POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA : Studi Deskriptif Di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka.

(1)

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN

KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN

KELUARGA

(Studi Deskriptif Di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bantarujeg,

Kabupaten Majalengka)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagai dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Konsentrasi PAUD

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

Neneng Nurjanah NIM 1003251

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN

KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN

KELUARGA

(Studi Deskriptif Di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bantarujeg,

Kabupaten Majalengka)

LEMBAR HAK CIPTA

Oleh :

Neneng Nurjanah

Sebuah Skripsi Yang Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada fakultas Ilmu Pedidikan

© Neneng Nurjanah

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,


(3)

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

NENENG NURJANAH

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

(Studi Deskriptif di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : PEMBIMBING I

Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd. NIP 19490227 197783 1 002

PEMBIMBING II

Nike Kamarubiani, M.Pd. NIP 19750207 200801 2 006

Mengetahui :

Ketua Departemen Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd. NIP. 19590826 198603 1 003


(4)

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Pola Asuh Orang tua Dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Anak Usia Dini Di Lingkungan Keluarga

(Studi Deskriptif Di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka)

Masalah penelitian dalam penelitian ini adalah Bagaimana pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh data mengenai: 1) proses pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga; 2) hasil pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga; 3) faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga;.Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari konsep keluarga, konsep anak usia dini, konsep pola asuh, konsep kedisiplinan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Langkah- langkah pengumpulan data dalam penelitian ini dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pelaporan. Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu 2 keluarga di desa cipeundeuy, kecamatan bantarujeg, kabupaten majalengka yang memiliki anak usia dini berusia 4 tahun. Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan, diperoleh hasil penelitian mengenai (1) proses pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini diantaranya: memberi kebebasan kepada anak tanpa batasan dan aturan dari orang tua (pola asuh permisif), memberi kesempatan kepada anak untuk menyampaikan pendapat, memberi pujian atau hadiah atas prilaku anak yang baik, membimbing dan mengarahkan tanpa memaksakan kehendak terhadap anak, mempunyai pandangan yang jelas terhadap masa depan anak (pola asuh demokratis), memberikan contoh. dilakukan secara konsiten, dan memberikan arahan dan bimbingan.(2) hasil pola asuh kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga diantaranya: kedisiplinan anak dalam mengurus diri sendiri, kedisiplinan terhadap kebersihan diri sendiri, kedisiplinan saat makan, kedisiplinan dalam beribadah, dan kedisiplinan di lingkungan tempat tinggal. (3) faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan diantaranya: faktor internal meliputi pendidikan, ekonomi, pekerjaan dan faktor eksternal meliputi teman sepermainan, lingkungan tempat tinggal dan budaya pengasuhan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga pada proses menggunakan pola asuh permisif dan demokratis, memberikan contoh yang dilakukan secara konsisten dengan membimbing dan mengarahkan, hasilnya dalam diri anak sudah tumbuh kedisiplinan dalam kegiatan sehari- hari, faktor yang berpengaruh faktor internal meliputi pendidikan, ekonomi, pekerjaan dan faktor eksternal meliputi teman sepermainan, lingkungan tempat tinggal dan budaya pengasuhan.


(5)

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Parenting Parents Grow Discipline In Early Childhood The Family Environment

(Descriptive Study OnCipeundeuy Village, District Bantarujeg, Majalengka) Problems of this research is How parenting parents in growing discipline of early childhood in the family environment. The purpose of this study is to obtain data on: 1) the process of parenting parents in growing discipline of early childhood in the family; 2) results parenting parents in growing discipline of early childhood in the family; 3) factors that influence parenting parents in growing discipline of early childhood in a family environment ;. The study of the theory used in this study consisted of family concept, the concept of early childhood, parenting concept, the concept of discipline. This study used a qualitative approach with descriptive methods. Data collection techniques used were interviews, observation and documentation study. The steps of data collection in this study starts from the preparation phase, the implementation phase, the reporting stage. Research subjects in this study are two families in the village Cipeundeuy, Bantarujeg districts, counties Majalengka who have young children aged 4 years. Based on data processing and discussion, the result of research on (1) the process of parenting foster parents in early childhood discipline are: to give freedom to the child without restrictions and rules of the parents (permissive parenting), offered an opportunity for children to express their opinions , give praise or a reward for good behavior of children, guiding and directing without imposing the will of the child, has a clear view of the future of children (parenting democratic), giving an example. konsiten done, and provide direction and guidance. (2) The results of parenting discipline of young children in the family environment include: discipline the child in the care of yourself, discipline yourself to cleanliness, discipline when eating, discipline in worship, and discipline in the neighborhood residence. (3) factors that influence parenting parents in growing discipline are: Internal factors include education, economic, employment and external factors include playmates, living environment and cultural upbringing. From the results of this study concluded that parenting parents in growing discipline of early childhood in a family environment in the process of using permissive parenting and democratic, giving examples done consistently with the guiding and directing, the result in the child already growing discipline in day-activities today, factors influencing internal factors include education, economic, employment and external factors include playmates, living environment and cultural upbringing.


(6)

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Hal

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pendidikan Keluarga ... 8

1. Pengertian Keluarga ... 8

2. Fungsi Keluarga ... 9

3. Keluarga Sebagai Lingkungan Pendidikan ... 11

B. Konsep Anak Usia Dini ... 11

1. Pengertian Anak Usia Dini ... 11

2. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini ... 12

C. Konsep Kedisiplinan ... 22

1. Pengertian Kedisiplinan ... 22

2. Tujuan Kedisiplinan ... 23

3. Aspek Kedisiplinan ... 24

D. Konsep Pola Asuh ... 26

1. Pengertian Pola Asuh ... 26

2. Jenis Pola Asuh ... 27

3. Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 30

1. Tahap Persiapan ... 30

2. Tahap Pelaksanaan ... 30

3. Tahap Pelaporan ... 31

B. Partisipan dan Lokasi Penelitian ... 31

1. Partisipan ... 31

2. Lokasi Penelitian ... 32

C. Metode Penelitian ... 32

1. Perumusan Masalah ... 32

2. Menentukan Jenis Informasi yang Diperlukan ... 33

3. Menentukan Prosedur Pengumpulan Data ... 33

4. Menentukan Prosedur Pengolahan Informasi Atau Data ... 33

5. Menarik kesimpulan penelitian ... 34


(7)

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengamatan (Observation) ... 34

2. Wawancara (interview) ... 35

3. Studi Dokumentasi ... 35

E. Instrumen Penelitian... 36

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 37

G. Analisis Data ... 37

1. Reduksi Data ... 37

2. Penyajian Data ... 37

3. Verifikasi ... 38

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 39

1. Letak Geografis ... 39

2. Luas Wilayah Menurut Penggunaan ... 39

3. Keadaan Penduduk ... 40

4. Tingkat Pendidikan ... 41

5. Mata Pencaharian ... 42

6. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat ... 43

B. Hasil Penelitian 1. Pola Asuh Orang Tua Dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Keluarga 1 ... 43

a. Profil Keluarga 1 (K1) ... 43

b. Proses Pola Asuh Menumbuhkan Kedisiplinan ... 45

c. Hasil Pola Asuh Menumbuhkan Kedisiplinan ... 53

d. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pola Asuh Kedisiplinan ... 55

2. Pola Asuh Orang Tua Dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Keluarga 2 ... 57

a. Profil Keluarga 2 (K2) ... 57

b. Proses Pola Asuh Menumbuhkan Kedisiplinan ... 58

c. Hasil Pola Asuh Menumbuhkan Kedisiplinan ... 66

d. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pola Asuh Kedisiplinan ... 67

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

1. Proses Pola Asuh Orang Tua Dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Anak Usia Dini di Lingkungan Keluarga ... 71

2. Hasil Pola Asuh Orang Tua Dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Anak Usia Dini di Lingkungan Keluarga ... 74

3. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Anak Usia Dini di Lingkungan Keluarga. ... 76

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 78

B. Implikasi dan Rekomendasi ... 79 DAFTAR PUSTAKA


(8)

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tingkat Pencapaian Perkembangan ... 13

Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan ... 39

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Usia ... 40

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan ... 41

Tabel 4.4 Mata Pencaharian ... 42

Tabel 4.5 Uraian Kegiatan Anak Keluarga 1 ... 46

Tabel 4.6 Uraian Kegiatan Anak Keluarga 2 ... 59


(9)

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi- kisi Penelitian

Lampiran 2 Pedoman Wawancara dan Observasi Lampiran 3 Pedoman Observasi Keadaan Keluarga Lampiran 4 Hasil Wawancara dan Observasi Lampiran 5 Hasil Observasi Keadaan Keluarga

Lampiran 6 Surat Permohonan Izin Penelitian dari UPI

Lampiran 7 Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing

Lampiran 8 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Desa Cipeundeuy Lampiran 9 Surat Keterangan Lulus Uji Plagiat

Lampiran 10 Lembar Frekuensi Bimbingan Skripsi Lampiran 11 Dokumentasi


(10)

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Masalah Pola asuh pada saat ini sedang mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat indonesia. Kenyataan yang dapat dilihat saat ini masih banyak anak- anak yang mendapatkan perlakuan kasar yang dilakukan orang tua dalam rangka melakukan pola asuh terhadap anak mereka. Pola asuh yang benar dilakukan oleh orang tua dapat mempengaruhi perkembangan yang baik terhadap anak, orang tua seringkali mengasuh atau mendidik anak dengan cara menakut- nakuti, mamarahi mengancam atau bahkan memberikan hukuman fisik kepada anak. Pola asuh merupakan pendidikan yang dilakukan orang tua dan didapatkan anak di dalam lingkungan keluarga.

Dalam undang- undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa :

“Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,non formal, dan informal yang saling melengkapi, jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan diluar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Adapun pendidikan informal adalah kegiatan yang pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan belajar secara mandiri”.

Pendidikan keluarga adalah salah satu jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga. Keluarga secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah lingkungan kecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang memiliki hak dan kewajiban masing-masing yang harus dijalankan agar tercipta hubungan baik satu sama lain. Menurut Soealaman (dalam Djamrah, 2004, hlm. 16) secara pisikologis keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri,


(11)

2

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sedangkan dalam pengertian pedagogis keluarga adalah satu persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan. Hakikatnya keluarga merupakan beberapa orang yang hidup dan tinggal secara bersama, masing- masing individu saling mempengaruhi, memberikan perhatian satu sama lain karena adanya ikatan batin yang tercipta.

Keluarga merupakan tempat anak berinteraksi dengan waktu yang cukup lama dibandingkan di sekolah atau di lingkungan sosialnya, di dalam keluarga khususnya orang tua akan memberikan kesan yang dapat mempengaruhi perkembangan anak.

Menurut Dewantoro (1962, hlm. 100) menyatakan bahwa keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama kali dan terpenting karena sejak timbulnya adab kemanusiaan sampai kini, keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap- tiap manusia. Keluarga merupakan lembaga yang pertama dan utama dalam kehidupan anak, karena dalam lingkungan keluarga lah anak pertama kali belajar mengenai kehidupan yang akan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral, dan pendidikan kepada anak. Pengalaman interaksi di dalam keluarga akan menentukan pula pola tingkah laku anak terhadap orang lain dalam masyarakat menurut Kartono (1985, hlm. 19). Dalam keluarga biasanya anak akan melakukan interaksi yang aktif, interaksi yang dilakukan dalam keluarga berlangsung silih berganti antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak ini merupakan satu cara mengakrabkan, dan menggali informasi satu sama lain. Pada anak usia dini yang masih dalam tahap usia emas atau golden age dimana pada usia tersebut menentukan kemampuan dalam segala aspek yang sedang berkembang sangat cepat, dalam tahap ini anak akan memberikan reaksi terhadap situasi yang sedang terjadi disekitarnya, reaksi tersebut bisa disampaikan dengan cara membalas perkataan, menirukan atau sekedar memperhatikan.

Anak usia dini adalah individu yang memiliki karakteristik tersendiri, unik dan berbeda sesuai dengan tahapan usianya, dimana segala


(12)

3

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuatu yang dilakukan berdasarkan pada apa yang ingin dilakukan. Segala sesuatu yang dilakukan orang tua akan berpengaruh terhadap anak, jika orang tua mendidik anak dengan baik, maka akan mendapatkan hasil yang baik terhadap prilaku anak. Begitupun sebaliknya jika orang tua mendidik anak kurang baik, makan akan mendapatkan hasil yang kurang baik terhadap prilaku anak.

Menurut Wibowo (2012, hlm. 75) pola asuh adalah salah satu faktor yang secara signifikan turut membentuk karakter anak, orang tua harus dapan memberikan pola asuh yang tepat sesuai dengan perkembangan anaknya, agar anak dapat mempersepsikan pola asuh yang diberikan kepadanya dengan baik

Pola asuh secara umum dapat didefinisikan sebagai upaya mendidik anak dari hal yang paling mendasar sampai hal yang besar. Pola asuh untuk anak berupa merawat, mengajarkan cara berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Pola asuh akan sangat berpengaruh terhadap karakter atau ciri anak khususnya dalam hal kedisiplinan, kedisiplinan sangat penting ditanamkan dalam perkembangan anak guna membentuk karakter anak yang memiliki keteraturan diri. Kedisiplinan mampu memberikan batasan-batasan mengenai hal- hal yang diperbolehkan dan tidak baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan sosialnya. Jika anak sudah terbiasa dengan batasan- batasan dalam kehidupannya, maka ia akan cenderung melakukan hal-hal yang diperbolehkan, dan menghindari hal- hal yang dilarang. Kedisiplinan juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat. Keutuhan orang tua di dalam sebuah keluarga penting untuk membantu anak dalam menumbuhkan dan memiliki dasar- dasar kedisiplinan.

Setiap keluarga mempunyai pola asuh yang berbeda-beda dalam membimbing anak, Menurut Baumrind (dalam Wibowo 2012, hlm. 76) ada tiga jenis pola asuh yang dilakukan orang tua terhadap anak- anaknya yakni authoritarian, authoritative dan permisiv. Pola asuh ini dipengaruhi


(13)

4

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh beberapa faktor yakni tingkat pendidikan, lingkungan, budaya dan ekonomi,

Kenyataan ini yang terjadi di kalangan masyarakat desa cipeundeuy, kecamatan Bantarujeg, kabupaten Majalengka. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang beragam dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi, berada di lingkungan yang sebagian besar masyaraknya bekerja di sektor pertanian, dengan budaya masyarakat yang masih mempertahankan budaya turun- temurun yang diwariskan oleh nenek moyang dan mempertahankan budaya gotong royong, dan sebagian masyarakatnya berada pada tingkat perekonomian menengah kebawah dan terdiri dari keluarga yang menanamkan pola asuh berbeda yakni permisif, otoriter dan demokratis.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada dua keluarga di desa cipeundeuy yang berbeda tingkat pendidikan, lingkungan, budaya dan ekonominya namun sama- sama memiliki anak pada rentan usia 4 sampai 6 tahun. Pada keluarga A tingkat pendidikan orang tuanya sama- sama sampai jenjang SLTA, tinggal dilingkungan yang memiliki pengetahuan baik mengenai kedesiplinan, masih mempertahankan budaya pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua dari keluarga A, berada pada tingkat ekonomi yang mapan. Sedangkan keluarga B tingkat pendidikan ibu sampai jenjang SD, dan ayah sampai SLTA, tinggal di lingkungan yang masih minim pengetahuan mengenai kedisiplinan anak, berada pada tingkat ekonomi menengah.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik mengkaji lebih dalam mengenai pola asuh yang dilakukan orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinaanak pada rentan usia 4 sampai 6 tahun dengan beragamnya tingkat pendidikan, lingkungan, budaya dan ekonomi sehingga penulis mengangkat judul “ Pola Asuh Orang Tua dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Anak Usia Dini di Lingkungan


(14)

5

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di lapangan di dapat hasil sebagai berikut :

a. Orang tua yang berada di lokasi penelitian terdiri dari beragam tingkat pendidikan, yang menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pola asuh karena memiliki pengetahuan yang beragam mengenai cara menumbuhkan kedisiplinan.

b. Adanya pengaruh lingkungan tempat tinggal dimana orang tua sedang menumbuhkan kedisiplinan anak usai dini.

c. Cara- cara pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini yang dilakukan oleh masyarakat masih mengikuti kebiasaan yang turun temurun dilakukan.

d. Tingkat ekonomi menengah kebawah menjadikan keluarga khususnya ibu dan bapak sibuk dengan pekerjaannya masing- masing, sehingga kurangnya waktu bersama anak yang berdampak pada pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dirumusakan maslah penelitian sebagai berikut :

“Bagaimana pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga?”

Dari rumusan masalah diatas, peneliti membatasi permasalahan tersebut pada :

1. Bagaimana proses pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga?

2. Bagaimana hasil pola asuh orang tua dalam menumbuhkankan kedisiplinan di lingkungan keluarga?

3. Faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga?

C. Tujuan Penelitian

Melihat pada latar belakang, rumusan dan pembatasan diatas, maka tujuan yang diharapkan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :


(15)

6

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui proses pola asuh yang dilakukan orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga.

2. Untuk mengetahui hasil yang di dapat dari pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan di lingkungan keluarga.

3. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga. D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Secara Teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, penegtahuan, informasi, konsep teori, dalam pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga.

2. Secara Praktis

Secara praktis manfaat dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Bagi orang tua, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pola asuh orang tua khususnya dalam kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga.

b. Bagi peneliti, diharapkan menambah pengetahuan, wawasan dan informasi mengenai anak usia dini khususnya kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka penulis menyusun rencana penelitian sebagai berikut : BAB I Pendahuluan memuat mengenai latar belakang penelitaian, identifikasi masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Kajian Teori memuat Konsep Keluarga, Konsep Anak Usia Dini, Konsep Pola Asuh, Konsep Kedisiplinan.

BAB III Metode Penelitian memuat mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode dan pendekatan penelitian, definisi


(16)

7

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

operasional instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV Temuan Dan Pembahasan Memuat informasi mengenai hasil penelitian pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga, pengolahan data hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian mengenai proses pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini, hasil pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga, dan faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga.

BAB V Penutup memuat mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan beberapa saran yang direkomendasikan oleh peneliti berdasarkan penelitian.


(17)

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan aktifitas yang dilaksanakan terstruktur dari awal sampai akhir penelitian, pada akhirnya akan memberikan gambaran tentang keseluruhan penelitian. Secara umum ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan kegiatan awal atau pertama yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian. Pada kegiatan awal penulis menyusun rancangan penelitian atau usulan penelitian yang dituangkan dalam bentuk proposal hasil dari observasi yang dilakukan di tempat penelitian, pada tahap ini peneliti dibimbing oleh dosen pembimbing yang kemudian disetujui dan dan selanjutnya dikembangkan oleh penulis baik sesuai dengan teori maupun metode penelitian yang di pergunakan.

Selanjutnya Setelah proposal disetujui, berdasarkan permasalahan yang ditemukan dilapangan maka penulis memilih keluarga yang berada di desa Cipeundeuy, kecamatan Bantarujeg, kabupaten Majalengka dengan karakteristi a). adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, b). keluarga dari dua keluarga yang memiliki perbedaan tingkat pendidikan, lingkungan, budaya, ekonomi. Pada tahap persiapan ini juga penulis mempersiapkan lembar pedoman wawancara dan pedoman observasi serta mempersiapkan surat izin penelitian demi kelancaran penelitian penulis selanjutnya.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan disini adalah tahap mengumpulkan data secara mendalam dari sumber data di lapangan berupa data mengenai proses, hasil dan pengaruh pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga . Dengan pedoman yang telah dimiliki penulis yakni pedoman observasi dan pedoman


(18)

31

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara yang telah dibuat pada tahap persiapan penulis mengenal objek. Pedoman wawancara yang dibuat oleh penulis berdasarkan tujuan dan pertanyaan penelitian yang telah disetujui sebelumnya oleh dosen pembimbing.

3. Tahap Pelaporan

Dalam tahap pelaporan ini penulis melakukan pengecekan atau pemeriksaan dari data yang diperoleh agar memperoleh keabsahan data atau dikenal dengan kegiatan triangulasi. Hal yang dilakukan adalah mengecek kebenaran informasi yang diperoleh dari informan. Tujuannya agar dapat membandingkan informasi yang diperoleh perihal jaminan kebenaranya. Selain itu dalam tahap ini dilakukan perbandingan antara hasil observasi dengan wawancara dan membandingkannya dengan informasi yang didapatkan dari orang lain yang dekat dengan informan.

Penulis menyusun laporan hasil pengumpulan data yaitu hasil observasi dan wawancara. Setelah penyusunan laporan ini maka akan didapat hasil penelitian dalam menyusun laporan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan maksud dan tujuan penelitian yang kemudian disusun secara sistematis berdasrkan prosedur pelaporan. B. Partisipan dan Lokasi Penelitian

1. Partisipan

Partisipan merupakan subjek penelitian yang diminta peneliti untuk memberi informasi terkait dengan masalah yang sedang diteliti untuk mendapatkan keterangan yang akurat sesuai dengan fakta dan kebenaran. Penelitian ini mengambil subjek penelitian terhadap 2 keluarga yang menumbuhkan kedisiplinan pada anak. Subjek penelitian sebagai berikut :

a. Keluarga yang memiliki anak usia dini pada rentan usia 4- ≤ 6 tahun. b. Keluarga yang orang tuanya menumbuhkan kedisiplinan pada

kehidupan sehari- hari anak.

c. Keluarga yang orang tuanya memiliki tingkat pendidikan, lingkungan, budaya dan ekonomi yang berbeda.


(19)

32

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Keluarga yang bersedia menjadi subjek penelitian. 2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan di lakukan. Penelitian ini dilaksanakan dimana penulis menemukan masalah terkait pola asuh yang dilihat dari aspek kedisiplinan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan keadaan yang sedang berlangsung dan bersifat aktual dan memaparkan suatu fenomena tentang suatu masalah.Tujuan digunakannya metode deskriptif untuk mencari informasi faktual yang mendetail yang pada ujung dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gejala yang ada, setelah itu untuk mengidentifikasi masalah- masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek- praktek yang sedang berlangsung, lalu untuk membuat komparasi dan evaluasi terhadap perkembangan keilmuan dan untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang- orang lain dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan.

Menurut Sudjana (2001, hlm. 65) menjelaskan bahwa “penelitian deskriptif sesuai sifat dan karakteristiknya memiliki langkah- langkah tertentu dalam pelaksanaannya”. Langkah- langkah yang dimaksud secara umum adalah sebagai berikut :

1. Perumusan masalah

Metode penelitian mana pun harus diawali dengan adanya masalah, yakni pengajuan pertanyaan- pertanyaan penelitian yang jawabannya harus dicari penulis dilapangan. Pertanyaan masalah mengandung variabel- variabel yang menjadi kajian dalam studi ini. Dalam


(20)

33

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian deskriptif penulis dalam menentukan status variabel atau mempelajari hubungan- hubungan antar variabel.

2. Menentukan Jenis informasi yang diperlukan.

Dalam hal ini penulis perlu menetapkan informasi apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan di atas. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah aktual yang terjadi pada saat berlangsungnya penelitian. Oleh karena itu yang harus digali adalah bermacam- macam informasi yang berkenaan dengan kondisi, peristiwa, gejala yang ada pada saat penelitian dilaksanakan.

3. Menentukan prosedur pengumpulan data.

Setelah informasi yang sangat diperlukan sebagai data mentah pada penelitian ini ditetapkan dengan seksama dan purposive. Langkan berikutnya yaitu menentukan cara- cara pengumpulan data. Ada dua unsur penelitian yang diperlukan, yakni instrument atau alat pengumpul data dan sumber data atau sample, yakni dari mana informasi itu sebaiknya diperoleh . Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.

4. Menentukan prosedur pengolahan informasi atau data.

Data dan informasi yang telah diperoleh dengan instrument yang dipilih dari sumber data atau subjek penelitian tertentu masih merupakan informasi atau data kasar. Informasi dan data tersebut perlu diolah agar dapat dijadikan bahan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Mengingat sifat dan tujuan penelitian deskriptif, maka jenis pengolahan data yang digunakan adalah statistika deskriptif seperti teknik persen, kuartil, modus, median, mean, simpangan baku, korelasi, dan lain- lain. Prosedur yang dilakukan antara lain dimulai dari pemerikasaan data, lalu klarifikasi data, selanjutnya tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, setelah itu menghitung frekuensi jawaban atau data, lalu perhitungan lebih lanjut sesuai dengan teknik


(21)

34

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

statistika yang dipilih, kemudian memvisualisasikan data, dan terakhir menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian.

5. Menarik kesimpulan penelitian.

Berdasarkan hasil pengolahan data, penulis menyimpulkan hasil penelitian deskriptif dengan cara menjawab pertanyaan- pertanyaan penelitian dan mensintesiskan semua jawaban tersebut dalam satu kesimpulan yang merangkum permasalahan- permasalahan secara keseluruhan.

Metode penelitian mana pun harus diawali dengan adanya masalah, yakni pengajuan pertanyaan- pertanyaan penelitian yang jawabannya harus dicari penulis di lapangan. Pertanyaan masalah mengandung variabel- variable yang menjadi kajian dalam studi ini

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 15) pendekatan kualitatif adalah :

“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.”

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif maka asumsi yang digunakn adalah dengan memandang bahwa realitas itu bersifat holistik atau menyeluruh, tidak dapat dipisah- pisahkan ke dalam variabel-variabel seperti halnya dalam kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu :

1. Pengamatan (Observation)

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut berkaitan dengan pola asuh yang dilakukan oleh orang tua. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif maupun non partisipatif. Dalam observasi


(22)

35

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

partisipatif atau participatory observation penulis ikut serta dalam kegiatan yang yang sedang berlangsung sebagai peserta program kegiatan. Dalam observasi non partisipatif penulis tidak ikut dalam kegiatan, karena posisi penulis hanya cukup mengamati kegiatan dengan lebih seksama. Observasi yang digunakan oleh penulis adalah observasi non partisipatif berdasarkan aspek pola asuh yaitu penulis mengamati cara orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak pada lingkungan keluarga untuk, observasi non partisipatif digunakan karena dalam penelitian ini penulis tidak ikut dalam kegiatan pola asuh yang dilakukan oleh orang tua, dan penulis hanya menjadi pengamat pada kegiatan pola asuh tersebut..

2. Wawancara (Interview)

Teknik wawancara digunakan karena dalam proses pengumpulan data peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal- hal dari responden yang ingin diteliti lebih mendalam dan jumlah respondennya relatife sedikit.

Wawancara atau interview dilaksanakan kepada informan kunci atau primer dan beberapa informan sumber yaitu orang tua sebagai informan kunci dan kakak atau nenek atau kakek atau pembantu atau tetangga atau guru sebagai informan sumber, pelaksanaan proses wawancara dilaksanakan bertahap sesuai kebutuhan informasi selama satu bulan sebanyak 5 kali dan masing- masing kepada informan kunci dan informan sumber.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya monumental dari seseorang. Studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti hanya terkait pada variabel yang diteliti yakni pada proses pola asuh yang dilakukan orang tua dan penerapan yang diteliti yakni kedisiplinan.

Menurut Sukmadinata (2005, hlm. 221) adalah “suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-


(23)

36

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik”. Dokumen- dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Dokumen tersebut diurutkan sesuai dengan sejarah kelahiran, kekuatan dan kesesuaian isinya dengan tujuan pengkajian. Isinya dianalisis, dibandingkan yang satu dengan yang lain, dan dipadukan sehingga membentuk suatu hasil kajian yang sistematis, terpadu dan utuh.

Dalam penelitian ini, dihimpun berbagai dokumen berupa foto yang terkait dengan kegiatan penelitian pola asuh orang tua kepada anak dalam lingkungan keluarga.

E. Instrumen Penelitian

Dalam pengumpulan data yang menjadi instrumen utama penelitian atau merupakan alat pengumpul data utama adalah peneliti itu sendiri, . Peneliti sebagai human instrumen, memiliki fungsi untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian belum jelas dan pasti apa permasalahannya, sumber datanya, serta hasil yang diharapkan belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian. Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif beranggapan bahwa realitas itu bersifat holistik, dinamis, dan tidak dapat dipisah- pisahkan, sehingga variabelnya akan muncul lebih dari satu. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrument penelitiian sebelum masalah

yang diteliti jelas. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif “the

reasearcher is key instrument”. Jadi peneliti adalah merupakan instrument kunci dalam penelitian kualitatif.Sehingga meskipun digunakan alat pendukung lain, penulis memegang peran utama sebagai instrument yang terjun langsung ke lapangan dalam mengumpulkan data dengan kondisi yang sebenarnya.


(24)

37

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen berdaarkan hasil studi pendahuluan yang diperoleh peneliti dan digunakan untuk menggali kedalaman informasi yang disesuaikan dengan kajian teori yang diangkat oleh peneliti. Dalam proses pengembangan instrument, peneliti melakukan beberapa tahapan, yaitu :

1. Membuat kisi- kisi penelitian

2. Menjabarkan kisi- kisi penelitian ke dalam pedoman wawancara dan pedoman observasi.

3. Mengkonsultasikan kepada pembimbing tentang pedoman wawancara dan observasi.

4. Melakukan penelitian lapangan. G. Analisis Data

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerdahanaan atau menyingkat data dalam bentuk uraian laporan terperinci dan sistematis, menonjolkan pokok- pokok yang penting agar lebih mudah dikendalikan, lebih mudah digolongkan, membuang yang tidak perlu, yang akan memberikan gambaran menjadi lebih terarah tentang hasil pengamatan dan juga mempermudah penulis untuk mencari kembali data itu apabila diperlukan.

Sedangkan menurut Sugiyono (2014, hlm. 339) reduksi data merupakan proses berfikir sensitive yang memerlukan kecerdasan dan keleluasaan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang baru melakukan reduksi data, mereka dapat mendiskusikan penelitiannya kepada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Sehingga dapat mereduksikan data- data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan upaya untuk menyajikan data guna melihat gambaran keseluruhan data atau bagian- bagian tertentu dari


(25)

38

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian. Penyajian data sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk teks naratif dari catatan lapangan. Agar penulis tidak tergelincir dalam pengambilan kesimpulan yang terlihat memihak dan tidak berdasar, maka penulis akan mengadakan klasifikasi data dan memberikan penggolongan kembali sesuai fokus masalahnya berdasarkan pertanyaan penelitian yang diajukan dan pedoman wawancara untuk orang tua, dan orang terdekat disekitar anak selain orang tua.

3. Verifikasi

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut miles dan Huberman dalam sugiyono (2014, hlm. 345) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti- bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti- bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan kualitatif mungkin dapat terjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambar suatu obyek yang sebelumnya masih remang- remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.


(26)

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Dalam bab ini peneliti akan mengemukakan simpulan berdasarkan hasil penelitian mengenai pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga yang dilakukan di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka, berdasarkan hasil penelitian proses pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan, hasil pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisplinan, dan faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan.

1. proses pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan Orang tua pada 2 subjek penelitian memberikan kebebasan kepada anak tanpa ada batasan dan aturan dari orang tua yang termasuk kedalam pola asuh permisif dan yang kedua orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan pendapat, memberikan pujian atau hadiah atas prilaku anak yang baik, membimbing dan mengarahkan tanpa memaksakan kehendak, terhadap anak, mempunyai pandangan yang jelas terhadap masa depan anak itu semua termasuk kedalam pola asuh demokratis.

Dalam menumbuhkan kedisiplinan orang tua baik pada K1 dan K2 memberikan contoh kedisiplinan yang dilakukan secara konsisten dengan memberikan bimbingan dan arahan kepada anak.

2. hasil pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa dalam diri anak sudah tumbuh keinginan untuk berdisiplin melakukan kegiatan di rumah, anak telah disiplin berdasarkan hasil latihan terus menurus, memahami mana yang harus dilakukan berdasarkan bimbingan dari orang tua, dan menunjukan kesungguhan hati untuk menumbuhkan kedisiplinan.


(27)

79

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan

Menurut hasil analisis dan wawancara yang dilakukan menunjukan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan pada anak dapat dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari Pendidikan orang tua, Ekonomi, Pekerjaan Orang tua, sedangkan faktor eksternal terdiri dari teman sepermainan, lingkungan tempat tinggal dan budaya pengasuhan.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dibuat implikasi dan rekomendasi untuk para pihak yang terkait :

1. Bagi Keluarga

Diharapkan dari hasil penelitian ini orang tua dapat memahami tentang pentingnya pola asuh dalam menumbuhkan kedisiplinan pada anak usia dini di lingkungan keluarga. Orang tua diharapkan dapat terus membimbing anak dalam menumbuhkan kedisiplinan di lingkungan keluarga, dengan memberikan contoh, memberikan motivasi dan hukuman. Menambah sumber pengetahuan mengenai pola asuh maupun kedisiplinan anak usia dini dari berbagai sumber yang sekarang ini lebih mudah di akses.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti yang berniat untuk mengkaji lebih dalam mengenai pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga dipersilahkan untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh tingkat kedisiplinan anak usia dini dalam kehidupannya bersosialisasi dengan masyarakat.


(28)

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Aqib, Zainal. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia

Dewantara, Ki Hajar. (1962). Buku 1: Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Direktorat PAUD. (2002). Pedoman Sosialisasi PAUD. Jakarta: Dirjen PLS Djamrah, Syaiful Bahri. (2002). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta

Gunarsa, Gunarsa. (1995). Mendisiplinkan Diri Anak. Jakarta:Mitra Utama

Hadisubrata, M.S. (1998). Mengembangkan Kepribadian Anak Balita. Jakarta : BPK. Gunung Mulia

Hasan, Maimunah. (2012). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: DIVA Press

Hurlock, E. (1995). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Hurlock, E. (1997). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kartono, Kartini. (1985). Peran Keluarga Memandu Anak. Jakarta: CV. Rajawali Mulyasa. H.E. (2012). Manajemen PAUD. Bandung : Rosda

Semiawan, Conny (2009). Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: PT. Indeks Sudjana, S, D. (2001). Pendidikan Luar Sekolah (Wawasan, Sejarah Perkembangan,

Filsafat, & Teori Pendukung, Serta Asas). Bandung : Falah Production

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Supriyanti. (2008). Membiasakan Prilaku Baik. Semarang : UNNES Press Sobur, Alex. (1991). Komunikasi Orang Tua dan Anak. Bandung. Angkasa


(29)

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Shochib, Moh. (2010). Pola Asuh Orang Tua (Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri). Jakarta: PT Rineka Cipta

Tu’u, Tulus (2004). Peran Disiplin Pada Prilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta : Grasindo

Prijodarminto, Soegeng. (1994). Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Abadi

Purwadarminta, WJS. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka Wibowo, A. (2012). Pendidikan Karekter Usia Dini (Strategi Membangun Karakter

Di Usia Emas). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Yatim. 1986. Kepribadian, Keluarga dan Narkotika. Jakarta : Ancan.

Yusuf, Syamsu. (2009). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu. JuntikaNurihsan. (2010). Landasan Bimbingan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Internet

Anwar. (2000). Peranan pola asuh untuk meningkatkan kualitas kembang anak. [Online] tersedia : http://anak.ad.co.id/berita baru /berita.id.169/ [12 September 2014]

Surini (2012). Makalah Pola Asuh. [Online] tersedia :http://chaderinsaputra.wordpress.com/2012/06/05/makalah-pola-asuh// [12 September 2014]

Sumber Lain

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka

Format Laporan Profil Desa dan Kelurahan Cipeundeuy, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka 2014 untuk data :

- Jumlah Penduduk

- Data Tingkat Pendidikan - Data Mata Pencaharian Pokok

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Thursina.


(1)

F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen berdaarkan hasil studi pendahuluan yang diperoleh peneliti dan digunakan untuk menggali kedalaman informasi yang disesuaikan dengan kajian teori yang diangkat oleh peneliti. Dalam proses pengembangan instrument, peneliti melakukan beberapa tahapan, yaitu :

1. Membuat kisi- kisi penelitian

2. Menjabarkan kisi- kisi penelitian ke dalam pedoman wawancara dan pedoman observasi.

3. Mengkonsultasikan kepada pembimbing tentang pedoman wawancara

dan observasi.

4. Melakukan penelitian lapangan.

G. Analisis Data

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerdahanaan atau menyingkat data dalam bentuk uraian laporan terperinci dan sistematis, menonjolkan pokok- pokok yang penting agar lebih mudah dikendalikan, lebih mudah digolongkan, membuang yang tidak perlu, yang akan memberikan gambaran menjadi lebih terarah tentang hasil pengamatan dan juga mempermudah penulis untuk mencari kembali data itu apabila diperlukan.

Sedangkan menurut Sugiyono (2014, hlm. 339) reduksi data merupakan proses berfikir sensitive yang memerlukan kecerdasan dan keleluasaan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang baru melakukan reduksi data, mereka dapat mendiskusikan penelitiannya kepada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Sehingga dapat mereduksikan data- data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.


(2)

38

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian. Penyajian data sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk teks naratif dari catatan lapangan. Agar penulis tidak tergelincir dalam pengambilan kesimpulan yang terlihat memihak dan tidak berdasar, maka penulis akan mengadakan klasifikasi data dan memberikan penggolongan kembali sesuai fokus masalahnya berdasarkan pertanyaan penelitian yang diajukan dan pedoman wawancara untuk orang tua, dan orang terdekat disekitar anak selain orang tua.

3. Verifikasi

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut miles dan Huberman dalam sugiyono (2014, hlm. 345) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti- bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti- bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan kualitatif mungkin dapat terjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambar suatu obyek yang sebelumnya masih remang- remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.


(3)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Dalam bab ini peneliti akan mengemukakan simpulan berdasarkan hasil penelitian mengenai pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga yang dilakukan di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka, berdasarkan hasil penelitian proses pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan, hasil pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisplinan, dan faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan.

1. proses pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan

Orang tua pada 2 subjek penelitian memberikan kebebasan kepada anak tanpa ada batasan dan aturan dari orang tua yang termasuk kedalam pola asuh permisif dan yang kedua orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan pendapat, memberikan pujian atau hadiah atas prilaku anak yang baik, membimbing dan mengarahkan tanpa memaksakan kehendak, terhadap anak, mempunyai pandangan yang jelas terhadap masa depan anak itu semua termasuk kedalam pola asuh demokratis.

Dalam menumbuhkan kedisiplinan orang tua baik pada K1 dan K2 memberikan contoh kedisiplinan yang dilakukan secara konsisten dengan memberikan bimbingan dan arahan kepada anak.

2. hasil pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa dalam diri anak sudah tumbuh keinginan untuk berdisiplin melakukan kegiatan di rumah, anak telah disiplin berdasarkan hasil latihan terus menurus, memahami mana yang harus


(4)

79

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan

Menurut hasil analisis dan wawancara yang dilakukan menunjukan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan pada anak dapat dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari Pendidikan orang tua, Ekonomi, Pekerjaan Orang tua, sedangkan faktor eksternal terdiri dari teman sepermainan, lingkungan tempat tinggal dan budaya pengasuhan.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dibuat implikasi dan rekomendasi untuk para pihak yang terkait :

1. Bagi Keluarga

Diharapkan dari hasil penelitian ini orang tua dapat memahami tentang pentingnya pola asuh dalam menumbuhkan kedisiplinan pada anak usia dini di lingkungan keluarga. Orang tua diharapkan dapat terus membimbing anak dalam menumbuhkan kedisiplinan di lingkungan keluarga, dengan memberikan contoh, memberikan motivasi dan hukuman. Menambah sumber pengetahuan mengenai pola asuh maupun kedisiplinan anak usia dini dari berbagai sumber yang sekarang ini lebih mudah di akses.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti yang berniat untuk mengkaji lebih dalam mengenai pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kedisiplinan anak usia dini di lingkungan keluarga dipersilahkan untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh tingkat kedisiplinan anak usia dini dalam kehidupannya bersosialisasi dengan masyarakat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Aqib, Zainal. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia

Dewantara, Ki Hajar. (1962). Buku 1: Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Direktorat PAUD. (2002). Pedoman Sosialisasi PAUD. Jakarta: Dirjen PLS Djamrah, Syaiful Bahri. (2002). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua & Anak dalam

Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta

Gunarsa, Gunarsa. (1995). Mendisiplinkan Diri Anak. Jakarta:Mitra Utama

Hadisubrata, M.S. (1998). Mengembangkan Kepribadian Anak Balita. Jakarta : BPK. Gunung Mulia

Hasan, Maimunah. (2012). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: DIVA Press Hurlock, E. (1995). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Hurlock, E. (1997). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kartono, Kartini. (1985). Peran Keluarga Memandu Anak. Jakarta: CV. Rajawali

Mulyasa. H.E. (2012). Manajemen PAUD. Bandung : Rosda

Semiawan, Conny (2009). Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: PT. Indeks

Sudjana, S, D. (2001). Pendidikan Luar Sekolah (Wawasan, Sejarah Perkembangan,

Filsafat, & Teori Pendukung, Serta Asas). Bandung : Falah Production

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta


(6)

Neneng Nurjanah, 2015

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN KELUARGA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Shochib, Moh. (2010). Pola Asuh Orang Tua (Dalam Membantu Anak

Mengembangkan Disiplin Diri). Jakarta: PT Rineka Cipta

Tu’u, Tulus (2004). Peran Disiplin Pada Prilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta :

Grasindo

Prijodarminto, Soegeng. (1994). Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Abadi

Purwadarminta, WJS. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka

Wibowo, A. (2012). Pendidikan Karekter Usia Dini (Strategi Membangun Karakter

Di Usia Emas). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Yatim. 1986. Kepribadian, Keluarga dan Narkotika. Jakarta : Ancan.

Yusuf, Syamsu. (2009). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu. JuntikaNurihsan. (2010). Landasan Bimbingan Konseling. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Internet

Anwar. (2000). Peranan pola asuh untuk meningkatkan kualitas kembang anak. [Online] tersedia : http://anak.ad.co.id/berita baru /berita.id.169/ [12 September 2014]

Surini (2012). Makalah Pola Asuh. [Online] tersedia

:http://chaderinsaputra.wordpress.com/2012/06/05/makalah-pola-asuh// [12

September 2014]

Sumber Lain

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka

Format Laporan Profil Desa dan Kelurahan Cipeundeuy, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka 2014 untuk data :

- Jumlah Penduduk

- Data Tingkat Pendidikan

- Data Mata Pencaharian Pokok

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Thursina.