BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajerial Kepala Sekolah di SD Negeri Gelangan 6 Kota Magelang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
SD
Negeri
Gelangan 6 Magelang yang beralamat di Jalan Dr.
Koesen
Hiroehusodo
Timur
No.
227
Kecamatan
Magelang Tengah Kota Magelang Jawa Tengah, Kode
Pos 56112. Kepala Sekolah SD Negeri Gelangan 6
Magelang saat ini adalah Sukati, S.Pd.
Status Sekolah SD Negeri Gelangan 6 Magelang
adalah negeri. Dengan tahun berdiri 1962. SK terakhir
status sekolah SD Negeri Gelangan 6 Magelang adalah
Terakreditasi
Setingkat
B
(2012).
Sekolah
Dasar
Jasa
(SD)
Pendidikan
ini
dengan
Dasar
lama
pendidikan adalah 6 (enam) tahun. SD Negeri Gelangan
6 Magelang ini memiliki tenaga pengajar dari sebanyak
10 orang dan 1 penjaga sekolah.
SD Negeri Gelangan 6 Magelang yang terletak di
Jalan
Dr.
Koesen
Hiroehusodo
Timur
No.
227
Kecamatan Magelang Tengah ini memiliki visi dan misi
sekolah.
Visi Sekolah SD Negeri Gelangan 6 Magelang adalah
sebagai berikut:
53
“Membentuk peserta didik untuk berperilaku
santun, cerdas berpikir dan gemar beramal.”
Misi Sekolah SD Negeri Gelangan 6 Magelang adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Berusaha membentuk siswa yang peka dan tanggap
terhadap lingkungan budaya yang sopan atau berbudi
pekerti luhur.
Berusaha menciptakan siswa yang peduli terhadap
lingkungan diri serta mampu hidup bersama orang lain.
Berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa.
Meningkatkan profesionalisme guru
Menuntaskan hasil belajar siswa.
4.2. Hasil Penelitian
Evaluasi manajerial Kepala Sekolah di SD Negeri
Gelangan 6 Magelang dilihat dari aspek input, proses
dan output adalah sebagai berikut.
4.2.1. Pelaksanaan
Program
Manajerial
Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Kota Magelang
dilihat dari Aspek Input
Evaluasi manajerial kepala sekolah dalam aspek
input pada dasarnya mempunyai untuk mengaitkan
tujuan, konteks, input, dan proses dengan hasil
program.
Evaluasi
ini
juga
untuk
menentukan
kesesuaian lingkungan dalam membantu pencapaian
tujuan dan objektif program.
Dalam evaluasi input manajerial kepala sekolah
di
SDN
Gelangan
6
Kota
Magelang
ini
yang
bersangkutan melakukan evaluasi kepada kualifikasi
54
kepala sekolah sendiri, kinerja tenaga pengajar atau
guru, dan juga pada sarana dan prasarana yang ada
untuk
kelengkapan
pembelajaran.
Seperti
yang
diutarakan Kepala Sekolah SD Negeri Gelangan 6
Magelang pada saat wawancara yang dilakukan pada
hari Selasa tanggal 7 April 2015 berikut ini:
“Dalam proses evaluasi manajerial kepala
sekolah khususnya pada aspek input saya mencoba
untuk mengevaluasi tentang kualitas manajerial dan
kinerja saya sendiri sebagai pimpinan di SD Negeri
Gelangan 6 Magelang ini. Yang kedua evaluasi pada
guru dalam kegiatan belajar mengajar, evaluasi yang
diberikan pada guru adalah evaluasi secara
langsung melalui pengamatan dan pemantauan
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan
pengajar sehingga saya sebagai kepala sekolah
memperoleh fakta yang berupa dokumentasi dan
catatan-catatan penting tentang kondisi proses
pembelajaran yang dilakukan guru. Yang ketiga
evaluasi pada sarana dan prasarana, apakah sudah
memadai dalam kegiatan belajar mengajar atau
belum.”
“Pada evaluasi manajerial kepala sekolah di
SDN Gelangan 6 Magelang ini saya sebagai kepala
sekolah melakukan evaluasi kualifikasi atau
kualitas diri saya sendiri terlebih dahulu, kemudian
saya akan mengevaluasi para guru dan kemudian
pada sarana dan prasarananya. Evaluasi dalam
aspek input ini saya lakukan dengan saya melihat
Techinikal Skill, Human Skill, Conceptual Skill yang
saya miliki apakah memenuhi standar dari
kualifikasi kepala sekolah atau tidak. Selain itu saya
sebagai kepala sekolah menilai kemampuan atau
kompetensi yang dimiliki guru dan saya sendiri
dalam melakukan pekerjaan. Orientasi penilaian
tersebut saya fokuskan pada karakteristik individu
sebagai objek penilaian dalam hal ini adalah
komitmen saya sebagai kepala sekolah terhadap
55
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Komitmen
tersebut merupakan refleksi dari kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial kepala sekolah.
Begitu juga pada guru.”
“Pada evaluasi manajerial kepala sekolah
aspek input ini saya melakukan rapat yang memiliki
tujuan untuk melihat bagaimana antusias guru dan
cara dan trik-trik atau pemikiran-pemikiran yang
dilakukan guru dalam memberikan pembelajaran
yang berkualitas nantinya kepada peserta didik.
Selain itu saya juga menyelaraskan dengan sarana
dan prasarana pembelajaran yang ada di SDN
Gelangan 6 Magelang ini.”
“Selain
itu
saya
juga
melihat
dari
karakteristik pendidikan atau golongan pendidikan
yang dimiliki baik guru maupun saya sebagai kepala
sekolah. Karena menurut Permendiknas. 2007
tentang kualifikasi pendidikan kepala sekolah dalam
aspek input salah satunya adalah status atau
golongan serta tingkatan pendidikan yang telah
dimiliki olek Kepala Sekolah yaitu memiliki
kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma
empat (D-IV) kependidikan atau nonkependidikan
pada perguruan tinggi yang terakreditasi.”
“Dalam kaitannya sarana prasarana sekolah
dalam aspek input ini saya mencoba untuk menilai
apakah sudah lengkap atau belum.”
Hal senada juga diungkapkan oleh guru SDN
Gelangan 6 Magelang sesuai dengan hasil wawancara
pada hari yang sama Selasa tanggal 7 April 2015
berikut ini:
“Seperti yang diungkapkan kepala sekolah
memang benar dalam aspek input ini kepala sekolah
mengevaluasi skill yang kami miliki. Hal tersebut
dibuktikan dengan diadakannya rapat untuk
menyaring kemampuan-kemampuan kami sebagai
guru dalam memberikan saran serta cara kami
56
dalam melakukan pembelajaran yang bermutu serta
meningkatkan prestasi peserta didik.”
“Selain
itu
kepala
sekolah
juga
mengikutsertakan kami dalam kegiatan workshop
atau pelatihan-pelatihan guru untuk menambah
wawasan kami dalam kaitannya untuk proses
kegiatan belajar mengajar.”
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam kegiatan evaluasi manajerial
kepala sekolah pada aspek input adalah pada awalnya
kepala sekolah melakukan atau melihat kualifikasi
pada status serta golongan dan tingkatan pendidikan
yang dimiliki guru maupun kepala sekolah sendiri,
kemudian kepala sekolah akan mengadakan rapat
untuk membahas tentang pembelajaran yang gunanya
untuk
melihat
bagaimana
aktifnya
para
guru
tentang
metode
dalam
kualitas
dan
seberapa
memberikan
pendapat
pembelajaran
yang
tepat
untuk
meningkatkan prestasi siswa. Kemudian kepala sekolah
juga
akan
mengikutsertakan
para
guru
untuk
mengikuti PLPG dan workshop yang gunanya untuk
meningkatkan wawasan guru dan pengetahuan serta
kinerja guru dalam pembelajaran. Untuk sarana dan
prasarana kepala sekolah mengevaluasi kelengkapan
sarana
dan
prasarana
yang
disesuaikan
dengan
kebutuhan dalam pembelajaran dan bila kiranya ada
sarana dan prasarana yang masih kurang kepala
sekolah akan menindaklanjutinya.
57
4.2.2. Pelaksanaan
Program
Manajerial
Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang dilihat
dari Aspek Proses
Pelaksanaan program manajerial kepala sekolah
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan. Dalam kaitannya dengan evaluasi
pelaksanaan program manajerial kepala sekolah pada
aspek proses dijelaskan oleh kepala sekolah SDN
Gelangan 6 Magelang berdasarkan hasil wawancara
pada hari Kamis tanggal 9 April 2015 berikut ini:
“Pada evaluasi manajerial yang saya lakukan
dalam aspek proses ini untuk pertama kali saya
menilai dalam tahap perencanaan. Pada tahap ini
yang saya lakukan adalah saya menilai serta
mengumpulksn data-data atau dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan kurikulum yang digunakan,
Silabus, RPP, RAPBS, APBS serta dokumendokumen
pendukung
lainnya
yang
sudah
dipersiapkan
oleh
guru
dalam
perencanaan
pembelajaran. Dan jika masih ada kelengkapan
pada tahap perencanaan tersebut kurang lengkap
makan saya akaan menindaklanjutinya dengan cara
menyuruh guru yang bersangkutan untuk membuat
dan menyusun kelengkapan yang kurang tersebut.
Kemudian
dalam
tindaklanjut
pada
tahap
perencanaan ini saya akan memberikan pengertian
kepada
guru
tentang
perencanaan
kualitas
pembelajaran yang baik yang harus dilakukan oleh
guru dan bagaimana guru harus bertindak.”
Senada dengan yang diuraikan kepala sekolah
SDN Gelangan 6 Magelang di atas berikut ini adalah
penjelasan yang diberikan oleh salah satu guru atau
58
tenaga pengajar di SDN Gelangan 6 Magelang dari hasil
wawancara pada hari yang sama Kamis tanggal 9 April
2015 sebagai berikut:
“Pada evaluasi manajerial kepala sekolah
untuk tahap awal kepala sekolah menilai dan
mengevaluasi pada proses perencanaan yang telah
kami buat sebagai pengajar yang kaitannya dengan
bahan ajar yang telah kami persiapkan seperti
penyusunan Silabus, RPP, dan bahan ajar lainnya.”
Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa
pada tahap evaluasi manajerial kepala sekolah dalam
tahap pelaksanaan program pada awalnya adalah
mengenai perencanaan yang dilakukan guru. Bahwa
tahap
perencanaan
ini
kepala
sekolah
membuat
perencanaan pembelajaran dengan para guru dalam
proses pembelajaran yang akan dilakukan nantinya
supaya dapat sesuai dengan kaidah pembelajarean
yang diterapkan di sekolah tersebut atau tidak.
Pada tahap setelah perencanaan adalah tahap
pengorganisasian. Seperti yang dijelaskan oleh kepala
sekolah SDN Gelangan 6 Magelang berikut ini:
“Kedua, tahap pengorganisasian. Pada tahap
ini saya selaku kepala sekolah membagi atau
membuat struktur organisasi kepengurusan yang
mempunyai fungsi untuk membantu para guru
dalam
mencapai
tujuan
pembelajaran
yang
diinginkan yaitu meningkatkan prestasi siswa.”
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu
guru mengajar SDN Gelangan 6 Magelang berikut ini:
59
“Dalam
evaluasi
manajerial
tahap
pengorganisasian ini kepala sekolah kami membagi
atau membuat struktur organisasi kepengurusan
yang mempunyai fungsi untuk membantu para guru
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.”
Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa
pada tahap pengorganisasian pada aspek proses ini
kepala
sekolah
organisasi
membagi
kepengurusan
atau
membuat
yang
mempunyai
struktur
fungsi
untuk membantu para guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif yaitu meningkatkan prestasi
siswa.
Setelah
pengorganisasian
tahap
selanjutnya
adalah tahap pengarahan. Pada tahap ini kepala
sekolah memberikan pengarahan kepada guru untuk
tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru. Berikut
ini dijelaskan oleh kepala sekolah SDN Gelangan 6
Magelang dari hasil wawancara:
“Sesudah
rencana
dibuat,
organisasi
dibentuk dan disusun organisasinya, langkah
berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk
bergerak menuju tujuan yang ditentukan. Saya
memberikan tugas kepada para guru agar
mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Yaitu
yang
berkaitan
dengan
pendidikan
berupa
pemberitahuan apa yang dilakukan bidang studi apa
yang dipegang, pengenalan kurikulum, pengenalan
pada dewan guru pengenalan terhadap siswa dan
masyarakat.”
“Kemudian setelah adanya pengarahan maka
tugas-tugas yang saya arahkan akan dikerjakan
guru. Maka untuk mendapatkan hasil yang
maksimal maka saya selanjutnya melakukan
60
peninjauan yang fungsinya adalah untuk melihat
apakah
perencanaan
yang
telah
disusun
sebelumnya sudah berjalan sesuai dengan yang
diinginkan atau belum.”
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa dalam evaluasi pelaksanaan
program manajerial kepala sekolah pada aspek proses
yaitu dilakukan dengan cara (1) perencanaan, pada
tahap perencanaan adalah bahwa kepala sekolah
membuat perencanaan pembelajaran dengan para guru
dalam
proses
nantinya
pembelajaran
supaya
dapat
yang
sesuai
akan
dilakukan
dengan
kaidah
pembelajaran yang diterapkan di sekolah tersebut atau
tidak, (2) pengorganisasian, kepala sekolah membagi
atau membuat struktur organisasi kepengurusan yang
mempunyai fungsi untuk membantu para guru dalam
mencapai
tujuan
pembelajaran
yang
efektif
yaitu
meningkatkan prestasi siswa. (3) pengarahan, kepala
sekolah
menugaskan
kepada
para
guru
mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
yang
berkaitan
dengan
pendidikan
agar
Tentu
berupa
pemberitahuan apa yang dilakukan, bidang studi apa
yang dipegang, pengenalan kurikulum, pengenalan
pada dewan guru pengenalan terhadap siswa dan
masyarakat. (4) pengawasan, kepala sekolah melihat
apakah perencanaan yang disusun sebelumnya sudah
berjalan sesuai dengan yang diinginkan atau belum,
61
yaitu
dengan
pembinaan
dan
cara
pemantauan,
pengarahan
yang
pengamatan,
dilakukan
oleh
pimpinan lembaga pedidikan.
4.2.3.
Pelaksanaan
Program
Manajerial
Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang dilihat
dari Aspek Output
Pelaksanaan program manajerial kepala sekolah
pada aspek output adalah merupakan hasil akhir dari
pelaksanaan input dan proses.
Seperti yang dijelaskan kepala sekolah SDN
Gelangan 6 Magelang saat wawancara pada hari Kamis
tanggal 9 April 2015 berikut ini:
“Pada tahap akhir ini saya ingin melihat hasil
akhir dari semua pelaksanaam di awal tadi dari
input sampai dengan prosesnya, maka dari itu saya
ingin melihat outputnya. Pada tahap outpun ini
semua upaya yang dilaksanakan sebelumnya dapat
dilihat dari nilai atau prestasi yang diperoleh siswa
dari pembelajaran yang telah diberikan guru.”
Berikut ini adalah uraian yang diberikan salah
satu guru SDN Gelangan 6 Magelang dari hasil
wawancara pada hari Kamis tanggal 9 April 2015
sebagai berikut:
“Dengan adanya evaluasi manajerial kepala
sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang ini ternyata
dalam tahap outputnya berdampak baik bagi para
siswa yaitu adanya peningkatan prestasi dalam
akademik.”
62
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu
siswa SDN Gelangan 6 Magelang hasil wawancara
dihari yang sama berikut ini:
“Sekarang kami merasakan adanya kegiatan
pembelajaran yang efektif, sehingga prestasi belajar
kami meningkat selain itu proses pembelajaranpun
berjalan dengan susunan yang sangat rapi, sehingga
kami sangat senang dalam mempelajari pelajaran
yang diberikan.”
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
pelaksanaan
program
manajerial kepala sekolah pada aspek output ternyata
berdampak baik bagi prestasi siswa di SDN Gelangan 6
Magelang.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Pelaksanaan
Program
Manajerial
Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang dilihat
dari Aspek Input
Pelaksanaan program manajerial kepala sekolah
dalam
aspek
input
adalah
merupakan
program
pelaksanaan kepemimpinan yang dilakukan kepala
sekolah yang berkaitan kualifikasi Kepala Sekolah,
Guru, Sarana Prasarana.
Evaluasi pelaksanaan program manajerial kepala
sekolah pada aspek input adalah meliputi (1) kepala
sekolah melakukan atau melihat kualifikasi pada
status serta golongan dan tingkatan pendidikan yang
63
dimiliki guru maupun kepala sekolah sendiri, (2) kepala
sekolah mengadakan rapat untuk membahas tentang
pembelajaran yang gunanya untuk melihat bagaimana
kualitas dan seberapa aktifnya para guru dalam
memberikan pendapat tentang metode pembelajaran
yang tepat untuk meningkatkan prestasi siswa, (3)
kepala sekolah mengikutsertakan para guru untuk
mengikuti PLPG dan workshop yang gunanya untuk
meningkatkan wawasan guru dan pengetahuan serta
kinerja guru dalam pembelajaran, (4) kepala sekolah
mengevaluasi kelengkapan sarana dan prasarana yang
disesuaikan dengan kebutuhan dalam pembelajaran
dan bila kiranya ada sarana dan prasarana yang masih
kurang kepala sekolah akan menindaklanjutinya.
Penelitian
ini pernah dilakukan oleh
Sopan
Andrianto (2010), yang berjudul Pengaruh Keterampilan
Teknis, Keterampilan Sosial, Keterampilan Konseptual
dan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dasar
Negeri
di
penelitian
Wilayah
kausal
Jakarta
ini
adalah
Pusat.”
untuk
Tujuan
dari
memperoleh
informasi yang berkaitan dengan kemungkinan bahwa
kinerja pelaku dipengaruhi oleh keterampilan teknis,
keterampilan sosial, keterampilan konseptual, dan
manajerial skills. Survey diterapkan dalam penelitian
ini data yang telah dianalisis dengan analisis jalur
setelah semua variabel dimasukkan ke dalam matriks
korelasi. Dalam penelitian ini, para pelaku telah terpilih
64
sebagai Unit analisis dan 114 sampel yang dipilih
randomly. Hasil analisis menemukan bahwa kepala
sekolah Kinerja dipengaruhi langsung oleh kemampuan
manajerial, tetapi dilakukan secara tidak langsung
dengan keterampilan teknis, social keterampilan, dan
skills.
Based
konseptual
temuan
mereka
dapat
disimpulkan bahwa variasi kinerja kepala sekolah
mungkin telah dipengaruhi oleh variasi keterampilan
teknis, keterampilan sosial, keterampilan konseptual,
dan skills.Therefore manajerial, keterampilan teknis,
keterampilan sosial, keterampilan konseptual, dan
keterampilan manajerial harus dimasukkan ke dalam
pertimbangan dalam mengelola kinerja kepala sekolah
'dari Sekolah Dasar Negeri di Jakarta Pusat.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Sopan
Andrianto
penelitian
(2010).
ini
Persamaannya
sama-sama
melihat
adalah
kedua
kinerja
kepala
sekolah. Perbedaannya jika penelitian yang dilakukan
oleh Sopan Andrianto (2010) adalah kinerja kepala
sekolah atau manejerial kepala sekolah dipengaruhi
oleh
keterampilan
keterampilan
teknis,
konseptual,
keterampilan
dan
manajerial
sosial,
skills.
Sedangkan penelitian sekarang adalah untuk melihat
evaluasi manajerial kepala sekolah dilihat dalam aspek
input, proses dan output dengan batasan pada kinerja
guru dan kelulusan siswa.
65
4.3.2. Pelaksanaan
Program
Manajerial
Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang dilihat
dari Aspek Proses
Pelaksanaan program manajerial kepala sekolah
dilihat pada aspek input adalah bahwa dalam tahap ini
kepala sekolah melihat dan menilai manajerial kepala
sekolah dalam bidang proses pelaksaan pendidikan
sesuai dengan kurikulum yang telah diterapkan di
sekolah yang bersangkutan.
Evaluasi pelaksanaan program manajerial kepala
sekolah pada aspek proses yaitu dilakukan dengan cara
(1) perencanaan, pada tahap perencanaan adalah
bahwa
kepala
pembelajaran
sekolah
dengan
membuat
para
perencanaan
guru
dalam
proses
pembelajaran yang akan dilakukan nantinya supaya
dapat
sesuai
diterapkan
di
dengan
sekolah
pengorganisasian,
membuat
kaidah
struktur
pembelajaran
tersebut
kepala
atau
sekolah
organisasi
yang
tidak,
(2)
membagi
atau
kepengurusan
yang
mempunyai fungsi untuk membantu para guru dalam
mencapai
tujuan
pembelajaran
yang
efektif
yaitu
meningkatkan prestasi siswa. (3) pengarahan, kepala
sekolah
menugaskan
kepada
para
guru
agar
mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Yaitu yang
berkaitan dengan pendidikan berupa pemberitahuan
apa yang dilakukan bidang studi apa yang dipegang,
pengenalan kurikulum, pengenalan pada dewan guru
66
pengenalan
terhadap
pengawasan,
kepala
siswa
dan
sekolah
masyarakat.
melihat
(4)
apakah
perencanaan yang disusun sebelumnya sudah berjalan
sesuai dengan yang diinginkan atau belum, yaitu
dengan cara pemantauan, pengamatan, pembinaan dan
pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan lembaga
pedidikan.
Penelitian ini pernah dilakukan oleh I Ketut
Darmada
dkk
(2013),
yang
berjudul
“Kontribusi
Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah, Iklim Kerja dan
Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Se
Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi Kompetensi
Manajerial Kepala Sekolah, iklim kerja dan motivasi
kerja terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Se
Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Penelitian
ini merupakan penelitian Expost Facto. Instrumen
pengumpulan
data
yaitu
menggunakan
kuesioner.
Penentuan responden menggunakan sampel random
sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dari
seluruh anggota populasi menjadi responden penelitian
yakni
berjumlah
40
orang
guru.
Analisis
data
menggunakan Rumus Product Moment dari Pearson,
Korelasi Parsial dan, korelasi ganda. Hasil analisis data
diperoleh beberapa temuan sebagai berikut : Pertama:
terdapat kontribusi yang signifikan antara Kompetensi
Manajerial Kepala Sekolah (X1) terhadap kinerja guru
67
(Y) dengan persamaan garis regresi Y, Kedua: terdapat
kontribusi yang signifikan antara iklim kerja (X2)
terhadap kinerja guru (Y) dengan persamaan garis
regresi Y, Ketiga: terdapat kontribusi yang signifikan
antara motivasi kerja guru (X3) terhadap kinerja guru
(Y) dengan persamaan garis regresi Y, dan Keempat:
terdapat kontribusi yang signifikan antara manajerial
kepala sekolah (X1), iklim kerja (X2), motivasi kerja
guru (X3) terhadap kinerja guru (Y) dengan persamaan
garis regresi Y.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh I Ketut
Darmada dkk (2013). Persamaannya kedua penelitian
ini sama-sama meneliti tentang manajerial kepala
sekolah. Namun perbedaannya jika penelitian srkarang
merupakan
penelitian
kualitatif
tentang
evaluasi
manajerial kepala sekolah dalam input, proses dan
output sedangkan penelitian yang dilakukan oleh I
Ketut Darmada dkk (2013) merupakan penelitian
kuantitatif untuk mengukur kompetensi manajerial
kepala sekolah dilihat dari iklim kerja, motivasi kerja
guru terhadap kinerja guru.
68
4.3.3. Pelaksanaan
Program
Manajerial
Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang dilihat
dari Aspek Output
Evaluasi
pelaksanaan
program
manajereial
kepala sekolah pada aspek output merupakan tahap
akhir dari tindakan kepala sekolah dalam melihat
dampak dari pelaksanaan evaluasi manajerial kepala
sekolah sebelumnya.
Evaluasi pelaksanaan program manajerial kepala
sekolah pada aspek output ternyata berdampak baik
bagi prestasi siswa di SDN Gelangan 6 Magelang.
Penelitian
ini
pernah
dilakukan
oleh
Atep
Yogaswara (2010), yang berjudul “Kontribusi Manajerial
Kepala Sekolah dan Sistem Informasi Kepegawaian
terhadap Kinerja Mengajar Guru.” Penelitian ini secara
fokus
mengkaji
kontribusi
kemampuan
manajerial
kepala sekolah dan sistem informasi kepegawaian
terhadap
kinerja
mengajar
guru
pada
sekolah
menengah pertama negeri. Metode penelitian yang
digunakan
yaitu
deskriptif
analisis.
Pelaksanaan
penelitian dilakukan pada guru sekolah menengah
pertama
negeri
di
Kecamatan
Purwakarta
yaitu
sebanyak 128 guru. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara
kemampuan
manajerial
kepala
sekolah
terhadap
kinerja mengajar guru pada kategori sedang (45,10%)
dan sistem informasi kepegawaian terhadap kinerja
69
mengajar guru pada kategori rendah (61,60%) dan
kemampuan manajerial kepala sekolah dan sistem
informasi kepegawaian secara bersama-sama terhadap
kinerja mengajar guru pada kategori sedang (65,30%).
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Atep
Yogaswara (2010). Persamaannya kedua penelitian ini
sama-sama mengukur kemampuan manajerial kepala
sekolah. Perbedaannya jika penelitian yang dilakukan
oleh Atep Yogaswara (2010) pengukurannya dilakukan
secara
perhitungan
atau
kuantitatif
berdasarkan
kinerja mengajar guru. Sedangkan penelitian sekarang
merupakan evaluasi manajerial kepala sekolah yang
dilakukan secara input, proses dan output dilihat dari
kinerja mengajar guru serta tingkat kelulusan siswa.
70
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
SD
Negeri
Gelangan 6 Magelang yang beralamat di Jalan Dr.
Koesen
Hiroehusodo
Timur
No.
227
Kecamatan
Magelang Tengah Kota Magelang Jawa Tengah, Kode
Pos 56112. Kepala Sekolah SD Negeri Gelangan 6
Magelang saat ini adalah Sukati, S.Pd.
Status Sekolah SD Negeri Gelangan 6 Magelang
adalah negeri. Dengan tahun berdiri 1962. SK terakhir
status sekolah SD Negeri Gelangan 6 Magelang adalah
Terakreditasi
Setingkat
B
(2012).
Sekolah
Dasar
Jasa
(SD)
Pendidikan
ini
dengan
Dasar
lama
pendidikan adalah 6 (enam) tahun. SD Negeri Gelangan
6 Magelang ini memiliki tenaga pengajar dari sebanyak
10 orang dan 1 penjaga sekolah.
SD Negeri Gelangan 6 Magelang yang terletak di
Jalan
Dr.
Koesen
Hiroehusodo
Timur
No.
227
Kecamatan Magelang Tengah ini memiliki visi dan misi
sekolah.
Visi Sekolah SD Negeri Gelangan 6 Magelang adalah
sebagai berikut:
53
“Membentuk peserta didik untuk berperilaku
santun, cerdas berpikir dan gemar beramal.”
Misi Sekolah SD Negeri Gelangan 6 Magelang adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Berusaha membentuk siswa yang peka dan tanggap
terhadap lingkungan budaya yang sopan atau berbudi
pekerti luhur.
Berusaha menciptakan siswa yang peduli terhadap
lingkungan diri serta mampu hidup bersama orang lain.
Berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa.
Meningkatkan profesionalisme guru
Menuntaskan hasil belajar siswa.
4.2. Hasil Penelitian
Evaluasi manajerial Kepala Sekolah di SD Negeri
Gelangan 6 Magelang dilihat dari aspek input, proses
dan output adalah sebagai berikut.
4.2.1. Pelaksanaan
Program
Manajerial
Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Kota Magelang
dilihat dari Aspek Input
Evaluasi manajerial kepala sekolah dalam aspek
input pada dasarnya mempunyai untuk mengaitkan
tujuan, konteks, input, dan proses dengan hasil
program.
Evaluasi
ini
juga
untuk
menentukan
kesesuaian lingkungan dalam membantu pencapaian
tujuan dan objektif program.
Dalam evaluasi input manajerial kepala sekolah
di
SDN
Gelangan
6
Kota
Magelang
ini
yang
bersangkutan melakukan evaluasi kepada kualifikasi
54
kepala sekolah sendiri, kinerja tenaga pengajar atau
guru, dan juga pada sarana dan prasarana yang ada
untuk
kelengkapan
pembelajaran.
Seperti
yang
diutarakan Kepala Sekolah SD Negeri Gelangan 6
Magelang pada saat wawancara yang dilakukan pada
hari Selasa tanggal 7 April 2015 berikut ini:
“Dalam proses evaluasi manajerial kepala
sekolah khususnya pada aspek input saya mencoba
untuk mengevaluasi tentang kualitas manajerial dan
kinerja saya sendiri sebagai pimpinan di SD Negeri
Gelangan 6 Magelang ini. Yang kedua evaluasi pada
guru dalam kegiatan belajar mengajar, evaluasi yang
diberikan pada guru adalah evaluasi secara
langsung melalui pengamatan dan pemantauan
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan
pengajar sehingga saya sebagai kepala sekolah
memperoleh fakta yang berupa dokumentasi dan
catatan-catatan penting tentang kondisi proses
pembelajaran yang dilakukan guru. Yang ketiga
evaluasi pada sarana dan prasarana, apakah sudah
memadai dalam kegiatan belajar mengajar atau
belum.”
“Pada evaluasi manajerial kepala sekolah di
SDN Gelangan 6 Magelang ini saya sebagai kepala
sekolah melakukan evaluasi kualifikasi atau
kualitas diri saya sendiri terlebih dahulu, kemudian
saya akan mengevaluasi para guru dan kemudian
pada sarana dan prasarananya. Evaluasi dalam
aspek input ini saya lakukan dengan saya melihat
Techinikal Skill, Human Skill, Conceptual Skill yang
saya miliki apakah memenuhi standar dari
kualifikasi kepala sekolah atau tidak. Selain itu saya
sebagai kepala sekolah menilai kemampuan atau
kompetensi yang dimiliki guru dan saya sendiri
dalam melakukan pekerjaan. Orientasi penilaian
tersebut saya fokuskan pada karakteristik individu
sebagai objek penilaian dalam hal ini adalah
komitmen saya sebagai kepala sekolah terhadap
55
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Komitmen
tersebut merupakan refleksi dari kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial kepala sekolah.
Begitu juga pada guru.”
“Pada evaluasi manajerial kepala sekolah
aspek input ini saya melakukan rapat yang memiliki
tujuan untuk melihat bagaimana antusias guru dan
cara dan trik-trik atau pemikiran-pemikiran yang
dilakukan guru dalam memberikan pembelajaran
yang berkualitas nantinya kepada peserta didik.
Selain itu saya juga menyelaraskan dengan sarana
dan prasarana pembelajaran yang ada di SDN
Gelangan 6 Magelang ini.”
“Selain
itu
saya
juga
melihat
dari
karakteristik pendidikan atau golongan pendidikan
yang dimiliki baik guru maupun saya sebagai kepala
sekolah. Karena menurut Permendiknas. 2007
tentang kualifikasi pendidikan kepala sekolah dalam
aspek input salah satunya adalah status atau
golongan serta tingkatan pendidikan yang telah
dimiliki olek Kepala Sekolah yaitu memiliki
kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma
empat (D-IV) kependidikan atau nonkependidikan
pada perguruan tinggi yang terakreditasi.”
“Dalam kaitannya sarana prasarana sekolah
dalam aspek input ini saya mencoba untuk menilai
apakah sudah lengkap atau belum.”
Hal senada juga diungkapkan oleh guru SDN
Gelangan 6 Magelang sesuai dengan hasil wawancara
pada hari yang sama Selasa tanggal 7 April 2015
berikut ini:
“Seperti yang diungkapkan kepala sekolah
memang benar dalam aspek input ini kepala sekolah
mengevaluasi skill yang kami miliki. Hal tersebut
dibuktikan dengan diadakannya rapat untuk
menyaring kemampuan-kemampuan kami sebagai
guru dalam memberikan saran serta cara kami
56
dalam melakukan pembelajaran yang bermutu serta
meningkatkan prestasi peserta didik.”
“Selain
itu
kepala
sekolah
juga
mengikutsertakan kami dalam kegiatan workshop
atau pelatihan-pelatihan guru untuk menambah
wawasan kami dalam kaitannya untuk proses
kegiatan belajar mengajar.”
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam kegiatan evaluasi manajerial
kepala sekolah pada aspek input adalah pada awalnya
kepala sekolah melakukan atau melihat kualifikasi
pada status serta golongan dan tingkatan pendidikan
yang dimiliki guru maupun kepala sekolah sendiri,
kemudian kepala sekolah akan mengadakan rapat
untuk membahas tentang pembelajaran yang gunanya
untuk
melihat
bagaimana
aktifnya
para
guru
tentang
metode
dalam
kualitas
dan
seberapa
memberikan
pendapat
pembelajaran
yang
tepat
untuk
meningkatkan prestasi siswa. Kemudian kepala sekolah
juga
akan
mengikutsertakan
para
guru
untuk
mengikuti PLPG dan workshop yang gunanya untuk
meningkatkan wawasan guru dan pengetahuan serta
kinerja guru dalam pembelajaran. Untuk sarana dan
prasarana kepala sekolah mengevaluasi kelengkapan
sarana
dan
prasarana
yang
disesuaikan
dengan
kebutuhan dalam pembelajaran dan bila kiranya ada
sarana dan prasarana yang masih kurang kepala
sekolah akan menindaklanjutinya.
57
4.2.2. Pelaksanaan
Program
Manajerial
Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang dilihat
dari Aspek Proses
Pelaksanaan program manajerial kepala sekolah
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan. Dalam kaitannya dengan evaluasi
pelaksanaan program manajerial kepala sekolah pada
aspek proses dijelaskan oleh kepala sekolah SDN
Gelangan 6 Magelang berdasarkan hasil wawancara
pada hari Kamis tanggal 9 April 2015 berikut ini:
“Pada evaluasi manajerial yang saya lakukan
dalam aspek proses ini untuk pertama kali saya
menilai dalam tahap perencanaan. Pada tahap ini
yang saya lakukan adalah saya menilai serta
mengumpulksn data-data atau dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan kurikulum yang digunakan,
Silabus, RPP, RAPBS, APBS serta dokumendokumen
pendukung
lainnya
yang
sudah
dipersiapkan
oleh
guru
dalam
perencanaan
pembelajaran. Dan jika masih ada kelengkapan
pada tahap perencanaan tersebut kurang lengkap
makan saya akaan menindaklanjutinya dengan cara
menyuruh guru yang bersangkutan untuk membuat
dan menyusun kelengkapan yang kurang tersebut.
Kemudian
dalam
tindaklanjut
pada
tahap
perencanaan ini saya akan memberikan pengertian
kepada
guru
tentang
perencanaan
kualitas
pembelajaran yang baik yang harus dilakukan oleh
guru dan bagaimana guru harus bertindak.”
Senada dengan yang diuraikan kepala sekolah
SDN Gelangan 6 Magelang di atas berikut ini adalah
penjelasan yang diberikan oleh salah satu guru atau
58
tenaga pengajar di SDN Gelangan 6 Magelang dari hasil
wawancara pada hari yang sama Kamis tanggal 9 April
2015 sebagai berikut:
“Pada evaluasi manajerial kepala sekolah
untuk tahap awal kepala sekolah menilai dan
mengevaluasi pada proses perencanaan yang telah
kami buat sebagai pengajar yang kaitannya dengan
bahan ajar yang telah kami persiapkan seperti
penyusunan Silabus, RPP, dan bahan ajar lainnya.”
Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa
pada tahap evaluasi manajerial kepala sekolah dalam
tahap pelaksanaan program pada awalnya adalah
mengenai perencanaan yang dilakukan guru. Bahwa
tahap
perencanaan
ini
kepala
sekolah
membuat
perencanaan pembelajaran dengan para guru dalam
proses pembelajaran yang akan dilakukan nantinya
supaya dapat sesuai dengan kaidah pembelajarean
yang diterapkan di sekolah tersebut atau tidak.
Pada tahap setelah perencanaan adalah tahap
pengorganisasian. Seperti yang dijelaskan oleh kepala
sekolah SDN Gelangan 6 Magelang berikut ini:
“Kedua, tahap pengorganisasian. Pada tahap
ini saya selaku kepala sekolah membagi atau
membuat struktur organisasi kepengurusan yang
mempunyai fungsi untuk membantu para guru
dalam
mencapai
tujuan
pembelajaran
yang
diinginkan yaitu meningkatkan prestasi siswa.”
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu
guru mengajar SDN Gelangan 6 Magelang berikut ini:
59
“Dalam
evaluasi
manajerial
tahap
pengorganisasian ini kepala sekolah kami membagi
atau membuat struktur organisasi kepengurusan
yang mempunyai fungsi untuk membantu para guru
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.”
Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa
pada tahap pengorganisasian pada aspek proses ini
kepala
sekolah
organisasi
membagi
kepengurusan
atau
membuat
yang
mempunyai
struktur
fungsi
untuk membantu para guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif yaitu meningkatkan prestasi
siswa.
Setelah
pengorganisasian
tahap
selanjutnya
adalah tahap pengarahan. Pada tahap ini kepala
sekolah memberikan pengarahan kepada guru untuk
tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru. Berikut
ini dijelaskan oleh kepala sekolah SDN Gelangan 6
Magelang dari hasil wawancara:
“Sesudah
rencana
dibuat,
organisasi
dibentuk dan disusun organisasinya, langkah
berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk
bergerak menuju tujuan yang ditentukan. Saya
memberikan tugas kepada para guru agar
mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Yaitu
yang
berkaitan
dengan
pendidikan
berupa
pemberitahuan apa yang dilakukan bidang studi apa
yang dipegang, pengenalan kurikulum, pengenalan
pada dewan guru pengenalan terhadap siswa dan
masyarakat.”
“Kemudian setelah adanya pengarahan maka
tugas-tugas yang saya arahkan akan dikerjakan
guru. Maka untuk mendapatkan hasil yang
maksimal maka saya selanjutnya melakukan
60
peninjauan yang fungsinya adalah untuk melihat
apakah
perencanaan
yang
telah
disusun
sebelumnya sudah berjalan sesuai dengan yang
diinginkan atau belum.”
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa dalam evaluasi pelaksanaan
program manajerial kepala sekolah pada aspek proses
yaitu dilakukan dengan cara (1) perencanaan, pada
tahap perencanaan adalah bahwa kepala sekolah
membuat perencanaan pembelajaran dengan para guru
dalam
proses
nantinya
pembelajaran
supaya
dapat
yang
sesuai
akan
dilakukan
dengan
kaidah
pembelajaran yang diterapkan di sekolah tersebut atau
tidak, (2) pengorganisasian, kepala sekolah membagi
atau membuat struktur organisasi kepengurusan yang
mempunyai fungsi untuk membantu para guru dalam
mencapai
tujuan
pembelajaran
yang
efektif
yaitu
meningkatkan prestasi siswa. (3) pengarahan, kepala
sekolah
menugaskan
kepada
para
guru
mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
yang
berkaitan
dengan
pendidikan
agar
Tentu
berupa
pemberitahuan apa yang dilakukan, bidang studi apa
yang dipegang, pengenalan kurikulum, pengenalan
pada dewan guru pengenalan terhadap siswa dan
masyarakat. (4) pengawasan, kepala sekolah melihat
apakah perencanaan yang disusun sebelumnya sudah
berjalan sesuai dengan yang diinginkan atau belum,
61
yaitu
dengan
pembinaan
dan
cara
pemantauan,
pengarahan
yang
pengamatan,
dilakukan
oleh
pimpinan lembaga pedidikan.
4.2.3.
Pelaksanaan
Program
Manajerial
Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang dilihat
dari Aspek Output
Pelaksanaan program manajerial kepala sekolah
pada aspek output adalah merupakan hasil akhir dari
pelaksanaan input dan proses.
Seperti yang dijelaskan kepala sekolah SDN
Gelangan 6 Magelang saat wawancara pada hari Kamis
tanggal 9 April 2015 berikut ini:
“Pada tahap akhir ini saya ingin melihat hasil
akhir dari semua pelaksanaam di awal tadi dari
input sampai dengan prosesnya, maka dari itu saya
ingin melihat outputnya. Pada tahap outpun ini
semua upaya yang dilaksanakan sebelumnya dapat
dilihat dari nilai atau prestasi yang diperoleh siswa
dari pembelajaran yang telah diberikan guru.”
Berikut ini adalah uraian yang diberikan salah
satu guru SDN Gelangan 6 Magelang dari hasil
wawancara pada hari Kamis tanggal 9 April 2015
sebagai berikut:
“Dengan adanya evaluasi manajerial kepala
sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang ini ternyata
dalam tahap outputnya berdampak baik bagi para
siswa yaitu adanya peningkatan prestasi dalam
akademik.”
62
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu
siswa SDN Gelangan 6 Magelang hasil wawancara
dihari yang sama berikut ini:
“Sekarang kami merasakan adanya kegiatan
pembelajaran yang efektif, sehingga prestasi belajar
kami meningkat selain itu proses pembelajaranpun
berjalan dengan susunan yang sangat rapi, sehingga
kami sangat senang dalam mempelajari pelajaran
yang diberikan.”
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
pelaksanaan
program
manajerial kepala sekolah pada aspek output ternyata
berdampak baik bagi prestasi siswa di SDN Gelangan 6
Magelang.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Pelaksanaan
Program
Manajerial
Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang dilihat
dari Aspek Input
Pelaksanaan program manajerial kepala sekolah
dalam
aspek
input
adalah
merupakan
program
pelaksanaan kepemimpinan yang dilakukan kepala
sekolah yang berkaitan kualifikasi Kepala Sekolah,
Guru, Sarana Prasarana.
Evaluasi pelaksanaan program manajerial kepala
sekolah pada aspek input adalah meliputi (1) kepala
sekolah melakukan atau melihat kualifikasi pada
status serta golongan dan tingkatan pendidikan yang
63
dimiliki guru maupun kepala sekolah sendiri, (2) kepala
sekolah mengadakan rapat untuk membahas tentang
pembelajaran yang gunanya untuk melihat bagaimana
kualitas dan seberapa aktifnya para guru dalam
memberikan pendapat tentang metode pembelajaran
yang tepat untuk meningkatkan prestasi siswa, (3)
kepala sekolah mengikutsertakan para guru untuk
mengikuti PLPG dan workshop yang gunanya untuk
meningkatkan wawasan guru dan pengetahuan serta
kinerja guru dalam pembelajaran, (4) kepala sekolah
mengevaluasi kelengkapan sarana dan prasarana yang
disesuaikan dengan kebutuhan dalam pembelajaran
dan bila kiranya ada sarana dan prasarana yang masih
kurang kepala sekolah akan menindaklanjutinya.
Penelitian
ini pernah dilakukan oleh
Sopan
Andrianto (2010), yang berjudul Pengaruh Keterampilan
Teknis, Keterampilan Sosial, Keterampilan Konseptual
dan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dasar
Negeri
di
penelitian
Wilayah
kausal
Jakarta
ini
adalah
Pusat.”
untuk
Tujuan
dari
memperoleh
informasi yang berkaitan dengan kemungkinan bahwa
kinerja pelaku dipengaruhi oleh keterampilan teknis,
keterampilan sosial, keterampilan konseptual, dan
manajerial skills. Survey diterapkan dalam penelitian
ini data yang telah dianalisis dengan analisis jalur
setelah semua variabel dimasukkan ke dalam matriks
korelasi. Dalam penelitian ini, para pelaku telah terpilih
64
sebagai Unit analisis dan 114 sampel yang dipilih
randomly. Hasil analisis menemukan bahwa kepala
sekolah Kinerja dipengaruhi langsung oleh kemampuan
manajerial, tetapi dilakukan secara tidak langsung
dengan keterampilan teknis, social keterampilan, dan
skills.
Based
konseptual
temuan
mereka
dapat
disimpulkan bahwa variasi kinerja kepala sekolah
mungkin telah dipengaruhi oleh variasi keterampilan
teknis, keterampilan sosial, keterampilan konseptual,
dan skills.Therefore manajerial, keterampilan teknis,
keterampilan sosial, keterampilan konseptual, dan
keterampilan manajerial harus dimasukkan ke dalam
pertimbangan dalam mengelola kinerja kepala sekolah
'dari Sekolah Dasar Negeri di Jakarta Pusat.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Sopan
Andrianto
penelitian
(2010).
ini
Persamaannya
sama-sama
melihat
adalah
kedua
kinerja
kepala
sekolah. Perbedaannya jika penelitian yang dilakukan
oleh Sopan Andrianto (2010) adalah kinerja kepala
sekolah atau manejerial kepala sekolah dipengaruhi
oleh
keterampilan
keterampilan
teknis,
konseptual,
keterampilan
dan
manajerial
sosial,
skills.
Sedangkan penelitian sekarang adalah untuk melihat
evaluasi manajerial kepala sekolah dilihat dalam aspek
input, proses dan output dengan batasan pada kinerja
guru dan kelulusan siswa.
65
4.3.2. Pelaksanaan
Program
Manajerial
Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang dilihat
dari Aspek Proses
Pelaksanaan program manajerial kepala sekolah
dilihat pada aspek input adalah bahwa dalam tahap ini
kepala sekolah melihat dan menilai manajerial kepala
sekolah dalam bidang proses pelaksaan pendidikan
sesuai dengan kurikulum yang telah diterapkan di
sekolah yang bersangkutan.
Evaluasi pelaksanaan program manajerial kepala
sekolah pada aspek proses yaitu dilakukan dengan cara
(1) perencanaan, pada tahap perencanaan adalah
bahwa
kepala
pembelajaran
sekolah
dengan
membuat
para
perencanaan
guru
dalam
proses
pembelajaran yang akan dilakukan nantinya supaya
dapat
sesuai
diterapkan
di
dengan
sekolah
pengorganisasian,
membuat
kaidah
struktur
pembelajaran
tersebut
kepala
atau
sekolah
organisasi
yang
tidak,
(2)
membagi
atau
kepengurusan
yang
mempunyai fungsi untuk membantu para guru dalam
mencapai
tujuan
pembelajaran
yang
efektif
yaitu
meningkatkan prestasi siswa. (3) pengarahan, kepala
sekolah
menugaskan
kepada
para
guru
agar
mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Yaitu yang
berkaitan dengan pendidikan berupa pemberitahuan
apa yang dilakukan bidang studi apa yang dipegang,
pengenalan kurikulum, pengenalan pada dewan guru
66
pengenalan
terhadap
pengawasan,
kepala
siswa
dan
sekolah
masyarakat.
melihat
(4)
apakah
perencanaan yang disusun sebelumnya sudah berjalan
sesuai dengan yang diinginkan atau belum, yaitu
dengan cara pemantauan, pengamatan, pembinaan dan
pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan lembaga
pedidikan.
Penelitian ini pernah dilakukan oleh I Ketut
Darmada
dkk
(2013),
yang
berjudul
“Kontribusi
Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah, Iklim Kerja dan
Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Se
Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi Kompetensi
Manajerial Kepala Sekolah, iklim kerja dan motivasi
kerja terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Se
Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Penelitian
ini merupakan penelitian Expost Facto. Instrumen
pengumpulan
data
yaitu
menggunakan
kuesioner.
Penentuan responden menggunakan sampel random
sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dari
seluruh anggota populasi menjadi responden penelitian
yakni
berjumlah
40
orang
guru.
Analisis
data
menggunakan Rumus Product Moment dari Pearson,
Korelasi Parsial dan, korelasi ganda. Hasil analisis data
diperoleh beberapa temuan sebagai berikut : Pertama:
terdapat kontribusi yang signifikan antara Kompetensi
Manajerial Kepala Sekolah (X1) terhadap kinerja guru
67
(Y) dengan persamaan garis regresi Y, Kedua: terdapat
kontribusi yang signifikan antara iklim kerja (X2)
terhadap kinerja guru (Y) dengan persamaan garis
regresi Y, Ketiga: terdapat kontribusi yang signifikan
antara motivasi kerja guru (X3) terhadap kinerja guru
(Y) dengan persamaan garis regresi Y, dan Keempat:
terdapat kontribusi yang signifikan antara manajerial
kepala sekolah (X1), iklim kerja (X2), motivasi kerja
guru (X3) terhadap kinerja guru (Y) dengan persamaan
garis regresi Y.
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh I Ketut
Darmada dkk (2013). Persamaannya kedua penelitian
ini sama-sama meneliti tentang manajerial kepala
sekolah. Namun perbedaannya jika penelitian srkarang
merupakan
penelitian
kualitatif
tentang
evaluasi
manajerial kepala sekolah dalam input, proses dan
output sedangkan penelitian yang dilakukan oleh I
Ketut Darmada dkk (2013) merupakan penelitian
kuantitatif untuk mengukur kompetensi manajerial
kepala sekolah dilihat dari iklim kerja, motivasi kerja
guru terhadap kinerja guru.
68
4.3.3. Pelaksanaan
Program
Manajerial
Kepala
Sekolah di SDN Gelangan 6 Magelang dilihat
dari Aspek Output
Evaluasi
pelaksanaan
program
manajereial
kepala sekolah pada aspek output merupakan tahap
akhir dari tindakan kepala sekolah dalam melihat
dampak dari pelaksanaan evaluasi manajerial kepala
sekolah sebelumnya.
Evaluasi pelaksanaan program manajerial kepala
sekolah pada aspek output ternyata berdampak baik
bagi prestasi siswa di SDN Gelangan 6 Magelang.
Penelitian
ini
pernah
dilakukan
oleh
Atep
Yogaswara (2010), yang berjudul “Kontribusi Manajerial
Kepala Sekolah dan Sistem Informasi Kepegawaian
terhadap Kinerja Mengajar Guru.” Penelitian ini secara
fokus
mengkaji
kontribusi
kemampuan
manajerial
kepala sekolah dan sistem informasi kepegawaian
terhadap
kinerja
mengajar
guru
pada
sekolah
menengah pertama negeri. Metode penelitian yang
digunakan
yaitu
deskriptif
analisis.
Pelaksanaan
penelitian dilakukan pada guru sekolah menengah
pertama
negeri
di
Kecamatan
Purwakarta
yaitu
sebanyak 128 guru. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara
kemampuan
manajerial
kepala
sekolah
terhadap
kinerja mengajar guru pada kategori sedang (45,10%)
dan sistem informasi kepegawaian terhadap kinerja
69
mengajar guru pada kategori rendah (61,60%) dan
kemampuan manajerial kepala sekolah dan sistem
informasi kepegawaian secara bersama-sama terhadap
kinerja mengajar guru pada kategori sedang (65,30%).
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Atep
Yogaswara (2010). Persamaannya kedua penelitian ini
sama-sama mengukur kemampuan manajerial kepala
sekolah. Perbedaannya jika penelitian yang dilakukan
oleh Atep Yogaswara (2010) pengukurannya dilakukan
secara
perhitungan
atau
kuantitatif
berdasarkan
kinerja mengajar guru. Sedangkan penelitian sekarang
merupakan evaluasi manajerial kepala sekolah yang
dilakukan secara input, proses dan output dilihat dari
kinerja mengajar guru serta tingkat kelulusan siswa.
70