Kosakata Kiezdeutsch dalam Pengajaran Ba

Audrey Gabriella Titaley, 98-113

ISSN 2406-9167

KOSAKATA KIEZDEUTSCH
DALAM PENGAJARAN BAHASA JERMAN SEBAGAI BAHASA ASING
Audrey Gabriella Titaley
Universitas Indonesia
audrey.g.titaley@gmail.com

ABSTRAK
Munculnya Kiezdeutsch sebagai akibat situasi masyarakat Jerman yang multietnis akibat
gelombang migrasi yang datang ke Republik Federal Jerman menarik perhatian banyak pihak.
Variasi bahasa Jerman ini digunakan di kalangan remaja yang tinggal di daerah perkotaan yang
sarat dengan penduduk yang multietnis. Dalam perkembangannya Kiezdeutsch juga digunakan
oleh remaja Jerman yang mengalami kontak bahasa dengan mereka dan dalam Kiezdeutsch bahasa
Jerman mengalami perubahan segi kosakata.
Pemelajaran bahasa Jerman dengan ancangan komunikatif menaruh perhatian pada bentuk
komunikasi yang autentik yang digunakan di negara penuturnya. Kiezdeutsch sebagai salah satu
variasi bahasa Jerman dapat diperkenalkan untuk meningkatkan kesadaran pemelajar bahasa
Jerman akan keberagaman bahasa Jerman ini Dengan menganalisis bahan ajar yang

memperkenalkan variasi bahasa, makalah ini akan mengulas bagaimana Kiezdeutsch, khususnya
kosakatanya dapat diperkenalkan dalam pemelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing (Deutsch
als Fremdsprache).
Kata kunci: variasi bahasa Jerman, DaF, pengajaran kosakata Kiezdeutsch, bahan ajar autentik,
language awareness

1. PENDAHULUAN
Terletak di hati benua Eropa, negara Republik Federal Jerman memiliki
keberagaman budaya. Menurut sensus penduduk pada tahun 2015 yang dilakukan
oleh Badan Statistika Jerman1, jumlah penduduk negara adalah 81,8 juta jiwa dan
20% diantaranya memiliki latar belakang migrasi (Migrationshintergrund).
Kamus daring Duden 2 menyebutkan bahwa istilah ini terkait dengan latar
belakang kekerabatan seseorang dan mengandung arti ‘anak dan atau cucu dari
sesorang imigran’ Lebih jelas lagi istilah ini di. menurut situs www.destatis.de3
bagi penduduk yang (1) tidak memiliki kewarganegaraan Jerman, (2) tidak
dilahirkan di Jerman dan bermigrasi ke Jerman setelah tahun 1949, (3) dilahirkan
di Jerman dan berpindah kewarganegaraan dan menjadi warga negara Jerman dan

1


www.destatis.de/DE/ZahlenFakten/GesellschaftStaat/Bevoelkerung/Bevoelkerung.html#
Tabellen. Diakeses Rabu, 6 April 2016
2
www.duden.de/rechtschreibung/Migrationshintergrund. Diakses pada hari Rabu, 6 April 2016
3
www.destatis.de/DE/PresseService/Presse/Pressemitteilungwn/2015/08/PD15_277_122.html.
Diakes pada tanggal 4 April 2016.

98

Prosiding Seminar Nasional Pengajaran Bahasa dalam Perspekftif Lintas Budaya - 2016

(4) salah satu dari orang tuanya bermigrasi ke Jerman dan berpindah
kewarganegaraan atau (5) salah satu dari orang tuanya berkewarganegaraan asing.
Sebagian besar dari mereka berasal dari Turki, kemudian Polandia dan Italia, serta
negara Eropa. Tinggal di Jerman tidak membuat mereka melupakan budaya dan
dalam hal ini mereka tetap menggunakan bahasa pertama mereka dan bahkan
mengajarkan bahasa tersebut kepada anak-anak mereka.
Salah satu dampak dari keberagaman budaya Jerman adalah adanya variasi
bahasa Jerman yang disebut Kiezdeutsch. Menurut laman kiezdeutsch.de, variasi

bahasa yang umumnya digunakan oleh remaja, mulai berkembang di masyarakat
pada pertengahan tahun 1990an. Akan tetapi, makna leksikal dari kata Kiez
menurut kamus Wahrig dalam Widhiasti dan Suganda (2015) tidak terkait dengan
kehidupan pergaulan di kalangan remaja. Kata Kiez bermakna ‘daerah tua di
kota’, ‘daerah atau jalan, di mana praktik prostitusi banyak ditemukan’. Istilah ini
juga digunakan di kota Berlin, yang sarat dengan penduduk dengan latar belakang
migrasi dan Kiezdeutsch digunakan sebagai sarana komunikasi dalam masyarakat
yang multietnis ini agar dapat saling memahami satu sama lain (Ibid)
Pengunaan Kiezdeutsch yang aktif oleh remaja dapat merepresentasikan
pentingnya bahasa ini dalam kehidupan remaja Jerman. Awalnya Kiezdeutsch
digunakan

oleh

anak

muda

yang


memiliki

latar

belakang

migrasi

(Migrationshintergrund) asal Turki. Oleh karena itu, Kiezdeutsch disebut sebagai
bagian dari Kanak Sprack, variasi bahasa yang banyak digunakan oleh masyarakat
Jerman dengan latar belakang etnis Turki. Namun, akibat kontak budaya dengan
etnis lain Kiezdeutsch mendapat pengaruh dari etnis lain (Widhiasti dan Suganda;
Wiese), bahasa ini menjadi alat komunikasi bagi remaja dengan latar belakang
Arab dan remaja Jerman, sehingga variasi bahasa anak muda ini dikategorikan
sebagai Multietnolek. Multietnolek merupakan suatu istilah yang menekankan
bahwa suatu bahasa mendapat pengaruh dari berbagai etnis budaya. Selaras
dengan pernyataan Wiese (2010), penggunaan Kiezdeutsch menjadi bagian dari
identitas penggunanya yakni anak muda yang hidup dalam masyarakat yang
multietnis. Di samping itu, Kiezdeutsch membuktikan adanya persatuan di
kalangan remaja yang multietnis.

99

ISSN 2406-9167

Audrey Gabriella Titaley, 98-113

Keberadaan Kiezdeutsch saat ini menarik perhatian guru bahasa Jerman
untuk menjadikannya sebagai salah satu bahan ajar autentik dalam pemelajaran
bahasa Jerman sebagai bahasa asing karena beberapa alasan berikut ini: Pertama,
Kiezdeutsch adalah variasi bahasa anak muda Jerman yang masih digunakan
sampai saat ini. Pengenalan bahasa ini dapat juga dijadikan sarana untuk
memperkenalkan keberagaman budaya Jerman dan mengembangkan kesadaran
berbahasa (language awareness) pemelajar. Pemelajar dapat membedakan
perbedaan antara bahasa Jerman standar (Hochdeutsch) dan Kiezdeutsch baik dari
segi leksikal dan gramatikal. Pelanggaran gramatikal yang dilakukan Kiezdeutsch
tidak perlu dianggap sebagai suatu ancaman, karena Wiese (2010) berpendapat
bahwa pelanggaran tersebut juga dilakukan oleh variasi regional dari bahasa
Jerman bahasa Jerman regional seperti Berlinerisch, Plattdeutsch, Schwäbisch,
dan lain-lain. Kedua, keberadaan Kiezdeutsch sebagai multietnolek dipandang
menarik bagi pemelajar Indonesia yang juga multietnis dan multibahasa.

Kiezdeutsch dipandang kreatif dalam menyerap kata-kata dari berbagai bahasa ibu
penuturnya, seperti kata Moruk, Lan, dan Hadi dari bahasa Turki dan Yallah dan
Wallah dari

bahasa Arab. Kosakata ini sering muncul dalam kajian yang

membahas Kiezdeutsch dan dan mungkin bisa dikategorikan kosakata yang sering
digunakan (High-Frequency Vocabulary) dalam percakapan Kiezdeutsch. Ketiga,
Gysin, Spreckels menyatakan variasi bahasa anak muda merupakan kajian yang
menarik dalam pengajaran bahasa Jerman. Bahan ajar bisa digunakan bagi
pemelajar bahasa Jerman yang tergolong anak muda. Pemelajarannya dapat
membuat mereka menyadari bahwa di Jerman juga terdapat variasi bahasa anak
muda, seperti di negara asalnya. Dengan membandingkan Kiezdeutsch dengan
bahasa Jerman standar, mereka menyadari perbedaan kedua bahasa tersebut,
misalnya dari segi kosakata. Lebih lanjut lagi, guru dapat meminta mereka
membandingkannya dengan situasi di negara asalnya, dalam hal ini Indonesia.
Apakah Indonesia juga memiliki variasi bahasa remaja multietnolek seperti
Kiezdeutsch? Dimana letak perbedaan bahasa standar dengan variasi bahasa
remaja tersebut? Oleh karena itu, bahan ajar ini menjadi menarik, karena


100

Prosiding Seminar Nasional Pengajaran Bahasa dalam Perspekftif Lintas Budaya - 2016

memotivasi pemelajar untuk mengenal budaya bangsanya sendiri, bangsa
Indonesia.
Berdasarkan ketiga alasan di atas, Kiezdeutsch diajukan sebagai salah satu
bahan autentik dalam pemelajaran bahasa Jerman, terutama yang dirancang
berdasarkan ancangan komunikatif. Richards dan Rodgers (2014) menyatakan
bahwa

ancangan

komunikatif

mendukung

guru

untuk


memperkenalkan

keberagaman bahasa Jerman, sehingga mereka mengetahui tindak komunikasi
yang nyata dan berlaku (real-world context) di Jerman dan bahkan menerapkan
pengetahuan tersebut. Untuk mengetahui bagaimana Kiezdeutsch dapat digunakan
sebagai bahan ajar yang autentik dalam pemelajaran bahasa Jerman sebagai
bahasa asing, peneliti akan melakukan penelitian studi pustaka dengan
mengumpulkan bahan ajar bahasa Jerman yang mengajarkan variasi bahasa dan
mengkaji tahap pengajarannya.

2. KIEZDEUTSCH
Kiezdeutsch sebagai bahasa remaja multietnis di Jerman adalah fenomena
menarik dalam perkembangan bahasa. Bahasa ini merupakan salah satu akibat
dari keberagaman budaya dari kedatangan penduduk dengan latar belakang
migrasi yang pindah dan tinggal menetap di kota-kota besar di Jerman. Fenomena
bahasa remaja ini berkembang tidak hanya eksklusif di Jerman. Akan tetapi,
multietnolek ini juga berkembang di negara Eropa lainnya yang memiliki
keberagaman etnis budaya, seperti di Belanda dengan Straattaal yang berarti
harafiah ‘bahasa jalanan’, di Swedia dengan Rinkeby-Svenska, yang istilahnya

berasal dari Rinkeby, daerah di Stokholm yang sarat dengan migran dan di
Denemark dengan istilah Multietnolek Københavnsk, yang istilahnya berasal dari
ibukota Denmark Kopenhagen.
Wiese (2010), seorang professor dari Universitas Potsdam yang menggagas
penelitian tentang Kiezdeutsch ini menyatakan bahwa Kiezdeutsch adalah dialek
bahasa Jerman yang diperkenalkan oleh komunitas bahasa yang multilingual.
Kiezdeutsch bukan merupakan variasi bahasa Jerman standar, karena bahasa ini
mengandung variasi non-standar yang diserap penuturnya dari variasi bahasa
101

ISSN 2406-9167

Audrey Gabriella Titaley, 98-113

regional dan perubahan bahasa yang sudah ada dalam bahasa Jerman. Bahkan ia
menekankan bahwa variasi non-standar tersebut juga dimiliki olah variasi bahasa
Jerman regional lainnya. Ditambah lagi penutur Kiezdeutsch biasa menyerap
kosakata juga dari bahasa ibu mereka, seperti bahasa Turki dan atau bahasa Arab
dengan bahasa Jerman. Hal ini dibuktikan dengan adanya kata asing baru yang
diserap dari kedua bahasa tersebut seperti Moruk, Lan, dan Hadi yang berasal dari

bahasa Turki dan Wallah dan Yalla bersasal dari bahasa Arab.
Bagi penutur Kiezdeutsch, khususnya yang memiliki penguasaan bahasa
Turki atau bahasa Arab sebagai bahasa pertama tidak akan mengalami kesulitan
memahami dan menggunakan kosakata tersebut. Moruk dan Lan merupakan kata
dalam bahasa Turki yang berarti “pria tua” dan ”pria muda”.
Ey, rockst du, lan, Alter. 4
“Wow, kamu sangat bersemangat, teman”
“Moruk moruk guck dir das doch mal an”.5
“Teman, teman, ayo lihat itu”.
Berdasarkan penggunaan kata tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penyerapan kosakata dalam Kiezdeutsch juga disesuaikan dengan identitas
penggunanya, seperti dalam Brown/ Levinson dalam Widhiasti dan Suganda
(2015), bahasa dapat digunakan sebagai penanda identitas suatu kelompok (group
identity marker/ in-group membership), seperti penggunaan kata mac, mate,
buddy, pal, honey, dear, duckie, luv, babe, blondie, brother, sister, sweetheart,
guys dan fellas. Penggunaan dua kata ini bisa menunjukkan bahwa penutur sedang
berbicara dengan rekan tutur yang berada tataran yang sama. Keduanya masih
dapat dikategorikan anak muda. Selain itu, penutur yang menggunakan kata
sapaan Lan pasti lebih muda dengan penutur yang menggunakan kata sapaan
Moruk.


4

http://www.unipotsdam.de/fileadmin/projects/dspdg/Publikationen/ZJJ_Publikation_Pohle_Schumann.pdf, pada
Rabu, 6 April 2016
5
Ibid.

102

Prosiding Seminar Nasional Pengajaran Bahasa dalam Perspekftif Lintas Budaya - 2016

Penutur menggunakan kata serapan Lan dan Murok dengan menggunakan
struktur bahasa Jerman. Salah satu penutur juga masih mengunakan kata Alter,
salah satu bentuk sapaan antar teman akrab dalam bahasa Jerman standar.
Penggunaan kata serapan tersebut juga menunjukkan bahwa penutur dan rekan
tuturnya berada dalam kelompok yang juga hidup dalam masyarakat Jerman yang
beragam kebudayaannya. Di samping itu, perbedaan

pilihan kata juga

menunjukkan perbedaan usia dari pentur dan rekan tutur pengguna Lan dan
Moruk. Dengan bantuan contoh di atas, dapat juga ditegaskan bahwa penutur
Kiezdeutsch juga dapat menggunakan struktur dan memahami bahasa Jerman.
Mereka memilih berbicara Kiezdeutsch karena mempertimbangkan latar belakang
dan hubungan keakraban dengan rekan tutur, bukan karena penguasaan bahasa
Jermannya yang kurang memadai.
Dalam Kiezdeutsch terdapat dua kata berbeda untuk mengungkapkan satu
situasi yang sama yakni kata Yallah dari bahasa Arab dan kata Hadi dari bahasa
Turki untuk menunjukkan seruan ajakan untuk melakukan sesuatu. Penggunaan
kata Yallah atau Hadi menggantikan kata los dalam bahasa Jerman standar
“Lassma Zoo gehn, Yallah/ Hadi”.6
Mari kita pergi ke kebun binatang. Ayo”.
Penutur Kiezdeutsch dapat mengajak rekan tutur dengan menggunakan kata
Yallah atau kata Hadi. Penutur dapat bisa menuntukan secara bebas kata yang
ingin digunakan. Penutur Kiezdeutsch yang seperti ini mencerminkan sifat
Kiezdeutsch sebagai variasi bahasa Jerman yang terbuka dan tidak membatasi diri
dalam

menyerap

kata

asing

baru.

Selaras

dengan

pernyataan

dalam

kiezdeutsch.de, penyerapan dan penggunaan kata asing tidak tergantung pada
penguasaan bahasa pertama dan bahasa asing penutur Kiezdeutsch. Proses
penyerapan kata asing ini juga berlangsung seperti halnya dengan penyerapan kata
asing dari bahasa Inggris, seperti Job dan Computer, yang dapat digunakan oleh
penutur bahasa Jerman, walaupun mereka tidak memiliki penguasaan bahasa

6

http://online-lernen.levrai.de/deutschuebungen/jugendsprache/a_jugendsprache_im_unterricht.htm, pada Rabu, 6 April 2016.

103

ISSN 2406-9167

Audrey Gabriella Titaley, 98-113

Inggris dan dapat langsung digunakan tanpa penyesuaian dengan aturan bahasa
Kiezdeutsch. Sebagai bahasa yang lahir dari keberagaman masyarakat Jerman
Kiezdeutsch menyatukan penuturnya yaitu kaum muda Jerman yang memiliki
latar belakang etnis yang berbeda.
Dalam perkembangannya Kiezdeutsch tidak hanya langsung menyerap
kata asing dari bahasa lain dan menggunakan dalam konteks yang sama dengan
makna harafiah kata tersebut. Ada juga kata serapan asing yang mengalami
perubahan nilai dan atau perubahan makna, seperti kata wallah yang dalam bahasa
Arab berarti “demi Allah” atau “demi Tuhan”
“Wallah isch kann nich ohne sie”. 7
“Sungguh aku tidak bisa hidup tanpa dia”.
Berdasarkan contoh kalimat di atas, kata wallah yang memiliki makna
religius dalam bahasa Arab mengalami perubahan nilai, sehingga senada dengan
yang diungkapkan oleh Varwig dalam Widhiasti dan Suganda (2015) kata serapan
asing ini digunakan dalam konteks “serius” echt atau benar atau sungguh wirklich.
Perubahan nilai kata asing serapan dapat terjadi dalam Kiezdeutsch seperti
berikut:
Jede Schule is jackpot, nur unsere nisch! 8
“Setiap sekolah itu sangat bagus, hanya sekolah kita tidak (bagus)!“
Kata Jackpot yang diserap dari bahasa Inggris berarti hadiah utama dalam
sebuah permainan judi. Dalam konteks kalimat di atas, kata jackpot menjelaskan
bahwa memiliki kualitas yang sangat baik atau sangat bagus dan penggunaan kata
ini juga memiliki makna hiperbolis atau berlebihan.
Berdasarkan contoh kata serapan asing di atas, Kiezdeutsch terbuka tidak
hanya pada bahasa Turki dan bahasa Arab sebagai bahasa pertama penduduk
7
8

Op.Cit.
Ibid.

104

Prosiding Seminar Nasional Pengajaran Bahasa dalam Perspekftif Lintas Budaya - 2016

dengan latar belakang migrasi, tetapi juga pada bahasa asing lain, yang merupakan
bahasa Internasional, seperti bahasa Inggris. Mengingat keterbukaan anak muda
dalam melakukan kontak budaya apalagi dalam era globalisasi ini, Kiezdeutsch
dapat menyerap dari bahasa pertama penuturnya dan bahasa internasional dan
akibatnya Kiezddeutsch memiliki kata asing baru.

3. PENGAJARAN KOSAKATA
Kosakata sebagai salah satu komponen bahasa yang penting perlu dikuasai
oleh pemelajar. Penguasaan kosakata mempengaruhi kemampuan reseptif dan
produktif pemelajar, sehingga pemelajaran kosakata perlu mendapatkan perhatian
khusus dalam pemelajaran bahasa. Seperti yang disampaikan Nation (2005)
pengajaran kosakata perlu dirancang dengan sederhana dan jelas, karena
pemelajaran kosakata merupakan proses kumulatif. Oleh karena itu. kosakata
perlu dipelajari secara bertahap baik dipelajari secara lisan dan secara tertulis.
Kedua, kosakata yang dipelajari perlu dikaitkan dengan pengetahuan dan
penguasaan kosakata yang sudah dimiliki pemelajar, sehingga guru menekankan
pada kosakata yang sudah diketahui mereka. Ketiga, pemelajaran kosakata juga
perlu memperhatikan, apakah kosakata tersebut penting dan termasuk yang
memiliki frekuensi yang tinggi. Dengan kata lain, Kosakata tersebut merupakan
kosakata aktif yang sering digunakan dalam komunikasi lisan dan tertulis. Selain
mengajar dan memberikan latihan kosakata, guru sebaiknya juga memberitahu
pemelajar, mereka kosakata yang perlu mereka kuasai, sehingga pemelajaran
kosakata mereka dapat lebih terarah dan menyadari pentingnya penguasaan
kosakata tersebut.
Dengan memperhatikan faktor di atas, Nation (Ibid.) menyatakan bahwa
kosakata dapat diajarkan secara langsung dan tidak langsung. Guru dapat
memberitahu makna kata tersebut dengan menerjemahkan kata tersebut,
memberikan sinonim atau definisi, menggunakan gambar, dan sebagainya. Selain
itu, guru dapat mengarahkan perhatian pemelajar pada bentuk kata, seperti dengan
mengeja, dan memberi penekanan pada kata, pelafalannya dan proses
pembentukan kata (pemberian imbuhan). Pengunaan kata dapat juga menjadi cara
105

ISSN 2406-9167

Audrey Gabriella Titaley, 98-113

mengajarkan kosakata dan guru dapat menunjukkan pola gramatikalnya dan
batasan penggunaanya, seperti dalam situasi formal atau non-formal, hanya
digunakan di negara tertentu, oleh kelompok masyarakat tertentu, dan
sebagainya).
Nation (Ibid.) menyatakan juga bahwa pengajaran kosakata secara tidak
langsung dapat juga diselenggarakan oleh guru dengan mengkaitkan pengajaran
kosakata dengan 4 keterampilan berbahasa, pemelajaran aspek bahasa yang lain
dan pengembangan kelancaran berkomunikasi. Kosakata diajarkan sesuai dengan
konteks dan diperkenalkan secara insidental dengan bantuan teks lisan dan teks
tertulis dan dilatih dan digunakan dengan cara berbicara dan menulis. Pikulski dan
Tempeltom (2004) juga mengangkat pentingnya melibatkan 4 keterampilan
bahasa dan hal ini ditunjukkan dengan beberapa konsep kosakata berikut ini:
kosakata reseptif dan kosakata ekspresif. Kosakata reseptif adalah kosakata yang
digunakan untuk memahami saat pemelajar menyimak dan membaca, sedangkan
kosakata ekspresif dibutuhkan pemelajar saat mereka berbicara dan menulis.
Selain kedua istilah kosakata tersebut, mereka juga membuat dua konsep kosakata
yang lain, seperti kosakata lisan atau disebut juga meaning vocabulary. Dengan
penguasaan kosakata ini pemelajar dapat memahami ujaran yang diperdengarkan
dan melakukan tuturan lisan.dilatih dengan cara menyimak dan berbicara. Konsep
kosakata yang terakhir adalah kosakata tertulis atau dikenal sebagai literate
vocabulary yang perlu dikuasai agar pemelajar dapat melek huruf, mampu
memahami bacaan dan juga menyampaikan informasi dan mengungkapkan
gagasan dan perasaan secara lisan. Khusus untuk komunikasi secara lisan,
dibutuhkan latihan tambahan untuk mengembangkan kelancaran, seperti yang
disampaikan oleh Nation (Op.Cit). Latihan ini diberikan agar pemelajar dapat
berkomunikasi lisan dengan lancar dengan menggunakan kosakata yang
dipelajari.
Pengajaran kosakata yang terkait dengan konteks dan melibatkan
keterampilan reseptif dan produktif mencerminkan sebagaian dari pengajaran
kosakata yang komunikatif. Selain itu, pemelajar juga perlu mendapat latihan
yang memadai untuk mendukung kelancaran berbicara mereka, sehingga mereka
106

Prosiding Seminar Nasional Pengajaran Bahasa dalam Perspekftif Lintas Budaya - 2016

perlu mendapat latihan berbicata yang memadai sebagai sarana menggunakan
kosakatanya. Hal tersebut juga mendapat dukungan dari Richards dan Rodgers
(2014) dan kedua ahli dalam bidang pengajaran bahasa ini juga menekankan peran
dari bahan ajar yang autentik dan dalam hal ini kosakata yang memungkinkan
pemelajar melakukan komunikasi yang bermakna. Pemelajar mempelajari
kosakata bahasa standar yang yang penting dan sering muncul dalam proses
berkomunikasi. Mengingat tidak semua penutur bahasa asing berbicara dengan
menggunakan bahasa standar dalam kehidupan sehari-hari, guru juga perlu
memperkenalkan variasi bahasa kepada pemalajar sebagai usaha untuk
mengembangkan kesadaran pemelajar akan komunikasi yang autentik dan
bermakna. Dalam makalah ini akan dibahas pengajaran kosakata dari salah satu
variasi bahasa Jerman yaitu Kiezdeutsch. Variasi bahasa ini digunakan khususnya
oleh anak muda Jerman yang tinggal dalam masyarakat yang multietnis.

4. PENGAJARAN KOSAKATA KIEZDEUTSCH
Pada makalah ini akan dibahas tiga bahan ajar bahasa Jerman yang disusun
menurut Referensi Kerangka Uni Eropa untuk Bahasa (CEFR for Language)
antara, Schritte International A1.1, Themen Neu 1, dan Studio d B1. Buku ajar ini
dipilih sebagai panduan dalam pengajaran kosakata Kiezdeutsch karena ketiga
buku ajar ini dirancang oleh ahli bahasa asal Jerman dengan baik untuk pemelajar
dewasa dan digunakan untuk pemelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing di
Jerman dan juga di luar Jerman. Di tambah lagi, buku ajar ini memiliki
pembahasan kosakata variasi bahasa Jerman. Sesuai pernyataan Holmes (2013)
variasi bahasa dapat dibagi berdasarkan daerah bahasa tersebut dituturkan dan
disebut sebagai variasi bahasa regional. Dalam ketiga buku ajar di atas terdapat
perkenalan variasi regional dari bahasa Jerman, baik variasi bahasa Jerman
internasional, seperti bahasa Jerman yang digunakan di negara Jerman, Swiss dan
Austria, maupun variasi bahasa Jerman intransioanal, yaitu dialek bahasa Jerman
regional, seperti bahasa Jerman di bagian utara dan selatan Jerman.

107

Audrey Gabriella Titaley, 98-113

ISSN 2406-9167

Tabel 1. Variasi Bahasa Jerman dalam Buku Ajar

Perkenalan Variasi
Internasional
Perkenalan Variasi
Intranasional

Schritte
International A1.1
Bahasa Jerman di
Negara Jerman,
Swiss dan Austria
Dialek di Jerman
bagian Utara dan
Selatan

Tshemen Neu 1

Studio d B1

Bahasa Jerman di
Negara Jerman,
Swiss dan Austria

Bahasa Jerman di
Negara Jerman,
Swiss dan Austria

Dialek di Berlin, di
Westfallen, Jerman
bagian Utara dan
Selatan

Dialek di daerah
Ruhrgebiet

Pengajaran kosakata variasi bahasa Jerman pada ketiga buku ini dirancang
oleh masing-masing tim penulis dengan tidak terlepas dari tena dan situasi
tertentu. Pada buku ajar Schritte International A1.1 dan Themen Neu 1 kosakata
yang diajarkan terkait dengan kehidupan pemelajar sehari-hari seperti tema
makanan dan minuman, sedangkan buku Studio d B1 memperkenalkan kosakata
yang terkait dengan sejarah daerah industri Jerman yang disebut Ruhrgebiet
‘daerah (industri) di pinggir sungai Ruhr’. Perbedaan tema dan tingkat kesulitan
kosakata bisa dikarenakan perbedaan tingkat bahasa. Kedua buku ajar uang
pertama berada di tingkat bahasa pemula (A1), sedangkan buku yang ketiga,
sesuai dengan namanya, mengajarkan kosakata untuk pemelajar tingkat bahasa
tingkat mandiri (B1). Meskipun demikian, kosakata yang diajarkan pada ketiga
buku ajar tersebut tidak memperkenalkan kosakata untuk dialek anak muda. Hal
ini dapat dipahami, mengingat tim penulis menyusun buku ajar ini untuk
pemelajar dewasa dan penggunaannya juga untuk pemelajaran bahasa asing di
luar Jerman, tim penulis memutuskan mengajarkan bahasa Jerman standar
(Hochdeutsch) beserta variasi bahasa regionalnya untuk mengakomodasi
keberagaman kebutuhan pemelajar asing.
Penguasaan

kosakata

memegang

peranan

penting

dalam

tindak

komunikasi. Oleh karena itu, sesuai dengan gagasan yang disampaikan Nation
(2005), pengajaran kosakata perlu diintegrasikan dengan keterampilan bahasa
pemelajar dan biasanya akan dihubungkan dengan keterampilan reseptif dan pada
ketiga buku ajar pengajaran kosakata diawali dengan proses menyimak dan
membaca. Akan tetapi pada buku ajar Themen Neu, pemelajar mendapat
108

Prosiding Seminar Nasional Pengajaran Bahasa dalam Perspekftif Lintas Budaya - 2016

kesempatan untuk menggunakan kosakata tesebut dengan bantuan satu contoh
dialog. Setelah itu, pemelajar mengerjakan latihan kosakata yang tersedia dalam
buku ajar untuk mengembangkan kesadaran berbahasa mereka, atau yang disebut
Rampillon (2007) sebagai linguistic awareness, yakni yakni kesadaran berbahasa
yang terkait dengan penguasaan pengetahuan bahasa, tata bahasa dan
keterampilan berbahasa. Pada pemelajaran ini, kesadaran akan kosakata, sebagai
salah satu bagian dari pengetahuan bahasa, mendapat perhatian lebih banyak
daripada dua aspek kesadaran linguistik lainnya. Penggunaan keterampilan bahasa
dalam memperkenalkan kosakata variasi bahasa dalam tema tertentu (dapat dilihat
di Tabel 2) merupakan salah satu penerapan pengajaran kosakata secara
insidental, yakni pengajaran kosakata secara tidak langsung, karena terintergrasi
dengan keterampilan bahasa.

Tabel 2. Analisis Variasi Bahasa Jerman dalam Buku Ajar

Integrasi dengan
Tema

Daftar kosakata
variasi bahasa
Jerman
Integrasi dengen
Keterampilan
Bahasa
Latihan Kosakata

Schritte
International A1.1
 Guten Tag. Mein
Name ist …
 Familie und
Freude
 Essen und
Trinken
 Sapaan
 Nama Makanan
 Menyimak
 Membaca (Surat
dan Kartu Pos)
 Latihan
menyimak

Themen Neu 1

Studio d B1

 Deutsche
Sprache und
Deutsche Kultur

 Deutschlands
Gröβte Stadt

 Sapaan
 Nama Makanan

 Tidak ada

 Menyimak
 Membaca dan
Berbicara (Teks
Dialog)
 Latihan
Kosakata
 Latihan
Membaca

 Menyimak
 Membaca (Lirik
Lagu)
 Latihan
menyimak

Pengajaran kosakata variasi bahasa Jerman juga dapat diajarkan secara
langsung dengan menunjukkan daftar kosakata, seperti yang tersedia dalam buku
ajar Schritte International A1.1 dan buku Theman Neu 1. Pada pemelajaran
109

Audrey Gabriella Titaley, 98-113

ISSN 2406-9167

kosakata semacam ini guru dapat menarik perhatian pemelajar pada makna,
bentuk dan penggunaan dan hal ini sesuai dengan pandangan salah satu dosen dari
Universitas New Zealand yaitu Paul Nation. Usaha guru tersebut juga merupakan
usaha guru dalam mengembangkan kesadaran berbahasa pemelajar, karena
dengan mengetahui makna kata, cara pembentukan kata tersebur dan situasi yang
tepat untuk menggunakan kata tersebut. Dengan cara ini, guru telah juga
mengembangkan pemahaman metalinguistik ini dan usaha ini hanya bergantung
pada keputusan dan kreativitas guru mengingat buku ajar tidak menyediakan
latihan kosakata setelah guru pengarahkan perhatian pemelajar pada kosakata
variasi bahasa
Untuk meningkatkan kesadaran berbahasa pemelajar, guru dapat juga
meminta pemelajar melakukan analisis kontrastif antara variasi bahasa Indonesia
dan variasi bahasa Jerman. Penulis buku ajar Themen Neu 1 berpendapat, bahwa
kesadaran berbahasa yang perlu dikembangkan tidak hanya terkait dengan bahasa
target atau bahasa asing yang dipelajari pemelajar. Pemelajar juga perlu
menyadari, apakah kosakata tersebut juga terdapat dalam bahasa Indonesia dan
apakah variasi bahasa Indonesia menggunakan kata yang sama untuk kosakata
tersebut.

Tabel 3. Perkenalan Kosakata Variasi Bahasa Jerman dalam Buku Ajar

Pengajaran Variasi Bahasa
dikaitkan dengan tema
Perkenalan Variasi Bahasa Anak
Muda
Perkenalan kosakata dengan
terkait dengan 4 Keterampilan
Berbahasa
Latihan Kosakata untuk
meningkatkan kesadaran
berbahasa
Daftar kosakata variasi bahasa
Jerman
Latihan terkait daftar kosakata
110

Schritte
International
A1.1
Ya

Themen Neu
1

Studio d B1

Ya

Ya

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Prosiding Seminar Nasional Pengajaran Bahasa dalam Perspekftif Lintas Budaya - 2016

Pemberian Pertanyaan terkait
Variasi dalam Bahasa Indonesia

Tidak ada

Ya

Tidak ada

5. KESIMPULAN
Berdasarkan pengajaran kosakata dari variasi bahasa Jerman di atas, guru
dapat mengembangkan pengajaran kosakata Kiezdeutsch sebagai salah satu bahan
ajar yang autentik. Guru perlu memperhatikan faktor berikut (1) tema atau
konteks dalam pengajaran kosakata, (2) perkenalan kosakata baik secara
insidental (dengan bantuan teks lisan dan teks tertulis) maupun langsung (dengan
bantuan daftar kosakata), (3) pemberian latihan kosakata bahasa dan (4)
perbandingan variasi bahasa Jerman dengan variasi bahasa Indonesia. Kosakata
yang dapat diajarkan adalah kosakata serapan asing baru, seperti Lan, Woruk,
Wallah, Hadi. Yallah dan jackpot, karena kata-kata yang sering digunakan oleh
penuturnya. tersebut dan kata-kata ini merupakan bukti bahwa Kiezdeutsch
merupakan variasi bahasa yang dinamis dan terbuka pada bahasa lain. Mengingat
Kiezdeutsch merupakan variasi bahasa untuk anak muda, pengajaran kosakata ini
disarankan juga untuk anak muda yang pemelajar bahasa Jerman sebagai bahasa
asing. Selain itu, kosakata Kiezdeutsch bukan merupakan kata yang sering dipakai
dalam tindak komunikasi sehari-hari, oleh karena guru tidak perlu melatihkan
penggunaan kata-kata tersebut dengan intensif.
Saat ini masih belum banyak bahan ajar Kiezdeutsch, khususnya kosakata
serapan asing yang bisa digunakan dalam pemelajaran. Dengan semakin
berkembangnya waktu, akan ditemukan kosakata Kiezdeutsch yang dapat
dijadikan bahan ajar autentik. Di samping itu, masih belum ditemukan bahan ajar
yang mengajarkan variasi bahasa remaja untuk dijadikan panduan yang baik bagi
guru. Untuk mengatasi hal ini, buku bahan ajar yang diperuntukkan pemelajar
remaja dapat dianalisis terutama bagaimana penyusun buku tersebut mengajarkan
variasi bahasa remaja Jerman. Dengan begitu, dapat disusun cara pengajaran
variasi bahasa remaja Jerman yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat menjadi
gambaran bagaimana kosakata variasi bahasa, dalam hal ini Kiezdeutsch dapat
diajarkan dalam pengajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing.

111

Audrey Gabriella Titaley, 98-113

ISSN 2406-9167

DAFTAR ACUAN
Aufderstrasse, Hartmut., Bock, Heiko., Gerdes, Mechthild., Müller, Jutta.,
&Müller, Helmut. 2003. Themen Neu Aktuell: Kursbuch 1. Würzburg:
Hueber.
Bork, Goldfield.2013 Book Review [Review dari buku Kiezdeutsch: Ein neuer
Dialekt entsteht]. Language Problems & Language Planing 37: 1 John
Benjamins Publishing Company pp.90-92
Die Jugendsprache – Sprache im Kiez. Diakeses hari Jumat, tanggal http://onlinelernen.levrai.de/deutschuebungen/jugendsprache/a_jugendsprache_im_unterricht.htm, diakses pada
Rabu, 6 April 2016.
Funk, Hermann., Kuhn, Christina., Demme, Silke., Niemann, Rita., Christiany,
Carla. 2009. Studio d B1: Deutsch als Fremdsprache Katalis Jakarta
Gysin, Daniel, Spreckels, Janet dan Spiegel, Carment. Einleitung: Jugendsprache
in Schule, Medien und Alltag. Sprache – Kommunikation – Kultur –
Soziolinguistische Beiträge 19. Pp 9 – 29.
Holmes, Janet. 2013. An Introduction to Sociolinguistics (4th ed.) New York:
Routledge.
http://m.bpb.de/nachschlagen/zahlen-und-fakten/soziale-situation-indeutschland/61646/migrationshintergrund-i. Diakeses hari Rabu, 6 April
2016
Kiezdeutsch im Unterricht,
http://www.kiezdeutsch.de/kiezdeutschimunterricht.html, diakeses pada 8
April 2016
Lindsay, Preseau.2013. Book Review: Heike Wiese, Kiezdeutsch [Review dari
buku Kiezdeutsch: Ein neuer Dialekt entsteht]. Transit: A Journal of Travel,
Migration and Multiculturalism in the German-speaking World, 8 (2) .
Mayr, Katharina, Mezger, Verene dan Kerstin, Paul. Spracharbeit staat
Strafarbeit: Zum Ausbau von Sprachkompetenz mit Kiezdeutsch im
Unterricht. IDV-Magazin No 82 Juli 2010 pp 159-187
Nation, Paul. 2005. Teaching Vocabulary Asian EFL Journal. www.asian-efljournal.com/sept_05_pn.pdf, pada 1 April 2016
Niebisch, Daniela., Penning-Hiemstra, Sylvette., Sprect, Franz., Bovermann,
Monika., Reimann, Monika. 2006. Schritte International 1: Niveau A1/1
Hueber: Würzburg.
Pikulski, John J. dan Templeton, Shane 2004 Current Research in Reading/
Language Arts Teaching and Developing Vocabulary: Key to Long-Term
Reading Success Litho: Houghton Mifflin Company
Pohle, Maria und Schumann, Kathleen. Keine Angst vor Kiezdeutsch! Zum neuen
Dialekt der Multikulti-Generation, diakeses pada http://www.uni-

112

Prosiding Seminar Nasional Pengajaran Bahasa dalam Perspekftif Lintas Budaya - 2016

potsdam.de/fileadmin/projects/dspdg/Publikationen/ZJJ_Publikation_Pohle_
Schumann.pdf
Richards, Jack C & Rodgers, Theodore S. 2014. Approaches And Methods in
Language Teaching (3rd Edition). Cambridge: Cambridge University Press.
Widhiasti, Maria Regina dan Suganda, Sonya P. 2015 Fenomena Kiezdeutsch
dan Multikulturalisme di Jerman. Prosiding Seminar Internasional:
Penelitian di Bidang Leksikologi, Leksikografi, Peristilahan, Etimologi dan
Toponimi. Rabu, 6 Mei 2015. Pp 147-170
Wiese Heike, 16 Februari 2010 Kiezdeutsch – ein neuer Dialekt
http://www.bpb.de/apuz/32957/kiezdeutsch-ein-neuer-dialekt?p=all,
diakeses tanggal 7 April 2016
www.destatis.de/DE/PresseService/Presse/Pressemitteilungwn/2015/08/PD15_27
7_122.html, pada tanggal 4 April 2016.
www.duden.de/rechtschreibung/Migrationshintergrund. Diakeses hari Rabu, 6
April 2016
www.destatis.de/DE/ZahlenFakten/GesellschaftStaat/Bevoelkerung/Bevoelkerung
.html#Tabellen. Diakeses Rabu, 6 April 2016
www.destatis.de/DE/ZahlenFakten/GesellschaftStaat/Soziales/Sozialberichterstatt
ung/Glossar/Migrationshintergrund.html. Diakeses hari Rabu, 6 April 2016

113