PENERAPAN TURBIN ANGIN MENJADI PERMAINAN

PENERAPAN TURBIN ANGIN MENJADI PERMAINAN
EDUKATIF DAN SARANA INTERAKTIF PENUNJANG
AKTIVITAS MOTORIK KASAR ANAK USIA 4 – 6 TAHUN

Disusun sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi
Ujian Tengah Semester Desain Produk V (DP4003)
Semester I – 2016/2017

Oleh:
Kinari Nur Aulia Padma Negara
17513015

Program Studi Desain Produk
Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Teknologi Bandung
2016

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi
antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota
tubuh. Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya. Perkembangan motorik kasar
pada anak memiliki rangkaian tahapan yang berurutan.

Perkembangan motorik kasar merupakan hal yang sangat penting bagi anak usia dini
khususnya anak kelompok bermain/KB dan taman kanak- kanak/TK. Sebenarnya anggapan
bahwa perkembangan motorik kasar akan berkembang dengan secara otomatis dengan
bertambahnya usia anak, merupakan anggapan yang keliru. Perkembangan motorik kasar
pada anak perlu adanya bantuan dari para pendidik di lembaga pendidikan usia dini yaitu dari
sisi apa yang dibantu, bagaimana membantu yang tepat/appropriate, bagaimana jenis latihan
yang aman bagi anak sesuai dengan tahapan usia dan bagaimana kegiatan fisik motorik kasar
yang menyenangkan anak. Kemampuan melakukan gerakan dan tindakan fisik untuk seorang
anak terkait dengan rasa percaya diri dan pembentukan konsep diri. Oleh karena itu
perkembangan motorik kasar sama pentingnya dengan aspek perkembangan yang lain untuk
anak usia dini.

Pada umumnya pembelajaran di TK untuk aspek perkembangan fisik/motoriknya lebih
banyak difokuskan ke perkembangan motorik halus, sedangkan motorik kasar kurang
diperhatikan. Padahal pengembangan motorik kasar anak usia dini juga memerlukan

bimbingan dari pendidik. Perkembangan motorik kasar untuk anak usia TK antara lain
melempar dan menangkap bola, berjalan di atas papan titian (keseimbangan tubuh), berjalan
dengan berbagai variasi (maju mundur di atas satu garis), memanjat dan bergelantungan
(berayun), melompati parit atau guling, dan sebagainya. Pengembangan motorik kasar sama
pentingnya dengan aspek-aspek perkembangan lainnya, karena ketidakmampuan anak
melakukan kegiatan fisik akan membuat anak kurang percaya diri, bahkan menimbulkan
konsep diri negatif dalam kegiatan fisik. Padahal jika anak dibantu oleh pendidik, besar
peluangnya dapat mengatasi ketidakmampuan tersebut dan menjadi lebih percaya diri.
Pada masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Menurut berbagai penelitian di
bidang neurologi terbukti bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun
pertama. Setelah anak berusia 8 tahun perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia
18 tahun mencapai 100% (Slamet Suyanto, 2005: 6)

Permainan permainan sederhana dapat menunjang perkembangan motorik kasar pada anak di
usia 4 – 6 tahun, dimana pada golden age tersebut anak juga mulai mengerti apa yang dia
lakukan dan terekam menjadi memori yang kuat dan mempengaruhi masa depannya kelak.
Maka dari itu, penanaman pendidikan yang baik dan benar sangat dibutuhkan pada usia
tersebut.


1.2 Batasan Masalah
Adapun batasan – batasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Eksplorasi bentuk permainan edukatif dengan memanfaatkan turbin angin yang aman
dan sesuai dengan anak usia 5 – 6 tahun

1.3 Tujuan
Dalam Tugas Ujian Tengah Semester ini, tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Mengidentifikasi permainan penunjang motorik kasar pada anak
2. Mengimplementasi aturan dan cara kerja permainan hasil identifikasi poin pertama ke
dalam mekanisme edukatif sederhana yang mudah dipahami oleh anak.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mengenalkan teknologi turbin angin sebagai mainan yang membantu
mengedukasi anak akan pentingnya sumber energi pada kehidupan sehari hari
2. Melatih saraf motorik kasar pada anak

Data Engineering

2.1 Teknologi Turbin Angin dan Komponennya

Energi listrik adalah salah satu energi yang dihasilkan dari hasil konversi berbagai jenis
energi primer, salah satunya adalah energi angin. Potensi energi angin selalu tersedia
walaupun kecepatannya rendah. Kecepatan angin yang rendah tersebut harus dikonversikan
menjadi energi listrik dengan generator yang sesuai dengan karakteristik kecepatan anginnya.

Komponen Komponen Utama dalam Turbin Angin

1. Blade/ Rotor
Jenis jenis Blade yang Digunakan pada pembangkit listrik tenaga angin:

Windmills

windturbines

2. Generator
Generator Mengkonversi energi mekanik menggunakan poros berputar untuk
menjadi tenaga listrik. Ada 2 jenis generator, yaitu generator AC dan D

3. Gear box
Gearbox meningkatkan kecepatan rotasi poros untuk generator


4. Transformator
Transformator adalah suatu perantara atau media untuk menyalurkan tenaga
listrik dari tegangan rendah ke tegangan yang lebih tinggi bisa juga terjadi sebaliknya
dan bekerja berdasarkan prinsip induksi electromagnet

5. Rectifier
Rectifier merupakan bagian dari power supply yang berfungsi mengubah
sinyal tegangan AC menjadi tegangan DC

6. Regulator
Fungsi regulator adalah untuk memberikan tegangan output konstan untuk
beban terhubung secara paralel dengan itu terlepas dari riak pada tegangan suplai atau
variasi dalam arus beban dan dioda zener akan terus mengatur tegangan sampai saat
ini dioda berada di bawah nilai minimum IZ (min).

2.2 Energi Angin untuk Mengisi Baterai
Energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin memiliki banyak kegunaan.
Mengkonversi energi angin menjadi energi listrik memungkinkan pengguna untuk
menyimpan energi dalam baterai, mengirimkannya jarak jauh, atau mengubah energi menjadi

berbagai bentuk (energi mekanik, panas, dll). Sebagian besar turbin angin besar yang
terhubung ke grid. Dalam beberapa aplikasi kecil, turbin angin dioperasikan dalam operasi
terisolasi. Pengisian baterai sangat populer karena kesederhanaan dan fleksibilitas. DC atau
AC generator dapat digunakan

Data Objek Penelitian
3.1 Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar dengan Gerak Lokomotor
Gerak lokomotor adalah aktivitas pokok perpindahan posisi seseorang untuk beralih dari satu
tempat ke tempat lain seperti jalan, lari, dan loncat. Dari berbagai gerakan lokomotor peneliti
hanya akan menggunakan gerakan yang dapat mengembangkan kekuatan yaitu meloncat
adalah gerakan yang mengarahkan maupun menahan badan di udara sesaat dan menggunakan
dua kaki sebagai tumpuannya. Untuk mengembangkan keseimbangan dilakukan dengan
kegiatan berjalan adalah suatu gerakan melangkahkan kaki ke segala arah. Untuk
mengembangkan kelincahan yaitu berlari adalah melangkah dengan cepat sampai terdapat
gerakan di mana kedua kaki melayang sebentar di udara. Gerakan-gerakan lokomotor
dikombinasikan agar kegiatan tidak monoton. Gerakan tersebut adalah meloncati simpai,
berjalan jinjit pada garis lurus, berlari zig-zag, dan lari bolak-balik.

Permainan yang membutuhkan ruang terbuka dapat melatih anak untuk bersosialisasi,
permainan ketepatan menangkap dan melempar bermanfaat untuk meningkatkan aspek

kecepatan, kelincahan, dan koordinasi mata dan tangan, dan juga di masa emas anak kita
dapat mendidiknya dengan menyadarkan anak akan adanya sumber energi yang dapat
dimanfaatkan dan berguna untuk keberlangsungan hidup manusia. Keterampilan motorik
kasar anak juga akan semakin meningkat oleh antusiasme anak karena kegiatan tersebut
merupakan hal baru bagi anak sehingga dalam proses pembelajaran motorik kasar akan secara
langsung dengan benda konret yang menarik bagi anak.

3.2 Survey Lapangan
Hasil dari 12 Responden yang memiliki saudara / adik yang berusia 4 – 7 tahun

1. Umur

2. Anak yang menyukai permainan melempar dan menangkap

3. Frekuensi anak beraktivitas diluar ruangan

4. Anak yang bermain alat elektronik

5. Anak yang sudah mandiri mengecas barang elektroniknya sendiri


Analisa Data – Data
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Anak dengan rentang usia 4 – 7 tahun pada jaman ini masih banyak yang senang
melakukan aktivitas diluar ruangan dengan frekuensi setiap hari 58%
2. 80% dari 12 responden menyukai permainan melempar dan menangkap
3. Anak dengan 4 – 7 tahun sudah mengetahui dan menggunakan barang elektronik
(83% dari 12 responden)

4.1 Perkembangan Psikologi Anak
Menurut Montessori (Hurlock, 1978) anak usia 3-6 tahun adalah anak yang sedang
berada dalam periode sensitif atau masa peka, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi
tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya.
Erikson (Helms & Turner, 1994) memandang periode usia 4-6 tahun sebagai fase sense of
initiative. Pada periode ini anak harus didorong untuk mengembangkan prakarsa, seperti
kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Jika
anak tidak mendapat hambatan dari lingkungannya, maka anak akan mampu mengembangkan
prakarsa, dan daya kreatifnya, dan hal-hal yang produktif dalam bidang yang disenanginya.
Anak taman kanak-kanak adalah anak sedang berada dalam rentang usia 4-6 tahun, yang
merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Perkembangan
anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana

menjadi kompleks, suatu proses evolusi manusia dari ketergantungan menjadi makhluk
dewasa yang mandiri. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak
belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan,
dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya.
Untuk itu, mainan ini ditujukan untuk membuat anak lebih peka terhadap lingkungan di
sekitarnya. Dengan pengaplikasian teknologi secara sederhana, melatih anak untuk lebih
bereksplorasi pada benda benda sekitar dan dapat memaksimalkan kegunaanya.

4.2 Penerapan Teknologi Turbin Angin Mini pada Mainan Anak
Untuk diaplikasikan dalam mainan anak, kecepatan angin yang didapat tidak sebesar turbin
angin yang besar, namun kecepatan angin yang rendah bukan berarti potensi energi yang
terkandung di dalamnya tidak dapat dimanfaatkan atau dikonversikan menjadi energi listrik,
tetap dapat dimanfaatkan tetapi diperlukan generator yang sesuai dengan karakteristik
kecepatan angin tersebut.
Pembangkit energi listrik tenaga angin dengan kecepatan rendah secara garis besar
mempunyai fungsi dan cara kerja yang sama dengan pembangkit energi listrik tenaga angin
lainnya. Hanya saja perbedaannya terletak pada jenis dan desain turbin angin untuk kecepatan
rendah. Maka dari itu untuk memaksimalkan energi listrik yang dihasilkan dilakukan
modifikasi beberapa peralatan seperti pada turbin, transmisi, generator, dan peralatan
penunjang lainnya (Marsudi, 2005)


Contoh contoh mini wind turbine generator

Konsep Desain
5.1 Batasan dan Pertimbangan Desain
Batasan dan Pertimbangan desain pada mainan anak ini adalah:
-

Diperuntukan untuk anak usia 4 – 6 tahun

-

Ringan, Aerodinamis untuk dilempar

-

Easy Handle dan mempertahankan dimensi yang kecil

-


Kids friendly

5.2 Sketsa Desain