Gambaran Pola Asuh Orang Tua Pada Remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan

(1)

Gambara

di Desa

F

UN

baran Pola Asuh Orang Tua Pada Rem

esa Lidah Tanah Kecamatan Perbaung

SKRIPSI

Oleh Selvi Angraini

111101003

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVESITAS SUMATERA UTARA

2015

emaja


(2)

(3)

(4)

skripsi yang berjudul “Gambaran Pola Asuh Orang Tua Pada Remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat adanyan bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Aswin Efendi selaku kepala desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan

3. Ibu Erniati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Roxsana Devi Tumanggor, S.Kep., Ns, M.Nurs selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Ismayadi, S.Kep., Ns, M.Kes selaku penguji 1 6. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, M.Kep selaku penguji 2


(5)

8. Teristimewa kepada kedua orang tua saya , Ayahanda Drs. Muhardi dan Ibunda Liswati serta kakak - kakak saya tersayang yang telah memberikan doa, nasehat, materi dan dorongan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

9. Teman – teman mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Sumatera Utara, khususnya stambuk 2011 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan , oleh karena itu dengan kerendahan hati sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis berserah diri semoga kita selalu dalam lindungan serta kelimpahan rahmat- Nya dengan kerendahan hati ini penulis berharap mudah – mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Medan, Juli 2015


(6)

Halaman judul ... i

Halaman pengesahan... ii

Prakata... iii

Daftar isi... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Skema... viii

Abstrak ... ix

Bab 1. Pendahuluan ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 3

3. Pertanyaan Penelitian ... 3

4. Tujuan Penelitian ... 3

5. Manfaat Penelitian ... 3

Bab 2. Tinjauan Pustaka ... 5

1. Pola Asuh ... 5

1.1 Definisi ... 5

1.2 Gaya Pengasuhan ... 5

1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh ... 9

2. Peran Orang Tua ... 10

2.1 Definisi ... 10

2.2 Peran Ibu ... 11

2.3 Peran Ayah ... 12

3. Remaja... 12

3.1 Definisi... 12

3.2 Perkembangan Remaja... 14

Bab 3 Kerangka Konseptual ... 16

1. Kerangka Penelitian ... 16

2. Definisi Operasional ... 17

Bab 4 Metodologi penelitian... 21

1. Desain Penelitian ... 21

2. Populasi dan Sample Penelitian ... 21

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

4. Pertimbangan Etik ... 23

5. Instrument Penelitian ... 24

6. Validitas dan Reliabilitas ... 25

7. Pengumpulan Data ... 26


(7)

BAB 5 Hasil dan Pembahaan ... 28

1. Hasil Penelitian ... 28

1.1 Data Demografi Responden... 28

1.2 Gambaran Pola Asuh Orang Tua... 29

2. Pembahasan... 34

BAB 6 Kesimpulan dan Saran ... 38

1. Kesimpulan ... 38

2. Saran... 39

Daftar Pustaka... 40

Lampiran-lampiran Lampiran1.Inform Consent... 41

Lampiran2.Instrument Penelitian... 43

Lampiran3. Lembar Persetujuan Validitas... 47

Lampiran 4. Surat Izin Survei Awal ... 61

Lampiran5. Surat izin Reliabilitas... 62

Lampiran6. Surat Izin penelitian... 64

Lampiran 7. Surat Persetujuan Komisi Etik... 66

Lampiran 8. Lembar Bukti Bimbingan ... 67

Lampiran 9. Analisa Reliabilitas Instrumen... 68

Lampiran 10. Analisa Pengolahan Data... 70

Lampiran 11. Master Data……….. 80

Lampiran 12. Jadwal Penelitian……….. 84

Lampiran 13. Abstrak……….. 85

Lampiran 14. Taksasi Dana……… 86


(8)

Responden ... 29 Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase gambaran pola asuh demokrasi

orang tua pada remaja... 30 Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase gambaran pola asuh permisif

orangtua pada remaja... 31 Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase gambaran pola asuh otoriter

orangtua pada remaja... 32 Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan persentase Gambaran Pola Asuh Orang


(9)

Daftar Skema

Halaman 1. Skema kerangka konseptual gambaran pola asuh orang tua

pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan


(10)

ABSTRAK

Remaja adalah masa transisi antara masa anak ke dewasa, dimana terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif.Pola pengasuhan orang tua adalah suatu pola pengasuhan yang diciptakan untuk mengontrol tingkah laku anak, dimana orang tua mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma – norma yang ada di dalam masyarakat dimana sikap, prilaku dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai dan ditiru oleh anaknya, karna faktor orang tua sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak. Pola asuh terbagi atas tiga yaitu demokratis, permisif dan otoriter.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola asuh orang tua pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2015 dengan desain penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan sampel purposive samplingyaitu yang menjadi responden adalah orang tua yang mempunyai anak remaja dan tidak mempunyai pengasuh sebanyak 86 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua yang mengasuh anak remajanya cenderung menggunakan pola asuh otoriter 37 responden (43 %), demokrasi 30 responden (34,8%) dan permisif 18 responden (20,9%). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan acuan bagi orang tua dalam mengasuh anaknya sehingga orang tua dapat menerapkan pola pengasuhan yang lebih baik terhadap remaja agar perkembangan anak menjadi lebih baik.


(11)

Title of the Thesis : Description of Parents’ Caring Pattern in

Teenagers at Lidah Tanah Village, Perbaungan Subdistrict

Name of Student : Selvi Angraini

Department : S1 (Undergraduate) Nursing Academic Year : 2014-2015

ABSTRACT

Adolescence is a transition period between childhood and adulthood when

psychological and cognitive changes. Parents’ caring pattern is created tocontrol

children’s behavior in which parents educate, guide, put on discipline, and

protect their children to reach adulthood according to the norms in society which

every parents’ attitude, behavior, and habit are usually seen, evaluated, and

imitated by their children since the factor of parents is important in establishing

children’s personalities. Caring pattern is divided into three types: democratic,

permissive, and authoritative. The objective of the research was to find out the description of parents’ caring pattern in teenagers at Lidah Tanah village,

Perbaungan Subdistrict. The research was conducted from April to May, 2015, using descriptive design. The samples were 86 parents who had teenagers as the respondents, taken by using purposive sampling technique. The result of the research showed that 37 respondents (43%) used authoritative method, 30 respondents (34.8%) used democratic method, and 18 respondents (20.9%) used permissive method. The result of the research could be used as the information and reference for parents in taking care of their children by using better caring pattern so that teenagers will be better youngsters.


(12)

ABSTRAK

Remaja adalah masa transisi antara masa anak ke dewasa, dimana terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif.Pola pengasuhan orang tua adalah suatu pola pengasuhan yang diciptakan untuk mengontrol tingkah laku anak, dimana orang tua mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma – norma yang ada di dalam masyarakat dimana sikap, prilaku dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai dan ditiru oleh anaknya, karna faktor orang tua sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak. Pola asuh terbagi atas tiga yaitu demokratis, permisif dan otoriter.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola asuh orang tua pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2015 dengan desain penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan sampel purposive samplingyaitu yang menjadi responden adalah orang tua yang mempunyai anak remaja dan tidak mempunyai pengasuh sebanyak 86 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua yang mengasuh anak remajanya cenderung menggunakan pola asuh otoriter 37 responden (43 %), demokrasi 30 responden (34,8%) dan permisif 18 responden (20,9%). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan acuan bagi orang tua dalam mengasuh anaknya sehingga orang tua dapat menerapkan pola pengasuhan yang lebih baik terhadap remaja agar perkembangan anak menjadi lebih baik.


(13)

Title of the Thesis : Description of Parents’ Caring Pattern in

Teenagers at Lidah Tanah Village, Perbaungan Subdistrict

Name of Student : Selvi Angraini

Department : S1 (Undergraduate) Nursing Academic Year : 2014-2015

ABSTRACT

Adolescence is a transition period between childhood and adulthood when

psychological and cognitive changes. Parents’ caring pattern is created tocontrol

children’s behavior in which parents educate, guide, put on discipline, and

protect their children to reach adulthood according to the norms in society which

every parents’ attitude, behavior, and habit are usually seen, evaluated, and

imitated by their children since the factor of parents is important in establishing

children’s personalities. Caring pattern is divided into three types: democratic,

permissive, and authoritative. The objective of the research was to find out the description of parents’ caring pattern in teenagers at Lidah Tanah village,

Perbaungan Subdistrict. The research was conducted from April to May, 2015, using descriptive design. The samples were 86 parents who had teenagers as the respondents, taken by using purposive sampling technique. The result of the research showed that 37 respondents (43%) used authoritative method, 30 respondents (34.8%) used democratic method, and 18 respondents (20.9%) used permissive method. The result of the research could be used as the information and reference for parents in taking care of their children by using better caring pattern so that teenagers will be better youngsters.


(14)

1. Latar Belakang

Keluarga merupakan lingkungan yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang.Dimana dalam satu keluarga terdiri atas ayah, ibu dan anak (Setiadi, 2007). Hubungan sosial pertama bagi anak dan juga salah satu tempat untuk menyediakan situasi belajar salah satunya adalah orang tua(Paplia, Gross dan Feloman, 2003).

Orang tua merupakan pengambil peran utama dalam mengasuh anak-anaknya, karena peran orang tua sebagai manajer dalam kehidupan anak (Santrock, 2007). Menurut penelitian Apriastuti (2013) sekitar 60,3% peran orang tua sangat penting dalam perkembangansosial anak, sehingga pola pengasuhan sangat penting diperhatikan orang tua untuk mendidik dan mengasuh anaknya.

Pola asuh adalah suatu pola untuk mengontrol tingkah laku seseorang. Menurut Baumrind (1991, dikutip Darling, 1999) pola asuh terbagi atas tiga yaitu: Pengasuhan Authoritarian (Otoriter), Authoritative (Demokratis) dan Permissive. Pola asuh otoriter dicirikan pada penekanan – penekanan untuk memenuhi kepatuhan terhadap aturan – aturandan otoritas orang tua, pola asuh demokratis menekankan suatu cara yang rasional, berorientasi pada isu – isu “memberi dan menerima” dan pola asuh permisif dimana orang tua mempunyai sifat menerima dan tidak menghukum dalam menghadapi prilaku anak – anaknya (Paplia, et al, 2003).


(15)

2

Menurut Suekanto (2004) faktor yang mempengaruhi pola asuh adalah faktor internal dan eksternal.Faktor internal adalah model pola pengasuhan yang pernah didapat sebelumnya, sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan sosial dan lingkungan fisik serta lingkungan kerja orang tua.

Dalam penelitian Mensah, Kuranchie dan Alfres (2013) anak yang mempunyai pola asuh orang tua yang otoritatif sekitar 68,7% akan mempunyai prilaku sosial yang baik, sementara anak yang mempunyai pola asuh orang tua otoriter sekitar 16,7% akan mengakibatkan prilaku sosial yang buruk.

Menurut Badan Pusat Statistik (2010) jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 adalah 238 juta jiwa, dengan jumlah anak skitar 28 juta jiwa dan remaja 63 juta jiwa.

Remaja adalah masa transisi antara masa anak ke dewasa, dimana terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif. Pada masa ini, dimana remaja mulai terjadinya proses pembentukan identitas diri remaja, sehingga peran yang diberikan orang tua sangat penting untuk kehidupan yang akan datang. Pola asuh orang tua sangat besar pengaruhnya bagi remaja, karena setiap pola pengasuhan yang diberikan akan memberikan dampak yang berbeda bagi remaja (Soetjiningsih, 2004). Menurut penelitian Umayi (2007) sekitar 79,9% adanya pengaruh pola asuh dan iteraksi sosial terhadap kemandirian remaja.

Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang gambaran pola asuh orang tua terhadap anak di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan.


(16)

2. Rumusan Masalah

Untuk mengetahui gambaran pola asuh orang tua pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan.

3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimanakah gambaran pola asuh orang tua pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan?

4. Tujuan Penelitian

Mengetahui gambaran pola asuh orang tua pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan.

5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan dan penelitian keperawatan antara lain adalah :

5.1 Pendidikan Keperawatan

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi tambahan literatur yang berguna bagi mahasiswa keperawatan tentang pola asuh orang tua pada remaja.


(17)

4

5.2 Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi kepada ibu tentang pola asuh anak untuk meningkatkan peran serta perawat komunitas keluarga dalam memberikan konseling tentang pola asuh remaja yang benar.

5.3 Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut atau berikutnya, khususnya yang berkaitan dengan gambaran pola asuh orang tua pada remaja.


(18)

1.1 Definisi

Pengasuhan adalah kegiatan kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama – sama untuk mengasuh anak (Darling, 1999). Pengasuhan berarti orang tua mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma – norma yang ada di dalam masyarakat. Dalam pengasuhan dan pembimbing dalam keluarga, orang tua sangat berperan dalam meletakkan dasar – dasar prilaku bagi anaknya. Sikap, prilaku dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai dan ditiru oleh anaknya, karna faktor orang tua sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak.

Menurut Baumrind (1991, dalam Darling 1999) pola pengasuhan orang tua adalah suatu pola pengasuhan yang diciptakan untuk mengontrol tingkah laku anak. Pola asuh adalah bentuk – bentuk yang diterapkan dalam rangka merawat, memelihara, membimbing dan melatih, dan memberikan pengaruh terhadap anak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh adalah proses yang mempengaruhi seseorang, dimana orang tua menanamkan nilai–nilai yang dipercayai dapat mendidik dan mengontrol tingkah laku anak.

1.2 Gaya Pengasuhan

Menurut Baumrind (1971, dalam Santrock, 1991) menjelaskan ada tiga jenis gaya pengasuhan yaitu :


(19)

6

1.2.1 Pola AsuhAuthoritarian(Otoriter)

Pengasuhan otoritarian adalah gaya yang membatasi dan menghukum, kurang kasih sayang dan simpatik, di mana orang tua mendesak anak untuk mengikuti arahan dan menghormati pekerjaan.

Menurut Stewart & Koch (1983, dalam Aisyah, 2010) orang tua otoriter sering mengekang keinginan anak dan jarang memberikan pujian, orang tua tidak mendorong serta memberi kesempatan kepada anak untuk mandiri sehingga anak sering menunggu dan menyerahkan segala – galanya kepada pengasuhnya.

Orang tua otoriter sering menerapkan batasan dan kendali yang tegas pada anak, meminimalisir perdebatan verbal, sering memukul anak, memaksakan aturan secara kaku tanpa menjelaskannya dan menunjukan amarah pada anak (Shochib, 1998) dan Menurut Hong, (2012)orang tua otoriter tidak memberikan hak anak–anaknya untuk mengemukakan pendapat serta mengutarakan perasaannya. Orang tua yang kasar dan keras, perilaku orang tua yang menyimpang, dinginnya hubungan antara anak dengan orang tua dapat mempengaruhi prilaku agresif dan mudah putus asa pada anak. Anak dari orang tua otoriter sering sekali tidak bahagia, ketakutan, minder ketika membandingkan diri dengan orang lain, tidak mampu memulai aktifitas dan memiliki kemampuan komunikasi yang lemah, mengurangi rasa nilai pribadi dan tanggung jawab, selain itu tingginya tekanan orang tua sering dapat mengurangi motivasi dalam diri dan dapat mengalami kesulitan dalam hubungan sosial anak yang menyebabkan mereka menjadi tergantung pada


(20)

sumber – sumber ekstrinsik, sehingga merusak proses pembelajaran. Pola pengasuhan seperti ini, anak diharuskan disiplin karena semua keputusan ada ditangan orang tua.

1.2.2 Pola AsuhAuthoritative(Demokratis)

Pengasuhan otoritatif mendorong anak untuk mandiri namun masihmenerapkan batas dan kendali pada tindakan mereka. Tindakan verbal memberi dan menerima, dimungkinkan orang tua bersikap hangat dan penyayang kepada anak. Orang tua otoritatif merangkul anak dengan mesra, menunjukan kesenangan dan dukungan sebagai respon terhadap prilaku konstruktif anak. Mereka mengharapkan prilaku anak yang dewasa, mandiri dan sesuai dengan usianya. Mereka membuat aturan – aturan yang disetujui bersama. Anak diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan keinginannya. Orang tua bersikap sebagai pemberi pendapat dan pertimbangan terhadap aktifitas anak. Sikap orang tua yang demokratis menjadikan adanya komunikasi yang dialogis antara anak dan orang tua dan adanya kehangatan yang membuat anak merasa diterima oleh orang tua sehingga ada pertautan perasaan (Shochib, 1998).

Orang tua yang demokratis selalu memperhatikan perkembangan anak dan tidak hanya sekedar mampu memberi nasehat dan saran tetapi juga bersedia mendengarkan keluhan – keluhan anak. Keluarga yang diasuh dengan pola asuh demokratis hubungan anak dengan orang tuanya harmonis, mempunyai sifat terbuka dan bersedia mendengarkan pendapat orang lain, sehinga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan baik.


(21)

8

Polaasuh demokratis paling baik memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Anak yang memiliki orang tua otoritatif sering kali ceria, bisa mengendalikan diri dan mandiri, dan berorientasi pada prestasi, mereka cenderung mempertahankan hubungan yang ramah dengan teman sebaya, bekerjasama dengan orang dewasa dan bisa mengatasi stres dengan baik (Santrock, 1998).

1.2.3 Pola AsuhPermissive

Pola asuh permisif terbagi dua yaitu : (a) Pengasuhan yang mengabaikan. Pola pengasuhan mengabaikan dimana orang tua tidak sangat terlibat dalam kehidupan anak. Anak yang memiliki orang tua yang mengabaikan merasa bahwa aspek lain dalam kehidupan orang tua lebih penting dari pada mereka. Anak – anak ini cenderung tidak memiliki sosial. Banyak diantaranya memiliki pengendalian diri yang buruk dan tidak mandiri. Anak yang memiliki orang tua permisif sering kali memiliki harga diri yang rendah, tidak dewasa dan mungkin terasing dari keluarga. Dalam masa remaja, mereka mungkin menunjukan sikap suka membolos dan nakal. (b) Pengasuhan yang menuruti. Polapengasuhan menuruti adalah dimana orang tua sangat terlibat dengan anak, namun tidak terlalu menuntut atau mengontrol mereka. Orang tua macam ini membiarkan anak melakukan apa yang anak inginkan. Hasilnya anak tidak pernah belajar mengendalikan prilakunya sendiri dan selalu berharap mendapatkan keinginanya. Beberapa orang tua sengaja membesarkan anak mereka dengan cara ini karena mereka percaya bahwa kombinasi antara keterlibatan yang hangat dan sedikit batasan akan


(22)

menghasilkan anak yang kreatif dan percaya diri. Namun, anak yang memiliki orang tua yang selalu menurutinya jarang belajar menghormati orang lain dan mengalami kesulitan untuk mengendalikan prilakunya.

1.3Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua terbagi atas empatyaitu :

1.3.1 Pengalaman masa lalu

Pengalaman masa lalu sangat erat hubungannya dengan pola asuh ataupun sikap orang tua biasanya mendidik anaknya, dimana orang tua lebih cenderung mengulangi sikap ataupun pola asuh orang tua mereka dahulu apabila hal tersebut dirasakan manfaatnya.Sebaliknya mereka lebih cenderung untuk tidak mengulangi sikap ataupun pola asuh orang tua mereka bila tidak dirasakan manfaatnya (Gunarsa, 2008).

1.3.2 Lingkungan sosial dan fisik

Pola pengasuhan suatu keluarga dipengaruhi oleh tempat dimana keluarga itu tinggal.Apabila satu keluarga tinggal diotoritas penduduknya berpendidikan rendah serta tingkat sopan santun yang rendah, maka anak dapat mudah juga ikut terpengaruh (Shochib, 1998).

1.3.3 Perubahan budaya

Sekarang ini banyak ibu yang bekerja diluar rumah sebagai wanita karir untuk menambah penghasilan dalam keluarga ataupun sebagai suatu bentuk kepuasan. Hal ini disebabkan urusan pengasuhan anak diserahkan


(23)

10

kepada orang lain, dan pada akhirnya pengasuhan anak tidak sesuai dengan pengharapan orang tua (Santrock, 2007).

1.3.4 Tingkat pendidikan

Orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi berbeda pola pengasuhannya dengan orang tua yang hanya mempunyai tingkat pendidikan yang rendah (Hurlock,1999).

2 Peran Orang Tua

2.1 Definisi

Peran adalah suatu karakter yang harus dimainkan seseorang sesuai dengan kedudukan dan status yang dimiliki seseorang. Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan – harapan (Setiadi, 2008). Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah dapat membentuk sebuah keluarga (Friedman, 1998). Orang tua memberikan perhatian kepada anak –anaknya dan menanamkan kepada anak –anaknya akan nilai dan tujuan pendidikan.

Orang tua juga berupaya mengetahui perkembangan anak mereka untuk mengetahui situasi dan lingkungan anak. Peran orang tua adalah memandang orang tua sebagai manajer kehidupan anak. Peran manajerial terutama penting dalam perkembangan sosio emosional anak. Sebagai manejer, orang tua boleh mengatur kesempatan anak untuk melakukan kontak sosial dengan teman sebaya, teman dan orang dewasa. Orang tua memainkan peran penting dalam membantu


(24)

perkembangan anak dengan memulai kontak antara anak dengan teman bermainnya yang potensial. Peran manejerial adalah pemantauan efektif atas anak. Hal ini sangat penting ketika anak memasuki masa – masa dewasa. Pemantauan meliputi mengawasi pilihan anak tentang tempat sosial, aktifitas dan teman (Santrock, 2007).

2.3 Peran Ibu

Orang tua merupakan pengambil peran utama dalam mengasuh anak – anaknya, terutama kedekatan anak terhadap ibu, karena ibu lebih cenderung melakukan peran manajerial dalam pengasuhan dari pada ayah (Santrock, 2007) dan ibu juga yang mendukung, melahirkan dan menyusui secara psikologis mempunyai ikatan yang lebih dalam (Apriastuti, 2013). Menurut Friedman (1998) ibu yang idealis adalah seorang ibu yang lembut, penuh perhatian, dan memiliki tanggung jawab terhadap suami dan anak – anak. Peran ibu dalam keluarga sangat penting dalam memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikis, artinya kedudukan seorang ibu sebagai tokoh sentral untuk melaksanakan kehidupan. Ibu memenuhi kebutuhan sosial, psikis yang bila tidak terpenuhi akan menyebabkan suasana keluarga menjadi tidak optimal. Merawat dan mengurus keluarga dengan sabar dan konsisten, artinya ibu mempertahankan hubungan – hubungan dalam keluarga. Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak yang mampu mengatur dan mengendalikan anak, artinya ibu berperan penting dalam mendidik dan mengembangkan kepribadian anak. Pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu (Setiadi, 2008). Ibu


(25)

12

biasanya berpusat pada aktifitas perawatan anak seperti memberi makan, mengganti popok, memandikan, dan lainnya.

2.4 Peran Ayah

Peran ayah dalam keluarga sangat penting dalam pengajaran moral dan disiplin serta memberikan bimbingan dan nilai, khususnya tentang agama. Menurut Friedman (1998) salah satu ciri khas dari seorang ayah adalah sebagai pencari nafkah dan sebagai penyedia kebutuhan yang baik bagi keluarga serta pelindung dan pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga (Setiadi, 2008). Ayah juga mempunyai pengaruh penting dalam pembentukan identitas anak. Interaksi ayah lebih cenderung dalam hal bermain dan jumlah keterlibatan ayah dalam mengasuh anak adalah sepertiga dari jumlah waktu yang dihabiskan ibu bersama anak (Santrock, 2007).

3 Remaja 3.1 Definisi

Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih, 2004).Menurut Undang-undang No. 4179 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah, sedangkan menurut WHO remaja adalah masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sampai menjapai kematangan seksual, dimana WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batas usia remaja.Masa remaja merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia.Masa remaja sering


(26)

digambarkan sebagai masa paling indah dan tidak terlupakan karena penuh dengan kegembiraan dan tantangan.Namun masa remaja juga identik dengan pemberontakan karena banyaknya goncangan-goncangan dan perubahan-perubahan yang cukup radikal dari masa sebelumnya.Masa remaja dianggap sebagai masa yang sangat sulit secara emosional.Karena pada masa ini remaja merasa tidak mempunyai tempat yang jelas, yaitu bahwa mereka tidak termasuk golongan anak-anak tetapi tidak termasuk juga golongan orang dewasa. Status orang dewasa sebagai status primer, artinya status itu diperoleh berdasarkan kemampuan dan usaha sendiri dan status anak adalah status yang diperoleh, yaitu tergantung dari apa yang diberikan orang tua dan masyarakat, sedangkan remaja berada dalam status interem sebagai akibat dari posisi yang yang sebagian diberikan oleh orang tua dan masyarakat serta sebagian melalui usaha sendiri yang selanjutnya memberi prestise tertentu bagi dirinya (Soetjiningsih, 2004).

Secara umun menurut Agustiani (2006) masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Masa remaja awal (12-15 tahun)

Pada masa ini individu mulai meninggalkan perannya sebagai anak-anak dan mulai berusaha mengembangkan diri sebgai individu yang unik. 2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

Masa ini ditandai dengan perkembangan kemampuan berpikir yang baru dan mulai mengembangkan kematengan tingkah laku dan membuat keputusan


(27)

14

Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa.Selama priode ini remaja berusaha menetapkan tujuan vokasional dan mengembangkan identitas diri.

3.2 Perkembangan Remaja

Perkembangan adalah aspek progresif adaptasi terhadap lingkungan yang bersifat kualitatif (Poter & Perry, 2005). Setiap tahap perkembangan akan mengalami perubahan, menurut Soetjiningsih (2004) terbagi dua yaitu:

a. Kebebasan dan ketergantungan

Pada masa remaja sering terjadi adanya kesenjangan dan konflik antara remaja dan orang tuanya.Pada saat ini ikatan emosional menjadi berkurang dan remaja sangat membutuhkan kebebasan emosional dari orang tuanya, misalnya dalam hal memilih teman ataupun melakukan aktifitas.Sifat remaja yang ingin memperoleh kebebasan emosional dan sementara orang tua yang masih ingin mengawasi dan melindungi anaknya dapat menimbulkan konflik diantara mereka.

Dalam masa perkembangannya menuju kedewasaan, remaja berangsur-angsur mengalami perubahan yang membutuhkan kebebasan dan ketergantungan.Pada akhir masa remaja perjuangan remaja dalam mencapai identitas diri. Bila tahap awal dan pertengahan remaja dapat dilalui dengan baik, yaitu pada keluarga dan kelompok sebaya yang suportif maka remaja akan mempunyai kesiapan untuk mampu mengatasi tugas dan tanggung jawab sebagai orang dewasa.


(28)

Proses pembentukan identitas diri merupakan proses yang panjang dan membutuhkan kontinuitas masa lalu, sekarang dan yang akan datang dari kehidupan individu dan hal ini akan membentuk kerangka berpikir untuk mengorganisasikan perilaku ke dalam bidang kehidupan. Dengan demikian individu dapat menerima dan menyatukan kecenderungan pribadi, bakat dan peran-peran yang diberikan oleh orang tua, teman sebaya maupun masyarakat dan pada akhirnya dapat memberikan arah tujuan dan arti dalam kehidupan mendatang.

Keluarga mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan remaja karena keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama meletakkan dasar-dasar kepribadian remaja.Setelah orang tua, saudara kandung dan posisi anak dalam keluarga juga berpengaruh bagi remaja.Pola asuh yang ditetapkan orang tua juga mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap anak, misalnya pola asuh otoriter, demokratik ataupun permisif memberikan dampak yang berbeda bagi remaja.Orang tua yang menetapkan pola asuh otoriter membuat remaja menjadi frustasi, sedangkan pola asuh permisif membuat anak mengalami kesulitan dalam mengendalikan keinginanya dan pola asuh demokratik yang sangat menguntungkan bagi remaja, karna salain memberikan kebebasan kepada anak juga serta adanya kontrol dari orang tua.


(29)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi, 2007).Kerangka konseptual penelitian ini menjelaskan tentang gambaran pola asuh orang tua terhadap remaja.

Ket :

Variabel yang diteliti

1. Skema Kerangka penelitian gambaran pola asuh orang tua pada remaja Gambaran Pola Asuh Orang Tua

Pada Remaja Permissive

Authoritative (Demokrasi)


(30)

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel (Setiadi, 2007). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut :

NO Variabel

Definisi Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur 1 Pola Asuh

a.Authoritarian (Otoriter)

Pola asuh Authoritarian adalah pola asuh otoriter yang

diterapkan oleh orang tua yang selalu memaksakan kehendak terhadap pengambilan keputusan pada kehidupan anaknya secara sepihak tanpa Pertanyaa

n di

kuesioner dengan pilihan jawaban :

SL : 4 SR : 3 KD : 2 TP : 1

-Otoriter > 12 -Tidak otoriter < 12


(31)

18

b.Permissive

memikirkan apa yang menjadi kebutuhan anaknya. Hal ini biasanya dilakukan orang tua dengan

ancaman-ancaman kepada

anaknya agar menuruti aturannya sendiri.

Pola asuh orang tua dimana orang tua tidak mau terlibat dan peduli

terhadap kehidupan anak dan selalu

Pertanyaa

n di

kuesioner dengan pilihan jawaban :

SL : 4 SR : 3 KD : 2

-Permisif >12 -Tidak

Permisif<12


(32)

c.Authoritative (Demokrasi)

menuruti permintaan anak serta tidak

mengontrol tingkah laku anak.

Pengasuhan Authoritative adalah pola asuh

demokrasi .yang ditetapkan oleh orang tua yang

memberikan kebebasan kepada anak dalam

pengambilan keputusan dan memberikan pendapat atau tanggapan

TP : 1

Pertanyaa

n di

kuesioner dengan pilihan jawaban :

SL : 4 SR : 3 KD : 2 TP : 1

-Demokrasi >12

-Tidak

Demokrasi <12


(33)

20

dalam

perkembanga n

kepribadianny a tapi otang tua tetap memberikan batasan-batasan dalam setiap


(34)

1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Setiadi, 2007).

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran pola asuh orang tua pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan.

2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999).

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang mempunyai remaja dan berada di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan dengan jumlah 649 jiwa.

2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2011).Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan metode purposive sampling, dimana teknik


(35)

22

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Setiadi, 2007).

Untuk pengambilan sampel secara purposive dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin yaitu :

=

1 + ( )² Keterangan :n =Jumlah sampel

N = Jumlah populasi d= Koefisien error (0,1)

Berdasarkan rumus di atas maka jumlah sampel yang di ambil adalah :

=

1 + ( )²

= 649

1 + 674 (0,1)²

= 649

1 + 649 (0,01)

= 649

1 + 6,49 = 649

7,49 = 86

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 86 orang dengan kriteria inklusinya adalah orang tua yang tinggal di Desa lidah Tanah Kecamatan Perbaungan, sehat jasmani dan rohani, bapak atau ibu yang yang bersedia menjadi


(36)

responden, orang tua yang mempunyai remaja (10 - 20 Tahun) dan belum menikah.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan pada bulan April sampai Mei 2015, dimana jumlah sampel sebanyak 86 orang yang mewakili sebagai respondennya.Adapun pertimbangan desa tersebut di karenakan belum pernah dilakukan penelitian dan lokasi penelitian terjangkau oleh peneliti.

4. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan pada bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk melakukan studi pendahuluan dalam penyusunan skripsi ini. Kemudian, pemohon meminta izin ke kantor kepala desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan pertimbangan etik yaitu terlebih dahulu menanyakan ketersediaan responden untuk berpartisipasi dalam pengisian kuisioner dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden dengan mempertimbangkan tiga aspek penting terkait dengan etik yang meliputi Informed consent, Anonimity (tanpa nama) dan Confidentiality(kerahasiaan).

Jika responden bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka peneliti akan memberikan surat persetujuan (Informed consent)untuk


(37)

24

ditandatangani. Bila responden tidak bersedia menandatangani Informed consent, responden dapat menyampaikan persetujuan secara lisan. Tetapi apabila responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden. Peneliti memberi kuesioner kepada responden yang bersedia, dalam menjaga kerahasiaan identitas responden, maka peneliti tidak mencantumkan nama (Anonimity), tetapi hanya menuliskan kode atau inisial pada lembar pengumpulan data. Peneliti menjamin kerahasiaan (Confidentiality) responden dan data – data responden hanya di gunakan untuk kepentingan penelitian dan hanya data – data tertentu saja yang akan di sajikan sebagai hasil penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner) yang pertanyaannya dibuat sendiri oleh peneliti yang disesuaikan dengan tinjauan pustaka. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu kuesioner A tentang data demografi yaitu no kode, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir, suku, pekerjaan dan penghasilan, dan kuesioner B tentang pola asuh yang terdiri dari 18 pertanyaan yang terbagi kedalam tiga sub variabel pola asuh orang tua yakni pola asuh demokratis (1-6). Pola asuh Permisif (7-12) dan pola asuh otoriter (13-18). Pola asuh orang tua diukur dengan skala likertdengan rentang skala 1-4 yaitu 1= selalu “SL”, 2= sering “SR”, 3= kadang-kadang “KD” dan 4= tidak pernah “TP”. Dimana dapat dilihat apabila pola asuh orang tua bersifat demokrasi bila skor >12 dan tidak demokrasi <12, pola asuh bersifak permisif bila


(38)

skor >12 dan tidak permisif <12, pola asuh orang tua bersifat otoriter bila skor >12 dan tidak otoriter <12.

6. Validitas dan Reliabilitas

6.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat – tingkat ke validan atau kesahinan suatu instrument. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini uji validitas pola asuh dilakukan oleh beberapa dosen di fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu ibu Siti Zahara Nst, S.Kp,MNS, Lufthiani, S.Kep,Ns,M.Kep dan Wardiah Daulay, S.Kep,Ns,M.Kep bentuk uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi dimana hasil ukur kuesioner dengan nilai CVI (0,9) dan dikatakan valid dan dapat dilanjutkan.

6.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban – jawabantertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataanya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama (Arikunto,2010). Reliabel artinya dapat


(39)

26

dipercaya, jadi dapat diandalkan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha diman nilaialpha>0.7 maka butir-butir pertanyaan dikatakan reliabel.

Uji reliabilitas ini dibantu dengan menggunakan teknik komputerisasi. Besar sampel untuk uji reliabilitas penelitian ini berjumlah 30 orang yang dilakukan di Desa Pematang Tatal Kecamatan Perbaungan. Berdasarkan uji reliabilitas pada kuesioner pola asuh orang tua didapat nilaialpha0,81 (>0,7) dan butir–butir pertanyaan dikatakan reliabel

7. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dimulai dengan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian ke bagian pendidikan Fakultas Keperawatan USU. Setelah mendapatkan surat pengantar dari fakultas, maka peneliti mengirim surat tersebut ke Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan. Peneliti dibantu oleh Yenni Sriwahyuni, SP selaku PPL di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbungan untuk melaksanakan penelitian dengan mendatangi responden dan menjelaskannya kepada responden tentang prosedur dan manfaat penelitian. Kemudian peneliti meminta kesediaan responden untuk mengikuti penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan responden. Setelah responden bersedia, peneliti membagikan kuesioner dan menjelaskan cara pengisian kuesioner. Setiap responden diberikan waktu ± 20 menit untuk menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner. Setelah responden selesai menjawab semua pernyataan, peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban responden dan menyesuaikannya dengan jumlah kuesioner yang terkumpul. Setelah kuesioner terkumpul, peneliti akan menganalisis data.


(40)

8. Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner diolah dengan menggunakan komputer .Setelah semua data terkumpul, kemudian peneliti memastikan bahwa semua jawaban telah diisi.Dilanjutkan dengan analisa data melalui beberapa tahap yang dimulai dengan yaitu dimulai dari Editing, yaitu memeriksa kelengkapan identitas dan memberikan tanda, serta memastikan bahwa semua jawaban sudah diisi.Tabulasi, yaitumenggambarkan jawaban-jawaban resonden dengan cara tertentu. Scoring, yaitu di berikan skor pada setiap item-item yang perlu diberi skor.Coding, yaitu diberikan kode untuk mengolah data pada komputer.Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola asuh orang tua pada remaja.

Data demografi yang terdiri atas jenis kelamin, tingkat pendidikan terkahir, suku, pekerjaan dan penghasilan ditampilkan dengan menggunakan distribusi frekuensi dan presentasi.Data yang didapat melalui kuesioner ini tidak di analisa.

Pengolahan data pola asuh orang tua yang terdiri dari pola asuh demokrasi, permisif dan otoriter disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.Penilaian pola asuh dilihat dari hasil skor yang didapat dari 18 pertanyaan yaitu demokrasi (1-6), permisif (7-12) dan otoriter (13-18). Kriteria penilaian : 1=TP, 2=KD, 3=SR, 4=SL. Dikatakan demokrasi apabila skor >12 dan tidak demokrasi <12, tikatakan permisif >12 dan tidak permisif <12, dikatakan otoriter >12 dan tidak otoriter <12.


(41)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Pada bab ini di uraikan tentang hasil penelitian mengenai gambaran pola asuh orang tua pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan melalui proses pengumpulan data yang telah dilakukan selama satu bulan yaitu sejak tanggal 10 April sampai dengan 10 Mei 2015 dengan jumlah responden sebanyak 86 orang. Penyajian hasil analisa data dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan data demografi responden dan pola pengasuhan.

1.1 Data Demografi Responden

Distribusi responden pada penelitian ini mencakup umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir, pekerjaan, suku dan penghasilan. Dari tabel 1 didapat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa responden lebih banyak berusia 32 sampai 45 tahun sebanyak 45 orang (52,3%). Responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 51 orang (59,3%). Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir lebih banyak responden berpendidikan SMP sebanyak 35 orang (38,5%). Berdasarkan pekerjaan diperoleh sebagian besar responden bekerja sebagai wirasuasta sebayak 52 orang (60,4%). Responden lebih banyak bersuku Jawa sebanyak 43 orang (50%) dan berdasarkan pengasilan 39 orang menyatakan berpenghasilan Rp. 1.000.000 sampai Rp. 1.500.000/bln yaitu (42,9%).


(42)

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demografi responden di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan (n=91).

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase

Umur

32-45 Tahun 45 52,3

46-60 Tahun 41 47,6

Jenis Kelamin

Laki–Laki 35 38,5

Perempuan 51 59,3

Tingkat Pendidikan Terakhir

SD 16 18,6

SMP 35 40,6

SMA 23 26,7

Diploma 3 3,4

Sarjana 9 10,4

Pekerjaan

PNS 11 12,7

Wirasuasta 52 60,4

Ibu Rumah Tangga 23 25,3

Suku

Jawa 43 50

Banjar 8 9,3

Melayu 24 27,9

Batak 9 10,4

Aceh 1 1,2

Nias 1 1,2

Penghasilan

< Rp. 1.000.000/bln 16 18,6

Rp. 1.000.000–Rp. 1.500.000/bln 39 45,3

Rp. 1.500.000–Rp 2.500.000/bln 25 29,1

>Rp. 2.500.000/bln 6 6,9

1.2 Gambaran Pola Asuh Orang Tua pada remaja 1.2.1 Pola Asuh Demokrasi

Dari hasil penelitian diketahui bahwa bahwa orang tua yang mempunyai anak remaja lebih cenderung memiliki pola asuh demokrasi sebanyak 31 orang (34,8%). Dimana responden menyatakan sering menasehati anak apabila melakukan kesalahan sebanyak 37 orang (43%), kadang-kadang memberikan


(43)

30

kebebasan kepada anak sebanyak 56 orang (65,1%), kadang-kadang mendengarkan keluh kesah yang dirasakan anak sebanyak 48 orang (55,1%), kadang-kadang memberikan kepercayaan kepada anak untuk memilih segala kebutuhannya sebanyak 52 Orang (60,5%), sering mendorong anak untuk mandiri sebanyak 33 orang (38,4%) dan tidak pernah melibatkan anak untuk membuat aturan-aturan yang disepakati bersama sebanyak 23 orang (25,3%).

Tabel 2.Distribusi frekuensi dan persentase gambaran pola asuh demokrasi orang tua pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan

NO Pertanyaan SL

n(%) SR n(%) KD n(%) TP n(%) 1 Saya menasehati anak apabila

anak melakukan kesalahan

27 (31,4%) 37 (43%) 20 (23,2%) 2 (2,3%) 2 Saya memberikan kebebasan

kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya 13 (15,1%) 15 (17,4%) 56 (65,1%) 2 (2,3%) 3 Saya mendengarkan keluh kesah

yang dirasakan anak

18 (20,9%) 18 (20,9%) 48 (55,8%) 2 (2,3%) 4 Saya memberikan kepercayaan

kepada anak untuk memilih segala kebutuhannya 6 (6,9%) 8 (9,3%) 52 (60,5%) 20 (23,2%) 5 Saya mendorong anak untuk

mandiri 23 (26,7%) 33 (38,4%) 24 (27,9%) 6 (6,9%) 6 Saya melibatkan anak untuk

membuat aturan-aturan yang disepakati bersama 8 (9,3%) 4 (4,6%) 23 (25,3%) 51 (60,5)

1.2.2 Pola Asuh Permisif

Dari hasil penelitian diketahui bahwa orang tua yang mempunyai anak remaja lebih cenderung memiliki pola asuh permisif sebanyak 18 orang (20,9%).


(44)

Dimana responden yang menyatakan kadang-kadang memanjakan anaknya sebanyak 50 orang (58,1%), kadang-kadang menuruti keinginan anaknya sebanyak 58 orang (67,4%), kadang-kadang melarang anak pergi tanpa didampingi sebanyak 41 orang (47,7%), kadang-kadang membiarkan anak menentukan hobbynya sendiri tanpa melihat kemampuan anak sebanyak 40 orang (46,5%), kadang-kadang tidak ingin tahu apa yang diperbuat anak di rumah atau di luar rumah sebanyak 51 orang (59,3%) dan kadang-kadang membiarkan anak pulang larut malam sebanyak 41 orang (47,7%).

Tabel 3.Distribusi frekuensi dan persentase gambaran pola asuh permisif orangtua pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan

NO Pertanyaan SL

n(%) SR n(%) KD n(%) TP n(%) 1 Saya sangat memanjakan anak

saya 14 (16,2%) 9 (10,5%) 50 (58,1%) 13 (15,1%) 2 Saya menuruti keinginan anak

saya 12 (13,9%) 11 (12,8%) 58 (67,4%) 5 (5,8%) 3 Saya melarang anak pergi tanpa

di damping 17 (19,8%) 12 (13,9%) 41 (47,7%) 16 (18,6%) 4 Saya membiarkan anak

menentukan hobbynya sendiri tanpa melihat kemampuan anak

18 (20,9%) 17 (19,8%) 40 (48,3%) 11 (12,7%) 5 Saya tidak ingin tahu apa yang

diperbuat anak di rumah dan diluar rumah 9 (10,4%) 14 (16,3%) 51 (59,3%) 12 (13,9%) 6 Saya membiarkan anak saya

pulang larut malam

1 (1,2%) 8 (9,3%) 41 (47,7%) 36 (41,9%)


(45)

32

1.2.3 Pola Asuh Otoriter

Dari hasil penelitian diketahui bahwa bahwa orang tua yang mempunyai anak remaja lebih cenderung memiliki pola asuh otoriter sebanyak 37 orang (43%). Dimana responden yang menyatakan kadang-kadang memukul anak apabila anak nakal sebanyak 46 orang (53,4%), sering tidak memberikan kebebasan pada anak untuk melakukan hal yang diinginkannya sebanyak 35 orang (40,7%), kadang-kadang mengatur semua kegiatan yang anak saya lakukan sebanyak 31 orang (36%), kadang-kadang melontarkan kata-kata kasar apabila anak mengecewakan sebanyak 41 orang (47,7%), sering memberikan hukuman kepada anak apabila anak melanggar aturan-aturan yang dibuat dirumah sebanyak 32 orang (37,2%) dan sering memaksakan aturan kepada anak tanpa menjelaskannya terlebih dahulu sebanyak 26 orang (30,2%).

Tabel 4.Distribusi frekuensi dan persentase gambaran pola asuh otoriter orang tua pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan

NO Pertanyaan SL

n(%) SR n(%) KD n(%) TP n (%) 1 Saya memukul anak apabila anak

nakal 11 (12,8%) 13 (15,1%) 46 (53,4%) 17 (19,8%) 2 Saya tidak memberikan kebebasan

kepada anak untuk melakukan hal yangdiinginkannya 10 (11,6%) 35 (40,7%) 34 (39,5%) 7 (8,1%) 3 Saya mengatur semua kegiatan

yang anak saya lakukan

14 (16,2%) 30 (34,9%) 31 (36%) 11 (12,8%) 4 Saya melontarkan kata-kata kasar

apabila anak saya mengecewakan saya 5 (5,8%) 28 (32,5%) 41 (47,7%) 12 (13,9%)


(46)

kepada anak apabila anak saya melanggar aturan-aturan yang dibuat dirumah

(13,9%) (37,2%) (32,5%) (13,9%)

6 Saya memaksakan aturan kepada anak tanpa menjelaskannya terlebih dahulu

7 (8,1%)

26 (30,2%)

24 (27,9%)

29 (33,7%)

Distribusi frekuensi dan persentase gambaran pola asuh orang tua pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan dapat dilihat pada tabel 4

Tabel 5.Distribusi Frekuensi dan persentase Gambaran Pola Asuh Orang Tua Pada Remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan (n=91)

Gambaran Pola Asuh Frekuensi Persentase

1. Demokrasi 30 34,8

2. Permisif 18 20,9

3. Otoriter 37 43

Tabel 6.Distribusi Frekuensi dan persentase Gambaran Pola Asuh Orang Tua Pada Remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan (n=91)

Gambaran Pola Asuh Frekuensi Persentase

Otoriter 37 43

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 86 responden, lebih banyak pola asuh orang tua pada remaja menggunakan pola pengasuhan yang cenderung otoriter sebanyak 37 orang (43%).


(47)

34

2. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran pola asuh orang tua pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan dengan 86 orang responden yang terlibat dalam penelitian ini.

Pola pengasuhan orang tua adalah suatu pola pengasuhan yang diciptakan untuk mengontrol tingkah laku anak dimana orang tua mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan, karena faktor orang tua sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak (Baumrind 1991, dalam Darling 1999).

Hasil distribusi frekuensi dan persentase yang dilakukan orang tua cenderung memiliki pola asuh otoriter 37 responden (43%).Shochib (2010) menyatakan bahwa pola asuh otoriter adalah suatu gaya membatasi dan menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua dan menghormati pekerjaan dan usaha.Orang tua yang otoriter menerapkan batas-batas yang tegas dan tidak memberi peluang yang besar kepada anak-anak untuk berbicara (bermusyawarah).

Menurut penelitian yang dilakukan Murtiani (2011) dan Madyarin (2014) mengatakan orang tua remaja yang memiliki pola asuh otoriter akan mempengaruhi tingkat depresi dan kenakalan remaja yang terjadi, dimana semakin orang tua bersikap otoriter maka semakin tinggi tingkat depresi dan kenakalan remaja yang terjadi. Hal ini terlihat dari masih banyaknya keluarga


(48)

yang tidak menganggap penting, bahkan tidak memiliki pemahaman yang benar tentang hubungan antara kedua hal tersebut.

Hasil distribusi dan persentase pola asuh orang tua cenderung memiliki gaya pengasuhan permisif yaitu 18 responden (20,9%). Pola pengasuhan ini adalah pengasuhan yang mengabaikan dan sangat menuruti keinginan anak. Orang tua yang mengasuh dengan mengabaikan adalah orang tua yang sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak dimana orang tua beranggapan bahwa kehidupan orang tua lebih penting dari anaknya, sedangkan orang tua yang selalu mengikuti keinginan anak dimana orang tua sangat terlibat dengan anak namun tidak terlalu menuntut atau mengontrol mereka.

Hasil distribusi dan persentase pola asuh orang tua cenderung memiliki gaya pengasuhan demokrasi sebanyak 30 responden yaitu (34,8%). Pola asuh demokratis mendorong anak untuk mandiri namun masih menerapkan batas dan kendali pada tindakan mereka.Orang tua demokratis selalu memperhatikan perkembangan anak dan tidak hanya sekedar mampu memberi nasehat dan saran tetapi juga bersedia mendengarkan keluh kesah anak.

Menurut Hurlock (1999) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh yaitu pengalaman masa lalu dimana orang tua cenderung mengulangi sikap atau pola asuh orang tua mereka dahulu, lingkungan sosial dimana pola asuh keluarga dipengaruhi oleh tempat dimana keluarga itu tinggal, budaya dan tingkat pendidikan.

Menurut Shalahuddin (1990) menjelaskan bahwa, jenjang pendidikanmempengaruhi pola pikir, sehinggadimungkinkan mempunyai pola


(49)

36

pikir yang terbuka untuk menerima informasibaru serta mampu untuk mempelajarihal-hal yang dapat meningkatkankemampuan sosialisasi anaknya. Orang tua yang berpendidikan tinggi lebih sering atau mau mencari informasi tentang pola asuh yang baik pada anaknya, sedangkan pola asuh orang tua yang berpendidikan rendah dalam pengasuhan anak umumnya orang tua kurang memperhatikan tingkat perkembangan anak dan biasanya mereka mengasuh anak dengan gaya dan cara mereka sendiri yang cenderung mengikuti kebiasaan atau adat setempat sehingga tidak jarang terbentuk kepribadian anak yang kurang baik. Haltersebut bertolak belakang dengan hasilpenelitian Eka (2004) yang menyatakanbahwa, tingkat pendidikan orang tuatidak mempengaruhi dalam keputusanorang tua untuk menerapkan pola asuh.

Sesuai hasil penelitian yang didapatkan dari hasil distribusi frekuensi dan persentase pola asuh orang tua pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan diperoleh orang tua lebih banyak berpendidikan SD 16 orang (17,6), SMP 35 orang (38,5%), SMA 23 orang (26,7), Diploma 3 orang (3,4) dan sarjana 9 orang (10,4).

Menurut Santrock (1996)budaya atau lingkungan sekitar sangat berpengaruh dalam pembentukan pola pengasuhan.Hurlock (1993) menyatakan bahwa setiap orang tua berbeda di dalam menerapkan pola sikap dan perilaku mereka terhadap anak.Dari hasil distribusi frekuensi dan persentase didapatkan lebih banyak bersuku Jawa sebanyak 43 orang (50%).Dikalangan jawa, pola asuh anak yang diterapkan bukan menurut kehendak atau kemauan sendiri, tetapi senantiasa mengikuti nilai- nilai budaya dan tradisi jawa. Pola asuh orangtua


(50)

dalam budaya jawa lebih dominan pada pola asuh yang otoriter dan power assertion, orangtua memiliki peranan yang dominan dalam mendidik anak dan menentukan keinginan anak, orangtua juga membatasi perilaku anak agar tingkahlaku anak tidak keluar dari batasan nilai- nilai budaya jawa yang sangat dijunjung tinggi oleh para masyarakat. Akibatnya anak menjadi kaku dan kurang bisa bebas berekspresi dikarenakan segala tingkah laku anak dibatasi oleh budaya yang ada (Suparyanto, 2010).

Hasil penelitian yang dilakukan distribusi dan persentase di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan mayoritas bekerja sebagai wirasuasta yaitu 52 orang (60,4%). Menurut hasil penelitian yang dilakukan Purnasari dkk (2012) mengatakan bahwa pola pengasuhan yang di terapkan oleh keluarga yang bekerja sebagai wirasuasta cenderung memiliki pola asuh yang otoriter. Dengan kata lain orang tua yang bekerja sebagai wirasuasta kebanyakan bekerja diluar rumah dan pulang kerumah pada sore hari atau pun malam hari.

Menurut Thamber dan Noorkasiani (2009) stess dan kurangnya pendapatan juga mempengaruhi pola pengasuhan seseorang.dimana orang tua yang berpenhgasilan rendah tidak dapat memenuhi semua kebutuhan anak. Sesuai dengan hasil penelitian dimana orang tua mayoritas bekerja sebagai wirasuasta dengan penghasilan Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000/bln sebanyak 39 orang (42,9%).


(51)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab 5, dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai gambaran pola asuh orang tua pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan.

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 86 orang responden dapat diambil kesimpulan tentang gambaran pola asuh orang tua pada remaja di Desa Lidah Tanah Kecamtan Perbaungan adalah cenderung otoriter yaitu 37 responden (43%), demokrasi 30 responden (34,8%) dan permisif 18 responden (20,9%). Sebagian besar usia responden berusia 32-45 tahun (52,3%) dan mayoritas berjenis kelamin perempuan (59,3%). Kebanyakan responden bersuku Jawa 43 responden(50%), latar belakang pendidikan terakhir adalah SD 16 responden (17,6%), SMP 35 (40,6%), SMA 23 responden (26,7%), diploma 3 responden (3,4%) dan sarjana 10,4%). Dengan mayoritas bekerja sebagai wirasuasta 52 reaponden (60,4%), ibu rumah tangga 23 responden (25,3%) dan PNS 11 responden (12,7%). Berpenghasilan Rp 1.000.000 – Rp 1.500.00,- yaitu 39 responden (45,3%),

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan acuan bagi orang tua dalam mengasuh anaknya yaitu remaja, sehingga orang tua dapat menerapkan pola pengasuhan yang lebih baik terhadap remaja agar perkebangan anak menjadi lebih baik


(52)

2. Saran

2.1 Untuk Pendidikan Keperawatan

Melalui institusi pendidikan perlu diinformasikan kepada mahasiswa tentang topik gambaran pola asuh orang tua pada remaja sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikannya ketika praktek dilapangan.

2.2 Untuk Pelayanan Keperawatan

Hasil Penelitian ini dapat memberikan informasi untuk memfasilitasi perawat komunitas dan keluarga dalam menyampaikan pendidikan kesehatan kepada keluarga khususnya orang tua yang memiliki anak remaja tentang pola pengasuhan yang tepat.

2.3 Untuk Penelitian Keperawatan

Penelitian ini dilakukan di Desa Lidah Tanah Kecamatan perbaungan , dimana penelitian ini hanya memperoleh gambaran pola asuh orang tua pada remaja. Untuk itu, penelitian berikutnya diharapkan peneliti dapat meneliti gangguan tingkah laku remaja yang meperoleh pola asuh otoriter.


(53)

40

Daftar Pustaka

Agustiani, H (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Refika Aditama Aisyah (2010). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Tingkat Agresivitas

Anak.Jurnal Medtek, Vol 2 No 1. 22 September 2014 Dari http://www.meser.org/journal/index.php/ajis/viewfile/1397/1422 Apriastuti, D.A (2013). Analisis Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Orang Tua

dengan Perkembangan Anak Usia 48 – 60 Bulan. Jurnal Ilmiah Kebidanan,Vol 4 No 1. 18 September 2014 Dari

http://www.meser.org/journal/index.php/ajis/viewfile/1397/1422

Arikunto, S (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: RinekaCipta

Badan Pusat Statistik (2010). 25 Januari 2015. Dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Sensus_Penduduk_Indonesia_2010 Berk, A.E (2000).Child Development. Allyn & Bacon

Darling. N, (1999).Parenting Styles and Its Correlares. 18 September 2014Dari http://Ericeece.org/pups/digest/1999/darling:html

Eka, A 2004, Hubungan antara pola asuh orang tua dengan kemampuan sosialisasi anak retardasi mental di SLB C Negeri II Gondomanan Yogyakarta, Fakultas Kedokteran UGM, Skripsi.28 Juni 2015. Dari

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=117458&val=5340 Friedman, M.M (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Gunarsa,S.D dan Gunarsa, Y.S (2008). Psikologi Perkembagan Anak. Jakarta : Gunung Mulia

Hong, E (2012). Impacts of Parenting on Children’s Schooling. Journal of StudentEngagement: Education Matters,2(1), 36-41. 25 September 2014 Dari

http://ro.uow.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1013&context=jseem Hurlock, E.B (1999). Perkembangan Anak II. Jakarta Erlangga

Madyani.P, Karini.S.M, Karyanta.N.A (2014). 28 Juni 2015 Dari http://download.portalgaruda.org/article.php


(54)

McDevitt, T.M (2004).Child Development Educating and Working With Children and Adolescents. Pearson Merrill Prentice Hall

Mensah, Kuranchie, dan Alfred (2003). Influence of Parenting Styles on TheSocialDevelopment of Children. 25 September 2014 Dari

http://ro.uow.edu.au/jseem/vol2/iss1/7/

Paplia. D.E, Gross. D, dan Feidman. R.D. (2003). Child Development. Mc Grow Hill

Potter dan Perry (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta : EGC Shalahuddin, M 1990, Pengantar psikologi Pendidikan.Surabaya : Bina Ilmu Santrock, J.W (1991). Psychology The Science of Mind and Behavior.

Wm.C.BrownPublishers

_______, J.W (2007). Perkembangan Anak. Jakarta:PT Gelora Aksara Pratama Setiadi (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu ______, (2008). Keperawatan Keluarga. Yogyakarya: Graha Ilmu

Shochib, D.M (1998). Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu AnakMengembangkan Disiplin Diri. Jakarta:PT Rineka Cipta

Suekanto (2004).Sosial Keluarga.Jakarta : PT Grafindo Persada Sugiyono (1999). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta

Soetjiningsih (2004).Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.Jakarta : CV Sagung Seto.

Thamber.S, Noorkasiani (2009). Kesehatan, Lanjut Usia Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Umayi, D (2007). Pengaruh Pola Asuh dan Iteraksi Sosial terhadap Kemandirian Anak di SMA DON Bosko Semarang.Tesis Program pasca sarjana Progam Studi dan Konseling Universitas Negeri Semarang. 27 Januari 2015 Dari http://www.mcser.org/journal/index.php/ajis/viewfile/1397/1422


(55)

42

Lampiran 1 No. Res Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Gambaran Pola Asuh Orang Tua pada Remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan

Saya yang bernama Selvi Angraini 111101003 adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai “Gambaran Pola Asuh Orang Tua Pada Remaja di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan”.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saya sangat mengharapkan kesediaan Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan mengisi kuesioner dengan jujur tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, Ibu dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan.

Partisipasi Ibu menjadi responden dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Indentitas pribadi Ibu dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan dalam penelitian ini. Terima kasih atas perhatian Ibu dalam penelitian ini.

Medan, April2015

Responden Peneliti


(56)

Lampiran 2 INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner data demografi dan kuesioner pola asuh. Kuesioner ini data demografi dan pola asuh diisi langsung oleh responden, apabila terdapat kesulitan dalam mengisi kuesioner, peneliti membantu melalui wawancara menggunakan kuesioner.

Adapun dua bagian yang termasuk dalam kuesioner penelitian ini yaitu : Bagian I. Kuesioner Data Demografi


(57)

44

NO

Kuesioner Penelitian

PETUNJUK

1. Responden diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada dengan jujur

2. Berilah tandachecklist() pada kotak untuk pilihan jawaban yang tepat 3. Jika ada hal yang kurang jelas silakan bertanya kepada peneliti

Contoh :

Jenis Kelamin : Laki–Laki Perempuan

A. Identitas Responden

Umur :

Jenis Kelamin : laki- laki perempuan Tingkat pendidikan terakhir : SD

SMP SMA Diploma

Sarjana

Pekerjaan :

Suku :


(58)

Penghasilan : Rp. < 1.000.000,- / bln

Rp. 1.000.000–1.500.000/bln Rp. 1.500.000–2.500.000/bln Rp. > 2.500.000,- /bln

B. Kuesioner Pola Asuh NO

Indikator SL SR KD TP

1 Saya menasehati anak apabila anak melakukan kesalahan

2 Saya memberikan kebebasan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya 3 Saya mendengarkan keluh kesah yang

dirasakan anak

4 Saya memberikan kepercayaan kepada anak untuk memilih segala kebutuhannya 5 Saya mendorong anak untuk mandiri 6 Saya melibatkan anak untuk membuat

aturan-aturan yang disepakati bersama 7 Saya sangat memanjakan anak saya 8 Saya menuruti keinginan anak saya 9 Saya melarang anak pergi tanpa di

dampingI

10 Saya membiarkan anak menentukan cita-citanya/hobbynya sendiri tanpa melihat kemampuan anak


(59)

46

11 Saya tidak ingin tahu apa yang diperbuat anak di rumah dan diluar rumah

12 Saya membiarkan anak saya pulang larut malam

13 Saya memukul anak apabila anak nakal 14 Saya tidak memberikan kebebasan kepada

anak untuk melakukan hal yang diinginkannya

15 Saya mengatur semua kegiatan yang anak saya lakukan

16 Saya melontarkan kata-kata kasar apabila anak saya mengecewakan saya

17 Saya memberikan hukuman kepada anak apabila anak saya melanggar aturan-aturan yang dibuat dirumah

18 Saya memaksakan aturan kepada anak tanpa menjelaskannya terlebih dahulu


(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

66

Lampiran 9

Analisa Reliabilitas Instrumen

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0 Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.843 18

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Q1 2.9000 .88474 30

Q2 2.3333 .80230 30

Q3 2.5667 .85836 30

Q4 2.2000 .80516 30

Q5 3.4333 .77385 30

Q6 2.1667 1.20583 30

Q7 2.9000 .88474 30

Q8 2.3333 .80230 30

Q9 2.5667 .85836 30

Q10 2.2000 .80516 30

Q11 3.4333 .77385 30

Q12 2.1667 1.20583 30

Q13 2.9000 .88474 30

Q14 2.3333 .80230 30


(80)

Q18 2.1667 1.20583 30

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Q1 43.9000 65.128 .409 . .837

Q2 44.4667 62.257 .699 . .824

Q3 44.2333 61.151 .735 . .822

Q4 44.6000 62.386 .685 . .825

Q5 43.3667 74.999 -.287 . .864

Q6 44.6333 61.620 .458 . .836

Q7 43.9000 65.128 .409 . .837

Q8 44.4667 62.257 .699 . .824

Q9 44.2333 61.151 .735 . .822

Q10 44.6000 62.386 .685 . .825

Q11 43.3667 74.999 -.287 . .864

Q12 44.6333 61.620 .458 . .836

Q13 43.9000 65.128 .409 . .837

Q14 44.4667 62.257 .699 . .824

Q15 44.2333 61.151 .735 . .822

Q16 44.6000 62.386 .685 . .825

Q17 43.3667 74.999 -.287 . .864

Q18 44.6333 61.620 .458 . .836

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 46.8000 71.752 8.47064 18


(81)

68

Lampiran 10 Analisa Pengolahan Data

Hasil Penelitian

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 32 1 1.1 1.2 1.2

34 3 3.4 3.5 4.7

35 2 2.3 2.3 7.0

37 4 4.6 4.7 11.6

38 7 8.0 8.1 19.8

39 6 6.9 7.0 26.7

40 4 4.6 4.7 31.4

41 5 5.7 5.8 37.2

42 3 3.4 3.5 40.7

43 3 3.4 3.5 44.2

44 4 4.6 4.7 48.8

45 3 3.4 3.5 52.3

46 4 4.6 4.7 57.0

47 4 4.6 4.7 61.6

48 5 5.7 5.8 67.4

49 4 4.6 4.7 72.1

50 8 9.2 9.3 81.4

51 3 3.4 3.5 84.9

52 1 1.1 1.2 86.0

54 4 4.6 4.7 90.7

55 5 5.7 5.8 96.5

58 2 2.3 2.3 98.8

60 1 1.1 1.2 100.0

Total 86 98.9 100.0


(82)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 32 1 1.1 1.2 1.2

34 3 3.4 3.5 4.7

35 2 2.3 2.3 7.0

37 4 4.6 4.7 11.6

38 7 8.0 8.1 19.8

39 6 6.9 7.0 26.7

40 4 4.6 4.7 31.4

41 5 5.7 5.8 37.2

42 3 3.4 3.5 40.7

43 3 3.4 3.5 44.2

44 4 4.6 4.7 48.8

45 3 3.4 3.5 52.3

46 4 4.6 4.7 57.0

47 4 4.6 4.7 61.6

48 5 5.7 5.8 67.4

49 4 4.6 4.7 72.1

50 8 9.2 9.3 81.4

51 3 3.4 3.5 84.9

52 1 1.1 1.2 86.0

54 4 4.6 4.7 90.7

55 5 5.7 5.8 96.5

58 2 2.3 2.3 98.8

60 1 1.1 1.2 100.0

Total 86 98.9 100.0

Missing System 1 1.1


(83)

70

jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 35 40.2 40.7 40.7

perempuan 51 58.6 59.3 100.0

Total 86 98.9 100.0

Missing System 1 1.1

Total 87 100.0

tingkatpendidikanterakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 16 18.4 18.6 18.6

SMP 35 40.2 40.7 59.3

SMA 23 26.4 26.7 86.0

DIPLOMA 3 3.4 3.5 89.5

SARJANA 9 10.3 10.5 100.0

Total 86 98.9 100.0

Missing System 1 1.1

Total 87 100.0

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PNS 11 12.6 12.8 12.8

wirasuasta 52 59.8 60.5 73.3

ibu rumah tangga 23 26.4 26.7 100.0

Total 86 98.9 100.0

Missing System 1 1.1


(84)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawa 43 49.4 50.0 50.0

Banjar 8 9.2 9.3 59.3

Minang 24 27.6 27.9 87.2

Batak 9 10.3 10.5 97.7

Aceh 1 1.1 1.2 98.8

Nias 1 1.1 1.2 100.0

Total 86 98.9 100.0

Missing System 1 1.1

Total 87 100.0

Penghasilan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Rp. < 1.000.000/bln 16 18.4 18.6 18.6

Rp. 1.000.000

-1.500.000/bln 39 44.8 45.3 64.0

Rp. 1.500.000

-2.500.000/bln 25 28.7 29.1 93.0

> 2.500.000/bln 6 6.9 7.0 100.0

Total 86 98.9 100.0

Missing System 1 1.1

Total 87 100.0

Hasil_pola_asuh

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Demokrasi 30 34.5 34.9 34.9

Permisif 18 20.7 20.9 55.8


(85)

72

Total 86 98.9 100.0

Missing System 1 1.1

Total 87 100.0

Pertanyaan1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 2 2.3 2.3 2.3

Kadang-Kadang 20 23.3 23.3 25.6

Sering 37 43.0 43.0 68.6

Selalu 27 31.4 31.4 100.0

Total 86 100.0 100.0

Pertanyaan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 2 2.3 2.3 2.3

Kadang-Kadang 55 64.0 64.0 66.3

Sering 16 18.6 18.6 84.9

Selalu 13 15.1 15.1 100.0

Total 86 100.0 100.0

Pertanyaan3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 2 2.3 2.3 2.3

Kadang-Kadang 47 54.7 54.7 57.0

Sering 19 22.1 22.1 79.1

Selalu 18 20.9 20.9 100.0


(86)

Pertanyaan4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Pernah 19 22.1 22.1 22.1

Kadang-Kadang 52 60.5 60.5 82.6

Sering 8 9.3 9.3 91.9

Selalu 7 8.1 8.1 100.0

Total 86 100.0 100.0

Pertanyaan5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 6 7.0 7.0 7.0

Kadang-Kadang 24 27.9 27.9 34.9

Sering 33 38.4 38.4 73.3

Selalu 23 26.7 26.7 100.0

Total 86 100.0 100.0

Pertanyaan6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Pernah 50 58.1 58.1 58.1

Kadang-Kadang 24 27.9 27.9 86.0

Sering 4 4.7 4.7 90.7

Selalu 8 9.3 9.3 100.0


(87)

74

Pertanyaan7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Pernah 12 14.0 14.0 14.0

Kadang-Kadang 51 59.3 59.3 73.3

Sering 9 10.5 10.5 83.7

Selalu 14 16.3 16.3 100.0

Total 86 100.0 100.0

Pertanyaan8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 4 4.7 4.7 4.7

Kadang-Kadang 58 67.4 67.4 72.1

Sering 12 14.0 14.0 86.0

Selalu 12 14.0 14.0 100.0

Total 86 100.0 100.0

Pertanyaan9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Pernah 15 17.4 17.4 17.4

Kadang-Kadang 41 47.7 47.7 65.1

Sering 13 15.1 15.1 80.2

Selalu 17 19.8 19.8 100.0


(88)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Pernah 11 12.8 12.8 12.8

Kadang-Kadang 40 46.5 46.5 59.3

Sering 18 20.9 20.9 80.2

Selalu 17 19.8 19.8 100.0

Total 86 100.0 100.0

Pertanyaan11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Pernah 12 14.0 14.0 14.0

Kadang-Kadang 50 58.1 58.1 72.1

Sering 15 17.4 17.4 89.5

Selalu 9 10.5 10.5 100.0

Total 86 100.0 100.0

Pertanyaan12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Pernah 35 40.7 40.7 40.7

Kadang-Kadang 41 47.7 47.7 88.4

Sering 9 10.5 10.5 98.8

Selalu 1 1.2 1.2 100.0


(89)

76

Pertanyaan13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Pernah 17 19.8 19.8 19.8

Kadang-Kadang 47 54.7 54.7 74.4

Sering 12 14.0 14.0 88.4

Selalu 10 11.6 11.6 100.0

Total 86 100.0 100.0

Pertanyaan14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 7 8.1 8.1 8.1

Kadang-Kadang 34 39.5 39.5 47.7

Sering 36 41.9 41.9 89.5

Selalu 9 10.5 10.5 100.0

Total 86 100.0 100.0

Pertanyaan15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Pernah 11 12.8 12.8 12.8

Kadang-Kadang 32 37.2 37.2 50.0

Sering 31 36.0 36.0 86.0

Selalu 12 14.0 14.0 100.0


(90)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Pernah 13 15.1 15.1 15.1

Kadang-Kadang 41 47.7 47.7 62.8

Sering 27 31.4 31.4 94.2

Selalu 5 5.8 5.8 100.0

Total 86 100.0 100.0

Pertanyaan17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Pernah 14 16.3 16.3 16.3

Kadang-Kadang 29 33.7 33.7 50.0

Sering 30 34.9 34.9 84.9

Selalu 13 15.1 15.1 100.0

Total 86 100.0 100.0

Pertanyaan18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak Pernah 30 34.9 34.9 34.9

Kadang-Kadang 25 29.1 29.1 64.0

Sering 25 29.1 29.1 93.0

Selalu 6 7.0 7.0 100.0


(91)

78 Lampiran 11

Master Data KD UMR JK TPT PK SK PG NO

1 NO 2 NO 3 NO 4 NO 5 NO 6 NO 7 NO 8 NO 9 NO 10 NO 11 NO 12 NO 13 NO 14 NO 15 NO 16 NO 17 NO 18

1 18 2 2 1 1 1 4 2 2 2 4 1 3 3 3 1 2 1 2 2 2 2 3 1

2 17 2 1 2 1 0 4 4 3 2 4 1 2 4 4 1 2 1 4 2 2 2 2 1

3 13 1 1 3 1 2 4 2 2 1 4 1 3 3 2 2 2 1 2 1 2 2 4 1

4 16 2 2 4 1 2 4 4 2 1 4 2 2 3 4 3 2 1 2 2 2 2 2 1

5 8 1 3 5 1 2 4 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 1 2 2 3 2 2 1

6 8 2 1 3 1 2 4 3 4 4 3 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3

7 15 2 1 2 2 0 4 3 3 4 2 4 3 3 4 2 2 1 1 2 4 2 1 1

8 17 1 1 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2

9 6 2 4 6 4 4 4 4 3 3 4 2 2 2 2 1 2 2 2 4 3 2 2 1

10 20 1 3 3 1 2 3 2 2 3 4 4 2 2 4 4 2 1 1 1 3 4 2 4

11 7 2 4 3 1 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 1 1 2 2 1 1 1

12 8 2 3 3 1 2 3 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2

13 5 1 3 3 1 2 4 4 4 2 4 1 2 2 4 4 1 1 2 3 2 1 2 2

14 22 1 5 7 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 4 1 4 1 1 3 2 1 1 1

15 15 1 5 7 1 4 3 2 4 2 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 4 2 3 3

16 20 1 3 3 2 1 3 3 3 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 3 2 1 2 2

17 20 1 3 2 3 0 4 3 4 2 2 1 2 1 2 1 4 1 2 4 2 4 2 1

18 21 2 3 2 3 0 4 4 4 2 4 3 1 1 4 1 1 1 2 1 2 2 2 1

19 7 2 3 2 4 0 3 4 3 2 3 3 4 2 2 4 1 1 2 2 2 1 2 1

20 10 2 3 2 1 0 3 2 3 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2

21 5 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 1 1 2 1 2 2 3 1 2 1 1 1 1


(92)

26 13 2 2 4 1 1 3 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 3 1 2 1 2 1 2

27 13 2 2 2 3 0 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2

28 5 2 5 8 5 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 1 1 1 1 2 1 1 2 1

29 17 1 5 8 3 4 4 3 4 3 2 4 2 2 2 2 2 1 1 3 2 1 1 1

30 16 2 2 8 3 2 4 4 4 2 3 1 1 2 2 4 2 1 4 3 2 3 2 1

31 5 1 3 5 1 2 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3

32 18 1 2 4 1 3 1 2 4 2 4 1 4 4 4 4 1 2 4 2 2 3 3 1

33 6 2 2 4 1 2 4 3 4 1 4 1 4 4 2 4 2 2 2 4 2 2 1 1

34 9 2 2 1 3 1 4 2 3 1 2 1 4 3 2 4 2 1 2 1 4 2 2 1

35 23 1 1 5 1 2 2 2 2 2 3 2 4 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2

36 7 2 3 2 1 0 4 2 3 1 3 1 3 2 4 3 4 4 2 2 1 2 3 1

37 11 1 1 9 1 2 2 2 2 1 2 1 3 2 4 4 3 1 4 2 2 2 1 2

38 14 1 3 4 4 2 4 3 4 1 2 1 3 4 2 4 4 3 2 2 3 2 2 1

39 13 1 3 5 3 1 3 3 2 2 1 1 4 3 3 3 3 1 2 2 2 1 2 1

40 12 2 2 1 3 2 4 2 3 1 2 1 4 4 4 4 2 1 2 3 1 2 2 1

41 19 2 3 3 1 2 2 1 4 1 4 1 4 4 4 3 2 1 2 2 2 2 1 4

42 17 2 2 3 1 2 4 2 1 1 4 1 4 4 2 4 4 1 2 2 4 1 2 2

43 16 2 2 3 1 2 3 2 4 1 4 1 4 4 2 4 2 1 2 2 1 2 2 1

44 14 2 2 1 1 1 2 2 2 2 4 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 1 2

45 8 2 5 2 3 0 3 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2

46 12 1 3 3 1 3 3 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

47 21 1 1 3 1 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 1 4 1

48 17 2 3 3 1 2 3 2 4 1 3 1 4 4 4 4 4 1 2 1 1 2 2 2

49 11 2 2 2 1 1 1 2 4 2 2 2 4 2 4 4 2 2 2 3 3 2 4 2


(1)

51 14 2 2 1 3 1 4 2 3 1 4 1 3 3 2 4 2 1 2 4 4 4 4 1

52 21 2 1 2 1 0 4 2 1 2 3 4 2 2 4 2 2 1 4 4 2 2 4 4

53 17 1 1 5 2 1 3 2 2 2 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

54 11 1 3 9 1 1 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3

55 15 2 2 3 1 1 3 2 2 1 3 1 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3

56 9 2 3 2 1 0 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3

57 15 1 1 3 1 2 3 2 4 2 4 3 2 2 2 2 1 1 4 2 3 3 4 1

58 21 1 1 3 1 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3

59 6 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 3 3 2 2 2

60 5 1 2 9 4 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3

61 10 2 3 3 1 2 3 2 2 2 3 1 2 2 1 2 3 3 3 3 1 3 3 3

62 3 1 1 4 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3

63 17 2 3 2 3 0 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3

64 5 2 2 2 1 0 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2

65 9 2 2 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 2

66 1 2 2 3 2 1 3 2 2 2 3 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3

67 21 2 2 2 3 0 3 2 2 1 4 1 2 2 1 3 3 2 3 3 1 3 4 2

68 14 2 2 3 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 3 4 2 4 4

69 8 2 2 3 1 2 2 2 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4

70 7 2 3 2 3 0 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 4 3

71 17 1 5 7 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2

72 15 1 3 3 1 2 3 2 2 2 3 1 2 2 3 2 2 1 2 3 3 2 2 2

73 5 2 4 8 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3

74 4 2 2 1 3 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3

75 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3

76 16 1 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2

77 6 2 3 2 3 0 3 2 3 3 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3

78 2 1 5 7 6 4 2 4 2 3 3 2 1 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3


(2)

79 3 2 2 4 3 1 3 2 2 3 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3

80 4 2 1 2 1 0 3 2 3 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 3 4 3 3 3

81 5 2 2 4 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3

82 6 2 3 2 3 0 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 2 3 3

83 10 2 3 2 1 0 4 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 4 3

84 20 2 3 2 1 0 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3

85 8 1 2 3 1 3 3 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2


(3)

Lampiran 12 JADWAL PENELITIAN

No AktivitasPenelit

ian Sep-14 Oktober 2014 Nov-14

Desember 2014

Januari Februari

2015 Maret 2015 Apr-15

Mei Juni Juli

2015 2015 2015 2015

MingguKe- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuanjudul

penelitian 2 Menyusun Bab

1

3 Menyusun Bab 2

4 Menyusun Bab 3

5 Menyusun Bab 4 6 Menyerahkan proposal penelitian 7 Ujiansidang proposal 8 Revisi proposal

penelitian 9 UjiValiditas&R

eliabilitas 10 Pengumpulan

data 11 Analisa data 12 Pengajuansidan gskripsi 13 Ujiansidangskri psi 14 Revisiskripsi 15 Mengumpulkan skripsi


(4)

(5)

Lampiran 14

TAKSASI DANA PENELITIAN

1. Proposal

Penelusuran literatur dari internet Rp 150.000,. Pencetakan literatur dari internet Rp 50.000,. Fotokopi literatur dari buku Rp

100.000,-Pencetakan Proposal Rp

70.000,-Penggandaan dan penjilidan Proposal Rp

50.000,-2. Pengumpulan Data

Administrasi surat survei awal Rp 50.000,-Biaya izin penelitian dilokasi Rp

50.000,-Transportasi Rp

250.000,-Penggandaan kuesioner dan lembar persetujuan repondenRp

130.000,-Souvenir penelitian Rp

1.040.000,-3. Analisa Data Dan Penyusunan Laporan

Pencetakan skripsi Rp

80.000,-Penggandaan dan penjilidan skripsi Rp

150.000,-CD Rp

10.000,-Biaya tidak terduga 10% Rp

140.000,-Total Rp


(6)

Lampiran 15 Riwayat Hidup

Nama Lengkap : Selvi Angraini Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Medan, 20 November 1993 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Tinggi/Berat : 163/58 kg

Alamat : Jl. A.R Hakim Gg Sehat No 5 Medan No Telp/HP : 083197950221

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

No Sekolah Tahun/Alumni

1 SD Negri 060126 2005

2 SMP Negri 4 Medan 2008