UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI BILANGAN PECAHAN SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

(1)

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI BILANGAN PECAHAN SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN

KONTEKSTUAL

(Penelitian Tindakan Kelas IV di SDN Parung Tanjung 01 Jalan Pancasila V Cicadas Kec. Gunung Putri Kab. Bogor)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Muhijar 0810438

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==========================================================

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI BILANGAN PECAHAN SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN

KONTEKSTUAL

(Penelitian Tindakan Kelas IV di SDN Parung Tanjung 01 Jalan Pancasila V Cicadas Kec. Gunung Putri Kab. Bogor)

Oleh Muhijar 0810438

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Muhijar 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual


(4)

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI BILANGAN PECAHAN SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Oleh Muhijar 0810438

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya, padahal target yang diharapkan nilainya 62,00, demikian pula cara guru melaksanakan pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu hanya menggunakan metode ceramah, dengan menggunakan alat peraga yang bersifat kontekstual masih minim. Penelitian ini ditujukan pada penggunaan dengan mengoptimalkan alat peraga yang bersifat kontekstual. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah : (1). Menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika pokok bahasan operasi bilangan pecahan sederhana dan (2). Mengungkapkan peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika pokok bahasan operasi bilangan pecahan sederhana. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rancangan penelitian ini adalah PTK dengan dua siklus. Karena pada siklus ke II semua siswa sudah mencapai nilai diatas KKM. Prosedur pelaksanaannya mengacu pada teori PTK Kemmis dan Mc Taggart yang dikembangkan oleh Arikunto dengan dua siklus yang pada setiap siklusnya terdapat perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan serta refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV, tahun pelajaran 2012-2013 yang berjumlah 50 siswa SDN Parung Tanjung 01 Jln. Pancasila V Cicadas Kec. Gunung putri Kab. Bogor. Pada data awal yang diperoleh peneliti dengan prosentase rata-rata hasil belajar matematika siswa 28 siswa atau 56% yang mencapai KKM, dan yang belum mencapai KKM sebanyak 22 siswa atau 44%. Dari hasil pelaksanaan PTK dengan menggunakan pendekatan kontekstual, peningkatan proses pembelajaran meningkat terlihat siswa sangat senang dalam kerja kelompoknya masing-masing, perolehan nilai siswa dalam pembelajaran matematika mengalami peningkatan. Pada siklus pertama prosentase rata-rata hasil belajar matematika diatas 62 (nilai KKM) ada 37 orang atau 74 % yang tuntas dan yang belum tuntas berjumlah 13 siswa atau 26%, dan pada siklus kedua prosentase rata-rata hasil belajar matematika siswa 90 % (46 siswa) dan mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata mencapai 8,36 siswa yang mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada beberapa saran yang hendak disampaikan. antara lain : (1). Guru diharapkan dapat mencoba, mengkaji dan mengimplementasikan pendekatan kontekstual tersebut pada pokok bahasan lainnya pada pembelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran matematika, (2). Dengan kontekstual pendekatan terjalin hubungan social diantara siswa, guru diharapkan dapat membaurkan kembali kelompok siswa agar diantara semua siswa dapat terjalin hubungan yang baik dalam proses belajar.


(5)

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual


(6)

vii

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B Perumusan Masalah Penelitian ... 6

C. Hipotesis Tindakan ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi operasional ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Hakikat Hasil Belajar ... 10


(7)

viii

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Hakikat Bilangan Pecahan di Kelas IV SD ... 14

1. Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Matematika di kelas IV ... 15

a. Pengertian Pendekatan Kontekstual ... 15

b. Langkah – langkah Penerapan Kontekstual ... 16

c. Komponen – komponen Pembelajaran Kontekstual ... 17

d. Alat Yang Digunakan Dalam Pengunaan Alat Peraga- Yang bersifat kontekstual ... 21

e. Perkembangan Intelektual Siswa Kelas IV (empat)- Sekolah Dasar (8-10 Tahun) ... 22

f. Penelitian Yang Relevan ... 24

g. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Metode Penelitian ... 26

B. Model Penelitian ... 26

C.

S

ubjek yang Terlibat dalam Penelitian ... 28

D. Prosodur Penelitian ………..……… 28

E. Instrumen Penelitian ... 33

F. Tehnik Pengolahan Data dan analisis data ……….… 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………..…….. 36


(8)

ix

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Hasil Penelitian Tindakan Kelas ……….……. 39

C. Hasil observasi tentang guru dan siswa ……….…….. 52

D. Hasil Respon Siswa ………... 54

E. Hasil Refleksi ……….…… 57

F. Pembahasan Hasil Tindakan ………. 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ……....………... 64

B. Saran ……….. 65


(9)

1

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai perguruan Tinggi. Penggunaan matematika tidak terlepas dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itulah konsep-konsep dasar matematika harus dikuasai siswa sejak dini, yang akhirnya terampil dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Pecahan sederhana adalah salah satu operasi hitung yang mulai diajarkan di kelas IV (empat) Sekolah Dasar. Biasanya guru menjelaskan konsep pecahan sederhana terpisah dengan masalah sehari-hari, sehingga sulit diterima siswa. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran tidak bermakna, padahal operasi pecahan harus sudah dikuasai oleh siswa untuk melanjutkan ke pembelajaran selanjutnya.

Siswa yang tidak menguasai operasai bilangan pecahan sederhana akan merasakan kesulitan dalam mengikuti pelajaran selanjutnya. Apabila hal ini berlanjut terus pada siswa, maka siswa bisa saja tidak menyukai pelajaran matematika karena dianggap pelajaran matematika itu sulit sekali, bahkan siswa akan malas bersekolah bila ada pelajaran matematika.

Untuk mengembangkan kemampuan pelajaran matematika dalam materi pecahan dapat dilakukan sambil bermain dengan berbagai alat peraga yang bersifat kontekstual, yang bersifat edukatif, dan guru dalam mengolah kegiatan belajar mengajar tersebut dapat mendorong, menantang, merangsang dan menarik minat siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara optimal. Dengan kegiatan yang optimal maka tujuan pendidikan yang diharapkan akan tercapai.

Perkembangan kemampuan berhitung dalam operasi bilangan pecahan sederhana sangat penting bagi siswa kelas IV(empat). Mengembangkan kemampuan dalam operasi pecahan permulaan bagi siswa kelas IV(empat) dengan mengenalkan siswa pada lambang bilangan pecahan sederhana pada


(10)

2

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

operasi pecahan secara sederhana, dengan menggunakan alat peraga yang optimal kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan selanjutnya. Hal ini perlu diperkenalkan sejak usia dini karena oprasi pecahan merupakan dasar dari beberapa ilmu yang dipakai dalam setiap kehidupan sehari hari sudah banyak dipenalkan , dan banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Dalam pelaksanaannya harus menarik minat dan perhatian siswa sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dalam mengenal operasi pecahan sederhana permulaan dengan alat peraga bergambar yang bersifat kontekstual. Alat peraga dapat bermanfaat untuk melatih siswa bersosialisasi, menemukan sikap bekerjasama dan dapat membantu siswa mengenal dasar-dasar dalam materi pecahan permulaan sehingga siswa akan tertarik dan senang dalam mengikuti proses pembelajaran.

Alasan yang mendasar mengapa siswa kurang menguasai materi pecahan yaitu umumnya guru hanya memberikan pembelajaran yang abstrak tanpa menggunakan alat peraga melalui permainan edukatif dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu membuat siswa kesulitan untuk membayangkan dan memahaminya, contohnya : pada pengenalan konsep angka, pembelajaran yang dilakukan hanya mengajarkan lambang pecahan ( ½, 2/3, ¾, ... ), namun makna dari lambang pecahan tersebut tidak diperagakan bahkan dibuktikan.

Selain itu guru pada umumnya hanya memperhatikan target pembelajaran yang harus dikuasai siswa, tanpa menyadari bahwa di kelas IV (empat) SD masih merupakan arena siswa pengenalan (bukan pembuktian) untuk mengeluarkan semua potensi dan karakter yang dimilikinya. Persepsi bermainpun sering dianggap tidak penting dan tidak mempunyai makna yang dalam. Ini dikarenakan dengan bermain siswa hanya memuaskan rasa kesenangannya. Siswa tidak menggunakan pemikirannya secara dalam untuk menggali semua potensi yang dimiliki. Siswa juga tidak dapat memperoleh sesuatu untuk dipelajari dan tidak dapat mengembangkan segala kemampuannya.


(11)

3

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masalah yang sering timbul dengan mengunakan alat peraga bermainpun adalah banyak waktu yang tersita. Dengan alat peraga, suasana kelas menjadi tidak tertib dan penyampaian materi pun tidak merata antara siswa yang memperhatikan dengan yang tidak. Masalah-masalah seperti itu dapat terhindarkan jika guru mampu memilih alat peraga yang tepat.

Salah satu penggunaan alat peraga yang bersifat kontekstual, yang efesien yaitu alat peraga yang tepat guna seperti mengunakan buah buahan (apel ). Buah apel diiris –iris yang dapat memisahkan irisan itu bilangan pecahan).Memang pada umumnya sudah tidak asing di SD kelas IV (empat) dalam mengenalkan operasi bilangan pecahan permulaan, tetapi alat peraga ini sering terlupakan dan tidak digunakan. Padahal sebenamya, alat peraga yang di gunakan secara optimal dapat merangsang siswa agar lebih cepat mengenal angka maupun bilangan pecahan.. Alat peraga ini pun mudah didapat bahkan dapat dibuat sendiri dengan berbagai variasi namun tetap memenuhi kriteria atau pedoman yang ada.

Selain itu, penggunaan alat peraga yang bersifat kontekstual ini dapat disediakan sesuai dengan jumlah siswa sehingga masing-masing siswa dapat mengikuti pembelajaran secara serempak dan masalah ketertiban kelas pun dapat terhindarkan. Keuntungan lainnya permainan ini pun dapat dipergunakan di rumah maupun di sekolah. Dengan demikian alokasi waktu pun tidak menjadi masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sumaatmadja ( Agustiani,2005 : 1 ), yang mengemukakan bahwa ”pendidikan adalah upaya meningkatkan dengan salah satu aspeknya adalah kualitas sumberdaya manusia”.

Untuk melaksanakan proses belajar setiap jenjang pendidikan memerlukan kurikulum sebagai acuan dan pedoman dalam proses belajar mengajar. Kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta secara yang digunakan sebagai pedoman membuat berbagai mata pelajaran yang harus diberikan pada perserta didik antara lain pelajaran matematka. Mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar berpungsi untuk mengembangkan kemampuan nalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi,


(12)

4

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir. Ciri pembelajaran matematika adalah memiliki objek yang abstrak, pola pikir yang edukatip dan konsisten, dan pelajaran matematika mempunyai objek yang konkrit, akan tetapi pembelajaran matematika dapat diupayakan agar materi yang disampaikan kepada perserta didik dapat lebih menyenangkan dan menarik. Selain itu, mata pelajran matematika tidak dianggap sebagai mata pelajaran menakutkan bagi siswa, karena banyak siswa tidak menyukai matematika karena mereka merasa kesulitan.

Berdasarkan uraian diatas, untuk mengembangkan masalah permahaman pecahan yang masih meragukan, perlu memperhatikan tahapan perkembangan siswa. Selain itu, penggunaan alat peraga edukatif di SD masih belum optimal, juga penting diperhatikan. Pembelajaran dengan menggunakan alat perag yang menyenangkan dan membuat siswa tertarik serta antusias memudahkan siswa memahami konsep pecahan sederhana itu diajarkan dengan menggunakan alat peraga yang optimal , melalui pendekatan kontekstual. Untuk mengetahui apakah penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang operasi bilangan pecahan sederhana di kelas IV ( empat ) Sekolah Dasar, maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian.

Memperhatikan pengajaran guru yang masih menggunakan cara lama atau cara konvensional ( cara tradisional ), metode ceramah yang dominan dimana pembelajaran hanya berlangsung satu arah. Peran guru penyampai pesan pada perserta didik dan hanya menekankan pada isi pesan, yaitu materi pembelajaran sedangkan perserta didik hanya sebagai pendengar setia pada materi yang disampaikan. pembelajaran masih brpusat pada guru tanpa melibatkan peserta didik, sehingga pembelajaran tidak menarik minat siswa untuk belajar matematika yang akhirnya menyebabkan perserta didik merasa jenuh.

Hal ini tentu berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai perserta didik dan tidak akan mampu menyerap pembelajaran dengan baik sehingga hasil tes perserta didik akan sering menunjukan prestasi belajar yang rendah atau sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ).


(13)

5

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Masalah di atas juga masih ditemukan di SD Negeri Parung Tanjung 01 Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Prestasi yang dicapai siswa tahun pelajaran 2012 - 2013 terutama pada mata pelajaran matematika, belum memenuhi harapan. Hasil kemampuan siswa dalam mencapai nilai operasi hitung campuran yang ditargetkan sesuai dengan KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) yang ditentukan oleh sekolah maupun di gugus yaitu untuk matematika 6,5 belum tercapai memenuhi standar. Sementara itu, khusus siswa kelas IV SD Negeri Parung Tanjung 01 kecaman Gunung Putri dalam pembelajaran matematika, konsep operasi bilangan pecahan sederhana adalah konsep yang tidak dipahami siswa sehingga dampaknya berpengaruh terhadap rendahnya prestasi hasil belajar, yang belum memenuhi KKM , yaitu : 5,8 dari 50 siswa (48%). Sementara itu hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dalam menentukan target atau KKM yang diharapkan. Ketidakmampuan siswa dalam memecahkan masalah aktifitas disebabkan oleh beberapa faktor guru, antara lain : Guru dalam kegiatan mengajar beroentasi, tanpa meghiraukan pembelajaran matematika yang bersipat maju / bermutu, hanya pengajaran dengan metode ceramah, tanya jawab, dan memberikan latihan mengerjakan soal matematika yang diterangkan tanpa memberikan kesempatan contoh praktek. Selain itu guru masih memberikan pengajaran hannya untuk mencapai target kurikulum yang harus dicapai, dan daya serap kemampuan siswa terabaikan. Kemudian adanya target guru masih memberikan pembelajaran hanya pada tingkat verbalisme (ceramah).dalam pengajaran disampaikan sebagai rasa tangung jawab guru mengajar hal ini pembelajaran matematika hanya berpusat pada guru.

Untuk mengembangkan kemampuan pelajaran matematika dalam materi operasi bilangan pecahan sederhana dalam pemecahan masalah akan dicoba dengan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran salah satunya adalah pendekatan kontekstual. Dalam kegiatan pendekatan kontekstual tersebut dapat mendorong, menantang, merangsang, dan menarik minat siswa untuk melakukan kegiatan mengajar secara optimal, maka tujuan pendidikan yang diharapkan akan tercapai sesuai keinginan semuah pihak. Hal tersebut disebabkan siswa belajar


(14)

6

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sambil mrngalami dan mencari sendiri dari fakta-faktanya, seperti ada pepatah ” aku dengar aku lupa, aku lihat aku ingat, aku kerjakan aku mengerti ”, memperhatikan pendapat Piaget ( Sri ningsih 2012 : 3 ). Untuk mewujudkan pelaksanan kegiatan belajar pada siswa harus dilakukan secara sistematis dengan memperhatikan beberapa hal antara lain : Tarap perkembangan siswa, waktu, tempat, alat peraga dan pendekatan yang digunakan.

B. Perumusan Masalah Penelitian

Memperhatikan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah ”bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam materi operasi bilangan pecahan sederhana dengan menerapkan pendekatan kontekstual sehingga dapat meningkatkan prestasi perserta didik dan guru dalam upaya meningkatkan rasa tanggung jawab guru sebagai guru yang propesional, yang dimaksud hasil belajar matematika siswa adalah kompetensi yang ada dalam diri seseorang, sehingga orang tersebut mampu melakukan tindakan-tindakan kognitif, afekif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya dalam pembelajaran matematika khususnya dalam operasi bilangan pecahan sederhana. dikelas IV (empat) SD Negeri Parung Tanjung 01-Cicadas Kec.Gunung putri Kab.Bogor”. Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan hasil belajar matematika tentang operasi bilangan pecahan sederhana di kelas IV (empat) SDN Parungtanjung 01 melalui pendekatan kontekstual ?

2. Bagaimana pelaksanaan belajar matematika mengenai operasi bilangan pecahan sederhana melaluli pendekatan kontekstual pada siswa dan guru ? 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pelaksanaan belajar di kelas

IV (empat) SDN Parungtanjung 01 melalui pendekatan kontekstual ?

4. Bagaimana hasil respon pelaksanaan siswa terhadap operasi bilangan pecahan sederhana melalui pendekatan kontekstual ?


(15)

7

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan indentipikasi permasalahan dan kajian tiori diatas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah, upaya meningkatkan hasil belajar matematika tentang operasi bilangan pecahan sederhana melalui penggunaan alat peraga yang optimal dengan menggunakan pendekatan kontektual, maka hasil belajar matematika perserta didik pada materi operasi bilangan pecahan sederhana dapat meningkat dari sebelumnya ada upaya perubahan yang signifikan. di SDN Parung Tanjung 01 Gunung Putri – Kabupaten Bogor.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mencari solusi masalah yang praktis dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika dengan menerapkan pendekatan kontekstual, di SD Negeri Parung Tanjung 01-Cicadas Kec.Gunung Putri Kab.Bogor, adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendefkripsikan perencanaan pembelajaran matematika siswa tentang operasi bilangan pecahan sederhana di kelas IV (empat) SDN Parungtanjung 01 melalui pendekatan kontekstual .

2. Untuk mengetahui bagaimana hasil pelaksanaan penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika dikelas IV (empat) SDN Parungtanjung 01.

3. Bagaimana kegiatan hasil belajar matematika tentang operasi bilangan pecahan sederhana pada pengembangan pembelajaran pada pendekatan kontekstual.

4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap operasi bilangan pecahan sederhana melalui pendekatan kontekstual


(16)

8

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat baik secara teoritis dan praktis :

1. Secara Teoritis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pengembangan kemampuan kognitif pada siswa kelas IV (empat), khususnya pengembangan di bidang kemampuan operasi bilangan pecahan sederhana permulaan melalui pendekatan kontekstual bagi siswa usia 8 - 10 tahun.

2. Secara Praktis

a. Siswa SD Kelas IV (empat)

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang operasi bilangan pecahan sederhana.

b. Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menemukan alternatif alat peraga pembelajaran matematika sehingga diperoleh hasil belajar yang maksimal / optimal.

c. Orang Tua

Sebagai informasi dan pengetahuan kepada orang tua tentang perkembangan kognitif siswa kelas IV (empat) melalui kegiatan bermain dengan menggunakan alat peraga bergambar untuk mengembangkan kemampuan operasi bilangan pecahan sederhana permulaan pada siswa usia 8 - 10 tahun.

d. Masyarakat

Diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai alternatif pembelajaran sehingga operasi bilangan pecahan sederhana menjadi lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa melalui pendekatan kontextual oleh pengajar.


(17)

9

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Peneliti selanjutnya, dapat memberikan gambaran yang jelas dan nyata tentang kontribusi dalam pembelajaran kontextual dengan penggunaan alat peraga yang optimal dalam meningkatkan kemampuan operasi bilangan pecahan sederhana permulaan siswa usia 8 – 10 tahun di SD Kelas IV (empat) khususnya, aspek pengembangan kemampuan lain pada umumnya. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih sebagai bahan pembelajaran selanjutnya.

F. Definisi operasional.

Ada beberapah istilah yang didefinisikan operasionalnya dalam memberikan, memahami istilah yang digunakan dalam penelitian ini, adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan kontekstual, adalah sebagai konsep pembelajaran untuk membantu guru dalam mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata bagi perserta didik yang dapat diterapkan sebagai memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

2. Hasil akhir belajar adalah skor test matematika yang diperoleh siswa setelah ia melakukan pengalaman belajarnya sesuai dengan materi yang disampaikan yaitu. Oprasi bilangan pecahan sederhana.


(18)

26

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Tindakan (Action Research) yang merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan yang bertujuan mengembangkan keterampilan dalam rangka memecahkan masalah melalui penerapan langsung. Dalam dunia pendidikan, penelitian ini dapat memperbaiki efektifitas dan efesiensi praktik pembelajaran.

Menurut E. Mulyasa (2006:152), terdapat dua kata kunci yang terdapat dalam setiap kegiatan action research, yaitu pemecahan masalah dan peningkatan kinerja. Karena penelitian ini dilakukan langsung di dalam kelas, maka metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

Menurut Wardani (2004:1.4), penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Suyanto dalam Kasbuloh (1998/1999:32) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan dan atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah. Dengan adanya PTK kesalahan dalam pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga hasil belajar siswa diharapkan akan dapat meningkat.

B. Metode Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan sendiri oleh guru, dimana guru sebagai peneliti yang merancang tindakan; mengobservasi; dan merefleksi pembelajaran yang dilakukan. tetapi tidak semua guru mampu melihat sendiri kekeliruannya. Disinilah diperlukannya orang lain untuk melihat apakah diri


(19)

27

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sendiri melakukan kekeliruan dalam kegiatan mengajar. Dibutuhkan teman sejawat untuk konsultasi permasalahan yang dihadapi dan observer untuk memantau apakah guru telah melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Penelitian Tindakan Kelas dipilih karena peranan guru dalam upaya perbaikan pendidikan sangat penting. Dalam melakukan penelitian guru tidak harus meninggalkan kewajibannya, karena guru dapat mengajar sambil melakukan penelitian dan menemukan cara-cara yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar matematika dalam menyelesaikan soal penjumlahan. Dengan cara ini guru diharapkan mendapatkan data tentang inti permasalahan dan kesulitan belajar siswa selama ini. Pada saat yang sama guru dapat menemukan pemecahannya yang bersifat teknis pembelajaran melalui kerja kolaboratif dengan teman sejawat.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan siklusitas yang bersifat menyeluruh dan berulang, dimana setiap siklusnya terdiri dari tahap-tahap perencanaan, penerapan tindakan, pengamatan, dan evaluasi proses hasil evaluasi, dan refleksi. Menurut Hopkins dalam Arikunto (2006:80), jika terdapat masalah dalam refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya sehingga permasalahannya dapat teratasi. Metode dan desain penelitian mengacu pada teori PTK Kemmis dan Taggart yang menggunakan sistem garis koordinasi (gambar 3.1).

Desain penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Action Research) yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan atau melalui pendekatan kontekstual, dengan 3 tahap yaitu: merencanakan, melakukan tindakan / observasi, dan mengamati refleksi. Menurut model desain Kemmis dan Mc Taggart dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model siklus ke siklus, dengan garis koordinasi yang dimulai pada rencana, tindakan dan observasi.dan refleksi selanjutnya kembali pada rencana kembali yang merupakan dasar tindakan penelitian untuk pemecahan masalah.


(20)

28

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Refleksi merupakan evaluasi tentang proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Refleksi dilakukan terhadap indikator keberhasilan pembelajaran yaitu 75% pada 50 siswa mencapai nilai minimal 7 pada penyelesaian soal penjumlahan. Hasil refleksi merekomendasikan apakah siklus selanjutnya dapat dilaksanakan atau tidak. Berikut ini adalah bagan alur PTK yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus dengan model sebagai berikut :

Gambar 3.1. Alur tindakan secara umum Arikunto.

1. Siklus Kegiatan

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yang masing-masing terdiri dari dua pertemuan dengan pola yang sama dan tetap, meliputi 3 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, dan pengamatan.

a. Perencanaan

1) Guru menyusun Rencana Pembelajaran dan Rencana Pembelajaran dengan materi pokok bilangan pecahan.


(21)

29

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Guru membentuk kelompok belajar secara heterogen, tiap kelompok beranggotakan 5 siswa dengan penyebaran tingkat kecerdasan. .

3) Guru menyediakan/merancang sarana kontekstual

4) Guru mempersiapkan LKS kontekstual beserta kunci jawabany.. 5) Guru mempersiapkan kisi-kisi beserta kunci jawaban dan pedoman

penskoran sebagai evaluasi.

6) Guru mempersiapkan lembar pengamatan: (a) Lembar pengamatan aktivitas siswa . (b) Lembar pengamatan guru .

7) Guru mempersiapkan Tugas Rumah . b. Pelaksanaan tindakan kelas

1) Pendahuluan.

(a) Guru memberikan apersepsi dan menginformasikan konsep dan tujuan pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual serta memotivasi siswa.

(b) Guru menyampaikan sekilas tentang materi pembelajaran dan mendemonstrasikan kegiatan kontekstual yang akan dilaksanakan (Modelling).

2) Kegiatan inti.

(a) Guru membagi kelompok belajar siswa yang terdiri dari 4 sampai 5 orang dan menyiapkan sarana pembelajaran yang berasosiasi dengan pendekatan kontekstual serta membagikan LKS kontekstual kepada tiap kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan secara berkelompok (Learning Comunity).

(b) Siswa mendiskusikan dan bertanya dalam kelompok untuk mengerjakan LKS kontekstual yang diberikan (Questioning). (c) Siswa didampingi guru melaksanakan kegiatan kontekstual, siswa

secara bertahap mengkonstruksi pengetahuannya sendiri (Construktivisme) tentang bilangan pecahan


(22)

30

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(d) Siswa dalam kelompok berusaha menemukan konsep atau prinsip matematika yang telah dipelajarinya dengan memanfaatkan sarana kontekstual yang tersedia (Inquiry).

(e) Guru menanyakan kesulitan siswa dalam melengkapi LKS kontekstual dan memberi umpan balik kemudian menyuruh siswa secara acak, untuk menjelaskan temuan penyelesaiannya di depan kelas dan kelompok yang lain menanggapi (Modelling).

3) Penutup.

(a) Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali penyelesaian soal sambil mengungkapkan teori/materi pendukungnya (Questioning).

(b) Setelah selesai, siswa mengumpulkan LKS kontekstual yang sudah dilengkapi. Nilai hasil pekerjaan LKS kontekstual tersebut digunakan sebagai penilaian autentik (Authentic Assesment) untuk nilai kelompok. Sedangkan nilai individu diambil dari nilai kuis yang dilakukan di akhir pembelajaran pada masing-masing siklus. Kemudian guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan siswa kembali ke tempat duduknya masing-masing.

(c) Siswa bersama guru menarik beberapa kesimpulan tentang materi yang dipelajari.

(d) Pada akhir pembelajaran guru menanyakan pendapat siswa mengenai kegiatan belajar hari ini (Reflection) dan memberikan tugas rumah(PR) untuk dikerjakan secara individu.

c. Pengamatan

1) Pengamatan terhadap siswa

(a) Kesiapan siswa mengikuti pelajaran.


(23)

31

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(c)Banyaknya siswa yang melakukan kegiatan matematis (kemampuan siswa dalam mengkonstruk/constructivism dan menemukan/inquiry).

(d) Banyaknya siswa yang cepat membentuk kelompok dan kerjasama siswa dalam kelompok (learning community).

(e) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan LKS kontekstual dan memanfaatkan sarana kontekstual yang tersedia.

(f) Kompetensi siswa saat menyajikan temuan penyelesaian soalnya (modelling).

(g) Banyaknya siswa yang bertanya dan memberikan tanggapan (questioning).

(h) Banyaknya siswa yang terlibat mengambil kesimpulan dan melakukan refleksi (reflection).

(i) Hasil latihan soal setelah siswa diberi tugas rumah individual. (j) Hasil kuis siswa yang diberikan di pok dalam mengkonstruk dan

menemukan/sebagai fasilitator (constructivism dan inquiry).

(k) Kemampuan guru membimbing dan memotivasi siswa mempresentasikan hasil diskusinya.

(l) Melakukan evaluasi kelompok dan individu (authentic assesment). (m) Memberikan kesempatan siswa melakukan refleksi (reflection). (o) Cara pengelolaan kelas dan waktu yang diperlukan guru.

2) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran.

3) Mendiskusikan hasil analisis refleksi untuk tindakan perbaikan pada pelaksanan kegiatan penelitian dalam siklus berikutnya.

Tindakan perbaikan antara lain: (a) ketepatan pemilihan materi pelajaran, (b) ketepatan guru dalam menyajikan materi, (c) ketepatan guru dalam membuat soal konteksual, (d) ketepatan instrumen dalam menjaring informasi proses penelitian


(24)

32

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. Refleksi.

Merefleksi yaitu untuk melihat kembali aktifitas yang telah dilakukan serta melakukan solusinya berdasarkan hasil obserfasi dikelas pada saat pembelajaran berlangsung, berdasarkan hasilnya disusun pada rencana baru untuk diterapkan pada proses pembelajaran berikutnya di kelas.

C. Subjek yang Terlibat dalam Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV (empat) SDN Parung Tanjung 01 Gunung Putri – Kabupaten Bogor dengan jumlah siswa 50 orang. Sementara observer dalam penelitian ini adalah 4 orang mitra mahasiswa, dan teman sejawat yang akan membantu melakukan pengamatan selama peneliti melaksanakan pembelajaran dengan penggunaan alat peraga yang optimal

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV (empat) SDN Parung Tanjung 01 Kecamatan Gunung Putri–Kabupaten Bogor dan dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2012 semester II tahun pelajaran 2012 2013.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang diguakan dalam penelitian ini secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu instrumen pembeajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang ditata dan diatur sedemikian rupa dengan didasarkan pada berbagai aspek, untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran oleh karena itu diperlukan instrumen-instrumen pembelajaran yang meliputi :


(25)

33

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

b. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran sebagai proses persiapan guru dalam mengajar yang dirancang untuk setiap kali pertemuan atau siklus kali pertemuan atau siklus mencapai tujuan yang telah ditentukan.

d. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa adalah lembar kerja yang dikerjakan siswa selama pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui penilaian siswa.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan dalam menerapkan pendekatan kontekstual pada pembelajaran matematika dikelas 1V, akan dilakukan dengan menggunakan instrumen tes dan instrumen non tes.

a. Instrumen Tes

Alat pengumpulan data tes bersifat mengukur, dilakukan dengan teknik tes yaitu pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dengan cara tertulis dengan bentuk soal-soal isian atau melengkapi, dan uraian.


(26)

34

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setiap bentuk soal diberikan pada setiap siklus baik secara kelompok ataupun individual, pemberian tes dilakukan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa terhadap penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan kontekstual.

b. Instrumen Non Tes

Instrumen yang digunakan adalah : 1). Lembar Observasi

Pedoman Observasi dipergunakan untuk mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung yang menggunakan pendekatan kontekstual yang tercermin dari aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran dikelas, lembar observasi merupakan alat bantu menganalisa dan merefleksi guna memperbaiki siklus berikutnya.

2). Lembar Angket

Lembar Angket ini dilakukan diakhir keseluruhan siklus dan dimaksudkan untuk mengetahui respon serta tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

3). Lembar Jurnal

Lembar Jurnal digunakan untuk mengetahui respond dan sikap siswa setelah pembelajaran berlangsung terhadap pelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan kontekstual, Jurnal ini diberikan setiap akhir siklus.


(27)

35

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Teknik pengolahan data yang akan dilakukan dalam penelitian kali ini yaitu mendeskripsikan data yang dianalisis, setelah itu hasil dari setiap siklus akan dianalisis dan direfleksi. Untuk perbaikan pada siklus berikutnya data yang berbentuk kualitatif akan diolah dan disajikan menjadi data kuantitatif dalam bentuk persentase. Hasil analisis data yang berupa data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk tabel.

Untuk mengetahui hasil belajar tuntas atau tidak, digunakan acuan dengan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dikelas IV yaitu 62 dan penilaian daya serap. Pada penelitian ini siswa secara keseluruhan dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai nilai KKM secara klasikal dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 75% mencapai nilai KKM. Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Data Hasil Tes

Pada tahap ini data jawaban tes siswa yang terkumpul kemudian dianalisis dengan diberi skor, kemudian dilihat tingkat penguasaan siswa dalam memahami pelajaran matematika pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan pendekatan kontekstual. Untuk menghitung persentase hasil belajar siswa secara keseluruhan terlebih dahulu mencari rata-rata tingkat penguasaan setiap

Skor jawaban benar Jumlah seluruh soal

- Untuk menghitung rata-rata nilai hasil belajar siswa

(TP) Seluruh Siswa Banyak Siswa

2. Data Hasil Non Tes

Tingkat penguasa= x 100%


(28)

36

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Data yang diperoleh dari setiap instrumen akan dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui respon siswa terhadap materi yang diberikan dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Data yang diperoleh melalui angket diolah dengan cara menghitung jumlah responden yang menjawab ya dan tidak terhadap suatu pertanyaan yang diberikan, kemudian jawaban tersebut dirubah dalam bentuk prosentase data angket siswa dengan cara sebagai berikut :

Altenatip jawaban Jumlah responden


(29)

64

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV tentang pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan melalui pendekatan kontekstual, maka penulis mencoba menarik kesimpulan dan memberikan saran.

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah jawaban dari permasalahan yang telah di utarakan pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil antaranya adalah :

1. Perencanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, metode pendekatan kontekstual pada kondisi siklus I dan II dapat memberikan gambaran hasil yang meningkatkan aktivitas siswa dan guru yang dinilai oleh observer, hasil penelitian perencanaan pembelajaran ada perubahan disetiap siklusnya. Siklus I penilaian perencanaan pembelajaran sudah pcuku baik untuk menjadi rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran di kelas, dengan prosentase 70,62% dan pada siklus II lebih baik lagi menjadi 81,33% melalui pendekatan kontekstual dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat kontekstual dalam kehidupannya, seperti : memperkenalkan buah-buahan (apel) dan kotak persegi dari sterofom pada pembelajaran anak, untuk meningkatkan belajar lebih aktif dan efektip.

2. Model pembelajaran kontekstual, dapat meningkatkan hasil belajar tentang materi bilangan pecahan sederhana dikelas IV, di SD Negeri Parung Tanjung 01 yaitu : membuat keterlibatan siswa secara fisik sangat baik, karena dalam tahap operasional kongkrit sehingga membatu siswa dalam membangun pengetahuannya. Hal ini perlu dikembangkan dan dilanjutkan dalam PBM


(30)

65

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

demi tercapainya proses belajar matematika yang menarik dan mennyenangkan, sesuai PAIKEMnya.

3. Peningkatan hasil belajar siswa dapat terukur melalui hasil tes formatif yang telah didapat, data awal yang didapatkan peneliti dengan prosentase rata-rata hasil belajar matematika nilai 58% atau 28 siswa yang belum tuntas, padahal target yang ditetapkan 62,00 KKMnya. Keberhasilan penggunaan pendekatan kontekstual mengalami peningkatan setiap siklusnya. Pada siklus I prosentase hasil belajar rata-rata 7,62% siswa yang sudah tuntas sebannyak 37 siswa atau 74% dan pada siklus II meningkat lagi hasilnya yaitu 81,33% dari siswa berjumlah 46 siswa atau 90%.

4. Melalui pembelajaran kontekstual respon siswa kadang mengalami kenaikan atau pengnurunan, faktor penurunan metode ini ; karena siswa belum tanggap, namun berikutnya peningkatan belajar mengalami peningkatan walau tidak signifikan. Dalam hal ini peran guru sangat berpengaruh kepada keaktifan siswa dalam belajar. Untuk lebih proaktif dalam membagi kelompok secara acak anatara yang pandai dan kurang, supaya dapat bertannya dan berinteraksi, sehingga anak lebih aktif serta semangat suasana belajar lebih menarik. Gambaran hasil respon siswa terlihat peningkatan pencapaian nilai di atas ( nilai KKM ada 45 siswa ( 90%).

Berdasarkan pengamatan observasi proses belajar mengajar dengan pendekatan kontekstual, umumnya respon aktivitas siswa dan guru pada pembelajaran matematika pada materi pecahan sederhana mengalami proses belajar yang menyenangkan dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini ditandai dengan cara mereka berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, sehingga siswa dari level rendah dan sedang dapat bertanya pada teman sebaya tanpa rasa malu. Dan pada umumnya siswa merasa senang belajar dalam kelompok diskusinya. Serta respon dalam pembelajaran kontekstual aktifitas guru diperlukan ketekunan dan ketelitian untuk mempertahankan hasil terbaiknya yaitu : pada siklus I (87,12%) dan pada


(31)

66

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siklus II(93,75%) ini, agar sebaik mungkin dipertahankan dan ditingkatkan sehingga lebih sukses untuk selanjutnya.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas pada penelitian tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan untuk kelas IV Sekolah Dasar, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Melalui metode pendekatan kontekstual dapat digunakan sebagai alternative pembelajaran yang perlu dicoba oleh guru untuk meningkatkan pengetahuan siswa terutama pada materibilangan pecahan sederhana yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik disarankan kepada kita sebagai pengajar untuk dapat terus melestarikan dari hasil yang telah dicapai melalui pendekatan kontekstual di masa mendatang, agar prestasi siswa, sekolah dan guru dapat dibanggakan.

2. Melalui metode pendekatan kontekstual dapat melatih siswa dalam berpikir dan mengemukakan pendapatnya, sehingga dibutuhkan waktu yang cukup serta perencanaan yang tepat dalam pembelajaran ini,

Bagi guru hendaknya dapat memodifikasikan alat peraga yang bersifat kontekstual ini lebih memperkenalkan kepada siswa tentang pelajaran matematika, sehingga siswa tertarik dan menyukai pelajaran matematika. 3. Bagi peneliti hendaknya dapat mengembangkan penelitian selanjutnya yang

lebih luas. Peneliti juga dapat mengembangkan dengan penelitian pada tingkatan usia atau konteks sosial budaya yang berbeda.


(32)

68

67

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Yrama Widya.

Agustiani. 2005. Penggunaan Alat Peraga. Skripsi, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan

Aisyah,Nyimas ( 2007 ) Pengembangan Pembelajaran Matematika SD : Dirjen DiktiDepdiknas

Burhan Mutakin, Ary Astuti. 2008. Jakarta: Pusat Pembekuan Departemen Pendidikan Nasional

Carjani. 2006. Penggunaan Alat Peraga Manipulatif (ManipulatifMaterial)

Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Pada Operasi Bilangan Pecahan Sederhana. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Djaafar,Tengku. Kontribusi dan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar. Padang UNP : 2007 Depdikbud, 1994. Garis-garis Besar Program Pengajaran Kelas 3. Dekdikbud.

Jakarta.

Depdiknas, 2000. Kurikulum Standar Kompetensi, Depdiknas. Jakarta

Fitriyah, Munawarti. 2005. Matematika Progresif untuk SD Kelas 5. Jakarta : PT. Dian Rakyat.

Johson, Elaine B. 2007. Concextual Teaching and Learning : Menjadikan

Kegiatan belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermaknsa. Bandung : Mizan Learning Center.

Kasbuloh, Kasihani. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud, 1998/1999

Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006

Nana Sudjana, 1989. Dasar-dasar Proses Belajar. Badung:Sinar Baru

Nurhadi . ( 2004 ) , Pendekatan Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning /CTL ) dan Penerannya Dalam KBK . Malang : UM Press.

Paul, Suparno. 2003. Teori perkembangan Kongitif Jean Piaget. Yogyakarta : PT. Kansus.


(33)

68

67

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Prabawanto, Sufyani. Puji, Rahayu, 2009. Bilangan, Bandung : UPI PRESS. Soedjaji, R.2000. Kian Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta :

Dirjendikti.

Soetopo 2008. Matematika progresif untuk kelas IV SD/MI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Soemanto, Wasty. Psikolagi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta,2006 Sri Ningsih. 2012. Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan bulat, Skripsi UPI Bandung : Tidak Diterbitkan

Suhendra, ( 2006 ), Model Pembelajaran Matematika Bandung : UPI Press. Suherman, Erman,dkk. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung : UPl, 2003 Sutrisna, Sulis, 2003. Panduan Lengkap Matematika unggulan. Jakarta :

Mascot Media Nusantara

Suwangsih, Erna. Tiurlina. 2006. Model pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS


(1)

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Data yang diperoleh dari setiap instrumen akan dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui respon siswa terhadap materi yang diberikan dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Data yang diperoleh melalui angket diolah dengan cara menghitung jumlah responden yang menjawab ya dan tidak terhadap suatu pertanyaan yang diberikan, kemudian jawaban tersebut dirubah dalam bentuk prosentase data angket siswa dengan cara sebagai berikut :

Altenatip jawaban Jumlah responden


(2)

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV tentang pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan melalui pendekatan kontekstual, maka penulis mencoba menarik kesimpulan dan memberikan saran.

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah jawaban dari permasalahan yang telah di utarakan pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil antaranya adalah :

1. Perencanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, metode pendekatan kontekstual pada kondisi siklus I dan II dapat memberikan gambaran hasil yang meningkatkan aktivitas siswa dan guru yang dinilai oleh observer, hasil penelitian perencanaan pembelajaran ada perubahan disetiap siklusnya. Siklus I penilaian perencanaan pembelajaran sudah pcuku baik untuk menjadi rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran di kelas, dengan prosentase 70,62% dan pada siklus II lebih baik lagi menjadi 81,33% melalui pendekatan kontekstual dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat kontekstual dalam kehidupannya, seperti : memperkenalkan buah-buahan (apel) dan kotak persegi dari sterofom pada pembelajaran anak, untuk meningkatkan belajar lebih aktif dan efektip.

2. Model pembelajaran kontekstual, dapat meningkatkan hasil belajar tentang materi bilangan pecahan sederhana dikelas IV, di SD Negeri Parung Tanjung 01 yaitu : membuat keterlibatan siswa secara fisik sangat baik, karena dalam tahap operasional kongkrit sehingga membatu siswa dalam membangun pengetahuannya. Hal ini perlu dikembangkan dan dilanjutkan dalam PBM


(3)

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

demi tercapainya proses belajar matematika yang menarik dan mennyenangkan, sesuai PAIKEMnya.

3. Peningkatan hasil belajar siswa dapat terukur melalui hasil tes formatif yang telah didapat, data awal yang didapatkan peneliti dengan prosentase rata-rata hasil belajar matematika nilai 58% atau 28 siswa yang belum tuntas, padahal target yang ditetapkan 62,00 KKMnya. Keberhasilan penggunaan pendekatan kontekstual mengalami peningkatan setiap siklusnya. Pada siklus I prosentase hasil belajar rata-rata 7,62% siswa yang sudah tuntas sebannyak 37 siswa atau 74% dan pada siklus II meningkat lagi hasilnya yaitu 81,33% dari siswa berjumlah 46 siswa atau 90%.

4. Melalui pembelajaran kontekstual respon siswa kadang mengalami kenaikan atau pengnurunan, faktor penurunan metode ini ; karena siswa belum tanggap, namun berikutnya peningkatan belajar mengalami peningkatan walau tidak signifikan. Dalam hal ini peran guru sangat berpengaruh kepada keaktifan siswa dalam belajar. Untuk lebih proaktif dalam membagi kelompok secara acak anatara yang pandai dan kurang, supaya dapat bertannya dan berinteraksi, sehingga anak lebih aktif serta semangat suasana belajar lebih menarik. Gambaran hasil respon siswa terlihat peningkatan pencapaian nilai di atas ( nilai KKM ada 45 siswa ( 90%).

Berdasarkan pengamatan observasi proses belajar mengajar dengan pendekatan kontekstual, umumnya respon aktivitas siswa dan guru pada pembelajaran matematika pada materi pecahan sederhana mengalami proses belajar yang menyenangkan dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini ditandai dengan cara mereka berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, sehingga siswa dari level rendah dan sedang dapat bertanya pada teman sebaya tanpa rasa malu. Dan pada umumnya siswa merasa senang belajar dalam kelompok diskusinya. Serta respon dalam pembelajaran kontekstual aktifitas guru diperlukan ketekunan dan ketelitian untuk mempertahankan hasil terbaiknya yaitu : pada siklus I (87,12%) dan pada


(4)

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siklus II(93,75%) ini, agar sebaik mungkin dipertahankan dan ditingkatkan sehingga lebih sukses untuk selanjutnya.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas pada penelitian tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan untuk kelas IV Sekolah Dasar, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Melalui metode pendekatan kontekstual dapat digunakan sebagai alternative pembelajaran yang perlu dicoba oleh guru untuk meningkatkan pengetahuan siswa terutama pada materibilangan pecahan sederhana yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik disarankan kepada kita sebagai pengajar untuk dapat terus melestarikan dari hasil yang telah dicapai melalui pendekatan kontekstual di masa mendatang, agar prestasi siswa, sekolah dan guru dapat dibanggakan.

2. Melalui metode pendekatan kontekstual dapat melatih siswa dalam berpikir dan mengemukakan pendapatnya, sehingga dibutuhkan waktu yang cukup serta perencanaan yang tepat dalam pembelajaran ini,

Bagi guru hendaknya dapat memodifikasikan alat peraga yang bersifat kontekstual ini lebih memperkenalkan kepada siswa tentang pelajaran matematika, sehingga siswa tertarik dan menyukai pelajaran matematika. 3. Bagi peneliti hendaknya dapat mengembangkan penelitian selanjutnya yang

lebih luas. Peneliti juga dapat mengembangkan dengan penelitian pada tingkatan usia atau konteks sosial budaya yang berbeda.


(5)

67

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Agustiani. 2005. Penggunaan Alat Peraga. Skripsi, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan

Aisyah,Nyimas ( 2007 ) Pengembangan Pembelajaran Matematika SD : Dirjen DiktiDepdiknas

Burhan Mutakin, Ary Astuti. 2008. Jakarta: Pusat Pembekuan Departemen Pendidikan Nasional

Carjani. 2006. Penggunaan Alat Peraga Manipulatif (ManipulatifMaterial)

Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Pada Operasi Bilangan Pecahan Sederhana. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Djaafar,Tengku. Kontribusi dan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar. Padang UNP : 2007

Depdikbud, 1994. Garis-garis Besar Program Pengajaran Kelas 3. Dekdikbud. Jakarta.

Depdiknas, 2000. Kurikulum Standar Kompetensi, Depdiknas. Jakarta

Fitriyah, Munawarti. 2005. Matematika Progresif untuk SD Kelas 5. Jakarta : PT. Dian Rakyat.

Johson, Elaine B. 2007. Concextual Teaching and Learning : Menjadikan

Kegiatan belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermaknsa. Bandung : Mizan Learning Center.

Kasbuloh, Kasihani. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud, 1998/1999

Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006

Nana Sudjana, 1989. Dasar-dasar Proses Belajar. Badung:Sinar Baru

Nurhadi . ( 2004 ) , Pendekatan Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning /CTL ) dan Penerannya Dalam KBK . Malang : UM Press.

Paul, Suparno. 2003. Teori perkembangan Kongitif Jean Piaget. Yogyakarta : PT. Kansus.


(6)

67

Muhijar, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Pecahan Sederhana Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Prabawanto, Sufyani. Puji, Rahayu, 2009. Bilangan, Bandung : UPI PRESS.

Soedjaji, R.2000. Kian Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta : Dirjendikti.

Soetopo 2008. Matematika progresif untuk kelas IV SD/MI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Soemanto, Wasty. Psikolagi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta,2006

Sri Ningsih. 2012. Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan bulat, Skripsi UPI Bandung : Tidak Diterbitkan

Suhendra, ( 2006 ), Model Pembelajaran Matematika Bandung : UPI Press.

Suherman, Erman,dkk. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung : UPl, 2003

Sutrisna, Sulis, 2003. Panduan Lengkap Matematika unggulan. Jakarta : Mascot Media Nusantara

Suwangsih, Erna. Tiurlina. 2006. Model pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS