PERBANDINGAN MINAT SISWA DALAM BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN.
nPERBANDINGAN MINAT SISWA DALAM BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN
( Studi Kasus Pada Siswa SMPN 1 Cimanggu dan SMPN 10 Sukabumi di Sukabumi)
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi
Oleh:
Abdul Khalik Juliansyah 0705276
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perbandingan Minat Siswa dalam Belajar Pendidikan Jasmani Di Pedesaan dan Perkotaan (Studi Kasus Pada Siswa SMPN 1 Cimanggu dan SMPN 10 Sukabumi di Sukabumi)”, ini sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuwan yang berlaku dalam masyarakat keilmuwan.
Demikian Surat pernyataan ini yang dibuat dengan sebenar-benarnya. Apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuwan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini maka, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya.
Bandung, Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Abdul Khalik Juliansyah Nim. 0705276
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : ABDUL KHALIK JULIANSYAH NIM : 0705276
JUDUL : PERBANDINGAN MINAT SISWA DALAM BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI PEDESAAN DAN
PERKOTAAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I
Drs. Andi Suntoda, M.Pd NIP. 195806201986011002
Pembimbing II
Dra. Hj. Mimin Karmini, M.Pd NIP. 195305171980112001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi
Drs. Sucipto, M.Kes. AIFO NIP. 196106121987031002
(4)
ABSTRAK
PERBANDINGAN MINAT SISWA DALAM BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN
Oleh :
Abdul Khalik Juliansyah (0705276)
Skripsi ini dibimbing oleh :
Drs. Andi Suntoda, M.Pd dan Dra. Mimin Karmini, M.Pd
Salah satu aspek penting dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang terkait dengan siswa adalah minat siswa untuk belajar pendidikan jasmani. Persoalan yang muncul adalah perbedaaan minat terhadap pembelajaran akan berdampak pada kemampuan siswa dalam pelajaran dalam ketiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan minat belajar pendidikan jasmani di desa dan kota pada siswa SMP. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengambilan sampling menggunakan random sampling sederhana (cara acak). Jumlah sampel 50 siswa untuk masing-masing daerah baik kota maupun desa.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa whitung adalah 681,4 > w
tabel. Minat pada dimensi personal siswa desa > minat personal siswa dari kota. Minat situasional desa tidak berbeda dengan minat situasional siswa yang berasal dari kota dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Hasil wilcoxon menunjukan w =372. W tabel adalah 434. Untuk minat psikologikal siswa dari desa lebih baik
dibandingkan dengan siswa dari kota. w hitung atau w adalah 1154 dengan alpa
0.05. W tab untuk n 50 -1 adalah 415.
Secara keseluruhan siswa dari desa yang berminat pada pembelajaran pendidikan jasmani adalah sebesar 76 % sedangkan pada kelompok siswa yang berasal dari kota hasil angket adalah sebesar 71 %. Hal ini menggambarkan bahwa minat siswa dari desa lebih besar daripada minat siswa dari kota.
(5)
ABSTRACT
COMPARISON OF INTEREST STUDENT IN LEARNING PHYSICAL EDUCATION IN RURAL AND URBAN ADVISOR
By:
Abdul Khalik Juliansyah (0705276)
This thesis is guided by:
Drs. Andi Suntoda, M.Pd and Dra. Mimin Karmini, M.Pd
One important aspect in learning Physical education that is associated with student is the interest of students to study physical education. The problem that arises is the difference of interest in learning will have an impact on the ability of students on a subject in the three domains of cognitive, affective and psychomotor.
The main objective of this study was to determine the differences in interest in learning Physical education in villages and towns in the junior high school students. This research method is descriptive method. Sampling technique is using simple random sampling (random). Total sample is 50 students for each of both urban and rural areas.
Based on calculations note that the w count was 681.4 > w tables. Personal dimensions of the village students' interest > personal interest in the city students. Situational interest in students of the village is no different from situational interest in students of the city from learning physical education. Results showed wilcoxon w = 372. W table is 434. For psychological interest, students of the village are better than the students of the city. w count or w is 1154 with alpha 0.05. W tab for n 50 -1 is 415.
On the overall the students of the village who are interested in learning physical education is about 76% whereas the questionary result of the citizen student is about 71%. this describes that the student's interest of the village is higher than the student's interest of the city.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Batasan Penelitian ... 10
F. Metode dan Desain Penelitian ... 11
G. Populasi, Ssampel dan Lokasi Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 13
A. Minat ... 13
(7)
a. Pengertian Minat ... 13
b. Macam-macam Minat ... 15
c. Faktor-faktor yang Memepengaruhi Minat ... 16
d. Karakteristik Minat ... 21
e. Indikator Minat... 22
f. Peranan Minat ... 22
g. Kecenderungan Terhadap Minat ... 24
h. Menumbuhkan Minat Belajar Siswa ... 26
2. Motif ... 27
a. Motif ... 27
b. Motivasi ... 29
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 35
d. Hubungan Motif dengan Motivasi ... 36
e. Ciri-ciri Motivasi ... 37
f. Tujuan Motivasi ... 38
B. Belajar ... 39
1. Pengertian Belajar ... 39
2. Prinsip-prinsip Belajar ... 40
3. Teori Tentang Belajar ... 41
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 44
5. Hasil Belajar ... 45
(8)
D. Karakteristik Desa dan Kota ... 56
E. Perbandingan Minat Antara Siswa Desa Dengan Kota dalam Pembelajaran Penjas ... 60
F. Hipotesis Penelitian ... 64
BAB III METODE PENELITIAN ... 65
A. Metode penelitian ... 65
B. Populasi dan Sampel ... 67
1. Populasi ... 67
2. Sampel ... 68
C. Variable Penelitian dan Definisi Operasional ... 69
D. Metode Pengumpulan Data ... 71
E. Validitas dan Reliabilitas ... 74
F. Metode Analisis Data ... 76
G. Hasil Uji Validitas ... 80
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 84
A. Deskripsi Data Hasil Angket ... 84
B. Pengujian Hipotesis ... 100
C. Diskusi Penemuan ... 106
(9)
A. Kesimpulan ... 109
B. Saran ... 109
DAFTAR PUSTAKA ... 111
LAMPIRAN ... 112
(10)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang sesuai dengan muatan kurikulum. Pembelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu upaya agar dapat mengaktualisasikan seluruh potensi aktivitasnya sebagai manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai cita-cita kemanusiaan. Husdarta (2011:3)
mengemukakan bahwa: : “pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakekatnya
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubhan holistic dalam kualitas individu baik dalam hal
fisik, mental serta emosional” . Menurut Baley dan Field (AbdulJabar, 2010 : 4)
menyatakan bahwa “Pendidikan jasmani adalah proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular, intelektual, sosial, kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani dalam pengertian ini dipaparkan sebagai kegiatan untuk meningkatkan kemampuan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial.
Belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi edukatif antara guru dan siswa yang meliputi tiga aspek, yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Beberapa hal akan mendukung kelancaran proses belajar
(11)
mengajar adalah latar belakang pendidikan pengajar yang tepat, kepekaan seorang pengajar yang dilahirkan dari pengalaman mengajar dan tingginya minat siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan maka disimpulkan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani adalah sebuah proses pendidikan yang menyeimbangkan kemampuan psikomotor, kognitif, dan afeksi dan memiliki peran strategis sebagai pelajaran yang harus diberikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai subjek dan sekaligus objek, keberadaan siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani sangat utama. Tanpa kehadiran siswa secara aktif maka pembelajaran pendidikan jasmani sulit mencapai tujuannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya aktif siswa dalam belajar adalah karakteristik siswa, kompetensi guru, fasilitas belajar, daya dukung lingkungan atau lembaga dan kesempatan untuk melakukan pembelajaran.
Salah satu aspek penting dalam pembelajaran pendidikan Jasmani yang terkait dengan siswa adalah minat siswa untuk belajar pendidikan jasmani. Minat diartikan sebagai keinginan yang direalisasikan melalui keterlibatan aktif dalam pembelajaran. Tanpa minat yang tinggi maka siswa kurang menyukai materi pelajaran, merasa terpaksa dan tidak mau menerima pembelajaran. Hasil dari rendahnya minat siswa adalah tujuan pendidikan jasmani tidak akan tercapai.
Seorang pendidik pendidikan jasmani dituntut memiliki pengetahuan, pengalaman, dan beberapa keahlian lain untuk mendukung pemahamannya
(12)
3
tentang minat siswa. Pemahaman tentang minat siswa tidak hanya diperoleh melalui pengalaman dan atau kualifikasi pendidikan. Terpenting adalah kepekaan seorang guru untuk mau memahami karakteristik siswa. Dinamika kehidupan seorang guru dan siswa terkadang mendorong terjadinya penurunan intensitas keterlibatan guru dan murid baik di lingkungan sekolah atau masyarakat. Guru dan murid kurang mengenal satu sama lain.
Latar belakang seorang guru yang sesuai dengan bidang yang digeluti mempermudah guru memahami bagaimana minat siswa. Hal kedua yang dipandang sangat penting terkait dengan minat belajar siswa adalah pengalaman mengajar. Seorang pengajar pendidikan jasmani yang memiliki pengalaman mengajar yang lama akan berbeda dengan pengajar pemula. Perbedaan tersebut tampak pada pemahaman tentang karakteristik siswa dan karakteristik keilmuan olahraga. Pengalaman memberikan pengetahuan, mampu mengetahui bagaimana cara menangani siswa dan menumbuhkan minat belajar siswa. Pengetahuan tersebut diperoleh melalui pengalaman bukan di bangku kuliah. Pengalaman menumbuhkan kepekaan pengajar terhadap minat belajar siswa sehingga dalam proses belajar pendidik mampu memainkan perannya sebagai motivator dengan baik seperti kapan harus tegas, kapan harus memotivasi dan bagaimana cara membangkitkan minat siswa dalam belajar.
Memahami minat belajar siswa pada tingkat satuan menengah atas membutuhkan kesabaran dan kepekaan sebagai pendidik pendidikan jasmani. Pendidik yang berpengalaman akan mampu memahami bagaimana minat siswa ditinjau dari aspek sosial ekonomi, latar belakang keluarga, letak geografis,
(13)
karakter umum sub budaya, dan lingkungan belajar. Salah satu yang mempengaruhi perbedaan minat siswa dalam belajar pendidikan jasmani adalah letak geografis. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap beberapa guru pendidikan jasmani senior diperoleh keterangan bahwa siswa dari kota dan desa memiliki minat yang berbeda terhadap pelajaran pendidikan jasmani.
Perbedaan minat tersebut tampak wajar mengingat perbedaan yang cukup tajam antara desa dan kota baik dari sisi fasilitas belajar, kompetensi guru pengajar, lingkungan fasilitas, dan dukungan lembaga. Di desa umumnya pelajaran pendidikan jasmani hanya didukung fasilitas seadanya serta materi lebih menitik beratkan pada pembelajaran praktek. Berbeda dengan di perkotaan, fasilitas yang lengkap, guru yang berpengalaman, dukungan fasilitas di luar sekolah, minat siswa belajar olahraga lebih tinggi pada teori sedangkan pada praktek dapat dikatakan sedang. Di pedesaan minat siswa pada teori dinilai kurang, hal ini dapat dilihat dari keterlibatan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani serta hasil belajar yang diperoleh. Siswa lebih menyukai kegiatan fisik. Keterlibatan akftif terhadap praktek sangat tinggi terutama olahraga permainan seperti sepak bola dan bola voli.
Berdasarkan hasil observasi pada beberapa sekolah yang berada di beberapa desa atau kabupaten menunjukan bahwa terdapat minat yang berbeda antara siswa pedesaan dengan perkotaan terhadap pembelajaran pendidikan jasmani di kabupaten dan kota Sbumi.
Berdasarkan hasil observasi pada SMP 1 Cimanggu kelas IX diketahui bahwa minat siswa dalam belajar lebih rendah dibandingkan dengan siswa di
(14)
5
kota. Hal ini ditunjukan dengan rendahnya disiplin dan ketepatan waktu, kurangnya perhatian dalam menyimak pelajaran, keengganan untuk mengikuti pelajaran di dalam kelas. Sebagian siswa menyukai olahraga di luar kelas. Beberapa olahraga yang cukup mendapat perhatian dan diikuti dengan aktif adalah bola voli. Kondisi ini di perkuat oleh rendahnya sarana dan prasarana olahraga selain bola voli dan sepakbola atau atletik. Materi pendidikan jasmani terutama teori-teori kurang diminati untuk dipelajarai.
Setiap siswa pada dasarnya memiliki minat dan keinginan yang berbeda terhadap pelajaran pendidikan jasmani. Minat merupakan kecenderungan untuk memusatkan perhatian atau meninkatkan aktivitas mental atau kegiatan kepada suatu objek tertentu (Ibrahim dan komarudin,2008:76). Hal ini adalah sesuatu yang wajar. Persoalannya adalah minat belajar yang rendah akan berpengaruh terhadap penguasaan materi-materi pendidikan jasmani. Kurikulum pendidikan jasmani pada tingkat satuan menengah atas telah disusun dan dirancang berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki siswa baik afektif, kognitif atau psikomotor . Persoalan yang muncul adalah perbedaaan minat terhadap pembelajaran akan berdampak pada kemampuan siswa dalam pelajaran dalam ketiga ranah tersebut. Ketidakseimbangan ini akan mengurangi kompetensi yang seharusnya dimiliki para siswa.
Di pedesaan siswa cenderung suka melakuan kegiatan berkelompok dengan rasa kekeluargaan yang lebih tinggi. Hal ini mendorong kegiatan-kegiatan olahraga yang dilakukan berkelompok diminati contoh sepakbola atau
(15)
bola voli. Dalam pembelajaran penjas kegiatan tersebut sangat diminati para siswa di pedesaan.
Di perkotaan , siswa dianggap lebih aktif mengikuti pelajaran sesuai dengan arah dan bimbingan guru pendidikan jasmani. Jadwal pelajaran yang ketat, fasilitas belajar, dan kemampuan pelatih menumbuhkan minat mendorong siswa berminat terhadap pelajaran pendidikan jasmani. Dalam pembelajaran Pendidikan jasmani siswa yang memiliki minat tinggi terhadap pembelajaran pendidikan jasmani akan terlibat aktif baik mengerjakan tugas, terlibat dalam pembelajaran dan mau belajar. Tingkat kompetensi antar siswa bersaing dengan cukup ketat dan prestasi individu berbeda satu sama lain.
Tingkat individualitas yang tinggi di perkotaan serta lingkungan yang berbeda dengan desa membuat siswa lebih menyukai olahraga yang bersifat individu seperti bulutangkis, olahraga renang, atau prestasi individu lainnya. Olahraga berkelompok hanya dilakukan seperti pada kegiatan ekstrakulikuler atau klub keolahragaan.
Perbedaan tersebut seharusnya tidak terjadi mengingat kompetensi dasar yangharus dimiliki para siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani disusun secara nasional. perbedaan ini akan berdampak pada perbedaan keluaran dan kemampuan untuk mengikuti jenjang pendidikan berikutnya. Persoalan mengenai minat yang berbeda tampak tidak tampak di permukaan. Dibutuhkan suatu penelitian ilmiah untuk mengungkap persoalan tersebut sehingga dapat dirumuskan jawaban untuk mengatasi persoalan perbedaan minat yang akan berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan terutama di daerah.
(16)
7
Telaah penelitian mengenai minat siswa terhadap pembelajaran pendidikan pendidikan jasmani sangat penting mengingat kompleksitas persoalan pendidikan saat ini. Persoalan tidak hanya tentang kemampuan dalam memahami pelajaran pendidikan jasmani. Persoalan minat adalah persoalan aspek psikologis yang perlu mendapat telaah serius.
Dunia Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, tidak hanya guru dan sekolah. Pendidikan yang berkualitas akan mendorong terciptanya manusia yang berkualitas, seperti ditegaskan Imran (1996: 89) bahwa :” Motivasi belajar memegang peranan peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi
mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar”.
Minat adalah bagian dari motivasi seorang yang memiliki sikap positif terhadap pembelajaran akan lebih gembira untuk beraktifitas. Scanlan & Lewthwaite menjelaskan ( seperti dikutif Ibrahim & Komarudin :2008:181)
bahwa’ suatu pertanda sikap positif individu terhadap pengalaman berolahraga kompetetifnya, yang mencerminkan perasaan tanggapan,atau pandangan-pandangan, seperti kesenangan, kesukariaan, kenikmatan,atau kegembiraan
yang dialami’.
Sebagai seorang calon pendidik akan berinteraksi dengan dunia pendidikan dan belajar di lembaga pendidikan tinggi terbaik maka penulis selayaknya mengetengahkan isu-isu yang berkembang dalam dunia pendidikan jasmani. Interaksi melalui penelitian merupakan langkah awal untuk turut serta memperbaiki proses pendidikan jasmani pada tingkat satuan menengah atas.
(17)
Selaku calon pendidik penulis merasa perlu dan berkewajiban untuk memahami persoalan terutama mengenai minat terhadap pendidikan jasmani siswa di sekolah baik di kota maupun di desa. Persoalan minat merupakan bidang psikologi yang jarang dibahas dalam penelitian pendidikan jasmani. Padahal aspek psikologi sangat penting untuk dikaji sehingga pengetahuan pendidik pendidikan jasmani tidak hanya tentang pendidikan gerak. Perbedaan minat sangat penting untuk ditelaah dan seharusnya dapat diminimalisir karena pada akhirnya kompetensi yang dituntut oleh kurikulum adalah sama. Minat dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa.
Beberapa penelitian yang dilakukan pada bidang pendidikan jasmani lebih pada penelitian tentang teknik dan materi pembelajaran. Penelitian mengenai aspek yang sangat penting yang melandasi keterlibatan aktif siswa pada dua tempat yang memiliki karakteristik yang berbeda yaitu desa dan kota masih jarang.
Berdasarkan hal tersebut yang menjadi keingintahuan penulis untuk meneliti. Maka penulis memutuskan akan mengadakan menelitian untuk bahan skripsi dengan judul: Perbandingan Minat Siswa Dalam Belajar Pendidikan jasmani di pedesaan dan perkotaan ( Studi Deskriptif pada siswa Kelas IX SMP di Sukabumi).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas penulis dapat merumuskan sebuah permasalahan yaitu : apakah terdapat perbedaan minat belajar
(18)
9
pendidikan Jasmani di desa dan kota pada tingkat sekolah menengah pertama di Sukabumi.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan minat belajar pendidikan Jasmani di desa dan kota pada pada siswa SMP.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat umum dan manfaat khusus penelitian ini yaitu: 1. Secara teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dikaitkan dengan minat belajar siswa dan keberhasilan belajar anak. Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya kajian di bidang pendidikan terutama terkait dengan aspek psikologis siswa. Hasil penelitian dapat memperkaya pemahaman keilmuan para pendidik mengenai aspek psikologis siswa berdasarkan letak geografis yaitu desa dan kota.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan proses pembelajaran dalam praktik pendidikan sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia.
Bagi para pendidik hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk memperbaiki praktik pembelajaran pada tingkat satuan sekolah
(19)
menengah pertama. Pemahaman mengenai teknik mengajar dan profesionalisme tidak cukup untuk memahami kompleksitas persoalan dalam dunia pendidikan. Pemahaman mengenai siswa terutama pada aspek minat sangat penting sehingga pendidik tidak hanya memberikan pelajaran namun mengarahkan, meningkatkan, dan mengembangkan minat siswa agar minat tersebut dapat mendorong prestasi dalam pendidikan jasmani. Bagi pendidik hasil kajian dapat menjadi bagan refleksi bagi perbaikan pembelajaran.
Bagi pihak sekolah hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam meningkatkan perbaikan dalam kegiatan proses belajar mengajar pendidikan jasmani.
Bagi siswa, hasil penelitian dapat dijadikan salah satu bahan pengetahuan untuk lebih mendorong minat terhadap pelajaran pendidikan jasmani dan berprestasi.
E. Batasan Penelitian
Agar dalam proses penelitian ini tidak menyimpang, maka penulis membatasi penelitian ini dengan hanya memfokuskan pada latar belakang masalah yang di uraikan di atas yaitu:
1. Penelitian ini hanya difokuskan pada minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani pada tingkat satuan menengah pertama di Sukabumi baik desa dan kota.
2. Populasi terbatas pada siswa kelas IX yang berjumlah 100 siswa dari dua sekolah.
(20)
11
3. Penelitian dilakukan dalam waktu 3 bulan yang di mulai sejak bulan Maret 2012.
F. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif dengan angket sebagai instrument utama. Menurut Nazir (2003:54)
bahwa: “suatu metode yang meneliti suatu kelompok, manusia , suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa masa
sekarang”.
Proses pengumpulan data serta prosedur penelitian menggunakan metode deskriptif komparatif yaitu berusaha untuk membandingkan minat siswa SMP pada pembelajaran pendidikan jasmani antara kota dan desa di Sukabumi.
G. Populasi, Sampel dan Lokasi Penelitian 1. Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono 2010:80). Populasi adalah sumber data penelitian, berdasarkan definisi tersebut maka yang menjadi populasi di dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMP yang berada di Kota dan Kabupaten Sukabumi.
(21)
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi dalam penelitian. Pemilihan sampel menggunakan teknik pengambilan probability sampling acak sederhana. Teknik pengambilan sampling menggunakan random sampling sederhana (cara acak). Supranto (2009:23) menjelaskan bahwa :
Cara acak adalah suatu cara pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel, di mana pemilihannya dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap elemen mendapat kesempatan yang sama (equal chance) untuk menjadi anggota sampel.
Pengambilan sampel dilakukan di SMP yang ada di kabupaten dan kota Sukabumi. Sampel hanya dipilih masing-masing satu karena adanya keterbatasan dana, waktu dan kesempatan peneliti untuk melakukan penelitian.
(22)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian sangat penting dalam penelitian. Penentuan metode penelitian akan terkait dengan cara ilmiah yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian.Sugiyono (2010:2) menjelaskan bahwa: “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Nazir (2003 : 44) menjelaskan bahwa: ”sudah terang metode yang dipilih berhubungan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan”.
Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2010:11), Metode deskriptif adalah: “Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel, atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”. Hal ini selaras dengan pendapat Nazir (2003:54) sebagai berikut : “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”
Untuk mempermudah pencapaian tujuan penelitian maka peneliti menggunakan teknik survey dengan angket. Pola Survey menurut Surakhmad (Wahyudi, 2012:31 ) adalah: “Survey pada umumnya cara mengumpulkan data dari
(23)
pendekatan survey adalah metode yang mampu mengungkap, menggambarkan dan menyimpulkan hasil penelitian dan menjelaskan fenomena-fenomena alam secara lebih jelas, sistematis, faktual, dan akurat. Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk menggambarkan minat antara siswa yang belajar penjas di dua lokasi yang berbeda yaitu kota dan desa dengan menggunkan instrument angket ( kuesioner).
Proses penelitian yang dikembangkan pada penelitian ini merupakan pengembangan penelitian kuantitatif metode deskriptif seperti pada gambar 3.1.
Gambar 3.1
Langkah-langkah Penelitian Pemilihan dan indentifikasi Masalah
Penentuan Sampel penelitian
Pengumpulan Data Menentukan Instrumen
penelitian Prosedur dan Desain
Penelitian
Analisis dan Interpretasi data
(24)
67
Modifikasi dari Sumber lutan et al.(2007: 201)
Langkah-langkah penelitian yang disusun dijadikan acuan peneliti untuk melaksanakan penelitian agar hasil, proses dan tujuan tercapai secara efektif.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi penelitian merupakan sumber data penelitian yang dalam penelitian ini dipilih berdasarkan efektifitas waktu, biaya, tujuan serta kemudahan penelitian
.Furqon (2009:146) menyatakan bahwa: ” populasi dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan objek atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik yang
sama”.Ridwan dan Achmad (2008:37) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya”. Lutan (2011:83) menegaskan bahwa: ”Populasi merupakan
sekelompok orang-orang, siswa, guru-guru, atau individu lain yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi menurut Ridwan (2009:6) yaitu: ”merupakan subjek atau objek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.”
Berdasarkan pendapat tersebut maka disimpulkan bahwa populasi pada penelitian ini adalah sekelompok siswa yang memiliki karakteristik yang sama yang dijadikan sebagai sember data penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX salah satu SMP di desa dan siswa kelas IX SMP yang berada di kota.
(25)
2. Sampel
Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi penelitian. sampel penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan waktu, kesempatan dan biaya terutama pada populasi dengan jumlah besar. ”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2010:118). Ridwan dan Achmad (
2008: 40) menjelaskan bahwa:” sampel harus representatif disamping itu peneliti wajib mengerti tentang besar ukuran sampel , teknik sampling, karakteristik populasi dalam sampel”
Teknik yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel disesuaikan dengan cara-cara ilmiah.Arikunto( 2002 : 112) menjelaskan:“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, bila jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”
Populasi pada penelitian ini sangat besar, oleh karena itu diperlukan sampel penelitian yang representative yang mewakili populasi penelitian. Beberapa tehnik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel penelitian, menurut Sugiono (2008: 119) yaitu:
Tehnik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
(26)
69
Supranto (2009:23) menjelaskan bahwa :
Cara acak adalah suatu cara pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel, di mana pemilihannya dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap elemen mendapat kesempatan yang sama ( equal chance) untuk menjadi anggota sampel.
Mengenai teknik pengambilan sampel Nazir (2003: 271) menjelaskan
bahwa:”Probability sample adalah sampel yang ditarik sedemikian rupa dimana suatu
elemen (unsur) individu dari populasi tidak didasarkan pada pertimbangan pribadi, tetapi tergantung kepada aplikasi kemungkinan (probabilitas)”.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik probability sampling. Dengan teknik ini populasi memiliki kesempatan yang samauntuk menjadi responden sekolah yang dipilih menjadi sampel penelitian berjumlah masing-masing satu baik desa dan kota. Jumlah sampel adalah siswa pada masing –masing sekolah. Jumlah siswa kelas IX dari desa adalah 10 % dari total siswa 480 yaitu 50 ( dibulatkan menjadi 50) siswa dan dari SMP yang terletak di kota adalah 50 siswa dari total siswa 500 (diambil 10 %).
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah konsep yang memiliki ukuran. Penentuan variabel penelitian bersumber pada kerangka teori yang dijadikan dasar penyusunan konsep berpikir Variabel dalam penelitian ini adalah:
(27)
meningkatkan aktivitas mental atau kegiatan kepada pembelajaran pendidikan jasmani baik di desa maupun di kota pada tingkat SMP.
Guna mempermudah operasionalisasi variabel dan memperkecil salah pengertian dalam penelitian maka ditetapkan definisi operasionalisasi variabel penelitian. Variabel penelitian tersebut dijabarkan ke dalam konsep-konsep variabel, indikator dan skala ukur seperti pada tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1
Variabel, Indikator, Instrumen Pertanyaan
Variabel Konsep Dimensi Indikator Instrumen
pertanyaan Minat Kecenderungan
terhadap suatu objek atau terhadap sesuatu kegiatan penjas dan proses pembelajaran penjas
1. Personal 1) Ketertarikan siswa pada mata Penjas 2) Kemauan siswa
untuk mengikuti pembelajaran mata Penjas
3) Kesediaan siswa untuk mengerjakan tugas
4) Kepemilikan
berbagai sumber belajar mata Penjas 5) Kemauan siswa
untuk menggali berbagai informasi yang berkaitan dengan mata Penjas dari berbagai sumber 2. Situasional 1) Kemauan siswa
tergantung pada metode mengajar 2) Kemauan belajar
tergantung kepada bahan/materi
(28)
71
mempelajari Penjas tergantung media yang digunakan 4) Kemauan siswa
untuk mempelajari
mata Penjas
tergantung kepada suasana kelas.
3. Minat Psikologik al
1) Pandangan terhadapPenjas diantara mata pelajaran lain.
2) Pandangan siswa tentang manfaat mempelajari Penjas dalam kehidupan sehari-hari.
3) Pandangan siswa tenang tingkat kesulitan
mempelajari Penjas. 4) Keingintahuan
mendalam untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan Penjas
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk megumpulkan data penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Observasi ini ada dua macam, yaitu observasi peranserta dan observasi nonperan serta. “Observasi berperan serta terjadi bila pengamat melibatkan diri sebagai
(29)
sebagai sumber penelitian” (Sugiyono, 2010:203). Bila pengamat tidak melibatkan diri dan hanya sebagai pengamat independen maka disebut observasi non peran.Nazir (2003:175) menyatakan bahwa:” pengumpulan dengan observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar untuk keperluan tersebut”.
Peneliti melakukan pengamatan untuk memperkuat hasil angket dan menambah pemahaman peneliti mengenai fenomena penelitian. Observasi dilakukan ke lokasi penelitian secara langsung tanpa keterlibatan peneliti situasi sosial yang terjadi.
2). Studi kepustakaan (library research) yaitu penelitian dengan cara mempelajari, meneliti, menelaah sebagai bahan bacaan, buku, dan literatur yang berhubungan dengan objek penelitian terutama literatur penelitian terdahulu dengan objek yang sama tentang profil minat siswa menengah atas terhadap pembelajaran jasmani baik di desa maupun di kota.
3). Kuesioner sebagai instrumen utama
Kuesioner adalah metode utama pengumpulan data dalam penelitian yaitu dengan memberikan angket terhadap responden mengenai variabel minat pembelajaran penjas. Mc Millan dan Schumacher (2004:357) menjelaskan bahwa: ” kuestioner adalah teknik yang digunakan secara luas untuk memperoleh informasi
dari subjek”.Sejalan dengan penjelasan tersebutNazir (2003:203) menyatakan bahwa:
”Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering disebut secara umum dengan kuestioner atau daftar yang cukup terperinci dan lengkap”
(30)
73
Beberapa prinsip yang dikembangkan memenuhi beberapa prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik seperti dikatakan Sekaran (Sugiyono (2010:200).
Prinsip itu adalah isi dan tujuan merupakan bentuk pengukuran, bahasa yang digunakan dimengerti responden, Pertanyaan dibuat tertutup dalam kalimat positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan yang sudah lupa, pernyataan tidak menggiring, pertanyaan tidak terlalu panjang, urutan pertanyaan dari yang umum ke lebih spesifik serta penampilan fisik angket menarik.
Jawaban dalam kustioner menggunakan skala likert dengan gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.“Skala adalah satu set angka-angka yang menyatakan nilai-nilai terhadap subjek, obyek, atau perilaku dengan tujuan mengkuantitasikan pengukuran pengukuran kualitatif” ( Nurhasan ,2000: 269). Nilai kuantitatif jawaban responden seperti pada tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 Skala Likert
NO Alternatif Jawaban Bobot Nilai
Bila Positif Bila Negatif 1.
2. 3. 4. 5.
SS (Sangat Setuju) S (Setuju)
KS ( kurang setuju) TS (Tidak Setuju)
STS (Sangat Tidak Setuju)
5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Sumber : Metode Penelitian Sugiyono (2007)
Skala likert menurut Nurhasan (2000: 270) adalah : “ Suatu skala untuk
menilai sikap seseorang terhadap suatu objek”.Sugiyono (2004:107) menjelaskan
bahwa
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang ditetapkan oleh
(31)
melanjtukan bahwa dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan”.
Pemilihan skala likert dalam kuesioner tersebut adalah kesederhanaan dalam penyusunan jawaban dan lebih reliabel (jawaban responden lebih ajeg).
E. Validitas dan Reliabilitas
Sebelum angket berikan kepada responden sebenarnya maka terlebih dahulu diadakan uji validitas dan reliabilitas instrument. Pengujian dilakukan terhadap sejumlah responden yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan responden sebenarnya.
a. Uji Validitas Instrumen data
Untuk menguji validitas konstruk dapat dipergunakan pendapat para ahli ( judgement expert)seperti diungkapkan Hadi (1986) dalam Sugiyono (2010: 176) bahwa : “bila bangunan teorinya sudah benar maka , maka hasil pengukuran dengan alat ( instrument) yang berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang valid “ .
Nilai validitas konstruk instrument angket dicari dengan cara mengkorelasikan skor item dengan total item. Jika koefisien korelasinya sama atau diatas 0,3 maka item pernyataan dinyatakan valid, bila korelasinya di bawah 0,3 maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Item pernyataan yang tidak valid dibuang.
(32)
75
Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrument adalah mengkorelasikan skor jawaban per-item dengan skor total dengan rumus :
] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( .
. 2 2 2
1 2
1
1 1
1
B B n A A n B A B A n y x rket: r = Korelasi Product Moment ∑X1 = Jumlah Skor Suatu Item
∑X1tot = Jumlah Total Skor Jawaban
∑X12 = Jumlah Kuadrat Skor Jawaban Suatu Item Jawaban
∑X1tot2 = Jumlah Kuadrat Total Skor Jawaban
Ketentuan yang berlaku adalah apabila ke dua kelompok tersebut diatas 0,30 maka dianggap instrument memiliki validitas konstruksi yang baik.
b. Pengujian reliabilitas Instrumen
Pengujian dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan secara internal. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisa konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik belah dua dari spearman Brown ( split half) ( sugiyono, 2010: 185).
=
Keterangan :
r1 = reliabilitas internal seluruh instrument
(33)
F. Metode Analisis Data
Untuk mengukur variabel, dimensi dan indikator kedalaman kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Penulis menggunakan pendapat dari Sugiyono (2010:137) yang mengemukakan bahwa untuk menentukan kategori tersebut, terlebih dahulu menentukan nilai indeks minimum, nilai indeks maksimum, interval, dan jarak intervalnya.
a. Nilai indeks minimum adalah skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.
b. Nilai indeks maksimum adalah skor maksimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.
c. Interval adalah selisih indeks maksimum dengan nilai indeks minimum. d. Jarak interval adalah interval dibagi jumlah jenjang yang diinginkan.
Dengan demikian, jawaban responden disusun dan disajikan sebagai berikut : a. Nilai indeks maksimum = 1 x jumlah pertanyaan x jumlah responden
b. Nilai indeks maksimum = 5 x jumlah pertanyaan x jumlah responden c. Interval = Nilai indeks maksimum – nilai indeks minimum
d. Jarak interval =
5 Interval ang
JumlahJenj Interval
Kemudian perhitungan indeks minimum, indeks maksimum, interval dan jarak interval dengan jumlah pertanyaan yang ada pada indikator variabel dijabarkan sebagai berikut :
Untuk jumlah pertanyaan dua :
a. Nilai indeks minimum : 1 x 2 x 28 = 56 b. Nilai indeks maksimum : 5 x 2 x 28 = 280
(34)
77
n
x
x
c. Interval : 280 – 56 = 224 d. Jarak interval : 224 : 5 = 44,8
Dari pengukuran tersebut maka batas kategorinya adalah sebagai berikut : Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
56 100,8 145.6 190.4 235,2 280
Untuk jumlah pertanyaan tiga :
a. Nilai indeks minimum : 1 x 3 x 28 = 84 b. Nilai indeks maksimum : 5 x 3 x 28 = 420 c. Interval : 420 – 84 = 336 d. Jarak interval : 336 : 5 = 67.2
Dari pengukuran tersebut maka batas kategorinya adalah sebagai berikut : Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
84 140.4 202.8 265.2 327.6 420
Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode statistika agar diperoleh hasil perhitungan akhir atau kesimpulan yang benar dengan langkah-langkah :
1). Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
x = Nilai rata-rata yang dicari
= Jumlah dari x = Skor mentah n = Jumlah sampel
(35)
2) Mencari modus dengan rumus Mo = b + P (
Dimana
Mo : modus
b : batas kelas dengan frekuensi terbanyak p : panjang Interval kelas
b1 : Frekuensi pada kelas modus ( frekuensi pada kelas interval yang
terbanyak)
b2 :Frekuensi kelas modus dikurangu frekuensi kelas berikutnya
3). Menghitung median dipergunakan rumus: Md = b + P (
4). Menghitung simpangan baku untuk mengetahui skor yang diperoleh oleh tiap sampel dengan mempergunakan rumus yang terdapat pada halaman berikut :
1 2 1
n x x S Keterangan:S = Simpangan baku yang dicari
= Jumlah dari x1 = Nilai data mentah
x = Nilai rata-rata n = Jumlah sampel
Setiap peneliti harus dapat menyajikan data yang diperoleh baik yang diperoleh melalui observasi, kuestioner (angket) maupun dokumentasi ( sugiyono, 2010:29). data yang akan disajikan pada penelitian ini yaitu dalam bentuk :
a. Tabel data interval ( hasil Angket) b. Grafik batang
(36)
79
c. Pengukuran gejala pusat
Pengukuran menggunakan teknik statistic modus (nilai yang paling banyak muncul), Median (nilai tengah) dan mean (rata-rata hasil jawaban) untuk menjelaskan kelompok yang didasarkan pada gejala pusat dari kelompok jawaban. 5). Uji kesamaan rata-rata satu pihak uji t dengan rumus
̅ ̅
√
√( (
Ho : Minat siswa di daerah perkotaan sama dengan minat siswa di daerah pedesaan terhadap pelajaran pendidikan jasmani
Ha : Minat siswa di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan siswa
dari daerah pedesaan terhadap pelajaran pendidikan jasmani
Penghitungan dan uji signifikansi perbedaan minat siswa dari kota dengan siswa desa menggunakan uji signifikansi dua rata-rata satu pihak yaitu uji t.
Batas kritis : = 0,05
t(1-1/2α) (n-1)= t(1-0,025) (10-1)
= t0,975 (9)
= 2,26
Ho : Tingkat minat siswa terhadap pendidikan jasmani dari perkotaan sama dengan siswa dari daerah pedesaan
(37)
Ha : Tingkat minat siswa terhadap pendidikan jasmani dari perkotaan lebih tinggi sama dengan siswa dari daerah pedesaan
G. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Hasil Uji validitas instrument angket adalah sebagai berikut: Tabel 3.2
hasil pengujian keterangan
p1 0,49 valid
p2 0,45 valid
p3 0,33 valid
p4 0,368 valid
p5 0,437 valid
p6 0,49 valid
p7 0,347 valid
p8 0,456 valid
p9 0,331 valid
p10 0,368 valid
p11 0,437 valid
p12 0,26 tidak valid
p13 0,219 tidak valid
p14 0,389 valid
p15 0,321 valid
p16 0,139 tidak valid
p17 0,413 valid
p18 0,235 tidak valid
p19 0,689 valid
p20 0,322 valid
p21 0,106 tidak valid
p22 0,313 valid
p23 0,106 tidak valid
(38)
81
p25 0,054 tidak valid
p26 0,188 tidak valid
p27 0,32 valid
p28 0,307 valid
p29 0,216 tidak valid
p30 0,126 tidak valid
p31 0,416 valid
p32 0,411 valid
p33 0,25 tidak valid
p34 0,284 tidak valid
p35 0,517 valid
p36 0,545 valid
p37 0,347 valid
p38 0,408 valid
p39 0,374 valid
p40 0,392 valid
p41 0,377 valid
p42 0,365 valid
p43 0,341 valid
p44 0,31 valid
p45 0,031 valid
p46 -0,13 tidak valid
p47 0,517 valid
p48 0,545 valid
p49 0,347 valid
p50 0,408 valid
p51 0,374 valid
p52 0,392 valid
p53 0,377 valid
p54 0,517 valid
p55 0,545 valid
p56 0,347 valid
p57 0,408 valid
p58 0,374 valid
p59 0,392 valid
p60 0,377 valid
p61 0,365 valid
(39)
p63 0,437 valid
p64 0,26 tidak valid
p65 0,22 tidak valid
p66 0,23 tidak valid
p67 -0,114 tidak valid
p68 0,013 tidak valid
p69 0,27 tidak valid
p70 0,3 tidak valid
p71 0,043 tidak valid
p72 0,116 tidak valid
p73 0,013 tidak valid
p74 -0,213 tidak valid
p75 0,068 tidak valid
p76 0,493 valid
p77 0,56 valid
p78 0,25 tidak valid
p79 0,17 tidak valid
p80 0,46 valid
p81 0,215 tidak valid
p82 0,341 valid
p83 0,26 tidak valid
p84 0,08 tidak valid
2. Hasil Uji reliabilitas
Hasil uji reliabilitas berdasarkan hasil pengujian dengan alat bantu SPSS (Statistical Pasage for sosial Science). Berdasarkan hasil tersebut tampak bahwa reliabilitas instrument adalah 0.791 ( kuat) adalah sebagai berikut:
(40)
83
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .791
N of Items 42a
Part 2 Value .768
N of Items 42b
Total N of Items 84
Correlation Between Forms .810
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .895
Unequal Length .895
(41)
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji statistik maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Minat siswa pada dimensi personal yang bersekolah di desa lebih tinggi dibandingkan minat siswa yang bersekolah di kota
2. Minat siswa pada dimensi situasional yang bersekolah di desa tidak berbeda dibandingkan minat siswa yang bersekolah di kota
3. Minat siswa pada dimensi psikologis yang bersekolah di desa lebih tinggi dibandingkan minat siswa yang bersekolah di kota
Pada kelompok siswa yang berasal dari desa secara keseluruhan siswa yang berminat pada pembelajaran pendidikan jasmani adalah sebesar 76% sedangkan pada kelompok siswa yang berasal dari kota siswa yang berminat pada pembelajaran pendidikan jasmani berdasarkan hasil angket adalah sebesar 71%.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh maka dapat disarankan sebagai berikut:
(42)
110
Peranan minat sangat penting sebagai titik awal untuk mencapai prestasi. Minat yang positif akan mempengaruhi sikapnya terhadap pembelajaran pendidikan jasmani. Proses pembelajaran yang merangsang siswa untuk berinteraksi aktif dengan sumber belajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani akan mempermudah pencapaian tujuan belajar. Pengajar menjadi motivator untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi terhadap pembelajaran pendidikan jasmani.
2. Bagi pihak sekolah
Pihak sekolah memberikan dukungan terhadap pengembangan kurikulum dalam pembelajaran pendidikan jasmani dalam rangka mendorong pencapaian hasil belajar yang maksimal serta memberikan pengalaman belajar bagi siswa yang menunjukkan kompetensinya. Dukungan dapat diberikan dengan penyediaan sarana dan prasarana, alat olahraga seperti bola, atau net.
3. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian dengan variabel yang lebih banyak terutama pada aspek motivasi berprestasi dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih representative.
(43)
DAFTAR PUSTAKA
AbdulJabar, B (2010)
LandasanIlmiahpendidikanIntelektualdalamPendidikanJasmani. Bandung Rizqi
Azwar (2011).SikapdanPerilaku: Yogyakarta: PustakaPelajar
Husdarta (2011).ManajemenPendidikanJasmani. Bandnng: Alpabeta Herlina, N (2012). Tesis.PengaruhObesitasterhadapHasilbelajar.Unpad.
Kedokterantidakditerbitkan
Ibrahim dankomarudin (2008).PsikologiKepelatihan. Bandung FPOK Imran (1996).Belajardanpembelajaran.Jakarta.Pustaka Jaya
Lutanet al.( 2007) PenelitianPendidikanDalamOlahraga. Bandung. FPOK Kusmaedi&Husdarta (2004)
PertumbuhandanperkembanganSepanjangRentangKehidupan. Bandung UPI.F POK
Makmun,H. Abidin Syamsudin. (2003).Psikologi Pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mahendra (2007).TeoriBelajarMotorik. Bandung FPOK UPI Nazir, Mohamad (2003). MetodePenelitian. Jakarta.Galia Robbins (2006).Perilaku.Jakarta.Prentice Hall
Siagian, S (2004). TeoriMotivasi. Jakarta. Pustaka Jaya Sugiyono (2010).StatistikdanPenelitian.Bandung :Alfabet Syah.Muhibin (2010) PsikologiPendidikan.BandungRosdakarya SumantridanSyaodih (2008) TeoribelajardanPembelajaran.jakarta UT Uno (2011).Motivasibelajar.Bandung :Rosda
(1)
81
Abdul Khalik Juliansyah, 2013
Perbandingan Minat Siswa Dalam Belajar Pendidikan Jasmani Di Pedesaan Dan Perkotaan
p25 0,054 tidak valid p26 0,188 tidak valid p27 0,32 valid p28 0,307 valid p29 0,216 tidak valid p30 0,126 tidak valid p31 0,416 valid p32 0,411 valid p33 0,25 tidak valid p34 0,284 tidak valid p35 0,517 valid p36 0,545 valid p37 0,347 valid p38 0,408 valid p39 0,374 valid p40 0,392 valid p41 0,377 valid p42 0,365 valid p43 0,341 valid p44 0,31 valid p45 0,031 valid p46 -0,13 tidak valid p47 0,517 valid p48 0,545 valid p49 0,347 valid p50 0,408 valid p51 0,374 valid p52 0,392 valid p53 0,377 valid p54 0,517 valid p55 0,545 valid p56 0,347 valid p57 0,408 valid p58 0,374 valid p59 0,392 valid p60 0,377 valid p61 0,365 valid p62 0,341 valid
(2)
Abdul Khalik Juliansyah, 2013
Perbandingan Minat Siswa Dalam Belajar Pendidikan Jasmani Di Pedesaan Dan Perkotaan
p63 0,437 valid p64 0,26 tidak valid p65 0,22 tidak valid p66 0,23 tidak valid p67 -0,114 tidak valid p68 0,013 tidak valid p69 0,27 tidak valid p70 0,3 tidak valid p71 0,043 tidak valid p72 0,116 tidak valid p73 0,013 tidak valid p74 -0,213 tidak valid p75 0,068 tidak valid p76 0,493 valid p77 0,56 valid p78 0,25 tidak valid p79 0,17 tidak valid p80 0,46 valid p81 0,215 tidak valid p82 0,341 valid p83 0,26 tidak valid p84 0,08 tidak valid
2. Hasil Uji reliabilitas
Hasil uji reliabilitas berdasarkan hasil pengujian dengan alat bantu SPSS
(Statistical Pasage for sosial Science). Berdasarkan hasil tersebut tampak bahwa
(3)
83
Abdul Khalik Juliansyah, 2013
Perbandingan Minat Siswa Dalam Belajar Pendidikan Jasmani Di Pedesaan Dan Perkotaan Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .791
N of Items 42a
Part 2 Value .768
N of Items 42b
Total N of Items 84
Correlation Between Forms .810
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .895
Unequal Length .895
(4)
Abdul Khalik Juliansyah, 2013
Perbandingan Minat Siswa Dalam Belajar Pendidikan Jasmani Di Pedesaan Dan Perkotaan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji statistik maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Minat siswa pada dimensi personal yang bersekolah di desa lebih tinggi dibandingkan minat siswa yang bersekolah di kota
2. Minat siswa pada dimensi situasional yang bersekolah di desa tidak berbeda dibandingkan minat siswa yang bersekolah di kota
3. Minat siswa pada dimensi psikologis yang bersekolah di desa lebih tinggi dibandingkan minat siswa yang bersekolah di kota
Pada kelompok siswa yang berasal dari desa secara keseluruhan siswa yang berminat pada pembelajaran pendidikan jasmani adalah sebesar 76% sedangkan pada kelompok siswa yang berasal dari kota siswa yang berminat pada pembelajaran pendidikan jasmani berdasarkan hasil angket adalah sebesar 71%.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh maka dapat disarankan sebagai berikut:
(5)
110
Abdul Khalik Juliansyah, 2013
Perbandingan Minat Siswa Dalam Belajar Pendidikan Jasmani Di Pedesaan Dan Perkotaan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Peranan minat sangat penting sebagai titik awal untuk mencapai prestasi. Minat yang positif akan mempengaruhi sikapnya terhadap pembelajaran pendidikan jasmani. Proses pembelajaran yang merangsang siswa untuk berinteraksi aktif dengan sumber belajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani akan mempermudah pencapaian tujuan belajar. Pengajar menjadi motivator untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi terhadap pembelajaran pendidikan jasmani.
2. Bagi pihak sekolah
Pihak sekolah memberikan dukungan terhadap pengembangan kurikulum dalam pembelajaran pendidikan jasmani dalam rangka mendorong pencapaian hasil belajar yang maksimal serta memberikan pengalaman belajar bagi siswa yang menunjukkan kompetensinya. Dukungan dapat diberikan dengan penyediaan sarana dan prasarana, alat olahraga seperti bola, atau net.
3. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian dengan variabel yang lebih banyak terutama pada aspek motivasi berprestasi dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih representative.
(6)
Abdul Khalik Juliansyah, 2013
Perbandingan Minat Siswa Dalam Belajar Pendidikan Jasmani Di Pedesaan Dan Perkotaan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
AbdulJabar, B (2010)
LandasanIlmiahpendidikanIntelektualdalamPendidikanJasmani. Bandung
Rizqi
Azwar (2011).SikapdanPerilaku: Yogyakarta: PustakaPelajar
Husdarta (2011).ManajemenPendidikanJasmani. Bandnng: Alpabeta Herlina, N (2012). Tesis.PengaruhObesitasterhadapHasilbelajar.Unpad.
Kedokterantidakditerbitkan
Ibrahim dankomarudin (2008).PsikologiKepelatihan. Bandung FPOK Imran (1996).Belajardanpembelajaran.Jakarta.Pustaka Jaya
Lutanet al.( 2007) PenelitianPendidikanDalamOlahraga. Bandung. FPOK Kusmaedi&Husdarta (2004)
PertumbuhandanperkembanganSepanjangRentangKehidupan. Bandung UPI.F POK
Makmun,H. Abidin Syamsudin. (2003).Psikologi Pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mahendra (2007).TeoriBelajarMotorik. Bandung FPOK UPI Nazir, Mohamad (2003). MetodePenelitian. Jakarta.Galia Robbins (2006).Perilaku.Jakarta.Prentice Hall
Siagian, S (2004). TeoriMotivasi. Jakarta. Pustaka Jaya Sugiyono (2010).StatistikdanPenelitian.Bandung :Alfabet Syah.Muhibin (2010) PsikologiPendidikan.BandungRosdakarya SumantridanSyaodih (2008) TeoribelajardanPembelajaran.jakarta UT Uno (2011).Motivasibelajar.Bandung :Rosda