ABSTRAK: Penggunaan boraks sebagai bahan pengenyal bakso dapat menimbulkan efek yang buruk bagi
Kadar
Serat
Kasar,
Daya
Ikat
Air,
dan
Randemen
Bakso
…
Research
Article
KADAR
SERAT
KASAR,
DAYA
IKAT
AIR,
DAN
RENDEMEN
BAKSO
AYAM
DENGAN
PENAMBAHAN
KARAGINAN
A.
B.
Kurniawan,
A.
N.
Al-‐Baarri,
Kusrahayu
ABSTRAK:
Penggunaan
boraks
sebagai
bahan
pengenyal
bakso
dapat
menimbulkan
efek
yang
buruk
bagi
kesehatan
sehingga
harus
dicari
bahan
alternatif
lain
yang
lebih
aman.
Penelitian
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
penambahan
karaginan
pada
bakso
ayam
sebagai
alternatif
pengenyal
terhadap
kadar
serat
kasar,
daya
ikat
air,
dan
rendemen.
Penelitian
dilaksanakan
pada
bulan
Juni
2011
di
Laboratorium
Teknologi
Hasil
Ternak
dan
Laboratorium
Ilmu
Makanan
Ternak
Fakultas
Peternakan
Universitas
Diponegoro
Semarang.
Perlakuan
yang
diterapkan
dalam
penelitian
ini
adalah
bakso
ayam
tanpa
penambahan
karaginan
(T0),
bakso
ayam
dengan
penambahan
karaginan
1,5%
(T1),
bakso
ayam
dengan
penambahan
karaginan
2%
(T2),
bakso
ayam
dengan
penambahan
karaginan
2,5%
(T3),
bakso
ayam
dengan
penambahan
karaginan
3%
(T4).
Data
yang
diperoleh
diolah
secara
statistik
dengan
menggunakan
analisis
ragam
dan
untuk
uji
lanjut
menggunakan
Uji
Wilayah
Ganda
Duncan.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
penambahan
karaginan
pada
bakso
ayam
memberikan
pengaruh
yang
nyata
terhadap
kadar
serat
kasar
dan
rendemen,
sedangkan
pada
pengujian
daya
ikat
air
tidak
terdapat
pengaruh
secara
nyata
dari
penambahan
karaginan.
Penambahan
karaginan
pada
bakso
ayam
terbukti
dapat
meningkatkan
kadar
serat
kasar
dan
rendemen
sedangkan
nilai
daya
ikat
air
pada
bakso
ayam
cenderung
meningkat
walaupun
tidak
signifikan.
Kata
kunci
:
bakso
ayam,
karaginan,
serat
kasar,
daya
ikat
air,
rendemen
PENDAHULUAN
Karaginan
merupakan
senyawa
hidrokoloid
komersial
dari
rumput
laut
merah
(Rhodophyceae)
yang
banyak
digunakan
dalam
produk
pangan
dan
industri
seperti
misalnya
dalam
pembuatan
coklat,
susu,
pudding,
susu
instan,
makanan
kaleng
dan
roti.
Hal
ini
karena
kemampuannya
dalam
mengubah
sifat
fungsional
produk
yang
diinginkan.
Beberapa
sifat
fungsional
karaginan
dalam
produk
pangan
diantaranya
adalah
sebagai
pengemulsi,
penstabil,
pembentuk
gel,
dan
penggumpal.
Euchema
cottoni
sebagai
penghasil
karaginan
mempunyai
kandungan
serat
yang
tinggi.
Menurut
Kasim
(2004)
kadar
serat
makanan
dari
rumput
laut
E.
Cottoni
mencapai
65,07%
yang
terdiri
dari
39,47%
serat
makanan
yang
tak
larut
air
dan
25,7%
serat
makanan
yang
larut
air
sehingga
karaginan
berpotensi
untuk
dijadikan
sebagai
bahan
makanan
yang
menyehatkan.
Hal
ini
didasarkan
pada
banyak
penelitian
bahwa
makanan
berserat
tinggi
mampu
menurunkan
kolesterol
darah
dan
gula
darah.
Karaginan
juga
mempunyai
sifat
mengikat
air
yang
akan
berpengaruh
pada
rendemen
dan
tekstur
kenyal
yang
dihasilkan
pada
produk
olahan
daging.
Ayadi
et
al.
(2009)
menyatakan
bahwa
penambahan
karaginan
sebanyak
0,5%
Dikirim
22/2/2012,
diterima
25/3/2012.
Penulis
A.
B.
Kurniawan
adalah
dari
Fakultas
Peternakan
Universitas
Diponegoro,
Semarang,
Indonesia.
Kontak
langsung
melalui
email:
[email protected].
pada
sosis
dapat
meningkatkan
daya
ikat
air
dan
kekerasan.
Proses
pengolahan
karaginan
dimulai
dengan
sistem
ekstraksi
dengan
suatu
basa
yang
kemudian
dilanjutkan
dengan
penyaringan,
pengendapan
dan
penggilingan
hingga
menjadi
suatu
tepung.
Rasyid
(2010),
menjelaskan
bahwa
perbedaan
penggunaan
basa
berpengaruh
pada
kekentalan
dan
kekuatan
gel
karaginan.
Jika
diinginkan
suatu
produk
yang
kental
dengan
kekuatan
gel
rendah
maka
digunakan
garam
natrium,
untuk
gel
yang
elastis
digunakan
garam
kalsium
sedangkan
garam
kalium
menghasilkan
gel
yang
keras.
Untuk
kappa
karaginan
lebih
sensitif
terhadap
ion-‐ion
kalium
sedangkan
iota
karaginan
lebih
sensitif
dengan
ion-‐ion
kalsium.
Berdasarkan
beberapa
hal
di
atas,
penelitian
penambahan
tepung
karaginan
pada
bakso
ayam
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
mengetahui
nilai
kadar
serat
kasar,
daya
ikat
air
dan
rendemen
pada
bakso
ayam.
Manfaat
yang
dapat
diambil
dengan
adanya
penelitian
ini
dapat
memberi
informasi
kepada
masyarakat
tentang
karaginan
sebagai
bahan
makanan
yang
aman
untuk
menggantikan
boraks
sebagai
pengenyal
yang
dapat
membahayakan
kesehatan
MATERI
DAN
METODE
Materi
Bahan-‐bahan
yang
digunakan
dalam
pembuatan
bakso
adalah
4
kg
daging
ayam
broiler
fillet
segar,
600
g
tepung
tapioka,
72
g
tepung
karaginan,
72
g
garam
dapur,
bawang
putih,
merica,
es
batu.
Pada
pengujian
kadar
serat
23
Vol.
1
No.
2,
2012
–
Jurnal
Aplikasi
Teknologi
Pangan
Kadar
Serat
Kasar,
Daya
Ikat
Air,
dan
Randemen
Bakso
…
kasar
menggunakan
bahan
antara
lain
H2SO4
0,3
N,
NaOH
telah
matang
ditiriskan.
Komposisi
adonan
bakso
per
unit
1,5
N,
air
panas,
aseton
dan
kertas
saring,
sedangkan
untuk
percobaan
secara
lengkap
dapat
dilihat
pada
Tabel
1.
pengujian
daya
ikat
air
adalah
kertas
saring
Whatman
dan
kertas
milimeter.
Alat
yang
digunakan
dalam
pembuatan
bakso
Tabel
1.
Komposisi
Adonan
Bakso
per
Unit
Percobaan
adalah
mesin
penggiling,
mesin
pencampur,
timbangan
Komposisi
Bahan-‐Bahan
elektrik,
kompor,
baskom,
panci,
pisau,
penyaring/peniris
T0
T1
T2
T3
T4
dan
sendok.
Pada
pengujian
kadar
serat
kasar
yaitu
gelas
-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐
(g)
-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐
beaker,
oven,
eksikator,
cawan
porselin,
tanur
dan
Daging
sapi
200
200
200
200
200
timbangan
elektrik.
Alat
untuk
pengujian
daya
ikat
air
antara
Tepung
tapioka
30
30
30
30
30
lain
tong
seberat
35
kg
dan
plat
kaca,
sedangkan
untuk
Es
batu
30
30
30
30
30
3,6
3,6
3,6
3,6
3,6
pengujian
rendemen
menggunakan
timbangan
mekanik
dan
Garam
halus
Merica
halus
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
alat
tulis.
Bawang
p
utih
6
6
6
6
6
Tepung
K
araginan
0
3
4
5
6
Metode
Keterangan
:
Penambahan
karaginan
berdasarkan
berat
daging
Metode
penelitian
meliputi
rancangan
percobaan,
persiapan,
pembuatan
sampel
(bakso
ayam),
pengujian
variabel
dan
analisis
data.
Tahap
persiapan
dan
pembuatan
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
sampel
meliputi
penyediaan
alat
dan
bahan
untuk
membuat
sampel,
sedangkan
tahap
pengujian
variabel
meliputi
Data
hasil
analisis
kadar
serat
kasar
pada
bakso
pengujian
kadar
serat
kasar,
daya
ikat
air
dan
rendemen.
ayam
dengan
penambahan
karaginan
dapat
dilihat
pada
Rancangan
percobaan
yang
digunakan
dalam
Tabel
2.
Hasil
analisis
kadar
serat
kasar
bakso
dengan
penelitian
ini
adalah
Rancangan
Acak
Lengkap
(RAL)
dengan
penambahan
karaginan
(Tabel
2)
menunjukkan,
bahwa
5
perlakuan
dan
4
ulangan.
Perlakuan
yang
diterapkan
rerata
kadar
serat
kasar
bakso
pada
T0
(penambahan
adalah
:
karaginan
0%
sebesar
0,26%);
T1
(penambahan
karaginan
T0
=
Bakso
ayam
tanpa
penambahan
karaginan.
1,5%
sebesar
1,36%);
T2
(penambahan
karaginan
2%
sebesar
T1
=
Penambahan
karaginan
1,5%
dari
berat
daging.
1,58%);
T3
(penambahan
karaginan
2,5%
sebesar
2,90%);
T4
T2
=
Penambahan
karaginan
2%
dari
berat
daging.
(penambahan
karaginan
3%
sebesar
2,54%).
T3
=
Penambahan
karaginan
2,5%
dari
berat
daging.
Berdasarkan
sidik
ragam,
penambahan
karaginan
T4
=
Penambahan
karaginan
3%
dari
berat
daging.
yang
berbeda
pada
bakso
ayam
memberikan
pengaruh
yang
Penelitian
menggunakan
rancangan
acak
lengkap
nyata
(P
Serat
Kasar,
Daya
Ikat
Air,
dan
Randemen
Bakso
…
Research
Article
KADAR
SERAT
KASAR,
DAYA
IKAT
AIR,
DAN
RENDEMEN
BAKSO
AYAM
DENGAN
PENAMBAHAN
KARAGINAN
A.
B.
Kurniawan,
A.
N.
Al-‐Baarri,
Kusrahayu
ABSTRAK:
Penggunaan
boraks
sebagai
bahan
pengenyal
bakso
dapat
menimbulkan
efek
yang
buruk
bagi
kesehatan
sehingga
harus
dicari
bahan
alternatif
lain
yang
lebih
aman.
Penelitian
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
penambahan
karaginan
pada
bakso
ayam
sebagai
alternatif
pengenyal
terhadap
kadar
serat
kasar,
daya
ikat
air,
dan
rendemen.
Penelitian
dilaksanakan
pada
bulan
Juni
2011
di
Laboratorium
Teknologi
Hasil
Ternak
dan
Laboratorium
Ilmu
Makanan
Ternak
Fakultas
Peternakan
Universitas
Diponegoro
Semarang.
Perlakuan
yang
diterapkan
dalam
penelitian
ini
adalah
bakso
ayam
tanpa
penambahan
karaginan
(T0),
bakso
ayam
dengan
penambahan
karaginan
1,5%
(T1),
bakso
ayam
dengan
penambahan
karaginan
2%
(T2),
bakso
ayam
dengan
penambahan
karaginan
2,5%
(T3),
bakso
ayam
dengan
penambahan
karaginan
3%
(T4).
Data
yang
diperoleh
diolah
secara
statistik
dengan
menggunakan
analisis
ragam
dan
untuk
uji
lanjut
menggunakan
Uji
Wilayah
Ganda
Duncan.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
penambahan
karaginan
pada
bakso
ayam
memberikan
pengaruh
yang
nyata
terhadap
kadar
serat
kasar
dan
rendemen,
sedangkan
pada
pengujian
daya
ikat
air
tidak
terdapat
pengaruh
secara
nyata
dari
penambahan
karaginan.
Penambahan
karaginan
pada
bakso
ayam
terbukti
dapat
meningkatkan
kadar
serat
kasar
dan
rendemen
sedangkan
nilai
daya
ikat
air
pada
bakso
ayam
cenderung
meningkat
walaupun
tidak
signifikan.
Kata
kunci
:
bakso
ayam,
karaginan,
serat
kasar,
daya
ikat
air,
rendemen
PENDAHULUAN
Karaginan
merupakan
senyawa
hidrokoloid
komersial
dari
rumput
laut
merah
(Rhodophyceae)
yang
banyak
digunakan
dalam
produk
pangan
dan
industri
seperti
misalnya
dalam
pembuatan
coklat,
susu,
pudding,
susu
instan,
makanan
kaleng
dan
roti.
Hal
ini
karena
kemampuannya
dalam
mengubah
sifat
fungsional
produk
yang
diinginkan.
Beberapa
sifat
fungsional
karaginan
dalam
produk
pangan
diantaranya
adalah
sebagai
pengemulsi,
penstabil,
pembentuk
gel,
dan
penggumpal.
Euchema
cottoni
sebagai
penghasil
karaginan
mempunyai
kandungan
serat
yang
tinggi.
Menurut
Kasim
(2004)
kadar
serat
makanan
dari
rumput
laut
E.
Cottoni
mencapai
65,07%
yang
terdiri
dari
39,47%
serat
makanan
yang
tak
larut
air
dan
25,7%
serat
makanan
yang
larut
air
sehingga
karaginan
berpotensi
untuk
dijadikan
sebagai
bahan
makanan
yang
menyehatkan.
Hal
ini
didasarkan
pada
banyak
penelitian
bahwa
makanan
berserat
tinggi
mampu
menurunkan
kolesterol
darah
dan
gula
darah.
Karaginan
juga
mempunyai
sifat
mengikat
air
yang
akan
berpengaruh
pada
rendemen
dan
tekstur
kenyal
yang
dihasilkan
pada
produk
olahan
daging.
Ayadi
et
al.
(2009)
menyatakan
bahwa
penambahan
karaginan
sebanyak
0,5%
Dikirim
22/2/2012,
diterima
25/3/2012.
Penulis
A.
B.
Kurniawan
adalah
dari
Fakultas
Peternakan
Universitas
Diponegoro,
Semarang,
Indonesia.
Kontak
langsung
melalui
email:
[email protected].
pada
sosis
dapat
meningkatkan
daya
ikat
air
dan
kekerasan.
Proses
pengolahan
karaginan
dimulai
dengan
sistem
ekstraksi
dengan
suatu
basa
yang
kemudian
dilanjutkan
dengan
penyaringan,
pengendapan
dan
penggilingan
hingga
menjadi
suatu
tepung.
Rasyid
(2010),
menjelaskan
bahwa
perbedaan
penggunaan
basa
berpengaruh
pada
kekentalan
dan
kekuatan
gel
karaginan.
Jika
diinginkan
suatu
produk
yang
kental
dengan
kekuatan
gel
rendah
maka
digunakan
garam
natrium,
untuk
gel
yang
elastis
digunakan
garam
kalsium
sedangkan
garam
kalium
menghasilkan
gel
yang
keras.
Untuk
kappa
karaginan
lebih
sensitif
terhadap
ion-‐ion
kalium
sedangkan
iota
karaginan
lebih
sensitif
dengan
ion-‐ion
kalsium.
Berdasarkan
beberapa
hal
di
atas,
penelitian
penambahan
tepung
karaginan
pada
bakso
ayam
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
mengetahui
nilai
kadar
serat
kasar,
daya
ikat
air
dan
rendemen
pada
bakso
ayam.
Manfaat
yang
dapat
diambil
dengan
adanya
penelitian
ini
dapat
memberi
informasi
kepada
masyarakat
tentang
karaginan
sebagai
bahan
makanan
yang
aman
untuk
menggantikan
boraks
sebagai
pengenyal
yang
dapat
membahayakan
kesehatan
MATERI
DAN
METODE
Materi
Bahan-‐bahan
yang
digunakan
dalam
pembuatan
bakso
adalah
4
kg
daging
ayam
broiler
fillet
segar,
600
g
tepung
tapioka,
72
g
tepung
karaginan,
72
g
garam
dapur,
bawang
putih,
merica,
es
batu.
Pada
pengujian
kadar
serat
23
Vol.
1
No.
2,
2012
–
Jurnal
Aplikasi
Teknologi
Pangan
Kadar
Serat
Kasar,
Daya
Ikat
Air,
dan
Randemen
Bakso
…
kasar
menggunakan
bahan
antara
lain
H2SO4
0,3
N,
NaOH
telah
matang
ditiriskan.
Komposisi
adonan
bakso
per
unit
1,5
N,
air
panas,
aseton
dan
kertas
saring,
sedangkan
untuk
percobaan
secara
lengkap
dapat
dilihat
pada
Tabel
1.
pengujian
daya
ikat
air
adalah
kertas
saring
Whatman
dan
kertas
milimeter.
Alat
yang
digunakan
dalam
pembuatan
bakso
Tabel
1.
Komposisi
Adonan
Bakso
per
Unit
Percobaan
adalah
mesin
penggiling,
mesin
pencampur,
timbangan
Komposisi
Bahan-‐Bahan
elektrik,
kompor,
baskom,
panci,
pisau,
penyaring/peniris
T0
T1
T2
T3
T4
dan
sendok.
Pada
pengujian
kadar
serat
kasar
yaitu
gelas
-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐
(g)
-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐
beaker,
oven,
eksikator,
cawan
porselin,
tanur
dan
Daging
sapi
200
200
200
200
200
timbangan
elektrik.
Alat
untuk
pengujian
daya
ikat
air
antara
Tepung
tapioka
30
30
30
30
30
lain
tong
seberat
35
kg
dan
plat
kaca,
sedangkan
untuk
Es
batu
30
30
30
30
30
3,6
3,6
3,6
3,6
3,6
pengujian
rendemen
menggunakan
timbangan
mekanik
dan
Garam
halus
Merica
halus
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
alat
tulis.
Bawang
p
utih
6
6
6
6
6
Tepung
K
araginan
0
3
4
5
6
Metode
Keterangan
:
Penambahan
karaginan
berdasarkan
berat
daging
Metode
penelitian
meliputi
rancangan
percobaan,
persiapan,
pembuatan
sampel
(bakso
ayam),
pengujian
variabel
dan
analisis
data.
Tahap
persiapan
dan
pembuatan
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
sampel
meliputi
penyediaan
alat
dan
bahan
untuk
membuat
sampel,
sedangkan
tahap
pengujian
variabel
meliputi
Data
hasil
analisis
kadar
serat
kasar
pada
bakso
pengujian
kadar
serat
kasar,
daya
ikat
air
dan
rendemen.
ayam
dengan
penambahan
karaginan
dapat
dilihat
pada
Rancangan
percobaan
yang
digunakan
dalam
Tabel
2.
Hasil
analisis
kadar
serat
kasar
bakso
dengan
penelitian
ini
adalah
Rancangan
Acak
Lengkap
(RAL)
dengan
penambahan
karaginan
(Tabel
2)
menunjukkan,
bahwa
5
perlakuan
dan
4
ulangan.
Perlakuan
yang
diterapkan
rerata
kadar
serat
kasar
bakso
pada
T0
(penambahan
adalah
:
karaginan
0%
sebesar
0,26%);
T1
(penambahan
karaginan
T0
=
Bakso
ayam
tanpa
penambahan
karaginan.
1,5%
sebesar
1,36%);
T2
(penambahan
karaginan
2%
sebesar
T1
=
Penambahan
karaginan
1,5%
dari
berat
daging.
1,58%);
T3
(penambahan
karaginan
2,5%
sebesar
2,90%);
T4
T2
=
Penambahan
karaginan
2%
dari
berat
daging.
(penambahan
karaginan
3%
sebesar
2,54%).
T3
=
Penambahan
karaginan
2,5%
dari
berat
daging.
Berdasarkan
sidik
ragam,
penambahan
karaginan
T4
=
Penambahan
karaginan
3%
dari
berat
daging.
yang
berbeda
pada
bakso
ayam
memberikan
pengaruh
yang
Penelitian
menggunakan
rancangan
acak
lengkap
nyata
(P