Analisis kinerja portofolio yang optimal : studi kasus pada saham-saham yang terdaftar dalam indeks LQ45.

(1)

vi

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO YANG OPTIMAL

(Studi Kasus pada Saham-saham yang Terdaftar dalam Indeks LQ45)

WELLMAN FERNANDOS

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Portofolio optimal yang

disusun dengan menggunakan model indeks tunggal, 2) Kinerja portofolio yang

dinilai dengan menggunakan indeks Sharpe. Jenis penelitian dalam penelitian ini

adalah studi kasus.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling.

Data yang dianalisis adalah data harga saham harian 38 perusahaan yang dijadikan

sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder yang dipublikasikan oleh BEJ.

Dalam penelitian ini menggunakan model indeks tunggal untuk menyusun portofolio

yang optimal dan indeks Sharpe untuk menilai kinerja portofolio.

Hasil penelitian menunjukkan portofolio yang optimal terdiri dari

saham-saham AALI, UNSP, PGAS, ANTM, INCO, LSIP, CMNP, dan BLTA. Hasil analisis

juga menunjukkan kinerja portofolio optimal sebesar 0.09596 dan kinerja portofolio

pasar sebesar 0.04365. Jadi berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa

portofolio yang disusun berdasarkan model indeks tunggal memiliki kinerja

portofolio yang baik.


(2)

vii

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE OPTIMUM PORTFOLIO

(An Event Case at Shares listed in LQ45 Index)

WELLMAN FERNANDOS

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2007

The aim of the research was to know about 1) Optimum portfolio arranged by

using single index model, 2) Optimum portfolio evaluated by Sharpe index. The type

of research was case study.

The sampling method used was purposive sampling. The data analyzed was

daily price of share on 38 companies as the samples. The data were secondary data

published by BEJ. The test for the research was using single index model to arrange

the optimum portfolio and Sharpe index to evaluate it.

Result of the research show optimum portfolio consists by AALI, UNSP,

PGAS, ANTM, INCO, LSIP, CMNP and BLTA shares. Result also show optimum

portfolio performance in the amount of 0.09596 and market portfolio performance in

the amount of 0.04365. Based on the analysis, it can be identified that portfolio

arranged based of single index model resulted to the optimum portfolio.


(3)

i

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO YANG OPTIMAL

( Studi Kasus Pada Saham-saham yang Terdaftar Dalam Indeks LQ45 )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Wellman Fernandos 022214156

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007


(4)

(5)

(6)

iv

M otto dan Persembahan

M ake your dreams come true and D on’t give up The fight !

Lets use this chance to things around !

Kasih , Sukacita, D amai Sejahtera, Kemurahan, Kebaikan,

Kesabaran, Kesetiaan, kelemah-lembutan dan Penguasaan diri.

(Galatia 5:22)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

ω

Tuhan Yesus Kristus

ω

Opung-opungku yang selalu

memperhatikanku dan

mencemaskanku

ω

Bapak, M ama Abang dan

Adikku tercinta

ω

Kekasihku N iya yang kucintai

ω

Teman-temanku yang telah

memberiku pengalaman yang


(7)

(8)

vi

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO YANG OPTIMAL

(Studi Kasus pada Saham-saham yang Terdaftar dalam Indeks LQ45)

WELLMAN FERNANDOS

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Portofolio optimal yang

disusun dengan menggunakan model indeks tunggal, 2) Kinerja portofolio yang

dinilai dengan menggunakan indeks Sharpe. Jenis penelitian dalam penelitian ini

adalah studi kasus.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling.

Data yang dianalisis adalah data harga saham harian 38 perusahaan yang dijadikan

sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder yang dipublikasikan oleh BEJ.

Dalam penelitian ini menggunakan model indeks tunggal untuk menyusun portofolio

yang optimal dan indeks Sharpe untuk menilai kinerja portofolio.

Hasil penelitian menunjukkan portofolio yang optimal terdiri dari

saham-saham AALI, UNSP, PGAS, ANTM, INCO, LSIP, CMNP, dan BLTA. Hasil analisis

juga menunjukkan kinerja portofolio optimal sebesar 0.09596 dan kinerja portofolio

pasar sebesar 0.04365. Jadi berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa

portofolio yang disusun berdasarkan model indeks tunggal memiliki kinerja

portofolio yang baik.


(9)

vii

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE OPTIMUM PORTFOLIO

(An Event Case at Shares listed in LQ45 Index)

WELLMAN FERNANDOS

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2007

The aim of the research was to know about 1) Optimum portfolio arranged by

using single index model, 2) Optimum portfolio evaluated by Sharpe index. The type

of research was case study.

The sampling method used was purposive sampling. The data analyzed was

daily price of share on 38 companies as the samples. The data were secondary data

published by BEJ. The test for the research was using single index model to arrange

the optimum portfolio and Sharpe index to evaluate it.

Result of the research show optimum portfolio consists by AALI, UNSP,

PGAS, ANTM, INCO, LSIP, CMNP and BLTA shares. Result also show optimum

portfolio performance in the amount of 0.09596 and market portfolio performance in

the amount of 0.04365. Based on the analysis, it can be identified that portfolio

arranged based of single index model resulted to the optimum portfolio.


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Yesus Kristus yang telah melimpahkan segala berkat dan kasihNya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Portofolio yang Optimal (Studi Kasus pada Saham-saham yang Terdaftar dalam Indeks LQ45) ini dengan baik.

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan dosen pembimbing II yang dengan sabar membimbing, memberikan semangat, sumbangan pikiran dan memberikan pengarahan kepada penulis. 2. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Kepala Jurusan Manajemen. 3. Bapak Drs. A Triwanggono, M.S., selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta mengarahkan sehingga skripsi ini dapat selesai.

4. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta mengarahkan sehingga skripsi ini dapat selesai.


(11)

viii

5. Para dosen pengajar dan karyawan yang telah banyak membantu aku selama belajar di Sanata Dharma.

6. Bapak dan Mama tersayang, yang telah memberikan dorongan baik materiil maupun spiritual dan menerimaku apa adanya.Thank you for loving me.

7. Abang dan Adikku yang telah memberikan semangat dan dorongan dengan caranya sendiri-sendiri.

8. Opung-opungku yang selalu menjaga, menasehati, dan mengkhawatirkanku.. 9. Uda, Inang Uda, Namboru, Amang boru, Tulang, Nantulang dan semua

saudara-saudaraku yang menyayangiku. Tetap semangat !

10. Mba kecilku Catharina Angger yang dengan kepolosannya bisa membuat aku tertawa.

11. My dear Niya yang selalu meletakkan namaku dalam tiap doanya. Don’t be afraid Babe! I will be stand by you.

12. Teman-teman Guyub Rukun Community yang unik dan antik. Keep together! Inget “janji tinggal janji” !

13. Teman-teman seperjuanganku di Manajemen dan Akuntansi, dan semua anak manajemen angkatan 2002.

14. Teman-teman Dharmo Community. Suka tidak suka tetap GBU!

15. Teman-teman manajemen angkatan 2001. Tetap sehat dan semangat supaya kita bisa kumpul lagi!

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak atas segala bantuannya.


(12)

ix

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk penyempurnaan skripsi ini.Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi pembaca semua.

Yogyakarta, 7 Juni 2007 Penulis


(13)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB. I PENDAHULUAN

……….. 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 4

BAB. II LANDASAN TEORI

... 6

A. Pengertian Investasi ... 6

B. Proses Investasi ... 6

C. Tipe-tipe Investasi ... 8

D. Pengertian Saham ... 9

E. Portofolio ... 9

F. Portofolio yang optimal ... 10

G. Model Indeks Tunggal ... 11


(14)

xi

BAB.III METODOLOGI PENELITIAN

... 15

A. Jenis Penelitian ... 15

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 15

D. Variabel Penelitian ... 16

E. Data yang Dibutuhkan ... 16

F. Teknik Pengumpulan Data ... 16

G. Populasi dan Sampel ... 17

H. Definisi Operasional ... 17

I. Teknik Analisis Data ... 18

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

... 23

A. PT. Bursa Efek Jakarta (PT. BEJ)... 23

B. Indeks BEJ ... 29

C. Deskripsi Perusahaan Sampel ... 35

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

... 37

A. Analisis Data dan Pembahasan Permasalahan Pertama ... 37

1. Analisis... 37

2. Pembahasan. ... 51

B. Analisis Data dan Pembahasan Permasalahan Kedua... 54

1. Analisis ... 54

2. Pembahasan ... 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

... 59

A. Kesimpulan ... 59


(15)

xii

DAFTAR PUSTAKA


(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jadwal Perdagangan Harian Bursa Efek Jakarta ... 28 Tabel 4.2 Nama Perusahaan yang Dijadikan Sampel ... 36 Tabel 5.1 Koefisien Korelasi ... 53


(17)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Daftar Saham Indeks LQ45 BEJ Periode Agustus 2005

hingga Januari 2007 ... 62 Lampiran 2.a – 2.af Harga Penutupan Harian Saham-saham dan Indeks LQ45

Periode Agustus 2005 Hingga Januari 2007 ... 63-94 Lampiran 3.a – 3.af Tingkat Return Realisasi Saham-saham dan

Indeks LQ45 ... 95-126 Lampiran 4 Nilai • i dan • i Masing-masing Saham Periode Agustus

2005 hingga Januari 2007 Untuk Menentukan Tingkat ReturnEkspektasi Masing-masing Saham ... 127 Lampiran 5 Varian Masing-masing Saham Periode Agustus 2005

hingga Januari 2007 ... 128 Lampiran 6 Data Tingkat BI Rate (Bunga SBI) Periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 ... 129 Lampiran 7 Nilai Ai, Bi, dan Ci Masing-masing Saham Periode

Agustus 2005 hingga Januari 2007 ... 130 Lampiran 8 Proporsi Saham-saham Penyusun Portofolio saham ...131 Lampiran 9 Tingkat Returndan Risiko Portofolio ... 132 Lampiran 10 Perhitungan Nilai • i dan • i ... 133-170


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Investor adalah seorang yang memiliki dana yang besar yang akan diinvestasikan dalam suatu usaha. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu.

Kalau investor ingin melakukan investasi, maka investasi dapat dilakukan pada aktiva riil atau real asset (membangun pabrik, membuat produk baru, menambah saluran distribusi, dan sebagainya), ataupun pada aktiva finansial (financial asset), atau sekuritas (membeli sertifikat deposito, commercial paper, saham, obligasi, atau sertifikat reksadana).

Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu secara pasti hasil yang akan diperolehnya di masa yang akan datang atas investasi yang dilakukan saat ini. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa investor hanya mampu memperkirakan keuntungan yang diharapkan atas investasinya dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan.

Oleh karena investor menghadapi kesempatan investasi yang berisiko, pilihan investasi tidak hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan tetapi juga kerugian yang akan dialaminya. Apabila investor mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula.


(19)

Pemilihan investasi berbeda untuk setiap individu, karena hal tersebut akan sangat bergantung pada perilaku investor terhadap variabel-variabel penentu tingkat pengembalian suatu investasi. Pada investasi bentuk saham di pasar modal, tingkat pengembalian setiap saham tidak sama karena setiap saham berbeda. Oleh karena itu dalam melakukan pengambilan keputusan investasi, investor seharusnya mempertimbangkan secara matang mengenai dua hal berikut ini yaitu tingkat pengembalian atas investasi yang diharapkan dan tingkat risiko yang harus ditanggungnya.

Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Pada prakteknya para investor pada sekuritas sering melakukan diversifikasi dalam investasi mereka. Dengan kata lain mereka membentuk portofolio. Mereka melakukan diversifikasi untuk mengurangi risiko.

Investasi pada portofolio saham merupakan investasi yang berisiko. Untuk mengetahui apakah investasi pada portofolio itu dapat diterima, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja portofolio. Portofolio yang terbentuk juga harus merupakan portofolio yang terdiri dari saham-saham yang likuid atau aktif diperdagangkan sehingga investor dapat memantau naik atau turun harga saham dalam portofolionya untuk mempertimbangkan merubah atau tidak portofolionya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengajukan topik penelitian ini dengan judul ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO YANG OPTIMAL. Studi kasus pada saham-saham yang terdaftar dalam indeks LQ45 periode Agustus 2005 hingga Januari 2007.


(20)

B. Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Saham apa sajakah yang membentuk portofolio yang optimal?

2. Apakah portofolio yang optimal yang terbentuk sudah memiliki kinerja portofolio yang baik?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pada :

1. Saham perusahaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah saham-saham penyusun indeks LQ45 periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 yang merupakan saham-saham yang paling aktif diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta.

2. Penentuan portofolio yang optimal menggunakan model indeks tunggal.

3. Kinerja yang diukur adalah kinerja portofolio dengan menggunakan indeks Sharpe.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui saham apa saja yang membentuk portofolio yang optimal. 2. Untuk mengetahui apakah portofolio yang optimal yang terbentuk sudah


(21)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dimaksudkan oleh penulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Investor

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan investor dalam membentuk portofolio. Investor dapat mengidentifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dalam portofolionya.

2. Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan bagi semua pembaca dan menambah referensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

3. Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan dapat digunakan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama kuliah.

F. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini menjelaskan mengenai hasil kajian pustaka yang relevan dengan permasalahan yang dirumuskan.


(22)

Bab III : Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang jenis, waktu, dan lokasi penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel penelitian dan data yang dibutuhkan, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.

Bab IV : Gambaran Umum Perusahan

Bab ini menguraikan sejarah singkat perusahaan yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Bab V : Analisa Data dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang uraian hasil penelitian, pengolahan data dan penafsiran hasil penelitian dengan teknik analisa yang telah ditentukan.

Bab VI : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, saran-saran yang dianggap perlu dan keterbatasan penelitian.


(23)

1 BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Investasi

Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto,2003:5). Dalam dunia yang sebenarnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa pemodal tersebut menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang bisa dilakukannya adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya dan seberapa jauh kemungkinan hasil sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Karena pemodal menghadapi kesempatan yang berisiko, pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila pemodal mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Salah satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Artinya pemodal dapat dengan mudah menyebar (melakukan diversifikasi) investasinya pada berbagai kesempatan investasi (Suad Husnan,2005:47).

B. Proses Investasi

Menurut Suad Husnan (2005:47) proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan


(24)

dilakukan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah dalam proses investasi sebagai berikut (Suad Husnan,2005:48) :

1. Menentukan kebijakan investasi

Dalam hal ini pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Oleh karena ada hubungan positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan tujuan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Ia harus menyadari bahwa ada kemungkinan dia menderita rugi. Jadi tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.

2. Analisis Sekuritas

Tahap ini pemodal melakukan analisis terhadap sekuritas individu atau sekelompok sekuritas. Ada berbagai cara untuk melakukan analisis ini, tetapi pada garis besarnya cara-cara tersebut dikelompokan menjadi dua, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga di masa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang. Analisis fundamental berupaya mengidentifikasikan prospek perusahaan (melalui analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya) untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang.

3. Pembentukan Portofolio

Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan terhadap banyak sekuritas (pemodal melakukan diversifikasi investasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung.


(25)

4. Melakukan Revisi Portofolio

Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud bila pemodal perlu untuk melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki. Apabila pemodal merasa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.

5. Evaluasi Kinerja Portofolio

Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio, baik pada aspek tingkat keuntungan yang diperolehnya maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya. Faktor risiko perlu dimasukkan, karena itu diperlukan standar pengukurannya.

C. Tipe-tipe Investasi

Tipe-tipe investasi menurut Jogiyanto (2005:7-11) adalah sebagai berikut : 1. Investasi langsung

Investasi ini dilakukan dengan membeli secara langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain. Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang atau pasar turunan. Aktiva ini dapat berupa tabungan di bank atau sertifikat deposito.

2. Investasi Tidak Langsung

Investasi ini dilakukan dengan cara membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari


(26)

perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan investasi adalah perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperolehnya untuk diinvestasikan ke dalam portofolio.

D. Pengertian Saham

Pengertian saham menurut Saleh Basir dan Hendy M. Fakhrudin (2005:11) adalah merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor di dalam suatu perusahaan. Artinya jika seorang membeli saham suatu perusahaan, berarti dia telah menyertakan modal ke dalam perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli.

Pengertian saham menurut Eduardus Tendelilin (2001:18) adalah merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan.

E. Portofolio

Portofolio adalah sekumpulan investasi (Suad Husnan,2005:49). Teori portofolio menekankan pada usaha mencari kombinasi investasi yang optimal yang akan memberikan return yang maksimal pada suatu tingkat resiko tertentu atau memberikan risiko yang minimal pada suatu tingkat return tertentu.

Teori portofolio didasarkan pada kenyataan bahwa investor tidak selalu menginvestasikan dana mereka pada satu jenis saham, tetapi membagi ke dalam berbagai jenis saham. Ini dilakukan untuk mengurangi resiko yang ditanggung


(27)

investor. Jadi portofolio adalah praktek dimana investor menanamkan dananya dalam lebih dari satu harta atau gabungan investasi di atas berbagai harta.

F. Portofolio Yang Optimal

Di dalam membentuk suatu portofolio akan timbul suatu masalah. Permasalahannya adalah terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di pasar. Kombinasi ini dapat mencapai jumlah yang tidak terbatas. Belum kombinasi ini juga memasukkan aktiva bebas risiko di dalam pembentukan portofolio. Jika terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas, maka akan timbul pertanyaan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor. Jika investor adalah rasional, maka mereka akan memilih portofolio yang optimal.

Portofolio yang optimal dapat ditentukan dengan menggunakan model Markowitzatau dengan model indeks tunggal. Untuk menentukan portofolio yang optimal dengan model-model ini, yang pertama kali dibutuhkan adalah menentukan portofolio yang efisien. Untuk model-model ini, semua portofolio yang optimal adalah portofolio yang efisien.

Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut ketika dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi sebagai berikut :

1. Memberikan returnekspektasi terbesar dengan risiko yang sama, atau 2. Memberikan risiko terkecil dengan returnekspektasi yang sama.

Portofolio yang optimal merupakan portofolio yang dipilih dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Pada penelitian ini portofolio yang optimal adalah portofolio yang memberikan risiko terkecil dengan return ekspektasi yang sama.


(28)

G. Model Indeks Tunggal

Selain hasil dari model indeks tunggal dapat digunakan sebagai input analisis portofolio, model indeks tunggal dapat juga digunakan secara langsung untuk analisis portofolio. Analisis portofolio menyangkut perhitungan return ekspektasi portofolio dan risiko portofolio.

1. Returnekspektasi portofolio

Return ekspektasi dari suatu portofolio selalu merupakan rata-rata tertimbang dari returnekspektasi individual.

) E(R ( w ) E(R M n 1 i i

P =

⋅ + ⋅

= i i

β α

Model indeks tunggal mempunyai karakteristik sebagai berikut ini.

a. Beta dari portofolio (βP) merupakan rata-rata tertimbang dari Beta masing-masing sekuritas (βi):

= ⋅ = n 1 i i i

P w β

β

b. Alpha dari suatu portofolio(αP)juga merupakan rata-rata tertimbang dari Alpha tiap-tiap sekuritas (αi):

= ⋅ = n 1 i i i

P w α

α

Dengan mensubsitusikan karakteristik ini, yaitu Beta portofolio dan Alpha portofolio, maka returnekspektasi portofolio menjadi :

) E(R )


(29)

2. Risiko portofolio

Varian dari sekuritas yang dihitung berdasarkan model indeks tunggal adalah sebagai berikut :

=

⋅ +

= n

1 i

ei i 2

M 2 P 2

P β σ ( w σ )

σ

H. Penilaian Kinerja Portofolio

Tahap akhir yang sangat penting bagi manajer investasi maupun investor dari proses investasi dalam saham adalah melakukan penilaian terhadap kinerja investasinya. Karena investasi dalam saham tersebut umumnya dilakukan dalam bentuk portofolio, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja portofolio yang telah dibentuk sebelumnya.

Penilaian kinerja portofolio adalah untuk mengetahui dan menganalisa apakah portofolio yang dibentuknya telah dapat meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan investasi dari tingkat pengembalian dan risikonya. Dengan kata lain apakah returnportofolio yang telah dibentuk, sudah mampu mengkompensasi tingkat risiko yang harus ditanggung investor.

Metode-metode yang digunakan untuk menilai kinerja portofolio umumnya adalah :

1. Indeks Sharpe

Indeks Sharpe dikembangkan oleh William Sharpe dan sering disebut dengan reward to variability ratio. Indeks ini mendasarkan perhitungan pada konsep garis pasar modal sebagai patok duga. Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio (yaitu selisih rata-rata tingkat pengembalian portofolio dengan rata-rata tingkat


(30)

bunga bebas risiko) dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan standar deviasi (total risiko).

SDpi Rf -Rpi Spi=

Keterangan :

Spi = Indeks Sharpe portofolio

Rpi = Rata-rata tingkat pengembalian portofolio i Rf = Rata-rata atas tingkat returnbebas risiko

SDpi = Standar deviasi dari tingkat pengembalian portofolio i

Indeks Sharpe ini relevan digunakan untuk investor yang menggunakan dananya hanya atau sebagian besar pada portofolio tersebut, sehingga risiko portofolio dinyatakan dalam deviasi standar.

2. Indeks Treynor

Indeks Treynor merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor, dan indeks ini sering disebut juga dengan reward to volatility ratio. Perbedaannya dengan indeks Sharpe adalah penggunaan garis pasar sekuritas (security market line) sebagai patok duga. Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan Beta (risiko pasar atau risiko sistematis).

pi Rf -Rpi Tpi

β =

Keterangan :

Tpi = Indeks Treynor portofolio i


(31)

Rf = Rata-rata atas tingkat return bebas risiko pi

β = Beta portofolio i

Penggunaan beta sebagai ukuran risiko portofolio secara implisit mencerminkan bahwa portofolio yang ada merupakan portofolio yang telah didiversifikasi dengan baik.

3. Indeks Jensen

Metode ini didasarkan pada konsep garis pasar sekuritas yang merupakan garis yang menghubungkan portofolio pasar dengan kesempatan investasi yang bebas resiko.

pi Rf) -(Rm -Rf) -(Rpi

Jpi= β

Keterangan :

Jpi = Indeks Jensen portofolio i

Rpi = Rata-rata tingkat pengembalian portofolio i Rf = Rata-rata atas tingkat returnbebas risiko

Rm = Rata-rata tingkat pengembalian pasar (diwakili IHSG) pi


(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan mengidentifikasikan semua variabel yang berpengaruh terhadap penelitian selama kurun waktu tertentu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Dengan waktu penelitian dari awal bulan Agustus 2005 sampai dengan akhir januari 2007.(3 kali masa penyesuaian indeks LQ45.)

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45.

2. Obyek penelitian

Obyek penelitian adalah harga penutupan saham-saham pada BEJ dari setiap jenis saham yang terdaftar dalam indeks LQ45.


(33)

D. Variabel Penelitian

1. Variabel masalah pertama :

Portofolio saham pada penelitian ini yaitu gabungan saham-saham yang dibentuk dengan menggunakan model indeks tunggal.

2. Variabel masalah kedua :

a. Portofolio saham yaitu gabungan saham-saham yang dibentuk dengan menggunakan model indeks tunggal. Portofolio saham dalam penelitian ini adalah saham-saham yang telah terbentuk dengan model indeks tunggal dan saham-saham yang terbentuk dalam indeks pasar sebagai patok duga (benchmark) yaitu indeks LQ45.

b. Kinerja portofolio yaitu peningkatan kemungkinan tercapainya tujuan portofolio yang diukur dengan indeks Sharpe.

E. Data yang dibutuhkan

Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa harga saham penutup (closed price) harian yang terdaftar dalam LQ45 yang diperdagangkan di BEJ selama masa pengamatan dari awal Agustus 2005 sampai dengan akhir Januari 2007. Harga saham yang digunakan adalah harga saham harian, yang dikeluarkan oleh Jakarta Stock Exchange (JSX), JSX Monthly Statisticbagian Research and Development.

F. Teknik pengumpulan data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara observasi melalui http://www.jsx.co.id/.


(34)

G. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan untuk kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2005:72). Dalam penelitian ini populasinya adalah semua perusahaan yang terdaftar dalam LQ45 selama masa pengamatan dari awal Agustus 2005 sampai dengan akhir Januari 2007.

Dari populasi yang sudah ditentukan maka pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel dengan mendasarkan pada kriteria-kriteria tertentu yaitu : 1) Saham-saham aktif yang terdaftar dalam LQ45

2) Saham-saham perusahaan yang selalu masuk berurutan dalam setiap periode penyesuaian indeks LQ45 yaitu dari awal bulan Agustus 2005 sampai dengan akhir Januari 2007.

H. Definisi Operasional

1. Portofolio optimal adalah portofolio yang terbentuk melalui model indeks tunggal.

2. Kinerja portofolio yang baik adalah portofolio yang memiliki indeks kinerja yang tinggi. Dalam penelitian ini ukuran kinerja dihitung berdasarkan indeks Sharpe. Maka indeks Sharpe portofolio lebih besar dari indeks Sharpe pasar.


(35)

I. Teknik Analisis Data

1. Untuk menjawab permasalahan pertama dalam penelitian ini, pertama-tama dikumpulkan data harga-harga saham dari berbagai macam saham. Kemudian data diolah untuk memperoleh hasil sebagai berikut :

a. Menghitung ReturnSaham

Data-data perusahaan yang berupa harga-harga saham dihitung guna menentukan tingkat return saham-saham tersebut. Perhitungan tingkat return saham tersebut dilakukan dengan cara mengurangkan harga saham pada periode t dengan harga saham pada periode t-1. Kemudian dibagi dengan harga saham pada periode t-1. Berikut ini merupakan rumus perhitungan returnsaham (Jogiyanto,2003:110)

1 -t

1 -t t

P P P Return= −

Keterangan :

t

P = Harga saham pada periode t

1 -t

P = Harga saham pada periode t-1

b. Membentuk portofolio yang optimal

1) Menentukan ERB (excess return to beta)

Perhitungan untuk menentukan portofolio akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio yang optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara ekses return dengan beta (excess return to beta ratio). Excess return didefinisikan sebagai selisih return ekspektasi dengan return aktiva


(36)

bebas resiko. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta.

Rasio ERB ini juga menunjukan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko. Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan rasio ERB yang rendah tidak akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Dengan demikian diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off point) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang yang dikatakan tinggi.

2) Mengurutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. Sekuritas-sekuritas yang dengan nilai ERB terbesar merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal.

3) Menghitung nilaiAidan Biuntuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai berikut :

( )

[

]

2 ei

BR i i

R R E A

σ

βi ⋅ − =

dan

2 2 i

B ei

i σ

β =

2

ei

σ = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga merupakan


(37)

4) Menghitung nilai Ci

= = + = i j j i i j 1 2 M j 2 M i 1 A C β σ σ Keterangan : 2 M

σ = varian dari returnindeks pasar

5) Menentukan besar cut-off point

( )

C∗

Adalah nilaiC dimana nilai ERB terakhir kali masih masih lebih besar i dari nilaiCi.

6) Menentukan sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio yang optimal

Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio yang optimal adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titikC∗. Sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih kecil dengan ERB di titik C∗ tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio.

7) Menentukan proporsi masing-masing sekuritas dalam portofolio yang optimal

= = k 1 j i i i Z Z w

Dengan nilai Ziadalah sebesar

(

)

= ERB C

Zi i

ei i σ


(38)

Keterangan :

i

w = Proporsi sekuritas ke-i

k = Jumlah sekuritas di portofolio optimal

i

β = Beta sekuritas ke-i

2

ei

σ = Varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i

ERB = Excess return to Betasekuritas ke-i

C = Nilai cut-off pointyang merupakan nilai Ci terbesar

2. Untuk menjawab permasalahan kedua dalam penelitian ini adalah dengan melakukan penilaian kinerja portofolio.

Penilaian kinerja ini dilakukan dengan metode Indeks Sharpe. Penilaian ini dilakukan untuk menilai kinerja portofolio optimal yang telah didapat dan menilai kinerja pasar sebagai patok duga (benchmark) yaitu LQ45.

Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio (yaitu selisih rata-rata tingkat pengembalian portofolio dengan rata-rata tingkat bunga bebas risiko) dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan standar deviasi (total risiko).

SDpi Rf -Rpi Spi=

Keterangan :

Spi = Indeks Sharpe portofolio

Rpi = Rata-rata tingkat pengembalian portofolio i Rf = Rata-rata atas tingkat returnbebas risiko


(39)

Dari penilaian tersebut dapat ditentukan kinerja portofolio optimal yang disusun memiliki kinerja portofolio yang baik atau belum, yaitu :

a. Kinerja portofolio yang baik (Spi > Indeks Sharpe Pasar)


(40)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. PT. Bursa Efek Jakarta (PT. BEJ)

PT. Bursa Efek Jakarta beralamat di Gedung Bursa Efek Jakarta, Jalan Sudirman Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12190, telepon: 021-5150515 (Hunting). Fax:021-5150330. Homepage: http:/www.jsx.co.id. Di gedung ini selain terdapat kantor manajemen Bursa Efek Jakarta juga terdapat lantai bursa dimana transaksi dilakukan.

1. Sejarah singkat PT. Bursa Efek Jakarta

PT. Bursa Efek Jakarta didirikan secara resmi pada bulan Desember 1991 dan memperoleh ijin operasi dari Menteri Keuangan pada bulan Maret 1992, serta serah terima pengelolaan dari BAPEPAM dimulai pada bulan April 1992. PT. BEJ baru mulai beroperasi penuh sebagai bursa swasta mulai bulan Juli 1992.

Sebagai perseroan, PT. BEJ didirikan berdasarkan akte Notaris Ny. Purbaningsih Adi Warsito, SH. No. 27 Tanggal 4 Desember 1991. Kedudukan peseroan sebagai Badan Hukum telah disahkan melalui SK Menteri Kehakiman No.C2-8126.HT.01. 01 Tanggal 26 Desember 1991 dan dimuat dalam tambahan Berita Negara No. 1335 Tahun 1992. Pada tanggal 18 Maret 1992, perseroan secara resmi memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan melalui SK No.323/KMK.010/1992. Penyerahan pengelolaan bursa dari BAPEPAM kepada perseroan dilaksanakan pada bulan April 1992. Peresmian swastanisasi perseroan dilakukan oleh Menteri Keuangan pada tanggal 13 Juli 1992 di Jakarta.


(41)

PT. BEJ bertekad mewujudkan bursa efek berskala internasional yang menawarkan kesempatan berinvestasi secara luas sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia. PT. BEJ berusaha mewujudkan sarana perdagangan yang efisien, sistem informasi yang terpercaya, lengkap dan tepat waktu, serta sumber daya manusia yang profesional dan berintegrasi tinggi. Sehingga menjadikan Bursa Efek Jakarta sebagai Bursa efek yang transparan, likuid, wajar, dan efisien. Dengan demikian dapat membawa Bursa Efek Jakarta sejajar dengan bursa efek-bursa efek dunia.

PT. BEJ aktif berpartipasi mengembangkan basis investor lokal yang luas dan kokoh sebagai stabilisator Pasar Modal Indonesia. PT. BEJ bertekad menawarkan beragam efek yang berkualitas sejalan dengan instrumen pasar modal yang semakin berkembang, sehingga BEJ dapat memberikan manfaat yang optimal baik kepada investor domestik maupun asing.

2. Sistem Perdagangan Efek di Bursa Efek Jakarta

Kegiatan perdagangan efek tidak berbeda dengan kegiatan pasar pada umumnya, yang melibatkan pembeli dan penjual. Namun untuk membeli dan menjual efek dibutuhkan Perusahaan Pialang atau Broker (anggota bursa). Aktivitas jual dan beli di lantai bursa dilakukan pialang melalui orang yang ditunjuk sebagai Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE). Mereka adalah pelaku bursa.

a) Pembagian Pasar di Bursa

Dilihat dari pembentukan harga efek yang terjadi di pasar, pembagian pasar terdiri dari pasar reguler dan pasar negosiasi. Pembentukan harga di pasar reguler dengan cara tawar-menawar (action market) secara terus menerus berdasarkan kekuatan pasar. Pembentukan


(42)

harga efek di pasar negosiasi (negotiated market) antara pihak penjual dan pembeli. Pasar negosiasi terdiri dari:

1) Perdagangan dalam jumlah besar (Block Trading) untuk jumlah saham minimal 200 ribu lembar saham.

2) Perdagangan dibawah standar lot (Odd Lot) untuk perdagangan dibawah standar lot atau dibawah 500 lembar saham.

3) Perdagangan tutup sendiri (Crossing) untuk transaksi jual-beli yang dilakukan oleh anggota bursa.

4) Perdagangan saham pemodal asing untuk saham porsi asingnya telah mencapai 49% dari jumlah saham yang tercatat (Foreign Board). b) Persyaratan Melakukan Transaksi di Pasar Reguler

1) Jumlah lembar saham dalam standar satuan lot, yaitu satu lot adalah 500 lembar saham (untuk saham yang bukan reksadana), sedangkan standar lot untuk reksadana 1 lot adalah 100 lembar saham.

2) Perubahan harga (fraksi) dengan menawar di bursa:

(i) Untuk saham dengan kelipatan Rp. 25,- dengan perubahan maksimum Rp. 200,-.

(ii) Untuk obligasi dengan kelipatan 1/6%.

(iii)Untuk harga Bukti Right sampai dengan Rp. 100,- ditetapkan kelipatan Rp. 1,- dengan setiap kali perubahan maksimum Rp. 10,-, bagi BuktiRightdengan harga antara Rp. 100,- hingga Rp. 1.000,-ditetapkan kelipatan Rp. 10,- dengan setiap kali perubahan maksimum Rp. 100,-.


(43)

c) Pasar Tunai, Harga Saham, Indeks di Bursa dan Biaya Transaksi

Pasar Tunai disediakan bagi perusahaan pialang yang tidak dapat memenuhi kewajiban dalam menyelesaikan transaksi di Pasar Reguler atau Pasar Negosiasi (gagal menyerahkan saham) pada hari bursa kelima. Pasar Tunai dilakukan dengan prinsip pembayaran dan penyerahan seketika (cash and carry).

Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam artian tergantung kekuatan permintaan (penawaran beli) dan penawaran jual. Saat ini harga saham sudah ditentukan melalui proses otomatisasi JATS.

Indeks Harga Saham setiap hari dihitung menggunakan harga saham terakhir yang terjadi di bursa. Dua macam indeks yang digunakan di BEJ adalah Indeks Harga Saham Individual yang mencerminkan perkembangan harga suatu saham dan Indeks Harga Saham Gabungan yang mencerminkan perkembangan pasar secara keseluruhan. Harga saham yang digunakan dalam perhitungan indeks di bursa adalah harga saham yang terjadi di pasar reguler.

Biaya Transaksi adalah komisi (imbalan jasa) kepada perusahaan pialang yang besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan pemodal, untuk membeli atau menjual saham pemodal. Di BEJ biaya komisi ini setinggi-tingginya 1% dari nilai transaksi (jual atau beli). Anggota bursa berkewajiban membayar biaya-biaya untuk:

1) Untuk transaksi saham dikenakan biaya transaksi sebesar 0,04% dari kumulatif nilai transaksi setiap bulannya.

2) Untuk transaksi atas unjuk tidak dikenakan biaya transaksi. 3) Untuk transaksi buktirighttidak dikenakan biaya transaksi.


(44)

4) Untuk transaksi warrantdikenakan biaya transaksi sebesar 0.02% dari nilai transaksi.

5) Untuk anggota bursa yang tidak melakukan transaksi sama sekali wajib membayar biaya administrasi kepada BEJ sebesar Rp. 250.000,-per bulan.

6) Pengenaan komisi dan biaya ini belum termasuk PPN 10%, Pajak Transaksi bagi transaksi penjualan saham sebesar 0,1% dari kumulatif nilai transaksi penjualan, serta pajak penghasilan atas transaksi penjualan, serta pajak penghasilan atas transaksi penjualan saham oleh pemegang saham oleh pemegang saham pendiri sebesar 5%.

d) Hak pemodal sebagai pemegang saham.

Sebagai pemegang saham, investor berhak memperoleh dividen, hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS), dan mendapat bagian jika perusahaan (karena suatu sebab) dilikuidasi.

e) Indeks Harga Saham

Indeks harga saham di bursa setiap hari dihitung menggunakan harga saham terakhir yang terjadi di bursa. Dua indeks yang digunakan adalah Indeks Harga Individual yang mencerminkan perkembangan harga suatu saham dan Indeks Harga Saham Gabungan yang mencerminkan perkembangan pasar secara keseluruhan. Harga saham yang dipergunakan dalam perhitungan indeks di bursa adalah harga saham yang terjadi di pasar reguler.

f) Pendaftaran saham.

Perusahaan pialang yang melakukan pesanan untuk membeli efek atas perintah investor, atau investor sendiri dapat datang ke Biro


(45)

Administrasi Efek (BAE) yang ditunjuk oleh emiten untuk mendaftar dan mengadministrasi saham tersebut atas nama investor yang membeli saham. PT. BEJ menentukan bahwa batas waktu proses registrasi saham selambatnya 7 hari. Setelah melakukan registrasi, maka investor telah terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan yang berhak mendaftarkan seluruh hak sebagai pemagang saham.

g) Jadwal perdagangan

Seluruh kegiatan di BEJ dilakukan pada hari yang disebut dengan hari bursa. Hari bursa tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Jadwal Perdagangan Harian Bursa Efek Jakarta Senin - Kamis Sesi I

Sesi II

09.30 – 12.00 WIB 13.30 – 16.00 WIB

Jumat Sesi I

Sesi II

09.30 – 11.00 WIB 14.00 – 16.00 WIB Sumber: Laporan Tahunan Bursa Efek Jakarta h) Informasi perdagangan efek yang tersedia di BEJ

PT. BEJ menyediakan berbagai sistem yang langsung berhubungan dengan mesin utama komputer sistem perdagangan di BEJ sehubungan dengan kebutuhan para investor akan informasi. Bagi para vendor yang bergerak di bidang penyebaran informasi, tersedia jasa pelayanan data feed yang berisi data mentah perdagangan yang bersifat seketika. Data feed tersebut diolah oleh vendor dalam bentuk info-broadcast yang kemudian akan disebarkan kepada para pelanggannya.

PT. BEJ menjalin kerjasama dengan PT. Surya Gendewamas untuk menghasilkan produk info-broadcast yang disebut JSX RTI


(46)

(Jakarta Stock Exchange Real Time Informasi), kerjasama lainnya dengan lembaga Kantor Berita Antara dengan nama produk Antara-IMQ (Indonesian Market Quote). Sedangkan produk info-broadcast lainnya adalah Penta-RTI milik PT. Wara Arta.

Untuk pihak yang tidak memerlukan informasi seketika bisa mengakses Bulletin Broad System (BBS) yang berisikan seluruh data perdagangan pada hari itu. BBS bisa diakses dengan melalukan dial up atau menghubungi nomor-nomor telepon tertentu di BEJ yang sudah dilengkapi dengan modem.

Setiap hari bursa, PT. BEJ menerbitkan Daftar Kurs Efek (DKE) yang memuat tentang:

1) Nama dan kode efek yang tercatat di bursa. 2) Kurs, volume dan nilai transaksi yang terjadi. 3) Indeks Harga Saham Individual dan Gabungan. 4) Penawaran jual dan penawaran beli.

5) Daftar saham yang dapat dibeli oleh pemodal asing. 6) Pengumuman-pengumuman bursa.

B. Indeks BEJ

Dalam rangka memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, BEJ telah menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator pergerakan saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini BEJ mempunyai 4 macam indeks saham.


(47)

1. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi indeks.

2. Indeks sektoral menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap sektor. 3. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui beberapa

tahapan seleksi.

4. Indeks individual, yang merupakan indeks untuk masing-masing saham didasarkan harga dasar.

IHSG, indeks sektoral, dan indeks LQ45 menggunakan metode perhitungan yang sama, yang membedakannya hanya jumlah saham yang digunakan sebagai komponen dalam perhitungannya.

1. IHSG

Pada tanggal 1 April 1983, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkenalkan untuk pertama kalinya sebagai indikator pergerakan saham di BEJ. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham yang biasa dan saham preferen yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham.

Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham yang tercatat pada tanggal !0 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut .

100 Dasar

Nilai

Saham Jumlah Reguler

Pasar di Saham (Harga


(48)

Perhitungan indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru, HMETD(right issue), partial/company listing, warandan obligasi konversi demikian juga delesting. Dalam hal terjadi stock split, dividen saham atau saham bonus. Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang.

Lama Dasar Nilai Lama

Pasar Nilai

Baru Pasar Nilai Lama Pasar Nilai Baru

Dasar

Nilai = + ×

Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit. Hal ini dapat dilakukan setelah sistem perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik.

2. Indeks Sektoral

Indeks Sektoral merupakan bagian dari IHSG. Semua perusahaan yang tercatat di BEJ diklasifikasikan ke dalam 9 sektor yang didasarkan pada


(49)

klasifikasi industri yang ditetapkan oleh BEJ yang disebut JASIKA(Jakarta Stock Exchange Classification). Kesembilan sektor tersebut adalah :

a) Sektor Utama (industri yang menghasilkan bahan-bahan baku) 1. Sektor 1, Pertanian

2. Sektor 2, Pertambangan

b) Sektor Kedua (Industri Pengolahan/Manufaktur) 3. Sektor 3, Industri Dasar dan Kimia

4. Sektor 4, Aneka Industri

5. Sektor 5, Industri Barang Konsumsi c) Sektor Ketiga (Jasa)

6. Sektor 6, Properti dan Real Estate 7. Sektor 7, Transportasi dan Infrastruktur 8. Sektor 8, Keuangan

9. Sektor 9, Perdagangan, Jasa dan Investasi

Indeks Sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 Januari 1996 dengan Nilai Dasar 100 untuk setiap sektor dan menggunakan Hari Dasar 28 Desember 1995. Disamping kesembilan sektor tersebut, BEJ menghitung indeks industri manufaktur/pengolahan yang merepresentasikan kumpulan saham yang diklasifikasikan kedalam sektor 3, sektor 4 dan sektor 5.

3. Indeks LQ45

Indeks ini terdiri dari saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut. Untuk masuk dalam pemilihan tersebut, sebuah saham harus memenuhi kriteria tertentu dan lolos dari seleksi utama sebagai berikut :


(50)

a) Masuk dalam top 60 dari total transaksi saham di pasar regular (rata-rata transaksi selama 12 bulan terakhir).

b) Masuk dalam rangking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).

c) Telah tercatat di BEJ sekurang-kurangnya 3 bulan.

d) Kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah transaksi di pasar regular.

BEJ secara terus menerus memantau perkembangan komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Setiap 3 bulan di review pergerakan rangking saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. penggantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu pada setiap awal bulan Februari dan Agustus. Bila ada satu saham yang tidak memenuhi kriteria, saham tersebut akan dikeluarkan dari perhitungan indeks dan akan digantikan dengan saham yang memenuhi kriteria. Saham-saham yang masuk dalam kriteria rangking 1-35 dikalkulasikan dengan cepat dalam perhitungan indeks. Sedangkan saham yang masuk pada rangking 36-45 tidak perlu dimasukkan dalam perhitungan indeks.

Untuk menjamin kewajaran dalam seleksi saham, BEJ mempunyai sebuah Komite Penasehat yang terdiri dari para ahli di bidang pasar modal yaitu para praktisi, akademis, professional independen di bidang pasar modal.

Indeks LQ45 dihitung mundur hingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai Hari Dasar, dengan Nilai Dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data pasar Juli 1993-Juni 1994. Hasilnya ke-45 saham tersebut meliputi 72% total market kapitalisasi pasar dan 72,5% nilai transaksi di pasar regular.


(51)

4. Jakarta Islamic Index(JII)

Dalam rangka mengakomodir investor yang tertarik untuk berinvestasi, BEJ dan Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan sebuah indeks yang didasarkan pada Syariah Islam, dikenal dengan nama Jakarta Islamic Index(JII)

JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000. JII dihitung mundur hingga tanggal 1 Januari 1995 sebagai Hari Dasar dengan Nilai Dasar 100. JII terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan Syariah Islam. Dewan Pengawas Syariah PT DIM terlibat dalam menetapkan kriteria saham-saham yang masuk dalam JII.

Berdasarkan arahan Dewan Pengawas Syariah PT DIM, jenis kegiatan utama emiten yang bertentangan dengan Syariah adalah :

a) Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

b) Usaha lembaga keuangan konvesional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvesional.

c) Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram.

d) Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan indeks JII dilakukan dengan urutan seleksi sebagai berikut :

a) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip Syairah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar)


(52)

b) Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan terakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar 90%.

c) Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.

d) Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan regular selama satu tahun terakhir.

C. Deskripsi Perusahaan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel dengan mendasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Dalam penelitian ini sampel yang diambil berjumlah 38 emiten yang sahamnya diperdagangkan di BEJ selama Agustus 2005 hingga Januari 2007. Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Saham-saham aktif yang terdaftar dalam LQ45.

2. Saham-saham perusahaan yang selalu masuk berurutan dalam setiap periode penyesuaian indeks LQ45 yaitu dari awal bulan Agustus 2005 sampai dengan akhir Januari 2007.


(53)

Berikut ini perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian selama masa pengamatan dari Agustus 2005 hingga Januari 2007 :

Tabel 4.2 : Nama Perusahaan yang Dijadikan Sampel

No. Kode Nama Industri

1 AALI PT.Astra Agro Tbk. Pertanian

2 ADHI PT.Adhi Karya(Persero) Tbk. Properti dan Real Estate 3 ADMG PT.Polychem Indonesia Tbk. Aneka Indutri

4 ANTM PT.Aneka Tambang(Persero) Tbk. Pertambangan 5 ASII PT.Astra Internasional Tbk. Aneka Industri 6 BBCA PT.Bank Central Asia Tbk. Keuangan 7 BBRI PT.Bank Rakyat Indonesia Tbk. Keuangan 8 BDMN PT.Bank Danamon Tbk. Keuangan

9 BLTA PT.Berlian Laju Tanker Tbk. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 10 BMRI PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk. Keuangan

11 BNBR PT.Bakrie & Brothers Tbk. Perdagangan, Jasa, dan Investasi 12 BNGA PT.Bank Niaga Tbk. Keuangan

13 BNII PT.Bank Internasional Indonesia Tbk. Keuangan 14 BUMI PT.Bumi Resources Tbk. Pertambangan

15 CMNP PT. Bumi Citra Marga Nusphala Persada Tbk. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 16 ENRG PT.Energi Mega Persada Tbk. Pertambangan

17 GGRM PT.Gudang Garam Tbk. Industri Barang Konsumsi 18 GJTL PT.Gajah Tunggal Tbk. Aneka Industri

19 INCO PT.International Nickel Indonesia Tbk. Pertambangan

20 INDF PT.Indofood Sukses Makmur Tbk. Industri Barang Konsumsi 21 INKP PT.Indah Kiat Pulp & Paper Corporation Tbk. Industri Dasar dan Kimia 22 INTP PT.Indocement Tunggal Prakasa Tbk. Industri Dasar dan Kimia

23 ISAT PT. Indosat Tbk. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 24 KIJA PT.Kawasan Industri Jababeka Tbk. Properti dan Real Estate

25 KLBF PT.Kalbe Farma Tbk. Industri Barang Konsumsi 26 LSIP PT.PP London Sumatera Tbk. Pertanian

27 MEDC PT.Medco Energi Internasional Tbk. Pertambangan

28 PGAS PT.Perusahaan Gas Negara Tbk. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 29 PNBN PT.Bank Pan Indonesia Tbk. Keuangan

30 PNLF PT.Panin Life Tbk. Keuangan 31 PTBA PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Pertambangan 32 SMCB PT.Holcim Indonesia Tbk. Industri Dasar dan Kimia 33 SMRA PT.Summarecon Agung Tbk. Properti dan Real Estate 34 TKIM PT.Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Industri Dasar dan Kimia

35 TLKM PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 36 UNSP PT.Bakrie Sumatra Platantions Tbk. Pertanian

37 UNTR PT.United Tractors Tbk. Perdagangan, Jasa, dan Investasi 38 UNVR PT.Unilever Indonesia Tbk. Industri Barang Konsumsi


(54)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data dan Pembahasan Permasalahan Pertama 1. Analisis

Untuk menjawab permasalahan pertama dalam penelitian ini, pertama-tama dikumpulkan data indeks harian dari indeks LQ45 BEJ periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 dan harga-harga saham penutupan harian dari sampel dalam penelitian periode Agustus 2005 hingga Januari 2007. Kemudian diolah untuk memperoleh hasil sebagai berikut :

a. Tingkat Returndan Tingkat Risiko Pasar

Model indeks tunggal berpedoman bahwa pergerakan harga-harga sekuritas saham searah sesuai dengan pergerakan indeks harga pasar saham. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat return sekuritas saham dengan tingkat return tingkat indeks pasar saham. Model indeks tunggal menggunakan tingkat return indeks harga pasar saham sebagai pedoman untuk menentukan tingkat returndari suatu sekuritas saham.

1) Tingkat Return Realisasi Pasar

Tingkat return realisasi pasar adalah tingkat return dari indeks pasar yang sesungguhya terjadi pada periode waktu tertentu. Tingkat return realisasi pasar ditentukan dengan menggunakan data harga penutupan indeks pasar harian dari Indeks LQ45 BEJ periode Agustus 2005 hingga Januari 2007. Data selengkapnya dari harga penutupan harian indeks LQ45 BEJ beserta saham-saham yang menjadi sampel


(55)

dalam penelitian periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 dapat dilihat pada bagian lampiran 2.a – 2.af halaman 63– 94.

Untuk menentukan tingkat return realisasi pasar digunakan persamaan:

1 1 1

t M,

45 45 LQ45

R

− −

− =

t t LQ

LQ

Keterangan :

RM,t = Tingkat returnrealisasi pasar pada periode t

LQ45t = Nilai indeks LQ45 pada periode t

LQ45t-1 = Nilai indeks LQ45 pada periode t-i

Data tingkat return realisasi pasar harian yang diperoleh selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran 3.a – 3.af halaman 95 – 126.

2) Tingkat ReturnEkspektasi Pasar

Tingkat returnekspektasi pasar adalah tingkat return pasar yang diharapkan akan terjadi. Berbeda dengan tingkat return realisasi, tingkat return ekspektasi adalah tingkat return yang belum terjadi. Tingkat return ekspektasi dapat ditentukan dengan menggunakan data nilai tingkat return historis atau data nilai return yang telah terjadi di masa lampau. Pada penelitian ini, data yang digunakan untuk menentukan tingkat return ekspektasi adalah data tingkat return pasar harian indeks LQ45 periode Agustus 2005 hingga Januari 2007.

Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat returnekspektasi pasar berdasarkan data historis tingkat return realisasi pasar. Ketiga metode tersebut adalah metode rata-rata,


(56)

metode tren dan metode jalan acak. Metode rata-rata mengasumsikan tidak terjadi laju pertumbuhan tingkat return, sementara metode tren digunakan jika terjadi indikasi adanya laju pertumbuhan tingkat return. Sedangkan metode jalan acak digunakan apabila data historis dari tingkat return realisasi tidak menunjukan adanya suatu pola yang teratur sehingga diperkirakan bahwa tingkat return yang terjadi terakhir kali akan terulang kembali di masa depan.

Dari data historis tingkat return realisasi pasar yang telah diperoleh dari perhitungan sebelumnya, terlihat jelas bahwa tidak terdapat adanya indikasi laju pertumbuhan tingkat return realisasi pasar sehingga metode tren tidak tepat bila digunakan pada data tersebut. Pada data tingkat return realisasi pasar harian indeks LQ45 BEJ periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 tersebut juga terlihat adanya suatu pola yang terjadi berulang-ulang sehingga metode jalan acak tidak tepat untuk digunakan pada data tersebut. Metode yang paling tepat untuk digunakan pada data tingkat return pasar harian indeks LQ45 periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 pada penelitian ini adalah metode rata-rata.

Tingkat return ekspektasi pasar pada penelitian ini akan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata. Tingkat return ekspektasi pasar dengan menggunakan metode rata-rata tersebut ditentukan menggunakan persamaan :

= n

1 -t

t M,

M R

n 1 ) E(R


(57)

Keterangan :

E(RM) = Tingkat returnekspektasi pasar

RM,t = Tingkat return realisasi pasar pada periode t

n = Jumlah periode pengamatan

Dari hasil perhitungan menggunakan persamaan tingkat return ekspektasi pasar berdasarkan pada tingkat returnrealisasi pasar harian indeks LQ45 BEJ periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 diperoleh tingkat return ekspektasi pasar sebesar 0,1137 %. Hal ini berarti tingkat return pasar harian yang diharapkan terjadi di masa depan adalah sebesar 0,1137 %.

3) Tingkat Risiko Pasar

Tingkat risiko pasar adalah perbedaan nilai yang terjadi antara tingkat return realisasi pasar dengan tingkat return ekspektasi pasar. Van Home dan Wachowics, Jr.(1992) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan. Risiko biasa diukur dengan menggunakan standar deviasi yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya. Tingkat risiko pasar dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :

(

)

1 ) E(R R

1

2 M t

M, M

− − =

=

n n

t σ

Keterangan :

•M = Tingkat risiko pasar


(58)

E(RM) = Tingkat returnekspektasi pasar

n = Jumlah pengamatan

Dari hasil perhitungan menggunakan persamaan tingkat risiko pasar berdasarkan pada data tingkat return realisasi pasar harian indeks LQ45 BEJ periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 dan data tingkat return ekspektasi pasar yang telah diperoleh dari perhitungan sebelumnya diperoleh tingkat risiko pasar sebesar 1,5117 %.

Selain dinyatakan dalam bentuk standar deviasi, tingkat risiko pasar juga dapat dinyatakan dalam bentuk varian. Secara matematis hubungan antara standar deviasi dengan varian yang menggambarkan tingkat risiko pasar dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

2 M

M σ

σ =

Keterangan :

•M = Standar deviasi sebagai tingkat risiko pasar

•M2 = Varian sebagai tingkat risiko pasar

Dengan menggunakan persamaan yang menggambarkan hubungan antara standar deviasi dengan varian tersebut dan berdasarkan pada data tingkat risiko pasar dalam bentuk standar deviasi yang telah ditentukan dalam perhitungan sebelumnya, diperoleh varian sebagai tingkat risiko pasar sebesar 2,2852 %.

b. Tingkat Returndan Tingkat Risiko Aktiva Tunggal Saham 1) Tingkat ReturnAktiva Tunggal Saham

Model indeks tunggal beranggapan bahwa harga dari suatu sekuritas saham akan bergerak searah sesuai dengan indeks pasar


(59)

saham. Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu hubungan antara tingkat return suatu sekuritas saham dengan tingkat return indeks pasar. Hubungan tersebut dapat digambarkan melalui persamaan sebagai berikut :

i M i i

i R

R =α +β ⋅ +e Keterangan :

Ri = Tingkat return realisasi sekuritas i

•i = Nilai ekspektasi tingkat return sekuritas i yang

independen terhadap tingkat return pasar •i = Beta sekuritas i

RM = Tingkat returnrealisasi indeks pasar

ei = Kesalahan residu sekuritas i

Karena pada penelitian ini pasar saham diasumsikan hanya terdiri dari saham-saham penyusun indeks LQ45 BEJ periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 maka nilai RMpada penelitian ini mengacu

pada nilai tingkat returndari indeks LQ45 BEJ periode Agustus 2005 hingga Januari 2007. sedangkan Ri pada penelitian ini mengacu pada nilai tingkat return sekuritas-sekuritas yang menjadi sampel dalam penelitian periode Agustus 2005 hingga Januari 2007.

Persamaan tersebut menggambarkan hubungan antara tingkat returnrealisasi sekuritas tertentu dengan tingkat returnrealisasi pasar saham. Apabila persamaan tersebut diubah agar dapat menentukan hubungan antara tingkat return ekspektasi sekuritas tertentu dengan tingkat return ekspektasi pasar saham, maka persamaan tersebut akan menjadi :


(60)

) E(R )

E(RiiiM Keterangan :

E(Ri) = Tingkat return ekspektasi sekuritas i

•i = Nilai ekspektasi tingkat return sekuritas i yang

independen terhadap tingkat returnpasar •i = Beta sekuritas i

E(RM) = Tingkat returnekspektasi pasar

Dari persamaan hubungan antara tingkat return ekspektasi sekuritas tertentu dengan tingkat return ekspektasi pasar saham tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk dapat mengetahui tingkat return ekspektasi suatu sekuritas berdasarkan hubungannya dengan tingkat return ekspektasi pasar maka terlebih dahulu harus ditentukan nilai • dan • dari sekuritas tersebut. Nilai • dan • dari suatu sekuritas ditentukan menggunakan metode regresi linier sederhana dengan tingkat return realisasi sekuritas tertentu sebagai variabel dependen dan tingkat returnrealisasi pasar sebagai variabel independen.

Dengan menggunakan data tingkat return realisasi pasar indeks LQ45 BEJ periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 dan data tingkat return realisasi sekuritas-sekuritas yang menjadi sampel dalam penelitian periode Agustus 2005 hingga Januari 2007, diperoleh nilai • dan • dari masing-masing sekuritas-sekuritas tersebut. Hasil perhitungan • dan • masing-masing sekuritas selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran 4 halaman 127.

Pada model indeks tunggal, nilai tingkat return ekpektasi suatu sekuritas terdiri dari dua macam tingkat return. Dua macam tingkat


(61)

return tersebut adalah tingkat return yang unik dan tingkat return yang berhubungan dengan tingkat returnpasar.

Tingkat return yang pertama adalah tingkat return yang unik. Tingkat returnini diwakili dengan notasi •i. Tingkat return ini bersifat

independen terhadap tingkat return pasar. Tingkat return ini hanya berhubungan dengan peristiwa mikro yang mempengaruhi perusahaan tertentu saja dan tidak mempengaruhi semua perusahaan secara umum. Peristiwa mikro tersebut dapat berupa pemogokan karyawan, inovasi-inovasi dan lain sebagainya.

Tingkat return yang kedua adalah tingkat return yang berhubungan dengan tingkat return pasar. Tingkat return ini diwakili dengan notasi •i. Beta (•i) menggambarkan sensivitas tingkat return

sekuritas tertentu terhadap tingkat return pasar. Tingkat return ini berhubungan dengan peristiwa makro yang mempengaruhi sebagian besar perusahaan atau seluruh perusahaan secara umum. Peristiwa makro tersebut dapat berupa keputusan-keputusan pemerintah di bidang perindustrian, peraturan perpajakan yang baru, dan lain sebagainya.

Sebagai contoh; berdasarkan pada perhitungan tingkat return ekspektasi suatu sekuritas yang telah dilakukan. Saham AALI memiliki tingkat return ekspektasi sebesar 0,3512 %. Nilai •i untuk

perusahaan ini sebesar 0,2701 %. Sedangkan nilai •i dan nilai E(RM)

untuk perusahaan tersebut masing-masing adalah sebesar 0,7128 dan 0,1137 %. Tingkat return ekspektasi saham AALI tersebut terdiri dari dua macam tingkat return.


(62)

Tingkat return yang pertama adalah tingkat return unik sebesar 0,2701 %. Tingkat return ini tidak dipengaruhi oleh tingkat return pasar. tingkat return ini muncul karena adanya suatu peristiwa mikro yang mempengaruhi perusahaan tersebut saja, misalnya adanya inovasi menghasilkan produk baru yang lebih baik. Inovasi tersebut tidak dilakukan oleh perusahaan lain, sehingga perusahaan lain tidak memiliki tingkat returnunik yang sama dengan perusahaan tersebut.

Tingkat return kedua adalah tingkat return yang berhubungan dengan tingkat returnpasar sebesar 0,0810 %. Besar-kecilnya tingkat return tersebut dipengaruhi oleh tingkat return pasar. Apabila tingkat return pasar lebih tinggi dari 0,1137 %, maka tingkat return tersebut akan mengalami kenaikan, demikian juga sebaliknya. Karena nilai •i

perusahaan ini sebesar 0,7128, maka tingkat return yang berhubungan dengan tingkat returnpasar tersebut akan mengalami kenaikan sebesar 0,7128 % setiap terjadi kenaikan tingkat return pasar sebesar 1,00 % dan akan mengalami penurunan sebesar 0,7128 % setiap terjadi penurunan tingkat returnpasar sebesar 1,00 %.

2) Tingkat Risiko Aktiva Tunggal Saham

Selain dinyatakan dalam bentuk standar deviasi, tingkat risiko aktiva tunggal juga dapat dinyatakan dalam bentuk varian. Secara umum varian aktiva tunggal saham dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

(

)

2

i t i, 2

i =ER −E(R )


(63)

Keterangan :

•i2 = Varian sekuritas i

Ri = Tingkat returnrealisasi sekuritas pada periode t

E(Ri) = Tingkat returnekspektasi sekuritas i

Dalam model indeks tunggal, varian suatu sekuritas dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

2 ei 2 M 2 i 2

i β σ σ

σ = ⋅ +

Keterangan :

•i2 = Varian sekuritas i

•i = Beta sekuritas i

•M2 = Varian pasar

•ei2 = Varian kesalahan residu sekuritas i

Berdasarkan persamaan tersebut, maka untuk dapat menentukan varian suatu sekuritas berdasarkan model indeks tunggal dibutuhkan data dari beta dari suatu sekuritas tersebut, data varian, dan data varian kesalahan residu dari sekuritas tersebut. Data untuk masing-masing beta sekuritas serta data dari varian pasar telah ditentukan pada perhitungan-perhitungan sebelumnya dalam penelitian ini. Sementara data dari varian kesalahan residu dari masing-masing sekuritas dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :

(

)

2

i t i, 2

ei =Ee −E(e )

σ Keterangan : •ei

2


(64)

ei,t = Kesalahan residu realisasi sekuritas i pada periode t

E(ei) = Kesalahan residu ekspektasi sekuritas i

Nilai kesalahan residu untuk masing-masing sekuritas dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :

t M, i i t i, t

i, R R

e = −α −β ⋅ Keterangan :

ei.t = Kesalahan residu realisasi sekuritas i pada periode t

Ri,t = Returnrealisasi sekuritas i pada periode t

•i = Nilai ekspektasi tingkat return sekuritas i yang

independen terhadap tingkat returnpasar •i = Beta sekuritas i

RM,t = Returnrealisasi pasar pada periode t

Varian dari masing-masing saham yang menjadi sampel dalam penelitian periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 dapat ditentukan setelah seluruh data yang dibutuhkan tersedia. Hasil selengkapnya dari perhitungan varian masing-masing saham yang menjadi sampel dalam penelitian periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 berdasarkan model indeks tunggal dapat dilihat pada bagian lampiran 5 halaman 128.

Varian sebagai tingkat risiko masing-masing sekuritas yang ditentukan berdasarkan model indeks tunggal terdiri dari dua macam tingkat risiko. Dua macam tingkat risiko tersebut adalah risiko yang berhubungan dengan pasar dan risiko unik masing-masing perusahaan.

Sebagai contoh; berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan saham AALI memiliki tingkat risiko sebesar 6,3270 %. Tingkat risiko


(65)

tersebut terdiri dari tingkat risiko perusahaan sebesar 5,1658 %dan tingkat risiko yang berhubungan dengan pasar sebesar 1,1612 %.

c. Penyusunan Portofolio Saham Optimal Berdasarkan Model indeks Tunggal

Sebelum dapat menentukan tingkat return dan tingkat risiko portofolio optimal yang disusun berdasarkan model indeks tunggal, portofolio saham tersebut harus disusun terlebih dahulu. Data yang diperlukan untuk menyusun portofolio saham yang optimal berdasarkan model indeks tunggal pada penelitian ini adalah data tingkat return bebas risiko dan data harga penutupan harian saham-saham yang menjadi sampel dalam penelitian periode Agustus 2005 hingga Januari 2007.

Penelitian ini menggunakan tingkat bunga SBI sebagai tingkat return bebas risiko. Untuk dapat menentukan tingkat return bebas risiko tersebut dibutuhkan data tingkat BI rate (bunga SBI) yang berlaku pada kurun waktu antara Agustus 2005 hingga Januari 2007. Data selengkapnya dari tingkat BI rate yang berlaku dapat dilihat pada bagian lampiran 6 halaman 129.

Untuk dapat menentukan tingkat return bebas risiko harian pada periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 digunakan persamaan sebagai berikut :

= ⋅ = 18

1 i

i BR

240 SBI 18

1 R

Keterangan :

RBR = Tingkat returnbebas risiko


(66)

i = Periode antara Agustus 2005 hingga Januari 2007

Persamaan tersebut menggunakan asumsi bahwa satu tahun terdiri dari 240 hari. Dengan menggunakan data yang tersedia, ditentukan tingkat return bebas risiko harian periode Agustus 2005 hingga Januari 2007 sebesar 0,04774 %.

Penyusunan portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal disusun dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1) Urutkan saham-saham berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. ERB dihitung dengan menggunakan rumus :

i BR i i R ) E(R ERB β − = Keterangan :

ERBi = Excess return to Beta ratio saham ke-i

E(Ri) = Returnekspektasi saham ke-i

RBR = Returnaktiva bebas risiko

•i = Beta saham ke i

2) Hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing saham ke-i sebagai

berikut :

(

)

2 ei i BR i i R ) E(R A σ β ⋅ −

= dan 2

2 i i B ei σ β = Keterangan :

E(Ri) = Returnekspektasi saham i

RBR = Returnaktiva bebas resiko

•i = Beta saham i


(67)

3) Hitung nilai Cidengan menggunakan rumus :

= = + = i i j i 2 M i i j i 2 M i B 1 A C σ σ Keterangan :

•M2 = Varian returnindeks pasar

Ci adalah nilai saham C untuk saham ke-i yang dihitung dari

kumulasi nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1 sampai

dengan Bi. misal C3 menunjukkan nilai C untuk saham ke-3 yang

dihitung dari kumulasi A1,A2,A3dan B1,B2,B3.

4) Besarnya cut-off point (C*) adalah nilai C1 dimana nilai ERB terakhir

kali masih lebih besar dari nilai Ci

Saham-saham yang membentuk portofolio optimal adalah saham-saham yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*. Saham-saham yang mempunyai ERB lebih kecil dari ERB di titik C* tidak diikut-sertakan dalam pembentukan portofolio yang optimal.

5) Menentukan proporsi dari masing-masing saham penyusun portofolio saham tersebut. Besarnya proporsi masing-masing saham tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :

= = k 1 j j i i Z Z w

Dimana nilai Ziadalah :

(

*

)

i 2 ei

i ERB C

Z = −

σ βi


(68)

Keterangan :

wi = Proporsi saham ke-i

k = Jumlah saham di portofolio optimal •i = Beta saham ke-i

•ei2 = Varian kesalahan residu saham ke-i

ERBi = Excess return to Beta ratiosaham ke-i

C* = Cut-off point

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, lembar kerja dapat dilihat selengkapnya pada bagian lampiran 7 halaman 130, terbentuklah suatu portofolio saham yang terdiri dari :

a) AALI sebesar 35,9552 % dari keseluruhan dana. b) UNSP sebesar 14,1686 % dari keseluruhan dana. c) PGAS sebesar 11,1475 % dari keseluruhan dana. d) ANTM sebesar 15,2335 % dari keseluruhan dana. e) INCO sebesar 9,5081 % dari keseluruhan dana. f) LSIP sebesar 10,0934 % dari keseluruhan dana. g) CMNP sebesar 2,8099 % dari keseluruhan dana. h) BLTA sebesar 1,0839 % dari keseluruhan dana.

2. Pembahasan

Portofolio optimal akan berisi dengan saham-saham yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Saham-saham dengan rasio ERB yang rendah tidak akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Dengan diperlukan titik pembatas (cut off point) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi.


(69)

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diketemukan ada 8 saham yang termasuk portofolio optimal pada sampel penelitian periode Agustus 2005 hingga Januari 2007. Untuk saham yang termasuk dalam pembentukan portofolio saham optimal terdiri dari 8 saham yaitu PT. Astra Agro Tbk (AALI), PT. Bakrie Sumatra Platantions Tbk (UNSP), PT. Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT. Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT. International Nickel Indonesia Tbk (INCO), PT. PP London Sumatera Tbk (LSIP), PT. Bumi Cipta Marga Nusphala Persada Tbk (CMNP), PT. Berlian Laju Tanker (BLTA). Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan cut off point (C*) sebesar 0,18646253 yaitu saham perusahaan BLTA (PT. Berlian Laju Tanker Tbk) yang merupakan tingkat pembatas ERB. Ke-8 perusahaan tersebut masuk pada portofolio optimal karena ERB saham tersebut lebih besar dari atau sama dengan cut off point.

Ke-8 perusahaan tersebut merupakan suatu portofolio yang optimal dari sekian banyak kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva yang berisiko yang tersedia di pasar. Portofolio yang optimal tersebut menekankan pada kombinasi yang optimal yang akan memberikan return yang maksimal pada suatu tingkat risiko tertentu atau memberikan risiko yang minimal pada suatu tingkat return tertentu.

Tujuan investasi dalam saham adalah untuk mendapatkan keuntungan. Untuk dapat memberikan keuntungan yang maka saham yang dipilih memiliki return harapan yang positif. Ke-8 saham perusahaan tersebut memiliki return harapan yang positif, yang berarti akan menghasilkan keuntungan yang diharapkan berupa capital gain (selisih untung dari harga investasi saham


(70)

sekarang dengan harga saham periode yang lalu). Sehingga ke-8 saham tersebut menguntungkan untuk dibeli.

Investasi pada saham merupakan investasi yang berisiko. Harga saham bisa naik tetapi bisa juga turun. Hal ini menunjukkan investasi dihadapkan pada ketidakpastian memperoleh keuntungan. Dengan kata lain, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan. Risiko dalam investasi dibagi menjadi dua, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.

Risiko sistematis ditunjukkan dengan Beta (• ). Beta ke-8 saham tersebut bersifat positif. Ini menunjukkan hubungan yang searah antara return saham dengan returnpasar. Jika return pasar naik maka return saham naik. Resiko ini disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi semua saham. Faktor-faktor tersebut misalnya kondisi perekonomian, kebijaksanaan dan lain sebagainya. Resiko ini tidak bisa dihilangkan karena selalu ada dalam setiap saham.

Salah satu karakteristik investasi pada saham adalah kemudahan untuk membentuk portofolio saham yang dimaksudkan untuk mengurangi risiko. Risiko yang dapat dikurangi adalah risiko tidak sistematis. Pengurangan resiko ini dapat efektif bila koefisien korelasi antartingkat keuntungan semakin rendah. Adapun datanya sebagai berikut:

Tabel 5.1:Koefisien korelasi

Correlations AALI UNSP PGAS ANTM INCO LSIP CMNP

UNSP 0,234

PGAS 0,286 0,198 ANTM 0,286 0,266 0,321

INCO 0,219 0,198 0,208 0,455 LSIP 0,383 0,374 0,270 0,388 0,231 CMNP 0,215 0,272 0,223 0,277 0,191 0,263


(1)

.1006 3.0026 364 .1137 1.5117 364 SMRA

LQ45

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .475 .475 1.000 . .000 .000 . 364 364 364 364 SMRA

LQ45 SMRA LQ45 SMRA LQ45 Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

SMRA LQ45

Variables Entered/Removedb

LQ45a . Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: SMRA b.

Coefficientsa

-6.69E-03 .139 -.048 .962 .943 .092 .475 10.270 .000 (Constant)

LQ45 Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardi

zed Coefficien

ts

t Sig.

Dependent Variable: SMRA a.


(2)

-.1425 2.4712 364 .1137 1.5117 364 TKIM

LQ45

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .631 .631 1.000 . .000 .000 . 364 364 364 364 TKIM

LQ45 TKIM LQ45 TKIM LQ45 Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

TKIM LQ45

Variables Entered/Removedb

LQ45a . Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: TKIM b.

Coefficientsa

-.260 .101 -2.574 .010 1.031 .067 .631 15.470 .000 (Constant)

LQ45 Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardi

zed Coefficien

ts

t Sig.

Dependent Variable: TKIM a.


(3)

.1709 2.1132 364 .1137 1.5117 364 TLKM

LQ45

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .783 .783 1.000 . .000 .000 . 364 364 364 364 TLKM

LQ45 TLKM LQ45 TLKM LQ45 Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

TLKM LQ45

Variables Entered/Removedb

LQ45a . Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: TLKM b.

Coefficientsa

4.637E-02 .069 .671 .503 1.095 .046 .783 23.966 .000 (Constant)

LQ45 Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardi

zed Coefficien

ts

t Sig.

Dependent Variable: TLKM a.


(4)

.2996 3.0078 364 .1137 1.5117 364 UNSP

LQ45

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .417 .417 1.000 . .000 .000 . 364 364 364 364 UNSP

LQ45 UNSP LQ45 UNSP LQ45 Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

UNSP LQ45

Variables Entered/Removedb

LQ45a . Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: UNSP b.

Coefficientsa

.205 .144 1.426 .155 .829 .095 .417 8.722 .000 (Constant)

LQ45 Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardi

zed Coefficien

ts

t Sig.

Dependent Variable: UNSP a.


(5)

.1516 2.6110 364 .1137 1.5117 364 UNTR

LQ45

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .640 .640 1.000 . .000 .000 . 364 364 364 364 UNTR

LQ45 UNTR LQ45 UNTR LQ45 Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

UNTR LQ45

Variables Entered/Removedb

LQ45a . Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: UNTR b.

Coefficientsa

2.579E-02 .106 .244 .807 1.106 .070 .640 15.856 .000 (Constant)

LQ45 Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardi

zed Coefficien

ts

t Sig.

Dependent Variable: UNTR a.


(6)

9.183E-02 1.9938 364 .1137 1.5117 364 UNVR

LQ45

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .425 .425 1.000 . .000 .000 . 364 364 364 364 UNVR

LQ45 UNVR LQ45 UNVR LQ45 Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

UNVR LQ45

Variables Entered/Removedb

LQ45a . Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: UNVR b.

Coefficientsa

2.811E-02 .095 .296 .767 .560 .063 .425 8.928 .000 (Constant)

LQ45 Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardi

zed Coefficien

ts

t Sig.

Dependent Variable: UNVR a.