PENGARUH KINERJA KEUANGAN, KEPUTUSAN INVESTASI, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

PENGARUH KINERJA KEUANGAN, KEPUTUSAN INVESTASI, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh : LATIFA SUGIWATI F.0307060 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul

PENGARUH KINERJA KEUANGAN, KEPUTUSAN INVESTASI, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Telah disetujui dan diterima oleh pembimbing untuk diajukan kepada tim penguji skripsi.

Surakarta, 30 November 2012 Disetujui dan diterima oleh

Dra. Y Anni Aryani, P.Prof,Acc.,Ph.D.,Ak

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diterima dan disetujui dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi.

Surakarta, 2012

Tim Penguji Skripsi

1. Sri Suranta, SE,M.Si,Ak

Ketua

(.....................) NIP 19720305 199702 1 002

2. Christiyaningsih B.,SE,M.Si,Ak

Anggota

(.....................) NIP 19751103 200012 2 001

3. Dra. Y Anni Aryani,M.Prof,Acc.,Ph.D.,Ak Pembimbing (.....................) NIP 19650918 199203 2 002

MOTTO

Bukan tentang Bagaimana Cara melakukan sesuatu, tapi Mengapa harus melakukan ?

Dalam Menggapai Impian, jika Belum Berhasil Lakukan Sekali Lagi, jika Gagal Lagi Maka Ulangi Sekali Lagi, Sampai Impian itu menjadi kenyataan. “Once More Time”. ~ Thomas A. Eddison ~

Allah SWT akan Mengikuti Prasangka Hamba-Nya.

(Al Quran)

DREAM => ASK => BELIEVE => ACHIEVE

~Latifa Sugiwati~

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

· Kedua orang tua

Ibu dan Bapak ini kupersembahkan untuk kalian, dan ini salah satu wujud tanggung jawabku untuk menyelesaikan yang telah dimulai.

· Adik-adik tersayang ( Udin dan Candra) yang membuatku termotivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari motivasi, dan bantuan dari banyak pihak. Sehingga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orangtuaku, Ibu dan Bapak terima kasih sudah menjadi orang tua yang luar biasa, selalu mendukung dan memberikan contoh terbaik untuk kami,

2. Adek - adek tersayang (Udin dan Candra) dan sepupu-sepupuku, terima kasih atas doa dan dukungannya......,

3. Drs. Santoso Tri Hananto,M.Si,Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi FE UNS,

4. Dra. Y Anni Aryani, M.Prof,Acc.,Ph.D.,Ak., selaku pembimbing skripsi, terima kasih sekali sudah sangat teramat sabar dan mau menerima dan membimbing saya dengan semua kelabilan saya saat itu,

5. Ibu Christiyaningsih,SE,M.Si,Ak., selaku penguji. Terima kasih Ibu sudah memotivasi saya untuk menyelesaikan skripsi dan terima kasih sudah menjadi bagian dari tim saya....,

8. Pak Timin, selaku staf jurusan akuntansi dan semua staff FE UNS, terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya....,

9. Sahabat-sahabatku, Nafisah, Erna, Meldhan, Verian, Lulu, Mariza, Riska. Terima kasih atas motivasi, kesabaran, dan bantuan kalian, terima kasih juga sudah menjadi sahabatku dikeadaan apapun....,

10. Mbak Krisna dan Mas Dhito, terima kasih sudah menjadi mentor yang sabar dan pengertian untuk kelabilan saya di masa lalu.... now I am ready to become your Diamond.... Go Chairman’s Club..... :D ,

11. Herbalife yang memberikan banyak pelajaran hidup, pengalaman, meningkatkan kemampuan intra dan inter personal, dan kesehatan,

12. Mentor (Bu Erni, Mas Fauzi, Mbak Anita, Bu Nucke, Pak Yusron, Pak Wiyono), terima kasih untuk dukungannya...,

13. Teman-teman akuntansi angkatan 2007 yang telah menginspirasi saya untuk menyelesaikan skripsi,

14. Merry Riana melalui bukunya “Mimpi Sejuta Dolar”; Ipho Santosa melalui bukunya “7 Keajaiban Rejeki” dan “Percepatan Rejeki”; Napoleon Hills melalui bukunya “Think and Grow Rich” ; Ustads Yusuf Mansur melalui ceramahnya. Terima kasih sudah menjadi motivator-motivator luar biasa yang mau berbagi ilmu,

15. Karyawan dan karyawati PT.Telkom Solo, terima kasih untuk kesempatan dan pengalaman yang diberikan dalam kerja magang,

16. Semua pihak yang telah memberi bantuan dan menyemangati.

saran membangun dari semua pihak, penulis harapkan demi perbaikan di kemudian hari. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.

Surakarta, November 2012

Latifa Sugiwati

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Proses Pemilihan Sampel .............................................................

4.1 Statistik deskriptif variabel dependen ..........................................

4.2 Statistik deskriptif variabel independen .......................................

4.3 Hasil Uji Normalitas - 108 sampel ..............................................

4.4 Hasil uji Normalitas - 99 sampel .................................................

4.5 Hasil uji Normalitas - 99 sampel dan di Logaritma .....................

4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ..........................................................

4.7 Hasil Uji Autokorelasi - LM Test ................................................

4.8 Hasil Uji Autokorelasi - Runs Test ..............................................

4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................

4.10 Koefisien Determinasi .................................................................

4.11 Hasil Uji Statistik F .....................................................................

4.12 Hasil Uji Statistik t ......................................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir Penelitian ............................................................

17

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A Nama Perusahaan Sampel ........................................................

57

B Hasil Uji SPSS .........................................................................

61

ABSTRAK PENGARUH KINERJA KEUANGAN, KEPUTUSAN INVESTASI, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Latifa Sugiwati F.0307060

Penelitian ini menguji pengaruh kinerja keuangan, keputusan investasi, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008 hingga 2010 dan secara aktif menerbitkan laporan keuangan selama periode pengamatan. Metode pengambilan sampel dengan purposive sampling, dan diperoleh 108 perusahaan. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan kinerja keuangan, keputusan investasi, dan kebijakan dividen secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian secara parsial: kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: nilai perusahaan, kinerja keuangan, keputusan investasi, dan kebijakan dividen.

ABSTRACT EFFECT FINANCIAL PERFORMANCE, INVESTMENT DECISION, AND DIVIDEND POLICY TO FIRM VALUE

Latifa Sugiwati F.0307060

This research tests the effect of financial performance, investment decisions, and dividend decisions on the firm value at manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange. Population of this research is manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange since 2008 until 2010 and actively publish financial statement during perception year. Sampling method uses purposive sampling method and obtained 108 companies. Data analysis technique uses multiple regression analysis by using SPSS.

The result show that financial performance, investment decisions, and dividend decisions effects firm value simultanously. While result by parsial show that: financial performance positively affects the firm value, investment decisions positively affects the firm value , and dividend decisions does not effect the firm value .

Keywords: firm value, financial performance, investment decisions, and

dividend decisions.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya (Fama, 1978; Wahyudi dan Pawestri, 2006). Jensen dan Michael (2001) menjelaskan bahwa untuk memaksimumkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja yang harus diperhatikan, tetapi juga semua klaim keuangan seperti hutang, warran, maupun saham preferen. Penyatuan kepentingan pemegang saham, debtholders, dan manajemen yang notabene merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tujuan perusahaan seringkali menimbulkan agency problem. Agency problem dapat dipengaruhi oleh struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional) (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Wahyudi dan Pawestri (2006) juga berpendapat bahwa struktur kepemilikan mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki.

Agency problem dapat mengakibatkan kualitas laba yang dilaporkan oleh perusahaan menjadi rendah karena adanya kepentingan pihak manajemen

2007). Tujuan utama perusahaan, adalah meningkatkan nilai perusahaan (Rachmawati dan Hanung, 2007). Laba yang diperoleh perusahaan juga akan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut (Hasnawati, 2008). Semakin tinggi laba maka akan semakin tinggi pula jumlah dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Sehingga meningkatnya nilai perusahaan dapat menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya.

Bagi investor yang tertarik untuk berinvestasi tentunya tingkat return atau keuntungan yang akan diperoleh dari investasi yang ditanamkannya berupa capital gain dan dividen yang merupakan bagian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham. Meningkatnya nilai perusahaan (khususnya capital gain dan dividen) dapat menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya (Haruman, 2008). Namun tidak semua perusahaan mengambil kebijakan untuk membagikan labanya kepada pemegang saham, sebab ini berkaitan dengan keputusan perusaaan untuk melakukan investasi (Hasnawati, 2008). Dalam hal ini manajer harus memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagikan seluruhnya atau hanya sebagian yang dibagikan sebagai dividen dan sisanya ditahan perusahaan atau biasa disebut laba ditahan (retained earning).

Laba ditahan akan berguna untuk perusahaan yang akan melakukan investasi sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Pembagian dividen sebagian besar dipengaruhi oleh perilaku investor yang umumnya

retained earning menjadi rendah. Manajer sebagai pihak yang mengelola perusahaan mengetahui lebih banyak informasi dibandingkan dengan para pemegang saham. Oleh sebab itu menajer berkewajiban menyampaikan informasi mengenai perusahaan kepada pemilik (pemegang saham). Tetapi tidak semua informasi yang disajikan sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Hal ini mengakibatkan kondisi informasi yang tidak seimbang (Asymmetric Information), para manajer dapat menggunakan strategi dalam kebijakan dividen untuk menangkal isu-isu yang tidak diharapkan oleh perusahaan di masa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan pendapat Rozeff (1982) bahwa dividen nampaknya memiliki atau mengandung informasi (informational content of dividend ) sebagai syarat akan prospek perusahaan.

Banyak penelitian yang memeriksa pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan diantaranya yang dilakukan oleh Ulupui (2007), Handoko (2010). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin tinggi kinerja keuangan yang biasanya diproksikan dengan rasio keuangan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Melalui rasio-rasio keuangan tersebut dapat dilihat seberapa berhasilnya manajemen perusahaan mengelola aset dan modal yang dimilikinya untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan

Hasil penelitian Suranta dan Pratana (2004); Maryatini (2006) menemukan bahwa struktur resiko keuangan dan perataan laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Andri dan Hanung (2007) juga menemukan investment opportunity set dan leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut mendukung pernyataan bahwa semakin baik kinerja keuangan yang diperoleh, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Apakah kinerja keuangan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

2. Apakah kebijakan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

3. Apakah kebijakan dividen perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap nilai perusahaan.

2. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan investasi terhadap nilai perusahaan.

3. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen perusahaan terhadap nilai perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, mengetahui pengaruh kinerja keuangan dan keputusan keuangan pada nilai perusahaan sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi manajemen, sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam melakukan analisis dalam menjelaskan nilai perusahaan (price book value) dan mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhinya.

3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan memperluas informasi dan wawasan dalam pengukuran nilai perusahaan.

E. Sistematika Penulisan

BAB I

: Pendahuluan

Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II

: Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan tinjauan pustaka yang memuat literatur terkait dengan topik penelitian; kaitan variabel independen dengan

variabel

dependen;

kerangka pemikiran;

pengembangan hipotesis.

BAB III : Metode Penelitian Bab ini berisi tentang desain penelitian; populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel; data dan metode pengumpulan data; variabel penelitian dan pengukurannya; dan metode analisis data yang terdiri dari statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

BAB IV : Analisis dan Pembahasan Bab ini menguraikan analisis deskriptif data; pengujian hipotesis dan pembahasan hasil analisis.

BAB V

: Penutup

Bab ini membahas kesimpulan mengenai obyek yang diteliti berdasarkan hasil analisis data, menjelaskan mengenai keterbatasan penelitian dan saran bagi pihak yang terkait, serta rekomendasi bagi peneliti berikutnya.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan nilai pasar saham perusahaan tersebut (Fachrudin, 2011). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.

Menurut Fama (1978) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006), nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya

Ukuran nilai perusahaan dapat dibentuk melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan ekuitas dan pendekatan aktiva. Menurut pendekatan ekuitas, nilai perusahaan adalah nilai pasar ekuitas, yaitu jumlah ekuitas yang beredar dikali dengan harga pasar pada setiap akhir tahun buku. Indikator dan variabel nilai perusahaan menurut pendekatan ekuitas adalah Market Value of Equity ( MVE). Menurut pendekatan aktiva nilai perusahaan adalah nilai pasar aktiva, yaitu nilai pasar ekuitas ditambah dengan jumlah hutang. Indikator dari variabel nilai perusahaan menurut pendekatan aktiva adalah Market to Book Asset Ratio (MBR), yaitu nilai pasar aktiva dibagi dengan nilai buku aktiva (Barasa, 2009).

Nilai perusahaan mencerminkan kemampuan manajemen pendanaan dalam menentukan target struktur modal (aktivitas pendanaan), kemampuan manajemen investasi dalam mengefektifkan penggunaan aktiva (aktivitas investasi), dan kemampuan manajemen operasi dalam mengefisienkan proses produksi dan distribusi (aktivitas operasi) perusahaan. Perusahaan yang go public dapat diukur nilainya dengan melihat harga sahamnya, misalkan sebuah perusahaan menjual 100% sahamnya di pasar modal maka nilai perusahaan adalah sebesar kapitalisasi saham yang beredar, tentunya dengan asumsi pasar modal Nilai perusahaan mencerminkan kemampuan manajemen pendanaan dalam menentukan target struktur modal (aktivitas pendanaan), kemampuan manajemen investasi dalam mengefektifkan penggunaan aktiva (aktivitas investasi), dan kemampuan manajemen operasi dalam mengefisienkan proses produksi dan distribusi (aktivitas operasi) perusahaan. Perusahaan yang go public dapat diukur nilainya dengan melihat harga sahamnya, misalkan sebuah perusahaan menjual 100% sahamnya di pasar modal maka nilai perusahaan adalah sebesar kapitalisasi saham yang beredar, tentunya dengan asumsi pasar modal

2. Keputusan Keuangan

a. Kebijakan Dividen

Keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham dapat berupa capital gains dan dividen. Capital gains adalah perolehan keuntungan dari selisih lebih antara harga jual dengan harga beli saham, sedangkan dividen merupakan pendapatan yang diterima pemegang saham secara periodik dari sebagian laba bersih yang disisihkan oleh perusahaan.

Menurut Hanafi (2004) dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham di samping capital gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Dividen ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan.

bentuk. Menurut Sunariyah (2003) dividen yang dibagikan kepada pemegang saham bisa berupa dividen tunai, diberikan dalam bentuk uang tunai, atau dividen saham, yaitu berupa tambahan saham. Sedangkan menurut Baridwan (2004), dividen yang dibagikan bibedakan dalam tiga bentuk yaitu dividen berupa uang tunai, dividen yang berbentuk aktiva (bisa dalam bentuk saham perusahaan lain atau hasil produksi perusahaan, pemegang saham mencatat sebesar harga pasar barang atau saham tersebut), dan dividen saham (stock dividend).

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan dan juga merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan di masa yang akan datang. Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara pengunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan, yang berarti laba tersebut harus ditahan di dalam perusahaan (Riyanto, 2001). Laba yang disimpan kembali atau laba ditahan merupakan salah satu sumber dana terpenting dalam membiayai pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen membentuk arus uang yang semakin mengalir ke tangan pemegang saham. Ketika suatu perusahaan memutuskan berapa jumlah uang kas yang harus dibagikan kepada para pemegang saham maka tujuan Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan dan juga merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan di masa yang akan datang. Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara pengunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan, yang berarti laba tersebut harus ditahan di dalam perusahaan (Riyanto, 2001). Laba yang disimpan kembali atau laba ditahan merupakan salah satu sumber dana terpenting dalam membiayai pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen membentuk arus uang yang semakin mengalir ke tangan pemegang saham. Ketika suatu perusahaan memutuskan berapa jumlah uang kas yang harus dibagikan kepada para pemegang saham maka tujuan

Kebijakan dividen penting karena dua alasan, yaitu:

a. Pembayaran dividen akan mempengaruhi harga saham.

b. Pendapatan yang ditahan (retained earning) biasanya merupakan sumber tambahan modal sendiri yang terbesar dan terpenting untuk pertumbuhan perusahaan.

Kedua alasan tersebut merupakan dua sisi kepentingan yang agak kontroversial. Agar kedua kepentingan tersebut dapat terpenuhi secara optimal, manajemen perusahaan seharusnya memutuskan secara hati- hati dan teliti terhadap kebijakan dividen yang akan dipilih.

Beberapa teori yang relevan dalam kebijakan dividen menurut Brigham dan Houston (2001) , yaitu:

a. Dividend irrelevance theory. Teori ketidakrelevanan dividen adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Penganjur utama teori ini adalah Miller dan Modigliani (MM). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba serta risiko bisnisnya. Dengan kata lain, a. Dividend irrelevance theory. Teori ketidakrelevanan dividen adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Penganjur utama teori ini adalah Miller dan Modigliani (MM). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba serta risiko bisnisnya. Dengan kata lain,

b. Bird in the hand theory. Kepercayaan bahwa kebijakan dividen perusahaan merupakan hal yang tidak penting, secara tidak langsung membuat para investor berasumsi bahwa pendapatan yang mereka harapkan melalui perolehan modal akan berbeda besarnya dengan pendapatan yang berasal dari dividen. Hal ini disebabkan karena dividen lebih bisa diramalkan daripada pendapatan modal. Manajemen dapat mengontrol dividen, tetapi tidak dapat mendikte harga saham. Investor kurang yakin akan menerima pendapatan dari perolehan modal daripada dari dividen. Dengan mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik daripada saldo laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan terwujud sebagai dividen di masa yang akan datang (it can fly away). Pandangan yang mengatakan dividen lebih pasti dari pada perolehan modal, disebut bird in the hand theory (teori burung di tangan).

Adalah suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak.

b. Keputusan Investasi

Investasi sangat penting artinya baik di negara yang sedang membangun maupun di negara yang sudah maju karena investasi sebagai alat untuk memperbanyak keluaran barang dan jasa di masa yang akan datang dan pada saat yang sama akan memperluas kesempatan kerja. Menurut Tandelilin (2001) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

Dalam investasi penerapan konsep nilai waktu uang sangat diperlukan. Investor lebih menyukai investasi yang akan memberikan laba lebih awal dibandingkan dengan investasi yang akan memberikan kemudian. Misalnya bila kita menerima uang sejumlah lima juta rupiah pada masa sekarang lebih berharga bila dibandingkan dengan lima juta rupiah kita terima pada dua tahun yang akan datang. Tujuan investasi yang dilakukan adalah untuk menghasilkan sejumlah keuntungan. Jika investasinya dalam bentuk saham, maka keuntungan yang diterima Dalam investasi penerapan konsep nilai waktu uang sangat diperlukan. Investor lebih menyukai investasi yang akan memberikan laba lebih awal dibandingkan dengan investasi yang akan memberikan kemudian. Misalnya bila kita menerima uang sejumlah lima juta rupiah pada masa sekarang lebih berharga bila dibandingkan dengan lima juta rupiah kita terima pada dua tahun yang akan datang. Tujuan investasi yang dilakukan adalah untuk menghasilkan sejumlah keuntungan. Jika investasinya dalam bentuk saham, maka keuntungan yang diterima

Keputusan investasi yang dibuat oleh manajemen adalah suatu tindakan manajemen untuk menentukan penggunaan sumber dana di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang dikehendaki dengan harapan akan memperoleh keuntungan selama jangka waktu tersebut. Investasi selalu berhadapan dengan risiko ketidakpastian karena pengeluaran dilakukan pada saat sekarang tetapi manfaatnya akan diterima dalam waktu yang akan datang. Masa yang akan datang menghadapi berbagai perubahan seperti perubahan nilai tukar rupiah, tingkat inflasi, tingkat bunga, kondisi politik, sosial, dan keamanan. Semakin besar ketidaktahuan akan laju perubahan mengenai faktor itu di masa yang akan datang akan menyebabkan semakin besarnya risiko yang dihadapi. Oleh karena itu, investasi memerlukan studi kelayakan sebelum dilaksanakan. Studi kelayakan investasi harus dilakukan untuk semua aspek yang terkait sehingga keputusan investasi yang dibuat didukung oleh kelayakan dari semua aspek yang terkait.

Namun demikian keputusan investasi itu sendiri tidak dapat diamati dari luar. Myers (1977) memperkenalkan Investment opportunity Set (IOS) atau set kesempatan investasi, yaitu nilai suatu Namun demikian keputusan investasi itu sendiri tidak dapat diamati dari luar. Myers (1977) memperkenalkan Investment opportunity Set (IOS) atau set kesempatan investasi, yaitu nilai suatu

3. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan didefinisikan sebagai representasi dari kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan dalam periode tertentu (Sholikhah, Rohman, dan Meiranto, 2011). Ia juga dikenal sebagai ukuran subjektif dari seberapa baik perusahaan dapat menggunakan asset dari modus utama dari bisnis dan menghasilkan pendapatan. Istilah ini juga digunakan sebagai ukuran kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan selama periode waktu tertentu, dan dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan sejenis pada industri yang sama. Kinerja variabel terkait bervariasi dari waktu ke waktu dan merupakan informasi yang mungkin menarik dari account pengguna. Selanjutnya, analis atau investor mungkin ingin melihat lebih dalam ke dalam laporan keuangan dan mencari tingkat pertumbuhan margin atau utang menurun.

Informasi yang berkaitan dengan kinerja keuangan adalah penting bagi para stakeholder karena kinerja keuangan perusahaan pada periode terakhir mungkin untuk digunakan sebagai prinsip untuk memprediksi Informasi yang berkaitan dengan kinerja keuangan adalah penting bagi para stakeholder karena kinerja keuangan perusahaan pada periode terakhir mungkin untuk digunakan sebagai prinsip untuk memprediksi

atas ekuitas,

nilai

tambah,

dan lain-lain (www.businessdictionary.com, 2011). Nilai perusahaan diukur dengan profitabilitas. Profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajibannya (Sofyaningsih, 2011).

B. Kerangka Pikir Penelitian

Model yang dikonstruksi pada studi ini merupakan hasil konstruksian peneliti yang dihasilkan dari kajian literature studi terdahulu. Model penelitian ini terdiri dari 4 variabel amatan yang digunakan untuk menjelaskan proses terbentuknya nilai perusahaan (diproksikan oleh: PBV) dengan implementasi oleh kinerja keuangan perusahaan (diproksikan oleh: ROA) keputusan investasi diwakili oleh IOS (diproksikan oleh: MBVA), dan keputusan dividen (diproksikan oleh: DPR).

C. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan

Para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Jika investor ingin melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas investasi yang akan mereka tanamkan, yang akan dilihat pertama kali adalah rasio profitabilitas karena rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan menghasilkan return bagi para investor. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar nilai profitabilitas perusahaan, yang pada akhirnya dapat menjadi sinyal positif bagi investor dalam melakukan investasi untuk memperoleh return tertentu. Tingkat return yang diperoleh menggambarkan seberapa baik nilai perusahaan di mata investor.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Kinerja Keuangan ROA

Keputusan Investasi MBVA

Kebijakan Dividen DPR

Nilai Perusahaan PBV

bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Hal ini akan berdampak pada nilai perusahaan. Hasil penelitian terdahulu dalam Suranta dan Pratana (2004) menemukan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Suranta dan Pratana (2004) menemukan ROA berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Menurut Sudiyatno dan Puspitasari (2010) kinerja perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dimana kinerja perusahaan dalam penelitiannya diukur menggunakan ROA.

Apabila perusahaan berhasil membukukan tingkat keuntungan yang besar, maka hal ini akan memotivasi para investor untuk menanamkan modalnya pada saham, sehingga harga saham dan permintaan akan saham pun akan meningkat. Brigham (2006) menyatakan bahwa PBV merupakan rasio untuk mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus bertumbuh. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang dikembangkan adalah

H1. ROA berpengaruh positif terhadap PBV

Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan

Setelah perusahaan mencoba untuk medapatkan dana, maka dana tersebut akan dipergunakan sebaik-baiknya untuk mendapatkan kentungan di masa yang akan datang. Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan Setelah perusahaan mencoba untuk medapatkan dana, maka dana tersebut akan dipergunakan sebaik-baiknya untuk mendapatkan kentungan di masa yang akan datang. Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan

Menurut signaling theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Darminto (2010) juga menganalisis tentang hubungan keputusan investasi pada aktiva riil terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitiannya tersebut diketahui bahwa keputusan investasi pada aktiva riil berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.

Menurut Setiawan (2009) keputusan investasi memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan, karena investasi ini dapat dijadikan sebagai sinyal pertumbuhan pendapatan di masa yang akan datang sehingga peningkatan investasi dapat meningkatkan nilai perusahaan. Haruman (2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara kebijakan investasi dan nilai perusahaan. Peningkatan investasi juga dianggap sebagai pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang.

yang lebih dikenal Investment Opportunity Set (IOS). IOS tidak dapat diukur secara langsung, melainkan diukur dengan menggunakan proksi. Menurut penelitian sebelumnya dalam Hasnawati (2005) prospek perusahaan dapat ditaksir dari Investment Opportunity Set (IOS), yang didifinisikan sebagai

kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa akan datang dengan net present value positif. Susanti (2010) yang didukung oleh penelitian Hasnawati (2005) mengukur IOS dengan menggunakan proksi Market Value to Book Value of Assets Ratio (MBVA), karena berdasarkan pemikiran bahwa prospek pertumbuhan perusahaan akan terefleksi dari harga sahamnya (Kallapur dan Trombley, 1999) .

Dalam penelitian ini digunakan salah satu proksi IOS, yaitu nilai buku aktiva terhadap nilai pasar/Market Value to Book Value of Assets Ratio (MBVA), yang mengacu pada Susanti (2010) Dari hasil tersebut sehingga penulis menarik dua hipotesis sebagai berikut :

H2. MBVA berpengaruh positif terhadap PBV

Pengaruh Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan

Menurut Hatta (2002), terdapat sejumlah perdebatan mengenai bagaimana kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan. Pendapat pertama menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan, yang disebut dengan teori irrelevansi dividen. Pendapat kedua menyatakan bahwa dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan, yang disebut dengan Bird in The Hand Theory. Pendapat ketiga menyatakan

perusahaan tersebut akan semakin rendah. Olweny (2012) meneliti konsep pengumuman dividen memiliki konten informasi untuk mempengaruhi nilai perusahaan dengan menggunakan data perusahaan yang tercatat di Nairobi Stock Exchange (NSE). Dalam penelitiannya Olweny (2012) menemukan bahwa konten informasi dalam pengumuman dividen berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Pendapat Olweny (2012) ini sejalan dengan Teori bird in hand . Pendapat yang berbeda dinyatakan oleh Sofyaningsih (2011) dalam penelitiannya bahwa kebijakan pembayaran dividen tidak terbukti mempengaruhi nilai perusahaan. Pendapat ini sejalan dengan teori irrelevansi dividen.

Kebijakan dividen ini merupakan corporate action yang penting yang harus dilakukan perusahaan. Kebijakan tersebut dapat menentukan berapa banyak keuntungan yang akan diperoleh pemegang saham. Keuntungan yang akan diperoleh pemegang saham ini akan menentukan kesejahteraan para pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan. Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja emiten atau perusahaan akan dianggap semakin baik pula dan pada akhirnya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik dianggap menguntungkan dan tentunya penilaian terhadap perusahaan tersebut akan semakin baik pula, yang biasanya tercermin melalui tingkat harga saham perusahaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Rozeff (1982) yang menganggap bahwa dividen nampaknya

sebagai isyarat prospek perusahaan. Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan oleh pemodal sebagai sinyal harapan manajemen tentang akan membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Sehingga kebijakan dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian Bhattacharya (1979), Myers & Majluf (1984). Kebijakan dividen diukur dengan menggunakan dua proksi, yaitu dengan dividend payout ratio (DPR) dan dividend yield ratio (DYR) (Hasnawati,

2008). Selain itu Hasnawati (2008) juga menyebutkan bahwa indikator deviden dengan menggunakan DPR tampak lebih bermakna dibanding dengan DYR, karena manajemen yang menentukan dividen lebih berorientasi pada laba bersih dibandingkan dengan dividen kas. Manajemen perusahaan tidak begitu melihat harga pasar saham untuk menentukan besarnya dividen. Sehingga dalam penelitian ini DPR dipilih sebagai proksi kebijakan dividen.

Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) menunjukkan jumlah laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kas, dimana sumber pendanaan berasal dari laba ditahan. Wirawati (2008) menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan positif antara dividen (yang diproksikan oleh DPR) dengan nilai perusahaan (PBV). Adelegan (2007) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara dividen dan nilai perusahaan. Kebijakan dividen yang diproksikan dengan DPR memiliki Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) menunjukkan jumlah laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kas, dimana sumber pendanaan berasal dari laba ditahan. Wirawati (2008) menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan positif antara dividen (yang diproksikan oleh DPR) dengan nilai perusahaan (PBV). Adelegan (2007) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara dividen dan nilai perusahaan. Kebijakan dividen yang diproksikan dengan DPR memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis (hipotesis testing), dimana penelitian ini menguji hipotesis yang telah ditentukan di awal. Pengujian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah disusun yaitu tentang variabel-variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen yaitu kinerja keuangan, keputusan investasi, dan kebijakan dividen.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk membuat beberapa kesimpulan. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2011. Menurut informasi yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory 2008-2011, perusahaan industri manufaktur merupakan jumlah perusahaan terbanyak terdaftar di BEI, yaitu sebanyak 138 perusahaan.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode pengamatan, yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan pada periode pengamatan, yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

3. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008, 2009, dan 2010 yang menyajikan data Dividend Per Share yang berguna untuk mengetahui Dividend Payout Ratio (DPR).

Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode amatan (2008,2009,2010).

Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan pada periode pengamatan. (1 X 3)

Perusahaan yang tidak menyajikan data Dividend Per Share (yang digunakan untuk mengetahui besarnya DPR) selama tahun 2008.

Perusahaan yang tidak menyajikan data Dividend Per Share (yang digunakan untuk mengetahui besarnya DPR) selama tahun 2009.

Perusahaan yang tidak menyajikan data Dividend Per Share (yang digunakan untuk mengetahui besarnya DPR) selama tahun 2010.

6. Data Outlier

Total Sampel Perusahaan

Berdasarkan kriteria penarikan sampel yang telah dilakukan, diketahui Berdasarkan kriteria penarikan sampel yang telah dilakukan, diketahui

C. Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu, data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain), umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun dalam arsip (Indriantoro dan Bambang, 2002).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang dipublikasikan Divisi Riset dan Pengembangan BEI yang berupa monthly statistic, fact book, Indonesian capital market directory (ICMD) . Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data harga saham penutupan (closing price) bulanan, laba bersih, total aktiva, total aset, total ekuitas, jumlah saham beredar, dividen per lembar saham, laba per lembar saham, harga pasar saham, nilai buku per lembar saham periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Variabel Independen

a. Kinerja Keuangan Perusahaan

Return On Total Asset (ROA)

Return On Total Asset (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Rasio ini membandingkan laba bersih penjualan dengan total aktiva (Sawir, 2005). ROA digunakan untuk mengukur aktivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian besar (Ang, 1997 dalam Suchrita, 2006). Pemakaian ROA sebagai proksi dari kinerja perusahaan juga digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Sudiyatno dan Puspitasari (2010). Profitabilitas suatu

perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan (operatimg asset ). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.

menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif atau rugi. Menurut Riyanto (2001), Return on Asset (ROA) dapat dihitung dari:

ROA=

TotalAktiv a

LabaBersih

b. Keputusan Investasi Market Value to Book Value of Assets Ratio (MBVA) MBVA menunjukkan prospek pertumbuhan perusahaan yang tercermin dalam harga saham (Kallapur dan Trombley, 1999). MBVA dirumuskan dengan:

MBVA =

Aset Total

Ekuitas Ttl - Aset - Ttl

redar JmlSahamBe redar + ´

c. Kebijakan Dividen

Dividend Payout Ratio (DPR) DPR merupakan dividen yang dibayarkan menggunakan laba yang dihasilkan perusahaan (Hasnawati, 2008). Rasio pembayaran Dividend Payout Ratio (DPR) DPR merupakan dividen yang dibayarkan menggunakan laba yang dihasilkan perusahaan (Hasnawati, 2008). Rasio pembayaran

DPR =

lembar per lembar laba

lembar per Dividen per

2. Variabel Dependen Variabel dependen merupakan nilai perusahaan yang diwakili oleh proksi : Price Book Value (PBV)

PBV mengukur nilai yang diberikan oleh pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham, 1999; Wahyudi dan Pawestri, 2006). Menurut Wirawati (2008) PBV juga mencerminkan return saham perusahaan. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Handoko (2010), Hidayati (2010), Wijaya, Bandi, dan Wibawa (2010), juga menggunakan PBV untuk mengukur nilai perusahaan. PBV dihitung dengan :

PBV =

lembar per buku per Nilai

lembar per pasar per Harga

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan dengan

1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2006). Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data.

2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006). Hasil pengujian data dilakukan dengan menguji Kolmogorov-Sminorv. Kriteria pengujian apabila p-value > 0,05, maka data terdistribusi normal, sedangkan apabila p-value < 0,05 data tidak terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas Multikolinearitas adalah hubungan linear “sempurna” atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan regresi (Gujarati, 1995). Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah masalah yang sering muncul dalam analisis regresi terjadi, yaitu dimana terdapat korelasi yang tinggi antar dua atau lebih variabel independen (Ghozali, 2006). Pengujian dilakukan dengan b. Uji Multikolinieritas Multikolinearitas adalah hubungan linear “sempurna” atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan regresi (Gujarati, 1995). Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah masalah yang sering muncul dalam analisis regresi terjadi, yaitu dimana terdapat korelasi yang tinggi antar dua atau lebih variabel independen (Ghozali, 2006). Pengujian dilakukan dengan

c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t–1 (Ghozali, 2006). Untuk mengetahui dan menguji ada tidaknya autokorelasi dalam model analisis regresi, bisa digunakan cara pengujian statistik Lagrange Multiplier (LM Test). Uji LM lebih tepat digunakan dibanding dengan uji Durbin-Watson terutama bila sampel yang digunakan relatif besar dan derajat autokorelasi lebih dari satu. Uji LM akan menghasilkan statistik Breusch-Godfrey (Ghozali, 2006).