PENGARUH PERMAINAN PLAYDOUGH TERHADAP PENURUNAN PRILAKU AGRESIF PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN.

(1)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGARUH PERMAINAN PLAYDOUGH TERHADAP PENURUNAN PRILAKU AGRESIF PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh :

Ayu Nurhikmah Permatasari 0806252

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGARUH PERMAINAN PLAYDOUGH TERHADAP PENURUNAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

Oleh

Ayu Nurhikmah Permatasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus

© Ayu Nurhikmah Permatasari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

AYU NURHIKMAH

0806252

PENGARUH PERMAINAN PLAYDOUGH TERHADAP PENURUNAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN ( Penelitian Eksperimen dengan Subjek Tunggal di SLB C Terate Bandung )

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Iding Tarsidi M.Pd NIP. 19660104 199301 1 001

Pembimbing II,

Dr. Nia Sutisna, MSi NIP. 19570131 198603 1 001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722 198501 1 001


(4)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

PENGARUH PERMAINAN PLAYDOUGH TERHADAP PENURUNAN PRILAKU AGRESIF PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

Oleh : Ayu Nurhikmah Permatasari (0806252)

Keterbatasan dalam kemampuan untuk berfikir dan mengendalikan emosinya merupakan karakteristik pribadi yang umumnya dimiliki oleh anak tunagrahita. Kondisi-kondisi tersebut dapat dilihat pada penampilan tingkah lakunya sehari-hari misalnya, berdiam diri berjam-jam lamanya, melakukan perilaku yang agresif, mudah marah dan mudah tersinggung, suka mengganggu orang lain di sekitarnya (bahkan tindakan merusak/destruktif). Terdapat beberapa metode alternatif yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi permasalahan perilaku yang di alami anak tunagrahita, salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan permainan playdough. Permainan playdough merupakan cara yang dapat digunakan untuk membantu mengurangi atau menurunkan frekuensi perilaku agresif fisik yakni perilaku memukul yang dilakukan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh permainan playdough terhadap penurunan perilaku agresif siswa tunagrahita ringan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga jenis instrument pencatatan yakni pencatatan kejadian, pencatatan interval, dan pencatatan sampel waktu, dengan menggunakan desain A-B-A. Hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis setelah subjek mendapatkan intervensi berupa permainan playdough adalah terjadi penurunan frekuensi perilaku agresif memukul pada subjek. Penurunan tersebut dapat terlihat pada mean level dari setiap hasil pencatatan yang dilakukan penulis. Mean level untuk pencatatan kejadian sebelum intervensi A-1 sebesar 6,75 kondisi intervensi (B) sebesar 4 dan setelah intervensi (A-2) sebesar 3, mean level untuk pencatatan Interval sebelum intervensi A-1 sebesar 31%, kondisi intervensi (B) sebesar 19,1% dan setelah intervensi (A-2) sebesar 6%, dan mean level untuk pencatatan sampel waktu sebelum intervensi A-1 sebesar 8, kondisi intervensi (B) sebesar 5,88 dan setelah intervensi (A-2) sebesar 3. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa permainan playdough dapat membantu menurunkan perilaku agresif pada anak tunagrahita ringan kelas III SDLB di SLB Terate Bandung


(5)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

INFLUENCE OF PLAYDOUGH GAME ON THE DECREASE AGGRESSIVE BEHAVIOR AT MILD MENTAL RETARDATION STUDENT

By : Ayu Nurhikmah Permatasari (0806252)

Limitations in the ability to think and control his emotions is a personal characteristic that is generally owned by the child's mental retardation. These conditions can be seen in the appearance of everyday behavior for example, remain silent for hours, doing aggressive behavior, irritable and easily offended, like to disturb other people around (even the act of damaging / destructive). There are several alternative methods that can be used to help overcome the problems of children's natural behavior in mental retardation, one of the methods that can be used with playdough game. Playdough is the way the game can be used to help mitigate or reduce the frequency of physically aggressive behavior that is conducted child hitting behavior. This study aimed to determine the effect of playdough game against the reduction of aggressive behavior students mild mental retardation. The method used in this study is experimental research to determine whether there is a result of a treatment. Collecting data in this study, the authors used three types of recording instruments recording the events, recording interval, and sample recording time, using ABA design. The results obtained by the author after the subject of the intervention in the form of game playdough is a decline in the frequency of aggressive behavior hit on the subject. The decline can be seen in the mean level of each recording the results of the author. Mean levels for recording events before the intervention of 6.75 (A-1) intervention condition (B) of 4 and after the intervention (A-2) by 3, the mean level for the recording interval before the intervention of (A-1) by 31%, the intervention condition (B ) was 19.1% and after the intervention (A-2) by 6%, and the mean level for the recording of time before the intervention sample (A-1) by 8, the intervention condition (B) by 5.88 and after intervention (A-2) by 3. Based on these results it can be concluded that the game playdough can help reduce aggressive behavior in children mild mental retardation at class III SDLB in SLB Terate Bandung


(6)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan(Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

Pernyataan i

Abstrak ii

Kata Pengantar iii

Ucapan terima kasih iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel .xi

Daftar Grafik xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Idenfitikasi Masalah 4

C. Batasan Masalah 4

D. Rumusan Masalah 4

E. Variabel Penelitian 5

1. Definisi Konsep Variabel 5

2. Definisi Operasional Variabel 6

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 7

1. Tujuan Penelitian 7

2. Kegunaan Penelitian 7

BAB II PENGARUH PERMAINAN PLAYDOUGH TERHADAP

PENURUNAN PERILAKU AGRESIF PADA SISWA

TUNAGRAHITA RINGAN

A. Konsep Anak Tunagrahita Ringan 8


(7)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan(Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Penyebab Tunagrahita Ringan 9

3. Dampak Ketunagrahitaan Tunagrahita Ringan 10

B. Permainan Playdough 12

1. Konsep Permainan Playdough 12

2. Manfaat Permainan Playdough 12

3. Bahan Dasar Playdough 14

C. Perilaku Agresif 15

1. Konsep Perilaku Agresif 15

2. Faktor Penyebab Perilaku Agresif 16

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan 17

E. Kerangka Berpikir 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian 20

B. Subyek Penelitian 22

1. Subyek 22

2. Tempat penelitian 23

3. Waktu penelitian 23

C. Teknik pengumpulan data 24

D. Instrumen penelitian 25

E. Pengolahan dan analisis data 26

1. Teknik pengolahan data 26

2. Teknik analisis data 29

F. Prosedur penelitian 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


(8)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan(Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Berdasarkan pencatatan kejadian 34

2. Berdasarkan pencatatan interval 36

3. Berdasarkan pencatatan sampel waktu 40

B. Analisis data 45

1. Analisis dalam kondisi 45

a. Panjang kondisi 46

b. Kecenderungan arah 46

c. Kecenderungan stabilitas 53

d. Kecenderungan jejak data 63

e. Level stabilitas dan rentang 64

f. Level perubahan 65

2. Analisis antar kondisi 69

a. Variabel yang diubah 69

b. Perubahan kecenderungan arah 69

c. Perubahan kecenderungan stabilitas 69

d. Perubahan level data 70

e. Overlap data 71

C. Pembahasan Hasil Penelitian 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 79

B. Saran 80

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84


(9)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Siswa tunagrahita pada umumnya termasuk juga siswa tunagrahita ringan, memiliki hambatan dalam kepribadian dan emosinya. Karena mereka kurang memiliki kemampuan untuk berfikir dan mengendalikan emosinya, keseimbangan pribadinya kurang stabil (labil) dan mengalami kekacauan. Kondisi-kondisi tersebut dapat dilihat pada penampilan tingkah lakunya sehari-hari misalnya, berdiam diri berjam-jam lamanya, melakukan gerakan yang agresif, mudah marah dan mudah tersinggung, suka mengganggu orang lain di sekitarnya (bahkan tindakan merusak/destruktif). (Amin, 2006: 26).

Berbagai bentuk perilaku interaksi sosial negatif siswa tunagrahita di dalam kelas akan banyak ditemui oleh pendidik salah satu contohnya adalah siswa yang melakukan perilaku agresif di kelas.

Menurut Tandry (2008:18) Agresif dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang mengakibatkan ketidaknyamanan (secara fisik dan psikologis) pada orang lain, atau kerusakan pada barang. Luka atau kerusakan dianggap sebagai agresi, sedangkan tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mengakibatkan kerugian di pandang sebagai perilaku agresi, walaupun tindakan tersebut tidak mengakibatkan luka atau kerusakan.

Perilaku-perilaku tersebut termasuk berteriak, tindakan-tindakan fisik yang kasar (terhadap orang lain), perilaku merusak (barang orang lain) dan menggunakan perintah-perintah negatif serta ancaman-ancaman memaksa orang lain melakukan sesuatu.

Berdasarkan teori di atas, maka dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian perilaku agresif adalah perilaku yang lebih menekankan pada dua aspek yakni agresif secara fisik dan agresif yang bersifat secara psikis. Agresif secara fisik adalah perilaku seperti menyerang, memukul, mengganggu, atau menendang. Sedangkan yang disebut perilaku agresif secara psikis adalah perilaku seperti berkata kasar, mengolok-olok, menghina dan melecehkan orang lain atau sesuatu dengan ucapan.

Kedua contoh perilaku agresif tersebut sebetulnya lebih difokuskan pada bentuk pelaksaannya, masih banyak jenis agresif dalam sifat serta yang dilihat dari dampak yang ditimbulkan.


(10)

2

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendidikan khusus untuk siswa berkebutuhan khusus membutuhkan suatu pola layanan tersendiri, baik dalam pembelajaran maupun dalam bimbingan prilaku. Layanan khusus diberikan karena adanya karakteristik-karakteristik tersendiri pada setiap siswa yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Namun pada fakta yang terjadi di lapangan saat ini banyak terdapat layanan pendidikan yang kurang mampu untuk mengakomodir segala hal yang telah disebutkan di atas, sehingga hal tersebut membuat ketidaktercapaian tujuan pendidikan bagi setiap siswa yakni mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa untuk kemudian nantinya dapat dimanfaatkan oleh dirinya sendiri dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.

Penyebab permasalahan yang telah disebutkan di atas terjadi adalah karena banyaknya hambatan yang dialami oleh para pendidik ketika melaksanakan pembelajaran di kelas, salah satu diantaranya adalah dikarenakan perilaku yang ditampilkan oleh siswa tunagrahita.

Sikap yang sebaiknya dilakukan oleh pendidik ketika siswa tunagrahita melakukan tindakan agresif adalah mencari tahu apa yang menyebabkan tindakan tersebut muncul pada diri siswa selain mencari tahu penyebabnya, pendidik juga sebaiknya mencari solusi untuk menanggulangi permasalahan tersebut agar perilaku negatif siswa bisa ditiadakan atau setidaknya dapat diminimalisir.

Pendekatan permainan dapat digunakan sebagai cara untuk menanggulangi permasalahan penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh siswa karena menurut Murti (2012:13) permainan adalah tindakan atau kesibukan suka rela yang dilakukan dalam batas - batas tempat dan waktu, berdasarkan aturan - aturan yang mengikat tetapi diakui secara sukarela dengan tujuan yang ada dalam dirinya sendiri, disertai dengan perasaan tegang dan menyenangkan serta dengan pengertian bahwa permainan merupakan suatu yang lain dari biasa.

Dengan permainan siswa memenuhi kepuasan fisik, emosi, sosial dan perkembangan mental. Sehingga siswa dapat mengekspresikan perasaannya baik itu perasaan kekuatan, kesepian, fantasi ataupun menunjukkan kreatifitasnya.Salah satu bentuk permainan yang dapat digunakan adalah permainan playdough.

Permainan playdough adalah permainan yang melibatkan indera peraba dan kinestetik seseorang yang digunakan untuk membentuk suatu bentuk baik itu karakter hewan, tumbuhan ataupun karaktek manusia dari bahan playdough. (Murti, 2012:19)

Playdough yang terbuat dari lilin malam memiliki tekstur yang lebih lentur dari bahan playdough lainnya sehingga hal ini dapat memaksimalkan rangsangan pada


(11)

3

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

indera peraba dan kinestetik siswa serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat lebih menggali kemampuan yang dimiliki dengan cara memainkan playdough.

Menurut Murti (2012:22) permainan playdough memungkinkan siswa untuk menjadi kreatif, playdough memungkinkan siswa untuk mengekspresikan emosinya, seorang siswa mungkin dengan tenang membanting, menarik, atau dengan agresif memukul playdough sehingga terpisah seperti sedang frustasi namun hal tersebut sebenarnya dapat membantu siswa untuk membebaskan diri dari emosi-emosi negatif yang di rasakan olehnya yang merupakan penyebab timbulnya perilaku-perilaku agresif yang dilakukan oleh siswa.

Manfaat permainan playdough adalah untuk mengisi waktu luang, memberi efek tenang pada siswa karena dengan siswa melakukan kegiatan memilin, memukul, dan membentuk hal ini akan berguna dalam melatih siswa untuk melepaskan emosinya terhadap benda secara positif yakni melalui playdough atau lilin malam sehingga diharapkan bila emosi siswa telah tersalurkan maka dengan sendirinya akan dapat mengurangi intensitas siswa melakukan perilaku agresif . (Mary, 2011: 53)

Playdough dapat di bentuk menjadi berbagai macam bentuk yang disukai siswa namun tidak semua bentuk yang dibuat dari playdough dapat memberikan efek positif bagi siswa. Karena dalam beberapa kasus ada siswa yang membentuk replika monster untuk melampiaskan amarahnya, ada pula yang membentuk playdough menjadi robot atau mesin yang bersifat destruktif atau merusak sesuatu karena siswa ingin melampiaskan rasa frustasinya terhadap sesuatu. Bila dalam bentuk binatang playdough dibentuk menjadi binatang buas seperti beruang, dan harimau.

Bentuk yang dapat memberikan efek positif pada emosi siswa adalah seperti bentuk binatang yang biasa di jadikan hewan peliharaan. Contoh, bentuk kucing, burung, kura-kura, domba dan anjing selain itu playdough juga dapat di bentuk menjadi miniatur buah-buahan seperti buah mangga, jeruk, pisang, duku dsb.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SLB C Terate Bandung, terdapat beberapa siswa yang memiliki kecenderungan berperilaku agresif. Diantara beberapa siswa yang berperilaku agresif tersebut, terdapat salah satu siswa yang berinisial NA yang duduk di kelas III SDLB. Siswa tersebut diidentifikasi memiliki perilaku agresif yang lebih mengarah ke fisik yaitu perilaku seperti menyerang, memukul, mengganggu, meludah, atau bahkan menendang. yang bermaksud untuk menyakiti orang lain.


(12)

4

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Namun, yang menjadi target behavior atau perilaku sasaran dalam permasalahan ini adalah perilaku memukul.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud mengkaji secara ilmiah

tentang “Pengaruh permainan playdough terhadap penurunan prilaku agresif pada siswa Tunagrahita ringan”.

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan yang kondusif merupakan faktor penting bagi perkembangan potensi anak karena lingkungan akan bisa memberi kesempatan bagi anak untuk dapat berkreasi serta mengoptimalkan potensi yang dimiliki, sehingga anak mampu mengaktualisasikan dirinya dengan cara menampilkan perilaku yang dapat diterima di masyarakat (tidak berperilaku agresif).

2. Perilaku agresif dapat muncul bila ada pemicu atau stimulus yang menjadikan seseorang melakukan tindakan agresif, stimulus tersebut dapat berupa faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri dalam hal ini karena siswa adalah seorang tunagrahita maka faktor intelegensi merupakan faktor penyebab internal, sedangkan faktor eksternalnya adalah hal-hal yang dia lihat, dengar atau dia alami dan dijadikan sebagai contoh figur bagi dirinya. Contohnya, pengaruh media baik itu media cetak atau elektronik yang menampilkan adegan kekerasan. Bahkan perilaku agresif yang dia amati dari sosok dewasa seperti orang tua, guru atau orang yang lebih tua.

3. Penggunaan pendekatan yang tepat bagi siswa yang mengalami hambatan perilaku dalam hal ini adalah perilaku agresif, akan sangat berguna untuk membantu mengatasi permasalahan yang dialami oleh siswa. Terdapat beberapa pendekatan permainan yang dapat diterapkan untuk menurunkan intensistas perilaku agresif yang dilakukan siswa misalnya permainan bermain peran, permainan plastisin, dan juga permainan playdough.

4. Permainan playdough diasumsikan dapat digunakan menjadi salah satu sarana dalam mengatasi permasalahan perilaku agresif siswa karena dengan melakukan permainan playdough siswa dapat menyalurkan emosi atau rasa frustrasinya secara positif terhadap benda yakni melalui playdough.


(13)

5

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Batasan Masalah

Permasalahan mengenai pendekatan mana yang dapat digunakan dalam penelitian ini untuk mengatasi perilaku agresif siswa dibatasi pada “Pengaruh permainan playdough terhadap penurunan perilaku agresif pada siswa Tunagrahita

ringan”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, yakni mengenai berbagai macam pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah perilaku agresif siswa. Maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh permainan playdough ini dalam mengurangi permasalahan perilaku agresif fisik yang dilakukan oleh siswa ?”

E. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, (Sugiyono, 2012:60).

1. Definisi konsep Variabel

a. Permainan playdough

Permainan playdough adalah permainan yang melibatkan indera peraba dan kinestetik seseorang yang digunakan untuk membentuk suatu bentuk baik itu karakter hewan, tumbuhan ataupun karaktek manusia dari bahan playdough. (Indira, 2009:15).

Playdough yang terbuat dari lilin malam memiliki tekstur yang lebih lentur dari bahan playdough lainnya sehingga hal ini dapat memaksimalkan rangsangan pada indera peraba dan kinestetik siswa serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat lebih menggali kemampuan yang dimiliki dengan cara memainkan playdough.

Permainan playdough memungkinkan siswa untuk menjadi kreatif. playdough memungkinkan siswa untuk mengekspresikan emosinya, seorang siswa mungkin dengan tenang membanting, menarik, atau dengan agresif memukul playdough, sehingga terpisah seperti sedang frustrasi namun hal tersebut sebenarnya dapat membantu siswa untuk membebaskan diri dari emosi-emosi negatif yang dirasakan olehnya yang merupakan penyebab timbulnya perilaku-perilaku agresif yang dilakukan oleh siswa.


(14)

6

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Manfaat permainan playdough adalah untuk mengisi waktu luang, memberi efek tenang pada siswa karena dengan siswa melakukan kegiatan memilin, memukul, dan membentuk hal ini akan berguna dalam melatih siswa untuk melepaskan emosinya terhadap benda secara positif yakni melalui playdough atau lilin malam sehingga diharapkan bila emosi siswa telah tersalurkan maka dengan sendirinya akan dapat mengurangi intensitas siswa melakukan perilaku agresif . (Mary, 2011:53)

b. Perilaku agresif

Agresif merupakan perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain. Agresif secara psikologis berarti perilaku yang cenderung ( ingin ) menyerang (baik secara fisik maupun verbal) kepada sesuatu yang di pandang sebagai hal yang mengecawakan, menghalangi atau menghambat (Anantasari, 2006:8)

Tandry (2008:18) menyatakan bahwa Kata “Agresi” berasal dari kata latin

“aggredi” artinya menyerang. Ini mengimplikasikan bahwa seseorang memaksakan

keinginannya sendiri pada orang atau subjek lain meskipun bisa menyebabkan kerusakan fisik dan mental.

Luka atau kerusakan dianggap sebagai agresi, sedangkan tindakan-tibdakan yang ditujukan untuk mengakibatkan kerugian di pandang sebagai perilaku agresi, walaupun tindakan tersebut tidak mengakibatkan luka atau kerusakan. Perilaku-perilaku tersebut termasuk berteriak tindakan-tindakan fisik yang kasar (terhadap orang lain), perilaku merusak (barang orang lain) dan menggunakan perintah-perintah negative serta ancaman-ancaman memaksa orang lain melakukan sesuatu.

Berdasarkan kedua teori diatas, maka dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian perilaku agresif adalah perilaku yang lebih menekankan pada dua aspek yakni agresif secara fisik dan agresif yang bersifat secara psikis. Agresif secara fisik adalah perilaku seperti menyerang, memukul, mengganggu, atau menendang. Sedangkan yang disebut perilaku agresif secara psikis adalah perilaku seperti berkata kasar, mengolok-olok, menghina dan melecehkan orang lain atau sesuatu dengan ucapan. Kedua contoh perilaku agresif tersebut lebih difokuskan pada bentuk pelaksanaannya, masih terdapat juga jenis agresif dalam sifat serta yang dilihat dari dampak yang ditimbulkan.

2. Definisi operasional variabel


(15)

7

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Variabel bebas (Variabel Independen), yaitu: variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), dan yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah permainan playdough sebagai alat untuk melakukan terapi permainan kepada siswa Tunagrahita ringan di SDLB SLB Terate Bandung.

b. Variabel terikat (Variabel Dependen), yaitu: variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku agresif fisik yang ditandai dengan adanya perilaku seperti menyerang, memukul, mengganggu, meludah, atau bahkan menendang yang bermaksud untuk menyakiti orang lain. Target behavior atau perilaku sasaran dalam perilaku agresif yang dilakukan siswa pada penelitian ini adalah perilaku memukul.

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh permainan playdough dalam mengurangi perilaku agresif fisik yang dilakukan siswa.

b. Tujuan Khusus

Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan permainan playdough terhadap penurunan perilaku agresif fisik yang dilakukan oleh siswa.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dibagi menjadi dua kegunaan yakni kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. Berikut ini rincian penjelasannya :

a. Kegunaan Teoritis

Memberi alternatif penyelesaian masalah dalam mengatasi atau meminimalisir perilaku agresif siswa terutama untuk mengatasi atau


(16)

8

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

meminimalisir perilaku agresif fisik yang dilakukan oleh siswa di sekolah yakni dengan menggunakan pendekatan permainan ( permainan playdough ).

b. Kegunaan Praktis

1). Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memberikan penanganan untuk mengatasi atau meminimalisir perilaku agresif fisik yang dilakukan oleh siswa, salah satunya dengan menggunakan permainan playdough.

2). Bagi orangtua, diharapkan dengan adanya penelitian orang tua akan mendapatkan informasi yang berguna untuk menangani anak yang agresif di rumah dengan cara yang lebih mudah bagi orangtua dan menyenangkan bagi anak.

3). Bagi penulis selanjutnya, sebagai sarana untuk melakukan komparasi (perbandingan) antara pengetahuan dari berbagai teori yang diperoleh selama di bangku perkuliahan dengan fakta yang terjadi dilapangan sehingga nantinya penulis dapat mengambil kesimpulan terbaik dalam memutuskan suatu permasalahan.


(17)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data untuk mengolah dan menganalisis data secara ilmiah, sistematis, dan logis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode eksperimen bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan. Sebagaimana diungkapkan oleh Sugiyono (2012 : 107) Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap sesuatu yang lain dalam kondisi yang terkendalikan serta dapat dikontrol secara ketat.

Metode eksperimen yang digunakan di sini lebih diarahkan untuk subjek tunggal maka dari itu pendekatan yang digunakan adalah dengan pendekatan Single Subject Research (SSR), yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu objek dengan tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari perlakuan yang diberikan secara berulang ulang dalam waktu tertentu.

Pola disain yang digunakan adalah disain A-B-A yang menurut Sunanto (2006:44-45) mempunyai tiga fase yaitu:

1. A-1 (Baseline-1) adalah kondisi awal perilaku sasaran (target behavior) sebelum mendapatkan perlakuan (Intervensi) terkait dengan kondisi perilaku agresif fisik yang di lakukan oleh siswa.

2. B (Intervensi) merupakan kondisi selama mendapatkan perlakuan (Intervensi) dengan playdough ( lilin malam ) untuk meminimalisir perilaku agresif fisik yang dilakukan oleh siswa

3. A-2 (Baseline-2) merupakan kondisi pengulangan baseline setelah diberikan perlakuan (Intervensi) terkait dengan perilaku agresif fisik. Pengulangan kondisi baseline ini sebagai evaluasi sampai sejauh mana intervensi yang diberikan berpengaruh pada subjek.

Disain A-B-A ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Disain A-B-A bertujuan untuk memperoleh data sebelum subjek mendapatkan perlakuan atau intervensi, saat mendapatkan perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan, selanjutnya menganalisis data dan melihat ada tidaknya perubahan yang terjadi akibat perlakuan yang diberikan. Sebagai kontrol


(18)

21

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada kondisi intervensi dilakukan pengulangan kondisi baseline agar memperkuat keyakinan untuk menarik kesimpulan tentang adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat.

Penelitian ini menggunakan tiga jenis instrumen yang digunakan sebagai sistem pencatatan data diantaranya pencatatan kejadian, pencatatan sampel waktu dan pencatatan interval sehingga hasilnya dapat digambarkan dengan menggunakan bentuk grafik seperti di bawah ini :

Baseline 1 (A1) Intervensi (B) Baseline 2 (A2)

Desain Grafik

Pencatatan Kejadian dan Sampel Waktu

Desain Grafik Pencatatan Interval

Keterangan:

A-1 (Baseline) adalah Suatu kondisi awal sasaran sebelum siswa tunagrahita ringan mendapat perlakuan (intervensi) terkait dengan perilaku agresif fisik yang dilakukan oleh siswa.

B (Treatment) adalah Subjek peneliti yang diberikan perlakuan (intervensi) dengan memberikan terapi permainan melalui permainan playdough (lilin malam) untuk membantu mengurangi atau menurunkan intensitas perilaku agresif yang dilakukan siswa. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Hari / Sesi

100%

Baseline 1 (A1) Intervensi (B) Baseline 2 (A2)

90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10%


(19)

22

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

A-2 (Baseline) merupakan kondisi pengulangan baseline setelah seorang siswa tunagrahita ringan diberikan perlakuan (intervensi) terkait dengan perilaku agresif yang dilakukan siswa.

Menurut Sunanto (2005:71) Untuk mendapatkan validitas penelitian yang baik, pada saat melakukan eksperimen dengan disain A-B-A, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini :

1. Mendefinisikan perilaku sasaran dalam perilaku yang dapat diukur secara akurat.

2. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline (A1) secara kontinu sekurang-kurangnya 3 atau 5 atau sampai trend dan level data menjadi stabil. 3. Memberikan intervensi setelah trend data baseline stabil.

4. Mengukur dan mengumpulkan data pada fase intervensi (B) dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil.

5. Setelah kecenderungan dan level data pada fase intervensi (B) stabil mengulang kondisi baseline (A2)

B. Subjek Penelitian

Pemilihan Subjek penelitian dipilih berdasarkan rekomendasi pihak sekolah yang ditunjuk serta telah disesuaikan dengan hasil pengamatan peneliti selama observasi, peneliti menggunakan satu subjek yaitu seorang siswa anak tunagrahita ringan dengan identitas sebagai berikut :

1. Subjek

Nama : NA

Jenis Kelamin : Laki-laki

TTL : Bandung, 23 Oktober 2001

Agama : Islam

Alamat : Rancakalong no 4 Rt 02/ Rw 01 Bandung

Kelas : 3 SDLB

Sekolah : Slb C Terate Bandung

Dengan spesifikasi kondisi subjek penelitian sebagai berikut : a. Bahasa

Anak sudah mampu berkomunikasi dengan baik meskipun perbendaharaan kata yang dimilikinya masih terbatas namun dalam hal keberanian untuk mengungkapkan pendapat anak sudah mampu melakukannya. Terlihat dari interaksi anak dengan teman-temannya


(20)

23

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dilingkungan sekolah serta pada saat pembelajaran dilaksanakan baik itu didalam ataupun diluar kelas.

b. Motorik

Kemampuan motorik kasar anak sudah baik tapi dalam hal motorik halusnya anak masih membutuhkan latihan karena anak sedikit malas untuk melatih motorik halusnya terutama ketika dia diperintahkan untuk menulis, ketika anak sudah mau menulis ternyata anak mampu melakukannya dengan baik.

c. Kognitif

Kemampuan akademik anak, dapat dikatakan sudah cukup menguasai pembelajaran dengan baik, karena anak sudah mampu menghafal alfhabet, angka dan beberapa kata baik itu kata perintah ataupun kata benda. Sehingga, ketika anak sedang belajar di sekolah anak dapat mengikutinya dengan baik.

d. Perilaku

Anak sering melakukan tindakan agresif kepada orang-orang yang ada disekitarnya seperti guru atau temannya. Perilaku agresif yang dilakukan lebih bersifat menyerang secara fisik yakni memukul, menendang, mendorong, dan menyerang hal ini mengakibatkan kerugian bagi orang yang ada di dekatnya. Terlebih ketika anak berada di luar kelas perilaku agresif memukul kepada orang lain akan mudah muncul karena anak tidak ada yang mengawasi oleh sosok yang disegani contohnya seperti gurunya.

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB C Terate Bandung yang beralamatkan di Jl. Sadang Serang Kota Bandung.

3. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dimulai dari bulan November hingga bulan Desember 2012. Hal ini berdasarkan teori menurut Sunanto, J (2006:45) dimana melaksanakan pengukuran dan pencatatan data pada kondisi baseline (A) dilakukan secara kontinyu sekurang-sekurangnya 3 atau 5 kali atau sampai kecenderungan arah dan level data diketahui secara jelas.


(21)

24

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mengacu pada teori diatas maka peneliti melakukan penelitian dan treatment dengan rincian jumlah sebagai berikut :

a. Empat sesi untuk pengumpulan data pada baseline-1 (A-1) b. Delapan sesi untuk pemberian intervensi (B)

c. Empat sesi untuk kondisi setelah intervensi baseline-2 (B2)

Setiap sesi akan dilakukan selama waktu yang telah ditentukan dengan prosedur yang akan dijelaskan lebih rinci pada prosedur pelaksanaan penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data selalu ada hubungannya dengan metode pengumpulan data yang diperlukan. Teknik yang digunakan disini adalah dengan penggunaan pencatatan melalui observasi secara langsung. Sebagaimana diungkapkan oleh Sukmadinata dalam sugiyono (2012) bahwa : “Pengumpulan data dengan pengamatan langsung atau observasi secara langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.”

Prosedur pencatatan ini merupakan kegiatan observasi langsung yang dilakukan untuk mencatat data variabel terikat pada saat kejadian dengan menggunakan prosedur pencatatan kejadian, pencatatan interval, dan pencatatan sampel waktu.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pencatatan dengan observasi secara langsung yang dilakukan sebanyak tiga kali pencatatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Menurut Sunanto, (2006:19) “ Prosedur pencatatan ini merupakan kegiatan observasi secara langsung yang dilakukan untuk mencatat data variabel terikat atau perilaku sasaran pada saat perilaku sedang terjadi.”

Pencatatan semacam ini merupakan dasar utama pengukuran dalam penelitian dengan subjek tunggal di bidang modifikasi perilaku. Data yang akan diukur menggunakan prosedur pencatatan langsung, yakni pencatatan banyaknya kejadian atau dikenal dengan istilah menghitung frekuensi.


(22)

25

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pencatatan kejadian atau menghitung frekuensi merupakan cara yang paling sederhana dan tidak memakan waktu banyak, yaitu dengan cara memberikan tanda (dengan memberi tally) pada kertas yang telah disediakan setiap kejadian atau perilaku terjadi sampai dengan periode waktu observasi yang telah ditentukan.

Format pencatatan yang dibuat oleh peneliti digambarkan dalam target behavior yang akan diamati lalu kemudian dicatat datanya dalam bentuk pencatatan kejadian (frekuensi) pencatatan interval dan berdasarkan pencatatan sampel waktu. Target behavior perilaku agresif siswa dalam penelitian ini adalah perilaku menyakiti atau melukai orang lain di sekitarnya di sekolah secara fisik yaitu memukul.

Adapun yang menjadi teknik observasi tersebut meliputi :

1. Cara mencatat kejadian (menghitung frekuensi). Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan terhadap subjek ketika proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dilakukan untuk memperoleh data baseline dan untuk memperoleh data intervensi yang dilaksanakan dalam ruangan kelas.

2. Setelah mendapatkan data untuk baseline-1 yang dilaksanakan selama 4 sesi dan diteruskan pada fase intervensi yang dilaksanakan selama 8 sesi langkah selanjutnya adalah melakukan baseline-2 selama 4 sesi yaitu sebagai evaluasi dan intervensi.

Waktu yang diperlukan untuk memperoleh data adalah selama 135 menit terhitung dari ketika anak mulai melakukan pembelajaran sampai berakhirnya pembelajaran. Selama kurun waktu menit tersebut dilakukan tiga pencatatan data dengan menggunakan tiga instrumen secara berturut-turut, dengan rincian waktu yaitu pencatatan kejadian yang dilakukan secara perdurasi dalam 60 menit pertama yang dibagi menjadi 4 sesi, kemudian selanjutnya pencatatan interval dengan waktu 15 menit, dan terakhir pencatatan sampel waktu selama 60 menit yang dibagi juga ke dalam 4 sesi.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah alat berupa pedoman observasi yang dirancang untuk mengukur target behavior berupa pencatatan kejadian, pencatatan interval, dan pencatatan sampel waktu. Dalam pelaksanaan kegiatannya alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah playdough yang terbuat dari lilin malam dengan beberapa pilihan warna dan sebuah buku desain kreasi playdough atau lilin malam, selain itu digunakan juga stopwatch untuk menghitung waktu.


(23)

26

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Anak akan diobservasi selama pembelajaran berlangsung, dengan rincian waktunya kurang lebih 60 menit pertama (baseline-1) lalu kemudian di catat berapa banyak perilaku agresif memukul dilakukan oleh anak. Selanjutnya sebagai konsekuensi atau tindakan intervensi untuk menangani perilaku agresif anak maka anak akan diberikan istirahat dari pembelajaran sekitar sepuluh menit. Kemudian anak diperintahkan untuk melakukan permainan playdough dengan membentuk suatu karakter.

Sebagaimana diungkapkan oleh Indira dalam buku Kreasi Playdough (2007:3), Berikut ini langkah-langkah dalam pelaksanaan permainan playdough yaitu:

1. Peneliti menyiapkan playdough (lilin malam) kemudian di berikan sebagian pada anak untuk sama-sama dibentuk.

2. Mula-mula peneliti bersama anak mencari bentuk domba dalam buku kreasi playdough, setelah mempelajari langkah-langkah pembuatannya maka peneliti dan anak mulai mengikuti langkahnya satu persatu sampai playdough atau lilin malamnya terbentuk menjadi bentuk domba atau bentuk lainnya yang disukai anak.

3. Apabila anak berhasil melakukannya maka anak akan diberikan reward berupa pujian, dan bila anak ternyata belum berhasil melakukannya peneliti terus memberikan semangat pada anak agar mau terus berusaha menyelesaikan permainan playdough ini.

Setelah lima belas menit maka anak diperintahkan untuk memulai kembali pembelajaran. Sementara itu, peneliti kembali melakukan observasi langsung untuk mendapatkan data baseline-2 sebagai kondisi pengulangan dari baseline-1 yang dilakukan selama 60 menit dan dibagi menjadi per 15 menit.

Hal ini terus dilakukan sampai data yang dibutuhkan mengenai pengaruh permainan playdough (lilin malam) ini terhadap perilaku agresif anak sudah di peroleh oleh peneliti.

E. Pengolahan dan analisis data 1. Teknik pengolahan data

Seluruh data yang telah terkumpul melalui format pencatatan kejadian, pencatatan interval, dan pencatatan sampel waktu akan diolah dan dianalisis ke dalam statistik deskriptif dengan tujuan memperoleh gambaran secara jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu.


(24)

27

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Statistik deskriptif adalah “statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.” (Sugiyono, 2012: 207).

Menurut Sunanto, (2006:41) pada desain subjek tunggal pengukuran variabel terikat atau perilaku sasaran (target behavior) dilakukan berulang-ulang dengan periode waktu tertentu. Misalnya perminggu, perhari, atau perjam. Perbandingan tidak dilakukan antar individu maupun kelompok tetapi perbandingan dilakukan pada subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda. Kondisi yang dimaksud disini adalah kondisi baseline intervensi.

Data diolah dan disajikan menggunakan tabel dan grafik atau diagram. Penggunaan analisis melalui grafik ini diharapkan akan lebih memperjelas gambaran dari pelaksanaan eksperimen. Analisis grafik ini menurut Sunanto (2006:29) adalah “Menyampaikan dengan grafik, peneliti akan akan lebih mudah untuk menjelaskan perilaku subjek secara efisien, kompak, dan detail”. Grafik juga mempermudah mengkomunikasikan kepada pembaca mengenai urutan kondisi eksperimen dan waktu yang diperlukan setiap kondisi desain yang digunakan pada saat penelitian.

Tahapan - tahapan yang digunakan dalam menganalisis hasil penelitian dari tiga data yakni secara pencatatan kejadian, pencatatan interval, pencatatan sampel waktu adalah sebagai berikut :

a. Pencatatan Kejadian

1) Menskor hasil pengukuran pada fase baseline-1 dari subjekpada setiap sesinya.

2) Menskor hasil pengukuran pada fase treatment dari subjek pada setiap sesinya.

3) Menskor hasil pengukuran pada fase baseline-2 dari subjek pada setiap sesinya.

4) Membuat tabel penghitungan skor-skor pada fase baseline-1, fase treatment, baseline-2.

5) Menjumlahkan hasil skor-skor pada fase baseline-1, fase treatment, baseline-2.

6) Membandingkan hasil skor-skor pada fase baseline-1dengan skor-skor pada fase treatment dan fase baseline-2 dari subjek setiap sesinya.


(25)

28

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7) Membuat analisis dalam gambar batang sehingga dapat diketahui dengan jelas setiap penurunan perilaku subjek dalam setiap fasenya secara keseluruhan.

b. Pencatatan Interval

1) Menskor hasil pengukuran pada fase baseline-1 dari subjekpada setiap sesinya.

2) Menskor hasil pengukuran pada fase treatment dari subjek pada setiap sesinya.

3) Menskor hasil pengukuran pada fase baseline-2 dari subjek pada setiap sesinya.

4) Membuat tabel penghitungan skor-skor pada fase baseline-1, fase treatment, baseline-2.

5) Menjumlahkan hasil skor-skor pada fase baseline-1, fase treatment, baseline-2.

6) Membandingkan hasil skor-skor pada fase baseline-1dengan skor-skor pada fase treatment dan fase baseline-2 dari subjek setiap sesinya.

7) Membuat analisis dalam gambar batang sehingga dapat diketahui dengan jelas setiap penurunan perilaku subjek dalam setiap fasenya secara keseluruhan.

c. Pencatatan Sampel Waktu

1) Menskor hasil pengukuran pada fase baseline-1 dari subjekpada setiap sesinya.

2) Menskor hasil pengukuran pada fase treatment dari subjek pada setiap sesinya.

3) Menskor hasil pengukuran pada fase baseline-2 dari subjek pada setiap sesinya.

4) Membuat tabel penghitungan skor-skor pada fase baseline-1, fase treatment, baseline-2.

5) Menjumlahkan hasil skor-skor pada fase baseline-1, fase treatment, baseline-2.

6) Membandingkan hasil skor-skor pada fase baseline-1dengan skor-skor pada fase treatment dan fase baseline-2 dari subjek setiap sesinya.


(26)

29

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7) Membuat analisis dalam gambar batang sehingga dapat diketahui dengan jelas setiap penurunan perilaku subjek dalam setiap fasenya secara keseluruhan

Penggunaan analisis grafik ini diharapkan dapat melihat gambaran secara jelas data pelaksanaan eksperimen sebelum subjek menerima perlakuan pada kondisi baseline dan setelah subjek memperoleh perlakuan (treatment) selama beberapa kurun waktu.

Grafik yang digunakan dalam penelitian ini adalah grafik sederhana dengan komponen grafik seperti yang digunakan oleh Sunanto (2006:30) diantaranya sebagai berikut :

a. Absis : Garis Horizontal (X) yang memberikan keterangan waktu (sesi, hari, dan tanggal )

b. Ordinat : Garis vertikal (Y) sebagai sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat (misalnya persen, frekuensi, dan durasi)

c. Titik awal : Merupakan pertemuan antara sumbu X dan sumbu Y sebagai suatu titik awal satuan variabel bebas dan terikat.

d. Skala : Garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran.

e. Label kondisi : Keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya kondisi satu ke kondisi lainnya.

f. Garis perubahan kondisi : Garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan kondisi ke kondisi lainnya.

g. Judul grafik : Judul yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Selain komponen-komponen di atas Sunanto (2006:33) menyatakan bahwa “ Grafik garis biasanya digunakan untuk menampilkan data yang ditampilkan secara kontinu”. Grafik garis mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya yang paling penting adalah dikenal pembaca, dengan demikian mudah dibaca dan dipahami.

2. Teknik analisis data

Untuk mengetahui ada tidaknya suatu pengaruh dari intervensi maka, dilakukan melalui pengamatan dengan membandingkan hasil subjek penelitian pada waktu sebelum dan sesudah mendapat intervensi.


(27)

30

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Data yang telah terkumpul akan dianalisis ke dalam statistik deskriptif. statistik deskriptif adalah “statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.” (Sugiyono, 2012: 207). Hasil dari proses pengambilan data yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung yaitu dengan tujuan untuk menentukan baseline (A-1) sebelum mendapatkan intervensi (B) dan setelah intervensi diberikan (A-2) yang kemudian penyajian data diolah dan dianalisis dengan menggunakan grafik.

Keseluruhan data yang telah terkumpul maka selanjutnya akan dianalisis dengan perhitungan tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Analisis data yang digunakan adalah analisis visual. Dalam analisis data dengan metode analisis visual ada beberapa cara yang dapat dilakukan namun dalam penelitian ini, perhitungan hasil penelitiannya dilakukan dengan menganalisis data dalam kondisi dan antar kondisi.

Analisis data dalam kondisi memiliki beberapa komponen yaitu :

a. Panjang kondisi

Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi tersebut. Banyaknya data dalam suatu kondisi juga menggambarkan banyaknya sesi yang dilakukan pada kondisi tersebut. Yang menjadi pertimbangan bukanlah banyaknya data point tersebut melainkan tingkat kestabilannya

b. Kecenderungan arah

Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan di bawah garis sama banyak.

c. Kecenderungan stabilitas (level stability)

Menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilannya dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean.

d. Jejak data (data path)


(28)

31

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi. Perubahan suatu data ke data lainnya dapat digambarkan menjadi tiga kemungkinan yaitu menaik, menurun, dan mendatar.

e. Level satabilitas dan Rentang

Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antara data pertama dengan data terakhir. Rentang ini memberikan informasi sebagaimana yang diberikan pada analisis tentang tingkat perubahan (level change).

f. Level perubahan (level change)

Tingkat perubahan menunjukkan besarnya perubahan antara dua data. Tingkat perubahan merupakan selisih antara data pertama dengan data terakhir.

Sedangkan untuk analisis antar kondisi komponen yang meliputinya adalah :

1). Variabel yang berubah, merupakan variable; yang meliputi variabel terikat atau perilaku sasaran yang difokuskan.

2). Perubahan kecenderungan arah, merupakan suatu perubahan kecenderungan arah pada garis antara kondisi baseline dan intervensi.

3). Perubahan stabilitas, ialah menunjukan tingkat kestabilan perubahan dari serentetan data.

4). Perubahan level data, ialah menunjukkan seberapa besar data itu diubah. 5). Overlap data, merupakan data merupakan data yang tumpang tindih atau

overlap antara dua kondisi dan terjadi sebagai akibat dari keadaan data yang sama pada kedua kondisi.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data-data tersebut adalah :

a. Menskor hasil penelitian pada kondisi baseline-1 b. Menskor hasil penelitian pada kondisi intervensi c. Menskor hasil penelitian pada kondisi baseline-2

d. Membuat tabel penelitian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline-1, kondisi intervensi, dan kondisi baseline-2

e. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1, kondisi intervensi, dan kondisi baseline-2.

f. Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga dapat terlihat secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut.


(29)

32

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

g. Membuat analisis dalam kondisi dan antar kondisi.

F. Prosedur Penelitian

1. Observasi pendahuluan

Langkah awal dimana dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui kondisi subjek dan memperoleh informasi tentang permasalahan yang dimiliki oleh subjek dari guru kelas, para guru yang mengajar di SLB C Terate Bandung, dan dari para orangtua siswa SLB C Terate Bandung.

2. Pengurusan surat izin

Langkah kedua penelitian diperlukan persiapan untuk mendukung kelancaran penelitian. Tahapan-tahapan persiapan pelaksanaan sebagai berikut :

a. Permohonan surat pengantar dari jurusan untuk pengangkatan dosen pembimbing b. Mengajukan surat permohonan penelitian kepada dekan FIP UPI Bandung

c. Permohonan surat pengantar dari fakultas kepada rektor untuk membuat surat pengantar kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat.

d. Setelah mendapatkan surat izin dari Badan Kesatuan Bangsa Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat kemudian diteruskan kepada Pemerintahan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

e. Dari Pemerintahan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat peneliti menerima surat izin untuk disampaikan kepada Kepala Sekolah SLB C Terate Bandung

3. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan pemberian permainan playdough ( lilin malam ) terhadap penurunan perilaku agresif memukul memiliki tahapan sebagai berikut :

a. Tahapan persiapan

1). Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian yaitu playdough ( lilin malam ) yang terbuat dari lilin dengan beberapa pilihan warna dan buku kreasinya.

2). Menyiapkan stopwatch sebagai alat untuk menghitung waktunya. 3). Mengkondisikan siswa pada situasi pembelajara


(30)

33

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selama pembelajaran berlangsung apabila anak melakukan perilaku agresif memukul maka anak akan diberikan istirahat dari pembelajaran sekitar sepuluh menit, kemudian anak diberikan playdough ( lilin malam ) untuk membentuk karakter dengan langkah-langkah yang terdapat dalam buku kreasi apabila anak berhasil melakukannya maka anak akan diberikan reward. Setelah limabelas menit maka anak diperintahkan untuk memulai kembali pembelajaran. Hal ini terus dilakukan sampai data yang dibutuhkan mengenai pengaruh permainan playdough (lilin malam) ini bagi perilaku agresif anak sudah di peroleh oleh peneliti.


(31)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Mengkaji hasil pengolahan data dan analisis data, Pada fase sebelum diberikan intervensi (A-1) frekuensi perilaku agresif yang dilakukan siswa dalam bentuk fisik yaitu perilaku memukul menunjukkan adanya kenaikan (+), karena intensitas perilaku agresif yang dilakukan oleh siswa terlihat mengalami kenaikan lalu pada fase intervensi (B) frekuensi perilaku agresif memukul yang dilakukan siswa terlihat mengalami penurunan (+) yang berarti frekuensi perilaku agresif siswa bertambah sedikit. Namun pada saat setelah intervensi diberikan (A-2) perilaku agresif yang dilakukan siswa sedikit demi sedikit mengalami penurunan yang signifikan (+) jumlah perilaku agresif yang dilakukan semakin lama semakin sedikit.

Pengukuran jumlah frekuensi perilaku agresif yang dilakukan siswa dengan menggunakan ketiga instrument pengukuran yakni dengan menggunakan pencatatan kejadian, pencatatan interval, dan pencatatan sampel waktu menunjukkan hasil penelitian berupa pada fase sebelum diberikan intervensi (A-1) menunjukkan data yang tidak stabil (variabel) namun pada saat pemberian intervensi (B) dan pada saat setelah diberi intervensi (A-2) menunjukan data yang stabil.

Hasil keseluruhan yang diperoleh dari ketiga instrument pengukuran tersebut yang seluruh intervensinya menggunakan permainan playdough, dapat dikatakan atau disimpulkan mengalami keberhasilan dalam mengurangi frekuensi perilaku agresif dengan data akhir yang stabil.


(32)

80

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian dengan menggunakan permainan playdough didasari karena peniliti menemukan adanya permasalahan di lapangan mengenai anak yang berperilaku agresif di sekolah dan hal tersebut sudah cukup mengganggu jalannya proses pembelajaran di kelas, baik itu untuk orang disekitar umumnya dan untuk individu siswa itu sendiri khususnya. Proses pemberian permainan playdough dalam penelitian tidak bermaksud untuk melatih perilaku baik untuk siswa melainkan untuk memberikan fasilitas bagi siswa dalam menyalurkan energi negatif yang dimiliki seperti rasa marah, rasa frustrasi dan stress ke dalam hal yang positif, dalam hal ini di salurkan melalui permainan clay sehingga nantinya akan berdampak pada berkurangnya perilaku agresif yang dilakukan siswa.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka diperoleh kesimpulan bahwa penelitian yang dilakukan penulis yakni mengenai pengaruh permainan playdough terhadap penurunan perilaku agresif pada siswa tunagrahita ringan, memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan dalam menurunkan perilaku agresif siswa bila permainan ini dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Hal ini dapat terlihat dari adanya penurunan frekuensi perilaku agresif siswa yakni perilaku memukul pada saat sebelum diberikan intervensi, ketika pemberian intervensi dilaksanakan, dan setelah pemberian intervensi dan digambarkan dalam grafik-grafik yang menunjukkan adanya penurunan frekuensi perilaku agresif siswa.

B. Saran

Merujuk pada hasil kesimpulan yang diperoleh, sebagai kelanjutan dari penelitian ini maka dari itu peneliti mengajukan hasil penelitian ini sebagai bahan rekomendasi yang ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait.

Adapun rekomendasi yang dapat disampaikan penulis pada kesempatan ini adalah sebagai berikut :


(33)

81

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Bagi Pendidik

Para pendidik bukanlah guru saja, melainkan orang tua, keluarga dan juga lingkungan. Diharapkan dalam memberikan penanganan terhadap anak yang memiliki perilaku agresif agar lebih bersabar untuk memahami kebutuhan yang dibutuhkan siswa, siswa yang melakukan perilaku agresif membutuhkan penanganan yang dapat membantu untuk mengontrol emosi yang ada dalam dirinya.

Melalui penelitian ini melihat dari hasil yang diperoleh cukup positif maka penulis merekomendasikan permainan playdough sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam membantu menangani permasalahan perilaku agresif yang dilakukan siswa khususnya dalam penelitian ini adalah bagi siwa tunagrahita di sekolah.

2. Bagi Pihak sekolah

Pihak sekolah dapat memberikan kontribusi dan inovasi dalam rangka mengembangkan suatu metode penanganan yang dapat membantu mengembangkan kemampuan siswa dalam mengontrol emosi pada dirinya sehingga akan mengurangi frekuensi perilaku agresif yang dilakukannya, hal ini dapat menunjang proses pembelajaran nantinya karena siswa akan lebih tenang dan rileks ketika dia dihadapkan pada berbagai permasalahan di sekolah baik itu permasalahan akademik maupun permasalahan sosial.


(34)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (2006). Ortopedagogik Siswa Tunagrahita. Bandung: Depdikbud

Anatasari. (2006) Menyikapi Perilaku Agresif Siswa, Tim Pustaka Familia Buana Ilmu Populer. Kanisius : Jakarta

Breakwith, G. (2010) Coping Aggressive Behavior Mengatasi Perilaku Agresif. Kanisius : Jakarta

Delphie, B. (2009) Bimbingan Perilaku Adaptif Untuk Siswa Dengan Hendaya Perkembangan Fungsional. Sleman : KTSP

Efendi, M. (2006) Pengantar Psikopedagogik Siswa Berkelainan. Jakarta : Bumi Aksara

Indira, (2009) 39 Cara Bermain Dan Belajar Dengan Playdough. Jakarta : Erlangga For Kids

Kurniasih, I. (2012) Kumpulan Permainan Interkatif Untuk Meningkatkan Kecerdasan Siswa. Yogyakarta : Cakrawala

Mary, M. (2011) Aktifitas-aktifitas Seni Kreatif Untuk Anak. Malang : Diva Press

Murti, K. T. (2012) 50 Permainan Edukatif Untuk Mengembangkan Potensi Dan Mental Positif. Yogyakarta : Citra Aji Parama

Rachmah, M. ( 2009 ) Penggunaan Metode Finger Painting Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Siswa. Skripsi Pendidikan Luar Biasa UPI : Tidak Diterbitkan


(35)

83

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sugiyono, ( 2012) . Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sunanto, J. (2006) Penelitian dengan Subyek Tunggal. Bandung : UPI Press

...(2005). Pengantar Penelitian Dengan Subyek Penelitian Tunggal. Jepang: University Of Tsukuba.

Susilawati, Y. ( 2012 ) Penggunaan Metode Time Out Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Siswa Tunarungu. Skripsi Pendidikan Luar Biasa UPI : Tidak Diterbitkan

Tandry, N. (2008) Bad Behavior ( Aggressive, Tantrums, and Tempers ). Surabaya : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selama pembelajaran berlangsung apabila anak melakukan perilaku agresif memukul maka anak akan diberikan istirahat dari pembelajaran sekitar sepuluh menit, kemudian anak diberikan playdough ( lilin malam ) untuk membentuk karakter dengan langkah-langkah yang terdapat dalam buku kreasi apabila anak berhasil melakukannya maka anak akan diberikan reward. Setelah limabelas menit maka anak diperintahkan untuk memulai kembali pembelajaran. Hal ini terus dilakukan sampai data yang dibutuhkan mengenai pengaruh permainan playdough (lilin malam) ini bagi perilaku agresif anak sudah di peroleh oleh peneliti.


(2)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Mengkaji hasil pengolahan data dan analisis data, Pada fase sebelum diberikan intervensi (A-1) frekuensi perilaku agresif yang dilakukan siswa dalam bentuk fisik yaitu perilaku memukul menunjukkan adanya kenaikan (+), karena intensitas perilaku agresif yang dilakukan oleh siswa terlihat mengalami kenaikan lalu pada fase intervensi (B) frekuensi perilaku agresif memukul yang dilakukan siswa terlihat mengalami penurunan (+) yang berarti frekuensi perilaku agresif siswa bertambah sedikit. Namun pada saat setelah intervensi diberikan (A-2) perilaku agresif yang dilakukan siswa sedikit demi sedikit mengalami penurunan yang signifikan (+) jumlah perilaku agresif yang dilakukan semakin lama semakin sedikit.

Pengukuran jumlah frekuensi perilaku agresif yang dilakukan siswa dengan menggunakan ketiga instrument pengukuran yakni dengan menggunakan pencatatan kejadian, pencatatan interval, dan pencatatan sampel waktu menunjukkan hasil penelitian berupa pada fase sebelum diberikan intervensi (A-1) menunjukkan data yang tidak stabil (variabel) namun pada saat pemberian intervensi (B) dan pada saat setelah diberi intervensi (A-2) menunjukan data yang stabil.

Hasil keseluruhan yang diperoleh dari ketiga instrument pengukuran tersebut yang seluruh intervensinya menggunakan permainan playdough, dapat dikatakan atau disimpulkan mengalami keberhasilan dalam mengurangi frekuensi perilaku agresif dengan data akhir yang stabil.


(3)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian dengan menggunakan permainan playdough didasari karena peniliti menemukan adanya permasalahan di lapangan mengenai anak yang berperilaku agresif di sekolah dan hal tersebut sudah cukup mengganggu jalannya proses pembelajaran di kelas, baik itu untuk orang disekitar umumnya dan untuk individu siswa itu sendiri khususnya. Proses pemberian permainan playdough dalam penelitian tidak bermaksud untuk melatih perilaku baik untuk siswa melainkan untuk memberikan fasilitas bagi siswa dalam menyalurkan energi negatif yang dimiliki seperti rasa marah, rasa frustrasi dan stress ke dalam hal yang positif, dalam hal ini di salurkan melalui permainan clay sehingga nantinya akan berdampak pada berkurangnya perilaku agresif yang dilakukan siswa.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka diperoleh kesimpulan bahwa penelitian yang dilakukan penulis yakni mengenai pengaruh permainan playdough terhadap penurunan perilaku agresif pada siswa tunagrahita ringan, memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan dalam menurunkan perilaku agresif siswa bila permainan ini dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Hal ini dapat terlihat dari adanya penurunan frekuensi perilaku agresif siswa yakni perilaku memukul pada saat sebelum diberikan intervensi, ketika pemberian intervensi dilaksanakan, dan setelah pemberian intervensi dan digambarkan dalam grafik-grafik yang menunjukkan adanya penurunan frekuensi perilaku agresif siswa.

B. Saran

Merujuk pada hasil kesimpulan yang diperoleh, sebagai kelanjutan dari penelitian ini maka dari itu peneliti mengajukan hasil penelitian ini sebagai bahan rekomendasi yang ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait.

Adapun rekomendasi yang dapat disampaikan penulis pada kesempatan ini adalah sebagai berikut :


(4)

81

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Bagi Pendidik

Para pendidik bukanlah guru saja, melainkan orang tua, keluarga dan juga lingkungan. Diharapkan dalam memberikan penanganan terhadap anak yang memiliki perilaku agresif agar lebih bersabar untuk memahami kebutuhan yang dibutuhkan siswa, siswa yang melakukan perilaku agresif membutuhkan penanganan yang dapat membantu untuk mengontrol emosi yang ada dalam dirinya.

Melalui penelitian ini melihat dari hasil yang diperoleh cukup positif maka penulis merekomendasikan permainan playdough sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam membantu menangani permasalahan perilaku agresif yang dilakukan siswa khususnya dalam penelitian ini adalah bagi siwa tunagrahita di sekolah.

2. Bagi Pihak sekolah

Pihak sekolah dapat memberikan kontribusi dan inovasi dalam rangka mengembangkan suatu metode penanganan yang dapat membantu mengembangkan kemampuan siswa dalam mengontrol emosi pada dirinya sehingga akan mengurangi frekuensi perilaku agresif yang dilakukannya, hal ini dapat menunjang proses pembelajaran nantinya karena siswa akan lebih tenang dan rileks ketika dia dihadapkan pada berbagai permasalahan di sekolah baik itu permasalahan akademik maupun permasalahan sosial.


(5)

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (2006). Ortopedagogik Siswa Tunagrahita. Bandung: Depdikbud

Anatasari. (2006) Menyikapi Perilaku Agresif Siswa, Tim Pustaka Familia Buana Ilmu Populer. Kanisius : Jakarta

Breakwith, G. (2010) Coping Aggressive Behavior Mengatasi Perilaku Agresif. Kanisius : Jakarta

Delphie, B. (2009) Bimbingan Perilaku Adaptif Untuk Siswa Dengan Hendaya

Perkembangan Fungsional. Sleman : KTSP

Efendi, M. (2006) Pengantar Psikopedagogik Siswa Berkelainan. Jakarta : Bumi Aksara

Indira, (2009) 39 Cara Bermain Dan Belajar Dengan Playdough. Jakarta : Erlangga For Kids

Kurniasih, I. (2012) Kumpulan Permainan Interkatif Untuk Meningkatkan Kecerdasan Siswa. Yogyakarta : Cakrawala

Mary, M. (2011) Aktifitas-aktifitas Seni Kreatif Untuk Anak. Malang : Diva Press

Murti, K. T. (2012) 50 Permainan Edukatif Untuk Mengembangkan Potensi Dan Mental Positif. Yogyakarta : Citra Aji Parama

Rachmah, M. ( 2009 ) Penggunaan Metode Finger Painting Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Siswa. Skripsi Pendidikan Luar Biasa UPI : Tidak Diterbitkan


(6)

83

Ayu Nurhikmah Permatasari, 2013

Pengaruh Permainan Playdough Terhadap Penurunan Prilaku Agresif Pada Siswa Tunagrahita Ringan (Penelitian Eksperimen Dengan Subjek Tunggal Di SLB C Terate Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sugiyono, ( 2012) . Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sunanto, J. (2006) Penelitian dengan Subyek Tunggal. Bandung : UPI Press

...(2005). Pengantar Penelitian Dengan Subyek Penelitian Tunggal. Jepang: University Of Tsukuba.

Susilawati, Y. ( 2012 ) Penggunaan Metode Time Out Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Siswa Tunarungu. Skripsi Pendidikan Luar Biasa UPI : Tidak Diterbitkan

Tandry, N. (2008) Bad Behavior ( Aggressive, Tantrums, and Tempers ). Surabaya : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.