HUBUNGAN ANTARA MPR DENGAN LEMBAGA TINGG

HUBUNGAN ANTARA MPR DENGAN LEMBAGA
TINGGI NEGARA LAIN

Disusun oleh:

Disusun oleh:
NOVIANA ULFAH DAMAYANTI
MOHAMMAD FADZLURRAHMAN
MUHAMAD RAMADHAN ANWAR
AUDYA NURSYIFA FEBRIANTI
ERNAWATI NOFIA RINDIANI
TRI WAHYU YUNIYATI

( 17.04.070 )
( 17.04.108 )
( 17.04.169 )
( 17.04.216 )
( 17.04.257 )
( 17.04.391 )

KELAS IF

SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG
PROGRAM D-IV PEKERJAAN SOSIAL
2017/2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena
berkat Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang
sederhana ini dengan baik dan tepat waktu. Maksud dan tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah untuk mengetahui mengenai MPR dan hubungannya dengan
Lembaga Tinggi Negara lainnya, juga untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
bapak dosen kami, Drs. Nono Sutisna, MH.
Kami berterima kasih kepada bapak dosen pengajar Sistem Pemerintahan
Indonesia berkat bimbingan dan arahan beliau kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari manapun dan siapapun kami terima dengan senang hati
demi kebaikan di masa mendatang.
Kami berharap, dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
siapapun dan pembaca yang budiman, terima kasih.
Bandung, 13 Oktober 2017


2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… 3
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar belakang …………………………………………………………… 4
B. Dasar pemikiran …………………………………………………………. 5
C. Pengertian MPR …………………………………………………………. 5
Bab II PEMBAHASAN
A. Hubungan MPR dan Lembaga Tinggi Negara Lainnya ……………...... 6
A.1. Hubungan MPR dengan Presiden
A.2. Hubungan MPR dengan DPR
B. Tugas dan Wewenangan MPR ………………………………………… 8
Bab III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 10
B. Rekomendasi ………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………12

Bab I


3

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sebagaimana kita ketahui bersama, pada tanggal 29 Agustus 1945, para
pendahulu kita telah membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Sesuai ketentuan Pasal IV Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar ketika itu,
KNIP bertugas membantu Presiden dalam menjalankan kekuasaan negara,
sebelum terbentuknya lembaga-lembaga negara, sebagaimana diatur di dalam
Undang-Undang Dasar.
Namun, dalam perkembangan sejarahnya, pada pertengahan Oktober
1945, KNIP kemudian berubah menjadi semacam parlemen, tempat Perdana
Menteri dan anggota cabinet bertanggung jawab. Hal ini, sejalan dengan
perubahan sistem pemerintahan kita dari sistem Presidensial ke system
Parlementer.
Sejarah juga telah mencatat, bahwa KNIP adalah cikal-bakal badan
perwakilan di negara kita, yang oleh Undang-Undang Dasar 1945 sebelum
amandemen, diwujudkan ke dalam Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis

Permusyawaratan Rakyat. Keberadaan badan-badan perwakilan, DPR dan
MPR ketika itu, tidaklah terlepas dari keinginan para pendiri negara kita,
bahwa negara yang kita dirikan, adalah Negara yang bersifat demokratis.
Majelis Permusyawaratan Rakyat, yang anggota-anggotanya terdiri atas
anggota DPR, ditambah dengan utusan dari daerah-daerah dan golongangolongan, dianggap sebagai penjelmaan seluruh rakyat. Sebab itulah, MPR
melaksanakan kedaulatan rakyat. Mengingat besarnya kewenangan MPR
ketika itu, seperti mengubah Undang-Undang Dasar, mengangkat dan
memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden, maka para ahli hukum tata
negara telah menyebut MPR itu sebagai lembaga tertinggi negara. Pandangan
ini kemudian dikukuhkan dalam Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/1973
tentang Kedudukan dan Hubungan Tata Kerja Lembaga Tertinggi Negara
dengan/atau Lembaga-lembaga Tinggi Negara. Namun, sejarah juga telah
menunjukkan kepada kita, bahwa kita baru membentuk MPR yang bersifat
sementara, setelah Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959. MPR yang dibentuk
berdasarkan Pemilihan Umum, baru terlaksana pada
tahun 1971.
Sejak terbentuknya, MPRS maupun MPR, telah memberikan sumbangan
yang besar bagi pembangunan bangsa dan negara. Sumbangan itu, tentu harus
diukur dengan situasi dan kondisi bangsa dan negara kita, dalam perjalanan
sejarahnya. Dengan memahami situasi dan kondisi yang terjadi suatu waktu

dalam episode perjalanan sejarah, Insya Allah, kita akan mampu bersikap
objektif. Akan terasa kurang adil, jika kita menilai masa lalu, dengan ukuranukuran atau perspektif masa kini.

4

B. DASAR PEMIKIRAN
MPR yakni suatu lembaga tinggi Negara yang berhak sebagai pelaku
perubahan UUD 1945, tapi secara tidak sadar MPR juga mengatur ulang tubuhnya
sendiri agar sesuai dengan semangat reformasi yang berasaskan kepada demokrasi
dan keterbukaan. Salah satu hal yang hendak dicapai dalam perubahan UUD 1945
adalah terwujudnya check and balance antar cabang kekuasaan negara, dimana
antar lembaga negara dapat saling mengontrol satu sama lain tanpa ada lembaga
Negara yang memiliki kekuasaan lebih besar dan memiliki kedudukan lebih tinggi
disbanding lainnya. Dengan adanya check and balance, kemungkinan terjadinya
penyalahgunaan kekuasaan dan terhimpunnya kekuasaan dalam satu tangan dapat
dicegah sehingga dapat diwujudkan penyelenggaraan negara yang demokratis.
Atas dasar pemikiran itu, MPR melalui perubahan UUD 1945 mengubah
kedudukan dirinya sendiri., dari semula sebagai lembaga tertinggi negara menjadi
lembaga negara yang mempunyai kedudukan sama dan sederajat dengan lembaga
negara lain, seperti Presiden dan DPR. MPR tidak lagi menjadi pelaksana

sepenuhnya kedaulatan rakyat karena perubahan UUD 1945 menyatakan bahwa
kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan UUD (Pasal 1 ayat {2} UUD
1945).

C. PENGERTIAN MPR
Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah lembaga legislatif bikameral yang
merupakan salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia, terdiri atas anggota – anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah
dengan utusan – utusan dari daerah – daerah dan golongan – golongan,
menurut aturan yang ditetapkan dengan undang – undang.

5

Bab II
PEMBAHASAN
A. Hubungan MPR dengan Lembaga Tinggi Negara Lainnya
A.1. Hubungan MPR dengan Presiden
Hubungan antar MPR dan Presiden di atur di dalam :
a. UUD 1945 pasal 3 ayat 2 yang berbunyi, ”Majelis Permusyawaratan
Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden”

b. UUD 1945 pasal 3 ayat 3 yang berbunyi, “Majelis Permusyawaratan
Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden
dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar.”
c. UUD 1945 pasal 7A yang berbunyi, “Presiden dan/atau Wakil Presiden
dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela
maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden. “
d. UUD 1945 pasal 7B ayat 1 yang berbunyi, “Usul pemberhentian
Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh Dewan Perwakilan
Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih
dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk
memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat Dewan Perwakilan Rakyat
bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran
hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau pendapat bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden.”

e. UUD 1945 pasal 7B ayat 7 yang berbunyi, “Keputusan Majelis
Permusyawaratan Rakyat atas usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil
Presiden harus diambil dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan
Rakyat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota
dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir,
setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan
menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat.

6

f. UUD 1945 pasal 8 ayat 2 yang berbunyi, “Dalam hal terjadi kekosongan
Wakil Presiden, selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari,
Majelis Permusyawaratan Rakyat menyelenggarakan sidang untuk
memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden.
g. UUD 1945 pasal 8 ayat 3 yang berbunyi, “Jika Presiden dan Wakil
Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksana tugas
kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri dan
Menteri Pertahanan secara bersama-sama. Selambat-lambatnya tiga puluh

hari setelah itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat menyelenggarakan
siding untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan
calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil
Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan
umum sebelumnya, samapi berakhir masa jabatannya.
h. UUD 1945 pasal 9 ayat 1 yang berbunyi, “Sebelum memangku
jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau
berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat”.
i. UU no 27 tahun 2009 pasal 6 ayat 1 yang berbunyi, “Keanggotaan MPR
diresmikan dengan keputusan Presiden.

A.2. Hubungan MPR dengan DPR
a. UUD 1945 pasal 2 ayat 1 yang berbunyi, “Majelis permusyawaratan
Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah
dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut
aturan yang ditetapkan dengan Undang-Undang.”
b. UUD 1945 pasal 7A yang berbunyi, “Presiden dan/atau Wakil Presiden
dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan

Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela
maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden.

7

c. UUD 1945 pasal 7B ayat 1 yang berbunyi, “Usul pemberhentian
Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh Dewan Perwakilan
Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih
dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk
memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat Dewan Perwakilan Rakyat
bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran
hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak
pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau pendapat bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden.”
d. UUD 1945 pasal 7B ayat 6 yang berbunyi, “Majelis Permusyawaratan
Rakyat wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul Dewan

Perwakilan Rakyat tersebut paling lambat tiga puluh hari sejak Majelis
Permusyawaratan Rakyat menerima usul tersebut.”

B. Tugas dan Wewenang MPR
Menurut UU RI No.17 Tahun 2014 BAB II paragraf 1 pasal 4,MPR
memiliki wewenang,diantaranya sebagai berikut :
a. Mengubah dan menetapkan Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945.
b. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden hasil pemilihan umum;
c. Memutuskan usul DPR untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil
Presiden dalam masa jabatannya, setelah Mahkamah Konstitusi
memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti melakukan
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela dan/atau
terbukti bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
d. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam
masa jabatannya.
e. Memilih Wakil Presiden dari 2 (dua) calon yang diusulkan oleh Presiden
apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa
jabatannya.
f. Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya mangkat,
berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam
masa jabatannya secara bersamaan, dari 2 (dua) pasangan calon presiden

8

dan wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan
partai politik yang pasangan calon presiden dan wakil presidennya meraih
suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya,
sampai berakhir masa jabatannya.
Dan Menurut UU RI No.17 Tahun 2014 BAB II paragraf 2 pasal 5,MPR memiliki
tugas,diantaranya sebagai berikut :
a. Memasyarakatkan ketetapan MPR.
b. Memasyarakatkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Bhinneka Tunggal Ika.
c. Mengkaji sistem ketatanegaraan, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, serta pelaksanaannya. Dan
d. Menyerap aspirasi masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB III
9

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas, dapat kita ketahui pengertian dari
Majelis Permusyawaratan Rakyat, tugas dan wewenang MPR, fungsi dan
wewenang MPR sebelum dan sesudah amandemen, hak dan kewajiban anggota
MPR, fraksi-fraksi MPR dan alat-alat kelengkapan MPR, susunan dan kedudukan
MPR.
MPR adalah penjelmaan seluruh Rakyat Indonesia dan merupakan
lembaga tertinggi Negara, pemegang dan pelaksanaan sepenuhnya kedaulatan
rakyat.
Tugas dan wewenang MPR berdasarkan UUD 1945 tersebut, ada didalam
ketetapan MPR NO. I/MPR/1983 tentang peraturan Tata Tertib MPR.
Salah satu penyimpangan tugas fungsi MPR adalah Pada tanggal 1-21
Oktober 1999, MPR mengadakan Sidang Umum. Dalam suasana Sidang Umum
MPR yang digelar dibawah pimpinan Ketua MPR Amien Rais, tanggal 14
Oktober 1999 presiden Habibie menyampaikan pidato pertanggungjawabannya di
depan sidang dan terjadi penolakan terhadap pertanggungjawaban presiden
sebagai Mandataris MPR lewat Fraksi PDI-Perjuangan, Fraksi Partai Kebangkitan
Bangsa, Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia dan Fraksi Demokrasi Kasih
Bangsa. Pada umumnya, masalah-masalah yang dipersoalkan oleh Fraksi-fraksi
tersebut adalah masalah Timor-Timur, KKN termasukan pengusutan kekayaan
Soeharto, dan masalah HAM.

B. REKOMENDASI

10

Dari kasus diatas pula kita dapat menyimpulkan bahwa MPR
menyalahgunakan keberfungsiannya sebagai lembaga Negara,seperti yang kita
ketahui MPR memiliki fungsi sebagai :
 menetapkan UUD dan atau Perubahan UUD
 melantik Presiden dan Wakil Presiden
 memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden
 menetapkan Presiden dan atau Wakil Presiden Pengganti sampai terpilihnya
Presiden dan atau Wakil Presiden
Tidak ada yang namanya fungsi MPR untuk menerima dan atau menolak
laporan pertanggungjawaban presiden,karena pada kenyataannya setelah
terjadinya peristiwa ini,setiap presiden yang telah memimpin Indonesia terhitung
setelah Presiden BJ Habibie tidak pernah diminta laporan pertanggungjawaban.
Dengan demikian, dapat dikemukakan rekomendasi sebagai berikut:
Seharusnya MPR menyadari peranannya disuatu Lembaga Negara yang
mempunyai salah satu peranan penting seperti tempat menampung aspirasi dari
masyarakat luas khususnya.
Kebijakan kebijakan atau wewenag dari MPR tersebut harus sesuai dengan
keiginan rakyat itu sendiri dan tidak menyalahgunakan wewenag tersebut untuk
hal yang tidak perlu dilakukan, serta terus terfokus menjalankan tugas dengan
baik untuk mendapat hasil yang baik pula.
Dari kasus diatas pula kita dapat menyimpulkan bahwa MPR
menyalahgunakan keberfungsiannya sebagai lembaga Negara,seperti yang kita
ketahui MPR memiliki fungsi sebagai

DAFTAR PUSTAKA

11

-

-

-

Drs.C.S.T. Kansil, S.H, Hukum Tata Negara (Jakarta: PT BINA AKSARA
1987)
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Bab II
 pasal 2, ayat 1,2,3
 pasal 3, ayat 2,3
 Pasal 7A
 Pasal 7B, ayat 6,7,8,9
 Pasal 8, ayat 2,3
 Pasal 37, ayat 1,2,3,4,5
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 Tahun 2014 Tentang
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
a) Pasal 36
b) Pasal 37, ayat 1
c) Pasal 38, ayat 1,2,3
d) Pasal 39, ayat 1,2
https://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_Permusyawaratan_Rakyat_Republik
_Indonesia
http://nugraha07wiguna.blogspot.com/2011/10/makalah-tentang-fungsidan-tugas.html
http://plazsave.blogspot.co.id/2016/03/makalah-mpr.html
http://adit-rival.blogspot.co.id/2014/05/makalah-tentang-mpr.html

12