ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA di

TUGAS PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA
“PERBANDINGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA DENGAN
NEGARA ASEAN LAINNYA”

Disusun Oleh :

Disusun oleh:
Zakka Fadzil Amri

(14/369560/GE/07937)

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (HUMAN DEVELOPMENT INDEX)
INDONESIA DIBANDINGKAN DENGAN NEGARA LAIN DI ASEAN

HDI
Rank

11
31
62
93
110
115
116

141
143
148

Years
Country

Singapore
Brunei
Darussalam
Malaysia
Thailand

Indonesia
Philippines
Viet Nam
Lao
People's
Democratic
Republic
Cambodia
Myanmar

1990
0,718

2000
0,819

2010
0,897

2011

0,903

2012
0,905

2013
0,909

2014
0,912

0,782
0,641
0,572
0,531
0,586
0,475

0,819
0,723

0,648
0,606
0,623
0,575

0,843
0,769
0,716
0,665
0,654
0,653

0,847
0,772
0,721
0,671
0,653
0,657

0,852

0,774
0,723
0,678
0,657
0,660

0,852
0,777
0,724
0,681
0,664
0,663

0,856
0,779
0,726
0,684
0,668
0,666


0,397
0,364
0,352

0,462
0,419
0,425

0,539
0,536
0,520

0,552
0,541
0,524

0,562
0,546
0,528


0,570
0,550
0,531

0,575
0,555
0,536

Pengertian menurut BPS:
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia
berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM
dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang
dan sehat; pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki
pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan,
digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi
pengetahuan digunakan gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.
Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli
masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya
pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan
untuk hidup layak. (BPS, 2016).


Pengertian menurut UNDP:
The HDI was created to emphasize that people and their capabilities should be the
ultimate criteria for assessing the development of a country, not economic growth alone. The
HDI can also be used to question national policy choices, asking how two countries with the
same level of GNI per capita can end up with different human development outcomes. These
contrasts can stimulate debate about government policy priorities.
The Human Development Index (HDI) is a summary measure of average achievement
in key dimensions of human development: a long and healthy life, being knowledgeable and
have a decent standard of living. The HDI is the geometric mean of normalized indices for
each of the three dimensions.
The health dimension is assessed by life expectancy at birth, the education dimension
is measured by mean of years of schooling for adults aged 25 years and more and expected
years of schooling for children of school entering age. The standard of living dimension is
measured by gross national income per capita. The HDI uses the logarithm of income, to
reflect the diminishing importance of income with increasing GNI. The scores for the three
HDI dimension indices are then aggregated into a composite index using geometric mean.
Refer to Technical notes for more details.
The HDI simplifies and captures only part of what human development entails. It does
not reflect on inequalities, poverty, human security, empowerment, etc. The HDRO offers the

other composite indices as broader proxy on some of the key issues of human development,
inequality, gender disparity and human poverty.
A fuller picture of a country's level of human development requires analysis of other
indicators and information presented in the statistical annex of the report.

Menurut (Mudrajad, 2003) penetapan kategori IPM didasarkan pada skala 0,0 - 1,0
yang terdiri dari:
Kategori rendah

: nilai IPM

0-0,5
Kategori menegah
: nilai IPM antara 0,51-0,79
Kategori tinggi

: nilai IPM 0,8-1

Berdasarkan kedua pengertian diatas, dapat diambil intisari bahwa Indeks
Pembangunan Manusia mendasar pada tiga faktor utama yaitu kesehatan, pendidikan, dan

kehidupan yang layak. Tabel yang didapat berdasarkan website UNDP menempatkan
Indonesia berada di peringkat 110 dunia yang tergolong kelas menengah (medium).
Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN yang lain, Indonesia menduduki peringkat
kelima dari sepuluh anggota negara yang tergabung dalam ASEAN. Peringkat pertama
diduduki oleh Singapore yang berada pada peringkat 11 dunia. Indonesia memiliki IPM yang
cenderung menengah dikarenakan IPM per provinsi di Indonesia masih belum merata. Pulau
Jawa memiliki IPM yang relatif baik, namun pada pulau-pulau lain IPM nya masih tergolong
rendah. Singapura walaupun luas wilayah negaranya tidak seluas Indonesia, nilai IPM nya
sangat tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh karena luas wilayahnya yang tidak begitu luas
sehingga pemerintah dapat mudah mengontrol komponen-komponen dasar dalam IPM,
berbeda dengan Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Pemerintah lebih sulit dalam
mengontrol nilai IPM karena keterbatasan sarana, prasarana maupun berbagai infrastruktur
antarpulau. Namun, dilihat dari tren IPM di Indonesia, sejak tahun 1990-2014 selalu
mengalami peningkatan. Peningkatan nilai IPM paling pesat terjadi pada tahun 1990 ke tahun
2000 karena pada periode tersebut metode perhitungan IPM sedang dalam proses
pengembangan.
Berdasarkan data yang diperoleh, tren nilai IPM tiap negara anggota ASEAN relatif
naik pada tiap tahunnya, hal ini menandakan bahwa tiap negara sudah berupya serius dalam
meningkatkan IPM pada tiap negaranya. Negara tetangga Indonesia yaitu Malaysia
menduduki peringkat ke-62 dunia dan tergolong memiliki nilai IPM yang tinggi. Perbedaan

nilai IPM pada tiap negara di ASEAN juga bergantung pada kondisi atau karakteristik
geografis tiap negara. Perbedaan karakteristik tersebut juga menimbulkan perbedaan SDA
(Sumberdaya Alam) yang dimiliki oleh tiap negara. SDA juga sangat memengaruhi tingkat
IPM suatu negara walaupun tidak secara langsung. Efektivitas dan efisiensi negara dalam
mengolah SDA agar dapat dimanfaatkan secara utuh untuk warga negaranya lah yang sangat
menentukan nilai atau tingkat IPM pada tiap negara.