PENERAPAN METODE DRTA (DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUNTENJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT.
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.128/S/PGSD-Reg/8/Juli/2013
PENERAPAN METODE DRTA (DIRECTED READING THINGKING
ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUNTENJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Ida Rahmawati
0902917
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Ida Rahmawati, 2013
2013
PENERAPAN METODE DRTA
(DIRECTED READING THINGKING
ACTIVITY)
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2
SUNTENJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT
Oleh Ida Rahmawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
(3)
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu © Ida Rahmawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(4)
(5)
i
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK
PENERAPAN METODE DRTA (DIRECTED READING THINGKING
ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUNTENJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT
Oleh Ida Rahmawati
0902917
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi membaca pemahaman di kelas V yang rendah. Pembelajaran membaca pemahaman bersifat pasif. Sehingga perlu dilakukan suatu penelitian untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Permasalahan penelitian yaitu bagaimanakah perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA?, bagaimanakah pelaksanaan metode DRTA?, bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan metode DRTA?. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran membaca dengan menggunakan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity). Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model PTK yang digunakan adalah Model Kemmis dan Mc. Taggart (Taniredja dkk, 2012:24). Setiap siklus terdiri dari : tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya berjumlah 26 siswa. Instrumen penelitian terdiri dari: Lembar Kerja Siswa (LKS), wawancara, observasi guru, observasi siswa dan dokumentasi. Perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dilakukan dengan menerapkan metode DRTA. Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA terdiri dari tiga tahap, yaitu: pramembaca, membaca dan pascabaca. Tahap pramembaca aktivitas pembelajaran yang dilakukan yaitu memprediksi isi bacaan dengan petunjuk judul dan gambar. Tahap membaca yaitu kegiatan membaca teks yang telah siswa prediksi sebelumnya. Jenis membaca yang dilakukan adalah membaca dalam hati. Tahap terakhir yaitu pascabaca, kegiatan yang dilakukan siswa adalah menguji kembali isi teks bacaan, sehingga pengetahuan awal yang dimiliki siswa dapat berkembang. Pada tahap ini siswa dapat menyimpulkan isi dari teks yang telah dibaca dan mengetahui kebenaran dari prediksi mereka. Hasil yang diperoleh dari nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 62,14 (kurang) sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa adalah 74,95 (baik) dan pada siklus III yaitu 80,90 (baik). Pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa karena memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikan ketika mereka membaca. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi guru dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman kemudian bagi para peneliti
(6)
ii
dapat menggunakan metode ini untuk menambah wawasan, pengetahuan dan penelitian berikutnya.
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF DRTA (DIRECTED READING
THINGKING ACTIVITY) METHOD TO IMPROVE THE ABILITY TO OF
READING COMPREHENSION OF THE FIFTH GRADE STUDENTS OF SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUNTENJAYA KABUPATEN BANDUNG
BARAT DISTRICT By
Ida Rahmawati 0902917
The research was done based on the result of reading comprehension of the fifth grade students having low intelegent. The character of reading comprehension is passive so that it’s necessary to do a research to improve the ability of reading comprehension. The problem of research were how is the lesson plan of reading comprehension using DRTA method?, how is the implementation DRTA method?, how is the improvement of reading comprehension ability using DRTA. The purpose of the research are to improve reading comprehension ability and to involve the students in reading comprehension using DRTA. Actively the research used classroom action research of Kemmis and Mc. Taggart models. Each cyclus consisted of planning, implementation, observation and reflection. The subject of the research was the fifth grade students of SDN 2 Suntenjaya consisting 26 students. The instruments of the research were LKS (work sheet), interview, observation of teacher, observation of students and documentation. The lesson plan of reading comprehension was done by implementing of DRTA method. The implementation of reading comprehension consisted three levels, they are pre-reading, reading and post-reading. In pre-reading level the students had to predict the content of reading by using title and pictures. In reading level the students read the text that has been predicted first by using silent reading, while in post-reading the students had to re test the content of the text, so that the knowledge of students were better than before. In this levels, the students had to conclude the content of reading/ text and know the truth of their prediction. The result value of students of the first level was 62,14 (less), the second level was 74,95 (good) while in the third level was 80,90 (good). Reading comprehension learning using DRTA (Directed Reading Thingking Activity) method could improve reading comprehension ability of students because the method focused the involvement of students with the text because the students had to predict and prove the content of reading. The result of the research could be a guide for the teachers to improve the ability of reading comprehension, meanwhile for the researchers the result of the research could add their knowledge for next research.
(7)
v
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK……….……… i
KATA PENGANTAR ……….. ii
UCAPAN TERIMA KASIH………. iii
DAFTAR ISI ……….……… v
DAFTAR TABEL……….. viii
DAFTAR GRAFIK……… ix
DAFTAR GAMBAR………. x
DAFTAR LAMPIRAN……….. xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1
B. Rumusan Masalah……… 4
C. Tujuan Penelitian……….. 4
D. Manfaat Penelitian……… 4
E. Hipotesis Tindakan……….. 5
F. Penjelasan Istilah………. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode DRTA……….. 8
1. Pengertian Metode DRTA……….. 8
2. Tujuan Metode DRTA………. 10
3. Karakteristik Metode DRTA……….. 11
4. Kelebihan Metode DRTA……… 12
5. Tahapan Metode DRTA……….. 12
B. Kemampuan Membaca Pemahaman ………. 15
1. Pengertian Kemampuan Membaca……….. 15
2. Bahan Tes Kemampuan Membaca……….. 15
(8)
vi
Ida Rahmawati, 2013
C. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD……….. 18
D. Membaca……… 19
1. Pengertian Membaca……….. 19
2. Tujuan Membaca………. 21
3. Aspek Membaca……….. 22
4. Jenis-Jenis Membaca……….. 23
E. Membaca Pemahaman……….. 23
1. Pengertian Membaca Pemahaman……….. 23
2. Jenis-jenis Membaca Permahaman……….. 25
3. Faktor yang Mempengaruhi………. 27
F. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan……… 29
G. Kerangka Berpikir………. 30
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian………. 31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian……… 34
C. Subjek Penelitian……….. 34
D. Prosedur Penelitian……….. 35
E. Instrumen Penelitian………. 38
F. Analisis dan Interpretasi Data……….. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Hasil Penelitian Siklus I……… 45
a. Perencanaan……….. 46
b. Pelaksanaan………... 47
c. Pengamatan ……….. 49
1) Aktivitas Siswa……… 49
2) Aktivitas Guru………. 50
(9)
vii
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Analisis Hasil Penelitian Siklus II………. 59
a. Perencanaan……… 59
b. Pelaksanaan………. 59
c. Pengamatan ……… 61
1) Aktivitas Siswa………. 62
2) Aktivitas Guru……… 63
d. Refleksi……… 68
3. Analisis Hasil Penelitian Siklus III……… 71
a. Perencanaan……….. 71
b. Pelaksanaan……….. 71
c. Pengamatan ………. 74
1) Aktivitas Siswa……….. 74
2) Aktivitas Guru……… 75
d. Refleksi……… 80
B. Pembahasan………. 84
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan………... 88
B. Rekomendasi……… 90
DAFTAR PUSTAKA……….. 92
LAMPIRAN-LAMPIRAN……….. 95
(10)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semua jenis kegiatan yang kita lakukan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun di dalam masyarakat, tidak terlepas dari bahasa. Manusia menyadari pentingnya interaksi antar sesama manusia memerlukan bahasa. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan pemikiran dan pendapat kepada orang lain.
Menurut Tampubolon (2008:3) “dari segi kognitif, bahasa adalah alat berpikir, menyatakan pikiran, dan memahami pikiran. Maka pembicara perlu berkomunikasi lisan, menguasai bahasa lisan dan cara-cara berbicara itu sendiri”. Oleh karena itu, sasaran pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah keterampilan berbahasa. Hal ini sejalan sebagaimana menurut Tarigan (2008:1)
bahwa “ada empat keterampilan dalam berbahasa yaitu menyimak, berbicara,
membaca dan menulis”.
Dari keempat keterampilan tersebut membaca memegang peran penting dalam mengembangkan kemampuan berbahasa. Membaca dapat memperluas pengetahuan, wawasan dan kemampuan seseorang. Oleh karena itu, membaca termasuk kedalam kurikulum pendidikan yang terdapat pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi teks.
Kemampuan membaca merupakan dasar utama yang harus dimiliki siswa, sebab tidak berpengaruh terhadap pembelajaran bahasa saja, tetapi seluruh aktivitas pembelajaran melibatkan kemampuan membaca. Dengan membaca, siswa akan memperoleh pengetahuan dan informasi yang diinginkan melalui bahan bacaan karena “setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca di samping itu, kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan sehari-hari” (Rahim, 2008:1).
(11)
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
Begitu penting kemampuan membaca bagi siswa, terutama dalam proses pembelajaran dengan kemampuan membaca, akan mempermudah siswa baik dalam memperoleh pengetahuan, maupun mengembangkan pola pikir siswa. Jika tujuan itu tercapai, maka pembelajaran membaca harus dilaksanakan secara intensif.
Aktivitas membaca bagi siswa, tidak selamanya berlangsung sesuai dengan harapan. Masih terdapat banyak kekurangan pada proses pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam membaca pemahaman. Pembelajaran membaca pemahaman teks di sekolah dasar bagi siswa kelas tinggi cenderung diabaikan seharusnya pembelajaran membaca pemahaman bukan hanya menjawab pertanyaan, menyuarakan bunyi, cepat dan lambatnya membaca melainkan melibatkan siswa berpikir mengenai bacaan sehingga siswa terlibat aktif dalam membaca.
Hambatan dalam proses pembelajaran membaca, terutama membaca pemahaman siswa di kelas tinggi cenderung tidak aktif, hal itu disebabkan kemampuan guru dalam memanfaatkan media maupun metode yang digunakan kurang menarik minat dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran membaca.
Hal serupa terjadi pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya. Hal ini diketahui setelah dilakukan pengamatan di kelas. Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa membaca pemahaman di kelas V masih sangat rendah, hal itu tercermin dari nilai siswa yang rata-ratanya hanya 5,96 dengan KKM kelas 65. Siswa kelas V di SDN 2 Suntenjaya berjumlah 26 orang. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran membaca kurang efektif sehingga membuat siswa bosan dan jenuh mengikuti pembelajaran. Kebanyakan guru hanya memberikan bahan bacaan, kemudian siswa menjawab pertanyaan sesuai bacaan sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran, terbatasnya kreativitas siswa dalam membaca, tidak memberi kesan pada siswa saat pembelajaran.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, kemampuan membaca siswa di sekolah dasar dipengaruhi faktor fisiologis, faktor intelektual, lingkungan, dan psikologis. Siswa belum mampu memahami isi bacaan, mengurutkan cerita,
(12)
3
menjelaskan kembali isi cerita dan menyimpulkan isi bacaan karena metode yang digunakan guru dalam membaca sangat monoton sehingga siswa merasa bosan dalam pembelajaran membaca. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Iskandarwassid (2009:246) bahwa:
Pengajaran membaca harus memperhatikan kebiasaan cara berpikir teratur dan baik. Hal ini disebabkan membaca sebagai hal yang sangat kompleks, dengan melibatkan semua proses mental yang lebih tinggi, seperti ingatan pemikiran, daya khayal, pengaturan, penerapan dan pemecahan masalah. Kemampuan membaca pemahaman perlu ditingkatkan melalui metode pembelajaran yang menarik minat siswa sehingga merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran membaca. Oleh karena itu, peneliti mengusulkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Metode DRTA ini merupakan salah satu metode untuk pengajaran membaca pemahaman.
“Metode DRTA lebih memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikan ketika mereka membaca” (Rahim, 2008:47). Siswa diajak membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul, membuat prediksi berdasarkan petunjuk gambar dan menilai ketepatan prediksi sehingga siswa diajak berpikir mengenai isi bacaan dengan pengetahuan awal yang dimiliki.
Dalam metode DRTA proses membaca suatu teks melalui media gambar, sehingga mendorong anak berpikir dan memprediksi mengenai bacaan suatu teks. Dalam memprediksi bahan bacaan akan memudahkan siswa dalam memahami isi suatu bacaan dan memudahkan siswa menyerap informasi dari bacaan suatu teks. Oleh karena itu, dengan penerapan metode DRTA, kemampuan membaca pemahaman siswa diharapkan dapat semakin meningkat.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memfokuskan penelitian yang diberi judul, “Penerapan Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat”. Semoga dengan adanya
(13)
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
terutama mengenai membaca pemahaman dalam pembelajaran siswa di sekolah dengan metode yang diterapkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah tersebut sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya?
2. Bagaimanakah pelaksanaan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya?
3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Sutenjaya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk :
1. Mengetahui perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya.
2. Mengetahui pelaksanaan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya.
3. Mengetahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Sutenjaya.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dalam dua kerangka berikut :
Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan deskriptif tentang meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa sekolah dasar melalui metode DRTA yang diberikan.
(14)
5
Manfaat praktis. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berguna:
1. Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan dapat: a. Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.
b. Mengetahui sejauhmana kemampuan membaca pemahaman siswa. c. Mengembangkan kemampuan membaca pemahaman.
2. Bagi guru hasil penelitian ini diharapkan dapat:
a. Memberikan gambaran mengenai penerapan dan pengembangan metode DRTA dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.
b. Menambah pengetahuan mengenai metode pembelajaran membaca pemahaman.
c. Menjadi acuan dalam pembelajaran membaca pemahaman. 3. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat:
a. Memberikan pengaruh dalam mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar.
b. Menjadi salah satu metode alternatif yang dapat digunakan para guru dalam pembelajaran membaca pemahaman.
c. Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa. 4. Bagi peneliti hasil penelitian ini diharapkan dapat:
a. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar melalui metode DRTA.
b. Sebagai dasar penelitian lanjut mengenai kemampuan membaca pemahaman dengan metode DRTA.
c. Menambah informasi mengenai membaca pemahaman siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah adalah sebagai berikut: Dengan menerapkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) dapat meningkatkan
(15)
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya.
F. Penjelasan Istilah
Penjelasan Istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penerapan
Menurut J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain dalam Maria (2012:6) “penerapan adalah hal, cara atau hasil”. Adapun menurut Lukman Ali dalam Maria (2012:6) “penerapan adalah mempraktekkan, memasangkan”. Mengacu pada pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan adalah cara yang kemudian diterapkan pada suatu proses kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.
2. Metode
Menurut Abidin (2012:73) bahwa “metode adalah rencana keseluruhan proses pembelajaran dari tahap penentuan tujuan pembelajaran, peran guru, peran siswa, materi, sampai tahap evaluasi pembelajaran”. Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan metode adalah cara atau langkah-langkah dalam suatu perencanaan yang akan diterapkan secara tersusun demi tercapai tujuan. 3. Metode DRTA
Menurut Abidin (2012:81) “metode DRTA (Directed Reading Thingking
Activity) adalah salah satu metode dalam pembelajaran membaca yang menggunakan tiga tahapan yaitu prabaca, membaca dan pascabaca.” Sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli, maka metode DRTA dalam penelitian ini adalah suatu cara atau langkah-langkah yang diterapkan pada pembelajaran membaca pemahaman supaya mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam membaca dengan memprediksikan isi cerita dari judul yang diberikan kemudian memprediksi dari sebuah gambar sehingga siswa dituntut untuk berpikir mengenai
(16)
7
bacaan yang akan diberikan kemudian pada tahap terakhir siswa diberikan teks bacaan berupa cerita maupun wacana sehingga bisa mengetahui prediksi mereka salah atau benar.
4. Membaca
Menurut Tarigan (2008:7) menyatakan bahwa “membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. Mengacu pendapat ahli, maka membaca adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dari sebuah bacaan yang tertera dalam tulisan maupun lisan. Melalui membaca seseorang dapat mendapatkan ilmu pengetahuan, informasi yang ingin diketahui dan belajar dari pengalaman seseorang sehingga menambah wawasan.
5. Kemampuan Membaca
“Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan memahami isi secara keseluruhan” (Tampubolon, 2008:7). Mengacu pada pendapat ahli diatas maka kemampuan membaca ialah daya serap seseorang dalam memahami isi bacaan secara keseluruhan yang diperoleh ketika membaca teks sehingga dapat memperoleh informasi, menyimpulkan bacaan, menceritakan kembali dan mengetahui nilai-nilai kehidupan yang terkandung dari teks yang dibaca pada saat siswa melaksanakan tes.
6. Membaca Pemahaman
“Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu
bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan membacanya untuk memahami isi
pesan yang terdapat dalam bacaan” (Resmini dan Juanda, 2008:80). Dari pendapat
ahli tersebut maka membaca pemahaman yang dimaksud adalah kegiatan membaca untuk memahami isi bacaan secara mendalam yang bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung pada suatu bacaan.
(17)
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(18)
31 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan sebelumnya, maka metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang melibatkan guru pada setiap aktivitas pembelajaran sebagai usaha untuk memperbaiki, menemukan dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di kelas dalam meningkatkan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru untuk mengkaji berbagai permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran. PTK menuntut guru untuk mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi, mencari solusi kemudian memperbaiki dari permasalahan yang dihadapi karena guru berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan siswa. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Taniredja dkk (2010:16) menyatakan bahwa:
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.
Maka dapat disimpulkan, penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang melibatkan guru sebagai peneliti dalam meningkatkan dan memperbaiki masalah-masalah pada proses pembelajaran siswa di kelas dengan membuat rencana terlebih dahulu, kemudian melaksanakan, mengamati dan memberi refleksi tindakan terhadap kegiatan melalui siklus.
Model rancangan yang dikembangkan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah model spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya oleh Kemmis dan McTaggrat. Model yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu
(19)
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
32
perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu ; perencanaan (Planning), tindakan (Action), pengamatan (Observation) dan refleksi (Reflection). Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus (Arikunto, 2009:16).
Tahap-tahap penelitian tindakan kelas meliputi: 1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah membuat perencanaan tindakan untuk menentukan langkah-langkah dalam penelitian. Hal-hal yang direncanakan yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan mempersiapkan media pembelajaran yang diperlukan di kelas.
2. Pelaksanaan (action)
Tahap ini merupakan penerapan isi rancangan yang telah dibuat dan disusun dalam RPP, yang meliputi langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity).
3. Pengamatan (Observation)
Pada tahap ini yang akan dilakukan berupa observasi terhadap tindakan siswa, yaitu mengamati dan memantau kegiatan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Tujuan dari pengamatan tersebut untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana yang telah disusun. Observasi dapat dilakukan oleh pihak lain selain dari peneliti.
4. Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini, kegiatan yang akan dilakukan mencakup kegiatan analisis hasil observasi, interpretasi, dan mengevaluasi hasil observasi yang diperoleh saat kegiatan pembelajaran. Hasil refleksi akan dibuat untuk perencanaan tindakan selanjutnya.
(20)
33
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi Siklus I
Siklus II
Siklus III
Hasil Penelitian Perencanaan Pelaksanaan
Refleksi
Pelaksanaan Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan Pengamatan
Refleksi
Siklus tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat gambar bagan di bawah ini.
(21)
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
34
Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart (Taniredja dkk,2012:24)
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan di sekolah dasar negeri 2 Suntenjaya kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat. Alasan mengambil lokasi tersebut dikarenakan kemampuan siswa yang perlu dikembangkan terutama pada siswa kelas V, sekolah ini juga menjadi tempat peneliti melaksanakan program latihan profesi (PLP) sehingga memudahkan dalam pelaksaan penelitian.
Peneliti bekerjasama dengan kepala sekolah dan guru kelas V di sekolah dasar negeri 2 Suntenjaya yang mengetahui sifat dan karakteristik para siswa secara mendalam. Guru sebagai observer yang memberikan masukan bila terdapat kekurangan sehingga memudahkan dalam proses penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama tiga bulan terhitung mulai bulan Maret sampai bulan Mei tahun 2013 pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian tindakan kelas membutuhan waktu yang cukup lama karena terdapat beberapa siklus dalam proses pembelajaran siswa di kelas.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V sekolah dasar negeri 2 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 26 siswa, terdiri dari 7 laki-laki dan 19 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam membaca pemahaman.
Alasan pemilihan kelas V dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan bahwa kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Indonesia mengalami kesulitan. Siswa tidak dapat memahami isi bacaan dengan baik yang terbukti dengan ketidakmampuan siswa
(22)
35
dalam menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan, menyimpulkan isi bacaan, dan menceritakan kembali isi bacaan dengan runtut.
D. Prosedur Penelitian
Rancangan penelitian tindakan kelas dilakukan berdasarkan hasil observasi awal di sekolah dasar negeri 2 Suntenjaya pada siswa kelas V dengan mengidentifikasi pembelajaran membaca, maka penelitian ini dilaksanakan dengan memberikan tahap-tahap tindakan berupa:
1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dari Kemmis dan McTaggrat, yang terdiri dari III siklus namun apabila tujuan dalam penelitian telah tercapai pada II siklus maka peneliti hanya menggunakan II siklus.
1. Siklus I
a. Perencanaan tindakan yang dilakukan yaitu: 1) Analisis materi Pelajaran
2) Membuat perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I dengan menerapkan metode DRTA
(Directed Reading Thingking Activity) yang diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman . 3) Membuat lembar kerja siswa.
4) Menyiapkan media pembelajaran yang mendukung. 5) Menyiapkan lembar observasi.
6) Mendiskusikan dengan teman sejawat dan guru yang diminta untuk menjadi observer.
7) Menyiapkan instrumen penelitian. b. Pelaksanaan
(23)
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
36
Pada tahap ini, peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Pelaksanaan pada siklus I dibantu oleh guru dan teman sejawat sebagai observer.
c. Observasi
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data proses pembelajaran berupa lembar observasi bagi guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Selanjutya memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk mengukur hasil pembelajaran siswa yang akan diolah dan dianalisis.
d. Refleksi
Data yang telah diperoleh ketika proses observasi akan dianalisis kemudian dari hasil analisis akan dilakukan perencanaan tindakan untuk siklus yang kedua.
2. Siklus II
a. Perencanaan tindakan
1) Identifikasi masalah pada siklus I 2) Analisis materi Pelajaran
3) Membuat perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I dengan menerapkan metode DRTA
(Directed Reading Thingking Activity) yang diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman . 4) Membuat lembar kerja siswa.
5) Menyiapkan media pembelajaran yang mendukung. 6) Menyiapkan lembar observasi.
7) Mendiskusikan dengan teman sejawat dan guru yang diminta untuk menjadi observer.
8) Menyiapkan instrumen penelitian. b. Pelaksanaan
(24)
37
Pada tahap ini, peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dikembangkan dari hasil refleksi siklus I.
c. Observasi
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data proses pembelajaran berupa lembar observasi bagi guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk mengukur hasil pembelajaran siswa yang akan diolah dan dianalisis.
d. Refleksi
Data yang telah diperoleh ketika proses observasi akan dianalisis kemudian dari hasil analisis akan dilakukan perencanaan tindakan untuk siklus yang ketiga.
3. Siklus III
a. Perencanaan tindakan
1) Identifikasi masalah pada siklus II 2) Analisis materi Pelajaran
3) Membuat perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus II dengan menerapkan metode DRTA
(Directed Reading Thingking Activity) yang diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman . 4) Membuat lembar kerja siswa.
5) Menyiapkan media pembelajaran yang mendukung. 6) Menyiapkan lembar observasi.
7) Mendiskusikan dengan teman sejawat dan guru yang diminta untuk menjadi observer.
8) Menyiapkan instrumen penelitian. b. Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dikembangkan dari hasil refleksi siklus II.
(25)
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
38
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data proses pembelajaran berupa lembar observasi bagi guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Selanjutya memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk mengukur hasil pembelajaran siswa yang akan diolah dan dianalisis.
d. Refleksi
Data yang telah diperoleh ketika proses observasi akan dianalisis kemudian dari hasil analisis akan dibahas dari awal tindakan perencanaan untuk mengetahui hasil secara keseluruhan.
E. Instrumen Penelitian
Data berperan penting dalam penelitian yang merupakan gambaran dari keberhasilan tindakan. Data berfungsi sebagai alat untuk menentukan hasil penelitian, maka cara pengumpulan data yang dilakukan peneliti sebagai berikut: 1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat untuk pengambilan data dengan tes yang berupa soal-soal mengenai pemahaman dan kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu Lembar Kerja Siswa berfungsi sebagai alat evaluasi untuk mengukur hasil kemampuan membaca pemahaman siswa yang dilakukan pada setiap siklus.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi, data yang menjadi permasalahan dalam penelitian, dan data pengamatan atau observasi.
Peneliti mengadakan tanya jawab dengan pihak terkait yang memberikan informasi dengan instrument penelitian berupa pertanyaan pada setiap akhir pembelajaran. Instrument akan diberikan pada guru dan siswa kelas V SD Negeri 2 Suntenjaya.
(26)
39
Tabel 3.1
Lembar Wawancara untuk Guru
Nama Guru :………...
Waktu Wawancara : ……….. Tempat Wawancara : ………..
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Ibu sebelumnya pernah menggunakan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa?
2. Apa yang Ibu ketahui tentang metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity)?
3. Kendala apa saja yang Ibu temui selama
pembelajaran membaca pemahaman
menggunakan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity)?
4. Apakah ada perbedaan dari kemampuan membaca pemahaman siswa setelah
(27)
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
40
diteerapkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity)?
5. Kelebihan apakah yang Ibu dapatkan setelah diterapkannya metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity)?
Tabel 3.2
Lembar Wawancara untuk Siswa
Nama Siswa :………...
Waktu Wawancara : ……….. Tempat Wawancara : ………..
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu senang dengan pembelajaran membaca pemahaman?
2. Apakah ada kendala yang kamu rasakan dalam memahami isi bacaan?
3. Ketika membaca pemahaman menggunakan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity), apakah memudahkan kamu dalam memahami dan menuliskan kembali isi bacaan?
(28)
41
pembelajaran seperti ini, apakah kamu lebih menyukai pembelajaran membaca?
5. Menurut kamu apakah pembelajaran membaca dengan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) yang sudah dilakukan lebih menarik dibandingkan pembelajaran pada biasanya?
3. Observasi
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data yang mendeskripsikan aktivitas dan kegiatan siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan metode DRTA.
Hal-hal yang diamati yaitu:
a. Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan menerapkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
b. Aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menerapkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah deskripsi dari aktivitas pembelajaran siswa berupa catatan temuan penelitian selama terjadinya proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana aktivitas siswa berjalan sesuai dengan tujuan. Adapun format catatan lapangan dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.3 Catatan Lapangan
(29)
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
42
Catatan Lapangan Pembelajaran Membaca Pemahaman Melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity)
Catatan Lapangan Kendala/Kesulitan Solusi/Saran
5. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan bukti data-data saat pelaksanaan penelitian. Dokumen berupa foto-foto siswa yang menjadi laporan suatu peristiwa sebagai penunjang data. Maka digunakan kamera untuk pengambilan gambar saat proses pembelajaran berlangsung.
F. Analisis dan Interpretasi Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini, akan dianalisis dan diolah menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif berupa hasil nilai rata-rata keberhasilan siswa saat proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman. Sedangkan analisis kualitatif berupa informasi untuk mengetahui respon siswa saat proses kegiatan pembelajaran menggunakan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) berlangsung. Hasil analisis data kualitatif berasal dari observasi, wawancara, dan catatan lapangan yang dilakukan.
Data kualitatif yang telah diperoleh dan dianalisis kemudian diolah dengan cara dideskripsikan. Kemudian perolehan data kuantitatif dari hasil belajar siswa diolah dan dihitung presentasi ketuntasan belajar dan nilai rata-rata siswa setelah proses pembelajaran dilaksanakan pada setiap siklus.
Tabel 3.4
Penilaian Membaca Pemahaman Siswa No Aspek yang dinilai Skala Skor Skor
Maksimum
(30)
43
Arti skala skor:
1 = Sangat Kurang (SK) 2 = Kurang (K)
3 = Cukup (C) 4 = Baik (B) 5= Sangat Baik (B)
1 2 3 4 5 1. Menjelaskan pesan
yang terkandung pada teks bacaan
5
2 Menjelaskan isi cerita (tokoh, watak dan latar)
5
3 Menyimpulkan isi dari bacaan dengan bahasa sendiri
5
4. Menceritakan kembali isi cerita secara runtut dengan bahasa sendiri
5
5. Memprediksi isi cerita
5
(31)
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
44
⬚
� = � �
Penilaian ini dilakukan untuk menghitung nilai rata-rata yang diperoleh siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : = Nilai rata-rata
= Jumlah semua nilai siswa = Jumlah siswa
Hasil perolehan persentase aktivitas siswa kemudian dimasukkan dan dikelompokkan dengan menggunakan standar penilaian berikut:
Tabel 3.5 Kategori Penilaian
Nilai Kategori
91 ≤ A ≤ 100 SB
76 ≤ B ≤ 90 B
65 ≤ C ≤ 75 C
41 ≤ D ≤ 64 K
0 ≤ E ≤ 40 SK
Rumusan perhitungan persentase menggunakan rambu-rambu analisis sebagai berikut:
(32)
45
= P = Persentase
f = Jumlah siswa yang memenuhi kategori n = Jumlah keseluruhan siswa
(33)
88
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian penerapan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) yang dilakukan pada setiap siklus dirancang dalam perangkat pembelajaran yaitu:
a. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator serta tujuan pembelajaran.
b. Bahan ajar dan menetapkan sumber belajar. c. Gambar mengenai cerita.
d. Lembar Kerja Siswa dan soal tes.
e. Instrumen penelitian yaitu berupa catatan lapangan, lembar wawancara, lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa.
Proses pembelajaran pada setiap siklus akan berbeda sesuai dengan masalah-masalah yang ditemukan dilapangan. Perencanaan pada siklus I yaitu memfokuskan pembelajaran sesuai indikator yang ditentukan dan pembelajaran dilakukan secara kelompok kemudian secara individu. Pada siklus II dan III perencanaan dirancang tidak hanya memfokuskan pembelajaran sesuai indikator tetapi pada aktivitas siswa yang terlibat aktif pada proses membaca. Pada siklus III pembelajaran dilakukan secara individu. 2. Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA
(Directed Reading Thingking Activity) terdiri dari tiga tahap, yaitu: pramembaca, membaca dan pascabaca. Pada tahap pramembaca aktivitas pembelajaran yang dilakukan yaitu memprediksi isi bacaan dengan petunjuk judul dan petunjuk gambar. Guru memperkenalkan isi teks bacaan dengan cara menuliskan judul terlebih dahulu tanpa memberitahu isi dari teks tersebut, hal
(34)
89
ini akan merangsang siswa untuk mengetahui isi teks yang akan dibahas. Jika siswa belum mampu, maka guru harus membimbing siswa sehingga dapat membuat prediksi. Tahap membaca yaitu kegiatan membaca teks yang telah siswa prediksi sebelumnya. Jenis membaca yang dilakukan adalah membaca dalam hati. Pada tahap ini, guru membimbing siswa agar melakukan kegiatan membaca untuk menemukan makna bacaan dan membantu siswa yang menemukan kesulitan memahami makna kata. Pada tahap terakhir yaitu tahap pascabaca, kegiatan yang dilakukan siswa adalah menguji kembali isi teks bacaan, dimana siswa mulai mengetahui isi teks secara keseluruhan sehingga pengetahuan awal yang dimiliki siswa dapat berkembang. Pada tahap ini siswa dapat menyimpulkan isi dari teks yang telah dibaca dan mengetahui kebenaran dari prediksi mereka. Pelaksanaan pada siklus I dan II siswa dibagi dalam kelompok sedangkan pada siklus III dilakukan secara individu. Pelaksanaan metode DRTA lebih efektif apabila aktivitas pembelajaran dilakukan secara individu.
3. Hasil analisis data diperoleh bahwa:
a. Dalam proses pembelajaran dapat dilihat bahwa aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Aktivitas siswa pada siklus I rata-rata mencapai 3,37 dengan persentase 67,5% dengan kategori cukup, siklus II rata-rata mencapai 3,87 dengan persentase 77,5% yaitu kategori baik dan pada siklus III rata-rata mencapai 4,62 dengan persentase 92,5% berada pada ketegori sangat baik. Sedangkan aktivitas guru pada siklus I rata-rata mencapai 3,69 dengan persentase 73,8% berada pada kategori baik, siklus II rata-rata mencapai 4,15 dengan persentase 83% dengan kategori baik dan pada siklus III rata-rata mencapai 4,53 dengan persentase 90,7% yaitu dengan kategori sangat baik.
b. Hasil yang diperoleh dari nilai siswa pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 62,15 (kurang) sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa adalah 74,95 (baik) dan pada siklus III yaitu 80,54 (baik) sedangkan hasil penelitian siklus I pada setiap aspek yang mendapat kategori Sangat Baik
(35)
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
90
(0%), Baik (19%), Cukup (31%), Kurang (35%), Sangat Kurang (15%). Hasil siklus II yang mendapat kategori Sangat Baik (22%), Baik (35%), Cukup (17%), Kurang (26%), Sangat Kurang (0%). Hasil pada siklus III yang mendapat kategori Sangat Baik (32%), Baik (55%), Cukup (9%), Kurang (4%), Sangat Kurang (0%). Jumlah siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman pada siklus I, penilaian pada aspek 1 yaitu menjelaskan pesan yang terkandung pada teks bacaan dari 26 siswa terdapat 4 siswa yang tidak sesuai isi bacaan. pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita (tokoh, watak dan latar) terdapat 6 siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari bacaan dengan bahasa sendiri terdapat 12 siswa, aspek 4 yaitu menceritakan kembali isi bacaan secara runtut dengan bahasa sendiri terdapat 4 siswa, dan pada aspek 5 yaitu dalam memprediksi isi bacaan terdapat 5 orang siswa. Siklus II penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan yang terkandung pada teks bacaan dari 23 siswa terdapat 1 siswa yang tidak sesuai isi bacaan. pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita (tokoh, watak dan latar) terdapat 3 siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari bacaan dengan bahasa sendiri terdapat 4 siswa, dan skesulitan pada aspek 4 dan 5 yaitu menceritakan kembali isi bacaan secara runtut dengan bahasa sendiri dan memprediksi isi bacaan terdapat 2 siswa. Siklus III aspek 2 terdapat 1 siswa yang mendapat nilai kurang yaitu aspek menjelaskan isi cerita (tokoh, watak dan latar). Maka dapat disimpulkan pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II siswa sangat baik.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian membaca pemahaman dengan menggunakan metode DRTA maka peneliti menyarankan:
1. Guru sebaiknya menggunakan metode DRTA terutama pada kemampuan membaca pemahaman karena memudahkan siswa dalam memahami bacaan
(36)
91
dan melibatkan siswa secara aktif ketika proses pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Peneliti dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan membaca pemahaman dan hasil penelitian metode DRTA dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
3. Metode DRTA diharapkan tidak hanya diterapkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia tetapi dapat digunakan pada mata pelajaran lainnya yang membutuhkan pemahaman ketika proses membaca seperti ilmu pengetahuan sosial sehingga memudahkan siswa dalam memahami isi bacaan.
4. Metode membaca yang menarik diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam membaca sehingga pembelajaran membaca tidak membuat siswa bosan, dan diharapkan siswa menjadi lebih berminat untuk membaca tidak hanya dilingkungan sekolah tetapi diluar lingkungan sekolah.
(37)
92
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Untuk Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.
Cahyani, I dan Hodijah. (2009). Kemampuan Berbahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.
Farida. (2011). Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman. [Online] Tersedia : http://farida.blogspot.com/2011/03/peningkatan-kemampuan membacapemahaman_917.html. [02 Februari 2010]
Iskandarwassid. (2009) Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Maria, K. (2012). Kajian Teori. [Online] Tersedia :
http:Eprints.uny.ac.id/9331/3/bab%202-08208241006.pdf [02 Maret 2013] Marmila, P. (2012). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. [Online]
Tersedia: http://Myellaa.blogspot.com/2012/03/strategi-dan teknik-pembelajaran.html. [18 April 2013]
Nurhadi. (2008). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Nurhadi. (2010). Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung :
(38)
93
Panitia Sertifikasi Guru dalam Jabatan Rayon 110 UPI. (2012). Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD/MI. Bandung: UPI PRESS.
Prastiti, S. (2006). Paparan Kuliah Membaca I. Semarang : PBSJ
Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Bandung: Bumi Aksara.
Resmini N. Dkk. (2006). Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI PRESS.
Resmini, N dan Juanda, D. (2008). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS.
Tampubolon, D.P. (2008). Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Taniredja, T. Dkk. (2010). Penelitian Tindakan kelas untuk Pengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, G. H. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tim Pustaka Agung Harapan. Tanpa tahun. Rangkuman Materi Penting Bahasa Indonesia. Surabaya : CV. Pustaka Agung Harapan.
Tirta, W . (2012). DRTA-Directed Reading Thinking Activity. [Online] Tersedia: http://emu1967.tripod.com/DRTA.htm [01 Maret 2013]
Toni, P. (2012). Directed Reading Thinking Activity(DRTA.) [Online] Tersedia : http://m.readingrockets.org/strategies/drta/ [03 Maret 2013]
Tuki, C (2012). Membaca Pemahaman dan Unsur-unsurnya. [Online] Tersedia : http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/08/membaca-pemahaman. html [02 Maret 2013]
(39)
Ida Rahmawati, 2013
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Voli Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Manipulasi Pada Siswa Kelas IV SDN Sukarasa 3 Dan 4 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
94
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.
(1)
89
ini akan merangsang siswa untuk mengetahui isi teks yang akan dibahas. Jika siswa belum mampu, maka guru harus membimbing siswa sehingga dapat membuat prediksi. Tahap membaca yaitu kegiatan membaca teks yang telah siswa prediksi sebelumnya. Jenis membaca yang dilakukan adalah membaca dalam hati. Pada tahap ini, guru membimbing siswa agar melakukan kegiatan membaca untuk menemukan makna bacaan dan membantu siswa yang menemukan kesulitan memahami makna kata. Pada tahap terakhir yaitu tahap pascabaca, kegiatan yang dilakukan siswa adalah menguji kembali isi teks bacaan, dimana siswa mulai mengetahui isi teks secara keseluruhan sehingga pengetahuan awal yang dimiliki siswa dapat berkembang. Pada tahap ini siswa dapat menyimpulkan isi dari teks yang telah dibaca dan mengetahui kebenaran dari prediksi mereka. Pelaksanaan pada siklus I dan II siswa dibagi dalam kelompok sedangkan pada siklus III dilakukan secara individu. Pelaksanaan metode DRTA lebih efektif apabila aktivitas pembelajaran dilakukan secara individu.
3. Hasil analisis data diperoleh bahwa:
a. Dalam proses pembelajaran dapat dilihat bahwa aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Aktivitas siswa pada siklus I rata-rata mencapai 3,37 dengan persentase 67,5% dengan kategori cukup, siklus II rata-rata mencapai 3,87 dengan persentase 77,5% yaitu kategori baik dan pada siklus III rata-rata mencapai 4,62 dengan persentase 92,5% berada pada ketegori sangat baik. Sedangkan aktivitas guru pada siklus I rata-rata mencapai 3,69 dengan persentase 73,8% berada pada kategori baik, siklus II rata-rata mencapai 4,15 dengan persentase 83% dengan kategori baik dan pada siklus III rata-rata mencapai 4,53 dengan persentase 90,7% yaitu dengan kategori sangat baik.
b. Hasil yang diperoleh dari nilai siswa pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 62,15 (kurang) sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa adalah 74,95 (baik) dan pada siklus III yaitu 80,54 (baik) sedangkan hasil penelitian siklus I pada setiap aspek yang mendapat kategori Sangat Baik
(2)
(0%), Baik (19%), Cukup (31%), Kurang (35%), Sangat Kurang (15%). Hasil siklus II yang mendapat kategori Sangat Baik (22%), Baik (35%), Cukup (17%), Kurang (26%), Sangat Kurang (0%). Hasil pada siklus III yang mendapat kategori Sangat Baik (32%), Baik (55%), Cukup (9%), Kurang (4%), Sangat Kurang (0%). Jumlah siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman pada siklus I, penilaian pada aspek 1 yaitu menjelaskan pesan yang terkandung pada teks bacaan dari 26 siswa terdapat 4 siswa yang tidak sesuai isi bacaan. pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita (tokoh, watak dan latar) terdapat 6 siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari bacaan dengan bahasa sendiri terdapat 12 siswa, aspek 4 yaitu menceritakan kembali isi bacaan secara runtut dengan bahasa sendiri terdapat 4 siswa, dan pada aspek 5 yaitu dalam memprediksi isi bacaan terdapat 5 orang siswa. Siklus II penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan yang terkandung pada teks bacaan dari 23 siswa terdapat 1 siswa yang tidak sesuai isi bacaan. pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita (tokoh, watak dan latar) terdapat 3 siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari bacaan dengan bahasa sendiri terdapat 4 siswa, dan skesulitan pada aspek 4 dan 5 yaitu menceritakan kembali isi bacaan secara runtut dengan bahasa sendiri dan memprediksi isi bacaan terdapat 2 siswa. Siklus III aspek 2 terdapat 1 siswa yang mendapat nilai kurang yaitu aspek menjelaskan isi cerita (tokoh, watak dan latar). Maka dapat disimpulkan pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II siswa sangat baik.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian membaca pemahaman dengan menggunakan metode DRTA maka peneliti menyarankan:
1. Guru sebaiknya menggunakan metode DRTA terutama pada kemampuan membaca pemahaman karena memudahkan siswa dalam memahami bacaan
(3)
91
dan melibatkan siswa secara aktif ketika proses pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Peneliti dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan membaca pemahaman dan hasil penelitian metode DRTA dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
3. Metode DRTA diharapkan tidak hanya diterapkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia tetapi dapat digunakan pada mata pelajaran lainnya yang membutuhkan pemahaman ketika proses membaca seperti ilmu pengetahuan sosial sehingga memudahkan siswa dalam memahami isi bacaan.
4. Metode membaca yang menarik diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam membaca sehingga pembelajaran membaca tidak membuat siswa bosan, dan diharapkan siswa menjadi lebih berminat untuk membaca tidak hanya dilingkungan sekolah tetapi diluar lingkungan sekolah.
(4)
92
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Untuk Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.
Cahyani, I dan Hodijah. (2009). Kemampuan Berbahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.
Farida. (2011). Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman. [Online] Tersedia : http://farida.blogspot.com/2011/03/peningkatan-kemampuan membacapemahaman_917.html. [02 Februari 2010]
Iskandarwassid. (2009) Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Maria, K. (2012). Kajian Teori. [Online] Tersedia : http:Eprints.uny.ac.id/9331/3/bab%202-08208241006.pdf [02 Maret 2013] Marmila, P. (2012). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. [Online]
Tersedia: http://Myellaa.blogspot.com/2012/03/strategi-dan teknik-pembelajaran.html. [18 April 2013]
Nurhadi. (2008). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Nurhadi. (2010). Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung :
(5)
93
Panitia Sertifikasi Guru dalam Jabatan Rayon 110 UPI. (2012). Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD/MI. Bandung: UPI PRESS.
Prastiti, S. (2006). Paparan Kuliah Membaca I. Semarang : PBSJ
Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Bandung: Bumi Aksara.
Resmini N. Dkk. (2006). Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI PRESS.
Resmini, N dan Juanda, D. (2008). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS.
Tampubolon, D.P. (2008). Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Taniredja, T. Dkk. (2010). Penelitian Tindakan kelas untuk Pengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, G. H. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tim Pustaka Agung Harapan. Tanpa tahun. Rangkuman Materi Penting Bahasa Indonesia. Surabaya : CV. Pustaka Agung Harapan.
Tirta, W . (2012). DRTA-Directed Reading Thinking Activity. [Online] Tersedia: http://emu1967.tripod.com/DRTA.htm [01 Maret 2013]
Toni, P. (2012). Directed Reading Thinking Activity(DRTA.) [Online] Tersedia : http://m.readingrockets.org/strategies/drta/ [03 Maret 2013]
Tuki, C (2012). Membaca Pemahaman dan Unsur-unsurnya. [Online] Tersedia : http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/08/membaca-pemahaman. html [02 Maret 2013]
(6)
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.