JENIS JENIS SISTEM INFORMASI BISNIS E BU

JENIS-JENIS SISTEM INFORMASI BISNIS (E-BUSINESS) &
SISTEM INFORMASI , ORGANISASI DAN STRATEGI
Mata Kuliah : Sistem Informasi dan Pengendalian Internal

Oleh :

Hutria Angelina Mamentu, SE

55516120041

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Universitas Mercu Buana
Jakarta
2017

1

1. Dampak Sistem Informasi Bagi Organisasi Dan Perusahaan Bisnis
Sistem informasi telah menjadi alat bantu yang integral, online, serta interaktif

yang dilibatkan setiap saat dalam kegiatan operasional dan pengambilan
keputusan pada perusahaan-perusahaan besar.
Dampak Ekonomi
1. Teknologi informasi mengubah biaya modal dan biaya informasi yang
bersifat relative/tidak langsung/bergantung kondisi tertentu. Sistem
informasi dapat dipandang sebagai faktor produksi yang menggantikan
modal dan tenaga kerja tradisional.
2. Teknologi informasi memengaruhi biaya dan kualitas informasi serta
mengubah nilai ekonomis suatu informasi. Teknologi informasi membantu
perusahaan dalam mendapatkan kontrak dengan nilai yang pantas,
karena teknologi informasi dapat menekan biaya transaksi.
3. Teknologi informasi, terutama penggunaan jaringan, dapat membantu
perusahaan dalam menekan biaya partisipasi pasar (biaya transaksi),
menjadikan kontrak dengan pemasok eksternal lebih menguntungkan
ketimbang menggunakan sumber daya internal.
4. Teknologi informasi dapat mengurangi biaya internal manajemen.
5. Teknologi informasi dengan mengurangi biaya perolehan dan analisis
informasi, memungkinkan organisasi mengurangi biaya agen karena
mempermudah para manajer dalam mengawasi jumlah karyawan yang
lebih banyak.

Dampak Bagi Struktur dan Perilaku Organisasi
1. IT meratakan organisasi, riset tentang perilaku menghasilkan teori bahwa
teknologi informasi memfasilitasi pemerataan hierarki dalam suatu
perusahaan
dengan
memperluas
distribusi
informasi
guna
memberdayakan karyawan di level bawah dan meningkatkan efisiensi
manajemen.
2. Organisasi pascaindustri, teori postindustrial (pasca era industri) lebih
berdasarkan sejarah ketimbang ekonomi, juga mendukung gagasan
bahwa teknologi informasi seharusnya meratakan hierarki. Dalam
masyarakat pasca era industri, peningkatan wewenang bergantung pada
pengetahuan dan kompetensi bukan hanya berdasarkan posisi formal
saja.
3. Memahami penolakan organisasi terhadap perubahan, sistem informasi
dapat memengaruhi siapa yang mengerjakan apa, kepada siapa, kapan,
dimana, dan bagaimana pada sebuah organisasi. Karena sistem informasi

berpotensi mengubah struktur organisasi, budaya, proses bisnis dan
strategi, seringkali ada begitu banyak penolakan terhadap teknologi saat
diperkenalkan.
4. Internet dan organisasi, internet memiliki dampak penting terhadap
hubungan antar banyak perusahaan dan entitas di luar perusahaan,
bahkan proses bisnis di dalam sebuah organisasi. Internet meningkatkan
kemampuan akses, kapasitas penyimpanan, distribusi informasi, dan
pengetahuan bagi organisasi.

2

Implikasi Dari Perancangan dan Pemahaman Tentang Sistem Informasi
Untuk memberikan manfaat yang sebenarnya, sistem informasi harus
dibangun dengan pemahaman yang jelas mengenai organisasi yang akan
menggunakannya. Berikut adalah beberapa faktor utama organisasi dalam
menentukan perencanaan suatu sistem baru:
1.
2.
3.
4.

5.

Lingkungan organisasi tersebut harus berfungsi
Struktur organisasi: hierarki, spesialisasi, rutinita, dan proses bisnis
Budaya dan politik organisasi
Bentuk organisasi dan gaya kepemimpinan
Kepentingan-kepentingan kelompok utama yang terpengaruh oleh
kehadiran sistem serta sikap pekerja yang akan menggunakan sistem
tersebut
6. Jenis pekerjaan, keputusan, dan proses bisnis yang akan didukung oleh
sistem informasi tersebut

2. Model Rantai Nilai Organisasi Bisnis
Selain model Porter, terdapat juga model rantai nilai. Model rantai nilai (value
chain model) menekankan pada aktivitas spesifik pada organisasi bisnis di
mana strategi kompetitif diaplikasikan dan sistem informasi sebaiknya
ditempatkan untuk menimbulkan dampak strategis. Model rantai nilai
memandang perusahaan sebagai rangkaian aktivitas dasar yang memberikan
nilai terhadap barang atau jasa perusahaan.Aktivitas-aktivitas tersebut dapat
dikategorikan sebagai aktivitas utama dan aktivitas pendukung.

Aktivitas utama sebagian besar berhubunga dengan produksi serta distribusi
produk barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan, yang menciptakan nilai
bagi pelanggan. Aktivitas pendukung memungknkan aktivitas utama berjalan
lancer serta terdiri atas infrastruktur-infrastruktur organisasi, seperti
manajemen dan administrasi, sumber daya manusia (perekrutan, penggajian,
dan pelatihan karyawan), teknologi (meningkatkan mutu produk dan proses
produksi), dan penyediaan bahan baku.
Sinergi, Kompetensi Inti, dan Strategi Berbasis Jaringan
Sinergi adalah ketika hasil yang diberikan oleh suatu unit bisnis dapat
digunakan sebagai masukan bagi unit bisnis lainnya, atau dua organisasi
yang saling berbagi pasar dan keahlian, serta hubungan ini menekan biaya
dan menghasilkan keuntungan. Cara lain dalam menggunakan sistem
informasi untuk meraih keunggulan kompetitif adalah dengan cara
memikirkan bagaimana perusahaan menunjang kompetensi inti yang
dimilikinya. Kompetensi inti adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan yang
membuatnya menjadi pemimpin berkelas dunia.
Kehadiran internet dn teknologi jaringan telah menginspirasi strategi meraih
keunggulan melalui kemampuan perusahaan dalam menciptakan jaringan
satu sama lain. Strategi berbasis jaringan diantaranya adalah menggunakan
jaringan ekonomi, model perusahaan virtual, dan ekosistem bisnis


3

3. Menggunakan Sistem Informasi Untuk Mencapai Keunggulan
Kompetitif
Dalam dunia nyata, kalian pasti menemukan beberapa perusahaan yang
memiliki kinerja lebih baik ketimbang perusahaan lainnya.Bagaimana hal
tersebut bisa terjadi?Perusahaan-perusahaan tersebut dianggap memiliki
keunggulan kompetitif. Selain mereka memiliki akses ke sumbersumber khusus yang tidak dimiliki pesaingnya, mereka juga mampu
menggunakan sumber daya yang tersedia secara lebih efisien.
Model Daya Kompetitif Michael Porter
Model ini merupakan model yang paling umum digunakan dalam memahami
keunggulan kompetitif perusahaan. Model ini memiliki 5 daya kompetitif yang
dianggap menentukan nasib suatu perusahaan:
1.
2.
3.
4.
5.


Pesaing tradisional
Pendatang bru dipasar
Produk dan jasa pengganti (produk substitusi)
Pelanggan
Pemasok

Strategi Sistem Informasi Terkait Daya Kompetitif
Berikut adalah 4 strategi umum, yang maing-masing menggunakan sistem
dan teknologi informasi:
1.
2.
3.
4.

Biaya Kepemimpinan/Manajemen yang rendah
Diferensiasi produk
Fokus pada ceruk pasar
Memperkuat keakraban dengan pelanggan dan pemasok

Dampak Internet Bagi Keunggulan Kompetitif

Teknologi internet dibuat berdasarkan standar internasional yang dapat
digunakan perusahaan manapun, mempermudah pesaing berkompetisi
dalam harga serta mempermudah pesaing baru masuk ke dalam
pasar.Karena informasi tersedia bagi setiap orang, internet memperkuat daya
tawar pelanggan.Pelanggan dapat dengan cepat menemukan penyedia
barang ataupun jasa yang memiliki harga paling murah di situs web.
Dampak hubungan internet pada daya kompetitif dan struktur industri
Daya Kompetitf
Dampak Internet
Memungkinkan produk baru untuk muncul
dengan pendekatan baru untuk bertemu
Produk pengganti atau jasa
dan
memenuhi
kebutuhan
serta
melakukan fungsi-fungsi
Kekuatan tawar-menawar pelanggan
Ketersediaan harga dan informasi produk


4

secara global menggeser daya tawar
kepada pelanggan
Pengadaan melalui internet cenderung
meningkatkan kekuatan tawar atas
pemasok; pemasok dapat juga mendapat
Kekuatan tawar-menawar pemasok
keuntungan dari berkurangnya hambatan
untuk masuk pasar dan dari kehancuran
distributor dan perantara lain yang berdiri
diantara mereka dan pengguna mereka
Internet mengurangi hambatan untuk
masuk seperti kebutuhan untuk tenaga
pemasaran, akses ke saluran, dan asset
Ancaman pendatang baru
fisik; menyediakan teknologi untuk
menjalankan proses bisnis yang membuat
hal-hal lain lebih mudah untuk dilakukan
Memperluas

pasar
geografis,
meningkatkan jumlah pesaing dan
mengurangi perbedaan antara pesaing
Posisi dan persaingan antara pesaing
membuatnya
lebih
sulit
untuk
yang ada
mempertahankan
keuntungan
operasional; menempatkan tekanan untuk
bersaing pada harga

Menggunakan Sistem Informasi Untuk Keunggulan Kompetitif: Isu-Isu
Manajemen
Sistem informasi yang strategis sering megubah organisasi berikut dengan
produk, layanan, da prosedur operasionalnya, mengarahkan organisasi
tersebut ke dalam pola perilaku baru.

Menopang Keunggulan Kompetitif
Sistem informasi sendiri tidak dapat menyediakan keunggulan bisnis yang
abadi. Sejatinya, sistem dimaksudkan untuk tujuan strategis, tetapi
lebihsering menjadi perangkat untuk menyelamatkan perusahaan yang
diwajibkan untuk bertahan di bidang bisnisnya, atau mereka akan
menghambat organisasi dalam melakukan perubahan strategis yang penting
bagi keberhasilan pad masa depan.
Menggandeng TI Untuk Pencapaian Tujuan Bisnis
Riset mengenai TI dan kinerja bisnis telah menemukan bahwa:


Semakin sukses suatu perusahaan menggandeng TI untuk mencapai
tujuan bisnisnya, semakin banyak keuntungan yang diperoleh

5



Hanya seperempat perusahaan yang berhasil menggandeng TI untuk
mencapai tujuan bisnisnya

Perusahaan dan para manajer yang sukses memahami apa yang dapat
dilakukan TI dan bagaimana cara dia bekerja, mereka mengambil peran aktif
dalam penggunaannya dan mengukur perngaruhnya bagi pendapatan dan
laba.
Mengelola Transisi Strategis
Mengadopsi sistem strategis seperti yang dijelaskan pada bab ini,
mensyaratkan perubahan dalam tujuan bisnis, hubungan dengan pelanggan
dan pemasok, serta proses bisnis. Perubahan sosioteknis tersebut,
memengaruhi elemen sosial maupun elemen teknik dalam suatu perusahaan
yang dapat dianggap sebagai transisi strategis-pergerakan antar tingkat di
dalam sistem sosioteknis
Perubahan semacam ini sering kali memerlukan peleburan batasan-batasan
di dalam organisasi, antara eksternal dengan internal.Pemasok dan
pelanggan menjadi terhubung erat dan memungkinkan untuk saling berbagi
tanggung jawab. Manajer mungkin perlu untuk merancang proses bisnis yang
baru untuk mengoordinasikan aktivitas perusahaannya dengan para
pelanggan, pemasok, dan organisasi lainnya

4. Tantangan yang ditimbulkan oleh sistem informasi strategis
Mengembangkan solusi sistem informasi yang berhasil baik mengatasi
masalah bisnis adalah tantangan utama untuk para manajer dan praktisi
bisnis saat ini. Sebagai seorang praktisi bisnis bertanggungjawab untuk
mengajukan atau mengembangkan teknologi informasi baru atau
meningkatkannya bagi perusahaan. Adapun untuk seorang manajer
bertanggungjawab untuk mengelola usaha pengembangan yang dilakukan
para spesialis sistem informasi dan para pemakai akhir bisnis.
Mengembangkan solusi sistem
Di dalam organisasi tradisional umumnya terdapat 4 kelompok, yaitu
manajemen tingkat atas, manajemen tingkat menengah, manajemen tingkat
bawah, dan pegawai non-manajemen.
1. Manajemen tingkat atas (atau sering disebut manajemen strategis) adalah
manajemen pada level paling atas yang menangani keputusan-keputusan
strategis. Keputusan strategis adalah keputusan yang sangat kompleks
dan jarang sekali menggunakan prosedur yang telah ditentukan.
2. Manajemen tingkat menengah (atau disebut manajemen taktis) adalah
manajemen yang bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan
taktis, yaitu keputusan-keputusan yang mengimplementasikan sasaransasaran strategis suatu organisasi.
3. Manajemen tingkat bawah adalah manajemen yang bertanggung jawab
terhadap kegiatan-kegiatan operasional dalam suatu organisasi. Fokus

6

utama kejadian-kejadian sehari-hari, dan melakukan tindakan-tindakan
koreksi jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Para pegawai non-manajemen
adalah semua pegawai yang tidak termasuk dalam manajemen.
Di dalam organisasi, arus informasi dalam perusahaan mengalir secara
vertikal dan horisontal. Arus informasi vertikal dibedakan menjadi arus
informasi vertikal ke atas dan vertikal ke bawah. Arus informasi vertikal ke
bawah berupa strategi, sasaran, dan pengarahan. Arus informasi vertikal ke
atas berupa ringkasan kinerja organisasi.
Teknologi sistem informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatankegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan
yang mendasar pada struktur,operasi dan manajemen organisasi. Secara
garis besar dapat dikatakan bahwa :
1. Teknologi informasi menggatikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi
informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses.
2. Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan suatu
tugas atau proses.
3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran
manusia.
Dalam hal ini teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan
terhadap sekumpulan tugas atau proses. Banyak perusahaan yang berani
melakukan investasi yang sangat tinggi dibidang teknologi informasi. Alasan
yang paling umum adalah adanya kebutuhan untuk mempertahankan dan
meningkatkan posisi kompetitif, mengurangi biaya, meningkatkan fleksibilitas
dan tanggapan (R. E. Indrajit, 2000).
KEUNTUNGAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI


Meningkatkan efisiensi operasional
Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi
perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat
perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya (low-cost
leadership). Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem
informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk
memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan
besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk
memasuki persaingan pasar.



Memperkenalkan inovasi dalam bisnis
Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun
biaya pertukaran (switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan
dengan konsumen atau pemasoknya.



Membangun sumber-sumber informasi strategis

7

Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun
sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan dalam
keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras dan
perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa
spesialis sistem informasi, dan melatih end users.
Faktor-faktor yang dijadikan ukuran keberhasilan penerapan suatu sistem
menurut Laudon yaitu:
1. Sistem tersebut tingkat penggunaannya relatif tinggi yang diukur melalui
polling terhadap pengguna, pemanfaatan kuesioner, atau monitor
parameter seperti volume transaksi on-line.
2. Kepuasan pengguna terhadap sistem yang diukur melalui kuesioner atau
interview.
3. Sikap yang menguntungkan para pengguna terhadap sistem informasi dan
staff dari sistem informasi.
4. Tujuan yang dicapai.
5. Timbal balik keuangan untuk organisasi baik melalui pengurangan biaya
atau peningkatan penjualan dan profit.
Selain kesuksesan, dalam penerapan sistem informasi juga terdapat
kegagalan. Kegagalan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yang
penting adalah rasa memiliki perusahaan yang kurang bersama,
ketidakmampuan teknisi TI yang dipekerjakan oleh perusahaan, dan
ketidakcocokan TI yang dikembangkan oleh teknisi dengan tujuan
perusahaan akibat ketidaktahuan manajer perusahaan mengenai TI yang
ingin dikembangkan. Maka, untuk memastikan bahwa pengimplementasian TI
dan SI dapat berhasil dengan baik dibutuhkan partisipasi oleh pihak
perusahaan dan mempekerjakan tenaga TI yang handal, profesional, dan
beretika.Kegagalan dari sistem informasi bukan hanya pada bagianbagiannya saja, tetapi pada keseluruhan sistem yang tidak dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Pengguna harus memahami sistem informasi dan
mengembangkan prosedur manual paralel untuk membuat sistem bekerja
secara sempurna.
Terdapat faktor penyebab munculnya masalah pada sistem informasi, faktor
tersebut dapat bersifat teknis dan nonteknis. Faktor-faktor tersebut yaitu:
1.
2.
3.
4.

Desain
Data
Biaya
Operasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesukesan penerapan sistem informasi,
antara lain adanya dukungan dari manajemen eksekutif, keterlibatan end
user (pemakai akhir), penggunaan kebutuhan perusahaan yang jelas,
perencanaan yang matang, dan harapan perusahaan yang nyata. Sementara
alasan kegagalan penerapan sistem informasi antara lain:
1. Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen

8

Persetujuan dari semua level manajemen terhadap suatu proyek sistem
informasi membuat proyek tersebut akan dipersepsikan positif oleh
pengguna dan staf pelayanan teknis informasi. Dukungan tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk penghargaan terhadap waktu dan tenaga yang
telah dicurahkan pada proyek tersebut.
Keterlibatan dalam desain dan operasi sistem informasi mempunyai
beberapa hasil yang positif. Pertama, jika pengguna terlibat secara
mendalam dalam desain sistem, ia akan memiliki kesempatan untuk
mengadopsi sistem menurut prioritas dan kebutuhan bisnis, dan lebih
banyak kesempatan untuk mengontrol hasil. Kedua, pengguna
berkecenderungan untuk lebih bereaksi positif terhadap sistem karena
mereka merupakan partisipan aktif dalam proses perubahan itu sendiri.
Kesenjangan komunikasi antara pengguna dan perancang sistem
informasi terjadi karena pengguna dan spesialis sistem informasi
cenderung memiliki perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan
prioritas. Inilah yang sering dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi
antara pengguna dan desainer (user-designer communication gap).
2. Tidak Memiliki Perencanaan Memadai
Sistem informasi sebaiknya harus ditentukan maksud dan tujuannya.
Setelah itu, menambahkan komponen-komponen yang sesuai dengan
tujuan utama dari sistem informasi tersebut. Perencanaan sistem
informasi sebaiknya sejalan dengan tujuan dan komponen-komponen
yang telah ditentukan sehingga tidak keluar dari jalur utama yang telah
ditetapkan. Sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan
menghambat tujuan dari perusahaan tersebut.
Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak didukung
dengan perencanaan yang matang tidak akan mampu menjembatani
keinginan dan kepentingan berbagai pihak di perusahaan. Hal ini
dikarenakan sistem yang dijalankan tidak sesuai dengan arah dan tujuan
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak memiliki kompetensi
inti dalam bidang teknologi informasi sebaiknya menjadi tidak
memaksakan untuk menjadi leader dalam investasi teknologi informasi.
Sebagian besar penyedia jasa teknologi informasi kurang sensitif terhadap
manajemen perusahaan, tetapi hanya fokus pada tools yang akan
dikembangkan. Kelemahan inilah yang mengharuskan perusahaan untuk
mengidentifikasi secara jelas kebutuhan dan spesifikasi sistem informasi
yang akan diterapkan berikut manfaatnya terhadap perusahaan. Kemauan
perusahaan dalam merancang penerapan sistem informasi berdasarkan
sumberdaya yang dimiliki diyakini dapat meningkatkan keunggulan
kompetitif perusahaan.

9

3. Inkompetensi secara Teknologi
Kesuksesan pengembangan sistem informasi tidak hanya bergantung
pada penggunaan alat atau teknologinya saja, tetapi juga manusia
sebagai perancang dan penggunanya. Sistem informasi yang tidak
disosialisasikan akan menyebabkan karyawan tidak dapat menggunakan
sistem informasi tersebut. Hal ini akan berdampak pada menurunnya
kinerja perusahaan dan kegagalan sistem informasi sehingga sistem
informasi yang telah dirancang akan sia-sia serta menyebabkan kerugian
materi yang cukup besar. Selain itu, waktu sosialisasi yang singkat dapat
menjadi kendala dalam hal penerapan sistem informasi. Karyawan kurang
mempelajari mengenai sistem informasi yang mereka gunakan sehingga
kemampuan mereka terbatas. Menurut Pambudi (2003) harus ada
penyesuaian tertentu dalam menerapkan sistem informasi. Penyesuaian
terhadap strategi penerapan sistem yang baru harus disosialisasikan
dengan jelas kepada karyawan.
Sistem informasi harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan pengguna. Kompleksitas sistem bukanlah merupakan jaminan
perbaikan kinerja, bahkan menjadi kontraproduktif jika tidak didukung oleh
kesiapan sumberdaya manusia dalam tahapan implementasinya. Hal ini
sering terjadi terutama pada perusahaan yang pengetahuan teknologi
informasinya rendah. Jika pengembangan sistem informasi diserahkan
pada sumberdaya yang kurang memiliki kompetensi dibidangnya akan
berakibat fatal bagi perusahaan ketika sistem tersebut telah diterapkan.
Pengembangan sistem informasi sebagai salah satu sarana pencapaian
tujuan perusahaan, sehingga keduanya harus relevan, serta perlu
disiapkan dengan baik dan matang. Selain itu, perusahaan harus memiliki
harapan yang nyata, yaitu yang ingin dicapai dan berusaha dalam
meraihnya, sehingga efektivitas dari pengembangan atau penerapan
sistem informasi dapat terjadi
4. Komunikasi Antara Pengguna dengan Perancang Sistem Informasi
Hubungan antara konsultan dengan klien secara tradisional merupakan
bidang
masalah
dalam
upaya
sistem
informasi.
Pengguna
dan specialistsistem informasi cenderung mempunyai perbedaan dalam
latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan
sebagai kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer.
Perbedaan ini akan menyebabkan adanya perbedaan loyalitas organisasi,
pendekatan dalam pemecahan masalah, dan referensi.
5. Tingkat Kompleksitas dan Resiko
Terdapat kecenderungan gagal pada Beberapa proyek pengembangan
sistem karena sistem-sistem tersebut mengandung tingkat resiko yang
tinggi dibandingkan yang lain. Para peneliti telah mengidentifikasikan tiga
faktor kunci yang memengaruuhi tingkat resiko proyek.

10

Sistem pengembangan proyek tanpa manajemen yang tepat
kemungkinan akan membawa konsekuensi kerugian sebagai berikut:

besar

1. Biaya yang berlebih sehingga melampaui anggaran.
2. Melampaui waktu yang telah diperkirakan.
3. Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada dibawah
tingkat dari yang diperkirakan.
4. Gagal dalam memperoleh manfaat yang diperkirakan.

Daftar pustaka :
Ali, H. (2017). “Sistem Informasi dan Pengendalian Internal”, Modul 3. Universitas
https://pascaMercu
Buana.
[Online].
Tersedia:
elearning.mercubuana.ac.id/mod/resource/view.php?id=1167.html. [17 Maret 2017]
Puteri, L. P. (2016). Implementasi Sistem Informasi Dalam Bisnis. [Online]. Tersedia:
https://leddye.wordpress.com/2016/12/30/implementasi-sistem-informasi-dalambisnis-paper-bebas-terkait-presentasi-dengan-kelompok/.html [17 Maret 2017].
Pratama, A. F. Rangkuman Sistem Informasi Manajemen BAB 1 : Peran Sistem
Informasi
Dalam
Bisnis
Saat
Ini.
[Online].
Tersedia:
http://pratamafaris.blog.upi.edu/2016/12/20/rangkuman-sistem-informasimanajemen-bab-1-peran-sistem-informasi-dalam-bisnis-saat-ini/.html
[17
Maret
2017]
Rizky, M. Rangkuman Chapter 3 Sistem Informasi Manajemen. [Online]. Tersedia:
http://rizkymochammad.blog.upi.edu/2016/12/20/rangkuman-chapter-3-sisteminformasi-manajemen/.html [17 Maret 2017]

11