Strategi Pemasaran Produk Kredit Sapi Kereman Pada Pd. Bpr Bkk Tulung Klaten

STRATEGI PEM ASARAN PRODUK KREDIT SAPI KEREM AN PADA PD. BPR BKK TULUNG KLATEN

TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Ahli Madya Ekonomi Jurusan Diploma III Keuangan dan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta DISUSUN OLEH : MUGHNI FATAH ARDH I ARTA

F3607065

PRO GRAM DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

ii

STRATEGI PEM ASARAN PRODUK KREDIT SAPI KEREM AN PADA PD. BPR BKK TULUNG KLATEN ABSTRAK MUGHNI FATAH ARDH I ARTA F3607065

Keberadaaan Lembaga Keuangan Mikro seperti BPR bagi masyarakat di daerah perdesaan diharapkan meningkatkan kesejahteraan katkan UMKM. Dengan memanfaatkan kredit dari BPR maka usaha nasabah semakin meningkat, omset bertambah, dan keuntungan melimpah. Oleh sebab itu, penelitian ini membahas tentang pemasaran kredit sapi kereman pada PD BPR BKK TULUNG.

Tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui umum tentang Kantor PD BPR BKK TULUNG. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana realisasi pemasaran kredit sapi kereman pada PD BKK TULUNG. Kemudian, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi wawancara langsung

dengan pegawai PD BPR BKK TULUNG, observasi dengan mengamati langsung sistem kerja dan komunikasi antara pegawai dengan nasabah dan tinjauan pustaka yang bersangkutan dengan penelitian ini. Metode pembahasan yang digunakan oleh peneliti adalah model pembahasan Diskriptif yaitu pembahasan dengan menggambarkan dan menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai suatu obyek yang di teliti.

Penelitian ini akan membahas khusus bagaimana PD BPR TULUNG memasarkan produknya yang berupa kredit sapi kereman. Hal ini bertujuan untuk membantu masyarakat peternak dalam mengembangkan usaha ternaknya. Selain itu juga untuk mengetahui realisasi pemasaran kredit sapi kereman oleh PD BPR BKK TULUNG. Secara keseluruhan dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah bahwa PD BPR BKK TULUNG telah berperan baik dalam menjalankan fungsi

iii

intermediary dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah dana yang dapat dihimpun dan disalurkan, dan kinerja yang baik dalam pelayanan nasabah.

Sebagai saran, perlunya mensosialkan keberadaan produk kredit sapi kereman di P D BPR BKK TULUNG kepada nasabah potensil dengan menekankan kepada keunggulan yang dimiliki oleh P D BPR BKK TULUNG, dan hendaknya PD BPR BKK TULUNG memperluas jaringan atau akses dengan membuka kantor cabang baru di daerah yang sekiranya para pengusaha ternak sapi membutuhkan peran dari PD BPR BKK TULUNG untuk mengembangkan usahanya.

Kata kunci: Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Kredit Sapi Kereman, Peran, Hambatan, Prospek.

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan judul :

STRATEGI PEM ASARAN PRODUK KREDIT SAPI KEREM AN PADA PD. BPR BKK TULUNG KLATEN

Surakarta, 29 November 2012

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Fakultas Ekonomi

Nurul Istiqomah, SE,M.SI NIP 19800601 200501 2 021

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan judul:

STRATEGI PEM ASARAN PRODUK KREDIT SAPI KEREM AN PADA PD. BPR BKK TULUNG KLATEN

telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Jurusan Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Agustus 2011

Tim Penguji Tugas Akhir:

Nugroho Saputro

) NIP. 360 700 001

Penguji

Nurul Istiqomah, SE,M.Si (

) NIP. 19800601 200501 2 021

Pembimbing

vi

vii

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini kupersembahkan untuk:

· Alm Ayahanda tercinta, ibu yang selalu berusaha memberikan yang

terbaik bagi putranya, dan keluarga. Terima kasih atas kasih sayang yang diberikan selama ini.

· Sahabatku- sahabatku Pangandaran & Green Canyon. Terima kasih ya

semangat, dan hiburannya kalian.

· Seseorang yang selalu ada di sampingku, terima kasih atas kekuatan dan

cinta yang diberikan.

· Almamaterku tercinta Universitas Sebelas Maret.

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SW T yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai Tugas Akhir di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul “STRATEGI PEMASARAN PRODUK KREDIT SAPI KEREMAN PADA PD. BPR BKK TULUNG KLATEN”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan. Hal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada pada diri penulis. Namun demikian, dalam menyususn Tugas Akhir ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelasaikannya.

Disamping itu, bantuan dari berbagai pihak sangat berperan dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, dengan rasa penuh hormat, tulus dan ikhlas penulis haturkan terima kasih kepada:

1. Dr. Wisnu Untoro, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Kresno Saroso Pribadi, selaku Ketua Jurusan D3 keuangan dan perbankan, fakultas ekonomi UNS, serta selaku dosen pembimbing Kegiatan Magang Mahasiswa yang telah banyak memberikan pengarahan dan petunjuk dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Ibu Nurul Istiqomah, S.E, M. Si selaku pembimbing Akademik.

ix

4. Bapak Gatot Subroto, SE. Selaku Direktur utama PD BPR BKK TULUNG yang telah memberikan ijin penulis untuk mengadakan kegiatan magang mahasiswa.

5. Ibu Suhartini, SE. Selaku pembimbing Kegiatan Magang Mahasiswa di PD BPR BKK TULUNG.

6. Bapak katon purwadi dan bapak Rusmanto yang berkenan untuk berbagi pengalaman mengenai nasabah dilapangan dan membantu memberikan data tentang kredit.

7. Ayah, Ibu, dan kakak tercinta dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan secara materiil, moril dan spirituil.

8. Sahabat dan teman – teman tersayang yang telah membantu dan mendukung penyelesaian Tugas Akhir ini.

Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman dan juga bermanfaat bagi pihak pengelola PD BPR BKK TULUNG dalam meningkatkan perannya terhadap pembiayaan UMKM. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, Agustus 2012

Penulis

xii

HALAMAN TABEL

Tabel Halaman

3.1 Hasil pemasaran kredit sapi kereman pada tahun 2009.................................. 67

3.2 Kontribusi produk sapi kereman ........................................................................ 68

xiii

HALAMAN GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Susunan organisasi PD BPR BKK TULUNG................................................... 42

PD. BPR BKK TULUNG KLATEN ABSTRAK MUGHNI FATAH ARDHI ARTA F3607065

Keberadaaan Lembaga Keuangan Mikro seperti BPR bagi masyarakat di daerah perdesaan diharapkan meningkatkan kesejahteraan katkan UMKM. Dengan memanfaatkan kredit dari BPR maka usaha nasabah semakin meningkat, omset bertambah, dan keuntungan melimpah. Oleh sebab itu, penelitian ini membahas tentang pemasaran kredit sapi kereman pada PD BPR BKK TULUNG.

Tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui umum tentang Kantor PD BPR BKK TULUNG. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana realisasi pemasaran kredit sapi kereman pada PD BKK TULUNG. Kemudian, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi wawancara langsung dengan pegawai PD BPR BKK TULUNG, observasi dengan mengamati langsung sistem kerja dan komunikasi antara pegawai dengan nasabah dan tinjauan pustaka yang bersangkutan dengan penelitian in i. Metode pembahasan yang digunakan oleh peneliti adalah model pembahasan Diskriptif yaitu pembahasan dengan menggambarkan dan menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai suatu obyek yang di teliti.

Penelitian ini akan membahas khusus bagaimana PD BPR TULUNG memasarkan produknya yang berupa kredit sapi kereman. Hal ini bertujuan untuk membantu masyarakat peternak dalam mengembangkan usaha ternaknya. Selain itu juga untuk mengetahui realisasi pemasaran kredit sapi kereman oleh PD BPR BKK TULUNG. Secara keseluruhan dapat disimpulkan dari penelitian in i adalah bahwa PD BPR BKK TULUNG telah berperan baik dalam menjalankan fungsi intermediary dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah dana yang dapat dihimpun dan disalurkan, dan kinerja yang baik dalam pelayanan nasabah.

Sebagai saran, perlunya mensosialkan keberadaan produk kredit sapi kereman di P D BPR BKK TULUNG kepada nasabah potensil dengan menekankan kepada keunggu lan yang dimiliki oleh P D BPR BKK TULUNG, dan hendaknya PD BPR BKK TULUNG memperluas jaringan atau akses dengan membuka kantor cabang baru di daerah yang sekiranya para pengusaha ternak sapi membutuhkan peran dari PD BPR BKK TULUNG untuk mengembangkan usahanya.

Kata kunci: Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Kredit Sapi Kereman, Peran, Hambatan, Prospek.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persaingan dunia perbankan maupun bisnis di Indonesia mengalam i perubahan yang cukup besar. Hal ini terlihat dengan berdirinya berbagai industri perbankan dan bisnis yang banyak dijumpai di berbagai kota besar hingga pelosok negeri. Kondisi ini secara langsung membawa masing-masing bank untuk berkompetisi secara ketat dipasar domestik maupun internasional dalam peningkatan profesionalitas, kompetensi dan daya saing.

Perbankan merupakan salah satu perekonomian yang memegang peranan penting dalam stabilitas perekonomian di Indonesia. Dalam

perkembangan ekonomi sektor perbankan memberikan kontribusi sebesar 80% dari keseluruhan perkembangan yang terjadi. Sehingga bank dapat disebut sebagai tolak ukur perkembangan perekonomian di suatu negara.

Berdasarkan Undang-undang No 10 Tahun 1998 bank dapat diartikan sebagai berikut :

” Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali pada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk–bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Berdasarkan fungsinya, bank dikategorikan menjadi dua yaitu : Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) (Triandaru, 2008 : 84-86). Bank Umum merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya tidak hanya menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat tetapi juga dapat melakukan Berdasarkan fungsinya, bank dikategorikan menjadi dua yaitu : Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) (Triandaru, 2008 : 84-86). Bank Umum merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya tidak hanya menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat tetapi juga dapat melakukan

BPR dapat diartikan sebagai lembaga mikro yang berfungsi menerima simpanan dalam bentuk tabungan maupun deposito dan memberikan pinjaman (kredit) dalam bentuk hutang (Triandaru, 2008 : 86). Dasar hukum BPR adalah Undang-Undang No 7 Tahun 1992 sebagaimana telah disempurnakan dengan Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dimana didalam undang-undang tersebut telah diatur berbagai aspek yang berkaitan dengan BPR baik perijinan usaha, kemungkinan untuk melakukan perluasan usaha maupun penghentian usaha atau likuidasi. Ketentuan-ketentuan tersebut ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia atau Peraturan Bank Indonesia. Definisi BPR berdasarkan Undang-undang No 10 Tahun 1998 yaitu :

“ Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam bentuk lalu lintas pembayaran. “

Penyaluran kredit bagi masyarakat melalui lembaga perbankan ini sebagai upaya membantu peningkatan produktifitas usaha terutama bagi usaha kecil dan menengah dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat serta membantu pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat. Dengan

peningkatan taraf hidup rakyat. Peningkatan intensitas persaingan dan jumlah pesaing dalam dunia perbankan sekarang ini, menuntut setiap perusahaan perbankan untuk selalu memperhatikan kebutuhan nasabah dan keinginan nasabah serta berusaha memenuhi segala yang menjadi harapan nasabah agar tetap dapat berkompetisi di dunia perbankan sekarang ini. Oleh sebab itu, perusahaan perbankan harus terleb ih dahulu mengetahui produktifitas, profitabilitas serta kualitas jasa yang diberikan kepada nasabahnya, selain itu harus lebih memperhatikan dan selektif dalam keputusan pengambilan kredit yang menjadi produk utamanya.

Kota Klaten termasuk ke dalam tingkat kota berkembang. Kota yang mempunyai penduduk sebanyak kurang lebih 1.127.072 jiwa dengan luas wilayah mencapai 655.56 Km 2 merupakan daerah yang letaknya strategis karena berada diantara 3 kota besar yaitu : Yogyakarta, Surakarta, dan Semarang (Klaten dalam Angka, 2009). Hal in i memudahkan masyarakat Klaten untuk menjalin hubungan bisnis dengan masyarakat dunia. Berdasarkan rekapitulasi produk unggulan yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Penanaman Modal Kabupaten Klaten Tahun 2009 terdapat produk yang menjadi unggulan Kabupaten Klaten. Produk / komoditas andalan yang diajukan menjadi produk unggulan Kabupaten klaten antara lain Industri Pengecoran Logam, Industri Pande Besi, Industri Meubel/Furniture, Industri Tembakau, Industri Konveksi/ Pakaian jadi/ Lurik Alat Tenun Bukan Mesin, Industri Genteng/ Keramik.Dari keenam sektor ini,

Jadi dengan nilai produksi mencapai Rp. 361.800.000.000,- dengan diikuti Industri Pengecoran Logam dengan nilai industri mencapai Rp. 327.180.000.000,-dan untuk Industri Genteng/ Keramik nilai produksinya mencapai Rp. 61.140.000.000,- sedangkan rata-rata industri pengolahan lainnya hanya mencapai dibawah Rp.17.000.000.000,-.

Selain memiliki masyarakat yang bergelut dengan dunia industri menengah dan besar, masih banyak masyarakatnya yang hidup dengan perputaran dunia ekonomi kecil dan mikro. Didalamnya terdapat pula masyarakatnya yang bermata pencaharian sebagai petani dan peternak sehingga jika akan memajukan perekonomian kota Klaten, maka tidak boleh melupakan sektor pertanian dan peternakan. Oleh sebab itu, pihak perbankan harus memikirkan perkembangan dan kesejahteraan para pelaku usaha dalam bidang tersebut dengan cara membuat produk perbankan yang tepat untuk para petani dan peternak yang dapat membuat usahanya lebih maju sehingga kesejahteraan masyarakat pada umumnya akan meningkat.

Selaras dengan hal tersebut BPR BKK TULUNG yang merupakan salah satu lembaga keuangan mikro di Klaten sektor perbankan menciptakan produk-produk perbankan yaitu : Tabungan Masyarakat Desa, Tabungan Wajib dan Deposito Berjangka. Untuk sektor kredit BPR BKK TULUNG menciptakan produk sebagai berikut yaitu : Kredit umum modal kerja, Kredit khusus pegawai dengan sistem potong gaji, kredit khusus pertanian dengan sistem musiman, Kredit sapi kereman, dan Kredit Insidentil. Dengan Selaras dengan hal tersebut BPR BKK TULUNG yang merupakan salah satu lembaga keuangan mikro di Klaten sektor perbankan menciptakan produk-produk perbankan yaitu : Tabungan Masyarakat Desa, Tabungan Wajib dan Deposito Berjangka. Untuk sektor kredit BPR BKK TULUNG menciptakan produk sebagai berikut yaitu : Kredit umum modal kerja, Kredit khusus pegawai dengan sistem potong gaji, kredit khusus pertanian dengan sistem musiman, Kredit sapi kereman, dan Kredit Insidentil. Dengan

Sebagaimana telah diatur di dalam Undang-Undang No 10 Tahun 1998, tugas bank adalah tidak semata-mata mencari keuntungan namun bank harus ikut andil dalam peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup rakyat maka bank dalam hal ini PD.BPR BKK TULUNG KLATEN harus menciptakan produk yang tepat dan memikirkan pula cara memasarkan produk tersebut agar terinformasikan kepada konsumen yang diharapkan.

Kredit Sapi Kereman adalah salah satu bentuk kepedulian BPR BKK TULUNG kepada masyarakat khususnya peternak sapi yang diwujudkan dalam bentuk produk pinjaman untuk memberikan solusi permasalahan keuangan(kredit) bagi para peternak sapi dan masyarakat sekitar. Namun jika produk yang diciptakan tidak sampai kepada sasaran maka tetap tidak akan mencapai kesuksesan oleh karena itu menciptakan produk yang tepat saja tidaklah cukup, tetapi harus didukung dengan pemasaran produk tersebut. Produk Sapi Kereman ini merupakan produk original dan unggulan bagi BPR BKK TULUNG. Sistem pembayaran untuk produk ini adalah musiman yaitu setiap 6 bulan sekali sehingga dianggap ringan bagi para petani dan peternak yang mempunyai penghasilan yang tidak tetap. Produk inipun pernah di imitasi oleh bank lain namun karena pengelolaan yang kurang tepat hasilnyapun tidak sebesar yang diperoleh oleh BPR BKK TULUNG yang telah sukses memasarkan dan mengelola produk Sapi Kereman tersebut.

mengetahui dan mempelajari tentang strategi pemasaran produk yang dilakukan oleh PD. BPR BKK TULUNG KLATEN sehingga mengangkatnya menjadi pokok permasalahan dalam penelitiannya yang berjudul ”STRATEGI PEMASARAN PRODUK KREDIT SAPI KEREMAN

PADA PD. BPR BKK TULUNG KLATEN”

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi penulis secara cermat dan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip suatu penelitian yang ilmiah. Dengan perumusan masalah diharapkan dapat mengetahui obyek-obyek yang diteliti, serta bertujuan agar penulisan dan ruang lingkup penelitian uraiannya terbatas dan terarah pada hal-hal yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi pemasaran produk ”sapi kereman” yang digunakan oleh PD. BPR BKK TULUNG KLATEN ?

2. Bagaimana realisasi kredit sapi kereman pada PD. BPR BKK TULUNG KLATEN tahun 2009.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang dikehendaki. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk “sapi kereman” yang digunakan oleh PD. BPR BKK TULUNG KLATEN

2. Untuk mengetahui realisasi produk kredit sapi kereman yang dipasarkan oleh PD. BPR BKK TULUNG KLATEN

D. Manfaat Penelitian

Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini juga mempunyai manfaat penelitian. Dalam penelitian ini mempunyai manfaat penelitian sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan Memberikan masukan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas perbankan yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi kinerja perbankan untuk pengembangan usaha perbankan.

2. Bagi mahasiswa dan pembaca lainnya Merupakan tambahan referensi bacaan dan informasi khususnya bagi mahasiswa jurusan Keuangan dan Perbankan yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama.

Merupakan referensi bacaan sehingga dapat menambah pengetahuan tentang dunia perbankan.

E. Metode Penelitian

Suatu penelitian pada dasarnya adalah bagian mencari, mendapatkan data untuk selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Supaya proses tersebut dapat berjalan lancar serta hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka diperlukan metode penelitian. Metode penelitian mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu penelitian. Metode ini terdiri dari :

1. Ruang Lingkup Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah studi

kasus, karena mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada satu masalah.

Dalam hal ini obyek yang digunakan oleh penulis adalah PD. BPR BKK TULUNG KLATEN yang beralamat di Majegan No. 03 Tulung Kab. Klaten Jawa Tengah.

2. Jenis dan Alat Pengumpul Data

a. Jenis data

Data primer Yaitu data diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada bagian Data primer Yaitu data diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada bagian

Sejarah perusahaan.

b) Stuktur organisasi

Data sekunder Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Data ini penulis peroleh dari buku maupun bacaan lain.

b. Metode pengumpulan data

Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung atau tidak langsung yang dilaksanakan dengan tatap muka dengan pihak PD. BPR BKK TULUNG KLATEN pertanyaan tersebut antara lain : a)

Strategi pemasaran produk sapi kereman.

b) Proses pemasaran produk sapi kereman. c)

Realisasi pemasaran produk sapi kereman.

Studi pustaka Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku/ referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Dalam penelitian ini, penulis melihat langsung mengenai kegiatan yang dilakukan PD. BPR BKK TULUNG KLATEN dalam memasarkan produk sapi kereman.

3. Sumber Data

a. Sumber data primer

Yaitu data diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada bagian pemasaran dan karyawan PD. BPR BKK TULUNG KLATEN yaitu pada bagian marketing, kepala bagian pemasaran dan karyawan PD. BPR BKK TULUNG KLATEN lainnya .

b. Sumber data sekunder

Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Data ini penulis peroleh dari buku maupun sumber bacaan lain yaitu Bank dan Lembaga Keuangan lain, Azas-azas Marketing, dan Memahami Bank Perkreditan Rakyat.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani sebagai kata benda dan kata kerja. Strategi sebagai kata benda dalam bahasa Yunani yaitu strategos (stratos = militer; dan ago = memimpin ), artinya seni atau ilmu untuk seorang pemimpin militer/jenderal sedangkan sebagai kata kerja yaitu stratego yang artinya merencanakan (to plan). Secara umum strategi adalah suatu garis – garis besar haluan yang bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Djamarah dan Aswan, 2006). Ada beberapa pengertian strategi dari para tokoh yaitu :

1. Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut (Fandy Tjiptono, 1997)

2. Strategi dapat dirumuskan sebagai suatu tindakan penyesuaian untuk mengadakan reaksi terhadap situasi lingkungan tertentu ( baru dan khas ) yang dapat dianggap penting, dimana tindakan pentesuaian tersebut dilakukan secara sadar berdasarkan pertimbangan yang wajar (Afif, 1996).

3. Pengertian strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, 1989, 9) 3. Pengertian strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, 1989, 9)

B. Pengertian Pemasaran ( Marketing )

Pemasaran merupakan kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam upaya mempertahankan kelangsungan usahanya, untuk memperoleh keuntungan sekaligus untuk mengembangkan usahanya. Ada beberapa pendapat para tokoh tentang definisi pemasaran, yaitu :

1. Pemasaran (Marketing) adalah sistem keseluruhan dan kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli potensial ( Stanton dalam Swastha dan Sukotjo, 1993 ).

2. Suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai disebut dengan pemasaran (Kotler : 1997, 17).

3. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (1997, 13)

Jadi, pemasaran merupakan suatu sistem dari kegiatan – kegiatan bisnis yang saling berhubungan, yang ditujukan untuk merencanakan, Jadi, pemasaran merupakan suatu sistem dari kegiatan – kegiatan bisnis yang saling berhubungan, yang ditujukan untuk merencanakan,

C. Strategi Pemasaran

Para tokoh mendefinisikian strategi pemasaran sebagai berikut :

1. Strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah di bidang pemasaran, untuk memperoleh suatu hasil yang optimal (Asri, 1986).

2. Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran – sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari perusahaan, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran, (Kotler, 1999)

Jadi strategi pemasaran merupakan suatu rencana yang digunakan perusahaan untuk memasarkan produknya kepada konsumen. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan strategi pemasaran oleh manajer pemasaran diantaranya yaitu :

a. Market Segmentation (Segmentasi pasar) Proses pengelompokan pelanggan/konsumen ke dalam kelompok dengan kebutuhan, karakteristik dan perilaku yang berbeda. Dalam hal ini, perusahaan hanya memilih konsumen tertentu dalam memasarkan jenis- jenis produknya.

b. Identifikasi keinginan konsumen Hal ini berarti, agar proses pemasaran berjalan dengan baik, maka perusahan harus mengetahui keinginan terhadap barang dan jasa.

adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran. Pengelolaan marketing mix ini, dapat mempengaruhi kelangsungan usaha perusahaan karena marketing mix terkandung empat variabel penting yaitu produk, harga, distribusi dan promosi Keempat bauran pemasaran tesebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut :

1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dillihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi.

2. Price (harga) yaitu sejumlah uang yang konsumen keluarkan untuk membeli produk atau mengganti hal m ilik produk.

3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran.

4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran.

D. Pengertian Bank dan Strategi Pemasaran Bank

1. Pengertian Bank Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak – pihak yang berlebihan 1. Pengertian Bank Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak – pihak yang berlebihan

Pengertian bank menurut Undang–Undang RI No 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dan disempurnakan dengan Undang – Undang RI No 10 Tahun 1998 tentang perbankan yaitu : ” Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali pada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Selain menurut Undang-undang ada beberapa pendapat mengenai pengertian bank, menurut Dendawijaya (2000:25) yang dimaksud bank

adalah “Suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa,

seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan dan lain-lain.”

Menurut IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002:31) : “Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai

lembaga perantara keuangan, yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana pada waktu yang ditentukan.”

Berdasarkan pengertian diatas usaha perbankan tidak semata-mata terarah pada pencarian keuntungan tetapi lebih kepada peningkatakan taraf hidup rakyat banyak.

Bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan kepada masyarakat secara lengkap. Fungsi bank dikemukakan oleh Sutojo (1997:1), adalah sebagai berikut :

1. Bank sebagai penghimpun dana

Pada fungsi ini, bank mengumpulkan dana dari masyarakat hingga mencapai suatu jumlah yang cukup berarti. Bentuk

pengumpulan dana dari masyarakat oleh bank beraneka ragam, di antaranya adalah simpanan giro, giro berbunga, tabungan, deposito, maupun pinjaman antar bank.

2. Bank sebagai pemberi kredit

Dengan pemberian kredit, bank memberikan sumbangan yang penting terhadap perputaran roda ekonomi bangsa. Kredit perbankan membantu tersedianya dana untuk membiayai kegiatan produksi nasional.

3. Bank menunjang mekanisme pembayaran

Dengan menyediakan jasa pembayaran giral yaitu pembayaran dengan cek, giro, transfer uang, dan kartu kredit bank telah membantu kelancaran mekanisme pembayaran dalam masyarakat.

Dari pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa inti dari fungsi bank adalah bank sebagai lembaga intermediasi yaitu lembaga Dari pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa inti dari fungsi bank adalah bank sebagai lembaga intermediasi yaitu lembaga

Berdasarkan fungsi-fungsi bank di atas, kiranya perlu untuk menjelaskan jenis-jenis dari bank itu sendiri. Menurut Dendawijaya (2000:26) jenis bank bermacam-macam tergantung pada cara penggolongannya yaitu berdasarkan hal-hal sebagai berikut :

1. Jenis bank berdasarkan undang-undang Berdasarkan Pasal 5 UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank, yaitu :

a. Bank Umum Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

a. Bank milik negara (Badan Usaha Milik Negara atau BUMN) Merupakan bank yang akte pendirian dan modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah. Contoh : Bank Negara Indonesia 1946 ( BNI46 ), Bank Rakyat

Indonesia ( BRI ), Bank Mandiri.

b. Bank milik pemerintah (Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD) Bank umum yang secara mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah. Contoh : Bank DKI, Bank Jateng.

c. Bank milik swasta nasional Bank yang berbadan hukum Indonesia, yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh warga negara Indonesia dan atau berbadan hukum Indonesia.

Contoh : LIPPO Bank, Bank Central Asia ( BCA ), Bank

DANAMON.

d. Bank milik asing (cabang atau perwakilan) Merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik m ilik swasta asing maupun pemerintah asing. Contoh : Bank Of America, Bank Of Tokyo, Hongkong Bank.

Bank yang sumber modalnya berasal dari koperasi atau kumpulan koperasi Contoh : Bank BUKOPIN

3. Jenis bank berdasarkan penekanan kegiatannya

a. Bank retail Bank yang mengkhususkan usahanya pada produk jasa bank yang ditakarkan, baik kepada perseorangan maupun badan usaha berskala kecil.

b. Bank korporasi Pelayanan perbankan kepada perusahaan besar dan unit usaha bukan eceran yang mempunyai struktur keuangan yang kuat.

c. Bank komersial Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang tujuannya mencari keuntungan.

d. Bank pedesaan Bank yang mengarah ke pengkreditan rakyat.

e. Bank pembangunan Bank biasanya mengarah ke pembangunan pemerintah daerah.

f. Dan lain-lain.

4. Jenis bank berdasarkan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha

Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

b. Bank berdasarkan prinsip syariah. Lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta perderan uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.

Dari pendapat di atas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa bank dapat digolongkan berdasarkan undang-undang, kepemilikannya, penekanan kegiatannya dan berdasarkan pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha

3. Strategi Pemasaran Bank ( Marketing Strategic ) Strategi pemasaran bank adalah seleksi atas sasaran pasar, penentuan posisi bersaing dan pemgembangan marketing mix yang efektif dalam pencapaian target dan pelayanan calon nasabah. Hal lain yang perlu diperhatikan dlam marketing strategic diantaranya yaitu menganalisa kesempatan atau peuang pasar, pemilihan tujuan-tujuan, pengembangan strategi, perumusan rencana dan pelaksanaan kegiatan dan pengawasan.

1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BPR dapat diartikan sebagai lembaga keuangan mikro yang berfungsi menerima simpanan dalam bentuk tabungan maupun deposito dan memberikan pinjaman (kredit) dalam bentuk uang. Dasar hukum BPR adalah Undang-Undang No 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dan disempurnaklan dengan Undang-Undang RI No 10 Tahun 1998 tentang perbankan, dimana didalam undang-undang tersebut telah diatur berbagai aspek yang berkaitan dengan BPR baik perijinan usaha, kemungkinan untuk melakukan perluasan usaha maupun penghentian usaha atau liku idasi. Ketentuan-ketentuan tersebut ditindak lanjuti dengan peraturan pemerintah dan surat keputusan Direksi Bank Indonesia atau Peraturan Bank Indonesia. Definisi BPR berdasarkan Undang-Undang no 10 tahun 1998 yaitu : “ Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usahanya secara konvensional dan atay berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam bentuk lalu lintas pembayaran.”

2. Latar Belakang Munculnya BPR Dalam abad kesembilanbelas telah terjadi proses kemiskinan rakyat Indonesia, terutama didaerah Jawa dan Madura. Hal ini disebabkan karena para penduduk khususnya penduduk pedesaan dibebani pajak-pajak atau pungutan-pungutan yang berat baik berupa uang, hasil bumi maupun bekerja tanpa dibayar. Beban penderitaan rakyat di pedesaan terjadi dalam masa dilaksanakannya Tanam Paksa (Cultur Stelsel)oleh Pemerintah 2. Latar Belakang Munculnya BPR Dalam abad kesembilanbelas telah terjadi proses kemiskinan rakyat Indonesia, terutama didaerah Jawa dan Madura. Hal ini disebabkan karena para penduduk khususnya penduduk pedesaan dibebani pajak-pajak atau pungutan-pungutan yang berat baik berupa uang, hasil bumi maupun bekerja tanpa dibayar. Beban penderitaan rakyat di pedesaan terjadi dalam masa dilaksanakannya Tanam Paksa (Cultur Stelsel)oleh Pemerintah

Timbulnya “politik Ethis” pada akhir abad kesembilanbelas di negeri Belanda, menyebabkan Parlemen Negeri Belanda mendesak agar masyarakat Indonesia terutama didaerah pedesaan diberikan bantuan kredit. Dari hal tersebut maka timbullah gagasan-gagasan dari orang-orang Belanda untuk membantu penduduk Indonesia khususnya yang bermukim di pedesaan. Usaha in i dimaksudkan untuk mencegah kemerosotan kesejahteraan para petani dan penduduk di daerah pedesaan. Namun pada kenyataannya hal ini malah semakin memberatkan para penduduk pedesaan karena terjadinya praktek-praktek woeker yaitu p injaman uang dengan suku bunga yang sangat tinggi dan persyaratan yang sangat berat

Berawal dari keinginan untuk membantu para petani, pegawai, dan buruh agar dapat melepaskan diri dari jerat para pelepas uang ( rentenir ) yang memberikan kredit dengan bunga yang sangat tinggi, maka lembaga perkreditan rakyat mulai didirikan. Dimulai dari pembentukan Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani dan Bank Dagan Desa pada abad ke-19. Lalu setelah perang kemerdekaan, pemerintah mendirikan bank di lingkungan pasar yang sangat dikenal dengan bank-bank pasar. Bank-bank pasar didirikan bertujuan untuk memberikan pelayanan jasa keuangan kepada Berawal dari keinginan untuk membantu para petani, pegawai, dan buruh agar dapat melepaskan diri dari jerat para pelepas uang ( rentenir ) yang memberikan kredit dengan bunga yang sangat tinggi, maka lembaga perkreditan rakyat mulai didirikan. Dimulai dari pembentukan Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani dan Bank Dagan Desa pada abad ke-19. Lalu setelah perang kemerdekaan, pemerintah mendirikan bank di lingkungan pasar yang sangat dikenal dengan bank-bank pasar. Bank-bank pasar didirikan bertujuan untuk memberikan pelayanan jasa keuangan kepada

3. Fungsi BPR Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada pengusaha mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat menggunakan prinsip 3T yaitu : Tepat waktu, Tepat jumlah, Tepat sasaran. Karena proses kreditnya yang relatif cepat, maka persyaratannya leb ih sederhana dan sangat mengerti kebutuhan nasabah.

4. Asas BPR Dalam melaksanakan usahanya BPR berasaskan demokrasi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 sebagai pendukung dan 3 ciri yang harus dihindari yaitu free figt liberalism, etatisme, dan monopoli.

5. Tujuan BPR Menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, penumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kea arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

6. Sasaran BPR Melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagan, pengusaha kecil, pegawai dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan, 6. Sasaran BPR Melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagan, pengusaha kecil, pegawai dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan,

7. Kegiatan BPR Sesuai ketentuan yang berlaku, BPR diperkenankan untuk melakukan usaha dalam bentuk :

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yaitu deposito berjangka, tabungan dan dalam bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

b. Menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman ( kredit )

c. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan simpanan pada bank-bank lain dalam bentuk deposito, tabungan dan sertifikat deposito bank umum

8. Usaha yang Tidak Boleh Dilakukan BPR Ada beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan bank umum tetapi tidak boleh dilakukan BPR. Usaha yang tidak boleh dilakukan BPR adalah :

a. Menerima simpanan berupa giro

b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing

c. Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan concern terhadap layanan kebutuhan masyarakat menengah ke bawah.

d. Melakukan usaha perasuransian.

e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam usaha BPR

Dalam mengalokasikan kredit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh BPR, yaitu :

a. Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian.

b. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakkukan oleh BPR kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan BPR tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 30 % dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.

c. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan BI mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan BPR kepada pemegang saham (dan keluarga), yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tesebut tidak melebihi 10% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.

Bentuk hukum BPR dapat berupa Perusahaan Daerah (badan Usaha Milik Daerah), Koperasi Perseroan Terbatas (berupa saham atas nama), dan bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

11. Kepemilikan BPR

a. BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh Warga Negara Indonesia, badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya Warga Negara Indonesia, pemerintah daerah, atau dapat dimiliki bersama yang seluruh pemiliknya WNI dan pemerintah daerah.

b. BPR yang berbentuk hukum koperasi, kepemilikannya diatur berdasarkan ketentuan dalam undang-undang tentang perkoperasian yang berlaku.

c. BPR yang berbentuk hukum perseroan terbatas, sahamnya hanya

dapat diterbitkan dalam bentuk saham atas nama.

d. Perubahan kepemilikan BPR wajib dilaporakan kepada Bank

Indonesia.

e. Merger dan konsolidasi antara BPR, serta akuisisi BPR wajib mendapat izin Menteri Keuangan sebelumnya setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia. Ketentuan mengenai merger, konsolidasi, dan aku isisi ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Fungsi Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas bank pada umumnya. Pengawasan Bank Indonesia terhadap BPR meliputi :

a. Pemberian bantuan dan layanan perbankan kepada lapisan masyarakat yang rendah yang tidak terjangkau bantuan dan layanan bank umum, yaitu dengan memberikan pinjaman kepada pedagang/pengusaha kecil di desa dan di pasar agar tidak terjerat rentenir dan menghimpun dana mayarakat.

b. Membantu pemerintah dalam ikut mendidik masyarakat guna memahami pola nasional dengan adanya akselerasi pembangunan.

c. Penciptaan pemerataan kesempatan berusaha bagi masyarakat. Dalam melakukan pengawasan akan terjadi beberapa kesalahan, yaitu :

a. organisasi dan sistem manajemen, termasuk di dalamnya perencanaan

yang ditetapkan.

b. kekurangan tenaga trampil dan profesional.

c. mengalami kesulitan likuiditas.

d. belum melaksanakan fungsi BPR sebagaimana mestinya (sesuai UU).

13. Pengaturan dan Pembagian Tugas BPR

a. BPR yang terdapat di daerah pedesaan sebagai pengganti Bank Desa,

kedudukannya ditingkatkan

ke

kecamatan dan diadakan penggabungan Bank Desa yang ada dan kegiatannya diarahkan kepada layanan kebutuhan kredit kecil untuk pengusaha, pengrajin, pedagang kecil, atau kepada mereka yang tinggal dan berusaha di desa tersebut kecamatan dan diadakan penggabungan Bank Desa yang ada dan kegiatannya diarahkan kepada layanan kebutuhan kredit kecil untuk pengusaha, pengrajin, pedagang kecil, atau kepada mereka yang tinggal dan berusaha di desa tersebut

b. BPR yang terdapat di daerah perkotaan adalah Bank Pasar, Bank Pegawai, atau bank yang sejenis yang melayani kebutuhan kredit pengusaha dan pedagang kecil di pasar dan di kampung. Sumber pembiayaan kredit ini adalah berasal dari dana masyarakat yang dihimpun dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

F. Pengertian Kredit

1. Kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu “credere” atau “credo” yang berarti kepercayaan (trust atau faith). Oleh karena itu dasar dari kegiatan pemberian kredit dari yang memberikan kredit kepada yang menerima kredit adalah kepercayaan.

Adapun pengertian kredit menurut UU Perbankan No.7 Tahun 1992 : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara suatu perusahaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah uang, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.” Adapun pengertian kredit menurut UU Perbankan No.7 Tahun 1992 : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara suatu perusahaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah uang, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.”

Berdasarkan pada pengertian-pengertian diatas dapat diketahui bahwa transaksi kredit timbul sebagai akibat suatu pihak meminjam kepada pihak lain, baik itu berupa uang, barang dan sebagainya yang dapat menimbulkan tagihan bagi kreditur. Hal lain yang dapat menimbulkan transaksi kredit yaitu berupa kegiatan jual beli dimana pembayarannya akan ditangguhkan dalam suatu jangka waktu tertentu baik sebagian maupun seluruhnya. Kegiatan transaksi kredit tersebut diatas akan mendatangkan piutang atau tagihan bagi kreditur serta mendatangkan kewajiban untuk membayar bagi debitur.

2. Unsur-unsur kredit

Unsur-unsur yang terdapat pada transaksi kredit menurut Thomas Suyatno, dkk. (1991;12) antara lain :

a. Kepercayaan

Keyakinan si kreditur kepada si debitur, bahwa si debitur akan mengembalikan prestasi, baik itu berupa barang, jasa atau pun uang dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Si debitur hendaknya dapat menjaga kepercayaan yang telah di berikan oleh kreditur dengan dapat memenuhi kewajibannya.

Suatu masa atau waktu yang akan memisahkan antar pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima dimasa yang akan datang. Dengan kata lain berupa jangka waktu pengembaliann kredit, dari mulai penyerahan prestasi dari kreditur sampai dengan kembalinya prestasi tersebut kepada kreditur.

c. Degree of Risk Tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka

waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi dimasa yang akan datang.

d. Prestasi

Prestasi yang diberikan dalam melakukan kegiatan kredit, bisa berupa barang, uang atau pun jasa serta segala sesuatu yang dapat mengakibatkan timbulnya transaksi kredit dan mendatangkan piutang atau tagihan bagi kreditur.

3. Fungsi kredit

Adapun fungsi transaksi kredit dalam kehidupan perekonomian menurut Muchdarsyah Sinungan (1991;5) adalah sebagai berikut:

a. Kredit dapat meningkatkan utilitas (kegunaan) dari uang.

Keberadaan uang atau modal yang disimpan oleh para pemilik uang atau modal pada suatu lembaga keuangan (bank) atau sejenisnya, akan disalurkan oleh lembaga keuangan tersebut kepada sektor-sektor usaha Keberadaan uang atau modal yang disimpan oleh para pemilik uang atau modal pada suatu lembaga keuangan (bank) atau sejenisnya, akan disalurkan oleh lembaga keuangan tersebut kepada sektor-sektor usaha

b. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

Melalui kredit, peredaran uang kartal maupun uang giral akan lebih berkembang karena kredit menciptakan mobilitas usaha sehingga

penggunaan uang akan bertambah, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.

c. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha.

Dengan adanya kredit, pihak peminjam atau yang diberi kredit akan bekerja semaksimal mungkin agar dari usaha yang dijalaninya dihasilkan keuntungan yang besar sehingga dapat melunasi kredit tersebut.

d. Kredit sebagai salah satu alat pengendali stabilitas moneter.

Kebijakan kredit bisa digunakan untuk menekan laju inflasi, yaitu dengan menyalurkan kredit hanya pada sektor-sektor usaha yang produktif dan