Sejarah tarekat di Indonesia Satwa Langka

0

TASAWUF PADA MASA RASULULLAH SAW.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Sejarah Thoriqoh”

Oleh:
Masluhah
Aryanto Multazam

Dosen:
Rosyidi, M.Fil.I

Prodi Akhlak Dan Tasawuf
Jurusan Ushuluddin
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fithrah
Surabaya
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan zaman dan rasa ingin tahu manusia yang
sangat besar, sehingga menjadikan tasawuf semakin hari semakin banyak
peminatnya untuk di kaji dan diteliti baik itu dari orang islam sendiri
ataupun dari orientalis, bukan hanya demikian para analisis mengkaji
tasawuf bukan hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka, adapula
yang mengkaji untuk menghantam tasawuf itu sendiri.
Dari hal tersebut sehingga tasawuf menjadi pro dan kontra, baik di
kalangan kaum muslimin sendiri maupun di kalangan orientalis, seperti
Noldicker dan Nicholson Mereka yang kontra menganggap tasawuf
berasal dari paham agama lain.
Dan adanya faktor lain seperti seperti, kecenderunagn manusia untuk
kembali mencari nilai-nilai Ilahiyah merupakan bukti bahwa manusia itu
pada dasarnya makhluk rohani, dan dengan tasawuf manusia bisa
memenuhi kebutuhan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Awal Munculnya Tasawuf?
2. Dan Bagaimana Praktik Tasawuf Pada Masa Rasulullah Saw?

1


2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Lahirnya Tasawuf
Tasawuf dalam islam, menurut ahli sejarah, sebagai ilmu yang berdiri
sendiri lahir sekitar abad ke-2 atau awal abad ke-3 H. Pembicaraan para ahli
tentang lahirnya tasawuf lebih banyak menyoroti faktor-faktor yang
mendorong lahirnya tasawuf. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi dua,
yaitu:1
1. Faktor Ekster
Banyak pendapat yang telah dikemukakan sekitar faktor ekstern ini,
antara lain sebagai berikut:
a. Tasawuf lahir karena pengaruh dari paham Kristen yang
menjauhi dunia dan hidup mengasingkan diri di biara-biara.
Sikap hidup yang menjauhi dunia dan keramaian dunia ini
memang terlihat jelas dalam perilaku para sufi denagnpaham
zuhud mereka anut.
b. Tasawuf lahir karena pengaruh filsafat Phytagoras yang

berpendapat bahwa roh manusia kekal dan berada di dunia
sebagai oranga asing.
Kebenaran teori-teori yang menitikberatkan faktor ekstern
ini memang tidak dipastiakn. Semua serba mungkin karena
tasawuf lahir pada saat umat islam telah mempunyai kontak
dengan dunia luar dan agama lain.
2. Faktor Intern
Sebagian ahli menekankan faktor intern. Mnurut pendapat ini,
tasawuf lahir dilatar belakangi oleh faktor-faktor yang ada dalam islam
itu sendiri, bukan pengaruh dari luar.2

1

Ahmad Bangun nasution dan Rayani Hanun Siregar.Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers,
2013). Hal. 4
2
Ibid, hal. 5

3


Faktor-faktor intern itu ditemukan dalam al-Qur;an, al-Hadist dan
perilaku Nabi Muhammad Saw. Di dalam al-Qur;an ditemukan ayatayat tertentu yang dapat membawa pada paham mistis. Hal inilah yang
menyebabkan timbulnya teori bahwa paham tasawuf ini muncul dan
berkembang dari dalam islam sendiri, bukan karena dari luar.
Bahkan kalau kilas balik pada kehidupan para Nabi sebelum
Rasulullah Saw. Banyak sekali perilaku para Nabi yang mencerminkan
kehidupan tasawuf, seperti Nabi Adam a.s. yang telah menempuh
maqam taubat, dan beliau telah bersabar dalam taubatnya lebih dari
100 tahun sebelum di terima oleh Allah Swt.
Allah Swt. berfirman dalam QS. Al-Baqarah (2): 186

ِ ‫َﻚ ِﻋﺒ‬
ِ ‫ﱠاع إِذَا َد َﻋ‬
ِ ‫ﺎدي َﻋﻨﱢﻲ ﻓَِﺈﻧﱢﻲ ﻗَ ِﺮ‬
‫ﺎن ﻓَـﻠْﻴَ ْﺴﺘَ ِﺠﻴﺒُﻮا ﻟِﻲ َوﻟْﻴُـ ْﺆِﻣﻨُﻮا ﺑِﻲ‬
ِ ‫ﻴﺐ َد ْﻋ َﻮ َة اﻟﺪ‬
َ َ ‫َوإِ َذا َﺳﺄَﻟ‬
ٌ
ُ ‫ﻳﺐ أُﺟ‬
186 : ‫ﻟ ََﻌﻠﱠ ُﻬ ْﻢ ﻳَـ ْﺮ ُﺷ ُﺪو َن ]اﻟﺒﻘﺮة‬

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanaya kepadamu tentang aku,
maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulakan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran.”
Selanjutnya, dari kedua faktor tersebut yang paling dipandang
sebagai penyebab lahirnya tasawuf di dunia islam, lebih terlihat jelas
dalam perilaku Rasulullah Saw. Denagn demikian, tanpa adanya faktor
ekstern tasawufpun telah lahir di dunia islam.3
Menurut Abdul Halim Mahmud berpendapat bahwa tasawuf yang
ada di dunia islam bersumber dari al_Qur’an danal_hadist, dari sinilah
benih-benih tasawuf muncul. Bagaimanapun ia mengakui bahwa di
dalam perkembangannya unsur-unsur tersebut juga mempengaruhi.

3

Mohd. Said dan Asep Muhyidin, Tasawuf: Pengertian, Sejarah Lahir dan
Perkembangannya.(Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah, 1996). Hal. 13-14


4

Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran filsafat ikut
andil dalam perkembangan pemikiran tasawuf dalam dunia islam. Para
ulama tasawuf akhirnya bisa menyuguhkan konsep reliogi-moral yang
disebut maqamat yang bersifat psikognostik yang harus dilewati oleh
para sufi.4
B. Praktik Tasawuf Pada Masa Rasulullah Saw.
Melacak sejarah perkembangan dan munculnya tasawuf tidak dapat
dimulai hanya ketiaka tasawuf mulai dikaji sebagai ilmu. Tentunya perlu
diteliti sejak zaman Rasulullah Saw. Memang pada masa Rasulullah Saw. Dan
masa sebelum datangnya agama islam, istilah tasawuf belum ada. Istilah
sufipun pertama kali digunakan oleh Abu Hasyim (W. 780 M) seorang zahis
Syiria. Pada masanya didirikan takya (seperti pondok/ padepokan sufi) yang
perta.
Disebutkan bahwa perjalanan tasawuf diibaratkan sebagai proses
produksi anggur murni berikut ini. Disemaikan pada Nabi Adam a.s, dirawat
dan dipelihara pada zaman Nabi Nuh a.s, mulai bersemi pada zaman Nabi
Ibrahim a.s. tumbuh dan berkembang pada pesat pada masa Nabi Musa a.s.
mencapai kematangan pada zaman Nabi Ias a.s. dan menghasilakn

anggurmurni pada zaman Nabi Muhammad Saw.5
Pada

awal munculnya islam di Jazirah Arab, agama islam yang

didakwakan oleh Nabi Muhammad Saw. Tampak begitu sederhana. Formulasi
ajarannya begitu mudah dipahami karena Nabi Muhammad Saw. Sendiri
masih menjadi panutan utama atau Uswatun Hasanah/ central figure bagi
umat islam. Yang ajarannya dan contoh teladannya dapat diberikan secara
langsung tanpa perantara.6
Gelar atau predikat “Al-Amin” yang sandangkan kepada beliau sejak
masa remaja, beliau selalu mendapat tempat di tengah-tengah hati masyarakat
Arab Khususnya masyarakat Quraiys, sehingga sikap, tingkah laku, sifat, dan

4

Ahmad Bangun nasution dan Rayani Hanun Siregar.Akhlak Tasawuf. Hal. 8
M. Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, (Bandung Pustaka Setia, 2011). Hal. 55
6
Ahmad Bangun nasution dan Rayani Hanun Siregar.Akhlak Tasawuf. Hal. 7-8

5

5

semua pola hidup (sirah) beliau menjadi tumpuan perhatian dan suri teladan
masyarakat waktu itu.7
Selanjutnya, dalam kehidupan Nabi Muhammad Saw. Juga terdapat
petunjuk yang menggambarkan bahwa dirinya adalah sebagai seorang sufi.
Nabi Muhammad Saw. Telah melakukan pengasingan diri di gua Hira
menjelang datangnya wahyu. Beliau menjauhi pola hidup kebendaan saat
orang Arab tengah tenggelam di dalamnya. Seperti dalam praktik perdagangan
yang didasarkan pada prinsip menghalalkan segala cara.
Selama di gua Hira, Rasulullah Saw. Hanyalah bertafakkur, beribadah,
dan hidup sebagai seorang zahid. Beliau hidup sangat sederhana, bahkan
memakai pakaian tambalan, tidak memakan atau meminum kecuali yang
halal. Dan setiap malam senantiasa beribadah kepada Allah Swt. sehingga siti
Aisyah, bertanya: “mengapa engkau berbuat begini, ya Rasulullah, padahal
Allah Swt senantiasa mengampuni dosamu?” Rasulullah Saw. Menjawab,
“apakah engkau tidak menginginkanku menjadi hamba yang bersyukur.”8
Pada waktu malam beliau sedikit sekali tidur, waktunya dihabiskan

untuk bertawajjuh kepada Allah Swt. denagn memperbanyak dzikir
kepadanya. Tempat tidur beliau terbuat dari balai kayu denagn alas tikar dari
daun kurma. Pendek kata beliau lebih suka hidup dalam kesederhanaan dan
selalu bertaqarrub kepada Allh Swt. meskipun beliau adalah seorang Nabi,
seorang habib al-Allah (kekasih Allah), yang semua kehidupannya ma’sum.
Sehingga kehidupan beliau yang seperti ini di tiru oleh para
sahabatanya, tabi’in dan seterusnya semapi sekarang. Bahkan para sahabat
beliau banyak yang melakukan kehidupan sufi dengan hidup sederhana
bahkan serba kekurangan, tetapi dalam dirinya tumbuh memancar sinar
kesemangatan beribadah, hal itu tampak dalam kehidupan para sahabat beliau,
semisal Abu Hurairah, Abu Darda’, Salaman Al Farisy, Abu Bakar, Umar bin
Khattab dan sebagainya.9

7

Ibid, 10
M. Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, (Bandung Pustaka Setia, 2011). Hal. 30
9
Ahmad Bangun nasution dan Rayani Hanun Siregar.Akhlak Tasawuf. Hal. 17
8


6

Di pungkiri atau tidak, semua ajaran tasawuf sudah muncul sejak masa
Nabi Muhammad Saw. Seperti yang di sabdakan Nabi Saw.:

(‫اﻋﺒﺪ اﷲ ﻛﺎﻧﻚ ﺗﺮاﻩ ﻓﺎن ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﺗﺮاﻩ ﻓﺎﻧﻪ ﻳﺮاك )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‬
“Sembahlah Allah, seolah-olah engkau melihatnya, maka apabila engkau tidak
dapat melihatnya, maka ia pasti melihatmu.” (HR. Bukhari Dan Muslim)
Dari hadist ini bisa di pahami bahwa ajaran Rasulullah Saw. ini telah
mengaju atau merujuk pada ranah tasawuf yang kita kenal saat ini dengan
istilah makrifat.
Hal ini juga di buktikan dengan banyaknya ayat al-Qur’an yang
menjelaskan tetang tuntunan manusia untuk selalu beribadah dan berdzikir
kepada Allah Swt. di antaranya:

45 : ‫َواذْ ُﻛ ُﺮوا اﻟﻠﱠﻪَ َﻛﺜِ ًﻴﺮا ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗُـ ْﻔ ِﻠ ُﺤﻮ َن ]اﻷﻧﻔﺎل‬
“dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung” (QS:
al-Anfal: 45)


ِ‫ﱠ‬
191 : ‫ﻮدا َو َﻋﻠَﻰ ُﺟﻨُﻮﺑِ ِﻬ ْﻢ ]آل ﻋﻤﺮان‬
ً ُ‫ﻳﻦ ﻳَ ْﺬ ُﻛ ُﺮو َن اﻟﻠﱠﻪَ ﻗِﻴَ ًﺎﻣﺎ َوﻗُـﻌ‬
َ ‫اﻟﺬ‬
“Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk dan dalam
keadaan berbaring” (QS: Aali Imran: 191)
Ayat-ayat dan hadist-hadist yang dikutip di atas hanya sebagian dari
ayat-ayat dan hadist-hadist yang mengemukakan hal-hal kehidupan ruhaniyah
yang ditemukan dalam tasawuf. Kehidupan yang didominasi oleh takut dan
harap, kezuhudan berserah diri kepada Tuhan, bersyukur bersabar dan ridha
serta dekat dengan Allah Swt. kehidupan seperti inilah yang di contohkan oleh
Rasulullah Saw. Sendiri serta para sahabat-sahabatnya, khususnya mereka
yang dijuluki ahl al-shuffah.
Memang tidak banyak orang yang menulis mengenai gerakan dan
ajaran tasawuf pada hari-hari atau abad pertama. Namun, sudah banyak kitab
yang mengupas secara ilmiah dalam bentuk kritis untuk meninjau soal iti,
seprti karya Zakki Mubarok, Mustafa Abdul Raziq, dan Nicholson.

7

Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah Swt.
diminta agar akhlak dan keluhuran budi Nabi Saw. Itu dijadikan contoh dalam
kehidupan di berbagai bidang. Mereka yang mematuhi perintah ini dijamin
keselamatan hidupnya di dunia dan akhirat.10
Abu Nasr As-Siraj Al-Thusi mengatakan bahwa ajaran tasawuf pada
dasarnya digali dari al-Qur’an dan al-Sunnah. Karena amalan para sahabat,
menurutnya pasti sudah pernah di contohkan oleh Rasulullah Saw. Tentu saja
tidak keluar dari ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah.11

10
11

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012). Hal. XIII
M. Jamil. Akhlak Tasawuf, (Ciputat: Referensi, 2013). Hal. 45

8

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tasawuf menjadi sebuah istilah dan menjadi sebuah disiplin ilmu yang
berdiri sendiri, menurut ahli sejarah tasawuf mulai muncul pada abad ke-2
H atau awal abad ke-3 H. Yang mana sejak kapan dan mulai kapan
lahirnya istilah tasawuf ini tidak banyak menuai kontrofersi, yang
menimbulkan banyak kontrofersi adalah dari mana lahirnya tasawuf.
Sehingga mealhirkan dua faktor yaitu,:
a. faktor

ekstern, yang mengatakan tasawuf berasal dari ajaran-

ajaran agama dari luar islam seperti, Kristen Hindu dan Budha.
b. Faktor intern, yang mengatakan bahwa ajaran tasawuf ini sudah
muncul dan ada sejak masa Rasulullah Saw. Seperti perilaku nabi
yang sering ber-Tahannus di gua Hira. Berdzikir di kala waktu
malam sehingga bengkak kaki beliau.
Namun dapat dipastikan bahwa cikal bakal tasawuf sudah mulai ada
sejak masa Nabi Muhammad Saw. Bahkan sudah ada sejak Nabi-nabi sebelum
Rasulullah Saw. Ini terbukti mulai dari perilaku dan sabda beliau, diantaranya
hadist Nabi yang menganjurkan untuk berma’rifat kepadad Allah Swt.:

(‫اﻋﺒﺪ اﷲ ﻛﺎﻧﻚ ﺗﺮاﻩ ﻓﺎن ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﺗﺮاﻩ ﻓﺎﻧﻪ ﻳﺮاك )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‬
“Sembahlah Allah, seolah-olah engkau melihatnya, maka apabila engkau tidak
dapat melihatnya, maka ia pasti melihatmu.” (HR. Bukhari Dan Muslim)

9

DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, 2012, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Ahmad Bangun nasution Dan Rayani Hanun Siregar, 2013, Akhlak Tasawuf,
Jakarta: Rajawali Pers.
M. Jamil. 2013, Akhlak Tasawuf, Ciputat: Referensi.
M. Solihin Dan Rosihon Anwar, 2011, Ilmu Tasawuf, Bandung Pustaka Setia.
Mohd. Said Dan Asep Muhyidin, 1996, Tasawuf: Pengertian, Sejarah Lahir dan
Perkembangannya. Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah.