Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-I MEDAN

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP

HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

MAKANAN DAN MINUMAN DI

BURSA EFEK INDONESIA

DRAFT SKRIPSI OLEH

ROMI BATU GINTA TARIGAN 060502131

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Medan 2010


(2)

ABSTRAK

Romi Batu ginta (2010). Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia. Bapak Drs Nakman Harahap, Msi. Selaku Dosen Pembimbing. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. selaku Ketua Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara, Ibu Dr Isfenti Sadalia SE, M.E dan Ibu Drs Nisrul Irawati , SE, MBA. selaku Dosen Penguji.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti secara empiris pengaruh profitabilitas perusahaan yang diwakili oleh earning per share (EPS), net profit margin (NPM) dan return on equitty (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode analisis yang digunakan untuk melihat dan menganalisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu analisis deskriptif dan statistik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji signifikansi simultan (uji statistik

F) dan uji signifikansi individual (uji statistik t) dengan α=5%. Penganalisisan

data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 15.0 for Windows.

Hasil uji signifikansi simultan (uji F) menunjukkan bahwa variabel earning per share (EPS), net profit margin (NPM) dan return on equity (ROE) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap harga saham. Hal ini dapat dilihat dari hasil SPSS yang menunjukkan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari α = 5% (0,013 < 0.05). Hasil uji signifikansi individual (uji t) menunjukkan bahwa earning per share (EPS) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham dimana tingkat signifikannya lebih besar dari α = 5% (0,004> 0.05). Variabel bebas yang lain yaitu net profit margin (NPM) mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Sedangkan variabel return on equty (ROE) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham

Kata Kunci : Rasio Profitabilitas, Harga Saham (Price), Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), dan Return on Equty (ROE).


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah banyak mendapat dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil, untuk itu melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE., M.Si., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Muslich Lufti, SE, MBA., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(4)

6. Bapak/Ibu Dosen Pengajar di Fakultas Ekonomi USU yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama perkuliahan.

7. Seluruh Staf Karyawan di Fakultas Ekonomi USU.

8. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis yang tercinta, Bapak M Tarigan dan Ibu R. Bukit, serta Abang dan kakak penulis, Boy Eka Suranta Tarigan atas kasih sayang dan dukungannya.

9. Kepada sahabat-sahabat tercinta, Fredytio, Gabe, Rudy, Aulia, Salman, Tulus atas perhatian dan kebersamaan selama kuliah, serta seluruh teman-teman Manajemen Stambuk ’06, atas bantuan dan dukungannya.

Medan, Desember 2010 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 6

D. Hipotesis Penelitian ... 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional ... 10

2. Definisi Operasional Variabel ... 11

3. Jenis Data ... 12

4. Metode Pengumpulan Data ... 13

5. Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

6. Populasi dan Sampel ... 13

7. Metode Analisis Data ... 15

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 20

B. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Laporan Keuangan ... 22

C. Teknik Analisis Rasio Keuangan ... 29

D. Rasio Profitabilitas ... 30

E. Pengertian dan Jenis Saham ... 34

F. Saham sebagai Salah Satu Pilihan Investasi ... 38

G. Harga Saham ... 42

H. Analisis Saham ... 44

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 45

B. Gambaran Umum Perusahaan Makanan dan Minuman 1. Ades Water Indonesia, Tbk ... 51

2. Tiga Pilar Sejahtera, Tbk ... 52

3. Aqua Golden Mississipi, Tbk ... 53


(6)

5. Davomas Abadi, Tbk ... 54

6. Delta Djakarta, Tbk ... 55

7. Indofood Sukses Makmur, Tbk ... 55

8. Multi Bintang Indonesia, Tbk ... 56

9. Mayora Indah, Tbk ... 57

10.Prasidha Aneka Niaga, Tbk... 57

11. Sekar Laut, Tbk ... 58

12. Siantar Top, Tbk ... 59

13.Ultrajaya Milk Industri, Tbk ... 58

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif ... 61

B. Analisis Statistik 1. Regresi Linier Berganda ... 69

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 71

a. Uji Normalitas... 71

b. Uji Multikolinieritas... 77

c. Uji Autokorelasi ... 78

d. Uji Heteroskedastisitas ... 89

3. Koefisien Determinasi ... 81

4. Pengujian Hipotesis ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Laba Bersih dan Harga Saham ... 5

Tabel 1.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Sampel ... 14

Tabel 1.3 Nama Sampel Emiten ... 15

Tabel 1.4 Kriteria Pengambilan Keputusan ... 18

Tabel 3.1 Manajemen Ades Water Indonesia, Tbk ... 52

Tabel 3.2 Manajemen Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk ... 52

Tabel 3.3 Manajemen Aqua Golden Mississipi, Tbk ... 53

Tabel 3.4 Manajemen Cahaya Kalbar, Tb ... 54

Tabel 3.5 Manajemen Davomas Abadi, Tbk ... 54

Tabel 3.6 Manajemen Delta Djakarta, Tbk ... 55

Tabel 3.7 Manajemen Indofood Sukses Makmur, Tbk... 56

Tabel 3.8 Manajemen Multi Bintang Indonesia, Tbk ... 56

Tabel 3.9 Manajemen Mayora Indah, Tbk ... 57

Tabel 3.10 Manajemen Prasidha Aneka Niaga, Tbk ... 58

Tabel 3.11 Manajemen Sekar Laut, Tbk ... 58

Tabel 3.12 Manajemen Siantar Top, Tbk ... 59

Tabel 3.12 Manajemen Ultrajaya Milk Industri, Tbk ... 60

Tabel 4.1 EPS Perusahaan Makanan dan Minuman ... 61

Tabel 4.2 NPM Perusahaan Makanan dan Minuman ... 63


(8)

No Judul Halaman

Tabel 4.5 ROE Perusahaan Makanan dan Minuman ... 65

Tabel 4.5 Harga saham Perusahaan Makanan dan Minuman ... 67

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas (4 variabel) ... 68

Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi ... 69

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas (Data Awal) ... 74

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas (Data Setelah Diperbaiki) ... 77

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas ... 78

Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi ... 78

Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 81

Tabel 4.13 Koefisien Determinasi ... 81

Tabel 4.14 Hasil Uji Global (Uji F) ... 83


(9)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 8 Gambar 4.1 Histogram (Data Awal) ... 72 Gambar 4.2 Normal p-p Plot of Regression Standardized

Residual (Data Awal) ... 73 Gambar 4.3 Histogram (Data Setelah Diperbaiki) ... 75 Gambar 4.4 Normal p-p Plot of Regression Standardized

Residual (Data Setelah Diperbaiki) ... 76 Gambar 4.5 Scatterplot ... 80


(10)

ABSTRAK

Romi Batu ginta (2010). Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia. Bapak Drs Nakman Harahap, Msi. Selaku Dosen Pembimbing. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. selaku Ketua Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara, Ibu Dr Isfenti Sadalia SE, M.E dan Ibu Drs Nisrul Irawati , SE, MBA. selaku Dosen Penguji.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti secara empiris pengaruh profitabilitas perusahaan yang diwakili oleh earning per share (EPS), net profit margin (NPM) dan return on equitty (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode analisis yang digunakan untuk melihat dan menganalisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu analisis deskriptif dan statistik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji signifikansi simultan (uji statistik

F) dan uji signifikansi individual (uji statistik t) dengan α=5%. Penganalisisan

data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 15.0 for Windows.

Hasil uji signifikansi simultan (uji F) menunjukkan bahwa variabel earning per share (EPS), net profit margin (NPM) dan return on equity (ROE) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap harga saham. Hal ini dapat dilihat dari hasil SPSS yang menunjukkan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari α = 5% (0,013 < 0.05). Hasil uji signifikansi individual (uji t) menunjukkan bahwa earning per share (EPS) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham dimana tingkat signifikannya lebih besar dari α = 5% (0,004> 0.05). Variabel bebas yang lain yaitu net profit margin (NPM) mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Sedangkan variabel return on equty (ROE) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham

Kata Kunci : Rasio Profitabilitas, Harga Saham (Price), Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), dan Return on Equty (ROE).


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pergerakan harga suatu saham tidak dapat diperkirakan secara pasti. Harga suatu saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran (kekuatan tawar-menawar). Semakin banyak orang yang membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang menjual saham maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun. Dalam jangka panjang, kinerja emiten dan pergerakan harga saham umumnya bergerak searah. Namun demikian perlu diingat, tidak ada harga suatu saham yang terus-menerus naik demikian juga tidak ada harga suatu saham yang terus-terus-menerus turun.

Rasio menggambarkan suatu hubungan pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dan jumlah yang lain. Hasil analisis laporan keuangan yang menunjukkan kinerja perusahaan tersebut dipakai sebagai dasar penentu kebijakan bagi pemilik, manajer dan investor. Menurut Harahap (2001:297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Dengan analisis rasio keuangan, dapat diperoleh informasi dan memberikan penilaian terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Analisis rasio bagi pihak manajemen sangat berguna untuk melakukan perbaikan-perbaikan serta menyusun strategi perusahaan dimasa yang akan datang, untuk itulah penelitian ini lebih terfokus pada kinerja perusahaan


(12)

terutama yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Sehingga analisis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk melihat pergerakan harga saham ialah analisis rasio profitabilitas.

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri makanan dan minuman saat ini sangat mempunyai pengaruh dalam perekonomian Indonesia. Saat sistem ekonomi telah mengglobal, persaingan ekonomi dan bisnis di tingkat nasional ataupun dunia meningkat tajam.

Perusahaan Makanan dan minuman merupakan salah satu alternatif investasi yang diminati investor. Perusahaan industri makanan dan minuman memiliki prospek yang cukup bagus dan cenderung diminati oleh investor sebagai salah satu target investasinya. Penyebabnya adalah hasil industri ini cenderung digemari oleh masyrakat seperti makanan ringan, minuman energi minuman isotonik hingga minuman dalam kemasan. Perusahaan makanan dan minuman merupakan kategori barang konsumsi perusahaan industri manufaktur dimana produknya sangat dibutuhkan masyarakat, sehingga prospeknya menguntungkan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang, selain itu saham perusahaan


(13)

tersebut merupakan saham-saham yang paling tahan krisis ekonomi dibanding sektor lain karena dalam kondisi krisis atau tidak sebagian besar produk makanan dan minuman tetap dibutuhkan

Penulis melihat pada masa sekarang konsumen semakin menyukai makanan dan minuman siap saji (prepared food and beverages). Hal ini didukung oleh adanya hasil survei yang dilakukan oleh Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang melakukan survei konsumsi masyarakat Indonesia sekali dalam tiga tahun. Hasil Susenas menyingkapkan bahwa pola pengeluaran untuk konsumsi makanan jadi di antara masyarakat perkotaan telah meningkat. Dengan makin berkembangnya daerah perkotaan, semakin kurang waktu yang tersedia, serta semakin membudaya cara-cara praktis dalam penyediaan pangan.

Masyarakat kota cenderung menyenangi makanan ready to eat. Demikian juga, akibat semakin banyak jumlah wanita yang bekerja di luar rumah sehingga selain pangan ready to eat, permintaan ready to cook serta ready to serve menjadi semakin tinggi. Akan tetapi hasil survei juga menyebutkan bahwa ternyata konsumsi pangan yang sama juga terjadi pada masyarakat pedesaan. Secara relatif, dikatakan bahwa makanan jadi semakin mendapatkan tempat yang penting dalam struktur konsumsi masyarakat pedesaan. Atau dapat juga dikatakan bahwa urbanisasi dalam pengertian masuknya pengaruh kota ke dalam cara hidup desa telah terjadi dalam konsumsi pangan (Siagian dalam Nikijuluw, Suara Pembaharuan Daily, 2005).

Kecenderungan masyarakat kota menyenangi makanan ready to eat menyebabkan semakin meningkatnya industri-industri baru dalam bidang


(14)

makanan dan minuman. Dapat dilihat pada tahun-tahun belakangan ini, industri makanan dan minuman semakin berkembang pesat. Semakin banyak hadirnya restaurant-restaurant yang menyediakan berbagai macam makanan dan inovasi terhadap makanan ataupun minuman yang disediakan oleh restaurant tersebut. Pada tahun 2007 hingga 2008 terjadi gejolak krisis ekonomi global di seluruh dunia, tetapi hal tersebut tidak terlalu memberikan dampak yang besar terhadap industri makanan dan minuman. Industri yang paling aman dalam berbisnis adalah industri makanan dan minuman, karena hal tersebutlah maka banyak para investor baik dalam ataupun luar negeri yang menginvestasikan dananya kepada industri makanan dan minuman. Dalam penelitian ini, penulis mengambil kurun waktu 2005 sampai 2009 terhadap industri makanan dan minuman.

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas terhadap harga saham. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Melalui analisis rasio profitabilitas yaitu Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) perusahaan makanan dan minuman terbuka menunjukkan perkembangan harga saham yang berbeda-beda dalam beberapa tahun terakhir dan laba bersih yang didapat oleh perusahaan juga mengalami perbedaan. Hal ini ditunjukkan dalam Tabel 1.1 yang menunjukkan harga saham dan laba bersih dari beberapa perusahaan makanan dan minuman sebagai berikut :


(15)

Tabel 1.1

Perkembangan Laba Bersih dan Harga Saham

Perusahaan Makanan dan Minuman Terbuka Tahun 2006 sampai dengan 2009

NO Perusahaan Laba (million rupiah) Harga saham (rupiah) 2006 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009 1. ADES -128,7 -154,8 -15,2 395,9 1289 858 552 712

2. AISA 130 15,76 28,68 19,75 191 345 547 409

3. AQUA 48,85 52,24 82,33 77,25 88854 125167 127000 244800 4. CEKA 15,29 20,18 42,06 46,68 513 633 788 1320 5. DAVO 196,27 208,4 222,9 -226 418 389 249 73 6. DLTA 43,28 31,67 83,75 126,5 30175 22242 25500 46833 7. INDF 661,2 980,3 1034 799,7 1094 1938 2084 1432 8. MLBI 73,58 47,48 222,3 243,8 51717 53142 59258 141046 9 MYOR 93,576 115,5 196,2 372,1 1083 1666 1198 3858

10 PSDN 11,84 -4,133 14,02 35,88 88 83 105 110

11 SKLT 14,426 3,310 4,271 13,25 327 113 90 100 12 STTP 14,426 10,18 4,817 18,44 149 363 149 245 13 ULTJ 14,73 38,93 303,7 61,15 319 535 718 597

Sumber

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul ”Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham

Pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Terbuka di Bursa Efek Indonesia”


(16)

B. Perumusan Masalah

Masalah merupakan faktor penghambat pelaksana kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga diperlukan suatu pemecahan agar kelangsungan operasi perusahaan terlaksana dengan baik sesuai yang diinginkan. Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian yang dilakukan adalah ”Apakah rasio profitabilitas (Earning Per Share, Net Profit Margin, Return on Asset dan Return on Equity) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri makanan dan minuman terbuka di Bursa Efek Indonesia?”

C. Kerangka Konseptual

Kerangka pikiran merupakan penjelasan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan (Sugiono, 2004: 49).

Rasio keuangan digunakan sebagai dasar penilaian kinerja keuangan dari suatu perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dan jumlah yang lain. Pergerakan harga saham tidak dapat dijadikan dasar penilaian kinerja keuangan perusahaan tetapi sebagai indikator penilaian terhadap kondisi perusahaan tersebut. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio Profitabilitas menunjukkan kombinasi efek likuiditas, manjemen aktiva dan utang pada hasil-hasil operasi (Brigham & Houston,107: 2001) Jika kondisi perusahaan


(17)

dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan di masa mendatang maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dan hal itu tentu mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi. Ukuran yang digunakan untuk menilai harga saham tersebut adalah Earning per share (EPS), Net profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).

EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham untuk setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS, semakin besar laba yang tersedia bagi pemegang saham. EPS dihitung dengan rumus (Darmadji 2006:195)

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi (Harahap, 1999:304).

Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola aktivanya sehingga menghasilkan pendapatan. Dengan kata lain Return on Asset (ROA) digunakan untuk menilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk kegiatan operasional perusahaan. Semakin besar Return on Asset (ROA) menggambarkan kondisi perusahaan yang semakin membaik.

Return on Equity (ROE) mempunyai arti yang sangat penting bagi para pemilik atau pemegang saham. Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk


(18)

memperoleh net income. Semakin besar rasio ini menggambarkan semakin baik manajemen perusahaan karena dari modal yang dikelola dapat menghasilkan pendapatan yang optimal (Abdullah, 2005:60).

Penulis dengan rasio profitabilitas yang digunakan oleh perusahaan dan dengan membandingkan laporan keuangan antara tahun 2006 sampai 2009 maka akan dapat memberikan suatu gambaran seperti apa analisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham yang digunakan sebagai indikator penilaian terhadap kondisi perusahaan tersebut. Dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka model kerangka konseptual pengaruh rasio profitabilitas yaitu Earning per share (EPS), Net profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) terhadap harga saham adalah sebagai berikut :

Sumber : Brigham (2010),Darmadji (2006) Harahap (2001), Koetin (1994), , (diolah peneliti,2010) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Net Profit Margin (X2) Return on Asset

(X3)

Harga Saham (Y)

Return on Equity (X4) Earning per share

(X1) RASIO PROFITABILITAS


(19)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian oleh karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiono, 2004:51).

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa : “Terdapat pengaruh antara rasio profitabilitas (Earning per share, Net profit Margin, Return on Asset dan Return on Equity) terhadap harga saham pada perusahaan industri makanan dan minuman terbuka di Bursa Efek Indonesia”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah untuk mengetahui serta memahami pengaruh rasio profitabilitas dengan menggunakan Earning per share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) terhadap harga saham.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan berpikir yang ilmiah khususnya dalam bidang keuangan dan pengetahuan tentang aktivitas perusahaan secara nyata.


(20)

b. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan dan bahan perbandingan atas kinerja yang selama ini ditetapkan dan dipakai sebagai bahan pertimbangan perencanaan untuk masa yang akan datang. c. Bagi investor

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk menanamkan dana di perusahaan tersebut. d. Bagi pihak lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi yang nantinya bermanfaat untuk memberikan perbandingan dalam kegiatan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Adapun batasan operasional penulis adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

b. Data laporan keuangan yang tersedia berturut-turut untuk laporan tahun 2006 sampai 2009 pada sektor industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia

c. Rasio profitabilitas yang digunakan untuk memberikan penilaian terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman ditetapkan terbatas


(21)

yaitu pada Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini dapat dijelaskan sbb : 1) Variabel dependen (variabel terikat)

Variabel terikat yang digunakan adalah harga saham masing-masing perusahaan makanan dan minuman terbuka di Bursa Efek Indonesia. Harga saham dihitung dari harga saham penutupan (closing price) pada setiap bulan yang dikalkulasikan menjadi rata-rata harga tahunan dengan menggunakan rumus :

Rata-rata harga saham tahunan =

12

bulanan saham

harga rata Rata

− 2) Variabel independen (variabel bebas)

Variabel independen merupakan variabel tidak terikat yang dapat mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Earning Per Share

Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham untuk setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS, semakin besar laba yang tersedia bagi pemegang saham. EPS dihitung dengan rumus :

EPS =

beredar saham

Jumlah

bersih Laba


(22)

b. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) yaitu perbandingan antara laba bersih (laba setelah biaya bunga dan pajak/EAT) dengan penjualan. Rasio ini dihitung dengan rumus :

c. Return on Asset (ROA)

Rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan apabila diukur dari volume penjualan atau pun pendapatan, yang dihitung dengan rumus :

d. Return on Equity (ROE)

Rasio yang menunjukkan berapa persen laba yang dihasilkan perusahaan yang diukur dari modal pemilik, yang dihitung dengan rumus :

3. Jenis Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui internet dan buku-buku referensi


(23)

yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dan laporan keuangan setiap perusahaan.

4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu : a. Melalui studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan data pendukung berupa

beberapa kumpulan skripsi, serta laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapatkan masalah yang akan diteliti.

b. Mengumpulkan data-data sekunder yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

5. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan Agustus 2010 sampai bulan Desember 2010.

6. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2005 sampai dengan 2009 yang berjumlah 20 perusahaan. Penarikan jumlah sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik


(24)

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005:78).

Adapun kriteria yang digunakan untuk pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan makanan dan minuman terbuka, yang terdaftar sebagai perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 secara terus-menerus.

2. Perusahaan makanan dan minuman yang mempublikasikan harga sahamnya selama tahun 2005 sampai tahun 2009 secara berturut-turut. 3. Emiten yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006 sampai

dengan 2009.

Tabel 1.2

Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Sampel

No Karakteristik Sampel Jumlah

1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2005-2009

20 2. Perusahaan makanan dan minuman go public yang

pernah di-suspend

(3) 3. Perusahaan makanan dan minuman yang tidak

mempublikasikan harga sahamnya secara berturut-turut dari tahun 2006 sampai 2009

(4)

Jumlah akhir sampel 13

Sumber

Berdasarkan karakteristik penarikan jumlah sampel tersebut, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 13 perusahaan sektor industri makanan dan minuman, antara lain :


(25)

Tabel 1.3 Nama Sampel Emiten

NO. Kode Nama Emiten Tanggal Berdiri Tanggal Listing

1. ADES Akasha Wira International, Tbk 06 Maret 1985 13 Juni 1994 2. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 31 Mei 1991 11 Juni 1997 3. AQUA Aqua Golden Mississipi, Tbk 23 Februari 1973 1 Maret 1990 4. CEKA Cahaya Kalbar, Tbk 3 Februari 1968 9 Juli 1996 5. DAVO Davomas Abadi, Tbk 14 Maret 1968 22 Des 1994 6. DLTA Delta Djakarta, Tbk 15 Juni 1970 30 Januari 1989 7. INDF Indofood Sukses Makmur, Tbk 14 Agustus 1990 14 Juli 1994 8. MLBI Multi Bintang Indonesia, Tbk 3 Juni 1929 15 Des 1981 9. MYOR Mayora Indah, Tbk 17 Februari 1977 4 Juli 1990 10. PSDN Prasidha Aneka Niaga, Tbk 16 April 1974 18 Okt 1994 11. SKLT Sekar Laut, Tbk 19 Juli 1976 8 Sept 1993 12. STTP Siantar Top, Tbk 12 Mei 1987 16 Des 1996 13. ULTJ Ultrajaya Milk Industri, Tbk 2 Nov 1971 2 Juli 1990

Sumber : www.idx.co.id

7. Metode Analisis Data

diolah, Agustus 2010)

a. Deskripsi Variabel

Pada tahap ini dilakukan perhitungan masing-masing variabel terkait yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independent) berdasarkan rumus hitung yang akan dikemukakan.

b. Metode Kuantitatif

Peneliti memperoleh data laporan keuangan tahunan dan mengolah data tersebut ke dalam bentuk rasio profitabilitas yaitu Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Kemudian hasil pengolahan data tersebut diproses melalui model regresi berganda dengan menggunakan program SPSS 16.00 for Windows sehingga diperoleh variabel-variabel yang dominan mempengaruhi harga saham.


(26)

c. Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan rumus :

Y¡= a + bıXı + b2X2 +b3X3 + b4X4 + e Dimana :

Y¡ = Harga Saham

X1 = Earning Per Share (EPS) X2 = Net Profit Margin (NPM) X3 = Return on Asset (ROA) X4 = Return on Equity (ROE) a = konstanta

b1,2,3,4 = Koefisien Regresi Variabel X1,2,3,4 e = Standar error

d. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda harus memenuhi syarat uji asumsi klasik yang meliputi (Situmorang, 2008:55-105) :

1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas, variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah data distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakuka n melalui analisis Smirnov. Apabila diperoleh nilai signifikan uji Kolmogrov-Smirnov lebih besar dari (>) 0,05 maka data dinyatakan normal.


(27)

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residul suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residul suatu pengamatan ke pengamatan yang lain sama, maka disebut homoskedasitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedasitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot disekitar nilai X dan Y jika ada pola tertentu, maka terjadi gejala heteroskedasitas.

3. Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi sebagai berikut: jika nilai tolerance < 0,5 atau nilai varians inflation factor (VIF) > 5 untuk setiap variabel bebas. Hubungan linear antar variabel inilah yang disebut dengan multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi antar variabel independen.

4. Uji Autokolerasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada t-1 (periode sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dalam statu model regresi, maka digunakan model statistik dari D-W (Durbin-Watson) dengan ketentuan sebagai berikut :


(28)

Tabel 1.4

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak autokorelasi positif Tolak 0 < DW < dl Tidak autokorelasi positif No Decision dl < DW > du Tidak autokorelasi negatif Tolak 4 - dl < DW <4 Tidak autokorelasi negatif No Decision 4 - du < DW < 4 - dl Tidak autokorelasi positif atau negatif Tidak Ditolak du < DW < 4 - dl

Keterangan : du = batas atas dl = batas bawah Sumber: Gujarati (1995:217)

e. Pengujian Hipotesis

1. Uji-F (uji pengaruh serentak)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujian :

Hο : b¡ = 0 ; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Hο : b¡ ≠ 0 ; artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada

tingkat signifikan (α) = 5%. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah :

Terima Hο bila Fhitung ≤ Ftabel


(29)

2. Uji-t (uji pengaruh parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Dilakukan menggunakan uji statistik t (2 sisi). Bentuk pengujian :

Hο : b¡ = 0 ; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

Hı : b¡ ≠ 0 ; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

Pada penelitian ini nilai t-hitung akan dibandingkan dengan t-tabel pada

tingkat signifikan (α) = 5%.

Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t adalah : Terima Hο bila t-tabel≤ t-hitung≤ t-tabel


(30)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Simanjuntak (2005), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Industri Makanan dan Minuman yang Go Public di Bursa Efek Jakarta. Simanjuntak (2005) melakukan analisis pada perusahaan makanan dan minuman dimana penelitian ini masih terbatas pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1994 sampai dengan periode 2002. Fokus pembahasan hanya terbatas pada lima (5) perusahaan dengan alat analisis ROA, ROE, ROS, MVA, dan EVA serta periode sembilan (9) tahun buku sehingga hasil interprestasi yang diperoleh masih belum menjelaskan keadaan sebenarnya dari seluruh makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ tetapi dapat dijadikan dasar ataupun gambaran.

Berdasarkan analisis hasil peneltian dan pembahasan, ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengujian hipotesis dengan metode Uji-F (uji secara serentak) hasilnya nilai Fhitung > Ftabel (8, 444 > 5,13). Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara seluruh koefesien regresi variabel independen, yaitu ROE, ROS, MVA dan EVA dengan variabel dependen, yaitu harga saham pada tingkat kepercayaan 95%.


(31)

2. Pengujian hipotesis dengan Uji-t (uji secara parsial) hasilnya nilai t hitung < t tabel untuk variabel ROE, ROS, dan MVA. Artinya ke-3 variabel bebas tersebut tidak mempengaruhi nilai saham perusahaan secara signifikan. Santy (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang diteliti oleh penulis, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan mengenai Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, sebagai berikut :

1. Pengujian pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen (uji-F) menunjukkan bahwa seluruh variabel independen yang dalam hal ini terdiri dari Beta, Economy Value Added (EVA) , Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Basic Earning Power (BEP) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap variabel yaitu pendapatan saham, berarti semua variabel bebas yang digunakan dalam penelitian mendukung sebagi faktor yang mempengaruhi pendapatan saham pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

2. Pengujian secara parsial (uji-t) menunjukkan hasil sebagai berikut :

a. Pengujian hipotesis terhadap variabel Economy Value Added (EVA) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan properti.


(32)

b. Pengujian hipotesis terhadap variabel Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan properti.

c. Pengujian hipotesis terhadap variabel Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan properti.

d. Pengujian hipotesis terhadap variabel Basic Earning Power (BEP) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan properti

B. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Ada beberapa pendapat tentang pengertian laporan keuangan, antara lain : a. Menurut Harahap (2000:105), ”Laporan Keuangan menggambarkan

kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.” Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi bagi analisis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana perusahaan dalam periode tertentu.

b. Menurut Wild, Subramanyam dan Halsey (2005:16), ”Analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan keuangan untuk


(33)

menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan,”

c. Menurut Syahyunan (2004:22), ”Laporan Keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya.” Secara umum laporan keuangan ini menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersagkutan dengan perusahaan.

Ada 3 jenis laporan keuangan dasar yang biasa digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan menurut Syahyunan (2004:24), yaitu :

a. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan yang berupa aktiva, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Aktiva disajikan dalam kriteria lancar dan tidak lancar. Kewajiban disajikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban perusahaan.

Pengklasifikasian terhadap aktiva akan dilakukan berdasarkan asas likuiditas yang menurun, yaitu dimulai dengan kas yang paling likuid dan


(34)

diakhiri dengan aktiva tidak lancar yang paling likuid. Dalam menyajikan neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk, yaitu :

a) Bentuk neraca staffel (Report form)

Neraca dalam bentuk staffel disajikan atau dilaporkan dalam satu halaman vertikal. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.

b) Bentuk neraca skontro (Account form)

Neraca dalam bentuk skontro, aktiva disajikan di sebelah kiri dan kewajiban serta modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah menyebelah.

c) Bentuk yang menyajikan posisi keuangan (Financial position form) Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntasi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi hutang lancar dan hasil pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi hutang jangka panjang maka akan diperoleh modal pemilik.

b. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Perusahaan dapat mengklasifikasikan pendapatan dan beban atas dasar sifat atau fungsi dalam perusahaan. Berdasarkan sifat, berarti pendapatan dan beban dinamai dengan peruntukannya, misalnya


(35)

pengeluaran untuk bahan baku dinamakan beban bahan baku, untuk gaji dan upah dinamakan beban pegawai dan seterusnya. Sedangkan fungsi pokok perusahaan biasanya terdiri dari : fungsi produksi, penelitian dan pengembangan, pemasaran dan administrasi maka beban tersebut dinamakan beban produksi, beban penelitian dan pengembangan, beban pemasaran serta beban administrasi dan umum.

c. Laporan arus kas

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Idealnya perusahaan memiliki kas bersih yang positif dari kegiatan operasi sehingga perusahaan tidak harus terlalu bergantung pada kegiatan investasi dan atau kegiatan pendanaan.

Pada dasarnya laporan arus kas suatu periode tertentu dapat dibuat dengan menggunakan angka-angka yang ada pada laporan laba rugi periode termaksud dan dua buah neraca, yaitu neraca periode tersebut serta neraca periode sebelumnya.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Harahap (1996:30), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Wild (2005:3), ”Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk


(36)

laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.”

b. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2000:195), kegunaan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

3. Fungsi Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan (2004:30), laporan keuangan memiliki fungsi yang berbeda menurut para pemakai laporan keuangan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pemilik Perusahaan (Pemegang Saham)

Bagi pemilik/pemegang saham perusahaan laporan keuangan berfungsi untuk :

1. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen 2. Mengetahui hasil deviden yang akan diterima

3. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya 4. Mengetahui nilai saham dan laba per lembar saham


(37)

6. Sebagai dasar untuk mempertimbangkan manambah atau mengurangi investasi

b. Manajemen Perusahaan

Bagi manajemen perusahaan laporan keuangan berfungsi untuk :

1. Sebagai alat yang digunakan untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atau pemegang saham

2. Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, diivisi bagian atau segmen tertentu

3. Untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya di ambil kebijaksaan baru

c. Investor

Bagi investor laporan keuangan berfungsi untuk : 1. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan 2. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan

3. Menjadi dasar memprediksi kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang.

d. Kreditur

Bagi kreditur laporan keuangan berfungsi untuk :

1. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang

2. Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan


(38)

3. Melihat dan memprediksi prospek keuangan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan

4. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit

e. Pemerintah dan Regulator

Bagi pemerinah atau regulator laporan keuangan berfungsi untuk : 1. Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar 2. Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru 3. Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain

f. Analisis Pasar Modal

Analisis pasar modal selalu melakukan analisis yang tajam dan lengkap terhadap laporan keuangan perusahaan yang go public maupun yang berpotensi masuk pasar modal. Analisis ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan perusahaan, apakah layak disarankan untuk dibeli sahamnya, dijual atau dipertahankan.

g. Peneliti/Akademis/Lembaga Peringkat

Laporan keuangan sangat penting sebagai data primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan atau perusahaan. Laporan keuangan menjadi bahan dasar yang diolah untuk mengambil kesimpulan dari suatu hipotesis atau penelitian yang dilakukan.


(39)

C. Teknik Analisis Rasio Keuangan

Ada banyak cara ataupun teknik yang dapat dilakukan untuk menganalisis laporan keuangan, antara lain analisis komparatif, analisis trend, analisis common size, analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis rasio keuangan, analisis break even, dan sebagainya. Tetapi hingga saat ini, metode yang paling populer digunakan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan posisi keuangan maupun kinerja keuangan dari suatu perusahaan yaitu metode analisis laporan keuangan.

Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan penghitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan di dalam menganalisa keadaan keuangan perusahaan, tetapi analisa dengan menggunakan rasio merupakan hal yang sangat umum dilakukan di mana hasilnya akan memberikan pengukuran relatif dari operasi perusahaan. Data pokok sebagai input dalam analisa rasio ini adalah laporan laba-rugi dan neraca perusahaan. Dengan kedua laporan ini akan dapat ditentukan sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini dapat digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.

Pada umumnya ada tiga kelompok yang paling berkepentingan dengan rasio-rasio finansial, yaitu: para pemegang saham dan calon pemegang saham, kreditur dan calon kreditur serta manajemen perusahaan. Para pemegang saham dan calon pemegang saham menurut perhatian utama pada tingkat keuntungan, baik yang sekarang maupun kemungkinan tingkat keuntungan pada masa yang


(40)

akan datang. Hal ini sangat penting bagi para pemegang dan calon pemegang saham karena tingkat keutungan ini akan mempengaruhi harga saham-saham yang mereka miliki. Di samping tingkat keuntungan, para pemegang dan calon pemegang saham juga berkepentingan dengan tingkat likuiditas, aktivitas serta leverage sebagai faktor lain dalam penilaian kelanjutan hidup perusahaan.

Para kreditur pada umumnya berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban finansial baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kelompok ketiga yang juga berkepentingan dengan rasio finansial ini adalah manajemen perusahaan sendiri (the firm’s own management). Manajemen perusahaan merasa berkepentingan dengan seluruh keadaan keuangan perusahaan karena mereka menyadari bahwa hal-hal tersebutlah yang akan dinilai oleh para pemilik perusahaan maupun para kreditur. Jadi sudah tentu dalam hal ini manajemen perusahaan akan selalu berusaha/mempertahankan rasio-rasio yang dianggap baik oleh kedua kelompok lainnya.

D. Rasio Profitabilitas

Menurut Jusuf (2005:50), rasio dapat dibagi menjadi lima golongan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Tetapi, rasio yang digunakan untuk mempengaruhi harga saham adalah rasio profitabilitas. Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi adalah dimana kategori rasio-rasio profitabilitas ini mengukur besar kecilnya laba perusahaan dalam kaitannya dengan jumlah dana yang telah diinvestasikan untuk mendatangkan laba tersebut. Oleh sebab itu


(41)

rasio-rasio ini sangat berguna untuk menaksir efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan.

Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba untuk para pemegang saham (pemilik perusahaan), rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan dalam investasi. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Kondisi kemampuan menghasilkan laba perusahaan merupakan informasi penting bagi berbagai pihak. Bagi para pekerja (karyawan dan buruh) merupakan gambaran besarnya kompensasi (gaji-upah) yang akan diterima. Sedangkan pihak pemegang saham berkepentingan guna mengetahui bagian laba yang menjadi hak pemegang saham. Dengan demikian pemilik perusahaan selalu berusaha meningkatkan laba perusahaan karena didasari sangat pentingnya laba yang ingin dicapai demi kelangsungan atau masa depan perusahaan.

Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis rasio yakni rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan kaitannya dengan investasi. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen (Sartono, 2001:122). Rasio-rasio profitabilitas antara lain :


(42)

1. Earning Per Share

EPS =

beredar saham

Jumlah

bersih Laba

Rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang saham (Darmadji, 2006:195)

2. Profit Margin Ratio

Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis setelah dikurangi dengan segala biaya-biayanya. Rasio ini mengindikasikan dua hal, yaitu pengendalian biaya dan volume bisnis. Angka rasio ini semakin besar semakin baik. Namun demikian, rasio ini belum bisa dijadikan ukuran untuk menilai sukses atau tidaknya perusahaan. Karena laba penjualan belum menjamin berhasilnya perusahaan di dalam menghasilkan laba tanpa melihat berapa besar jumlah dana yang ditanam dalam perusahaan untuk memperoleh laba tersebut (Kuswadi, 2004:188).

Besarnya laba bersih (setelah diperhitungkan pajak) yang didapat dibandingkan dengan pendapatan (hasil penjualan) merupakan petunjuk akan kemampulabaan perusahaan. Karena perbedaan antara nilai penjualan dengan laba bersih tidak lain adalah total beban/biaya, maka rasio ini juga


(43)

merupakan alat untuk mengukur, sampai seberapa efektif perusahaan telah mengelola pengeluaran-pengeluarannya (Kuswadi, 2004:188).

3. Return on Asset

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan apabila diukur dari volume penjualan atau pun pendapatan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba (Harahap, 1999:305).

4. Return on Equity

Rasio ini menunjukkan besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang dia setorkan untuk bisnis tersebut. Return on Equity merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang sahamnya. Ekuitas adalah modal pemegang saham ditambah dengan laba yang ditahan.

Laba bersih yang didapat perusahaan tidak harus seluruhnya dibagi habis dalam bentuk deviden kepada semua pemegang saham tetapi dapat juga dipakai untuk menambah ekuitas perusahaan dalam bentuk atau yang disebut dengan laba ditahan. Dengan kata lain, sebagian laba yang didapat ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Itu yang dinamakan


(44)

pertumbuhan rasio laba atas dana sendiri atau dana pemilik semakin besar semakin baik (Kuswadi, 2004:192-193).

E. Pengertian dan Jenis Saham

Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik uang kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:5).

Beberapa karakteristik yuridis kepemilikan saham suatu perusahaan, yaitu (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:5) :

1. Limited Risk, artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan ke dalam perusahaan.

2. Ultimate Control, artinya pemegang saham (secara kolektif) akan menentukan arah dan tujuan perusahaan.

3. Residual Claim, artinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk dividen) dan sisa aset dalam proses likuidasi perusahaan. Pemegang saham memiliki posisi yunior dibanding pemegang obligasi ataupun kreditur.

Saham merupakan surat berharga yang paling popular di masyarakat dan umumnya jenis saham yang dikenal di masyarakat adalah Saham Biasa


(45)

(common stock). Ada bermacam-macam jenis saham, yaitu (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:6) :

a. Ditinjau dari segi kemampuan hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas :

1. Saham Biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta perusahaan apabila dilikuidasi.

2. Saham Preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo (seperti pada obligasi). Persamaan saham preferen dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividen tetap selama masa berlakunya, memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa serta mempunyai pendapatan tetap.

b. Ditinjau dari segi peralihannya, maka saham terbagi atas :

1. Saham Atas Unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya sehingga mudah dipindahtangankan, secara hukum siapa saja yang memegang


(46)

saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak ikut hadir dalam RUPS.

2. Saham Atas Nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya dan prosedur peralihannya.

c. Ditinjau dari segi kinerja perdagangan saham, maka saham terbagi atas : 1. Blue-chip Stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang

memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

2. Income Stock, yaitu saham yang memiliki kemampuan membayar dividen yang lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham (P/E ratio).

3. Growth Stock (well-know), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga leader-known, yaitu saham yang tidak merupakan leader dari industri sejenisnya.

4. Speculative Stock, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh pnghasilan dari tahun ke tahun tetapi


(47)

mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

5. Counter Cyclical Stock, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat seperti rokok maupun barang-barang konsumtif.

Saham yang popular di pasar modal adalah saham biaasa. Adapun karakteristik saham biasa ini adalah sebagai berikut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001 : 7) :

a. Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

b. Memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (one share one vote).

c. Memiliki hak terakhir/yunior dalam hak pembagian kekayaan perusahaan setelah pelunasan kewajiban bila perusahaan dilikuidasi.

d. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya.

e. Memiliki hak untuk mengalihkan sahamnya.

Selain saham biasa, dikenal juga Saham Preferen. Adapun karakteristik Saham Preferen adalah sebagai berikut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001 :8):


(48)

a. Memiliki hak terlebih dahulu memperoleh dividen.

b. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus perusahaan.

c. Memiliki hak pembayaran maksimum (sebesar nilai nominal saham) sebelum kreditor apabila perusahaan dilikuidasi.

d. Kemungkinan di samping penghasilan yang diterima secara tetap.

e. Dalam hal likuidasi, memiliki hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan di atas pemegang Saham Biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

F. Saham sebagai Salah Satu Pilihan Investasi

Apabila seseorang sudah memiliki penghasilan yang memadai, kemudian masih ada kelebihan pendapatan setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hal-hal yang bersifat darurat, dia dapat memilih obyek-obyek investasi untuk menambah atau meningkatkan pendapatannya, antara lain :

1. Tabungan

2. Deposit berjangka atau sertifikat deposito 3. Membeli valuta asing

4. Mendirikan usaha baru

5. Membeli emas atau perhiasan lainnya 6. Membeli rumah atau tanah

7. Membeli surat berharga pasar uang 8. Membeli surat berharga pasar modal


(49)

Seseorang sebelum mengambil keputusan pilihan investasi, hal penting yang perlu dipertimbangkan terlebih dahulu adalah faktor-faktor yang mempengaruhi bidang investasi tersebut, seperti (Divisi Komunikasi Perusahaan, 1995:29) :

1. Sifat Pribadi

Seseorang harus menilai dan memperhitungkan secara cermat berapa usianya, bagaimana rencananya di masa depan dan pribadinya sendiri. Apakah kita tergolong orang yang menyukai resiko (risk seeker) ataukah tergolong orang kurang berani menempuh resiko (risk averter). Hal ini sangat penting diperhatikan karena merupakan dasar utama dalam pengambilan keputusan untuk memilih investasi yang sesuai.

2. Pajak

Sebagai warga negara yang baik, dia harus menunaikan kewajiban untuk membayar pajak. Dengan demikian dia harus menghitung berapa kira-kira keuntungannya setelah dipotong pajak.

3. Likuiditas

Likuiditas atau kelancaran menunjukkan tingkat kemudahan dalam mencairkan modal ivestasinya. Bila dia sewaktu-waktu membutuhkan uang tunai dengan segera, apakah pilihan investasi tersebut mudah atau sulit untuk dicairkan.

4. Situasi Ekonomi Internasional

Dalam era globalisasi dan dunia perekonomian bebas saat ini, unsur ketergantungan antar negara amat besar, perubahan kebijakan ekonomi suatu negara dapat memberikan dampak positif mupun negatif terhadap


(50)

negara lainnya. Informasi yang tersedia dari surat kabar dan majalah perlu dianalisis secara singkat, kira-kira apa pengaruhnya terhadap objek investasi yang dipilih.

5. Situasi Ekonomi Nasional

Situasi ekonomi nasional mempunyai pengaruh yang besar terhadap bidang usaha atau industri dimana obyek investasi tersebut di tanamkan. Dia selalu mengikuti dengan seksama perubahan Undang-Undang/peraturan dan kebijakan pemerintah karena hal tersebut akan bermanfaat dalam menentukan suatu strategi investasi.

6. Situasi Industri

Situasi industri dimana objek investasi yang dipilih. Apakah bidang tersebut sedang berkembang atau sedang mendekati titik jenuh. Hal ini sangat berguna untuk mengambil keputusan, apakah masih akan meneruskan investasi ataukah akan beralih ke bidang investasi yang lain. 7. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah fitrah utama manusia yang tidak pernah berhenti untuk mencari dan menemukan sesuatu, dia harus memberikan minat dan perhatian pada perkembangan since dan teknologi, karena hal ini sangat bermanfaat bagi strategi dan perencanaan investasi. 8. Siklus dan Trend

Situasi kepercayaan bahwa setiap kegiatan usaha, bahkan juga segala bentuk kehidupan manusia bekerja dalam siklus/daur. Setiap kejadian di masa lampau umumnya akan terulang kembali dalam skala yang berbeda.


(51)

Para ahli riset menyebut hal ini sebagai analisis tehnik dan daur, dimana tujuan dari analisis ini adalah memperlihatkan kecenderungan/trend ke masa depan dan membantu perencanaan investasi jangka panjang.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, maka harus dilakukan pertimbangan yang matang mengenai hasil dan resiko dari bidang investasi tersebut. Saham sebagai salah satu bidang investasi yang cukup menarik juga tergolong beresiko tinggi, karena saham dari perusahaan yang sudah go public sangat peka terhadap berbagai macam perubahan intern dan ekstern perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) tersebut. Perubahan-perubahan tersebut dapat berdampak positif yang berakibat naiknya harga saham atau berdampak negatif yang berarti turunnya harga saham.

Resiko investasi pada saham (Koetin, 1994:8) :

a. Resiko Inflasi ; salah satu risiko yang pasti dihadapi oleh manusia dalam

kehidupannya. Daya beli dengan sejumlah uang tertentu makin lama makin berkurang.

b. Risiko Tingkat Bunga ; tingkat bunga tidak pernah stabil. Hari ini naik,

besok bisa turun, dan demikian seterusnya.

c. Risiko Pasar ; Timbul bunga harga saham-saham dipasar yang tidak

menentu.

d. Risiko Perusahaan ; setiap perusahaan mengalami kinerja naik turun,

itulah sebabnya perlu selalu mengetahui perkembangan emiten tersebut. Maka ada nasehat yang menyatakan agar tidak membeli suatu saham jika tidak mengenal emiten bersangkutan.


(52)

e. Risiko Politik ; timbul dari keputusan politik yang diambil oleh

pemerintah.

Jika makin kecil risiko, maka makin kecil pula hasil yang dapat diharapkan dan makin besar risiko maka makin besar pula hasil yang dapat diharapkan.

G. Harga Saham

Harga pasar (market price) merupakan harga pada pasar rill dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penentuan (closing price) dari suatu saham (Anoraga, 2006:59). Setiap investor yang berinvestasi dalam saham, setiap hari, dari waktu ke waktu, mereka harus rajin memantau perkembangan terakhir dari kondisi emiten di mana mereka menginvestasikan uang dan mengamati pergerakan saham di bursa secara keseluruhan karena perkembangan kondisi emiten, baik positif maupun negatif, pasti berpengaruh pada harga saham yang diterbitkannya.

Perusahaan jika dalam laporan keuangannya menuliskan adanya laba bersih yang tinggi, kemudian hasil rapat umum pemegang saham tersebut akan dibagikan dalam bentuk deviden, maka sudah pasti secara otomatis harga saham tersebut akan melonjak tajam. Alasannya karena semua investor ingin kebagian deviden dengan memiliki saham tersebut. Disinilah hukum permintaan dan penawaran terjadi (Arifin, 2004 : 46).


(53)

Menurut Basir (2005:63), harga sebuah saham dapat berubah naik atau turun dalam hitungan waktu yang sangat cepat. Harga saham dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Dalam perdagangan saham, dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan harga saham. Istilah-istilah tersebut antara lain :

1. Previous price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya. 2. Open atau opening price menunjukkan harga pertama kali pada saat

pembukaan sesi I perdagangan, yaitu jam 09.30 pagi.

3. High atau highest price menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

4. Low atau lowest price menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

5. Last price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham. 6. Change menunjukkan selisih antara harga penutupan hari sebelumnya

dengan harga terakhir yang terjadi atau selisih antara previous dengan last. Jika nilai pada change positif, misalnya +100 artinya harga saham tersebut lebih tinggi 100 jika dibandingkan hari sebelumnya. Jika nilai pada change negatif misalnya -50, artinya harga saham tersebut turun 50 jika dibandingkan hari sebelumnya.

7. Close atau closing price menunjukkan harga penutupan suatu saham. Closing price suatu saham ditentukan pada sesi II yaitu jam 16.00 sore.


(54)

H. Analisis Saham

Harga saham dapat naik, turun, atau juga tetap dari waktu ke waktu. Hal ini merupakan salah satu kondisi yang harus diperhatikan oleh investor yang terlibat dalam kegiatan di pasar modal, maupun pihak manajemen emiten, sebab harga saham dapat pula dijadikan indikasi ”nilai” perusahaan tersebut. Perkembangan harga saham-saham di bursa efek selalu menjadi objek yang menarik untuk diprediksi dan dianalisis oleh para ahli. Keberhasilan dan ketepatan memprediksi perkembangan harga saham suatu perusahaan merupakan tujuan yang diharapkan oleh para investor yang ”bermain” di pasar modal terutama investor yang merupakan spekulan (Sitompul, 1996:195).

Hal-hal yang diprediksi dan dianalisis oleh para ahli meliputi : a. Saham mana yang akan mengalami kenaikan/kemerosotan harga? b. Berapa besar kenaikan/kemerosotan tersebut?

c. Berapa lama kenaikan/kemerosotan tersebut bertahan?

Proses prediksi ini disebut analisis saham. Selain merupakan ilmu pengetahuan, analisis saham juga merupakan seni. Hal ini disebabkan karena terdapat banyak sekali faktor yang mempengaruhi harga saham di pasar modal, yang terkadang jauh sekali hubungannya dengan kinerja perusahaan tersebut.


(55)

BAB III

GAMBARAN PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Indonesia berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil.

Bursa Efek Indonesia berawal dari berdirinya Bursa Efek di Batavia, yang dikenal sebagai Jakarta pada saat ini, oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi perusahaan-perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda dan sekuritas lainnya.

Perkembangan Bursa Efek di Batavia sangat pesat sehingga mendorong pemerintah Belanda membuka Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan Bursa Efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kedua bursa ini kemudian ditutup karena terjadinya gejolak politik di Eropa awal tahun 1939. Bursa efek di Jakarta pun akhirnya ditutup juga akibat terjadinya perang dunia ke dua tahun 1942, sekaligus menandai berakhirnya aktivitas pasar modal di Indonesia.


(56)

Pasar modal di Indonesia kembali digiatkan dengan dibukanya kembali Bursa Efek di Jakarta pada tanggal 3 Juni 1952. Pada tahun 1958 kegiatan Bursa Efek di Jakarta kembali dihentikan karena adanya inflasi dan resesi ekonomi. Hal ini tak berlangsung lama sebab Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali dan akhirnya mengalami kebangkitan pada tahun 1970. Kebangkitan ini disertai dengan dibentuknya Tim Uang dan Pasar Modal, disusul tahun 1976 berdirinya BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal) serta berdirinya perusahaan dan investasi PT Danareksa. Kebangkitan ini didukung dengan diresmikannya aktivitas perdagangan di Bursa Efek Jakarta oleh Presiden Soeharto pada tahun 1977.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan Paket Deregulasi Desember 1987 dan Desember 1988 tentang diperbolehkannya swastanisasi Bursa Efek. Paket Deregulasi ini kemudian mendorong Bursa Efek Jakarta berubah menjadi PT Bursa efek jakarta (BEJ) pada tanggal 13 juli 1992. Pada tahun itu juga BAPEPAM yang awalnya Badan Pelaksana Pasar Modal berubah menjadi Badan pengawas pasar modal.

Bursa efek jakarta berkembang dengan pesat sehingga kegiatannya semakin ramai dan kompleks. Hal ini menyebabkan sistem perdagangan manual yang selama ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta tidak lagi memadai. Pada tanggal 22 mei 1995 diterapkanlah suatu sistem otomatis yang dinamakan JATS (Jakarta Automatic Trading System). Sistem yang baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi lebih besar dan


(57)

lebih menjamin kegiatan pasar yang adil dan transparan dibanding dengan sistem perdagangan manual.

Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) kemudian bergabung dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007. Penggabungan kedua bursa ini diharapkan dapat menciptakan kondisi perekonomian Indonesia yang lebih baik.

Tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut :

1. Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 Desember 1912.

2. Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I pada tahun 1914 -1918.

3. Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya pada tahun 1925 - 1942.

4. Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup awal tahun 1939.

5. Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia-II pada tahun 1942 - 1952.

6. Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal pada tahun 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950).


(58)

7. Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif pada tahun 1956.

8. Perdagangan di Bursa Efek vakum pada tahun 1956 - 1977.

9. Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus 1977 diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.

10. Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten pada tahun 1977 hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

11. Hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.

12. Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat pada tahun 1988 – 1990.

13. Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer pada tanggal 2 Juni 1988 .

14. Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.


(59)

15. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya. 16. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan

Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

17. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem comput er JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

18. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.

19. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. 20. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

21. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).

22. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Struktur organisasi Bursa Efek Indonesia : 1. Dewan Komisaris BEI

a. I Nyoman Tjager (Komisaris Utama) b. Johnny Darmawan (Komisaris)

c. Chaeruddin Berlian (Komisaris) d. Felix Oentoeng Soebagjo (Komisaris)


(60)

2. Dewan Direksi BEI

a. Ito Warsito (Direktur Utama)

b. Eddy Sugito (Direktur Penilaian Perusahaan) c. Wan Wei Yiong (Direktur Perdagangan)

d. Uriep Budhi Prasetyo (Direktur Pengawasan Transaksi) e. Friderica Widyasari Dewi (Direktur Pengembangan)

f. Adikin Basirun (Direktur Teknologi Informasi) g. Supandi (Direktur Keuangan dan SDM) 3. Kepala Divisi/Kepala Satuan BEI

a. Direktorat utama

1) Irmawati Amran (Sekretaris Perusahaan) 2) Dewi Arum (Divisi Hukum)

3) Widodo (Satuan Pemeriksa Internal) b. Direktorat Penilaian Perusahaan

1) I Gede Nyoman (Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Rill) 2) Umi Kulsum (Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Jasa) 3) Saptono Adi Junarso (Divisi Penilaian Perusahaan Surat Utang) c. Direktorat Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa

1) Andre PJ Tolle (Divisi Perdagangan Saham) 2) Erna Dewayani (Divisi Perdagangan Surat Utang) 3) Andi Sudhana (Divisi Keanggotaan dan Partispan) d. Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan


(61)

2) Kristian S.Manulang (Divisi Kepatuhan Anggota Bursa) e. Direktorat Pengembangan

1) Kandi Sofia S.Dahlan (Divisi Riset)

2) Hari Purnomo (Divisi Pengembangan Usaha) 3) Isharsaya (Divisi Pemasaran)

4) Edison Hulu (Chief Economist)

f. Direktorat Teknologi Informasi dan Manajemen Resiko

1) Yohanes Liauw (Divisi Operasional Teknologi Informasi) 2) Didit Agung Laksono (Divisi Pengembangan Solusi Bisnis) 3) Mohammad Mukhlis (Divisi Manajemen Resiko)

g. Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia 1) Yohanes A. (Divisi Keuangan)

2) Mirna Kurniawati (Divisi Sumber Daya Manusia)

B. Gambaran Umum Perusahaan Makanan dan Minuman 1. Ades Water Indonesia, Tbk

Berdiri : 06 Maret 1985

No.NPWP : 01.371.491.0-054.000 Klasifikasi : Makanan dan Minuman

Kantor Pusat : Perkantoran Hijau Arkadia Tower C Lt.15 JL.TB.Simatupang Kav.88

Pabrik : Desa Namo Riam, Kec.Pancur Batu, Kab.Deli Serdang, Sumut JL. Raya Pudak Payung No.1 Semarang


(62)

Tabel 3.1

Manajemen Ades Water Indonesia, Tbk

JABATAN NAMA Tanggal Menjabat

Komite Audit (ketua) Wagiyono 30 Juni 2009 Presiden Komisaris Hanjaya Limanto 02 Juni 2009 Komisaris Denny Yuwono 02 Juni 2009 Presiden Direktur Agoes Soewanai 02 Juni 2009 Direktur M.Wisnu Adjie 02 Juni 2009 Corporate Secretary M.Wisnu Adjie 02 Juni 2009 Komite Audit (Anggota) Martin Jimi 30 Juni 2009 Komite Audit (Anggota) Fany soegiarto 30 Juni 2009 Komisaris Independen Ernie Susilawati 02 Juni 2009

Sumber 2. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

Berdiri : 31 Mei 1991

No.NPWP : 01.504.513.1-054.000

Klasifikasi : Perdagangan besar barang konsumsi

Kantor Pusat : Alun Graha Lt.I, Jl.Prof.Dr. Supomo No.233 Jaksel Tabel 3.2

Manajemen Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

JABATAN NAMA Tanggal Menjabat

Direktur Utama Stefanus Joko 25 Juni 2009 Komisaris Utama Priyo Hadi 25 Juni 2009 Komisaris Budhi Istanto 25 Juni 2009 Direktur Edi Soetanto 25 Juni 2009 Wakil Komisaris Utama Kang Hongkie 25 Juni 2009 Komisaris (Independen) Woerjatmoko 25 Juni 2009

Komisaris Herry Beng 25 Juni 2009

Komite Audit (Anggota) Trisnawan Widodo 25 Juni 2009 Komite Audit (Anggota) Sri Wahyuni 25 Juni 2009 Komisaris (Independen) Prof.Dr.Haryadi 25 Juni 2009

Sumber 3. Aqua Golden Mississipi, Tbk

Berdiri : 23 Februari 1973

No.NPWP : 01.001.922.2-054.000 Klasifikasi : Makanan dan Minuman


(63)

Kantor Pusat : Jl. Pulo Lentut No.3 Kawasan Industri. Pulogadung Tabel 3.3

Manajemen Aqua Golden Mississipi, Tbk

JABATAN NAMA Tanggal Menjabat

Komite Audit (Anggota) Raymond 19 Juni 2009 Komisaris Utama Lisa Tirto Utomo 19 Juni 2009 Presiden Direktur Parmaningsih, SE 19 Juni 2009

Komisaris Janto Utomo 19 Juni 2009

Direktur Burhan Sutanto 19 Juni 2009

Direktur Theresia L. 19 Juni 2009

Corporate Secretary Yanie Setionegoro 19 Juni 2009 Komite Audit (Anggota) Purnama Sidhi 19 Juni 2009 Komite Audit (Ketua) R. Soekardi 19 Juni 2009 Komisaris Independen R. Soekardi 19 uni 2009 Sumber

4. Cahaya Kalbar, Tbk

Berdiri : 03 Februari 1968

No.NPWP : 01.110.511.1-054.000 Klasifikasi : Makanan dan Minuman

Kantor Pusat : Jl.Industri Selatan 3 GG-1, Kawasan Industri. Jababeka, Cikarang

Pabrik : Kawasan Industri Jababeka II, Cikarang

Pabrik : JL. Khatulistiwa KM.4,3-Batulayang. Pontianak Tabel 3.4

Manajemen Cahaya Kalbar, Tbk

JABATAN NAMA Tanggal Menjabat

Presiden Komisaris Hendri Saksti 30 Juni 2009 Direktur Thomas Tonny 30 Juni 2009 Direktur Utama Erik Tjia 30 Juni 2009

Direktur Jinnawati 30 Juni 2009

Komite Audit (Anggota) Asep Hikmat 30 Juni 2009 Komite Audit (Ketua) Soedjiman 30 Juni 2009 Komisaris Independen Soedjiman 30 Juni 2009 Komite Audit (Anggota) Drs. Zaini Hamzah 30 Juni 2009 Corporate Secretary Emmanuel 30 Juni 2009 Sumber


(64)

5. Davomas Abadi, Tbk

Berdiri : 14 Maret 1968

No.NPWP : 01.348.040.5-054.000 Klasifikasi : Makanan dan Minuman

Kantor Pusat : Jl.Pangeran Jayakarta 117 Blok B/35-39. Jakarta Pabrik : Jl. Industri Raya III Blok AB No.1A Tanggerang

Korespondensi : Plaza BII, Menara III. 9th Floor, Jl.M.H.Thamrin No.51. Jakarta Pusat

Tabel 3.5

Manajemen Davomas Abadi, Tbk

JABATAN NAMA Tanggal Menjabat

Direktur Utama Ir.Berliana 03 Juni 2009 Direktur Susi Magdalena 03 Juni 2009 Komisaris Petrus Rizal 03 Juni 2009 Corporate Secretary Hasiem Wily 03 Juni 2009 Direktur Drs.Nasrizal Nazir 03 Juni 2009 Komisaris Utama Kusbyanta Kawira 03 Juni 2009 Komite Audit (Ketua) Heru Subagyo 03 Juni 2009 Komisaris Independen Heru Subagyo 03 Juni 2009 Komite Audit (Anggota) Udmeidi Astra 03 Juni 2009 Komite Audit (Anggota) Andreas Bong 03 uni 2009

Sumber 6. Delta Djakarta, Tbk

Berdiri : 15 juni 1970

No.NPWP : 01.000.190.7-092.000 Klasifikasi : Makanan dan Minuman

Kantor Pusat : Jl.Inspeksi Tarum Barat, Desa Setiadharma, Kec.Tambun. Bekasi Timur


(65)

Tabel 3.6

Manajemen Delta Djakarta, Tbk

JABATAN NAMA Tanggal Menjabat

Komisaris Minerva Lourdes 24 Juni 2009 Komisaris Utama TB.M.Rais 24 Juni 2009 Direktur Eddie Priyono 24 Juni 2009 Corporate Secretary Eddie Priyono 24 Juni 2009 Direktur Utama Roberto D.De Leon 24 Juni 2009 Direktur Rafael Pacis Ampora 24 Juni 2009 Komisaris Carlos Antonio 24 Juni 2009 Komite Audit (Ketua) Ongki Soekasah 24 Juni 2009 Komisaris (Independen) Ongky Soekasah 24 Juni 2009 Komite Audit (Anggota) Agus Antares 24 Juni 2009 Komite Audit (Anggota) Mario Morales 24 Juni 2009

Komisaris (Independen) Mario Morales 24 uni 2009

Sumber

7. Indofood Sukses Makmur, Tbk

Berdiri : 14 Agustus 1990 No.NPWP : -

Klasifikasi : Makanan dan minuman

Kantor Pusat : Gedung Arlobimo Centra, Lt.12. JL. H.R Rasuna Said X-2 Kav.Jakarta

Pabrik : JL.Kampung, Jarakosta, Desa Sukadanau, Cibitong, Bekasi Tabel 3.7

Manajemen Indofood Sukses Makmur, Tbk

JABATAN NAMA Tanggal Menjabat

Direktur Darmawan 15 Mei 2009

Direktur Tjhie The Fie 15 Mei 2009

Direktur Taufik 15 Mei 2009

Komisaris Benny Setiawan 15 Mei 2009

Komisaris Albert Del 15 Mei 2009

Komisaris Independen Prof.Dr.Wahyudi 15 Mei 2009

Komisaris Robert 15 Mei 2009

Komisaris Graham 15 Mei 2009

Komisaris Ibrahim Risjad 15 Mei 2009

Komisaris Utama Manuel 15 Mei 2009


(1)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .401a .161 .120 1.18220

a. Predictors: (Constant), LNROE, LNNPM, LNEPS b. Dependent Variable: LNPRICE

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16.340 3 5.447 3.897 .013a

Residual 85.254 61 1.398

Total 101.594 64

a. Predictors: (Constant), LNROE, LNNPM, LNEPS b. Dependent Variable: LNPRICE

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.538 .446 12.430 .000

LNEPS -.231 .077 -.492 -3.000 .004

LNNPM .070 .168 .067 .415 .680

LNROE .348 .172 .282 2.022 .048

a. Dependent Variable: LNPRICE


(2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .401a .161 .120 1.18220

a. Predictors: (Constant), LNROE, LNNPM, LNEPS b. Dependent Variable: LNPRICE

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16.340 3 5.447 3.897 .013a

Residual 85.254 61 1.398

Total 101.594 64

a. Predictors: (Constant), LNROE, LNNPM, LNEPS b. Dependent Variable: LNPRICE

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.538 .446 12.430 .000

LNEPS -.231 .077 -.492 -3.000 .004

LNNPM .070 .168 .067 .415 .680

LNROE .348 .172 .282 2.022 .048


(3)

(4)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .401a .161 .120 1.18220 2.724

a. Predictors: (Constant), LNROE, LNNPM, LNEPS b. Dependent Variable: LNPRICE

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant

) 5.538 .446 12.430 .000

LNEPS -.231 .077 -.492 -3.000 .004 .511 1.956

LNNPM .070 .168 .067 .415 .680 .523 1.913

LNROE .348 .172 .282 2.022 .048 .707 1.415


(5)

Unstandardized Residual

N 65

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.15416306

Most Extreme Differences Absolute .084

Positive .084

Negative -.071

Kolmogorov-Smirnov Z .677

Asymp. Sig. (2-tailed) .750

a. Test distribution is Normal.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.342 .806 -2.908 .005

LNEPS .131 .139 .161 .944 .349

LNNPM -.506 .304 -.281 -1.664 .101

LNROE .581 .311 .271 1.866 .067


(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

1 61 104

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 72 95

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 8 74

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 12

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 150

ANALISIS PENGARUH RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 126

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

ANALISIS PENGARUH RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI

0 0 26

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 2 25