Pembentukan Portofolio Berdasarkan Investasi Nilai dengan Menggunakan Metode F_Score pada Saham-saham yang Terdaftar pada Indeks LQ45 Periode Februari 2005 - Januari 2010.

(1)

vi

ABSTRACT

This research tries to build a portfolio based on value investment from stocks recorded at Indeks LQ45 time line Februari 2005 to Januari 2010. This research uses fundamental analysis that is noted as F_SCORE. Portfolio that is formed in the year 2007 consists of 5 stocks; along with year 2008 and 2009 consists of 3 stocks. Return yield by high F_SCORE portfolio is simply lower if compare with return yield by high Book-To-Market portfolio during the year 2008-2009. While if return yield is compared with low F_SCORE then the result of high F_SCORE will be better in the year 2007 and 2009.


(2)

vii

ABSTRAK

Penelitian ini mencoba untuk membentuk suatu portofolio berdasarkan investasi nilai dari saham-saham yang terdaftar pada Indeks LQ45 periode Februari 2005 hingga Januari 2010. Metode yang digunakan adalah analisis fundamental yang dinotasikan dengan F_SCORE. Portofolio yang terbentuk pada tahun 2007 terdiri atas 5 saham, sedangkan tahun 2008 dan 2009 terdiri atas 3 saham. Return yang dihasilkan portofolio F_SCORE tinggi ternyata lebih rendah bila dibandingkan dengan return yang dihasilkan oleh portofolio Book-To-Market tinggi sepanjang tahun 2008-2009. Sedangkan bila return dibandingkan dengan F_SCORE rendah maka hasil yang didapat F_SCORE tinggi lebih baik pada tahun 2007 dan 2009.


(3)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...4

1.3 Pembatasan Masalah ...4

1.4 Tujuan Penelitian ...5

1.5 Manfaat Penelitian ...5

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ...6

2.1.1 Investasi ...6

2.1.2 Saham ...11


(4)

ix

2.1.4 Portofolio ...18

2.1.5 Laporan Keuangan ...21

2.1.5.1 Rasio Keuangan ...23

2.1.6 Penelitian Sebelumnya ...25

2.1.7 Pengukuran F_SCORE ...26

2.2 Kerangka Pemikiran...28

2.3 Hipotesis Penelitian ...29

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...30

3.1.1 Lokasi Penelitian ...30

3.1.2 Periode Pengamatan ...31

3.2 Jenis Penelitian...32

3.3 Definisi Operasional Variabel ...32

3.3.1 F_SCORE ...32

3.3.2 Book-To-Market ...32

3.4 Populasi dan Sampel ...33

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...36

3.6 Alat Analisis...36

3.6.1 Pengukuran F_SCORE ...37

3.6.2 Pengukuran Book-To-Market ...38

3.7 Hasil Pengolahan Data ...39

3.7.1 F_SCORE ...39


(5)

x

BAB 4 HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Keterbatasan Penelitian ...42

4.2 Hasil Penelitian ...43

4.2.1 Saham-saham LQ45 yang memiliki F_SCORE tinggi ...43

4.2.2 Perbandingan return F_SCORE dan BM ...44

4.2.3 Pengujian Hipotesis ...48

4.2.4 Kriteria ...50

4.2.5 Korelasi ...51

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ...53

Saran ...54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(6)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Laporan Keuangan Lampiran B. Indeks LQ45 Lampiran C. Analisi Rasio

Lampiran D. Perhitungan F_SCORE Lampiran E. Book-To-Market Lampiran F. Return


(7)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tindakan investasi adalah tindakan yang melalui analisis menyeluruh, menjamin keamanan dana pokok, dan memberikan keuntungan memadai. Tindakan yang tidak memenuhi persyaratan ini berarti tindakan spekulatif.(Graham,2003:38).

Investasi yang dilakukan investor dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu: investor agresif yang selalu memantau kondisi harga saham setiap waktu, dan investor nilai yang membeli saham-saham untuk jangka panjang tanpa melihat pergerakan harga saham setiap waktu.

Sebagai pemegang saham, keuntungan yang diterima oleh investor berupa dividen, maupun capital gain. Investor nilai memperoleh keuntungan dari pembagian dividen yang di berikan secara rutin pada pemegang saham tanpa terlalu memperdulikan kenaikan harga saham saat ini. Hal ini di sebabkan karena investor nilai percaya bila harga saham akan mengikuti kondisi fundamental perusahaan.

Melalui penetapan portofolio yang tepat atas saham-saham yang tepat maka akan diperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibanding investor agresif dengan melihat “kepanikan” yang dilakukan oleh investor agresif ketika kondisi pasar modal tidak menentu. Akibat gejolak (volatility) akan menciptakan peluang bagi investor yang cerdik. (Pardoe, 2005:137).

Setiap investor dapat membentuk portofolionya sendiri tanpa harus meminta saran pialang, penasihat saham, analis saham, maupun rekomendasi saham untuk saat ini. Hal ini dikarenakan mereka menumbuhkan anggapan bahwa berinvestasi di pasar


(8)

2

saham terlalu rumit bagi orang kebanyakan karena hal itu menjadi bagus untuk bisnis mereka (Pardoe, 2005:11). Lebih jelasnya para penasihat, analis, pialang memperoleh keuntungan dari setiap transaksi yang kita lakukan berupa fee dan itu memperkaya mereka.

Investor nilai yang sukses di antaranya Warren Buffett (orang terkaya ketiga di dunia dengan kekayaan US$ 47 miliar menurut Forbes Megazine bulan Agustus 2010), George Sorros, Benjamin Graham, dan banyak lagi investor nilai lainnya. Tetapi ada berapa banyak investor agresif yang masuk daftar orang terkaya dunia?

Hal ini menunjukkan investasi nilai memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dari pada capital gain yang diperoleh dalam jumlah terbatas. Dalam hal ini investor harus ingat bahwa investor membeli bisnis bukan saham (Pardoe, 2005:33). Maksud hal ini adalah saham merupakan bagian dari suatu perusahaan, bukan sebaliknya. Maka kondisi fundamental perusahaanlah yang harus kita lihat bila akan memutuskan membeli saham.

Beberapa contoh dari investor nilai paling besar, yaitu Warren Buffett membeli saham Coca Cola pada tahun 1987 setelah terjadi malapetaka akibat peluncuran “New Coke” yang saat itu sahamnya jatuh seharga menjadi US$ 11 per lembar saham. Buffett menilai perusahaan Coca Cola memiliki nilai intrinsik lebih besar dari pada harga saham saat itu sehingga ia membeli saham Coca Cola senilai US$ 1 miliar. Coca Cola merupakan merek yang paling kuat di dunia, dan memiliki sebuah “franchise”. Dan akibat dari investasi atas Coca Cola yang Buffett lakukan saat itu menghasilkan peningkatan nilai menjadi US$ 8 miliar saat ini. (Pardoe, 2005:7,34).


(9)

3

Buffett membeli saham Berkshire Hathaway seharga US$ 40 per lembar saham pada tahun 1974 dan pada tahun 2004 menjadi US$ 97.000 per lembar saham. Buffett membeli lebih dari 2 miliar saham PetroChina seharga US$ 488 juta dan sekarang senilai lebih dari US$ 1,2 miliar. Pada kasus lain dapat di ambil contoh saham Wal-Mart pada tahun 1970, jika membeli 100 lembar saham seharga US$ 16,50 per lembar saham, maka 20 tahun kemudian nilai investasi yang dilakukan sebesar US$ 1.650 akan menjadi US$ 3,1 juta pada US$ 62 per lembar saham saat ini. (Pardoe 2005: 30.54).

Tahun 1970, Sir Isaac Newton memiliki saham South Sea Company melepas saham yang dimilikinya sehingga memperoleh keuntungan £7.000, dan kembali membeli saham tersebut setelah harganya melambung tinggi sehingga mengalami kerugian sebesar £20.000 (atau lebih dari US$ 3 juta pada saat ini). Hal ini di akibatkan Sir Isaac Newton panik dan mengikuti arus pasar. (Graham,2003:32).

Maka dari itu diperlukan analisis menyeluruh atas keputusan investasi yang akan dilakukan dan sikap tidak mudah panik saat melihat kejatuhan harga-harga saham yang dimiliki. Penurunan harga saham merupakan peluang untuk membeli lebih banyak saham-saham yang memiliki nilai intrinsik lebih rendah dari pada harga saham saat itu.

Melalui analisis investasi nilai yang tepat, maka investor dapat menentukan portofolio yang sesuai. Portofolio ini dapat dilakukan pada saham-saham yang terdaftar dalam LQ45 pada IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Saham-saham yang terdaftar dalam LQ45 merupakan saham-saham yang liquid dan banyak di


(10)

4

perdagangkan oleh investor agresif sehingga dapat memperoleh keuntungan untuk membeli saham saat terjadi kepanikan pasar.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menganalisa saham-saham dengan judul “Pembentukan Portofolio Berdasarkan Investasi Nilai dengan Menggunakan Metode F_Score pada Saham-saham yang Terdaftar pada Indeks LQ45 Periode Februari 2005 - Januari 2010”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membatasi permasalahan dengan mengidentifikasikan hal-hal di bawah ini:

1. Apakah ada saham terdaftar pada LQ45 yang memiliki nilai F_SCORE yang tinggi?

2. Bagaimana return dari portofolio yang dibentuk berdasarkan nilai F_SCORE yang tinggi?

1.3 Pembatasan Masalah

Kriteria utama pemilihan saham ialah saham-saham yang sering diperjual-belikan oleh investor yang memiliki tingkat liquiditas tinggi dalam setiap hari perdagangannya di BEI. Saham-saham tersebut dimasukkan oleh BEI ke dalam Indeks LQ45. Saham-saham yang di ambil merupakan saham-saham yang terdaftar pada LQ45 periode Februari 2005 - Januari 2010.


(11)

5

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti melakukan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui kemungkinan pembentukan portofolio berdasarkan investasi nilai pada saham-saham yang terdafar pada LQ45.

2. Mengetahui ada tidaknya saham terdaftar pada LQ45 yang memiliki nilai intrinsik lebih rendah dari pada harga saham pada saat ini.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang bermanfaat bagi beberapa pihak.

1. Penulis

Penulis dapat mengetahui mengenai portofolio berdasarkan investasi nilai yang dapat dilakukan di Indonesia.

2. Investor

Investor memperoleh informasi dan rekomendasi saham-saham yang dapat dimasukkan dalam portofolio berdasarkan investasi nilai.

3. Akademisi

Akademisi dapat menggunakan untuk memperoleh informasi, menambah pengetahuan, dan memjadi materi pembelajaran.


(12)

53

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini untuk membuktikan hipotesis pembentukan portofolio berdasarkan investasi nilai. Hasil penelitian membuktikan bahwa saham-saham yang memiliki nilai F_SCORE tinggi pada tahun 2007 adalah AALI (7), ASII (7), BMRI (7), ISAT (8), TLKM (7). Saham-saham yang memiliki nilai F_SCORE tinggi pada tahun 2008 adalah ASII (7), BDMN (7), UNTR (7). Saham-saham yang memiliki nilai F_SCORE tinggi pada tahun 2009 adalah BBCA (7), BBRI (7), INDF(7).

Return yang dihasilkan oleh saham-saham dengan nilai F_SCORE tinggi pada tahun 2007 adalah AALI (1.22), ASII (0,74), BMRI (0.21), ISAT (0.28), TLKM (0.0050) dengan rata-rata return yang dihasilkan oleh portofolio yang terbentuk dari 5 saham di atas sebesar 0.49. Return yang dihasilkan oleh saham-saham dengan nilai F_SCORE tinggi pada tahun 2008 adalah ASII (-0.61), BDMN (-0.61), UNTR (-0.60) dengan rata-rata return yang dihasilkan oleh portofolio yang terbentuk dari 3 saham di atas sebesar -0.61. Return yang dihasilkan oleh saham-saham dengan nilai F_SCORE tinggi pada tahun 2009 adalah BBCA (-0.25), BBRI (0.67), INDF (2.82) dengan rata-rata return yang dihasilkan oleh portofolio yang terbentuk dari 3 saham di atas sebesar 1.08.

Tahun 2007-2009 return yang dihasilkan oleh F_SCORE tinggi lebih rendah dari pada return yang dihasilkan oleh BM tinggi pada tahun yang sama. Sedangkan pada tahun


(13)

54

2008 dan 2009 return yang dihasilkan oleh F_SCORE tinggi lebih baik dari pada return yang dihasilkan F_SCORE rendah pada tahun yang sama.

5.2 Saran

Penelitian ini hanya menggunakan saham-saham yang terdaftar dalam LQ45 yang merupakan perusahaan-perusahaan dengan kapitalisasi besar dan memiliki tingkat likuiditas tinggi sebaiknya penelitian yang akan datang dilakukan menggunakan seluruh saham yang listing dalam Bursa Efek Indonesia, dan periode waktu pengamatan dalam jangka waktu lebih lama sehingga didapatkan saham-saham lain yang bisa dimasukkan dalam portofolio investasi nilai yang menghasilkan tingkat return tinggi.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Dominic,T. 2008. Berinvestasi di Bursa Saham Mengapa Orang Awam Pun Bisa Melakukannya? Jakarta: Elex Media Kompetindo.

Jogiyanto.2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman,Yogyakarta:BPFE.

Graham, Benjamin. 2003. The Intelligent Investor, New York: HarperCollins Publishers. Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisi Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Husnan, Suad. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Keempat, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Pardoe, James. 2006. Sukses Berinvestasi Ala Buffett 24 Strategi Investasi Sederhana dari Investor Nilai Terbaik Dunia, Jakarta: Erlangga.

Sulianto.2006. Metode Riset Bisnis, Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Tendelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, Jakarta: Kanisius.

http://www.chicagobooth.edu/faculty/selectedpapers/sp84.pdf (Value Investing:The Use of Historical Financial Statement Information to Separate Winners from Losers) www.idx.co.id


(1)

Buffett membeli saham Berkshire Hathaway seharga US$ 40 per lembar saham pada tahun 1974 dan pada tahun 2004 menjadi US$ 97.000 per lembar saham. Buffett membeli lebih dari 2 miliar saham PetroChina seharga US$ 488 juta dan sekarang senilai lebih dari US$ 1,2 miliar. Pada kasus lain dapat di ambil contoh saham Wal-Mart pada tahun 1970, jika membeli 100 lembar saham seharga US$ 16,50 per lembar saham, maka 20 tahun kemudian nilai investasi yang dilakukan sebesar US$ 1.650 akan menjadi US$ 3,1 juta pada US$ 62 per lembar saham saat ini. (Pardoe 2005: 30.54).

Tahun 1970, Sir Isaac Newton memiliki saham South Sea Company melepas saham yang dimilikinya sehingga memperoleh keuntungan £7.000, dan kembali membeli saham tersebut setelah harganya melambung tinggi sehingga mengalami kerugian sebesar £20.000 (atau lebih dari US$ 3 juta pada saat ini). Hal ini di akibatkan Sir Isaac Newton panik dan mengikuti arus pasar. (Graham,2003:32).

Maka dari itu diperlukan analisis menyeluruh atas keputusan investasi yang akan dilakukan dan sikap tidak mudah panik saat melihat kejatuhan harga-harga saham yang dimiliki. Penurunan harga saham merupakan peluang untuk membeli lebih banyak saham-saham yang memiliki nilai intrinsik lebih rendah dari pada harga saham saat itu.

Melalui analisis investasi nilai yang tepat, maka investor dapat menentukan portofolio yang sesuai. Portofolio ini dapat dilakukan pada saham-saham yang terdaftar dalam LQ45 pada IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Saham-saham yang terdaftar dalam LQ45 merupakan saham-saham yang liquid dan banyak di


(2)

perdagangkan oleh investor agresif sehingga dapat memperoleh keuntungan untuk membeli saham saat terjadi kepanikan pasar.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menganalisa saham-saham dengan judul “Pembentukan Portofolio Berdasarkan Investasi Nilai dengan

Menggunakan Metode F_Score pada Saham-saham yang Terdaftar pada Indeks LQ45 Periode Februari 2005 - Januari 2010”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membatasi permasalahan dengan mengidentifikasikan hal-hal di bawah ini:

1. Apakah ada saham terdaftar pada LQ45 yang memiliki nilai F_SCORE yang tinggi?

2. Bagaimana return dari portofolio yang dibentuk berdasarkan nilai F_SCORE yang tinggi?

1.3Pembatasan Masalah

Kriteria utama pemilihan saham ialah saham-saham yang sering diperjual-belikan oleh investor yang memiliki tingkat liquiditas tinggi dalam setiap hari perdagangannya di BEI. Saham-saham tersebut dimasukkan oleh BEI ke dalam Indeks LQ45. Saham-saham yang di ambil merupakan saham-saham yang terdaftar pada LQ45 periode Februari 2005 - Januari 2010.


(3)

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti melakukan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui kemungkinan pembentukan portofolio berdasarkan investasi nilai pada saham-saham yang terdafar pada LQ45.

2. Mengetahui ada tidaknya saham terdaftar pada LQ45 yang memiliki nilai intrinsik lebih rendah dari pada harga saham pada saat ini.

1.5Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang bermanfaat bagi beberapa pihak.

1. Penulis

Penulis dapat mengetahui mengenai portofolio berdasarkan investasi nilai yang dapat dilakukan di Indonesia.

2. Investor

Investor memperoleh informasi dan rekomendasi saham-saham yang dapat dimasukkan dalam portofolio berdasarkan investasi nilai.

3. Akademisi

Akademisi dapat menggunakan untuk memperoleh informasi, menambah pengetahuan, dan memjadi materi pembelajaran.


(4)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini untuk membuktikan hipotesis pembentukan portofolio berdasarkan investasi nilai. Hasil penelitian membuktikan bahwa saham-saham yang memiliki nilai F_SCORE tinggi pada tahun 2007 adalah AALI (7), ASII (7), BMRI (7), ISAT (8), TLKM (7). Saham-saham yang memiliki nilai F_SCORE tinggi pada tahun 2008 adalah ASII (7), BDMN (7), UNTR (7). Saham-saham yang memiliki nilai F_SCORE tinggi pada tahun 2009 adalah BBCA (7), BBRI (7), INDF(7).

Return yang dihasilkan oleh saham-saham dengan nilai F_SCORE tinggi pada tahun 2007 adalah AALI (1.22), ASII (0,74), BMRI (0.21), ISAT (0.28), TLKM (0.0050) dengan rata-rata return yang dihasilkan oleh portofolio yang terbentuk dari 5 saham di atas sebesar 0.49. Return yang dihasilkan oleh saham-saham dengan nilai F_SCORE tinggi pada tahun 2008 adalah ASII (-0.61), BDMN (-0.61), UNTR (-0.60) dengan rata-rata return yang dihasilkan oleh portofolio yang terbentuk dari 3 saham di atas sebesar -0.61. Return yang dihasilkan oleh saham-saham dengan nilai F_SCORE tinggi pada tahun 2009 adalah BBCA (-0.25), BBRI (0.67), INDF (2.82) dengan rata-rata return yang dihasilkan oleh portofolio yang terbentuk dari 3 saham di atas sebesar 1.08.

Tahun 2007-2009 return yang dihasilkan oleh F_SCORE tinggi lebih rendah dari pada return yang dihasilkan oleh BM tinggi pada tahun yang sama. Sedangkan pada tahun


(5)

2008 dan 2009 return yang dihasilkan oleh F_SCORE tinggi lebih baik dari pada return yang dihasilkan F_SCORE rendah pada tahun yang sama.

5.2 Saran

Penelitian ini hanya menggunakan saham-saham yang terdaftar dalam LQ45 yang merupakan perusahaan-perusahaan dengan kapitalisasi besar dan memiliki tingkat likuiditas tinggi sebaiknya penelitian yang akan datang dilakukan menggunakan seluruh saham yang listing dalam Bursa Efek Indonesia, dan periode waktu pengamatan dalam jangka waktu lebih lama sehingga didapatkan saham-saham lain yang bisa dimasukkan dalam portofolio investasi nilai yang menghasilkan tingkat return tinggi.


(6)

Dominic,T. 2008. Berinvestasi di Bursa Saham Mengapa Orang Awam Pun Bisa Melakukannya? Jakarta: Elex Media Kompetindo.

Jogiyanto.2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman,Yogyakarta:BPFE.

Graham, Benjamin. 2003. The Intelligent Investor, New York: HarperCollins Publishers. Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisi Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Husnan, Suad. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Keempat, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Pardoe, James. 2006. Sukses Berinvestasi Ala Buffett 24 Strategi Investasi Sederhana dari Investor Nilai Terbaik Dunia, Jakarta: Erlangga.

Sulianto.2006. Metode Riset Bisnis, Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Tendelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, Jakarta: Kanisius.

http://www.chicagobooth.edu/faculty/selectedpapers/sp84.pdf (Value Investing:The Use of Historical Financial Statement Information to Separate Winners from Losers) www.idx.co.id