Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Se

PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS KEPEMIMPINAN SERTA
KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Makalah Ini di Buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis
Sekolah
Disusun Oleh:
Rian Ariska

(14290097)

Dosen Pengampu:
Leni Marlina, M.Pd. I

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang
2017

PENDAHULUAN
Salah satu syarat keberhasilan sekolah yang menerapkan format kerja

MBS adalah kemampuan kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan
merupakan sebuah fenomena universal. Siapapun menjalankan tugas-tugas
kepemimpinan, ketika dalam tugas itu dia berinteraksi dengan dan memengaruhi
orang lain. Bahkan dalam kapasitas pribadi pun, di dalam tubuh manusia itu ada
kapasitas atau potensi pengendali yang pada intinya memfasilitasi seseorang untuk
dapat memimpin dirinya sendiri.
Sekolah memerlukan kebijakan pengembangan yang diarahkan kepada
pencapaian kualitas unggul. Untuk menangkap dengan baik persaingan
antarsekolah dan antardaerah maka usaha pengembangan sekolah diperlukan oleh
warga sekolah. Kepemimpinan transformatif menjadi satu instrumen penting
mengarahkan perubahan untuk pengembangan sekolah.

1

PEMBAHASAN
1.

Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan diterjemahkan dari bahasa Inggris “Leadership”. Dalam


Ensiklopedi Umum diartikan sebagai “Hubungan yang erat antara seorang dan
kelomok manusia, karena ada kepentingan yang sama”. Hubungan tersebut
ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari pemimpin dan yang
dipimpin. 1
Secara umum definisi kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut
“kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang
untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan,
mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelomok agar menerima
pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu
tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.” 2
Adapun beberapa definisi kepemimpinan menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
a.

Fred E. Fiedler mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah individu di
dalam kelompok yang memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasian
yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok.3

b.


George Terry mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah keseluruhan
aktivitas untuk memengaruhi sarta menggiatkan orang dalam usaha bersama
untuk mencapai tujuan. 4

c.

D.E McFarland mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses
dimana pemimpin dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh,
bimbingan atau proses memengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan
mencapai tujuan yang telah di tetapkan. 5

1 Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm.
177
2
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 125
3
Ibid., hlm. 125
4 Ikbal Barlian, Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi, (-: Erlangga Group,
2013), hlm. 47

5 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 204

2

d.

Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa kepemimpinan merupakan
kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai
pemimpin suatu kerja untuk memengaruhi perilaku orang lain terutama
bawahannya untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui
perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian
tujuan organisasi. 6

e.

Bass mengemukakan kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara
anggota suatu kelompok sehingga pemimpin merupakan agen pembaharu,
agen perubahan, orang yang perilakunya akan lebih mempengaruhi orang lain
daripada perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka, dan kepemimpinan

itu sendiri timbul ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi
kepentingan anggota lainnya dalam kelompok. 7
Pemimpin yang memiliki ciri kepemimpinan adalah seorang yang

memiliki kualitas diri yang baik tercermin dari sifat-sifat atau watak seperti
cerdas, bijak, semangat, tanggung jawab, dan dapat dipercaya. Davis
mengikhtisarkan 4 sifat utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan pemimpin
yaitu: (1) kecerdasan, (2) kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, (3) motivasi
diri dan dorongan berprestasi, (4) sikap-sikap hubungan manusiawi. Kepala
sekolah harus dipilih dari kalangann guru yang benar-benar memiliki pengalaman,
wawasan, dan kompetensi yang sesuai. Perilaku kepemimpinan merupakan
tindakan-tindakan spesifik seseorang pemimpin dalam mengarahkan dan
mengkoordinasikan kerja anggota kelomopk. Individu yang dilatih dalam perilaku
kepemimpinan yang memadai akan mampu memimpin secara lebih efektif.
2.

8

Jenis-Jenis Kepemimpinan
Terdapat jenis-jenis kepemimpinan yang dipandang representatif dengan


tuntutan era desentralisasi, yaitu sebagai berikut.
a.

Kepemimpinan Transaksional

6 Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan Edisi Revisi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm.91
7 Engkoswara dan Aan Komariah, Op. Cit., hlm. 177
8 Ibid., hlm. 178-180

3

Kepemimpinan transaksional dalam pendidikan adalah dapat melakukan
pekerjaan, keamanan, jabatan, dapat menyenangkan dan bahkan lebih
mendukung perubahan, bekerja sama dan pemenuhan keutuhan anggota.9
b.

Kepemimpinan Transformasional
Kemampuan


melakukan

transformasi

aneka

sumber

daya

sekolah

dimutlakkan dalam kerangka kepemimpinan sekolah yang di kelola secara
berbasisi MBS. Istilah transformasional berinduk dari kata to transform, yang
bermakna mentransformasikan visi menjadi realita, panas menjadi energi,
potensi menjadi aktual, laten menjadi manifes, dan sebagainya. 10
c.

Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan yang relevan dengan tuntutan “school based management”
dan didambakan bagi produktivitas pendidikan adalah kepemimpinan yang
memiliki visi (Visionary Leadership) yaitu kepemimpinan yang kerja
pokoknya difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan,
menjadi penentu arah organisasi yang tahu prioritas, menjadi pelatih yang
profesional dan dapat membimbing personil lainnya ke arah profesionalisme
kerja yang diharapkan. 11
Adapun tipe-tipe kepemimpinan yakni sebagai berikut:

a.

Pemimpin Otokratik
Kata otokratik dapat diartikan sebagai tindakan menurut kemauan sendiri,
setiap produk pemikiran dipandang benar, keras kepala, atau rasa “aku” yang
keberterimaannya pada khalayak bersifat dipaksakan. Ketika perilaku atau
sikap itu ditampilkan oleh pimpinan, lahirlah yang disebut dengan
kepemimpinan otokratik atau kepemimpinan yang otoriter.

b.


Pemimpin Demokratis
Inti demokrasi adalah keterbukaan dan keinginan memosisikan pekerjaan
dari, oleh, dan untuk bersama. Tipe kepemimpinan demokratis bertolah dari
asumsi bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan yang bermutu dapat

9
10
11

Syafruddin, Efektivitas Kebijakan Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), hlm. 134
Sudarwan Danim, Op. Cit., hlm.218
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Op. Cit., hlm. 142

4

dicapai. Pimpinan yang demokratis berusaha lebih banyak melibatkan
anggota kelompok dalam memacu tujuan.
c.

Pemimpin Permisif

Kata permisif bisa bermakna serba boleh, serba mengiyakan, tidak mau ambil
pusing, tidak bersikap dalam makna sikap sesungguhnya, dan apatis.
Pimpinan permisif tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba
boleh. Pimpinan yang termasuk ke dalam kategori ini biasanya terlalu banyak
mengambil muka dengan dalih untuk mengenakkan individu yang
dihadapinya.12

3.

Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah dalam konteks MBS memegang peranan

kunci dalam keberhasilan aplikasi MBS. Bekal kemampuan, keahlian, dan
keterampilan

menjadi

keniscayaan

bagi


kepala

sekolah

untuk

mampu

menjalankan roda lembaganya secara MBS.13 Kepala sekolah merupakan motor
penggerak, penentu arah ke bijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana
tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Sehubungan
dengan MBS, kepala sekolah dituntut untuk senantiasa meningkatkan efektifitas
kinerja. Dengan bigitu, MBS sebagai paradigma baru pendidikan dapat
memberikan hasil yang memuaskan.
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan MBS
adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala
sekolah dalam mengimplementasikan MBS di sekolahnya untuk mewujudkan
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu,
kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam MBS dapat dilihat berdasarkan
kriteria berikut:
a.

Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
dengan baik, lancar, dan produktif,

12
13

Ibid., hlm. 212-214
Sudarwan Danim, Op. Cit., hlm. 211

5

b.

Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan,

c.

Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga
dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan
sekolah dan pendidikan,

d.

Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah,

e.

Bekerja dengan tim manajemen , serta

f.

Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Menurut Pidarta di kutip oleh E. Mulyasa mengemukakan tiga macam

keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk menyuseskan
kepemimpinannya. Ketiga keterampilan yersebut adalah sebagi berikut.
a.

Keterampilan konseptual, yaitu keterampilan untuk memahami dan
mengoperasikan organisasi,

b.

Keterampilan

manusiawi,

yaitu

keterampilan

untuk

bekerja

sama,

memotivasi, dan memimpin, serta
c.

Keterampilan teknik ialah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan,
metode, teknik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.14
Menurut Jauch dan Glueck di kutip dalam oleh Syafruddin Efektivitas

pelaksanaan kepemimpinan mencakup membuat secara menyakinkan bahwa
seseorang memiliki pendidikan yang benar, kemampuan, pengalaman, motivasi,
dan kepribadian, untuk menangani strategi perubahan. Karena itu, sifat dasar dari
kepemimpinan adalah motivasi, keputusan, komunikasi, dan proses pengendalian
akan menentukan efektivitas kepemimpinan dalam mengembangkan suatu iklim
dan budaya kondusif untuk membuat kebijakan. 15
Kepemimpinan merupakan faktor kunci dalam menciptakan perubahan
sekolah. Salah satu fokus kepala sekolah adalah membuat kebijakan. Hasil
penelitian menurut Rutter yang di kutip oleh Syafruddin, menunjukkan satu faktor
14 E, Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.
126
15 Syafruddin, Op. Cit., hlm. 129

6

penting yang menentukan efektivitas sekolah adalah dicapai dengan kebijakan
pengembangan sekolah, diantaranya:
a.

Sistem reward dan hukuman. Menambah penggunaan reward menimbulkan
kebanggaan

dan

penghargaan,

bekerjasama

dengan

hasil

yang

menyenangkan, sedangkan, masalah pemberlakukan hukuman adalah lebih
baik mengurangi hukuman, terutama hukuman fisik supaya menjadi kondusif.
b.

Lingkungan sekolah. Kondisi kerja sekolah yang baik, tanggung jawab
kepada kebutuhan murid dengan kependidikan yang baik dan dekorasi
bangunan serasi, semuanya bekerja sama dengan hasil yang lebih tinggi.

c.

Sekolah yang berhasil, cenderung membuat penggunaan tugas rumah lebih
baik, menyusun tujuan akademik yang jelas,memiliki atmosfir percaya diri
sebagai suatu kemampuan murid.

d.

Hasil lebih baik bila guru-guru memberikan perilaku contoh yang baik dalam
arti memelihara waktu dengan baik, dan memiliki keinginan menangani
masalah murid.

e.

Temuan atas kelompok manajemen dalam kelas berpendapat pentingnya
mempersiapkan bahan kemajuan pelajaran, memelihara perhatian keseluruhan
kelas dari sikap rendah hati, disiplin, fokus atas perilaku pemberian imbalan
yang baik dan bertindak cepat menangani gangguan.

f.

Hasil akan lebih menyenangkan bila ada kombinasi kepemimpinan bersama
dengan proses pengambilan keputusan yang semua guru merasa pandanagn
mereka terwakili. 16
Adapun karakteristik yang harus di miliki oleh sosok seorang pemimpin

menurut Stephen R. Covey yang di kutip oleh Ikbal Barlian yaitu sebagai berikut:
a.

Memiliki kemauan untuk belajar sepanjang hayat

b.

Bekerja dengan berorientasi pada pelayanan terbaik

c.

Membawa energi positif

d.

Selalu melihat kehidupan sebagai tantangan

e.

Bersinergi 17

16
17

Ibid., hlm. 132-133
Ikbal Barlian, Op. Cit., hlm. 48-49

7

Selanjutnya kemampuan yang harus dimiliki kepala sekolah sebagai
pemimpin sekolah yaitu sebagai berikut:
a.

Kemampuan membangun visi, misi, dan strategi lembaga

b.

Kemampuan berperan sebagai inovator

c.

Kemampuan membangun motivasi kerja yang baik

d.

Keterampilan melakukan komunikasi, menangani konflik, dan membangun
iklim kerja yang kondusif di lingkungan lembaga pendidikan

e.

Kemampuan melakukan pengambilan keputusan dengan baik

f.

Keterampilan mendelegasikan tugas dan wewenang kepada para bawahan

g.

Kemampuan mengayomi bawahan dalam hubungan kerja yang harmonis

h.

Kemampuan menangkap informasi dari pihak lain. 18
Menurut Sutisna yang dikutip oleh bahwa kepemimpinan dan perubahan

dalam manajemen sekolah merupakan perilaku kepemimpinan yang telah
menekankan perubahan. Dengan kata lain, jika pemimpin membantu menciptakan
tujuan, kebijaksanaan, atau struktur, dan prosedur baru, ia memperlihatkan
perilaku kepemimpinan. Hal ini berarti bahwa ada kebutuhan bagi para pemimpin
untuk memperlengkapi diri dengan pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan
untuk merancang, menyarankan, dan mendatangkan inovasi-inovasi dalam
pendidikan serta administrasinya dengan berpangkal kepada penilaian yang
realistis terhadap praktik-praktik sekarang serta didasarkan atas gagasan yang baik
tentang proses-proses administratif.19

18
19

Ibid., hlm. 49-52
Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012), hlm. 38-39

8

KESIMPULAN
Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelomok agar
menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Terdapat jenis-jenis kepemimpinan yang dipandang representatif dengan
tuntutan era desentralisasi, yaitu sebagai berikut.
a.

Kepemimpinan Transaksional

b.

Kepemimpinan Transformasional

c.

Kepemimpinan Visioner
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan MBS

adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala
sekolah dalam mengimplementasikan MBS di sekolahnya untuk mewujudkan
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

9

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Moch. Idochi. 2013. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya
Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Barlian, Ikbal. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi. -:
Erlangga Group
Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke
Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara
Engkoswara dan Aan Komariah. 2011. Administrasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Rohiat. 2012. Manajemen Sekolah. Bandung: PT. Refika Aditama
Syafruddin. 2008. Efektivitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2012.
Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta

10