PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KAMPANYE LING

1

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KAMPANYE LINGKUNGAN DAN
KAMPANYE SOSIAL YANG DILAKUKAN THE BODY SHOP
(Studi Deskriptif Kualitatif pada Pengguna Produk The Body Shop di kota Malang)

Deskarina Mahardhika - 0911220069
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya
Komunikasi Bisnis

Abstrak - Penelitian ini membahas persepsi konsumen di kota Malang terhadap kampanye
lingkungan dan kampanye sosial yang dilakukan The Body Shop. Tujuan penelitian ini adalah
menguraikan bagaimana persepsi konsumen terhadap kampanye lingkungan dan sosial yang
dilakukan The Body Shop, meliputi persepsi konsumen terhadap tema kampanye, media
kampanye, dan pesan kampanye, serta menggali faktor pembentuk persepsi konsumen.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan in-depth interview dan
teori utama persepsi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yakni
dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa persepi konsumen terhadap kampanye yang dilakukan the Body Shop
adalah untuk mempertahankan citra perusahaan, menarik minat konsumen, dan bentuk
kepedulian perusahaan terhadap permasalahan lingkungan dan sosial. Faktor pembentuk

persepsi konsumen adalah perhatian, yang dibagi menjadi dua: determinan eksternal yang
meliputi: penjelasan wiraniaga, kemasan produk, penjelasan pada display produk, dan sosial
media. Faktor kedua determinan internal yang meliputi: kebutuhan konsumen, harapan dan
motivasi konsumen. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para pelaku
pemasar yang memakai tema sosial dan lingkungan dalam menjual produknya, agar dapat
merancang pesan yang lebih mudah diterima oleh target konsumennya.
Kata Kunci: persepsi konsumen, kampanye, societal marketing, green marketing
fisik bentukan pasar, yang ideal di mata media

PENDAHULUAN
Perempuan kini tumbuh sebagai generasi
yang

terpapar

oleh

iklan

dibandingkan


generasi yang sebelumnya. Dalam artikel

dan masyarakat, yang bisa dimiliki perempuan
bila memakai produk tertentu dan ideal
menurut kata media (Vidyarini, 2007, h. 94).

Kecantikan

Perusahaan yang waspada memandang

dalam Iklan Kosmetik The Face Shop”

masalah kemasyarakatan sebagai peluang. Hal

dijelaskan, kecantikan ideal yang mengacu

ini juga dirasakan Anita Roddick, pendiri The

jurnal


berjudul

“Representasi

pada negara-negara barat dan ras Kaukasia
diidealkan melalui media massa serta produk
kecantikan yang mendukungnya. Representasi
kecantikan dalam iklan ini adalah kecantikan

Body Shop. Nilai-nilai inti dari perusahaan The
Body Shop kemudian dituangkan dalam bentuk
resmi, yakni berupa konsep ide atau gagasan
yang

mengarah

pada

kepedulian


sosial

lingkungan sebagai value (nilai) yang mereka

2
angkat, antara lain: Against Animal Testing,

seseorang semata-mata merupakan persepsi

Community Fair Trade, Activate Self Esteem,

orang itu mengenai apa yang ada “di luar

Defend Human Right, dan Protect Out Planet.

sana” – mengenai apa yang terjadi. Individu

The Body Shop mengerti bahwa bisnis
bukan


sekedar

ilmu

keuangan,

dimana

keuntungan adalah satu-satunya penentu, tapi
juga terkait dengan upaya kontribusi dalam
kegiatan

lingkungan

dan

sosial,

dengan


bertindak dan bereaksi berdasarkan persepsi
mereka,

tidak

berdasarkan

realitas

yang

objektif (Schiffman & Kanuk, 2008, h.136).
Penting
komunikator

bagi
untuk

pemasar


selaku

mengetahui

persepsi

memanfaatkan produk-produk sebagai sarana

konsumen, karena persepsi konsumen jauh

untuk perubahan sosial (Roddick, 2013, h.53).

lebih penting daripada pengetahuan mereka

Kegiatan

kampanye

The Body Shop


mengenai

realitas

yang

objektif.

Jika

pesan-pesan

konsumen berpikir mengenai realitas, itu

kampanye melalui produk yang mereka jual

bukanlah realitas yang sebenarnya, tetapi apa

dan kegiatan terkait lainnya, menunjukan juga


yang dipikirkan konsumen sebagai realitas

bahwa mereka menggunakan isu lingkungan

yang berdampak pada tindakan mereka,

dan sosial dalam mengenalkan dan menjual

kebiasaan membeli mereka, dan sebagainya

produk-produknya. Hal semacam itu dapat

(Schiffman & Kanuk, 2008, h. 136).

dengan

cara

menyisipkan


menarik atensi tersendiri bagi konsumen

Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui

terhadap produk-produk The Body Shop.

lebih dalam bagaimana persepsi pengguna

Selain itu akan terbentuk persepsi tersendiri di

produk Body Shop di kota malang, terhadap

benak konsumen terhadap The Body Shop.

kampanye

lingkungan

dan


sosial

yang

Dalam kajian ilmu komunikasi, proses

diangkat oleh The Body Shop kaitannya

persepsi berperan penting terhadap bagaimana

dengan kampanye yang menyertai produk

seseorang

ataupun cara kampanye lainnya.

mengintepretasikan

atau

mengartikan pesan yang ia terima. Persepsi
seseorang

KAJIAN TEORI

proses

bagaimana

akan

banyaknya

Persepsi merupakan proses psikologis

stimulus yang mempengaruhi indera mereka,

yang dilakukan individu untuk memilih,

persepsi mempengaruhi rangsangan (stimulus)

mengatur

atau pesan apa yang kita serap dan apa makna

menafsirkan atau mengintepretasikan stimuli

yang kita berikan kepada mereka ketika

ke dalam gambaran yang bermakna dan masuk

mereka mencapai kesadaran akan sebuah

akal mengenai dunia (Schiffman & Kanuk,

realita (Devito, 1997, h. 75). Realita bagi

2008, h. 137).

individu

merupakan
menjadi

sadar

atau

mengorganisasikan,

dan

3
Persepsi pada dasarnya merupakan
proses psikologis yang kompleks, melibatkan

perulangan. Rakhmat (2009, h.52).
Faktor

yang

kedua

adalah

aktor

aspek fisiologis. Ada tiga proses psikologi

internal disebut juga faktor personal. Perhatian

yang penting dalam persepsi, antara lain:

seseorang terhadap stimuli selain dipengaruhi

menyeleksi

mengorganisasikan,

oleh keadaan lingkungan juga dipengaruhi

dan mengintepretasikan stimuli agar memiliki

oleh keadaan pada diri sendiri. Menurut

arti atau makna (Suryani, 2013, h. 78).

Rakhmat (2008, h.53), faktor internal berarti

(memilih),

Teori persepsi sangat berkaitan dengan

perhatian atau atensi seseorang terhadap

judul yang diangkat oleh peneliti, karena

stimuli bersifat selektif (selective attention).

dengan mengetahui teori persepsi, maka

Beberapa contoh faktor yang mempengaruhi

peneliti juga dapat melihat bagaimana cara

perhatian seseorang yang berasal dari individu

konsumen

selaku

komunikan

itu sendiri: Faktor biologis yang berasal dari

membangun

presepsi

terhadap

lingkungan
dilakukan

dan
oleh

kampanye

dalam
kampanye

sosial

The Body Shop

yang
selaku

kebutuhan

tubuh,

Faktor

perhatian

seseorang

lainnya,

Motif

sosiopsikologis

berbeda

sosiogenis

satu

sama

apa

yang

komunikator untuk menjual atau mengenalkan

diperhatikan individu dipengaruhi oleh sikap,

produknya.

kebiasaan, dan kemauan individu tersebut.

Rakhmat (2009, h. 51) menjelaskan,

Dalam komunikasi pemasaran, yang

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

disebut dengan proses komunikasi adalah

persepsi seseorang terhadap suatu objek. Hal

menciptakan suatu kesamaan atau suatu

ini juga berarti bahwa faktor-faktor tersebut

kesatuan

akan mempengaruhi bagaimana konsumen

kesamaan pemikiran ini membutuhkan adanya

mempersepsi

suatu

hubungan saling berbagi (sharing) antara

produk, khususnya dalam penelitian ini produk

pengirim (pengiklan atau pemasar) dengan

kosmetik dengan mengusung tema atau isu

penerima (konsumen) (Shimp, 2003, h. 162-

lingkungan dan sosial yang sering disebut

163). Usaha dalam pengkomunikasian ide atau

dengan

Faktor-faktor

gagasan yang dilakukan oleh pemasar kepada

tersebut antara lain: Perhatian yang meliputi

konsumen juga bisa berarti sebagai stimuli.

faktor eksternal, merupakan faktor situasional

Dalam konteks komunikasi pemasaran stimuli

dimana suatu stimuli akan lebih diperhatikan

yang berdampak pada persepsi konsumen

daripada stimuli-stimuli yang lain jika stimuli

adalah semua usaha yang dilakukan oleh

tersebut memiliki sifat-sifat yang menonjol,

pemasar

antara lain: Gerakan, Intensitas, kebaruan,

(Suryani, 2013, h. 78).

kegiatan

pemasaran

Societal Marketing.

pemikiran

melalui

dengan

strategi

penerima,

pemasarannya

4
Isu

lingkungan

telah

merubah

cara

METODE PENELITIAN

dalam

Metode yang digunakan oleh peneliti

marketplace. Pertimbangan bahwa lingkungan

adalah metode kualitatif. Kualitatif (qualitative

menjadi wacana yang sesuai untuk mencapai

research)

adalah

tujuan ekonomis dari suatu perusahan telah

ditujukan

untuk

mengarah pada suatu konsep pemasaran yang

menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas

baru, yaitu disebut dengan green marketing

sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran

(Sumarwan, 2012, h. 215).

orang secara individu maupun kelompok

perusahaan

untuk

berkompetisi

suatu

penelitian

yang

mendiskripsikan

dan

Tidak hanya pemasaran yang ‘hijau’,

(Sukmadinata 2006, h.72). Jenis dari riset

penggunaan tema sosial dan lingkungan oleh

penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian

sebuah perusahaan profit dalam memasarkan

deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi

suatu produknya juga biasa kita ketahui

secara sistematis, faktual dan akurat tentang

dengan istilah Societal marketing. Menurut

fakta dan sifat populasi atau objek tertentu

Kotler & Armstrong (2001, h.413) Societal

(Kriyantono 2010, h.67).

marketing

merupakan

berkesadaran

prinsip

yang

perusahaan

harus

pemasaran

dengan

bahwa

konsumen terhadap kampanye lingkungan dan

keputusan

kampanye sosial yang dilakukan The Body

menyatakan
membuat

mempertimbangkan

keinginan konsumen, persyaratan perusahaan,
dan kepentingan jangka panjang konsumen.
Selain strategi pemasaran yang ‘green’
dan

konsep

perusahaan
kampanye

societal
profit

marketing,

bagi

Shop. Fokus ini akan dilihat dari:
1. Persepsi konsumen The Body Shop di kota
Malang terhadap kampanye lingkungan dan
sosial yang dilakukan The Body Shop.
2. Faktor-Faktor

pembentuk

persepsi

bisnis,

sebuah

konsumen The Body Shop di kota Malang

digunakan

untuk

terhadap kampanye lingkungan dan sosial

atau

dapat

Penelitian ini berfokus pada persepsi

pemasaran

mengembangkan usaha mereka, beberapa

yang dilakukan The Body Shop.

kampanye

kampanye

Batasan penelitian ini adalah pada hasil dari

periklanan yang bertujuan untuk membujuk

persepsi konsumen atau pada tahap intepretasi.

khalayak

mereka

Alasannya karena ternyata interpretasi adalah

pasarkan, atau kampanye public relation yang

tahapan terpenting dalam persepsi, interpretasi

dimaksudkan untuk membangun citra positif

atas informasi yang kita peroleh melalui salah

di mata publik (Venus, 2012, h.9).

satu

diantaranya

membeli

adalah

produk

yang

indera

kita.

Kita

tidak

dapat

menginterpretasikan makna secara langsung,
melainkan menginterpretasikan makna atau

5
informasi yang kita percayai. Pengetahuan

Menurut

Kriyantono

(2010,

h.

yang kita peroleh melalui persepsi bukan

Trustworthiness

adalah

pengetahuan mengenai objek sesungguhnya,

kebenaran

kejujuran

melainkan pengetahuan mengenai bagaimana

mengungkap

tampaknya objek tersebut. (Mulyana, 2007:

dialami,

h.182).

Trusworthiness mencakup Authenticity, yaitu

Subjek penelitian dalam penelitian ini

dan

realitas

atau

konstruksi

menguji

subjek

menurut

dirasakan,

memperluas

cara

71),

dalam

apa

yang

dibayangkan.

personal

yang

disebut dengan informan. Dalam memilih

diungkap. Peneliti memberi kesempatan dan

informan-informan,

memfasilitasi

peneliti

menggunakan

pengungkapan

teknik purposive sampling, dengan kriteria:

personal

1. Orang yang mengetahui paling tidak satu

mempermudah pemahaman yang lebih dalam.

tema kampanye sosial dan atau lingkungan

yang

detail,

sehingga

Metode tringulasi yang digunakan untuk
penelitian

yang pernah dilakukan The Body Shop.

lebih

konstruksi

ini

adalah

tringulasi

metode.

2. Orang yang telah melakukan pembelian

Menurut Kriyantono (2010, h. 72), Triangulasi

berulang dan menggunakan sendiri produk

metode yaitu suatu teknik tringulasi dengan

dari The Body Shop tersebut.

mengunakan beberapa metode bersama-sama

3. Orang yang mempunyai kartu member

dalam penelitian.

LYB (Love Your Body) The Body Shop.
4. Orang

yang

hingga

saat

ini

masih

HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari

menggunakan produk The Body Shop.
Metode pengumpulan data yang digunakan

diketahui

semua
ada

pernyataan

beragam

informan,

persepsi

terlihat

dalam penelitian kualitatif deskriptif yang

terhadap perusahaan komersil yang melakukan

akan

kampanye

dilakukan

peneliti

adalah

in-depth

sosial

dan

lingkungan

dalam

interview, sekaligus sebegai sumber data

menjual atau mempromosikan produknya,

primer, dan data sekundernya adalah informasi

yaitu diantaranya: kampanye lingkungan dan

kampanye dari internet, website, dan berita.

sosial dilakukan sebagai cara berpromosi,

Teknik analisis data mengunakan model
analisis

Miles

dan

Huberman

yang

sebagai alat untuk menarik perhatian, sebagai
upaya

membangun

image,

alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan,

perusahaan terhadap permasalahan lingkungan

yaitu reduksi data, penyajian data, dan

dan sosial.

Huberman, 1992, h. 16).

sebagai

mempertahankan

menjelaskan bahwa analisis terdiri dari tiga

penarikan kesimpulan/ verifikasi (Miles dan

dan

dan

upaya

kepedulian

Dari pernyataan ketujuh informan, dapat
terlihat bahwa perspsi mereka tentang tema-

6
tema yang diangkat oleh The Body Shop

terbatas, bahkan tidak mengetahui detil dari

adalah tema yang masih sesuai dengan misi

pesan kampanye, namun konsumen sudah bisa

atau komitmen yang dilakukan The Body

menunjukan

Shop.

untuk

mengungkapkan perasaan iba dan simpati

kampanye dapat menumbuhkan kesadaran

mereka tentang kampanye yang diangkat,

pada konsumen terhadap isu yang diangkat

bahkan ada yang tergerak untuk melakukan

tersebut.

tindakan berupa pembelian produk.

Tema-tema

Dari

yang

ketiga

dipilih

informan

yang

aspek

afektif

seperti

mengetahui kampanye sosial yang dilakukan

Ada faktor yang membentuk persepsi

The Body Shop, dapat dilihat pendapat mereka

konsumen, faktor utama tersebut adalah

tentang isu sosial yang diangkat, yaitu AIDS,

perhatian konsumen. Perhatian itu dipengaruhi

dipilih oleh The Body Shop yang menurut

oleh determinan stimulus, atau bisa kita sebut

mereka, tema itu dipilih karena momennya

sebagai faktor eksternal, dan faktor internal.

bertepatan dengan hari AIDS sedunia.

Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan

Konsumen mempersepsikan alat atau

oleh Engel (1995, h. 10), yang menjelaskan

media yang digunakan The Body Shop untuk

cara konsumen dalam memfokuskan suatu

menyampaikan pesan kampanye sosial dan

stimulus yang ingin lebih ia terima, serta

lingkungan telah dilakukan secara bagus, dan

faktor yang menentukan perhatian konsumen,

menarik. Namun mereka juga berpendapat

yakni dikelompokan menjadi dua kategori

bahwa, penggunaan medianya kurang luas,

yaitu

menurut mereka kampanye yang dilakukan

stimulus,

kurang menjangkau banyak orang, sehingga

individu.

tidak

banyak

orang

yang

tahu

tentang

faktor
dan

Terlihat

eksternal

atau

determinan

internal

atau

determinan

bahwa

semua

informan

kampanye yang dilakukan The Body Shop.

mengetahui kampanye No Animal Testing, dan

Padahal bila semua keterangan dari informan

sebagian

dikumpulkan, The Body Shop sudah cukup

pengembalian botol, dan sisanya tidak tahu.

menggunakan

dalam

Mayoritas konsumen mengetahui kampanye

SPG

tersebut dari penjelasan SPG, sedangkan

sebagai penyalur informasi, memanfaatkan

sisanya dari website The Body Shop, media

tampilan

melalui

sosial seperti instagram dan twitter. Selain itu

produknya, melalui internet, bahkan media

dilihat dari hasil wawancara, diketahui bahwa

sosial.

semua informan tau kampanye soal No Animal

berkampanye,

seperti

gerai,

Meskipun
informasi

banyak

dan

media
menggunakan

menyisipkan

konsumen
pesan

menerima

kampanye

dengan

besar

tahu

kampanye

tentang

Testing, dan mayoritas mengetahuinya dari
informasi

kegiatan

yang

ada

di

gerai,

7
informasi yang tercantum di kemasan produk,

itu, ada pula faktor kesamaan minat antara

penjelasan dari SPG, dan juga dari website

informan dengan The Body Shop, yang sama-

resmi The Body Shop, dan akun sosial media

sama perduli terhadap kehidupan binatang.

sosial seperti instagram dan twitter. Hampir

Nama

Faktor Internal
- Kebutuhan untuk perawatan kulit yang
sensitif.
- Memiliki sifat dermawan atau suka
beramal, dan mudah membantu temantemannya
- Latar belakang dan pengalamannya
menjadi Pecinta Alam
- sikapnya yang peduli kelestarian alam
dan lingkungan.
- Hobi dan kebiasaan untuk
memanfaatkan dan mengkreasikan
barang yang tidak terpakai di rumah.
- penyayang binatang

sebagian besar informan tidak mengetahui
kampanye sosial kemanusiaan tersebut. tapi

Dyah

tiga informan mengetahuinya, dari penjelasan
SPG di gerai the Body Shop yang menawarkan

Arini

produk lip butter edisi khusus yang hasil
penjualannya disumbangkan untuk penderita
Renny

AIDS.
Determinan kedua yang membentuk
persepsi konsumen adalah determinan pribadi
yang bisa berasal dari kebutuhan, motivasi,

Bilqis

pengalaman, sikap dalam hal ini terkait

Anggun

kampanye itu sendiri (Rakhmat, 2008, h.53).

Reiza

Para

informan

secara

umum

- Faktor kebutuhan dan kondisi fisiknya
yang sedang hamil.
- kesamaan minat, yaitu sama-sama
penyayang binatang
- kesamaan minat, yaitu sama-sama
penyayang binatang
- kesamaan minat, yaitu sama-sama
penyayang binatang

Widya

memberi

tanggapan dan persepsi yang positif terhadap

Tabel

kampanye

persepsi konsumen

sosial

dan

lingkungan

yang

1.

Faktor

internal

pembentuk

dilakukan The Body Shop. Namun persepsi
tersebut tidak terbentuk begitu saja, peneliti
ingin mencari faktor internal apa dari para
informan ini sehingga bisa mempersepsikan

KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagian

besar

informan

memberikan

persepsi yang positif terhadap perusahaan
profit atau komersil, yang mengangkat tema

kampanye The Body Shop secara positif.
Dari beberapa pernyataan informan,
dapat kita lihat beberapa faktor internal yang

lingkungan dan sosial dalam mempromosikan
produknya.
Semua

informan

memberikan persepsi yang positif terhadap

kampanye

lingkungan

kampanye

yang

dilakukan oleh The Body Shop sebagai cara

dilakukan The Body Shop dalam menjual

The Body Shop dalam mempertahankan image

produknya adalah karena faktor latar belakang

perusahaan, serta sebagai cara promosi atau

minat dari konsumen, sifat pribadi, dan hobi

menarik perhatian konsumen. Selain itu para

atau kebiasaan yang dimiliki informan, selain

informan

menjadi alasan atau sebab dari para informan

lingkungan

dan

sosial

mempersepsikan
dan

mempersepsikan

sosial

yang

kampanye

8
lingkungan

dan

kampanye

dilakukan

tersebut

kepedulian

The

juga
Body

yang

Ada baiknya untuk dilakukan penelitian

upaya

lebih lanjut terkait penerimaan konsumen

terhadap

terhadap pesan yang disampaikan melalui

sosial

sebagai
Shop

media kampanye yang lebih khusus seperti

permasalahan sosial dan lingkungan.
Ada

dua

faktor

yang

mempengaruhi

terbentuknya persepsi konsumen, antara lain:

social media.
Bagi

akademisi

Ilmu

Komunikasi,

faktor eksternal yang berasal dari stimuli yang

diharapkan adanya penelitian lebih lanjut yang

dilakukan

berupa:

bertemakan kegiatan komunikasi pemasaran

Penjelasan kampanye pengembalian botol

perusahaan dan kaitannya dengan persepsi

bekas dan produk khusus untuk charity dari

konsumen, untuk melihat dampak seperti sikap

SPG di gerai The Body Shop, tampilan

konsumen, keputusan pembelian, ataupun

kemasan produk edisi khusus, informasi

loyalitas konsumen.

oleh

pemasar

yakni

kampanye yang terpajang di gerai The Body
Shop, dan informasi kampanye melalui akun
media sosial milik The Body Shop. Faktor
kedua adalah dari dalam individu, yang
ternyata pada awalnya tidak semua informan
memfokuskan perhatian langsung terhadap
kampanye

lingkungan

dan

sosial

yang

dilakukan oleh The Body Shop, melainkan
faktor-faktor seperti kebutuhan, latar belakang
informan,

sifat

pribadi

dari

informan,

kesamaan interest seperti pecinta binatang
yang

akhirnya

membuat

para

informan

memberikan persepsi dan tanggapam yang
positif terhadap kampanye yang dilakukan The
Body Shop.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi acuan, referensi, dan masukan bagi
para pelaku pemasar yang ingin menggunakan
tema sosial dan lingkungan dalam menjual
produknya, agar dapat membuat yang lebih
mudah diterima dan dipahami oleh targetnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anderegg, C., Archibald, K., Bailey, J.,
Cohen, M., J., Kaufman, S., R., Pippin, J.,
J. (2006). A Critical Look at Animal
Experimen.
Medical
Research
Modernization Committee, 1-34.
Applegate, J., L., & Syper, H. E. (1988).
Constructivist theory and intercultural
communication research. In Y. Kim & W.
Gudykunst (Eds), Theoretical Perspective
in Intercultural Communication (PP. 4165). Beverly Hills, CA: Sage.
Asyari, R. (2010). Persepsi Publik Terhadap
Positioning The Body Shop: Studi Kasus
Persepsi Media, Saluran Distribusi, dan
Konsumen Terhadap Brand Positioning
The Body Shop di Indonesia. Disertasi
Sarjana, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 2010.
Bungin, B. (2003). Analisis data penelitian
kualitatif . Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
DeVito, J. A. (1997). Komunikasi Antar
Manusia. Jakarta: Professional Books.
Engel, J.F., Blackwell, R.D., Miniard, P.W.
(1995). Perilaku Konsumen (6th ed.).
Jakarta: Binarupa Aksara.
Fitriyarini, I. (2009). Iklan dan budaya
popular: Pembentukan identitas ideologis

9
Kecantikan Perempuan oleh Iklan di
Televisi. Jurnal Ilmu Komunikasi, 6, 119136.
Gaspers, V. (1996). Ekonomi Manajerial:
Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Tama.
Gregory, A. (2000). Planning and Managing
Public Relations Campaign (2nd Ed.).
London: Kogan page Limited.
Infante, D.A., Rancer, A.S, Rancer, D.F.
(1990). Building Communication Theory.
Amerika Serikat: Waveland Press inc.
Kotler P., & Armstrong, G. (2001). PrinsipPrinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kriyanto, R. (2010). Teknik Praktis Riset
Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Kumar, S., Garg, R., Makkar, A. (2012).
Consumer Awareness and Perception
Towards Green Products: A Study of
Youngsters in India. International Journal
of Maketing & Business Communication, 4,
35-43.
Littlejohn, S., W., & Karen, A., F. (2005).
Teori Komunikasi: Theories of Human
Communication.
Jakarta:
Salemba
Humanika.
Miles, B.B., dan A.M. Huberman. (1992).
Analisa Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Moleong, L., J. (2006). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution. (2003). Metode Research. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Nugroho, F., D. (2010). Pengaruh Sikap pada
Pesan Kampanye Terhadap Loyalitas
Konsumen (Kasus: Pesan Kampanye The
Body Shop Dalam Mempengaruhi Loyalitas
Konsumen Terhadap Merek). Disetasi
Sarjana,
Universitas
Atma
Jaya
Yogyakarta, 2010.
Patton, M., Q. (1987). How To Use Qualitative
Methods In Evaluation. California: Sage
Publication.
Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi
Kualitatif. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.
Prothero, Andrea. (1990). Green Consumerism
and the Societal Marketing Concept:
Marketing Strategies for the 1990's. Journal
of Marketing Management, 6, no.2, 87-103.

Purwanto. (2012). Marketing Strategic:
Meningkatkan Pangsa Pasar dan Daya
Saing. Jakarta: Platinum.
Rakhmat, J. (2009). Psikologi Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Roddick, A. (2013). Business As Unusual.
Jakarta: PT. Gramedia.
Rojanadilok,
T.,
Nanagara,
B.,
Bunchapattanasakda, C. (2012). Thai
Consumers' Perception on Herbal Cosmetic
Products: A Comparative Study of Thai and
Imported
Products.
Information
Management and Business Review, 1, 1-6.
Schiffman L., & Kanuk L.L. (2008). Perilaku
Konsumen (Edisi ke-7). Jakarta: Indeks.
Shimp, T., A. (2003). Periklanan dan
Promosi. Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu (Edisi ke-5). Jakarta:
Erlangga.
Simmons, R. E. (1990). Communication
Campaign
Management:
a
System
Approach. London: Longman.
Sukmadinata, N., S. (2006). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Sumarwan, U., Prihartono, A.G., Sumarlin,
A.W., Mamahit, D.A., Purnomohadi, E.,
Hasan, J. et al. (2012). Riset Pemasaran
dan Konsumen. Bogor: IPB Press.
Suparno,
Dr.
P.
(1997).
Filsafat
Konstruktivisme
dalam
Pendidikan.
Yogyakarta: Kanisius.
Suryani, T. (2013). Perilaku Konsumen di Era
Internet. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Venus, A. (2012). Manajemen Kampanye.
Panduan Teoretis dan Praktis dalam
Mengefektifkan Kampanye Komunikasi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Vidyarini, T., N. (2007). Representasi
Kecantikan dalam Iklan Kosmetik The Face
Shop. Jurnal Ilmiah SCRIPTURA. 2, 82-97.
Wood, J., T. (2008). Communication Mozaic.
An Introducing to the Field of
Communication, 5th Edition. Amerika :
Thomas Higher Education.