PERKEMBANGAN ISLAM DI KOREA SELATAN (1950-2006).

(1)

PERKEMBANGAN ISLAM DI KOREA SELATAN (1950-2006)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Sejarah

Oleh Siska Nurmalasari

1002008

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PERKEMBANGAN ISLAM DI KOREA SELATAN (1950-2006)

Oleh Siska Nurmalasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Srjarah Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

© Siska Nurmalasari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SISKA NURMALASARI

PERKEMBANGAN ISLAM DI KOREA SELATAN (1950-2006)

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Dr. Agus Mulyana, M.Hum NIP. 19660808 199103 1 002

Pembimbing II

Dr. Leli Yulifar, M.Pd NIP.19641204 199001 2 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Sejarah

Dr. Agus Mulyana, M.Hum NIP. 19660808 199103 1 002


(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Perkembangan Islam di Korea Selatan (1950-2006)”. Permasalahan utama yang diangkat dan dikaji dalam skripsi ini adalah

“Bagaimana Islam dapat masuk dan berkembang di Korea Selatan tahun 1950

-2006?”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) memeperoleh gambaran mengenai bagaimana latar belakang masuknya Islam ke Korea Selatan, (2) memperoleh gambaran mengenai proses perkembangan Islam di Korea Selatan tahun 1950-2006, (3) mendeskripsikan dampak masuknya Islam ke Korea Selatan, (4) menganalisis dampak masuknya Islam bagi kehidupan masyarakat Korea Selatan dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan langkah-langkah penelitian yang sesuai dengan metode penelitian sejarah yang meliputi empat tahapan, yaitu pengumpulan sumber (heuristik, kritik sumber (eksternal dan internal), interpretasi dan terakhir adalah historiografi. Pengumpulan sumber dan data penelitian dalam skripsi hanya menggunakan sumber tertulis dan menggunakan studi literatur. Penelitian ini pun menggunakan pendekatan interdisipliner dengan menggunakan beberapa teori dan konsep dari ilmu sosiologi. Teori yang digunakan penulis adalah teori perubahan sosial. Dengan digunakannya teori tersebut, dapat membantu penulis untuk menganalisis mengenai masuk dan berkembangnya Islam di Korea Selatan tahun 1950-2006. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan beberapa kesimpulan. Pertama, budaya bangsa Korea sangat melekat dalam kehidupan sosial masyarakatnya, sehingga tidak mungkin bagi masyarakat Korea untuk menerima budaya baru atau agama baru. Kedua, awal masuknya Islam ke Korea Selatan terbagi beberapa periode yaitu periode kuno dan periode modern, dalam periode modern terbagi menjadi 3 periode, pembagian periode ini terjadi karena Islam sempat masuk pada zaman dinasti Sin-Ra yang kemudian menghilang dan pengaruh Islam datang lagi setelah tentara Turki masuk ke Korea Selatan pada saat peristiwa Perang Korea.

Ketiga,perkembangan Islam di Korea Selatan mendapat beberapa hambatan

sehingga Islam tidak begitu cepat diterima oleh masyarakat Korea Selatan dikarenakan kebudayaan yang berbeda dan keteguhan masyarakat Korea untuk mematuhi adat budaya warisan nenek moyang mereka. Keempat,dari masuknya Islam ke Korea Selatan berdampak pada kehidupan sosial dan politik-ekonomi di Korea Selatan, terlihat dari beberapa hubungan bilateral dengan negara-negara Islam mulai erat saat geliat Islam di Korea Selatan mulai muncul, dengan bantuan dari berbagai negara Islam umat muslim di Korea tidak merasa khawatir lagi karena sebagai kaum minoritas.


(5)

ABSTRACT

This thesis titled “Development Of Islam At South Korea (1950-2006)”. The main of the problems are can be raised and examind in thesis this is “How Islamic can entry and developed at South Korea (1950-2006). As for purpose of tihs research is to (1) obtain an everview how Islamic can be at South Korea, (2) obtain an overview of the development process Islam at South Korea (1950-2006), (3) described of the entry for Islam to South Korea , (4) analyzes impact of the entry islam the peoples South Korea in Social, economy and political. The research of this thesis use measure research in accordance with the methods of historycal which incluedes foor stage tha is collection sources (heuristic, criticism, source (intern and ekstern), interpretations and the last one is historiography). The collection sourch and research in thesis only use writen source and study literature. The research used the interdiciplinary using several theories and concepts of knowlage sociology. The theory used writer is social of change. By using that theory can help writer to analyze aboout in and the development of Islam in South Korea 1950-2006. Based on the results of the research was obtained some conclution. First, culture of the Korean is Strongly at tached to social life society, it is religion. Second, early the entry of Islam to South Korea are didived into several the period which is a period of ancient and the period modern, in the period modern divide in 3 period, a subtitution of a period because Islam was entry in the time of dinasti Sin-Ra then disappared and influence of Islam come again after turkish army in to South Korea when yhe incident the Korean Wars. Third, islam development at South Korea got some detention so Islam not so fast accepted by the South Korean peoples because several different cultures and firmness the South Korean Peoples to comply with indigenouse culture inheritance their father /ances turs. Four from entering Islam at South Korea had an impact on the life of social, and political-economic at South Korea, can be seen from the some bilateral relations between the Islam state come closely when giliat Islam at South Korea have been concerned with the help of various Islam State , mislims at South Koreawas not worried because as a minority.

Key words: Entrying, Islam South Korea, Korean War, mosques central Seoul,


(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

Skripsi yang berjudul "Perkembangan Islam Di Korea Selatan (1950-2006)" ini menggunakan metode historis sebagai metode penelitiannya, dengan menggunakan teknik studi literatur sebagai teknik penelitiannya. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai langkah, prosedur atau metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan judul skripsi.Metode historis adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman peninggalan masa lampau termasuk didalamnya metode dalam menggali, memberi penilaian, mengartikan serta menafsirkan fakta-fakta masa lampau untuk kemudian dianalisis dan ditarik sebuah kesimpulan dari peristiwa tersebut (Gottchalk, 1986:32).

Pada bagian pertama penulis akan menjelaskan metode dan teknik penelitian secara teoritis sebagai landasan dalam pelaksanaan penelitian yang penulis lakukan. Pada bagian kedua akan dijelaskan mengenai tahapan-tahapan persiapan dalam pembuatan skripsi, yaitu dimulai dari penentuan tema, penyusunan rancangan penelitian, mengurus perizinan dan proses bimbingan. Bagian ketiga berisi tentang pelaksanaan penelitian yang dimulai dari pengumpulan data (heuristik) baik sumber tertulis maupun lisan, kritik sumber dan interpretasi. Pada bagian terakhir akan dipaparkan mengenai proses penulisan skripsi atau historiografi sebagi bentuk laporan tertulis dari penelitian sejarah yang telah dilakukan.

3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian skripsi ini adalah metode historis atau metode sejarah dengan menggunakan studi literatur, sebagai teknik penelitiannya. Metode sejarah sebagai suatu cara bagaimana mengetahui


(7)

metode sejarah merupakan petunjuk khusus tentang bahan, kritik, interpretasi, dan penyajian sejarah.

Menurut Iqbal (2002: 22) penelitian sejarah merupakan penelitian yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber sejarah serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan-keterangan tersebut. Adapun menurut Sukardi (2003: 203) penelitian sejarah adalah salah satu penelitian mengenai pengumpulan dan evaluasi data secara sistematik, berkaitan dengan kejadian masa lalu untuk menguji hipotesis yang berhubungan dengan faktor-faktor penyebab, pengaruh atau perkembangan kejadian yang mungkin membantu dengan memberikan informasi pada kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang. Kesimpulan yang dapat diambil peneliti dari beberapa pengertian tersebut adalah bahwa metode sejarah merupakan proses penelitian terhadap sumber-sumber masa lampau yang dilakukan secara kritis-analitis dan sistematis dengan akhir kontruksi imajinasi yang disajikan secara tertulis.

Ismaun (1990: 12-136), mengungkapkan beberapa langkah yang harus dilakukan dalam melakukan metode sejarah yaitu:

1. Heuristik (pengumpulan sumber-sumber sejarah) 2. Kritik eksternal dan internal (menilai sumber sejarah) 3. Interpretasi (menafsirkan sumber sejarah)

4. Historiografi (penulisan sejarah)

Dalam memilih topik penelitian, menurut Gray (Sjamsuddin, 2007:90-91) peneliti harus memperhatikan empat kriteria ; nilai, keaslian, kepraktisan dan kesatuan.

a. Nilai (Value). Topik harus sanggup memberikan penjelasan atau suatu yang berarti dan dalam arti suatu yang universal, aspek dari pengalaman manusia-barangkali melalui pendekatan kaji kasus atau dengan mendemonstrasikan hubunganya dengan gerakan yang lebih besar.


(8)

b. Keaslian (Originality), topik yang dipilih harus benar-benar baru. Dalam artian jika penelitian tersebut telah dikaji, maka peneliti perlu menampilkan sesuatu fakta dan interpretasi yang baru.

c. Kepraktisan (Practicality), topik yang diangkat peneliti perlu memperhatikan mengenai kemudahan dalam memperoleh sumber-sumber dan kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber tersebut. Di satu sisi peneliti pun perlu memperhatikan pula ruang lingkup dari kedalamannya. Apakah topik akan digunakan untuk suatu karya tulis ilmiah berupa makalah, skripsi, tesis, disertasi atau buku. Sehingga tingkat kedalaman dari topik yang diangkat dapat disesuaikan

d. Kemudian terakhir yaitu kesatuan (Unity). Setiap penelitian harus mempunyai suatu kesatuan tema, atau diarahkan kepada suatu pertanyaan atau proporsi yang bulat, yang akan memberikan peneliti suatu titik bertolak, suatu arah maju ke tujuan tertentu, serta suatu harapan atau janji yang akan melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang khusus.

Peneliti memasukan langkah-langkah di atas yaitu memilih judul atau topik yang sesuai, mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik, dan membuat catatan yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung ke dalam langkah heuristik. Langkah mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah berhasil dikumpulkan sebagai langkah kritik sumber. Langkah menyusun hasil penelitian ke dalam suatu pola yang benar atau sistematika tertentu, dan menyajikan serta mengkomunikasikannya kepada pembaca dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian, sehingga dapat dimengerti sebagai langkah interpretasi dan historiografi. Pada tahapan historiografi yang disajikan oleh Sjamsuddin, langkah penulisan dan interpretasi dinyatakan sebagai kegiatan yang tidak terpisahkan, dengan kata lain “bersamaan” atau simultan (Sjamsuddin, 1996: 153).

Dalam persiapan penelitian ini merupakan langkah awal dalam menemukan kajian yang akan dibahas dalam skripsi penulis. persiapan penelitian tersusun kedalam beberapa tahapan, yaitu perencanaan atau penentuan dan pengajuan tema penelitian, penyusunan rancangan penelitian dan bimbingan.


(9)

Tahap ini merupakan langkah awal dalam memulai penelitian. Ketertarikan penulis terhadap tema penelitian ini setelah mengkaji beberapa literatur baik dari buku maupun artikel serta film dokumenter yang berkaitan dengan Korea Selatan. Setelah penulis mengkaji literatur dari buku tentang Perang Korea, penulis sangat tertarik untuk menggali lebih dalam yang ternyata ada keunikan dalam peristiwa tersebut, yaitu dengan datangnya pengaruh Islam yang di bawa oleh tentara Turki ke Korea Selatan. Seperti yang diketahui bahwa Korea sangat kaya akan budaya dan keragamannya serta masyarakatnya yang sangat taat dan menjungjung tinggi adat istiadatnya bisa menerima agama islam sebagai agama baru yang dalam catatan sejarahnya bahwa masyarakat Korea Selatan menganut kepercayaan Buddhisme, Konfusianisme dan sebagainya.

Setelah penulis menentukan tema kajian, penulis mencoba meramu hasil bacaan dan hasil analisisnya dengan merancang judul penelitian “Perkembangan Islam Di Korea Selatan (1950-2006)”. Selanjutnya penulis mengajukan rancangan judul penelitian tersebut kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) yang secara khusus menangani masalah penulisan skripsi di Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Judul pertama yang diajukan penulis adalah “Islam Di Korea Selatan : Kajian Terhadap Perkembangan Islam Di Korea Selatan Tahun 1950-2008)”.Setelah judul tersebut disetujui, penulis diperkenankan menyusun suatu rancangan penelitian dalam bentuk proposal.

Sebelum menyusun rancangan penelitian, penulis melakukan kegiatan untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan kajian skripsi dengan membaca literatur-literatur baik berbentuk artikel ataupun buku-buku, dengan browsing di internet atupun dengan mengunjungi berbagai perpustakaan yang ada di kota Bandung, seperti perpustakaan UPI, UNPAD, UIN Sunan Gunung Djati, KAA, Perpustakaan Daerah Jawa Barat juga mengunjungi berbagai toko buku seperti Gramedia, Toga Mas, Gunung Agung dan Palasari serta Penerbit Perpustakaan Mizan dan Pameran Buku Bandung. Rancangan Penelitian pada dasarnya memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. Rancangan penelitian yang sudah


(10)

disusun dalam bentuk proposal diserahkan kepada TPPS untuk dipertimbangkan dalam seminar. Proses bimbingan proposal berlangsung kurang lebih 4 minggu.

Setelah Seminar Pra-Rancangan Penulisan Skripsi pada tanggal 21 Januari 2015 di Laboratorium Departemen Pendidikan Sejarah dan mendapat masukan dari Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) serta calon pembimbing. Penulis mendapatkan saran untuk mengubah sedikit judul yang sebelumnya menjadi

"Perkembangan Islam Di Korea Selatan (1950-2006)". Pengesahan penelitian

dikeluarkan melalui surat keputusan dari Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Departemen Pendidikan Sejarah No: 01/TPPS/JPS/PEM/2015. Setelah disetujui, pengesahan untuk penulisan dikeluarkan melalui Surat Keputusan Ketua Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan sekaligus penentuan pembimbing skripsi tanggal 05 Februari 2015, yaitu Bapak Dr. Agus Mulyana, M.Hum (sebagai pembimbing I) dan Ibu Leli Yulifar, M.Pd (sebagai pembimbing II).

Pada konsultasi awal penulis mendapatkan masukan mengenai substansi skripsi serta mengenai prosedur bimbingan baik dari pembimbing I maupun dari pembimbing II. Konsultasi biasanya dimulai mengenai judul dan fokus permasalahan yang dihadapi dalam setiap bab dari isi skripsi ini. Selama penelitian berlangsung, penulis dibimbing oleh Bapak Dr. Agus Mulyana, M.Hum sebagai pembimbing I dan Ibu Leli Yulifar, M.Pd sebagai pembimbing II sesuai dengan ketetapan dalam seminar proposal.

Proses bimbingan dilakukan melalui kesepakatan antara kedua belah pihak. Jadwal konsultasi bersifat bebas dan setiap pertemuan membahas satu bab yang diajukan, revisi maupun konsultasi sumber. Konsultasi dilakukan tidak hanya cukup dengan satu kali bimbingan karena selalu ada yang harus diperbaiki, ditambah atau dikurangi oleh penulis sesuai anjuran dari pembimbing. Konsultasi dilakukan sampai semua bab selesai dan penulisannya benar. Proses bimbingan ini sangat membantu peneliti dalam penelitian. Proses bimbingan diperlukan dalam proses penelitian sebagai upaya untuk berkonsultasi, berdiskusi, dan memberikan pengarahan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi penulis. Setiap hasil bimbingan dicatat dalam lembar frekuensi bimbingan.


(11)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya peneliti mengunakan metode dalam penulisan penelitian skripsi ini adalah metode historis atau metode sejarah dengan menggunakan studi literatur, sebagai teknik penelitiannya. Ismaun (1990: 12-136), mengungkapkan beberapa langkah yang harus dilakukan dalammelakukan metode sejarah yaitu:

1. Heuristik (pengumpulan sumber-sumber sejarah) 2. Kritik eksternal dan internal (menilai sumber sejarah) 3. Interpretasi (menafsirkan sumber sejarah)

4. Historiografi (penulisan sejarah)

Penulis akan melakukan langkah-langkah penelitian yang dikembangkan oleh Ismaun di atas. Menurut beliau metode penelitian sejarah terbagi ke dalam empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Adapun yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Heuristik

Tahap pertama dalam suatu penelitian sejarah adalah mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Proses pengumpulan sumber dalam penelitian sejarah dinamakan

Heuristik. Menurut Ismaun (2005:49), heuristik yaitu pencarian dan pengumpulan

sumber-sumber sejarah yang relevan dengan masalah yang akan diangkat oleh peneliti. Cara yang dilakukan adalah mencari dan mengumpulkan sumber, buku-buku dan artikel-artikel yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Secara sederhana sumber-sumber sejarah dapat berupa: sumber benda peninggalan, sumber tertulis dan sumber lisan. Secara lebih luas lagi, sumber sejarah dapat dibedakan kedalam sumber formal dan sumber informal. Selain itu, dapat diklasifikasikan dalam sumber primer dan sumber sekunder.

Menurut G.J Reiner (dalam Abdurahman, 2007:64), heuristik adalah suatu teknik, suatu seni, dan bukan suatu ilmu. Oleh karena itu, heuristik tidak mempunyai peraturan peraturan umum. Sedangkan menurut Helius Sjamsuddin (2007:86), heuristik adalah sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk


(12)

mendapatkan data-data, atau materi sejarah, atau evidensi sejarah. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dan fakta mengenai perkembangan Islam di Korea Selatan. Proses pencarian data dan fakta tersebut peneliti tempuk dengan cara mencari buku-buku yang sesuai dengan tema yang peneliti angkat dari perpustakaan umum maupun universitas serta toko-toko buku yang ada di kota Bandung.

Pada tahap ini, peneliti melakukan pencarian, pengumpulan dan pengklasifikasian berbagai sumber yang berhubungan dengan topik penelitian. Proses pencarian sumber ini sering disebut dengan proses Heuristik. Menurut Gottslack (1975:35).

“Heuristik sejarah tidak jauh berbeda dalam hakekatnya dengan kegiatan bibiliografis yang lain sejauh menyangkut buku-buku yang tercetak. Akan tetapi sejarawan harus mempergunakan banyak material yang tidak terdapat didalam buku-buku.”

Material yang dimaksud adalah sumber-sumber sejarah selain buku, baik berupa catatan, dokumentasi atau peninggalan-peninggalan yang lainnya. Mengenai sumber-sumber sejarah Sjamsuddin (2007:96) menjelasknya, bahwa sumber-sumber sejarah dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara; formal (resmi) dan informal (tidakresmi); juga pembagian menurut asal (dari mana asalnya), isi (mengenai apa) dan tujuan (untuk apa), yang masing-masing dibagi-bagi lebih lanjut menurut waktu, tempat, dan cara atau produknya. Pemdibagi-bagian- Pembagian-pembagian ini berhubungan dengan aspek dari sumber atau testimoni dan pengetahuan ini amat membantu dalam mengevaluasi sumber-sumber.

Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber literature berupa buku, arsip, jurnal, dan referensi lainya yang tentunya relevan dengan topik penelitian skripsi ini. Peneliti mengkaji berbagai sumber buku, arsip, jurnal maupun artikel yang peneliti peroleh dari koleksi pribadi maupun dari tempat lain. Selain itu peneliti pun menggunakan artikel jurnal yang diperoleh dari pencarian di situs internet. Maka untuk memudahkan pemahaman pada tahap pencarian sumber sejarah ini, peneliti membagi nya kedalam dua sub bab sesuai dengan tempat pencarian sumber tersebut, pertama yaitu pencarian sumber


(13)

literatur atau buku di toko-toko buku dan pencarian di berbagai perpustakaan, yang terakhir yaitu pencarian di situs Internet.

1.1. Pencarian ke Toko-Toko Buku

Pada bulan Februari 2015 penulis mengunjungi toko-toko buku yang ada di kota Bandung, mulai dari Gramedia, Lawang Buku dan mengunjungi sentra buku lama di jalan Wastu Kencana., bahkan ke sentra buku Palasari. Namun pencarian yang dilakukan di toko-toko buku tersebut hasilnya sedikit. Peneliti hanya menemukanbuku yang berjudul Sejarah Korea yang ditulis oleh Tim Pusat Sejarah Korea terbitan dari Gadjah Mada University (2005), dan buku

Perang-Perang Paling Berpengaruh di Dunia karya Akhmad Iqbal yang diterbitkan oleh

Jogja Bangkit Publisher tahun 2010.

Selain pencarian di sentra buku tersebut, penulis intensif mengunjungi toko buku Gramedia, Bandung. Penulis mendapatkan buku tulisannya oleh Leo Agung yang berjudul Sejarah Asia Timur 2, terbitan Ombak tahun 2012. Pemilik toko buku ini pun membantu peneliti dalam melakukan proses pencarian sumber buku yang berkaitan dengan Sejarah Korea Selatan dan segala yang berkaitan dengan Korea Selatan. Namundalam pencarian buku disana peneliti tidak mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema yang diteliti.

1.2. Pencarian ke Beberapa Perpustakaan

Selain sentara atau toko buku, pencarian sumber pun dilakukan peneliti dengan mengunjungi beberapa perpustakaan-perpustakaan di daerah Kota Bandung. Perpustakaan pertamayangpeneliti kunjungi yaitu Perpustakaan

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada bulan Januari 2015 sampai bulan

Mei 2015. Di perpustakaan ini peneliti mendapatkan beberapa buku yang membahas di antaranya, pertama buku yang berjudul “Jejak-Jejak Jaringan Kaum Muslim yang ditulis oleh Azyumardi Azra terbitan Hikmah (PT. Mizan Publika)


(14)

Selain buku-buku yang berkaitan dengan tema yang ditentukan, peneliti pun

mendapatkan sumber Skripsi yang berjudul “KONFUSIANISME DI KOREA

SELATAN: Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Masyarakat Korea (1962-1979)” Aqmarina Lailani Putri

(2014). Peneliti menggunakan Skripsi inidalam membantu menganalisis topik penelitian, di antaranyadi dalam Skripsi ini penulis mendapatkan buku yang berjudul The History Of Korea.ditulis oleh H.W Hanpada tahun 1970, dan buku yang berjudul Korea its Land, people and culture yang ditulis oleh Saa-Hakwon pada tahun 1970.

Perpustakaan kedua, yaitu Perpustakan Konferensi Asia-Afrika.Sejak bulan Januari-Mei 2015 peneliti intensif mengunjungi perpustakaan ini. Di perpustakaan ini peneliti mendapatkan sumber buku yang membahas tentang sejarah Korea, Islam di Korea dan Korea Selatandi antaranya; pertama buku yang ditulis oleh Abdul Haq yang berjudul Gerakan Islam di Korea dan Indonesia Pada Awal

Abad Kedua Puluh, Suatu Studi Historis (2010), di dalamnya terdapat time line

yang menjelaskan secara rinci bagaimana Islam bisa masuk ke Korea Selatan. Setelah melakukan pencarian bukti dan sumber-sumber yang relevan dengan pembahasan skripsi ini terkumpul, langkah selanjutnya adalah membuat catatan-catatan penting. Tujuan dari dibuatnya catatan penting tersebut adalah untuk memudahkan peneliti dalam memahami isi dari berbagai sumber yang telah ditemukan. Menurut (Sjamsuddin, 2007:89), “Pencatatan ini dapat menggunakan

system cards, dan dengan kemajuan teknologi kita dapat dimudahkan dengan

menggunakan fotokopi, komputer, dan Internet” Pada tahap ini peneliti membuat beberapa catatan ulasan penting yang berhubungan dengan perkembangan Islam di Korea Selatan.Catatan-catatan yang dibuat mengacu pada pertanyan penelitian yang terdiri dari yang melatarbelakangi masuknya Islam ke Korea Selatan tahun1950-2006, reaksi masyarakat Korea Selatan terhadap kehadiran pasukan perdamaian Turki tahun 1950, pengaruh dari masuknya Islam ke Korea Selatan dari mulai aspek sosial-budaya, politik hingga ekonomi di Korea Selatan tahun 1950-2006.


(15)

1.3 Pencarian di Situs Internet

Peneliti berusaha untuk mengumpulkan informasi dan pencarian sumber-sumber sejarah dengan berbagai cara. Sejak bulan Desember 2015, penulis banyak mengunjungi situs atau forum–forum internet yang membahas mengenai sejarah Islam. Tujuan dari mengunjungi situs internet ini, yaitu untuk memperoleh berbagai macam informasi mengenai sumber-sumber yang diperlukan dalam penelitian ini, baik berupa buku, jurnal ataupun artikel. Cara ini terbukti berhasil, karena penulis memperoleh beberapa sumber seperti artikel yang berkaitan dengan perkembangan Islam di berbagai Negara. ArtikelPerkembangan Islam di

Korea.

Selain buku yang berhubungan dengan tema penelitian, peneliti pun mendapatkan skripsi yang ditulis oleh Aqmarina Lailani mahasiwa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Jurusan Pendidikan Sejarah. Skripsi yang berjudul Konfusianisme di Korea Selatan: Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan politik Masyarakat Korea (1962-2979), tentunya skripsi ini membantu peneliti dalam menjelaskan Korea Selatan sangat berpegang teguh pada kepercayaan dan kebudayaannya terhadap Konfusianisme kemudian peneliti membandingkan dengan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian.

Sementara itu, artikel yang didapatkan di antaranya;artikelnya Antara News yang berjudul Sebanyak 37 Tentara Korsel Masuk Islam Sebelum ke Irak, yang diaksses 30 Januari 2015.

2.Kritik

Setelah melakukanpengumpulan dan membuat catatan-catan penting dari sumber yang telah didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan kritik sumber.Tahap kritik sumber ini merupakan tahap untuk menentukan uji kelayakan sumber, apakah sumber tersebut dapat digunakan atau tidak dalam penelitian ini.Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sjamsuddin (2007:131),


(16)

Tujuan dari kegiatan ialah bahwa setelah sejarawan berhasil mengumpulkan sumber-sumber dalam penelitiannya, ia tidak akan menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis pada sumber-sumber itu. Langkah selanjutnya ia harus menyaringnya secara kritis, terutama terhadap sumber-sumber pertama, aar terjaring fakta-fakta yang menjadi pilihannya. Langkah ini lah yang sering disebut kritik sumber, baik terhadap bahan materi (ekstern) sumber maupun terhadap substansi (isi) sumber.

Dalam proses kritik sumber, menurut Langlois & Seignobos (Sjamsuddin, 2007:130), peneliti diharuskan untuk melakukan kritik eksternal, internal dan terakhir pengecekan, keakuratan dan membandingkan sumber-sumber sejarah dengan tujuan mendapatkan fakta sejarah dalam merekontruksi sejarah.

2.1 Kritik Eksternal

Kritik eksternal adalah melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah” (Sjamsuddin, 2007:132). Lebih jaug lagi dalam kritik eksternal menurut Ismaun (2005:50) bagaimana kritik ekternal ini,

Dalam kritik ektern dipersoalkan bahan dan sumber, umur dan asal dokumen, kapan dibuat (sudah lama atau belum lama sesudah terjadi peristiwa yang diberitakan), dibuat oleh siapa, instansi apa, atau atas nama siapa, sumber itu asli atau salinan dan masih utuh seluruhnya atau sudah berubah.

Maka dapat disimpulkan bahwa kritik eksternal merupakan uji kelayakan sumber-sumber sejarah yang akan dijadikan sebagai bahan penunjang dalam penelitian sejarah dengan melihat aspek-aspek luarnya, sebelum melihat isi dari sumber tersebut. Kritik eksternal juga dilakukan untuk meminimalisasi subjektivitas dari berbagai sumber yang telah didapatkan.

Kritik eksternal terhadap sumber tertulis bertujuan untuk menilai kelayakan sumber sebelum mengkaji isi sumbernya itu sendiri. Kritik eksternal yang dilakukan oleh peneliti ialah terhadap sumber literatur yang ada di berbagai perpustakaan. Dalam proses kritik eksternal ini, peneliti beranggapan bahwa sumber dari berbagai perpustakaan khususnya di perpustakaan Konferensi Asia-Afrika tentang Perang Korea tahun1950 ini merupakan sumber primer yang


(17)

digunakan oleh peneliti dalam penulisan skripsi ini karena sumber tersebut merupakan sumber yang sezaman dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis. Jika dihubungkan dengan yang dimaksud dengan kritik eksternal yaitu sumber yang diklasifikasikan harus otentik dalam artian berada dalam periode yang sezaman dengan apa yang diteliti. Otentik yang dimaksud disini ialah bahwa sumber tersebut dapat melaporkan dengan benar mengenai sesuatu subjek yang tampaknya benar. Dalam hal ini peneliti mencoba untuk menghubungkan buku-buku tersebut dalam tindak lanjut masuknya Islam ke Korea Selatan. Sumber tersebut menurut peneliti dapat dipertanggungjawabkan keasliannnya karena hanya ada diperpustakaan KAA.

2.2 Kritik Internal

Kritik internal bertujuan untuk menguji reliabilitas dan kredibilitas sumber. Kritik ini mempersoalkan isi dari sumber sejarah. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Sjamsuddin (2007:143) bahwa “Kritik internal merupakan penilaian terhadap aspek dalam, yaitu isi dari sumber sejarah setelah sebelumnya disaring melalui kritik eksternal”. Menurut Ismaun (200:50) tujuan dari melakukan kritik internal yaitu,

tujuan untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatnya, tanggung jawab dan moralnya. Isinya dinilai dengan membandingkan kesaksian-kesaksian di dalam sumber dengan kesaksian-kesaksian sumber lain.

Berhubungan dengan tahap kritik internal ini, peneliti berusaha untuk menyaring dan mengkritisi semua sumber-sumber yang telah didapatkan pada proses heuristik. Sebagai contoh peneliti melakukan perbandinganbeberapa sumber buku dari berbagai perpustakaan maupun toko-toko buku.

Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan kritik terhadap sumber primer yang didapatkan peneliti dalam proses pengumpulan sumber yaitubuku tentang Perang saudara di Korea tahun 1950 yang di dalamnya ada peran PBB untuk misi prdamaian dengan mengirimkan tentara Turki yang mayoritas muslim.


(18)

3.Interpretasi

Interpretasi yaitu sebagai suatu usaha untuk memahami dan mencari keterhubungan antar fakta-fakta sejarah sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh dan rasional. Interpretasi ini juga sering disebut analisis sejarah. Menurut Kuntowijoyo (dalam Abdurahman, 2007:73), analisis sejarah itu sendiri bertujuan melakukan sintesis atau sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta-fakta itu dalam suatu interpretasi yang menyeluruh.

Satu pendapat dihubungkan dengan pendapat lainnya sehingga dapat menciptakan keselarasan penafsiran yang berhubungan dengan pembahasan yang dikaji yaitu perkembangan Islam di Korea Selatan. Adapaun pendekatan yang digunakan oleh peneliti untuk mengkaji pembahasan yang dikaji dalam skripsi ini yaitu pendekatan analisis-kritis.

Pada tahap ini penulis mencoba merangkai setiap fakta dan informasi yang diperoleh penulis sebelum menjadikannya suatu kesatuan yang utuh. Menurut Sjamsuddin (2007:158-159)

“Ketika Sejarawan menulis disadari atau tidak, diakui atau tidak, dinyatakan secara eksplisit atau implisit, mereka berpegang pada salah satu atau kombinasi beberapa filsafat sejarah tertentu yang menjadi dasar penafsirannya”.

Dalam melakukan penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah yang ditemukan, peneliti menggunakan pemikiran deterministik. Menurut Romein dan Lucey (Sjamsuddin, 2007:163), menjelaskan:

Filsafat sejarah determenistik menolak semua penyebab yang berdasarkan kebebasan manusia dalam menentukan dan mengambil keputusan sendiri dan menjadikan manusia semacam robot; manusia ditentukan oleh kekuatan yang berada diluar dirinya. Tenaga-tenaga yang berada diluar diri manusia kekuatannya ditentukan oleh kekuatan yang berasal dari dunia fisik seperti faktor-faktor geografis (luas daerah, letak daerah, iklim), etnologi (faktor keturunan, fisik biologis, yang rasial) faktor dalam lingkungan budaya manusia seperti sistem ekonomi dan sosial.


(19)

Filsafat deterministik digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisis latar belakang atau faktor yang membawa Islam masuk ke Korea Selatan. Menurut filsafat deterministik faktor berkembangnya Islam di Korea Selatan memliki faktor lain selain di dalam individu manusia. Faktor lainnya itu dapat berupa kondisi keadaan sosial dan politik yang menyebabkan manusia mengambil kebijakan dan keputusan sejarah. Di antara bentuk-bentuk penafsiran deterministik, peneliti memilih untuk menggunakan penafsiran sintesis. Penafsiran sintetis ini menganalisis beberapa faktor yang mengakibatkan suatu peristiwa sejarah. Sjamsuddin (2007: 170) menjelaskan penafsiran sintesis,

Penafsiran ini, tidak ada suatu kategori “sebab-sebab” tunggal yang cukup untuk menjelaskan semua fase periode perkembangan sejarah. Artinya perkembangan dan jalannya sejarah digerakkan oleh beberapa faktor dan tenaga bersama-sama dan manusia sebagai pemeran utamanya.

Pemilihan penafsiran sintesis pada penelitian skripsi digunakan karena masuknya Islam ke Korea Selatan tidak terlepas dari faktor-faktor pendorong seperti hubungan Korea Selatan dengan negara-negara Islam dalam bidang ekonomi, politik, budaya dan pendidikan.

Dalam melakukan interpretasi, peneliti menggunakan pendekatan interdisipliner. Pendekatan interdisipliner ini, peneliti menggunakan ilmu bantu berupa sosiologi. Tujuan dari penggunaan pendekatan interdipisipliner dalam penelitian ini yaitu untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis keadaan masyarakat Korea Selatan saat kehadiran tentara Turki dan membawa pengaruh Islam.


(20)

4.Historiografi

Tahap terakhir dari penelitian ini adalah menyajikan hasil penelitian. Pada tahap ini peneliti memaparkan dan melaporkan seluruh hasil penelitian dalam bentuk tulisan.Sjamsuddin (2007:156) menjelaskan hal yang perlu diperhatikanpada tahap penulisan sejarah:

“Ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan seluruh daya pikirannya, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan–catatan, tetapi yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya karena ia pada akhirnya harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil pnelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penulisan utuh yang disebut historiografi”.

Historiografi menurut Ismaun (2005: 28), “berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang telah lalu”. Dalam tahap ini peneliti menceritakan, merekontruksi peristiwa sejarah dari fakta-fakta yang di dapatkan setelah melakukan tahapan-tahapan sebelumnya, dari mulai pencarian data-data evidensi, pencatatan-pencatatan, kritik, sampai kepada tahap penyusunan atau penafsiran. Hal-hal yang didapat disertai dengan penafsiran-penafsirannya sehingga hasil dari historiografi berupa rekonstruksi dari peristiwa sejarah.

Penyusunan hasil penelitian yang telah diperoleh menjadi satu kesatuan tulisan sejarah yang utuh, selanjutnya dituangkan dalam sebuah laporan hasil penelitian dan ditulis dalam bentuk skripsi. Skripsi ini ditulis dengan jelas dalam gaya bahasa yang sederhana, ilmiah, dan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar sesuai dengan aturan dalam pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Laporan hasil penelitian ini disusun untuk kebutuhan studi akademis tingkat sarjana pada Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, sehingga struktur organisasi skripsi yang digunakan sesuai dengan buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah yang dikeluarkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia

(UPI). Adapun struktur organisasiskripsi ini terdiri dari lima bab, bab I sampai bab 5.


(21)

1. BAB I Pendahuluan

Pada bab ini menjelaskan latar belakang masalah yang di dalamnya memuat penjelasan secara umum mengenai perkembangan Islam di Korea Selatan tahun 1950-2006 layak untuk dijadikan sebuah penelitian. Bab ini juga berisi rumusan masalah untuk membatasi ruang lingkup permasahan yang akan dijawab pada bab IV. Selain itu bab ini juga memuat tujuan penulisan, manfaat penelitian, penjelasan judul, metode penulisan, serta sistematika penulisan yang akan menjadi kerangka dan pedoman penulisan skripsi.

2. BAB IIKajian Pustaka

Bab ini berisi tentang pemaparan mengenai berbagai sumber literatur yang digunakan oleh penulis sebagai sumber rujukan yang relevan dalam penulisan perkembangan Islam di Korea Selatan tahun 1950-2006. Sumber-sumber tersebut terdiri dari buku, jurnal, skripsi, surat kabar dan artikel online. Pada bab ini juga penulis akan memaparkan mengenai konsep-konsep beserta teori yang akan menjadi landasan dari penelitian ini seperti teori islamisasi, teori kebudayaan dan teori perubahan sosial.

3. BAB III Metode dan Teknik Penelitian

Metode Penelitianberisi mengenai rincian metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Metode yang digunakan oleh penulis, yaitu metode historis yang di dalamnya terdapat tahapan-tahapan dalam penelitian, antara lain; Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Kemudian penulis juga menggunakan pendekatan interdisipliner, yaitu pendekatan dengan menggunakan ilmu-ilmu sosial lainnya. Dengan menggunakan metode tersebut penulis setelah pengumpulan data melakukan kritik sumber hingga ke tahap penulisan atau historiografi. Dari setiap langkah yang di tempuh kemudian akan dipaparkan lebih rinci lagi sesuai dengan keadaan dilapangan


(22)

4. BAB IV Perkembangan Islam di Korea Selatan (1950-2006)

Pembahasan dalam bab ini berisikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai jawaban dari rumusan permasalahan yang telah diungkapan. Pembahasan dalam bab inimerupakan hasil dari penelitian yang telah penulis lakukan dari literatur-literatur yang telah penulis kaji. Dalam pemaparan pada bab ini akan dipaparkan secara rinci mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.

5. BAB V Kesimpulan

Bab ini merupakan pembahasan terakhir yang akan penulis paparkan sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan serta sebagai inti dari permasalahan pada bab-bab sebelumnya dan menguraikan saran atau rekomendasi yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait. Pada bab ini juga akan mengemukakan hasil temuan akhir ini merupakan pandangan peneliti tentang inti dari pembahasan penulisan. Selain itu ditambah pula berbagai atribut baku lainnya dari mulai kata pengantar sampai riwayat hidup penliti. Semua bagian tersebut termuat ke dalam bentuk laporan utuh, setelah dilakukan koreksi dan perbaikan yang diperoleh dari hasil konsultasi dengan dosen pembimbing skripsi.


(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Bab ini merupakan uraian simpulan dari skripsi yang berjudul “Perkembangan Islam Di Korea Selatan (1950-2006)”. Simpulan tersebut merujuk pada jawaban permasalahan penelitian yang telah diajukan sebelumnya. Ada beberapa hal pokok yang dapat penulis simpulkan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut.

Awal masuknya Islam ke Korea yang dapat penulis simpulkan adalah bahwa sejarah Islam di Korea terdapat 2 periode, Pertama adalah periode pada masa kuno dan Kedua adalah periode modern. Dalam periode kuno perkembangan Islam di Korea yaitu pada masa abad ke-9 selama periode dinasti Shilla Bersatu dengan kedatangan bangsa Persia dan pedagang-pedagang Arab. Banyak pedagang Arab datang ke Korea selama abad ke-11 dengan tujuan perdagangan yang berskala besar, yang mungkin telah mengikuti ritual keagamaan mereka sendiri, seperti berdoa, berpuasa dan mengejar tradisi adat mereka sendiri selama mereka tinggal di Korea. Tapi tidak ada bukti bahwa mereka tinggal secara permanen di Korea atau mulai menyebarkan pesan Islam pada periode ini.

Periode kedua atau periode modern dalam perkembangan Islam di Korea yaitu saat pasukan Turki datang untuk misi perdamaian dibawah payung PBB pada peristiwa perang Korea tahun 1950-1953. Sebenarnya dalam perkembangan Islam di Korea pada periode modern ini terbagi menjadi tiga periode yaitu 1950-1960 yang dimana pada rentang periode ini komunitas Muslim Korea muncul pada tahun 1955 dengan kelompok tentara Muslim Turki yang telah berpartisipasi dalam Perang Korea (1950-1953) di bawah bendera PBB. Para prajurit Turki, selain tugas mereka untuk mempertahankan perdamaian dan kebebasan, disebarkan agama mereka yang membuka jalan untuk awal dari sebuah era baru bagi Islam di Korea. Kemudian periode kedua yaitu tahun 1960-1976 yang dimana pada rentang periode ini negara-negara yang berbasis Islam yang berada


(24)

di kawasan Asia seperti Malaysia dan Pakistan membuka hubungan melihat perkembangan Islam yang sangat cepat di Korea Selatan. Pada periode ini pula Yayasan Islam Korea secara resmi terdaftar dan diakui sebagai wakil dari Komunitas Muslim di Korea. Periode yang ketiga yaitu tahun 1980 -2006 hingga sekarang yang dimana pada masa periode ini Masjid Central Seoul dan Islamic Centre akhirnya dibangun di kawasan Itaewon di Seoul pada tahun 1976, yang merupakan simbol kerjasama Korea-Arab. Pada saat yang sama, sebagai kelanjutan dari Korea Masyarakat Islam, Federasi Muslim Korea telah muncul sebagai tubuh yang unik dan hukum terpadu untuk propagasi Islam di Korea. Sejak April 1965 transformasi organisasi Korea Islamic society menjadi Korea Muslim Federation (KMF) mendorong bangkitnya dakwah di Korea Selatan. Korea Muslim Federation ini diakui sebagai badan hukum oleh Departemen Kebudayaan dan Penerangan.

Perang Korea menjadi pintu gerbang masuknya kembali Islam ke Korea dengan dibawa oleh tentara Turki. Selain itu, perkembangan Islam di Korea Selatan melalui periode yang panjang dikarenakan keberadaan Islam di Korea Selatan adalah sesuatu yang baru. Dengan proses yang panjang tersebut Islam mulai masuk ke dalam kehidupan bangsa Korea walau pun dipandang sebelah mata. Seperti yang diketahui bahwa bangsa Korea adalah bangsa yang memegang teguh kebudayaan nenek moyangnya. Hal ini menjadi unik karena Islam masuk ke Korea selatan yang mayoritas bangssa Korea beragama Buddha, Konguchu dan percaya pada Konfusianisme. Selain itu hal yang unik lainnya adalah para mualaf Korea berani meninggalkan kebudayaannya yang bertentangan dengan Islam, seperti kebiasaan minum-minuman beralkohol dan makan daging babi. Walaupun dengan begitu para mualaf di Korea merasa tidak nyaman apabila tidak mengikuti ritual minum-minum tersebut. Dengan minum bersama mereka anggap sangat penting karena dengan minum bersama dapat mencairkan suasana sehingga mereka bisa lepas berbicara dengan rekan kerjanya yang lain. Hal ini sulit didapatkan saat mereka beraada di kantor karena adanya hubungan hirarki dalam pergaulan masyarakat Korea. Mereka canggung untuk mengungkapkan isi hati mereka kepada rekan kerja yang lebih senior, lebih tua, atau yang lebih tinggi kedudukannya. Selain itu, mereka juga menganggap penting sul karena dengan


(25)

saling tawar menawari sul mereka dapat menunjukan rasa kasih sayang mereka kepada rekan kerjanya yang sudah mereka anggap sebagai anggota keluarganya. Selain kebiasaan bangsa Korea mengkonsumsi alkohol yang menjadi penghambat perkembangan Islam di Korea adalah kurangnya tenaga Da’i. Dakwah memiliki kedudukan yang sangat penting, maka secara hukum adalah kewajiban yang harus diemban oleh setiap muslim. Hal ini menjadi penghambat karena dengan kurangnya tenaga Da’i banyak mualaf Korea yang belum bisa membaca AlQur’an. Selain itu juga tempat-tempat beribadah yang ada di Korea Selatan untuk muslin di Korea sangat susah.

Ada pun faktor pendukung perkembangan Islam di Korea Selatan, diantaranya pendirian KMF (Korea Muslim Federation) sebagai lembaga dakwah. Dengan adanya KMF (Korea Muslim Federation) umat muslim di Korea Selatan menjadi tidak kesulitan lagi untuk mencari tempat beribadah. KMF ini juga membangun mesjid pertama di Korea Selatan tepatnya di Seoul. Selain itu, KMF juga menyediakan jasa konsultasi dan kesehatan pada para pekerja imigran muslim serta memberi informasi masjid atau mushala terdekat di seluruh Korea. Dengan adanya KMF ini Korea Selatan menjalin hubungan dengan negara-negara Muslim seperti Arab Saudi. Dengan begitu umat Islam di Korea tidak khawatir lagi dengan fasilitas dan pandangan sebelah mata dari masyarakat lain, karena dengan adanya Islam berdampak positif bagi politik di Korea Selatan.

Islam di Korea Selatan juga mendapat dukungan dari pemerintah Korea Selatan sendiri. Hal ini terlihat dari awal pendirian pusat Islam dan pembangunan mesjid sentral di Seoul. Pemerintah Korea Selatan menyumbangkan tanah seluas 500 meter persegi untuk pembangunan mesjid tersebut dan dibantu juga oleh negara Arab Saudi dan Malaysia. Jadi dengan didirikannya KMF dan organisasi-organisasi Islam lainnya yang ada di Korea Selatan, menjadikan umat muslin di Korea Selatan tidak kesulitan lagi dan merasa diakui agamanya oleh pemerintah. Seperti tanah yang di sumbangkan oleh almarhum Park Chung Hee untuk pendirian mesjid dan sekolah-sekolah yang berbasis Islam. Selain itu dengan diresmikannya KMF ini, hubungan Korea Selatan dan negara-negara muslim menjadi semakin erat. Walaupun masyarakat Korea Selatan awalnya memandang


(26)

aneh pada Islam tetapi sekarang sudah mulai mengerti, memahami sehingga agama Islam sangat berkesan. Pada tahun 1980-an orang Korea banyak yang bekerja di luar negeri khususnya di Timur Tengah sehingga selain bekerja, mereka juga mempelajari Islam. Begitu kembali ke Korea, mereka menyebarkan agama Islam kepada warga setempat. Kita lihat, masjid Korea mencontoh masjid di zaman Rasulullah. Berada di tengah-tengah kota Seoul, lantai pertamanya tempat perdagangan dan bisnis, lantai kedua sebagai masjid atau tempat shalat, dan lantai ketiga untuk jamaah wanita.

Dengan adanya kerjasama antara Korea Selatan dengan negara-negara Islam juga dapat dilihat saat Korea Selatan mengirimkan pasukannya ke Irbil-Irak. Pasukan Korea Selatan itu dinamai dengan pasukan Zaitun. Dalam misi tentara Korea Selatan ke Turki ini mereka banyak yang beragama Islam, karena secara tidak langsung sebelum tentara Korea Selatan dikirim oleh PBB ke Irak mereka harus menguasai bahasa Arab dari sinilah mereka mulai mengenal Islam. Secara tidak langsung tentara Korea Selatan mempelajari lebih dalam dari mulai bahasa dan budaya di Irak hingga agamanya, mereka mulai tertarik untuk mempelajari Islam

Lahirnya sebuah desa Islam di Korea Selatan pun menjadi faktor pendukung perkembangan Islam di Korea Selatan. Desa yang bernama Sang Yong ini mayoritas penduduk di sekitar mereka beragama Islam. Sehingga tidak ada lagi rasa tidak percaya diri atau di pandang sebelah mata oleh tetangganya saat beribadah atau tidak mengikuti kebiasaan adat minum di Korea Selatan. Selain itu, dengan adanya desa Sang Yong yang semua penduduknya agama Islam mereka bisa saling membantu dan mempererat persaudaraan antar penduduk Korea selatan juga bisa menyebarkan dakwah Islam ke desa-desa lain yang ada di Korea.

Dengan masuk dan berkembangnya Islam di Korea Selatan ini berdampak pada beberapa aspek kehidupan bangsa Korea dalam bidang sosial-budaya, bidang Politik dan ekonomi. Dalam bidang politik dan ekonomi Korea Selatan sendiri merubah sikap politiknya yang semula simpati terhadap Zionisme berubah menjadi simpati kepada dunia Islam. Untuk membangun kembali Korea Selatan


(27)

yang pernah hancur karena perang saudara, Korea Selatan ingin membangun kembali negaranya dengan menjalin hubungan yang erat dengan negara-negara muslim. Dengan melakukan kunjungan ke berbagai negara Islam dan ikut serta ke dalam gerakan Non Blok yang di dalamnya terdapat negara-negara Islam. Hal ini dapat disimpulkan bahwa usaha pemerintah Korea Selatan tersebut menunjukan bahwa pemerintah sangat mengharapkan bertambah eratnya hubungan antara rakyat Korea dengan negara Islam. Selain berdampak dalam hubungan politik pengaruh Islam juga berpengaruh dalah bidang ekonomi di Korea Selatan, Karena politik dan ekonomi tidak bisa dipisahkan.

Selain dalam bidang politik dan ekonomi keberadaan Islam di Korea Selatan juga berdampak pada kehidupan sosial dan kebudayaan bangsa Korea Selatan. Dampak masuknya Islam bagi kehidupan sosial masyarakat Korea Selatan yaitu berubahnya kebudayaan yang ada sejak zaman dulu setelah Islam masuk ke Korea. Seperti hal nya budanya meminum-minuman beralkohol dan mengkonsumsi daging babi, sangat jelas hal-hal tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini menjadikan masyarakat muslim Korea sangat sulit untuk merubah pola hidup seperti anjuran agama Islam dengan lingkungannya. Budaya mengkonsumsi minuman beralkohol itu sangat sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Korea Selatan karena budaya ini sudah ada sejak Zaman nenek moyang mereka, minuman beralkohol digunakan oleh masyarakat Korea sebagai sarana untuk bersosialisasi dengan yang lain.

5.2 Saran

Skripsi ini membahas tentang perkembangan islam di Korea Selatan pada tahun 1950-2006. Dari hasil tulisan ini peneliti mempunyai saran dan rekomendasi yang ingin peneliti sampaikan terhadap para pembaca, dunia pendidikan dan beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya:

1. Bagi dunia pendidikan, materi tentang islam di korea diharapkan dapat menjadi salah satu materi dalam pelajaran sejarah peminatan SMA/MA sederajat kelas XII khususnya pada KD: 3.1 Mengevaluasi perkembangan


(28)

dan dampak Perang Dingin terhadap kehidupan politik dan ekonomi global, karena masuknya islam di Korea merupakan salah satu dampak dari perang dingin. Selain itu hasil dari tulisan ini diharapkan bisa menjadi sumber bacaan bagi siswa yang mempelajari sejarah kontemporer dunia. 2. Bagi Departemen Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia

(upi), skripsi ini diharapkan dapat memperkaya tulisan mengenai sejarah kawasan Asia Timur, khususnya di Korea Selatan. Karena sejauh ini, skripsi yang meneliti tentang sejarah Korea Selatan masih jarang ditemukan di Departemen Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia

3. Kepada peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang Korea Selatan penulis menyarankan untuk datang ke perpustakaan Konferensi Asia Afrika karena di perpustakaan tersebut banyak terdapat sumber tentang Korea Selatan. Selain perpustakaan KAA, penulis juga menyarankan untuk mengunjungi perpustakaan Universitas Indonesia, karena yang penulis ketahui dari website perpustakaan UI, disana banyak terdata sumber buku maupun jurnal yang membahas tentang Korea. Penulis juga menyarankan kepada peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik terhadap Korea untuk mengakses web resmi kedutaan besar Republik Korea untuk Republik Indonesia yang tersedia dalam http://idn.mofa.go.kr/worldlanguage/asia/idn/system/search/ karena di web tersebut juga banyak tulisan tulisan yang memuat tentang Korea.

4. Selam menyusun skripsi ini penulis merasa kesulitan untuk mendapatkan sumber buku maupun artikel yang membahas tentang sejarah Korea Selatan. Dari hal tersebut penulis berharap kepada pihak perpustakaan dan kedubes Korea untuk Indoneisa, agar memperbanyak buku mengenai sejarah Korea Selatan karena buku sejarah korea di Indonesia masih sulit untuk ditemukan apa lagi yang memakai bahasa Indonesia. Sekarang sudah banyak orang yang mulai tertarik untuk meneliti segala sesuatu tentang Korea, dengan adanya sumber yang berbahasa Indonesia tentunya akan mempermudah bagi calon peneliti selanjutnya.


(29)

5. Bagi pemerintah Indonesia penulis mengharapkan agar Indonesia lebih sering mengadakan kerjasama dan memberikan dukungan khususnya terhadap keberadaan islam di Korea karena Indonesia terkenal sebagai salah satu negara pemeluk agama Islam terbanyak.


(1)

di kawasan Asia seperti Malaysia dan Pakistan membuka hubungan melihat perkembangan Islam yang sangat cepat di Korea Selatan. Pada periode ini pula Yayasan Islam Korea secara resmi terdaftar dan diakui sebagai wakil dari Komunitas Muslim di Korea. Periode yang ketiga yaitu tahun 1980 -2006 hingga sekarang yang dimana pada masa periode ini Masjid Central Seoul dan Islamic Centre akhirnya dibangun di kawasan Itaewon di Seoul pada tahun 1976, yang merupakan simbol kerjasama Korea-Arab. Pada saat yang sama, sebagai kelanjutan dari Korea Masyarakat Islam, Federasi Muslim Korea telah muncul sebagai tubuh yang unik dan hukum terpadu untuk propagasi Islam di Korea. Sejak April 1965 transformasi organisasi Korea Islamic society menjadi Korea Muslim Federation (KMF) mendorong bangkitnya dakwah di Korea Selatan. Korea Muslim Federation ini diakui sebagai badan hukum oleh Departemen Kebudayaan dan Penerangan.

Perang Korea menjadi pintu gerbang masuknya kembali Islam ke Korea dengan dibawa oleh tentara Turki. Selain itu, perkembangan Islam di Korea Selatan melalui periode yang panjang dikarenakan keberadaan Islam di Korea Selatan adalah sesuatu yang baru. Dengan proses yang panjang tersebut Islam mulai masuk ke dalam kehidupan bangsa Korea walau pun dipandang sebelah mata. Seperti yang diketahui bahwa bangsa Korea adalah bangsa yang memegang teguh kebudayaan nenek moyangnya. Hal ini menjadi unik karena Islam masuk ke Korea selatan yang mayoritas bangssa Korea beragama Buddha, Konguchu dan percaya pada Konfusianisme. Selain itu hal yang unik lainnya adalah para mualaf Korea berani meninggalkan kebudayaannya yang bertentangan dengan Islam, seperti kebiasaan minum-minuman beralkohol dan makan daging babi. Walaupun dengan begitu para mualaf di Korea merasa tidak nyaman apabila tidak mengikuti ritual minum-minum tersebut. Dengan minum bersama mereka anggap sangat penting karena dengan minum bersama dapat mencairkan suasana sehingga mereka bisa lepas berbicara dengan rekan kerjanya yang lain. Hal ini sulit didapatkan saat mereka beraada di kantor karena adanya hubungan hirarki dalam pergaulan masyarakat Korea. Mereka canggung untuk mengungkapkan isi hati mereka kepada rekan kerja yang lebih senior, lebih tua, atau yang lebih tinggi kedudukannya. Selain itu, mereka juga menganggap penting sul karena dengan


(2)

saling tawar menawari sul mereka dapat menunjukan rasa kasih sayang mereka kepada rekan kerjanya yang sudah mereka anggap sebagai anggota keluarganya. Selain kebiasaan bangsa Korea mengkonsumsi alkohol yang menjadi penghambat perkembangan Islam di Korea adalah kurangnya tenaga Da’i. Dakwah memiliki kedudukan yang sangat penting, maka secara hukum adalah kewajiban yang harus diemban oleh setiap muslim. Hal ini menjadi penghambat karena dengan kurangnya tenaga Da’i banyak mualaf Korea yang belum bisa membaca

AlQur’an. Selain itu juga tempat-tempat beribadah yang ada di Korea Selatan

untuk muslin di Korea sangat susah.

Ada pun faktor pendukung perkembangan Islam di Korea Selatan, diantaranya pendirian KMF (Korea Muslim Federation) sebagai lembaga dakwah. Dengan adanya KMF (Korea Muslim Federation) umat muslim di Korea Selatan menjadi tidak kesulitan lagi untuk mencari tempat beribadah. KMF ini juga membangun mesjid pertama di Korea Selatan tepatnya di Seoul. Selain itu, KMF juga menyediakan jasa konsultasi dan kesehatan pada para pekerja imigran muslim serta memberi informasi masjid atau mushala terdekat di seluruh Korea. Dengan adanya KMF ini Korea Selatan menjalin hubungan dengan negara-negara Muslim seperti Arab Saudi. Dengan begitu umat Islam di Korea tidak khawatir lagi dengan fasilitas dan pandangan sebelah mata dari masyarakat lain, karena dengan adanya Islam berdampak positif bagi politik di Korea Selatan.

Islam di Korea Selatan juga mendapat dukungan dari pemerintah Korea Selatan sendiri. Hal ini terlihat dari awal pendirian pusat Islam dan pembangunan mesjid sentral di Seoul. Pemerintah Korea Selatan menyumbangkan tanah seluas 500 meter persegi untuk pembangunan mesjid tersebut dan dibantu juga oleh negara Arab Saudi dan Malaysia. Jadi dengan didirikannya KMF dan organisasi-organisasi Islam lainnya yang ada di Korea Selatan, menjadikan umat muslin di Korea Selatan tidak kesulitan lagi dan merasa diakui agamanya oleh pemerintah. Seperti tanah yang di sumbangkan oleh almarhum Park Chung Hee untuk pendirian mesjid dan sekolah-sekolah yang berbasis Islam. Selain itu dengan diresmikannya KMF ini, hubungan Korea Selatan dan negara-negara muslim menjadi semakin erat. Walaupun masyarakat Korea Selatan awalnya memandang


(3)

aneh pada Islam tetapi sekarang sudah mulai mengerti, memahami sehingga agama Islam sangat berkesan. Pada tahun 1980-an orang Korea banyak yang bekerja di luar negeri khususnya di Timur Tengah sehingga selain bekerja, mereka juga mempelajari Islam. Begitu kembali ke Korea, mereka menyebarkan agama Islam kepada warga setempat. Kita lihat, masjid Korea mencontoh masjid di zaman Rasulullah. Berada di tengah-tengah kota Seoul, lantai pertamanya tempat perdagangan dan bisnis, lantai kedua sebagai masjid atau tempat shalat, dan lantai ketiga untuk jamaah wanita.

Dengan adanya kerjasama antara Korea Selatan dengan negara-negara Islam juga dapat dilihat saat Korea Selatan mengirimkan pasukannya ke Irbil-Irak. Pasukan Korea Selatan itu dinamai dengan pasukan Zaitun. Dalam misi tentara Korea Selatan ke Turki ini mereka banyak yang beragama Islam, karena secara tidak langsung sebelum tentara Korea Selatan dikirim oleh PBB ke Irak mereka harus menguasai bahasa Arab dari sinilah mereka mulai mengenal Islam. Secara tidak langsung tentara Korea Selatan mempelajari lebih dalam dari mulai bahasa dan budaya di Irak hingga agamanya, mereka mulai tertarik untuk mempelajari Islam

Lahirnya sebuah desa Islam di Korea Selatan pun menjadi faktor pendukung perkembangan Islam di Korea Selatan. Desa yang bernama Sang Yong ini mayoritas penduduk di sekitar mereka beragama Islam. Sehingga tidak ada lagi rasa tidak percaya diri atau di pandang sebelah mata oleh tetangganya saat beribadah atau tidak mengikuti kebiasaan adat minum di Korea Selatan. Selain itu, dengan adanya desa Sang Yong yang semua penduduknya agama Islam mereka bisa saling membantu dan mempererat persaudaraan antar penduduk Korea selatan juga bisa menyebarkan dakwah Islam ke desa-desa lain yang ada di Korea.

Dengan masuk dan berkembangnya Islam di Korea Selatan ini berdampak pada beberapa aspek kehidupan bangsa Korea dalam bidang sosial-budaya, bidang Politik dan ekonomi. Dalam bidang politik dan ekonomi Korea Selatan sendiri merubah sikap politiknya yang semula simpati terhadap Zionisme berubah menjadi simpati kepada dunia Islam. Untuk membangun kembali Korea Selatan


(4)

yang pernah hancur karena perang saudara, Korea Selatan ingin membangun kembali negaranya dengan menjalin hubungan yang erat dengan negara-negara muslim. Dengan melakukan kunjungan ke berbagai negara Islam dan ikut serta ke dalam gerakan Non Blok yang di dalamnya terdapat negara-negara Islam. Hal ini dapat disimpulkan bahwa usaha pemerintah Korea Selatan tersebut menunjukan bahwa pemerintah sangat mengharapkan bertambah eratnya hubungan antara rakyat Korea dengan negara Islam. Selain berdampak dalam hubungan politik pengaruh Islam juga berpengaruh dalah bidang ekonomi di Korea Selatan, Karena politik dan ekonomi tidak bisa dipisahkan.

Selain dalam bidang politik dan ekonomi keberadaan Islam di Korea Selatan juga berdampak pada kehidupan sosial dan kebudayaan bangsa Korea Selatan. Dampak masuknya Islam bagi kehidupan sosial masyarakat Korea Selatan yaitu berubahnya kebudayaan yang ada sejak zaman dulu setelah Islam masuk ke Korea. Seperti hal nya budanya meminum-minuman beralkohol dan mengkonsumsi daging babi, sangat jelas hal-hal tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini menjadikan masyarakat muslim Korea sangat sulit untuk merubah pola hidup seperti anjuran agama Islam dengan lingkungannya. Budaya mengkonsumsi minuman beralkohol itu sangat sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Korea Selatan karena budaya ini sudah ada sejak Zaman nenek moyang mereka, minuman beralkohol digunakan oleh masyarakat Korea sebagai sarana untuk bersosialisasi dengan yang lain.

5.2 Saran

Skripsi ini membahas tentang perkembangan islam di Korea Selatan pada tahun 1950-2006. Dari hasil tulisan ini peneliti mempunyai saran dan rekomendasi yang ingin peneliti sampaikan terhadap para pembaca, dunia pendidikan dan beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya:

1. Bagi dunia pendidikan, materi tentang islam di korea diharapkan dapat menjadi salah satu materi dalam pelajaran sejarah peminatan SMA/MA sederajat kelas XII khususnya pada KD: 3.1 Mengevaluasi perkembangan


(5)

dan dampak Perang Dingin terhadap kehidupan politik dan ekonomi global, karena masuknya islam di Korea merupakan salah satu dampak dari perang dingin. Selain itu hasil dari tulisan ini diharapkan bisa menjadi sumber bacaan bagi siswa yang mempelajari sejarah kontemporer dunia. 2. Bagi Departemen Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia

(upi), skripsi ini diharapkan dapat memperkaya tulisan mengenai sejarah kawasan Asia Timur, khususnya di Korea Selatan. Karena sejauh ini, skripsi yang meneliti tentang sejarah Korea Selatan masih jarang ditemukan di Departemen Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia

3. Kepada peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang Korea Selatan penulis menyarankan untuk datang ke perpustakaan Konferensi Asia Afrika karena di perpustakaan tersebut banyak terdapat sumber tentang Korea Selatan. Selain perpustakaan KAA, penulis juga menyarankan untuk mengunjungi perpustakaan Universitas Indonesia, karena yang penulis ketahui dari website perpustakaan UI, disana banyak terdata sumber buku maupun jurnal yang membahas tentang Korea. Penulis juga menyarankan kepada peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik terhadap Korea untuk mengakses web resmi kedutaan besar Republik Korea untuk Republik Indonesia yang tersedia dalam http://idn.mofa.go.kr/worldlanguage/asia/idn/system/search/ karena di web tersebut juga banyak tulisan tulisan yang memuat tentang Korea.

4. Selam menyusun skripsi ini penulis merasa kesulitan untuk mendapatkan sumber buku maupun artikel yang membahas tentang sejarah Korea Selatan. Dari hal tersebut penulis berharap kepada pihak perpustakaan dan kedubes Korea untuk Indoneisa, agar memperbanyak buku mengenai sejarah Korea Selatan karena buku sejarah korea di Indonesia masih sulit untuk ditemukan apa lagi yang memakai bahasa Indonesia. Sekarang sudah banyak orang yang mulai tertarik untuk meneliti segala sesuatu tentang Korea, dengan adanya sumber yang berbahasa Indonesia tentunya akan mempermudah bagi calon peneliti selanjutnya.


(6)

5. Bagi pemerintah Indonesia penulis mengharapkan agar Indonesia lebih sering mengadakan kerjasama dan memberikan dukungan khususnya terhadap keberadaan islam di Korea karena Indonesia terkenal sebagai salah satu negara pemeluk agama Islam terbanyak.