ANALISIS HARGA SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

ANALISIS HARGA SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN
MINUMAN PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
Yulia Ningsih
0712010136 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
ANALISIS HARGA SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Disusun Oleh :

Yulia Ningsih
0712010136 / FE / EM
Telah Dipertahankan dihadapan
Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 28 Februari 2014

Pembimbing :
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
Ketua

Dr. Muhadjir Anwar, MM

Dra. Ec. Suhartuti, MM
Sekretaris

Dr. Muhadjir Anwar, MM

Anggota

Rizky Dermawan SE, MM
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM
NIP. 19630924 198903 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan segenap kerendahan hati serta mengucapkan puji syukur
kehadiran Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya,
Sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan Judul “Analisis Harga
Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Pada Bursa Efek Indonesia (BEI).”
Tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana, mengingat keterbatasan kemampuan dan pengalaman
maka penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
Skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan serta
pemikiran dalam pembuatan laporan ini, terutama kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya dan
junjunganku Nabi besar Muhammad SAW.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
dan selaku pembimbing utama yang telah bersedia meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan dan masukan sampai skripsi ini selesai.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jawa Timur, khususnya jurusan
Manajemen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini.
6. Kepada kedua orang tuaku tercinta yang telah membesarkan dan

menyayangiku serta selalu memberikan doa dan semangat selama ini.
7. Kepada mas didin yang selalu membantu dan menemaniku serta tak lupa
memberikanku semangat.
8. Kepada berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktu nya
demi terselesaikannya skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap agar Skripsi ini akan bermanfaat bagi kita
semua, terutama bagi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jatim .
Surabaya, Februari 2014

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman J udul……………………………………………………….………..

i


Halaman Pengesahaan……………………………………………………….

ii

Abstraksi ……………………………………………………………….…….

iii

Daftar Isi …………………………………………………………..………….... iv
Daftar Tabel …………………………………………………….………………..v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………... 1
1.2 Perumusan Masalah………………………………………………………..… 6
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………………...…. 6
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………………….. 7
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu……………………………………………………..… 8
2.2 Landasan Teori…… ……………………………………………………….. 9
2.2.1 Pasar Modal …………………………………………………………..…. 9
2.2.2 Investasi ……………………………………………………………….… 11

2.2.2.1 Pengertian Investasi ……………………………………………….….. 11
2.2.2.2 Tujuan Investasi …………………………………………………….… 11
2.2.3 Saham dan Harga Saham ……………………………………………….. 12
2.2.4 Jenis Saham ……………………………………………………………..

14

2.2.5 Pengertian Laporan Keuangan …………………………………………... 16
2.2.6 Pihak – Pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan.…….. 16
2.2.7 Bentuk – Bentuk Laporan Keuangan …………………………………… 17

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.8 Pengertian Laporan Keuangan ..… …………………………..…………. 20
2.2.9 Jenis –Jenis Rasio Keuangan ………………………………………..…. 20
2.2.10 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pasar Modal …….…...… 29
2.2.11 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham……………………. 30
2.2.12 Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham ………..………..…. 31
2.2.12.1 Pengaruh Current Ratio Terhadap Harga Saham ……………………. 31

2.2.12.2 Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham ……………….. 32
2.2.12.3 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham …………….. 33
2.3 Kerangka Konseptual ……………………………………………………… 34
2.4 Hipotesis ………………………………………………………………….

34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Identifikasi Variabel ……………………………………………………… 35
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel …………………..……… 35
3.3 Teknik Penentuan Sampel ……………………………………….……….. 37
3.4 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………….………. 38
3.4.1 Jenis Data ……………………………………………………..……….... 38
3.4.2. Sumber Data………….………………………………………………... 39
3.4.3 Pengumpulan Data …………………….....……………………………….39
3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ……….….…………………………….. 39
3.5.1 Teknik Analisis ………………………………………………..……...…. 39
3.5.2 Uji Hipotesis ……………………….………………………………….…. 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan……………………………..……….……… 46


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia …………………………………….… 46
4.2 Analisis Deskriptif …………..…………………………………...........… 67
4.3 Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis ……………………….…………....

72

4.3.1 Uji Normalitas ……………………………………………………..…. 72
4.3.2 Uji Asumsi Klasik ………………………………………………...….. 73
4.3.2.1 Autokorelasi ……………………………………………………..….… 73
4.3.2.2 Multikolinearitas …………………………………………………....... 74
4.3.2.3 Heteroskedastisitas ……………..……………………..………...……. 74
4.4 Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda …………………………....… 75
4.5 Hasil Pengujian Uji F dan Uji T …………...………………………...….. 77
4.5.1 Hasil Pembahasan Pengaruh Likuiditas Terhadap Harga Saham……... 78
4.5.2 Hasil Pembahasan Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham …... 78
4.5.3 Hasil Pembahasan Pengaruh Solvabilitas Terhadap Harga Saham…….. 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan …………………….………………………………………... 80
5.2 Saran ………………….……………………………………………..……. 81
DAFTAR PUSTAKA

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
ANALISIS HARGA SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN
MINUMAN PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh : Yulia Ningsih
0712010136 / FE / EM
Harga saham suatu perusahaan menunjukkan nilai dari suatu perusahaan.
Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor
seperti kinerja perusahaan, resiko, deviden, tingkat suku bunga, penawaran,
permintaan, laju inflasi, kebijakan pemerintah,dan kondisi perekonomian. Karena
perubahan faktor-faktor diatas harga saham akan mengalami perubahan naik atau
turun. Harga saham mencerminkan nilai perusahaan dimata masyarakat. Jika
harga saham suatu perusahaan tinggi, maka nilai perusahaan dimata masyarakat

juga baik, serta saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para
investor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terjadinya pengaruh pada
harga saham perusahaan makanan dan minuman pada Bursa Efek Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang
terdiri dari Current Ratio, Return On Equity , dan Debt to Equity Ratio terhadap
harga saham pada perusahaan makanan dan minuman pada Bursa Efek Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan
analisis regresi linear berganda, dan pengujian hipotesis dilakukan dengan
pengujian signifikansi pengaruh secara simultan (serempak) dengan menggunakan
F-test serta pengujian signifikansi pengaruh parsial dengan menggunakan t–test.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa laporan keuangan
perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan (serempak) ketiga
variabel (Current Ratio, Return On Equity , dan Debt to Equity Ratio) mempunyai
pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara Current Ratio terhadap harga saham. Secara parsial
terdapat pengaruh positif tetapi tidak signifikan antara Return On Equity , dan
Debt to Equity Ratio terhadap harga saham. Model analisis regresi linear berganda
yang digunakan dalam penelitian ini layak digunakan karena terbebas dari uji
kelayakan model (asumsi klasik).

Kata kunci : current ratio, return on equity, debt to equity ratio dan harga
saham

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Perkembangan perekonomian semakin cepat dan kompleks dari waktu ke waktu

menyebabkan bertambahnya persaingan untuk menjadi yang terbaik. Bahkan hal ini
terjadi juga pada perusahaan industri makanan dan minuman di Indonesia yang sedang
menghadapi persaingan secara ketat baik antara produk lokal maupun produk impor.
Industri makanan dan minuman merupakan perusahaan yang menghasilkan
produk-produk yang akan memenuhi kebutuhan dasar manusia. Meskipun dalam
keadaan ekonomi buruk, produknya tetap dibutuhkan masyarakat. Sehingga industri ini
akan tetap hidup dan paling tahan terhadap krisis dibandingkan sektor industri lainnya.
Dengan kata lain dalam kondisi ekonomi yang kurang baik atau bahkan buruk
sekalipun, produk makanan dan minuman tetap dibutuhkan oleh masyarakat.
Beberapa pengusaha atau badan membangun beberapa pusat-pusat penjualan
diberbagai penjuru untuk mengantisipasi meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap
produk makan dan minuman. Mereka meningkatkan kapasitas produksi dan
memperbaiki kualitas produk dan pelayanan untuk merebut konsumen yang semakin
meningkat.
Meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap produk makanan dan minuman
akan mempengaruhi pendapatan dan laba perusahaan makanan dan minuman. Hal ini
juga menjadi pertimbangan para investor untuk menanamkan modalnya di pasar modal.
Saat ini pasar modal Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat
pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

investor yang ingin berinvestasi di pasar modal. Investor yang membeli saham
perusahaan pada hakekatnya bertujuan untuk menerima deviden (bagian laba setelah
pajak yang dibagikan) dan capital gain (kenaikan harga saham). Keduanya haruslah
lebih besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki stock
holders. Kondisi inilah yang memotivasi investor untuk memiliki saham. Bagi emiten
penetapan kebijakan deviden secara teoritis selalu bertujuan memaksimalkan kekayaan
stock holders yang tercermin pada harga-harga saham yang tercatat di Bursa Efek
(http://jurnalskripsitesis.wordpress.com)
Investor memerlukan informasi keuangan suatu perusahaan untuk melakukan
penilaian perusahaan, dan lebih lanjut untuk menentukan saham perusahaan mana yang
akan dibeli, mana yang akan dijual dan mana yang akan dipertahankan. Kriteria yang
pada umumnya digunakan dalam penilaian tersebut adalah pendekatan fundamental.
Pendekatan ini berlandaskan prinsip bahwa sebab mendasar yang menimbulkan gerak
harga saham adalah antisipasi perubahan dalam penjuala atau laba.
Kinerja keuangan dapat juga dievaluasi dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan yang dapat dihitung dari laporan keuangan yang diterbitkan dan
dipublikasikan oleh tiap-tiap perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek.
Laporan keuangan menjadi sangat penting karena memberikan gambaran yang paling
presentatif mengenai hasil usaha yang dapat dicapai perusahaan serta memberikan
informasi tentang baik tidaknya kinerja manajemen keuangan perusahaan.
Menurut Sawir (2005) menyatakan bahwa rasio keuangan yang digunakan untuk
menilai kinerja keuangan dikelompokkan dalam lima jenis yaitu : (1) Rasio Likuiditas;
(2) Rasio Aktivitas; (3) Rasio Leverage; (4) Rasio Profitabilias; (5) Rasio Penilaian.

2
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Rasio Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
keamanan kreditor jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak
akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih. Rasio likuiditas terdiri
dari tiga alat ukur, yaitu Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), dan Cash Ratio. Rasio
likuiditas yang akan diteliti adalah Current Ratio (CR) yaitu rasio yang membandingkan
antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan kewajiban jangka pendek. Current
Ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan masalah dalam likuiditas.
Sebaliknya, suatu perusahaan yang Current Rationya terlalu tinggi juga kurang bagus,
karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat
mengurangi kemampulabaan perusahaan.
Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi sertá kemampuan
perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar pembagian deviden
perusahaan. Rasio profitabilitas disebut juga rasio kemampulabaan. Rasio profitabilitas
yang akan diteliti adalah ROE (Return On Equity). ROE (Return On Equity) yaitu rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham
tertentu.
Selain itu digunakan Rasio Leverage, yaitu rasio yang mengukur tingkat
solvabilitas suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu
di likuidasi. Rasio Leverage yang akan diteliti adalah DER (Debt to Equity Ratio) yaitu
rasio yang memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh
kekayaan yang dimiliki.

3
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Para investor dalam melakukan investasi di pasar selalu memerlukan informasi
berkaitan dengan perusahaan yang akan menjadi target investasi. Informasi yang
terutama diperlukan investor adalah laporan keuangan dan kinerja keuangan, karena
menggambarkan kondisi, prestasi, dan prospek perusahaan. Jika kinerja perusahaan,
dalam hal ini Current Ratio, Return On Equity, dan Debt to Equity Ratio perusahaan
dinilai baik, maka akan mendorong minat investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan semakin tinggi, maka sesuai hukum permintaan dan penawaran, semakin
tinggi pula harga sahamnya. Sebaliknya jika kinerja perusahaan jelek, maka sahamnya
akan turun sehingga besarnya yang diterima oleh investor juga cenderung menurun
(Sartono,1999).
Harga saham di pasar modal terjadi akibat permintaan dan penawaran itu sendiri
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal merupakan faktor – faktor dari luar perusahaan, misalnya keadaan
perekonomian global, politik, peraturan pemerintah, issue – issue dan lain – lain yang
sifatnya uncontrolable (tidak dapat dikendalikan) oleh perusahaan. Sedangkan faktor
internal merupakan faktor – faktor yang terjadi di dalam perusahaan yang sifatnya
controlable. Faktor internal perusahaan yang dimaksud adalah kinerja keuangan.
Terdapat beberapa perusahaan makanan dan minuman dan terdaftar di bursa
efek Indonesia yang masing – masing bersaing untuk menghasilkan produk – produk
yang baru. Semakin banyaknya produk-produk makanan dan minuman yang baru
dipasaran, berimbas pula pada fluktuasi penjualan produk masing – masing perusahaan.
Sehingga mengakibatkan meningkatnya laba perusahaan dan berpengaruh terhadap
harga saham dari tiap-tiap perusahaan.

4
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Berikut ini adalah daftar harga saham perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Tabel 1.1
Harga saham penutupan r ata-rata tahunan per usahaan makanan dan
minuman

Tahun
No

Perusahaan
2009

2010

2011

1.

PT. Akasha Wira Internasional. Tbk

640

1620

1010

2.

PT. Cahaya Kalbar. Tbk

1490

1100

950

3

PT. Delta Djakarta. Tbk

62.000

120.000

111500

4.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur. Tbk

4650

4675

4200

5.

PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk

3550

4875

4600

6.

PT. Nippon Indosari Corpindo. Tbk

2500

2650

2325

7.

PT. Pioneerindo Gourmet Internasional. Tbk

280

310

290

8.

PT. Siantar Top. Tbk

250

385

290

9.

PT. Sinar Mas Agro Resources And Technology. Tbk 2550

5000

4400

10.

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food. Tbk

360

780

495

11.

PT. Ultra Jaya Milk. Tbk

580

1210

1080

Beberapa penelitian mengenai harga saham, diantaranya seperti pada penelitian
Mais (2004) tentang pengaruh rasio-rasio keuangan utama perusahaan terhadap harga
saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2004. Hasil penelitian
menunjukkan bawa saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index harga
sahamnya dipengaruhi signifikan secara bersama-sama oleh rasio-rasio keuangan

5
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

utamanya, yaitu variable Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share,
Return on Assets dan Return on Equity. Dan juga penelitian Noor dan Rini (2005),
tentang “Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, ROI dan EPS terhadap harga saham pada
perusahaan Food and Beverage yang listing di Bursa Efek Surabaya periode 2002 dan
2003”. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 11 perusahaan dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa
Likuiditas, Solvabilitas, dan ROI tidak berpengaruh secara signifikan secara parsial
terhadap harga saham. Sedangkan EPS menunjukkan pengaruh positif terhadap harga
saham.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan di bahas

dalam penelitian ini adalah “Apakah Current Ratio, Return On Equity, dan Debt to
Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh Current Ratio terhadap harga saham pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk menganalisis pengaruh Return On Equity terhadap harga saham pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

6
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap harga saham pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4

Manfaat Penelitian
Dengan dicapainya tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat :
1. Bagi peneliti : Penelitian ini akan dapat bermanfaat bagi penulis sebagai bentuk
penerapan teori-teori yang telah diajarkan tentang analisis rasio keuangan.
2. Bagi Akademisi dan pembaca : Hasil dari penelitian ini dapat memberikan
informasi tentang pengaruh laporan keuangan terhadap harga saham yang
diperdagangkan di pasar modal, sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan
dalam pengambilan keputusan serta dapat dipergunakan sebagai salah satu alat
untuk memilih atau menentukan pada bidang perusahaan mana yang mempunyai
rasio keuangan yang baik dan meramalkan harga-harga saham perusahaan
makanan dan minuman di BEI sehingga akan mengurangi resiko kerugian dan
menghasilkan return saham yang baik.
3. Bagi peneliti lain : Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam
penelitian yang akan datang dan memperbaiki kelemahan yang ada dalam
penelitian ini.

7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian mengenai harga saham, antara lain:
1. Mais (2004) tentang pengaruh rasio-rasio keuangan utama perusahaan
terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
tahun 2004. Hasil penelitian menunjukkan bawa saham-saham yang
tergabung dalam Jakarta Islamic Index harga sahamnya dipengaruhi
signifikan secara bersama-sama oleh rasio-rasio keuangan utamanya, yaitu
variable Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share,
Return on Assets dan Return on Equity.
2. Noor dan Rini (2005), “Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, ROI dan EPS
terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage yang listing di
Bursa Efek Surabaya periode 2002 dan 2003”. Perusahaan yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 11 perusahaan dengan menggunakan
analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa
Likuiditas, Solvabilitas, dan ROI tidak berpengaruh secara signifikan
secara parsial terhadap harga saham. Sedangkan EPS menunjukkan
pengaruh positif terhadap harga saham.

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Pasar Modal
Pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi
dana yang diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pengarahan dana untuk menjunjung pembiayaan pembangunan
nasional. Menurut Ahmad (2005) ada tiga definisi pasar modal, yaitu :
a. Definisi dalam arti luas
Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi,
termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang
keuangan, serta surat-surat berharga/klaim, jangka panjang dan jangka
pendek, primer dan yang tidak langsung.
b. Definisi dalam arti menengah
Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembagalembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang
berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham-saham,
obligasi-obligasi, pinjaman berjangka hipotek, dan tabungan serta
deposito berjangka.
c. Definisi dalam arti sempit
Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan
saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa dari makelar,
komisioner dan para underwriter.

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Pasar modal memiliki fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi
ekonomi pasar modal adalah menyediakan fasilitas atau wahana yang
mempertemukan dua kepentingan yaiitu pihak yang memiliki kelebihan
dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Pihak yang
kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya dengan harapan
memperoleh imbalan (return), sedangkan pihak yang memerlukan dana
dapat menggunakandana tersebut untuk kepentingan investasi. Fungsi
keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan pihak
yang memerlukan dana dan pihak yang mempunyai kelebian dana tanpa
harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan
untuk investasi (Husnan dan Pudjiastuti, 2004).
Peranan pasar modal pada suatu negara ditinjau dari sisi kepentingan
para pelaku pasar modal dapat dilihat dari lima aspek berikut ini
(Sunaruyah, 1997):
a. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk
menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan.
b. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh
hasil (return) yang diharapkan.
c. Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk menjual kembali
saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya.
d. Pasar

modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk

berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian.
e. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.

10
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2 Investasi
2.2.2.1 Pengertian Investasi
Menurut Jogiyanto (1998), investasi merupakan penundaan
konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien
selama periode waktu tertentu.
Menurut Tandelilin (2001), definisi investasi adalah komitmen atas
sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini,
dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Sedangkan Bapepam (1991) mendefinisikan investasi sebagai
penggunaan modal untuk memperoleh tambahan pendapatan baik melalui
investasi yang menghasilkan barang dan jasa maupun melalui penanaman
modal tidak langsung yang menghasilkan capital gain.

2.2.2.2 Tujuan Investasi
Menurut Usman (1990) tujuan seseorang untuk melakukan
investasi dalam suatu aset antara lain : jaminan likuiditas, pendapatan, dan
keamanan. Jaminan likuiditas yang dimaksud adalah seseorang dengan
mudah dapat mencairkan asetnya sewaktu-waktu untuk memenuhi
kebutuhan yang mendesak. Tingkat likuiditas masing-masing aset tidak
sama antara satu dengan yang lainnya. Investasi dalam bentuk physical
assets memiliki tingkat likuiditas yang relatif tinggi karena setiap orang
dapat dengan mudah menjual atau membelinya.

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tujuan lain dari investasi adalah memperoleh pendapatan.
Seseorang akan tertarik untuk menginvestasikan dananya dalam suatu
asset apabila asset tersebut diharapkan dapat memberikan keuntungan
yang memadai. Salah satu keuntungan yang didapat dari investasi dalam
bentuk saham adalah berupa kenaikan harga saham. Financial assets
seperti tabungan, pendapatannya adalah berupa bunga.
Pertimbangan lain dari seseorag untuk berinvestasi adalah jaminan
keamanan bagi modal yang ditanam atau tingkat resiko. Jika resiko
semakin tinggi, maka investor mengharapkan hasil yang lebih tinggi bagi
modal yang ditanamkan daripada resiko yang rendah.

2.2.3 Saham dan Harga Saham

Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan
terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif
kepada pemilik yaitu pemegang saham (Sumantoro, 1990). Perusahaan
tetap menjual sahamnya kepada masyarakat meskipun hal tersebut dapat
mengurangi atau menghilangkan kekuasaan kontrol atas perusahaannya
dengan pertimbangan sebagai berikut (Sumantoro, 1990):
a. Untuk menghimpun dana yang diperlukan bagi pembelanjaan
perusahaan.
b. Untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam
pengelolaan dan perkembangan perusahaan.

12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

c. Untuk lebih memberikan peluang untuk partisipasi pengelolaan
perusahaan.
Perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek yaitu tempat
bertemunya penjual dana dan pembeli dana yang di pasar modal atau
Bursa tersebut diperantarai oleh para anggota bursa selaku pedagang
perantara perdagangan efek untuk

melakukan transaksi jual-beli

(Sumantoro,1990).
Sekuritas atau saham yang telah dibeli di pasar perdana (Initial
Public Offering) kemudian akan diperdagangkan di bursa efek atau pasar
sekunder. Saat pertama kali sekuritas tersebut diperdagangkan di bursa
efek biasanya memerlukan waktu sekitar enam sampai delapan minggu
dari saat Initial Public Offering. Pada waktu sekuritas tersebut mulai
diperdagangkan di bursa, dikatakan sekuritas tersebut diperdagangkan di
pasar sekunder. Jadi bursa efek merupakan suatu tempat untuk
memperdagangkan sekuritas tersebut.
Saham disebut juga Variable Income Securities karena frekuensi
dan besarnya deviden yang diterima investor tidak tentu, hal ini
dipengaruhi oleh laba atau rugi yang dihasilkan oleh perusahaan. Bentuk
saham adalah selembar kertas yang didalamnya menerangkan bahwa
pemilik kertas tersebut adalah pemilik dari perusahaan yang menerbitkan
saham tersebut. Pada proses ini juga dapat dicatat bahwa penjualan saham
kepada masyarakat sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk ikut serta

13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

menunjang program pemerataan pendapatan kepada masyarakat luas
pemegang saham.
Harga saham didefinisikan sebagai harga pasar (market value).
Harga pasar yaitu harga yang berlaku di pasar pada saat itu
(Sunariyah,1999). Perubahan harga saham ditentukan berdasarkan
penilaian investor terhadap perusahaan. Apabila perusahaan dipandang
memiliki masa depan yang baik, dan diperkirakan akan berkembang pesat,
maka investor tersebut memberikan penilaian yang tinggi terhadap saham
perusahaan yang sedang dipertukarkan, demikian pula sebaliknya. Prospek
yang dimaksud umumnya dikaitkan dengan kemampuan potensial
perusahaan memaksimalkan kemakmuran pemiliknya, para investor
tersebut, baik secara langsung (melalui pembagian laba/deviden) maupun
secara tidak langsung (gain yang didapat dari kenaikan penilaian investor
atas saham perusahaan di masa datang).

2.2.4 J enis Saham
Secara umum, saham dapat dibedakan menjadi dua golongan besar,
yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).
Penggolongan tersebut didasarkan pada hak-hak yang terkait dengan
penguasaan tiap-tiap jenis saham tersebut (Jogiyanto, 1996).
Pemegang saham biasa adalah pemilik dari perusahaan yang
mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan.
Pemegang saham biasa ini mempunyai beberapa hak yaitu hak kontrol,

14
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

hak menerima pembagian keuntungan, hak preemptif, dan hak klaim sisa.
Melalui hak kontrolnya, pemegang saham biasa dapat memilih pimpinan
perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak
untuk memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan. Laba yang
dibagikan kepada para pemegang saham disebut deviden, yang dibagikan
berdasarkan kebijakan deviden (dividend policy). Apabila perusahaan
memutuskan untuk membagi deviden, maka para pemegang saham akan
memperoleh haknya jika perusahaan sudah membayarkan deviden kepada
pemegang saham preferen. Yang dimaksud dengan hak preemptif
(preemptive right) adalah hak untuk mendapatkan persentasi dari
kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar
saham.
Pemegang saham preferen mempunyai hak atas deviden tetap,
dimana pemegang saham preferen berhak untuk menerima deviden
terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa. Hak deviden
kumulatif

juga

diberikan

untuk

menerima

deviden

tahun-tahun

sebelumnya yang belum dibaarkan sebelum pemegang saham biasa
menerima devidennya. Pada saat perusahaan mengalami likuidasi,
pemegang saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva
perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh hak pemegang
saham biasa. Besarnya hak atas aktiva yang dimiliki adalah sebesar nilai
nominal saham preferennya termasuk semua deviden yang belum dibayar
jika bersifat kumulatif.

15
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.5 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2002), laporan keuangan pada dasarnya adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
berkomunikasi antara data keuangan atau data aktivitas suatu perusahaan
dengan piak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut.

2.2.6 Pihak - Pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan
Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan
suatu perusahaan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan
keuangan perusahaan yang berbentuk neraca, laporan laba-rugi dan
laporan-laporan keuangan lainnya. Pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah,
para pemilik perusahaan, manager perusahaan, para kreditur, banker, para
investor, pemerintah, dan karyawan perusahaan tersebut (Munawir, 2002).
1. Pemilik perusahaan. Dengan laporan keuangan pemilik perusahaan dapat
menilai sukses tidaknya manager dalam memimpin perusahaannya dan
kesuksesan seorang manager biasanya dinilai dengan laba yang
diperolehperusahaan.
2. Manager perusahaan. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan
periode lalu maka dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki

16
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

sistem pengawasannya dan menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih
tepat.
3. Kreditur, banker, dan investor. Mereka memerlukan laporan keuangan
perusahaan dimana mereka ini menanamkan modalnya untuk mengetahui
jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi
keuangan jangka pendek perusahaan.
4. Pemerintah. Pemerintah memerlukan laporan keuangan ntuk menentukan
besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan. Laporan keuangan
juga diperlukan olah Biro

Pusat

Statistik,

Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.
5. Karyawan. Dengan melihat laporan keuangan di mana mereka bekerja
maka

mereka

dapat

mengetahui

kemampuan

perusahaan

untuk

memberikan upah dan jaminan sosial yang lebi baik. Selain itu dengan
melihat perkembangan keuangan dan hasil-hasil operasinya, para
karyawan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditemph
sehubungan dengan kelangsungan kerjanya.

2.2.7 Bentuk – Bentuk Laporan Keuangan
Sebelum menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan,
seorang penganalisa harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang
bentuk-bentk maupun prinsip-prinsip penyusunan laporan keuangan serta
maslah-masala yang timbul dalam penyusunan laporan tersebut.
Menurut Munawir (2002) macam-macam laporan keuangan:

17
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

a. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta
modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah
untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal
tertentu, biasanya pada waktu diman buku-bku ditutup dan ditentukan
sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau tahun kalender, sehingga neraca
sering disebut dengan Balance Sheet. Dengan demikian neraca terdiri dari
tiga bagian utama, yaitu:
1. Aktiva
Pada dasarnya aktiva dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu
aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar adalah uang kas
dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau
ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode
berikutnya paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan
perusahaan yang normal. Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang
mempunyai mur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang
(mempunyai umur ekonomis lebih dari sau tahun atau tidak akan habis
dalam satu kali perputaran perusahaan).
2. Hutang
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada
pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber
dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau
kewajiban perusahaan dapat dibedakan kedalam hutang lancar (hutang

18
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

jangka pendek) dan hutang jangka panjang. Hutang lancar atau hutang
jangka

pendek

adalah

kewajiban

keuangan

perusahaan

ang

pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka
pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki perusahaan. Hutang jangka panjang adalah
kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya masih jangka
panjang (lebih dari satu tahun neraca).
3. Modal
Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan yang ditujukan dalam pos modal (pos saham), surplus dan
laba yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva ang dimiliki oleh
perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.

b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yan sistematis tentang
pengasilan, biaya, laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan pada
periode tertentu.

c. Laporan Laba ditahan
Laba atau rugi yang timbul secara insidentil dapat diklasifikasikan
tersendiri dalam laporan-laporan laba rugi atau dicantumkan dalam
laporan yang ditahan (Retained Earning statement) atau dalam laporan
perubahan modal tergantung pada konsep yang dianut perusahaan.

19
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.8 Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2006), Rasio menggambarkan suatu hubungan
atau pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisa
berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada
penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan
angka rasio perbandingan yang digunakan sebagai standar.

2.2.9 J enis – J enis Rasio Keuangan
Jenis-jenis rasio yang sering digunakan dalam bisnis adalah:
a. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan persahaan untuk membayar kewajiankewajibannya yang segera harus dipenuhi yaitu hutang jangka pendek,
oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur tingkat keamanan
kreditor jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak
akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih. Ukuran
rasio likuiditas terdiri dari tiga alat ukur :
1. Current Ratio
Current ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva
lancar yang dimiliki perusahaan dengan jangka pendek. Aktiva lancar
disini meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar
lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang wesel, hutang

20
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang harus segera dibayar. Rumus
Current Ratio adalah :
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Hutang Lancar
Semakin

tinggi

current

ratio

semakin

besar

kemampuan

perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya.
2. Quick Ratio atau Acid Test Ratio
Quick ratio merupakan rasio antar aktivitas lancar sesudah
dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan
besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa digunakan untuk melunasi
hutang lancar, sebab untuk menjadi uang tunai (kas) memerlukan dua
langkah, yakni menjadi piutang terlebih dahulu sebelum menjadi kas.
Formulasi untuk menghituung Quick Ratio adalah :
Aktiva Lancar - Persediaan
Quick Ratio =
Hutang Lancar

3. Cash Ratio
Cash ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dan
aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar.
Aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas adalah efek atau surat
berharga. Dengan demikian rumus untuk menghitung Cash Ratio adalah
sebagai berikut :
Kas + Efek
Cash Ratio =
Hutang Lancar

21
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

b. Rasio Leverage
Rasio
perusahaan

leverage menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana
dibelanjai dengan

hutang.

Apabila

perusahaan

tidak

mempunyai leverage atau leverage faktornya = 0 artinya perusahaan dalam
beroperasi

sepenuhnya

menggunakan

modal

sendiri

atau

tanpa

menggunakan hutang. Semakin rendah leverage factor, perusahaan
mempunyai rasio yang lebih kecil bila kondisi ekonomi merosot.
Penggunaan dana hutang bagi perusahaan tersebut mempunyai tiga
dimensi (1) pemberi kredit akan menitik beratkan pada besarnya jaminan
atas kredit yang diberikan (2) dengan menggunakan dana hutang, maka
apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban
tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat, dan
(3) dengan menggunakan hutang, pemilik mendapatkan dana tanpa
kehilangan pengendalian pada perusahaannya. Semakin besar tingkat
leverage perusahaan, akan semakin besar jumlah hutang yang digunakan,
dan semakin besar resiko yang dihadapi terutama apabila kondisi
perekonomian memburuk.
Ada lima resiko leverage yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan
yakni sebagai berikut :
1. Total Debt to Total Asset Ratio
Rasio total hutang dengan total aktiva yang biasa disebut rasio
total hutang (debt ratio), mengukur prosentase besarnya dana yang berasal
dari hutang ang dimaksud dengan hutang adalah semua hutang yang

22
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dimiliki oleh perusahaan baik yang berjangka pendek maupun yang
berjangka panjang. Untuk mengukur besarnya Debt Ratio bisa dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Total Hutang
Debt Ratio =

x 100%
Total Aktiva

2. Debt to Equity Ratio
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio)
merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan
modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin
sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan, sebaliknya
besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya
tidak terlalu tinggi. Untuk pendekatan konservatif besarnya hutang
maksimal sama dengan modal sendiri, artinya debt to equitynya maksimal
100%. Untuk menghitung debt to equity ratio biasa menggunakan rumus
sebagai berikut :
Total Hutang
Debt to Equity Ratio =

x 100%
Modal Sendiri

3. Time Interest Earned Ratio
Time interest earned ratio yang sering disebut sebagai coerage
ratio merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan pajak dengan beban
bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban
tetapnya berupa bunga dengan laba yang diperolehnya, atau mengukur

23
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

berapa kali besarnya laba bisa menutup beban bunganya. Rumus yang
digunakan adalah :
Laba sebelum bunga dan pajak
Time Interest Earned Ratio =
Beban bunga

4. Fixed Charge Coverage Ratio
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menutup beban
tetapnya termasuk pembayaran deviden saham preferen, bunga, angsuran
pinjaman, dan sewa. Karena mungkin saja perusahaan menggunakan
aktiva tetap dengan cara leasing, sehingga harus membayar angsuran
tertentu. Untuk menghitung rasio ini bisa menggunakan rumus :
EBIT + Bunga + Angsuran Lease
Fixed charge converage ratio =
Bunga + Angsuran Lease

5. Debt Service Ratio
Debt service ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman. Rumus
yang digunakan sebagai berikut :
Laba sebelum bunga dan pajak
Debt servuce ratio =
Bunga + Sewa +

Angsuran Pokok Pinjaman
(1-tarif pajak)

c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas ini mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan
dalam memanfaatkan sumber dananya. Rasio aktivitas ini dinyatakan
24
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Elemen
aktiva sebagai penggunaan dana seharusnya bisa dikendalikan agar bisa
dimanfaatkan secara optimal. Semakin efektif dalam memanfaatkan dana
semakin cepat perputaran dana tersebur, karena rasio aktivitas umumnya
diukur dari perputaran masing-masing elemen aktiva. Rasio aktivitas
meliputi perputaran persediaan, perputaran piutang, perutaran aktiva, dan
perputaran aktiva tetap.

1. Perputaran Per sediaan
Persediaan merupakan komponen utama dari barang yang dijual, oleh
karena itu semakin tinggi persediaan berputar semakin efektif perusahaan
dalam mengelola persediaan. Perputaran persediaan (inventory tunner)
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Harga Pokok Penjualan
Perputaran Persediaan =
Rata-rata Persediaan

2. Perputaran Piutang
Perputaran piutang atau receivable turnover merupakan ukuran
efektivitas pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang,
semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya. Piutang
berkaitan dengan penjualan kredit, sehingga rumus untuk menghitung
perputaran piutang adalah :
Penjualan Kredit
Perputaran Piutang =
Rata-rata Piutang

25
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Perputaran Aktiva Tetap
Perputaran aktiva tetap atau fixed assets turnover merupakan
perbandingan antara penjualan dengan total aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan
aktiva tetap dalam mendapatkan penghasilan.
Penjualan
Perputaran Aktiva Tetap =
Aktiva Tetap

4. Perputaran Aktiva
Seperti halnya perputaran aktiva tetap, perputaran aktiva atau asset
turnover merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam
menghasilkan penjualan. Semakin besar perputaran aktiva semakin efektif
perusahaan mengelola aktiva.
Penjualan
Perputaran Aktiva =
Total Aktiva

d. Rasio Keuntungan
Keuntungan merupakan hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh
manajemen. Rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar tingkat
keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola
perusahaan. Rasio keuntungan dapat diukur dengan beberapa indikator
yakni :

26
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Profit Margin
Profit

margin

merupakan

kemampuan

perusahaan

untuk

menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Laba Kotor
Gross Profit Margin =

x 100%
Penjualan

EBIT
Profit Margin =

x 100%
Penjualan

EAT
Net Profit Margin =

x 100%
Penjualan

2. Return on Asset
Return on asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi,
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba
yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT.
EBIT
Return On Assets =

x 100%
Total Aktiva

3. Return on Equity
Return on equity sering disebut dengan rate of return on net worth
yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai

27
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

retabilitas modal sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba bersih
setelah dipotong pajak atau EAT.
EAT
Return On Equity =

x 100%
Modal Sendiri

4. Return on Investment
Return on investment merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi
yang d