2

7. KAP. H.E.R Suhardjadinata, Dr, Ak, MM 5

8. KAP. Jojo Sunarjo, Ruchiat, & Arifin 8

9. KAP. Moch Zainuddin & Sukmadi 2

10. KAP. Risman dan Arifin 5

11. KAP. Roebiandini & Rekan 4

12. KAP. Sabar & Rekan, CPA 2

13. KAP. Tb. Hasanuddin & Rekan 5

14. KAP. Dra. Yati Ruhiyati 3

Jumlah 53

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data diperoleh dari data primer. dengan cara memberikan kuesioner kepada auditor wanita dan auditor pria di kantor akuntan publik mengenai tingkat profesionalisme auditor. Menurut Kusumah (2011:78) kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada subjek yang diteliti untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan peneliti.

Senada dengan itu, Sugiyono (2011:199) mengungkapkan bahwa kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Dengan kuisioner dapat diperoleh gambaran yang sesuai dengan kenyataan yang terdapat di lapangan melalui jawaban dari para responden dan memiliki keuntungan dalam penggunaannya, seperti yang dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2010:195):

1. Tidak memerlukan kehadiran peneliti

2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden

4. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab


(33)

38

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Dapat dibuat terstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama

Penelitian ini menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2011:107) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Responden akan diminta untuk menjawab dengan jawaban yang terdiri atas Tidak Pernah / Sangat Tidak Baik, Hampir Tidak Pernah / Tidak Baik, Kadang-kadang / Cukup Baik, Sering / Baik Selalu / Sangat Baik dalam penelitian ini. Setelah data diperoleh selanjutnya akan dianalisis dengan menghitung nilai dari setiap pertanyaan. Berikut adalah penilaian dari setiap pertanyaan. Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan. Untuk digunakan jawaban yang dipilih.

Tabel 3.4

Pemberian Nilai Jawaban Untuk Skor Pernyataan Positif

Sumber: (Riduwan dan Engkos, 2012)

Tabel 3.5

Pemberian Nilai Jawaban Untuk Skor Pernyataan Negatif

Sumber: (Riduwan dan Engkos, 2012) Nilai Kategori Jawaban

1 Tidak Pernah / Sangat Tidak Baik 2 Hampir Tidak Pernah / Tidak Baik 3 Kadang-kadang / Cukup Baik

4 Sering / Baik

5 Selalu / Sangat Baik

Nilai Kategori Jawaban 1 Selalu / Sangat Tidak Baik

2 Sering / Tidak Baik

3 Kadang-kadang / Cukup Baik 4 Hampir Tidak Pernah / Baik 5 Tidak Pernah / Sangat Baik


(34)

39

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.4.1 Interpretasi Data

Kriteria interpretasi skor menurut Sugiyono (2010:133) berdasarkan jawaban

responden dapat ditentukan sebagai berikut “skor maksimum setiap kuesioner adalah 5 dan skor minimum adalah 1, atau berkisar antara 20% sampai 100%”. Jarak antara skor yang berdekatan adalah 16%. ((100%-20%)/5),” sehingga dapat diperoleh kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.6 Interpretasi Skor

Skor Nilai Kriteria Pernyataan Positif Kriteria Pernyataan Negatif 1 20-36 Tidak Pernah / Sangat Tidak Baik Selalu / Sangat Tidak Baik 2 36-52 Hampir Tidak Pernah / Tidak Baik Sering / Tidak Baik 3 52-68 Kadang-kadang / Cukup Baik Kadang-kadang / Cukup Baik

4 68-84 Sering / Baik Hampir Tidak Pernah / Baik

5 84-100 Selalu / Sangat Baik Tidak Pernah / Sangat Baik Sumber: data diolah

Untuk memperoleh persentase intrepretasi skor adalah dengan cara membandingkan skor item yang diperoleh berdasarkan jawaban responden dengan skor tertinggi jawaban kemudian dikalikan dengan 100%. Skor item dapat dihitung dengan mengalikan antara nilai skala pertanyaan dengan jumlah responden yang menjawab pada nilai tersebut, kemudian skor tertinggi diperoleh dari jumlah nilai skala pertanyaan paling tinggi dikalikan dengan jumlah responden secara keseluruhan, dapat dirumuskan sebagai berikut:

3.2.5 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval

Transformasi data adalah suatu proses dalam merubah bentuk data. Seperti halnya merubah data ordinal menjadi data interval, menurut Riduwan dan Sunarto (2010:96) dapat digunakan Metode Suksesif Interval (MSI). Data yang diperoleh dari jawaban responden merupakan data mentah yang berbentuk data ordinal yang


(35)

40

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditunjukkan dengan skala likert, di mana tidak menunjukkan perbandingan suatu jawaban secara nyata. Dengan data interval, perbandingan antar jawaban yang sebenarnya akan terlihat sehingga selanjutnya dapat diolah untuk memperoleh suatu nilai jawaban responden.

3.2.5.2 Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk menghasilkan data yang berkualitas dan menghindari data yang tidak sahih perlu dilakukan uji coba terhadap instrumen penelitian. Uji coba dapat dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas untuk mendapatkan syarat mutlak penelitian yang valid dan reliabel.

3.2.5.2.1 Uji Validitas

Sugiyono (2011:172) menyatakan bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Sejalan dengan itu menurut Suharsimi Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument penelitian. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Menurut Imam Ghozali (2012:34) mendefinisikan uji validitas sebagai alat untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.

Uji validitas dilakukan dengan cara mencari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan menggunakan rumus pearson product moment. Adapun rumus pearson product moment adalah :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑


(36)

41

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

: koefisien korelasi

∑ : jumlah skor item

∑ : jumlah skor total (seluruh item) n : jumlah responden

Untuk mempermudah pelaksanaan uji validitas dapat menggunakan SPSS 20.0 for windows. Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Kriteria yang harus dimiliki untuk memenuhi syarat menurut Sugiyono (2011:179) adalah sebgai berikut:

a. Jika r ≥ 0,30, maka item-item pernyataan dari kuesioner adalah valid b. Jika r < 0,30, maka item-item pernyataan dari kuesioner adalah tidak valid

3.2.5.2.2 Uji Reliabiltas

Uji reliabilitas adalah suatu instrumen yang mencakup dan dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010).

Menurut Cooper (2006:716) yang dikutip kembali oleh Umi Narimawati (2011:43) reliabilitas adalah:

”Reliability is a characteristic of measurenment concerned with acuracy, precision, and consistency”

Definisi diatas menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan reliabilitas adalah suatu bentuk karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan kekonsistenan.

Menurut Mardalis (2009:61-62) reliabilitas atau keterandalan suatu instrumen sebagai alat ukur dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kebenaran alat ukur tersebut cocok digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur sesuatu. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode cronbach alpha. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:


(37)

42

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[ ∑ ]

Dimana:

: reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pertanyaan

∑ : jumlah varians butir Kriteria keputusan :

rhitung > rtabel maka instrumen tersebut reliabel rhitung < rtabel maka instrumen tersebut tidak reliable

Dalam melakukan uji reliabilitas penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 21.0 for windows. Keputusan yang diambil, suatu konstruk dikatakan reliabel jika menghasilkan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. (Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2012 : 42).

3.2.5.3 Uji Normalitas Data

Menurut Sugiyono (2011:172) mengatakan bahwa dalam penggunaan statistik parametris, mensyaratkan data setiap variable yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.

Uji normalitas dimaksudkan untuk memperoleh infomasi mengenai apakah variabel independen berdistribusi normal atau tidak. Dengan ini dapat ditentukan jenis statistika yang akan digunakan. Apabila data berdistribusi normal maka yang digunakan adalah analisis parametik, sedangkan apabila data tidak berditribusi normal maka yang digunakan adalah analisis non-parametrik.

Untuk mengetahui suatu data yang berdistribusi normal atau tidak, dapat digunakan Komolgorov-Smirnov Z atau Shapiro Wilk dengan bantuan software SPSS 20.0 for windows. Menurut Singgih Santoso (2006;154), pedoman pengambilan keputusan untuk uji ini adalah:

a. Angka signifikansi (Sig) > α = 0,05 maka data berdistribusi normal b. Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 maka data tidak berdistribusi


(38)

43

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.5.4 Uji Homogenitas Varians

Menurut Sugiyono (2011:276) uji homogenitas varians bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak. Hal ini terkait dengan karakteristik para responden yang dijadikan sampel penelitian. Dapat dilihat dari perbandingan nilai signifikasi yang dihasilkan > 0.05, maka data berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama. Sebaliknya jika signifikasi yang dihasilkan < 0.05, maka data tidak berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama.

3.2.5.5 Pengujian Hipotesis

Apabila data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data berdistrbusi normal, maka pengujian hipotesis diuji dengan Independent Sample t-test. Sugiama (2008:217) mengemukakan bahwa uji ini ditujukan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan rata-rata (mean) antara dua populasi dengan dasar dua sampelnya. Adapun menurut Imam Ghozali (2012:64) tujuan uji Independent Sample t-test adalah membandingkan rata-rata grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lain untuk mengetahui kedua grup tersebut mempunyai nilai rata-rata yang sama atau tidak sama secara signifikan.

Menurut Imam Ghozali (2012:64) uji independent sample t-test ini dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua rata-rata dari dua sampel dengan standar error perbedaan rata-rata kedua sampel tersebut atau secara rumus dapat ditulis sebagai berikut:

Dalam penelitian ini uji hipotesis independent sample t-test menggunakan bantuan Microsoft Excel dengan data analysis toolpak untuk hipotesis berarah (one tailed). Menurut Imam Ghozali (2012:66) jika probabilitas pada t-test menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kedua sampel/grup. Tetapi, jika nilai probabilitas t-test menunjukkan lebih kecil dari 0,05, maka terdapat perbedaan antara kedua sampel/grup.


(39)

44

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1: μ1 = μ2 : Tidak terdapat perbedaan tingkat profesionalisme auditor wanita


(40)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Analisis Perbedaan Tingkat Profesionalisme Auditor Wanita dan Auditor Pria”, maka

dalam bab ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria pada kantor akuntan publik di Kota Bandung memiliki tingkat profesionalisme yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan angket/kuisioner yang berkaitan dengan tingkat profesionalisme auditor yang terdiri dari lima dimensi, dengan persentase 84,41% pada interprestasi skor. Data yang diperoleh tersebut menunjukkan rata-rata jawaban auditor wanita dan auditor pria pada kantor akuntan publik di Kota Bandung. Namun terdapat tiga indikator yang masih memiliki kategori baik yaitu, 1) Tidak di bawah pengaruh orang lain, 2) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan profesional secara berkelanjutan dan 3) Mengikuti standar-standar profesional dan teknik yang berlaku.

2. Tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria pada kantor akuntan publik di Kota Bandung secara keseluruhan memiliki perbedaan. Perbedaan ini menunjukkan bahwa auditor pria memiliki tingkat profesionalisme yang lebih baik daripada auditor wanita. Perbedaan tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria terdapat pada dimensi; kompetensi dan kecermatan profesional, kerahasiaan dan perilaku profesional. Sedangkan untuk dimensi integritas dan objektivitas tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk tingkat profesionalisme auditor wanita dan auditor pria.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:


(41)

76

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan tingkat profesionalisme auditor yang terdiri dari lima dimensi, masih terdapat tiga indikator yang termasuk ke dalam kategori baik yaitu terkait dengan menentukan laporan audit yang dilakukan di bawah pengaruh orang lain, dan pengembangkan pengetahuan dan keterampilan profesional secara berkelanjutan. Maka dari itu, penulis menyarankan kepada auditor pada kantor akuntan publik untuk: 1) Meminimalisir pengaruh dari pihak luar dalam menentukan laporan audit, 2) Lebih meningkatkan keahlian, kemampuan, latar belakang pendidikan akuntansi atau bidang lain yang telah mendapatkan training audit dan kompetensi lainnya yang dimiliki, dapat juga dengan berlangganan serta membaca berbagai jurnal atau majalah yang berkaitan dengan audit, mendapatkan pelatihan-pelatihan atau seminar audit dan melaksanakan program pengembangan keahlian dan pengetahuan secara berkala dan 3) Memperkaya informasi dan mengikuti perkembangan standar, prosedur dan teknik audit terbaru. 2. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk melakukan

sebagai berikut:

a. Menambahkan variabel selain tingkat profesionalisme, yang berkaitan dengan gender, seperti perbedaan motivasi, kepuasan kerja, keinginan berpindah kerja dan hierarki jabatan.

b. Teknik pengumpulan data juga dapat dilakukan tidak hanya menggunakan kuesioner tetapi bisa dilengkapi dengan wawancara/observasi kepada responden.


(42)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Gima Sugiama. (2008). Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung: Guardaya Intimarta

A. Nunuk P. Murniati. (2004). Getar Gender. Magelang: IndonesiaTera

A. Sonny Keraf. (2012). Etika Bisnis dan Tuntutan Relevansinya. Yogyakarta: Penerbit Kanasius

Abdul Halim, (2008). Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan jilid 1 Edisi Keempat. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN

Aditia Maruli. “Delapan Auditor Kena Sanksi Pembekuan”. Antara News [Online]. Diakses dari:

http://www.antaranews.com/berita/154996/delapan-auditor-kena-sanksi-pembekuan (19 September 2009)

Afandi Mansyur. “Wanita di Pentas Akuntansi Nasional”. Kompasiana [Online]. Diakses dari:

http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/04/09/wanita-di-pentas-akuntansi-nasional-453604.html (9 April 2012)

Antonius Atoshoki Gea dan Antonina Panca Yuni Wulandari (2005). Character Building IV, Relasi dengan Dunia (Alam, Iptek & Kerja). Jakarta: PT. Elex Komputindi

Arens. AA, Elder. JR, Beasly SM. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi (Edisi Keduabelas). Jakarta: Erlangga

Arfan Ikhsan. (2008). Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Astrid Wijaya. “Kapan Perbedaan Gender Menjadi Masalah?”. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan [Online]. Diakses dari:

http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=6459&catid=2& (18 Februari 2014)

Budiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press Badan Pusat Statistik. [Online]. Diakses dari: Bps.go.id

Carolline Pudjowibowo. (2013). Perbedaan Motivasi, Kepuasan Kerja, Keinginan Berpindah Kerja, dan Persepsi Diskriminasi antara Auditor Pria dan Wanita


(43)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada KAP di Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Universita Katolik Soegijapranata

Dewi Rostyaningsih. (2010). Konsep Gender. Jurnal. Semarang

Duwi Priyatno. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: Andi

Fadilla Cahyaningtyas. (2010). Perbedaan Tingkat Profesionalisme auditor berdasarkan gender. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang

Fakih, M. (2003). Analisis gender dan transformasi sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Glo. “Masalah Gender Mulai dari Toilet”. Kompas [Online]. Diakses dari: http://nasional.kompas.com/read/2010/07/29/14581666/Masalah.Gender.Mulai.

dari.Toilet (29 Juli 2010)

Hendy Fitriandoyo. “Pemantapan Implementasi Pembangunan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak”. Departemen Pertanian

[Online]. Diakses dari:

http://www.deptan.go.id/pug/admin/artikel/Artikel_Kesetaraan_Gender3.pdf (2014)

Herawati, Tuban Drijah Herawati dan Sari Atmini. (2010). Perbedaan Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit Dilihat Dari Segi Gender Peran Locus of Control, Komitmen Profesi dan Kesadaran Etis. Jurnal. Malang: Universitas Brawijaya Malang

Ikatan Akuntan Publik Indonesia. [Online]. Tersedia: iapi.or.id

Imam Ghozali. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20, Edisi 6. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online]. Diakses dari: kbbi.web.id Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 423/KMK.06/2002

Lehman, C. (1990). The Importance of Being Earnest: Gender Conflicts in Accounting. Advances in Public Interest Accounting Vol. 3, 137-157


(44)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mardalis. (2009). Metode Penelitian (suatu pendekatan proposal). Edisi 11. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Mita Noveria. (2006). Dinamika Mobilitas Pendudukan di Wilayah Perbatasan. Jakarta: Pusat Penelitian Kependudukan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Momon Sudarma. (2008). Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Mulitia Sifajaya. (2011). Pengaruh Gender dan Pengalaman Auditor Terhadap

Skeptisme Profesional Auditor. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Mulyadi. (2009). Auditing. Jakarta: Salemba Empat

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. (2012). Metode Penelitian Bisnis - Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE

Patricia J. Parsons. (2010). Etika Publik Relations Panduan Praktik Terbaik. Jakarta: Erlangga

Ppajp.depkeu.go.id. “UU RI No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik”. [Online]. Diakses dari:

http://www.ppajp.depkeu.go.id/remository/downloads/uuap5-2011bt.pdf (2011)

Priyono Tjiptoheriyanto dan Laila Nagib. (2008). Pengembangan Sumber Daya Manusia: diantara peluang & tantangan. Jakarta: LIPI

Riduwan & Sunarto. (2010). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung : Alfabeta

Riduwan dan Engkos. (2012). Cara Mudah Menggunakan dan Memaknai Path Analysis. Bandung: Alfabeta

Singgih Santoso. (2006). Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Tahun 2013

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta


(45)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Suharyadi dan Purwanto, 2009. STATISTIKA : Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat

Sukrisno Agoes. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat

Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana. (2014). Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat

Susanni Wanganjaya. (2012). Pengaruh Gender dan Hirarki Jabatan terhadap Profesionalisme Auditor pada Kantor Akuntan Publik. Skripsi. Bandung: Universitas Maranatha

Surya Andika Primadani. (2013). Analisis Perbedaan Gender Terhadap Tingkat Profesionalisme Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Malang. Jurnal. Malang: Universitas Kanjuruhan

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 4 Pendidikan Lintas Bidang. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama Ukky Primartantyo. “Jumlah Laki-Laki dan Perempuan Hampir Seimbang”. Tempo

[Online]. Diakses dari :

http://www.tempo.co/read/news/2013/04/26/058476142/Jumlah-Laki-Laki-dan-Perempuan-Hampir-Seimbang (26 April 2013)

Umi Kulsum dan Agus Dwi Darmawan. “Menkeu Bekukan Izin Dua Akuntan Publik”. [Online]. Tersedia:

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/23447-menkeu_bekukan_izin_tiga_akuntan_publik (20 Januari 2009)

Venny Yusnita Tan dan Wirawan E.D. Radianto / Vierly Ananta U. (2013). Analisis Perbedaan Kualitas Audit Berdasarkan Perspektif Gender (Studi Kasus pada Auditor KAP di Surabaya). Jurnal. Surabaya: Universitas Pelita Harapan Surabaya


(46)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Widiarta. (2013). Pengaruh Gender, Umur dan Kompleksitas Tugas Auditor Pada Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik di Bali. Jurnal. Bali: Universitas Udayana


(1)

76

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan tingkat profesionalisme auditor yang terdiri dari lima dimensi, masih terdapat tiga indikator yang termasuk ke dalam kategori baik yaitu terkait dengan menentukan laporan audit yang dilakukan di bawah pengaruh orang lain, dan pengembangkan pengetahuan dan keterampilan profesional secara berkelanjutan. Maka dari itu, penulis menyarankan kepada auditor pada kantor akuntan publik untuk: 1) Meminimalisir pengaruh dari pihak luar dalam menentukan laporan audit, 2) Lebih meningkatkan keahlian, kemampuan, latar belakang pendidikan akuntansi atau bidang lain yang telah mendapatkan training audit dan kompetensi lainnya yang dimiliki, dapat juga dengan berlangganan serta membaca berbagai jurnal atau majalah yang berkaitan dengan audit, mendapatkan pelatihan-pelatihan atau seminar audit dan melaksanakan program pengembangan keahlian dan pengetahuan secara berkala dan 3) Memperkaya informasi dan mengikuti perkembangan standar, prosedur dan teknik audit terbaru. 2. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk melakukan

sebagai berikut:

a. Menambahkan variabel selain tingkat profesionalisme, yang berkaitan dengan gender, seperti perbedaan motivasi, kepuasan kerja, keinginan berpindah kerja dan hierarki jabatan.

b. Teknik pengumpulan data juga dapat dilakukan tidak hanya menggunakan kuesioner tetapi bisa dilengkapi dengan wawancara/observasi kepada responden.


(2)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Gima Sugiama. (2008). Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung: Guardaya Intimarta

A. Nunuk P. Murniati. (2004). Getar Gender. Magelang: IndonesiaTera

A. Sonny Keraf. (2012). Etika Bisnis dan Tuntutan Relevansinya. Yogyakarta: Penerbit Kanasius

Abdul Halim, (2008). Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan jilid 1 Edisi Keempat. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN

Aditia Maruli. “Delapan Auditor Kena Sanksi Pembekuan”. Antara News [Online]. Diakses dari: http://www.antaranews.com/berita/154996/delapan-auditor-kena-sanksi-pembekuan (19 September 2009)

Afandi Mansyur. “Wanita di Pentas Akuntansi Nasional”. Kompasiana [Online]. Diakses dari: http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/04/09/wanita-di-pentas-akuntansi-nasional-453604.html (9 April 2012)

Antonius Atoshoki Gea dan Antonina Panca Yuni Wulandari (2005). Character Building IV, Relasi dengan Dunia (Alam, Iptek & Kerja). Jakarta: PT. Elex Komputindi

Arens. AA, Elder. JR, Beasly SM. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi (Edisi Keduabelas). Jakarta: Erlangga

Arfan Ikhsan. (2008). Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Astrid Wijaya. “Kapan Perbedaan Gender Menjadi Masalah?”. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan [Online]. Diakses dari: http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=6459&catid=2& (18 Februari 2014) Budiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press

Badan Pusat Statistik. [Online]. Diakses dari: Bps.go.id

Carolline Pudjowibowo. (2013). Perbedaan Motivasi, Kepuasan Kerja, Keinginan Berpindah Kerja, dan Persepsi Diskriminasi antara Auditor Pria dan Wanita


(3)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada KAP di Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Universita Katolik Soegijapranata

Dewi Rostyaningsih. (2010). Konsep Gender. Jurnal. Semarang

Duwi Priyatno. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: Andi

Fadilla Cahyaningtyas. (2010). Perbedaan Tingkat Profesionalisme auditor berdasarkan gender. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang

Fakih, M. (2003). Analisis gender dan transformasi sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Glo. “Masalah Gender Mulai dari Toilet”. Kompas [Online]. Diakses dari: http://nasional.kompas.com/read/2010/07/29/14581666/Masalah.Gender.Mulai. dari.Toilet (29 Juli 2010)

Hendy Fitriandoyo. “Pemantapan Implementasi Pembangunan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak”. Departemen Pertanian

[Online]. Diakses dari:

http://www.deptan.go.id/pug/admin/artikel/Artikel_Kesetaraan_Gender3.pdf (2014)

Herawati, Tuban Drijah Herawati dan Sari Atmini. (2010). Perbedaan Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit Dilihat Dari Segi Gender Peran Locus of Control, Komitmen Profesi dan Kesadaran Etis. Jurnal. Malang: Universitas Brawijaya Malang

Ikatan Akuntan Publik Indonesia. [Online]. Tersedia: iapi.or.id

Imam Ghozali. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20, Edisi 6. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online]. Diakses dari: kbbi.web.id Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 423/KMK.06/2002

Lehman, C. (1990). The Importance of Being Earnest: Gender Conflicts in Accounting. Advances in Public Interest Accounting Vol. 3, 137-157


(4)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mardalis. (2009). Metode Penelitian (suatu pendekatan proposal). Edisi 11. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Mita Noveria. (2006). Dinamika Mobilitas Pendudukan di Wilayah Perbatasan. Jakarta: Pusat Penelitian Kependudukan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Momon Sudarma. (2008). Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Mulitia Sifajaya. (2011). Pengaruh Gender dan Pengalaman Auditor Terhadap

Skeptisme Profesional Auditor. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Mulyadi. (2009). Auditing. Jakarta: Salemba Empat

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. (2012). Metode Penelitian Bisnis - Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE

Patricia J. Parsons. (2010). Etika Publik Relations Panduan Praktik Terbaik. Jakarta: Erlangga

Ppajp.depkeu.go.id. “UU RI No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik”. [Online]. Diakses dari: http://www.ppajp.depkeu.go.id/remository/downloads/uuap5-2011bt.pdf (2011)

Priyono Tjiptoheriyanto dan Laila Nagib. (2008). Pengembangan Sumber Daya Manusia: diantara peluang & tantangan. Jakarta: LIPI

Riduwan & Sunarto. (2010). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung : Alfabeta

Riduwan dan Engkos. (2012). Cara Mudah Menggunakan dan Memaknai Path Analysis. Bandung: Alfabeta

Singgih Santoso. (2006). Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Tahun 2013

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta


(5)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Suharyadi dan Purwanto, 2009. STATISTIKA : Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat

Sukrisno Agoes. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat

Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana. (2014). Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat

Susanni Wanganjaya. (2012). Pengaruh Gender dan Hirarki Jabatan terhadap Profesionalisme Auditor pada Kantor Akuntan Publik. Skripsi. Bandung: Universitas Maranatha

Surya Andika Primadani. (2013). Analisis Perbedaan Gender Terhadap Tingkat Profesionalisme Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Malang. Jurnal. Malang: Universitas Kanjuruhan

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 4 Pendidikan Lintas Bidang. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama Ukky Primartantyo. “Jumlah Laki-Laki dan Perempuan Hampir Seimbang”. Tempo

[Online]. Diakses dari :

http://www.tempo.co/read/news/2013/04/26/058476142/Jumlah-Laki-Laki-dan-Perempuan-Hampir-Seimbang (26 April 2013)

Umi Kulsum dan Agus Dwi Darmawan. “Menkeu Bekukan Izin Dua Akuntan Publik”. [Online]. Tersedia: http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/23447-menkeu_bekukan_izin_tiga_akuntan_publik (20 Januari 2009)

Venny Yusnita Tan dan Wirawan E.D. Radianto / Vierly Ananta U. (2013). Analisis Perbedaan Kualitas Audit Berdasarkan Perspektif Gender (Studi Kasus pada Auditor KAP di Surabaya). Jurnal. Surabaya: Universitas Pelita Harapan Surabaya


(6)

Reita Mayang Puspita, 2014

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME AUDITOR WANITA DAN AUDITOR PRIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Widiarta. (2013). Pengaruh Gender, Umur dan Kompleksitas Tugas Auditor Pada Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik di Bali. Jurnal. Bali: Universitas Udayana