Hilangnya Peran Negara dalam Hal Jaminan

SKRIPSI

HILANGNYA PERAN NEGARA DALAM HAL JAMINAN KEAMANAN PERSONAL
(STUDI KASUS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7 MALANG DAN SMAK ST.
ALBERTUS MALANG)

Oleh:
KARINA NURTRISIA
0710043032

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
1

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2013

1

LEMBAR JUDUL


HILANGNYA PERAN NEGARA DALAM HAL JAMINAN KEAMANAN PERSONAL
(STUDI KASUS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7 MALANG DAN SMAK ST.
ALBERTUS MALANG)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

Karina Nurtrisia
0710043032

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2013

LEMBAR PERSETUJUAN
2

HILANGNYA PERAN NEGARA DALAM HAL JAMINAN KEAMANAN PERSONAL

(STUDI KASUS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7 MALANG DAN SMAK ST.
ALBERTUS MALANG)

SKRIPSI

Disusun Oleh:
Karina Nurtrisia
0710043032

Telah disetujui oleh dosen pembimbing pada:
18 Juni 2013

Pembimbing I

Pembimbing II

Ni Komang Desy S. S.IP, M.Si
NIP. 84123011120412

M. Riza Hanafi S.IP, M.IA

NIP. 80020711110413

LEMBAR PENGESAHAN
HILANGNYA PERAN NEGARA DALAM HAL JAMINAN KEAMANAN PERSONAL
(STUDI KASUS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7 MALANG DAN SMAK ST.
ALBERTUS MALANG)
3

SKRIPSI
Nama: Karina Nurtrisia
NIM: 0710043032
Telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam ujian Sarjana pada tanggal:
21 Februari 2013
Tim penguji:
Ketua Majelis Penguji

Sekretaris Majelis Penguji

Yusli Effendi S.IP, MA
NIP. 197804232009121001


Erza Killian S.IP, M.IEF
NIP. 83090911120078

Anggota Majelis Penguji I

Anggota Majelis Penguji II

Ni Komang Desy S. S.IP, M.Si
NIP. 84123011120412

M. Riza Hanafi S.IP, M.IA
NIP. 80020711110413

Malang, Juni 2013
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof. Dr. Ir. Darsono Wisadirana, MS.
NIP. 195612271983121001
LEMBAR PERNYATAAN


Nama: Karina Nurtrisia
NIM: 0710043032

4

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “ Hilangnya Peran
Negara dalam Hal Jaminan Keamanan Personal (Studi Kasus Siswa Kelas Xi Sma
Negeri 7 Malang Dan Smak St. Albertus Malang) “ adalah benar-benar karya sendiri .
Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan
dalam daftar pustaka, dan apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang
saya peroleh dari skripsi tersebut

Malang, Juni 2013

Karina Nurtrisia
NIM. 0710043032

5


I’m done

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan pada Allah SWT atas setiap penyertaan dan berkatnya
sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Hilangnya Peran
Negara dalam Hal Jaminan Keamanan Personal (Studi Kasus Siswa Kelas Xi Sma
Negeri 7 Malang Dan Smak St. Albertus Malang) “ dalam prosesnya penulis menyadari
bahwa tanpa bantuan dan arahan dari orang-orang disekitar maka penulisan ini tidak akan
dapat terselesaikan dengan baik. Teruntuk:
1. Mama, Papa, dan Bunda atas doa restu dan sabarnya

6

2. Dosen pembimbing skripsi:
Ibu. Ni Komang Desy Arya Pinatih S.IP, M.Si
Bapak Riza Hanafi S.IP, M.IA
3. Dosen penguji skripsi:
Bapak. Yusli Effendi S.IP, MA
Ibu Erza Killian S.IP M.IEF

4. Mas Kholis dan seluruh dosen di Jurusan Hubungan Internasional Universitas
Brawijaya
5. SMA Negeri 7 dan SMAK St. Albertus Malang atas bantuannya dalam hal
pengumpulan data
6. Teman-teman dan seluruh pihak yang membantu terselesaikannya penyusunan
skripsi ini
Penulis menyadari bahwa masih dapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini,
sehingga penulis sangat berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca, dan semoga
tulisan ini dapat memberikan manfaat.
Malang, Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL …………………………………………………………. i
LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………….. ii
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………... iii
LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………….. iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ……………………………………………… v
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. x

DAFTAR BAGAN ………………………………………………………… xi
7

ABSTRAK …………………………………………………………………… xii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………. 7
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………….. 8
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………….. 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Studi Terdahulu………………………………………… 10

2.2


Definisi Konseptual ............................................................. 12
2.2.1 Konsep Human Security ........................................... 12

BABIII

2.3

Definisi Operasional............................................................. 25

2.4

Argumen Utama ................................................................. 29

METODE PENELITIAN
3.1

Tipe Penelitian dan Tipe Data ............................................. 30

3.2


Lokasi dan Jangkauan Waktu Penelitian ............................. 31

3.3

Subyek Penelitian dan Penarikan Sampel ........................... 31

3.4

Sumber Data......................................................................... 33

3.5

Metode dan Teknik Pengumpulan Data............................... 34

3.6

Teknik Analisis Data ............................................................ 34

3.7


Indikator, Kuisioner, dan Wawancara ................................. 35
3.7.1 Indikator .................................................................. 35
3.7.2 Kuisioner ................................................................. 36
3.7.3 Wawancara …………………………………….. 39

3.8
BAB IV

Sistematika Penelitian ........................................................ 39

HASIL PENELITIAN
4.1

Gambaran Umum Sekolah .................................................. 42
4.1.1 SMA Negeri 7 Malang ............................................. 42
4.1.2 SMAK St. Albertus Malang .................................... 43

4.2

Hasil Pembahasan ................................................................ 44
8

4.2.1 Fear of violence (physical torture, war, ethnic
tension, suicide) ....................................................... 45
4.2.2 Prevention of accidents............................................. 55
4.2.3 Level of crime........................................................... 62
4.2.4 Security from illegal drugs and social network........ 68
4.2.5 Prevention of harassement, gender violence, and
ethnic discrimination .............................................. 78
4.2.6 Prevention of domestic violence, child abuse, and
child exploitation .................................................... 83
4.2.7 Efficiency of institution ........................................... 86
4.2.8 Acces to public information...................................... 89
4.2.9 Personal Financial .................................................. 93
4.2.10 Education ................................................................. 95
BAB V

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1

Disparitas Kondisi Personal Security SMA Negeri 7
Malang dan SMAK St. Albertus Malang ............................

99

5.1.1 SMA Negeri 7 Malang.............................................. 100
5.1.2 SMAK St. Albertus Malang .................................... 110

BAB VI

5.2

Hasil Penelitian..................................................................... 121

5.3

Sumber-Sumber Ketidakamanan Personal .......................... 126

PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 128

DAFTAR PUSTAKA

9

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perbedaan Konsep Keamanan Tradisional dan Human Security.........

18

Tabel 2 Jenis Keamanan dan Ancaman dalam Human Security ..................... 21
Tabel 3 Perbandingan Human Security menurut UNDP dan Kanada...............

23

Tabel 4 Responden Penelitian ..........................................................................

32

Tabel 5 Kondisi Personal Security Siswa SMAN 7 & SMAK St. Albertus ...

98

Tabel 6 Perbedaan Kondisi Personal Security Siswa ...................................... 122

10

11

DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Pergeseran Konsep Keamanan .........................................................

13

Bagan 2 Alur Pemikiran Konsep Personal Security ………………………...

28

ABSTRAK
12

HILANGNYA PERAN NEGARA DALAM HAL JAMINAN KEAMANAN PERSONAL
(STUDI KASUS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7 MALANG DAN SMAK ST.
ALBERTUS MALANG)
Penulis
NIM
Pembimbing
Jumlah Halaman
Tahun

: Karina Nurtrisia
: 0710043032
: Ni Komang Desy A.S.IP, M.Si dan M. Riza H. S.IP, M.IA
: xiii + 135 halaman
: 2013

Semenjak berakhirnya perang dingin, konsep mengenai keamanan terus mengalami
perubahan. Tidak dapat dipungkiri bahwa keamanan yang dulunya hanya berorientasi pada
tataran negara, saat ini mengalami pergeseran kearah yang lebih spesifik yaitu keamanan
individu. Konsep mengenai keamanan individu atau human security pertama kali
diperkenalkan oleh United Nations Development Program (UNDP) pada tahun 1994 dengan
definisi “ freedom from fear and freedom from want ”
Hak untuk mendapatkan rasa aman tidak hanya diperuntukkan bagi golongan tertentu
melainkan merata bagi setiap individu tidak terkecuali bagi para pelajar yang utamanya
berada di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di mana pada masa tersebut merupakan
suatu masa rawan akan ancaman-ancaman terhadap masa depannya. Dalam hal ini peran
negara tidak dapat dilepaskan begitu saja, jaminan keamanan bagi setiap individu harus
diberikan negara sebagai pemenuhan hak bagi setiap warga negara sebagai refleksi tingkat
keamanan dan kesejahteraan negara tersebut di mata negara lain. Sebagai salah satu bagian
kecil dari kelompok-kelompok masyarakat, siswa SMA dalam studi kasus ini
merepresentasikan bagaimana kondisi personal security siswa dan bagaimana peran negara di
dalamnya dalam menjamin keamanan individu.

Kata Kunci :
Human security, personal security, peran negara

ABSTRACT
THE ABSENCE OF STATE IN CASE OF PERSONAL SECURITY WARRANTY
(CASE STUDY CLASS XI SMA NEGERI 7 MALANG AND SMAK ST. ALBERTUS
MALANG)
Writer

: Karina Nurtrisia
13

ID. Number
Lecturer
Page Number
Tahun

: 0710043032
: Ni Komang Desy A.S.IP, M.Si dan M. Riza H. S.IP, M.IA
: xiii + 135 pages
: 2013

Since the end of the Cold War, the concept of security continues to change. It is inevitable
that the security that was once only oriented at the level of the state, is currently experiencing
a shift towards more specific the individual security. The concept of an personal security or
human security was first introduced by the United Nations Development Program (UNDP) in
1994 with the definition of "freedom from fear and freedom from want"
The right to obtain a sense of security not only for certain groups but equally for every
individual no exception to the students are mainly located in the Senior High School which is
at that time was a period prone to threats to its future. In this case the role of the state can not
be removed simply, guarantee the safety of each individual must be given to the state as the
fulfillment of the right of every citizen as a reflection of the level of security and prosperity
of the country in the eyes of other countries. As one small part of the community groups,
senior high school students in this case study represents how the conditions of personal
security of students and how the role of the state in which the individual security guarantees.
Key words:
Human security, personal security, role of state

BAB I
14

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Adanya pergeseran subyek keamanan setelah berakhirnya Perang Dingin
tahun 1990an dari yang semula fokus terhadap keamanan negara kemudian saat ini
menjadi keamanan individu atau perorangan, menjadikan permasalahan keamanan
bukan hanya fokus pada hal kemiliteran saja melainkan pada hal-hal yang
menyangkut hak keselamatan individu seperti kekerasan antar suku, kekerasan dalam
rumah tangga, kelaparan, atau ancaman kejahatan peredaran obat-obatan terlarang dan
perdagangan manusia. Pergeseran konsep keamanan tersebut melahirkan sebuah
konsep keamanan baru yang menyeluruh dan berorientasi pada keamanan individu
yaitu konsep human security, dalam laporan Human Security Index, konsep human
security diartikan sebagai “it is the basic quality of life of an individual or household
at home, in one’s community, and in the world – if that person wealthy, ‘middle clas’,
‘working class, or poor”1 kosep human security berdasarkan definisi tersebut
merupakan hak dasar bagi setiap individu baik di dalam lingkungan terdekatnya atau
pada suatu komunitas di mana dia berada. Konsep human security ini pertama kali
diperkenalkan oleh United Nations Development Program (UNDP) pertama kali pada
tahun 1994 yang terdiri dari tujuh bagian yaitu economic security, food security,
health security, environmental security, personal security, community security, dan
political security2. Ketujuh bagian tersebut merupakan bagian-bagian yang saling
berhubungan dan erat kaitannya dengan hak dasar keamanan bagi setiap individu
yang harus dipenuhi oleh pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah negara

1

Hasting, David A. 2011. The Human Security Index: An Update and a New Release (Laporan) dalam
http://www.humansecurityindex.org/wordpress/wp-content/uploads/2011/03/hsiv2-documentation1.pdf
diakses tanggal 28 Agustus 2012
2
United Nations Development Programme. 1994. Human Development Report 1994 (Laporan) dalam
http://hdr.undp.org/en/media/hdr_1994_en_contents.pdf hal. 24-25 diakses tanggal 28 Agustus 2012

15

yang kemudian nantinya dapat dirumuskan dalam bentuk kebijakan dan UndangUndang. Di Indonesia sendiri jaminan keselamatan terhadap individu masih belum
dapat terjamin dengan baik, hal tersebut terlihat dari masih banyaknya angka
kekerasan yang mengancam masyarakat khususnya pada remaja.
Kasus kekerasan pada anak atau remaja yang belakangan marak terjadi
menjadikan permasalahan tersebut tidak dapat dipandang sebelah mata dan harus
mendapatkan penanganan yang segera dan tepat. Kekerasan pada remaja baik yang
diakibatkan oleh lingkungan terdekat seperti orang tua atau keluarga lainnya, juga
dapat diakibatkan oleh lingkungan diluar seperti halnya teman sebaya, lingkungan
sekolah, atau pergaulan lainnya. Lemahnya pengawasan orang tua dan kurangnya
kesadaran diri terhadap hal tersebut menjadikan angka kekerasan terhadap remaja dan
anak terus meningkat dari tahun ke tahun, Komisi Nasional Perlindungan Anak
(Komnas PA) mencatat sebanyak 2.008 kasus kriminalitas yang dilakukan anak usia
sekolah terjadi di sepanjang kuartal pertama 2012. Jumlah itu meliputi berbagai jenis
kejahatan seperti pencurian, tawuran, dan pelecehan seksual yang dilakukan siswa SD
hingga SMA. Dari data yang diperoleh Komnas PA, pada 2010 terjadi 2.413 kasus
kriminal anak usia sekolah. Jumlah itu kemudian meningkat di 2011, yakni sebanyak
2.508 kasus3. Dari jumlah tersebut tentu saja kekerasan pada anak dan remaja harus
segera ditindaklanjuti agar tidak semakin meluas, untuk dapat menindaklanjuti
penyelesaian kasus tersebut maka terlebih dahulu perlu diketahui faktor apakah yang
menjadi ancaman atau penyebab utama terjadinya kekerasan tersebut sehingga
nantinya dapat dibentuk suatu rumusan kebijakan yang dapat memberikan
perlindungan kepada anak khususnya remaja.

3

Puskominfo Bidang Humas Polda Metro Jaya, 2012. 2.008 Kasus Kriminal Dilakukan Anak-Anak
(Artikel) dalam http://humaspoldametrojaya.blogspot.com/2012/05/2.html diakses tanggal 28 Agustus 2012

16

Terkait dengan konsep human security yang memiliki dua hal pokok yaitu
freedom from fear and freedom from want dalam penelitian ini akan dibahas mengenai
salah satu bagian dalam konsep tersebut yaitu kondisi personal security siswa kelas
XI Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 7 Malang yang berada di Jalan Cengger
Ayam I/14 Malang dan Sekolah Menengah Atas Katholik (SMAK) St. Albertus atau
yang banyak dikenal dengan sebutan SMA Dempo yang berada di wilayah Jalan
Talang No. 1 Malang. Kota Malang yang dikenal dengan slogan sebagai Kota
Pendidikan tentunya menjadi kota tujuan pendidikan bagi banyak masyarakat di luar
wilayah Kota Malang, pada akhirnya masyarakat dari berbagai macam latar belakang
ekonomi, agama, etnis dapat dengan mudah ditemukan di Kota Malang sebagai
miniatur Indonesia. Tentunya hal tersebut bukan tidak mungkin menimbulkan potensi
konflik di tingkat pelajar di Kota Malang, maraknya peredaran narkoba, seks bebas,
kasus bullying, tawuran pelajar, penyalahgunaan penggunaan jejaring sosial menjadi
contoh ancaman yang kemudian banyak terjadi saat ini. Dalam penelitian ini
responden dipilih dari siswa kelas XI SMA Negeri 7 Malang dan SMAK St. Albertus
Malang dengan pertimbangan antara lain:
- Responden di pilih dari siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) sesuai dengan
karakterististik konsep human security yaitu bersifat universal yaitu berlaku
bagi siapa saja untuk dapat dijadikan subyek penelitian
- Pelajar dalam hal ini menghabiskan sebagian waktunya sehari-hari di sekolah
dengan sejumlah peraturan sekolah yang mengikat siswa, sehingga dalam hal
ini hasil penelitian nantinya diharapkan dapat menjawab indikator kondisi
personal security siswa dalam sekolah terkait dengan peraturan tata tertib
sekolah dan kontrol negara terhadap kebijakan pendididkan
17

- Sesuai dengan pengamatan di lapangan, banyak siswa SMA yang pergi ke
sekolah dengan mengendarai kendaraan pribadi sedangkan di tingkat SMA
usia rata-rata siswa antara 15 hingga 17 tahun yang artinya siswa belum dapat
memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM), dalam hal ini penelitian ditujukan
untuk mengetahui bagaimana kondisi personal security siswa dalam hal
berkendara dan pencegahan kecelakaan lalu lintas serta bagaimana peran
negara dalam mendisiplinkan penggunaan jalan raya
- Tingkat kelas XI merupakan tingkat kelas yang berada di tengah-tengah di
antara kelas X dan kelas XII, hal tersebut berarti pada tingkat kelas XI
responden memiliki kakak dan adik tingkat sehingga pada tahapan ini kelas XI
dianggap ideal untuk menjawab indikator mengenai kondisi personal security
responden terhadap rekan sekolah
- Tingkat kelas XI merupakan tingkat di mana hampir seluruh kegiatan siswa di
sekolah dikelola oleh siswa kelas XI seperti OSIS ataupun kegiatan
ekstrakurikuler sekolah, hal tersebut berarti pada tingkat kelas XI responden
memiliki otoritas lebih dalam menjalankan kegiatan di sekolah yang mana hal
tersebut terkadang meimbulkan konflik dikarenakan munculnya rasa
kecemburuan antar teman
- Tingkat kelas XI merupkan tigkat di mana siswa kemudian dipersiapkan untuk
naik ke jenjang berikutnya yaitu tingkat kelas XII yang nantinya akan
menghadapi Ujian Nasional, hal tersebut dipergunakan untuk mengetahui
kondisi personal security responden terhadap indikator mengenai peran negara
dalam menyelenggarakan kebijakan ujian nasional

18

- Beragamnya latar belakang siswa di SMA Negeri 7 Malang dalam hal suku,
agama, serta tingkat ekonomi keluarga menjadikan SMA Negeri 7 Malang
menjadi salah satu sekolah negeri yang memiliki siswa dengan beragam
responden, perekonomian dalam hal ini dipergunakan sebagi indikator untuk
melihat bagaimana peran negara dalam mensejahterakan masyarakatnya
- Pada tahun 2006 SMA Negeri 7 Malang pernah menyelenggarakan pentas
kesenian Cipta Gelar Pesona Sabhatansa (CGPS) yang kemudian mengalami
kerusuhan sehingga mengakibatkan pihak sekolah berurusan dengan pihak
kepolisian dan kegiatan CGPS sesuai dengan peraturan sekolah hingga tahun
2013 ini ditiadakan. Hal tersebut dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana
kemudian peran sekolah dalam memberikan kebebasan pada siswa untuk dapat
mengekspresikan dirinya melalui kegiatan seni
- Pada tahun 2006 beberapa siswa SMA Negeri 7 Malang pernah terlibat
tawuran antar pelajar yang mengakibatkan beberapa siswa yang bersangkutan
tersebut terkena hukuman dan skors dari pihak sekolah, sehingga hal tersebut
dipergunakan untuk mengetahui seberapa tingkat keamanan siswa terhadap
masalah tawuran antar pelajar
- Sesuai dengan pengakuan siswa sebelum diadakannya penelitian di SMA
Negeri 7 Malang, diketahui terdapat siswi yang pernah mengalami kejadian
hamil di luar nikah sehingga sesuai dengan peraturan sekolah maka siswi
tersebut harus dikeluarkan dari

sekolah. Dengan demikian hal tersebut

dipergunakan untuk menjawab indikator mengenai bagaimana tanggapan
responden terhadap tindakan asusila

19

- SMAK St. Albertus Malang merupakan sekolah dengan latar belakang
pendidikan agama sehingga siswanya dibekali dengan pendidikan agama
dengan porsi lebih dibandingkan sekolah negeri yang tergolong sekolah umum
- Lebih dari 70% siswa SMAK St. Albertus Malang berlatar belakang keturunan
etnis Cina, dan beragama Nasrani sehingga hal tersebut dipergunakan untuk
mengetahui bagaimana kondisi personal security siswa terhadap permasalahan
diskriminasi etnis di masyarakat
- Di tingkat ekonomi, siswa SMAK St. Albertus Malang tergolong berada pada
tingkat menengah ke atas sehingga hal tersebut dipergunakan untuk
mengetahui bagaimana kondisi personal security siswa dalam hal keuangan
individu untuk dapat memenuhi keinginan mereka
- Di bidang akademik, SMAK St. Albertus Malang memiliki sederet prestasi
sehingga menjadikan sekolah tersebut sebagai sekolah swasta tujuan
masyarakat, maka dalam penelitian ini hal tersebut dipergunakan untuk
menegtahui bagaimana kondisi personal security siswa terhadap indikator
pendidikan
- Dari pengakuan sejumlah siswa sebelum dilaksanakannya penelitian, di
SMAK St. Albertus Malang terdapat beberapa hal yang menyangkut
permasalahan senioritas yang dianggap mengganggu dan mengancam
responden
- Ketatnya peraturan sekolah yang diterapkan di SMAK St. Albertus Malang
menjadikan hal tersebut sebagai salah satu bentuk ancam bagi siswa, maka

20

dalam penelitian ini kemudian akan dibahas lebih mendalam mengenai
ancaman terhadap kondisi personal security siswa terhadap peraturan sekolah
Dari kedua sekolah dengan latar belakang yang berbeda tersebut dan
pemilihan tingkat kelas pada responden, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ancaman-ancaman apa saja yang dianggap paling mengancam bagi responden dari
kedua sekolah tersebut, kemungkinan perbedaan hal yang dianggap paling
mengancaman bagi responden di kedua sekolah tersebut, bagaimana kondisi disparitas
personal security siswa kelas XI di kedua sekolah tersebut dan bagaimana peran
negara dalam memberikan jaminan keamanan bagi masyarakatnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kondisi personal security siswa kelas XI SMA Negeri 7
Malang dan SMAK St. Albertus Malang?
2. Bagaimana kondisi disparitas personal security siswa kelas XI SMA
Negeri 7 Malang dan SMAK St. Albertus Malang?
3. Apa sumber-sumber ancaman dalam personal security siswa kelas XI
SMA Negeri 7 Malang dan SMAK St. Albertus Malang?
4. Bagaimana peran negara dalam menjamin kemanan pada subyek
penelitian?
1.3 Tujuan Penelitian
Penulisan penelitian ini secara umum bertujuan untuk:
a. Dapat memberikan gambaran mengenai kondisi personal security siswa
kelas XI SMA Negeri 7 Malang dan SMAK St. Albertus Malang
21

b. Dapat memberikan gambaran mengenai hal apa yang menjadi ancaman
paling tinggi dan paling rendah bagi siswa kelas XI SMA Negeri 7
Malang dan SMAK St. Albertus Malang
c. Dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan kondisi personal
security siswa kelas XI SMA Negeri 7 Malang dan SMAK St. Albertus
Malang
d. Dapat memberikan gambaran mengenai peran negara dalam menjamin
keamanan bagi setiap individu terutama subyek penelitian
e. Dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana pengolahan data hasil
survey sebagai hasil dari penelitian mengenai kondisi personal security
siswa kelas XI SMA Negeri 7 Malang dan SMAK St. Albertus Malang

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat berupa pengetahuan baru
mengenai kondisi personal security siswa kelas XI SMA Negeri 7 dan SMAK St.
Albertus Malang dan diharapkan nantinya hasil penelitian ini dapat menjadi satu
acuan atau bahan studi terdahulu bagi rekan-rekan mahasiswa untuk melaksanakan
penelitian lainnya yang berhubungan dengan konsep human security ataupun
penelitian mengenai elemen human security lainnya serta kesimpulan pada penelitian
ini dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi untuk sekolah yang dijadikan objek
penelitian dalam merumuskan kebijakan tata tertib bagi siswa siswinya. Secara khusus
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis mengenai teknik
22

analisis dan pengolahan data sehingga menjadi satu bentuk kesatuan penelitian yang
utuh.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini secara umum akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan tinjauan
pustaka pada penelitian ini seperti studi terdahulu, konsep human security yang akan
dijadikan sebagai konsep dasar dalam penelitian ini, serta argument utama penelitian yang
akan dipergunakan untuk menarik kesimpulan di akhir penelitian.
2.1 Studi Terdahulu
Adanya pergeseran subyek keamanan dari yang dulunya hanya fokus pada
tahapan kenegaraan saat ini berkembang dan fokus terhadap permasalahan keamanan
23

pada individu atau perorangan yang lebih komples. Munculnya konsep human
security pada tahun 1994 yang dikemukakan oleh UNDP menjadi titik awal mulai
berkembangnya konsep tersebut, sayangnya dalam perkembangannya konsep human
security mengalami banyak perdebatan. Tidak banyaknya pengembangan penelitian
konsep human security kemudian menarik perhatian para peneliti untuk meneliti lebih
dalam mengenai konsep tersebut, salah satu penelitian yang merupakan pilot project
dalam fokus konsep human security dilaksanakan oleh tim dosen Program Studi
Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Malang yaitu Effendi, Killian, dan
Setiawati yang berjudul Baseline Study Mengenai Kondisi Kemananan Insani
(Human Security)4 di Kota Malang pada bulan September 2012, dalam penelitian
tersebut tim peneliti memfokuskan penelitian di Kota Malang yang terbagi atas
beberapa wilayah admisitrasi terdiri dari 5 kecamatan antara lain Klojen, Lowokwaru,
Blimbing, Sukun dan Kedungkandang. Sesuai dengan pembabakan yang telah
ditentukan oleh UNDP sebagai dasar pengembangan konsep human security dibagi
dalam tujuh bagian antara lain economic security, food security, health security,
environmental security, personal security, community security, dan political security
penelitian mengenai kondisi keamanan insani di Kota Malang tersebut kemudian
menjabarkan secara terperinci ancaman-ancaman apa saja yang kemudian banyak
terjadi di kota Malang. Penelitian yang dikembangkan dengan pendekatan kualitatif
dan kuantitatif atau dikenal dengan sebutan mixing method tersebut kemudian
memberikan gambaran secara umum mengenai ancaman tertinggi hingga terendah di
Kota Malang. Dari 120 total responden yang dipilih secara merata di lima kecamatan
di Kota Malang kemudian disimpulkan bahwa ancaman tertinggi berada pada bagian
environmental security, personal security, dan community security, sedangkan
4

Effendi, Y., Killian P.M,. Setiawati, Ni Komang,. (2012) Baseline Study Mengenai Kondisi Keamanan
Insani (Human Security) di Kota Malang

24

ancaman yang sianggap sedang ditemukan pada bagian economic security, food
security, health security, dan political security.
Dari kesimpulan pada penelitian terdahulu diketahui bahwa salah satu bagian
yang memiliki tingkat ancaman paling tinggi adalah bagian personal security
diketahui bahwa beberapa sumber-sumber ancaman berupa banyaknya tindakan
pencurian khususnya pencurian kendaraan bermotor, dan fasilitas publik yang
membahayakan keselamatan warga, maka penelitian ini secara spesifik akan
membahas lebih dalam mengenai kondisi personal security. Jika pada studi terdahulu
subyek penelitian atau responden merupakan warga Kota Malang di lima kecamatan,
maka dalam penelitian ini responden difokuskan pada pelajar kelas XI di SMA Negeri
7 Malang dan SMAK St. Albertus Malang

2. 2 Definisi Konseptual
2. 1. 1

Konsep Human Security
Konsep human security mulai muncul setelah berakhirnya Perang
Dingin ditahun 1990-an, bergesernya konsep keamanan dari yang
semula fokus terhadap keamanan tradisional menjadi keamanan
manusia atau human security merupakan suatu bentuk tuntutan jaman
di mana pada saat ini banyak sekali ancaman-ancaman kejahatan yang
korbannya bukan lagi negara namun langsung pada individu. Melly
Caballero – Anthony menyebutkan minimal ada tiga pandangan tentang
keamanan. Pandangan pertama adalah yang beranggapan bahwa ruang
25

lingkup keamanan adalah lebih luas daripada semata-mata keamanan
militer (military security). Pandangan kedua adalah menentang
perluasan ruang lingkup dari keamanan dan lebih cenderung konsisten
dengan status quo. Pandangan ketiga tidak saja memperluas cakupan
bahwa keamanan lebih luas dari semata-mata ancaman militer dan
ancaman negara, namun juga berusaha untuk memperlancar proses
pencapaian emansipasi manusia (human emancipation)5 konsep
tersebutlah yang kemudian dikenal dengan sebutan comprehensive
security. Keamanan manusia atau human security merupakan idea atau
konsep yang berkembang atas dasar pemikiran pergeseran subyek
keamanan, jika dulunya keamanan hanya berorientasi pada negara atau
state oriented, maka setelah berakhirnya Perang Dingin konsep
keamanan bergeser ke pemikiran mengenai keamanan manusia yang
berorientasi pada manusia atau people oriented.
Bagan 1
Pergeseran Konsep Keamanan
1990-an
Economic Development & Military Security



Berakhirnya Perang Dingin


Perubahan komponen pembangunan, teknologi,
politik, sosial, dll.


5

Comprehensive security

Susetyo, Heru. Menuju Paradigma Keamanan Komprehensif Berprespektif Keamanan Manusia
dalam Kebijakan Keamanan Nasional Indonesia. 2008. Lex Jurnalica Vol. 6 No. 1. Dalam
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/6108110.pdf diakses tanggal 10 Juni 2012.

26


Konsep human security

Perdebatan mengenai konsep keamanan ini seperti yang disebutkan
oleh Edy Prasetyono ketua Depatemen Hubungan Internasional Centre
for Stategic and International Studies (CSIS) dalam jurnalnya yang
bejudul Human Security6 ada tiga hal yang menjadi perdebatan pada
kemunculan konsep human security ini yaitu: pertama, human security
merupakan gagasan dan upaya negara-negara Barat dalam bungkus
baru untuk menyebarkan nilai-nilai-nilai mereka terutama tentang hak
azasi manusia. Kedua, human security, sebagai suatu konsep, bukanlah
hal baru. Human security yang secara luas mencakup isu-isu nonmiliter juga sudah dikembangkan di dalam konsep keamanan
konprehensif. Ketiga, barangkali perdebatan yang paling tajam, adalah
perbedaan dalam definisi dan upaya untuk mencapai human security
oleh masing-masing pemerintah nasional berdasarkan sudut pandang,
pengalaman, dan prioritas yang berbeda.7 Terlepas dari perdebatan
mengenai kemunculan konsep human security tersebut, human security
muncul untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan
nilai kemanusiaan yang marak terjadi belakangan ini baik yang
disebabkan oleh individu lain atau kelompok-kelompok tertentu yang
mengancam jiwa seseorang. Human security mempunyai dua
komponen utama yaitu:

6

Prasetyono,
Edy.
Human
Security
(Artikel)
11
September
2003
dalam
http://www.propatria.or.id/download/Paper%20Diskusi/human_security_ep.pdf diakses tanggal 27 April 2012
7
Ibid.

27

“freedom from fear and freedom from want - The battle of peace
has to be fought on two fronts. The first is the security front where
victory spells freedom from fear. The second is the economic and
social front where victory means freedom from want. Only victory
on both fronts can assure the world of an enduring peace. No
provisions that can be written into the Charter will enable the
Secun'ty Council to make the world secure from war if men and
women have no security in their homes and their jobs8
Kedua komponen tesebut menjelaskan bahwa konsep human security
pada intinya merupakan konsep yang menjungjung kebasan dari rasa
takut dan kebebasan berkeinginan, untuk mencapai perdamaian yang
pertama harus dicapai adalah kebebasan dari rasa takut kemudian
kedua dibidang ekonomi dan sosial yang menjadi komponen bebas
berkeinginan. Konsep human security kemudian berusaha merubah
sudut pandang mengenai kamanan tradisional ke arah yang lebih global
dengan memperhatikan kedua komponen tersebut. Jika dahulu konsep
keamanan fokus terhadap permasalahan konflik antar negara maka saat
ini keamanan tidak hanya terfokus pada satu titik saja.
Rasa aman dan nyaman merupakan hak bagi setiap individu, oleh
sebab itu munculnya konsep human security pertama kali didefinisikan
oleh UNDP dalam Human Development Report (HDR) 19949 sebagai:
“Human security can be said to have two main aspects. It
means, first, safety from such chronic threats as hunger,
disease and repression. And second, it means protection from
sudden and hurtful disruptions in the patterns of daily lifewhether in homes, in jobs or in communities. Such threats
can exist at all levels of national income and development.”

8

United Nations Development Programme (UNDP). Human Development Report (HDR) 1994 . dalam
http://hdr.undp.org/en/media/hdr_1994_en_chap2.pdf diakses tanggal 27 April 2012
9
United Nations Development Programme (UNDP). Human Development Report (HDR) 1994 . hal. 23
dalam http://hdr.undp.org/en/media/hdr_1994_en_chap2.pdf diakses tanggal 27 April 2012

28

Definisi yang diutarakan oleh UNDP tersebut menjelaskan bahwa
keamanan manusia terdiri dari hal-hal yang mendasar seperti bebas dari
ancaman yang bersifat kronis seperti kelaparan, dan penyakit menular
yang berbahaya. Selain itu UNDP juga menjelaskan mengenai proteksi
terhadap kehidupan sehari-hari baik di dalam ataupun di luar rumah
karena ancaman-ancaman kejahatan yang merugikan dan cenderung
melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) tersebut dapat terjadi di mana
saja. Selain itu dalam laporan yang diterbitkan oleh Commision on
Human Security (CHS)10, human security didefinisikan pula sebagai:
“…to protect the vital core of all human lives in ways that
enhance human freedoms and human fulfillment. Human
security means protecting fundamental freedoms – freedoms
that are the essence of life. It means protecting people from
critical (severe) and pervasive (widespread) threats and
situations. It means using processes that build on people’s
strengths and aspirations. It means creating political, social,
environmental, economic, military and cultural systems that
together give people the building blocks of survival,
livelihood and dignity.”11

Senada dengan definisi yang dipublikasikan oleh UNDP, Commission
on Human Security berpendapat bahwa human security merupakan
proteksi terhadap kebebasan secara dasar atau fundamental terhadap
nilai-nilai kehidupan termasuk kebebasan dalam menyampaikan
aspirasi untuk menciptakan suatu bentuk ketahanan. Dari kedua definisi
10

Commission on Human Security (CHS) terbentuk pada bulan Januari tahun 2001 sebagai respon
terhadap UN Millennium Summit yang diadakan pada bulan September tahun 2000 untuk pencapaian
“freedom from want” dan “freedom for fear”. Tahun 2003 CHS mempublikasikan laporannya yang berjudul
Human Security Now (Human Security at the United Nations, Newsletter – Issue 1 (Fall 2007) dalam
http://ochaonline.un.org/OchaLinkClick.aspx?link=ocha&docId=1065215 diakses tanggal 27 April 2012
11
Commission on Human Security final report, Human Security Now. dalam Human Security Unit Office
for the Coordination of Humanitarian Affairs United Nations. Human Security in Theory and Practice, Aplication
of Human Security Concept and the United Nation Trust Fund for Human Security. 2009. Dalam
http://hdr.undp.org/en/media/HS_Handbook_2009.pdf diakses tanggal 27 April 2012

29

tersebut terdapat satu kesimpulan mengnai definisi konsep human
security yaitu memiliki kesamaan dalam mengangkat kebebasan
individu dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga individu tersebut
dapat terpenuhi seluruh hak hidupnya.
Konsep human security jika dilihat dari definisi tersebut di atas
sangat erat kaitannya dengan Hak Asasi Manusia (HAM) yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan hak hidup bagi manusia,
kemunculan konsep ini tidak terlepas dari pandangan masyarakat
mengenai pentingnya mengangkat hak hidup bagi setiap individu.
Human security menurut UNDP secara garis besar berisi tentang dua
hal pokok yang mendasar yaitu “freedom from fear” dan “freedom
from want” bebas dari rasa takut dan berkeinginan adalah dua hal dasar
yang menjadikan konsep human security merupakan konsep keamanan
yang paling mendasar.
Empat karakteristik yang diangkat oleh konsep human security ini
adalah: universal, interdependent, prevention, dan people-centred12
human security bersifat universal yang artinya konsep tersebut relevan
dengan semua individu di manapun baik kaya ataupun miskin karena
berbagai macam ancaman dapat timbul sewaktu-waktu seperti
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), polusi udara, kriminalitas,
dan kejahatan lainnya. Kedua, the components of human security are
interdependent atau saling terkait antara satu aspek dengan aspek
lainnya seperti adanya perdagangan obat-obatan terlarang, perdagangan
12

United Nations Development Programme (UNDP). Human Development Report (HDR) 1994 . hal. 2223 dalam http://hdr.undp.org/en/media/hdr_1994_en_chap2.pdf. diakses tanggal 27 April 2012

30

manusia, terorisme yang terjadi terkait dengan batas-batas negara.
Ketiga, easier to ensure trough early prevention, dengan adanya konsep
human security maka kita dapat melakukan tindakan preventif sehingga
dapat menekan kemungkinan buruk yang dapat terjadi seperti
penyebaran penyakit. Keempat, people-centred konsep human security
fokus terhadap kebebasan manusia dalam kehidupannya dan dalam
komunitasnya serta bagaimana tiap-tiap manusia berkesempatan untuk
mendapatkan akses interaksi sosial.

keempat karakteristik tersebut

kemudian menjadikan human security sebagai konsep keamanan yang
jauh dari kekerasan secara militer. Pergeseran tersebut yang kemudian
membedakan pengertian antara konsep keamanan tradisional dengan
konsep human security saat ini, perbedaan antara konsep keamanan
tradisional dengan konsep human security adalah:
Tabel 1
Perbedaan konsep keamanan tradisional dan human security13
Keamanan tradisional
Objek

Negara

Nilai
Integritas kawasan,
keamanan kemerdekaan nasional
Ancaman
dan
resiko

Human security
Individu

dan Keamanan personal, dan
kebebasan individu

Ancaman tradisional seperti Non-tradisional ataupun
militer, kekerasan, perang
ancaman tradisional

13

Bajpai, Kanti. Human Security: Concept and Measurement. Kroc Institute Occasional Paper (Number
19), University of
Notre
Dame, Notre
Dame, Indiana, 2000
.
hal 48. Dalam
http://www.hegoa.ehu.es/dossierra/seguridad/Human_security_concept_and_measurement.pdf
diakses
tanggal 27 April 2012

31

Arti
Pemaksaan merupakan suatu
keamanan instrumen keamanan yang
paling
utama
yang
digunakan untuk menjaga
keamanan negaranya sendiri

Pemaksaan
bukanlah
instrumen yang paling
penting dalam konsep
human security. Sanki,
pembangunan
sumber
daya
manusia,
pemerintahan yang baik
merupakan
instrumen
kunci dari human security

Keseimbangan
kekuatan
(balance
of
power)
merupakan suatu hal yang
paling penting, kekuatan dan
kapabilitas militer harus
sejajar

Keseimbangan kekuatan
bukanlah hal yang paling
utama, soft power dalam
hal
ini
merupakan
kekuatan yang paling
penting

Kerjasama antar
diluar
bentuk
dianggap lemah

negara Kerjasama
antara,
aliansi organisasi internasional,
dan NGOs merupakan
kerjasama
yang
berkelanjutan dan efektif

Norma-norma dan institusi
memiliki nilai yang terbatas,
khususnya
di
bidang
keamanan ataupun militer

Ukuran
norma
dan
isntitusi ditentukan oleh
demokratisasi
dan
perwakilan dalam institusi
yang dapat menunjukkan
keefektifan

Sumber: Human Security Concept and Measurement, 2009.
Human security menurut UNDP digolongkan ke dalam tujuh
kategori14 yang secara umum banyak dijadikan acuan yaitu: economic
security, food security, health security, environment security, personal
security, community security, dan political security. Ketujuh kategori
tersebut merupakan aspek kehidupan yang erat kaitanya dengan
manusia dan menyentuh kehidupan sehari-hari sehingga konsep human

14

United Nations Development Programme (UNDP). Human Development Report (HDR) 1994 . hal. 2425 dalam http://hdr.undp.org/en/media/hdr_1994_en_chap2.pdf diakses tanggal 27 April 2012

32

security merupakan satu kesatuan yang menaungi beberapa aspek
terkait kehidupan masyarakat pada umumnya. Penggolongan kategori
dalam tujuh poin tersebut sangat erat kaitannya dengan kehidupan
masyarakat karena mewakili ancaman-ancaman yang terjadi karena
faktor internal ataupun eksternal. Faktor internal yang menyebabkan
seseorang merasa tidak aman seperti adanya rasa tidak nyaman
terhadap suatu hal, ataupun ancaman yang terjadi secara langsung pada
seseorang. Sedangkan faktor eksternal yang mengancam dapat terjadi
karena pihak lain atau suatu kejadian yang dilakukan oleh pihak lain
namun berimbas kepada keamanan individu.
Secara umum economic security merupakan tahapan di mana
manusia akan merasa aman jika kebutuhan ekonominya dapat
terpenuhi, kebutuhan ekonomi dapat berupa tersedianya lapangan
pekerjaan yang mencukupi sehingga manusia dapat bekerja dan
berpenghasilan cukup untuk mencukupi kebutuhannya. Ketersediaan
pangan oleh suatu negara untuk mencukupi kebutuhan masyarakatnya
sehingga tidak terjadi kelaparan juga merupakan salah satu bentuk
konsep food security. Sedangkan health security merupakan isu yang
banyak berkembang dibanyak negara berkembang, angka kematian
tertinggi di negara-negara berkembang banyak disebabkan karena
diare, kanker, kematian ibu dan anak, dan HIV-AIDS hal tersebut tidak
terlepas dari kurangnya kecukupan gizi masyarakat dan minimnya
pengetahuan masyarakat, sehingga angka kematian akibat penyakit
masih tinggi. Masyarakat dalam hal ini berhak untuk mendapatkan

33

akses pengobatan dan penyuluhan dari pemenrintah setempat sehingga
angka kematian akibat penyakit tersebut dapat berkurang.
Kerusakan lingkungan seperti kebakaran hutan, longsor akibat
pembabatan hutan secara illegal, kurangnya air bersih, polusi udara,
dan pencemaran laut merupakan ancaman bagi manusia sehingga
environment security muncul sebagai salah satu aspek penting dalam
konsep human security. Konsep human security tidak terlepas dari
peranan individu sebagai subyek, ancaman terhadap manusia secara
personal dapat berupa adanya perang antar negara, kriminalitas,
perdagangan manusia, pemerkosaan, tenaga kerja dibawah umur, dll.
sedangkan ancaman terhadap komunitas yang masih banyak terjadi
adalah konflik antar etnis atau suku, perbedaan agama, serta konflik
identitas lainnya sehingga memicu ketegangan antar kelompok.
Political security merupakan kategori terakhir dari human security
yang menekankan ancaman terhadap pelanggaran nilai-nilai Hak Asasi
Manusia (HAM) sehingga mengancam kebebasan individu, serta
ancaman yang diakibatkan adanya suatu kejadian politik sehingga
berdampak langsung terhadap masyarakat suatu negara secara luas.
Tabel 2
Jenis-jenis keamanan dan ancaman dalam konsep human security
Jenis Keamanan

Jenis Ancaman

Economic security

Kemiskinan, pengangguran

Food security

Kelaparan

Health Security

Penyakit yang mematikan, kekurangan gizi,
kurangnya akses terhadap perawatan dasar
kesehatan, kurangnya makanan sehat
34

Environment
security

Degradasi lingkungan, bencana alam, polusi,
berkurangnya sumber daya alam

Personal security

Kekerasan fisik, kriminalitas, terorisme,
kekerasan domestik, memperkerjakan anak di
bawah umur , eksploitasi

Community
security

Kerusuhan antar etnis, permasalahan agama,
dan ketegangan yang memicu kerusuhan yang
disebabkan oleh identitas suatu kelompok

Political security

Penindasan politik, pelanggaran HAM

Sumber: Human Security Unit Office for the Coordination of
Humanitarian Affairs United Nations15
Dalam perkembanganya konsep human security tidak hanya
didefinisikan oleh UNDP saja, beberapa negara seperti Kanada dan
Jepang juga turut berpendapat dan mengadopsi konsep human security.
Pemerintah Kanada secara eksplisit mengritik bahwa konsep human
security UNDP terlalu luas dan hanya mengaitkan dengan dampak
negative pembangunan dan keterbelakangan. UNDP mengabaikan
“human insecurity resulting from violent conflict”. Kritik senada juga
dikemukakan oleh Norwegia. Menurut Kanada, human security adalah
keamanan manusia yang doktrinnya didasarkan pada Piagam PBB,
Deklarasi Universal tentang Hak Azasi Manusia, dan Konvensi Jenewa.
Langkah-langkah operasional untuk melindungi human security
dirumuskan dalam beberapa agenda tentang: pelarangan penyebaran
ranjau, pembentukan International Criminal Court, HAM, hukum
humaniter internasional, proliferasi senjata ringan dan kecil, tentara
anak-anak, dan tenaga kerja anak-anak16.
15

Human Security Unit Office for the Coordination of Humanitarian Affairs United Nations. Human
Security in Theory and Practice, Aplication of Human Security Concept and the United Nation Trust Fund for
Human Security. 2009. Hal. 7. Dalam http://hdr.undp.org/en/media/HS_Handbook_2009.pdf diakses tanggal
27 April 2012
16
Ibid.

35

Konsep human security menurut Kanada pada intinya menyatakan
bahwa dalam perspektif Kanada human security adalah security of the
people (keamanan warga negara) yang berpedoman kepada Piagam
PBB, Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia serta Konvensi
Geneva. Dalam hal ini konsep human security berfokus pada human
cost yang diakibatkan oleh konflik kekerasan. Pemahaman tersebut
mendapat sambutan dari negara-negara middle power seperti Norwegia
yang kemudian bersama dengan pemerintah Kanada mendirikan
lembaga bernama Human Security Partnership pada tahun 1998.
Lembaga ini mengidentifikasi human security dalam 9 (sembilan) hal
sebagai berikut: korban ranjau darat, pembentukan International
Criminal Court, hak-hak asasi manusia, hukum humaniter, wanita dan
anak-anak dalam konflik bersenjata, plorifikasi senjata ringan (small
arms), tentara anak-anak, buruh anak-anak dan kerjama negara-negara
utara17.
Tabel 3
Perbandingan human security menurut UNDP dan Kanada
UNDP School
Security
whom

Canadian School

for Primarily
individual

the Primarily
the
individual, but state
security
also
is
important
Personal safety/well- Personal safety/wellSecurity
of being and individual being and individual
what values
freedom
freedom

17

Kristiadi, J. National Security, Human Security, HAM, dan Demokrasi. Dalam
http://www.propatria.or.id/download/Paper%20Diskusi/human_security_dan_ham_jk.pdf diakses tanggal 27
April 2012

36

Direct and indirect
Security from violence;
greater
what threats
emphasis on indirect
violence,
especially
economic,
environmental factors

Direct and indirect
violence;
greater
emphasis on direct
violence at two levels

national/societal
and
international/global
Promoting
political
development: global
norms and institutions
(governance)
plus
collective use of force
as well as sanctions if
and when necessary

Promoting
human
Security
by development:
basic
what means
needs
plus
equity,
sustainability,
and
greater
democratization
and
participation at all
levels of global society
Sumber: Human Security Concept and Measurement18

Sedangkan konsep human security menurut pandangan Jepang
sangat mirip dengan UNDP. Human security secara komprehensif
mencakup semua hal yang mengancam kehidupan dan kehormatan
manusia,

misalnya

kerusakan

lingkungan,

pelanggaran

HAM,

kejahatan terorganisir internasional, masalah pengungsi, peredaran
obat-obat terlarang, penyebaran penyekit menular yang berbahaya, dan
sebagainya. Jadi, Jepang menekankan bahwa human security dalam
konteks “freedom from fear and freedom from want”19 Ketiga
pandangan mengenai konsep human security tersebut muncul sebagai
bentuk pemahaman yan berbeda-beda mengenai konsep keamanan
sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan negara yang berbeda
akan nilai keamanan.
Dalam pertemuan United Nations Millennium Declaration yang
diadakan pada tanggal 6-8 September tahun 2000, human security
18

Bajpai, Kanti. Human Security: Concept and Measurement. Kroc Institute Occasional Paper (Number
19), University of
Notre
Dame, Notre
Dame, Indiana, 2000
.
hal 36. Dalam
http://www.hegoa.ehu.es/dossierra/seguridad/Human_security_concept_and_measurement.pdf
diakses
tanggal 27 April 2012
19
Prasetyono,
Edy.
Human
Security.
11
September
2003
dalam
http://www.propatria.or.id/download/Paper%20Diskusi/human_security_ep.pdf diakses tanggal 27 April 2012

37

diangkat

sebagai

isu

penting

dalam

mengatasi

permasalahan

pembangunan di negara-negara miskin dan berkembang. Dalam
deklarasi tersebut disebutkan nilai-nilai fundamental yang menjadi
esensi

dalam

hubungan

internasional

antara

lain:

kebebasan,

kesetaraan, solidaritas, toleransi, perhatian terhadap alam, serta
pembagian tanggung jawab20. Dari hal tersebut kemudian PBB
mengadopsi beberapa hal yang kemudian menjadi acuan pembentukan
Millenium Development Goals (MDGs) yang kemudian sistem tersebut
diterapkan di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Dalam
perkembangannya MDGs dibagi menjadi delapan poin utama21 antara
lain eradicate extreme hunger and poverty (memberantas kemiskinan
dan kelaparan), achieve universal primary education (memenuhi
standar pendidikan dasar), promote gender equality and empower
women (kesetaraan ge