Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran STAD Siswa Kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mata

  pelajaran IPA yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. SD Negeri Tegalrejo

  02 Kecamatan Tengaran. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 16 siswa terdiri dari laki-laki 2 siswa dan perempuan 14 siswa. Kondisi sosial ekonomi orang tua/wali siswa sangat beragam, ada yang sangat mampu, ada yang cukup tetapi tidak sedikit yang ekonomi orang tua/wali siswa sangat lemah. Pekerjaan orang tua/wali siswa ada yang pegawai, pengusaha, sampai buruh pabrik, banyak juga yang tani. Bahkan tidak sedikit pula yang hanya buruh tani. Ada beberapa prestasi yang diraih oleh siswa SD Negeri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran. Jumlah kepala sekolah, guru 13 orang.

  Pengambilan lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan merupakan tempat bekerja sebagai guru wiyata di sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi. Alasan lain karena SD Negeri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran perlu perbaikan pembelajaran melalui PTK. Rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA terlihat dari tidak adanya semangat dalam mengikuti pelajaran, rendahnya aktivitas siswa dalam proses belajar, kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti pelajaran IPA .

  Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan-bulan efektif dalam kegiatan belajar mengajar semester II tahun pelajaran 2014-2015 Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan peneliti akan disajikan pada tabel 2 , sebagai berikut.

  

Tabel 2

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

SD Negeri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran

Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

  Waktu No

  Jenis Kegiatan Januari Februari Maret April Mei

1 Persiapan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 a.

  Penulisan proposal b.

  Penyusunan instrument dan media animasi

  Pelaksanaan a.

  Pelaksanaan siklus 1 b.

  Pelaksanaan siklus 2

  2 c.

  Analisis data 3 Pelaporan.

3.2. Variabel Penelitian

  Variabel adalah segala sesuatu yang mempunyai variasi nilai. Adapun variabel yang digunakan dalam analisis data ini adalah sebagai berikut:

  3.2.1. Variabel Bebas (X)

  Menurut Sugiono, variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul dependen (terikat). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Model Pembelajaran STAD.

  3.2.2. Varibel Terikat (Y)

  Menurut Sugiono, variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang menjadi variabel yang di pengaruhi. Hasil belajar merupakan hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang berupa aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang diungkapkan dengan menggunakan suatu alat penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai, aspek afektif yang menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan aspek psikomotorik yang menunjukkan keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dalam mengikuti pembelajaran.

3.3. Prosedur Penelitian

  Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt Lewin yang dimodifikasi oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto (2010:131) bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 komponen pokok, yaitu: Perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

  

(reflecting) . PTK ini menggunakan prosedur 2 siklus, dengan catatan apabila pada

  siklus 2, tujuan penelitian telah tercapai. Apabila dalam siklus 2, belum mencapai tujuan penelitian, maka dilakukan prosedur yang ke tiga yakni siklus 3, demikian seterusnya sampai tujuan penelitian tercapai. Prosedur PTK dengan model spiral, secara rinci dijelaskan melalui gambar 3.1.berikut ini.

  

Gambar 2

  PTK Model Spiral dari Stephen Kemmis dan Robin Mc.Taggart

3.4. Rencana Tindakan 3.4.1. Siklus I

  Kegiatan yang dilakukan pada rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai berikut:

3.4.1.1. Tahap Perencanaan

  Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil observasi yang dijadikan sebagai kondisi awal atau prasiklus. Dalam kegiatan perencanaan, guru dan peneliti mendiskusikan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan setelah melihat kondisi prasiklus. Tahap Perencanaan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Identifkasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah 2.

  Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar dengan Model Pembelajaran STAD

  3. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar 4.

  Membuat RPP dengan Model Pembelajaran STAD 5. Menyiapkan media peraga 6. Menyusun lembar kerja siswa 7. Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran 8. Menyiapkan lembar penilaian 9. Membuat lembar pengamatan guru dan siswa 3.4.1.2.

   Tahap Pelaksanaan Pada pelaksanaan tindakan siklus I akan dilaksanakan 2 kali pertemuan.

  Pertemuan pertama dan kedua terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir dan evaluasi pembelajaran.

3.4.1.3. Tahap Observasi

  Observasi dilakukan terutama pada saat guru sedang melaksanakan proses pengajaran dan siswa dalam aktivitas belajarnya. Jadi observasi dilakukan untuk menilai dua aktivitas dalam proses pembelajaran yang sedang terlaksana, yaitu: 1) aktivitas mengajar guru, dan 2) aktivitas belajar siswa. Untuk menilai kedua aktivitas tersebut, maka digunakan lembar observasi yang disediakan peneliti.

3.4.1.4. Refleksi Data yang diperoleh, dikumpulkan kemudian dianalisis oleh peneliti.

  Bagaimana hasil belajar siswa serta bagaimana hasil pembelajaran guru serta bagaimana perkembangan aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran siklus I berlangsung. Data yang telah dianalisis kemudian direfleksi dan kelemahan- kelemahan yang terdapat pada Siklus I, dijadikan bahan pertimbangan untuk disempurnakan pada siklus II.

3.4.2. Siklus II 3.4.2.1. Tahap Perencanaan

  Tahap Perencanaan meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1.

  Identifkasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah yang terdapat pada siklus I

  2. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar dengan Model Pembelajaran STAD dengan mempertimbangkan kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I 3. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar 4. Membuat RPP dengan Model Pembelajaran STAD 5. Menyiapkan media peraga 6. Menyusun lembar kerja siswa 7. Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran 8. Menyiapkan lembar penilaian 9. Membuat lembar observasi guru dan siswa 3.4.2.2.

   Tahap Pelaksanaan

  Pelaksanaan tindakan siklus II akan dilaksanakan 2 kali pertemuan seperti pelaksanaan pada siklus I. Pada pertemuan pertama dan kedua terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir dan evaluasi pembelajaran.

  3.4.2.3. Tahap Observasi

  Observasi dilakukan terutama pada saat guru sedang melaksanakan proses pengajaran dan siswa dalam aktivitas belajarnya. Jadi observasi dilakukan untuk menilai dua aktivitas dalam proses pembelajaran yang sedang terlaksana, yaitu: 1) aktivitas mengajar guru, dan 2) aktivitas belajar siswa. Untuk menilai kedua aktivitas tersebut, maka digunakan lembar observasi yang disediakan peneliti.

  3.4.2.4. Tahap Refleksi 1.

  Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data atau hasil yang terkumpul.

  2. Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II.

  3. Evaluasi tindakan siklus II 3.5.

   Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan hasil belajar IPA dengan materi pokok gaya dan pesawat sederhana di SD setelah menggunakan model pembelajaran STAD, peneliti menggunakan teknik sebagai berikut :

  1. Teknik Tes Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu teknik tes.

  Menurut Suharsimi Arikunto (2006:138), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu dan kelompok. Tes dalam penelitian ini ada dua macam yaitu tes formatif berbentuk pilihan ganda yang dikerjakan secara individu dan tes berupa lembar kerja kelompok yang dikerjakan secara kelompok.

  2. Teknik Observasi

  Nasution (1988:226) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja bedasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Observasi bertujuan untuk Observasi yang digunakan adalah observasi langsung yang dilakukan tanpa perantara terhadap objek yang diteliti. Observasi dilakukan pada siswa untuk mengetahui hasil belajar afektif dan psikomotorik selama proses pembelajaran. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan cara menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya sesuai dengan jenis perilaku yang akan diamati dan situasi yang diobservasi.

3. Dokumentasi

  Selain menggunakan teknik tes dan observasi, peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi dalam pengumpulan data. Dokumentasi dalam penelitian ini dapat berupa dokumentasi tertulis maupun gambar.

3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

  Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat penilaian kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian sebelum digunakan oleh peneliti. Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Adapun reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relative konsisten jika dikenakan pada suatu objek, Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2009: 351).

3.6.1. Uji Validitas

  Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimilki oleh sebutir item untuk mengukur apa yang seharusnya (Sudijono, A.2001). Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau valid, jika skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya.

  Sugiyono (2007) menyatakan bahwa uji validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Analisis untuk validitas item instrumen menggunakan perhitungan korelasi item total (Corrected Item-Total Correlation).

  Selanjutnya untuk menentukan suatu item tertentu valid atau tidak digunakan pedoman Ali (1987) dapat digunakan pedoman nilai koefisien korelasi sebagai berikut :

  

Tabel 3

Rentang Indeks Validitas

No Indeks Keterangan

  1 0,81 Sangat tinggi

  • – 1,00 2 0,61 Tinggi – 0,80 3 0,41 Cukup – 0,60 4 0,21 Rendah – 0,40 5 0,00 Sangat Rendah – 0,20 Koefisian validitas hanya punya makna apabila mempunyai harga positif.

  Walaupun semakin tinggi mendekati 1,00 berarti suatu tes semakin valid hasil ukurannya, namun pada kenyataannya suatu koefisien validitas tidak pernah mencapai angka 1,00.

3.6.2. Uji Reliabilitas

  Reliabiltias (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah adalah tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistenscy) skor tes. Pengertian yang sangat sederhana dari reliabilitas adalah kemantapan alat ukur, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut dapat diandalkan atau memiliki keajegan hasil. Dalam bukunya Slameto, dkk (2011: 8.14) semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1) makin tinggi pula keajegan/ ketepatannya.

  Pengukuran tingkat reabilitas alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan Alpha croncbrach. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahapan uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows

  Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument soal, terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas V SD Negeri Tegalrejo 02.

3.6.3 Tingkat Kesukaran Soal

  Menurut Slameto (dalam Naniek Sulistya Wardani dan Slameto 2012:82) Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut ini.

  Keterangan B = Jumlah peserta didik yang menjawab betul N = Jumlah peserta didik P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar

  Menurut Aiken (dalam Naniek Sulistya Wardani dan Slameto 2012:83) Tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat menggunakan tingkat kesukaran yang dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.

  

Tabel 4

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

  0,01 Sukar

  • – 0,25 0,26 Sedang – 0,75

  0,76 Mudah

  • – 1,00 Uji tingkat kesukaran soal dilakukan setelah instrumen tes formatif pilihan ganda pada siklus 1 dan siklus 2 dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Setelah
dilakukan tingkat kesukaran soal pada tes formatif pilihan ganda siklus 1 dari 20 soal yang valid tidak termasuk pada kategori sukar, namun termasuk pada kategori sedang. Setelah dilakukan tingkat kesukaran soal pada instrumen tes formatif siklus 2 dari dari 20 soal yang valid tidak termasuk pada kategori sukar, namun termasuk pada kategori sedang. Untuk lebih jelasnya penghitungan uji tingkat kesukaran soal instrumen tes formatif pada siklus 1 dan siklus 2 dapat di lihat di lampiran.

  3.7. Indikator Kinerja

  Indikator kinerja adalah harapan terjadinya hasil belajar yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan nilai rata-rata kelas. Penerapan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran IPA ini dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa apabila ketuntasan hasil belajar individual siswa sudah mencapai nilai ≥ 75 dan ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ≥ 75.

  3.8. Teknik Analisis Data

  Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa deskriptif komparatif yaitu dengan cara membandingkan data hasil belajar IPA pada kondisi awal, data hasil belajar pada siklus I, dan data hasil belajar pada siklus II. Dari perbandingan data tersebut, dapat dilihat perubahan dan peningkatan hasil belajar IPA pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran STAD

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Think Pair and Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Ngelo Cepu Semester II Tahun 2014/2015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Think Pair and Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 2 Ngelo Cepu Semester II Tahun 2014/2015

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Keefektifan Model Inquiry Learning dengan Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA Materi Perubahan Lingkungan Kelas IV Gugus Kartika Bawen Kabupaten Semarang Sem

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Keefektifan Model Inquiry Learning dengan Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA Materi Perubahan Lingkungan Kelas IV Gugus Kartika Bawen Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2014/

0 0 36

3.1.2. Desain penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Keefektifan Model Inquiry Learning dengan Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA Materi Perubahan Lingkungan Kelas IV Gugus Kartika Bawen Kabupaten Semar

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Keefektifan Model Inquiry Learning dengan Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA Materi Perubahan Lingkungan Kelas IV Gugus Kartika Bawen Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2014/

0 0 49

PERBEDAAN KEEFEKTIFAN MODEL INQUIRY LEARNING DENGAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN KELAS IV GUGUS KARTIKA BAWEN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN 20142015 SKRIPSI

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Keefektifan Model Inquiry Learning dengan Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA Materi Perubahan Lingkungan Kelas IV Gugus Kartika Bawen Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2014/

0 0 136

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran STAD Siswa Kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Semester II Tahun 20

0 0 7

2.1.2. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran STAD Siswa Kelas V SD Negeri Tegalrejo 02 Kecamatan Tengaran Semester II Tahun

0 0 17