4. Peran Sosial dalam Politik
1 Part
4 PERAN SOSIAL DALAM
Pokok Bahasan :
- Struktur Politik • Proses Politik • Budaya Politik • Elite Politik • Stratifikasi Politik • Dramaturgi Politik
Struktur Politik
- Struktur politik dapat diartikan sebagai pelembagaan
hubungan organisasi antara elemen-elemen yang membentuk suatu sistem politik.
Struktur politik berkaitan dengan alokasi nilai-nilai yang
◦
bersifat otoritatif dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan.
Kekuasaan itu sendiri harus diartikan sebagai kapasitas,
◦
kapabilitas, kemampuan untuk mempengaruhi, meyakinkan, mengendalikan, menguasai dan memerintah orang lain. Kapasitas dalam hal ini berhubungan erat dengan wewenang ( authority ), hak ( right ), dan kekuatan fisik ( force ).
- Struktur politik pada kenyataannya terdiri dari :
1. unsur-unsur yang bersifat informal , yaitu unsur di luar lembaga
pemerintahan yang dapat mempengaruhi, menyalurkan, menterjemahkan, dan mengkonversikan tuntutan dan dukungan untuk dirumuskan kedalam keputusan politik.
a) partai politik, yaitu kelompok masyarakat dengan keanggotaan terbuka yang memfokuskan kegiatannya pada seluruh spektrum negara atau politik,
b) kelompok kepentingan, yaitu kelompok atau organisasi yang berusaha mempengaruhi kebijakan pemerintah untuk mempromosikan dan mempertahankan kepentingan tertentu dan
c) elite politik, yaitu sejumlah tokoh politik yang mempunyai peran dalam semua fungsi politik dan mempunyai akses langsung terhadap kekuasaan.
Alat komunikasi masa sebagai pembentuk opini publik.
2. Unsur-unsur yang bersifat formal , yaitu unsur yang berada di dalam pemerintahan yang sah untuk mengidentifikasikan masalah-masalah, menentukan dan menjalankan keputusan-keputusan yang mengikat masyarakat untuk mencapai kepentingan umum.
- Struktur politik pada dasarnya menjalankan tiga fungsi politik pokok :
1. Sosialisasi politik Adalah proses dimana seorang individu dapat mengenali sistem politik yang kemudian dapat menentukan sikap dan persepsi-persepsinya mengenai politik dan reaksinya terhadap gejala politik.
2. Rekrutmen politik Rekrutmen politik merupakan proses dimana individu menjamin dan mendaftarkan diri untuk menduduki jabatan politik. Proses rekrutmen dapat bersifat formal dan informal.
3. Komunikasi politik.
Komunikasi politik dapat diartikan sebagai proses dimana informasi politik yang relevan dapat diteruskan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lain, dan dintara sistem sosial dengan sistem politik. Komunikasi politik merupakan sarana tukar menukar infomasi antara anggota masyarakat dengan penguasa.
Proses Politik
• Proses politik dapat dimulai dari mana saja, misalnya aktivitas dimulai dengan
usulan masyarakat yang berupa input ke suprastruktur. Dalam menanggapi usulan ini, suprastruktur dapat memilih satu diantara beberapa pilihan yaitu : memilih satu di antara masukan, mengonversikan semua masukan dan mencari alternatif lain. Setelah masukan diolah, suprastruktur melahirkan hasil atau output yang berupa kebijakan/peraturan/UU untuk kemudian didistribusikan kepada masyarakat. Dalam masyarakat, output tersebut akan ditanggapi. Tentunya ada masyarakat yang setuju dan ada yang tidak setuju dengan keputusan/kebijakan yang dibuat.
feed back berupa dukungan
- Jika masyarakat setuju, tentu akan membuat
dan mungkin akan ada masukan berupa tuntutan yang lain. Akan tetapi bagi masyarakat yang tidak setuju, akan memberikan masukan berupa peningkatan tuntutan. Proses ini akan berlangsung terus. Jika kelompok yang tidak setuju selalu diabaikan, pada suatu ketika akan sampai pada
apatisme dan tidak mau lagi memberikan masukan apapun. Jika ini terjadi, maka sangat berbahaya bagi kelangsungan sistem.
Budaya Politik
- Budaya politik merupakan aspek penting dan berpengaruh terhadap sistem politik.
- Budaya politik berkembang dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat.
- Kegiatan politik meliputi masalah legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses
pembuatan kebijakan pemerintah, kegiatan partai-partai politik perilaku aparat negara, dan gejolak masyarakat terhadap kekuasaan. Dengan demikian budaya politik secara langsung mempengaruhi kehidupan nasional.
- Budaya pada dasarnya merupakan perkembangan
pemikiran dan akal budi manusia yang menghasilkan tata nilai.
- Alan R. Ball menyatakan bahwa budaya politik dapat
diartikan sebagai seperangkat sikap, keyakinan,
simbol-simbol, dan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat
yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik.
- Dalam hal ini budaya politik terdiri dari sikap,
keyakinan, dan tata nilai yang berlaku pada seluruh anggota masyarakat dan melekat pada kebiasaan hidup masyarakat.
G. Bingham Powell
- Gabriel A. Almond dan
Jr. menyatakan, bahwa budaya Politik
merupakan dimensi psikologi dari sistem politik yang bersumber dari perilaku lahiriah manusia berdasarkan penalaran-penalaran yang sadar. Artinya budaya politik menjadi lingkungan psikologis bagi terselenggaranya dinamika politik dan terjadinya proses pembuatan kebijakan publik. Dalam hal ini budaya politik lebih mengedepankan pada aspek
perilaku non-aktual, seperti orientasi, sikap,
nilai, maupun keyakinan .- Budaya politik merupakan aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas
pengetahuan, adat istiadat, tahayul atau mitos, yang dikenal dan diakui oleh sebagian besar masyarakat.
- Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin yang menekankan pada
materi, seperti sosialisme, demokrasi, atau nasionalisme dan dari aspek generik atau menekankan pada analisis bentuk, ciri-ciri, dan peranan, seperti militan, terbuka, tertutup. menyangkut sikap dan norma, yaitu sikap terbuka
- Bentuk budaya politik
dan tertutup, dan tingkat militan seseorang terhadap orang lain dalam pergaulan masyarakat, pola kepemimpinan (konformitas atau mendorong inisiatif kebebasan, sikap terhadap mobilitas (mempertahankan status quo atau mendorong mobilitas), prioritas kebijakan (menekankan ekonomi atau politik).
- Gabriel Almond dan Sidney Verba membedakan budaya politik
berdasarkan sikap politik sebagai cerminan budaya politik :
mempunyai kesadaran tinggi dan membedakan perhatian terhadap sistem politik. Budaya politik ini pada umumnya terdapat pada masyarakat demokratik industrial yang dapat mendorong munculnya kompetisi partai politik.
2. Budaya Politik Subyek , yaitu budaya politik dimana warga negara memiliki pemahaman dan perhatian terhadap sistem politik, namun memiliki keterlibatan secara pasif. Dalam budaya ini sulit untuk mengharapkan partisipasi politik warga negara dan tidak banyak menumbukan kontrol terhadap berjalannya, sistem politik. Budaya ini terdapat pada sistem otoriter, dimana walaupun ada partisipan politik namun sebagian besar rakyat hanya menjadi subyek yang pasif.
3. Budaya Politik Parokial , yaitu merupakan bentuk budaya politik yang paling rendah, dimana masyarakat tidak memiliki minat maupun kemampuan untuk berpartisipasi dalam politik. Dalam budaya ini ada kesulitan untuk membangun demokrasi, karena kompetensi dan keberdayaan politik yang tidak muncul. Budaya politik ini terdapat pada sistem demokratis pra-industri.
Elit Politik
- Elite politik menurut Pareto, Mosca, dan Michels adalah sekelompok kecil
masyarakat yang mempunyai pengaruh besar dan atau kekuasaan politik besar dalam sebuah sistem politik.
- Elite politik menurut Pareto terbagi berdasarkan : 1. Kekuasaan politik.
Gagasan Pareto tentang pemeringkatan orang berdasarkan pemilikan akan barang, yang berwujud kekayaan, kecakapan, atau kekuasaan politik merupakan hal yang menunjukan prinsip elit.
2. Hakikatnya orang hanya dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu mereka yang memiliki kekuasaan politik penting dan yang tidak memiliki.
3. Secara internal, elit bersifat homogen, bersatu dan memiliki kesadaran kelompok
4. Elit mengatur sendiri kelangsungan hidupnya ( self
perpectuating ) dan anggotanya berasal dari suatu lapisan masyarakat yang sangat terbatas.
5. Kelompok elit pada hakikatnya bersifat otonom, kebal akan gugatan dari siapapun di luar kelompoknya mengenai keputusan yang dibuatnya.
- Untuk mengkaji elit politik perlu diperhitungkan beberapa hal ; 1. Ruang lingkup kekuasaan.
Dalam kaitan ini perlu dilihat jangkauan kekuasaan seseorang dalam pembuatan keputusan.
2. Kualitas pengaruh, Apakah mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung
3. Reaksi dari aktor lain, Perlunya memperhitungkan reaksi dari aktor-aktor lain, terutama kekuatan dari aktor lain.
Stratifikasi Politik
- Stratifikasi politik muncul karena ketidaksamaan kekuasaan yang dipunyai manusia.
- Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. minat pada politik, 2. pengetahuan dan pengalaman politik, 3. kecakapan dan sumberdaya politik, 4. partisipasi politik, 5. kedudukan politik dan 6. kekuasaan politik.
Stratifikasi politik menurut Robert D. Putnam :
Strata 1 :
Kelompok pembuat keputusan, yaitu orang-orang yang secara langsung terlibat dalam pembuatan kebijakan nasional
Strata 2 :
Kaum berpengaruh, yaitu individu-individu yang memiliki pengaruh tidak langsung atau implikasi yang kuat, biasa dimintakan nasehatnya, pendapatnya yang diperhitungkan oleh pembuat kebijakan.
Strata 3 :
Aktivis, yaitu warganegara yang mengambil bagian aktif dalam kehidupan politik dan pemerintahan, meliputi anggota partai politik, birokrat tingkat menengah, editor surat kabar dan para penulis.
Stara 4:
Publik peminat politik, yaitu orang-orang yang menganggap politik sebagai tontonan yang menarik. Biasanya terdiri dari orang-orang yang attentive public, yang memiliki banyak informasi, membentuk pendapatnya sendiri, memiliki wawasan luas dan dapat mendiskusikannya dengan baik jalan permainan, walaupun jarang langsung terjun dalam praktik.
Strata 5:
Kaum pemilih, adalah warga negara yang biasa dan hanya dapat mempengaruhi kehidupan politik nasional saat diselenggarakan pemilu.
Strata 6:
Nonpartisipan, yaitu orang-orang yang hanya menjadi objek politik, bukannya aktor. Secara politik tidak punya kekuatan sama sekali, dan biasanya menghindari kehidupan politik atau menjadi terasing dari kehidupan politik.
Dramaturgi Politik • Dramaturgi adalah sandiwara kehidupan yang disajikan oleh manusia.
- Menurut Goffman kehidupan sosial itu dapat dibagi menjadi “wilayah depan” (front region) dan “wilayah belakang” (back region). Wilayah depan merujuk
kepada peristiwa sosial yang menunjukan bahwa individu bergaya atau menampilkan peran formalnya. Sebaliknya wilayah belakang merujuk kepada tempat dan peristiwa yang yang memungkinkannya mempersiapkan perannya di wilayah depan. Wilayah depan ibarat panggung sandiwara bagian depan (front stage) yang ditonton khalayak penonton, sedang wilayah belakang ibarat panggung sandiwara bagian belakang (back stage) atau kamar rias tempat pemain sandiwara bersantai, mempersiapkan diri, atau berlatih untuk memainkan perannya di panggung depan.
- Personal front mencakup bahasa verbal dan
bahasa tubuh sang aktor. Misalnya, berbicara sopan, pengucapan istilah-istilah asing, intonasi, postur tubuh, ekspresi wajah, pakaian, penampakan usia dan sebagainya.
- Kantor
- Atribut
- Back stage atau wilayah belakang ibarat panggung
- Kegiatan
- Kampanye
sandiwara bagian belakang (back stage) atau kamar rias tempat pemain sandiwara bersantai, mempersiapkan diri, atau berlatih untuk memainkan perannya di panggung depan.
Partai
Partai
Partai
social
- Penyiapan
kader
- Cara
Mobilisasi Massa
- Juru
kampanye
- Artis
- Goffman mengasumsikan bahwa ketika
orang-orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan diterima orang lain. Ia menyebut upaya itu
sebagai “pengelolaan pesan” (impression
management), yaitu teknik-teknik yang digunakan aktor untuk memupuk kesan- kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
• Dramaturgi atau peran social dalam politik adalah peranan yang diambil
para actor politik dalam mencapai tujuan politiknya. Peranan ini meliputi peran yang dilihat orang atau rakyat atau konstituen/pemilih maupun peran dibelakang layar dalam mempersiapkan kemenangan dirinya.
- Para actor politik ini berusaha menarik perhatian khalayak dengan
mencitrakan dirinya secara positif (gagah, ganteng, cantic, kharismatik, bijaksana, pintar, kaya, peduli pada rakyat, cinta tanah air dsb.
- Para actor politik membentuk opini masyarakat dengan menggunakan
berbagai media dalam menarik simpati masyarakat. Media luar ruang, spanduk, media massa, media massa online, media social dll. Mereka terbiasa berdebat di media terkait program dan masalah-masalah negara dan bangsa, dengan menggunakan segala macam atribut dan strategi.