OPTIMALISASI PELAYANAN (SERVICE) PUSKESMAS DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

OPTIMALISASI PELAYANAN (SERVICE) PUSKESMAS DALAM PENINGKATAN
KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KUBU
RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Ryani Yulian
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia
e-mail: ryani.yulian@unmuhpnk.ac.id
Yeni
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia
e-mail: yeni26stg@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan kajian optimalisasi pelayanan puskesmas dalam peningkatan layanan
meliputi: pengukuran kebutuhan, keinginan, harapan dan persepsi masyarakat selaku pengguna jasa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analisis kualitas dengan
pendekatan IKM dan model SERVQUAL (Service Quality), analisis kualitatif menggunakan Diagram
Kartesius serta terakhir analisis optimalisasi dengan pendekatan medan kekuatan (Force Field
Analysis). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai indeks sebesar 2,65 yang dikonversikan dengan
nilai dasar adalah 65,10 secara keseluruhan kinerja unit pelayanan Puskesmas adalah baik. Dari
atribut pelayanan, ada 10 atribut pelayanan termasuk kategori Baik (B), dan 3 unsur pelayanan yang
termasuk kategori Kurang Baik (C). Dari 3 unsur pelayanan yang termasuk ketegori Kurang Baik (C),

indeks terendah adalah atribut kecepatan pelayanan (P7). Optimalisasi pelayanan dituangkan dalam
matrik dengan skala prioritas melengkapi fasilitas dan ketersediaan obat-obatan yang penting, rasio
tenaga kesehatan, pengembangan sistem pelayanan, dan supporting budget serta melibatkan unsur
atau instansi yang terkait.
Kata Kunci: indeks kepuasan masyarakat, pelayanan, puskesmas, kebutuhan, keinginan, harapan,
persepsi

ABSTRACT
This study reviews the optimization of Community Health Care services in improving public health
service that includes the measurement of needs, wants, hopes, and perception of service users. The
method of research uses three stages nameky; descriptive method of quality analysis and SERVQUAL
model, Cartesian Diagram, and optimization analysis with Force Field Analysis. The findings
suggested that score of indexes of community satisfaction of the overall performance of Community
Health Care is good with mean score 65,10. Out of the attributes of services, there were 10 attributes
of services classified as good, and 3 attributes of services classified as poor. The lowest index of the
attributes of services was speed of service The optimization of services is imprinted into matrix with
priority scale to complete the facility, the availability of essential medicine, and the ratio of health
workers, the development of service system, supporting budget and participation from relevant
agencies.
Keywords: indexes of community satisfaction, service, community health care, needs, wants, hopes,

expectations

P-ISSN: 2085-1596

E-ISSN: 2407-5310

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 850

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PENDAHULUAN
Filosofi

dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
berdirinya

instansi

kerjanya.


pemerintahan adalah memberikan pelayanan
(public service) dalam upaya memenuhi dan
memfasilitasi kepentingan dan kebutuhan
masyarakat akan barang atau jasa yang
memiliki

karakteristik

pengaturan

tertentu

dalam

perlu

pemenuhannya.

Penyelenggaraan pelayanan publik yang
baik dan berkualitas sering terlupakan akibat

permasalahan yang dihadapi semakin rumit
dan kompleks. Salah satu pelayanan publik
yang

primer

bagi

masyarakat

pelayanan

kesehatan.

kebutuhan

(needs),

adalah


Untuk memenuhi
keinginan

(wants),

harapan (expectation) persepsi (perception)
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
dibentuklah

Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas) yang berada pada tingakat
kecamatan.
organisasi

Puskesmas
kesehatan

merupakan


pusat

pembinaan

kesehatan

adalah
fungsional

pengembangan
masyarakat

suatu
yang
dan
serta

memberikan pelayanan secara menyeluruh

Sebagai provider puskesmas secara

normatif dalam menjalankan aktivitasnya
berorientasi
sesuai

dengan

E-ISSN: 2407-5310

kualitas

kebutuhan

pelayanan
masyarakat.

Kualitas pelayanan kesehatan yang baik
akan terpenuhi apabila proses penyampaian
jasa

dari


masyarakat

service
sesuai

kepada

provider
dengan

apa

yang

dipersepsikan masyarakat. Oleh karena itu,
berbagai faktor, seperti subyektivitas dan
harapan yang dipersepsikan masyarakat
terhadap


service

Dalam

provider.

memberikan pelayanan sesuai kebutuhan,
keinginan
dipengaruhi

dan
antara

harapan

masyarakat

lain;

ketersediaan


fasilitas, kondisi geografis serta rasio tenaga
kesehatan
Kabupaten
sumberdaya

dengan

jumlah

penduduk.

Kubu

Raya

memiliki

relatif


cukup

dan

jumlah

masyarakat yang akan dilayani terpencar.
Dengan wilayah kerja yang relatif
luas, harus didukung tenaga kesehatan yang
memadai

P-ISSN: 2085-1596

kepada

baik

kuantitas

maupun

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 851

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

kualitasnya. Pada tabel 1 dapat dilihat rasio
tenaga

kesehatan

dibandingkan

jumlah penduduk.

dengan

Tabel 1
Rasio Puskesmas dan Rasio Tenaga Kesehatan
Per Kecamatan Kabupaten Kubu Raya
Tahun 2015
N
o

Kecamatan Puskesmas

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Batu
3
Ampar
1
Terentang
2
Kubu
1
Teluk
3
Pakedai
1
Kakap
4
Rasau Jaya
3
Sungai
2
Raya
Sei
Ambawang
Kuala
Mandor
Rasio
9,28
Puskesmas
Rasio Standar
5,00
Indikator Sehat
Per 100.000
Penduduk
Rasio Rata-rata Tenaga
Kesehatan
Rasio Standar Indikator Sehat
(WHO)

Rasio Tenaga Kesehatan Per 100.000 Penduduk
Dokter Dokter Dokter Bidan Perawat Gizi
TM,
Spsialis Umum
Gigi
Sanita
si dan
Kesma
s
11,24
2,81
106,74
11,2 19,66
9,05
99,59
9,05
4,53
4,53
4,53
289,72
2,81 54,32
2,59
57,03
5,18
5,18
3,56
1,78
73,94
1,78 18,71
3,86
7,73
127,48
3,86 34,77
0,49
3,90
1,46
53,68
2,93 12,69
1,40
4,19
2,79
89,32
8,37 19,54
7,89
3,95
157,98
3,95
7,89

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0,55

4,95

2,02

79,39

4,22

93

6

40

11

100/117

40

-

Sumber : Kab. Kubu Raya Dalam Angka 2016, setelah diolah

Dari tabel 1 di atas dapat diketahui
bahwa

jumlah

9

kesehatan yang bervariasi pada masing-

(sembilan) dan jumlah puskesmas sebanyak

masing kecamatan. Secara total rata-rata

P-ISSN: 2085-1596

kecamatan

sebanyak

20 (dua puluh) unit dengan jumlah tenaga

E-ISSN: 2407-5310

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 852

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

rasio puskesmas per 100.000 penduduk

diperlukan suatu pengukuran yang dapat

sebesar 9,28 di atas standar, namun jumlah

dipertanggung-jawabkan

tenaga kesehatan yang masih kurang dan

dan akademik mengenai kualitas pelayanan

hanya dokter gigi yang telah memenuhi

yang diberikan oleh penyelenggara layanan.

standar rasio yaitu sebesar 13,14. Sedangkan

secara

normatif

Tujuan Penelitian ini adalah : 1) Untuk

jumlah kunjungan pasien baik yang rawat

mengetahui

jalan, rawat inap, dan pelayanan ganguan

Puskesmas di Kabupaten Kubu Raya; 2)

jiwa ke Puskesmas di KKR bervariasi pada

Untuk memetakan

masing-masing

keinginan (wants), harapan (expectation)

Puskesmas.

Kunjungan

kualitas

pelayanan

pada

kebutuhan (needs),

yang paling banyak adalah Puskesmas

dan

Sungai Durian, yaitu sebanyak 30.993

terhadap pelayanan puskesmas di Kabupaten

(24,53%), sedangkan kunjungan pasien yang

Kubu Raya; 3) Untuk mengkaji optimalisasi

paling sedikit adalah Puskesmas Radak

pelayanan Puskesmas dalam peningkatan

hanya 825 (0,65%) per tahun atau dibawah 1

kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di

% per tahunnya.

Kabupaten Kubu Raya.

persepsi

(perception)

masyarakat

Dengan kondisi yang ada sebagai
landasan

menganalisis

optimalisasi

pelayanan puskesmas dalam peningkatan

METODE
Metode

yang

digunakan

dalam

kualitas pelayanan kesehatan masyarakat

penelitian ini adalah metode deskriptif.

secara

serta

Sedangkan jenis dan teknik pengumpulan

berupaya melakukan perbaikan kualitas

data adalah data primer dan sekunder, baik

pelayanan kesehatan, guna mewujudkan

kualitatif maupun kuantitatif. Data primer

pelayanan yang ramah, cepat, dan tepat

diperoleh melalui observasi, wawancara,

sesuai dengan kebutuhan. Dalam upaya

dan kuesioner dengan pengisian angket oleh

pencapaian perbaikan kualitas pelayanan,

para responden yang terbagi dalam 3 (tiga)

normatif

P-ISSN: 2085-1596

dan

akademik,

E-ISSN: 2407-5310

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 853

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

kelompok; masyarakat pengguna jasa, pihak

diperoleh dari studi pustaka dan data

manajemen dan petugas puskesmas, serta

penunjang yang relevan dengan penelitian.

responden kunci. Responden kunci dalam

Sumber data sekunder diperoleh dari Dinas

hal

bidang

Kesehatan, dan Badan Pusat Statistik (BPS)

kesehatan, tokoh masyarakat dan pihak

Kabupaten Kubu Raya, untuk lebih jelasnya

pengambil

dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.

ini

terdiri

dari pemerhati

kebijakan.

Data

sekunder

Tabel 2
Jenis dan Sumber Data
No
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
B
1.
2.
3.

Jenis data
Data Primer :
Tanggapan masyarakat tentang pelayanan umum
Puskesmas
Tanggapan masyarakat tentang kepentingan dan
harapan tentang atribut pelayanan Puskesmas
Persepsi masyarakat tentang kinerja puskesmas
Kecukupan dan ketersediaan dokter di puskesmas
Kecukupan dan ketersediaan perawat dan tenaga
medis lainnya
Ketersediaan fasilitas penunjang dan obat-obatan
Ketersediaan program kesehatan Pemda
Kondisi geografis daerah yang dilayanani
Data Sekunder
Kubu Raya Dalam Angka
Kecamatan Dalam Angka
Kebijakan dan Aturan Regulasi berkaitan
kesehatan

Metode
Wawancara,
Kuesioner
dan
Observasi

Sumber
Masyarakat
sebagai
pasien,
Tenaga
Kesehatan,
dan
Tokoh
Masyarakat.

Dokumentasi Instansi
dan
studi terkait
dan
literatur
hasil
penelitian
sebelumnya

Sumber : Data olahan, 2017

Sedangkan variabel penelitian kualitas

yang dimaksud secara umum menyangkut

pelayanan menggunakan acuan Keputusan

penilaian adalah :

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

1) Prosedur pelayanan (P1)

Nomor

tentang

2) Kesesuaian waktu pelayanan (P2)

pedoman umum penyusunan IKM. Unsur

3) Kejelasan petugas pelayanan (P3)

KEP/25/M.PAN/2/2004,

4) Kedisiplinan petugas pelayanan (P4)

P-ISSN: 2085-1596

E-ISSN: 2407-5310

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 854

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

5) Tanggung jawab petugas pelayanan

(lima) jawaban dengan menggunakan skala
likert, di mana alternatif jawaban disusun

(P5)
6) Kemampuan petugas pelayanan (P6)

secara bertingkat sesuai dengan skornya.
Populasi dalam penelitian ini meliputi

7) Kecepatan pelayanan (P7)
8) Keadilan mendapatkan pelayanan (P8)

seluruh masyarakat (responden) pengguna

9) Keramahan dan kesopanan petugas (P9)

jasa kesehatan, unit pelayanan Puskesmas di

10) Kepastian biaya pelayanan (P10)

Kabupaten

11) Kepastian jadwal pelayanan (P11)

(Sembilan) kecamatan. Sedangkan sampel

12) Kenyamanan lingkungan/suasana (P12)

diambil dengan metode Purposive Sampling

13) Ketersediaan fasilitas dan keamanan

yang dikombinasikan dengan pendekatan

Kubu

Raya,

meliputi

9

Incidental Sampling (H.M. Burhan Bungin

pelayanan (P13)
menyangkut

:115), yaitu teknik pengambilan sampel

penilaian kualitas dengan 5 (lima) dimensi

yang lebih mengutamkan tujuan penelitian

dalam menentukan kualitas jasa kesehatan,

dari

yaitu :

Incidental Sampling, yaitu siapa saja yang

1) Reliabilitas (X1),

ditemui pada saat survey lapangan yang

2) Responsif (X2),

sedang melaksanakan aktivitasnya sebagai

3) Kepastian Jaminan (X3),

pengguna jasa dan masuk dalam ketegori

4) Empati (X4),

populasi serta bersedia menjadi responden.

5) Berwujud (X5).

Jumlah populasi tidak dihitung akan tetapi

Sedangkan

unsur

Kelima dimensi akan disusun menjadi

pada

diklasifikasi

sifat

dalam

populasi.

beberapa

Sedangkan

kelompok

mana

masyarakat pengguna jasa puskesmas yang

tercantum dalam kuisioner yang memuat

dipilih tingkat kunjungan pasien (Medical

harapan/kepentingan dan persepsi/kinerja.

Visited) yang tinggi dengan jumlah sampel

pertanyaan-pertanyaan

sebagai

Alternatif jawaban yang ditawarkan adalah 5

P-ISSN: 2085-1596

E-ISSN: 2407-5310

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 855

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

yang dapat dijelaskan pada Tabel 3 berikut
ini.
Tabel 3
Jumlah Sampel
Tehnik Sampling
Purposive
Incidental
Sampling
Sampling
Petugas
Masyarakat
Puskesmas
Pengguna Jasa

Puskesmas

1) Kakap
3
2) Sungai Rengas
3
3) Rasau Jaya
3
4) Sungai Raya Dalam
3
5) Sungai Durian
3
6) Kopri
3
2
7) Sungai Ambawang
Renponden Kunci*)
Jumlah
20
Catatan : *) Responden kunci; seperti Pejabat Pemda Kubu Raya
Pemerhati Kesehatan
.

Jumlah

10
10
10
10
10
10
10

10
10
10
10
10
10
10
10
70
100
dan Pemuka Masyarakat serta

Metode analisis data yang digunakan

Penilian IKM, yaitu antara 25 – 100, yang

dalam penelitian ini dijabarkan sebagai

dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan

berikut :

rumus sebagai berikut :

Penelitian

menggunakan

IKM Unit Pelayanan X 25

metode

analisis dengan statistik deskriptif, dengan

b.

langkah :

Penelitian

1) Penilaian bobot nilai rata-rata tertimbang
:

Model SERVQUAL

Jumlah Bobot
= -------------------Jumlah Unsur

menggunakan

model

SERVQUAL (Service Quality) dan Diagram
Kartesius mencakup perhitungan perbedaan
antara nilai harapan (expectation) dan
persepsi (perception) skor SERVQUAL

Total nilai persepsi per unsur
2) IKM = ---------------------------------------Total unsur yang terisi

dengan rumus menurut Zeithaml, et al.,
dalam Tjiptono (2012 : 221), sebagai berikut

x Nilai Penimbang
:

P-ISSN: 2085-1596

E-ISSN: 2407-5310

Skor SERVQUAL = Skor Persepsi – Skor Ekspektasi

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 856

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

c.

Optimalisasi Pelayanan
Analisis

beberapa kelompok masyarakat dengan
dengan

kriteria menjadi responden yang terdiri dari

kekuatan

masyarakat sebagai pengguna jasa dan pihak

dilakukan dengan melalui beberapa langkah,

manajemen beserta pegawai Puskesmas

yaitu dimulai dari identifikasi kekuatan yang

sebagai service provider atau memberi jasa

menjadi faktor pendorong maupun faktor

pelayanan kesehatan, serta responden kunci.

penghambat hingga penentuan model yang

Pengumpulan

dapat diimplementasikan kemudian. Berikut

menggunakan

ini langkah-langkah yang dilakukan dalam

wawancara

FFA (Supriyanto dan Damayanti, 2007)

observasi dan analisis dokumen. Analisis

yang

data

pendekatan

optimalisasi
analisis

dimulai

pendorong

medan

dari

dan

identifikasi

penghambat

faktor

data

primer

kuisioner
disertai

dilakukan

melalui

depth

secara

dengan
survei

interview,

deskriptif

yang

kinerja,

berbasis pada informasi data primer yang

penilaian faktor pendorong dan penghambat

kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.

kinerja,

kunci

Untuk mendapatkan persepsi dan umpan

keberhasilan dan diagram medan kekuatan,

balik terhadap optimaliasi pelayanan jasa

merumuskan

dan

kesehatan, maka diperlukan adanya feed

menentukan

sasaran

menentukan

faktor

menentukan
dan

tujuan,

kinerja,

dan

back dari masyarakat pengguna jasa dan
aparatur

merumuskan model.

pelayanan

kemungkinan

Penelitian
metode

dilaksanakan

Incidental

dikombinasikan

dengan

Sampling

dengan

yang

pendekatan

Purposive Sampling. Jumlah populasi tidak
dihitung akan tetapi diklasifikasi dalam

P-ISSN: 2085-1596

adanya

pengembangannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

E-ISSN: 2407-5310

kesehatan

terhadap

kendala

Umpan

balik

dalam
yang

diharapkan tidak hanya dari aspek harapan
dan keinginan masyarakat pengguna jasa,
namun juga terhadap pengelolaan dan
peranan Pukesmas sebagai upaya menggali
sari-sari

pikiran

yang

cerdas,

bijak.

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 857

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Berdasarkan hasil survey di lapangan dan

beragam, baik yang berasal dari internal

kajian beberapa data sekunder yang terkait,

maupun eksternal puskesmas. Beberapa

kekuatan-kekuatan yang dimiliki dalam

kekuatan dan pendorong dan penghambat

menunjang proses pelayanan Puskesmas di

dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.

Kabupaten Kubu Raya

saat ini cukup

Tabel 4
Faktor Pendorong dan Penghambat
No
1.

Uraian

Kekuatan
Pendorong
Penghambat
F
%
F
%
8
40
12
60

5.

Kecukupan dan ketersediaan dokter di
Puskesmas
Kecukupan dan ketersediaan perawat
dan tenaga kesehatan lainnya
Kecukupan dan terkersediaan tenaga
administrasi
Besaran insentif kesehatan bagi
petugas
Kinerja pegawai secara umum

6.

Ketersediaan obat-obatan

5

25

15

75

7.

Kersediaan fasilitas penunjang

4

20

16

80

8.

Ketersediaan program kesehatan
(BPJS, Jamkesda, dll)
Penerapan teknologi kesehatan

12

60

8

40

8

40

12

60

Kondisi geografis daerah yang
dilayani
11.
Tingkat kematangan dan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2017

6

30

14

70

8

40

12

60

2.
3.
4.

9.
10.

Mayoritas

persepsi

responden

obatan

15

75

5

25

12

60

8

40

14

70

6

30

11

55

9

45

(75%),

ketersediaan

fasilitas

mengatakan bahwa kecukupan rasio tenaga

kesehatan yang rata-rata minim (80%),

dokter yang masih kurang merupakan faktor

penerapan teknologi kesehatan merupakan

penghambat

obat-

suatu kekuatan, tapi kondisi keterbatasannya

E-ISSN: 2407-5310

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 858

(60%),

P-ISSN: 2085-1596

ketersediaan

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

menjadi penghambat (60%). Sedangkan

dalam analisis IKM dan SERVQUAL

faktor

lain;

(Service Quality) serta Diagram Kartesisus.

kondisi geografis dan luasnya daerah kerja

Pengukuran kualitas jasa dengan model

(70%), dan tingkat kematangan masyarakat

SERVQUAL dalam kajian ini didasari pada

tentang kesehatan (60%). Faktor pendorong

skala multi-item yang dirancang untuk

yang dimiliki puskesmas dalam memberikan

mengukur

pelayanan antara lain; kecukupan tenaga

persepsi (perception) terhadap pelayanan,

kesehatan (75%), dan administrasi (60%),

serta gap keduanya menggunakan 5 (lima)

besarannya insentif (70%), dan ketersediaan

dimensi

program kesehatan dari pemerintah (60%).

(reliability), daya tanggap (responsiveness),

pengambat

Analisis

lainnya

kualitas

antara

layanan,

(expectation)

yaitu

dan

reliabilitas

dengan

jaminan (assurance), empati (emphaty) dan

pendekatan IKM meliputi kajian secara

bukti fisik (tangible). Kelima dimensi

mendalam mengenai pengukuran kebutuhan

tersebut dijabarkan ke dalam masing-masing

(needs),

sebanyak

keinginan

pelayanan

harapan

(wants),

harapan

23

atribut

layanan

harapan

(expectation) dan dan persepsi (perception)

(expectation) dan dan persepsi (perception)

masyarakat selaku pengguna jasa dengan

yang disusun dalam pernyataan-pernyataan

melakukan survei, dan pemetaan terhadap

berdasarkan skala Likert.

persepsi

serta

harapan

masyarakat

Sedangkan

analisis

kualitas

jasa

Kabupaten Kubu Raya (KKR) terhadap

kesehatan (IKM) menggunakan 13 (tiga

pelayanan

analisis

belas) atribut yang dikaji dengan setiap

tingkat kinerja pelayanan pada masing-

unsur pelayanan memiliki penimbang yang

masing unit pelayanan, tingkat kepentingan

sama, selanjutnya dilakukan interprestasi.

atribut layanan yang mempengaruhi kualitas

Penelian tingkat kualitas layanan dengan

layanan

Performance

range 25 – 100, di mana hasil tersebut

digunakan

dikonversikan dengan nilai dasar 25. Hasil

E-ISSN: 2407-5310

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 859

Analysis).

puskesmas.

Dengan

(Importance
Pendekatan

P-ISSN: 2085-1596

yang

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

kalkulasi serta rincian rata-rata kualitas

layanan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5
Hasil Kalkulasi Kualitas Pelayanan Puskesmas
Kabupaten Kubu Raya
Item Pelayanan
Resp

Mean

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P12

P13

129

124

127

122

127

131

106

113

137

112

101

128

144

2.8

2.7

2.76

2.43

2.76

2.85

2.3

2.46

2.98

2.43

2.2

2.78

3.1

Rata-rata dari mean

2,66

Bobot Nilai Rata-rata Tertimbang
Nilai
Indeks

0.199

37.24

0.19

0.2

0.17

0,07
0.196

0.202

0.164

0.17

0.21

0.17

0.16

0.2

0.22

Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai Indeks x Nilai Dasar

2.64

66,10

Sumber : Data Primer, setelah diolah 2017

Tabel di atas menunjukkan bahwa IKM

keseluruhan

dengan nilai indeks sebasar 2,64 yang

Puskesmas adalah baik. Sedangkan untuk

dikonversikan dengan nilai dasar adalah

melihat

66,10. Dengan IKM sebesar 66,10 secara

pelayanan dapat dilihat pada Tabel 6.

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

nilai

kinerja

E-ISSN: 2407-5310

pelayanan

masing-masing

Tabel 6
Nilai Unsur Pelayanan Puskesmas
Kabupaten Kubu Raya
Tahun 2017
Rata-rata Hasil
Unsur Pelayan
Skor
Indeks
Prosedur pelayanan
2,80
70,00
Persyaratan pelayanan
2.70
67,50
Kejelasan petugas pelayanan
2,76
69,00
Kedisiplinan petugas pelayanan
2.43
66,75
Tanggung jawab petugas pelayanan
2,76
69,00
Kemampuan petugas pelayanan
2,85
71,25
Kecepatan pelayanan
2,30
57,50
Keadilan mendapatkan pelayanan
2,46
61,50
Kesopanan dan keramahan petugas
2,98
74,50
Kepastian biaya pelayanan
2,43
60,75
Kapastian jadwal pelayanan
2,20
65,00
Kenyamanan lingkungan
2,78
69,50

P-ISSN: 2085-1596

unit

atribut

Kualitas
Pelayanan
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Baik
Kurang Baik
Baik
Baik

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 860

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

13

Keamanan pelayanan

3,10

77.50

Baik

Sumber : Data Primer, Setelah Diolah (2017)

Tabel di atas dapat dilihat bahwa dari

pelayanan, keadilan dalam memberikan

ketiga belas atribut pelayanan, ada 8

pelayanan, kewajaran dan kepastian biaya

(delapan)

termasuk

pelayanan serta kepastian jadwal pelayanan.

kategori Baik (B), dan 5 (lima) unsur

Pengukuran kualitas layanan dengan

pelayanan yang termasuk kategori Kurang

diagram kartesius dalam kajian ini didasari

Baik (C). Dari 8 (delapan) unsur pelayanan

pada skala multi-item yang dirancang untuk

yang termasuk kategori Baik (B) tersebut

mengukur

yang hasil indeksnya tertinggi adalah atribut

kinerja (persepsi) terhadap pelayanan, serta

keamanan pelayanan (U13) dengan hasil

gap

indeks sebesar 77,50 dan indeks yang paling

dimensi

terendah adalah unsur kedisiplinan petugas

(reliability), daya tanggap (responsiveness),

(U4) dengan hasil indeks sebesar 60,75.

jaminan (assurance), empati (emphaty) dan

Sedangkan dari 5 (lima) atribut pelayanan

bukti fisik (tangible). Kelima dimensi

yang termasuk ketegori Kurang Baik (C),

tersebut dijabarkan ke dalam masing-masing

unsur

sebanyak 23 (dua puluh tiga) atribut variabel

unsur

yang

pelayanan

mempunyai

hasil

indeks

harapan

keduanya

(kepentingan)

menggunakan

layanan,

yaitu

5

dan

(lima)

reliabilitas

terendah adalah unsur kepastian jadwal

harapan

pelayanan (U11) dengan nilai sebesar 55,00.

(perception)

Secara keseluruhan penilaian masyarakat

pernyataan-pernyataan berdasarkan skala

terhadap atribut pelayanan, secara rata-rata

Likert.

(expectation)
yang

dan
disusun

persepsi
dalam

kualitas layanan termasuk kategori Baik. Di

Hasil pemetaan harapan (expectation)

samping itu, pelayanan yang berkualitas

dan dan persepsi (perception) masyarakat

rendah (yang harus segera diperbaiki), yaitu;

terhadap

mengenai kedisiplinan petugas, kecepatan

pendekatan

P-ISSN: 2085-1596

E-ISSN: 2407-5310

kualitas
5

(lima)

layanan
dimensi

dengan
kualitas

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 861

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

pelayanan

yang

setiap

Daerah dalam memberikan pelayanan yang

dimensi pelayanan memiliki penimbang

dibutuhkan serta pengadaan infrastruktur

yang

dilakukan

maupun suprastruktur merupakan skala

layanan.

perioritas saat ini. Pelayanan puskesmas

atribut

yang berkualitas dengan orientasi kepuasan

pelayanan ada 5 (lima) atribut yang menjadi

masyarakat sebagai pengguna jasa publik

skala prioritas yang perlu diperhatikan dan

merupakan suatu keniscayaan. Optimalisasi

diperbaiki. Atribut yang menjadi prioritas

dijalankan dengan membuat rencana kerja

adalah masyarakat sebagai pengguna jasa

dengan orientasi meminimalkan kelemahan

merasa sangat penting tapi kinerjanya masih

atau kekurangan dari kinerja yang ada serta

rendah (adalah atribut yang termasuk dalam

memenuhi

kuadran A). Adapun atribut yang harus

masyarakat sebagai pengguna jasa layanan

segera

dengan mengoptimalkan peluang yang perlu

sama,

interprestasi
Sedangkan

dikaji,

selanjutnya

terhadap
secara

diperbaiki,

penerimaan

dengan

pasien

kualitas

keseluruhan

yaitu
yang

:

prosedur

cepat

(K1),

kecepatan dalam proses layanan (K2),
keberadaan

(D1),

kesigapan

keterampilan

petugas

kesehatan

disikapi

secara

bijaksana

kepentingan

oleh

Pemda

(Service Provider).

(D4),
(J3),

keinginan/

Pelayanan kesehatan merupakan tingkat
atau

derajat

yang

menunjukan

ketersediaan obat (B2), perlengkapan dan

kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam

fasilitas (B4) yang pokok belum memadai.

menimbulkan

Optimalisasi

puas

pada

setiap

dengan

pengguna jasa kesehatan sesuai dengan

memperhatikan potensi dan kekuatan yang

tingkat kepuasan rata-rata penduduk yang

dimiliki oleh daerah KKR untuk memenuhi

menjadi sasaran utama institusi kesehatan.

kebutuhan/keinginan masyarakat. Besarnya

Secara konsep mutu pelayanan kesehatan

keinginan berpartisipasi dari masyarakat

merupakan produk akhir dari interaksi dan

seharusnya menjadi modal bagi Pemerintah

ketergantungan yang rumit antara berbagai

P-ISSN: 2085-1596

pelayanan

rasa

E-ISSN: 2407-5310

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 862

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

komponen

atau

aspek

pada

fasilitas

kegiatan proses itu. Baik tidaknya proses

kesehatan yang memberikan layanan sesuai

dapat diukur dari relevan tidaknya proses itu

dengan paran dan fungsinya. Aspek yang

bagi masyarakat sebagai pengguna jasa,

pertama adalah struktur. Struktur adalah

efektif atau tidak, dan mutu proses itu.

saran

perlengkapan,

peralatan,

Ketiga Outcome dari hasil akhir kegiatan

manajemen,

keuangan,

dan tindakan dokter serta tenaga kesehatan

sumber daya manusia, dan sumber daya

terhadap masyarakat sebagai pasien, dalam

lainnya. Dengan kata lain struktur adalah

arti

masukan atau input fasilitas kesehatan. Jika

kepuasan masyarakat.

struktur baik, kemungkinan mutu menjadi

Optimaliasi

baik pula. Baik tidaknya struktur sebagai

mempertimbangkan

masukan fasilitas kesehatan dapat diukur

keinginan (wants), harapan (expectation)

dari kewajaran tindakan, kuantitas, biaya

dan dan persepsi (perception) masyarakat

(efisiensi),

komponen-komponen

serta upaya implementasi berupa tindakan

struktur itu. Kedua proses, kegiatan proses

nyata dan rencana kerja untuk membangun

adalah layanan para dokter dan tenaga

pelayanan kesehatan yang optimal, jelasnya

kesehehatan lainnya dalam interaksi dengan

dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.

fisik,

organisasi

dan

mutu

perubahan

derajat

kesehatan

dan

dilaksanakan

dengan

kebutuhan

(needs),

pasien. Proses adalah apa dan bagaimana

Tabel 7
Matrik Optimalisasi dan Pendekatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Puskesmas
NO. Optimalisasi
1.

2.

Pendekatan

Pengembangan dan Peningkatan
Sistem Pelayanan (Optimalisasi
model pelayanan yang berbasis
kepastian, kecepatan, dan ketepatan
dalam proses layanan)
Pengembangan dan Peningkatan
SDM;
a. Peningkatan

P-ISSN: 2085-1596

Capaian

Pengembangan
SOP
yang Adanya SOP setiap
berorientasi kepada layanan unit layanan dan
standar dan layanan prima
dilaksanakan

a.Recruitment*)
kesehatan sesuai
untuk kualifikasi;

E-ISSN: 2407-5310

tenaga *) Secara bertahap
kebutuhan memenuhi standar
kesehatan
(Rasio

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 863

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

kedisiplinan,
keberadaan,
keramahan,
dan
kesigapan tenaga
kesehatan

3.

4.

1) Dokter Spesialis
2) Dokter Umum
3) Tenaga
Perawat**)
4) Tenaga
Ahli
Gizi
b. Motivating dan peningkatan
komitmen dari tenaga kesehatan
b. Peningkatan pengetahuan dan Training atau Diklat
keterampilan tenaga kesehatan
Pengembangan dan Pengadaan Inventarisasi dan pengadaan
Fasilitas Kesehatan
assets atau fasilitas yang
dibutuhkan
dengan
menggunakan skala prioritas

Tenaga Kesehatan
Per
100.000
Penduduk)
**) Secara bertahap,
khususnya
Kecamatan Teluk
Pakedai,
Kakap,
dan Sui Raya.
Pelaksanaan sesuai
dengan budget
Terpenuhinya
standar minimum
sarana dan fasilitas
penunjang
kesehatan
Program Pengadaan Obat-obatan Inventarisasi dan pengadaan Tersediannya obatyang pokok dan dibutuhkan
obat-obatan yang dibutuhkan obatan yang pokok
dengan menggunakan skala dibutuhkan
oleh
prioritas
masyarakat

Sumber : Data olahan sesuai dengan atribut layanan yang diharapkan masyarakat, Tahun 2017

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan

hasil

dan

atribut dari keempat belas atribut pelayanan,

pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan

ada 8 (delapan) unsur pelayanan termasuk

dan saran yang dapat dijadikan sebagai

kategori Baik (B), dan 5 (lima) unsur

bahan masukan dalam pengembangan dan

pelayanan yang termasuk kategori Kurang

peningkatan

Baik (C). Adapun kinerja kelima atribut

pelayanan

analisis

Puskesmas

di

Kabupaten Kubu Raya sebagai berikut :

pelayanan yang termasuk kategori Kurang

Hasil perhitungan kualitas layanan terhadap

Baik (C), yaitu : mengenai kedisiplinan

13 (tiga belas) atribut pelayanan dengan

petugas, kecepatan pelayanan, keadailan

nilai

dalam memberikan pelayanan, kewajaran

indeks

sebasar

2,640

yang

dikonversikan dengan nilai dasar adalah

dan

66,10. Dengan IKM sebesar 66,10 secara

kepastian jadwal pelayanan.

keseluruhan

kinerja

puskesmas adalah baik.

P-ISSN: 2085-1596

unit

pelayanan

Sedangkan per

E-ISSN: 2407-5310

kepastian

biaya

pelayanan

serta

Dari analisis pemetaan kepentingan
dan persepsi kinerja

puskesmas dapat

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 864

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

diketahui bahwa dari keseluruhan atribut

pelayanan serta kapan dan di mana jasa itu

pelayanan terdapat 5 (lima) atribut yang

diberikan. Sehingga dengan karakteristik

termasuk dalam kuadran A. Adapun atribut

seperti itu peran dan pentingnya bekerja

yang menjadi skala prioritas, yaitu :

berdasarkan Standar Operational Procedure

kecepatan

dalam

(SOP).

keberadaan,

kesigapan

proses

layanan,

serta

kecepatan

Di

samping

itu

tuntutan

dan

keinginan dari masyarakat tentang perlunya

petugas para medis, keterampilan tenaga

kesimpelan

medis, perlengkapan dan fasilitas yang

diperhatikan.

pokok

pengembangan prosedur pelayanan yang

di

peningkatan

puskesmas.
kualitas

Optimalisasi

pelayanan

dapat

diuraikan sebagai berikut :
Pengembangan

dari

prosedur

Untuk

juga

itu

perlu

diperlukan

standar dengan memperhatikan kesimpelan
dalam proses layanan, sehingga terjadi

percepatan

dan

percepatan dalam proses pelayanan.

kesimpelan prosedur pelayan di bidang

Pengembangan kecukupan dan kesigapan

kesehatan. Secara konsep bahwa peranan

tenaga

atribut people (SDM) sangat penting dalam

Peningkatan SDM) sangat diperlukan. Hal

proses

kesehatan.

ini terlihat dari rasio standar kesehatan

Karakteristik dari jasa kesehatan adalah

(Rasio Tenaga Kesehatan Per 100.000

bervariasi (variability), artinya komposisi

Penduduk) secara bertahap harus dipenuhi

dan kualitas pelayanan kesehatan yang

dalam

diterima pasien dari dari seorang dokter

pelayanan

maupun perawat dari waktu ke waktu,

kebutuhan

maupun

puskesmas.

digunakan

pelayanan

pelayanan
antar

jasa

kesehatan
pasien,

yang

bervariasi.

Tergantung pada siap yang memberikan

P-ISSN: 2085-1596

E-ISSN: 2407-5310

kesehatan

rangka

(Pengembangan

peningkatan

kesehatan
per

dengan

Kecamatan

dan

kualitas
distribusi
dan

per

Di samping itu peningkatan

dengan program motivating dan peningkatan
komitmen dari tenaga kesehatan.

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 865

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Peningkatan
keterampilan

pengetahuan
tenaga

dan

Kotler, Philip, Marketing Management : The

kesehatan

Millenium Edition, Jilid I, Jakarta :

(Pengembangan SDM), terutama tenaga
perawat. Pengembangan dan peningkatan

Prenhallindo, 2002.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, Prinsip-

fasilitas serta pengadaan obat-obatan yang

prinsip

dibutuhkan. Hal ini dilakukan dengan

Marketing

melalui proses inventarisasi kebutuhan yang

Indonesia, Jilid I, Jakarta : Erlangga,

tetap mengacu kepada skala prioritas secara

2001.

Pemasaran
8e),

(Principles
Edisi

of

Bahasa

bertahap, sehingga terpenuhinya standar

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane,

minimal dari saran dan fasilitas serta

Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid

ketersediaan obat-obatan dibutuhkan dalam

1, Alih Bahasa oleh : Benyamin

peningkatan kualitas layanan kesehatan.

Molan, Jakarta : PT. INDEKS, 2008.

Dalam

rangka

peningkatan

pelayanan

Keputusan

Menteri

Pendayagunaan

puskesmas di lingkuangn KKR, sehingga

Aparatur

diperlukan

KEP/25/M.PAN/2/2004,

peningkatan

kedisiplinan

Negara,

Nomor

Tentang

petugas, kecepatan pelayanan, keadailan

Pedoman

dalam memberikan pelayanan, dan kepastian

Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan

jadwal pelayanan.

Instansi Pemerintah.
H.

M.

Burhan

Penyusunan

:

Bungin,

Indeks

Metodologi

DAFTAR PUSTAKA

Penelitian Kuantitatif (Komunikasi,

Effendi, Keperawatan dan Komunitas Teori

Ekonomi, dan Kebijakan Publik

dan

Praktik

Dalam

Keperawatan,

Jakarta, Salemba Medika, 2009

Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya),
Kencana Prenada Media Group,
2010.

P-ISSN: 2085-1596

E-ISSN: 2407-5310

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 866

Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Supriyanto, S dan Damayanti, Nyoman
Anita,

Perencanaan dan Evaluasi,

Surabaya,

Airlangga

University

Press, 2007.

Umar, Husein, Riset Pemasaran & Perilaku
Konsumen, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2003.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor

Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, Edisi

36, Tentang Kesehatan, Tahun 2009.

II, Yogyakarta : ANDI, 2004.

P-ISSN: 2085-1596

E-ISSN: 2407-5310

JMM Vol. 13 No. 2 Oktober 2017 | 867