Tanggung Jawab Umat Kristen dalam Kehidu

TANGGUNG JAWAB UMAT KRISTEN DALAM
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA
DAN BERNEGARA

DISUSUN OLEH :
DINA TARULI GULTOM
1406118426
KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014

KATA PENGANTAR
Di zaman modern ini, kata politik bukan lagi kata yang jarang didengar oleh masyarakat.
Apalagi di masa reformasi yang semakin menunjukkan banyak terjadi penyimpangan dalam
bidang politik. Jadi tidaklah mengherankan apabila banyak hal yang terjadi di dunia ini
dihubungkan dengan politik. Ada begitu banyak respon dan tanggapan dari berbagai kalangan
yang berbeda, termasuk menurut agama Kristen.
Cukup banyak orang Kristen, termasuk mahasiswa Kristen, yang takut atau antipati

terhadap politik. Hal ini terjadi akibat image negatif dari politik yang dianggap tempat iblis atau
setan bermain. Adanya konsep pemikiran seperti ini timbul karena mereka tidak memahami
esensi dan makna politik dengan benar. Sebab mau tidak mau masyarakat, khususnya umat
Kristen, pasti dihadapkan dengan masalah politik.
Semakin banyak peran dan pengaruh gereja dalam politik diharapkan semakin
menunjukkan citra Kristus yang ada dalam setiap jemaat-Nya. Karena kita diciptakan untuk
menjadi kepala dan bukan ekor, serta manusia telah diberikan kuasa untuk menaklukan dunia,
meruntuhkan tembok yang berabad-abad telah memisahkan kekristenan dengan dunia luar
sehingga bisa membawa pembaharuan di negeri yang dipilih Tuhan untuk kita berdiam.
Dalam karya ilmiah ini akan menguraikan tentang politik baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara, pandangan Alkitab dan iman Kristen terhadap hal
tersebut, aplikasinya, dan segala yang berhubungan dengan politik menurut iman Kristen. Kami
mengharapkan ada suatu pelajaran yang bisa dipetik dari makalah ini dan setiap dari kita bisa
mengaplikasikannya dalam hidup sehari-hari.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Kedudukan warga negara di dalam negara, hubungan antara warga negara dan

peranan warga negara dalam kehidupan bermaasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan
masalah klasik yang tetap aktual. Tanggung jawab negara terhadap kelangsungan hidup dan
kemajuan negara sehingga mampu melindungi dan membahagiakan rakyatnya sudah sejak lama
dan selalu menjadi bahan pemikiran dan menjadi bahan pendidikan kewarganegaraan.
Bagi orang-orang yang berdomisili di Indonesia, tiada keraguan akan pengakuan
pentingnya kedudukan dan tanggung jawab warga negara. Hal itu jelas dari UUD 1945, GBHN
dan berbagai peraturan perundang-undangan, yang menggambarkan betapa tinggi martabat
warga negara, sekaligus menggambarkan betapa besar tanggung jawabnya. Yang menjadi
permasalahannya adalah kualitas warga negara agar mampu memainkan peranannya secara
bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Indonesia adalah salah satu negara terbesar di dunia. Indonesia merupakan negara
kepulauan terbesar di dunia. Negara ini pada awalnya terkenal sebagai salah satu negara
penghasil rempah-rempah terbanyak. Ini dapat dilihat dengan kedatangan Belanda pada masa
penjajahan. Namun kini situasi semakin berubah, tidak lagi sama seperti yang lalu. Dimana
kekayaan negara Indonesia semakin tergerus setiap zamannya. Sehingga kekayaan Indonesia kini
dapat dibilang hanyalah sebuah kenangan.
Tidak sampai di situ, permasalahannya terus merambat sampai kepada kehidupan praktis
warga negara Indonesia. Permasalahan korupsi, politik, keuangan, budaya, bencana alam,

pelanggaran HAM (Hak Azasi Manusia), hingga pada kenaikan harga BBM, dan masih banyak
lagi. Inilah keadaan yang sedang terjadi di Indonesia.

1.2

Rumasan Masalah
Dalam karya ilmiah ini penulis membahas tentang beberapa hal, yaitu sebagai

berikut:
1.2.1.

Bagaimana tanggung jawab umat Kristen terhadap perkembangan karakter

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara?
1.2.2.

Apa dasar umat Kristen untuk berperan dalam perkembangan karakter bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara?
1.2.3.


Apakah ada yang lain yang bisa membantu umat Kristen dalam perkembangan

karakter barmasyarakat, berbangsa dan bernegara? Siapakah yang dapat membantu umat Kristen
itu?
1.3

Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini, sebagai berikut:

1.3.1

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memperoleh umat Kristen yang mau

ikut berperan serta dalam pembangunan karakter bangsa terutama mahasiswa kristen.
1.3.2

Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk agar masyarakat menngetahui bahwa

umat Kristen bisa jadi teladan bagi orang-orang di sekitarnya.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Memakanai Tanggung Jawab Umat Kristen yang
Bermasyarakat, Berbangsa dan

Bernegara

Kita tentu ingat peran mahasiswa pada umumnya yaitu sebagai Iron Stock,Social
Control,Agent of Change,dan Moral Force. Sebagai Iron Stock, mahasiswa adalah ibarat aset
bagi suatu bangsa.Ibarat cadangan logam (Iron Stock) di suatu negara yang bisa menjadi tolak
ukur kemakmuran suatu negara,demikianlah jumlah mahasiswa yang unggul baik secara
wawasan,moral,karakter,dan skill di suatu negara dapat menjadi tolak ukur kemajuan SDM suatu
Negara.Ini berarti mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa,harapan bangsa;karena nantinya
mahasiswa yang harus menggantikan generasi generasi sebelumnya untuk menduduki posisi
posisi strategis dalam kepemimpinan bangsa.
Sebagai pengusung Moral Force mahasiswa harus mampu bersikap dan bertindak lebih
baik dari yang lainnya karena mereka adalah sebagai kaum intelektual, dimana mereka

mengatakan yang benar itu adalah benar dengan penuh kejujuran, keberanian, dan rendah hati.
Mahasiswa juga dituntut untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya dan terbuka kepada siapa
saja. Hal itu semata-mata karena mereka adalah kader-kader calon pemimpin bangsa di masa
yang akan datang, yang memegang kendali negara di masa depan.
Oleh karena itu mereka berhak untuk melakukan kontrol sosial. Sebagai kontrol sosial
(Social Control), mahasiswa dapat melakukan peran preventif dengan membantu masyarakat
dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan berpihak pada rakyat banyak,
sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat. Kontrol
terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan karena banyak sekali peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak pada golongan tertentu saja dan tidak berpihak
pada kepentingan masyarakat banyak. Sikap kritis itu merupakan wujud kepedulian mereka
terhadap bangsa dan negaranya yang dilakukan dengan ikhlas dan dari hati nurani mereka, bukan
atas keterpaksaan maupun intimidasi dari pihak luar. Segala sesuatu yang mereka perjuangkan
adalah sesuatu yang mereka yakini adalah baik untuk kehidupan mereka di masa sekarang dan di
masa yang akan datang. Hal tersebut berlaku dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
berbangsa dan bernegara.Namun tentunya sikap kritis mahasiswa tidak harus pada isu-isu

nasional tapi dapat juga kritis pada isu-isu lokal seperti pencemaran lingkungan, kebijakan
pemerintah setempat yang dirasa merugikan masyarakat kecil, tindakan sewenang-wenang
pemerintah setempat pada masyarakat kecil, ataupun perihal lainnya.

Dan akhirnya sebagai Agent of Change, mahasiswa dituntut sebagai agen yang membawa
perubahan pada suatu bangsa Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa.
Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak banyak, namun
sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa Roda sejarah
demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai
pengambil keputusan. Hal tersebut telah terjadi di berbagai negara di dunia, baik di Timur
maupun di Barat. Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para
mahasiswa. Walaupun zaman terus bergerak dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah
dari mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme.Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam
diri mahasiswa, semangat yang mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan atas
keadaan yang dianggapnya tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Intuisi dan hati
kecilnya akan selalu menyerukan idealisme. Mahasiswa tahu, ia harus berbuat sesuatu untuk
masyarakat, bangsa dan negaranya. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan
mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa
untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.Tidak dapat
dipungkiri bila generasi muda khususnya para mahasiswa, selalu dihadapkan pada permasalahan
global. Setiap ada perubahan, mahasiswa selalu tampil sebagai kekuatan pelopor, kekuatan moral
dan kekuatan pendobrak untuk melahirkan perubahan.
.


2.2

Realita Mahasiswa sebagai Umat Kristen di Indonesia
Saat ini umat Kristen dihadapkan pada tantangan pembangunan yang kian kompleks untuk

mengatasi dampak krisis global, sebagaimana dialami pula oleh bangsa-bangsa lain. Globalisasi
yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi telah membuktikan bahwa hanya
bangsa yang memiliki karakter kuat dan tangguh yang akan sanggup menghadapi berbagai
tantangan pembangunan. Semua negara, termasuk bangsa Indonesia, mendambakan menjadi
bangsa yang kuat dan tangguh, karena bangsa yang tangguh akan sanggup untuk mengubah
berbagai tantangan menjadi peluang yang menguntungkan bagi kemajuan rakyatnya.Namun,
sayangnya perjalanan bangsa Indonesia menuju bangsa yang tangguh dan mandiri, serta berjiwa

pancasilais menemui tembok tebal. Penyebabnya adalah hilang atau memudarnya ”karakter
bangsa” kita.
Melihat fenomena meresahkan berupa merebaknya seks bebas di kalangan pelajar dan
mahasiswa Semakin banyak generasi muda yang terjerumus dalam pemakaian narkoba dan obatobat terlarang. Kesemuanya itu adalah komplikasi sedikit dari banyak kasus demoralisasi dan
dehumanisasi di negara ini. Bukan hanya di kalangan rakyat biasa, di kalangan elit pemerintahan
pun kita dapat melihat bahwa degradasi karakter terlihat pada sektor kepemimpinan yang
mengalami krisis. Kehidupan berbangsa telah kehilangan tokoh panutan yang seharusnya mampu

mengayomi masyarakat. Konsep demokrasi yang digembor-gemborkan oleh para pemimpin
hanya menghasilkan politisi tamak, rakus, dan korup. Rasanya wajar jika banyak orang
mengatakan banyak pemimpin yang haus akan kekuasaan. Mereka berlomba-lomba menjadi
penguasa untuk mendapat fasilitas, uang, dan pengaruh. Kekuasaan dimanfaatkan untuk
kepentingan kelompoknya. Mereka seakan lupa bahwa kekuasaan adalah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan. Korupsi dan godaan duniawi mudah menjerat seluruh elemen bangsa
ini, dari tingkat tertinggi sampai terendah. Kepentingan pribadi dan golongan akhirnya muncul
sebagai pemenangnya, mengalahkan kepentingan bangsa. Krisis karakter telah mewarnai
perjalanan bangsa ini.
2.3

Krisis

Karakter

sebagai

Resisten

bagi


Kemajuan

Barmasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
Krisis karakter telah mengancam persatuan dan kesatuan yang seharusnya menjadi modal
dasar untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang menghargai keberagaman. Jika
krisis karakter bangsa Indonesia tidak segera dibenahi, maka tujuan pembangunan bangsa
Indonesia dikhawatirkan tidak tercapai. Hal itu karena karakter bangsa umumnya bersifat
kolektif atau akumulasi dari karakter pribadi seluruh warga bangsanya.
Untuk menumbuhkan karakter yang baik perlu dilakukan pembinaan, dan hal itu sangat erat
korelasinya dengan kekuatan yang dimiliki bangsa dalam menyelenggarakan pembangunan.
Karakter positif adalah energi penggerak utama yang akan mendayagunakan semua modal yang
dimiliki suatu bangsa dalam mencapai cita-cita menyatakan bahwa karakter bangsa sama
pentingnya dengan sumber daya fisik yang dimiliki bangsa itu, untuk mencapai kemajuan

bangsanya . Kita sebagai Mahasiswa Kristen diharapkan sebagai penggerak pemberdayaan yang
populis untuk menyelesaikan degradasi karakter bangsa.
Mahasiswa Kristen dituntut untuk berkiprah di masyarakat di berbagai bidang. Yang
terpenting adalah peranan itu harus transformatif, yang membawa perubahan dan ditujukan
untuk semua golongan di masyarakat tanpa memandang suku, agama dan sebagainya. saat ini

peran mahasiswa Kristen dan organisasinya dalam upaya membenahi krisis karakter bangsa
belum terlalu terlihat. Generasi muda Kristen, dengan integritasnya sebaiknya tampil memiliki
jati diri dan siap menjadi pemimpin yang berkarakter, siap menggemakan semangat bangkit dari
keterpurukan dan rasa saling menyakiti antar komponen bangsa, dan siap menjadi pioner gerakan
nasionalisme.
Namun apa yang terjadi,kebanyakan umat Kristen bangsa kita lebih senang berhura-hura,
malas berpikir dan berdiskusi, tidak serius belajar serta terlanjur terjerumus dalam modernisasi
yang membuat mereka menjadi kaum oportunis. Secara tak sadar, para generasi muda dihinggapi
dengan pandangan dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan
bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan.Hambatan dan
proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Mereka adalah manusia yang dididik agar menjadi intelektual yang kontributif, mampu
mamahami permasalahan di sekitarnya, kemudian menganalisis serta menerapkan solusi masalah
tersebut dalam bentuk nyata. Tapi apa daya,definisi tak selaras dengan implementasi. Mereka
belum mampu membuat harapan bangsa ini menjadi kenyataan yang lebih baik dari sebelumnya.
Kebanyakan mereka tidak memaknai peran yang diemban, posisi di mana mereka berada, serta
fungsinya di mata masyarakat. Hanya lebih menonjolkan individualisme yang demikian
melambung.
2.4

Jati Diri Umat Kristen yang Rusak
Bagaimana dengan umat Kristen sendiri? Keadaannya juga tidak jauh beda dengan

mahasiswa pada umumnya Mahasiswa Kristen pun banyak melakukan tindakan seperti yang
disebutkan di atas..Mahasiswa Kristen juga banyak yang melakukan kejahatan,.Bahkan peran
mahasiswa Kristen sebagai garam dan terang dunia,untuk menerangi dunia yang rusak ini juga
tidak terlihat.Malah terkadang mahasiswa Kristen sendiri melakukan hal yang lebih parah.Jika
kita ingin melihat buktinya,coba kunjungi penjara atau lembaga pemasyarakatan.Tidak

heran,banyak nama nama mahasiswa Kristen yang ada di dalamnya. Apakah ini yang disebut
mahasiswa Kristen?
Bukan hanya itu,terkadang umat Kristen juga terpengaruh sikap yang tidak terpuji,seperti
hedonisme,apatisme dan eksklusivisme. Berapa banyak kita lihat di kampus mahasiswa Kristen
yang hanya mau bergaul dengan sesama Kristen, bahkan terkadang hanya ada yang mau bergaul
dengan teman gerejanya saja. Nampaknya Pemuda dan mahasiswa Kristen di Indonesia perlu
mengubah pandangannya mengenai kemajemukan berbangsa dan bernegara guna menghilangkan
sikap eksklusivisme di tengah kehidupan masyarakat.
2.5

Bagaimana Seharusnya Tanggung Jawab Umat Krusten dalam

Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara?
Jika kita lihat lagi,akar semua permasalahan yang ada pada bangsa ini disebabkan karena
permasalahan karakter. Karena itu, karakter umat Kristen sejati sangat diperlukan.Adalah hal
yang mustahil memisahkan antara kepemimpinan Kristen dengan karakternya, antara
kepemimpinan Kristen dengan kehidupan spiritualitasnya. Ini adalah yang paling penting bila
hendak membangun umat Kristen yang berhikmat dan berdedikasi tinggi bagi bangsa, Bangsa ini
perlu ditolong terutama dalam membangun karakternya, dan kita semua harus berperan di
dalamnya.
Umat Kristen seharusnya memiliki jati diri ganda: warga dunia sekaligus warga surga. Dua
jati diri itu tidak dikotomis, melainkan saling mengisi. Dalam perspektif iman Kristen yang
holistik, mencintai Tuhan menjadi nyata dalam mencintai sesama dan dalam tingkat berbangsa
adalah mencintai negeri. Pertanyaannya, bagaimana seorang Mahasiswa Kristen mewujudkan
cinta akan negeri?Pertama, sudah sewajarnya mahasiswa Kristen menjadi bagian dari barisan
penegak demokrasi dalam masyarakat yang majemuk bersama dengan komunitas umat lain yang
juga memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan pluralisme. Kedua, berangkat dari keyakinan
bahwa imannya adalah hidup, mahasiswa Kristen ditantang untuk mewujudnyatakan iman itu
dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Negeri kita sedang membangun dan mengisi kemerdekaan. Seyogianya umat Kristen
berperan dalam menentukan sifat dan arah pembangunan demi tanggung jawab atas masa depan
bangsa, diibaratkan menjadi terang dalam semua bidang, khususnya bidang-bidang yang besar
pengaruhnya atas sifat dan arah pembangunan.Mahasiswa Kristen ditantang untuk memberi

kontribusi dalam membangun etos kerja, mengikis struktur-struktur yang korup, memerangi
kemiskinan, mengurai proses pembodohan dan mencerdaskan bangsa, membuka jalan kepada
dialog peradaban berhadapan dengan globalisasi dan modernitas..Jadi,pada dasarnya, iman
Kristen diharapkan menjembatani kesenjangan antara agama dan masyarakat.
Selain itu, sebagai umat Kristen kita dapat berperan aktif dalam Pelayanan
Mahasiswa,karena Pelayanan umat Kristen adalah pelayanan yang membentuk karakter pribadi
tiap mahasiswa,sehingga mampu menciptakan kader-kader handal yang dikemudian hari mampu
untuk berkarya dan berbakti dengan integritas yang baik di dalam sistem-sistem birokrasi yang
ada Kalau dulu Allah memanggil Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego – mahasiswamahasiswa Babel saat itu – untuk memberikan pengaruh besar bagi Babel, tentu bukan tidak
mungkin Tuhan sedang mempersiapkan Daniel-Daniel baru, di abad modern ini, untuk menjadi
alat kasih Allah melalui Pelayanan Mahasiswa.
2.6 Tanggung Jawab Mahasiswa Kristen sebagai Agen Perubahan
dalam Krisis Karakter Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
Krisis karakter bangsa merupakan sebuah fenomena yang terjadi pada berbagai kalangan
dan lapisan masyarakat. Fenomena yang begitu gencar terdengar dan diberitakan melalui hampir
seluruh media massa merambah hampir keseluruh lapisan masyarakat. Tanpa perlu melangkah
jauh-jauh, perstiwa-peristiwa yang dapat mewakili corak krisis tersebut pun ada disekitar kita
dan begitu dekat.
Krisis karakter bangsa dapat diartikan sebagai kemerostan karakter bangsa. Acuan yang
dipakai untuk melihat kadar krisis karakter adalah standar yang berasal dari Allah sendiri.
Kondisi karakter yang mengalami krisis adalah ketika kualtias karakter tersebut sangat merosot
karena tidak sesuai dengan standar Allah. Krisis karakter bangsa secara nyata tercermin pada
karakter para pemimpin bangsa dan negara, misalnya di Amerika, kita mengenal skandal Water
Gate dan perselingkuhan Presiden Clinton; sedangkan apabila kita memperhatikan perjalanan
sejarah kepemimpinan di Indonesia, tampak sekali bahwa suksesi pucuk pemimpin negara belum
dapat berjalan mulus karena para pemimpin yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat
tidak memiliki karakter positif yang mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia yang
menjunjung tinggi nilai – nilai kemasyarakatan dan agama, seperti melakukan korupsi, kolusi,
dan nepotisme.

Lalu, sumbangsi apakah yang dapat kita berikan sebagai mahasiswa Kristen dalam
mendorong terciptanya suatu perubahan dan pelepasan diri bangsa dari krisis multidemensi ini?
Hal apa saja yang perlu kita persiapkan untuk ambil bagian sebagai agen perubahan? Dan
bagaimanakah langkah – langkah yang harus kita tempuh guna mewujudkan kehidupan karakter
bangsa yang baik dalam segala aspek kehidupan?
Dalam kondisi krisis seperti yang telah dijabarkan di atas, tidak akan ada satu orang pun
yang dapat mengobati dan memulihkan kondisi krisis tersebut. Tidak ada yang bisa merubah
karakter siapapun dan kondisi apapun. Apalagi memulihkan krisis karakter bangsa. Ini
nampaknya seperti hal yang mustahil, namun sesungguhnya tetap ada yang harus dikerjakan
secara khusus oleh mahasiswa Kristen dalam Bangsa ini. Mahasiswa Kristen yang dimaksud
disini adalah setiap mahasiswa yang telah mengenal Kristus, dan hidup baru di dalam Nya.
Pertanyaan yang dapat langsung muncul adalah kenapa mahasiswa? Mahasiswa tak
diragukan lagi telah banyak berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negeri Indonesia
pada umumnya Semboyan ”Student Today, Leader Tomorrow” menunjukkan bahwa mahasiswa
adalah calon pemimpin masa depan yang setelah dipersiapkan di dunia kampus akan memberi
pengaruh positif dalam kehidupan bermasyarakat dan bergereja. Kegerakan yang dapat
mahasiswa bawa pun bisa berdampak sangat luas, karena kampus sebagai tempat mahasiswa
menuntut ilmu adalah sebuah tempat yang strategis. Kampus menjadi gerbang terakhir dalam
sebuah jenjang pendidikan formal sangatlah potensial untuk menjadi tempat memperkenalkan
Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, atau yang disebut sebagai penginjilan. Pada zaman ini
setiap pemimpin di bangsa ini akan melewati pintu pendidikan terlebih dahulu. Sehingga apabila
pekabaran injil di dalam kampus diabaikan maka ini akan berakibat sangat fatal tentunya.
Mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan harus dibekali dengan sungguh-sungguh,
sehingga ketika mereka terjun ke masyarakat, mereka membawa pengaruh yang positif.
Peran yang menajadi tanggung jawab mahasiswa Kristen emban adalah menjadi terang di
tengah bangsa. Bagian alkitab yang menjadi pokok acuan adalah dalam Filipi 2:12-16: ”…
sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan
yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,
sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus….”

Bagian ini dengan jelas menjelaskan bahwa setiap mahasiswa Kristen akan hidup di tengahtengah angkatan yang bengkok hati, dan satu panggilan jelas adalah menjadi terang yang
bercahaya dan tetap berpegang pada firman Kehidupan sehingga melalui eksistensi dan hidup
kita orang dapat mengenal siapa Allah yang kita sembah.
Ini mendorong kita untuk memikirkan bersama langkah-langkah konkrit yang di ambil
sebagai mahasiswa Kristen. Satu bagian Alkitab yang sangat baik untuk dicermati terkait dengan
peran konkrit mahasiswa Kristen sebagai terang di tengah Zaman yang bengkok hatinya ini
terdapat pada bagian Yesaya 49 – 50. Lembaga Alkitab Indonesia memeberi judul ”Hamba
Tuhan sebagai terang di tengah-tengah segala bangsa” serta ”Ketaatan hamba Tuhan”.
Pertama, hidup mejadi terang. Salah satu slogan yang sangat baik adalah ”Lifestyle as an
evangelism”. Bagaimana dengan hidup kita orang-orang dapat mengenal Kristus dan
memberitakan pembebasan atas perhambaat dosa yang mengikat (Yes 49:9) lewat setiap
perkataan dan perbuatan kita (Yes 49:2, 50:4). Menjadi teladanNya yang nyata lewat hidup
sehari-hari.
Kedua, terlibat dalam kegerakan pelayanan mahasiswa secara aktif. Ini adalah salah satu
langkah strategis, terstruktur, terorganisir dan terkoneksi dengan berbagai kegerakan pelayanan
mahasiswa di seluruh dunia. Menghidupi semangat Penginjilan dan Pemuridan. Dua hal utama
dalam kegerakan pelayanan mahasiswa yang terbukti telah membawa dampak dalam
pembentukan karakter siswa dan mahasiswa yang akan menjadi agen penerus dan pembaharu
bangsa.
Ketiga, memaksimalkan setiap kesempatan berharga untuk belajar dan berproses di kampus
sehingga menjadi generasi yang unggul di dalam bidang penjurusan masing-masing.
Menggumulkan visi hidup di hadapan Tuhan terkait dengan segala talenta, bakat dan minat yang
sudah Tuhan berikan, dan dipakai untuk menjangkau jiwa dan memberitakan injil Kristus dalam
segala bidang.
Keempat, berani mengambil bagian dalam kancah politik dan pemerintahan sesuai
panggilan hidup pribadi di hadapan Tuhan. Terus memperbaharui informasi berita pergerakan
bangsa dan kekristenan dan rindu untuk mengambil bagian di dalamnya dan bukan justru anti
dan lebih memilih diam untuk aman. Tapi berani menyatakan kebenaran lewat pemerintah yang

adalah pengambil keputusan dalam bangsa juga dalam penyusunan berbagai kebijakan dan
kurikulum pendidikan bangsa.
Akhirnya, kita dapat mengingat pesan Yesus dalam Matius 5:16 “Demikianlah hendaknya
terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan
memuliakan Bapamu yang di sorga.”. Be the light of God in this world.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penulis berkesimpulan bahwa sebenarnya mahasiswa Kristen punya peluang besar untuk bisa
membawa dampak bagi bangsa ini, berperan dalam masalah krisis karakter bangsa. Kita semua
sebagai mahasiswa Kristen harus bersama-sama bersungguh-sungguh bekerja sama memberikan
dampak bagi bangsa ini.. Kita harus senantiasa bersyukur pada Tuhan, bertanggung jawab pada
segala hal yang diberikan Tuhan. Kita harus senantiasa mempelajari Firman Tuhan dan
membagikan kasih karunia Allah kepada orang-orang di sekitar kita. Jika ini kita lakukan, bukan
tidak mungkin bangsa Indonesia mempunyai karakter yang baik, dan bisa lepas dari berbagai
pandangan negatif negara-negara lain. Saya membayangkan, akan sangat indah jika Indonesia
menjadi negara maju, negara yang bermoral, mempunyai karakter yang baik, dan pada saat
bersamaan Kristen juga berkembang pesat di Indonesia, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Inilah tantangan bagi kita umat Kristen di Indonesia, khususnya para mahasiswa Kristen.
Mampukah? Sekali lagi, bukan masalah mampu atau tidak, melainkan mau atau tidak! Soli Deo
Gloria!
3.2 Saran
Mari berbuat yang terbaik untuk bangsa, karena kemajuan bangsa adalah kebanggaan bangsa
tersebut. Mahasiswa Kristen harus menjadi garam dan terang dunia dimanapun berada untuk
mewartakan cinta kasih sebagaimana Tuhan Yesus telah ajarkan. Milikilah karakter Ilahi, yang
rela melayani sesama tanpa minta dilayani, serta tidak membeda-bedakan dan siap bekerjasama
dengan siapa saja.