Pengelolaan Sumberdaya Pulau Pulau Kecil

PENGELOLAAN SD PULAU-PULAU KECIL
SKS : 2 (2 – 0)

• Tipologi pulau kecil

• Kerentanan dan daya dukung pulau kecil
• Pengelolaan pulau-pulau kecil

• Tipologi sumberdaya dan karakteristik
lingkungan pulau kecil
• Model elementer ekologi-ekonomi pulau kecil
• Analisis keberlanjutan pulau kecil

• UNCLOS 1982, pulau adalah massa daratan yang terbentuk
secara alami, dikelilingi oleh air dan selalu muncul/berada di
atas permukaan laut pada saat pasang tertinggi, memiliki
kemampuan menghidupi penduduknya atau kehidupan
ekonominya dan memiliki dimensi ekonomi yang lebih kecil
dari ekonomi kontinental.
• Kata kunci, yaitu (1) lahan daratan, (2) terbentuk secara
alamiah, (3) dikelilingi oleh air/lautan, (4) selalu di atas

permukaan pada saat pasang, dan (5) memiliki kemampuan
ekonomi untuk menghidupi penduduknya.
• Berdasarkan ukurannya, pulau dapat dibedakan menjadi pulau
besar, pulau kecil dan pulau sangat kecil (Bengen dan
Retraubun 2006).

• Pulau kecil pada awalnya dibatasi sebagai pulau
yang luasnya kurang dari 10 000 km dengan jumlah
penduduk 500 000 orang
• Hess (1990) dengan jumlah penduduk sama atau
kurang dari 200 000 orang.
• Alternatif batasan pulau kecil juga dikemukakan
pada pertemuan CSC (1984) yang menetapkan luas
pulau kecil maksimum 5 000 km (Bengen dan
Retraubun 2006).
• Pulau kecil adalah pulau dengan luas area < 2.000
km2 , dan pulau sangat kecil adalah pulau dengan
luas area < 100 km2 (UU No. 27 Tahun 2007)

• Implikasi dari penentuan batasan pulau kecil bagi

pengelolaan pulau-pulau berkelanjutan adalah dibatasinya
peruntukan lahan dan perairan pulau-pulau kecil pada
beberapa kegiatan pemanfaatan saja.
• Pemanfaatan pulau-pulau kecil Indonesia diprioritaskan
untuk:
1. Tujuan konservasi,
2. pendidikan dan pelatihan,
3. penelitian dan pengembangan,
4. budidaya laut,
5. pariwisata,
6. usaha perikanan/kelautan dan industri perikanan
secara lestari,
7. pertanian organik dan/atau peternakan.

Berdasarkan ketinggian pulau di atas permukaan laut, pulau kecil
dibagi atas:
1. Pulau Datar  pulau dimana ketinggian daratannya dari muka
laut rendah. Pulau ini berasal dari pulau vulkanik maupun
non-vulkanik. Jenis-jenis pulau datar adalah sebagai berikut:
a. Pulau Atol: Pulau atol adalah pulau karang yang

berbentuk cincin. Umumnya pulau ini adalah pulau
vulkanik yang ditumbuhi oleh terumbu karang
membentuk fringing reef, kemudian berubah menjadi
barrier reef dan terakhir berubah menjadi pulau atol.
Contoh : gugus pulau di Takabone Rate

b. Pulau Karang: pulau yang terbentuk oleh sedimen klastik
berumur kuarter. Banyak pulau-pulau di Indonesia yang
memiliki ekosistem terumbu karang. Pulau koral/karang atau
pulau teras terangkat umumnya sangat subur dan hijau,
karena mempunyai daya kapilaritas yang tinggi, sehingga
memiliki sumber air tawar yang banyak bagi kehidupan
habitat dan manusia. Contoh-contoh pulau karang terdapat di
wilayah Maluku.

c. Pulau Aluvium: Pulau aluvium terbentuk karena proses
pengendapan yang biasanya terjadi di sekitar muara sungai
besar, dimana laju pengendapan lebih tinggi dibandingkan
intensitas erosi oleh arus dan gelombang laut. Pulau-pulau di
pantai timur Sumatera dan pulau-pulau di delta-delta di

Kalimantan merupakan tipe pulau endapan atau pulau
aluvium

2.

Pulau Berbukit  pulau dataran tinggi yang memiliki ketinggian di atas
muka laut yang relatif tinggi. Umumnya pulau ini memiliki ketinggian lebih
dari 10 m di atas pemukaan laut.
a. Pulau Tektonik: Pulau yang pembentukannya berkaitan dengan proses
tektonik, terutama pada zona tumbukan antar lempeng, misalnya
Pulau Nias, Pulau Siberut dan Pulau Enggano. Sumberdaya air di pulau
tektonik lebih banyak dijumpai sebagai aliran sungai, dan sangat sedikit
air tanah.
Nias

siberut

b. Pulau Vulkanik: pulau yang sepenuhnya terbentuk dari
kegiatan gunung berapi, yang timbul secara perlahan-lahan
dari dasar laut ke permukaan. Tipe batuan dari pulau ini adalah

basalt, silica (kadar rendah). Ada pula pulau vulkanik yang
membentuk untaian pulau-pulau dan titik gunung api dan
terdapat di bagian tengah lempeng benua (continental plate).
Pulau Santorini, Yunani

Aogashima, Jepang

c. Pulau Karang Timbul: pulau yang terbentuk oleh terumbu
karang yang terangkat ke atas permukaan laut, karena adanya
gerakan ke atas (uplift) dan gerakan ke bawah (subsidence) dari
dasar laut karena proses geologi. Pada saat dasar laut berada
dekat permukaan, terumbu karang mempunyai kesempatan
untuk tumbuh dan berkembang di dasar laut yang naik. Setelah
berada di atas permukaan air laut, terumbu karang akan mati
dan menyisakan terumbu dan terbentuk pulau karang timbul.
Jika proses ini berlangsung terus, maka akan terbentuk pulau
karang timbul. Pulau karang timbul ini banyak dijumpai di
perairan timur Indonesia, seperti di Laut Seram, Sulu, Banda.

Pulau karang (2500m x

3m) tiba-tiba muncul di
tengah Laut Madura
Pulau Watu
Ulo, Jember

d. Pulau Petabah: pulau yang terbentuk di daerah yang stabil
secara tektonik. Pulau seperti ini antara lain dijumpai di
Paparan Sunda. Litologi pembentukan pulau petabah sering
terdiri atas batuan ubahan, intrusi, dan sedimen yang terlipat
dan berumur tua, seperti Pulau Batam, Pulau Bintan dan Pulau
Belitung

Pulau Bintan, luas 1030 km2.
Penduduk 300.000 jiwa

e. Pulau Genesis campuran: pulau yang terbentuk dari gabungan
dua atau lebih genesis pulau-pulau tersebut di atas. Potensi air
di pulau genesis campuran tergantung pada genesis pulau yang
bergabung, dan dapat berupa sumber air yang mengalir
sepanjang tahun maupun aliran air permukaan dengan jumlah

yang biasanya terbatas. Pulau-pulau seperti Pulau Haruku,
Pulau Nusa Laut, Pulau Kisar dan Pulau Rote adalah contoh
pulau genesis campuran.

Sasi Lompa di Haruku (kali Learisa Kayeli)

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Publikasi MelaluiMedia Sosial Sebagai sarana Pengenalan Kegiatan Nandur Dulur( Studi deskriptif pada tim publikasi Nandur Dulur)

0 66 19

EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MELALUI ANALISIS SWOT (Studi Pengelolaan Limbah Padat Di Kabupaten Jember) An Evaluation on Management of Solid Waste, Based on the Results of SWOT analysis ( A Study on the Management of Solid Waste at Jember Regency)

4 28 1

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Penentu Sikap Pengusaha Kecil Pada Pembiayaan Bank Syariah

1 29 127

Keanekaragaman Jenis Dan Distribusi Family Tridacnidae (Kerang Kima) Di Perairan Pulau Karang Congkak, Kepulauan Seribu

6 86 69

Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Yayasan (Sinpeya) Pada Balai Perguruan Putri (BPP) Pusat Bandung

7 79 187

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Study Kasus Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Di Pemerintah Kota Bandung)

3 29 3

Tinjauan Atas Prosedur Pengelolaan Dana Kas Kecil Pada Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kota Bandung

6 34 49

Analisis Sistem Informasi Pengelolaan STNK Di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Wilayah XX/Samsat Bandung Barat

15 155 60

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Antara Pengajar Muda dan Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ( Studi pada Program Lampung Mengajar di SDN 01 Pulau Legundi Kabupaten Pesawaran )

3 53 80

Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 19 17