MODEL PEMBINAAN NILAI KEMANDIRIAN SISWA DI SMP – ISLAM TERPADU AS SYIFA BOARDING SCHOOL SUBANG.

(1)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………...…... i

KATA PENGANTAR ………..…….. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iv

DAFTAR ISI ………...……… vii

DAFTAR TABEL ………... xi

DAFTAR GAMBAR ………...……...… xii

DAFTAR GRAFIK ………...…… xiii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah ……….…..….. 6

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian ... 7

E. Asumsi Penelitian ……… 8

F. Hipotesis Penelitian ………..……….……….. 9

G.Metode Penelitian ……… 9

H.Lokasi dan Sampel Penelitian .……….. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA MENGENAI HARGA DIRI DAN KOMPETENSI INTERPERSONAL USIA REMAJA AKHIR A.Konsep Harga Diri ………...…. 11

1. Definisi Harga Diri ……….. 11

2. Sumber-sumber Harga Diri ………..……… 13

3. Tingkatan Harga Diri ………..………. 14


(2)

viii

B.Konsep Kompetensi Interpersonal ... 19

1. Definisi Kompetensi Interpersonal ……...………...………. 19

2. Aspek-aspek Kompetensi Interpersonal ... 21

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Interpersonal .... 23

C.Konsep Remaja Akhir………..……….. 26

1. Batasan Usia Remaja Akhir………..……… 26

2. Ciri-ciri Masa Remaja Akhir ………...………….…...…. 27

3. Tugas Perkembangan Remaja Akhir ……...……….…... 30

D.Hubungan antara Harga Diri dengan Kompetensi Interpersonal …. 31 E. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan Terkait dengan Harga diri dan Kompetensi Interpersonal pada Remaja Akhir ……...………. 33

F. Kerangka Berpikir …………..……….. 34

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ………..……….………. 38

B.Variabel Penelitian ……… 39

C.Definisi Operasional Variabel ………... 39

1. Harga Diri ………...……. 39

2. Kompetensi Interpersonal …..………..… 40

D.Populasi dan Sampel Penelitian ..……….………..………….…….. 42

1. Populasi Penelitian………...………. 42

2. Sampel Penelitian…………...………...……… 42

E. Instrumen Penelitian ……….. 43

1. Instrumen Harga Diri ………...……… 44

2. Instrumen Kompetensi Interpersonal ………...……… 45

3. Pengisian dan Penskoran Instrumen …...……… 47

F. Uji Validitas, Analisis Item, dan Uji Reliabilitas ..……… 49

1. Uji Validitas ……….……...……..………... 49

2. Analisis Item ……… 50

3. Uji Reliabilitas ………...……….. 55


(3)

ix

H.Pengolahan Data ………...………....… 58

1. Hipotesis Penelitian ...………...……… 58

2. Teknik Analisis ……… 59

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……...………...….… 64

1. Tahap Persiapan …….………..………… 64

2. Tahap Pelaksanaan ….………..……… 65

3. Tahap Pengolahan Data ………...… 66

4. Tahap Penyelesaian ...………...………...… 66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ….……..……….……. 67

1. Profil Harga Diri Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ………. 67

2. Profil Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ………. 72

3. Hubungan antara Harga Diri dengan Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ……….. 77

B.Pembahasan …..….……..……….……. 80

1. Profil Harga Diri Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009……….………. 81

2. Profil Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ………. 87

3. Hubungan antara Harga Diri dengan Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ……….. 95

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………...……….………... 99

B. Rekomendasi ……….……….. 100


(4)

x

LAMPIRAN ………... 106

A. Instrumen Penelitian ………... 107

B. Hasil Penelitian ………... 125

C. Dokumen Penelitian ………...…… 161


(5)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Instrumen Harga Diri (Sebelum Uji Coba) ………... 45

3.2 Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Interpersonal (Sebelum Uji Coba) …... 46

3.3 Kriteria Penskoran Instrumen ……….. 48

3.4 Hasil Analisis Item Instrumen Harga Diri ………...……… 52

3.5 Hasil Analisis Item Instrumen Kompetensi Interpersonal ………...…… 53

3.6 Tabel Interpretasi Koefisien Reliabilitas ………. 56

3.7 Reliability Statistics Instrumen Harga Diri ……….. 56

3.8 Reliability Statistics Instrumen Kompetensi Interpersonal ……….. 57

3.9 Kategorisasi Data ………. 58

3.10 Kriteria Uji Normalitas ……… 60

3.11 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi …………. 63

4.1 Descriptive Statistic Variabel Harga Diri ……… 68

4.2 Profil Harga Diri Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ………. 68

4.3 Profil Harga Diri Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 Berdasarkan Sumber-Sumber Harga Diri ……….. 70

4.4 Descriptive Statistic Variabel Kompetensi Interpersonal ……….…….. 72

4.5 Profil Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ………...………. 73

4.6 Profil Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 Berdasarkan Aspek-Aspek Kompetensi Interpersonal .. 74

4.7 Korelasi antara Harga Diri dengan Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ……… 77

4.8 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ………...… 78

4.9 Gambaran Hubungan antara Harga Diri dengan Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ………….…… 79


(6)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(7)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Profil Harga Diri Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan

2009 ... 69 4.2 Profil Harga Diri Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan

2009 Berdasarkan Sumber-Sumber Harga Diri ... 70 4.3 Profil Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI

Angkatan 2009 ...73 4.4 Profil Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI


(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia tidak akan bisa tahan untuk hidup sendiri di dunia ini. Hal ini menuntut manusia agar selalu berusaha untuk melakukan interaksi sosial dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Sehingga, manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Abraham Maslow (Alwisol, 2008) yang mengatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan dimiliki dan dicintai (belongingness/love needs). Kebutuhan ini mendorong manusia untuk memiliki hubungan yang hangat dan akrab dalam menjalin hubungan sosial dengan orang lain.

Kemampuan untuk menjalin hubungan sosial dengan orang lain berkembang baik pada masa remaja. Hal tersebut terjadi karena social cognition pada masa remaja berkembang, sehingga remaja mengalami perubahan dalam hubungan sosial yang lebih baik. Social cognition merupakan suatu kemampuan individu untuk memahami orang lain (Yusuf, 2007). Hal ini menjadikan remaja dapat memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat-sifat, watak, minat, bakat, maupun perasaannya. Kemampuannya ini dapat mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan orang lain, baik melalui jalinan persahabatan ataupun melalui jalinan percintaan.


(9)

Hubungan interpersonal yang terjalin antara satu individu dengan individu yang lainnya dapat memberikan dampak positif bagi individu yang melakukan hubungan sosial tersebut. Beberapa dampak positif hubungan interpersonal adalah dapat memberikan dorongan kepada individu untuk memiliki rasa empati, dapat memberikan dukungan kepada orang lain, dan dapat memahami harapan-harapan orang lain (Bungin, 2008).

Hubungan interpersonal yang efektif dapat terjalin dengan baik apabila masing-masing individu memiliki kemampuan-kemampuan dalam membina hubungan interpersonal. Kemampuan-kemampuan tersebut secara khusus disebut sebagai kompetensi interpersonal. Menurut Duane Buhrmester, dkk. (1988), kompetensi interpersonal adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk membina hubungan yang baik dan efektif dengan orang lain. Kompetensi interpersonal tersebut meliputi kemampuan individu dalam berinisiatif, kemampuan untuk menyangkal pernyataan negatif, kemampuan untuk bersikap terbuka, kemampuan memberikan dukungan emosional, dan kemampuan dalam mengatasi konflik (Buhrmester, dkk., 1988).

Individu yang memiliki kompetensi interpersonal cenderung lebih disukai karena dapat menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi orang lain. Sehingga, individu tersebut dapat mencapai kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidupnya. Sebagaimana pendapat Fuad Nashori (2008) yang mengatakan bahwa keberhasilan hidup manusia banyak ditentukan oleh kemampuannya dalam mengelola diri dan kemampuan dalam mengelola hubungan dengan orang lain.


(10)

3

Keberhasilan dalam membina hubungan interpersonal tidak terlepas dari penilaian diri individu dalam memandang dirinya sendiri. Menurut James (Baron & Byrne, 2004), penilaian pribadi individu terhadap dirinya sendiri dinamakan dengan harga diri. Stanley Coopersmith (1967) mendifinisikan harga diri dengan evaluasi yang dibuat dan dipertahankan oleh individu dalam memandang dirinya sendiri yang diekspresikan melalui sikap menerima atau menolak dan menunjukkan besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, dan keberhargaan dirinya sendiri. Hal ini mengartikan bahwa harga diri berkaitan dengan suatu keadaan dimana individu mengetahui keadaan dirinya sendiri yang mencakup sifat-sifatnya, sikap-sikapnya, kemampuan-kemampuannya, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan dirinya sendiri. Sehingga, individu tersebut dapat memahami kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya.

Harga diri yang tinggi perlu dimiliki oleh seorang remaja. Hal ini mengingat adanya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada remaja yang menimbulkan berbagai perubahan yang terjadi. Sehingga, remaja dihadapkan pada banyak permasalahan yang sangat kompleks. Hurlock (1980) mengemukakan bahwa permasalahan yang sering terjadi pada masa remaja berkaitan dengan perubahan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Bahkan dalam budaya Amerika, masa remaja dipandang sebagai masa “strom & stress”, frustrasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, serta perasaan tersisihkan dari kehidupan sosial budaya orang dewasa (Justin Pikunas dalam Yusuf, 2007). Oleh karena itu,


(11)

dengan memiliki harga diri yang tinggi, diharapkan remaja dapat menghadapi masalah-masalahnya tersebut dengan baik agar dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupannya.

Menurut Branden (Ghufron & Risnawita, 2010), individu yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung mampu melawan suatu kekalahan, kegagalan dan keputusasaan; cenderung lebih berambisi; lebih kreatif dalam pekerjaan; dan memiliki kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain. Berdasarkan hal ini, dapat dikatakan bahwa harga diri yang dimiliki oleh seorang individu dapat mempengaruhi pada kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan interpersonal.

Penelitian yang dilakukan oleh Faya Noorhalia Elcamila (2008) menunjukkan bahwa harga diri memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan relasi interpersonal. Penelitian lain dilakukan oleh Yulia Sudhar Dina (2010) dan Hartanti (2006). Meskipun penelitiannya tidak mengkaji harga diri dengan kompetensi interpersonal secara khusus, akan tetapi salah satu variabel yang ditelitinya merupakan hal yang berhubungan dengan harga diri, yaitu penerimaan diri dan konsep diri. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara penerimaan diri dan konsep diri dengan kompetensi interpersonal.

Individu yang berada pada masa remaja akhir, seyogyanya memiliki harga diri yang tinggi dan kompetensi interpersonal yang tinggi pula, sehingga diharapkan dapat menjalin hubungan interpersonal yang baik dan efektif. Selain itu, Justin Pikunas (1969: 254) mengemukakan bahwa salah satu tugas


(12)

5

perkembangan remaja akhir adalah mampu mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan menjalin hubungan dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individu maupun secara kelompok. Namun pada kenyataannya, tidak semua remaja akhir dapat menjalin hubungan interpersonal dengan baik dan efektif, tidak terkecuali pada remaja akhir yang berstatus sebagai mahasiswa. Masalah yang dialami mahasiswa sangat beragam, baik dalam hal masalah pribadi, akademik, maupun sosialnya. Apalagi jika ditambah dengan adanya lingkungan yang tidak baik. Kondisi seperti ini dapat memberikan dampak negatif bagi perkembangan remaja, sehingga dapat menimbulkan kehidupan yang tidak nyaman.

Hal ini membawa peneliti pada sebuah fenomena yang terjadi di Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009. Berdasarkan hasil penelitian awal, ditemukan adanya mahasiswa yang merasa kesulitan untuk memulai interaksi dengan orang lain dan merasa kaku saat berhadapan dengan orang lain, terutama dengan orang yang belum dikenalnya (November-Desember 2010). Beberapa alasan yang menyebabkannya adalah merasa malu, merasa tidak nyaman, merasa takut ditolak, dan merasa takut tidak mendapatkan respon yang positif dari orang lain. Sehingga, cenderung untuk menghindari interaksi sosial. Namun, ada juga yang terlihat kurang memiliki kemampuan dalam melakukan interaksi sosial, padahal dia merasa bahwa dirinya merasa cukup percaya diri apabila berhadapan dengan orang lain. Fenomena ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa apabila harga dirinya tinggi, maka hubungan interpersonalnya juga tinggi.


(13)

Kesenjangan pada fenomena di atas, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Harga Diri dengan

Kompetensi Interpersonal Usia Remaja Akhir”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Kompetensi interpersonal yang dimiliki oleh individu erat kaitannya dengan bagaimana cara individu memandang dirinya sendiri secara positif, baik kelebihannya maupun kekurangannya (harga diri). Dengan demikian, harga diri yang dimiliki oleh individu cenderung dapat mempengaruhi pada kemampuannya dalam menjalin hubungan interpersonal (kompetensi interpersonal). Dalam tugas perkembangannya, remaja dituntut agar mampu menjalin hubungan interpersonal yang baik. Akan tetapi, beberapa mahasiswa jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009 yang merupakan remaja akhir ada yang masih merasa kurang mampu dalam menjalin hubungan interpersonal dengan baik, karena merasa kurang mampu untuk memulai interaksi dengan orang lain, merasa malu, serta kaku saat berhadapan dengan orang lain. Sehingga, cenderung berusaha untuk menghindari interaksi sosial. Ada juga yang merasa kurang mampu dalam menjalin hubungan interpersonal dengan baik, padahal dirinya merasa cukup percaya diri saat berhadapan dengan orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


(14)

7

1. Bagaimana profil harga diri mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009?

2. Bagaimana profil kompetensi interpersonal mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009?

3. Apakah terdapat hubungan antara harga diri dengan kompetensi interpersonal mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui profil harga diri mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009.

2. Mengetahui profil kompetensi interpersonal mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009.

3. Mengetahui hubungan antara harga diri dengan kompetensi interpersonal mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan, diantaranya:

a. Menambah sumber keilmuan yang berkaitan dengan harga diri pada remaja akhir pada bidang Psikologi Perkembangan Remaja.


(15)

b. Menambah sumber keilmuan yang berkaitan dengan kemampuan dalam menjalin hubungan interpersonal (kompetensi interpersonal) yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial pada bidang Psikologi Sosial.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak jurusan Psikologi FIP UPI mengenai hubungan harga diri dengan kompetensi interpersonal mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009, yang nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak jurusan Psikologi untuk dapat memfasilitasi mahasiswanya agar dapat meningkatkan harga dirinya dengan baik dan kompetensi interpersonal dengan baik pula.

E. Asumsi Penelitian

Beberapa anggapan dasar yang melandasi dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Harga diri yang dimiliki oleh setiap individu berada pada tingkat yang berbeda-beda, yaitu ada individu yang memiliki harga diri tinggi, harga diri sedang, dan harga diri rendah (Coopersmith, 1967).

2. Individu yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lain yang efektif (kompetensi interpersonal). Sedangkan individu yang memiliki harga diri yang rendah cenderung merasa bahwa dirinya kurang atau bahkan tidak mampu dalam menjalin hubungan dengan orang lain (Coopersmith, 1967).


(16)

9

3. Kompetensi interpersonal yang dimiliki individu dapat menciptakan dan membina hubungan interpersonal yang baik dan memuaskan dengan orang lain (Nashori, 2008).

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Terdapat hubungan yang positif antara harga diri dengan kompetensi interpersonal pada mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009.”

G. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kuantitatif Non Eksperimental. Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mendapatkan data sejauh mana hubungan harga diri dengan kompetensi interpersonal pada mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui atau mengukur seberapa besar tingkat hubungan antar variabel (Alsa, 2004).

H. Lokasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi di Jl. Setiabudi No. 229 Bandung. Sedangkan populasi dalam penelitian ini


(17)

adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009 yang berjumlah 118 orang. Pengambilan sampel penelitian dalam penelitian ini menggunakan suatu rumus untuk menentukan besaran sampel, yaitu rumus Slovin. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin dengan mengambil taraf kesalahan sebesar 5%, sehingga diperoleh besaran sampel penelitian sebanyak 91 orang. Dengan demikian, sampel penelitian dalam penelitian ini sebanyak 91 orang.


(18)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti suatu populasi atau sampel tertentu yang meliputi pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dan analisis data menggunakan penghitungan-penghitungan statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008). Dengan demikian, peneliti dituntut untuk menggunakan angka dan perhitungan-perhitungan statistik dalam pengumpulan data, penafsiran data, dan penampilan hasil penelitiannya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, dimana metode korelasional ini bertujuan untuk mengetahui atau mengukur seberapa besar tingkat hubungan antar variabel (Alsa, 2004). Sehingga, tujuan digunakannya metode korelasional pada penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat hubungan antara harga diri dengan kompetensi interpersonal pada mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009 berdasarkan apa yang terjadi sebenarnya.


(19)

B. Variabel Penelitian

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah harga diri sebagai variabel bebas (independent variable) dan kompetensi interpersonal sebagai variabel terikat (dependent variable).

C. Definisi Operasional Variabel

1. Harga Diri

Secara operasional, harga diri dalam penelitian ini mengacu pada sumber-sumber harga diri yang dikemukakan oleh Stanley Coopersmith (1967: 38). Sumber-sumber harga diri tersebut terdiri dari empat sumber harga diri, yaitu kekuatan (power), keberartian (significance), kebajikan (virtue), dan kemampuan (competence).

a. Kekuatan (power), yaitu kemampuan mahasiswa untuk dapat mempengaruhi dan mengontrol tingkah laku orang lain. Adapun indikator power pada penelitian ini adalah: 1) mampu mengatur dan mengontrol tingkah laku orang lain; 2) adanya pengakuan dan rasa hormat dari orang lain; dan 3) mengontrol perilaku sendiri.

b. Keberartian (significance), yaitu adanya penerimaan, kepedulian, dan rasa kasih sayang yang diterima mahasiswa dari orang-orang di sekitarnya. Pada penelitian ini, indikator significance adalah: (1) penerimaan diri; (2) penerimaan orangtua; (3) penerimaan teman; dan (4) popularitas diri.


(20)

40

c. Kebajikan (virtue), yaitu kepatuhan mahasiswa dalam mengikuti standar moral dan etika. Indikator virtue pada penelitian ini adalah: (1) menaati etika dan norma yang berlaku di masyarakat; dan (2) melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa.

d. Kemampuan (competence), yaitu kemampuan mahasiswa untuk sukses dalam memenuhi tuntutan prestasi. Adapun indikator competence pada penelitian ini adalah: (1) mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik; (2) mampu menghadapi situasi sosial; (3) mampu berprestasi; (4) mampu menyelesaikan masalah sendiri; dan (5) mampu mengambil keputusan sendiri.

2. Kompetensi Interpersonal

Secara operasional, kompetensi interpersonal dalam penelitian ini mengacu pada aspek-aspek kompetensi interpersonal yang dikemukakan oleh Duane Buhrmester, dkk (1988). Aspek-aspek kompetensi interpersonal tersebut terdiri dari lima aspek kompetensi interpersonal, yaitu kemampuan berinisiatif (initiative), kemampuan menyangkal pernyataan negatif (negative assertion), kemampuan bersikap terbuka (disclosure), kemampuan memberi dukungan emosional (emotional support), dan kemampuan mengatasi konflik (conflict management). a. Kemampuan berinisiatif (initiative), yaitu kemampuan mahasiswa


(21)

penciptaan hubungan yang baru dengan orang lain dan mempertahankan hubungan yang telah dibina. Adapun indikator initiative pada penelitian ini adalah: (1) mampu menjalin hubungan baru dengan orang lain; dan (2) mampu mempertahankan hubungan pertemanan yang telah dibina.

b. Kemampuan menyangkal pernyataan negatif (negative assertion), yaitu kemampuan mahasiswa untuk mempertahankan diri dari tuduhan yang tidak benar, menolak permintaan-permintaan yang tidak masuk akal, dan kemampuan untuk meminta pertolongan. Pada penelitian ini, indikator negative assertion adalah: (1) mampu mempertahankan diri dari tuduhan yang tidak benar; (2) mampu menolak permintaan yang tidak baik, dan (3) meminta dan memberikan bantuan.

c. Kemampuan bersikap terbuka (disclosure), yaitu kemampuan mahasiswa dalam mengungkapkan diri kepada orang lain. Adapun indikator disclosure pada penelitian ini adalah: (1) mampu mengungkapkan ide-ide, pendapat, minat, perasaan, dan pengalaman; dan (2) mampu menunjukkan keterbukaan dalam hubungan sosial. d. Kemampuan memberi dukungan emosional (emotional support), yaitu

kemampuan mahasiswa dalam memberikan rasa nyaman kepada orang lain. Pada penelitian ini, indikator emotional support adalah: (1) mampu menunjukkan perhatian kepada orang lain; (2) memiliki kemampuan berempati; dan (3) mampu memberikan penghargaan kepada orang lain.


(22)

42

e. Kemampuan mengatasi konflik (conflict management), yaitu cara atau strategi mahasiswa dalam menyelesaikan pertentangan dengan orang lain. Pada penelitian ini, indikator conflict management adalah: (1) mampu menyelesaikan pertentangan dengan orang lain; dan (2) mampu merespon secara positif isyarat penyelesaian konflik dari orang lain.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Angkatan 2009 yang berjumlah 118 orang. Hal ini dipertimbangkan karena mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009 tergolong masa remaja akhir, yaitu berada pada rentang usia 18-21 tahun. Dimana pada masa ini, remaja lebih tertuju pada kehidupan sosial. Hal ini sesuai dengan tugas perkembangannya yang dituntut untuk mampu menjalin hubungan yang baik dengan individu yang lainnya.

2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel penelitian dalam penelitian ini menggunakan suatu rumus dalm menentukan besaran sampel, yaitu rumus Slovin.

Adapun rumus Slovin yang dikutip dari Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah (2010) adalah sebagai berikut:


(23)

Keterangan:

n = Besaran sampel N = Besaran populasi

e = Nilai kritis (nilai ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel)

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin dengan mengambil taraf kesalahan sebesar 5%, diperoleh besaran sampel penelitian sebanyak 91,12. Jika angka 91,12 tersebut dibulatkan, maka menjadi 91. Dengan demikian, sampel penelitian dalam penelitian ini sebanyak 91 orang.

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability Sampling dengan teknik Simple Random Sampling. Hal ini dilakukan karena anggota populasi dianggap homogen. Simple Random Sampling merupakan teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 82).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam instrumen, yaitu instrumen harga diri dan instrumen kompetensi interpersonal. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa kuesioner dengan

=


(24)

44

menggunakan angket. Angket adalah serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis yang disusun secara sistematis kemudian diberikan kepada responden untuk dijawabnya (Bungin, 2010).

Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008: 134). Adapun sifat item-item pernyataan pada instrumen harga diri dan instrumen kompetensi interpersonal dibuat bervariasi, mulai dari yang bersifat favorable sampai dengan yang bersifat unfavorable. Favorable menunjukkan pada pernyataan yang mencerminkan perilaku yang sesuai dengan perilaku yang diukur, sedangkan unfavorable menunjukkan pada pernyataan yang bertolak belakang dengan perilaku yang diukur (Ihsan, 2009).

1. Instrumen Harga Diri

Instrumen untuk mengukur harga diri mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 adalah instrumen yang disusun oleh peneliti berdasarkan sumber-sumber harga diri dari Stanley Coopersmith (1967) dengan nilai reliabilitas sebesar 0,864. Instrumen harga diri ini berupa angket yang berisi pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan harga diri. Angket ini berjumlah 59 item pernyataan yang terdiri dari 31 item pernyataan yang favorable dan 28 item pernyataan yang unfavorable.

Kisi-kisi instrumen harga diri sebelum dilakukan uji coba, dapat dilihat pada tabel 3.1.


(25)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Harga Diri

DIMENSI INDIKATOR NO. ITEM JUMLAH

F UF

1. Kekuasaan (Power)

• Mampu mengatur dan mengontrol tingkah laku orang lain

1, 2, 3 4, 5 5

• Adanya pengakuan dan rasa hormat dari orang lain

6 7, 8, 9, 10 5 2. Keberartian

(Significance)

• Penerimaan diri 11, 12, 13 14, 15, 16 6 • Penerimaan orangtua 17, 18, 19 20, 21 5

• Penerimaan teman 22, 23 24, 25 4

• Popularitas diri 26, 27 28 3

3. Kebajikan (Virtue)

• Mentaati etika dan norma yang berlaku di

masyarakat

29, 30 31, 32 4

• Melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa

33, 34, 35 36, 37 5

4. Kompetensi (Competence)

• Mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik

38, 39, 40, 41

42, 43, 44 7

• Mampu menghadapi situasi sosial

45, 46 47, 48 4

• Mampu berprestasi 49, 50 51 3

• Mampu menyelesaikan masalah sendiri

52, 53 54, 55 4

• Mampu mengambil keputusan sendiri

56, 57 58, 59 4

JUMLAH 31 28 59

2. Instrumen Kompetensi Interpersonal

Instrumen untuk mengukur kompetensi interpersonal mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009 adalah instrumen yang disusun oleh peneliti berdasarkan domain kompetensi interpersonal dari Duane Buhrmester, dkk (1988). Instrumen kompetensi interpersonal ini berupa angket yang berisi pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan


(26)

46

kompetensi interpersonal. Selain itu, angket ini berjumlah 65 item pernyataan yang terdiri dari 37 item pernyataan yang favorable dan 28 item pernyataan yang unfavorable.

Kisi-kisi instrumen kompetensi interpersonal sebelum dilakukan uji coba, dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Interpersonal (Sebelum Uji Coba)

DIMENSI INDIKATOR NO. ITEM JUMLAH

F UF

1. Kemampuan Berinisiatif (Initiative)

• Mampu menjalin hubungan baru dengan orang lain

1, 2, 3 4, 5, 6 6

• Mampu

mempertahankan hubungan

pertemanan yang telah dibina

7, 8, 9, 10, 11, 12

13, 14 8

2. Kemampuan Menyangkal Pernyataan Negatif (Negative Assertion) • Mampu mempertahankan diri dari tuduhan yang tidak benar

15, 16 17, 18 4

• Mampu menolak permintaan yang tidak baik atau tidak masuk akal

19, 20 21 3

• Meminta bantuan atau memberikan bantuan

22, 23 24, 25, 26 5

3. Kemampuan Bersikap Terbuka (Disclosure) • Mampu mengungkapkan ide-ide, pendapat, minat, perasaan, dan

pengalaman

27, 28, 29, 30

31, 32, 33 7

• Menunjukkan keterbukaan dalam hubungan sosial


(27)

4. Kemampuan Memberi Dukungan Emosional (Emotional Support) • Menunjukkan perhatian kepada orang lain

39, 40, 41, 42

43, 44 6

• Memiliki kemampuan berempati

45, 46 47, 48, 49 5

• Mampu memberikan penghargaan kepada orang lain

50, 51 52 3

5. Kemampuan dalam Mengatasi Konflik (Conflict Management) • Mampu menyelesaikan pertentangan dengan orang lain

53, 54, 55, 56, 57

58, 59, 60, 61, 62

8

• Mampu merespon secara positif isyarat penyelesaian konflik dari orang lain

63, 64 65 3

JUMLAH 37 28 65

3. Pengisian dan Penskoran Instrumen

a. Pengisian Instrumen

Pengisian instrumen harga diri dan instrumen kompetensi interpersonal dilakukan dengan meminta sampel penelitian untuk mengisi angket yang telah dibuat oleh peneliti yang telah diuji validitas serta reliabilitasnya. Sampel penelitian dapat memberikan jawaban dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu dari lima pilihan jawaban pada kolom jawaban yang tersedia di samping masing-masing item pernyataannya. Lima pilihan jawaban yang dimaksud adalah Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Ragu-ragu (R), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Dalam melakukan instruksi cara pengisian angket kepada sampel penelitian, peneliti memberikan penjelasan bahwa pemberian


(28)

48

jawaban dalam pengisian kedua angket ini tidak mengandung pengertian benar atau salah, karena pernyataan yang diberikan hanya untuk mengetahui pikiran, perasaan, dan perilaku sampel penelitian. Dengan demikian, sampel penelitian diharuskan untuk mengisi kedua angket tersebut sesuai dengan keadaan dirinya sendiri. Selain itu, peneliti juga memberikan himbauan agar dapat mengisi angket dengan teliti supaya tidak ada satu item pernyataan pun yang terlewatkan.

b.Penskoran Instrumen

Penskoran instrumen pada setiap item pernyataan dalam instrumen harga diri dan instrumen kompetensi interpersonal yang menjadi jawaban sampel penelitian, memiliki nilai tersendiri dengan diberi bobot nilai yang bergerak dari angka 1 sampai 5. Kriteria penskoran instrumen dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kriteria Penskoran Instrumen

Pilihan Jawaban Skor Item

Favorable (+)

Skor Item Unfavorable (-)

Sangat Sesuai (SS) 5 1

Sesuai (S) 4 2

Ragu-ragu (R) 3 3

Tidak Sesuai (TS) 2 4


(29)

F. Uji Validitas, Analisis Item, dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen dalam melakukan fungsi pengukurannya (Azwar, 2009: 173). Sehingga, uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang dibuat dapat menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sehingga dapat memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2008: 173). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji validitas isi.

Validitas isi menunjukkan sejauhmana item-item dalam sebuah instrumen dapat mencakup isi yang hendak diukur dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran yang dilakukan melalui analisis rasional atau melalui professional judgment (Azwar, 2009: 175). Pengujian validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat oleh peneliti kepada beberapa orang ahli (professional judgment). Dalam hal ini, para ahli tersebut diminta untuk mengoreksi dan memberikan pendapat mengenai semua item pernyataan dalam instrumen harga diri dan kompetensi interpersonal yang telah dibuat oleh peneliti agar dapat menentukan apakah item-item pernyataan pada kedua instrumen tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin perlu dirombak total (Sugiyono, 2008: 177).


(30)

50

Pengujian validitas isi dalam penelitian ini dilakukan oleh empat professional judgment, yaitu Dr. Ipah Saripah, M.Pd., Imas Diana Afrilia, M.Pd., Helli Ihsan, M.Si., dan Dr. Titin Kartini, M.Si.

Adapun hasil judgment instrumen tersebut adalah sebagai berikut: 1) Beberapa item pernyataan sudah memadai dan dapat digunakan. 2) Beberapa item pernyataan dapat digunakan, namun redaksinya perlu

diperbaiki.

3) Beberapa item pernyataan ada yang dihapus atau dihilangkan.

2. Analisis Item

Analisis item dilakukan untuk mengetahui daya diskriminasi item, artinya sejauhmana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2007: 58-59). Pengujian analisis item pada instrumen harga diri dan kompetensi interpersonal dilakukan dengan mengujicobakan kedua instrumen tersebut. Uji coba kedua instrumen ini dilakukan kepada orang-orang yang memiliki kemiripan yang sepadan dengan sampel penelitian sebenarnya, namun jumlahnya tidak harus sama (Bungin, 2010: 159). Selain itu, uji coba instrumen dapat dilakukan kepada sekitar 30 orang (Sugiyono, 2008: 177). Dengan demikian, uji coba instrumen harga diri dan instrumen kompetensi interpersonal dilakukan kepada mahasiswa Universitas Pendidikan


(31)

Indonesia angkatan 2009 dari berbagai jurusan, yaitu sebanyak 34 mahasiswa.

Setelah dilakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan analisis item untuk melihat sejauhmana kedua instrumen tersebut dapat mengungkap variabel yang hendak diukur. Analisis item dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total item (Azwar, 2007: 59). Untuk mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total item tersebut, dapat dicari koefisien korelasi dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment dan perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS version 17.0 for Windows.

Adapun rumus korelasi Pearson Product Moment yang dikutip dari Edward W. Minium, dkk (1993: 154), adalah sebagai berikut:

Keterangan:

r

= Koefisien korelasi Pearson Product Moment n = Jumlah sampel

X = Skor item Y = Skor total

= Rata-rata skor item = Rata-rata skor total Sx = Deviasi standar skor item

Sy = Deviasi standar total


(32)

52

Suatu item dikatakan valid apabila item tersebut memiliki koefisien korelasi r ≥ 0.30 (Sugiyono, 2008: 179).

1) Analisis Item Instrumen Harga Diri

Berdasarkan hasil analisis item yang telah dilakukan terhadap 59 item pernyataan dalam instrumen harga diri dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa ada 42 item yang valid dan 17 item yang tidak valid. Secara lebih rinci, item-item tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4

Hasil Analisis Item Instrumen Harga Diri

Dimensi Indikator Item Valid Item Tidak Valid

F (+) UF (-) F (+) UF (-)

1. Kekuasaan (Power)

a. Mampu mengatur dan mengontrol tingkah laku orang lain

1, 2, 3 - 4, 5 -

b. Adanya pengakuan dan rasa hormat dari orang lain

6 7, 8, 10 - 9

2. Keberartian (Significance)

a. Penerimaan diri - 14, 15, 16 11, 12, 13 - b. Penerimaan orangtua 17, 18, 19 20 - 21

c. Penerimaan teman 22, 23 24, 25 - -

d. Popularitas diri - 28 26, 27 -

3. Kebajikan (Virtue)

a. Menaati etika dan norma yang berlaku di masyarakat

30 - 29 31, 32

b. Melaksanakan tugas dan kewajiban

sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa

35 36 33, 34 37

4. Kompetensi (Competence)

a. Mampu

melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik

38, 39, 40, 41

42, 43, 44 - -

b. Mampu menghadapi situasi sosial

46 47, 48, 45 -


(33)

d. Mampu menyelesaikan masalah sendiri

53 54, 55 52 -

e. Mampu mengambil keputusan sendiri

56, 57,58 59

- - -

Jumlah

23 19 12 5

42 17

59

2) Analisis Item Instrumen Kompetensi Interpersonal

Berdasarkan hasil analisis item yang telah dilakukan terhadap 65 item pernyataan dalam instrumen kompetensi interpersonal dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0 diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa 36 item yang valid dan 29 item yang tidak valid. Secara lebih rinci, item-item tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5

Hasil Analisis Item Instrumen Kompetensi Interpersonal

Dimensi Indikator Item Valid Item Tidak Valid

F (+) UF (-) F (+) UF (-)

1. Kemampuan Berinisiatif (Initiative)

a. Mampu menjalin hubungan baru dengan orang lain

3 4 1, 2 5, 6

b. Mempertahankan hubungan pertemanan yang telah dibina 7, 9, 10, 12

14 8, 11 13

2. Kemampuan Menyangkal Pernyataan Negatif (Negative Assertion) a. Mampu mempertahankan diri dari tuduhan yang tidak benar

- 17, 18 15, 16 -

b. Mampu menolak permintaan yang tidak baik

19 21 20 -

c. Meminta dan

memberikan bantuan


(34)

54 3. Kemampuan Bersikap Terbuka (Disclosure) a. Mampu mengungkapkan ide-ide, pendapat, minat, perasaan, dan

pengalaman

28, 30 32 27, 29 31, 33

b. Menunjukkan keterbukaan dalam hubungan sosial

35 37 34 36, 38

4. Kemampuan Memberi Dukungan Emosional (Emotional Support) a. Mampu menunjukkan perhatian kepada orang lain 39, 41, 42

- 40 43, 44

b. Memiliki kemampuan berempati

45 47, 48, 49

46 -

c. Mampu memberikan penghargaan kepada orang lain

50, 51 - - 52

5. Kemampuan Mengatasi Konflik (Conflict Management) a. Mampu menyelesaikan pertentangan dengan orang lain

53, 57 58, 59 54, 55, 56

60, 61, 62

b. Mampu merespon secara positif isyarat penyelesaian konflik dari orang lain

63, 64 65 - -

Jumlah

21 15 15 14

36 29

65

Dari hasil analisis item tersebut, maka item-item pernyataan yang valid dalam instrumen harga diri dan kompetensi interpersonal digunakan dalam penelitian yang sebenarnya, sedangkan item-item pernyataan yang tidak valid dalam instrumen kompetensi interpersonal akan dihapus atau tidak akan dipergunakan kembali dalam penelitian yang sebenarnya karena item-item pernyataan tersebut tidak mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.


(35)

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Arikunto, 2006: 178). Selanjutnya, suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut dapat digunakan beberapa kali akan memperoleh hasil pengukuran yang sama (Arikunto, 2006: 178). Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach dan perhitungannya menggunakan bantuan software SPSS version 17.0 for Windows.

Adapun rumus Alpha Cronbach yang dikutip dari Saifuddin Azwar (2009) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

= Koefisien reliabilitas Alpha

s² dan s² = Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 s² = Varians skor skala

Dalam menafsirkan tinggi rendahnya koefisien reliabilitas suatu instrumen, dapat dilihat dari koefisien reliabilitas suatu instrumen yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu instrumen mendekati angka 1,00, maka semakin tinggi pula reliabilitasnya. Sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas suatu instrumen mendekati angka 0, maka semakin rendah pula reliabilitasnya (Azwar, 2009: 83).

= 2 1 − ²+ ² ²


(36)

56

Tabel 3.6

Interpretasi Koefisien Reliabilitas

Interval Koefisien Interpretasi

1,00 0,91 – 0,99 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40

< 0,20

Sempurna Sangat Kuat

Kuat Sedang Rendah Sangat Rendah

a. Reliabilitas Instrumen Harga Diri

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen harga diri dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0, diperoleh indeks reliabilitas yang mendekati angka 1,00 yaitu sebesar 0,910. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen harga diri reliabel dan dapat dipergunakan dalam penelitian ini. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen harga diri dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7

Reliability Statistics Instrumen Harga Diri

Cronbach's Alpha N of Items

.910 42

b.Reliabilitas Instrumen Kompetensi Interpersonal

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen harga diri dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0, diperoleh indeks reliabilitas yang mendekati angka 1,00 yaitu sebesar 0,831. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen harga


(37)

diri reliabel dan dapat dipergunakan dalam penelitian ini. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen kompetensi interpersonal dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8

Reliability Statistics Instrumen Kompetensi Interpersonal

Cronbach's Alpha N of Items

.831 36

G. Kategorisasi Data

Kategorisasi data dilakukan untuk mengelompokkan sampel penelitian ke dalam beberapa kelompok. Hal ini bertujuan untuk melihat gambaran umum sampel penelitian. Pengkategorisasian ini dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kategorisasi data harga diri dan kategorisasi data kompetensi interpersonal.

Kategorisasi data harga diri dan data kompetensi interpersonal dilakukan untuk mengelompokkan profil harga diri dan kompetensi interpersonal mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 ke dalam beberapa kategori. Pengkategorisasian data kedua variabel ini terdiri dari tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Untuk memberikan nilai dalam tiga kategorisasi tersebut, maka harus ditetapkan terlebih dahulu normanya (Azwar, 2009: 163). Norma yang dimaksud dapat dilihat pada tabel 3.9.


(38)

58

Tabel 3.9 Kategorisasi Data

Kategori Rentang

Tinggi T > ! + 1" Sedang ! − 1" ≤ T ≤ ! + 1" Rendah T < ! − 1"

(Ihsan, 2009: 74) Keterangan:

T = Skor T subjek ! = Rata-rata baku " = Deviasi standar baku

H. Pengolahan Data

1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara harga diri dengan kompetensi interpersonal pada mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009.

Ho : ≥ = 0

Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara harga diri dengan kompetensi interpersonal pada mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI angkatan 2009.

Ha : ≥≠ 0


(39)

2. Teknik Analisis

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh sampel penelitian atau sumber data yang lain terkumpul (Sugiyono, 2008: 207). Tahapan analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang terkumpul. Hal ini dapat menjadi syarat dalam menentukan jenis pengolahan statistik apa yang akan digunakan. Jika hasil uji normalitas menunjukkan data berdistribusi normal, maka teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, yang berarti kesimpulan hasil penelitian berlaku bagi seluruh subjek penelitian. Sedangkan jika distribusi datanya tidak normal, maka teknik statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik, yang berarti kesimpulan hasil penelitian hanya berlaku bagi sampel penelitian.

Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak dan memastikan bahwa data mengenai harga diri dan kompetensi interpersonal yang dikumpulkan merupakan data interval. Pada penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software SPSS versi 17.0. Teknik Kolmogorov-Smirnov ini dilakukan untuk menguji normalitas suatu data yang berskala minimal ordinal.


(40)

60

Kriteria uji normalitas dapat dilihat pada tebel 3.10 berikut ini. Tabel 3.10

Kriteria Uji Normalitas Kriteria

Nilai Probabilitas > 0,05 Distribusi Normal Nilai Probabilitas < 0,05 Distribusi Tidak Normal

(Santoso, 1999: 102)

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa Asymp. Sig (2-tailed) untuk data harga diri sebesar 0,528 dan untuk data kompetensi interpersonal sebesar 0,831. Hasil Asymp. Sig. (2-tailed) kedua data tersebut jauh lebih besar dari 0,05, yaitu 0,528 > 0,05 dan 0,831 > 0,05. Sehingga, variabel harga diri dan kompetensi interpersonal berdistribusi normal. Dengan demikian, teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik parametris. Statistik parametris dapat digunakan untuk data yang berdistribusi normal dan juga dapat digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio (Sugiyono, 2008: 210-211).

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel, apakah hubungan antara variabel harga diri dengan variabel kompetensi interpersonal itu linear atau tidak. Hubungan yang linear menggambarkan bahwa perubahan pada variabel bebas (harga diri) akan cenderung diikuti oleh perubahan pada variabel


(41)

tergantung (kompetensi interpersonal) dengan membentuk garis linear. Untuk mengetahui linear atau tidak, kriterianya adalah apabila koefisien F hitung lebih besar dari harga F tabel, maka hipotesis nol ditolak atau koefisien arah regresi tidak berarti atau tidak linear dan hipotesis alternatif diterima, yang berarti koefisien arah regresi berarti atau linear (Sugiyono, 2010).

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan software SPSS version 17.0 for Windows, diperoleh F hitung sebesar 92,020 dengan angka signifikan 0,000. Untuk nilai F tabel dengan nilai df pembilang = 1, df penyebut = 89, dan sampel penelitian sebanyak 91 mahasiswa, maka nilai F tabel adalah sebesar 3,96. Dengan demikian,

F

hitung

> F

tabel, yaitu 92,020 > 3,96, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel harga diri dengan kompetensi interpersonal bersifat linear atau mengikuti garis lurus. Terpenuhinya kedua asumsi di atas (uji normalitas dan uji linearitas) menunjukkan bahwa teknik korelasi Pearson Product Moment dapat digunakan untuk memprediksi hubungan antara kedua variabel penelitian.

c. Uji Korelasi

Uji korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Product Moment, karena hipotesis dalam penelitian ini berupa hipotesis asosiatif (hubungan) dan data yang akan dikorelasikan berupa data interval. Selain itu, data distribusi datanya normal dan korelasinya


(42)

62

linier. Korelasi Product Moment digunakan untuk hipotesis asosiatif (hubungan) dengan data yang berbentuk interval (Sugiyono, 2008: 254). Uji korelasi ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS version 17.0 for Windows.

Adapun rumus korelasi Pearson Product Moment yang dikutip dari Edward W. Minium, dkk (1993: 154), adalah sebagai berikut:

Keterangan:

r

= Koefisien korelasi Pearson Product Moment n = Jumlah sampel

X = Skor total variabel X (Harga Diri)

Y = Skor total variabel Y (Kompetensi Interpersonal) = Rata-rata skor total variabel X (Harga Diri)

= Rata-rata skor total variabel Y (Kompetensi Interpersonal) Sx = Deviasi standar variabel X (Harga Diri)

Sy = Deviasi standar variabel Y (Kompetensi Interpersonal)

Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = +1 artinya korelasinya positif.

Setelah diketahui koefisien korelasi dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment, maka langkah selanjutnya adalah


(43)

menginterpretasikan koefisien korelasi. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi yang dikutip dari Sugiyono (2008: 257) dapat dilihat pada tabel 3.11.

Tabel 3.11

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

d. Uji Signifikansi

Uji signifikansi dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah hubungan antara harga diri dengan kompetensi interpersonal pada mahasiswa Jurusan Pskologi FIP UPI Angkatan 2009 tersebut signifikan atau tidak. Pada penelitian ini, uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan antara r hitung (yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan korelasi Product Moment) dengan nilai r pada tabel Product Moment. Apabila

r

hitung > rtabel, maka dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi tersebut signifikan, yang berarti bahwa H0 ditolak dan

Ha diterima (Sugiyono, 2008: 258). Dengan demikian, koefisien

korelasi tersebut dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku pada populasi dimana sampel tersebut diambil.


(44)

64

e. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya sumbangan atau besarnya pengaruh sebuah variabel bebas terhadap variabel terikat (Hasan, 2002). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah harga diri dan yang menjadi variabel terikat adalah kompetensi interpersonal. Uji koefisien determinasi ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0. Adapun rumus koefisien determinasi yang dikutip dari Hasan (2002), adalah sebagai berikut:

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi (koefisien penentu) KK = Koefisien korelasi

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini dapat diuraikan ke dalam beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Mencari fenomena di lapangan yang akan dijadikan sebagai latar belakang penelitian.

b. Menyusun proposal penelitian dan mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing akademik.


(45)

c. Mengajukan proposal penelitian kepada Dewan Bimbingan Skripsi untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan.

d. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi

kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.

e. Membuat surat izin penelitian dan kemudian diserahkan kepada lembaga yang menaungi sampel penelitian.

f. Membuat instrumen penelitian berdasarkan landasan teori yang digunakan.

g. Melakukan judgment instrumen kepada empat orang professional judgment.

h. Melakukan uji coba instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengecek kelengkapan angket yang akan disebarkan kepada sampel penelitian.

b. Melakukan penyebaran angket untuk mendapatkan data mengenai harga diri dan kompetensi interpersonal.


(46)

66

3. Tahap Pengolahan Data

a. Melakukan verifikasi data dengan mengecek kelengkapan jumlah angket yang terkumpul dan kelengkapan pengisian angket yang telah diisi.

b. Melakukan penskoran data berdasarkan kategorisasi skor yang telah dibuat dan ditetapkan.

c. Merekap semua data yang diperoleh dan kemudian melakukan analisis data dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0.

4. Tahap Penyelesaian

a. Membahas hasil penelitian berdasarkan teori yang digunakan. b. Membuat kesimpulan dan rekomendasi.


(47)

99

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sebagian besar mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 berada pada tingkat harga diri yang sedang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menilai dirinya sebagai seseorang yang memiliki kekuatan, merasa diri berarti, mampu menaati peraturan yang berlaku, dan cukup memiliki kemampuan dalam mengatasi permasalahannya.

2. Sebagian besar mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 berada pada tingkat kompetensi interpersonal yang sedang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, baik dengan teman, dosen, maupun dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara harga diri dengan kompetensi interpersonal pada mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009 dan variabel harga diri memberikan pengaruh sebesar 50,8% terhadap variabel kompetensi interpersonal. Hal ini menunjukkan


(48)

100

bahwa harga diri cukup memiliki peranan penting dan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kompetensi interpersonal. Sehingga, semakin tinggi harga diri yang dimiliki oleh mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009, maka semakin tinggi pula kompetensi interpersonal yang dimilikinya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah harga diri yang dimiliki oleh mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009, maka semakin rendah pula kompetensi interpersonal yang dimilikinya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diperoleh, maka peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa yang memiliki harga diri yang sedang dan rendah, harus berusaha untuk merubah cara pandang atau penilaian mengenai diri sendiri menjadi positif, sehingga selalu merasa yakin dalam melakukan sesuatu maupun dalam menghadapi permasalahan yang terjadi. Selain itu, harus berusaha untuk berani berbicara kepada Dosen Pembimbing Akademik apabila merasa kesulitan dalam menghadapi suatu masalah, sehingga mahasiswa tersebut dapat terbantu dalam menemukan cara-cara yang tepat dalam mengatasi permasalahannya. Mahasiswa juga harus berani untuk mengungkapkan potensi atau bakat yang dimilikinya baik kepada Dosen Pembimbing Akademik maupun


(49)

kepada teman-temannya agar mahasiswa tersebut dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

b. Mahasiswa yang memiliki kompetensi interpersonal yang sedang dan rendah, sebaiknya harus berusaha untuk dapat melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan kampus, misalnya mengikuti organisasi-organisasi yang ada di kampus dan mengikuti kegiatan-kegiatannya. Hal ini memberikan kesempatan yang lebih luas bagi mahasiswa tersebut untuk dapat menjalin hubungan interpersonal secara efektif dengan teman-teman di kampusnya.

2. Bagi Pihak Jurusan

Pihak jurusan dapat membantu mahasiwa untuk meningkatkan harga diri dan kompetensi interpersonal mahasiswanya, yaitu dengan cara: a. Mendorong keberanian mahasiswa untuk bicara kepada Dosen

Pembimbing Akademik, baik mengenai potensi yang dimilikinya, minatnya, maupun mengenai masalah-masalah yang sedang dihadapinya. Dengan hal ini, diharapkan Dosen Pembimbing Akademik dapat membantu mahasiswa untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapinya dan dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.

b. Dosen Pembimbing Akademik dapat memberikan dukungan kepada mahasiswa untuk meraih prestasi di kampus dan selalu menghargai usaha yang telah dilakukan oleh mahasiswa. Selain itu, Dosen


(50)

102

Pembimbing Akademik juga dapat memberikan penerimaan yang baik kepada mahasiswa agar mahasiswa merasa nyaman dan tidak segan untuk mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapinya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya, yaitu:

a. Hasil penelitian ini terbatas pada populasi tempat penelitian dilakukan, sehingga dapat dilakukan penelitian lagi dengan ruang lingkup yang lebih luas atau dengan karakteristik sampel penelitian yang berbeda. Selain itu, dapat dilakukan penelitian lagi dengan melihat faktor-faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap kompetensi interpersonal, seperti faktor kepribadian, kematangan, konsep diri, hubungan dengan orangtua, interaksi dengan teman sebaya, aktivitas, dan partisipasi sosial.

b. Instrumen penelitian yang telah ada dapat diperbaiki atau dikembangkan kembali sesuai dengan fokus penelitian.

c. Alat pengumpulan data pada penelitian ini hanya menggunakan kuesioner saja, sehingga belum dapat mengungkap harga diri dan kompetensi interpersonal secara mendalam. Oleh karena itu, perlu digunakan metode tambahan seperti wawancara agar dapat memperoleh hasil dan pembahasan yang lebih mendalam.


(51)

103

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia.

Alsa, A. (2004). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Alwisol. (2007). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2009). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R.A., & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh Jilid I. Alih Bahasa: Ratna Djuwita, dkk. Jakarta: Erlangga.

Buhrmester, dkk. (1988). “Five Domains of Interpersonal Competence”. Journal of Personality and Social Psychology. 55, (6), 991-1008. Jurnal tersedia di situs https://umdrive.memphis.edu [02 Februari 2011].

Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Bungin, B. (2008). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Burn, R.B. (1993). Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. Alih bahasa: Eddy. Jakarta: Arcan.

Chaplin, J. P. (2004). Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa: Kartini Kartono. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Coopersmith, S. (1967). The Antecedents of Self Esteem. San Francisco: Freeman & Company.


(52)

104

Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dina, Y. S. (2010). Hubungan antara Penerimaan Diri dengan Kompetensi Interpersonal pada Remaja Panti Asuhan. Skripsi Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi tersedia di situs http://etd.eprints.ums.ac.id [02 Februari 2011].

Elcamila, F. N. (2008). Hubungan Self Esteem dengan Relasi Interpersonal pada Penyandang Tunarungu Usia Dewasa Dini di Lembaga Deaf ‘n Dumb Bandung. Skripsi Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung. Bandung: tidak diterbitkan.

Ghufron, M. N & Risnawita S. R. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hartanti. (2006). Hubungan antara Konsep Diri dengan Kompetensi Interpersonal pada Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro (UKM UNDIP). Skripsi Sarjana pada Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Skripsi tersedia di situs http://eprints.undip.ac.id [02 Februari 2011].

Hasan, I. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hurlock, B. E. (1997). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Alih Bahasa: Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, H. (2009). Metode Skala Psikologi. Diktat UPI: Tidak Diterbitkan.

Mansur. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Minium, dkk. (1993). Statistical Reasoning in Psychology and Education. Kanada: John Wiley & Sons, Inc.

Nashori, F. (2008). Psikologi Sosial Islami. Bandung: PT Refika Aditama.

Prasetyo, B. & Jannah, L. M. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


(53)

Pikunas, J. (1969). Human Development: A Science of Growth. New York: McGraw-Hill Book Company.

Safaria, T. (2005). Interpersonal Intelligence. Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books.

Santoso, S. (1999). SPSS Mengolah Data Statistika Secara Profesional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa: Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharnan. (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.

Yusuf, S. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S., & Sugandhi, N. M. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


(1)

100

bahwa harga diri cukup memiliki peranan penting dan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kompetensi interpersonal. Sehingga, semakin tinggi harga diri yang dimiliki oleh mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009, maka semakin tinggi pula kompetensi interpersonal yang dimilikinya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah harga diri yang dimiliki oleh mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2009, maka semakin rendah pula kompetensi interpersonal yang dimilikinya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diperoleh, maka peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa yang memiliki harga diri yang sedang dan rendah, harus berusaha untuk merubah cara pandang atau penilaian mengenai diri sendiri menjadi positif, sehingga selalu merasa yakin dalam melakukan sesuatu maupun dalam menghadapi permasalahan yang terjadi. Selain itu, harus berusaha untuk berani berbicara kepada Dosen Pembimbing Akademik apabila merasa kesulitan dalam menghadapi suatu masalah, sehingga mahasiswa tersebut dapat terbantu dalam menemukan cara-cara yang tepat dalam mengatasi permasalahannya. Mahasiswa juga harus berani untuk mengungkapkan potensi atau bakat yang dimilikinya baik kepada Dosen Pembimbing Akademik maupun


(2)

kepada teman-temannya agar mahasiswa tersebut dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

b. Mahasiswa yang memiliki kompetensi interpersonal yang sedang dan rendah, sebaiknya harus berusaha untuk dapat melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan kampus, misalnya mengikuti organisasi-organisasi yang ada di kampus dan mengikuti kegiatan-kegiatannya. Hal ini memberikan kesempatan yang lebih luas bagi mahasiswa tersebut untuk dapat menjalin hubungan interpersonal secara efektif dengan teman-teman di kampusnya.

2. Bagi Pihak Jurusan

Pihak jurusan dapat membantu mahasiwa untuk meningkatkan harga diri dan kompetensi interpersonal mahasiswanya, yaitu dengan cara: a. Mendorong keberanian mahasiswa untuk bicara kepada Dosen

Pembimbing Akademik, baik mengenai potensi yang dimilikinya, minatnya, maupun mengenai masalah-masalah yang sedang dihadapinya. Dengan hal ini, diharapkan Dosen Pembimbing Akademik dapat membantu mahasiswa untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapinya dan dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.

b. Dosen Pembimbing Akademik dapat memberikan dukungan kepada mahasiswa untuk meraih prestasi di kampus dan selalu menghargai usaha yang telah dilakukan oleh mahasiswa. Selain itu, Dosen


(3)

102

Pembimbing Akademik juga dapat memberikan penerimaan yang baik kepada mahasiswa agar mahasiswa merasa nyaman dan tidak segan untuk mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapinya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya, yaitu:

a. Hasil penelitian ini terbatas pada populasi tempat penelitian dilakukan, sehingga dapat dilakukan penelitian lagi dengan ruang lingkup yang lebih luas atau dengan karakteristik sampel penelitian yang berbeda. Selain itu, dapat dilakukan penelitian lagi dengan melihat faktor-faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap kompetensi interpersonal, seperti faktor kepribadian, kematangan, konsep diri, hubungan dengan orangtua, interaksi dengan teman sebaya, aktivitas, dan partisipasi sosial.

b. Instrumen penelitian yang telah ada dapat diperbaiki atau dikembangkan kembali sesuai dengan fokus penelitian.

c. Alat pengumpulan data pada penelitian ini hanya menggunakan kuesioner saja, sehingga belum dapat mengungkap harga diri dan kompetensi interpersonal secara mendalam. Oleh karena itu, perlu digunakan metode tambahan seperti wawancara agar dapat memperoleh hasil dan pembahasan yang lebih mendalam.


(4)

103

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia.

Alsa, A. (2004). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Alwisol. (2007). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2009). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R.A., & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh Jilid I. Alih Bahasa: Ratna Djuwita, dkk. Jakarta: Erlangga.

Buhrmester, dkk. (1988). “Five Domains of Interpersonal Competence”. Journal of Personality and Social Psychology. 55, (6), 991-1008. Jurnal tersedia di situs https://umdrive.memphis.edu [02 Februari 2011].

Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik, serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Bungin, B. (2008). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Burn, R.B. (1993). Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. Alih bahasa: Eddy. Jakarta: Arcan.

Chaplin, J. P. (2004). Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa: Kartini Kartono. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Coopersmith, S. (1967). The Antecedents of Self Esteem. San Francisco: Freeman & Company.


(5)

104

Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dina, Y. S. (2010). Hubungan antara Penerimaan Diri dengan Kompetensi Interpersonal pada Remaja Panti Asuhan. Skripsi Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi tersedia di situs http://etd.eprints.ums.ac.id [02 Februari 2011].

Elcamila, F. N. (2008). Hubungan Self Esteem dengan Relasi Interpersonal pada Penyandang Tunarungu Usia Dewasa Dini di Lembaga Deaf ‘n Dumb Bandung. Skripsi Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung. Bandung: tidak diterbitkan.

Ghufron, M. N & Risnawita S. R. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hartanti. (2006). Hubungan antara Konsep Diri dengan Kompetensi Interpersonal pada Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro (UKM UNDIP). Skripsi Sarjana pada Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Skripsi tersedia di situs http://eprints.undip.ac.id [02 Februari 2011].

Hasan, I. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hurlock, B. E. (1997). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Alih Bahasa: Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, H. (2009). Metode Skala Psikologi. Diktat UPI: Tidak Diterbitkan.

Mansur. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Minium, dkk. (1993). Statistical Reasoning in Psychology and Education. Kanada: John Wiley & Sons, Inc.

Nashori, F. (2008). Psikologi Sosial Islami. Bandung: PT Refika Aditama.

Prasetyo, B. & Jannah, L. M. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


(6)

Pikunas, J. (1969). Human Development: A Science of Growth. New York: McGraw-Hill Book Company.

Safaria, T. (2005). Interpersonal Intelligence. Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books.

Santoso, S. (1999). SPSS Mengolah Data Statistika Secara Profesional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa: Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharnan. (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.

Yusuf, S. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S., & Sugandhi, N. M. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.