ANALISIS PENGARUH VARIABEL PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

Canggih Dwi Reza Putra

0642010099

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN ” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA

2010


(2)

EFEK INDONESIA (BEI)

Disusun Oleh :

CANGGIH DWI REZA PUTRA

NPM. 0642010099

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Lisan Skripsi

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Drs. Nurhadi, MSi

NIP. 196902011994031001

Mengetahui,

DEKAN

Dra.Ec.Hj.Suparwati, MSi

NIP. 195507181983022001


(3)

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA

BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Nama Mahasiswa : Canggih Dwi Reza Putra

NPM

: 0642010099

Jurusan

: Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas

: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah diuji dan diseminarkan pada tanggal : 03 Desember 2010

Menyetujui,

PEMBIMBING

TIM PENGUJI

Ketua

Drs. NURHADI, M.Si

Dra. Sonja Andarini, M.Si

NIP. 196902011994031001

NIP. 196503261993092001

Sekretaris

Drs. Nurhadi, M.Si

NIP. 196902011994031001

Anggota

Dra. Susi Hariyawati, S.Sos, M.Si.

NIP.136402151991032001

Mengetahui

Ketua Jurusan

Drs.Sadjudi,SE,M.Si

NIP . 195202071973101001


(4)

YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Oleh : Canggih Dwi Reza Putra

Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan

mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak

diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di

dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terjadinya pengaruh pada

harga saham.Informasi laba perusahaan yang meliputi Net Profit Margin (NPM),

Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share

(EPS) adalah variabel yang diduga mempengaruhi harga saham. Penarikan jumlah

sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel yang diambil

adalah 9 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia

(BEI).

Analisis data di uji dengan menggunakan teknik analisis regresi linier

berganda yang dilakukan untuk menentukan persamaan regresi yang

menunjukkan hubungan variabel terikat yang ditentukan dengan dua atau lebih

variabel bebas. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah empat variabel bebas

secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Dan

yang terakhir Uji-t digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel

bebas secara individu terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain

bersifat konstan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPM, ROI, ROE, dan EPS

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena Fhitung >

Ftabel (29,362 > 2,61) atau nilai signifikansi 0,00 < 0,05. Pada pengujian secara

parsial diperoleh hasil, variabel NPM berpengaruh secara signifikan terhadap

harga saham dengan nilai -thitung < -ttabel (-3,198 < -2,021), variabel ROI

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dengan nilai thitung > ttabel

(2,984 > 2,021), variabel ROE berpengaruh secara signifikan terhadap harga

saham dengan nilai -thitung < -ttabel (-2,311 < -2,021), dan variabel EPS

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dengan nilai thitung > ttabel

(9,803 > 2,021) pada taraf signifikan 0,05.

Kata kunci : Harga saham, Rasio Profitabilitas.


(5)

telah memberikan berkah anugerah dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi penelitian ini dengan judul “Analisis Pengaruh

Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham di Perusahaan Makanan

dan Minuman yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban bagi

mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran ” Jawa Timur,

khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam rangka memenuhi

tugas akademik guna melengkapi sebagian syarat untuk menempuh ujian

skripsi.

Hasil penulisan ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun

terwujud karena bantuan dan bimbingan dari Bapak Drs. Nurhadi, MSi,

selaku dosen pembimbing skripsi penelitian. Selain itu, penulis juga ingin

mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini :

1.

Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.

2.

Bapak Drs. Sadjudi, MSi selaku ketua program studi Ilmu Administrasi

Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.


(6)

4.

Bapak dan ibu dosen Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dalam materi perkuliahan.

5.

Kedua orang tua serta kakak dan adik penulis yang senantiasa

memberikan doa dan dukungan agar proposal penelitian ini dapat

terselesaikan dengan baik.

6.

Teman – teman Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas

Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur angkatan 2006 yang

sudah memberikan semangat dan dukungan.

7.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna

dan banyak kekurangan. Oleh karena itu segala ide, kritik dan saran yang

konstruktif senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan Skripsi

penelitian ini. Semoga dengan terselesainya skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Desember 2010

Penulis


(7)

ABSTRAKSI ...

i

KATA PENGANTAR ...

ii

DAFTAR ISI ... ... iv

DAFTAR GAMBAR .... ... xi

DAFTAR TABEL ... ... xii

DAFTAR LAMPIRAN .. ... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...

1

1.2 Perumusan Masalah ...

9

1.3 Tujuan Penelitian ...

9

1.4 Manfaat Penelitian ... ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... ... 12

2.2 Landasan Teori ... 13


(8)

2.2.1.2 Tujuan dan Pemakaian Laporan Keuangan ... 16

2.2.1.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... ... 19

2.2.1.4 Sifat dan Keterbatasn Laporan Keuangan ... 20

2.2.1.5 Bentuk-bentuk Laporan Keuangan ... ... 22

2.2.2 Analisis Laporan Keuangan

2.2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan .... ... 23

2.2.2.2 Tujuan dan Manfaat

Analisis Laporan Keuangan .... ... 25

2.2.2.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 26

2.2.3 Analisis Rasio Keuangan

2.2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 27

2.2.3.2 Tujuan Analisis Rasio Keuangan ... ... 29

2.2.3.3 Keunggulan dan Keterbatasan

Analisi Rasio Keuangan ... 30

2.2.3.4 Jenis-jenis Rasio Keuangan ... ... 32

2.2.4 Rasio Profitabilitas

2.2.4.1 Net Profit Margin ... 33


(9)

2.2.4.4 Earning Per Share .... ... 37

2.2.5

Pengaruh

Net Profit Margin, Return On Investment,

Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap

Harga Saham

2.2.5.1 Pengaruh Net Profit Margin

terhadap Harga Saham ...., ... 38

2.2.5.2 Pengaruh Return On Investment

terhadap harga Saham .... ... 39

2.2.5.3 Pengaruh Return On Equity

terhadap Harga Saham ... ... 40

2.2.5.4 Pengaruh Earning per Share

terhadap Harga Saham ... ... 42

2.2.6

Investasi

2.2.6.1 Pengertian Investasi ... ... 43

2.2.6.2 Tujuan Investasi ... ... 44

2.2.6.3 Bentuk-bentuk Investasi ... 45


(10)

2.2.7.2 Fungsi dan Manfaat Pasar Modal ... 48

2.2.7.3 Para Pelaku Pasar Modal ... 50

2.2.8

Saham

2.2.8.1 Pengertian Saham ... 51

2.2.8.2 Jenis Saham ... 52

2.2.8.3 Berbagai Nilai Dari Saham ... ... 55

2.2.8.4 Harga Saham ... ... 57

2.2.8.5 Analisis Saham ... 59

2.2.9 Kerangka Berpikir ... 61

2.2.10 Hipotesis ... 64

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Penelitian Variabel... 65

3.2 Teknik penentuan sampel

3.2.1 Populasi dan sampel ... 67

3.2.2 Teknik penarikan sampel ... ... 68


(11)

3.4 Uji Asumsi Klasik ... ... 70

3.5 Teknik Analisa Data ... 73

3.6 Uji Hipotesis ... ... 74

3.6.1 Uji F ... ... 74

3.6.2 Uji t ... 76

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum dan Penyajian Data

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... ... 78

4.1.1.1 Bursa Efek Indonesia (BEI) ... ... 78

4.1.1.2 Gambaran Umum Perusahaan ... 82

4.1.2 Penyajian Data

4.1.2.1 Net Profit Margin (X

1

) ... 94

4.1.2.2 Return On Investment (X

2

) .. ... 95

4.1.2.3 Return On Equity (X

3

) .. ... 96

4.1.2.4 Earning Per Share (X

4

) ... ... 97

4.1.2.5 Harga Saham (Y) ... 98


(12)

4.2.1.1 Uji Asumsi Klasik .. ... 99

4.2.1.2 Analisis Statistik Regresi Linear Berganda ... ... 105

4.2.2 Pengujian Hipotesis

4.2.2.1 Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Bebas

Secara Simultan (F) ... 108

4.2.2.2 Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Bebas

Secara Parsial (t) ... ... 110

4.3 Pembahasan .. ... 116

4.3.1 Pengaruh antara Net Profit Margin

dan Harga Saham .. ... 116

4.3.2 Pengaruh antara Return On Investment

dan Harga Saham .. ... 118

4.3.3 Pengaruh antara Return On Equity

dan Harga Saham ... ... 119

4.3.4

Pengaruh

Earning Per Share

dan Harga Saham . ... 121


(13)

5.2 Saran ... ... 124

Daftar Pustaka ... ... 125

LAMPIRAN


(14)

2.1 Kerangka Berpikir ... 63

3.1 Kurva F ... 75

3.2 Kurva t ... 77

4.1 Normal P-P Plot of Regression ... 100

4.2 Scatter Plot Residual vs Fits ... 104

4.3 Kurva Daerah Penerimaan dan penolakan H

0

uji F ... 109

4.4 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H

0

uji t variabel

X

1 .

... 111

4.5 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji t variabel X

2

... 112

4.6 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji t variabel X

3

... 113

4.7 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H

0

uji t variabel

X

4

... 114


(15)

1.1 Harga saham penutupan rata-rata tahunan ...

8

3.1 Nama-nama perusahaan makanan dan minuman ...

69

4.1 NPM Perusahaan makanan dan minuman ...

94

4.2 ROI Perusahaan makanan dan minuman ...

95

4.3 ROE Perusahaan makanan dan minuman ...

96

4.4 EPS Perusahaan makanan dan minuman ... 97

4.5 Harga Saham Perusahaan makanan dan minuman ... 98

4.6 Nilai Durbin Watson Statistik ...

101

4.7 Tabel Durbin Watson ...

101

4.8 Hasil Uji Multikolenieritas ... 103

4.9 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ...

105

4.10 Hasil Koefisien Determinasi ...

107

4.11 Hasil Perhitungan Uji F ...

108

4.12 Hasil Perhitungan Uji t ...

115

4.13 Hasil nilai rata-rata NPM dan Harga Saham ...

117

4.14 Hasil nilai rata-rata ROE dan Harga Saham ... 120


(16)

xiii

di BEI pada tahun 2005-2009

Lampiran 2, Return On Investment Perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di BEI pada tahun 2005-2009

Lampiran 3, Return On Equity Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

di BEI pada tahun 2005-2009

Lampiran 4, Earning Per Share Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

di BEI pada tahun 2005-2009

Lampiran 5, Harga Saham Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di

BEI pada tahun 2005-2009

Lampiran 6, Uji Normalitas

Lampiran 7, Uji Autokorelasi

Lampiran 8, Uji Multikolinearitas

Lampiran 9, Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 10, Uji Regresi Berganda

Lampiran 11,Nilai rata-rata NPM, ROI, ROE, dan EPS tahunan pada Perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

Lampiran 12, Tabel DURBIN – WATSON

Lampiran 13, Tabel Distribusi F

Lampiran 14, Tabel Distribusi t

Lampiran 15, Laporan Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun

2005-2009


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk mengembangkan usahanya dan melakukan kegiatan dalam rangka meraih dana untuk ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapat kan keuntungan yang lebih.

Pasar modal merupakan sarana yang paling efektif untuk para investor dalam menanamkan modal nya agar dapat memperoleh keuntungan. Pengembangan pasar modal sangat diperlukan dalam perekonomian indonesia saat ini. Pasar modal merupakan sarana bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana untuk melakukan investasi dalam jangka menengah ataupun jangka panjang. Secara formal pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal merupakan lembaga yang sangat berperan bagi perkembangan ekonomi dinegara-negara maju. Pasar modal juga mempunyai pengertian pasar yang terorganisir dimana efek-efek atau disebut juga sekuritas perdagangan . Instrument pasar modal terbagi atas dua kelompok besar yaitu instrument


(18)

pemilikan (equity) seperti saham dan instrument hutang seperti obligasi perusahaan, obligasi langgganan, obligasi yang dapat di konversikan menjadi saham dan sebagainya.

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang cepat perkembangannya sehingga menjadi alternatif yang disukai perusahaan untuk mencari dana. Perkembangan bursa efek disamping dilihat dengan semakin banyaknya anggota bursa juga dapat dilihat dari perubahan harga-harga saham yang diperdagangkan. Perubahan harga-harga saham dapat memberi petunjuk tentang kegairahan dan kelesuan aktivitas pasar modal serta pemodal dalam melakukan transaksi jual beli saham.

Terjadinya krisis global di tahun 2008 membuat lesunya transaksi jual beli saham, krisis yang terjadi awalnya pada Negara Amerika Serikat ini telah merambah ke semua sektor, mulai dari perbankan sektor riil hingga pasar modal. Hal ini bisa dilihat dari kepanikan investor dunia dalam usaha menyelamatkan uang di pasar saham. Para investor menjual saham sehingga bursa saham turun drastis.

Di Indonesia, krisis keuangan global terbukti mempengaruhi pasar modal dan valuta asing. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun dari angka 2.830 menjadi 1.111, atau turun lebih dari 60%. Nilai kurs rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi dari Rp 9.076 per dolar hingga sempat mencapai Rp 12.900 per dolar, atau mengalami depresiasi lebih dari 41% sejak Januari hingga Desember 2008 (Sumber : Harian Seputar Indonesia, Jakarta, 24 Desember 2008).


(19)

Sektor yang dianggap bisa bertahan dalam terjangan krisis global adalah sektor konsumsi terutama Industri makanan dan minuman. Hal itu dikatakan Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI) dalam Media Training, Prospek Ekonomi dan Tantangan Industri Manufactur 2009, di Hotel Sheraton, Yogyakarta.

Alasanya, sejak krisis global yang terjadi pada pertengahan 2008, hanya industri makanan dan minuman yang dapat bertahan. Permintaan pada sektor tersebut tetap tinggi. Industri food and bavarage adalah yang paling baik dan bertahan pada krisis global. industri makanan dan minuman dapat bertahan tidak bergantung pada bahan-baku ekspor dan lebih banyak menggunakan bahan baku domestik. Selain itu, karakteristik masyarakat cenderung gemar berbelanja makanan, ikut membantu mempertahankan industri makanan dan minuman. (www.kompas.com)

Dengan tidak terpengaruhnya industry makanan dan minuman terhadap krisis global yang terjadi maka saham pada kelompok perusahaan makanan dan minuman ini lebih banyak menarik minat investor karena tingkat konsumsi masyarakat akan semakin bertambah sejalan dengan tuntutan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Selain itu Salah satu barang kebutuhan konsumsi yang paling penting adalah makanan dan minuman yang merupakan salah satu penyetor pajak besar di Indonesia.

Pada dasarnya harga saham terbentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli yang terjadi di lantai bursa yang akan bergerak sesuai dengan


(20)

kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham di bursa. Sehingga semakin banyak investor yang meminati saham perusahaan makanan dan minuman maka semakin tinggi pula yang ditawarkan. Hal ini dapat dilihat dari indeks harga saham kelompok makanan dan minuman yang merupakan salah satu dari 5 indeks sektoral BEI yang mempunyai tingkat harga saham yang cukup baik selain Pertanian, pertambangan, aneka industry dan industry dasar. (Sumber : www.detik.com).

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu faktor mikro perusahaan dan faktor makro ekonomi. Faktor mikro (internal perusahaan) yang mempengaruhi harga saham antara lain : tingkat keuntungan yang diperoleh, tingkat resiko, kinerja perusahaan dan corporate action yang dilakukan perusahaan tersebut. Sedangkan factor makro (eksternal perusahaan) adalah tingkat perkembangan inflasi, nilai tukar atau kurs rupiah, keadaan perekonomian, dan kondisi sosial politik negara yang bersangkutan.

Seorang investor dalam menentukan saham yang akan dibeli atau dijual akan mempertimbangkan informasi yang tersedia. Informasi ini berguna sebagai pertimbangan untuk menentukan tingkat keuntungan beserta resiko saham yang dibeli atau dijual.

Investor yang menginvestasikan dananya pada sekuritas, berkepentingan terhadap keuntungan saat ini dan keuntungan dimasa yang akan datang serta adanya stabilitas dari keuntungan yang akan diperoleh. Sebelum menginvestasikan dananya investor melakukan analisis terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Investor juga


(21)

berkepentingan atas informasi yang berhubungan dengan kondisi atau kinerja keuangan perusahaan sebagai pedoman untuk melakukan investasi, agar dana yang diinvestasikan tersebut mampu menghasilkan nilai tambah dimasa mendatang dalam bentuk dividen atau capital gain. Investor juga berkepentingan untuk memilih perusahaan mana diantara begitu banyak sektor perusahaan yang dituju yang nantinya dapat memberikan keuntungan bagi investor itu sendiri, dengan melihat perolehan laba bersih tahunan perusahaan tersebut, guna untuk memperkecil resiko yang ditanggung.

Harga saham suatu perusahaan menunjukkan nilai penyertaan dalam perusahaan. Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kinerja perusahaan, resiko, dividen, tingkat suku bunga, penawaran, permintaan, laju inflasi, kebijaksanaan pemerintah dan kondisi perekonomiaan. Karena perubahan faktor-faktor di atas harga saham akan mengalami perubahan naik atau turun. Harga saham mencerminkan nilai perusahaan dimata masyarakat. Apabila harga saham suatu perusahaan tinggi, maka nilai perusahaan dimata masyarakat juga baik dan sebaliknya jika harga saham perusahaan rendah, nilai perusahaan di masyarakat menjadi kurang baik, maka harga saham merupakan hal yang penting bagi perusahaan.

Pada dasarnya investor mengukur kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan beberapa perusahaan dalam mengelola sumber dana yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian kinerja perusahaan, karena laba merupakan indikator kemampuan


(22)

perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada para penyandang dana. Jika suatu perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka investor akan menanamkan modalnya, karena bisa dipastikan akan memperoleh keuntungan dari penanaman modal tersebut. Penilaian kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi yang akan dilakukan disebut sebagai rasio profitabilitas.

Analisis laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio diperlukan untuk dapat memahami informasi tentang laporan keuangan. Rasio yang dimaksud adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Rasio keuangan dapat digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan, serta untuk membandingkan kinerja perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Dari sisi eksternal, rasio keuangan digunakan untuk menentukan pembelian atau penjualan saham suatu perusahaan, pemberian pinjaman serta untuk memprediksi kekuatan keuangan perusahaan di masa mendatang.

Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Pemakaian rasio keuangan dalam mewakili kinerja keuangan berdasarkan pada hasil penelitian terdahulu membuktikan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan yang kuat antara rasio keuangan dengan perubahan harga saham, dan kegunaan rasio keuangan dalam mengukur dan memprediksi kinerja keuangan.


(23)

Analisis rasio keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham. Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya memberikan suatu indikasi kinerja perusahaan yang akan datang.

Dalam melakukan investasi dipasar modal apakah investor akan mempertimbangkan faktor fundamental beberapa perusahaan, seperti kinerja perusahaan yang diproksikan dengan rasio keuangan untuk memperkirakan harga yang akan diterima dimasa yang akan datang. Rasio keuangan yang digunakan adalah rasio profitabilitas yaitu NPM, ROI, ROE, dan EPS.

Investor harus menentukan dimana sektor atau bidang apa yang dapat memberikan kejelasan atas investasi nya. Dengan melihat sektor atau bidang perusahaan tersebut, investor dapat dengan mudah menghindari resiko-resiko yang kemungkinan akan terjadi. Sektor yang dianggap rawan atau aman dalam menginvestasikan dana nya adalah dari bidang makanan dan minuman. Sehingga investor dapat melihat seberapa bagus kondisi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman dalam mendapatkan keuntungan yang dimasa mendatang.

Terdapat 21 perusahaan makanan dan minuman dan terdaftar di bursa efek Indonesia yang masing – masing bersaing untuk menghasilkan produk – produk yang baru. Semakin banyaknya produk-produk makanan dan minuman yang baru dipasaran, berimbas pula pada fluktuasi penjualan produk masing-masing perusahaan. Sehingga mengakibatkan meningkatnya laba perusahaan


(24)

dan berpengaruh terhadap harga saham dari tiap-tiap perusahaan. Dari 21 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada BEI hanya 9 perusahaan yang menghasilkan laba bersih dan tidak merugi secara terus menerus dari tahun 2005 – 2009.

Berikut ini adalah daftar harga saham perusahaan makanan dan minuman yang menghasilkan laba bersih dan tidak merugi secara terus menerus dari tahun 2005 – 2009 yang terdaftar pada bursa efek Indonesia (BEI)

Tabel 1.1

Harga saham penutupan rata-rata tahunan perusahaan makanan dan minuman

Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 Rata-Rata Perusahaan

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

PT. Aqua Golden Misissippi. Tbk 63.000 110.000 129.500 127.000 224.800 130.860

PT. Delta Djakarta. Tbk 36.000 22.800 16.000 20.000 62.000 31.360

PT. Fast Food. Tbk 1.200 1.820 2.450 3.100 5.200 2.754

PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk 910 1.350 2.575 930 3.550 1.863

PT. Mayora Indah. Tbk 820 1.620 1.750 1.140 4.500 1.966

PT. Multi Bintang Indonesia. Tbk 50.000 55.000 55.000 49.500 177.000 77.300

PT. Sekar Laut. Tbk 400 285 75 90 150 200

PT. Siantar Top. Tbk 150 210 370 150 250 226

PT. Ultra Jaya Milk. Tbk 310 435 650 800 580 555

sumber : Laporan Keuangan di BEI tahun 2010

Dapat dilihat dari tabel 1.1 , Harga saham penutupan dari tahun 2005 -2009 yang memperoleh nilai rata-rata harga saham yang paling besar dari 9 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada bursa efek idonesia dimiliki oleh PT. Aqua Golden Misisipi. Tbk dengan nilai saham tahun 2005 sebesar Rp 130.860,00. Sedangkan nilai rata-rata harga saham


(25)

terendah dari tahun 2005-2009 adalah PT. Sekar Laut. Tbk sebesar Rp 200,00.

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini akan menganalisis lebih lanjut mengenai “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap

Harga Saham di Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan, perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin (NPM), Return On

Invesment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS)) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada

kelompok Perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI ?

2. Apakah Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin (NPM), Return On

Invesment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS)) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada kelompok


(26)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin

(NPM), Return On Invesment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS)) secara simultan terhadap harga saham pada

kelompok Perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI

2. Untuk menganalisis pengaruh Rasi Profitabilitas (Net Profit Margin

(NPM), Return On Invesment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS)) secara parsial terhadap harga saham pada

kelompok Perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI

1.4 Manfaat Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat barmanfaat khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan sebagai sumber bacaan atau referensi yang dapat memberikan informasi teoritis dan empiris pada pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini, dan menambah sumber pustaka yang telah ada.


(27)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Manajemen Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan yang dapat digunakan sebagai masukan atau dasar untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari rasio keuangan yang baik menunjukkan prospek bagus bagi perusahaan di masa yang akan datang yang dapat menarik investor untuk menanamkan modal di perusahaan sehingga dimungkinkan dapat menambah modal untuk usaha pengembangan perusahaan dan sebagai bahan informasi dalam pengambilan keputusan.

b. Bagi Investor

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh laporan keuangan terhadap harga saham yang diperdagangkan di pasar modal, sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan serta dapat dipergunakan sebagai salah satu alat untuk memilih atau menentukan pada bidang perusahaan mana yang mempunyai rasio keuangan yang baik dan meramalkan harga-harga saham perusahaan makanan dan minuman di BEI sehingga akan mengurangi resiko kerugian dan menghasilkan return saham yang baik.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Natarsyah, Syahib, 2000 dengan judul “Pengaruh beberapa factor

fundamental dan resiko system artik terhadap harga saham?”, dan perumusan masalah nya adalah pengaruh ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), NPM (Net Profit Margin), EPS (Earning per Share),

EVA (Economic Value Added) terhadap harga saham? dengan

hipotesisnya adalah ROE, NPM , EPS, dan EVA berpengaruh terhadap harga saham. Dan didapatkan kesimpulan bahwa return on equity, net profit margin, earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham dan return on asset, tidak berpengaruh terhadap harga saham.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dan Suguharto (2003), yang

berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Minuman di Bursa Efek Jakarta. Di dalam penelitian ini variabel yang digunakan ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), NPM (Net Profit Margin), dan harga saham perusahaan industri minuman. Dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari beberapa rasio profitabilitas hanya return on equity yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan untuk return on asset dan net profit margin tidak


(29)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. sedangkan secara bersama-sama dari ketiga variabel return on asset, return on equity dan net profit margin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Adapun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah pada penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah, 2000 yaitu menggunakan pengaruh ROA (return on asset), ROE (return on equity), NPM (Net Profit Margi) EPS (earning per share), dan EVA (economic value added), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dan Toto Sugiharto, 2003 menggunakan variabel ROA (return on asset), ROE (return on equity), NPM (net profit margin), saja, sedangkan persamaan pada penelitian tersebut yaitu menggunakan uji F dan uji t.

2.2. Landasan Teori 2.2.1 Laporan Keuangan

2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak manajemen suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari proses atau kegiatan-kegiatan akuntansi yang dilakukan perusahaan. Laporan keuangan dibuat untuk mempertanggung jawabkan kegiatan peusahaan terhadap pemilik dan memberi informasi mengenai posisi keuangan yang telah dicapai perusahaan. Laporan keuangan adalah suatu laporan tertulis yang merupakan bentuk pandangan secara wajar mengenai posisi keuangan,


(30)

kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan

ekonomi serta menunjukkan pertangggungjawaban (stewardship)

manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (IAI, 2002).

Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan. Financial Statement (laporan keuangan) merupakan suatu bentuk laporan bagi pemakai yang berisi segala informasi pencatatan dan pengikhtisaran transaksi (Warren, 2005:19). Menurut Harahap (2002:117) dalam Sandy Teguh Ariansyah (2006:9), yang dimaksud laporan keuangan adalah suatu alat dimana informasi keuangan dikumpulkan dan diproses dalam akuntansi keuangan yang akhirnya dimasukkan dalam bentuk laporan dan dikomunikasikan secara periodik kepada pemakainya. Lebih lanjut menurut Gill dan Chatton (2003:2) laporan keuangan adalah sarana utama untuk membuat laporan informasi keuangan kepada orang-orang dalam perusahaan (manajemen dan para karyawan) dan kepada masyarakat diluar perusahaan (bank, investor, pemasok dan sebagainya).

Menurut Myer dalam bukunya “Financial Statement Analysis” yang diterjemahkan oleh Munawir (2000:5), laporan keuangan adalah “Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi


(31)

keuangan dan daftar rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan)”.

Melalui laporan keuangan itu, secara periodik dilaporkan informasi penting mengenai suatu perusahaan yang berupa :

1. Informasi mengenai sumber-sumber ekonomi, kewajiban dan modal

perusahaan.

2. Informasi mengenai perubahan-perubahan dalam sumber-sumber

ekonomi netto atau kekayaan bersih (modal = aktiva dikurangi kewajiban), yang timbul dari aktivitas usaha perusahaan dalam rangka memperoleh laba.

3. Informasi mengenai hasil usaha perusahaan yang dapat dipakai

sebagai dasar untuk menilai dan membuat estimasi tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

4. Informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan

kewajiban, yang disebabkan oleh aktivitas pembelanjaan dan investasi.

5. Informasi penting lainnya yang berhubungan dengan laporan

keuangan, seperti kebijaksanaan akuntansi yang dianut oleh perusahaan.

Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tentang kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan mengemukakan pengertian sebagai berikut :


(32)

1. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

2. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah suatu media untuk menyajikan informasi yang telah dikumpulkan dan diolah dengan akuntansi keuangan yang kemudian disusun dalam bentuk laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan serta laporan laba yang tidak dibagikan atau ditahan dimana nantinya akan dikomunikasikan secara periodik kepada pemakainya.

2.2.1.2. Tujuan dan Pemakai Laporan Keuangan

Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK (Prosedur Standar Akuntansi Keuangan) paragraf 12 mengemukakan tujuan dari laporan keuangan adalah sebagai berikut : menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Sandy Teguh Ariansyah, 2006:10).


(33)

Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2002).

Bab 4 APB (Accounting Principle Board) statement No.4

mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan sebagai berikut : Tujuan umum, yaitu menyajikan laporan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum.

1. Tujuan khusus, yaitu memberikan informasi tentang kekayaan,

kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban serta informasi lainnya yang relevan.

2. Tujuan kualitatif, sebagai berikut :

a. Relevance : Memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam pengambilan keputusan.

b. Understandbility : Informasi yang disajikan bukan saja informasi yang penting tetapi mudah untuk dimengerti oleh pemakainya. c. Variability : Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak

lain.

d. Timeliness : Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat. e. Comparability : Informasi akuntansi harus dapat dibandingkan,

artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama untuk semua perusahaan.


(34)

f. Completeness : Informasi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan layak bagi pemakai.

Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang, investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman (kreditur), pemasok (supplier), pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya dan masyarakat. Mereka menggunakan untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda. Menurut (Harahap, 2002:166) dalam Sandy Teguh Ariansyah (2006:12) pemakai laporan keuangan terdiri dari :

1. Pemakai langsung, terdiri dari : a. Pemilik perusahaan

b. Kreditur

c. Pemasok

d. Manajemen

e. Fiskus ( pajak )

f.Pegawai atau karyawan perusahaan g. Langganan

2. Pemakai tak langsung, terdiri dari : a. Konsultan

b. Para pesaing


(35)

2.2.1.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam keuangan tersebut berguna bagi pemakai dalam pengambil keputusan ekonomi. Terdapat empat karakteristik pokok kualitatif laporan keuangan menurut IAI (2002, p.6-10) :

1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Dalam hal ini, para pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan, informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.


(36)

3. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable), informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithfull representative) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat mempertimbangkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan yang berbeda.

2.2.1.4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat dengan maksud memberikan gambaran kemajuan (progress report) perusahaan secara periodik. Jadi laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil


(37)

dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akutansi serta pendapat pribadi.

Fakta-fakta yang telah dicatat, laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akutansi, pencatatan dari pos-pos ini merupakan catatan historis dari peristiwa yang telah terjadi di masa lampau dan jumlah uang yang tercatat dinyatakan dalam harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat yang demikian maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian paling akhir.

Laporan keuangan adalah laporan yang elemen-elemennya dinyatakan dengan uang. Penilaian ini akan memberikan suatu anggapan bahwa fakta yang dinyatakan dengan angka dan satuan uang tersebut merupakan cerminan dari nilai perusahaan secara keseluruhan dengan pasti, benar dan tepat sesuai dengan ekonomi per tanggal laporan. Laporan keuangan yang elemen-elemennya dinyatakan dengan uang mempunyai banyak kelemahan, antara lain:

1. Laporan yang bersifat historis, yaitu penyajian data kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga belum mencerminkan kondisi keuangan saat sekarang.

2. Laporan keuangan bersifat umum, sehingga calon pemakai tidak

tahu secara rinci posisi keuangan perusahaan.

3. Penyusunan laporan keuangan masih mengandung bias dalam


(38)

4. Akuntansi hanya dapat memberi laporan kasar dan belum terperinci mengenai elemen-elemen pembanding.

5. Laporan keuangan bersifat konservatif, yaitu tidak mengikuti dan mengantisipasi kebutuhan perusahaan.

6. Laporan keuangan tidak mempertimbangkan aspek-aspek lainnya di luar aspek ekonomi dalam memperhitungkan peristiwa yang sebenarnya terjadi.

7. Adanya penggunaan istilah-istilah teknis dalam laporan keuangan yang tidak komunikatif bagi masyarakat awam atau pemakai.

8. Adanya penggunaan berbagai macam metode akuntansi, akan

menyebabkan tcrjadinya perbedaan baik dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis maupun dalam pengukuran tingkat keberhasilan perusahaan.

9. Adanya pengabaian informasi yang bersifat kualitatif, padahal aspek ini kemungkinan lebih diperlukan dari pada aspek ekonominya.

2.2.1.5. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan

Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis laporan, antara lain :

1. Neraca, adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir tahun. Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu. Dalam neraca dapat diketahui berapa


(39)

jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban serta kemampuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang jumlah utang perusahaan kepada kreditur dan jumlah investasi pemilik yang ada didalam perusahaan tersebut.

2. Laporan laba rugi, adalah ikhtisar mengenai pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dapat diketahui laba yang diperoleh dan rugi yang dialami.

3. Laporan perubahan modal, adalah laporan yang menunjukkan

perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Melalui laporan perubahan modal dapat diketahui sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.

4. Laporan arus kas, dengan adanya laporan ini pemakai laporan

keuangan dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan perusahaan didalam menghasilkan kas dimasa mendatang.

2.2.2. Analisis Laporan Keuangan

2.2.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah penerapan alat-alat dan teknik analitis terhadap laporan keuangan dan data terkait untuk mendapatkan perkiraan dan kesimpulan yang berguna bagi suatu analisis bisnis.


(40)

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses yang penuh pertimbangan dalam membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu. Tujuan utamanya menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan ditujukan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Arti penting analisis laporan keuangan :

1. Bagi pihak manajemen : untuk mengevaluasi kinerja perusahaan,

kompensasi dan pengembangan karier.

2. Bagi pemegang saham : untuk mengetahui kinerja perusahaan,


(41)

3. Bagi kreditor : untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.

4. Bagi pemerintah : pajak, persetujuan untuk go public.

5. Bagi karyawan : penghasilan yang memadai, kualitas hidup dan

keamanan kerja.

2.2.2.2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2008:68) tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah :

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode

tertentu, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi

kekurangan perusahaan

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu

dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini

5. Untuk melakukan penelitian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal

6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.


(42)

2.2.2.3. Teknik Analisis Laporan Keuangan

Macam-macam teknik analisis laporan keuangan (Prihantoro LePMa-Gunadarma University), antara lain :

1. Analisis Rasio

Rasio adalah hubungan matematis antara dua kuantitas. Agar memiliki arti, rasio dalam laporan keuangan harus mengacu pada hubungan yang penting secara ekonomi. Analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam 5 macam kategori :

a. Rasio Likuiditas (liquidity ratio) b. Rasio Solvabilitas (solvency ratio) c. Rasio Aktivitas (activity ratio)

d. Rasio Profitabilitas (profitability ratio) e. Rasio Nilai Pasar (market ratio) 2. Analisis Common Size

Analisis common size adalah analisis dengan pembacaan data-data keuangan untuk beberapa periode (untuk mencari trend-trend tertentu). Analisis common size disusun dengan cara menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).

3. Analisis Du Pont

Analisis du pont adalah analisis yang mempertajam analisis rasio dengan memisahkan profitabilitas dengan pemanfaatan aset.


(43)

4. Analisis Cross Section

Analisis cross section adalah perbandingan data keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan atau industri yang sejenis.

5. Analisis Time Series dan Forecasting Data Keuangan

Analisis time series adalah analisis terhadap data historis untuk melihat tren yang mungkin timbul. Tren angka selanjutnya dianalisis guna mengetahui apa yang terjadi.

2.2.3. Analisis Rasio Keuangan

2.2.3.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Menurut James C. Van Home (Sawir, 2001); " Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio ".

Sebagian besar tujuan umum dari analisis rasio keuangan adalah untuk menempatkan rasio tersebut sebagai petunjuk ataupun untuk menganalisis pengukuran kinerja perusahaan. Dengan demikian maka pemanfaatan rasio keuangan salah satunya untuk menilai kesehatan


(44)

perusahaan. Menurut Mohammad Muslich (2000:61), bahwa analisis perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan memungkinkan bagi para pengguna untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dengan cepat. Dengan menggunakan rasio keuangan juga memungkinkan untuk melihat perbandingan jalannya perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya.

Menurut Van Horne (2005:234) : “ Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio karena dengan cara ini kita bisa mendapat perbandingan yang mungkin akan berguna daripada berbagai angka mentahnya sendiri ”. Meskipun analisis rasio mampu memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan operasi dan kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur keterbatasan informasi yang membutuhkan kehati-hatian dalam mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas empat pertanyaan, yaitu :

1. Bagaimana likuiditas perusahaan ?

2. Apakah manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva ? 3. Bagaimana perusahaan didanai ?

4. Apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalian


(45)

Dalam melakukan analisa, penganalisa dapat menggunakan dua macam perbandingan yaitu :

1. Perbandingan internal (Time Series Analysis) yaitu membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

2. Perbandingan eksternal (Cross Sectional Approach), yaitu

membandingkan rasio-rasio antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan atau membandingkannya dengan rasio rata-rata industri pada saat yang sama.

2.2.3.2. Tujuan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Riyanto (2000 : 25) rasio keuangan ditujukan guna

meningkatkan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan stabilitas usaha dari suatu perusahaan.

1. Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansialnya yang harus dipenuhi kewajibannya tepat pada waktunya berarti perusahaan dalam keadaan likuid, sebaliknya jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya berarti perusahaan pada keadaan infalid.

2. Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

segala kewajiban finansial apabila akhirnya perusahaan tersebut di likuidasikan. Perusahaan dikatakan solvabilitas bila perusahaan


(46)

tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, tetapi dengan sendirinya berarti perusahaan tersebut likuid. Sebaliknya jika perusahaan tersebut tidak mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang, maka perusahaan tersebut disebut insovabel.

3. Rentabilitas dimana suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut atau kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba tersebut selama periode tertentu. Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan bermacam-macam tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan dibandingkan satu dengan yang lainnya.

4. Stabilitas usaha menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

melakukan usahanya secara stabil diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk beban bunga atas hutang-hutangnya dan akhirnya membyar hutang tepat waktunya. Serta kemampuan perusahaan untukmembayar dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan.

2.2.3.3. Keunggulan Dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio ini memiliki keunggulan disbanding teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut sepperti diuraikan oleh Harahap (2002:298) yaitu:


(47)

1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang

disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

pengambilan keputusan dan model prediksi. 5. Menstandarisir keputusan dan model prediksi.

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan

lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi

dimasa yang akan dating.

Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio ini, tehnik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio :

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya

merupakan laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara.


(48)

2. Laporan keuangan menunjukan angka yang kelihatanya bersifat pasti dan tepat, tetapi dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.

3. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan. 4. Laporan keuangan bersifat sejarah (historis) yang merupakan laporan

kejadian-kejadian di masa lalu atau yang telah lewat.

5. Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi

keperluan tiap-tiap pemakai.

6. Laporan keuangan itu bersifat konservatif dalam sikapnya

menghadapi ketidakpastian.

7. Laporan keuangan lebih menekankan keadaan yang sebenarya dilihat dari sudut ekonomi daripada berpegang pada formilnya.

8. Laporan keuangan menggunakan istilah-istilah teknis, sering

terdapat istilah-istilah yang umum tetapi diberi pengertian yang khusus.

2.2.3.4. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio itu banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Apabila dilihat dari sumbernya dari mana rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat digolongkan menjadi enam jenis (Harahap, 2002 : 1), yaitu :


(49)

1. Rasio likuiditas

2. Rasio leverage

3. Rasio aktivitas

4. Rasio profitabilitas

5. Rasio pertumbuhan

6. Rasio penilaian

2.2.4. Profitability Ratio (Rasio Profitabilitas)

Rasio profitabilitas ini disebut juga sebagai rasio rentabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan. Rasio-rasio yang tergabung dalam rasio profitabilitas antara lain :

2.2.4.1. Net profit margin

Net profit margin merupakan salah satu indicator yang penting untuk menilai suatu perusahaan. Net profit margin selain digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga


(50)

untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelolah sumber-sumber yang dimilikinya.

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2001;224) Net Profit margin adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari penjualan setelah memperhitungkan semua biaya dan pajak penghasilan. Margin tersebut memberitahu kita penghasilan bersih perusahaan per satu dolar penjualan.

Net profit margin adalah suatu pengukuran dari setiap satuan nilai penjualan yang tersisa setelah dikurangi oleh seluruh biaya, termasuk bunga dan pajak (Edy Suwito dan Arleen Herawati;2005). Rasio laba operasi bersih terhadap penjualan banyak digunakan oleh para praktisi keuangan sebagai “penentu nilai” (value driver) kunci yang mempengaruhi penilaian atas sebuah perusahaan.

Net Profit margin digunakan untuk mengukur keuntungan neto atau laba bersih per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang dihasilkan, menunjukkan kinerja yang semakin baik.

Rumus untuk menghitung Net Profit Margin adalah :

Earning Aftre Interest and Tax (EAIT) Net Profit Margin =

Sales


(51)

2.2.4.2. Return On Investment (ROI)

Menurut Kasmir, (2008;200) Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return On Invesment (ROI) atau return on total assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manejemen dalam mengelola investasinya.

Di samping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Rumus untuk menhitung Return on investment adalah :

EAT Return On Investment (ROI) =

Total Assets

(Sumber: Kasmir, 2008; 201)

2.2.4.3. Return On Eqity (ROE)

Menurut Hanafi (2003;85), Return On Equity adalah salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.


(52)

Dengan demikian investor ini lebih memperhatikan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih. Semakin besar hasil pengembalian atas modal sendiri (ROE) maka semakin efisien dan efektif manajemen perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih dapat memanfaatkan modalnya sendiri dibandingkan perusahaan lain. Dengan demikian hal ini akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, sehingga akan meningkatkan permintaan saham yang pada akhirnya dapat menaikkan harga saham.

Demikian pula sebaliknya, apabila ROE rendah berarti perusahaan tidak menggunakan equity nya dengan efisien dan efektif, sehingga hal ini dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan dan kemudian berdampak pada turunnya harga saham. Jadi ROE ini dijadikan indikator atas kinerja suatu perusahaan mengingat para investor lebih cenderung memperhatikan kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya

EAT

Return On Equity (ROE) = Modal Sendiri (jumingan 2008:245)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan berapa persen dieperolehnya laba bersih bila


(53)

diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus. (Harahap, 2001;305).

2.2.4.4. Earning per Share (Laba Per Saham)

Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M (2001) pengertian laba per lembar saham atau EPS yaitu merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya. Laba merupakan alat ukur utama kesuksesan suatu perusahaan, karena itu para pemodal seringkali memusatkan perhatian pada besarnya earning per share (EPS) dalam melakukan analisis saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.

Menurut Gibson (2002:429) earnings per share adalah rasio yang menunjukan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham. Sedangkan menurut Weygandt (2003:805-806) dan Elliot (2003:250) earnings per share menilai pendapatan bersih yang diperoleh setiap lembar saham biasa. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan dividen, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan dividen. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang memiliki earnings per share


(54)

rendah. Earnings per share yang rendah cenderung membuat harga saham turun.

Dari penjelasan teori di atas maka laba bersih per saham adalah Jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar, dan akan dipakai oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan. EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata – rata saham biasa yang beredar.

Rumus untuk mencari laba per saham adalah :

Laba Bersih Laba Per Lembar Saham =

Jumlah Lembar Saham Yang Beredar

(Sumber : Kasmir, 2008:207)

2.2.5. Pengaruh NPM, ROI, ROE dan EPS Terhadap Harga Saham 2.2.5.1. Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Harga Saham

Menurut Harahap (2001;304) Net Profit Margin digunakan untuk menunjukkan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Net profit margin digunakan untuk mengukur keuntungan neto atau laba


(55)

bersih per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang dihasilkan, menunjukkan kinerja yang semakin baik.

Jadi, apabila profit margin suatu perusahaan meningkat, investor menganggap perusahaan tersebut mempunyai prospek yang cerah di masa yang akan dating, sehingga nilai perusahaan akan naik. Kenaikan itu tercermin dalam harga saham perusahaan, demikian sebaliknya. Dengan kata lain pencapaian tingkat net profit margin yang tinggi akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin besar pula deviden yang akan dibagikan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Natarsyah (2000) menemukan bahwa Net Profit Margin merupakan

salah satu rasio yang berpengaruh terhadap harga saham.

2.2.5.2. Pengaruh Return On Investment terhadap harga saham

ROI atau sering juga disebut dengan “Return On Total Assets” adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan suatu perusahaan, (Syamsudin, 1998:70). Return On Investment merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur hubungan antara laba yang diperoleh dan investasi yang diinginkan untuk menghasilkan laba tersebut. Rasio ini mengukur tingkat


(56)

pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya.

ROI merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan laba. Yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. (Sutrisno, 2003:255).

Jadi, semakin tinggi ROI semakin tinggi pula tingkat pengembalian investasi maka kepercayaan investor terhadap perusahaan juga tinggi sehingga permintaan atas saham perusahaan akan tinggi pula yang pada akhirnya menaikkan harga saham dan begitu pula sebaliknya.

2.2.5.3. Pengaruh Return On Equity terhadap harga saham

Menurut Hanafi (2003;85) Return On Equity adalah salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.

Dengan demikian investor ini lebih memperhatikan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendirinya untuk menghasilkan laba bersih. Semakin besar pengembalian atas modal sendiri (ROE) maka semakin efisien dan efektif manajemen perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih dapat memanfaatkan modalnya sendiri dibandingkan perusahaan lain. Dengan demikian hal ini akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya pada


(57)

perusahaan tersebut, sehingga akan meningkatkan permintaan saham yang pada akhirnya dapat menaikkan harga saham. Demikian pula sebaliknya, apabila ROE rendah, berarti perusahaan tidak menggunakan equity nya dengan efisien dan efektif, sehingga hal ini dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan dan kemudian berdampak pada turunnya harga saham.

Jadi ROE ini dijadikan sebagai indikator atas kinerja suatu perusahaan mengingat para investor lebih cenderung memperhatikan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendiri. Return on equity dapat dijadikan suatu tolak ukur oleh investor untuk mengetahui produktifitas dari dana-dana pemilik perusahaan didalam perusahaannya sendiri. Rasio ini juga menunjukkan rentabilitas dan efisiensi modal sendiri. Makin tinggi rasio ini akan semakin baik, karena posisi modal pemilik perusahaan akan semakin kuat, atau rentabilitas modal sendiri yang semakin baik, sehingga para investor percaya bahwa dikemudian hari perusahaan akan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar, akibatnya harga saham dapat naik di pasar modal, demikian juga keadaan sebaliknya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) menemukan bahwa factor fundamental yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan kelompok industri barang konsumsi yang go publik di pasar modal salah satunya adalah Return On Equity.


(58)

2.2.5.4. Pengaruh Earning per share terhadap harga saham

Menurut Brealy dan Stewart menyatakan bahwa para penanam modal (investor) sering menggunakan istilah income stock and growth stock. Mereka kelihatannya membeli saham yang sedang tumbuh terutama dengan pengharapan memperoleh keuntungan modal dan mereka lebih berminat pada pertumbuhan pendapatan pada masa mendatang daripada dalam dividen tahun berikutnya. Sebaliknya mereka membeli income stock terutama untuk memperoleh dividen tunai.

Sedangkan Lukman Syamsudin (2001:82) menyatakan pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan EPS, karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Jumlah EPS tidak berarti akan didistribusikan semuanya kepada pemegang saham biasa, karena berapapun jumlah yang akan didistribusikan tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran dividen. EPS yang besar menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham.

Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor, dan hal ini akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada


(59)

perusahaan. Makin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham (Tjiptono Darmadji dan Hendy W:2001). Hal ini akan berakibat dengan meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik, sedangkan ketika laba menurun, maka harga saham ikut juga menurun.

2.2.6. Investasi

2.2.6.1. Pengertian Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa akan datang.

Investasi adalah penggunaan uang untuk obyek-obyek tertentu dengan tujuan bahwa nilai obyek tersebut selama jangka waktu investasi akan meningkat, paling tidak bertahan dan selama jangka waktu itu pula memberikan hasil secara teratur.

Sunariyah dalam buku pengantar pengetahuan pasar modal menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan,biasanya berjangka waktu lama dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Menurutnya investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama antara lain investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) dan investasi dalam bentuk suratsurat berharga atau sekuritas (Financial Assets) (Sunariyah, 2003:2).


(60)

Maka dapat disimpulkan Investasi diartikan sebagai suatu upaya mengelola uang dan menyisihkan dari sebagian uang tersebut untuk ditanam dibidang tertentu dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan datang.

2.2.6.2. Tujuan Investasi

Menurut Suad Husnan (2004 : 17 ), Investasi tidak hanya dilakukan oleh suatu perusahaan profit saja, akan tetapi individu yang mempunyai kelebihan dana pun dapat melakukan investasi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Keuntungan yang didapat investor dari investasi dalam bentuk saham pada dasarnya dapat berupa:

1. Capital gain

Capital gain merupakan keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli saham.

2. Dividen

Deviden merupakan bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Keuntungan lain dari investasi saham adalah kemudahannya dalam pemindahan hak perusahaan dari seseorang ketangan orang lain. Orang-orang yang memiliki dalam perusahaan dapat menjual sahamnya kepihak lain saat dan harga tertentu karena


(61)

setiap lembar sahamnya aalah aktiva pribadi pemiliknya dan dapat dilepaskan jika dikehendaki, selain itu ada lagi keuntungan yang didapat dari investasi saham, adalah dapat ikut menentukan kebijakan yang diambil perusahaan yaitu lewat hak suara pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2.2.6.3. Bentuk-Bentuk Investasi

Investasi merupakan suatu tindakan melepaskan dan saat sekarang yang diharapkan yang diharapkan untuk memperoleh arus kas masuk pada waktu akan datang selama umur proyek itu. Investasi ini bisa berbentuk investasi pada real assets misalnya tempat hiburan, pendirian pabrik, pendirian hotel, restoran dan lain-lain. Serta dapat pula investasi dalam bentuk keuangan (Financial assets) seperti pembelian surat berharga berupa saham ataupun obligasi. Investor yang melepaskan dananya untuk membeli saham berarti investor itu ikut memiliki perusahaan yang menjual saham tersebut.

2.2.7. Pasar Modal

2.2.7.1. Pengertian Pasar Modal

Pasar diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk saling mengadakan pertukaran barang atau jasa (Suad Husnan, 2004 : 2 ). Pengertian pasar modal adalah salah satu jenis pasar


(62)

modal,dimana para investor bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga.

Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta (Suad Husnan,2004 : 5).

Secara empiris, bahwa pasar modal (Capital Market) memiliki andil yang besar bagi perekonomian suatu negara. Dominasi perdagangan obligasi dalam penghimpunan dana dari Amerika Serikat merupakan salah satu fakta. Oleh karena itu, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa perkembangan ekonomi suatu Negara secara keseluruhan harus dapat diukur dari seberapa jauh perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada negara yang dimaksud. Namun demikian fakta diatas tidak memberikan jaminan bahwa untuk menghidupkan perekonomianya, setiap negara harus menghidupkan pasar modalnya, karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan secara matang, baik internal maupun eksternal.

Apalagi dalam suatu negara, sedang dalam proses awal pembangunan. Tuntutan keberdaan pasar modal sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran serta kesiapan masyarakat yang bersangkutan. Setelah suatu perekonomian mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dalam pembangunan ekonomi para warga negara mulai


(63)

mengambil spesialisasi masing-masing dalam bidang produksi dan jasa, maka kecenderungan dalam fisik perlahan-lahan menghilang dan bergeser ke arah aktiva finansial. (Marsuki Usman, Singgih Riphat, Syahrir Ika, 2001 : 1).

Maka dapat disimpulkan Pasar modal adalah suatu pasar yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi dan sejenis surat berharga lainya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek baik itu pemerintah ataupun swasta

Berdasarkan beberapa pengerian pasar modal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pasar modal bisa berupa pasar dalam artian abstrak atau dalam artian konkrit (sesungguhnya). Dalam artian abstrak, maka perdagangan surat berharga tidak harus terjadi pada suatu tempat tertentu. Sementara itu pasar modal dalam bentuk konkrit ialah bursa efek atau yang lebih dikenal dengan istilah stock exchange.

2. Komoditi yang diperdagangkan dipasar modal adalah surat-surat

berharga (Financial assets).

3. Surat berharga sekuritas yang diperjual belikan dipasar modal adalah surat berharga yang diterbitkan oleh suatu badan hukum berbentuk PT (Perseroan Terbatas), baik yang dimiliki oleh swasta maupun pemerintah.


(64)

4. Bursa efek merupakan bentuk konkrit dari pasar modal. Bursa efek merupakan pasar yang terorganisasi (a higly organized market). Disebut demikian karena terdapat serangkaian peraturan yang mengikat pihak-pihak terkait didalamnya.

2.2.7.2. Fungsi dan Manfaat Pasar Modal

Fungsi pasar modal meliputi (Sri H.Handoyo, Fandy, 2002) :

1. Bagi pemerintah (sektor pembangunan) pasar modal merupakan

wahana untuk memobilisasi dana masyarakat, dimana dana tersebut tidak mempunyai efek inflatoir.

2. Bagi dunia usaha modal adalah alternatif untuk memperoleh dana segar yaitu dengan go publik.

3. Bagi investor, pasar modal merupakan salah satu alat penyalur dana (Investasi) selain deposito berjangka dan tabungan.

Tanjung (2000), membedakan fungsi modal menjadi fungsi secara makro dan mikro.

Dari sudut pandang makro, fungsi pasar modal adalah :

1. Sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan investasi atau pembangunan nasional baik dari sektor pemerintahan maupun swasta.


(65)

2. Sebagai salah satu wujud dari instrumen moneter yaitu melalui pelaksanaan open market policy.

3. Sebagai salah satu cara untuk mengikutsertakan pemodal kecil dalam kegiatan pembangunan disektor pemerintah atau swasta.

Dari sudut pandang mikro, fungsi pasar modal mencakup beberapa hal :

1. Untuk menyehatkan struktur pemodalan perusahaan.

2. Dalam situasi tertentu go public juga dijadikan salah satu cara untuk menaikkan nilai perusahaan.

Pasar modal merupakan alternatif mengenai pembiayaan pembangunan. Modal dari pasar modal dapat berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Di pasar modal yang diperjual belikan adalah kepemilikan perusahaan dan surat pernyataan utang suatu perusahaan. Kepemilikan ini dapat berupa saham, surat pernyataan utang lainya yang berjangka panjang. (Algifari, 2001 : 7). Pasar modal mempunyai peran penting kegiatan ekonomi secara makro. Pasar modal dapat berperan sebagai alat untuk mengalokasikan sumberdaya ekononmi secara optimal. Perusahaan yang memerlukan dana memandang pasar modal sebagai alat untuk memperoleh dana yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan modal yang diperoleh dari sektor perbankan. Modal yang diperoleh dari sini, selain modal memperolehnya, juga biaya yang diperlukan lebih murah. (Algifari, 2001).


(1)

Lampiran 8, Uji Multikolinearitas

Variables Entered/Removedb

EPS, ROI,

ROE, NPMa . Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method All requested variables entered.

a.

Dependent Variable: Close Price b.

Coefficientsa

15100,656 6531,334 2,312 ,026

-4514,508 1411,464 -,790 -3,198 ,003 ,104 9,603 2665,057 893,047 ,746 2,984 ,005 ,102 9,843 -628,133 271,795 -,257 -2,311 ,026 ,514 1,947 17,375 1,772 1,027 9,803 ,000 ,579 1,727 (Constant)

NPM ROI ROE EPS Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Close Price a.


(2)

Lampiran 9, Uji Heteroskedastisitas

Variables Entered/Removedb

EPS, ROI,

ROE, NPMa . Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method All requested variables entered.

a.

Dependent Variable: Close Price b.

Scatterplot

Dependent Variable: Close Price

Regression Studentized Residual

4 2

0 -2

-4

Regressi

on Standardi

zed Predi

cted Val

u

e

3

2

1

0

-1


(3)

Lampiran 10, Uji Regresi Berganda

Variables Entered/Removedb

EPS, ROI,

ROE, NPMa . Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method All requested variables entered.

a.

Dependent Variable: Close Price b.

Model Summaryb

,864a ,746 ,721 26935,27478 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), EPS, ROI, ROE, NPM

a.

Dependent Variable: Close Price b.

ANOVAb

8,52E+10 4 2,130E+10 29,362 ,000a 2,90E+10 40 725509027,2

1,14E+11 44 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), EPS, ROI, ROE, NPM a.

Dependent Variable: Close Price b.

Coefficientsa

15100,656 6531,334 2,312 ,026

-4514,508 1411,464 -,790 -3,198 ,003 2665,057 893,047 ,746 2,984 ,005 -628,133 271,795 -,257 -2,311 ,026

17,375 1,772 1,027 9,803 ,000

(Constant) NPM ROI ROE EPS Model 1

B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Close Price a.

Coefficientsa

,086 -,451 -,255 ,104 9,603 ,102 ,427 ,238 ,102 9,843 ,360 -,343 -,184 ,514 1,947 ,808 ,840 ,781 ,579 1,727 NPM ROI ROE EPS Model 1

Zero-order Partial Part Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Close Price a.


(4)

Lampiran 11 , Nilai rata-rata NPM, ROI, ROE, dan EPS tahunan pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI

HARGA SAHAM  

Nama Perusahaan (Rp) Tahun

AQUA DLTA FAST INDF MYOR MLBI SKLT STTP ULTJ Rata

2005 63.000 36.000 1.200 910 820 50.000 400 150 310 16.976,67

2006 110.000 22.800 1.820 1.350 1.620 55.000 285 210 435 21.502,22

2007 129.500 16.000 2.450 2.575 1.750 55.000 75 370 650 23.152,22

2008 127.000 20.000 3.100 930 1.140 49.500 90 150 800 22,523,33

2009 224.800 62.000 5.200 3.550 4.500 177.000 150 250 580 53.114,44

Rata 130.860 31.360 2.754 1.863 1.966 77.300 200 226 555  

Net Profit Margin  

Nama Perusahaan (%) Tahun

AQUA DLTA FAST INDF MYOR MLBI SKLT STTP ULTJ Rata

2005 4.09 12.93 3.98 0.66 2.68 10.21 54.76 1.66 0.70 10,18

2006 2.93 10.91 5.40 3.01 4.75 8.26 2.39 2.60 1.76 4,66

2007 3.38 10.76 6.45 3.52 5.01 8.62 2.42 2.60 2.69 5,05

2008 3.63 12.43 6.19 2.67 5.02 16.77 1.36 0.77 22.29 7,9

2009 3.51 17.08 7.42 5.59 7.50 21.08 6.55 4.00 3.79 8,5

Rata 3,51 12,82 5,88 3,09 4,99 12,98 13,49 2,33 6,25  

Retun On Equity  

Nama Perusahaan (%) Tahun

AQUA DLTA FAST INDF MYOR MLBI SKLT STTP ULTJ Rata

2005 15.80 13.79 17.98 28.78 7.55 38.16 38.16 4,58 0,61 20,4

2006 17.84 13.87 33.30 24.85 14.62 55.96 20.16 6,12 3,17 21,09

2007 18.89 14.53 38.20 28.98 19.40 66.33 2.14 6,49 4,7 22,18

2008 20.29 22.65 34.80 30.59 22.01 91.22 7.32 1,01 23,67 28,17

2009 20.60 30.16 38.67 40.02 25.76 89.66 11.63 6,86 8,25 30,17


(5)

Lampiran 13, Tabel F

V1 = dk Pembilang 

V2 = dk 

Penyebut  1  2  3  4  5  6  7  8  9  10 

1  161  200  216  225  230  234  237  239  241  242 

2  18,51  19  19,16  19,25  19,3  19,33  19,36  19,37  19,38  19,39 

3  10,13  9,55  9,28  9,12  9,01  8,94  8,88  8,84  8,81  8,78 

4  7,71  6,94  6,59  6,39  6,26  6,16  6,09  6,04  6  5,96 

5  6,61  5,79  5,41  5,19  5,05  4,95  4,88  4,82  4,78  4,74 

6  5,99  5,14  4,76  4,53  4,39  4,28  4,21  4,15  4,1  4,06 

7  5,59  4,74  4,35  4,14  3,97  3,87  3,79  3,73  3,68  3,63 

8  5,32  4,46  4,07  3,84  3,69  3,58  3,5  3,44  3,39  3,34 

9  5,12  4,26  3,86  3,63  3,48  3,37  3,29  3,23  3,18  3,13 

10  4,96  4,1  3,71  3,48  3,33  3,22  3,14  3,07  3,02  2,97 

11  4,84  3,98  3,59  3,36  3,2  3,09  3,01  2,95  2,9  2,86 

12  4,75  3,88  3,49  3,26  3,11  3  2,92  2,85  2,8  2,76 

13  4,67  3,8  3,41  3,18  3,02  2,92  2,84  2,77  2,72  2,67 

14  4,6  3,74  3,34  3,11  2,96  2,85  2,77  2,7  2,65  2,6 

15  4,54  3,68  3,29  3,06  2,9  2,79  2,7  2,64  2,59  2,54 

16  4,49  3,63  3,24  3,01  2,85  2,74  2,65  2,59  2,54  2,49 

17  4,45  3,59  3,2  2,96  2,61  2,7  2,61  2,55  2,49  2,45 

18  4,41  3,55  3,16  2,93  2,77  2,66  2,58  2,51  2,45  2,41 

19  4,38  3,52  3,13  2,9  2,74  2,63  2,54  2,48  2,42  2,38 

20  4,35  3,49  3,1  2,87  2,71  2,6  2,51  2,45  2,39  2,35 

21  4,32  3,47  3,07  2,84  2,68  2,57  2,49  2,42  2,37  2,32 

22  4,3  3,44  3,05  2,82  2,56  2,56  2,46  2,4  2,34  2,3 

23  4,28  3,42  3,03  2,8  2,64  2,53  2,44  2,37  2,32  2,27 

24  4,26  3,4  3,01  2,78  2,62  2,51  2,42  2,36  2,3  2,25 

25  2,24  3,39  2,99  2,76  2,6  2,49  2,4  2,34  2,28  2,24 

30  4,17  3,32  2,92  2,69  2,53  2,42  2,33  2,27  2,21  2,16 

40  4,08  3,23  2,84  2,61  2,45  2,34  2,25  2,18  2,12  2,08 

60  4  3,15  2,76  2,53  2,37  2,25  2,17  2,1  2,04  1,99 

120  3,92  3,07  2,68  2,45  2,29  2,18  2,09  2,02  1,96  1,91 


(6)

Lampiran 14, Tabel t

Tabel Distribusi t student  

dk 0,2 0,1 0,05 0,02 0,01  

1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657  

2 1,886 2,92 4,303 6,965 9,925  

3 1,638 2,353 3,152 4,541 5,841  

4 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604  

5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032  

6 1,44 1,943 2,447 3,143 3,707  

7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499  

8 1,397 1,86 2,306 2,896 3,355  

9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,25  

10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169  

11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106  

12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055  

13 1,35 1,771 2,16 2,65 3,012  

14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977  

15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947  

16 1,337 1,746 2,12 2,583 2,921  

17 1,333 1,74 2,11 2,567 2,898  

18 1,33 1,734 2,101 2,552 2,878  

19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861  

20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845  

21 1,323 1,721 2,08 2,518 2,831  

22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819  

23 1,319 1,714 2,069 2,5 2,807  

24 1,318 1,711 2, 064 2,492 2,797  

25 1,316 1,708 2,06 2,485 2,787  

26 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779  

27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771  

28 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763  

29 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756  

30 1,31 1,697 2,042 2,457 2,75  

40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704