1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Interaktif dengan Memanfaatkan Adobe Flash Creative Suite 6 pada Kelas 4 Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan diskrit. Untuk mengusai
dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika
yang kuat sejak dini (BSNP, 2006). Matematika merupakan ilmu dasar sebagai
sarana berpikir yang harus dimiliki oleh siswa untuk menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
diharapkan dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan
kurikulum dan pola pikir siswa sehingga siswa dapat mudah menyelesaikan
masalah matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari (Wahyudi dan
Kriswandani, 2013). Oleh karena itu, sejak dini peserta didik harus dibekali
dengan pembelajaran matematika yang baik, sehingga peserta didik akan
memahami matematika tidak hanya sebatas pelajaran untuk menghitung saja
tetapi memahami matematika sebagai pelajaran yang akan menunjang
kehidupannya.
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa
memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (Muhsetyo,
2007). Di dalam pembelajaran dapat melibatkan 2 pihak yaitu peserta didik dan
guru sebagai fasilitator. Pembelajaran matematika pada tingkat Sekolah Dasar
memegang peranan penting, karena Sekolah Dasar merupakan tahap peletakan
pengetahuan untuk berproses pada jenjang pendidikan selanjutnya maupun pada
proses kehidupannya. Pembelajaran matematika harus dirancang sedemikian rupa
agar pembelajaran dapat berlangsung menarik dan tidak membuat peserta didik
merasa tertekan dan bosan.
1
2
Pembelajaran
matematika
di
tingkat
sekolah
dasar
harus
dapat
mengembangkan kompetensi peserta didik, oleh karena itu guru tidak boleh
melakukan pembelajaran matematika dengan asal-asalan, melainkan melakukan
pembelajaran dengan efektif dan efisien. Selain itu pembelajaran matematika
harus dilakukan dengan semenarik mungkin karena pada tahap Sekolah Dasar
peserta didik belum mampu apabila dituntut untuk selalu fokus di dalam
pembelajaran yang dilakukan, selain itu agar stimulus-stimulus yang diberikan
dapat direspon baik oleh peserta didik sehingga tujuan dari pembelajaran dapat
tercapai. Jika peserta didik menerima materi matematika dengan baik dan
menyenangkan maka peserta didik tidak akan merasa tertekan dalam belajar
matematika, tetapi akan senang dalam belajar matematika sehingga matematika
akan menjadi pelajaran yang disukai oleh peserta didik , bukan menjadi pelajaran
yang menakutkan lagi. Jika peserta didik sudah tertarik dengan pembelajaran
matematika, maka mereka akan menunggu pembelajaran matematika selanjutnya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Pelem,
guru sudah melakukan berbagai upaya agar pembelajaran matematika dapat
menarik minat peserta didik. Guru menggunakan metode pembelajaran yang
membuat peserta didik lebih aktif di dalam pembelajaran, seperti metode
eksperimen. Peserta didik sudah mulai aktif dalam pembelajaran yang dilakukan,
akan tetapi masih ada beberapa peserta didik yang hanya bergantung pada teman
kelompoknya, jadi peserta didik yang sudah paham akan semakin paham
sementara yang belum paham tidak akan berkembang. Selain menggunakan
metode, guru menggunakan media pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran matematika.
Guru menggunakan komik pembelajaran sebagai media, namun penggunaan
komik dengan gambar yang lebih dominan daripada materi akan berakibat pada
peserta didik yang hanya fokus terhadap gambar dalam komik tersebut. Sebagian
guru membelajarkan matematika dengan menggunakan buku teks atau panduan.
Guru hanya terpaku dengan materi yang ada pada buku teks, guru tidak
mengembangkan materi yang berakibat peserta didik akan membuat kegaduhan
dan mencari kesibukan sendiri karena guru tidak memperhatikan peserta didiknya.
3
Guru juga menggunakan media video pembelajaran dalam pembelajaran
matematika, tetapi tidak semua peserta didik bisa mengikuti video pembelajaran
karena untuk mengikuti alur video pembelajaran peserta didik harus
berkonsentrasi dan fokus pada video tersebut. Mengingat peserta didik usia
sekolah dasar yang belum bisa menjaga konsentrasinya dalam jangka lama, maka
peserta didik akan ramai sendiri. Peserta didik yang ramai dan tidak
memperhatikan video pembelajaran akan tertinggal materi, sementara yang
mengikuti akan paham dengan materi yang ditampilkan. Untuk membuat peserta
didik paham seluruhnya maka video harus diulang, tetapi peserta didik yang
mengikuti video dengan baik dan sudah paham dengan materi akan bosan apabila
video diulang kembali. Apabila dalam pengulangan peserta didik ramai dan tidak
mengikuti video, maka pembelajaran tidak akan efektif. Penggunaan media video
pembelajaran ini tidak meningkatkan aktivitas peserta didik, karena peserta didik
hanya duduk diam untuk melihat video yang ditayangkan.
Pembelajaran matematika di sekolah dasar faktanya masih belum dikatakan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
masih kurang memanfaatkan media pembelajaran khususnya media yang berbasis
interaktif. Kebanyakan dari guru sekolah dasar hanya membelajarkan matematika
dengan cara konvensional, belum memanfaatkan suatu media di dalam
pembelajarannya terutama media yang memanfaatkan teknologi komputer.
Pembelajaran matematika yang dilakukan hanya mengharapkan agar materi yang
ada cepat selesai sesuai dengan berjalannya silabus, tidak mengutamakan pada
baiknya pemahaman peserta didik. Penaksiran perkalian pecahan adalah salah satu
dari materi matematika yang masih sulit untuk dikuasai oleh peserta didik. Peserta
didik dituntut untuk dapat menaksirkan dari bilangan pecahan kemudian
mengalikan kedua pecahan yang telah di taksirkan tersebut. Padahal pada tahap
sekolah dasar peserta didik belum dapat berpikir abstrak.
Penggunaan media pembelajaran menjadi salah satu hal yang penting dan
yang harus ada pada pembelajaran matematika. Menurut Muhamad Ali (2005:12)
penggunaan media pembelajaran dapat menghemat waktu persiapan mengajar,
meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan mengurangi kesalahpahaman
4
peserta didik terhadap penjelasan yang diberikan oleh pendidik. Digunakannya
media dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sebagai alat bantu bagi guru,
tetapi sebagai penyampai informasi atau materi pembelajaran yang tentunya
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Media pembelajaran harus dibuat
sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian peserta didik. Menurut menurut
Rudi Susilana & Cepi Riyana (2007:14) secara umum media mempunyai
kegunaan untuk memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, menimbulkan gairah belajar, interaksi
lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, memungkinkan anak belajar
mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditor dan kinestetiknya,
memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan
persepsi yang sama.
Terdapat banyak media yang dapat digunakan oleh guru dalam proses
pembelajarannya, menurut Rudi Susilana & Cepi Riyana (2007:14) media dapat
dikelompokkan menjadi 7 kelompok. Kelompok pertama adalah media grafis,
bahan cetak, dan gambar diam, kelompok kedua adalah media proyeksi diam,
kelompok ketiga adalah media audio diam, kelompok keempat adalah media
audio visual diam, kelompok kelima adalah film, kelompok keenam adalah
televisi, dan kelompok ketujuh adalah multimedia. Kelompok multimedia
memiliki karakteristik yaitu siswa tidak hanya memperhatikan media atau objek
saja, melainkan juga dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Muhamad Ali (2005:12) menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran
berbantuan komputer mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap daya tarik
siswa untuk mempelajari kompetensi yang diajarkan. Penggunaan multimedia
interaktif berpengaruh terhadap hasil belajar dan motivasi siswa, Homsyer (1970)
dalam Rudi Susilana & Cepi Riyana (2007:126) melakukan penelitian dengan
memberikan dua perlakuan yang berbeda terhadap peserta didik, 1 kelas
melakukan pembelajaran dengan menggunakan komputer atau yang disebut
Computer assissted instruction (CAI) dan yang 1 kelas lainnya melakukan
pembelajaran
tatap
muka
seperti
pada
umumnya.
Hasil
penelitiannya
5
menunjukkan penghematan waktu yang signifikan, peserta didik yang
menggunakan sistem komputer atau Computer assissted instruction dapat
menyelesaikan pelajaran dengan rata-rata 13,75 jam, sedangkan peserta didik
yang melakukan pembelajaran dengan tatap muka biasa memerlukan waktu 24
jam. Lebih dari 560 peserta didik sekolah menengah yang menggunakan program
komputer “Enviro Quest” dan ROD-CD hasil yang ditunjukkan adalah: 93% siswa
menemukan tujuannya setelah mempelajari program tersebut, lebih dari 40%
peserta didik menyatakan menyenangi mempelajari materi Enviromental Career
menggunakan program komputer, 70% menyatakan memperoleh banyak
pengetahuan dan 97% menyatakan menyenangi program komputer tersebut.
Multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika akan mempermudah
peserta didik untuk memahami materi matematika yang bersifat abstrak
mengingat pada usia sekolah dasar peserta didik masih dalam tahap operasional
konkret, di mana peserta didik belum dapat mempelajari sesuatu yang abstrak.
Dengan digunakannya multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika
terutama dalam materi penaksiran perkalian pecahan, peserta didik akan lebih
bersemangat untuk mengikuti pembelajaran matematika.
Media pembelajaran yang berbasis interaktif ini dibuat karena belum adanya
media interaktif khususnya pada materi penaksiran perkalian pecahan kurikulum
2013 (revisi 2016) yaitu pembelajaran matematika berdiri sebagai mata pelajaran
sendiri dan keluar dari pembelajaran tematik. Media yang ada untuk matematika
sebelumnya belum meningkatkan aktivitas peserta didik, jadi pembelajaran masih
didominasi dengan penjelasan guru, peserta didik hanya duduk diam melihat
video yang diputarkan oleh guru, apabila peserta didik tertinggal pada bagian
materi tertentu, maka tidak bisa diulang, karena apabila mengulang video akan
mengganggu peserta didik lain yang seharusnya sudah pada materi selanjutnya.
Video yang sudah ada sebelumnya juga belum menarik peserta didik, karena dari
segi materi videonya terlalu sederhana, hanya berisi beberapa slide dengan
background satu warna dan bertuliskan materi yang berlembar-lembar.
Media khususnya multimedia interaktif dapat dibuat dengan berbagai
program. Langkah-langkah dalam pembuatan multimedia interaktif berbeda-beda
6
tiap program yang digunakan. Ada program yang dengan mudah digunakan oleh
pemula untuk mengembangkan multimedia interaktif, ada juga program yang
lebih kompleks dan sedikit lebih rumit apabila digunakan oleh pemula dalam
mengembangkan multimedia interaktif.
Multimedia interaktif ini dibuat dengan menggunakan adobe flash creative
Suite 6. Adobe flash creative Suite 6 merupakan program yang didesain khusus
oleh Adobe System Incorporated untuk membuat animasi interaktif dan dinamis
yang sangat menarik. Adobe flash creative suite 6 didesain untuk membuat
animasi flash 2 dimensi yang handal dan ringan bagi sistem perangkat komputer
pengguna sehingga flash sering digunakan untuk membuat dan memberikan efek
yang menarik dalam multimedia interaktif. Dalam flash terdapat teknik-teknik
tertentu yang digunakan untuk membuat animasi flash 2 dimensi, fasilitas Action
script, filter, dapat dimasukkan video untuk memperlengkap animasi flash, dan
fitur playback FLV atau dapat memutar video flash pada saat proses editting.
Multimedia interaktif yang dibuat dengan adobe flash creative Suite 6 akan
meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran matematika, karena
multimedia interaktif memberikan pengalaman yang nyata pada peserta didik
untuk mengeksplor materi yang ada pada multimedia interaktif. Materi yang
dikembangkan sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik. Di dalam multimedia
interaktif juga menampilkan gambar yang menarik, suara yang akan
menghilangkan kejenuhan peserta didik, dan video yang akan meningkatkan
pemahaman peserta didik pada materi yang ada. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan
oleh
Frista
Meylinda
(2015:66-74)
dengan
judul
penelitian
“Pengembangan media pembelajaran keterampilan berbicara dengan program
adobe flash untuk siswa kelas V Sd”, dengan digunakannya media interaktif yang
dibuat pada program adobe flash tingkat keaktifan siswa selama proses
pembelajaran diperoleh hasil persentase sebesar 87,5% pada uji coba terbatas dan
95% pada uji coba luas. Hasil respons siswa selama proses pembelajaran
menggunakan media interaktif diperoleh skor dengan persentase 96,67 % pada uji
coba terbatas dan 98,9% pada uji coba luas. Hasil belajar siswa pada uji coba
terbatas dan uji coba luas mendapat rata-rata 100%.
7
Berdasarkan analisis permasalahan yang terjadi
di
lapangan akan
dikembangkan media pembelajaran berupa multimedia interaktif bagi siswa kelas
4 SD dengan judul “Pengembangan Media Interaktif dengan Memanfaatkan
Adobe Flash Creative Suite 6 pada Kelas 4 Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 2 SD
Kristen Satya Wacana Semester 1”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1.
Guru masih kurang memanfaatkan media pembelajaran khususnya media
interaktif dalam pembelajaran di sekolah dasar.
2.
Media pembelajaran yang sudah ada belum meningkatkan aktivitas peserta
didik.
3.
Belum adanya media interaktif matematika berdasarkan kurikulum 2013
(revisi 2016).
4.
Guru yang mengajar sudah menguasai materi, tetapi belum menerapkan
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer.
5.
Cara mengembangkan sebuah multimedia interaktif tidak sama pada setiap
program.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana cara mengembangkan multimedia interaktif matematika materi
penaksiran perkalian pecahan pada siswa kelas 4 SD?
2.
Apakah multimedia interaktif matematika materi penaksiran perkalian
pecahan pada siswa kelas 4 SD valid?
3.
Apakah multimedia interaktif matematika materi penaksiran perkalian
pecahan pada siswa kelas 4 SD efektif?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian menggunakan media pembelajaran “multimedia
interaktif” adalah sebagai berikut:
8
a.
Mengetahui cara mengembangkan multimedia interaktif matematika materi
penaksiran perkalian pecahan pada siswa kelas 4 SD.
b.
Mengetahui kevalidan multimedia interaktif matematika materi penaksiran
perkalian pecahan pada siswa kelas 4 SD.
c.
Mengetahui keefektifan multimedia interaktif matematika materi penaksiran
perkalian pecahan pada siswa kelas 4 SD.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Pengembangan media pembelajaran berupa multimedia interaktif dapat
memberikan beberapa manfaat, yaitu:
a.
Bagi guru
1. Penggunaan multimedia interaktif mempermudah dalam pembelajaran
matematika materi penaksiran perkalian pecahan.
2. Sebagai salah satu pilihan untuk menentukan media pembelajaran yang
akan digunakan.
3. Meningkatkan mutu pembelajaran matematika yang dilakukan.
b.
Bagi siswa
1. Mempermudah dalam memahami materi penaksiran perkalian pecahan.
2. Meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran matematika materi
penaksiran perkalian pecahan.
c.
Bagi kepala sekolah
1. Memberikan pelatihan dalam proses pembelajaran bagi guru.
1.5 Spesifikasi produk
Produk yang dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan ini memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
a. Produk berupa media pembelajaran dalam bentuk multimedia interaktif.
b. Multimedia interaktif dikembangkan dengan menggunakan Adobe Flash
Creative Suite 6.
c. Multimedia interaktif berisi mengenai mata pelajaran matematika dengan
materi penaksiran perkalian pecahan.
9
d. Kompetensi
dasar
yang ingin dicapai
dengan dikembangkannya
multimedia interaktif ini adalah peserta didik dapat mengerti materi
penaksiran perkalian pecahan
e. Multimedia interaktif ini berisi tentang:
1.
Materi penaksiran perkalian pecahan.
2.
Simulasi penaksiran perkalian pecahan..
f. Soal evaluasi mengenai materi penaksiran perkalian pecahan.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan diskrit. Untuk mengusai
dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika
yang kuat sejak dini (BSNP, 2006). Matematika merupakan ilmu dasar sebagai
sarana berpikir yang harus dimiliki oleh siswa untuk menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
diharapkan dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan
kurikulum dan pola pikir siswa sehingga siswa dapat mudah menyelesaikan
masalah matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari (Wahyudi dan
Kriswandani, 2013). Oleh karena itu, sejak dini peserta didik harus dibekali
dengan pembelajaran matematika yang baik, sehingga peserta didik akan
memahami matematika tidak hanya sebatas pelajaran untuk menghitung saja
tetapi memahami matematika sebagai pelajaran yang akan menunjang
kehidupannya.
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa
memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (Muhsetyo,
2007). Di dalam pembelajaran dapat melibatkan 2 pihak yaitu peserta didik dan
guru sebagai fasilitator. Pembelajaran matematika pada tingkat Sekolah Dasar
memegang peranan penting, karena Sekolah Dasar merupakan tahap peletakan
pengetahuan untuk berproses pada jenjang pendidikan selanjutnya maupun pada
proses kehidupannya. Pembelajaran matematika harus dirancang sedemikian rupa
agar pembelajaran dapat berlangsung menarik dan tidak membuat peserta didik
merasa tertekan dan bosan.
1
2
Pembelajaran
matematika
di
tingkat
sekolah
dasar
harus
dapat
mengembangkan kompetensi peserta didik, oleh karena itu guru tidak boleh
melakukan pembelajaran matematika dengan asal-asalan, melainkan melakukan
pembelajaran dengan efektif dan efisien. Selain itu pembelajaran matematika
harus dilakukan dengan semenarik mungkin karena pada tahap Sekolah Dasar
peserta didik belum mampu apabila dituntut untuk selalu fokus di dalam
pembelajaran yang dilakukan, selain itu agar stimulus-stimulus yang diberikan
dapat direspon baik oleh peserta didik sehingga tujuan dari pembelajaran dapat
tercapai. Jika peserta didik menerima materi matematika dengan baik dan
menyenangkan maka peserta didik tidak akan merasa tertekan dalam belajar
matematika, tetapi akan senang dalam belajar matematika sehingga matematika
akan menjadi pelajaran yang disukai oleh peserta didik , bukan menjadi pelajaran
yang menakutkan lagi. Jika peserta didik sudah tertarik dengan pembelajaran
matematika, maka mereka akan menunggu pembelajaran matematika selanjutnya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Pelem,
guru sudah melakukan berbagai upaya agar pembelajaran matematika dapat
menarik minat peserta didik. Guru menggunakan metode pembelajaran yang
membuat peserta didik lebih aktif di dalam pembelajaran, seperti metode
eksperimen. Peserta didik sudah mulai aktif dalam pembelajaran yang dilakukan,
akan tetapi masih ada beberapa peserta didik yang hanya bergantung pada teman
kelompoknya, jadi peserta didik yang sudah paham akan semakin paham
sementara yang belum paham tidak akan berkembang. Selain menggunakan
metode, guru menggunakan media pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran matematika.
Guru menggunakan komik pembelajaran sebagai media, namun penggunaan
komik dengan gambar yang lebih dominan daripada materi akan berakibat pada
peserta didik yang hanya fokus terhadap gambar dalam komik tersebut. Sebagian
guru membelajarkan matematika dengan menggunakan buku teks atau panduan.
Guru hanya terpaku dengan materi yang ada pada buku teks, guru tidak
mengembangkan materi yang berakibat peserta didik akan membuat kegaduhan
dan mencari kesibukan sendiri karena guru tidak memperhatikan peserta didiknya.
3
Guru juga menggunakan media video pembelajaran dalam pembelajaran
matematika, tetapi tidak semua peserta didik bisa mengikuti video pembelajaran
karena untuk mengikuti alur video pembelajaran peserta didik harus
berkonsentrasi dan fokus pada video tersebut. Mengingat peserta didik usia
sekolah dasar yang belum bisa menjaga konsentrasinya dalam jangka lama, maka
peserta didik akan ramai sendiri. Peserta didik yang ramai dan tidak
memperhatikan video pembelajaran akan tertinggal materi, sementara yang
mengikuti akan paham dengan materi yang ditampilkan. Untuk membuat peserta
didik paham seluruhnya maka video harus diulang, tetapi peserta didik yang
mengikuti video dengan baik dan sudah paham dengan materi akan bosan apabila
video diulang kembali. Apabila dalam pengulangan peserta didik ramai dan tidak
mengikuti video, maka pembelajaran tidak akan efektif. Penggunaan media video
pembelajaran ini tidak meningkatkan aktivitas peserta didik, karena peserta didik
hanya duduk diam untuk melihat video yang ditayangkan.
Pembelajaran matematika di sekolah dasar faktanya masih belum dikatakan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
masih kurang memanfaatkan media pembelajaran khususnya media yang berbasis
interaktif. Kebanyakan dari guru sekolah dasar hanya membelajarkan matematika
dengan cara konvensional, belum memanfaatkan suatu media di dalam
pembelajarannya terutama media yang memanfaatkan teknologi komputer.
Pembelajaran matematika yang dilakukan hanya mengharapkan agar materi yang
ada cepat selesai sesuai dengan berjalannya silabus, tidak mengutamakan pada
baiknya pemahaman peserta didik. Penaksiran perkalian pecahan adalah salah satu
dari materi matematika yang masih sulit untuk dikuasai oleh peserta didik. Peserta
didik dituntut untuk dapat menaksirkan dari bilangan pecahan kemudian
mengalikan kedua pecahan yang telah di taksirkan tersebut. Padahal pada tahap
sekolah dasar peserta didik belum dapat berpikir abstrak.
Penggunaan media pembelajaran menjadi salah satu hal yang penting dan
yang harus ada pada pembelajaran matematika. Menurut Muhamad Ali (2005:12)
penggunaan media pembelajaran dapat menghemat waktu persiapan mengajar,
meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan mengurangi kesalahpahaman
4
peserta didik terhadap penjelasan yang diberikan oleh pendidik. Digunakannya
media dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sebagai alat bantu bagi guru,
tetapi sebagai penyampai informasi atau materi pembelajaran yang tentunya
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Media pembelajaran harus dibuat
sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian peserta didik. Menurut menurut
Rudi Susilana & Cepi Riyana (2007:14) secara umum media mempunyai
kegunaan untuk memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, menimbulkan gairah belajar, interaksi
lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, memungkinkan anak belajar
mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditor dan kinestetiknya,
memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan
persepsi yang sama.
Terdapat banyak media yang dapat digunakan oleh guru dalam proses
pembelajarannya, menurut Rudi Susilana & Cepi Riyana (2007:14) media dapat
dikelompokkan menjadi 7 kelompok. Kelompok pertama adalah media grafis,
bahan cetak, dan gambar diam, kelompok kedua adalah media proyeksi diam,
kelompok ketiga adalah media audio diam, kelompok keempat adalah media
audio visual diam, kelompok kelima adalah film, kelompok keenam adalah
televisi, dan kelompok ketujuh adalah multimedia. Kelompok multimedia
memiliki karakteristik yaitu siswa tidak hanya memperhatikan media atau objek
saja, melainkan juga dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Muhamad Ali (2005:12) menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran
berbantuan komputer mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap daya tarik
siswa untuk mempelajari kompetensi yang diajarkan. Penggunaan multimedia
interaktif berpengaruh terhadap hasil belajar dan motivasi siswa, Homsyer (1970)
dalam Rudi Susilana & Cepi Riyana (2007:126) melakukan penelitian dengan
memberikan dua perlakuan yang berbeda terhadap peserta didik, 1 kelas
melakukan pembelajaran dengan menggunakan komputer atau yang disebut
Computer assissted instruction (CAI) dan yang 1 kelas lainnya melakukan
pembelajaran
tatap
muka
seperti
pada
umumnya.
Hasil
penelitiannya
5
menunjukkan penghematan waktu yang signifikan, peserta didik yang
menggunakan sistem komputer atau Computer assissted instruction dapat
menyelesaikan pelajaran dengan rata-rata 13,75 jam, sedangkan peserta didik
yang melakukan pembelajaran dengan tatap muka biasa memerlukan waktu 24
jam. Lebih dari 560 peserta didik sekolah menengah yang menggunakan program
komputer “Enviro Quest” dan ROD-CD hasil yang ditunjukkan adalah: 93% siswa
menemukan tujuannya setelah mempelajari program tersebut, lebih dari 40%
peserta didik menyatakan menyenangi mempelajari materi Enviromental Career
menggunakan program komputer, 70% menyatakan memperoleh banyak
pengetahuan dan 97% menyatakan menyenangi program komputer tersebut.
Multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika akan mempermudah
peserta didik untuk memahami materi matematika yang bersifat abstrak
mengingat pada usia sekolah dasar peserta didik masih dalam tahap operasional
konkret, di mana peserta didik belum dapat mempelajari sesuatu yang abstrak.
Dengan digunakannya multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika
terutama dalam materi penaksiran perkalian pecahan, peserta didik akan lebih
bersemangat untuk mengikuti pembelajaran matematika.
Media pembelajaran yang berbasis interaktif ini dibuat karena belum adanya
media interaktif khususnya pada materi penaksiran perkalian pecahan kurikulum
2013 (revisi 2016) yaitu pembelajaran matematika berdiri sebagai mata pelajaran
sendiri dan keluar dari pembelajaran tematik. Media yang ada untuk matematika
sebelumnya belum meningkatkan aktivitas peserta didik, jadi pembelajaran masih
didominasi dengan penjelasan guru, peserta didik hanya duduk diam melihat
video yang diputarkan oleh guru, apabila peserta didik tertinggal pada bagian
materi tertentu, maka tidak bisa diulang, karena apabila mengulang video akan
mengganggu peserta didik lain yang seharusnya sudah pada materi selanjutnya.
Video yang sudah ada sebelumnya juga belum menarik peserta didik, karena dari
segi materi videonya terlalu sederhana, hanya berisi beberapa slide dengan
background satu warna dan bertuliskan materi yang berlembar-lembar.
Media khususnya multimedia interaktif dapat dibuat dengan berbagai
program. Langkah-langkah dalam pembuatan multimedia interaktif berbeda-beda
6
tiap program yang digunakan. Ada program yang dengan mudah digunakan oleh
pemula untuk mengembangkan multimedia interaktif, ada juga program yang
lebih kompleks dan sedikit lebih rumit apabila digunakan oleh pemula dalam
mengembangkan multimedia interaktif.
Multimedia interaktif ini dibuat dengan menggunakan adobe flash creative
Suite 6. Adobe flash creative Suite 6 merupakan program yang didesain khusus
oleh Adobe System Incorporated untuk membuat animasi interaktif dan dinamis
yang sangat menarik. Adobe flash creative suite 6 didesain untuk membuat
animasi flash 2 dimensi yang handal dan ringan bagi sistem perangkat komputer
pengguna sehingga flash sering digunakan untuk membuat dan memberikan efek
yang menarik dalam multimedia interaktif. Dalam flash terdapat teknik-teknik
tertentu yang digunakan untuk membuat animasi flash 2 dimensi, fasilitas Action
script, filter, dapat dimasukkan video untuk memperlengkap animasi flash, dan
fitur playback FLV atau dapat memutar video flash pada saat proses editting.
Multimedia interaktif yang dibuat dengan adobe flash creative Suite 6 akan
meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran matematika, karena
multimedia interaktif memberikan pengalaman yang nyata pada peserta didik
untuk mengeksplor materi yang ada pada multimedia interaktif. Materi yang
dikembangkan sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik. Di dalam multimedia
interaktif juga menampilkan gambar yang menarik, suara yang akan
menghilangkan kejenuhan peserta didik, dan video yang akan meningkatkan
pemahaman peserta didik pada materi yang ada. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan
oleh
Frista
Meylinda
(2015:66-74)
dengan
judul
penelitian
“Pengembangan media pembelajaran keterampilan berbicara dengan program
adobe flash untuk siswa kelas V Sd”, dengan digunakannya media interaktif yang
dibuat pada program adobe flash tingkat keaktifan siswa selama proses
pembelajaran diperoleh hasil persentase sebesar 87,5% pada uji coba terbatas dan
95% pada uji coba luas. Hasil respons siswa selama proses pembelajaran
menggunakan media interaktif diperoleh skor dengan persentase 96,67 % pada uji
coba terbatas dan 98,9% pada uji coba luas. Hasil belajar siswa pada uji coba
terbatas dan uji coba luas mendapat rata-rata 100%.
7
Berdasarkan analisis permasalahan yang terjadi
di
lapangan akan
dikembangkan media pembelajaran berupa multimedia interaktif bagi siswa kelas
4 SD dengan judul “Pengembangan Media Interaktif dengan Memanfaatkan
Adobe Flash Creative Suite 6 pada Kelas 4 Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 2 SD
Kristen Satya Wacana Semester 1”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1.
Guru masih kurang memanfaatkan media pembelajaran khususnya media
interaktif dalam pembelajaran di sekolah dasar.
2.
Media pembelajaran yang sudah ada belum meningkatkan aktivitas peserta
didik.
3.
Belum adanya media interaktif matematika berdasarkan kurikulum 2013
(revisi 2016).
4.
Guru yang mengajar sudah menguasai materi, tetapi belum menerapkan
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer.
5.
Cara mengembangkan sebuah multimedia interaktif tidak sama pada setiap
program.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana cara mengembangkan multimedia interaktif matematika materi
penaksiran perkalian pecahan pada siswa kelas 4 SD?
2.
Apakah multimedia interaktif matematika materi penaksiran perkalian
pecahan pada siswa kelas 4 SD valid?
3.
Apakah multimedia interaktif matematika materi penaksiran perkalian
pecahan pada siswa kelas 4 SD efektif?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian menggunakan media pembelajaran “multimedia
interaktif” adalah sebagai berikut:
8
a.
Mengetahui cara mengembangkan multimedia interaktif matematika materi
penaksiran perkalian pecahan pada siswa kelas 4 SD.
b.
Mengetahui kevalidan multimedia interaktif matematika materi penaksiran
perkalian pecahan pada siswa kelas 4 SD.
c.
Mengetahui keefektifan multimedia interaktif matematika materi penaksiran
perkalian pecahan pada siswa kelas 4 SD.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Pengembangan media pembelajaran berupa multimedia interaktif dapat
memberikan beberapa manfaat, yaitu:
a.
Bagi guru
1. Penggunaan multimedia interaktif mempermudah dalam pembelajaran
matematika materi penaksiran perkalian pecahan.
2. Sebagai salah satu pilihan untuk menentukan media pembelajaran yang
akan digunakan.
3. Meningkatkan mutu pembelajaran matematika yang dilakukan.
b.
Bagi siswa
1. Mempermudah dalam memahami materi penaksiran perkalian pecahan.
2. Meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran matematika materi
penaksiran perkalian pecahan.
c.
Bagi kepala sekolah
1. Memberikan pelatihan dalam proses pembelajaran bagi guru.
1.5 Spesifikasi produk
Produk yang dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan ini memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
a. Produk berupa media pembelajaran dalam bentuk multimedia interaktif.
b. Multimedia interaktif dikembangkan dengan menggunakan Adobe Flash
Creative Suite 6.
c. Multimedia interaktif berisi mengenai mata pelajaran matematika dengan
materi penaksiran perkalian pecahan.
9
d. Kompetensi
dasar
yang ingin dicapai
dengan dikembangkannya
multimedia interaktif ini adalah peserta didik dapat mengerti materi
penaksiran perkalian pecahan
e. Multimedia interaktif ini berisi tentang:
1.
Materi penaksiran perkalian pecahan.
2.
Simulasi penaksiran perkalian pecahan..
f. Soal evaluasi mengenai materi penaksiran perkalian pecahan.