Ringkasan isi dari buku yang berjudul GE

Ringkasan isi dari buku yang berjudul “GERBANG TASAWUF
(Dimensi Teoritis dan Praktis Ajaran Kaum Sufi)

Disusun Oleh :

 Heni Puspita Sari

NIM : 0705162006

Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu : Dr. Ja‟far M.A
Program Study :FISIKA
Semester : II

Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Sumatera Utara
2017

A. Defenisi Tasawuf
Pertama, istilah tasawuf berasal dari kata al-shuf , yaitu wol. Disebut sufi karena kaum sufi
mengenakan jubah yang terbuat dari bulu domba.

Kedua, istilah tasawuf berasal dari kata al-shaf, yaitu barisan pertama yang bermakna bahwa
kaum sufi berada pada barisan pertama di depan Tuhan, karena besarnya keinginan mereka
terhadap Tuhan, kecenderungan hati mereka terhadap-Nya dan tinggalnya bagian-bagian rahasia
dalam diri mereka di hadapan-Nya.
Ketiga, istilah tasawuf berasal dari kata ahl al-shuffah karena para sufi mengaku sebagai
golomgan ahl al suffah yang diridai Allah. Mereka disebut sufi karena sifat-sifat mereka
menyamai sifat orang-orang yang tinggal di serambi masjid (shuffah) yang hidup pada masa
Nabi Muhammad saw .
Keempat, istilah tasawuf berasal dari kata al-shafa yang artinya kesucian, sebagai makna bahwa
para sufi telah menyucikan akhlak mereka dari noda-noda bawaan, dank arena kemurnian hati
dan kebersihan tindakan mereka. Kaum sufi menjaga moral dan menyucikan diri mereka dari
kejahatan dan keinginan duniawi, sebab itulah mereka disebut sufi.
 Tasawuf menurut bahasa/etimologis berasal dari kata :
1. Shaff yang berarti saf atau baris
2. Shafa yang berarti bersih
3. Shuffah atau shuffat al-masjid yang berarti serambi masjid
4. Sophos (bahasa Yunani) yang berarti hikmah/kebijaksanaan
5. Shaufana yaitu sejenis buah-buahan yang berbentuk kecil dan berbulu yang banyak
tumbuh du gurun pasir Arab
6. Shuffah artinya suatu kamar disamping Mesjid Nabawi yang disediakan untuk

Sahabat Nabi dari golongan Muhajirin yang miskin
 Tasawuf menurut istilah/terminologis berasal dari kata :
1. Tasawuf adalah pengetahuan tentang semua bentuk tingkah laku jiwa manusia , baik
yang terpuji maupun tercela , kemudian bagaimana membersihkannya dari yang
tercela itu dan menghiasinya dengan yang terpuji, bagaimana menempuh jalan kepada
Allah dan berlari secepatnya menuju kepada Allah.
2. Sufi adalah yang mewarisi ilmu dan amal Rasulullah saw, juga mewarisi akhlak yang
sesuai dengan batin (mental) beliau yang berupa zuhud, wara‟ , takut (kepada Allah),
berharap(akan ridha-Nya), sabar, bilm (stabilitas mental), kecintaan (kepada Allah
dan segala yang dicintai oleh-Nya), dan Ma‟rifah(penghayatan yang tuntas dengan
Ketuhanan)

B. Tujuan Tasawuf
1. Tujuan tasawuf sunni akhlaki, tampaknya cukup sederhana yaitu terbatas pada
pembinaan moral , yaitu meluruskan jiwa, mengendalikan hawa nafsu, sehinnga selalu
tetap memlihara keluruhan moral.
2. Tujuan tasawuf sunni amali, yaitu untuk mengenal Allah . dalam hunungan ini, alkalabazi mengatakan bahwa makrifat itu terdiri dari dua macam, yakni ma’rifat al-haq
dan ma’rifat al-haqiqat . Ma‟rifat al-haq yaitu penegasan tentang ke-Esa-an Allah atas
sifat-sifatnya. Sedangkan Ma‟rifat al-haqiqat adalah suatu ma‟rifat yang tidak dapat
diketahui , karena hakikat keTuhanan itu tidak dapat dijangkau dalam upaya mencapai

ma‟rifay al-haq ini para sufi melakukan berbagai metode yang dapat mengenal Tuhan,
yang diantaranya dengan cara yang dikenal dengan al-kasyaf yakni terbukanya tabir yang
menghalanginya mengenal Tuhan.
3. Tujuan tasawuf falsafi, yaitu tampaknya mengarah kepada satu tujuan tasawuf yang
merupakan kelanjutan dari tasawuf amali . hanya satu tujuan ini telah melangkah kepada
suatu pengenalan terhadap Tuhan secara filosofis, dalam upaya memahami garis
hubungan antara Tuhan dengan alam (makhluq), khususnya manusia dengan Tuhan.
Dengan kata lain, dalam tasawuf yang bercorak falsafi ini , para sufi berupaya mencapai
tujuan-tujuan tertentu sehingga terkadang mereka merasa hilang keasadaran terhadap
dirinya sendiri, sehinnga di kalangan sufi dikenal istilah fana, hulul, ittihad, dan wihdat
al-wujud.
C. Kedudukan tasawuf dalam islam
Tiap- tiap ulama diatas meletakkan tasawuf di dalam kategori yang berbeda, seperti Ibn
Khaldun yang mengkategorikan tasawuf di dalam kategori ilmu yang diajarkan dan di
transformasikan (ulum al-naqliyah al-wadhi’iyah). Al –Ghazali mengkategorikan tasawuf
di dalam kategori ilmu yang dihadirkan (ilm al-hudhuri/presential). Ibn al-Qayyim alJauziyah mengkategorikan tasawuf di dalam ilmu Jaliyun (didasari observasi, eksperimen
dan silogisme). Syed Muhammad Naquib al-attas mengkategorikan tasawuf sebagai
metafisika islam yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu agama (the religious science).
Berdasarkan para ulama menempatkan tasawuf di dalam bidang-bidang tersebut, dapat
ditarik kesimpulan bahwa tasawuf merupakan bagian dari ilmu-ilmu agama.

Dari aspek pembahasan, tasawuf membicarakan empat pokok persoalan, yaitu :
1. Pembahasan tentang mujahadah (al-mujahadah), zauq (al-dzawq), intropeksi diri
(muhasabah al-nafs), dan tingkatan-tingkatan spiritual (al-maqamat)
2. Penyingkapan spiritual (al-kasyf) dan hakikat-hakikat (al-haqiqah) alam gaib
(alam al-gayb)
3. Keramat wali (al-karamat)
4. Istilah-istilah kaum sufi yang diungkap pasca mabuk spiritual (al-syathahat)

D. Al-Maqamat dan Al-ahwal
Al-maqamat adalah tingkatan-tingkatan spiritual seorang sufi, dari tingkatan paling mendasar
sampai tingkatan tertinggi, yaitu dekat dengan Allah swt yang diperoleh salik secara mandiri
melalui pelaksanaan ibadah, mujahadah, dan riyadhah secara terus menerus.
Al-ahwal merupakan keadaan hati seorang salik yang bukan merupakan hasil usahanya secara
mandiri, melainkan pemberian dari Allah swt. Sejumlah al-ahwal tersebut merupakan pemberian
Allah swt kepada salik yang sedang menjalani beragam ibadah untuk menapaki satu persatu
maqam dari yang awal sampai yang paling akhir sebagi puncak tertinggi dari kedudukan spiritual
yang mungkin dicapai seorang sufi.

E. Pondasi Al-Maqamat dan Al-ahwal
1. Ibadah

Menurut al-Qusyairi, ibadah atau „ubudiyah adalah ”melaksanakan segala apa yang
diperintahkan, dan menjauhi segala yang dilarang”.
2. Riyadhah
Riyadhah adalah menahan jiwa binatang agar salik tidak mengikuti kecenderungannya terhadap
nafsu dan amarah, dan menahan jiwa rasional agar tidak menuruti insting binatang serta watak
dan perbuatan tercela.
3. Mujahadah
Hasan al-Qazaz, mengatakan bahwa “Mujahadah dibangun atas tiga hal: tidak makan bila sangat
butuh, tidak tidur kecuali mengantuk, dan tidak bicara kecuali terdesak.”
4. Khalwah dan Uzlah
Khalwah (menyepi) adalah pemutusan hubungan dengan makhluk menuju penyambungan
hubungan dengan al-Haqq. uzlah (mengasingkan diri) adalah menjaga keselamatan diri dari niat
buruk orang lain.
F. Hierarki Al-Maqamat
1. Tobat (al-taubah)
Tobat bermakna “sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan yang salah atau jahat) dan beniat
akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan.”

2. Wara‟
Didunia tasawuf, kata wara‟ ditandai dengan kehati-hatian dan kewaspadaan tinggi. Meskipun

istilah ini tidak ditemukan dalam Al-Qur‟an, tetapi semangat dan perintah untuk bersikap wara‟
dapat dengan mudah ditemukan di dalamnnya, dan banyak hadis Nabi Muhammad SAW
menggunakan istilah wara‟.
3. Fakir
Dalam terminology Al-quran, istilah fakir berasal dari bahasa Arab, faqura,yafquru,faqran yang
artinya miskin. Istilah faqr bermakna kemiskinan. Dalam bahasa Indonesia, fakir berarti “orang
yang sangat kekurangan, orang yang terlalu miskin, atau orang yang dengan sengaja membuat
dirinya menderita kekurangan untuk mencapai kesempurnaan batin.”
4. Sabar
Sabar (as-shabr) adalah sikap yang dimiliki seseorang untuk menjalankan perintah-perintah
Allah ,menjauhi segala larangannya dan bersedia menerima cobaan-cobaan yang diberikan Allah
,dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Tawakal
Tawakal (at-tawakkul) diartikan sebagai kepasrahan secara penuh kepada Allah setelah
melakukan suatu usaha.
6. Cinta
Makna al-mahabbah dalam tasawuf dapat dilihat dari ucapan kaum sufi.






junid al-baghdadi , misalnya berkata “cinta adalah masuknya sifat-sifat kekasih pada sifat
yang mencintainya.
Muhammad bin Ali al-kattani berkata “ cinta mengutamakan yang dicintai.
Husain al-manshur al-Hallaj berkata bahwa “ hakikat cinta itu jika kamu berdiri bersama
kekasihmu dengan menggunakan sifat-sifatmu.

7. Rida
Secara harfiah ridha artinya rela,senang,atau suka. Harun Nasution mengatakan ridha berarti
tidak berusaha untuk menetang qadha dan qadhar Tuhan.

8. Al-Maqam lainnya
Sebagian sufi lain menghadirkan ajaran lain tentang al-maqam tertinggi. Al-Hallaj mengenalkan
paham al-hulul, Abu Yazid al-Bistami memiliki ajaran tentang al-ittihad, dan Ibn Arabi
mengajarkan paham wahdah al-wujud yang dielaborasi lebih lanjut oleh Mulla Shadra.
G. Mengenal Al-Ahwal
1. Al-Muraqabah
Muraqabah merupakan pangkal kebaikan, Ia dapat dicapai setalah melakukan muhasabah
terhadap amal perbuatan sendiri. Muraqabah merupkan salah satu sikap mental yang tinggi yang

mengandung adanya kesadaran diri selalu berhadapan dengan Allah dalam keadaan diawasi-Nya.
2. Takut (al-Khauf)
Al-khauf menurut sufi adalah suatu sikap mental rasa takut pada Allah karena kurang sempurna
pengabdiannya.
3. Harap (al-raja)
Harap (raja) ialah lapang hati(dada) dalam menantikan sesuatu yang diharapkan pada masa yang
akan datang, dalam hal yang mungkin terjadi.
4. Rindu (al-syawq)
Al-Qusyairi mengatakan bahwa “rindu adalah keguncangan hati untuk menemui yang
dicintai(Allah swt). Cinta sangat bergantung kepada rindu.” Abu Ali al-Daqaq mengatakan
bahwa “al-syawq adalah kerinduan yang bisa reda dengan bertemu dan melihat(Allah swt).” Dua
pendapat sufi ini menegaskan bahwa rindu merupakan keinginan kuat hati untuk menemui dan
melihat kekasih sejatinya, yakni Allah swt.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Isolasi Senyawa Aktif Antioksidan dari Fraksi Etil Asetat Tumbuhan Paku Nephrolepis falcata (Cav.) C. Chr.

2 95 93

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Aplikasi penentu hukum halal haram makanan dari jenis hewan berbasis WEB

48 291 143

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46

Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

24 152 62