PENGARUH METODE SNOWBALL THROWING DAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR : Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi Sub. Materi Atmosfer dan Hidrosfer Kelas X Di SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon.

(1)

No. Daftar FPIPS:1614/UN.40.2.4/PL/2013

PENGARUH METODE SNOWBALL THROWINGDAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi Sub. Materi Atmosfer dan Hidrosfer Kelas X

Di SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon)

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiSebagian Dari Syarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

OLEH : AJENG PERDANI

0901500

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGARUH METODE SNOWBALL THROWINGDAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi Sub. Materi Atmosfer dan Hidrosfer Kelas X

Di SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon)

Oleh Ajeng Perdani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ajeng Perdani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN AJENG PERDANI

PENGARUH METODE SNOWBALL THROWING DAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi Sub. Materi Atmosfer dan Hidrosfer Kelas X

Di SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon) DISETUJI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001

Dosen Pembimbing I

Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001

Dosen Pembimbing II

Dr. Ahmad Yani, M. Si NIP. 19670812 199702 1 001


(4)

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skripsi ini diujikan pada tanggal 26 Juni 2013.

Panitia ujian sidang terdiri dari :

1. Ketua : Dekan FPIPS UPI

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M. Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris : Ketua Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI Dr. Hj. Epon Ningrum, M. Pd

NIP. 19620304 198704 2 001 3. Penguji : Penguji I

Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, M.S. NIP. 19600121 198503 2 001 Penguji II

Drs. H. Wahyu Eridiana, M. Si NIP. 19550505 198601 1 001 Penguji III

Drs. Asep Mulyadi, M. Pd NIP. 19620902 199001 1 001


(5)

Fikirkan hal-hal yang paling hebat, dan engkau akan menjadi yang terhebat. Tetapkanlah akal pada hal yang tertinggi, maka engkau akan mencapai yang tertinggi.

Kupersembahkan karya kecil ini untuk kedua orangtuaku, kakakku (alm.), serta orang-orang yang telah menyayangiku.


(6)

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul ” Pengaruh Metode Snowball Throwing dan Metode Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi Sub. Materi Atmosfer dan Hidrosfer Kelas X Di SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon) ” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2013 Yang membuat pernyataan

AJENG PERDANI


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, kekuatan dan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi merupakan tugas yang amat sulit, berat dan melelahkan. Ujian dan cobaan yang mengiringi perjalanan, semakin menambah semangat penulis untuk bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan studi. Alhamdulillah penulisan skripsi ini dapat juga terselesaikan dengan segala keterbatasannya.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Metode Snowball Throwing dan Metode Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar” sebagai tugas yang diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi di Universitas Pendidikan Indonesia. Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi saya sendiri, para pembaca dan dunia pendidikan.

Bandung, Juni 2013 Penulis

Ajeng Perdani


(8)

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibundaku serta Kakakku (alm), Kakak Iparku serta Ponakan-ponakanku yang telah banyak memberikan dukungan dan pengorbanannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M. Pd, selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia, beserta para dosen dan seluruh karyawan/ staf Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Pendidikan Indonesia atas bantuan yang diberikan selama penulis menyelesaikan studi.

3. Dr. Epon Ningrum, M. Pd selaku pembimbing I dan Dr. Ahmad Yani, M. Si selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, nasehat dan arahan kepada penulis.

4. Bapak kepala SMA N 1 Sumber Drs. H. Tarno, M. Pd, guru Geografi, karyawan/ staf serta peserta didik SMA N 1 Sumber yang telah banyak membantu dan memberikan informasi dan data yang diperlukan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Semua sahabat, teman-teman Pendidikan Geografi angkatan 2009 dan orang terkasih yang telah memberikan banyak bantuan, serta motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga bantuan dan kebaikan yang diberikan mendapat balasan dari Allah S.W.T. Amin.

Bandung, Juni 2013 Penulis

Ajeng Perdani


(9)

ABSTRAK

PENGARUH METODE SNOWBALL THROWING DAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi Sub. Materi Atmosfer dan Hidrosfer Kelas X

Di SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon) Oleh:

Ajeng Perdani

Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh metode Snowball Throwing dan metode pemberian tugas terhadap motivasi belajarpada kelas X SMA N 1 Sumber Kab. Cirebon pada mata pelajaran geografi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain yang digunakan PosttestOnly Design. Terdapat dua kelompok eksperimen, yakni kelompok eksperimen 1 mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode Snowball Throwing sedangkan kelompok eksperimen 2 mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMA N 1 Sumber Kab. Cirebon tahun pelajaran 2012/2013. Dari populasi tersebut dipilih dua kelas sebagai sampel penelitian, yakni kelas X.1 dan kelas X.2. Kelas X.1 sebagai kelas eksperimen 1 dengan 28 peserta didik dan kelas X.2 sebagai kelas eksperimen 2 dengan 28 peserta didik. Pemilihan kelas sampel ini tidak dilakukan secara acak, melainkan berdasarkan data yang ditawarkan pihak sekolah serta pertimbangan terhadap kelas-kelas yang memiliki karakteristik atau gaya belajar yang hampir sama. Aspek motivasi belajar peserta didik yang dinilai adalah durasi, frekuensi, presistensi dan tes kualifikasi prestasi. Instrumen yang digunakan adalah tes dan lembar observasi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Terdapat pengaruh metode Snowball Throwing terhadap motivasi belajar peserta didik, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan diperoleh t hitung sebesar -3,984 dengan (t-sig) yang didapat adalah 0,000 yang kurang dari taraf signifikansi yang ditetapkan yakni 0,05, ini menunjukkan H1

diterima. (2) Terdapat pengaruh metode pemberian tugasterhadap motivasi belajar peserta didik,hal ini ditunjukkan dengan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan diperoleh t hitung sebesar -6,580 dengan (t-sig) yang didapat adalah 0,000 yang kurang dari taraf signifikansi yang ditetapkan yakni 0,05, ini menunjukkan H1

diterima. (3) Terdapat perbedaan motivasi belajar peserta didik antara metode Snowball Throwing dengan metode pemberian tugas. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata yang diperoleh untuk masing-masing kelompok eksperimen, untuk kelompok eksperimen 1 memperoleh rata-rata sebesar 86,64 serta kelompok eksperimen 2 menunjukkan rata-rata sebesar 85,75, hal ini pula diperkuat dengan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan diperoleh t hitung sebesar 3,029 dengan (t-sig) yang didapat adalah 0,004 yang kurang dari taraf signifikansi yang ditetapkan yakni 0,05, ini menunjukkan H1 diterima.

Kata kunci : metode Snowball Throwing, metode pemberian tugas dan motivasi belajar peserta didik


(10)

iv Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF METHOD SNOWBALL THROWING AND GRANTING DUTY METHOD AGAINST MOTIVATION OF LEARN (Study Experiment On Geography Subjects Sub. Content Atmosfer and

Hidrosfer Class X SMAN 1 Sumber Kabupaten Cirebon) Ajeng Perdani

0901500

Research purposes this is test influence method Snowball Throwingand methods granting duty against motivation learn on class x SMA N 1 Sumber Kab. Cirebon on subjects geography. The method used of experiment with the design used Posttest Only Design. There are two groups experiment, namely group experiment 1 get learning by using method Snowball Throwing and group experiment 2 get learning by using granting duty method. Population in this research is all learners SMAN 1 Sumber Kab. Cirebon lesson year 2012 / 2013. Of the population selected two classes as research samples, class X.1 and class X.2. Class X.1 as experiment 1 with 28 students and class X.2 as a class experiment 2 with 28 students. This sample class selection not performed randomly, but rather based on data offered the school as well as consideration of the classes have characteristics or styles of learning are almost the same. The aspect of motivation learn of being rated is duration, the frequency, presistensi and tests qualification achievement. The instrument used is the test and sheets of observation. The research results obtained are (1) There is the influence method of Snowball Throwing on the learning motivation of students, this is shown by the results of the test of the hypothesis have been made count of t-gained 3,984 with (t-sig) obtained is less than 0.000 degrees of significance 0.05. (2) There is the influence method of granting duty on the learning motivation of students, this is shown by the results of the test of the hypothesis have been made count of t-gained -6,580 with (t-sig) obtained is less than 0.000 degrees of significance 0.05. (3) There are differences motivation learning learners between method Snowball Throwingwith the methods granting duty. It can be seen from average are obtained for each group of experiment 1 obtain average of 86,64 and the experiment 2 shows average of 85.75, this is strengthened with results test the hypothesis that has been done obtained t count of 3,029 with ( t-sig ) obtained 0,004 is less than standard significance which set as 0,05.

Keyword: method Snowball Throwing, granting duty of method, motivation of learning


(11)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1

B. RumusanMasalah ... 5

C. TujuanPenelitian ... 6

D. ManfaatPenelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Proses Pembelajaran... 8

B. Pembelajaran Geografi di Sekolah (SMA) ... 11

C. Metode Snowball Throwing ... 12

D. Metode Pemberian Tugas ... 15

E. Motivasi Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya ... 18

1. Konsep Motivasi Dalam Pembelajaran ... 18

2. Fungsi Motivasi Belajar ... 19

3. Cara Mengukur Motivasi ... 22

4. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah ... 23

5. Keterkaitan Motivasi dengan Metode Mengajar ... 25

F. Kerangka Pemikiran ... 26

G. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 29


(12)

vi Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Definisi Operasional... 31

D. Lokasi dan Subjek Eksperimen ... 33

E. VariabelPenelitian ... 34

F. InstrumenPenelitian... 36

G. Pengumpulan Data ... 41

H. Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 44

1. Motivasi Belajar Peserta Didik Kelompok Eksperimen 1 ... 44

2. Motivasi Belajar Peserta Didik Kelompok Eksperimen 2 ... 48

B. Analisis Data ... 52

1. Uji Normalitas ... 52

a. Motivasi Belajar Peserta Didik Kelompok Eksperimen 1 ... 67

b. Motivasi Belajar Peserta Didik Kelompok Eksperimen 2 ... 68

c. Motivasi Belajar Peserta Didik Kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 ... 69

2. Uji Homogenitas ... 69

a. Uji Homogenitas Motivasi Belajar Peserta Didik Kelompok Eksperimen 1 ... 69

b. Uji Homogenitas Motivasi Belajar Peserta Didik Kelompok Eksperimen 2 ... 70

c. Uji Homogenitas Motivasi Belajar Peserta Didik Kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 ... 71

3. Uji Hipotesis Motivasi Belajar Peserta Didik ... 71

C. Pembahasan ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83


(13)

DAFTAR TABEL Tabel

2.1 Fase-fasepembelajaranSnowball Throwing ... 17

3.1 DesainPenelitianPosstest Only Design ... 30

3.2 Daftarperolehan UTS 2012 ... 32

3.3KlasifikasiKofesienValiditas ... 36

3.4 KlasifikasiKoefisienReliabilitas ... 37

3.5 KlasifikasiDayaPembeda ... 38

3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 39

4.1 DaftarPerolehanHasilBerdasarkanAspekMotivasi yang Dinilai ... 44

4.2 DaftarPerolehanHasilBerdasarkanAspekMotivasi yang Dinilai ... 46

4.3DaftarPerolehanHasilBerdasarkanAspekMotivasi yang Dinilai ... 48

4.4 DaftarPerolehanHasilBerdasarkanAspekMotivasi yang Dinilai ... 50

4.5 UjiNormalitasPadaAspekDurasiKelompokEksperimen 1 ... 51

4.6 UjiMann-Whitney U MotivasiBelajarpadaAspekDurasi ... 52

4.7 UjiNormalitasPadaAspekFrekuensiKelompokEksperimen 1 ... 53

4.8 UjiMann-Whitney U MotivasiBelajarpadaAspekFrekuensi ... 54

4.9 UjiNormalitasPadaAspekPresistensiKelompokEksperimen 1 ... 55

4.10UjiMann-Whitney U MotivasiBelajarpadaAspekPresistensi ... 56

4.11UjiNormalitasPadaAspekTesKualifikasiPrestasiKelompokEksperimen 1 ... 57

4.12UjiMann-Whitney U MotivasiBelajarPesertaDidikpadaAspekTesKualifikasiPrestasi ... 58

4.13UjiNormalitasPadaAspekDurasiKelompokEksperimen 2 ... 59

4.14UjiMann-Whitney U MotivasiBelajarPesertaDidikpadaAspekDurasi ... 60

4.15 UjiNormalitasPadaAspekFrekuensiKelompokEksperimen 2 ... 61

4.16 UjiMann-Whitney U MotivasiBelajarPesertaDidikpadaAspekFrekuensi ... 62

4.17UjiNormalitasPadaAspekPresistensiKelompokEksperimen 2 ... 63

4.18 UjiMann-Whitney U MotivasiBelajarPesertaDidikpadaAspekPresistensi ... 64

4.19 UjiNormalitasPadaAspekTesKualifikasiPrestasiKelompokEksperimen 2 ... 65

4.20 UjiMann-Whitney U MotivasiBelajarPesertaDidikpadaAspekTesKualifikasiPrestasi ... 66

4.21UjiNormalitasMotivasiBelajarPesertaDidik ... 67

4.22UjiNormalitasMotivasiBelajarPesertaDidik ... 67

4.23UjiNormalitasMotivasiBelajarPesertaDidik ... 68

4.24 UjiNormalitasMotivasiBelajarPesertaDidik ... 69

4.25 UjiHomogenitasVariansKelompokEksperimen 2 ... 69

4.26UjiHomogenitasVariansMotivasiBelajarPesertaDidik ... 70

4.27UjiHipotesisMotivasiBelajarPesertaDidikPadaKelompokEksperimen 1 ... 71

4.28 UjiHipotesisMotivasiBelajarPesertaDidikPadaKelompokEksperimen 2 ... 72


(14)

viii Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1 PiramidaKebutuhanManusia ... 24

4.1 Kurvapenerimaan H1kelompokeksperimen 1 ... 71

4.2 Kurvapenerimaan H1kelompokeksperimen2 ... 72


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang mampu meletakkan posisi guru dengan tepat sehingga guru mampu memainkan perannya dengan tepat sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Salah satu peran guru adalah sebagai motivator, dimana guru akan mendorong peserta didik untuk belajar. Peran guru sebagai motivator sangat penting dalam proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan motivasi dan pengembangan kegiatan belajar peserta didik. Disini guru harus dapat menstimulus dan memberikan dorongan untuk mendinamisasikan potensi peserta didik, menumbuhkan swadaya dan daya cipta sehingga akan terjadi dinamika didalam proses belajar mengajar.

Menurut Sudjana (2005:30) ”beberapa komponen utama dalam pembelajaran, diantaranya yaitu tujuan, bahan, metode dan alat penilaian”. Komponen -komponen tersebut sangat terkait satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen ini lah yang membangun suasana pada proses pembelajaran menjadi lenih aktif dan terarah.

Motivasi dapat diartikan sebagai daya pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Sardiman (2008:75)

mengemukakan bahwa “motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di

dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”.

Menurunnya gairah belajar peserta didik pada umumnya disebabkan oleh ketidaktepatan metodologis yang digunakan guru dalam mengajar, juga berakar pada paradigma pendidikan konvensional yang selalu menggunakan metode pembelajaran klasikal atau ceramah, tanpa pernah diselingi oleh metode yang menantang untuk berusaha. Menurut hasil observasi yang telah dilakukan oleh


(16)

2

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peneliti, peristiwa seperti ini masih dirasakan di SMAN 1 Sumber Kabupaten Cirebon, dilihat peserta didik kelas X masih kurang berpartisipasi, kurang terlibat, dan kurang inisiatif serta kontribusi yang baik secara intelektual maupun emosional pada mata pelajaran geografi. Kurangnya partisipasi dalam mata pelajaran geografi ditunjukan antara lain peserta didik kurang bersemangat saat mengkuti proses pembelajaran, terlihat dengan peserta didik yang mengantuk dan mengobrol sehingga peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran, penggunaan metode yang konvensional mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan kurang bergairah. Selain itu, masih rendahnya prestasi yang dicapai peserta didik, hanya beberapa persen peserta didik yang mencapai KKM, KKM yang ditetapkan adalah sebesar 80.

Langkah pembelajaran yang biasanya dilakukan guru pada pembelajaran adalah penyampaian materi pelajaran melalui metode ceramah, peserta didik mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap perlu. Dalam hal mencatat, kreativitas peserta didik juga kurang berkembang karena biasanya peserta didik cenderung hanya mencatat apa yang dituliskan guru di papan tulis. Catatan tersebut persis sama dengan catatan guru di papan tulis. Padahal jika peserta didik kreatif, mereka dapat mencatat sesuai dengan yang dibutuhkan dan seringkali penjelasan guru merupakan informasi penting dan informasi ini tidak dituliskan di papan tulis. Hal tersebut akan membuat peserta didik tidak menganggapnya sebagai informasi penting.

Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi belajar berperan penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik. Seperti yang diungkapkan Uno (2011:3), “motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baikdalam memenuhi kebutuhannya”.

Sesuai dengan fungsi daripada motivasi belajar itu sendiri, Sukmadinata (2009:62) mengemukakan bahwa “motivasi memiliki dua fungsi, yang pertama mengarahkan dan yang kedua adalah mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan.” Sedangkan menurut Sadirman (2008:85) terdapat tiga fungsi motivasi, yaitu 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang


(17)

3

melepaskan energi, 2) Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang dicapai, 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan–perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan. Itulah yang menyebakan motivasi memiliki peran penting dalam sebuah proses pembelajaran.

Menurut Barnawi (2012:77) terdapat strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar, diantaranya adalah

1) Jalin hubungan dekat denga peserta didik 2) Tumbuhkan rasa ingin tahu

3) Memilih gaya mengajar, media dan interaksi pembelajaran yang tepat 4) Menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

5) Menghubungkan minat belajar dengan peserta didik 6) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan

7) Membimbng peserta didik dalam mengatasi kesulitan belajar

Djamarah (2006:3) mengemukakan bahwa “kemampuan yang dapat dimiliki peserta didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan”. Itu berarti tujuan dalam pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri dalam satu tujuan. Dengan materi yang banyak tentunya peserta didik akan lebih mudah menghafal jika diperoleh dari pengalaman sendiri. Hal ini lah yang menuntut guru agar lebih variatif dalam menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang lebih variatif tersebutlah yang akan mengaktifkan peserta didik, memotivasi peserta didik untuk belajar sehingga kegiatan belajar mengajarpun akan lebih efektif.

Pembelajaran konvensional tidaklah buruk, namun jika selalu digunakan dampaknya juga akan tidak baik bagi peserta didik. Peserta didik pastinya ingin ada sesuatu yang baru dalam setiap kegiatan menerima ilmunya. Pembelajaran konvensional menjadikan pembelajaran di kelas berpusat pada guru (teacher centered). Hal ini bertolak belakang dengan keinginan pemerintah yang tertuang pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (dalam KTSP, 2007:30) yang berbunyi:

“...Prinsip tersebut menyebabkan adanya pergeseran paradigma proses pendidikan, dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Paradigma pengajaran yang lebih menitikberatkan peran pendidik dalam mentransformasikan pengetahuan kepada peserta didiknya bergeser pada


(18)

4

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

paradigma pembelajaran yang memberikan peran lebih banyak kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan kreativitas dirinya ...” Melihat pemaparan diatas, salah satu metode pembelajaran yang dianggap mampu menciptakan situasi pembelajaran yang aktif, produktif, kreatif dan menyenangkan adalah menggunakan metode Snowball Throwing.Kisworo, (dalam Mukhtari, 2010:6) mengemukakan bahwa “metode pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing peserta didik membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke peserta didik lain yang masing-masing peserta didik menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh”. Sedangkan Sanjaya (2008:120) mengungkapkan:

”dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan berguna untuk menggali informasi peserta didik dalam penguasaan materi pelajaran, membangkitkan motivasi peserta didik untuk belajar, merangsang keingintahuan peserta didik terhadap sesuatu, memfokuskan peserta didik pada sesuatu yang diinginkan, dan memimbing peserta didik untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu”.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Suprijono (2009:XI) yang mengemukakan bahwa:

”pembelajaran harus menyenangkan, dalam artian peserta didik merasakan bahwa proses belajar yang didalamnya bukan sebuah derita yang mendera dirinya, melainkan berkah yang harus disyukurinya. Belajar bukanlah tekanan bagi jiwanya, namun merupakan panggilan jiwa yang harus ditunaikannya. Dengan pembelajaran yang menyenangkan menjadikan peserta didik ikhlas menjalaninya”.

Adapun Tunggal (2011:17) mengemukakan tentang kelebihan dari metode Snowball Trhowing adalah sebagai berikut:

1) Melatih kesiapan peserta didik dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan.

2) Peserta didik lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena peserta didik mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok.


(19)

5

3) Dapat membangkitkan keberanian peserta didik dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru.

4) Melatih peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik.

5) Merangsang peserta didik mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.

6) Dapat mengurangi rasa takut peserta didik dalam bertanya kepada teman maupun guru.

7) Peserta didik akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah.

8) Peserta didik akan memahami makna tanggung jawab.

9) Peserta didik akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial, budaya, bakat dan intelegensia.

10)Peserta didik akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya Selain metode Snowball Throwing, metode pemberian tugas pula memiliki kelebihan-kelebihan, seperti yang diungkapkan Sagala (2003:219), adapun kelebihan-kelebihannya adalah sebagai berikut:

1) Membuat peserta didik aktif dalam belajar

2) Merangsang peserta didik dalam belajar di dalam sekplah maupun diluar sekolah

3) Mengembangkan kemandirian peserta didik

4) Lebih menyakinkan tentang apa yang dipelajari lebih memperdalam dan memperluas materi yang ditugaskan

5) Motivasi belajar peserta didik meningkat karena adanya variasi dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru

6) Membina tanggungjawab dan disiplin peserta didik

7) Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan berfikir peserta didik

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Pengaruh Metode Snowball Throwingdan Metode Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar yang dilakukan dengan Metode Eksperimen dikelas X pada Mata Pelajaran Geografi Sub. Materi Atmosfer dan Hidrosfer di SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:


(20)

6

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Bagaimanakah pengaruh metode Snowball Throwing terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon?

2. Bagaimanakah pengaruh metode pemberian tugas terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon?

3. Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar peserta didik antara metode Snowball Throwing dengan metode pemberian tugas kelas X pada mata pelajaran geografi SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengidentifikasi pengaruh metode Snowball Throwing Terhadap motivasi belajar peserta didik Kelas X pada mata pelajaran Geografi SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon.

2. Untuk mengidentifikasi pengaruh metode pemberian tugas terhadap motivasi belajar peserta didik kelas X pada mata pelajaran geografi SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon.

3. Untuk mengidentifikasi perbedaan motivasi belajar peserta didik antara metode pembelajaran Snowball Throwing dengan metode pemberian tugas kelas X pada mata pelajaran geografi SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon.

D. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian ini tercapai, maka manfaat yang dapat dirasakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu referensi bagi guru pendidikan geografi dalam melaksanakan proses pembelajaran serta dapat memberikan informasi secara ilmiah dan dapat memberikan masukan kepada semua pihak pengajar khususnya bagi pengajar pendidikan geografi dalam usaha


(21)

7

menanamkan arti pentingnya mengunakan sebuah variasi metode dalam pembelajaran.

2. Secara praktis

Dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan mengenai pembelajaran menggunakan metode Snowball Throwing dengan metode tugas terhadap motivasi belajar. Hal ini dapat diharapkan bisa membantu guru pendidikan geografi dalam mengatasi kesulitan dalam proses pembelajaran. E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN ini membahas tentang pemaparan dan uraian mengenai pendahuluan yang merupakan bagian awal dari skripsi yang menjelaskan pentingnya masalah yang akan diteliti, menganalisis masalah tersebut sehingga mencapai tujuan sehingga dapat bermanfaat. Pada penadhuluan ini berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan penelitisn, manfaat penelitian dan sistematika penyusunan skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA membahas tentang teori-teori yang relevan yang akan mendukung dan memperkuat dalam penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN menjabarkan lokasi dan subjek eksperimen, variabel penelitian, metode penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN menguraikan dan memaparkan hasil penelitian mengenai pengaruh metode Snowbaal Throwing dan pengaruh metode pemberian tugas terhadap motivasi belajar pada mata pelajaran geografi kelas X. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN akan memaparkan kesimpulan dari hasil yang telah didapat secara singkat dan memberikan saran materi keilmuan untuk penelitian berikutnya.


(22)

29 Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian secara umum diartikan sebagai suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam kegiatan penelitian, metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian.

Menurut Nazir (2005:84) mengatakan bahwa “desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah PosttestOnly Design. Dalam desain ini tidak terdapat adanya pretest, akan tetapi pada akhir pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kontrol akan diberikan posttest untuk mengetahui hasil pembelajaran yang dilakukan, kemudian membandingkan keduanya. DesainPosttest Only Design adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Desain Penelitian Posttest Only Design

Sampel Perlakuan Posttest

A1 X1 O1

A2 X2 O2

Keterangan:

X1 : Pembelajaran dengan menggunakan Metode Snowball Throwing

X2 : Pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas

O1 : Motivasi belajar peserta didik

O2 : Motivasi belajar peserta didik

B. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Metode Snowball Throwing

Metode Snowball Throwing ini terdiri dari 6 fase, yakni: Present goal and set (fase ini berisi guru akan menyampaikan tujuan dan menyiapkan peserta didik), Present information (fase ini guru akan menyajikan materi), Organize student into learning teams ( fase ini guru akan mengorganisir peserta didik kedalam tim-tim belajar), Assist team work and study (fase ini guru membantu kerja tim dalam


(23)

30

belajar), Test on the materials (fase ini guru akan mengevaluasi prose belajar mengajar), Provide recognition (fase ini guru akan memberikan pengakuan atau penghargaan kepada kelompok maupun individual yang terbaik dalam melaksanakan tugasnya).

2. Metode Pemberian Tugas

Djamarah (2006:86) membagi langkah-langkah pemberian tugas menjadi 3 langkah, yakni fase pemberian tugas, fase pelaksanaan tugas dan fase pertanggungjawaban tugas. Adapun langkah-langkah pada peneltian ini menggunakan metode pemberian tugas adalah sebagai berikut:

a. Tahapan perencanaan

1. Pada langkah awal, guru menentukan kegiatan yang akan ditugaskan, yakni siswa akan diberikan LKS berupa artikel yang berisi pertanyaan, kemudian peserta didik bertugas menjawab setiap butir pertanyaan tersebut

2. Guru menetapkan topik dan memberi penjelasan tentang nilai-nilai yang akan dikembangkan oleh peserta didik

3. Menetapkan kelompok-kelompok dan waktu pelaksanaan tugas b. Tahap pelaksanaan

1. Peserta didik secara berkelompok mengerjakan tugas yang telah ditetapkan oleh guru

2. Guru mengawasi dan membimbing selama kegiatan penugasan berlangsung

c. Tahap penilaian/tahap mempertanggungjawabkan

1. Masing-masing kelompok menyerahkan hasil tugas kepada guru

2. Guru akan memilih secara acak tugas mana yang akan ditampilkan didepan kelas

3. Guru memberikan penilaian kepada masing-masing kelompok terhadap tugas yang telah diselesaikan


(24)

31

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah didefinisikan sebagai berikut:

1. Metode Snowball Trhowing

Metode pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing peserta didik membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing peserta didik menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh (Kisworo, dalam Mukhtari, 2010: 6). Metode Snowball Throwing ini akan diterapkan dikelas eksperimen 1.

Metode Snowball Throwingini terdiri dari 6 fase, yakni: Present goal and set (fase menyampaikan tujuan dan menyiapkan peserta didik), Present information (fase menyajikan materi), Organize student into learning teams (fase mengrganisir peserta didik kedalam tim-tim belajar), Assist team work and study (fase membantu kerja tim dalam belajar), Test on the materials (fase mengevaluasi), Provide recognition (fase memberikan pengakuan atau penghargaan).

2. Metode Pemberian Tugas

Tabrani (1996:14) “metode pemberian tugas merupakan salah satu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas agar peserta didik giat belajar. Metode pemberian tugas dapat dilaksanakan dengan cara : membuat rangkuman, membuat makalah/paper, menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentu, mengadakan observasi atau wawancara, mengadakan latihan, mendemonstrasikan sesuatu dan menyelesaikan pekerjaan tertentu”. Metode pemberian tugas ini merupakan metode pembelajran yang akan diterapkan pada kelas eksperimen 2. Ada 3 tahapan yang akan digunakan dalam melaksanakn metode pemberian tugas, yakni sebagai berikut:


(25)

32

a. Tahapan perencanaan

1. Pada langkah awal, guru menentukan kegiatan yang akan ditugaskan, yakni peserta didik akan diberikan LKS berupa artikel yang berisi pertanyaan, kemudian siswa bertugas menjawab setiap butir pertanyaan tersebut

2. Guru menetapkan topik dan memberi penjelasan tentang nilai-nilai yang akan dikembangkan oleh peserta didik

3. Menetapkan kelompok-kelompok dan waktu pelaksanaan tugas b. Tahap pelaksanaan

1. Peserta didik secara berkelompok mengerjakan tugas yang telah ditetapkan oleh guru

2. Guru mengawasi dan membimbing selama kegiatan penugasan berlangsung

c. Tahap penilaian/tahap mempertanggungjawabkan

1. Masing-masing kelompok menyerahkan hasil tugas kepada guru

2. Guru akan memilih secara acak tugas mana yang akan ditampilkan didepan kelas

3. Guru memberikan penilaian kepada masing-masing kelompok terhadap tugas yang telah diselesaikan

3. Motivasi Belajar

Uno (2011:3) “motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat”. Sardiman (2008:73) menyatakan bahwa “motif adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Sukmadinata (2009:61) mengemukakan “motif atau motive adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis dan rohaniah”. Sedangkan menurut Syamsudin (2003:40) mengemukakan sebagai berikut:

1) Durasi

2) Frekuensi kegiatan 3) Presistensi pada kegiatan

4) Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan


(26)

33

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5) Devonasi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan

6) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan 7) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan

yang dilakukan

8) Arah sika terhadap sasaran kegiatan

Dilihat dari indikator diiatas, Syamsudin (2003:40-41) mengemukakan bahwa dengan memperhatikan indikator tersebut dapat digunakan teknik sebgai berikut:

1) Tes tindakan (performance test) disertai dengan observasi untuk memperoleh informasi

2) Kuesioner dan inventori terhadap subjeknya untuk mendapat informasi tentang devosi dan pengorbanannya

3) Mengarang bebas untuk mengetahui cita-cita dan aspirasinya

4) Tes prestasi dan skala sikap untuk mengetahui kualifikasi dan arah sikapnya

Dalam penelitian ini indikator yang digunakan adalah: 1. Durasi

2. Frekuensi kegiatan 3. Presistensi pada kegiatan

4. Tingkat kualifikasi prestasi / produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan

Yang akan diukur dengan cara tes tindakan beserta observasi serta tes prestasi. D. Lokasi dan Subjek Eksperimen

Lokasi penelitian ini adalah di SMA N 1 Sumber Kabupaten Cirebon yang beralamat di Jalan Sunan Malik Ibrahim No.4 Sumber Kabupaten Cirebon. Subjek eksperimen adalah sumber data yang memiliki data atau informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian. Sumber data dapat berupa benda, orang atau instansi. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik SMA N 1 Sumber tahun ajaran 2012/2013.

Arikunto (2002:104) mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian atau memwakili sebagian populasi yang diteliti”. Sampel merupakan bagian dari populasi yang memilik karakteristik yang relatif sama dan dianggap dapat mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.1 sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas X.2 sebagai kelas eksperimen 2.


(27)

34

Tabel 3.2

Daftar perolehan UTS 2012

Kelas Nilai Terendah

Nilai

Tertinggi Rata-rata

Prosentase perolehan KKM

X.1 55 83 66 11%

X.2 53 80 65 12%

X.3 50 83 68 31%

X.4 46 80 63 31%

X.5 60 70 62 0%

X.6 50 60 60 0%

X.7 50 65 60 0%

X.8 65 80 72 35%

X.9 57 65 61 0%

Pengambilan sampel ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Purposive Sampling artinya penentuan sampel mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap objek yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pengambilan dua sampel didasarkan pada beberapa alasan, yaitu: 1. Nilai rata-rata relatif sama yaitu 66 dan 65

2. Nilai tertinggi yaitu 80dan 83 3. Nilai terendah yaitu 53 dan 55 4. Pencapaian KKM hampir sama E. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu metode Snowball Throwing, metode pemberian tugassebagai variabel bebas dan motivasi belajar peserta didik untuk variabel terikat. Adapun penjabaran kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1) Variabel Independen (Variabel Bebas)

Menurut Sugiyono (2008:61) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Berdasarkan pengertian tersebut, dalam penelitian ini yang


(28)

35

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menjadi variabel independen (variabel bebas) adalah Metode Snowball Throwingserta metode pemberian tugas. Metode Snowball Throwing adalah sebuah metode pembelajaran kooperative yang secara berkelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Tabrani (1996:14) “metode pemberian tugas merupakan salah satu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas agar siswa giat belajar. Metode pemberian tugas dapat dilaksanakan dengan cara : membuat rangkuman, membuat makalah/paper, menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentu, mengadakan observasi atau wawancara, mengadakan latihan, mendemonstrasikan sesuatu dan menyelesaikan pekerjaan tertentu”. Metode pemberian tugas ini merupakan metode pembelajaran yang akan diterapkan pada kelas eksperimen 2. Ada 3 tahapan yang akan digunakan dalam melaksanakn metode pemberian tugas, yakni 1) tahap pemberian tugas, 2) tahap perencanaan tugas, 3) tahap pertanggungjawaban tugas.

2) variabel Dependen (Variabel Terikat)

Sugiyono (2008:61) mengemukakan bahwa variabel dpenden (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dpenden adalah motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Untuk mengukur motivasi dapat dilihat dari indikator motivasi belajar, antara lain:

1. Durasi, dimana durasi ini meliputi ketepatan waktu dalam melaksanakan setiap tahapan kegiatan pembelajaran

2. Frekuensi, dimana frekuensi ini meliputi terlaksana atau tidaknya setiap tahapan-tahapan pembelajaran

3. Presistensi, dimana presistensi ini meliputi ketepatan siswa dalam menjawab setiap pertanyaan

4. Tingkat kualifikasi prestasi / produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan


(29)

36

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam. Yaitu berupa tes dan lembar observasi. Tes akan diberikan pada akhir pembelajaran yaitu posttest. Tes ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode Snowball Throwing maupun menggunakan metode tugas. Sedangkan lembar observasiakan diisi selama proses belajar mengajar berlangsung, baik itu pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

1. Tes

Tes merupakan instrumen yang memiliki karakter mengukur data yang diperlukan. Artinya alat ukur berupa tes ini digunakan untuk mengumpulkan informasi kemampuan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.

Pada penelitian ini penulis menggunakan alat ukur berupa tes tertulis. Tes tertulis ini dilakukan satu kali pada saat posttest untuk mengukur kemampuan peserta didikmengenai materi yang telah disampaikan setelah pembelajaran yang diberikan. Soal tes tertulis dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda.

Untukmemperolehsoaltes yang baik, makasoal-soaltestersebutdiujicobakan, agar dapatdiketahuitingkat validitas, reliabilitas, tingkatkesukaran dan dayapembeda.

a. Uji Validitas

Dua prinsip dasar permasalahan dalam penilaian adalah menentukan apakah sebuah tes telah mengukur apa yang hendak diukur dan apakah sebuah tes telah dapat digunakan untuk membuat suatu keputusan tentang pengambilan tes (Rusefendi, 2003). Validitas muka adalah keabsahan susunan kalimat dalam soal, sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran lain. Selanjutnya yang harus diperhatikan lagi adalah validasi empiris. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Untuk menentukan validitas alat ukur adalah dengan menggunakan korelasi product moment dari Person (Arikunto, 2002:72), dengan rumus sebagai berikut:


(30)

37

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 

 

  ) )( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rXY Keterangan :

rxy= Koefisien validitas item yang dicari N = Jumlah subjek

X = Skor responden untuk tiap item

Y = Total skor tiap responden dari seluruh item

Valliditas bertujuan untuk melihat soal tersebut dapat dikatakan valid atau tidak. Harga rxy menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang

dikorelasikan. Setiap nilai korelasi antara dua variabel mengandung tiga makna, yakni 1) ada tidaknya korelasi, 2) arah korelasi, 3) besarnya korelasi.

Dengan ini, yang akan digunakan untuk melakukan analisis validitas tentang koefisien validitas pada penelitian ini dengan menggunakan Guilford (Suherman, 2003) sebagai berikut:

Tabel 3.3

Klasifikasi Kofesien Validitas

Kofesien Interpretasi

0,90 <rxy 1,00 Sangat tinggi

0,70 <rxy 0,90 Tinggi (baik)

0,40 <rxy 0,70 Sedang (cukup)

0,20 <rxy 0,40 Rendah (kurang)

0,00 <rxy 0,20 Sangat rendah rxy 0,00 Tidak valid

Berdasarkan hasil analisis uji validitas yang telah dilakukan, maka validitas untuk soal treatment 1 yang berjumlah 15 soal terdapat tiga soal yang tidak valid, yakni nomor 1, 10 dan 14. Soal yang tidak valid tersebut kemudian direvisi kembali sehingga nantinya dapat digunakan sebagai instrumen penelitian yang baik.

Sedangkan hasil analisis uji validitas yang dilakukan pada soal untuk treatment 2 yang berjumlah 15 soal, diperoleh lima soal yang tidak valid, yakni terdapat pada nomor 2, 4, 5, 10 dan 14. Soal yang tidak valid tersebut kemudian


(31)

38

direvisi kembali sehingga nantinya dapat digunakan sebagai instrumen penelitian yang baik.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas atau keajegan suatu skor adalah hal yang sangat penting dalam menentukan apakah tes telah menyajikan pengukuran yang baik. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tepat, (Arikunto, 2002:86). Menghitung koefesien reliabilitas butir soal dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:

r

11

=

Keterangan:

r11= Reliabilitas tes

r1/21/2 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi

Perhitungan hasil koefisien reliabilitas, kemudian ditafsirkan dan diinterpretasikan mengikuti interpretasi menurut J.P. Guilford (Ruseffendi ,1998), seperti pada Tabel 3.4 berikut

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Interval Reliabilitas 0,00 - 0,20 Kecil 0,20 - 0,40 Rendah 0,40 - 0,70 Sedang 0,70 - 0,90 Tinggi 0,90 - 1,00 Sangat tinggi

Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan pada soal untuk treatment 1 dan treatment 2, maka diperoleh hasil yang menyatakan bahwa soal untuk treatment 1 mimiliki keofisien reliabilitas sebesar 0,99 yang menandakan bahwa soal ini tergolong pada tingkat sangat tinggi. Sedangkan untuk soal pada treatment 2 diperoleh keofisien reliabilitas sebesar 0,41 yang tergolong sedang, sehingga kedua soal ini dapat dijadikan sebuah instrumen penelitian.


(32)

39

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Uji Daya Pembeda

Salah satu tujuan pengukuran analisis kuantitatif soal adalah untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada dalam kelompok itu. Indeks yang digunakan dalam membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta yang berkemampuan rendah adalah indeks daya pembeda (item discrimination).

Indeks daya pembeda dihitung atas dasar pembagian kelompok menjadi dua bagian, yaitu kelompok atas yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yaitu kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah.

Pembagian kelompok ini dapat dilakukan dengan berbagai macam metode bergantung pada keperluannya. Menurut Kelly, Cocker dan Algina (Suherman, 2003:24) yang paling stabil dan sensitif serta paling banyak digunakan adalah dengan menentukan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. Daya pembeda menurut indeks daya pembeda ini dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

N N N

Dppl

Keterangan :

Dp = Daya pembeda

Np = Jumlah skor kelompok atas Nl = Jumlah skor kelompok bawah N = Jumlah skor ideal

Perhitungan hasil daya pembeda, kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi yang di kemukan oleh Suherman (2003).


(33)

40

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Interpretasi DP≤ 0,00

0,00 <DP≤ 0,20

0,20 <DP≤ 0,40

0,40 <DP≤ 0,70

0 <DP≤ 1,00

Sangat rendah Rendah Cukup/sedang

Baik Sangat baik

Berdasarkan uji daya pembeda, untuk soal pada treatment 1 diperoleh nilai sebesar 20% (3 soal) yang tergolong pada katagori rendah, 20% (3 soal) cukup/sedang, 46% (7 soal) pada kategori baik dan 13% (2 soal) yang tergolong sangat baik.

Sedangkan untuk soal treatment 2 diperoleh nilai sebesar 20% (3 soal) yang tergolong rendah, 20% (3 soal) yang tergolong cukup/sedang dan 60% (9 soal) yang tergolong baik.

d. Uji Tingkat Kesukaran Soal

Sangatlah penting untuk melihat tingkat kesukaran soal dalam rangka menyediakan berbagai macam alat diagnostik kesulitan belajar siswa ataupun dalam rangka meningkatkan penilaian berbasis kelas. Sehingga untuk melihat tingkat kesukaran soal, maka rumus yang digunakan sebagai berikut:

N S

x p

m

Keterangan:

p = Tingkat kesukaran

∑x = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar Sm = Skor maksimum

N = Jumlah peserta tes

Selanjutnya untuk kriteria interpretasi tingkat kesukaran dapat digunakan pendapat To (1996), sebagai berikut:


(34)

41

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.6

Kriteria Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Interpretasi

0% - 15% Sangat sukar

16% - 30% Sukar

31% - 70 % Sedang

71% - 85% Mudah

86% - 100% Sangat mudah

Untuk tingkat kesukaran soal, berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada soal untuk treatment 1, maka diperoleh nilai sebesar 20% (3 soal) yang terlong pada kategori mudah, 46% (7 soal) tergolong pada kategori sedang dan 33% (5 soal) tergolong pada kategori sukar.

Sedangkat uji tingkat kesukaran yang dilakukan pada soal untuk treatment 2 diperoleh nilai sebesar 40% (6 soal) tergolong mudah, 53% (8 soal) tergolong mudah dan 6% (1 soal) tergolong sukar.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman dalam mengamati kegiatan belajar mengajar. Lembar observasi ini akan digunakan selama proses belajar mengajar berlangsung, lembar observasi ini berisikan kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung.

G. Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini maka dilakukan tiga hal seperti yang disebutkan pada instrumen penelitian diatas, yaitu studi literatur, tes, dan penyebaran angket.

1. Studi Literatur

Studi literatur digunakan untuk mencari landasan teori yang relevan dengan penelitian ini. Landasan teori ini akan digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan uji coba.

2. Tes

Tes digunakan untuk mengukurketercapaian dari proses pembelajaran yang diberikan. Pada tahap ini siswa akan diberikan soal pada akhir pembelajaran atau disebut juga posttest dengan jumlah soal sebanyak 15 soal berupa pilihan ganda.


(35)

42

3. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan rancangan yang telah disusun. Melalui pengumpulan informasi, observer dapat mencatat berbagai kegiatan yang sudah terlaksana maupun tidak terlaksana

H. Analisis Data

Data yang dianalisis adalah hasil tes kemampuan awal geografi, serta motivasi belajar peserta didik. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 20.

a. Pengolahan Data Nilai Awal Peserta Didik

Nilai peserta didik diperoleh dari hasil ujian tengah semester 2 kelas X.1 dan kelas X.2 SMAN 1 Sumber Kab. Cirebon Tahun Ajaran 2012/2013. Nilai awal peserta didik diperlukan untuk melihat kesetaraan dua kelompok sampel yang akan diteliti.

b. Pengolahan Maotivasi Belajar Peserta Didik

Pengolahan terhadap motivasi belajar peserta didik hal yang pertama dilihat adalah analisiis deskriptif yaitu dari nilai rata-rata dan simpangan baku kedua kelompok tersebut. Data hasil olahan tersebut yang bertujuan untuk melihat gambaran umum pencapaian peserta didik. Kemudian dilakukan uji statistik dan analisis inferensial untuk melihat apakah kedua kelompok tersebut berdistribusi normal, maupun bervarian homogen serta untuk melihat kesamaan dua rata-rata.

Sebelum data hasil penelitian diolah, terl;ebih dahulu dipersiapkan beberapa hal, antara lain:

1. Memberikan skor jawaban peserta didik sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan

2. Membuat tabel skor tes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 3. Menetapkan tingkat kesalahan atau tingkat signifikansi yaitu 5%

(α=0,05)


(36)

43

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang telah diperoleh seta untuk menentukan jenis statistik yang digunakan dalam analisis selanjutnya

Hipotesis yang diuji adalah: H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

Uji Normalitas ini menggunakan uji kecocokan Shapiro-Wilkdengan taraf signifikansi 5 % atau 0,05 dengan kriteia sebagai berikut:

1. Terima H0jika sig ≥ 0,05

2. Tolak H0 jika sig < 0,05

5. Uji Homogenitas Varians

Uji Homogenitas Varians antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kedua varians tersebut sama ataukah berbeda. Uji statistiknya menggunakan Uji Leneve dengan taraf signifikansi yaitu 5% atau 0,05.

Hipotesis yang diuji adalah: H0 : data homogen

H1 : data tidak homogen

Dengan kriteia sebagai berikut: 1. Terima H0jika sig ≥ 0,05

2. Tolak H0 jika sig < 0,05

6. Uji Hipotesis

Melakukan Uji Hipotesis tergantung daripada hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Varians data. Jika data tersebut berdistribusi normal serta homogen, maka uji hipotesis menggunakan Uji Statistik Parametrikyaitu Uji Independent Samples T Test. Sedangkan jika data tersebut tidak berdistribusi normal, maka tidak perlu dilakukan uji homogenitas dan uji hipotesisi dilakukan dengan menggunakan Uji Statistik Non-Parametrik berupa Uji Mann – Whiteney U. Alasan pemilihan Uji Mann – Whiteney U yaitu dikarenakan kedua sampel diuji saling bebas (independent) (Ruseffendi, 1993).


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menerapkan metode Snowball Throwing serta metode pemberian tugas yang dilakukan di kelas X.1 dan X.2 SMA N 1 Sumber Kab. Cirebon pada Sub. pokok materi Atmosfer dan Sub. pokok materi Hidrosfer, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode

Snowball Throwingmemiliki motivasi belajar secara signifikan. Didalamnya terdapat aspek yang terlihat yaitu durasi, frekuensi, presistensi serta tes kualifikasi prestasi. Hal ini pula dapat diperkuat dengan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, yaitut hitung sebesar -3,984 dengan (t-sig) 0,000 yang kurang dari taraf signifikansi yang telah ditentukan yakni 0,05,hal ini menandakan H1 diterima atau metode Snowball Throwingmemberikan

pengaruh terhadap motivasi belajar.

2. Peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugasmemiliki motivasi belajar secara signifikan. Didalamnya terdapat aspek yang terlihat yaitu durasi, frekuensi, presistensi serta tes kualifikasi prestasi. Hal ini pula dapat diperkuat dengan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, yaitu t hitung sebesar -6,680 dengan (t-sig) 0,000 yang kurang dari taraf signifikansi yang telah ditentukan yakni 0,05, hal ini menandakan H1 diterima atau metode pemberian tugasmemberikan pengaruh

terhadap motivasi belajar peserta didik.

3. Terdapat perbedaan motivasi belajar peserta didik yang menggunakan metode Snowball Throwing dengan yang menggunakan metode pemberian tugas. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil rata-rata pada setiap aspek motivasi belajar yakni aspek durasi, frekuensi, presistensi serta tes kualifikasi prestasi pada treatment 1 dan treatment 2 pada masing-masing kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen 1 yang menggunakan metode Snowball Throwing memiliki rata-rata 86,64 dan kelompok eksperimen 2 yang menggunakan


(38)

82

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

metode pemberian tugas memiliki rata-rata 83,75. Hal ini pula diperkuat oleh hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, yaitu t hitung sebesar 3,029 dengan (t-sig) 0,004 yang kurang dari taraf signifikansi yang telah ditentukan yakni 0,05, ini menandakan H1 diterima atau terdapat perbedaan motivasi belajar

peserta didik yang mendapatkan metode Snowball Throwing dengan peserta didik yang mendapatkan metode pemberian tugas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan rekomendasi guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik agar peserta didik mencapai hasil yang maksimal selama proses pembelajaran berlangsung, maka dapat dilkukan hal-hal sebagai berikut:

a. Guru sebagai tenaga pendidik harus dapat merancang kegiatan pembelajaran dengan sebaik mungkin agar tidak adanya waktu yang terbuang sia-sia sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

b. Pada proses pembelajaran, guru harus menyampaikan terlebih dahulu kepada peserta didik mengenai Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) serta tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik akan lebih terarah mengikuti proses pembelajaran tersebut.

c. Guru memiliki peran sebagai motivator harus mampu mengadakan pendekatan individual dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan karena setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti tingkah laku, tingkat kecerdasan serta wawasan yang berbeda-beda. Dengan melakukan pendekatan individual, diharapkan lebih dapat memotivasi peserta didik dalam belajar.

d. Guru harus lebih transparan terhadap nilai yang dicapai oleh peserta didik, dalam artian guru akan menyampaikan dengan jelas mengenai penilaian apa sajakah yang akan dinalai selama proses pembelajaran berlangsung sehingga peserta didik tidak akan merasa apa yang telah dilakukan merupakan suatu hal yang sia-sia.


(39)

DAFTAR PUSTAKA Daftar Buku

________. (2007). Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Abin, Syamsudin Makmun. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT. Rineka Cipta

Bahri, Djamarah S dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Barnawi . (2012). Be A Great Teacher : 46 Rahasia Sukses Menjadi Guru Hebat. Jakarta: Ar-Ruzz Medi

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Ibrahim, M. dan Nur, M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa. Isjoni. Cooperative Learning, EfektivitasPembelajaran Kelompok. Bandung:

Alfabeta

M. Nazir. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Muhibbin, Syah. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhibin, Syah. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Permana. J dan Sumantri, M. (1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Ditjen Dikti, Depdikbud

Prayitno, Elida. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: FKIP IKIP Padang Ruseffendi, E.T. (1993). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung:


(40)

84

Ajeng Perdani, 2013

Pengaruh Metode Snowball Throwing Dan Pemberian Tugas Terhadap Motivasi Belajar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup.

Sanjaya, Wina (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Grup

Sardiman, A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin, R. E. (1995). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Second Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Wacana Prima

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA UPI Bandung.

Sukmadinata ,Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sumaatmadja, Nursid. (1996). Metodologi Pengajaran Geografi. Bandung:Bumi Aksara

Sumiati & Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima Suprijono, Agus (2009). Cooperative Learning dan Aplikasi PIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Tabrani R. (1996). Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Amanah Duta

To, K. (1996). Mengenal Analisis Tes, Pengantar kepada Program Komputer ANATES. Bandung: FIP IKIP Bandung


(41)

85

Uno Hamzah, 2011. Teori motivasi dan pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, Bandung: Bumi Aksara

Sumber Internet

Mukhtari. 2010. Metode Pembelajaran Snowball Throwing Dengan Penilaian Portofolio dalam Upaya Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Segitiga Siswa Kelas VII A Smp Islam 02 Pujon Tahun Pelajaran 2007/2008 . [ONLINE] Tersedia di http://mukhtaribenk.blogspot.com/2010/10/bab-ii-penerapan-metode-pembelajaran.html. Diunduh Selasa, 7 Januari 2013. Tunggal, Diyan Safitri (2011). Metode Pembelajaran Snowball Throwing Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika [ONLINE] tersedia di http://web.sdikotablitar.sch.id/index.php?option=com_content&view=article &id=77:metode-pembelajaran-snowball-throwing-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-matematika-7catid=1:latest-news&Itemid=50. Diunduh Selasa,7 Januari 2013

Widodo, Rachmad. 2009. Model Pembelajaran Snowball Throwing. Tersedia di

http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/09/model-pembelajaran-18-snowball-throwing/. Diunduh pada Selasa,7 Januari 2013.


(1)

43

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang telah diperoleh seta untuk menentukan jenis statistik yang digunakan dalam analisis selanjutnya

Hipotesis yang diuji adalah: H0 : data berdistribusi normal H1 : data tidak berdistribusi normal

Uji Normalitas ini menggunakan uji kecocokan Shapiro-Wilkdengan taraf signifikansi 5 % atau 0,05 dengan kriteia sebagai berikut:

1. Terima H0jika sig ≥ 0,05 2. Tolak H0 jika sig < 0,05 5. Uji Homogenitas Varians

Uji Homogenitas Varians antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kedua varians tersebut sama ataukah berbeda. Uji statistiknya menggunakan Uji Leneve dengan taraf signifikansi yaitu 5% atau 0,05.

Hipotesis yang diuji adalah: H0 : data homogen

H1 : data tidak homogen

Dengan kriteia sebagai berikut: 1. Terima H0 jika sig ≥ 0,05 2. Tolak H0 jika sig < 0,05 6. Uji Hipotesis

Melakukan Uji Hipotesis tergantung daripada hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Varians data. Jika data tersebut berdistribusi normal serta homogen, maka uji hipotesis menggunakan Uji Statistik Parametrikyaitu Uji Independent Samples T Test. Sedangkan jika data tersebut tidak berdistribusi normal, maka tidak perlu dilakukan uji homogenitas dan uji hipotesisi dilakukan dengan menggunakan Uji Statistik Non-Parametrik berupa Uji Mann – Whiteney U. Alasan pemilihan Uji Mann – Whiteney U yaitu dikarenakan kedua sampel diuji saling bebas (independent) (Ruseffendi, 1993).


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menerapkan metode Snowball Throwing serta metode pemberian tugas yang dilakukan di kelas X.1 dan X.2 SMA N 1 Sumber Kab. Cirebon pada Sub. pokok materi Atmosfer dan Sub. pokok materi Hidrosfer, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode

Snowball Throwingmemiliki motivasi belajar secara signifikan. Didalamnya terdapat aspek yang terlihat yaitu durasi, frekuensi, presistensi serta tes kualifikasi prestasi. Hal ini pula dapat diperkuat dengan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, yaitut hitung sebesar -3,984 dengan (t-sig) 0,000 yang kurang dari taraf signifikansi yang telah ditentukan yakni 0,05,hal ini menandakan H1 diterima atau metode Snowball Throwingmemberikan pengaruh terhadap motivasi belajar.

2. Peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugasmemiliki motivasi belajar secara signifikan. Didalamnya terdapat aspek yang terlihat yaitu durasi, frekuensi, presistensi serta tes kualifikasi prestasi. Hal ini pula dapat diperkuat dengan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, yaitu t hitung sebesar -6,680 dengan (t-sig) 0,000 yang kurang dari taraf signifikansi yang telah ditentukan yakni 0,05, hal ini menandakan H1 diterima atau metode pemberian tugasmemberikan pengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik.

3. Terdapat perbedaan motivasi belajar peserta didik yang menggunakan metode Snowball Throwing dengan yang menggunakan metode pemberian tugas. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil rata-rata pada setiap aspek motivasi belajar yakni aspek durasi, frekuensi, presistensi serta tes kualifikasi prestasi pada treatment 1 dan treatment 2 pada masing-masing kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen 1 yang menggunakan metode Snowball Throwing memiliki rata-rata 86,64 dan kelompok eksperimen 2 yang menggunakan


(3)

82

metode pemberian tugas memiliki rata-rata 83,75. Hal ini pula diperkuat oleh hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, yaitu t hitung sebesar 3,029 dengan (t-sig) 0,004 yang kurang dari taraf signifikansi yang telah ditentukan yakni 0,05, ini menandakan H1 diterima atau terdapat perbedaan motivasi belajar peserta didik yang mendapatkan metode Snowball Throwing dengan peserta didik yang mendapatkan metode pemberian tugas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan rekomendasi guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik agar peserta didik mencapai hasil yang maksimal selama proses pembelajaran berlangsung, maka dapat dilkukan hal-hal sebagai berikut:

a. Guru sebagai tenaga pendidik harus dapat merancang kegiatan pembelajaran dengan sebaik mungkin agar tidak adanya waktu yang terbuang sia-sia sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

b. Pada proses pembelajaran, guru harus menyampaikan terlebih dahulu kepada peserta didik mengenai Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) serta tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik akan lebih terarah mengikuti proses pembelajaran tersebut.

c. Guru memiliki peran sebagai motivator harus mampu mengadakan pendekatan individual dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan karena setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti tingkah laku, tingkat kecerdasan serta wawasan yang berbeda-beda. Dengan melakukan pendekatan individual, diharapkan lebih dapat memotivasi peserta didik dalam belajar.

d. Guru harus lebih transparan terhadap nilai yang dicapai oleh peserta didik, dalam artian guru akan menyampaikan dengan jelas mengenai penilaian apa sajakah yang akan dinalai selama proses pembelajaran berlangsung sehingga peserta didik tidak akan merasa apa yang telah dilakukan merupakan suatu hal yang sia-sia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA Daftar Buku

________. (2007). Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Abin, Syamsudin Makmun. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT. Rineka Cipta

Bahri, Djamarah S dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Barnawi . (2012). Be A Great Teacher : 46 Rahasia Sukses Menjadi Guru Hebat. Jakarta: Ar-Ruzz Medi

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Ibrahim, M. dan Nur, M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa. Isjoni. Cooperative Learning, EfektivitasPembelajaran Kelompok. Bandung:

Alfabeta

M. Nazir. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Muhibbin, Syah. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhibin, Syah. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Permana. J dan Sumantri, M. (1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Ditjen Dikti, Depdikbud

Prayitno, Elida. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: FKIP IKIP Padang Ruseffendi, E.T. (1993). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung:


(5)

84

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup.

Sanjaya, Wina (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Grup

Sardiman, A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin, R. E. (1995). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Second Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Wacana Prima

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA UPI Bandung.

Sukmadinata ,Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sumaatmadja, Nursid. (1996). Metodologi Pengajaran Geografi. Bandung:Bumi Aksara

Sumiati & Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima Suprijono, Agus (2009). Cooperative Learning dan Aplikasi PIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Tabrani R. (1996). Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Amanah Duta

To, K. (1996). Mengenal Analisis Tes, Pengantar kepada Program Komputer ANATES. Bandung: FIP IKIP Bandung


(6)

Uno Hamzah, 2011. Teori motivasi dan pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, Bandung: Bumi Aksara

Sumber Internet

Mukhtari. 2010. Metode Pembelajaran Snowball Throwing Dengan Penilaian Portofolio dalam Upaya Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Segitiga Siswa Kelas VII A Smp Islam 02 Pujon Tahun Pelajaran 2007/2008 . [ONLINE] Tersedia di http://mukhtaribenk.blogspot.com/2010/10/bab-ii-penerapan-metode-pembelajaran.html. Diunduh Selasa, 7 Januari 2013. Tunggal, Diyan Safitri (2011). Metode Pembelajaran Snowball Throwing Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika [ONLINE] tersedia di http://web.sdikotablitar.sch.id/index.php?option=com_content&view=article &id=77:metode-pembelajaran-snowball-throwing-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-matematika-7catid=1:latest-news&Itemid=50. Diunduh Selasa,7 Januari 2013

Widodo, Rachmad. 2009. Model Pembelajaran Snowball Throwing. Tersedia di http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/09/model-pembelajaran-18-snowball-throwing/. Diunduh pada Selasa,7 Januari 2013.


Dokumen yang terkait

Penerapan metode snowball throwing dalam peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas III MI Pembangunan UIN Jakarta

2 10 164

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

PEMBELAJARAN DENGAN MEMANFAATAN WADUK BADE SEBAGAI SUMBER BELAJAR GEOGRAFI MATERI HIDROSFER KELAS X IPS SMA N 1 ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014 2015

0 20 134

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pai Mupaya Meningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Materi Kisah Nabi Adam As Dan Nabi Muhammad Saw Melalui Metode Snowball Throwing Di Kelas Iv Sdn Jatiwaringin Iv Bekasi

1 7 106

PERBEDAAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN DENGAN METODE SNOWBALL THROWING TENTANG KONTRASEPSI HORMONAL PADA Perbedaan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pendidikan Dengan Metode Snowball Throwing Tentang Kontrasepsi Hormonal

0 3 16

EKSSNO EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE SNOWBALL THROWING DAN COURSE REVIEW HORAY DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA SISWA KELAS X SEMESTER 2 SMA N 3 SURAKARTA.

0 2 19

PENDAHULUAN EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE SNOWBALL THROWING DAN COURSE REVIEW HORAY DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA SISWA KELAS X SEMESTER 2 SMA N 3 SURAKARTA.

0 0 9

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEADERSHIP DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATERI HIDROSFER PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS X IMERSI 1 SMA N 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014 (DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013).

0 0 20

BAB 4 Atmosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan - GEOGRAFI Iklim dan Hidrosfer SMA

0 9 14

PENGARUH METODE IMPROVE BERBANTUAN KOMPUTER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI STATISTIKA DI SMA N 1 SUSUKAN KABUPATEN CIREBON (Studi Eksperimen di Kelas X SMA N 1 Susukan Kabupaten Cirebon) - IAIN Syek

0 0 23