MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MEMBILANG MELALUI PENGGUNAAN KARTU HITUNG BERGAMBAR: Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MEMBILANG MELALUI PENGGUNAAN KARTU HITUNG BERGAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening

Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Oleh:

DEDOH HIDAYAH NIM.1007910

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MEMBILANG MELALUI PENGGUNAAN KARTU HITUNG BERGAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening

Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013)

Oleh DEDOH HIDAYAH

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dedoh Hidayah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MEMBILANG MELALUI PENGGUNAAN KARTU HITUNG BERGAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening

Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013) DEDOH HIDAYAH

1007910

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pembelajaran dalam kemampuan membilang yang ditemukan di TK Tunas Karya pada kelompok B yang hanya ditekankan pada penulisan lambang bilangan melalui lembar kerja siswa. Sehingga ada beberapa anak sudah lancar dalam menyebut urutan bilangan 1-10, tapi anak masih bingung ketika diminta untuk menunjukkan jumlah benda yang sesuai dengan bilangan tersebut. Dan metode yang digunakan dalam pembelajaran tersebut kurang variatif, sehingga anak menjadi bosan dan kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran membilang. Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah, yaitu: (1) Bagaimanakah kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang sebelum pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar? (2) Bagaimanakah meningkatkan kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang melalui penggunaan kartu hitung bergambar? (3) Bagaimanakah peningkatan kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang setelah pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar?. Tujuan dilaksanakan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran membilang melalui kartu hitung bergambar yang diterapkan pada anak TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening yang berjumlah 21 orang anak. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemampuan membilang yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pada siklus I anak kategori Mulai Berkembang (MB) yaitu sebesar 16 %, anak kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 28 %, dan Berkembang Sangat Baik (BSB) 56 %. Pada siklus II anak pada kategori Mulai Berkembang (MB) yaitu sebesar 7 %, anak kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 33 %, dan Berkembang Sangat Baik (BSB) 60 %. Dan pada siklus III anak pada kategori Mulai Berkembang (MB) yaitu sebesar 0 %, anak kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 38 %, dan Berkembang Sangat Baik (BSB) 62 %. Hal tersebut tentunya sangat baik perkembangannya bila dibandingkan sebelum tindakan siklus yaitu anak pada kategori Mulai Berkembang (MB) yaitu sebesar 48 %, anak kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 11 %, dan Berkembang Sangat Baik (BSB) 42 %. Pembelajaran dengan tindakan siklus I sampai dengan III dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar dapat meningkatkan kemampuan anak dalam membilang.


(6)

INCREASING CHILDREN’S COUNTING ABILITY USING PICTURED COUNTING CARD

(Classroom Action Research of Group B Tunas Karya Kindergarden, Bungursari, Purwakarta Region; Academic Year 2012-2013)

DEDOH HIDAYAH 1007910

The fact learning problem in counting ability that was found in Group B Tunas Karya Kindergarden the learning process only write the numbes on worksheet. As the result some of the children say 1-10 number fluently, but they cannot count the thing correctly. The learning process do not use variation method yet that make the children was boring and lock of interest. In the line with the problems mentioned above, the statement of the research can be described as follows: (1) How the ability of Group B Children Tunas Karya Kindergarden Cibening Purwkarta acedemic year 2012-2013 in counting before using pictured counting card? (2) How to increase Group B children Tunas Karya Kindergarden Cibening Purwkarta academic year 2012-2013 in counting using pictured counting card? (3) How the increasing ability of Group B children Tunas Karya Kindegarden Cibening Purwkarta academic year 2012-2013 after being tongkat by pictured counting card? The general objective of this research to identify whether the application of the learning using pictured counting card of Group B children Tunas Karya Kindergarden Cibening Purwakarta.

Methodology of the research is classroom action research. The number of subject of research are 21 children. Data collection technique conducted by observation interview and documentation. The calculation of counting ability after The Cycle I 16% children in developing, 28 children were developed with the expectation, 56% were developed well. In cycle II 7% children in developing, 33% children were developed with the expectation and 60% children were developed well. In cycle III 0% children in developing, 38% children developed with the expectation and 62% children were deveoped well.

Base on the comparison before the cycle (48% children in developing, 11% children were developed with the expectation, and 11% were developed well). It can be found higher percentage in cycle I until cycle III. As the conclusion the learning process using pictured counting card can increase children ability in counting.


(7)

ABSTRAK ...………... KATA PENGANTAR ………. UCAPAN TERIMA KASIH ………... DAFTAR ISI ………... DAFTAR TABEL ………... DAFTAR DIAGRAM ………

DAFTAR LAMPIRAN ………...

i ii iii v vii viii ix

BAB I PENDAHULUAN A.

B. C. D.

Latar Belakang Masalah ………... Rumusan Masalah ………. Tujuan Penelitian ……….. Manfaat Penelitian ………

1 8 8 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. B. C. D. E. F.

Karakteristik Anak Usia Dini ………... Perkembangan Kognitif Anak Taman Kanak-kanak ……… Pembelajaran Matematika di taman Kanak-kanak ………... 1. Pengertian Matematika……….. 2. Hakikat Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini………. 3. Karakteristik Pengembangan Logika Matematika Anak TK……… 4. Materi Pembelajaran Matematika untuk Anak TK ………. 5. Hakikat Kemampuan Anak Taman Kanak-kanak dalam Membilang………. a. Pengertian Membilang……….. b. Kompetensi Membilang ………... c. Indikator Kemampuan Membilang Anak TK ………. d. Materi Bilangan Pada Anak TK ………... e. Tahapan Pengenalan Bilangan Anak Usia Dini ……….. Hakikat Media dalam Pembelajaran ………. 1. Pengertian Media Pembelajaran ………... 2. Jenis-jenis Media Pembelajaran ……… 3. Ciri-ciri Media Pembelajaran ………... 4. Peranan Media Pembelajaran ………... 5. Manfaat dan Pemanfaatan Media Pembelajaran ……… a. Manfaat Media Pembelajaran ………. b. Pemanfaatan Media Pembelajaran ………. 6. Fungsi Media Pembelajaran ……… Media Permainan Kartu Hitung Bergambar ………. Penelitian Terdahulu yang Relevan ……….

11 12 15 15 16 19 21 23 23 24 24 25 26 29 29 30 31 32 33 33 33 35 37 39 BAB III METODE PENELITIAN

A. B.

Metode Penelitian ………. Lokasi dan Subjek Penelitian ………

43 45


(8)

D. E. F. G.

Prosedur Penelitian ………... Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ………. Analisis Data ………. Definisi Operasional ………. Asumsi Tindakan ………..

49 53 54 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

B.

C.

Hasil Penelitian ……….. 1. Kondisi Objektif Tempat Penelitian ………. a. Lokasi Taman Kanak-kanak ……… b. Tujuan didirikannya TK Tunas Karya ……… c. Keadaan Guru ……….. d. Keadaan Siswa ……… e. Sarana dan Prasarana ………... 2. Kondisi Awal Proses Pembelajaran ………. a. Proses Pembelajaran ……… b. Kegiatan Guru TK Tunas Karya dalam Mengenalkan Konsep

Membilang Anak ………. c. Kondisi Kemampuan Mengenal Konsep Membilang Anak TK

Tunas Karya ……… Implementasi Program ……….. 1. Siklus I ………. a. Siklus I Tindakan I ………... b. Siklus I Tindakan II ………. 2. Siklus II ………. a. Siklus II Tindakan I ……… b. Siklus II Tindakan II ……….. 3. Siklus III ……….. a. Siklus III Tindakan I ……… b. Siklus III Tindakan II ………. Pembahasan ……….. 1. Kondisi Objektif Kemampuan Membilang Kelompok B di TK Tunas Karya ……….. 2. Penggunaan Kartu Hitung Bergambar untuk Meningkatkan Kemampuan Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening dalam Membilang……… 3. Peningkatan Kemampuan Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening dalam Membilang Setelah Menggunakan Kartu Hitung Bergambar ………. 57 57 58 58 59 59 60 60 61 62 62 65 65 65 69 76 76 80 87 87 91 103 103 106 108 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. B.

Kesimpulan ………...

Rekomendasi………. 113 114 DAFTAR PUSTAKA ………

LAMPIRAN ………..

115 119


(9)

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan komponen penting bagi kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, setiap warga negara harus mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun tinggi.

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. Tidak mengherankan apabila banyak negara menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Di Indonesia sesuai pasal 28 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan anak usia dini telah ditempatkan sejajar dengan pendidikan lainnya.

Taman kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan formal untuk anak usia dini dengan usia empat sampai enam tahun yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik, sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar. Masa ini merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. Lebih lanjut menurut Froebel (Syaodih, 2003) menyatakan bahwa, “jika orang dewasa mampu menyediakan suatu “taman” yang dirancang sesuai dengan potensi dan bawaan anak, maka anak akan berkembang


(11)

secara wajar.” Anak usia dini pada taman kanak-kanak adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya.

Anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia dan karakteristik orang dewasa. Dunia anak adalah bermain, karena bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak TK, dengan bermain anak dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan anak dalam dimensi: motorik kognitif, kreativitas, bahasa emosi sosial nilai dan sikap hidup. Bermain dapat membawa harapan dan ambisi tentang dunia yang memberikan dan memungkinkan anak berkhayal seperti sesuatu atau seseorang. Gordon dan Browne (1986: 265) menyatakan “melalui bermain akan belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan anak.

Bermain sambil belajar menjadikan anak tetap menikmati aktivitas bermain, namun tanpa sadar ia menyerap pengetahuan dari lingkungan sekitar. Bermain sambil belajar ialah upaya penyampaian materi belajar kepada anak dengan cara bermain atau dengan cara yang menyenangkan, sehingga tanpa disadari anak memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari proses pembelajaran dengan mudah. Tujuannya untuk menyampaikan materi belajar tetapi dengan menggunakan metode bermain. Melalui kegiatan bermain, anak dapat menemukan berbagai pengalaman yang akan bermanfaat dalam hidupnya.


(12)

Kegiatan pembelajaran matematika yang salah satunya kemampuan membilang pada anak TK diorganisasikan secara terpadu melalui tema-tema pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan anak dan pengalaman-pengalaman riil. Guru memberikan berbagai pilihan kegiatan sesuai dengan minat anak. Guru dapat menggunakan media permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja dan belajar secara individual, kelompok dan juga klasikal. Peranan guru dalam kegiatan pembelajaran sangat dominan yaitu dengan cara mengatur anak untuk mengikuti serangkaian kegiatan belajar yang telah disiapkan sebelumnya. Matematika anak usia dini menurut Sriningsih (2009: 23) yaitu: “pembelajaran matematika terpadu yang merupakan sarana yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, mendorong anak untuk mengembangkan berbagai potensi intelektual anak.”

Berdasarkan pendapat di atas, hakikat matematika untuk anak usia dini merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dalam merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan pengembangan kecerdasan logika-matematika anak usia dini dengan cara menyajikan tema-tema pembelajaran yang dekat dengan lingkungan anak. Standar kompetensi matematika untuk anak usia dini menurut NCTM (2003) yaitu meliputi:

Kompetensi isi dan proses pembelajaran matematika, kompetensi isi yaitu: bilangan dan operasinya, aljabar, geometri, analisis data, pengukuran, pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian, komunikasi, koneksi dan representasi. Sedangkan kompetensi proses yaitu: problem solving, penalaran dan pembultian, komunkasi, koneksi, represntasi.

Dalam kegiatan pembelajaran matematika pada anak TK dengan permainan hitung-menghitung bertujuan mengembangkan pemahaman anak


(13)

terhadap bilangan dan operasi bilangan dengan benda-benda kongkrit sebagai pondasi yang kokoh pada anak untuk mengembangkan kemampuan membilang pada tahap selanjutnya. Sriningsih (2009: 121) menyatakan bahwa, “guru secara bertahap memberikan pengalaman belajar yang dapat menggantikan benda-benda kongkrit dengan alat-alat yang dapat mengantarkan anak pada kemampuan berhitung secara mental.”

Kondisi objektif kemampuan membilang anak-anak peserta didik di TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta masih rendah, oleh karena itu harus diupayakan cara untuk meningkatkan hasil belajar membilang anak TK. Permasalahan yang terjadi di TK Tunas Karya, dalam kemampuan membilang ditekankan pada pengenalan lambang bilangan. Pembelajaran kompetensi bilangan di TK tersebut dilakukan melalui kegiatan berhitung 1-10 dan menulis angka-angka yang dimulai dari 1-10 melalui buku lembaran kerja siswa yang disediakan pihak sekolah. Hal tersebut dilakukan oleh pihak sekolah karena untuk memenuhi tuntutan dari orang tua yang menginginkan anaknya untuk menguasai hitungan angka-angka. Dalam penelitian Sriningsih (2009) mengungkapkan bahwa beberapa lembaga pendidikan anak usia dini mengajarkan konsep-konsep matematika yang lebih menekankan angka melalui latihan dan praktek-praktek. Dengan demikian pembelajaran matematika yang terjadi tidak bermakna bagi anak-anak. Tak heran jika terkadang ditemui beberapa anak di TK Tunas Karya pada kelompok B sudah lancar dalam menyebut urutan bilangan 1-10, tapi anak masih bingung ketika diminta untuk menunjukkan jumlah benda yang sesuai dengan bilangan tersebut. Anak usia dini berfikir secara konkrit, pengenalan


(14)

konsep matematika seharusnya dilakukan dengan memberikan kesempatan pada anak untuk mengalami hubungan langsung melalui manipulasi obyek-obyek konkrit yang dapat dihitung serta diurutkan. Misalnya, menghitung dengan menggunakan kerikil, tutup botol atau biji-biji tanaman. Sehingga anak akan mengetahui ketika ia mengucapkan satu maka ia hanya akan mengambil satu benda saja dan begitu seterusnya sampai pada jumlah tertentu.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran matematika di TK Tunas Karya pun menjadi kurang variatif karena adanya tuntutan dari orang tua tersebut. Guru hanya menggunakan metode pemberian tugas dalam mengenalkan konsep dan lambang bilangan. Anak di berikan lembar kerja yang berisi angka-angka ataupun gambar benda-benda dan anak ditugaskan untuk menulis angka-angka tersebut. Sehingga anak menjadi bosan dan kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran matematika. Padahal pembelajaran metematika dapat dilakukan melalui kegiatan yang menyenangkan dalam bentuk permainan, dengan media yang ada di sekitar anak.

Dunia anak tidak terlepas dari dunia bermain,hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran di Taman Kanak-kanak yaitu “bermain sambil belajar” dan “belajar seraya bermain”. Bagi anak-anak bermain merupakan kegiatan yang serius namun menyenangkan, karena anak dapat secara bebas berekspresi dan bereksplolasi untuk memperkuat hal-hal yang sudah di ketahui dan menemukan hal-hal yang baru. Bermain memiliki ciri khas yang berbeda dari kegiatan lainnya, yaitu sukarela, spontan, menyenangkan, anak terlibat aktif dan fleksibel atau choicefull (Solehudin 2000). Permainan mampu membawa anak pada situsi riang dan


(15)

gembira,sehingga pembelajaran matematika akan lebih bermakna jika dilakukan melalui berbagai permainan. Dengan permainan matematika,anak akan menemukan dan mempelajari konsep matematika situasi santai dan menyenangkan tanpa ada unsur paksaan.

Pembelajaran matematika di TK Tunas karya hanya ditekankan pada hasil akhir agar anak dapat menguasai bilangan-bilangan 1-10, tanpa memperhatikan proses bagaimana anak dapat menguasai bilangan. Pembelajaran matematika akan lebih bermakna jika dilakukan melalui tahapan yang benar dan dengan metode yang bervariatif melalui kegiatan bermainan atau permainan, sehingga anak bukan hanya dapat menyebutkan urutan bilangan tapi anak pun mampu menunjukan bilangan tersebut dengan benar.

Sehubungan dengan permainan dalam pembelajaran matematika anak TK, Piaget dan Vigotsky dalam (Murfiah, 2010) menyatakan bahwa, “bermain dalam perkembangan intelektual anak akan memberikan argumentasi yang sangat kuat tentang aktivitas anak dengan objek-objek dan interaksi dengan kelompok yang dijadikan dasar kurikulum anak usia prasekolah.” Anak dipandang sebagai arsitek yang aktif dalam belajar. Pikiran anak dibangun oleh pikirannya melalui refleksi dengan pengalamannya. Keduanya menekankan bahwa bermain sangat berarti dalam mengembangkan kapasitas berpiki abstrak. Melalui bermain yang kreatif anak dapat mengembangkan serta mengintegrasikan semua kemampuannya.” Salah satu media yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan membilang siswa pada anak TK adalah permainan kartu berhitung yang merupakan media yang dapat membantu anak dalam belajar matematika. Zaman,


(16)

dan Eliyawati (2010) mengemukakan bahwa, “media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.”

Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran matematika pada anak TK sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada anak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu, penggunaan media kartu berhitung dalam pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran. Molenda dan Russell (1993) menyatakan bahwa media merupakan saluran komunikasi, media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nogomanuk (2010) menyatakan bahwa, “media kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah anak TK.”

Berdasarkan latar belakang mengenai permasalahan yang dihadapi guru TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta dalam meningkatkan kemampuan membilang pada anak TK, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul: Meningkatkan Kemampuan Anak dalam Membilang melalui Penggunaan Kartu Hitung Bergambar (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013).


(17)

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya pembelajaran matematika anak TK khususnya kemampuan membilang, maka penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang melalui penggunaan kartu hitung bergambar, dengan fokus rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang sebelum pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar?

2. Bagaimanakah meningkatkan kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang melalui penggunaan kartu hitung bergambar?

3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang setelah pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran membilang melalui kartu hitung bergambar yang diterapkan pada anak TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta. Sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah untuk:


(18)

1. Mendeskripsikan data tentang kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang sebelum pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar.

2. Mendeskripsikan data tentang pelaksanaan pembelajaran matematika untuk kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang melalui penggunaan kartu hitung bergambar.

3. Mendeskripsikan data tentang peningkatan kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang setelah pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi penulis, hasil penelitian ini semoga dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan proses pembelajaran anak TK dalam membilang khususnya di TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta dan juga dapat digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran pada Taman Kanak-kanak yang lainnya.

2. Bagi pengembang, perencana, penyelenggara, dan pelaksana lembaga pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam


(19)

pengembangan, perencanaan, dan penyelenggaraan program pendidikan anak pada Taman Kanak-kanak.

3. Bagi pengelola dan guru TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan Taman Kanak-kanak ke arah yang lebih baik lagi.

4. Bagi lingkungan akademik, hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat menambah khasanah keilmuan dan dapat dijadikan sebagai salah satu kajian literatur dalam membahas pendidikan anak usia dini.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan atas dasar rendahnya kemampuan anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Tunas Karya Cibening dalam membilang. Ternyata setelah melakukan observasi selama satu minggu yang mempengaruhi hal tersebut adalah pembelajaran yang kurang menarik, proses pembelajaran bersifat monoton sehingga anak jenuh, rasa jenuh tersebut salah satunyak disebabkan kurangnya pemanfaatan media pada saat proses pembelajaran sehingga pada saat anak menerima stimulus masih sangat kurang. Melihat kondisi di TK tersebut peneliti berinisiatif untuk meningkatkan pemahaman konsep membilang anak di Taman Kanak-kanak Tunas Karya Cibening kelompok B dengan memanfaatkan kartu hitung bergambar.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis, tindakan guru untuk meningkatkan dan memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih efektif.

Menurut Hopkin dalam Aryani (2011) bahwa yang di maksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ialah suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan untuk perubahan. Yang pada hakekatnya PTK adalah sebuah upaya peningkatan dan pengembangan


(21)

Langkah-langkah dalam penelitian dengan mengacu kepada model spiral Kemmis dan Mc Taggart dengan langkah-langkah sebagai berikut yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi, (5) perencanaan tindakan, diperlukan jika belum tercapainya peningkatan membilang anak TK Tunas Karya Cibening kelompok B.

Penelitian yang dilakukan menggunakan model Kemmis da Mc Taggart (Trianto, 2011:31) dengan melakukan sistem spiral. Model ini dilakukan peneliti karena sesuai yaitu diantaranya: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Untuk lebih jelasnya berikut ini dikemukakan bentuk desainnya.

Gambar 3.1


(22)

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif, yaitu bersifat praktis berdasarkan permasalahan nyata dalam peningkatan kemampuan anak dalam membilang di TK Tunas Karya Cibening. Subjek pelaku tindakan adalah guru kelompok B. Subjek penerima tindakan adalah anak Taman Kanak-kanak Tunas Karya kelompok B tahun pelajaran 2012/2013.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas untuk memperoleh data tentang proses dan hasil yang dicapai pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: 1. Identifikasi Masalah

Sebelum mengidentifikasi masalah, dilakukan studi pendahuluan sebagai sebuah kegiatan awal yang bertujuan menggungkapkan permasalahan penting yang perlu dipecahkan berkaitan dalam pembelajaran matematika khususnya kemampuan membilang anak. Studi pendahuluan dilakukan untuk mengenali dan mengetahui kondisi awal yang akan dijadikan sebagai bahan untuk mengidentifikasi masalah. Berdasarkan hasil wawancara dengan kelompok guru kelompok B bahwa dirasakan adanya masalah berkaitan dengan matematika terutama kemampuan konsep membilang anak yang masih rendah. Rendahnya kemampuan membilang anak karena proses belajar yang bersifat kurang didukung dengan media yang digunakan. Sedangkan hasil dari observasi awal, guru seringkali tidak melibatkan anak dalam proses belajar dikarenakan kurangnya


(23)

media yang di gunakan dalam proses belajar, sehingga stimulus yang di berikan kepada anak tidak tersampaikan.

Guru menyambut baik alternatif pemecahan masalah yang diajukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan konsep membilang anak. Alternatif pemecahan masalah tersebut berupa pemanfaatan kartu hitung bergambar untuk meningkatkan kemampuan membilang anak.

2. Observasi Terstruktur

Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK), tidak jauh beda dari penelitaian-penelitian lain. Dalam PTK dilakukan observasi terstruktur dengan alasan untuk mengambil data kondisi objektif kemampuan membilang anak, kemampuan membilang anak di TK Tunas Karya Cibening Kelompok B masih kurang dan kesalahpahaman dalam menginterpretasikan atau dengan kata lain stimulus yang diberikan kurang tepat atau tidak tersampaikan.

Peneliti meminta data tentang kemampuan membilang anak TK Tunas Karya Cibening Kelompok B untuk melihat sejauh mana kemampuan membilang anak TK Tunas Karya Cibening kelompok B.

Adapun alat yang digunakan dalam observasi dengan menggunakan wawancara awal, studi dokumentasi, pedoman observasi, dan wawancara akhir setelah diberikan tindakan. Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran membilang, untuk meningkatkan kemampuan membilang anak.

Tahap proses pelaksanaan peneliti mengobservasi kegiatan pembelajaran yang telah dirancang di Rencana Kegiatan Harian (RKH). Peneliti melihat sejauh


(24)

mana ketercapaian tindakan yang di berikan kepada anak TK Tunas Karya Cibening kelompok B setelah menggunakan kartu hitung bergambar yang disesuaikan dengan tema di sekolah.

Tahap proses pelaksanaan tidak terlepas dari proses observasi yang kemudian dilanjutkan dengan tahap refleksi. Pada tahap refleksi peneliti melihat hasil ketercapaian tindakan yang di berikan kepada anak TK Tunas Karya Cibening. Apabila tindakan yang diberikan belum tercapai maka peneliti melakukan perencanaan kembali yang dilanjutkan dengan tindakan dan refleksi. 3. Proses Pelaksanaan Tindakan

Setelah mengetahui fokus permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti melakukan tahapan-tahapan yaitu diantaranya:

a.Perencanaan

Perencanaan mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Tahap perencanaan meliputi: (1) semua langkah tindakan secara rinci, (2) segala keperluan penelitiantindakan kelas, dan (3) perkiraan kendala yang mungkin timbul pada pelaksanaan (Supartini:2009).

Pada tahap ini peneliti menyiapkan bahan-bahan penelitian sebelum melakukan penelitian di lapangan seperti menyiapkan RKH (Rencana Kegiatan Harian), media yang digunakan dalam penelitian yaitu kartu hitung bergambar dan media lain yang digunakan untuk memvariasikan kegiatan pembelajaran seperti biji-bijian dan lain sebagainya.


(25)

b. Pelaksanaan

Muslihuddin (2010:75) pelaksanaan merupakan implementasi daripada perencanaan yang telah dibuat. Pada tahap ini merealisasikan dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Pada tahap ini peneliti meninjau pelaksanaan daripada perencanaan yang telah dibuat, sedangkan yang dilakukan pelaksanaan ini adalah guru kelas kelompok B, dengan mengacu kepada alat peneliti yang diberikan oleh peneliti.

Peneliti melihat sejauhmana penguasaan guru menggunakan kartu hitung bergambar, dan respon serta peningkatan kemempuan membilang anak di TK Tunas Kaya Cibening kelompok B.

c. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan keyika bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana sudah dibuat, serta dampak dari pemanfaatan dari kartu hitung bergambar.

Kegiatan pengamatan ini dilakukan untuk melihat hasil daripada pemanfaatan kartu hitung bergambar, peneliti mengamati sejauh mana peningkatan membilang anak TK Tunas Karya Cibening setelah diberikan media kartu hitung bergambar.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan memproses data, seperti yang dikemukakan oleh Muslihuddin (2010:77) merupakan tahapan untuk memproses data yang di


(26)

dapat saat dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintetis.

Dengan adanya refleksi peneliti dapat mengetahui ketercapaian dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan. Apabila kemempuan membilang belum tercapai maka diulangi kembali dengan melakukan tahapan selanjutnya.

e. Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Perencanaan tindakan dilakukan ketika pada saat refleksi hasil dari peningkatan kemempuan membilang anak di TK Tunas Karya Cibening kelompok B belum meningkat, maka dilakukan lagi ke siklus berikutnya sampai kemampuan membilang anak sudah meningkat.

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006:160) merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebuh mudah diolah. Proses pengembangan instrument dilakukan dengan membuat kisi-kisi instrumrn penelitian.

Adapun kisi-kisi yang dibuat dalam penelitian ini adalah kisi-kisi peningkatan membilang anak usia dini melalui pemanfaatan kartu hitung bergambar. Adapun pedoman observasi kinerja guru dalam pemanfaatan kartu hitung bergambar, pedoman observasi penilaian anak secara keseluruhan terdapat


(27)

dalam lampiran. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

1. Observasi

Observasi menurut Muslihuddin (2010:60) kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret sejauh mana efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membilang anak, respon anak terhadap apa yang dilakukan oleh guru dalam hal ini ketika guru menggunakan pemanfaatan kartu hitung bergambar.

Jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah observasi non partisipatif yang hanya mengamati dan mencatat semua prilaku anak dan guru dalam proses peningkatan kemampuan membilang dengan menggunakan pemanfaatan kartu hitung bergambar.

Adapun format pedoman observasi kemampuan membilang anak memalui kartu hitung bergambar,format aktifitas guru dalam pemanfaatan kartu hitung bergambar, dan catatan lapangan adalah sebagai berikut:

a. Pedoman Observasi Kemampuan Membilang Anak TK Tabel 3.1

Format Pedoman Observasi Kemampuan Membilang Anak TK Tunas Karya Cibening

No Pertanyaan MB BSH BSB Ket

1 Anak dapat membilang dengan menggunakan kartu hitung bergambar 1-10

2 Anak dapat menyebutkan urutan bilangan 1-10 dengan menggunakan kartu hitung bergambar 3 Anak dapat menyebutkan bilangan secara acak


(28)

4 Anak dapat menyebutkan hasil penambahan dengan kartu hitung bergambar dari 1-10 5 Anak menyebutkan hasil pengurangan dengan

kartu hitung bergambar 1-10

6 Anak dapat menghubungkan lambang bilangan dari 1-10 dengan kartu hitung bergambar

7 Anak dapat menghubungkan lambang bilangan 1-10 dengan kartu hitung bergambar secara acak 8 Anak dapat membuat 2 kumpulan kartu hitung

bergambar yang sama jumlahnya

9 Anak dapat membuat 2 kumpulan kartu hitung bergambar yang tidak sama jumlahnya

10 Anak dapat menunjuk kumpulan kartu hitung bergambar yang lebih banyak jumlahnya 11 Anak dapat menunjuk kumpulan kartu hitung

bergambar yang lebih sedikit jumlahnya 12 Anak dapat menulis lambang bilangan secara

berurutan 1-10

13 Anak dapat melengkapi lambang bilangan 1-10 14 Anak dapat membilang benda 1-10

Keterangan :

MB = Mulai Berkembang

BSH = Berkembang Sesuai Harapan BSB = Berkembang Sangat Baik


(29)

b. Format aktifitas guru dalam pemanfaatan kartu hitung bergambar Tabel 3.2

Daftar Cek List

Aktivitas Guru dalam Pemanfaatan Kartu Hitung Bergambar

NO URAIAN YA TIDAK KET

1 Guru mempersiapkan lingkungan kelas 2 Guru mempersiapkan kartu hitung bergambar 3 Guru menjelaskan tentang kartu hitung bergambar 4 Tema yang disampaikan sesuai dengan

perkembangan dan karakteristik perkembangan anak

5 Artikulasi bacaan yang disampaikan 6 Guru menguasai tema yang disampaikan 7 Guru menguasai pemanfaatan kartu hitung

bergambar

8 Guru dapat membaca situasi dan kondisi anak 9 Intonasi suara yang dibacakan jelas

10 Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya tentang media kartu hitung bergambar 11 Pandangan guru tertuju kepada semua anak 12 Guru melibatkan anak dalam penggunaan kartu

hitung bergambar

13 Gambar yang ada di kartu hitung menarik bagi anak

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian yang pada pelaksanaan dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual.

Wawancara dilakukan kepada responden seperti kepala sekolah dan guru untuk mengetahui kondisi guru, situasi sekolah, latar belakang siswa, bagaimana kemampuan membilang anak, program yang digunakan dalam merangsang kemampuan membilang anak, kendala dan upaya yang dihadapi guru dalam


(30)

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen tersebut dikumpulkan dan dianalisis sebagai bahan laporan penelitian. Analisis dapat disajikan dalam kutipan utuh dan dalam bentuk hasil analisi yang kritis dari peneliti.

Adapun format pedoman pengecekan dokumen sebagai berikut: Tabel 3.3

Pedoman Pengecekan Dokumen

Peningkatan Kemampuan Membilang dengan Kartu Hitung Bergambar

NO Jenis Dokumen Keterangan Deskripsi

Ada Tidak 1 Kurikulum

2 Program Tahunan 3 Program Semester

4 Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) 5 Rencana Kegiatan Harian (RKH) 6 Buku laporan penilaian anak

E. Analisis Data

Analisis data merupakan proses memilih, memilah, membuang dan menggolongkan data. Teknis analisis data dalam penelitian ini pada dasarnya menggunakan analisis data kualitatif. Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menurut Arikunto (2008) analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun kedalam kategorisasi, mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok: (1) tema apa yang dapat ditemakan pada data, (2) seberapa jauh data dapat


(31)

Menurut Kusnandar (2008: 101) teknik analisis kualitatif dilakukan dengan beberapa tahapan seperti yang dikembangkan oleh Miles dan Hubermen (1984). Yaitu: (1) reduksi data, (2) beberapa ( display) data dan (3) penarikan kesimpulan.

Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi.

Beberapa (display) data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk deskriftif.

Penarikan kesimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat, namun mengandung pengertian luas.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan pemahaman dan penafsiran yang berbeda, maka peneliti membuat definisi operasional sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran dalam penelitian ini adalah hubungan interaksi antara pendidik dan peserta didik dengan komponen lain yang berupa sarana dan lingkungan pembelajaran yang ada pada TK Tunas Karya Cibening Kabupaten


(32)

2. Media permainan kartu hitung bergambar adalah penggunaan suatu bentuk media pembelajaran yang berbasis permainan terdiri atas kartu-kartu yang berisi gambar-gambar untuk menyampaikan materi melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah terkonsep. Media permainan kartu hitung bergambar ini digunakan sebagai media penyampai pesan pada waktu pembelajaran membilang dengan melakukan bermain.

3. Kemampuan anak TK kelompok B dalam membilang pada penelitian ini adalah merupakan program pembelajaran matematika yang diorientasikan untuk menunjukkan pengetahuan tentang konsep bilangan, urutan bilangan, dan lambang bilangan.

4. Anak TK kelompok B dalam penelitian ini adalah anak berusia 4-5 tahun yang berada pada TKTunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta yang menjadi siswa pada kelompok B.

G. Asumsi Tindakan

Pelaksanaan penelitian ini didasarkan atas beberapa asumsi (anggapan dasar), yaitu:

a. Dalam ruang lingkup kurikulum pembelajaran di TK meliputi aspek perkembangan kemampuan membilang pada anak TK belajar mengenal konsep bilangan, urutan bilangan, dan lambang bilangan secara sederhana; b. Dalam pembelajaran membilang di TK, guru memiliki kebebasan untuk

menentukan model dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar;


(33)

c. Sesuai dengan perkembangannya anak TK ada pada tahap berpikir praoperasional bahwa anak sudah ditandai dengan perkembangan kognitif dan berbagai bentuk representasi lainnya serta perkembangan konseptual yang pesat.


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Meningkatkan Kemampuan Anak dalam Membilang melalui Penggunaan Kartu Hitung Bergambar (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013) dapat disimpulkan, yaitu:

1. Kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang sebelum pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar sangat rendah. Hal ini disebabkan peran guru yang masih menekankan pembelajaran yang berpusat pada guru, guru terlalu menguasai kelas, dan memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan, hanya ditekankan pada penulisan lambang bilangan melalui lembaran kerja (majalah). Berdasarkan uraian diatas dapat disampaikan bahwa pembelajaran membilang anak TK Tunas Karya Cibening Kelompok B belum berjalan secara optimal. Hal ini tampak dari rendahnya dalam menunjukan jumlah benda secara acak dari 21 anak , 11 anak belum paham secara kongkit, serta menghubungkan lambang bilangan dengan benda 1-10 dan melengkapi lambang bilangan 1-10. Sehingga ada anak sudah lancar menyebut urutan bilangan 1-10, tapi masih bingung untuk menunjukkan jumlah benda yang sesuai dengan bilangan.


(35)

2. Meningkatnya kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang, salah satunyak dengan menggunakan kartu hitung bergambar dari kertas manila ukuran yang sama ( 7,5 cm x 5,5 cm) yang diberi gambar-gambar (pisang,apel,tomat,pir,swtoberi,nanas)dan kartu angka 1-10. Dengan metode permainan yang menarik sesuai keinginan anak, maka dapat menstimulus kemampuan berpikir anak dalam berinteraksi serta memberikan motivasi berupa pembelajaran yang menyenangkan. Sehingga dalam pelaksanaanya dapat menghasilkan pengalaman yang bermakna dan dapat interaksi yang melibatkan anak sesuai temanya.

3. Hasil yang didapatkan setelah dilaksanakan pembelajaran melalui kartu hitung bergambar di TK Tunas Karya Cibening Kelompok B pada kemampuan anak dalam membilang menunjukkan peningkatan yang signifikan. Mulai dari siklus I, menyebutkan urutan bilangan 1-10, menghubungkan lambang bilangan secara acak dengan angka, ada tiga sampai lima anak yang mulai berkembang (MB). Pada siklus III menunjukkan perkembangan secara optimal dapat dilihat dari gambaran akhir kemampuan anak dalam membilang tidak ada yang mulai berkembang (MB), hal ini dikarenakan anak sudah mampu melaksanakan pembelajaran membilang dengan menggunakan kartu hitung bergambar, walaupun dalam pelaksananya tidak terlepas dari bantuan guru. Berdasarkan hasil di atas, maka dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar dapat meningkatkan kemampuan anak taman kanak-kanak dalam membilang.


(36)

B. Rekomendasi

Mengacu pada hasil temuan penelitian, maka saran yang direkomendasikan yaitu:

1. Pihak sekolah penyediakan alat dan sumber belajar yang lebih baik untuk peningkatan pembelajaran dan mengadakan kerjasama dengan orang tua untuk memberikan dukungan bagi anak dengan cara memberikan sumber dan media pembelajaran yang dapat membantu pemahaman anak.

2. Bagi guru sebagai fasilitator anak pada saat pembelajaran, hendaknya guru lebih kreatif dan selalu berusaha membuat kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan menjadikan suatu kegiatan yang matang dan menyenangkan bagi anak. Dan hendaknya guru selalu berusaha untuk mencari dan menggunakan strategi, metode, teknik dan lain sebagainya yang dapat membantu meningkatkan kemampuan membilang anak, seperti dengan penggunaan kartu hitung bergambar.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan berusaha untuk mencari alternatif dalam mengatasi permasalahan yang ada dengan pendekatan, metode, teknik, media atau strategi yang lain agar dapat menghasilkan hal yang baru yang lebih baik.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, P. (2011). Penerapan Permainan Matematika dalam Kompetensi Bilangan pada Sekolah Tingkat Taman Kanak-Kanak. Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAI Sabili. Bandung: tidak diterbitkan.

Afifi, M. (2010). Super Jenius dengan Aktivasi Otak Tengah. Jakarta: Himmah Media.

Ahira, A. (____). Perkembangan Anak. [Online]. Tersedia:

http://www.anneahira.com/kesehatan-anak/index.htm. [14 Maret 2011]

Ali, M (2007). Teori dan Praktek Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.

Copley, V. (2001). The Young Child and Mathematics. NAEYC: Washington DC. Eliyawati, C. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Erawati, E. (2010). Upaya Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Lotto Angka. Skripsi PG-PAUD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

G. Sianturi. (2005). Anak Balita Menguasai Konsep Matematika. [Online]. Tersedia: LiveScience.com. [16 November 2009]

Garnida, ND. (2011). Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Taman Kanak-Kanak melalui Pemanfaatan Papan Display yang dimodifikasi. Skripsi. Program Studi PG-PAUD UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Isnawati, N. (2009). Membuat Anak Pintar Berhitung Hanya Dalam 30 Hari. Yogyakarta: Garailmu.

Komariyah dan Soeparno. (2010). “ Pengaruh Pemanfaatan Media Permainan Kartu Hitung terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Ajar Operasi Hitung Campuran Mata Pelajaran Matematika Kelas III SDN Babat Jerawat I Surabaya”. Jurnal Teknologi Pendidikan. 10, (1), 63-73.


(38)

Kusnandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Kusuma dkk. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Purwakarta: Alma Pustaka Sejahtera.

Maelani, A. (2010). Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat di Taman Kanak-kanak. Skripsi PG-PAUD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Mulyani, R. (2006). Permainan Edukatif dalam Perkembangan Logic-Smart Anak. Tugas Akhir. PGTK FIP Universitas Negeri Semarang. Semarang: tidak diterbitkan. Nugraha, A. (2008). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung: JILSI Foundation.

Nugraha dan Dwiyana. (2008). Dasar-dasar Matematika dan Sains. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nurani, Y. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks. Rachmawati dan Kurniati. (2011). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta: Kencana.

Ruseffendi, ET. (1999). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Sadiman, A.S., dan Rahardjito. (2007). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT. Raja Grafindo Persada dalam rangka ECD Project (USAID).

Solehuddin. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP UPI. Sriningsih. (2009). Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini. Bandung: Pustaka Sebelas.

Suherman, E. et al. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika-UPI.


(39)

Syaodih, Ernawulan. (2003). Bimbingan di taman Kanak-kanak. departemen pendidikan nasional direktorat jenderal pendidikan tinggi bagian proyek peningkatan pendidikan tenaga kependidikan.

Syaodih, S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2011). Panduan Lengkap PenelitianTindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wahyudin dan Agustin. (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: PT Refika Aditama.

Wiriaatmaja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Winarno. (2011). Membantu Anak Belajar Matematika. Jakarta: Oryza.

_______ . (2000). Permainan Berhitung di Taman Kanak–kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

_______ . ( 2003). Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Pembuatan dan Penggunaan Sarana di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

_______. (2009). Kartu Bergambar Flashcard. [Online]. Tersedia:

http://www.domba-bunting.blogspot.com/2009/04/kartu-bergambar-flashcard.html.

[Kamis, 23 April 2009]

_______. (2009). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia:

http://sertifikasiguruindonesia.blogspot.com/2009/09/pentingnya-pendidikan-anak-usia dini.html.

______. (2009). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Nuansa Abadi.

________. (2010). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.


(40)

_______. (2011). Upaya Meningkatkan Belajar Anak dengan Menggunakan Metode Pendekatan Pembelajaran AUD Bermain sambil Belajar dan Belajar melalui Bermain. [Online]. Tersedia: http://www.


(1)

2. Meningkatnya kemampuan anak kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013 dalam membilang, salah satunyak dengan menggunakan kartu hitung bergambar dari kertas manila ukuran yang sama ( 7,5 cm x 5,5 cm) yang diberi gambar-gambar (pisang,apel,tomat,pir,swtoberi,nanas)dan kartu angka 1-10. Dengan metode permainan yang menarik sesuai keinginan anak, maka dapat menstimulus kemampuan berpikir anak dalam berinteraksi serta memberikan motivasi berupa pembelajaran yang menyenangkan. Sehingga dalam pelaksanaanya dapat menghasilkan pengalaman yang bermakna dan dapat interaksi yang melibatkan anak sesuai temanya.

3. Hasil yang didapatkan setelah dilaksanakan pembelajaran melalui kartu hitung bergambar di TK Tunas Karya Cibening Kelompok B pada kemampuan anak dalam membilang menunjukkan peningkatan yang signifikan. Mulai dari siklus I, menyebutkan urutan bilangan 1-10, menghubungkan lambang bilangan secara acak dengan angka, ada tiga sampai lima anak yang mulai berkembang (MB). Pada siklus III menunjukkan perkembangan secara optimal dapat dilihat dari gambaran akhir kemampuan anak dalam membilang tidak ada yang mulai berkembang (MB), hal ini dikarenakan anak sudah mampu melaksanakan pembelajaran membilang dengan menggunakan kartu hitung bergambar, walaupun dalam pelaksananya tidak terlepas dari bantuan guru. Berdasarkan hasil di atas, maka dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran melalui penggunaan kartu hitung bergambar dapat meningkatkan kemampuan anak taman kanak-kanak dalam membilang.


(2)

B. Rekomendasi

Mengacu pada hasil temuan penelitian, maka saran yang direkomendasikan yaitu:

1. Pihak sekolah penyediakan alat dan sumber belajar yang lebih baik untuk peningkatan pembelajaran dan mengadakan kerjasama dengan orang tua untuk memberikan dukungan bagi anak dengan cara memberikan sumber dan media pembelajaran yang dapat membantu pemahaman anak.

2. Bagi guru sebagai fasilitator anak pada saat pembelajaran, hendaknya guru lebih kreatif dan selalu berusaha membuat kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan menjadikan suatu kegiatan yang matang dan menyenangkan bagi anak. Dan hendaknya guru selalu berusaha untuk mencari dan menggunakan strategi, metode, teknik dan lain sebagainya yang dapat membantu meningkatkan kemampuan membilang anak, seperti dengan penggunaan kartu hitung bergambar.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan berusaha untuk mencari alternatif dalam mengatasi permasalahan yang ada dengan pendekatan, metode, teknik, media atau strategi yang lain agar dapat menghasilkan hal yang baru yang lebih baik.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, P. (2011). Penerapan Permainan Matematika dalam Kompetensi Bilangan pada Sekolah Tingkat Taman Kanak-Kanak. Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAI Sabili. Bandung: tidak diterbitkan.

Afifi, M. (2010). Super Jenius dengan Aktivasi Otak Tengah. Jakarta: Himmah Media.

Ahira, A. (____). Perkembangan Anak. [Online]. Tersedia:

http://www.anneahira.com/kesehatan-anak/index.htm. [14 Maret 2011] Ali, M (2007). Teori dan Praktek Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.

Copley, V. (2001). The Young Child and Mathematics. NAEYC: Washington DC. Eliyawati, C. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Erawati, E. (2010). Upaya Peningkatan Kemampuan Mengenal Bilangan Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Lotto Angka. Skripsi PG-PAUD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

G. Sianturi. (2005). Anak Balita Menguasai Konsep Matematika. [Online]. Tersedia: LiveScience.com. [16 November 2009]

Garnida, ND. (2011). Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Taman Kanak-Kanak melalui Pemanfaatan Papan Display yang dimodifikasi. Skripsi. Program Studi PG-PAUD UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Isnawati, N. (2009). Membuat Anak Pintar Berhitung Hanya Dalam 30 Hari. Yogyakarta: Garailmu.

Komariyah dan Soeparno. (2010). “ Pengaruh Pemanfaatan Media Permainan Kartu

Hitung terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Ajar Operasi Hitung Campuran Mata Pelajaran Matematika Kelas III SDN Babat Jerawat I Surabaya”. Jurnal Teknologi Pendidikan. 10, (1), 63-73.


(4)

Kusnandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Kusuma dkk. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Purwakarta: Alma Pustaka Sejahtera.

Maelani, A. (2010). Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat di Taman Kanak-kanak. Skripsi PG-PAUD UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Mulyani, R. (2006). Permainan Edukatif dalam Perkembangan Logic-Smart Anak. Tugas Akhir. PGTK FIP Universitas Negeri Semarang. Semarang: tidak diterbitkan. Nugraha, A. (2008). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung: JILSI Foundation.

Nugraha dan Dwiyana. (2008). Dasar-dasar Matematika dan Sains. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nurani, Y. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks. Rachmawati dan Kurniati. (2011). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta: Kencana.

Ruseffendi, ET. (1999). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Sadiman, A.S., dan Rahardjito. (2007). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT. Raja Grafindo Persada dalam rangka ECD Project (USAID).

Solehuddin. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP UPI. Sriningsih. (2009). Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini. Bandung: Pustaka Sebelas.

Suherman, E. et al. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika-UPI.


(5)

Syaodih, Ernawulan. (2003). Bimbingan di taman Kanak-kanak. departemen pendidikan nasional direktorat jenderal pendidikan tinggi bagian proyek peningkatan pendidikan tenaga kependidikan.

Syaodih, S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2011). Panduan Lengkap PenelitianTindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wahyudin dan Agustin. (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: PT Refika Aditama.

Wiriaatmaja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Winarno. (2011). Membantu Anak Belajar Matematika. Jakarta: Oryza.

_______ . (2000). Permainan Berhitung di Taman Kanak–kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

_______ . ( 2003). Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Pembuatan dan Penggunaan Sarana di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

_______. (2009). Kartu Bergambar Flashcard. [Online]. Tersedia:

http://www.domba-bunting.blogspot.com/2009/04/kartu-bergambar-flashcard.html. [Kamis, 23 April 2009]

_______. (2009). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia:

http://sertifikasiguruindonesia.blogspot.com/2009/09/pentingnya-pendidikan-anak-usia dini.html.

______. (2009). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Nuansa Abadi.

________. (2010). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.


(6)

_______. (2011). Upaya Meningkatkan Belajar Anak dengan Menggunakan Metode Pendekatan Pembelajaran AUD Bermain sambil Belajar dan Belajar melalui Bermain. [Online]. Tersedia: http://www. kesiniaja.com/2011/05/upaya-meningkatkan-belajar-anak-dengan.html.


Dokumen yang terkait

PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PERMAINAN KARTU PINTAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MIFTAHUL Peningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Permainan Kartu Pintar Pada Anak Kelompok B Di TK Miftahul Ulum Krompakan Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 3 15

PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PERMAINAN KARTU PINTAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MIFTAHUL Peningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Permainan Kartu Pintar Pada Anak Kelompok B Di TK Miftahul Ulum Krompakan Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Tunas Karya Cibening Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2015/2016).

8 20 54

SKRIPSI Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Bermain Kartu Angka Pada Anak Kelompok B Tk Aisyiyah Kenaiban, Juwiring, Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Bermain Kartu Angka Pada Anak Kelompok B Tk Aisyiyah Kenaiban, Juwiring, Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Bermain Kartu Angka Pada Anak Kelompok B Tk Aisyiyah Kenaiban, Juwiring, Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 20

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Membilang Melalui Bermain Kartu Angka Pada Anak Kelompok A Di TK ABA Jimbung II Kalikotes Klaten Tahun Ajaran 2012 / 2013.

1 3 15

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PENERAPAN METODE MULTISENSORI: Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelas B Taman Kanak-kanak Cempaka Indah Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013.

1 14 36

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO INTERAKTIF: Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013.

0 0 31

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TK MELALUI METODE BERMAIN PERAN : Penelitian Tindakan Kelas pada Anak TK B di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2012-2013.

0 1 31